pleno p3 kel. 5

Click here to load reader

Upload: gusti-ahmad-faiz

Post on 19-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

qxcewr3vt4bbbbbyn5y5bt4vrr4tbv3rv3t4bv3r3tb4v3rtb4v3rtb4vr3tb4v3rtb4vr3tb3rt4bvr3tb4vr3bt43rtb4vr3tb4vb4v33rvdvsvsvsvsrgscrvfbebrbebvvevvsvrbfvfvefvtecvebetrettbtrbefvvtefrtbefbtefvefbrgbsfbsvsfvtbrwsvvvertberberfvevvreberberbttasfvrsfafrfrvfdfdsbdfbt

TRANSCRIPT

KELOMPOK 5

Anggota Kelompok :Hairunisa I11108082Ryan ArifinI11110011Zainul ArifinI1011131008Rizka Ristanti I1011131011Estela Salomina MomotI1011131022Desra Aufar I1011131026Rina RostianaI1011131039Ely KusumawardaniI1011131044Muhammad Redha DitamaI1011131046Andi WijayaI1011131051Risa MutmainahI1011131067Cindy ChristiantiI1011131077Nunung Agustia RiniI1011131080

KELOMPOK 5Pemicu 3Seorang bintang film terkenal, Tn. Raffea, 35 tahun, terjatuh dari kudanya saat mengikuti acara cross country. Pada saat jatuh, kepalanya terbentur tanah. Ia tetap sadar, tetapi tidak dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya. Pada saat temannya menyentuh tangannya, ia tidak dapat merasakannya. Ia terlihat bernafas dengan tersengal-sengal. Ambulans segera datang dan membawanya ke rumah sakit.Kata KunciTerjatuhKepala terbenturTidak dapat menggerakkan kedua tangan dan kakiBernapas tersengal-sengalTidak dapat merasakan sentuhanRumusan MasalahLaki-laki 25 tahun dibawa kerumah sakit dengan keluhan tidak dapat menggerakkan kedua tangan dan kaki, tidak merasakan apa-apa ketika tangannya disentuh, dan napas tersegal-sengal. Riwayat jatuh dari kuda dan kepala terbentur tanah.

Analisis MasalahTuan Raffea, 35 tahunJatuh saat berkudaKepala terbenturLesi Traktus AsendensLesi Traktus DesendensSensasi PropioseptikTidak dapat merasakan sentuhanLesi Motor NeuronQuadriplesia(+) kontraksi otot respiratoriHipotesisBenturan kepala yang terjadi pada Tn. Raffea berdampak pada sistem saraf pusat sehingga terjadi gangguan pada saraf motorik dan sensorik, khususnya lesi pada traktus asendens dan traktus desendens.

Pertanyaan DiskusiJelaskan anatoni & fisiologi dari traktus asendens dari columna dorsalis ? Jelaskan anatomi & fisiologi dari traktus asendens dari spinoretikularis ? Jelaskan anatomi & fisiologi dari traktus asendens dari spintalamicus ? Jelaskan anatomi & fisiologi dari traktus asendens dari spinotectalis ? Jelaskan anatomi & fisiologi dari traktus asendens dari spinoretikularis ? Sebutkan bagian dan tanda tanda bila terjadi lesi upper motor neuron dan lower motor neuron pada trakus asendens ? Jelaskan anatomi & fisiologi traktus desendens dari traktus piramidalis ? Jelaskan anatomi & fisiologi traktus desendens dari traktus ekstrapiramidalis ? Sebutkan bagian dan tanda tanda bila terjadi lesi pada traktus desendens ? Bagaimana anatomi & fisiologi gerak normal ? Bagaimana transmisi impuls ? Apa saja penyebab cedera kepala dan trauma medulla spinalis ? Apa saja jenis cedera kepala dan trauma medulla spinalis ? Bagaimana penanganan cedera kepala dan medulla spinalis ? Bagaimana cara mendeteksi cedera kepala dan trauma medulla spinalis ? Bagaimana gambaran PA dari cedera kepala ? Apa definisi dari lumpuh ? Apa saja klasifikasi dari lumpuh ? Bagaimana diagnosis dari lumpuh ? Bagaimana patofisiologi dari lumpuh ? Mengapa saat kepala Tn raffea terbentur tanah, masih tetap sadar ? Mengapa Tn Raffea tidak dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya ? Mengapa Tn Raffea tidak dapat merasakan sentuhan setelah jatuh dan kepalanya terbentur? Mengapa Tn Raffea terlihat bernapas tersengal sengal setelah jatuh dan kepalanya terbentur?PEMBAHASANMedulla SpinalisMedulla spinalis terdiri dari inti dalam berupa substantia grisea, yang dikelilingi oleh bagian luar yang berupa substantia alba. Penataan trakus serabut saraf didalam medulla spinalis terpusat dalam substantia alba tertentu, namun ada juga traktus yang tumpang tindih. Secara deskriptif, traktus spinalis dibagi menjadi tratus asendens, traktus desendens, dan intersegmental. A. Traktus AsendensTraktus asendens menghantarkan informasi aferen, baik yang dapat maupun tidak dapat disadari. Traktus asendens ini terbagi menjadi 5 yaitu traktus columna dorsalis, traktus spinoreticularis, traktus spinotalamicus, traktus spinotectalis, traktus spinocerebellaris. Secara umum fungsi dari traktus asendens adalah sebagai berikut.

Sensasi nyeri dan suhu naik melalui tractus spinothalamicus lateralis;Sensasi raba (kasar) dan tekanan naik melalui tractus spinothalamicus anterior;raba diskriminatif (diskriminasi dua titik) yang naik melalui columnae albae posteriores. Informasi dari otot dan sendi mengenai gerakan dan posisi bagian tubuh yang berbeda juga naik melalui columna albae posteriores. Selain itu, sensasi getar naik melalui columna alba posterior. Informasi yang tidak disadari dari otot sendi, kulit, dan jaringan subkutan mencapau cerebellum melalui tractus spinocerebellaris.Informasi sensasi nyeri, suhu dan taktil berjalan ke colliculus superior mesencephali melalui tractus spinotectalis untuk refleks spinovisual.Tractus spinoreticularis merupakan jaras impuls saraf dari otot, sendi, dan kuli ke format reticularis.Tractus spinoolivaris merupakan jaras yang tidak langsung untuk informasi aferen lainnya menuju ke cerebellum.1. Tractus Columna DorsalisSubstansia alba tersusun membentuk banyak jaras (traktus), yaitu berkas serat-serat saraf (akson antar neuron yang panjang) dengan fungsi serupa. Berkas-berkas tersebut berkelompok menjadi kolom (kolumna) yang berjalan di sepanjang medula. Masing-masing jaras ini berawal atau berakhir di daerah tertentu di otak, dan masing-masing menyalurkan jenis informasi tertentuTractus Columna Dorsalis

2. Tractus SpinoreticularisAkson-akson memasuki medulla spinalis dari ganglion radix posterior dan berakhir pada neuron-neuron tingkat kedua yang tidak dikenal di dalam substansia grisea. Akson-akson neuron tingkat kedua ini berjalan ke atas di dalam medulla spinalis sebagai traktus spinoreticularis dalam kolumna alba lateralis yang bergabung dengan tractus spinothalamicus lateralis. Sebagian besar serabut-serabut ini tidak menyilang serta berakhir dan bersinaps dengan neuron-neuron formatio reticularis di medulla oblongata, pons, dan mesensephalon. Tractus spinoreticularis merupakan jaras aferen formatio reticularis yang berperan penting dalam memengaruhi tingkat kesadaranTractus Spinoreticularis

3. Tractus spinotalamicusTraktus spinothalamicus berjalan dari substansia alba medulla spinalis menyilang naik ke atas menuju thalamus. Traktus spinotalamicus terdiri dari traktus spinothalamicus lateralis dan anteriorTractus spinotalamicus

4. Tractus spinotectalis Akson-akson masuk ke medulla spinalis dari ganglion radix posterior dan berjalan ke substansia grisea serta bersinaps dengan neuron tingkat kedua yang tidak diketahui. Akson-akson neuron tingkat kedua menyilang di bidang median dan berjalan keatas sebagai tractus tectospinalis dalam columna alba anterolateral dan terletak dekat tractus spinothalamicus lateralis. Setelah melalui medulla oblongata dan pons, serabut ini berakhir dan bersinaps dengan neuron di colliculus superior dan bersinaps dengan neuron di colliculus superior mesencephalon. Jaras ini membawa informasi aferen untuk refleks spinovisual dan menibulkan pergerakan mata dan kepala kearah sumber stimulasiTractus spinotectalis

5. Tractus spinocerebellarisTraktus spinothalamicus cerebellaris berjalan dari medulla spinalis menuju ke kortek serebelli. Traktus ini merupakan jaras sensasi sendi dan otot ke serebellum yang terdiri dari traktus spinocerebellaris anterior dan posterior. Jaras spinocerebellaris anterior meneruskan informasi mengenai sendi otot dari muscle spindle, organ-organ tendon, serta reseptor-reseptor sendi dari badan dan ektremitas superior dan inferior. Sedangkan jaras spinocerebellaris posterior menerima informasi dari sendi otot, muscle spindle, organ-organ tendon, dan reseptor-reseptor sendi badan dan ektremitas inferior. Informasi ini mencakup tegangan tendon otot serta pergerakan otot dan sendi yang digunakan oleh cerebellum untuk mengkoordinasi gerakan ekstremitas dan mempertahankan posturTractus spinocerebellaris

B. Tractus DesendensNeuron-neuron motorik yang terletak di columna grisea anterior medulla spinalis mengirimkan akson-akson untuk mempersarafi otot skelet melalui radices anteriores nervi spinalis. Neuron-neuron motorik ini kadang-kadang disebut lower motor neuron dan merupakan final common pathway menuju otot-otot.Lower motor neuron menerima impuls-impuls saraf secara terus-menerus yang turun dari medulla spinalis, pons, mesencephalon, dan corteks serebri, seperti impuls yang masuk pada serabut sensorik dari radices posteriores. Serabut-serabut saraf yang turun didalam substantia alba dari berbagai pusat saraf supraspinal dipisahlan dalam berkas-berkas saraf yang disebut tractus desendens. Neuron-neuron supraspinal bersama dengan tractus-tractusnya kadang disebut upper motor neuron, dan membentuk jaras yang berbeda dan dapat mengendalikan aktivitas motorik.

1. Tractus Piramidallis (Corticospinales)Tractus corticospinales merupakan jaras yang berkaitan dengan gerakan gerakan volunter, tertentu, dan terlatih, terutama pada bagian-bagian distal ektremitas. Tractus corticospinales dapat memfasilitasi atau menghambat aktivitas neuron motorik alfa dan gamma di kolumna grisea anterior sehingga dapat memfasilitasi atau menghambat gerakan-gerakan volunter atau aktifitas refleks.

Tractus Piramidallis (Corticospinales)

2. Tractus ekstrapiramidallisTractus ekstrapiramidallis adalah semua tractus descendens selain tractus corticospinalis, yaitu tractus reticulospinalis, tractus rubrospinalis, tractus vestibulospinalis, tractus tectospinalis, dan tractus olivospinalisa. Tractus reticulospinalisTractus ini dapat memfasilitasi atau menghambat aktivitas neuron motorik alfa dan gamma di columna grisea anterior sehingga dapat memfasilitasi atau menghambat gerakan voluntar atau aktivitas refleks

b. Tractus TectospinalisTractus ini berkaitan dengan gerakan refleks postural sebagai respon stimulus visual. Serabut itu yang berhubungan dengan neuron simpatis di columna grisea lateralis mengurus refleks dilatasi pupil sebagai respon terhadap situasi gelap

c. Tractus rubrospinalisBekerja pada neuron motorik alfa dan gamma di columna grisea anterior dan memacu aktivitas otot-otot fleksor serta menghambat aktivitas otot-otot ekstensor atau antigravitasi.

d. Tractus VestibulospinalBekerja pada neuron motorik di columna grisea anterior, maka memfasilitasi aktivitas otot-otot ekstensor dan menghambat otot-otot fleksor, dan mengurus aktivitas postural yang berkaitan dengan keseimbangan

e. Tractus OlivospinalisTractus ini diduga berasal dari nucleus olivarius inferior dan turun di dalam columna alba lateralis medulla spinalis. Untuk memengaruhi aktivitas neuron motorik di dalam columna grisea anterior. Saat ini, tractus olivospinalis diragukan keberadaannya

Tractus IntersegmentalisTractus asendens dan desendens pendek yang berasal dan berakhir di medulla spinalis terdapat di columna alba anterior, lateral, dan posterior. Fungsi jaras ini adalah untuk membuat interkoneksi neuron-neuron di berbagai tingkat segmental, dan terutama penting untuk refleks spinal intersegmental.D. Lesi Pada Tractus AsendensTractus Spinothalamicus Lateraliskerusakan pada tractus ini menyebabkan kehilangan sensasi nyeri dan suhu sisi kontralateral di bawah tingkat lesi.Tractus Spinothalamicus Anterior Kerusakan pada tractus ini menyebabkan kehilangan sensasi raba dan tekanan ringan sisi kontralateralis dibawah tingkat lesi. Diskriminasi raba akan tetap ada karena sensasi ini dihantarkan melalui fasciculus gracilis dan fasciculus cunaetus.Fasciculus Gracilis dan Fasciculus CuneatusKerusakan pada kedua tractus ini memutuskan informasi dari otot dan sendi ke tingkat kesadaran; oleh karena itu, seseorang tidak mengetahui posisi dan pergerakan ekstremitas ipsilateralis di bawah tingkat lesi. E. Lesi Tractus Desendens1. Tanda-tanda lesi lesi upper motor neuron pada tractus piramidallis atau tractus corticospinalis.Terdapat tanda babinskiTidak ada refleks abdominalis superficialisTidak Ada Refleks CremasterTerdapat kehilangan penampilan gerakan-gerakan terlatih2. Tanda-tanda lesi upper motor neuron pada tractus ekstrapiramidallis.Paralisis beratSpastisitas atau hipertonisitasPeningkatan refleksReaksi pisau-lipat3. Tanda-tanda lesi lower motor neuron pada traktus desendens.Paralisis flasid pada otot-otot yang dipersarafi.Atrofi otot-otot yang dipersarafi.Hilangnya refleks otot-otot yang dipersarafi.Fasikulasi ototKontraktur ototReaksi degeneratifGerak NormalGerak SadarImpuls yang menimbulkan gerak berdasarkan kemauan bermula dari pusat motorik di lobus frontalis serebrum. Akson dari sel saraf di pusat motorik itu melintas di dalam substansi putih otak dan di batang otak. Di bagian medula oblongata, akson ini melintasi ke sisi yang lain dan turun ke bawah di substansi putih lateral sumsum tulang belakang sebagai traktus piramidalis (atau traktus serebrospinalis lateral). Setelah sampai di batas tertentu, serabut ini keluar dari traktus piramidalisnya dan berakhir di sekeliling sel saraf yang menyusun tanduk depan substansi kelabu sumsum tulang belakang. Sel di tanduk depan sumsum tulang belakang mengalirkan impuls motorik tersebut melalui akar saraf depan, yaitu saraf motorik otot-otot tertentu. Badan sel saraf di pusat motorik serebrum (lobus frontalis) serta aksonnya yang turun hingga sel saraf di tanduk depan sumsum tulang belakang membentuk bagian neuron motorik atas. Badan sel saraf di pusat motorik serebro spinalis serta aksonnya yang mempersarafi otot tubuh membentuk bagian neuron motorik bawah.

B. Gerak RefleksUntuk terjadinya gerak refleks, maka dibutuhkan struktur-struktur sebagai berikut:organ sensorik yang menerima impulsserabut saraf sensorik yang mengantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam ganglion radix posterior, dan selanjutnya serabut sel-sel itu akan meneruskan impuls-impuls itu menuju substansi kelabu pada kornu posterior medula spinalis.sumsum tulang belakang, dimana serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls-impuls menuju kornu anterior medula spinalis.sel saraf motorik dalam kornu anterior medula spinalis yang menerima dan mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf motorik.organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.Transmisi ImpulsTransmisi impuls saraf melintasi sinaps terjadi dengan dilepaskannya neurotransmiter ke celah sinaps. Transmisi terjadi satu arah, dan terjadi sumasi dari sejumlah sinaps dengan stimulasi dibawah ambang ragsang. Selanjutnya, transmiter yang dilepaskan memberikan efek pada membran pascasinaptik dengan meningkatkan permeabilitas membran pascasinaptik terhadap natrium dan menimbulkan eksitasi atau dengan meningkatkan permeabilitas membran pascasinaptik terhadap klorida dan menimbulkan inhibisi.Cedera Kepala Dan Medulla SpinalisCedera kepala dan medulla spinalis ini adalah cedera atau luka yang terjadi pada daerah kepala dan medulla spinalis. Pukulan pada kepala hanya dapat menyebabkan kulit kepala memar, sedangkanjika pukulan keras maka dapat menyebabkan kulit kepala robek atau pecah. Pukulan yang keras pada kepala sering menimbulkan perubahan bentuk kepala pada titik benturanGambaran Patologi Anatomi Dari Cedera Kepala

1. Hematom epiduralHematom epidural paling sering disebabkan oleh rupture sebuah arteri meningen, biasanya berkaitan dengan fraktur tengkorak. Tempat tersering robeknya arteri ini adalah cabang arteria meningea media selagi pembuluh ini berjalan antara dura mater dan pars skuamosis ossis temporalis.2.Hematom subduralHematom subdural adalah kumpulan darah antara permukaan dalam dura mater dan araknoidmater. Pada sebagian besar kasus, hematom ini disebabkan oleh kerusakan vena penghubung (bridging veins) yang berjalan dari permukaan otak ke sinus dura.

3. Cedera parenkim traumatik

Kata komosio merujuk pada penurunan kesadaran dan paralisis luas yang transien, kadang-kadang disertai oleh kejang, diikuti oleh pemulihan dalam waktu beberapa jam hingga hari. Cedera akso difus merupakan penyebab sebagian besar kasus demensia pasca trauma dan bersama dengan cedera hipoksik-iskemik, menjadi penyebab sebagian besar kasus keadaan vegetative persisten. Kontusio adalah perdarahan di parenkim otak superficial akibat trauma tumpul. Kontusio serebri, terutama jika disertai oleh robeknya lapisan-lapisan superficial otak (laserasi), merupakan penyebab penting perdarahan subarachnoid traumatik. Perdarahan intraserebral traumatic biasanya multiple dan paling sering terjadi di lobus frontalis, lobus temporalis dan substansi grissea dalam. Pembengkakan otak dapat terjadi sebagai suatu manifestasi tersendiri cedera traumatik atau dapat terbentuk bersama dengan lesi traumatik lain.

B. Jenis-jenis Trauma Kepala Dan Medulla SpinalisFrakturMenurut American Accreditation Health Care Commission, terdapat 4 jenis fraktur yaitusimple fracture: retak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulitlinear or hairline fracture: retak pada kranial yang berbentuk garis halus tanpa depresi, distorsi dan splinteringdepressed fracture: retak pada kranial dengan depresi ke arah otakcompound fracture: retak atau kehilangan kulit dan splintering pada tengkorak. Selain retak terdapat juga hematoma subdural.

2. Luka memar (kontosio) Luka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan berwarna merah kebiruan. Luka memar pada otak terjadi apabila otak menekan tengkorak. Biasanya terjadi pada ujung otak seperti pada frontal, temporal dan oksipital3. Laserasi (luka robek atau koyak) Luka laserasi adalah luka robek tetapi disebabkan oleh benda tumpul atau runcing4.Abrasi Luka abrasi yaitu luka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial. Luka ini bisa mengenai sebagian atau seluruh kulit. Luka ini tidak sampai pada jaringan subkutis tetapi akan terasa sangat nyeri karena banyak ujung-ujung saraf yang rusak.5. AvulsiLuka avulsi yaitu apabila kulit dan jaringan bawah kulit terkelupas,tetapi sebagian masih berhubungan dengan tulang kranial. Dengan kata lain intak kulit pada kranial terlepas setelah kecederaan5. Pendarahan Intrakranial

Pendarahan EpiduralPerdarahan epidural adalah antara tulang kranial dan dura mater

Pendarahan SubduralPerdarahan subdural adalah perdarahan antara dura mater dan araknoid, yang biasanya meliputi perdarahan vena. Terbagi atas 3 bagian yaitu:a. Perdarahan subdural akut b. Perdarahan subdural subakut c. Perdarahan subdural kronis Pendarahan SubaraknoidPerdarahan subaraknoid adalah perdarahan antara rongga otak dan lapisan otak yaitu yang dikenal sebagai ruang subaraknoid.

Pendarahan IntraventrikularPerdarahan intraventrikular merupakan penumpukan darah pada ventrikel otak. Perdarahan intraventrikular selalu timbul apabila terjadi perdarahan intraserebral.

Pendarahan IntraserebralPerdarahan intraserebral merupakan penumpukan darah pada jaringan otak. Di mana terjadi penumpukan darah pada sebelah otak yang sejajar dengan hentaman, ini dikenali sebagai counter coup phenomenon.6. Trauma Murni atau MultipelTrauma MurniTrauma Murni adalah apabila korban didiagnosa dengan satu kecederaan pada salah satu regio atau bagian anatomis yang mayor.

Trauma MultipelTrauma multipel atau politrauma adalah apabila terdapat 2 atau lebih kecederaan secara fisikal pada regio atau organ tertentu, dimana salah satunya bisa menyebabkan kematian dan memberi impak pada fisikal, kognitif, psikologik atau kelainan psikososial dan disabilitas fungsional.

Cedera medulla spinalisKomosio Medula SpinalisKontusio Medula SpinalisLaserasio Medula SpinalisPerdarahanKompresi Medula Spinalis

Penangan Cedera Kepala Dan Medulla SpinalisBreathingBloodBrainBladderBowelFarmakologi

Deteksi Cedera Kepala Dan Medulla SpinalisPemeriksaan fisik.Pemerikasaan fisik ini dilakukan dengan melihat secara langsung bagian luar dari kepala. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari daerah trauma yang dapat terlihat dengan kasat mata. Contohnya, luka lecet, luka robek maupun luka lebam.Pemeriksaan penunjangFoto polos kepalaCT scan MRIPositron Emission Tomography (PET) dan Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT)Lumpuh Kelumpuhan atau paralisis adalah kehilangan atau gangguana fungsi motorik pada suatu bagian tubuh akibat lesi pada mekanisme saraf atau otot. Selain itu juga dapat beruba kehilangan gangguan fungsi sensorikJenis-jenis dari lumpuh adalah sebagai berikut.Paraplegia yaitu paralisis kedua ekstremitas bawahHemiplegia yaitu paralisis satu sisi tubuh termasuk ekstremitas atas, satu sisi badan, dan ekstremitas bawah.Monoplegia yaitu paralisis satu ekstremitas sajaDiplegia yaitu paralisis dua ekstremitas yang sesuai, misalnya kedua lengan atau kedua tungkai.Quadriplegia yaitu paralisis keempat ektremitasStudy KasusMengapa Tn. Raffea masih tetap sadar ketika kepalanya terbentur tanah ?Pada saat Tn. Raffea terjatuh dia masih sadar karena, mungkin saja sistem saraf yang berperan dalam tingkat kesadaran ada yang tidak mengalami cedera. Dua bagian tersebut adalah formatio retikularis yang ada dalam batang otak dan korteks serebri. Formatio retikularis berperan dalam keadaan bangun. Sedangkan korteks serebri diperlukan untuk kewaspadaan, yaitu keadaan individu bereaksi terhadap stimulus dan berinteraksi dengan lingkungan. Misalnya formatio retikularis berperan pada saat membuka mata, sedangkan corteks serebri berperan dalam berbicaraMengapa Tn. Raffea tidak dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya ?Karena setelah terjatuh mungkin saja terjadi gangguan pada traktus rubrospinalis yang memfasilitasi otot-otot fleksor dan traktus vestibulospinalis yang memfasilitasi otot-otot ekstenor. Selainn itu juga hal ini juga diakibatkan karena lesi pada lower motor neuron yaitu paralisis flasid dan termasuk ke dalam jenis paralisis diplegia yang merupakan paralisis dua ekstremitas yang sesuai, misalnya lengan dan kakiMengapa Tn. Raffea tidak dapat merasakan sentuhan setelah kepalanya terbentur ?Rangsang sentuhan telah diketahui di salurkan melalui jaras asendens yaitu tractus spinothalamicus anterior. Jika dikaitkan dengan kasus yang terjadi kepada Tn. Raffea maka dapat disimpulan bahwa Tn. Raffea mengalami gangguan atau cedera kepala pada bagian bagian yang menyalurkan rangsang raba yang salah satunya adalag tractus spinothalamicus. Tidak hanya tractus spinothalamicus yang berperan dalam menyalurkan rangsang raba, namun ada columna alba superior yang berupa fascikulus gracilis dan fascikulus cuneatus. Kemungkina besar terjasi pula trauma atau kerusakan pada kedua jaras tersebut. Oleh karena itu Tn. Raffea tida dapat merasakan rabaMengapa Tn. Raffea terlihat bernapas tersengal-sengal ?Pada saat Tn. Raffea terjatuh dan kepalanya terbentur tanah, dapat mempengaruhi juga pada daerah sekitarnya, misalnya hingga pada tulang belakang pada nomor C1 hingga C5 yang berfungsi dalam pernapasan. Jika dikaitkan dengan kasus ini kemungkina besar terjadi kerusakan pula pada kelima tulang belakang tersebut, sehingga mempengaruhi pernpasan dari Tn. RaffeaKesimpulanHipotesis diterimaBenturan kepala yang terjadi pada Tn. Raffea berdampak pada sistem saraf pusat sehingga terjadi gangguan pada saraf motorik dan sensorik, khususnya lesi pada traktus asendens dan traktus desendens.

TERIMA KASIH