pleno modul 1 blok 19 kel 2

10
Pterygium - Berasal dari bahasa yunani , yaitu ‘pteron’(sayap) - Merupakan perluasan pinguecula ke kornea, seperti daging berbentuk segitiga, dan umumnya bilateral disisi nasal. - Suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif

Upload: rha-ittuu-irraa

Post on 20-Feb-2016

221 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

pleno

TRANSCRIPT

Page 1: Pleno Modul 1 Blok 19 Kel 2

Pterygium- Berasal dari bahasa yunani , yaitu

‘pteron’(sayap)- Merupakan perluasan pinguecula ke

kornea, seperti daging berbentuk segitiga, dan umumnya bilateral disisi nasal.

- Suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif

Page 2: Pleno Modul 1 Blok 19 Kel 2

Epidemiologi- Insidensi >> pada orang yang bekerja diluar

ruangan- >> pada keluarga dengan riwayat pterygium

autosomal dominan

Etiologi- Berhubungan erat dengan kondisi lingkungan- Paling umum : paparan sinar matahari yang

berlebihan diterima oleh mata, debu, alergen, kimia, dan zat pengiritasi lainnya.

Page 3: Pleno Modul 1 Blok 19 Kel 2

Patogenesis- Konjungtiva merupakan lapisan terluar dari bola mata

sehingga sangat rentan terkena iritasi yang terus menerus

- Walaupun sangat rentan terhadap iritasi, infeksi, dan trauma, mata mempunyai mekanisme perlindungan dengan mengeluarkan air mata bila ada rangsangan benda asing proses ini disebabkan oleh adanya lapisan musin yang dapat menangkap benda asing dan segera memompakan air mata mata menjadi basah

- Iritasi yang disebabkan oleh debu dapat mengakibatkan lisis lapisan lipid pada film air mata jika terpapar dalam waktu yang lama mempengaruhi permukaan konjungtiva terutama daerah limbus epitel limbus terangsang timbulnya jar. Ikat hialin dan fibrosa

Page 4: Pleno Modul 1 Blok 19 Kel 2

- Paparan UV (terutama UV B) menimbulkan mutasi sel epitel limbus yang mengubah TP53 dibagian parental limbal basal sel, gen jaringan elastin, serta sel fibroblast diepitel limbus terbentuk jaringan seperti tumor karena pertumbuhan sel ini pertumbuhan terus berlanjut dan dapat menginvasi membran basal kornea

Page 5: Pleno Modul 1 Blok 19 Kel 2

Gejala dan tanda - >> Pria- Lipatan segitiga pada konjungtiva yang meluas

kekornea pada pada daerah fissura interpalpebralis

- Dapat dijumpai deposit besi pada bagian epitel kornea anterior

- 90% di daerah nasal- Pada fase awal tidak bergejala- Perluasan dapat sampai medial dan lateral limbus

sehingga menutupi visual aksis pengelihatan kabur

- Pterygium dibagi 3 bagian : body, apex, cap- Kadang terjadi diplopia

Page 6: Pleno Modul 1 Blok 19 Kel 2
Page 7: Pleno Modul 1 Blok 19 Kel 2

Terbagi dalam 3 derajat :Grade I : jaringan fibrovaskular menutupu

sklera tapi tidak melewati limbusGrade II : jaringan fibrovaskular menutupi

kornea tapi tidak mencapai pupilGrade III : jaringan fibrovaskular menutupi

pupil dan mengganggu aksis pengelihatan

Page 8: Pleno Modul 1 Blok 19 Kel 2

DDPseudopterygium

Terapi- Diberikan lubrikan topikal- Lanjutkan dengan pembedahan- Operasi eksisi oterygium dengan

autograf (conjungtival limbalgraft) konjungtiva menurunkan angka kekambuhan

Page 9: Pleno Modul 1 Blok 19 Kel 2

Komplikasi - Distorsi dan penglihatan sentral berkurang- Merah- Iritasi- Scar( parut) kronis pada konjungtiva dan kornea- Pada pasien yang belum eksisi, scar pada otot rectus medial yang dapat menyebabkan diplopia

Komplikasi setelah eksisi pterygium adalah:- Infeksi, reaksi bahan jahitan(benang), diplopia, scar cornea, kongjungtiva graft longgar, dan komplikasi yang jarang termasuk perforasi bola mata, vitreous hemorage atau retinal detachment.- Penggunaan mytomicin C setelah operasi dapat menyebabkan ectasis atau melting pada sklera dan kornea.

Page 10: Pleno Modul 1 Blok 19 Kel 2

Prognosis- Kekambuhan tinggi pada negara beriklim tropis