pneumonia - paru.fk.unand.ac.idparu.fk.unand.ac.id/wp-content/uploads/2018/05/pneumonia_opt.pdf ·...

72
Dr. Irvan Medison SpP Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK Unand PNEUMONIA

Upload: dinhthuan

Post on 15-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Dr. Irvan Medison SpP

Bagian Pulmonologi dan IlmuKedokteran Respirasi FK Unand

PNEUMONIA

Pneumonia Definisi :• Pneumonia didefinisikan sebagai suatu

peradangan paru yang disebabkan olehmikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).

• Pneumonia yang disebabkan olehMycobacterium tuberculosis tidak termasuk

• Sedangkanperadangan paru yang disebabkanoleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain -lain) disebut pneumonitis.

EpidemiologiDari Kepustakaan pneumonia komuniti (CAP) yang diderita oleh masyarakat luar negeribanyak disebabkan bakteri Gram positif, Namun akhir-akhir ini laporan dari beberapakota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahakpenderita pneumonia komuniti adalah bakteriGram negatif.

Sedangkan pneumonia di rumah sakit (HAP) banyak disebabkan bakteri Gram negatif

Sedangkan pneumonia aspirasi banyakdisebabkan oleh bakteri anaerob.

ETIOLOGIPneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu

– bakteri, – virus, – jamur– protozoa.

• Streptokokkus pneumoniae• Stafilokokus aureus• Stafilokokus piogenes• Klebsiella pneumonia (Friedlander

bacillus)• Escherichia Coli• Pseudomonas aeruginosa

1. Bakteri

2. Virus • Influenza• Para influenza• RSV (respiratory syncytial virus)• Adenovirus

• Actinomyces israeli• Aspergillus fumigatus• Histoplasma capsulatum• dll

3. Jamur

4. Protozoa

• Pneumocystis carinii(sering pada penderita AIDS)

• Toxoplasma gondii

1. Umur > 65 tahun2. Tinggal di rumah perawatan tertentu

(panti jompo)3. Alkoholismus : meningkatkan resiko

kolonisasi kuman, mengganggu refleksbatuk, mengganggu transport mukosiliar dan gangguan terhadappertahanan sistem seluler

4. Malnutrisi : menurunkanimmunoglobulin A dan gangguanterhadap fungsi makrofag

FAKTOR RISIKO PNEUMONIA

4. Kebiasaan merokok juga mengganggutransport mukosiliar dan sistempertahanan selular dan humoral.

5. Keadaan kemungkinan terjadinya aspirasimisalnya gangguan kesadaran, penderitayang sedang diintubasi

6. Adanya penyakit – penyakit penyerta : PPOK, kardiovaskuler, DM, gangguanneurologis.

8. Infeksi saluran nafas bagian atas : + 1/3 – 1/ 2 pneumonia didahului olehinfeksi saluran nafas bagian atas / infeksi virus

• Klassifikasi pneumonia secara garisbesar dapat dibagi :

1. Berdasarkan klinis dan epidemiologisa. Pneumonia komuniti (Community Acquired

Pneumonia = CAP)b. Pneumonia Nosokomial (Hospital Acquired

Pneumonia)c. Pneumonia Aspirasid. Pneumonia pada penderita

Immunocompromised

KLASIFIKASI PNEUMONIA

2. Berdasarkan bakteri penyebab

a. Pneumonia tipikal : bakteri Gram positif. Biasanyadisebabkan bakteri ekstraseluler, S. pneumonia, S. piogenes dan H. influenza.

b. Pneumonia Atipikal : b. Mycoplasma pneumonia

c. Legionella pneumophilad. Chlamydia pneumoniae

c. Pneumonia Virus d. Pneumonia Jamur

3. Berdasarkan predileksi lokasi / luasnya infeksi

a. Pneumonia Lobarisb. Bronkopneumoniac. Pneumonia Interstitialis

Secara garis besar klassifikasiyang banyak dipakai adalah : q Pneumonia Komuniti (CAP) q Pneumonia Nosokomial

Klasifikasi Pneumonia yang sering dipakaià secara klinis epidemiologis

• CommunityAcquired PneumoniaCAP

• Hospital Associated PneumoniaHAP

• Ventilator Associated PneumoniaVAP

Community Acquired Pneumonia (CAP)

Suatu infeksi akut parenkim paru yang sesuai dengan gejala infeksi akut, diikutidengan infiltrat pada foto toraks, auskultasi sesuai dengan pneumonia,

• à Pasien tidak pernah dirawat atauberada di fasilitas kesehatan lebih dari 14 hari sebelum timbul gejala.

Bartlett. Clin Infect Dis 2000;31:347-82.

Definisi

Pneumonia terjadi ³48 jam setelahmasuk rumah sakit

Hospital-acquired pneumonia (HAP)

Ventilator-associated pneumonia (VAP)

Pneumonia terjadi>48-72 jam setelah intubasi

Definisi

PATOGENESISDalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhanmikroorganisme di paru. Keadaan ini disebabkanoleh mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi ketidak seimbangan antara dayatahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, maka mikroorganisme dapat berkembang biak danmenimbulkan penyakit.

Risiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai danmerusak permukaan epitel saluran napas.

Ada beberapa cara mikroorganismemencapai permukaan saluran napas :

1. Inokulasi langsunga. Intubasi trakheab. Luka tembus yang mengenai paru

2. Penyebaran melalui pembuluh darah daritempat lain di luar paru misalnya endokarditis

3. Inhalasi dari aerosol yang mengandungkuman

4. Kolonisasi di permukaan mukosa Aspirasi sekret orofaring yang mengandungkuman

} Kuman yang telah masuk ke dalam parenkimparu akan berkembang biak dengan cepatmasuk ke dalam alveoli dan menyebar kealveoli - alveoli lain melalui pori interalveolarisdan percabangan bronkus.

} Selanjutnya pneumonia karena pneumokokkusini akan mengalami 4 stadium yang overlapping; (Stadium engorgment, Stadium hepatisasi merah, Stadium hepatisasi kelabudan Statium resolusi).

PATOLOGI

1. Stadium EngorgmentKapiler di dinding alveoli mengalamikongesti dan alveoli berisi cairanoedem. Bakteri berkembang biaktanpa hambatan

2. Stadium Hepatisasi Merahkapiler yang telah mengalamikongesti disertai dengan diapedesisdari sel - sel eritrosit

Alveoli dipenuhi oleh eksudat dankapiler menjadi terdesak dan jumlahleukosit meningkat. Dengan adanyaeksudat yang mengandung leukosit inimaka perkembang biakan kumanmenjadi terhalang bahkan kuman –kuman pada stadium ini akan difagositosis. Pada stadium ini akanterbentuk antibodi.

3. Stadium Hepatisasi Kelabu

4. Stadium ResolusiPada stadium ini terjadi bila tubuh berhasilmembinasakan kuman. Makrofag akanterlihat dalam alveoli beserta sisa – sisa sel. Yang khas adalah tidak adanya kerusakandinding alveoli dan jaringan interstitial. Arsitektur paru kembali normal

Terdapat 4 zona dalam daerahperadangan1. Zona luar : alvioli terisi kuman pneumokok dan

cairan edema2. Zona permulaan kosolidasi : terdiri dari PMN dan

beberapa eksudasi sel darah merah3. Zona konsolidasi yang luas : daerah dimana

terjadi fagositosis dengan jlhPMN yang banyak

4. Zona resolusi : daerah dimana terjadi rosulusidengan bakteri yang mati , leukosit dan makrofag alveolar.

• Hepatisasi merah : daerah ferifer diman terdapat edema danperdarahan

• Hepatisasi abu abu: daerah kosulidasi luas.

Luasnya jaringan paru yang terkenaselain tergantung kepada jumlah danvirulensi kuman, daya tahan tubuhjuga tergantung kepada :– Kemampuan / kecenderungan kuman

untuk merangsang timbulnya cairanoedem yang banyak.

red89

S. pneumoniae Cairan oedem banyak

Pneumonia Lobaris

Pada pneumonia:

q Stafilokokus piogenes

q Klebsiella pneumoniae(Friedlander’s basillus)

cenderung terjadi kerusakanjaringan nekrosis parenkim parusehingga sering terjadi Absesparu dan empyema

§ Friedlander’s pneumonia :◦ Sering mengenai lobus atas atau

lebih dari satu lobus◦ Bisa berbentuk fibrokavernosus

sehingga menyerupai TB paru

23

Pneumonia atipik• Pada pneumonia selain ditemukan bakteri

penyebab yang tipik sering pula dijumpai bakteriatipik.

• Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah– Mycoplasma pneumoniae,– Chlamydia pneumoniae, – Legionella spp. – Penyebab lain

• Chlamydia psittasi• Coxiella burnetti• virus Influenza tipe A& B• Adenovirus • Respiratori syncitial virus.

• Diantara faktor – faktor risiko yang telahdikemukakan di atas, faktor risiko yang paling sering adalah infeksi salurannafas bagian atas (50%).

• Setelah + 1 minggu temperaturmendadak meningkat, kadang – kadangdisertai menggigil

GAMBARAN KLINIS

qNyeri pleuritik pada daerah lobus yang terkena

qBatuk – batuk yang disertai dahakseperti karat besi (rusty sputum)

qSputum kadang – kadang purulen, kadang kadang berbercak / garisdarah

qMyalgiaqHerpes simplex pada daerah bibir

pada hari – hari pertama

27

§ Penderita sakit tampak berat§ Kadang-kadang sianosis

§ Nafas cepat dan dangkal§ Kadang-kadang ada nafas cuping

hidung§ Adanya herpes simplex disekitar bibir

§ Demam dan nadi cepat

28

PEMERIKSAAN FISIS

} Terdapat tanda – tanda konsolidasi jaringanparu.

} Kelainan yang ditemukan tergantung kepadaluasnya jaringan paru yang terkena.

} Dari kasus – kasus yang dirawat di rumahsakit yang juga mempunyai kelainanradiologis hanya 1/3 yang memperlihatkantanda – tanda konsolidasi jaringan paru daripemeriksaan fisik.

Pemeriksaan Fisik TORAKS

• Kelainan yang mungkin ditemukan padapemeriksaan fisik paru :– Inspeksi

• Bagian yang sakit tertinggal dalam pernafasan– Palpasi

• Fremitus meningkat– Perkusi

• Pada perkusi redup / pekak– Auskultasi

• Adanya pleural friction rub ( pleuropneumonia)• Nafas bronkial• Ronkhi basah

• LABORATORIUM• DARAH

§ Leukosit 10.000 – 15.000 / mm3

tidak > 30.000 / mm3

+ 20% kasus leukosit bisa normalKalau leukosit < 3000 / mm3 prognosa jelek

§ Hitung jenis (diff. Count) leukosit, neutrofilbatang banyak

§ LED / ESR / BBS sangat tinggi§ Bilirubin serum § kultur darah (+) pada 20 – 30%

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Setiap lobus bisa terkena sebagianatau seluruhnya

Yang sering lobus bawahPerselubungan yang relatif homogenpada daerah yang terkena

RADIOLOGIS

• Sputum– Langsung– Kultur

jika sputum susah didapat, dapat dilakukan:– Apusan faring– Apusan laring– Aspirasi trakhea (Pneumonia Nosokomial)– Kultur darah– Cairan pleura (kalau ada)– Urine (Legionella)

Untuk Menentukan KausanyaDiperlukan Pemeriksaan :

• Pada keadaan – keadaan tertentu dimanapemeriksaan – pemeriksaan di atas tidakmemberikan hasil diperlukan tindakanyang invasif :– Aspirasi trakhea– Bronkoskopi– Transtorakal biopsi– Transbronkial biopsi– Biopsi paru secara langsung

• Pneumonia yang didapat di masyarakat (diluar rumah sakit) yang merupakan masalahkesehatan yang menimbulkan angka kesakitandan angka kematian yang tinggi di dunia.

• Penyebab terbanyak selama ini adalahS. pneumonia.

• Pneumokokkus terdapat 20 – 40% di daerahnasofaring orang normal.

Community Acquired Pneumonia (CAP)

DIAGNOSIS

• Diagnosis pneumonia komuniti didapat dari anamnesis, gejala klinis, pemeriksaanfisis, foto toraks dan laboratorium.

• Diagnosis pasti pneumonia komunitiditegakkan jika pada foto toraks terdapatinfiltrat baru atau

Penilaian derajat keparahan penyakit pneumonia komuniti

Dapat dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini :

Sistem skor pada Pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Kerakteristik Penderita Jumlah PoinFaktor Demografi

• Usia : laki laki Umur ( tahun)

perempuan Umur ( tahun) -10

• Perawatan di rumah + 10

• penyakit penyerta

• keganasan + 30

• penyakit hati + 20

• Gagal jantung kongestif + 10

• Penyakit serebrovaskuler + 10

• penyakit ginjal + 10

• Pemeriksaan fisik

• Perubahan status mental + 20

• Pernafasan > 30 x / menit + 20

• tekanan darah + 20

• Suhu tubuh < 35 00 C arau > 40 0 C + 15

• Nadi > 125 x / menit + 10

• Hasil laboratorium / Radiologi

• Analisis gas darah arteri : pH 7,35 + 30

• BUN > 30 mg/dl + 20

• Natrium < 130 mEq/liter + 20

• Glukosa > 250 mgldL + 10

• Hematokrit <30 % + 10

• PO2 ≤ 60 mmHg + 10

• Efusi pleura + 10

Penilaian derajat keparahan penyakit pneumonia komuniti dapat dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitianPneumonia Patient Outcome Research Team(PORT) seperti tabel di sampingBerdasar kesepakatan perhimpunan Dokter ParuIndonesia) PDPI, kriteria yang dipakai untukindikasi rawat inap pneumonia komunitiadalah :1.Skor PORT lebih dari 702.Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita

tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salahsatu dari kriteria dibawah ini.v Frekuensi napas > 30/menitv PaOz/FiOz kurang dari 250 mmHgv Foto toraks pam menunjukkan kelainan bilateralv Foto toraks paru melibatkan > 2 lobusv Tekanan sistolik < 90 mmHgv Tekanan diastolik < 60 mmHg

3. Pneumonia pada pengguna NAPZA

1. INFARK PARU2. PLEURITIS EKSUDATIVA KARENA TB3. CA PARU

DIAGNOSA BANDING

PENATALAKSANAAN

• Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaanklinisnya. – Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi

rawat dapat diobati di rumah. • Juga diperhatikan ada tidaknya faktor

modifikasi yaitu keadaan yang dapatmeningkatkan risiko infeksi denganmikroorganisme patogen yang spesifikmisalnya S. pneumoniae yang resistenpenisilin.

Yang termasuk dalam faktormodifikasis adalah: (ATS 2001)

Penatalaksanaan pneumonia komuniti dibagi menjadi :a. Penderita rawat jalan

§ Pengobatan suportif / simptomatik• Istirahat di tempat tidur• Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi• Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun

panas• Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan Ekspektoran

§ Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b. Penderita rawat inap di ruangrawat biasa

§ Pengobatan suportif / simptomatik- Pemberian terapi oksigen- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan

koreksi kalori dan elektrolit- Pemberian obat simptomatik antara lain

antipiretik, mukolitik• Pengobatan antibiotik harus diberikan

(sesuai bagan) kurang dari 8 jam

C. Penderita rawat inap di Ruang RawatIntensif

• Pengobatan suporlif / simptomatif– Pemberian terapi oksigen– Pemasangan infus untuk rehidrasi dan

koreksi kalori dan elektrolit– Pemberian obat simptomatik antara lain

antipiretik, mukolitik• Pengobatan antibiotik (sesuai bagan.)

kurang dari 8 jam• Bila ada indikasi penderita dipasang

ventilator mekanik

Petunjuk terapi empiris menurut PDPIRawat jalan q Tanpa faktor modifikasi : Golongan B laktam atau B laktam + anti B

laktamaseq Dengan faktor modifikasi: Golongan B laktam + anti B laktamase atauq Fluorokuinolon respirasi (levofl oksasin, moksifl oksasin, gatifloksasin)q Bila dicurigai pneumonia atipik: makrolid baru (roksitromisin,

klaritromisin, azitromisin)Rawat inap q Tanpa faktor modifikasi :

q- Golongan betalaktam + anti bektalaktamase iv , atauq- Sefalosporin G2, G3 iv, atauq- Fluorokuinolon respirasi iv

q Dengan faktor modihkasi:q- Selalosporin G2. G3 iv . atauq- Fluorokuinolon respirasi iv

q Bila curiga disertai infeksi bakteri atipik ditambah makrolid baruTidak ada faktor

Ruang rawatintensif

q Tidak ada faktor risiko infeksi pseudomonasq Sefalosporin G3 iv non pseudmonas ditambah makrolid baru atau

fluorokuinolon respirasi ivq Ada faktor risiko infeksi pseudomonas:

q Sefalosporin anti pseudomonas iv atau karbapenem iv ditambahfluorokuinolon anti pseudomonas (siprofloksasin) iv atau aminoglikosida iv

q Bila curiga disertai infeksi bakteri atipikE sefalosporin anti pseudomonas iv atau carbapenem iv ditambah aminoglikosida iv, ditambah lagi makrolidbaru atau fluorokuinolon respirasi iv

Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Legionella adalah :q Golongan Makrolid baru :

v Azitromisin, v Klaritromisin, v Roksitromisin

q Fluorokuinolon respirasi . q Doksisiklin

Terapi Sulih (switch therapy)q Adalah perubahan obat suntik ke oral dilanjutkan dengan

berobat jalan, hal ini untuk mengurangi biaya perawatandan mencegah infeksi nosokomial.

q Perubahan obat suntik ke oral dapat diberikan secara:q sequential (obat sama, potensi sama),

Contoh : levofloksasin, moksifl oksasin, gatifl oksasinq switch over (obat berbeda, potensi sama)

Contoh : seftazidin iv ke siprofloksasin oralq step down (obat sama atau berbeda, potensi lebih rendah)

Contoh : Amoksisilin, sefuroksim, sefotaksim iv ke cefiksim oral.

v Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari, paling aman 3 hari, kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderitadapat berobat jalan.

Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

1. Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi2. Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna3. Penderita sudah tidak panas ± 8 jam4. Gejala klinik membaik (mis : frekuensi pernapasan, batuk)5. Leukosit menuju normal / normal

Evaluasi pengobatan

• Jika setelah diberikan pengobatansecara empiris selama 24 - 72jam tidak ada perbaikan kita harus meninjau kembali :q Diagnosis, q Faktor faktor penderita, q Obat-obat yang telah diberikanq Bakteri penyebabnya,

Penderita yang tidak respon dengan pengobatan empiris

Salah diagnosis Diagnosis sudahbenar

GagaljantungEmboli paruKeganasanSarkaidosisReaksi obatPerdarahan

Faktorbakteri

Faktorpenderita Faktor obat

• Kuman resistenterhadap obat

• Bakteri patogenyang lain

• Bakteri ( mikobakteria ataunokardia)

• Nonbakteriial(jamur atauvirus)

• Salah memilihobat

• Salah dosis/ cara pemberianobat

• Komplikasi• Reaksi obat

• Kelaianan lokal( sumbatan olehbenda asing )

• Responpenderita yang tidak adekuat

• Komplikasi• Superinfeksiparu

• Empiema

Gambar . Penderita yang tidak respon dengan pengobatan terapi empirik yang diberikan

Prognosisv Pada umumnya prognosis adalah baik,

tergantung faktor penderita,, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat.

v Perawatan yang baik dan intensif sangat pnguruhi prognosis penyakit padapenderita yang dirawat.q Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5 % pada

penderita rawat jalan, sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakitmenjadi 20%.

q Menurut Infectious Disease Society Of America ( IDSA ) angka kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu :qKelas I 0,I % qKelas II 0,6 %qKelas III sebesar 2,8 qKelas IV 8,2% qKelas v 29,2 %.

Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas. § Di RS Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998

adalah I3,8 %, tahun 1999 adalah 21 %, sedangkan§ Di RSUD Dr. Soetomo angka kematian 20 – 35 %.

Pencegahana. Pola hidup sehat termasuk tidak merokokb. Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin

influenza)– Sampai saat ini masih perlu dilakukan penelitian

tentang efektivitinya. – Pemberian vaksin tersebut diutamakan untuk

golongan risiko tinggi misalnya:• usia lanjut, • penyakit kronik, • Diabetes• Penyakit jantung koroner• PPOK • HIV • Dll.

Definisi• Pneumonia Nosokomial atau Hospital-Acquired

Pneumonia (HAP)

• Adalah pneumonia yang terjadi setelah pasien48 jam di rawat di rumah sakit dan disingkirkansemua infeksi yang terjadi sebelum masukrumah sakit

Hospital-Acquired Pneumonia (HAP)

KlasifikasiBerdasarkan onset penyakitnya HAP dibagi atasq Onset dini

HAP Onset dini ,didefinisikan sebagai pneumoni yang terjadi dalam 4 hari pertama rawat inap, biasanya membawa prognosis yang lebih baik, dan lebih mungkin disebabkan oleh bakteri antibiotic sensitive

q Onset lanjutHAP onset lanjut didefinisikan sebagai pneumoni yang terjadi pada hari ke 5 rawat inap atau lebih,

lebih mungkin disebabkan oleh bakteri pathogen resisten (MDR) ,dan berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas pasien meningkat

Penetuan onset pneumonia merupakan hal penting karena berhubungandengan :v variabel epidemiologi ( kuman penyebab )v Risiko patogen penyebab à pemilihan antibiotika yg tepatv Prognosis dan hasil pengobatan.

ATS/IDSA. Am J Respir Crit Care Med. 2005;171:388-416.Heyland DK et al. Am J Respir Crit Care Med. 1999;159:1249-1256.

qDiagnosis HAP diperlukan rontgen toraks à menunjukkan infiltrat atau konsolidasi dengan atau tanpa efusi, dan dua dari tanda-tanda dan gejala berikut: vBatuk produktif yg bertambah atau memburuk vsputum purulen; vRonkhi dan / atau tanda-tanda konsolidasi paru; dyspnoea;

takipnea; dan / atau hipoksemia.v Selain itu, setidaknya dua dari temuan berikut yang diperlukan:

§ demam (≥38 oC § Pernapasan > 30 kali /menit§ TD sistolik <90 mmHg§ Frekuensi jantung ≥ 120 kali/ menit§ perubahan status mental § jumlah leukosit ≥ 10.000 sel / mm-3, dengan ≥ 15% neutrofil imatur

atau ≤ 4.500 sel / mm-3.

Gejala dan temuan radiologis harus sudah mulai > 48 jam setelah masuk rumah sakit

Diagnosis of HAP

Eur Respir J 2007; 29: 548–560DOI: 10.1183/09031936.00080206CopyrightERS Journals Ltd 2007

Definitions• Hospital-acquired

pneumonia (HAP)– Pneumonia occurring

³48 hours post-hospital admission

• Ventilator-associated pneumonia (VAP)– Pneumonia occurring

>48-72 hours post-intubation

• Health care-associated pneumonia (HCAP)– Includes HAP and VAP– Pneumonia in patients

• Hospitalized for ³2 days in an acute care facility within 90 days of infection

• Residing in a nursing home or long-term care (LTC) facility

• Attending a hospital or hemodialysis clinic

• Receiving immunosuppressive therapy or wound care within 30 days of infection

ATS/IDSA. Am J Respir Crit Care Med. 2005;171:388-416.

Pedoman pemilihan antibiotik pada HAP Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah :1. Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang harus

mampu mencakup sekurang-kurangnya 90% dari patogen yang mungkin sebagaipenyebab, perhitungkan pola resistensi setempat

2. Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis dancara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal.Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien yangterseleksi, dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik.

3. Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada hasilkultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons klinis.

4. Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksikuman MDR

5. Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam, kecuali jika keadaan klinismemburuk

6. Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan empirikapabila respons klinis awal tidak memuaskan. Modifikasi pemberian antibiotikberdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah mortalitiapabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan.

Pedoman Diagnosis & PenatalaksanaanPneumonia Nosokomial di Indonesia

Dosis antibiotik intravena awal secara empirik untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut atau terdapat faktor risiko patogen MDR

(mengacu pada ATS/IDSA 2004)

Pedoman Diagnosis & PenatalaksanaanPneumonia Nosokomial di Indonesia

Pneumonia Aspirasi

• Pneumonia aspirasi adalah peradangan paru dan saluran bronkialyang terjadi setelah menghirup benda asing.

Sering dihubungkan dgn anaerobik pneumonia.

Kondisi ini disebabkan oleh menghirup bahan-bahan seperti muntah, makanan, atau cairan.

Risiko tertinggi kondisi ini terlihat pada orang tua dengan riwayat:• Penyakit paru-paru• kejang• Stroke• masalah gigi• membutuhkan bantuan makan

Orang dengan sakit maag dan penyakit gastroesophageal reflux (GERD) juga berada pada peningkatan risiko.

Siapa Yang Berisiko Untuk Pneumonia Aspirasi?

Penyebab kondisi ini termasuk:• Gangguan kerongkongan• minum alkohol dalam jumlah besar• Kesadaran menurun• berkurangnya tingkat kewaspadaan• gangguan menelan• Anestesi• Usia tua• masalah gigi• pemekaian obat penenang

Menghirup bahan asam dapat menyebabkan cedera parah pada paru-paru. Hal ini tidak dapat menyebabkan infeksi paru-paru. Namun, masih membutuhkan perhatian dan perawatan medis.

Apa Penyebab Pneumonia Aspirasi?

• Gejala kondisi ini mirip dengan jenis lain dari pneumonia. • Nyeri dada• sesak napas• mengi• kelelahan• perubahan warna biru pada kulit• batuk, mungkin dengan dahak hijau, darah,• nanah, atau bau busuk• kesulitan menelan• bau mulut• keringat berlebihan

Apa Apakah Gejala Dari Pneumonia Aspirasi?

Pemeriksaan fisik– Tergantung luasnya kelaianan

• kultur sputum• hitung darah lengkap • Analisa Gas darah arteri• Bronkoskopi• Foto toraks CT scan toraks

• Kultur darah

Diagnosis

• Atelektasis• Efusi pleura • Tumor paru

Differential Diagnosis

q Terapi suportif Umumq Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 %

berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah .q Humidifikasi dengan netribulizer untuk pengenceran dahak kental ,

dapat disertai dengan nebulizer untuk pemberian bronkodilator jika ada bronkospasme

q Pengaturan cairan .q Ventilasi mekanis

q Pemberian antibiotikq Dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap organisme penyebab

infeksi .- Dosis tinggi dari Penisilin G 6-12000000 unit / hari- Ampicilin / Amoxicilin 3-4 x ( 500-1000 ) mg / hari- Eritromisin 3-4 x 500 mg / hari- Cephalosporin dosis sesuai dengan jenis sediaan- Cotrimoxazol 2 x ( 1-2 ) tablet- Bisa juga diberikan klindamycin selama 1 sampai 2 minggu .

Tatalaksana

Banyak orang yang memiliki kondisi yang memudahkan terjadinya aspirasi.

Jika pengobatan diperoleh segera , kondisi ini jarang menyebabkan komplikasi. Prognosis keseluruhan Anda tergantung pada :• berapa banyak kelaian paru • tingkat keparahan pneumonia• jenis bakteri penyebab infeksi

Tanpa pengobatan yang tepat , pneumonia dapat menyebabkan masalah jangka panjang . Lung masalah abses dan inflamasi dapat terjadi . Beberapa orang akan mengembangkan kegagalan pernafasan akut . Ini bisa berakibat fatal .

Prognosis

Mengurangi risiko terjadinya aspirasi dengan:– menghindari perilaku yang mengarah pada

aspirasi, seperti minum berlebihan– mengenali risiko aspirasi dalam situasi tertentu

Pencegahan

•• Penyebaran infeksi hematogen ( bakteremia )• Hipotensi• Syok• Akut Respiratory Distress Syndrome ( ARDS )• Pneumonia dengan abses paru• Efusi pleura• Empiema• Sepsis

komplikasi