plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk fileskripsi tingkat kecerdasan emosi remaja...

118
TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup Sindanglaya yang Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan serta Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh : Yosef Tri Nugroho Jaya NIM: 101114045 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 02-Sep-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN

(Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi

pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup Sindanglaya

yang Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan

serta Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Yosef Tri Nugroho Jaya

NIM: 101114045

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

i

TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN

(Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi

pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup Sindanglaya

yang Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan

serta Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Yosef Tri Nugroho Jaya

NIM: 101114045

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

SKRIPSI

TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN(Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi

pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup Sindanglayayang Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan

serta Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial)

Oleh:Oleh:

Yosef Tri Nugroho,

ZO?

\z

4045

Telah disetujui oleh:\.-/

Pembimbing

Tanggal, 05 Januari 2015Dr. Gendon Barus, M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

SKRIPSI

TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PAIITI ASUHAN(Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi

pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup Sindanglayayang Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan

serta Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial)

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Yosef Tri Nugroho Jaya

NIM:101114045

Telah dipertahankan di depan panitia pengujipada tanggal,12 Januari 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Ketua

Sekretaris

Anggota I

Anggota II

Anggota III

Nama Lengkap

Dr. Gendon Barus, M.Si.

Juster Donal Sinaga, M.Pd.

Dr. Gendon Barus, M.Si.

Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si.

Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si.

Yogyakarta, 12 J anuai 201 5

Fakulas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

iv

PERSEMBAHAN

“Saya percaya bahwa ketika Tuhan menempatkan saya di awal perjalanan

ini, Dia juga yang akan menuntun saya sampai akhir. Dia tidak akan

membawa saya sejauh ini hanya untuk kegagalan”

Kupersembahan karya ini untuk:

Orang tuaku, Yohanes Sularsono dan Lusia Isyanti

Kakakku, FX. Aris Sasongko Putra dan Agustina Santi Yusnita

Ernest, Jevan, dan Kiandra

Prisca Anindya Dewi

Program Studi Bimbingan dan Konseling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

v

MOTTO

“Keluarga adalah sekolah kita yang pertama untuk mempelajari Emosi”

Daniel Goleman

“Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak Mustahil, namun kita

akan yakin apabila kita telah berhasil melakukannya dengan baik”

Evlyn U.

“Jangan tunda sampai besok, apa yang dapat engkau kerjakan hari ini”

Nindy Dewi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Januari 2015

Penulis

Yosef Tri Nugroho Jaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yosef Tri Nugroho Jaya

Nomor Induk Mahasiswa : 101114045

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi

Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

Sindanglaya yang Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan

serta Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 12 Januari 2015

Yang menyatakan

Yosef Tri Nugroho Jaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

viii

ABSTRAK

TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN

(Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi

pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup Sindanglaya

yang Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan

serta Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial)

Yosef Tri Nugroho Jaya

Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk

memperoleh gambaran mengenai tingkat kecerdasan emosi remaja Panti Asuhan St.

Yusup Sindanglaya. Masalah pertama yang diteliti adalah “Seberapa tinggi tingkat

kecerdasan emosi pada remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya?”. Masalah yang

kedua adalah “Butir pengukuran kecerdasan emosi mana yang terindikasi rendah pada

remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang implikatif diusulkan sebagai topik-

topik bimbingan pribadi-sosial?”. Masalah yang ketiga adalah “Apakah ada perbedaan

yang signifikan antara tingkat kecerdasan emosi pada remaja Panti Asuhan St. Yusup

Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan remaja yang tidak mengalami kekerasan?”.

Jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Subjek penelitian

adalah remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang berjumlah 114 orang. Instrumen

penelitian ini berupa kuesioner tingkat kecerdasan emosi yang terdiri dari 59 item

pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan membuat tabulasi skor total masing-

masing item, menghitung skor total masing-masing responden, menghitung skor total

masing-masing item, selanjutnya mengkategorisasikan tingkat kecerdasan emosi remaja

berdasarkan distribusi normal. Kategori ini terdiri dari lima jenjang yaitu sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Tingkat kecerdasan emosi pada remaja

Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang termasuk dalam kategori sangat tinggi

berjumlah 28 orang (24,6 %), yang termasuk dalam kategori tinggi berjumlah 63 orang

(55,3 %), yang termasuk dalam kategori sedang berjumlah 23 orang (20,1 %), yang

termasuk dalam kategori rendah dan sangat rendah berjumlah 0 orang (0%). (2)

berdasarkan analisis terhadap butir-butir kecerdasan emosi, diperoleh 10 butir item yang

pencapaian skornya masuk dalam kategori sedang yang digunakan sebagai dasar untuk

merumuskan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang implikatif untuk

meningkatkan kecerdasan emosi remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya. (3)

Terdapat perbedaan tingkat kecerdasan emosi pada remaja panti asuhan St. Yusup

Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan tidak mengalami kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

ix

ABSTRACT

EMOTIONAL INTELLIGENCE LEVEL OF ORPHANAGE TEENAGER

(A Descriptive Study of Emotional Intelligence Level of St. Yusup

Sindanglaya Orphanage Teenager Who Got Violence and Non-Violence with

The Implications Towards The Advise of The Topics of Social Personal

Counseling)

Yosef Tri Nugroho Jaya

The University Of Sanata Dharma

2015

This research was quantitative descriptive research which has the aim to

get illustration about Emotional Intelligence Level of St. Yusup Sindanglaya

orphanage teenager. The first problem is “How high is the emotional intelligence

level of St. Yusup Sindanglaya orphanage teenager?” The second problem is

“Which emotional intelligence measurement items do indicate low for St. Yusup

Sindanglaya orphanage teenager who is implicative to be suggested as social-

personal counseling topics?” The third problem is “Are there significant

difference between emotional intelligence levels of St. Yusup Sindanglaya

orphanage teenager who got violence and non-violence?

This research was a descriptive research with survey method application.

The subjects were teenagers of St. Yusup Sindanglaya orphanage. There were 114

persons. The research instrument was a questionnaire of emotional intelligence

level which consisted of 59 statements items which were developed based on

composing of Likert model scale. The data analysis technique in this research

were making total score tabulation from each items, counting total score from

each respondents, counting total score of each items, and categorizing the teenager

emotional intelligence level based on normal distribution. This category was

consisted of five grades those are very high, high, medium, low, and very low.

The result of the research which was obtained were (1) emotional

intelligence level of St. Yusup Sindanglaya orphanage teenager which was

categorized very high were 28 persons (24,6%), 63 persons (55,3%) were

categorized high, 23 persons (20,1%) were categorized very low. (2) Based on the

analysis of emotional intelligence items, there were 10 items which the score

reached middle category and it is used as the basis to formulate the advice of the

implicative topics of social-personal counseling to develop emotional intelligence

of St. Yusup Sindanglaya orphanage teenager. (3) There were difference

emotional intelligence level of St. Yusup Sindanglaya orphanage teenager who

got violence and non-violence.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan Kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat

dan kasih-Nya yang melimpah. Karena berkat dan kasih itulah penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tugas akhir sebagai syarat memperoleh

gelar sarjana pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling memberi

banyak manfaat, penulis mendapat pengalaman untuk mengaplikasikan teori-teori

yang telah penulis dapat saat menjalani proses perkuliahan di Program Studi

Bimbingan dan Konseling secara langsung.

Skripsi dengan judul “Tingkat Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan St.

Yusup Sindanglaya yang Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan

serta Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial” ini

dapat penulis selesaikan bukan hanya karena kerja keras penulis sendiri, namun

didukung oleh bantuan dari banyak pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan

kemurahan hati dan kesabaran telah memberikan dukungan, motivasi, dan

bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

2. Pater Stanislaus Agus Suharyanto, OFM., selaku kepala Panti Asuhan St.

Yusup Sindanglaya yang telah menerima dan memberikan kesempatan

untuk melaksanakan pengambilan data penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

xi

3. Ibu M.M. Dwi Supraptiningsih, OFS., selaku pamong panti yang dengan

sabar meluangkan waktu dan mendampingi penulis dalam proses

pengambilan data penelitian.

4. Seluruh siswa Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya atas partisipasinya

dalam pengisian instrumen penelitian.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi penulis selama masa

perkuliahan dan membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

6. Bapak dan Ibu tercinta, Yohanes Sularsono dan Lusia Isyanti yang selalu

setia dengan cinta dan kasih sayang memberikan dukungan, perhatian, dan

doa selama penulis berproses dalam menyusun skripsi.

7. Kakak penulis Mas Aris, Mas Win, Mbak Santi, dan Mbak Dian yang

telah meluangkan waktu untuk berbagi pengalaman dan memberikan

dukungan kepada penulis selama proses penyusunan, pelaksanaan

penelitian, dan penyelesaian skripsi.

8. Prisca Anindya Dewi yang telah mendengarkan keluh kesah, memberikan

dukungan, pendapat, doa, dan perhatian selama penulis menyususun

skripsi.

9. Agus, Uut, Hendra, Anang, Sr. Maura, dan Sr. Krisna yang telah menjadi

teman diskusi dan memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis

selama proses penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

xii

10. Teman-teman program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, khususnya angkatan 2010 A atas masukan dan

dukungannya kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik

dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Semoga

skripsi ini dapat berguna bagi pembaca atau pihak lain yang memiliki ketertarikan

untuk mempelajari lebih dalam mengenai penelitian ini.

Yogyakarta, 12 Januari 2015

Penulis

Yosef Tri Nugroho Jaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... iv

HALAMAN MOTTO.................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................... vii

ABSTRAK.................................................................................................... viii

ABSTRACT................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR.................................................................................. x

DAFTAR ISI................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian............................................................................ 6

E. Definisi Oprasional Variabel............................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hakikat Kecerdasan Emosi............................................................... 10

1. Pengertian Emosi........................................................................ 10

2. Pengertian Kecerdasan Emosi.................................................... 11

3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi................................................. 11

4. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Kecerdasan Emosi................. 14

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi 16

B. Hakikat Kekerasan............................................................................ 19

1. Pengertian Kekerasan................................................................. 19

2. Bentuk Kekerasan....................................................................... 19

3. Pengaruh Kekerasan Terhadap Kecerdasan Emosi.................... 23

C. Remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya................................. 25

1. Pengertian Remaja...................................................................... 25

2. Ciri-ciri Masa Remaja................................................................ 26

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja........................................... 31

4. Kehidupan Remaja di Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya..... 33

D. Bimbingan Pribadi Sosial di Panti Asuhan....................................... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

xiv

1. Pengertian Bimbingan................................................................. 35

2. Bimbingan Pribadi Sosial Remaja Panti Asuhan St. Yusup

Sindanglaya.................................................................................

36

E. Hipotesis Penelitian........................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.................................................................................. 38

B. Subjek Penelitian............................................................................... 39

C. Instrumen Penelitian.......................................................................... 40

1. Kuesioner Tingkat Kecerdasan Emosi........................................ 40

2. Format Pernyataan Skala............................................................. 40

D. Validitas dan Reliabilitas................................................................... 43

1. Validitas...................................................................................... 43

2. Reliabilitas................................................................................... 46

E. Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian...................................... 47

1. Tahap Persiapan.......................................................................... 47

2. Pengumpulan Data...................................................................... 49

F. Teknik Analisis Data........................................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.................................................................................. 55

1. Tingkat Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan St. Yusup

Sindanglaya.................................................................................

55

2. Distribusi Skor Item Kecerdasan Emosi Remaja

Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami

kekerasan dan tidak mengalami kekerasan.................................

57

3. Pengelompokan Remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya

yang Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami

Kekerasan...................................................................................

60

4. Uji Hipotesis Penelitian.............................................................. 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................ 62

C. Implikasi Hasil Penelitian: Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi

Sosial.................................................................................................

72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................... 75

B. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 76

C. Saran................................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Subjek Penelitian........................................................................ 39

Tabel 2 Norma skoring Inventori Kecerdasan Emosi............................. 41

Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Emosi pada Anak Panti

Asuhan........................................................................................

42

Tabel 4 Item-item Valid dan Tidak Valid................................................ 45

Tabel 5 Kriteria Guildford....................................................................... 47

Tabel 6 Norma Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Emosi Subjek dan

Item.............................................................................................

50

Tabel 7 Norma Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Emosi Remaja Panti

Asuhan St. Yusup.......................................................................

51

Tabel 8 Norma Kategorisasi Skor Item Kecerdasan Emosi Remaja

Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang Mengalami

Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan.............................

52

Tabel 9 Distribusi Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti

Asuhan St. Yusup Sindanglaya...............................................

55

Tabel 10 Distribusi Skor Item Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan

St. Yusup Sindanglaya yang Mengalami Kekerasan dan Tidak

Mengalami Kekerasan...............................................................

57

Tabel 11 Item Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan yang

Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan yang

pencapaiannya belum optimal...................................................

59

Tabel 12 Kelompok Remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang

Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan..........

60

Tabel 13 Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial........................... 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Emosi.................... 56

Gambar 2 Diagram Kategorisasi Capaian Skor Item Kecerdasan Emosi

Remaja Panti Asuhan yang Mengalami Kekerasan dan Tidak

Mengalami Kekerasan...............................................................

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Tingkat Kecerdasan Emosi.................................. 80

Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian........................................................ 86

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas....................................... 90

Lampiran 4 Hasil Uji T-Test..................................................................... 96

Lampiran 5 Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB)..................................... 97

Lampiran 6 Surat Perijinan Penelitian...................................................... 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini memuat uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel.

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju masa

dewasa. Masa remaja juga disebut sebagai masa transisi. Pada masa transisi

timbul berbagai gejolak dalam diri remaja, baik dari diri sendiri maupun dari

luar yang mewarnai dinamika kehidupan remaja. Berbagai gejolak yang

dialami dan tumbuh dalam diri remaja menyumbang terhadap gambaran diri

remaja. Gambaran diri remaja antara lain ditentukan oleh tingkat kecerdasan

emosi. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi remaja masa kini untuk

membangun dan meningkatkan kecerdasan emosi, guna membentuk gambaran

pribadi yang baik, sehingga dapat mengaktualisasikan diri secara optimal.

Dunia remaja merupakan masa di mana individu berlomba untuk

menemukan jati diri mereka. Jati diri merupakan satu hal yang muncul dalam

perkembangan remaja yang penuh dengan tantangan, masalah, dan kebutuhan.

Jati diri dapat berkembang secara baik apabila remaja memiliki kecerdasan

emosi tinggi. Kecerdasan emosi merupakan aspek yang sangat dekat dengan

kepribadian setiap individu terutama remaja. Individu yang telah mencapai

kecerdasan emosi yang baik ditandai oleh adanya kecakapan pribadi dan

kecakapan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

2

Kecerdasan emosi membantu individu untuk mengenali perasaan yang

tengah dirasakannya, bereaksi terhadap perasaan yang muncul dan

mengendalikan perasaan tersebut. Kecerdasan emosi mampu memberikan

manfaat emosional untuk meningkatkan kreatifitas dan aktivitas motorik

individu dalam berelasi dengan lingkungan sekitarnya. Kecerdasan emosi

turut membantu individu agar mampu menyelesaikan permasalahan yang

terjadi dalam dirinya secara kreatif.

Banyak remaja Indonesia yang belum mampu mengoptimalkan

perkembangan kecerdasan emosi. Hal tersebut terjadi karena kurang adanya

semangat dalam diri para remaja untuk berkembang. Kurangnya semangat

dalam diri para remaja untuk berkembang secara optimal disebabkan karena

para remaja belum mampu mengenal potensi yang mereka miliki. Namun, di

sisi lain hal tersebut terjadi karena kurangnya dukungan dan dorongan dari

lingkungan sekitar dalam memberikan kesempatan bagi remaja untuk

berkembang secara optimal.

Salah satu potret pengalaman kehidupan remaja yang kurang mendapat

dukungan dari lingkungan sekitar adalah remaja yang hidup jauh dari orang

tua, bahkan tidak pernah mendapat sosok orang tua yang baik dan mampu

menjadi panutan bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja. Remaja yang

tinggal di Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya dapat disebut sebagai salah

satu contoh permasalahan ini. Panti Asuhan St.Yusup Sindanglaya mampu

menampung sekitar 300 orang anak asuh, yang berasal dari berbagai latar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

3

belakang keluarga, antara lain yatim-piatu, terlantar, pra-sejahtera, titipan, dan

dari keluarga bermasalah.

Faktor lain yang kurang mendukung perkembangan kecerdasan emosi

remaja secara optimal adalah kekerasan yang pernah dialami oleh remaja.

Kekerasan yang dialami oleh remaja berupa kekerasan fisik dan kekerasan

psikis. Pengalaman kekerasan tersebut dapat mengakibatkan timbulnya

traumatis dalam diri remaja. Pengalaman traumatis menyebabkan remaja tidak

dapat mengenal dan mengendalikan emosi yang ada dalam dirinya. Hal ini

menyebabkan individu, terutama remaja akan cenderung menutup diri, mudah

cemas, depresi, gelisah, dan yang paling berbahaya adalah sulit untuk

mempercayai orang-orang yang ada disekitarnya. Kenyataannya adalah masih

ada beberapa remaja panti asuhan yang teridentifikasi menjadi korban

kekerasan. Kekerasan yang pernah terjadi, tanpa disadari memiliki dampak

bagi perkembangan emosional remaja panti asuhan. Dampak ini semakin

terlihat pada saat remaja berada jauh dari orang-orang yang telah menyakiti

atau melukai dirinya. Sebagian remaja panti asuhan akan memiliki

kecenderungan menutup diri terhadap lingkungan sekitar, bersikap dan

berperilaku agresif terhadap temannya (mudah tersinggung dan marah),

berbohong terhadap pamong panti, dan menentang aturan yang berlaku.

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bulan Januari-

Agustus 2012 mencatat terdapat 3.332 kasus kekerasan terhadap anak di

Indonesia. Keluarga menjadi tempat terbanyak terjadinya kekerasan terhadap

anak, yakni sebanyak 496 kasus, disusul dengan kekerasan di bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

4

pendidikan, yaitu mencapai 470 kasus, dan pada urutan ketiga kasus kekerasan

terhadap anak di bidang agama, yakni 195 kasus. Bentuk kasus kekerasan

yang terjadi pada anak dalam keluarga, antara lain perebutan hak kuasa asuh

pada keluarga yang sudah cerai, akses bertemu anak yang sulit, anak kabur

dari rumah, penelantaran anak, dan pengasuhan anak bermasalah.

Fenomena ini kurang mendapat perhatian oleh masyarakat luas,

sehingga kekerasan yang dilakukan terhadap anak dan remaja dari tahun ke

tahun semakin meningkat. Masyarakat kurang mengerti dan memahami

dampak yang akan terjadi apabila permasalahan ini terus menerus berlanjut,

terutama pada aspek emosional. Sebagian besar masyarakat menganggap pola

asuh yang diberikan pada remaja sudah benar dan sesuai dengan kebutuhan,

namun pola asuh yang mengandalkan pendisiplinan dengan kekerasan

membuat remaja menderita. Oleh sebab itu, mendampingi dan mencari solusi

secara tepat sasaran merupakan salah satu jalan untuk menolong remaja yang

menjadi korban kekerasan. Hal tersebut sangat penting, karena remaja

merupakan pribadi yang berharga, membutuhkan kasih sayang, pendidikan,

dan memberikan mereka harapan akan cita-cita.

Berdasarkan fenomena di atas mengenai kekerasan yang cukup

mengkhawatirkan, maka diperlukan peran kolaborasi antara guru BK, pamong

asrama dengan semua pihak dalam mendampingi remaja yang menjadi korban

kekerasan, khususnya mereka yang diasuh di panti asuhan. Pendampingan

yang diberikan harus bersinergi antara guru BK dan panti asuhan, sehingga

dapat terwujud tujuan mulia, yaitu membantu memulihkan kondisi korban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

5

kekerasan secara psikologis agar remaja mampu menerima dirinya, mau

terbuka kepada diri sendiri dan orang lain, serta membantu para remaja

mengoptimalkan kecerdasan emosi yang ada dalam diri mereka. Seorang

remaja yang cerdas secara emosi, mampu mengendalikan emosi secara tepat

dan mengerti betul apa yang sedang dirasakannya. Selain itu, melalui

pendampingan yang tepat, diharapkan para remaja dapat melihat diri sendiri

seperti orang lain melihat dirinya serta mampu memahami orang lain yang ada

di sekitanya.

Berdasarkan pada uraian di atas mengenai kecerdasan emosi dan

kekerasan terhadap remaja, maka penulis tertarik untuk mengangkat penelitian

dengan judul “Tingkat Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan yang

Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan serta Implikasinya

terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa tinggi tingkat kecerdasan emosi pada remaja Panti Asuhan St.

Yusup Sindanglaya?

2. Butir pengukuran kecerdasan emosi mana yang terindikasi rendah pada

remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang implikatif diusulkan

sebagai topik-topik bimbingan pribadi-sosial?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

6

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan tingkat kecerdasan emosi pada

remaja Panti Asuhan St.Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan

dan remaja yang tidak mengalami kekerasan?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan tingkat kecerdasan emosi pada remaja panti asuhan St.

Yusup Sindanglaya.

2. Mengidentifikasi butir item pada instrumen kecerdasan emosi remaja panti

asuhan St. Yusup Sindanglaya yang terindikasi rendah dan merumuskan

topik-topik program bimbingan pribadi-sosial yang dapat meningkatkan

kecerdasan emosi.

3. Menganalisis ada tidaknya perbedaan kecerdasan emosi pada remaja di

Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan tidak

mengalami kekerasan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat disumbangkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan bagi

pengembangan pengetahuan dalam bidang bimbingan konseling,

khususnya mengenai Kecerdasan Emosi (Emotional Intelegent) pada

remaja yang mengalami kekerasan dan tidak mengalami kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

7

2. Manfaat praktis

a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi guru

bimbingan dan konseling dalam rangka pengembangan program BK

pribadi-sosial khususnya dalam merancang topik-topik bimbingan

kecerdasan emosi remaja.

b. Bagi Pendidik (Guru dan Orang Tua)

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dalam memahami

kecerdasan emosi remaja khususnya remaja panti asuhan yang

mengalami kekerasan dan tidak mengalami kekerasan, sehingga

pendidik dapat ikut serta dalam membina dan meningkatkan

kecerdasan emosi remaja.

c. Bagi Remaja Panti Asuhan

Remaja akan mendapatkan layanan bimbingan pribadi-sosial yang

sesuai dengan tingkat kecerdasan emosi.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan kesempatan bagi peneliti untuk berlatih

melaksanakan penelitian sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dan

belajar berpikir kritis dalam menjawab persoalan yang ada. Menjadi

bekal bagi peneliti dalam memberikan pelayanan dan pendampingan

kepada remaja mengenai tingkat kecerdasan emosi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

8

e. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan bagi peneliti lain

yang memiliki minat lebih jauh untuk mencermati kecerdasan emosi

dari berbagai sudut pandang.

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk menambah pemahaman mengenai beberapa terminologi dalam

judul penelitian ini, peneliti menjelaskan beberapa istilah penting sebagai

berikut:

1. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ) meliputi kemampuan

mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan

kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya yang ditandai

berbagai indikator sebagaimana dioperasionalkan dalam konstruk

instrumen penelitian ini.

2. Kekerasan

Pengalaman terluka atau tersakiti karena sebagai korban dari perbuatan

seseorang atau sekelompok orang yang mengakibatkan kerugian atau

menciderai fisik dan non fisik secara paksa dengan berbagai jenis tindakan

yang melibatkan serangan fisik, verbal dan mental orang lain yang

menimbulkan kenangan buruk atau menyakitkan yang membekas (sulit

dilupakan), perasaan takut atau tak berdaya, terhina, dan direndahkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

9

3. Remaja Panti Asuhan

Remaja panti asuhan adalah mereka yang berusia sekitar 13-16 tahun

termasuk dalam masa remaja awal yang tinggal di panti asuhan dan duduk

di bangku Sekolah Menengah Pertama

4. Bimbingan Pribadi Sosial

Bimbingan Pribadi-Sosial merupakan salah satu upaya untuk membantu

individu dalam memantapkan kepribadian dan mengembangkan

kemampuan diri dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan

dengan diri sendiri dan orang lain untuk menciptakan lingkungan yang

kondusif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini dipaparkan kajian konseptual mengenai hakikat kecerdasan

emosi, hakikat kekerasan, remaja panti asuhan, bimbingan pribadi sosial, dan

hipotesis penelitian.

A. Hakikat Kecerdasan Emosi

1. Pengertian Emosi

Emosi berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang berarti

“menggerakkan, bergerak”, ditambahkan awalan “e” untuk memberi arti

“bergerak menjauh”. Kecenderungan untuk bertindak merupakan hal yang

mutlak dalam emosi. Kamus psikologi mendefinisikan, emosi adalah suatu

keadaan yang kompleks dari organisme, yang menyangkut perubahan

jasmani yang luas sifatnya. Pengertian emosi menurut Oxford English

Dictionary sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan

nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.

Goleman berpendapat bahwa (2007:411) emosi merujuk pada

suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan

psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Berdasarkan

uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan

yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap

rangsangan atau stimulus, yang berasal dari dalam diri atau dari luar diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

11

2. Pengertian Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi merupakan sebuah teori yang diajukan pada

tahun 1990 oleh dua psikolog, Peter Salovey dan John Mayer untuk

mengemukakan mengenai kualitas emosional individu. Salovey dan

Mayer (Goleman, 1999:513) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai

kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan perasaan

orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu

pikiran dan tindakan.

Menurut Goleman (1999) kecerdasan emosi adalah kemampuan

seseorang untuk mengatur kehidupan emosinya secara cerdas (to manage

our emotional life with intelligent), menjaga keselarasan emosi dan

pengungkapannya (the approprianteness of emotion and it’s expression)

melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,

empati, dan keterampilan sosial. Kecerdasan emosi dapat disimpulkan

sebagai kemampuan mental yang membantu individu dalam menyadari

dan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, dan

mengenali emosi orang lain.

3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Menurut Salovey (Goleman, 2007:57-59), kecerdasan emosi

terbagi menjadi lima wilayah utama, yaitu:

a. Mengenali Emosi Diri

Mengenali emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk

mengenali perasaan pada saat perasaan itu terjadi. Individu dikatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

12

berhasil mengenali emosinya, apabila individu tersebut memiliki

kepekaan yang tinggi atas emosinya. Individu yang memiliki

keyakinan lebih tentang perasaannya merupakan individu yang mampu

mengontrol kehidupan emosionalnya. Menurut konsep Goleman

individu yang memiliki kesadaran diri akan lebih peka dan cermat

dalam menghadapi perasaannya dan menghadapi suasana hati orang

lain. Seorang remaja yang memiliki kesadaran emosi akan terlihat dari

kemampuannya dalam mengarahkan diri sendiri terkait dengan

pengambilan keputusan.

b. Mengelola Emosi

Kemampuan individu untuk menguasai perasaannya sendiri

agar perasaan itu dapat diungkapkan secara tepat dan selaras, sehingga

dapat tercapai keseimbangan dalam diri. Individu yang mampu

menghadapi badai emosional yang dibawa oleh diri sendiri,

merupakan individu yang mampu bangkit dari keterpurukan.

Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk bangkit dari perasaan-

perasaan yang menekan, menghibur diri sendiri, melepasakan

kecemasan, kemurungan, dan ketersinggungan. Remaja yang mampu

mengelola emosi, memiliki kemampuan dalam pengendalian diri.

Remaja yang memiliki kemampuan dalam pengendalian diri akan

memiliki sikap terbuka dan mampu menerima kritik dari orang lain

terhadap dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

13

c. Memotivasi Diri Sendiri

Kemampuan individu untuk mengendalikan diri dan menahan

diri terhadap kepuasan. Individu yang mampu memotivasi dirinya

akan memiliki keterampilan untuk produktif dan efektif dalam

berbagai aktivitas yang mereka lakukan. Membangun emosi sebagai

alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting bagi

individu untuk memberikan perhatian, untuk memotivasi diri sendiri

dan menguasai diri sendiri. Remaja yang memiliki kecapakan ini, tidak

mudah jatuh dalam suatu kegagalan dan tidak mudah puas terhadap

sesuatu yang dikerjakannya, memiliki kemauan untuk terus berusaha

memperbaiki diri.

d. Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali dan merasakan emosi orang lain

disebut dengan empati. Empati merupakan kemampuan yang

bergantung pada kesadaran diri emosional. Individu yang memiliki

keterbukaan pada emosi sendiri, akan terampil dalam membaca

perasaan orang lain. Individu yang tidak memiliki kesadaran terhadap

emosi tidak akan mampu menghargai perasaan orang lain. Orang yang

empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang

tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau

dikehendaki oleh orang lain. Remaja yang memiliki kepekaan dan

kepedulian serta memiliki kemampuan untuk membaca perasaan orang

lain, akan mudah bergaul dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

14

e. Membina Hubungan

Membina hubungan merupakan keterampilan mengelola emosi

dalam menjalin relasi dengan orang lain. Kemampuan individu dalam

berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan

membina hubungan atau relasi dengan orang lain. Kemampuan dalam

membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang

popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi (Goleman,

1999). Individu yang menguasai keterampilan ini, akan berhasil dalam

berbagai macam bidang yang mengandalkan relasi yang baik dengan

orang lain. Remaja yang ramah, baik hati, dan menghargai akan

diterima dan disegani oleh orang lain.

4. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Kecerdasan Emosi

Menurut Goleman (1999) individu yang memiliki kecerdasan

emosi adalah individu yang memiliki kecakapan pribadi dan kecakapan

sosial.

a. Kecakapan pribadi adalah kecakapan yang menentukan bagaimana

seseorang mengelola diri sendiri. Individu yang memiliki kecakapan

pribadi menunjukkan tiga ciri penting, yaitu :

1) Kesadaran Diri

a) Kesadaran emosi, mengenali kesadaran diri sendiri dan

efeknya.

b) Penilaian diri sendiri secara teliti, mengetahui kekuatan dan

batas-batas diri sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

15

c) Percaya diri, keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri

sendiri.

2) Pengaturan Diri

a) Kendali diri, mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan hati

yang merusak.

b) Sifat dapat dipercaya, memelihara norma kejujuran dan

integritas.

c) Kewaspadaan, bertanggung jawab atas kinerja pribadi.

d) Adaptibilitas, keluwesan dalam menghadapi perubahan.

e) Inovasi, mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan,

pendekatan, dan informasi-informasi baru.

3) Motivasi

a) Dorongan prestasi, dorongan untuk menjadi lebih baik atau

memenuhi standar keberhasilan.

b) Komitmen, menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau

lingkungan.

c) Inisiatif, kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan.

d) Optimisme, kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati

ada halangan dan kegagalan.

b. Kecakapan sosial yaitu kecakapan yang menentukan bagaimana

seseorang menangani suatu hubungan dengan orang lain. Terdapat dua

ciri utama, yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

16

1) Empati

a) Memahami orang lain, mengindra perasaan dan perspektif

orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan

mereka.

b) Orientasi pelayanan, mengantisipasi, mengenali, dan berusaha

memenuhi kebutuhan

c) Mengembangkan orang lain, merasakan kebutuhan

perkembangan orang lain, dan berusaha menumbuhkan

kemampuan mereka.

d) Mengatasi keragaman, menumbuhkan peluang melalui

pergaulan dengan bermacam-macam orang.

2) Kesadaran Sosial

a) Komunikasi, mengirimkan pesan yang jelas dan meyakinkan.

b) Katalisator perubahan, memulai, dan mengelola perubahan.

c) Manajemen konflik, negosiasi, dan pemecahan silang pendapat.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi terbagi

menjadi dua, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu. Faktor internal dipengaruhi oleh keadaan otak emosional

individu. Amigdala merupakan salah satu struktur otak yang

digunakan untuk mengolah dan menyimpan data ingatan emosional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

17

seorang individu. Data yang diterima oleh individu melalui indra

pengelihatan, indra penciuman, indra perasa, indra peraba, dan indra

pendengaran kemudian masuk dan diolah oleh struktur otak yang

berurusan dengan proses kegiatan rasional atau sering disebut dengan

neocortex. Hal ini menyebabkan individu bereaksi secara emosional

terlebih dahulu saat menghadapi suatu hal, sebelum disadari

sepenuhnya oleh reaksi rasional.

Kecerdasan emosi yang tinggi akan membantu individu dalam

menjaga keselarasan antara amigdala dan neocortex atau antara reaksi

emosional dengan reaksi rasional. Hal ini membuat individu mampu

menguasai diri, memahami emosi diri serta emosi orang lain, dan

menyesuaikan diri dengan emosi orang lain atau lingkungannya

(Goleman, 2007)

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu.

Menurut Gottman dan DeClaire (2003), faktor eksternal yang

mempengaruhi kecerdasan emosi individu adalah:

1) Keluarga

Keluarga merupakan pendidik pertama seorang individu

dalam mempelajari berbagai hal, salah satunya yaitu emosi.

Keluarga terutama orang tua merupakan model bagi perkembangan

emosional remaja. Orang tua tidak hanya memberikan sikap hangat

dan positif dalam mengajarkan kecerdasan emosi kepada individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

18

terutama remaja. Sikap tegas, bertanggung jawab, dan rasional

perlu diberikan agar remaja memiliki batasan dalam

mengekspresikan sikap dan perilaku mereka sehari-hari, mengingat

bahwa beberapa orang tua tidak mampu mengatasi perasaan-

perasaan negatif anak remaja mereka.

2) Lingkungan

Perkembangan emosi remaja dipengaruhi oleh lingkungan

dimana individu berkembang. Mangunhardjana (1986)

mengemukakan bahwa lingkungan sosial mempunyai pengaruh

yang cukup besar bagi perkembangan kepribadian individu.

Lingkungan dimana remaja berada, seperti lingkungan sekolah,

tempat bermain, dan masyarakat dapat mempengaruhi pencapaian

kecerdasan emosi individu terutama remaja. Lingkungan yang

harmonis akan mendukung remaja dalam mencapai perkembangan

kecerdasan emosi secara optimal, namun lingkungan yang kurang

mendukung atau lingkungan yang buruk akan membuat remaja

mengalami ketakutan, kegelisahan, mudah cemas, bersikap apatis,

dan reaktif, sehingga remaja sulit mencapai kecerdasan emosi

secara optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

19

B. Hakikat Kekerasan

1. Pengertian Kekerasan

Kekerasan berasal dari bahasa latin violentus yang berasal dari kata

vi atau vis berarti “kekuasaan atau berkuasa”, merupakan sebuah ekspresi

yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan

pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat

seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang.

Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), kekerasan adalah setiap

perbuatan terhadap seseorang, terutama perempuan yang mengakibatkan

timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,

dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan

perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan yang melawan

hukum dalam lingkup rumah tangga.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kekerasan

adalah perilaku agresif baik secara fisik, verbal dan non verbal yang dapat

menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.

2. Bentuk Kekerasan

Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang kekerasan

dalam rumah tangga (KDRT) bentuk kekerasan sebagai berikut:

a. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik meliputi, kekerasan fisik berat dan kekerasan

fisik ringan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

20

1) Kekerasan Fisik Berat

Berupa penganiayaan berat, seperti menendang, memukul,

melakukan percobaan pembunuhan atau pembunuhan, dan semua

perbuatan lain yang dapat mengakibatkan: cidera berat, tidak

mampu menjalankan tugas sehari-hari, pingsan, luka berat pada

tubuh korban dan atau luka yang sulit disembuhkan atau yang

menimbulkan bahaya mati, kehilangan salah satu panca indera,

mendapat cacat, menderita sakit lumpuh, terganggunya daya pikir,

gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan, kematian

korban.

2) Kekerasan Fisik Ringan

Berupa menampar, menjambak, mendorong, dan perbuatan

lainnya yang mengakibatkan: cedera ringan, rasa sakit dan luka

fisik yang tidak masuk dalam kategori berat.

b. Kekerasan Psikis

Kekerasan psikis meliputi, kekerasan psikis berat dan

kekerasan psikis ringan.

1) Kekerasan Psikis Berat

Berupa tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi,

kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk

pelarangan, pemaksaan dan isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan

yang merendahkan atau menghina, penguntitan, kekerasan dan atau

ancaman kekerasan fisik, seksual dan ekonomis yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

21

mengakibatkan penderitaan psikis berat, seperti gangguan tidur

atau gangguan makan atau ketergantungan obat atau disfungsi

seksual, yang salah satu atau kesemuanya berat dan atau menahun,

gangguan stres pasca trauma, gangguan fungsi tubuh berat (seperti

tiba-tiba lumpuh atau buta tanpa indikasi medis), depresi berat atau

destruksi diri, gangguan jiwa dalam bentuk hilangnya kontak

dengan realitas seperti skizofrenia dan atau bentuk psikotik

lainnya.

2) Kekerasan Psikis Ringan

Berupa tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi,

kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk

pelarangan, pemaksaan, dan isolasi sosial; tindakan dan atau

ucapan yang merendahkan atau menghina, penguntitan, ancaman

kekerasan fisik, seksual dan ekonomis; yang dapat mengakibatkan

penderitaan psikis ringan, seperti ketakutan dan perasaan terteror,

rasa tidak berdaya, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya

kemampuan untuk bertindak, gangguan tidur atau gangguan makan

atau disfungsi seksual, gangguan fungsi tubuh ringan (misalnya,

sakit kepala, gangguan pencernaan tanpa indikasi medis), fobia

atau depresi temporer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

22

c. Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual meliputi, kekerasan seksual berat dan

kekerasan seksual ringan.

1) Kekerasan Seksual Berat

a) Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba,

menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul

serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/jijik, ter-

teror, terhina, dan merasa dikendalikan.

b) Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau

pada saat korban tidak menghendaki.

c) Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai,

merendahkan, dan atau menyakitkan.

d) Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan

pelacuran dan atau tujuan tertentu.

e) Terjadinya hubungan seksual di mana pelaku memanfaatkan

posisi ketergantungan korban yang seharusnya dilindungi.

f) Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa

bantuan alat yang menimbulkan sakit, luka, atau cedera.

2) Kekerasan Seksual Ringan

Berupa pelecehan seksual secara verbal seperti komentar

verbal, gurauan porno, siulan, ejekan dan julukan dan atau secara

non verbal, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh atau pun

perbuatan lainnya yang meminta perhatian seksual yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

23

dikehendaki korban yang bersifat melecehkan dan atau menghina

korban.

d. Kekerasan Ekonomi

Kekerasan ekonomi meliputi, kekerasan ekonomi berat dan

kekerasan ekonomi ringan.

1) Kekerasan Ekonomi Berat, yakni tindakan eksploitasi, manipulasi

dan pengendalian lewat sarana ekonomi berupa, memaksa korban

bekerja dengan cara eksploitatif termasuk pelacuran, melarang

korban bekerja tetapi menelantarkannya, mengambil tanpa

sepengetahuan dan tanpa persetujuan korban, merampas dan atau

memanipulasi harta benda korban.

2) Kekerasan Ekonomi Ringan, berupa melakukan upaya-upaya

sengaja yang menjadikan korban tergantung atau tidak berdaya

secara ekonomi atau tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Dampak atau Pengaruh Kekerasan terhadap Kecerdasan Emosi

Remaja

Kekerasan yang terjadi pada individu terutama remaja

menimbulkan dampak yang nyata berupa cacat fisik dan psikologis.

Dampak tersebut mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi remaja.

Beberapa dampak kekerasan terhadap kecerdasan emosi remaja, sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

24

a. Dampak Kekerasan Fisik

Remaja yang mengalami kekerasan secara fisik akan memiliki

kecenderungan untuk bersikap agresif terhadap orang lain. Kekerasan

fisik yang berlangsung dan berulang-ulang dalam jangka waktu yang

lama akan menimbulkan trauma mendalam yang akan mengakibatkan

remaja terhambat dalam mencapai kecerdasan emosi yang optimal.

b. Dampak Kekerasan Psikologis

Kekerasan psikologis pada remaja berdampak pada gangguan

afeksi, seperti depresi, mudah tersinggung, cepat marah, dan memiliki

kecenderungan pasif. Pengendalian diri rendah, seperti mudah

menunjukan amarah, membentak dan memiliki potensi menyerang

secara fisik. Hambatan terhadap pemahaman kasih sayang dan kurang

memperoleh penghargaan, memiliki kecenderungan untuk

mengembangkan perilaku yang keliru atau perilaku maladaptif.

c. Dampak Kekerasan Seksual

Kehamilan, infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, dan

gangguan organ reproduksi. Hal ini menyebabkan individu terutama

remaja menarik diri dari lingkungan sosial, mengalami depresi berat,

perasaan takut dan malu serta mengalami penolakan dari orang

terdekat dan masyarakat. Pengalaman ini menjadi potensi yang

menyebabkan kecerdasan emosi remaja tidak berkembang dengan

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

25

d. Dampak Penelantaran Remaja

Hurlock (1990) menyatakan bahwa pengaruh yang terlihat

apabila individu terutama remaja mengalami penelantaran adalah

kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Hal ini

menyebabkan individu yang tidak mendapatkan kasih sayang dari

orang tua akan menimbulkan perasaan tidak aman, gagal

mengembangkan perilaku ramah, dan mengalami masalah penyesuaian

diri pada masa yang akan datang.

C. Remaja Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya

1. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti “tumbuh

atau tumbuh menjadi dewasa” (Hurlock, 1990:206). Menurut Piaget

(dalam Hurlock, 1990:206) remaja merupakan usia di mana individu

berpadu dengan masyarakat dewasa, anak tidak lagi merasa di bawah

tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang

sama.

Santrock (2007:20) mendefinisikan masa remaja (adolescence)

sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan

masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif dan sosio-

emosional. Sedangkan menurut Papalia (2014:4) masa remaja adalah

perkembangan transisi yang melibatkan perubahan fisik, kognitif,

emosional dan sosial dengan beragam bentuk di latar belakang sosial,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

26

budaya, dan ekonomi yang berbeda. Masa remaja dimulai dengan

pubertas, yaitu proses yang mengarah pada kematangan seksual atau

kemampuan berreproduksi (fertilisasi). Masa ini dimulai pada usia 11

tahun sampai usia 19 atau 20 tahun.

Masa remaja dibagi menjadi dua, yaitu masa remaja awal dan masa

remaja akhir (Hurlock, 1990:206). Pada masa remaja awal (13 sampai 16

atau 17 tahun) individu masih menonjolkan karakteristik perkembangan

masa kanak-kanak akhir, sedangkan pada masa remaja akhir (16 atau 17

tahun sampai 18 tahun) individu telah mencapai transisi perkembangan

yang telah mendekati masa dewasa awal.

Berdasarkan uraian dari pengertian remaja, dapat disimpulkan

bahwa masa remasa adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak

menuju masa dewasa awal yang ditandai oleh berlangsungnya perubahan

mencakup perubahan bilogis, kognitif, emosional, dan sosial yang dimulai

pada usia 11 sampai awal usia 20 tahun.

2. Ciri-ciri Masa Remaja

Masa remaja merupakan masa perubahan yang cepat, baik secara

fisik, sosial dan psikologis. Terdapat beberapa perubahan yang terjadi

selama masa remaja, yaitu:

a. Masa remaja merupakan masa storm dan stress (masa badai dan

tekanan). Masa yang ditandai dengan ketegangan emosi yang tinggi

sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Masa ini merupakan

masa dimana remaja mendapatkan banyak tuntutan dan tekanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

27

misalnya orang dewasa mengharapkan remaja tidak bertingkah laku

seperti kanak-kanak, lebih mandiri, dan bertanggung jawab.

b. Perubahan pada fisik secara cepat disertai dengan kematangan seksual.

Perubahan yang terjadi secara cepat membuat remaja merasa tidak

yakin akan kemampuan dirinya sendiri. Perubahan internal seperti

sistem sirkulasi pencernaan dan sistem respirasi maupun perubahan

eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat

mempengaruhi konsep diri remaja.

c. Pada masa remaja, banyak hal menarik yang dibawa dari masa kanak-

kanak mulai digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih

matang. Ketertarikan ini dikarenakan adanya tanggung jawab yang

mulai dipegang oleh remaja. Selain itu, perubahan terjadi dalam

hubungan dengan orang lain. Masa remaja tidak lagi berhubungan

hanya dengan sesama jenis.

d. Perubahan nilai, apa yang dianggap penting pada masa kanak-kanak

menjadi kurang penting pada masa remaja karena telah mendekati

dewasa.

e. Remaja bersikap ambivalent dalam menghadapi perubahan yang

terjadi. Satu sisi remaja menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain

remaja takut akan tanggung jawab, serta meragukan kemampuan untuk

melaksanakan tanggung jawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

28

Selain itu, masa remaja memiliki ciri tertentu yang membedakan

dengan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Hurlock, 1990:207). Ciri-ciri

tersebut adalah:

a. Masa remaja sebagai periode penting

Semua periode dalam rentang kehidupan individu sangatlah

penting, namun memiliki kapasitas kepentingan yang berbeda satu

dengan yang lainnya.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Periode dimana individu mengalami peralihan dari tahap

perkembangan sebelumnya ke tahap perkembangan berikutnya.

Periode peralihan tidak memutus atau berubah dari tahap

perkembangan sebelumnya, artinya yang telah terjadi pada tahap

perkembangan sebelumnya akan meninggalkan bekas pada tahap

perkembangan saat ini dan pada tahap perkembangan yang akan

datang.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan pada sikap dan perilaku selama masa remaja

sama dengan tingkat perubahan fisik. Awal masa remaja, perubahan

fisik tumbuh dan berkembang dengan pesat, maka perubahan sikap dan

perilaku berlangsung dengan pesat. Terdapat lima perubahan yang

bersifat universal. Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya

bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi,.

Kedua, perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

29

kelompok sosial yang dituntut, menimbulkan masalah baru. Ketiga,

remaja akan merasa dirinya ditimbuni masalah, sehingga remaja

menyelesaikan sendiri menurut tingkat kepuasannya. Keempat,

perubahan minat dan pola perilaku merubah aspek nilai-nilai remaja.

Perubahan nilai yang pada masa kanak-kanak dianggap penting,

setelah remaja dan hampir dewasa tidak dianggap penting. Kelima,

sebagian remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.

Remaja memiliki keinginan untuk bebas, namun disisi lain takut untuk

bertanggung jawab.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode dalam rentang kehidupan remaja memiliki

tantangan atau masalah yang berbeda-beda. Masalah yang terjadi pada

masa remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi oleh

remaja laki-laki dan remaja perempuan. Kesulitan yang dihadapi oleh

remaja terjadi karena sepanjang masa kanak-kanak, sebagian tantangan

atau masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sehingga

kebanyakan remaja tidak memiliki pengalaman dalam mengatasi

tantangan atau masalahnya sendiri. Remaja merasa dirinya mandiri,

sehingga remaja mengatasi tantangan atau masalahnya sendiri, remaja

menolak bantuan dari orang tua atau guru.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Masa remaja merupakan masa mencari gambaran diri bersama

dengan kelompok. Remaja menggunakan simbol status dalam bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

30

gaya berpakaian, menggunakan aksesoris yang terlihat oleh orang lain,

dan kendaraan yang digunakan merupakan cara untuk mengangkat diri

sendiri sebagai individu. Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian diri

sediri dan mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok

sebaya.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Pandangan negatif orang dewasan mengenai remaja yang tidak

memiliki tanggung jawab, memiliki kecenderungan untuk merusak,

dan tidak mengikuti aturan masyarakat. Pandangan tersebut

mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya dan

lingkungan sosilanya. Hal ini akan mengakibatkan peralihan dari masa

remaja menuju masa dewasa menjadi sulit karena keyakinan bwaha

orang dewasa memiliki pandangan yang buruk terhadap remaja.

g. Masa remaja sebagai masa tidak realistik

Remaja memiliki cita-cita yang tinggi dan terkadang tidak

realistis terhadap dirinya, teman-teman, dan keluarga menyebabkan

meningginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Remaja mulai memusatkan diri dengan perilaku yang

menunjukan status sebagai orang dewasa. Perilaku yang ditunjukan

seperti bersikap dan perperilaku, merokok, dan berpacaran. Remaja

beranggapan bahwa perilaku yang ditunjukan memberikan citra

dewasa yang mereka inginkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

31

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Kay (dalam Jahja, 2011:238) mengemukakan tugas perkembangan

remaja sebagai berikut :

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur yang

mempunyai otoritas.

c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar

bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual

maupun kelompok.

d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.

e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap

kemampuannya sendiri.

f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atau dasar

skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup.

g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)

kekanak-kanakan.

Penjelasan yang lebih terperinci, Hurlock (1990:209)

mengemukakan bahwa tugas perkembangan remaja meliputi:

a. Remaja mampu menerima keadaan fisiknya dan mengenali dirinya

secara utuh, mampu menerima kekurangan dan kelebihan yang

dimilikinya serta mampu menerima keberadaanya di lingkungan

sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

32

b. Mampu mencapai peran sosial sebagai laki-laki dan perempuan di

lingkungan masyarakat. Hal ini berarti remaja perlu belajar agar

mampu bertanggung jawab sesuai dengan peran seks sebagai laki-laki

dan perempuan agar diakui oleh masyarakat.

c. Remaja mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis, yang

bertujuan untuk menjalin relasi yang baik, sehingga remaja mampu

menjalin hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, baik laki-

laki maupun perempuan sesuai dengan perannya masing-masing.

d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya. Remaja diharapkan mampu bersikap mandiri dan bertanggung

jawab atas dirinya, tidak memiliki ketergantungan emosional kepada

orang tua.

e. Mempersiapkan diri dalam bidang karier, artinya remaja belajar

mengenal kemampuan diri dalam bidang karier sesuai dengan minat

dan bakat yang dimilikinya. Remaja yang mampu mempersiapkan diri

dalam bidang karier akan memiliki kemandirian ekonomis.

f. Mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab, artinya

remaja mampu membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai yang

ada di masyarakat.

g. Mempersiapkan perkawinan dan hidup berkeluarga, artinya remaja

belajar mempersiapkan tentang tugas dan tanggung jawab dalam

kehidupan berkeluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

33

4. Kehidupan Remaja di Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya

Panti asuhan secara etimologi berasal dari dua kata, “panti” dan

“asuhan”. Panti ialah suatu lembaga atau satuan kerja yang merupakan

prasarana dan sarana dalam memberikan layanan sosial kepada individu.

Asuhan ialah berbagai upaya yang diberikan kepada anak yang bersifat

sementara sebagai pengganti orang tua atau keluarga, agar tumbuh dan

berkembang dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial.

Panti asuhan ialah lembaga kesejahteraan sosial yang memiliki

tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada

anak terlantar, serta melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak

terlantar melalui pelayanan pengganti atau pelayanan perwakilan anak

dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial sehingga

memperoleh kesempatan yang luas, tepat, dan memadai bagi

perkembangan kepribadian anak asuh, sesuai dengan yang diharapkan

sebagai generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang turut

serta aktif dalam bidang pembangunan nasional (departemen Sosial RI,

1995).

Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya merupakan panti asuhan yang

bernaung di bawah Yayasan OFM (Ordo Fratrum Minorum). Panti asuhan

St. Yusup Sindanglaya memperoleh hak penguasaan atas tanah dari

seorang pengusaha Belanda pada bulan Mei 1941 dan mendapat

pengukuhan atas kepemilikan pada tanggal 25 Oktober 1949. Panti asuhan

St. Yusup Sindanglaya mampu menampung 300 anak asuh yang terdiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

34

80% anak asuh murni yaitu anak yatim piatu, anak papa/terlantar, anak

keluarga pra sejahtera dari daerah pedalaman Keuskupan Bogor dan 20 %

anak titipan yang terdiri dari anak terlantar psikologis dan anak dari

keluarga bermasalah/broken home yang biaya hidup dan pendidikannya

ditanggung oleh orang tua atau wali.

Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya hadir sebagai lembaga sosial

yang membantu individu untuk berkembang secara utuh. Pelayanan

bantuan yang diberikan tidak jauh berbeda dengan pelayanan panti asuhan

lain. Bantuan yang diberikan oleh panti asuhan St. Yusup Sindanglaya,

seperti :

a. Peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran yang dilakukan melalui

perlengkapan buku-buku perpustakaan sebagai sarana memperluas

pengetahuan dan wawasan serta menyelenggarakan pendidikan formal.

b. Pengasuhan yang melaksanakan fungsi keluarga dan masyarakat dalam

perkembangan dan kepribadian anak asuh.

c. Memberikan layanan pengembangan keterampilan dalam bidang

pertanian, peternakan, dan tatabusana.

Panti asuhan St. Yusup Sindanglaya menjalankan tugas dan

fungsinya melalui tenaga pengasuh. Tenaga pengasuh menjalankan tugas

untuk mendampingi dan membimbing anak-anak asuh dalam proses

perkembangan sebagai seorang individu yang berkembang utuh dan

optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

35

D. Bimbingan Pribadi Sosial di Panti Asuhan

1. Pengertian Bimbingan

Yusuf dan Nurihsan (2010) mengemukakan bahwa bimbingan

merupakan terjemahan dari kata guidance berasal dari kata guide yang

berarti mengarahkan, memandu, mengelola dan menyetir. Moegiadi

(dalam Winkel dan Hastuti, 2007:29) menjelaskan bahwa bimbingan dapat

berarti suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan,

pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri. Suatu cara pemberian

pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami dan

mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang

dimiliki untuk perkembangan pribadinya. Suatu jenis pelayanan kepada

individu, agar dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat

dan menyusun rencana yang realistis, sehingga dapat menyesuaikan diri di

lingkungan di mana individu hidup. Suatu peroses pemberian bantuan atau

pertolongan kepada individu dalam memahami diri sendiri;

menghubungkan pemahaman tentang dirinya dengan lingkungan; memilih,

menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri dan

tuntutan dari lingkungan.

Rochman Natawidjaja (dalam Winkel dan Hastuti, 2007:29)

mengungkapkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan

kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu

tersebut dapat memahami dirinya, sehingga individu mampu mengarahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

36

diri dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan

keluarga dan masyarakat.

2. Bimbingan Pribadi Sosial Remaja Panti Asuhan St. Yusup

Sindanglaya

Bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi

keadaan diri sendiri dan mengatasi berbagai konflik dalam diri sendiri

serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di

berbagai pergaulan sosial (Winkel dan Hastuti, 2007:118). Yusuf dan

Nurihsan (2010:11) mendefinisikan bimbingan pribadi-sosial sebagai

bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah

pribadi dan masalah sosial.

Bimbingan pribadi sosial bagi remaja panti asuhan St. Yusup

Sindanglaya dilaksanakan untuk mengembangkan dan meningkatkan

kecerdasan emosi remaja panti. Pengembangan dan peningkatan dilakukan

oleh seorang profesional dalam bidang bimbingan diharapkan mampu

membantu remaja dalam memahami dirinya, sehingga sanggup

mengarahkan diri dan dapat bertindak sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Bimbingan yang terpusat pada pelayanan bimbingan pribadi sosial,

diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosi remaja panti asuhan.

Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya telah melaksanakan

pendampingan kepada anak asuh. Pendampingan yang dilaksanakan

mencakup pendampingan belajar, pendampingan rohani, pendampingan

dalam bidang pertanian, dan pendampingan dalam bidang kesenian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

37

Pendampingan yang telah dilaksanakan oleh Panti Asuhan St. Yusup

Sindanglaya dapat di kolaborasikan dengan program-program bimbingan

pribadi sosial melalui topik-topik bimbingan yang sesuai dengan

kehidupan remaja di panti asuhan.

E. Hipotesis Penelitian

Melihat fenomena mengenai Kecerdasan emosi remaja Panti Asuhan

St. Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan tidak mengalami

kekerasan, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ha : Ada perbedaan rata-rata kecerdasan emosi remaja panti asuhan St.

Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan tidak mengalami

kekerasan.

2. Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata kecerdasan emosi remaja panti asuhan

St. Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan tidak

mengalami kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

38

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian

antara lain, jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, validitas dan

reliabilitas, prosedur penyusunan alat, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sugiyono,

2010). Arikunto (2002:234) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa

adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Dalam penelitian deskriptif, peneliti

berusaha untuk mendeskripsikan keadaan yang menjadi pusat perhatian

peneliti tanpa memberikan atau mengubah perilaku terhadap keadaan tersebut.

Penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab

permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian

deskriptif menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi dan

analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan, dengan

tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara

objektif. Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif karena penelitian ini

bertujuan memperoleh gambaran mengenai tingkat kecerdasan emosi remaja

panti asuhan yang mengalami kekerasan dan tidak mengalami kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

39

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil semua anggota populasi menjadi subjek

penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa Panti Asuhan Santo Yusuf

Sindanglaya. Peneliti memilih Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya sebagai

subjek penelitian karena belum pernah dijadikan sebagai subjek penelitian

terkait dengan tingkat kecerdasan emosi. Hasil penelitian, kiranya dapat

menjadi acuan atau masukan bagi para pamong panti dan siswa panti untuk

memahami pentingnya kecerdasan emosi di masa kini. Selain itu, hasil

penelitian ini diharapkan menjadi usulan program yang berimplikasi pada

program pengembangan kecerdasan emosi siswa di lingkungan Asrama/ Panti

Asuhan. Alasan lain peneliti memilih siswa Panti Asuhan St. Yusuf

Sindanglaya yaitu karena siswa di panti aushan ini sedang menjalani proses

kehidupan di lingkungan, bersama dengan orang lain yang memiliki latar

belakang budaya berbeda, komunikasi, dan relasi. Di samping itu, sebagain

dari remaja yang diasuh panti asuhan ini memiliki latar belakang pengalaman

sebagai korban kekerasan yang dalam penelitian ini menjadi variabel

penelitan.

Tabel 1

Subjek Penelitian

Panti Jumlah

Putera 68

Puteri 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

40

C. Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kuesioner Kecerdasan Emosi Remaja. Kuesioner ini disusun oleh peneliti

yang mengacu pada prinsip skala Likert. Menurut Sugiyono (2011:134), skala

Likert adalah tipe skala yang mengacu pada sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial.

1. Kuesioner Kecerdasan Emosi

Kuesioner ini memuat pernyataan-pernyataan yang

mengungkapkan kecerdasan emosi. Kuesioner ini bersifat tertutup, artinya

alternatif jawaban sudah disediakan sehingga siswa tinggal memilih

alternatif jawaban yang sesuai (Arikunto, 2002). Kuesioner yang disusun

oleh peneliti memuat aspek-aspek kecerdasan emosi menurut Golleman

(2002) yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri

sendiri, dan mengenali emosi orang lain. Indikator dan item yang

terkandung dalam aspek-aspek tersebut disesuaikan dengan kemampuan

dan perkembangan siswa panti asuhan Santo Yusuf Sindanglaya.

2. Format Pernyataan Skala

Format pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert

dalam bentuk angket. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, persepsi sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pada skala

Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel,

kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai dasar untuk

menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

41

(Sugiyono, 2011). Pernyataan-pernyataan dalam skala memuat item-item

pernyataan yang bersifat positif (favorable) dan yang bersifat negatif

(unfavorable).

Skala penelitian ini menyediakan 4 alternatif responsi berjenjang,

yaitu Selalu (SLL), Sering (SRG), Jarang (JRG) dan Tidak Pernah (TP).

Gradasi responsi dibuat empat opsi dengan maksud untuk menghilangkan

kelemahan yang ada dalam skala lima tingkat, yaitu opsi yang bersifat

netral. Penghapusan opsi netral diharapkan dapat menekan kecenderungan

responden untuk memilih central tendency effect, terutama bagi responden

yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya (Azwar, 2011).

Pernyataan-pernyataan yang digunakan pada kuesioner adalah

pernyataan yang diharapkan dapat mengungkapkan perubahan-perubahan

positif yang berkaitan dengan kecerdasan emosi siswa . Aspek kuesioner

yang dibuat oleh peneliti didasarkan pada aspek kecerdasan emosi yang

bersumber pada konsep Goleman (1999).

Tabel 2

Norma Skoring Inventori Kecerdasan Emosi

Opsi Gradasi Favorable Unfavorable

Selalu 4 1

Sering 3 2

Jarang 2 3

Tidak Pernah 1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

42

Oprasional pada variabel penelitian ini dipaparkan lebih jelas

dalam konstruk instrumen sebagai berikut :

Tabel 3

Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan

No Aspek Indikaor Item

Favorable Unfavorable

1.

Mengenali

Emosi Diri :

waktu

perasaan itu

terjadi

a. Memiliki

kesadaran emosi

1, 3, 5, 7 2, 4, 6, 8, 10

b. Mampu menilai

diri (kekuatan

dan kelemahan)

9, 11, 13,

15

12, 14

c. Memiliki

kepercayan diri

16, 18, 20 17, 19

2. Mengelola

Emosi

a. Mampu

mengendalikan

emosi

21, 23, 25,

26

22, 24

b. Dapat dipercaya 28, 30, 31 27,29

3. Memotivasi

diri sendiri

a. Memiliki

dorongan untuk

berprestasi

33, 35 32, 34, 36

b. Memiliki

komitmen

37, 39, 41 38, 40

c. Memiliki

inisiatif

43, 45, 46 42, 44

d. Memiliki

pandangan

positif

48, 50 47, 49

4.

Mengenali

Emosi Orang

Lain

a. Mampu bergaul

dengan orang

lain

51, 53, 55,

57

52, 54, 56

b. Peka terhadap

perasaan orang

lain

58, 60, 62 59, 61, 63

5. Membina

Hubungan

a. Mampu bekerja

sama

64, 65, 67 66, 68

b. Mampu

berkomunikasi

69, 71 70, 72

Total Item 40 item 32 tem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

43

D. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan instrument dalam

menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2012:10). Suatu alat ukur atau

instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi

apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan

hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Validitas alat ukur

menunjuk pada sejauhmana skala itu mampu mengungkap dengan akurat

dan teliti data mengenai atribut yang dirancang untuk mengukur.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Validitas isi merupakan validitas yang tidak dapat dinyatakan dalam

bentuk angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian

terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari ahli yang

memiliki kompetensi di bidangnya atau sering disebut expert judgement

(Azwar, 2012). Instrumen pada penelitian ini dikonstruksi berdasarkan

aspek-aspek yang akan diukur, setelah itu dikonsultasikan pada ahli dalam

hal ini dosen pembimbing. Hasil konsultasi dan telaah terhadap instrumen

yang dilakukan oleh ahli dilengkapi dengan pengujian reliabilitas empirik

dengan menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and

Service Solution (SPSS) untuk pemeriksaan nilai validitas. Teknik uji

validitas ditempuh melalui pendekatan analisis korelasi Product-Moment

Pearson, yaitu dengan mengkorelasikan skor-skor item terhadap skor total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

44

aspek. Rumus untuk koefisien korelasi Product-Moment Pearson, sebagai

berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

= Korelasi skor-skor butir kuesioner dengan total aspek

N = Jumlah Responden

x = Skor butir kuesioner

y = Skor total aspek kuesioner yang memuat X

xy = hasil perkalian antara skor X dan skor Y

Menggunakan nilai probabilitas (probability values) pada program

SPSS maka penentuan keterpenuhan indeks konsistensi internal ditetapkan

berdasarkan nilai probabilitas, yaitu nilai probabilitas < 0,05 dianggap

memenuhi dan apabila nilai probabilitas > 0,05 item tersebut tidak

memenuhi konsistensi internal, maka di drop atau dihilangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

45

Tabel 4

Item-item Valid dan Tidak Valid

No Aspek Indikaor Item Item Gugur

Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel

1.

Mengenali

Emosi Diri :

waktu

perasaan itu

terjadi

a. Memiliki

kesadaran

emosi

1, 3, 5, 7 2, 4, 6, 8, 10

3, 5 2

b. Mampu

menilai diri

(kekuatan dan

kelemahan)

9, 11, 13,

15

12, 14 9 12

c. Memiliki

kepercayan

diri

16, 18, 20 17, 19 18

2. Mengelola

Emosi

a. Mampu

mengendalika

n emosi

21, 23, 25,

26

22, 24

b. Dapat

dipercaya

28, 30, 31 27, 29

28

3. Memotivasi

diri sendiri

a. Memiliki

dorongan

untuk

berprestasi

33, 35 32, 34, 36

b. Memiliki

komitmen

37, 39, 41 38, 40 38

c. Memiliki

inisiatif

43, 45, 46 42, 44 43 42

d. Memiliki

pandangan

positif

48, 50 47, 49 48

4.

Mengenali

Emosi

Orang Lain

a. Mampu

bergaul

dengan orang

lain

51, 53, 55,

57

52, 54, 56

52

b. Peka terhadap

perasaan orang

lain

58, 60, 62 59, 61, 63 61

5. Membina

Hubungan

a. Mampu

bekerja sama

64, 65, 67 66, 68

b. Mampu

berkomunikasi

69, 71 70, 72

Total Item 40 item 32 item 7 item 6 item

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

46

2. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada tingkat kepercayaan atau konsistensi

hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan

pengukuran. Koefisien reliabilitas berada pada rentang 0 sampai 1,00.

Semakin tinggi koefisien reliabilitas atau mendekati 1,00 maka semakin

tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2012). Perhitungan indeks reliabilitas

kuesioner pada penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha

Cronbach (α). Penggunaan teknik analisis ini dilakukan berdasarkan atas

pertimbangan perhitungan reliabilitas skala. Perhitungan reliabilitas skala

diperoleh melalui penyajian satu bentuk skala yang digunakan satu kali

pada sekelompok responden atau single trial administration (Azwar,

2012). Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebagai berikut :

Keterangan :

= Varian skor belahan 1 dan Varian skor belahan 2

= Varian skor skala

Tinggi rendahnya koefisien korelasi reliabilitas dan validitas dalam

pengujian kualitas instrumen ini direkomendasikan dengan kriteria yang

digunakan dalam daftar indeks kualifikasi reliabilitas Guildford (Masidjo,

1995), sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

47

Tabel 5

Kriteria Guildford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71-0,90 Tinggi

3. 0,41-0,70 Cukup

4. 0,21-0,40 Rendah

5. Negatif-0,21 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil uji coba empirik kepada remaja Panti Asuhan St.

Yusup pada tanggal 09 Agustus 2014 dengan jumlah subjek sebanyak 114

orang, diperolah perhitungan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,887.

Peninjauan terhadap hasil perhitungan koefisien reliabilitas pada kriteria

Guilford, dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen pada

penelitian ini termasuk dalam kriteria tinggi.

E. Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama

adalah tahap persiapan dan tahap kedua adalah tahap penelitian.

1. Tahap Persiapan

Peneliti melakukan beberapa persiapan sebelum melaksanakkan

penelitian, yaitu :

a. Peneliti mencari dan mempelajari buku dan jurnal mengenai

kekerasan, remaja, dan kecerdasan emosi yang berkaitan dengan

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

48

b. Peneliti menyusun kuesioner dengan mengikuti beberapa langkah

sebagai berikut :

1) Menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian mengenai

tingkat kecerdasan emosi pada remaja panti asuhan yang

mengalami kekerasan dan tidak mengalami kekerasan.

2) Menjabarkan variabel penelitian menjadi aspek dan indikator.

3) Menyusun item pernyataan sesuai dengan aspek dan indikator

yang telah dibuat.

4) Melaksanakan expert judgment alat ukur penelitian kepada dosen

pembimbing.

5) Melaksanakan uji coba instrumen penelitian pada responden yaitu

remaja panti asuhan Santo Yusuf Sindanglaya.

6) Pengumpulan data uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner.

7) Pengolahan data uji coba terhadap validitas dan reliabilitas

kuesioner.

8) Melakukan revisi pada item kuesioner dan mengkonsultasikannya

kepada dosen pembimbing.

9) Melaksanakan pengumpulan data penelitian dari responden yaitu

Remaja Panti Asuhan St.Yusuf Sindanglaya yang mengalami

kekerasan dan tidak mengalami kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

49

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 09

Agustus 2014 di Panti Asuhan St.Yusup Sindanglaya angkatan 2014/2015.

Jumlah responden yang menjadi subjek penelitian sebanyak 114 orang.

Penyebaran dan pengawasan pengisian kuesioner dilakukan oleh peneliti

dan pamong asrama puteri dan putera.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan pengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti serta

melaksanakan perhitungan guna menjawab rumusan masalah (Sugiyono,

2011).

Langkah-langkah dalam teknik analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini, sebagai berikut :

1. Memberi skor pada alternatif jawaban yang telah dipilih. Norma skoring

untuk pernyataan positif (favorable), yaitu selalu = 4, sering = 3, jarang =

2, dan tidak pernah = 1. Sedangkan pernyataan negatif (unfavorable)

mendapat skor, yaitu selalu = 1, sering = 2, jarang = 3, dan tidak pernah =

4.

2. Mentabulasi data ke program Microsoft excel, menghitung setiap skor

item kuesioner, menjumlah skor item kuesioner, dan menghitung rata-rata

skor item.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

50

3. Mengkategorisasi tingkat kecerdasan emosi remaja panti asuhan.

a. Kategoriasi Subjek Penelitian

Kategorisasi disusun berdasarkan model distribusi normal

dengan model kategorisasi jenjang ordinal. Kategorisasi jenjang

ordinal bertujuan untuk menempatkan individu pada kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2011).

Norma kategorisasi subjek penelitian yang digunakan

berpedoman pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2011)

dalam lima kategori diagnosis, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah, dan sangat rendah. Norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 6

Norma Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Emosi

Subjek dan Item

Kriteria Skor Kategori

µ+1,5 σ < X Sangat Tinggi

µ+0,5 σ < X ≤ µ+1,5 σ Tinggi

µ-0,5 σ < X ≤ µ+0,5 σ Sedang

µ-1,5 σ < X ≤ µ-0,5 σ Rendah

X ≤ µ-1,5 σ Sangat Rendah

Keterangan :

1) Skor maksimum teoritik (X maks) : Skor tertinggi yang

diperoleh subjek penelitian dalam skala

2) Skor minimum teoritik (X min) : Skor terendah yang diperoleh

subjek penelitian dalam skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

51

3) Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran

4) µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan

skor minimum

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam

pengelompokan tinggi rendah tingkat kecerdasan emosi pada remaja

panti asuhan. Perhitungan dalam norma kategorisasi disesuaikan

dengan jumlah item sebanyak 59 item, diperoleh perhitungan dengan

kategorisasi sebagai berikut : Skor maksimum teoriti 4 x 59 = 236;

Skor minimum teoritik 1 x 59 = 59; Luas jarak 236 – 59 = 177;

Standar deviasi (σ/sd) 177 : 6 = 29.5 = 30; µ (mean teoritik) : (236 +

59)/2 = 147.5 = 148.

Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam

norma kategoriasi tingkat kecerdasan emosi remaja panti asuhan St.

Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan tidak mengalami

kekerasan sebagai berikut :

Tabel 7

Norma Kategoriasi Tingkat Kecerdasan Emosi Remaja Panti

Asuhan St. Yusup Sindanglaya

Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

µ+1,5 σ < X X > 193 Sangat Tinggi

µ+0,5 σ < X ≤ µ+1,5 σ 163 < X ≤ 193 Tinggi

µ-0,5 σ < X ≤ µ+0,5 σ 133 < X ≤ 163 Sedang

µ-1,5 σ < X ≤ µ-0,5 σ 103 < X ≤ 133 Rendah

X ≤ µ-1,5 σ X ≤ 103 Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

52

b. Kategorisasi Skor Item

Kategorisasi skor item bertujuan untuk memeriksa item pada

skala yang dijadikan dasar penyusunan program bimbingan

kecerdasan emosi remaja panti asuhan. Kategorisasi skor item

dilakukan berdasarkan distribusi normal berjenjang yang berpedoman

pada Azwar (2011), meliputi kategori sangat tinggi, tinggi, rendah,

sangat rendah berdasakan tabel 6.

Kategorisasi skor item kecerdasan emosi remaja panti asuhan

yang mengalami kekerasan dan tidak mengalami kekerasan dengan

jumlah subjek, sebagai berikut : Skor maksimum 4 x 114 = 456; Skor

minimum : 1 x 114 = 114; Luas jarak 456 – 114 = 342; Standar

deviasi (σ/sd) 342/6 = 57; µ (mean teoritis) : (456 + 114)/2 = 285.

Hasil perhitungan analisis dan skor item kecerdasan emosi

disajikan dalam norma kategorisasi skor item sebagai berikut :

Tabel 8

Norma Kategorisasi Skor Item Kecerdasan Emosi Remaja Panti

Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang Mengalami Kekerasan dan

Tidak Mengalami Kekerasan

Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

µ+1,5 σ < X X > 371 Sangat Tinggi

µ+0,5 σ < X ≤ µ+1,5 σ 314 < X ≤ 371 Tinggi

µ-0,5 σ < X ≤ µ+0,5 σ 257 < X ≤ 314 Sedang

µ-1,5 σ < X ≤ µ-0,5 σ 200 < X ≤ 257 Rendah

X ≤ µ-1,5 σ X ≤ 200 Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

53

c. Kriteria Kategori Remaja yang Mengalami Kekerasan dan Tidak

Mengalami Kekerasan

Kategori ini merupakan salah satu cara untuk mengelompokan

remaja yang tegolong dalam kategori mengalami kekerasan dan

remaja yang tergolong dalam kategori tidak mengalami kekerasan.

Instrumen penelitian menggunakan angket sebanyak lima butir item,

dengan responsi berjenjang yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak

pernah. Data yang diperoleh yaitu sebanyak 73 orang remaja

mengalami kekerasan dan 41 orang remaja tidak mengalami

kekerasan. Cara yang digunakan untuk mengelompokkan remaja panti

asuhan St. Yusup Sindanglaya, sebagai berikut:

(Ʃ) Total skor item

N

Keterangan: Jumlah total skor item adalah 1049 dan Jumlah

subjek penelitian (N) sebanyak 114 orang. Nilai batas perhitungan

untuk menentukan kelompok remaja yang mengalami kekerasan dan

tidak mengalami kekerasan, sebagai berikut: 1049/114 = 9,2. Hasil

perhitungan dijadikan nilai tengah, skor item yang berada kurang dari

(<) 9,2 terindikasi tidak mengalami kekerasan, sedangkan skor item

lebih dari (>) 9,2 terindikasi mengalami kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

54

d. Teknik Analisis Uji Beda

Teknik analisis uji beda pada penelitian ini menggunakan uji

hipotesis yaitu ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosi

remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami

kekerasan dan tidak adanya hubungan antara kecerdasan emosi remaja

Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan

tidak mengalami kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian mengenai hasil penelitian, pembahasan dan dampak

yang efektif hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan St. Yusup

Sindanglaya

Berdasarkan perolehan data penelitian yang terkumpul dengan

menggunakan kuesioner tingkat kecerdasan emosi remaja panti asuhan,

dilakukan analisis data yang disajikan pada tabel 9 sebagai berikut :

Tabel 9

Distribusi Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan

St.Yusup Sindanglaya

Kriteria Skor Kategori Distribusi

Subjek Persentase

µ+1,5 σ < X Sangat Tinggi 28 24,6 %

µ+0,5 σ < X ≤ µ+1,5 σ Tinggi 63 55,3 %

µ-0,5 σ < X ≤ µ+0,5 σ Sedang 23 20,1 %

µ-1,5 σ < X ≤ µ-0,5 σ Rendah 0 0

X ≤ µ-1,5 σ Sangat Rendah 0 0

Kategorisasi tingkat kecerdasan emosi digambarkan dalam bentuk

diagram sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

56

Gambar 1. Diagram Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Emosi

Berdasarkan tabel 9 dan diagram 1, menunjukkan bahwa :

a. Terdapat 28 atau 24,6 % remaja panti asuhan yang memiliki tingkat

kecerdasan emosi yang tergolong sangat tinggi.

b. Terdapat 63 atau 55,3 % remaja panti asuhan yang memiliki tingkat

kecerdasan emosi yang tergolong tinggi.

c. Terdapat 23 atau 20,1 % remaja panti asuhan yang memiliki tingkat

kecerdasan emosi yang tergolong sedang.

d. Terdapat 0 atau 0 % remaja panti asuhan yang memiliki tingkat

kecerdasan emosi yang tergolong rendah.

e. Terdapat 0 atau 0 % remaja panti asuhan yang memiliki tingkat

kecerdasan emosi yang tergolong sangat rendah.

Hasil penelitian di atas, menggambarkan bahwa tingkat kecerdasan

emosi remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya tergolong tinggi.

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat

Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategorisasi

Fre

ku

ensi

28

63

23

0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

57

2. Distribusi Skor Item Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan St.

Yusup Sindanglaya

Analisis data yang terkumpul menggunakan kriteria Azwar (2011),

terdapat skor-skor item yang termasuk dalam kategori sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil pengkategorisasian item

skala dapat dilihat pada tabel 10 berikut :

Tabel 10

Distribusi Skor Item Kecerdasan Emosi Remaja

Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang Mengalami Kekerasan dan

Tidak Mengalami Kekerasan

Kriteria Skor Kategori Distribusi

Subjek Persentase

µ+1,5 σ < X Sangat Tinggi 14 23,7 %

µ+0,5 σ < X ≤ µ+1,5 σ Tinggi 35 59,3 %

µ-0,5 σ < X ≤ µ+0,5 σ Sedang 10 17 %

µ-1,5 σ < X ≤ µ-0,5 σ Rendah 0 0 %

X ≤ µ-1,5 σ Sangat Rendah 0 0 %

Kategorisasi capaian skor item kecerdasan emosi digambarkan

dalam diagram sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

58

0

5

10

15

20

25

30

35

Sangat

Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

RendahKategorisasi

Fre

ku

ensi

14

Gambar 2. Diagram Kategorisasi Capaian Skor Item Kecerdasan

Emosi Remaja Panti Asuhan yang Mengalami Kekerasan

dan Tidak Mengalami Kekerasan

Hasil pengkategorisasian capaian skor item-item kecerdasan emosi

remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya menunjukkan bahwa terdapat

14 atau 23,7 % item yang pencapaiannya berada pada kategori sangat

tinggi, 35 atau 59,3 % item yang pencapaian skornya berada pada kategori

tinggi, 10 atau 17 % item yang berada pada kategori sedang. Hasil

pengkategorisasian ini menunjukkan bahwa tidak ada item yang capaian

skornya berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Item dengan

capaian skor kategorisasi sedang digunakan sebagai dasar usulan topik-

topik bimbingan pribadi-sosial, khususnya dalam upaya peningkatan

kecerdasan emosi. Item-item yang capaian skor masuk dalam kategorisasi

sedang, diuraikan pada tabel 11 di bawah ini.

35

10

0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

59

Tabel 11

Item Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang

Capaian Skornya Teridentifikasi Sedang

No Aspek Indikator No

Item Pernyataan Item

1. Mengenali Emosi Diri

Memiliki Kesadaran

Emosi

2

Saya diam dan biasa saja

ketika saya

menyelesaikan tugas

asrama dengan baik.

3

Saya mengetahui apa

yang sedang saya rasakan

ketika saya sedang kesal.

5

Saya mampu

menunjukkan ekspresi

secara tepat ketika

senang atau sedih.

7 Saya senang dapat

mengenali perasaan saya.

Mampu Menilai Diri 11

Saya dapat menemukan

jalan keluar apabila

menghadapi kesulitan.

Memiliki

Kepercayaan Diri 20

Saya berani

mengungkapkan rasa

senang saya kepada

orang lain.

2. Mengelola Emosi Mampu

Mengendalikan Emosi

23

Saya mampu berpikir

positif ketika orang lain

mengolok-olok/ngejek

saya.

25

Saya ttetap tersenyum

ketika menghadapi

masalah yang membuat

saya kecewa/sedih.

3. Mengenali Emosi

Orang Lain

Mampu Bergaul

dengan Orang Lain 57

Saya berusaha menjadi

peribadi yang

menyenangkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Peka Terhadap

Perasan Orang Lain 59

Saya bersikap cuek

ketika teman saya

mengalami musibah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

60

3. Pengelompokan Remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang

Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan

Setelah diperoleh data penelitian, peneliti melakukan analisis data

untuk mengkategorisasi remaja panti asuhan yang mengalami kekerasan

dan tidak mengalami kekerasan, sebagai berikut :

Tabel 12

Kelompok Remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya

yang Mengalami Kekerasan dan Tidak Mengalami Kekerasan

Jumlah Subjek Kelompok

Tidak Mengalami Kekerasan 41

Mengalami Kekerasan 73

Data pada tabel 12 diatas menunjukkan bahwa 41 remaja panti

asuhan tidak terindikasi mengalami kekerasan dan 73 remaja panti asuhan

terindikasi mengalami kekerasan.

4. Uji Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis

1) Ha : Ada perbedaan rata-rata kecerdasan emosi remaja panti

asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan

tidak mengalami kekerasan.

2) Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata kecerdasan emosi remaja panti

asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan

tidak mengalami kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

61

b. t hitung

Dari output didapat nilai t hitung (Equal variance assumed) sebesar

2,631.

c. Nilai Sig. (2-tailed)

Nilai Sig. (2-tailed) pada hasil SPSS sebesar 0,010.

d. Kriteria pengujian

1) Jika, t hitung < nilai sig 0,05 maka Ho diterima

2) Jika, t hitung > nilai sig 0,05 maka Ho ditolak

e. Kesimpulan

Nilai t hitung > nilai sig = 2,631 > 0,010 maka Ho ditolak. Jadi

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kecerdasan emosi

remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan

dan tidak mengalami kekerasan. Rata-rata skor kecerdasan emosi

remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang tidak mengalami

kekerasan yaitu 185,93, sedangkan pada kelompok remaja panti

asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan, rata-rata

skor kecerdasan emosi adalah 176,71. Hal ini menunjukkan bahwa

remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang tidak mengalami

kekerasan memiliki tingkat kecerdasan emosi dengan rata-rata skor

yang lebih tinggi, dibandingkan dengan capaian skor kecerdasan emosi

pada remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami

kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

62

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tingkat Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan St. Yusup

Sindanglaya

Hasil penelitian membuktikan bahwa remaja panti asuhan St.

Yusup Sindanglaya, secara umum memiliki tingkat kecerdasan emosi

tinggi. Hal ini terlihat dari hasil penelitian pada remaja panti yang tingkat

kecerdasan emosinya termasuk dalam kategori sangat tinggi, yaitu 28 atau

24,6 % dan kategori tinggi tingkat kecerdasan emosinya, yaitu 63 atau

55,3 %. Remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang berada pada

kategori sangat tinggi dan tinggi mengindikasikan bahwa mereka telah

memiliki kecerdasan emosi yang dapat diukur melalui kemampuan remaja

dalam mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,

mengenali emosi orang lain, dan mampu membina hubungan dengan

orang lain.

Mengenali emosi diri yang dimaksud dalam pembahasan penelitian

ini adalah remaja panti asuhan telah memiliki kesadaran akan emosi yang

sedang dirasakannya. Hal ini sejalan dengan gagasan dari Goleman (2007)

yang berpendapat bahwa dasar dari kecerdasan emosi adalah mengenali

emosi itu sendiri. Individu yang mengenali emosinya mampu mengetahui

dan mengenal emosi yang sedang dirasakannya, serta mampu mengambil

tindakan yang tepat sehingga emosi yang sedang dirasakan tidak

menghasilkan efek yang negatif bagi diri sendiri maupun orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

63

Kesadaran akan emosi remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya

terlihat dari sikap terbuka terhadap masukan dari pamong asrama/panti,

bersedia menerima situasi dan kondisi panti asuhan serta mengembangkan

diri dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh panti asuhan. Individu

yang telah memiliki kesadaran terhadap emosi yang dirasakannya, secara

tidak langsung akan belajar untuk mengelola emosi yang ada dalam

dirinya dengan baik.

Mengelola emosi dengan baik dalam pembahasan penelitian ini

ditunjukan oleh adanya kemampuan remaja panti asuhan St. Yusup

Sindanglaya untuk mengekspresikan emosi secara tepat. Mengekspresikan

emosi secara tepat tergambar dalam perilaku para remaja panti asuhan St.

Yusup Sindanglaya yang mampu mengelola emosi ketika sedang

mengalami kesedihan; mampu berpikir positif terhadap diri sendiri,

sekolah, orang tua dan panti asuhan serta mampu mengelola diri agar tidak

mudah tersinggung oleh orang lain dalam aspek sikap, perilaku, dan

perkataan. Hal ini sesuai dengan pendapat Goleman (2007) yang

menyatakan bahwa individu yang mampu mengelola emosi dapat dilihat

dari kemampuan menghibur diri sendiri, mengelola kecemasan, dan

mampu mengatasi konflik.

Kemampuan lain yang ada pada remaja panti asuhan St. Yusup

Sindanglaya adalah kemampuan memotivasi diri sendiri. Kemampuan

yang dimaksud adalah kemampuan meningkatkan prestasi belajar,

bertangung jawab terhadap diri sendiri, memiliki kepercayaan diri, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

64

kemampuan dalam meningkatkan daya juang. Kemampuan tersebut

terlihat dari sebagian remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang

mendapat ranking 10 besar di sekolah, mampu membagi waktu dengan

baik dan penuh tanggung jawab antara kegiatan yang diselenggarakan

panti dengan kegiatan sekolah, seperti latihan koor, pramuka, karawitan,

dan pertanian.

Remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya mampu mengenali

emosi orang lain. Mampu mengenali emosi orang lain yang dimaksud

dalam penelitian ini terlihat dari sikap dan perilaku remaja panti yang

mampu bergaul dengan orang yang berbeda latar belakang sosial,

keluarga, dan daerah. Latar belakang yang berbeda membuat remaja panti

belajar mengasah kepekaan mereka untuk saling berelasi. Remaja panti

yang mampu mengenali emosi orang lain dapat bereaksi secara tepat

terhadap situasi yang dihadapi, memiliki kepekaan terhadap perasaan

orang lain, mampu menjalankan tugas dengan baik, diterima oleh teman-

temannya, dan mampu menerima pandangan orang lain.

Remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya memiliki kemampaun

dalam membina hubungan yang baik dengan orang lain. Memiliki

kemampuan dalam membina hubungan yang baik dengan orang lain

terlihat dari sikap remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mau

saling tolong menolong dan memiliki keyakinan bahwa individu yang

mampu menerima secara penuh merupakan dasar untuk membangun

hubungan yang lebih erat. Hal konkrit yang menunjukkan bahwa remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

65

panti asuhan St. Yusup Sindanglaya mampu menjalin hubungan yang baik

dengan orang lain terlihat dari sikap para remaja yang mampu menerima

dan memberikan pesan yang baik terhadap orang lain dalam

berkomunikasi, tidak menyudutkan orang lain, dan tidak memberi kesan

negatif terhadap orang lain seperti menghakimi teman dengan mengolok-

olok atau mengejek.

Faktor yang mempengaruhi remaja panti asuhan St. Yusup

Sindanglaya memiliki kecerdasan emosi pada kategori sangat tinggi dan

tinggi, seperti yang diungkapkan oleh Goleman (2007) yaitu individu yang

cerdas secara emosi memiliki kecakapan pribadi dan kecakapan sosial.

Remaja panti yang memiliki kecakapan pribadi tampak dalam sikap

pribadi mereka yang mampu menyadari diri sendiri, mengatur diri sendiri,

dan memiliki motivasi. Pertama, kesadaran diri yang baik menunjukkan

bahwa remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya mampu menilai

kemampuan yang mereka miliki dan mengetahui batasan diri, memiliki

keyakianan akan kemampuan mereka sendiri atau memiliki rasa percaya

diri, dan memiliki kesadaran diri. Kedua, remaja panti mampu mengatur

diri sendiri. Pengaturan diri remaja panti ditingkatkan dalam hal

mengendalikan diri agar tidak melakukan tindakan yang dapat merusak,

seperti tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain. Ketiga, motivasi yang

kuat pada remaja panti asuhan tampak pada kemampuan keras untuk

belajar menjadi individu yang lebih baik dalam lingkungan panti asuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

66

dan mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ditetapkan oleh

pamong panti.

Remaja panti yang memiliki kecakapan sosial adalah mereka yang

mampu berempati. Kemampuan berempati pada remaja panti asuhan St.

Yusup Sindanglaya tampak pada kemampuan dalam memahami dan

menunjukkan sikap yang baik terhadap orang lain. Seperti, memberikan

bantuan kepada teman yang sedang sakit dengan mengantar ke balai

pengobatan panti. Hal ini menunjukkan bahwa remaja panti telah memiliki

kesadaran untuk menolong temannya yang sedang mengalami kesedihan.

Kesadaran lain yang dimiliki oleh remaja panti adalah kesadaran sosial.

Kesadaran ini ditunjukkan dengan kemampuan dalam menjalin

komunikasi yang baik dengan pamong asrama, teman, dan guru di

sekolah.

Hasil penelitian tingkat kecerdasan emosi pada remaja panti asuhan

St. Yusup Sindanglaya menunjukkan bahwa terdapat 23 atau 20,1 %

remaja panti asuhan yang tingkat kecerdasan emosinya berada pada

kategori sedang. Remaja yang berada pada kategori ini pada dasarnya telah

memiliki kecerdasan emosi namun belum optimal. Kondisi tersebut terjadi

karena adanya kemungkinan bahwa remaja panti masih berperoses dalam

meningkatkan kecerdasan emosi. Selain itu, ada indikasi bahwa remaja

panti belum mengetahui lebih dalam terkait dengan pengembangan diri

untuk meningkatkan kecerdasan emosi secara optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

67

Faktor yang mempengaruhi remaja panti asuhan St. Yusup

Sindanglaya belum optimal dalam meningkatkan kecerdasan emosi adalah

perbedaan proses perkembangan pada setiap remaja panti asuhan.

Perbedaan perkembangan dipengaruhi oleh proses pengalaman emosi yang

berbeda pada setiap individu. Faktor lain yang mempengaruhi belum

optimalnya kecerdasan emosi remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya

adalah faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud dalam

pembahasan ini adalah faktor yang datang dari luar individu yang

mempengaruhi pengalaman individu itu sendiri, seperti lingkungan

keluarga, lingkungan masyarakat, dan pengalaman.

2. Item Identifikasi Capaian Skor Kecerdasan Emosi Remaja Panti

Asuhan St. Yusup Sindanglaya

Hasil analisis item mengenai tingkat kecerdasan emosi remaja panti

asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan dan tidak

mengalami kekerasan, menunjukkan bahwa terdapat 10 item yang capaian

skornya terindikasi sedang. Kesepuluh item yang terindikasi sedang

terbagi dalam tiga aspek dan enam indikator. Indikator pertama adalah

memiliki kesadaran emosi, yang memuat empat item yang capaian skornya

terindikasi sedang. Item-item kecerdasan emosi yang skornya terindikasi

sedang antara lain “saya diam dan biasa saja ketika saya menyelesaikan

tugas panti dengan baik”. Item ini menunjukkan bahwa remaja panti

asuhan St. Yusup Sindanglaya terindikasi tidak memiliki kepekaan

terhadap diri sendiri. Kepekaan yang dimaksud adalah kepekaan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

68

penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan yang tidak diperoleh dari

lingkungan sekitar mengakibatkan remaja panti bersikap pasif terhadap

hasil yang telah dicapianya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kay (dalam

Jahja, 2011) mengenai remaja membutuhkan kepercayaan terhadap

kemampuan yang dimiliki. Apabila tidak mendapat pengakuan dari

lingkungan sekitar terhadap kemampuan yang ada dalam dirinya, akan

menimbulkan sikap dan perilaku pasif. Item sedang yang kedua yaitu

“saya mengetahui apa yang sedang saya rasakan ketika saya sedang kesal”.

Item ini menunjukkan bahwa remaja panti kurang mampu mengetahui apa

yang sedang dirasakannya. Perilaku ini mengindikasikan bahwa remaja

panti memiliki perasaan takut atau malu untuk mengakui bahwa mereka

sedang kesal atau marah. Item ketiga yaitu “saya mampu menunjukkan

ekspresi secara tepat ketika senang atau sedih”. Item ini menunjukkan

bahwa remaja panti belum menyadari emosinya, sehingga reaksi yang

ditunjukkan kepada orang lain berbeda (kontra produktif).

Indikator yang kedua yaitu kemampuan dalam menilai diri sendiri.

Terdapat satu item yang capaian skornya terindikasi sedang. Item yang

terindikasi sedang yaitu “saya dapat menemukan jalan keluar apabila

menghadapi kesulitan”. Item ini mengindikasikan bahwa remaja panti

asuhan St. Yusup Sindanglaya belum mampu menyelesaikan

permasalahannya. Sejalan dengan pendapat Hurlock (1990) mengenai

masa remaja adalah usia bermasalah. Masalah pada masa kanak-kanak

sebagain diselesaikan oleh orang tua atau guru dan diselesaikan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

69

caranya sendiri. Hal ini yang menyebabkan remaja menjadi tidak mampu

menyelesaikan permasalahannya sendiri. Remaja panti masih berada

dalam bimbingan pamong panti, sehingga permasalahan yang dihadapi

oleh remaja sebagian besar diselesaikan oleh pamong panti. Hal ini yang

menjadi salah satu penyebab remaja panti sulit untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapinya. Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu

remaja dalam menyelesaikan masalahnya yaitu dengan cara mendampingi

remaja panti untuk berani mencoba dan membangun sikap bertanggung

jawab terhadap permasalahan yang dihadapi.

Indikator yang ketiga, yaitu remaja panti memiliki kepercayaan

diri. Terdapat satu item yang terindikasi sedang. Item yang capaian

skornya terindikasi sedang yaitu “saya berani mengungkapkan rasa senang

saya kepada orang lain”. Item ini terindikasi sedang karena remaja panti

kurang memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan reaksi emosional

kepada orang lain. Perilaku ini mengindikasikan bahwa remaja panti masih

sukar untuk mengungkapkan secara langsung perasaan emosionalnya.

Mengungkapkan perasaan emosional adalah hal yang tabu dilakukan oleh

remaja, selain itu perasaan malu untuk mengungkapkannya kepada teman

atau pamong panti asuhan menjadi salah satu alasan remaja sulit

mengungkapkan keadaan emosionalnya. Upaya yang dapat dilakukan

panti asuhan St. Yusup Sindanglaya agar dapat mengungkapkan reaksi

emosional remaja secara tepat adalah pamong asrama membantu remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

70

mengembangkan kepercayaan diri dan membantu mengarahkan remaja

panti untuk belajar mengungkapkan perasaan mereka secara tepat.

Indikator yang keempat yaitu kemampuan dalam mengendalikan

emosi. Terdapat dua item yang capaian skornya terindikasi sedang pada

indikator keempat. Item yang terindikasi sedang pada indikator ini yaitu

“saya mampu berpikir positif ketika orang lain mengolok-olok atau

mengejek saya” dan “saya tetap tersenyum ketika menghadapi masalah

yang membuat saya kecewa atau membuat saya sedih”. Belum optimalnya

kedua item ini mengindikasikan bahwa remaja panti asuhan kurang

mampu mengelola emosinya. Perilaku ini mengindikasikan bahwa remaja

panti memiliki ketakutan dan rasa malu untuk mengungkapkan

kekecewaan atau perasaan sakit hati kepada orang lain terutama pamong

panti yang dapat membantu mereka.

Indikator yang kelima yaitu mampu bergaul dengan orang lain.

Terdapat satu item yang capaian skornya terindikasi sedang. Item yang

terindikasi sedang yaitu “saya berusaha menjadi pribadi yang

menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari”. Belum optimalnya item ini

mengindikasikan bahwa remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya

mencoba berperilaku dan bersikap sesuai dengan tuntutan sosial tanpa

melihat keadaan emosional diri sendiri. Memiliki keinginan untuk diakui

oleh teman-temannya dan mendapat pengakuan dari teman-temannya.

Harlock (1990) mengungkapkan bahwa usia remaja merupakan masa

mencari identitas dalam lingkungan sosialnya. Penyesuaian diri terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

71

kelompok di lingkungakan sosial, dianggap penting tanpa melihat kondisi

diri sendiri. Perilaku ini dapat diatasi dengan membantu remaja dalam

pergaulannya di panti yaitu dengan cara mengembangkan sikap terbuka

terhadap orang lain dan diri sendiri.

Indikator yang keenam yaitu kepekaan terhadap perasaan orang

lain. Terdapat satu item pada indikator keenam yang terindikasi sedang.

Item yang terindikasi sedang pada indikator ini yaitu “saya bersikap cuek

ketika teman saya mengalami musibah”. Item ini mengindikasikan bahwa

remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya belum memiliki kepekaan

untuk membantu atau menolong orang lain. Remaja panti belum tanggap

atas reaksi emosional yang diungkapkan oleh orang lain terutama teman

panti. Hal ini terjadi karena remaja masih dalam tahap perkembangan

kematangan dalam berpikir dan bertindak, sehingga belum optimal dalam

menerima reaksi emosional di lingkungan panti. Perilaku ini dapat diatasi

dengan cara membantu remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya dalam

mengembangkan sikap tenggang rasa dan saling tolong menolong.

3. Uji Hipotesis Penelitian

Hasil uji hipotesis penelitian mengenai perbedaan rata-rata

kecerdasan emosi remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang

mengalami kekerasan dan tidak mengalami kekerasan, menunjukan bahwa

terdapat perbedaan kecerdasan emosi antara remaja panti asuhan St. Yusup

Sindanglaya yang mengalami kekerasan dengan remaja panti asuhan St.

Yusup yang tidak mengalami kekerasan. Remaja panti asuhan St. Yusup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

72

Sindanglaya yang tidak mengalami kekerasan memiliki tingkat kecerdasan

emosi dengan rata-rata capaian skor lebih tinggi. Hasil ini dapat

dipengaruhi oleh dampak yang terjadi pada remaja panti yang mengalami

kekerasan. Remaja panti yang mengalami kekerasan mengalami trauma

yang mengakibatkan proses perkembangan kecerdasan emosinya

terhambat.

C. Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian terhadap item kecerdasan emosi yang capaian skornya

tergolong sedang, menunjukkan bahwa sebagain remaja panti asuhan St.

Yusup Sindanglaya perlu membangun kesadaraan emosi, kemampuan dalam

menilai diri sendiri, kepercayaan diri, kemampuan dalam pengendalian emosi,

bergaul dengan orang lain, dan kepekaan terhadap perasaan orang lain. Oleh

sebab itu, bimbingan dan pendampingan dari pamong asrama atau guru

pembimbing sangat diperlukan dalam meningkatkan kecerdasan emosi.

Item-item yang teridentifikasi dalam kategori sedang, digunakan

sebagai dasar untuk merumuskan usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial

sebagai upaya meningkatkan kecerdasan emosi remaja panti asuhan St. Yusup

Sindanglaya. Item-item yang capaian skornya terindikasi sedang diuraikan

dalam tabel 13 di bawah beserta dengan topik-topik bimbingan yang

diusulkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

73

Tabel 13

Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial

Berdasarkan Kategori Item Sedang Mengenai Tingkat Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya

No Item Aspek Topik Tujuan Waktu Bidang

Bimbingan Metode Sumber

1.

Saya diam dan biasa saja,

ketika saya menyelesaikan

tugas dengan baik

Mengenali

Emosi Diri

Perasaan

ku

Mampu memberi penghargaan

terhadap pekerjaan yang telah

dilakukan 2 JP Pribadi

Permainan dan

refleksi

Sinurat,

R.H.Dj.1999.Rea

der Mata Kuliah

Komunikasi

Antar Pribadi.

Yogyakarta:

Program Studi

Bimbingan

Konseling USD

2.

Saya mengetahui apa yang

sedang saya rasakan ketika

saya sedang kesal

Mampu mendeskrpsikan

perasaan yang dialami

3.

Saya mampu menunjukan

ekspresi secara tepat ketika

saya senang atau sedih.

Ekspresi

diri

Mampu menunjukan ekspresi

emosional sesuai dengan

keadaan diri

2 JP Pribadi Permainan dan

refleksi

Sinurat,

R.H.Dj.1999.Rea

der Mata Kuliah

Komunikasi

Antar Pribadi.

Yogyakarta:

Program Studi

Bimbingan

Konseling USD 4.

Saya senang dapat

mengenal perasaan saya.

Mampu menyadari

(merefleksikan) perasaan yang

dialami

5.

Saya mampu menemukan

jalan keluar apabila

menghadapi kesulitan.

Berpikir

Kreatif

Memiliki pandangan yang

kreatif terhadap masalah yang

dihadapi 2 JP

Pribadi

Sosial

Permainan, tanya

jawab, refleksi

Mangunhardjana

. 1986.

Membangun

Kreatifitas.Yogy

akarta: Kanisius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

74

No Item Aspek Topik Tujuan Waktu Bidang

Bimbingan Metode

6.

Saya berani

mengungkapkan rasa

senang saya kepada orang

lain.

Aku Berani

Mampu mengungkapkan

perasaan emosional kepada

teman, pamong, dan romo 2 JP

Pribadi

Sosial

Permainan dan

refleksi

Bartocci,

Barbara.1990.

Keberanian

Mengubah

Hidup. Jakarta:

Mitra Utama

7.

Saya mampu berpikir

positif ketika orang lain

mengolok-olok saya. Mengelola

Emosi

Positif

Thinking

Mampu berpikir positif

terhadap keadaan emosional

diri

2 JP Pribadi

Sosial

Permainan, tanya

jawab, refleksi

Nasar,dkk. 2010.

Pendidikan

Karakter 5,

10 Menit

Menjadi

Pribadi yang

Berakhlak

Mulia. Jakarta:

PT

Grasindo

8.

Saya tetap tersenyum ketika

menghadapi masalah yang

membuat saya kecewa.

Mampu melihat setiap

masalah dari pandangan yang

positif

9.

Saya berusaha menjadi

pribadi yang menyenangkan

dalam kehidupan sehari-

hari. Mengenali

Emosi

Orang Lain

Aku dan

Sekitar ku

Mampu berelasi dengan

lingkungan sekitar 2 JP

Pribadi

Sosial

Permainan,

diskusi, tanya

jawab, refleksi

Rintyastini, Y.

Bimbingan dan

konseling SMP

2. Jakarta: ESIS

10.

Saya bersikap cuek ketika

teman saya mengalami

musibah Empati

Mampu menunjukan sikap dan

perilaku yang dirasakan secara

mendalam 2 JP

Pribadi

Sosial

Permainan, tanya

jawab, refleksi

Rintyastini, Y.

Bimbingan dan

konseling SMP

2. Jakarta: ESIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

75

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan

penelitian, dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya telah mencapai tingkat

kecerdasan emsoi pada kategorisasi tinggi yaitu 63 atau 55,3 % dan

kategori sangat tinggi yaitu 28 atau 24,6 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tingkat kecerdasan emosi remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya

dinyatakan baik.

2. Teridentifikasi enam indikator dan sepuluh butir item kuesioner

kecerdasan emosi yang capaian skornya masuk dalam kategori sedang.

Butir item yang teridentifikasi sedang (belum ideal) akan digunakan

sebagai dasar untuk merumuskan topik-topik bimbingan pribadi sosial

yang implikatif terhadap peningkatan kecerdasan emosi pada remaja panti

asuhan St. Yusup Sindanglaya.

3. Hasil uji beda menunjukan bahwa remaja panti asuhan St. Yusup

Sindanglaya yang tidak mengalami kekerasan rata-rata capaian skornya

lebih baik dibandingkan dengan rata-rata capaian skor remaja panti

asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mengalami kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

76

B. Keterbatasan Penelitian

1. Teori yang digunakan dalam penelitian ini merpuakan teori lama yang

belum diperbaharui, mungkin kurang cocok digunakan pada

perkembangan kehidupan individu saat ini.

2. Instrumen penelitian kecerdasan emosi yang telah disusun masih jauh dari

sempurna serta tidak mencakup semua aspek kecerdasan emosi yang

sesuai dengan keadaan subjek penelitian.

3. Metode dalam penelitian ini sangat terbatas pada pengukuran

menggunakan instrumen penelitian dan kurang melibatkan sumber

informasi lain seperti observasi dan wawancara.

C. Saran

Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil

penelitian untuk berbagai pihak yang terkait.

1. Romo Kepala PA. St. Yusup Sindanglaya

Berdasarkan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa masih

ada beberapa remaja yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang sedang

(belum sepenuhnya optimal), akan menjadi lebih baik apabila Romo

berkenan menyusun program kegiatan panti yang dapat membantu

mengembangkan kecerdasan emosi remaja St. Yusup Sindanglaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

77

2. Pamong PA. St. Yusup Sindanglaya

Pamong asrama alangkah baiknya apabila memberikan

pendampingan yang lebih dekat kepada para remaja untuk meningkatkan

dan mengembangkan kecerdasan emosi. Pendampingan yang lebih dekat

dengan para remaja, akan memberikan dorongan dan motivasi bagi mereka

untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tugas perkembangan secara

optimal.

3. Peneliti lain

Peneliti lain yang berminat untuk mengadakan penelitian terhadap

variabel dan subjek penelitian yang sama, diharapkan dapat lebih

memperkaya teori-teori yang berkaitan dengan kecerdasan emosi melalui

berbagai sumber. Selain itu, peneliti lain dapat menentukan penelitian

secara spesifik sehingga diperoleh informasi yang lebih konkrit dan

lengkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

78

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, Saiffudin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Dwiastuti, Theresia. 2010. Deskripsi Kecerdasan Emosional Para Siswi

Remaja Asrama Putri Santa Yulia Surabaya Tahun Ajaran 2009/2010

Dan Implikasinya Terhadap Topik-Topik Bimbingan Kelompok

(Tinjauan dari Berbagai Aspek Kecerdasan Emosi). Yogyakarta:

Skripsi Universitas Sanata Dharma

Goleman, Daniel. 1999. Working With Emotional Intelligence-Kecerdasan

Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, (Terjemahan). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

. 2006. Emotional Intelligence-Kecerdasan Emosional

Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ, (Terjemahan). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, John dan DeClaire. 2008. Mengembangkan Kecerdasan Emosional

Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Hurlock, B. Elizabeth. 1990. Psikologi Perkembangan-Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan, (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Jahja, Yuridik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Media

Group.

Mangunhardjana. 1980. Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius

Mönks, F.J dkk. 2002. Psikologi Perkembangan-Pengantar dalam Berbagai

Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Papalia, Diane E. dan Ruth Duskin Feldman. 2014. Menyelami Perkembangan

Manusia, Edisi 12. Jakarta: Salemba Humanika.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.

Yogyakarta: Andi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

79

Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004

Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jakarta

Santrock, John W. 2007. Remaja, Edisi 11 Bagian 1. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Winkel, W.S dan M.M. Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di

Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A.J. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

80

Lampiran 1

INSTRUMEN PENELITIAN

KECERDASAN EMOSI

Disusun oleh:

Yosef Tri Nugroho 101114045

Di bawah bimbingan:

Dr. Gendon Barus, M.Si

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

81

A. Pernyataan Pertama

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan

keadaan adik-adik.

1. Saya pernah menyaksikan benturan dengan keras disertai pukulan

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

2. Selama ini saya pernah mengalami kekerasan

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

3. Saya pernah diperlakukan secara kasar oleh orang tua

saya/teman/orang lain

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

4. Saya pernah dipukul oleh orangtua/teman/orang lain

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

5. Saya pernah dipermalukan di depan umum

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

Kelas :

Jenis Kelamin :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

82

A. Pernyataan Kedua

Berikut ini adalah kuesioner mengenai tingkat Kecerdasan Emosi.

Kami mengharapkan kesediaan untuk mengisi kuesioner dengan Teliti

dan Jujur sesuai dengan keadaan adik-adik. Jawaban yang adik-adik

berikan akan dijamin kerahasiaannya dan tidak berpengaruh terhadap nilai

di sekolah atau keadaan di Panti. Kami sangat menghargai dan berterima

kasih atas kesediaan adik-adik untuk mengisi kuesioner ini dengan baik.

Petunjuk Pengisian :

1. Sebelum menjawab, kami meminta kesediaan adik-adik untuk

membaca dan memahami setiap pernyataan.

2. Pilih salah satu dari empat jawaban yang tersedia, yaitu :

a. SLL = Jika pernyataan tersebut Selalu dengan adik-adik

b. SRG = Jika pernyataan tersebut Sering dengan adik-adik

c. J = Jika pernyataan tersebut Jarang dengan adik-adik

d. TP = Jika pernyataan tersebut Tidak Pernah dengan

adik-adik

3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang yang paling sesuai dengan

keadaan adik-adik.

Contoh :

No Pernyataan

Alternatif Jawaban

Selalu Sering Jarang Tidak

Pernah

1. Saya mampu mengontrol emosi ketika

sedang marah

X

Selamat Mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

83

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SLL SRG JRG TP

1. Saya menerima perasaan saya ketika senang,

bahagia, sedih, dan marah

2. Saya sulit memahami perasaan saya, ketika saya

memiliki masalah

3. Saya berpura-pura senang dihadapan orang lain

ketika saya sedang sedih

4. Saya senang dapat mengenal perasaan saya

5. Perasaan saya mudah berubah tanpa alasan yang

jelas

6. Saya sulit mengetahui penyebab yang membuat

saya marah

7. Saya dapat menemukan jalan keluar apabila

menghadapi kesulitan

8. Saya senang menerima saran dari teman ketika

saya melakukan kesalahan

9. Saya malu untuk menerima kekurangan yang saya

miliki

10. Saya mampu menghargai pendapat teman

11. Saya memiliki keberanian untuk mengungkapkan

pendapat saya di depan teman-teman

12. Saya melarikan diri dari kesalahan yang telah saya

perbuat

13. Saya menolak ketika teman memuji suatu

kelebihan yang saya miliki

14. Saya berani mengungkapkan rasa senang saya

kepada orang lain

15. Saya memaafkan teman yang pernah menyakiti

saya

16. Saya memukul barang apapun ketika saya sedang

marah

17. Saya mampu berpikir positif ketika orang lain

mengolok-olok/mengejek saya

18. Dalam pergaulan saya cenderung mempermalukan

teman di depan umum

19. Saya tetap tersenyum ketika menghadapi masalah

yang membuat saya kecewa atau sedih

20. Saya mampu mengontrol emosi ketika sedang

marah

21. Saya menunda tugas yang diberikan sampai batas

waktu yang ditetapkan

22. Sulit bagi saya untuk menjaga rahasia teman

23. Saya bersedia mengakui kesalahan yang telah saya

perbuat di depan teman-teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

84

No Pernyataan Alternativ Jawaban

SLL SRG JRG TP

24. Saya mampu bertanggung jawab terhadap tugas

yang dipercayakan kepada saya

25. Saya mudah mengeluh ketika saya mengalami

kesulitan

26. Saya dapat menyelesaikan tugas yang diberikan

oleh guru di sekolah atau pamong di asrama

dengan baik

27. Saya pergi bermain dengan teman-teman walaupun

banyak tugas

28. Saya tetap mengerjakan tugas saat sedang dalam

kesulitan

29. Saya mudah menyerah apabila tuuan saya tidak

tercapai

30. Ketika saya mengerjakan tugas sekolah/asrama,

saya akan mengerjakannya sampai selesai

31. Saya akan terus mencoba ketika menghadapi

kegagalan

32. saya lebih baik diam, ketika saya sedang dalam

kesulitan

33. Saya mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya

untuk mendapat nilai yang terbaik

34. Saya akan diam apabila mengalami kegagalan

35. Saya berani memulai sesuatu yang baru

36. Saya langsung meminta maaf ketika teman

tersinggung dengan kata-kata saya

37. Saya cepat putus asa ketika mengalami kegagalan

38. Saya takut untuk menunjukan kemampuan yang

saya miliki

39. Saya mampu bangkit dari kegagalan yang saya

alami

40. Saya orang yang setia kawan dalam menjalin

persahabatan

41. Saya tidak malu untuk memperkenalkan diri

kepada teman yang baru saya kenal

42. Pendapat saya lebih baik dari pada orang lain

43. Saya dapat menjalin hubungan baik dengan teman

berbeda daerah

44. Saya merasa kurang berguna bagi teman-teman

45. Saya berusaha menjadi pribadi yang

menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari

46. Saya dapat mendengarkan cerita teman yang

sedang mengalami kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

85

No Pernyataan Alternativ Jawaban

SLL SRG JRG TP

47. Saya bersikap cuek ketika teman saya mengalami

musibah

48. Saya dapat memahami perasaan teman yang sedang

sedih

49. Saya ikut bahagia ketika orang lain bahagia

50. Saya kurang peduli ketika orang lain

mengungkapkan kesedihannya

51. Saya senang dapat bekerjasama dengan orang lain

52. Saya dengan senang hati memberikan bantuan

ketika ada teman yang membutuhkan pertolongan

53. Saya membiarkan teman yang sedang bekerja

sendirian

54. Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan

baru

55. Saya sulit untuk mengerjakan tugas secara

berkelompok

56. Saya berani untuk mengungkakan apa yang sedang

saya rasakan kepada teman

57. Saya langsung berbicara kasar saat sedang marah

58. Saya menggunakan bahasa yang baik saat bertemu

dengan orang yang lebih tua seperti orang tua,

pamong asrama atau guru

59. Sulit bagi saya untuk menceritakan apa yang

sedang saya rasakan kepada orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

86

Lampiran 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

87PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

88

Kode Keteranqan Hasil

1 Tidak Mcnttlanli Kckerぉ an 41

2 Mengalami Kekerasan

N0 KODENO ITEM

KODE1 2 3 4 5

1 Ll 2

2 L2 2 1 1 1

3 L3 1 1 1 1 1

4 L4 2 1 3 10

5 L5 2 2 2 1 9 2

6 L6 2 う‘ 2 2 10 2

7 L7 3 2 2 2 2

8 L8 1 2 1 2 1 1

9 L9 2 2 3

L 0 1 2 2 3

L 1 2 3

12 L 1 1 9

L 2 2 2 1 9

14 L 4 2 2 2

L 2 2 2

16 L 1 1 2 1

L 4 4 4 2

L 2 1

19 L 1 10 2

20 L20 2 2 2

L21 2 1 2 1 1 1

22 L22 1 1 2 1 1

L23 4 2 4 14 2

24 L24 う4 2 2 1 9 2

L25 1 2 1 1

26 L26 1 1 1 1 6 1

27 L27 2 2 2 2 10 2

28 L28 うん 4 2 2 12 2

L29 1 1 1 1 6 1

L30 1 2

L31 1 1 2 1 1 6

L32 2 2 2 1 9 2

L33 3 1 12 2

34 L34 2 1 10 2

L35 1 2 1 1

36 L36 1 1 1 1

L37 1 2 2 9

L38 2 2 1 9 2

39 L39 2 1 1 1

40 L40 2 2 10

41 L41 2 3 2

42 L42 2 2 1

43 L43 2 2 2

44 L44 2 3 2 2

45 L45 1 1 1 2 1

46 L46 2 2 2 2

47 L47 2 1

L48 2 4 2 2

49 L49 2 1 1 1 7 1

50 L50 1 1 2 8 1

L51 1 2 9 2

52 L52 2 2 10 2

L53 2 2 2 1 9

54 L54 2 3 2 2

L55 2 4 2 16 2

56 L56 2 2 2 2

L57 2 1 1 1

L58 2 2 1 9 2

JIllPILAⅡ

2

2

2

,

2

2 2

2

2

2

2

2

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

89

L59 1 2 1 2 1

60 L60 10 2

61 L61 2 2うん L62 う

4 1 2

63 L63 2 ,4 2 2

64 L64 2 2 う4 2 10

65 L65 1 9 2

66 L66 2 10 2

L67 1 2 1 1 1

L68 1 2 2 9 2

Pl 1 2 9 2

70 P2 2

P3 1 1 1 1 2 1

72 P4 1 1 1 7 1

P5 1 1 2 1

74 P6 3 2 1 1 1 1

P7 1 1 1 1 6 1

P8 2 2

P9 2 1 1 2 1

78 P10 1 1 1 1 6 1

79 P 1 2 1 2 9 2

80 P 2 1 1 1 1 1 1

P 3 3うん P 4 2 2 10

P 2 1 1 2 1

84 P 6 1 l 1 1

P 4 4 4 4 1 2

86 P 2 1 9

P19 2 2 2

P20 1 1 1 1 1 1

89 P21 2 1

90 P22 3 1 1 2

P23 1 1 1 1

92 P24 1 2 9

93 P25 1 1 1 1 6 1

94 P26 2 4 2 1

P27 1 1 1 1 1 5 1

96 P28 2 1

97 P29 2 2

98 P30 2 2 1 9 2

99 P31 2 1 9 2

100 P32 1 1 1 1 1 1

P33 2 2 1 9

102 P34 2 つ4 2 2 10 1

103 P35 1 1 2 1 1

104 P36 2 2 2

105 P37 1 1 1 1 1 1

06 P38 1 2 1 1

07 P39 3 1 2 2

08 P40 2 1 1 1 1 1

09 P41 2 3 2

10 P42 1 2 9

P43 1 1 2 4 2

12 P44 1 1 1 1

P45 2 2

14 P46 1 1 1 1 6

umlah 1049

2

2

2

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

90

Lampiran 3 Output Uji Validitas

No. Item Parameter Uji Hasil Hitung Keputusan

1

Pearson Correlation .359** VALID

Sig. (2-tailed) .006

N 57

2

Pearson Correlation .029 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .829

N 57

3

Pearson Correlation -.161 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .232

N 57

4

Pearson Correlation .483** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

5

Pearson Correlation .270* TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .042

N 57

6

Pearson Correlation .352** VALID

Sig. (2-tailed) .007

N 57

7

Pearson Correlation .355** VALID

Sig. (2-tailed) .007

N 57

8

Pearson Correlation .471** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

9

Pearson Correlation .294* TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .027

N 57

10

Pearson Correlation .321* VALID

Sig. (2-tailed) .015

N 57

11

Pearson Correlation .347** VALID

Sig. (2-tailed) .008

N 57

12

Pearson Correlation .269* TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .043

N 57

13 Pearson Correlation .503** VALID

Sig. (2-tailed) .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

91

N 57

14

Pearson Correlation .433** VALID

Sig. (2-tailed) .001

N 57

15

Pearson Correlation .530** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

16

Pearson Correlation .548** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

17

Pearson Correlation .539** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

18

Pearson Correlation .237 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .076

N 57

19

Pearson Correlation .438** VALID

Sig. (2-tailed) .001

N 57

20

Pearson Correlation .491** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

21

Pearson Correlation .457** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

22

Pearson Correlation .402** VALID

Sig. (2-tailed) .002

N 57

23

Pearson Correlation .452** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

24

Pearson Correlation .365** VALID

Sig. (2-tailed) .005

N 57

25

Pearson Correlation .427** VALID

Sig. (2-tailed) .001

N 57

26

Pearson Correlation .689** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

27 Pearson Correlation .385** VALID

Sig. (2-tailed) .003

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

92

N 57

28

Pearson Correlation .262* TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .049

N 57

29

Pearson Correlation .393** VALID

Sig. (2-tailed) .002

N 57

30

Pearson Correlation .539** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

31

Pearson Correlation .573** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

32

Pearson Correlation .497** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

33

Pearson Correlation .507** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

34

Pearson Correlation .583** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

35

Pearson Correlation .479** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

36

Pearson Correlation .406** VALID

Sig. (2-tailed) .002

N 57

37

Pearson Correlation .615** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

38

Pearson Correlation .061 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .652

N 57

39

Pearson Correlation .531** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

40

Pearson Correlation .331* VALID

Sig. (2-tailed) .012

N 57

41 Pearson Correlation .516** VALID

Sig. (2-tailed) .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

93

N 57

42

Pearson Correlation .433** VALID

Sig. (2-tailed) .001

N 57

43

Pearson Correlation .193 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .151

N 57

44

Pearson Correlation .132 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .327

N 57

45

Pearson Correlation .493** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

46

Pearson Correlation .525** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

47

Pearson Correlation .715** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

48

Pearson Correlation .136 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .313

N 57

49

Pearson Correlation .436** VALID

Sig. (2-tailed) .001

N 57

50

Pearson Correlation .572** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

51

Pearson Correlation .463** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

52

Pearson Correlation .220 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .101

N 57

53

Pearson Correlation .379** VALID

Sig. (2-tailed) .004

N 57

54

Pearson Correlation .340** VALID

Sig. (2-tailed) .010

N 57

55 Pearson Correlation .675** VALID

Sig. (2-tailed) .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

94

N 57

56

Pearson Correlation .452** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

57

Pearson Correlation .436** VALID

Sig. (2-tailed) .001

N 57

58

Pearson Correlation .410** VALID

Sig. (2-tailed) .002

N 57

59

Pearson Correlation .407** VALID

Sig. (2-tailed) .002

N 57

60

Pearson Correlation .588** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

61

Pearson Correlation .241 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .071

N 57

62

Pearson Correlation .567** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

63

Pearson Correlation .396** VALID

Sig. (2-tailed) .002

N 57

64

Pearson Correlation .433** VALID

Sig. (2-tailed) .001

N 57

65

Pearson Correlation .566** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

66

Pearson Correlation .551** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

67

Pearson Correlation .505** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

68

Pearson Correlation .546** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

69 Pearson Correlation .486** VALID

Sig. (2-tailed) .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

95

N 57

70

Pearson Correlation .458** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

71

Pearson Correlation .344** VALID

Sig. (2-tailed) .009

N 57

72

Pearson Correlation .560** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 57

Output Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 57 100.0

Excludeda 0 .0

Total 57 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.887 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

96

Lampiran 4

Output SPSS T-Test

Group Statistics

Kekerasan N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Kecerdasan Emosi Remaja

Panti

Tidak Mengalami

Kekerasan 41 185.93 16.677 2.604

Mengalami Kekerasan 73 176.71 18.611 2.178

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kecerdasan

Emosi

Remaja Panti

Equal variances

assumed .293 .589 2.631 112 .010 9.215 3.502 2.276 16.153

Equal variances

not assumed

2.714 90.838 .008 9.215 3.395 2.470 15.959

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

97

Lampiran 5

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

Tema/Konsep/PB : Creative Thinking

Waktu : 1x Pertemuan (45 menit)

1. Tujuan Pembimbingan : Siswa mampu berpikir kreatif

dalam kehidupannya sehari-hari

2. Tujuan Pembimbingan Khusus :

Siswa mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari bersama

dengan orang tua, teman, dan masyarakat.

3. Materi : Creative Thinking

4. Kegiatan Belajar Mengajar (Rencana Pembimbingan

a. Pendekatan : Keterampilan proses

b. Metode : Permainan, diskusi, dan refleksi

5. Alat/Sumber Pembimbingan

a. Alat : Alat tulis, laptop, kertas lipat, dan spidol

b. Sumber : Mangunhardjana. 1986. Membangun Kreatifitas.

Yogyakarta: Kanisius

6. Prosedur dan Penilaian

a. Prosedur

Sesi Kegiatan Durasi

Waktu Guru Pembimbing Siswa

1. Pengantar, penjelasan

tentang tujuan kegiatan

Berperan aktif,

mendengarkan

5’

2. Permainan:

Pembimbing membagikan

kertas lipat pada setiap

peserta. Kertas lipat yang

Berperan aktif 10’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

98

sudah dibagikan kemudian

dijadikan sebuah lingkaran

yang tidak boleh terputus.

3. Memberikan penjelasan

mengenai berpikir kreatif

Berperan aktif 15’

4. Memberikan kesempatan

bagi siswa untuk bertanya

dan sharing mengenai

dinamika

Tanya jawab dan

sharing

10’

5. Kesimpulan dan penguatan 5’

Total 45’

b. Penilaian

No Penilaian

1. Proses

Apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti

bimbingan klasikal dengan topik Creative Thinking?

2. Hasil:

Siswa dapat menemukan ciri-ciri kemampuan berpikir

kreatif dan mampu mendefinisikan berpikir kreatif

7. Keterangan : -

8. Catatan : -

Yogyakarta, 08 Januari 2014

Pembimbing

Yosef Tri Nugroho Jaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

99

Hand Out

Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental yang digunakan seseorang

untuk membangun ide atau gagasan yang baru. Berpikir kreatif merupakan cara

berpikir seseorang untuk mencoba menemukan cara/metode yang paling baik,

tepat dan cepat dalam suatu hal. Berpikir kreatif merupakan metode untuk

memecahkan masalah secara efektif dan efisien.

Setiap orang diharapkan memiliki daya kreatifitas yang tinggi agar mampu

memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang memiliki daya

kreatifitas tersebut, diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang muncul

dan mampu mengatisipasinya.

Orang yang memiliki pola berpikir kreatif, selalu mencoba hal-hal yang

baru meskipun banyak orang berpendapat bahwa hal itu tidak mungkin dan tidak

akan membuahkan hasil. Berpikir kreatif dan kritis dituntut untuk berkreasi dan

memiliki daya imajinasi yang tinggi.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita dihadapkan dengan masalah

yang harus kita hadapi. Bila kita mampu untuk berpikir kreatif, kita akan mampu

untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kita akan lebih banyak mengunakan

ketekunan dan daya cipta yang tinggi untuk memecahkan masalah, sehingga

sesuatu yang kelihatannya “tidak mungkin”, masih dapat dikerjakan. Orang yang

kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya kelancaran, kesigapan, dan kemampuan menghasilkan banyak

gagasan.

2. Memiliki fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menggunakan berbagai

pendekatan dalam mengatasi masalah.

3. Adanya keaslian, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan yang baru dan

asli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSKRIPSI TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Tingkat Kecerdasan Emosi pada Remaja Panti Asuhan St.Yusup

U‖iVERSITAS SANATA DHAR‖A 100FAKULTAS KECURUAN DAN ELMU PE‖ DEDヨKAN Lampiran 6

Mncan TrOmOI Pos 29,Yogyakarta 55002Tei撒

胤 鷲競濡掘騰毬置織 I臓鷺驚漁驚鷺驚1溜FYA

Ha‐

:0681Pem幽 l剛lir2014

:明i CObaAat Pendttantth Pendttan

KepdaYth. Pimpinan Panii Asuhan Sanb yusrt' SindrqlayaCipanm

Denganfnrmat,

Dengan ini kami memffinkan ijin @im*asihva kami,

NamaNo MahasiswaPrqram StudiJurusanFakultasPerguruan Tinggi

JudulSkripsi

Unluk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan ketentuanbahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak'panti.

-

YosefTri Nugroho J

101114045

Bimbingan dan Konseling

‖mu Pendidikan

Keguttan dan‖ mu pendidikan

Univesitas Sanata DhaFna Yogyakarta

: STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KECERDASAN EMOSI REMAJA PANTIASUHAN YANG MENGALAMI KEKERASAN DAN TIDAK MENCALAMiKEKERASAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TOPIK‐ TOPIKBIMBINGAN PRIBADi SOSIAL

Alas perhatian dan ijin yang diberikan, kamiucapkan terima kasih.

Tembusan:1. Dekan FKtp2. MahasisilaYbs3. Arctp

Yogyakarta,21」 u晰 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI