pp case fadly.ppt
TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
Hipoglikemi ec DM tipe IIMuhammad Fadly, S.ked
110 2002 183
Pembimbing: Dr.Didiet Pratignyo, Sp.PD.
Identitas Pasien Nama : Ny. A
Usia : 39 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : ketileng
Berobat : 10-09-2012
Ruangan : Nusa Indah RSUD Cilegon
Anamnesa
Keluhan Utama :
Demam.
Keluhan Tambahan :
Lemas dan muntah
AnamnesaRiwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke UGD RSUD Cilegon dengan keluhan panas 3 hari naik turun, tinggi malam hari SMRS. Pasien mengeluh muntah setiap habis makan, sudah di obati dan sembuh. Setelah itu pasien penurunan kesadaran tiba-tiba dan sebelumnya pasien minum obat 4 macam saat tidur dan sesak 01.30. Menurut pasien BAB normal dan BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
DM tipe II.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluarga pasien yang tinggal bersebalahan rumah
menyangkal mengalami gejala yang sama seperti
yang terjadi pada pasien.
Pemeriksaan FisikDilakukan pada tanggal 10-09-2012, pukul 14.00 WIB.
VITAL SIGNS:
- Kesadaran : Compos mentis
- Keadaan Umum : Sakit Sedang
- Tekanan Darah : 90/60 mmHg
- Nadi : 80 kali/menit, regular
- Respirasi : 20 kali/menit, cepat dan dalam
- Suhu : 360C
- TB/BB : tidak diukur
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS:
- Kulit, Kepala, Rambut, Alis: Dalam batas normal
Mata: KA -/- , SI -/-
THT: Dalam Batas Normal
Mulut : Gusi tidak hipertropi juga tidak berdarah , lidah kotor.
Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB, Tidak terdapat pembesaran tiroid, trakea tidak deviasi.
Pemeriksaan Fisik Thoraks: Normal, Simetris kiri dan kanan.
Paru-paru:
Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris,tidak terdapat retraksi
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris bilateral
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru.
Auskultasi: Vesikuler kanan dan kiri, tidak terdapat rhonki, tidak terdapat wheezing.
Pemeriksaan Fisik- Abdomen:
Inspeksi: dbn
Auskultasi: Bising usus normal,
Palpasi: Supel, turgor baik, tidak terdapat nyeri tekan epigastrium, tidak ada nyeri lepas, tidak teraba pembesaran organ.
Perkusi: Suara timpani di semua lapang abdomen, tidak terdapat nyeri ketuk.shifting dullness (+)
- Ekstrimitas: Akral hangat, tidak terdapat udem di ke-empat ekstrimitas,
Pemeriksaan PenunjangLaboratorium (10-09-2012, IGD)
Hb: 10.0 g/dl
Leuko : 19800 /uL
Ht : 26,8 %
Trombosit : 535.000
GDS : 13 mg/dl
Natrium: : 136,1 mmol/l
kalium : 2,55 mmol/l
chlorida : 99,1 mmol/l
SGOT : 71u/l
SGPT : 72 u/l
Ureum : 39 mg/dl
Kreatinin : 1,1
Radiografi: kesan: KP Aktif dextra dengan pleuritis dextra
Diagnosis
Diagnosis Kerja :
10-09-2012, IGD: hipoglikemia+hipokalemi+DM tipeII
Terapi yang diberikan
Non Farmakologi:
Edukasi.
Diet DM 1500 kkal.
Farmakologis (IGD):IVFD D10 20 tpm 20 tetes selanjutnya.
Bolus D40% 2 flacon cek ½ jam kemudian.
Acran inj 2x1
Ceftriaxon 1x2gr drip NaCl 100
Prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
11-09-2012
Batuk. TD: 100/60 mmHg
N: 82 x/m
R: 20 x/m
S: 36 0C
Pf:
Mata: CA-/- SI -/-
Thorax: Simetris
Cor: BJ 1 2 reg,G -, M -
Pulmo: VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abd: BU +, NT -
Ext: Akral Hangat,
Lab:
GDS: 160
Ureum: 24
Kreatinin: 0,6
SGOT: 21
SGPT: 31
Natrium: 131
Kalium: 3,81
Chlorida: 102,7
Hipoglikemi ec DM tipe II.
Hipokalemi teratasi
RL:D5% (1:2) 20 tpm
NaCl 20tpm
Ceftriaxon inj 1x2gr
Ranitidin inj 2x1
Ondansentron 3x4mg
Nystatin 3x1c
Lansoprazol 1-0-1
KSR 3x1
Cek GDS per 6 jam
12-09-2012
Batuk
pusing
TD: 100/60
N:84 x/m
R:20 x/m
S:36,5 0C
Pf:
Mata: CA-/- SI -/-
Thorax: Simetris
Cor: BJ 1 2 reg,G -, M -
Pulmo: VBS +/+, Rh -/-, Wh
-/-
Abd: BU +, NT -
Ext: Akral Hangat,
Lab:
- GDS: 153
- SGOT: 21
SGPT : 31
Ureum : 34
Kreatinin: 0,6
Hipoglikemia ec DM tipe II.
Hipokalemia teratasi.
Terapi lanjut.
RL 20 tpm.
KSR stop.
Cek GDS per 12 jam
Diet 1900 kal.
14-09-2012
Tidak ada keluhan.
TD:100/70
N: 80 x/m
R: 20 x/m
S:36 0C
Pf:
Mata: CA-/- SI -/-
Thorax: Simetris
Cor: BJ 1 2 reg,G -, M -
Pulmo: VBS +/+, Rh -/-,
Wh -/-
Abd: BU +, NT –.
Ext: Akral Hangat.
Hipoglikemia teratasi ec DM tipe II.
Hipokalemia
teratasi.
TB paru relaps.
Dm tipe II.
Streptomycin inj 1x 750 im
Oral:
Lansoprazol 1-0-1
Curcuma 3x1
R/H/Z/E:
450/300/1000/1000
BLPL.
Daftar Masalah
Penurunan kesadaran. Demam. DM tipe II.
Dasar Diagnosis
Pada hetero anamnesis pasien mengalami
penurunan kesadaran setelah meminum obat 4
macam penurun gula darah.
Pasien tidak pernah mengalami gejala seperti ini
sebelumnya.
Terdapat keluarga dan tetangga pasien yang
mengalami gejala yang sama dengan pasien.
Tinjauan Pustaka
Hipoglikemi pada pasien diabetes tipe 1(DMT 1) dan diabetes tipe 2 (DMT 2) merupakan faktor penghambat utama dan mencapai sasaran kendali glukosa darah normal. Tidak ada defenisi kendali glukosa darah yang baik dan lengkap tanpa menyebutkan bebas dari hipoglikemia.
Faktor paling utama menyebabkan hipoglikemia sangat penting dalam pengelolaan diabetes adalah ketergantungan jaringan saraf pada asupan glukosa yang berkelanjutan. Glukosa merupakan bahan bakar metabolisme yang utama untuk otak. Oleh karna otak hanya menyimpan glukosa (dalam bentuk glikogen) dalam jumlah yang sangat sedikit, fungsi otak yang normal sangat tergantung asupan glukosa dari sirkulasi. Gangguan pasokan glukosa yang berlangsung lebih dari beberapa menit dan dapat menimbukan disfungsi system saraf puasat,gangguan kognisi dan koma
Definisi dan diagnosis,hipoglikemia secara harfiah berarti kadar glukosa
darah dibawah harga normal. Walaupun kadar glukosa plasma puasa
pada orang normal jarang melampaui 99 mg%(5,5 mmol/L),tetapi
kadar<108 mg%(6 mmol/L) masih dianggap normal.kadar glukosa
plasma kira-kira 10% lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
glukosa darah keseluruhan(whole blood)karna erittrosit mengandung
kadar gluklosa arteri lebih tinggi dibandingkan vena.
PENYEBABPada pasien diabetes hipoglikemia timbul akibat peningkatan kadar insulin
yang kurang tepat,baik sesudah penyuntikan insulin subkutan atau karena obat yang meningkatkan sekresi insulin seperti sulfonilurea. oleh sebab itu dijumpai saat-saat dan keadaan tertentu dimana pasien diabetes mungkin akan mengalami kejadian hipoglijkemia. Sampai saat ini pemberian insulin masih belum sepenuhnya dapa menirukan(mimicking)pola sekresi insulin yang fisiologis.makan akan meningkatkan kadar glukosa darah dalam beberapa menit dan mencapai puncak sesudah 1 jam
TERAPI HIPOGLIKEMIA PADA DIABETES
Glukosa oral.sesudah diagnosis hipoglikemia ditegakan dengan pemeriksaan glukosa darah kapiler, 10-20g glukosa oral harus segera diberikan.idialnya dalam bentuk tablet, jelly,atau 150-200 ml minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar dan nondiet cola.sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak di dalam coklat menghambat absobrsi glukosa. Bila belumada jadwal makan dalam 1-2 jam perlu diberikan tambahan 10-20 g karbohidrat kompleks.bila pasien mengalami kesulitan menelan dan keadaan tidak terlalu gawat, pemberian madu atau gel glukosa lewat mukosa rongga mulut (buccal)mungkin dapat dapat dicoba.
Pencegahan
Untuk mencegah komplikasi menahun,ancaman timbulnya hipoglikemia merupakan faktor limitasi utama dalam kendali glikemipada pasien DMT 1 dan DMT 2 yang dapat terapi insulin.dengan mengenal gejala awal hipoglikemia yang lebih berat.ketidak mampuan pasien mengenal gejala dini hipoglikemia, menyebabkan pasien rentan terhadap kejadian hipoglikemia.hipoglikemia unawareness timbul akibat gangguan respon fisiologis simptoaadrenal dan sekresi glukagon yang sering didapatkan pada pasien diabetes yang mendapat terapi insulin
WASSALAMUALAIKUM. WR. WB
TERIMA KASIH