pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap

117
PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN SKRJPSI Dm-ta. Kepada Fakultas Psikologi Dan ,,„,„ SosM ^ ^^ ^ .nd„„esia lln,„k Me„,e„„hi Sebagian Dari Syarat-Syara, C„a Men.pero.eh Derajat Sarjana SI Psikologi Oleh : FEBBVANTT 01 320 268 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAPSTRES KERJA KARYAWAN

SKRJPSI

Dm-ta. Kepada Fakultas Psikologi Dan ,,„,„ SosM ^ ^^ ^.nd„„esia lln,„k Me„,e„„hi Sebagian Dari Syarat-Syara, C„a Men.pero.eh

Derajat Sarjana SI Psikologi

Oleh :

FEBBVANTT

01 320 268

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYAUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA2006

Page 2: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan didepan dewan penguji Skripsi Program Studi FakultasPsikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia untuk

memenuhi sebagian syarat-syaart guna memperoleh derajat sarjana S-lpsikologi

Pada Tanggal

•21 M 2006

Dewan Penguji :

1. Irwan Nuryana K, S.Psi.,M.Si

2. Ratna Syifa'a R, S.Psi.,M.Si

3. QurotuI Uyun, S.Psi.,M.Si

Mengesahkan,

Fakultas Psikologi Dan

Ilmu Sosial Budaya

versitas Islam Indonesia

:ua Program Studi

QurotuI Uyun^Psi.,M.Si

n

{'f>ni v^

Page 3: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa selama melakukan penelitian dan dalam

membuat laporan penelitian, tidak melanggar kode etik akademik seperti

penjiplakan, pemalsuaan data, dan manipulasi data. Apabila dikemudian hari saya

terbukti melanggar etika akademik, maka saya sanggup menerima konsekuensi

berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Yang menyatakan,

Febbyanti

111

Page 4: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Ku PersembahkanSebagian KecilKaryaku Ini Buat:

Allah SWT

Segalapujian adalah milik-mu semoga karya ini menjadipemberattimbangan amal kebijakan ku diakhirat nanti

Rasullullah SA WAku niatkan setiap lembar karya ini dibuka, maka 10 shalawatterlantun untukmu

Ayah dan Ibuyang telah mendidik, mendukung dan senantiasamendoakanku

Adekuyang udah jadipenyemangat

Sahabat ku Mahrita

IV

Page 5: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

VI

PRAKATA

Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya dan Atas karunia-Nya pulamelalui proses yang sangat panjang, akhirnya penyusun mampu menvelesaikanskripsi dengan judul "Pengaruh Pelatihan Keeerdasan Emosi terhadap Stres KerjaKaryawan PT.Matarindo Kreasi sarana", guna melengkapi syarat kelulusan jenjangStrata 1 pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Buadaya Universitas IslamIndonesia

Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik dan lancar tanpabantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penyusunmengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu danmendukung penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Drs. Edy. Suandi Hamid,M.Ec, selaku Rektor UniversitasIslam Indonesia, beserta seluruh staf Fakultas Psikolaogi dan Ilmu Sosial

Budaya yang telah membantu penyusun saat menempuh pendidikan diUniversitas Islam Indonesia.

2. Ibu QurotuI Uyun,S.Psi.,M.Si selaku Ketua Program Studi Psikologi FakultasPsikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

3- Bapak Irwan Nuryana K,S.Psi.,M.Si selaku pembimbing dengan sabarmembimbing penyusun untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Page 6: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

4. Bapak Arief Fahmi, S.Psi.,M.Si selaku dosen wali

5. Pimpinan dan segenap staf PT.Matarindo Kreasi sarana yang telah bersedia

memberikan tempat dan membantu dalam hal informasi dan data selama

penelitian.

6. Semua respondcn yang telah membantu untuk mengisi kuesioner

7. Dan semua pihak yang tak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang turut

membantu penulis hingga skripsi ini terlaksana.

Semoga Allah SWT selalu meridhoi usaha kita dan senantiasa memberikan

limpahan rahmat dan taufik-Nya dalam kehidupan kita. Semoga skripsi ini dapatbermanfaat yang besar bagi kita.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb

vn

Yogyakarta, Juni 2006Penyusun

FEBBYANTI

Page 7: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL j

HALAMAN PENGESAHAN HHALAMAN PERNYATAAN HiHALAMAN PERSEMBAHAN ivHALAMAN MOTTO

PRAKATAVI

DAFTAR ISIvm

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBARXII

DAFTAR LAMPIRAN" XIV

INTISARIxv

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah i

B. Tujuan Peneliitan g

C. Manfaat Peneliitan 6

D. Keaslian Penelitian y

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja n

a.Pengertian Stres 9

b.Pengertian Stres Kerja 10

c.Aspek-aspek stres kerja 11

d.Faktor-faktor stres kerja 1-5

e.Tanda-tanda stres 15

B. Pelatihan kecerdasan emosi 17

l.Pengertian pelatihan kecerdasan emosi 17

2.Aspek-aspek kecerdasan emosi 18

3.Materi-materi pelatihan kecerdasan emosi 20

vm

Page 8: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

C. Pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap

penurunan stres kerja 21

D. Hipotesis Penelitian 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 27

B. Definisi Operasional variabel Penelitian 27

C. Subjek penelitian 28

D. Rancangan penelitian 28

E. Metode pengumpulan data 31

F. Metode Analisis data..: 35

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan 36

1. Orientasi Kancah 36

2. Persiapan Penelitian 37

a.Persiapan admimistrasi 37

b.PersiapanAlat ukur 37

c.Persiapan modul 39

B. Pelaksanaan Penelitian 39

1. Pelaksanaan Eksperimen 39

2. Pelaksaan Wawancara 42

3. Pelaksaan Observasi 42

4. Pelaksaan Pretest 42

5. Pelaksanaan Posttest 43

C. Hasil Penelitian 43

1. Hasil Analisis data Secara Umum 43

2. Hasil Penelitian per Individu 51

a. Subjek 1 51

b. Subjek 2 52

c. Subjek 3 54

d. Subjek 4 56

e. Subjek 5 57

IX

Page 9: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

e. Subjek 5 57

f. Subjek 6 59

g. Subjek 7 61

h. Subjek 8 62

i. Subjek 9 64

j. Subjek 10 66

D. Pembahasan 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 72

B. Saran 72

DAFTAR PUSTAKA 74

Page 10: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Desain Rancangan Penelitian 30Tabel 2 Rancangan Pemberian Perlakuan 30Table 3Blue Print Skala Stres Kerja 33Tabel 4Distribusi Butir Skala Stres Kerja Sebelum Try-Out 33Tabel 5Skoring Aitem-aitem Skala Stres Kerja 34Tabel 6 Distribusi Butir Skala Stres Kerja Yang Gugur 33Tabel 7 Sebaran Aitem-Aitem Skala Stres Kerja Yang Valid 38Tabel 8 Jadwal Keg. Pemberian Materi Pelatihan Kecerdasan Emosi 41Tabel 9 Kategori Nilai Pretest Stres Kerja Subjek penelitian 44Tabel 10 Kategori Nilai Posttest Stres Kerja Subjek Penelitian 45Tabel 11 Deskripsi Data Penelitian 46Tabel 12 Hasil Uji Normalitas 47Tabel 13 Hasil Uji Homogenitas 47Tabel 14 Hasil Uji T 48

XI

Page 11: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Grafik skor Srres Kerja Aspek tugas 49

Gambar 2. Grafik Skor Stres Kerja Aspek Lingkungan Sosial 49

Gambar 3. Grafik Skor Stres Kerja Aspek Lingkungan Fisik 50

Gambar 4. Grafik Skor Stres Kerja Aspek Lingkungan Peran 50

Gambar 5. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 1 51

Gambar 6. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 1 52

Gambar 7. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 2 53

Gambar 8. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 2 53

Gambar 9. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 3 55

Gambar 10. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 3 55

Gambar 11. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 4 56

Gambar 12. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 4 57

Gambar 13. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 5 58

Gambar 14. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 5 59

Gambar 15. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 6 60

Gambar 16. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 6 60

Gambar 17. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 7 6J

Gambar 18. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 7 62

Gambar 19. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 8 63

Gambar 20 Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 8 64

xn

Page 12: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Gambar 21. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 9 65

Gambar 22. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 9 66

Gambar 23. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 10 66

Gambar 24. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 10 67

xm

Page 13: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Alat Ukur Skala Try-outJ 76

Lampiran 2. Data Try-out82

Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas 94Lampiran 4. Alat Ukur Skala Penelitian

v6

Lampiran 5. Data Penelitian Stres Kerja I00Lampiran 6. Output Stres KerjaLampiran 7. Modul Pelatihan...

104

Lampiran 8. Kontrak Pelatihan

Lampiran 9. Daftar Hadir Peserta Pelatihan (pretest, kelompokEksperimen saat pelatihan dan posttest) 125

Lampiran 10. Surat-surat Perizinan Pelatihan dan Surat Bukti Pelatihan 129Lampiran 11. Hasil WawancaraLampiran 12. Foto Pelatihan

138

xiv

Page 14: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah pelatihanmeCtodea"k ^ ^T**""""^*«* ^ P"^ nieng'gun kanmetode eksperimen dengan memberikan perlakuan berupa pelatihan kecerdasanemosi pada kelompok eksperimen. Materi yang diberikan dalam pelatl^ini antar"lam : ranah intrapribadi (asertif, penghargaan din), ranah anLpribadiTempanhubungan antar pnbadi), pemecahan masalah, ketahanan menang'gung st e7d n

Subjek dalam pelatihan ini adalah karyawan PT Matarindo Kreasi SaranaKeseluruhan subjek berjumlah 20 orang dan terbagi menjadi dua kelompok yaituToorang kelompok eksperimen dan 10 orang kelompok kontrol. Subjek 20 orangtersebut berjenis kelamin laki-laki 14 orang dan wanita sebanyak 6orang Lata?belakang pendidikan subjek adalah SMP dan SMU

Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah nonrandomized pretestposttest control group design dengan metode analisis d^ paired sample test Ha1dan penelitian mi menunjukan adanya pengaruh yang signifTan pelafihankecerdasan emosi terhadap stres kerja. Peatman

Kata kunci :Kecerdasan Emosi, Stres Kerja

xv

Page 15: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman yang sudah serba maju di segala bidang seperti saat ini orang jadi

semakin sibuk bekerja dengan peralatan kerja yang digunakan sudah semakin

canggih, modern dan efisien. hal itu berdampak pada beban kerja di satuan-satuan

organisasi pun menjadi bertambah dan secara tidak langsung itu akan membuat

karyawan-karyawan untuk lebih mengeluarkan energi ekstra. Karyawan sering

mendapat tekanan yang berat untuk meningkatkan hasil kerjanya. Akibatnya para

pekerja mengalami stres karena beban kerja berlebihan. Hal itu menimbulkan

gangguan-gangguan kesehatan seperti penyakit fisik, gangguan jiwa ringan (mudah

gugup, marah, sulit konsentrasi, dll), kecelakaan kerja dan terjadinya lesu kerja.

Ditempat kerja, sekitar satu juta orang per hari jatuh sakit dikarenakan serangan

stres. Angka ini kemudian terwujud dalam 550 juta absent per tahun. Penelitian-

penelitian lainya menunjukkan bahwa secara kasar, 50 persen pekerja Amerika Utara

menderita keletihan dan kelelahan mental yang disebabkan stres (Rosental, 2002).

Akibatnya tanpa di sadari cepat atau lambat stres dalam taraf cukup tinggi pun akan

semakin terasa.

Menurut ILO (International Labour Organization) kerugian ekonomi akibat

stres pekerjaan di Amerika Serikat setara dengan 200 milyar dollar AS dalam bentuk

kehilangan produktivitas, pengeluaran untuk kesehatan, dan upah yang hilang karena

tingkat ketidakhadiran (glorianet.org/lowongan/arti-o36.html). Penyakit yang

Page 16: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

berkaitan dengan stress diperkirakan menguras 200 milyar dollar AS setiap tahun di

Amerika Serikat. Menurut perhitungan, 75 hingga 85 persen dari semua kecelakaaan

dibidang industri berkaitan dengan stres (www.mail-archive.com). Stres pekerjaan

juga bisa menimbulkan kecelakaan kerja, terutama pada pekerja dengan tuntutan

beban kerja tinggi, perhatian kurang, bekerja gilir (shift) pada hari pertama dan akhir

minggu serta penyalahgunaan zat. Dari data, penyebab terjadinya kecelakaan 90

persen disebabkan tindakan kurang berhati-hati (unsafe act) dan 4 persen karena

kondisi tidak aman (unsafe condition). Dari tindakan kurang berhati-hati, 80 persen

akibat kondisi kesehatan jiwa yang kurang optimal saat terjadi kecelakaan (kompas,

28/02/02)

Di seluruh dunia setiap tahun ada sekitar 1,1 juta kematian karena penyakit

atau kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Data dari International Labor

Organization (ILO) mengungkapkan terjadinya 250 juta kecelakaan yang terjadi di

industri-industri di dunia yang menyebabkan 300.000 kematian. Setiap tahun terjadi

160 juta penyakit akibat hubungan kerja yang baru. Menurut dr Yusmansyah Idris

SpKJ masalah kesehatan jiwa yang sering dijumpai dalam lingkup industri dan

perusahaan akibat stres pekerjaan adalah penyakit fisik yang diinduksi stres,

misalnya penyakit jantung koroner, hipertensi, tukak lambung (Juanita, 2004). Hal

tersebut didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh dua orang peneliti

yaitu Plaut dan Friedman (1981) yang berhasil menemukan hubungan antara stres

dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa stres sangat

berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, terkena alergi

serta menurunkan sistem autoimmune-nya. Selain itu ditemukan pula bukti

Page 17: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

penurunan respon antibodi tubuh di saat mood seseorang sedang negatif, dan akan

meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif(Rini, 2002)

Karyawan-karyawan PT. Matarindo Kreasi sarana dalam menjalankan tugas,

dihadapkan pada suara bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin seperti pada saat

proses pengamplasan dan pada proses sending seller yaitu proses merapatkan pori-

pori kayu dan menghaluskannya, bahan kimia yang berasal dari penggunaan

pewarnaan pada kayu, ruangan yang tertutup membuat udara tidak sehat juga terasa

panas dan jenis pekerjaannya berulang-ulang sehingga bisa menimbulkan kebosanan.

Mereka dituntut bekerja dengan maksimal dan tidak melakukan kesalahan, karena

setiap produk sebelumnya telah dipesan oleh konsumen dan waktunya kadang

dibatasi. Karyawan meubel tidak kerja lembur jadi semua pekerjaan dikerjakan pada

siang hari. Dengan beban kerja sedemikian banyaknya, tidak tertutup kemungkinan

karyawan meubel akan mengalami stres kerja. Beberapa dari karyawan dalam

bekerja mengalami gejala-gejala stress kerja seperti terburu-buru dalam bekerja,

merasa cemas, ingin cepat selesai dalam mengerjakan tugas, sulit berkonsentrasi,

cepat berkeringat kalau merasa gugup, dan merasa tertekan dengan beban kerja

berlebih. Menurut Juanita (2004). di tempat kerja yang sering menggunakan berbagai

bahan kimia. suhu yang tinggi, radiasi, bising, dan Iain-lain. Dalam melakukan

pekerjaannya, pekerja sering harus menangani beban yang berat atau menggunakan

sikap tubuh dan gerakan yang tidak alamiah. Tuntutan pekerjaan juga menambah

beban mental bagi seseorang sehingga dapat menimbulkan stres yang

berkepanjangan. Tanda-tanda distress menurut Gregson & Looker (2004) dari segi

mental seperti cemas, tergesa-gesa, sulit berkonsentrasi, tidak sabaran. bosan, mudah

Page 18: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

tersinggung, mudah marah dan Iain-lain. Menurut Handoko (1998) penyebab-

penyebab stres "on-the-job" antara lain, beban kerja yang berlebihan tekanan atau

desakan waktu dan Iain-lain.

Schuller (1980) mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang

berpengaruh terhadap organisasi. Menurut peneliti ini, stres yang dihadapi oleh

karyawan berkorelasi dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran

kerja, serta mengalami kecelakaan. Menurunkan pemasukan dan keuntungan

perusahaan. Kerugian finansial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya

antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan,

dan fasilitas lainnya. Banyak karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai

alasan. atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah karena kelambanan atau

pun karena banyaknya kesalahan yang berulang (Rini, 2002)

Sebuah penelitian terhadap sekelompok karyawan yang bekerja di suatu

organisasi menunjukkan, bahwa stres kerja menyebabkan terjadinya ketegangan dan

konflik antara pihak karyawan dengan pihak manajemen. Tingginya sensitivitas

emosi berpotensi menyulut pertikaian dan menghambat kerja sama antara individu

satu dengan yang lain (Rini, 2002)

Menurut Theresa dalam Widhiastuti (2002) jika dilihat karakteristik

psikologis karyawan yang mengalami stres pada umumnya hampir sama dengan

tanda-tanda stress kerja yaitu sakit kepala, susah tidur, kurang dapat berkonsentrasi,

temperamental/mudah tersinggung, sakit maag, tidak ada kepuasan kerja, dan moral

kerja. Sedangkan menurut Ancok (1991) dari segi psikologis stres bisa menimbulkan

perasaan tidak bahagia, perasaan tertekan dan perasaan tidak aman. Seringkali

Page 19: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

keadaan ini menimbulkan masalah emosi seperti cepat marah, produktivitas kerja

rendah, sering membuat kesalahan dalam kerja.

Mengendalikan emosi mempunyai peranan penting dalam menentukan stres

yang dialami seseorang, jika bisa mengendalikan emosi tentunya stres kerja pun bisa

dihindari atau dikurangi. Seperti menurut pendapat Battaudin (1999) yang

menyatakan bahwa jika seseorang mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi maka

mempunyai kemampuan atau keterampilan dalam mengendalikan dirinya,

mempunyai semangat dan ketekunan yang tinggi, mampu memotivasi dirinya sendiri

dalam mengerjakan sesuatu dan mampu berinteraksi yang baik dengan orang lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa stres kerja

dan kecerdasan emosi saling berhubungan dimana kecerdasan emosi yang rendah

bisa menimbulkan stres dalam bekerja karena kurang bisa mengendalikan diri

sehingga jadi mudah marah dan cepat tersinggung, tidak mampu memotivasi diri

sendiri, tidak mempunyai semangat dalam bekerja ini bisa mempengaruhi

produktivitas kerja, dan yang terakhir tidak mampu berinteraksi dengan orang lain.

Jika stres kerja sudah tidak bisa dihindari maka dampak yang ditimbulkannya pun

akan sangat merugikan baik bagi karyawan maupun perusahaan. Karyawan menjadi

tidak berprestasi, turunnya kepuasan kerja. mundurnya kinerja, kemangkiran kerja

(absenteisme) dan penyalahgunaan obat sedangkan secara kognitif dapat

menimbulkan pengambilan keputusan yang jelek, sulitnya berkonsentrasi dan sering

lupa. Jika sudah begitu karyawan bisa dikeluarkan dari perusahaan. Hal tersebut bisa

dihindari jika kecerdasan emosi karyawan tersebut tinggi sehingga dampak negatif

dari stres kerja dapat ditanggulangi.

Page 20: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Menurut Bachroni dan Aswani (1999) untuk mengurangi tingkat stres kerja

Sumber Daya Manusianya harus ditingkatkan dengan memberikan pelatihan-

pelatihan yang bisa membantu karyawan untuk lebih maju dan terampil. Patton

(1998) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan

mengendalikan perasaan emosi serta mengarahkan pikiran dan tindakan.

Kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui kemauan, pengetahuan, dan

latihan. Berdasarkan latar belakang diatas dan pentingnya mengajarkan kecerdasan

emosi, maka penulis dalam penelitian ini merumuskan permasalahan sebagai berikut:

"Apakah pelatihan kecerdasan emosi secara efektif mampu menurunkan stres kerja

karyawan?"

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelatihan

kecerdasan emosi terhadap penurunan stres kerja karyawan.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian secara teoritis adalah untuk memperluas wacana psikologi

industri dan organisasi serta menambah referensi teoritis yang ilmiah tentang

efektifitas pelatihan kecerdasan emosi pada karyawan.

Sedangkan manfaat praktis yang di dapat dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan membantu menurunkan stres kerja

2. Dengan memberikan pelatihan kecerdasan emosional pada karyawan, maka akan

sangat bermanfaat bagi perkembangankecerdasan emosi mereka.

Page 21: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

D. Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan stres kerja antara lain

seperti Meliana, F.X, Sutyas Prihanto, dan A.J. Thahjoanggoro (2001) mengenai

Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Karyawan dan penelitian yang

dilakukan oleh Mirzha (2001) tentang Hubungan Stres Kerja pada karyawan Hotel

ditinjau dari Kecerdasan emosi, serta penelitian yang dilakukan oleh Suyati dan

Mangunhardjana (2002) mengenai Pengaruh Pelatihan Emotional Literacy terhadap

Kecerdasan Emosi remaja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

terdahulu antara lain :

1. Keaslian topik

Penelitian-penelitian yang terdahulu mempunya topik berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Meliana,

F.X, Sutyas Prihanto, dan A.J. Thahjoanggoro (2001) dengan topik Hubungan

antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Karyawan dan penelitian yang

dilakukan oleh Mirzha (2001) tentang Hubungan Stres Kerja pada karyawan

Hotel ditinjau dari Kecerdasan emosi, serta penelitian yang dilakukan oleh Suyati

dan Mangunhardjana (2002) dengan topik Pengaruh Pelatihan Emotional

Literacy terhadap Kecerdasan Emosi Remaja sedangkan penelitian dari penulis

memiliki topik Pengaruh Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap Stres Kerja

Karyawan, maka penelitian yang dilakukan adalah asli.

Page 22: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

2. Keaslian teori

Teori yang digunakan oleh penulis berdasaran teori dari Bar-On dan memiliki

aspek variabel stres kerja yang merupakan sintesa dari berbagai para ahli yang

dirumuskan menjadi teori baru teori dinyatakan asli.

3. Keaslian Alat ukur

Alat ukur yang digunakan peneliti dibuat sendiri oleh peneliti dengan

berdasarkan pada teori-teori yang dirumuskan menjadi aspek penelitian yang

akan diukur.

4. Keaslian subjek penelitian

Subjek yang digunkan dalam penelitian berbeda dengan subjek yang digunakan

dalam penelitian acuan. Subjek penelitian ini adalah karyawan meubel

PT.Matarindo Kreasi sarana, sedangkan subjek penelitian acuan subjeknya yaitu

karyawan Hotel, karyawan PT Dharmabakti Pakindo dan remaja.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain yang juga menggunakan metode

yang sama yaitu eksperimen adalah dalam penelitian ini mengungkap stres kerja

sedangkan penelitian Suyati & Mangunhardjana (2002) mengungkap kecerdasan

emosi. Berdasarkan perbedaaan-perbedaan tersebut maka penelitian ini dianggap

asli.

Page 23: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja

1. Pengertian Stress

Anorogo dan Widiyanti (1990) mendefinisikan stres sebagai suatu akibat dari

tekanan emosional, rangsangan-rangsangan atau suasana yang merusak keadaan

fisiologis seorang individu. Stres menurut Muchlas (1991) adalah kondisi dinamis

yang padanya individu menghadapi pertentangan antara kesempatan,

hambatan/tuntutan dalam hubungan dengan sesuatu yang diinginkan dan dianggap

pesting, tapi untuk memperolehnya masih menghadapi ketidakpastian.

Disebutkan oleh Hardjana (1994) bahwa pengalaman stres cenderung disertai

emosi. Ditambahkan bahwa orang yang mengalami stress menggunakan emosi itu

untuk menilai stres. Takut merupakan emosi yang biasa muncul pada waktu

seseorang merasa dalam keadaan yang dapat mendatangkan stres. Masih menurut

Hardjana bahwa manusia takut akan bersiap-siap melakukan intisipasi agar perasaan

takut tersebut tidak berlarut-larut. Antisipasi inilah yang digunakan seseorang umtuk

mengatasi dan mengelola stres (coping &manage stress).

Schuler (Robins, 1996) stres adalah suatu kondisi yang dinamik dimana

seseorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala (contraits) atau

tuntutan (demands) yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan

hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.

Page 24: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

10

Berdasarkan uraian diatas definisi stres adalah suatu akibat dari tekanan

emosi sehingga individu dihadapkan pada suatu pertentangan antara kesempatan,

hambatan/tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan

hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.

2. Pengertian Stres Kerja

Menurut Rosyid (1996) stres yang dirasakan seseorang merupakan kondisi

yang muncul dari perpaduan antara faktor-faktor di dalam pekerjaan dengan faktor-

faktor di dalam diri seseorang. Kondisi ini menyebabkan yang bersangkutan tidak

dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sewaktu orang berada pada keadaan normal.

DuBrin dalam (Hartanti dan Rahaju, 2003) menyatakan stres kerja diartikan

sebagai stres yang terjadi pada pekerjaan, yang disebabkan oleh kondisi-kondisi

tertentu, yang apabila berlarut-larut akan menimbulkan burn-out (keletihan mental,

fisik dan emosional yang berlebihan).

Stres kerja adalah stres yang terjadi dalam bidang pekerjaan sebagai akibat

dari adanya ketidakseimbangan antara karakteritik individu dengan tuntutan

pekerjaan dan lingkungannya yang dipersepsikan sebagai hal-hal yang mengancam

kesejahteraan individu (Frasser, 1985)

Shinn (1984) mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi lingkungan kerja

yang bersifat negatif yang dihadapi oleh karyawan dan menimbulkan respon

karyawan terhadap kondisi tersebut baik respon yang bersifat psikologik maupun

respon yang bersifat fisiologik.

Berdasarkan pendapat para ahli penulis menarik kesimpulan stres kerja

adalah suatu keadaan dimana subjek dihadapkan tekanan di tempat kerja, disebabkan

Page 25: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

11

oleh kondisi-kondisi yang berkaitan dengan lingkungan fisik, tugas-tugas yang

dihadapi, struktur dan iklim organisasi, dan hubungan interpersonal, yang

berpengaruh pada perubahan kondisi fisologis dan/atau psikologis sedemikian rupa

sehingga membuat individu menyimpang dari fungsi normalnya.

3. Aspek-aspek stres kerja karyawan

Tenaga kerja dalam interaksinya dipekerjaan, dipengaruhi oleh hasil interaksi

di tempat lain, di rumah, di perkumpulan dan sebagainya. Sumber stres kerja yang

menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal atau yang menyebabkan seseorang

jatuh sakit, tidak hanya datang dari satu macam pembangkit stres tetapi dari beberapa

pembangkit stres. Lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kesehatan karyawannya. Pembangkit stres di pekerjaan merupakan pembangkit stres

yang besar perannya terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya karyawan.

Beberapa sumber stres menurut Cooper (Rini, 2002) yang dianggap sebagai sumber

stres kerja adalah stres karena kondisi pekerjaan, masalah peran, hubungan

interpersonal, kesempatan pengembangan karir, dan struktur organisasi.

McGrath (Oktasela, 2001) mengemukakan ada enam aspek yang pentingdalam dinamika terbentuknya stres kerja yaitu:

a. Stres yang bersumber dari tugas, berupa hal-hal yang berhubungan dengan tugas-tugas pekerjaan

b. Stres yang bersumber dari peran, yaitu adanya pertentangan peran dan kekaburanperan

Page 26: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

12

c. Stres yang timbul karena behavioral setting, hal ini sangat tergantung pada

kemampuan individu untuk membaca situasi serta memanfaatkan fasilitas-

fasilitas yang ada

d. Stres yang bersumber pada lingkungan fisik, misal: pencahayaan yang kering,suhu yang terlalu dingin atau panas

e. Stres yang bersumber dari lingkungan sosial yang berupa ketidaksesuaian

hubungan interpersonal, isolasi dan Iain-lain

f Stres yang bersumber pada karakteristik individual, faktor ini berisi aspek-aspektertentu dalam individu yang membuat individu lebih mudah stres

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dan hasil diskusi penulis dengan dosen

pembimbing maka aspek stres kerja terbagi menjadi empat aspek, yaitu:

1• Stres yang bersumber dari tugas, berupa hal-hal yang berhubungan dengan tugas-

tugas pekerjaan seperti merasa putus asa dan tanpa daya, tidak sabar dalam

bekerja, sering terlambat masuk kerja, ketidakhadiran, kesulitan membuat

keputusan, kesalahan yang sembrono, kelalaian menyelesaikan pekerjaan.

2. Stres yang bersumber dari peran, yaitu adanya pertentangan peran dan kekaburan

peran seperti kurang mendapat tanggung jawab yang memadai, adanya

ambiguitas peran, bingung dengan tuganya, perbedaan nilai dengan perusahaan,

tertekan dengan peraturan, perubahan tipe pekerjaan, konflik peran.

3. Stres yang bersumber pada lingkungan fisik, misal: pencahayaan yang kurang,suhu yang terlalu dingin atau panas, khawatir, gelisah, sulit berkonsentrasi dalam

pengambilan keputusan dan masa-masa lelah yang panjang, iklim kerja yangmenimbulkan rasa tidak aman.

Page 27: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

13

4. Stres yang bersumber dari lingkungan sosial yang berupa ketidaksesuaian

hubungan interpersonal, isolasi, lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan

diri sendiri, kesulitan berhubungan dengan orang lain, kerisauan tentang

kesalahan, menarik diri, merasa rendah diri, kehilangan ketertarikan pada orang

lain.

Berdasarkan hasil diskusi, maka dapat disimpulkan oleh penulis bahwa stres

kerja adalah berupa stres yang bersumber dari adanya tugas yang beriebihan, adanya

peran dimana terjadi kekaburan peran, lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Stres Kerja

Suatu organisasi/perusahaan harus mempunyai kesesuaian antara kebutuhan

organisasi dan kebutuhan individu pekerja. Tidak adanya keseimbangan diantara

keduanya menimbulkan berbagai macam penyimpangan, baik penyimpangan fungsi

fisik, psikologis, maupun perilaku anggota organisasi/perusahaan. Secara umum

semua kondisi pekerjaan menyebabkan stres, tetapi ada sejumlah faktor-faktor

spesifik dalam pekerjaan yang memang sering menimbulkan stres.

Menurut Handoko (1998) stres yang terlalu besar dapat mengancam

kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Kondisi-kondisi yang

cenderung menyebabkan stres disebut stresors. Meskipun stres dapat di akibatkan

oleh hanya satu stresors, biasanya karyawan mengalami stres. Ada dua kategori

penyebab stres, yaitu on-the-job dan ojf-the-job.

Penyebab-penyebab stress "on-the-job "antara lain:

a. Beban kerja yang beriebihan

Page 28: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

14

b. Tekanan atau desakan waktu

c. Kualitas supervise yang jelek

d. Iklim politis yang tidak aman

e. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai

f. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawabg. Kemenduan peran (role ambiguity)

h. Frustrasi

i. Konflik antar pribadi dan antar kelompok

j. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan

k. Berbagai bentuk perubahan

Di lain pihak stres karyawan juga dapat disebabkan masalah yang terjadi diluarperusahaan. Penyebab-penyebab stres "off-the-job" yaitu:

a. Kekuatiran finansial

b. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak

c. Masalah-masalah fisik

d. Masalah-masalah perkawinan (misal, perceraian)

e. Perubahan-perubahan yang terjadi ditempat tinggal

f Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara

Lebih lanjut lagi Davis (1981) mengatakan bahwa beberapa faktor penyebabstres kerja adalah beban kerja terlalu tinggi, jam kerja terlalu menekan, sistem

pengawasan yang kurang baik, keadaan politik yang tidak tenang, kurangnya

otoritas, kekaburan peran, perbedaan nilai antara pekerja dan perusahaaan,perubahan-perubahan yang ada dalam perusahaan dan adanya frustasi dari pekerja.

Page 29: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

15

Namun demikian, kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan belum tentu

menimbulkan stres dalam diri individu. Kemunculan stres kerja tergantung padapersepsi dan reaksi individu tersebut.

Faktor-faktor yang menyebabkan stres kerja menurut NIOSH Research

(widhiastuti, 2002) dapat di bagi dua yaitu yang berasal dari dalam diri individu dan

dari luar individu, antara lain:

1. Faktor dari dalam diri individu

a. Usia

b. Kondisi fisik

c. Faktor kepribadian tipe A atau tipe B

2. Faktor dari luar diri individu -

a. Lingkungan keluarga

b. Lingkungan kerja

5. Tanda-tanda stress

Menurut Munandar (2001) stres akan mempunyai dampak pada suasana hati

(mood), otot kerangka (musculoskeletal) dan organ-organ dalam badan (visceral).Tanda-tanda distress adalah sebagai berikut:

a. Tanda-tanda suasana hati (mood) seperti cemas, merasa tidak pasti, sulit tidur

pada malam hari, menajdi mudah bingung dan lupa, menjadi sangat tidak

enak dan gelisah, menjadi gugup.

Page 30: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

16

b. Tanda-tanda otot kerangka (musculoskeletal) seperti jari-jari dan tangan

gemetar, tiadk dapat duduk diam atau berdiri ditempat, mengembangkan tic

(gerakan tidak disengaja), kepala mulai sakit, merasa otot menjadi tegangatau kaku, menggagap jika berbicara dan leher menjadi kaku.

c. Tanda-tanda organ-organ dalam badan (visceral) seperti perut terganggu,

merasa jantung berdebar, banyak berkeringat, tangan berkeringat, merasa

kepala ringan ataua akan pingsan, mengalami kedinginan, wajah menjadipanas, mulut menjadi kering.

Tanda-tanda distress menurut Gregson &Looker (2004) dibagi menjadi dua yaitusecara fisik dan mental.

a. Fisik seperti merasakan detak jantung berdebar-debar, sesak napas, mulut

kering, ketegangan otot secara keseluruhan khususnya rahang, kegelisahan,lelah, sulit tidur, merasa sedih, berkeringat khususnya ditelapak tangan dan

bibir atas, tangan kaki dingin, sering kencing, makan beriebihan, kehilanganselera makan, makin banyak minum alcohol,

b. Mental seperti cemas, menangis, rendah diri, putus asa, menarik diri, tidak

sabar, mudah tersinggung dan beriebihan mudah marah, frustasi, bosan,

kehilangan ketertarikan pada penampilan sendiri dan pada orang lain,

polifasis (mengerjakan banayk hal sekaligus), tergesa-gesa, gagal

menyelesaikan tugas-tugas sebelum beralih ketugas berikutnya, sulit berpikir

jernih, berkonsentrasi, punya banyak hal untuk dikerjakan tapi tidak tahu

dimana memulainya sehingga mengakhiri sesuatu tanpa hasil.

Page 31: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

17

Berdasar uraian di atas stres kerja berasal dari dalam diri individu yang bisa

membuat individu menjadi tidak mempunyai semangat dalam bekerja. Hal ini

disebabkan oleh faktor dari dalam diri individu yang mempengaruhi bagaimana

seseorang tersebut bertindak, terutama bila itu berhubungan dengan kecerdasan

emosi. Oleh sebab itu sangat perlu untuk mengkaji pelatihan kecerdasan emosi.

B. Pelatihan Kecerdasan Emosi

1. Pengertian Pelatihan Kecerdasan Emosi

Kata pelatihan berasal dari kata dalam bahasa Inggris training yang diartikan

Chaplin (2000) dalam kamus lengkap Psikologi sebagai suatu serangkaian kegiatan

yang sistematis, berisikan instruksi, praktek, pemeriksaan ujian, dan dikenakan

kepada seseorang yang tengah dilatih, diajar atau dididik.

Menurut Salovey dan Mayer (Goleman, 2002) kecerdasan emosi adalah sebagai

kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk

membantu pikiran memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan

secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.

Bar-On (Stein & Book, 2002) menyatakan bahwa kecerdasan emosi merupakan

serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan non-kognitif, yang

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan

lingkungan.

Patton (2002) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai suatu kekuatan dibalik

singgasana kemampuan intelektual, dan merupakan dasar-dasar pembentukan emosi

yang mencakup keterampilan-keterampilan untuk menunda kepuasan,

mengendalikan impuls-impuls, tetap optimis, menyalurkan emosi yang kuat secara

Page 32: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

efektif, mampu memotivasi diri, mampu menangani kelemahan, bisa menunjukkan

rasa empati kepada orang lain dan mampu membangun kesadaran diri dan

pemahaman pribadi.

Berdasarkan uraian di atas penulis mendefinisikan pelatihan kecerdasan

emosi sebagai suatu cara untuk meningkatkan kemampuan emosional individu

melalui serangkaian kegiatan yang bertujuan agar individu tersebut mampu

mengelola, memahami emosi dan bisa mengekspresikan emosinya yang ia miliki

serta dapat mengenali emosi orang lain secara tepat sehingga mampu mengatasi

berbagai macam tekanan, mampu berinteraksi dengan orang lain secara tepat, dan

mampu memotivasi dirinya sendiri.

2. Aspek-aspek kecerdasan emosi

Goleman (1999) membagi kecerdasan emosi menjadi lima dasar aspek yaitu :

a. Kesadaran diri

Mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk

memnadu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas

kemampuan diri dan kepercaan diri yang kuat.

b. Pengaturan diri

Menangani emosi kita sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas,

mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

Page 33: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

19

c. Motivasi

Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan

menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak

sangat efektif, dan untuk bertahan mengahadapi kegagalan dan frustasi.

d. Empati

Merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif

mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan

bermacam-macam orang seratamenjalin hubungan denganorang lain.

e. Keterampilan sosial

Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan

dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar,

menggunakan keterampilan-keterampilan ini mempengaruhi dan memimpin

bermusyawarah dan memnyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dalam

tim.

Komponen dasar kecerdasan emosional menurut Bar-On (Stein & Book, 2002)

dibagi menjadi lima bagian :

a. Ranah Intrapribadi mencakup kesadaran diri emosional, asertivitas, mpnghajgai

diri dan aktualisasi diri.

b. Ranah Antarpribadi, mencakup empati, hubungan interpersonal, tanggung jawab

sosial.

c. Ranah penyesuaian diri mencangkup untuk memecahkan masalah, menguji

kenyataan, dan fleksibilitas.

Page 34: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

20

d. Ranah pengendalian stres mencakup ketahanaan menanggung stres dan

pengendalian impuls.

e. Ranah suasana hati umum, mencakup optimis dan kebahagiaan.

Aspek-aspek kecerdasan emosi dari para ahli dapat disimpulkan oleh

penulis menjadi lima aspek yang mengarah pada aspek yang diungkapkan oleh Bar-

On yaitu Ranah Intrapribadi, Ranah Antarpribadi, Pemecahan masalah, ketahanan

menanggung stres dan Optimis.

3. Materi-materi Pelatihan Kecerdasan emosi

Materi-materi yang akan diberikan dalam pelatihan kecerdasan emosi adalah :

a. Ranah Intrapribadi

Tujuannya adalah agar karyawan memiliki kemampuan berupa kesadaran diri

emosional dalam menghadapi masalah, asertifitas atau ketegasan, menghargai diri

sendiri dengan berperilaku yang tidak memalukan diri dan aktualisasi diri yang

maksimal akan kemampuan diri

b. Ranah Antarpribadi

Tujuan materi ini adalah meningkatkan keterampilan karyawan agar mampu

bersikap empati, mampu menjalin hubungan dengan orang lain secara efektif tanpa

mengabaikan tanggung jawab sosial

c Pemecahan Masalah

Tujuan dari pemberian materi ini adalah agar karyawan dapat meningkatkan

kemampuan untuk memecahkan masalah, menguji fakta atau kenyataan yang ada

Page 35: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

untuk mengetahui kebenaran, dan juga tetap memiliki sikap fleksibel, terutama pada

perubahan yang membangun

d. Ketahanaan menanggung stres

Tujuan dari materi ini adalah agar karyawan tetap menjaga diri tetap tenang dan

terkendali meskipun mengalami stres baik dalam diri atau dari luar diri. Karyawan

dapat meningkatkan kemampuan toleransi terhadap stres dan dapat mengendalikan

impuls-impuls yang masuk atau mempengaruhi diri

e. Optimisme.

Tujuannya adalah agar karyawan dapat mempunyai kemampuan untuk

mempertahankan sikap positif yang realistis, terutama dalam menghadapi maslah

sulit.

Berdasar uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat lima materi yang

akan diberikan dalam pelatihan kecerdasan emosi, yaitu : Ranah Intarpribadi (asertif,

penghargaan diri), ranah antarpribadi (empati, hubungan antra pribadi), pemecahan

masalah, pengendalian impuls, dan optimis.

C. Pengaruh Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap penurunan stres kerja

Tuntutan pekerjaan yang tinggi, membuat seseorang bisa mengalami stres

berat. Jika seseorang sudah mengalami stres kadang terlihat kurang aktif yang

berakibat pada kualitas kerjanya sangat buruk. Selain itu karyawan menjadi lebih

suka melamun, berkhayal, bermalas-malasan, jika diajak berbicara responnya lambat,

karyawan menjadi sering datang terlambat atau bahkan tidak datang sekalian

(www.glorinet.org/lowongan/arti-103.htm)

Page 36: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

21

Robin (1996) menyatakan bahwa stres dapat menurunkan kepuasan kerja,

mundurnya kinerja, kemangkiran kerja (absenteisme) dan penyalahgunaan obat

sedangkan secara kognitif dapat menimbulkan pengambilan keputusan yang jelek,

sulitnya berkonsentrasi dan sering lupa. Jika berlarut-larut pengaruh stres yang tidak

teratasi menimbulkan gejala badaniah, jiwa dan gejala sosial. Dampak dari stress

tidak langsung memberikan akibat walaupun begitu banyak diantaranya yang segera

memperlihatkan manifestasinya. Gejala emosional seperti lupa, sukar konsentrasi,

sukar mengambil keputusan, cemas, was-was, khawatir, mimpi-mimpi buruk,

murung, mudah marah/jengkel, mudah menangis, pikiran bunuh diri, gelisah,

pandangan putus asa dan sebagainya. Gejala sosial seperti makin banyak

merokok/minum/makan, sering mengontrol pintu jendela, menarik diri dari

pergaulan sosial, mudah bertengkar membunuh dan lainnya.

Melihat dari beberapa gejala yang disebabkan stres yang berkepanjangan

bukan hanya akan menggerogoti kemampuan mental tetapi juga akan membuat orang

kurang cerdas secara emosional orang yang sedang jengkel akan sulit membaca

emosi orang lain secara akurat bisa menurunkan keterampilan dasar yang paling

dibutuhkan untuk empati, dan akibatnya mengurangi keterampilan sosial.

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri,

bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan,

kesedihan, kemarahan), mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres

(www, duduns. net/index)

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurahaju (2005)

bahwa emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang tepat terbukti bisa

Page 37: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

23

melenyapkan stres kerja. Semakin tepat seseorang mengkomunikasikan perasaannya,

semakin nyaman perasaannya. Keterampilan manjemen emosi memungkinkan

seseorang menjadi akrab dan mampu bersahabat, komunikasi dengan baik dan

terbuka dengan orang lain.

Komunikasi yang baik bisa memperbaiki pemahaman karyawan terhadap

situasi-situasi stres, dan program-program latihan dapat di selenggarakan untuk

mengembangkan keterampilan dan sikap dalam menangani stres. Berdasarkan uraian

hubungan di atas, maka perlu diadakan pelatihan yang dapat ditujukan untuk

meningkatkan kecerdasan emosi terutama dikalangan karyawan meubel yang masih

cenderung kurang memahami arti pentingnya kecerdasan emosi yang dapat

memungkinkan untuk mengurangi tingkat stres kerja dan mengarah pada kinerja

yang baik.

Adapun materi-materi pelatihan kecerdasan emosi yang dapat

mengembangkan emosi karyawan adalah: Ranah intrapribadi, Ranah antarpribadi,

pemecahan masalah, ketahanan menanggung stres, dan optimis.

Ranah intrapribadi adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang. Ranaft

intrapribadi mencakup sikap asertif dan penghargaan diri. Dengan pemberian materi

sikap asertif diharapkan karyawan mampu mengungkapkan perasaan, mampu

mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka, karyawan juga mampu

untuk mempertahankan hak-hak pribadi. Dengan sikap asertif seseorang bisa

mengurangi stres karena kebanyakan masalah pekerjaan berasal dari kurangnya

kesempatan untuk membuat perubahan atau keputusan dengan sikap asertif

Page 38: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

24

seseorang bisa menentukan pekerjaan yang mampu dilakukan dengan cara kerja yang

diharapkan oleh perusahaan (www.cybermed.cbn.net.id)

Pemberian materi penghargaan diri membuat karyawan mampu untuk menyukai diri

sendiri apa adanya dan mempunyai kemampuan mensyukuri berbagai aspek dan

kemungkinan positif yang kita cerap dan juga menerima aspek negative dan

keterbatasan diri sendiri dengan tetap menyukainya, dan mampu memahami

kelebihan dan kekurangan diri sendiri (Stein & Book, 2002)

Ranah antarpribadi adalah kemampuan untuk menjalin hubungan dengan

orang lain. Ranah Antarpribadi mencakup empati dan hubungan antar pribadi.

Pemberian materi empati membuat karyawan mampu menyadari, memahami, dan

menghargai perasaan dan pikiran orang lain.

Sedangkan pemberian materi hubungan antar pribadi membuat karyawan mampu

membina dan memelihara hubungan yang saling memuaskan yang ditandai dengan

keakraban dan saling memberi serta menerima kasih sayang. Seseorang yang

mengalami stres kepekaan terhadap kebutuhan orang lain menjadi menurun dan

orang lain akan dianggap sebagai pengganggu yang membuat seseorang menjadi

tidak sabar. Akibatnya hubungan dengan orang-orang sekitar dipenuhi konflik yang

akhirnya menimbulkan permusuhan (www, cybermed. cbn. net, id). Oleh karena itu

penting sekali karyawan diberikan materi hubungan antar pribadi agar mampu

membina hubungan yang baik sehingga bisa saling kerjasama dalam bekerja.

Pemecahan Masalah dapat membuat karyawan mampu untuk mengenali dan

merumuskan masalah, serta mampu menemukan dan menerapkan pemecahan yang

ampuh. orang yang berhasil memecahkan masalah memandang masalah sebagai

Page 39: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

25

tanyangan yang hams diatasi atau sebagai pengalaman berharga yang akan

membantu menjadi kuat. Orang yang tidak mempunyai kemampuan ini sering gagal

melihat suatu kendala sebelum akhirnya mereka merasakannya atau menyadarinya,

seseorang menjadi cemas, kebingunan dan kehilangan percaya diri (Stein & Book,

2002)

Ketahanaan menanggung stres dapat membuat karyawan mampu menghadapi

peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi

berantakan. Orang yang memilki ketahanan menanggung stress akan tetap tenang

dan tetap fokus, walaupun dalam suasana penuh tekanan. Mempunyai kemampuan

untuk tetap rileks, meredam emosi (Stein & Book, 2002)

Optimis dapat membuat karyawan mampu melihat sisi terang kehidupan dan

memelihara sikap positif, sekalipun ketika dalam kesulitan. Orang yang mempunyai

sikap optimis akan lebih mudah beradaptasi secara fisik maupun psikis terhadap stres

dibanding mereka yang pesimistis (kompas.com/kesehatan/news/0210/29.htm).

Selain itu berbagai penelitian menunjukkan orang optimis memiliki kondisi

kesehatan lebih baik, jarang sakit dan berumur lebih panjang. Orang optimis jarang

terserang stres apalagi depresi (www.indomedia.com)

Dengan pemberian materi-materi tersebut di atas, karyawan mampu

mengatasi stres kerja karena kemampuan-kemampuan karyawan bertambah. Adanya

sikap asertif, karyawan akan mampu mengungkapkan perasaan, mampu

mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka, karyawan juga mampu

untuk mempertahankan hak-hak pribadi. Adanya penghargaan diri karyawan akan

mampu untuk menyukai dan menerima diri sendiri, mampu memahami kelebihan

Page 40: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

26

dan kekurangan. Adanya empati karyawan akan mampu menyadari, memahami, dan

menghargai perasaan dan pikiran orang lain. Adanya hubungan antar pribadi

karyawan akan mampu membina dan memelihara hubungan yang saling memuaskan

yang ditandai dengan keakraban dan saling memberi serta menerima kasih sayang.

Adanya pemecahan masalah karyawan akan mampu untuk mengenali dan

merumuskan masalah, serta mampu menemukan dan menerapkan pemecahan yang

ampuh. Adanya ketahanan menanggung stres karyawan akan mampu menghadapi

peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi

berantakan. Adanya sikap optimis karyawan akan mampu melihat sisi terang

kehidupan dan memelihara sikap positif, sekalipun ketika dalam kesulitan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa materi-materi yang

diberikan dalam pelatihan kecerdasan emosi mampu menurunkan stres kerja

karyawan karena materi-materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut bisa

meminimalisirkan stres kerja karyawan.

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memiliki jawaban sementara dari

permasalahan yang diajukan dalam penelitian sampai terbukti hasil penelitian yang

akan diuji kebenarannya secara statistik. Hipotesis yang diajukan adalah "Ada

pengaruh yang signifikan pelatihan kecerdasan emosi terhadap stres kerja karyawan

PT. Matarindo Kreasi sarana".

Page 41: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian

Variabel penelitian yang akan dibahas penelitian ini :

1. Variabel tergantung : Stres Kerja

2. Varibel bebas : Pelatihan Kecerdasan Emosi

B. Definisi Operasional variabel:

1. Stres kerja adalah suatu keadaan dimana subjek yang dihadapkan pada tekanan

ditempat kerja, yang disebabkan oleh kondisi-kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan fisik, tugas-tugas yang dihadapi, struktur dan iklim organisasi, dan

hubungan interpersonal, yang berpengaruh pada perubahan kondisi fisologis

dan/atau psikologis sedemikian rupa sehingga membuat individu menyimpang

dari fungsi normalnya. Diukur melalui aspek-aspek stres kerja antara lain: aspek

tugas, aspek lingkungan sosial, aspek lingkungan fisik dan aspek peran.

Stres kerja diukur dengan menggunakan skala stres kerja yang disusun oleh

penulis sendiri berdasarkan beberapa teori yaitu teori Looker & Gregson, teori

Munandar, serta teori Davis & Newstrom.

Stres kerja diketahui melalui skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala

stres kerja. Semakin tinggi skor yang diperoleh karyawan, semakin tinggi stres

kerjanya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh karyawan, maka

semakin rendah stres kerjanya.

Page 42: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi kancah dan persiapan

1. Orientasi kancah

Penelitian dan pengambilan data dilakukan di PT. Matarindo Kreasi sarana

yang terletak di jalan Godean KM 6 Dowangan Banyuraden Gamping Yogyakarta.

Perusahaan PT. Matarindo Kreasi sarana memproduksi barang-barang meubel seperti

dapur set, ranjang, kursi, meja, lemari dan sebagainya. Dalam mengerjakan produk

tersebut biasanya para pekerja mengerjakan produk antara satu sampai tujuh buah

untuk kapasitas perbulan. Adapun proses yang dilakukan karyawan adalah

pendempulan, pengamplasan, sending seller untuk merapatkan pori-pori dan

menghaluskan, pengamplasan, sending seller dan pewarnaan, pengamplasan, clear

dengan top coat glass pada tahap ini untuk menentukan warna dari produk clear doff

atau semi glass, dan perakitan. Jumlah keseluruhan karyawan sebanyak 117 orang,

yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian finishing, operator kayu, dan bagian

pengiriman barang. Tenaga kerja bagian Operator PT. Matarindo Kreasi sarana

merupakan sampel yang diambil oleh peneliti untuk melakukan penelitian tentang

stres kerja karyawan. Beberapa dari karyawan dalam bekerja mengalami gejala-

gejala stres kerja seperti terburu-buru dalam bekerja, merasa cemas, ingin cepat

selesai dalam mengerjakan tugas, sulit berkonsentrasi, cepat berkeringat kalau

merasa gugup, dan merasa tertekan dengan beban kerja berlebih.

Page 43: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

37

Subjek yang digunakan peneliti memiliki umur yang berbeda-beda yaitu umur

yang termuda adalah 30 tahun dan yang tertua adalah 43 tahun dengan jenis kelamin

laki-laki sejumlah 14 orang dan jenis kelamin wanita berjumlah 6orang yang terbagi

dua kelompok yaitu 10 orang kelompok eksperimen dan 10 orang kelompok kontrol.

Ruang yang digunakan sebagai tempat pelatihan adalah ruang rapat yang

berada di sebelah barat ruang staf dengan kapasitas ruangan berjumlah 20 orang dan

berukuran 8 x 6 m, tidak memilki ventilasi karena ruangan dirancang kedap suara

agar suara bising yang di timbulkan dari alat tidak mengganggu, sebuah white board,

20 kursi kayu, 2 buah meja yang satu bentuk oval dan segi empat, dua buah lampu.

Penataan kursi hari pertama dan hari kedua tidak berubah kelompok eksperimen

duduk melingkar.

2. Persiapan penelitian

a. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi adalah dengan mengurus perizinan dengan membuat

surat izin ke instansi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis yang

disertai proposal penelitian yang telah disetujui pembimbing skripsi. Surat izin

tersebut dimulai dengan surat izin yang dikeluarkan Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Indonesia ata nama Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia

nomor 41/Dek/70/FP/II/2006 tertanggal 02 Februari 2006 yang tertuju untuk

pimpinan PT Matarindo Kreasi sarana.

Page 44: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

38

b. Persiapan Alat Ukur

Uji coba (try-out) alat ukur dilakukan pada tanggal 06 februari dan 13 februari

2006. Uji coba dilakukan dua kali karena dari uji coba pertama yaitu tanggal 06

februari 2006 subjek banyak yang menjawab dengan jawaban yang sama sehingga

mempengaruhi hasil dari penelitian. Kemudian peneliti melakukan uji coba lagi pada

tanggal 13 februari dengan menyebar skala pada 18 orang karyawan. Jumlah subjek

uji coba sebanyak 42 orang merupakan karyawan yang bekerja di bagian operator

kayu. Penulis melakukan perhitungan untuk mengetahui validitas aitem skala stres

kerja dan reliabilitasnya.

Tabel 6. Distribusi Butir SkalaStres Kerja Yang Gugur

Aspek Butir Vafourable Butir Unfavourable Total

Nomer Butir Jumlah Nomer Butir Jumlah

Tugas 9,17,15,32,38Lingkungan Sosia 26,49,50Lingkungan Fisik 13,21,44Peran 15

Total

5

3

j

1

12

18

4,

6,22,29

8,16,24,37

1

1->

4

9

6

4

6

5

21

Keseluruhan pengolahan untuk uji validitas alat ukur dilakukan dengan SPSS

for Windows untuk menghasilkan aitem-aitem yang sahih. Uji validitas skala stres

kerja yang di uji cobakan sebanyak 50 butir soal, dan dari 50 butir soal tersebut

dihasilkan 29 aitem yang sahih dan 21 aitem gugur. Hal tersebut disebabkan karena

penyusunan kalimat yang terlalu sempit maknanya sehingga banyak yang tidak

sesuai dengan keadaan yang digambarkan oleh aitem yang gugur. Koefisien

vaaliditas aitem yang digunakan tersebut bergerak anatara 0.270 sampai dengan

0.604 dibawah ini adalah sebaran aitem skala stres kerja setelah diuji coba.

Page 45: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Tabel 7. Sebaran Aitem-aitem Skala Stres kerja Yang Valid

Nomor Aitem Jumlah

Aspek Favourable Unfavourable AitemTugasLingk. Sosial

Lingk. Fisik

Peran

Total Aitem

1(1), 42 (4), 46 (27)3(2), 11(11), 19(7), 33(20)

39(5), 43(25), 47(29)

5(3), 28(16), 35(8),

40(23), 48(28)

7(9), 23(14), 30(17)

36(22), 41(24), 45(26)

21

2(6), 10(10)20(13), 27(15),

34(21)

14(12)

24(18), 31(19)

8

5

10

6

8

29

39

c. Persiapan Modul

Modul yang digunakan dalam pelatihan disusun sendiri oleh peneliti dengan

mengacu pada susunan atau kerangka dari modul yang dibuat oleh Herlinasawitri

(2005). Penulis membuat modul yang bersumber dari teori kecerdasan emosinya Bar-

On (Stein dan Book, 2002). Modul yang digunakan dalam pelatihan ini telah

mendapat persetujuan dari dosen pembimbing skripsi, dan dosen lain yang ahli

dalam bidang penelitian dengan metode eksperimen berupa pelatihan-pelatihan.

Berdasarkan koreksi terhadap modul, maka peneliti menghasilkan modul yang dapat

mendukung penelitian dan pelatihan yang dilakukan peneliti.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan penelitian berupa pelaksaan pelatihan yang dilaksanakan selama

dua hari dengan rentang satu minggu. Pelatihan pada hari pertama adalah pemberian

materi ranah intrapribadi (Asertif, Penghargaan diri), materi ranah antarpribadi

(empati, hubungan antar pribadi). Hari kedua pelatihan adalah pemberian materi

ketahanan menanggung stres dan materi affect (optimis).

Page 46: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

40

Subjek pelatihan adalah karyawan yang bekerja dibagian finishing yang

dijadikan peneliti sebagai sampel penelitian untuk mewakili populasi karyawan PT.

Matarindo Kreasi sarana di kabupaten Sleman. Sebelumnya subjek penelitian telah

diusulkan oleh perusahaan yang seluruhnya berjumlah 20 orang, dengan jenis

kelamin laki-laki 14 orang dan wanita 6 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok,

yaitu kelompok eksperimen 10 dan kelompok kontrol 10 orang dengan usia antara 30

tahun sampai 43 tahun. Adapun penentuan pembagian kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol atas dasar pilihan subjek sendiri dengan penandatanganan kontrak

pelatihan. Pelatihan dilakukan selama dua hari dengan rentang satu minggu adapun

susunan kegiatannya adalah sebagai berikut:

Page 47: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Tabel 8. Jadwal kegiatan Pemberian Materi Pelatihan Kecerdasan Emosi

Kelompok

Eksperimen

dan Kontrol

Ekperimen

dan Kontrol

Ekperimen

dan Kontrol

Eksperimen

Eksperimen

Eksperimen

Eksperimen

Eksperimen

Ekperimen

dan Kontrol

Materi

Perkenalan

Penandatanganan

Kontrak Pelatihan

Memilih Kelompok

Eksperimen atau

kontrol

Pretest

Ranah Intrapribadi

(Asertif,

Penghargaan diri)

Ranah Antarpribadi

(Empati,

Hubungan

antarpribadi),

tugas rumah berupa

penghargaan diri

dan hubungan

antarpribadi

Pemecahan

masalah

Pembahasan tugasrumah yangdiberikan

hari sebelumnya

(penghargaan diri,

Hubungan antar

pribadi

Materi ketahanan

menanggung stres

Materi Optimis

Postest

Hari, Tanggal Waktu (WIB)

Sabtu, 25 feb

2006

Sabtu, 25 feb

2006

Sabtu, 25 Feb

2006

Sabtu, 25 Feb

2006

Sabtu, 25 Feb

2006

Sabtu, 04 Maret

2006

Sabtu, 04 Maret

2006

Sabtu, 04 Maret

2006

Sabtu, 04 Maret

2006

09.00-09.10

09.10-09.30

09.30-10.00

10.00-11.20

1.20-12.00

09.30-10.00

10.00-10.30

10.30-11.00

11.00-11.30

Tempat

Ruang Rapat

Ruang Rapat

Ruang Rapat

Ruang Rapat

Ruang Rapat

Ruang Rapat

Ruang Rapat

Ruang Rapat

Ruang Rapat

41

Page 48: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

42

2. Pelaksanaan Wawancara

Pelaksanaan wawancara dilakukan pada tanggal 04 Maret 2006 pada pukul

11.30 sampai dengan pukul 12.30 WIB yang dilakukan setelah posttest. Wawancara

dilakukan hanya pada tiap peserta dari kelompok eksperimen. Wawancara dilakukan

dengan dipandu oleh Co-Trainer yang mencatat hasil jawaban wawancara dari

peserta yang menjadi tangling jawabnya. Alat yang digunakan dalam wawancara

adalah bolpoint dan kertas pencatat yang bertujuan untuk mengetahui apa yang

dirasakan peserta sebelum mengikuti pelatihan, saat mengikuti pelatihan, setelah

mengikuti pelatihan dan menceritakan perubahan apa yang dirasakan, peneliti juga

meminta saran dan kritik yang membangun tentang pelatihan yang telah diikuti

dalam bentuk kelebihan dan kekurangan untuk dilakukan evaluasi bagi peneliti lain

yang mungkin berkenan meneliti hal yang sama. Wawancara dilakukan diruang rapat

dan hanya pada kelompok eksperimen.

3. Pelaksanaan Observasi

Observasi dilakukan oleh co-trainer pada saat pelatihan berlangsung. Tujuan

dari dilakukannya observasi adalah untuk mengetahui apakah pelatihan kecerdasan

emosi yang dilakukan sesuai dengan modul. Observasi juga dilakukan pada peserta

pelatihan dan diterapkan juga untuk mengobservasi trainer apakah sudah sesuai

dengan modul yang telah ditetapkan. Observasi mengambil tempat di ruang rapat dan

berjalan lancar.

4. Pelaksanaan pretest

Pelaksanaan pretest dilaksanakan pada dua kelompok yaitu kelompok

eksperiman dan kelompok kontrol. Pretest dilaksanakan diruang rapat sebelum

Page 49: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

43

diadakannya pelatihan kecerdasan emosi. Pretest dilakukan pada tanggal 25 februari

2006 pada pukul 09.30 sampai pukul 10.00 WIB. Adapun tujuan dilakukan pretest

adalah untuk mengetahui keadaan peserta sebelum pelatihan dan dibandingkan

dengan hasil posttest sebagai pemantau apakah ada perubahan pada subjek setelah

mengikuti pelatihan kecerdasan emosi. Keseluruhan jumlah pesertapretest adalah 20

orang.

5. Pelaksanaan posttest

Pelaksanaan posttest dilakukan ruang rapat yang dikenakan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Posttest dilakukan pada tanggal 04 maret 2006

pukul 11.00 sampai dengan 11.30 WIB. Posttest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dilaksanakan dalam satu ruangan, dengan jumlah pesertanya 20

orang yang terbagi menjadi 10 orang kelompok eksperimen dan 10 orang kelompok

kontrol.

C. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Data Secara Umum

Dari hasil pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari dengan rentang waktu

satu minggu yaitu pada tanggal 25 Februari 2006 dan 04 Maret 2006, yang

dilanjutkan dengan pengambilan pretest dan posttest berdasarkan dari lima aspek

pelatihan kecerdasan emosi yang diberikan dengan cara mengisi daftar skala yang

digunakan untuk mengukur stres kerja para peserta pelatihan yang bekerja sebagai

karyawan meubel. Subjek penelitian pada kelompok eksperimen berjumlah 10 orang

dan kelompok kontrol juga berjumlah 10 orang yang berusia 30 sampai 43 tahun.

Page 50: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

44

Dengan tingkat pendidikan dari SMA (Sekolah Menengah Atas) dan SLTP (Sekolah

Lanjut Tingkat Pertama).

Sebelum melakukan pemasangan subjek pada hasil pretest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, penulis melakukan penormaan terlebih dahulu

pada skala stres kerja yang telah dibuat oleh penulis. Penulis membagi norma untuk

skala stres kerja menjadi lima kategori, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,

sangat rendah. Penulis menggunakan rumus kategorisasi bersifat relatif, sehingga

luas interval yang mencakup setiap kategori dapat ditetapkan sesuai dengan yang

diinginkan selama penetapan itu berada dalam batas kewajaran dan dapat diterima

akal.

Berdasarkan penormaan tersebut, penulis dapat melakukan pemasangan subjek

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diketahui pula deskripsi subjek

penelitian berdasarkan kategorisasi stres kerja masing-masing. Tabel 9 menunjukkan

deskripsi subjek penelitian berdasarkan hasil pretest yang telah mereka lakukan :

Tabel 9. Kategori Nilai Pretest Stres Kerja Subjek Penelitian

Kategori Norma Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

n Persentase n Persentase

Sangat Tinggi >98,6 0 0% 0 0%

Tinggi 81,2<X<98,6 0 0% 0 0%

Sedang 63,8>X<81,2 0 0% 2 20%

Rendah 46,4 > X < 63,8 8 80% 8 80%

Sangat Rendah <46,4 2 20% 0 0%

Berdasar Tabel 9 diatas tampak bahwa stres kerja kelompok eksperimen

pada saat prestes terbanyak pada kategori rendah (80%). Kelompok kontrol juga

memilki persentase stres kerja pada kategori rendah (80%).

Page 51: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

i

Nilai rata-rata stres kerja pada kelompok eksperimen untuk pretest adalah 54.4

sehingga secara umum tingkat stres kerja berada pada tingkat rendah. Sedangkan,

nilai rata-rata stres kerja pada kelompok kontrol untuk pretest adalah 61.3 sehingga

secaraumum tingkat stres kerja berada pada tingkat rendah.

Setelah skoring pada posttest dilakukan, diperoleh pula deskripsi nilai kategori

posttest pada kedua kelompok subjek. Tabel 10 memperlihatkan deskripsi kategori

hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol :

Tabel 10. Kategori Nilai Posttest Stres Kerja Subjek Penelitian

Kategori Norma Kelompok Eksperimen Kelompok Kontroln Persentase n Persentase

Sangat Tinggi >98,6 0 0% 0 0%

Tinggi 8I,2<X<98,6 0 0% 0 0%

Sedang 63,8>X<81,2 0 0% 5 50%

Rendah 46,4 > X < 63,8 4 40% 5 50%

Sangat Rendah <46.4 6 60% 0 0%

Berdasar Tabel 10 diatas tampak bahwa stres kerja kelompok eksperimen pada

saat posttest terbanyak pada kategori sangat rendah (60%). Kelompok kontrol

memiliki presentase stres kerja pada kategori yang sama, yaitu kategori sedang dan

rendah (50%).

Nilai rata-rata stres kerja pada kelompok eksperimen untuk posttest adalah 46.2

sehingga secara umum tingkat stres kerja berada pada tingkat sangat rendah. Nilai

rata-rata stres kerja pada kelompok kontrol untuk postest adalah 62.1 sehingga secara

umum tingkat stres kerja berada tingkat rendah.

Page 52: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

46

Setelah seluruh data penelitian terkumpul, yakni pretest dan posttest. Maka

penulis dapat membuat deskripsi data penelitian yang diperlihatkan pada tabel 11

berikut:

Tabel 11. Deskripsi Data penelitian

Variabel Empirik Hipotetik

Min Maks Mean Maks Min Mean

Skor Pretest Kelompok 41 63 52 116 29 72.5

eksperimenSkor Pretest kelompok 36 55 60.5 116 29 72.5

kontrol

Skor Posttest kelompok 50 71 45.5 116 29 72.5

eksperimenSkor Posttest kelompok 53 72 62.5 116 29 72.5

kontrol

Setelah pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi, yang

terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi berupa uji normalitas yang

bertujuan untuk mengetahui apakah bentuk kurve data stres kerja dapat digambarkan

dengan kurve normal. Sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui

apakah data yang ada homogen atau tidak. Jika uji asumsi yang dilakukan

menghasilkan data yang normal dan homogen, maka peneliti menggunakan uji-t

dengan menggunakan paired sample l-tesl untuk mengetahui apakah ada tingkat

perbedaan stres kerja setelah mengikuti pelatihan kecerdasan emosi. Uji asumsi

menggunakan sistem komputer SPSS for Windows 12.

Uji asumsi normalitas dilakuakn dengan menggunakan teknik Two Sample

Kolmogorof-Smirnov pada program SPSS for Windows 12. Hasil uji asumsi ini

menunjukkan nilai K-SZ untuk skor variabel stres kerja pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol adalah sebesar 0.894 dimana p=0.400 (p>0.05) maka stres

kerja tersebut berdistribusi normal (analisis lengkap dapat dilihat di lampiran).

Page 53: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

47

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas

Variabel SkorK-SZ

Stres Kerja p.894 rj.4KategoriNormal

Selanjutnya, dilakukan uji asumsi homogenitas pada data pretest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Hail iji homogenitas pada skor pretest variabel

stres kerja kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperlihatkan nilai Levene

Statistic sebesar 0.126 dimana p = 0.727 (p > 0.05) berarti varian skor stres kerja

bersifat homogen (analisis lengkap dapat dilihat di lampiran).

Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas

Variabel Levene StatisticStres Kerja 0.126 0.727

KategoriHomogen

Setelah uji asumsi seluruhnya terpenuhi, maka langkah berikutnya adalah uji

hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan disini adalah uji perbedaan, dalam hal ini

digunakan teknik paired sample t-test pada program SPSS 12 for windows. Uji

perbedaan dilakukan pada beberapa pasangan variabel, antara lain: skor pretest

kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok eksperimen, skor pretest

kelompok kontrol dengan skor posttest kelompok kontrol, serta selisih skor (gain

skor) pretest-posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil analisis untuk pasangan satu, yaitu variabel skor pretest kelompok

eksperimen dengan skor posttest kelompok eksperimen, adalah nilai beda (t) sebesar

5.068 dengan p=0.001 (p<0.05). Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara skor

pretest kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok eksperimen.

Page 54: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

49

skor pretest dan posttest untuk aspek tugas tetap. Gambar 1 berikut ini

memperlihatkan penurunan skor stres kerja subjek untuk aspek tugas :

Grafik Skor Stres Kerja Aspek Tugas

3 5 7

Jumlah Subjek

- pretest

- posttest

Gambar 1. Grafik Skor Stres Kerja Aspek tugas

Skor stres kerja untuk aspek lingkungan sosial menunjukan bahwa delapan

subjek mengalami penurunan dan dua subjek tidak mengalami peningkatan maupun

penurunan atau skor pretest dan posttest untuk aspek lingkungan sosial tetap.

Gambar 2berikut ini memperlihatkan penurunan skor stres kerja subjek untuk aspek

Lingkungan sosial :

Grafik Skor Stres Kerja Aspek LingkunganSosial

* 8 30% « 20* £ 10 *;

j^-j^ ^r^*^^*=*** —♦-- pretest

^ ns 0 •

—•— - posttest

in "o

1 3 5 7 9

Jumlah subjek

Gambar 2. Grafik Skor Stres Kerja Aspek Lingkungan Sosial

Skor stres kerja untuk aspek lingkungan fisik menunjukan bahwa lima subjek

mengalami penurunan dan lima subjek tidak mengalami peningkatan maupun

penurunan atau skor pretest dan posttest untuk aspek lingkungan fisik tetap. Gambar

Page 55: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

50

3 berikut ini memperlihatkan penurunan skor stres kerja subjek untuk aspek

Lingkungan fisik :

Grafik Skor Stres Kerja Aspek LingkunganFisik

<° a> ,,-«g 15

|f 105

o cx. rein -a 0

- pretest

• posttest

13 5 7 9

Jumlah Subjek

Gambar 3. Grafik SkorStres Kerja Aspek Lingkungan Fisik

Skor stres kerja untuk aspek peran menunjukan bahwa tujuh subjek mengalami

penurunan dan satu subjek mengalami peningkatan dan 2 subjek tidak mengalami

peningkatan maupun penurunan atau skor pretest dan posttest untuk aspek peran

tetap. Gambar 4 berikut ini memperlihatkan penurunan skor stres kerja subjek untuk

aspek peran :

Grafik Skor Stres Kerja Aspek Peran

3 5 7 9

Jumlah Subjek

- pretest

• posttest

Gambar 4. Grafik Skor Stres KerjaAspek Peran

Berdasar hasil analisis diatas maka hipotesis penelitian yang diajukan penulis

yang berupa adanya pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap stres kerja dapat

diterima.

Page 56: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

51

2. Hasil Penelitian per individu

Berikut diperlihatkan hasil analisis skor pretest dan posttest serta hasil

wawancara dan observasi pada setiap individu dalam kelompok eksperimen :

a. Subjek 1

Subjek satu pada saat pretest memiliki skor sebesar 59 dan tergolong pada

tingkat stress kerja rendah, namun demikian setelah diberikannya pelatihan

kecerdasan emosi, hasil posttest subjek satu menurun menjadi 52 hasil posttest tetap

berada pada kategori rendah.

Hal ini memperlihatkan bahwa pelatihan kecerdasan emosi telah mampu

menurunkan stres kerja pada diri subjek satu walaupun tidak mengalami perubahan

yang berarti. Gambaran berikut memperlihatkan penurunan skor stres kerja pada

pretest danposttest subjek satu.

60 .

°, - § a- g. ^ 1 50 f

45 I

subjek I

pretest postest

pretest dan posttest skala streskerja

D pretest

D postest

Gambar 5. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 1

Berdasarkan hal tersebut, subjek satu mengalami penurunan untuk skor stres

kerja sebanyak 7 poin, yaitu menurun 2poin pada aspek tugas, 5 poin pada aspek

lingkungan sosial. Gambar berikut ini memperlihatkan penurunan aspek stres kerja

padapretest danposttest subjek satu :

Page 57: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Grafik skoraspekstres kerja subjek I

f 30

IT o. n ^^ —"—posttesto v

00 tugas lingk lingk peransosial fisik

Aspek stres kerja

52

Gambar 6. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 1

Selama mengikuti pelatihan, subjek terlihat agak pendiam dan biasa-biasa

saja untuk ikut serta dalam setiap sesi pelatihan. Subjek sangat tertib selama ikut

pelatihan dan selalu dating tepat waktu atau sebelum pelatihan dimulai. Subjek pun

selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan mengikuti prosedur pelatihan.

Berdasarkan hasil wawancara subjek satu mengaku merasa senang setiap mengikuti

pelatihan dan merasakan adanya manfaat dari pelatihan ini. Berikut kutipan

wawancara subjek satu ketika ditanya tentang materi apa saja yang diajarkan dalam

pelatihan ini :

"Apa yang anda rasakan setelah mengikuti pelatihan ini?'

"Saya merasa mendapat pelajaran ketika mengikuti materi empati, saya baru

tahu pentingnya kita berempati, dan menjaga emosi kita" (SI. Wl.)

b. Subjek 2

Subjek dua pada saat pretest memiliki skor sebesar 50 dan tergolong pada

tingkat stres kerja rendah, namun demikian setelah diberikannya pelatihan

kecerdasan emosi, hasil posttest subjek dua menurun menjadi 48 hasil posttest tetap

berada pada kategori rendah.

Page 58: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

56

manfaat dari pelatihan ini. Berikut kutipan wawancara subjek tiga ketika ditanya

tentang materi apa saja yang diajarkan dalam pelatihan ini :

"Apa yang andarasakan setelah mengikuti pelatihan ini?'

"pada saat pemberian materi asertif saya jadi bisa belajar kapan harus tegas

ataupun sebaliknya" (S3. Wl)

d. Subjek 4

Subjek empat pada saat pretest memiliki skor sebesar 61 dan tergolong pada

tingkat stres kerja rendah, namun demikian setelah diberikannya pelatihan

kecerdasan emosi, hasil posttest subjek empat menurun menjadi 53 hasil posttest

tetap berada pada kategori rendah.

Hal ini memperlihatkan bahwa pelatihan kecerdasan emosi telah mampu

menurunkan stress kerja pada diri subjek empat walaupun tidak mengalami

perubahan kategori yang berarti. Gambar berikut memperlihatkan penurunan skor

stres kerja padapretest dan posttest subjek empat.

subjek 4

70

o I § B 60•3 2 "S | 5()

& a.40

pretest postest

pretest dan posttest skala

stres kerja

D pretest

• postest

Gambar 11. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 4

Page 59: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

57

Berdasarkan hal tersebut, subjek empat mengalami penurunan untuk skor

stres kerja sebanyak 14 poin, yaitu menurun 2 poin pada aspek tugas, 4 poin pada

aspek lingkungan sosial, 8 poin pada aspek peran. Gambar berikut ini

memperlihatkan penurunan aspek stres kerja pada pretest dan posttest subjek empat :

Grafik skor aspek stres kerja subjek 4

Ji 0

-♦— pretest

-•—posttest

tugas lingk lingk peran

sosial fisik

Aspek stres kerja

Gambar 12. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 4

Selama mengikuti pelatihan, subjek terlihat sangat antusias mengikuti

pelatihan, terlihat disetiap sesi subjek selalu ikut berpartisipasi, subjek juga tidak

malu-malu mengutarakan pendapatnya dan ikut memberikan masukan pada salah

satu temannya. Subjek pun selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan

mengikuti prosedur pelatihan. Berdasarkan hasil wawancara subjek empat mengaku

merasa senang setiap mengikuti pelatihan dan merasakan adanya manfaat dari

pelatihan ini. Berikut kutipan wawancara subjek empat ketika ditanya tentang materi

apa saja yang diajarkan dalam pelatihan ini :

"Apa yanganda rasakan setelah mengikuti pelatihan ini?'

"Keseluruhan materi pelatihan mempunyai manfaat buat saya dan membuat

saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan hal-hal yang belum saya

mengerti" (S4. Wl)

Page 60: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

58

e. Subjek 5

Subjek lima pada saat pretest memiliki skor sebesar 61 dan tergolong pada

tingkat stres kerja rendah, namun demikian setelah diberikannya pelatihan

kecerdasan emosi, hasil posttest subjek lima menurun menjadi 45 sehingga hasil

posttest dapat digolongkan pada kategori sangat rendah.

Hal ini memperlihatkan bahwa pelatihan kecerdasan emosi telah mampu

menurunkan stres kerja pada diri subjek lima. Gambar berikut memperlihatkan

penurunan skor stres kerja pada pretest danposttest subjek lima.

100

5 H g £ so

subjek 5

pretest postest

pretest dan posttest skala stres

kerja

• pretest

• postest

Gambar 13. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 5

Berdasarkan hal tersebut, subjek lima mengalami penurunan untuk skor stres

kerja sebanyak 16 poin, yaitu menurun 2 poin pada aspek tugas, 7 poin pada aspek

lingkungan sosial, 4 poin pada aspek lingkungan fisik dan 3 poin pada aspek peran.

Gambar berikut ini memperlihatkan penurunan aspek stres kerja pada pretest dan

posttest subjek lima :

Page 61: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

m

Grafik skor aspek stres kerja subjek 5

S•a 30 -

| | 20 ~y*~~*<^zr^^g-• ~~♦—Pretcsl£, f 10 .--—jj^=^^==*S-=^5- __,— posttesto 0 • -

^ tugas lingk lingk peransosial fisik

Aspek stres kerja

59

Gambar 14. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 5

Selama mengikuti pelatihan, subjek terlihat sedikit pendiam tapi tetap terlihat

santai dalam mengikuti pelatihan walaupun tidak seaktif teman-temannya yang lain,

dan jika dimintai pendapat subjek tidak susah untuk memberikan jawaban. Selama

mengikuti pelaithan subjek sangat tertib dan selalu sebelum pelatihan dimulai.

Berdasarkan hasil wawancara subjek lima mengaku merasa senang setiap mengikuti

pelatihan dan merasakan adanya manfaat dari pelatihan ini. Berikut kutipan

wawancara subjek lima ketika ditanya tentang materi apa saja yang diajarkan dalam

pelatihan ini :

"Apa yang anda rasakan setelah mengikuti pelatihan ini?'

"sesi dimana kita diajarkan bagaimana caramembina hubungan yang baik

dengan teman kerja kita" (S5. Wl)

f. Subjek 6

Subjek enam pada saat pretest memiliki skor sebesar 58 dan tergolong pada

tingkat stres kerja rendah, namun demikian setelah diberikannya pelatihan

kecerdasan emosi, hasil posttest subjek enam menurun menjadi 54 tetapi hasil

posttest tetap berada pada kategori rendah. Hal ini memperlihatkan bahwa

Page 62: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

67

Hal ini memperlihatkan bahwa pelatihan kecerdasan emosi telah mampu

menurunkan stres kerja pada diri subjek sepuluh walaupun perubahannya tetap pada

kategori rendah. Gambar berikut memperlihatkan penurunan skor stres kerja padapretest danposttest subjek sepuluh.

subjek 10

u 83 B70,60 150 t

40 'P

n

D pretesti2 a 3 ot/j o. -o o. D postest

retest postest

->retest-posttest

skala stres cerja

Gambar 23. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 10

Berdasarkan hal tersebut, subjek sepuluh mengalami penurunan untuk skor

stres kerja sebanyak 8 poin, yaitu menurun 4 poin pada aspek lingkungan fisik, 4

poin pada aspek peran. Gambar berikut ini memperlihatkan penurunan aspek stres

kerja pada pretest dan posttest subjek sepuluh :

Grafik skor aspek stres kerja subjek 10

tugas lingk lingk peransosial fisik

Aspek stres kerja

• pretest

• posttest

Gambar 23. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 10

Page 63: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

68

Selama mengikuti pelatihan, subjek terlihat biasa-biasa saja walaupun

terkadang subjek suka bercanda. Tapi subjek tetap serius mengikuti pelatihan dan

mengikuti prosedur pelatihan dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara subjek

sepuluh mengaku merasa senang setiap mengikuti pelatihan dan merasakan adanya

manfaat dari pelatihan ini. Berikut kutipan wawancara subjek sepuluh ketika ditanya

tentang materi apa saja yang diajarkan dalam pelatihan ini :

"Apa yang anda rasakan setelah mengikuti pelatihan ini?'

"biasa saja tapi saya menjadi sedikit mengerti untuk bisa mengendalikan

emosi, dan berusaha belajar mendengarkan orang lain" (S10. Wl)

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pelatihan kecerdasan emosi

dapat berpengaruh pada stres kerja karyawan meubel diKabupaten Sleman dengan

menurunkan tingkat stres kerja yang terjadi di karyawan, dan tujuan penelitian

tercapai karena secara empirik terbukti bahwa terdapat pengaruh dari kecerdasan

emosi terhadap stres kerja. Tujuan penelitian yang tercapai menunjukkan bahwa

hipotesis yang diajukan yaitu ada pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap

stres kerja telah diterima. Ini berarti pelatihan kecerdasan emosi efektif dalam

menurunkan stres kerja karyawan.

Adanya pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap stres kerja karyawan

terlihat dari padapenurunan kategori stress kerja karyawan dari kategori rendah pada

pretest menuju kategori sangat rendah pada posttest, seperti terlihat pada tabel 10

mengenai deskripsi data penelitian.

Page 64: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

69

Secara umum terdapat penurunan pada skor stress kerja posttest seluruh subjek

kelompok eksperimen. Namun, peningkatan yang signifikan hanya terjadi pada

beberapa subjek antara lain subjek lima dan subjek delapan. Penurunan skor stress

kerja pada kedua subjek tersebut lebih dari sepuluh poin. Subjek lima mengalami

penurunan terbesar yaitu sebanyak 16 poin. Penurunan stres kerja pada subjek lima

terutama terjadi pada aspek lingkungan sosial, yaitu terjadi penurunan sebanyak 7

poin, aspek lingkungan fisik 4 poin, aspek peran 3 poin dan terakhir pada aspek tugas

terjadi penurunan sebanyak 2 poin.

Sementara pada subjek delapan terjadi penurunan sebanyak 15 poin. Penurunan

terbesar terjadi pada aspek lingkungan fisik, yaitu terjadi penurunan sebanyak 6 poin,

aspek tugas 5 poin, aspek peran 3 poin dan terakhir pada aspek lingkungan sosial

terjadi penurunan sebanyak 1 poin.

Dari hasil analisis juga dapat terlihat bahwa pada posttest terdapat perbedaan

tingkat stres kerja antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada

kelompok eksperimen nilai rata-rata tingkat stres kerja sebesar 46.2 sedangkan untuk

kelompok kontrol adalah sebesar 62.1. Berdasarkan analisis data, juga menunjukkan

adanya perbedaan tingkat stres kerja pada kelompok eksperimen, dimana sebelum

mengikuti pelatihan sebesar 54.4 dan sesudah mengikuti pelatihan tingkat stres

kerjanya menurun menjadi sebesar 46.2. Hasil analisis untuk selisih skor pretest-

postest kelompok eksperimen dengan selisih skor pretest-postest kelompok kontrol

menunjukkan nilai t = -2.982 dengan nilai p = 0.015 (p < 0.05) sehingga ada

perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-postest pada kelompok

eksperimen dan selisih skor pretest-posttest pada kelompok kontrol. Maka, dapat

Page 65: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

70

disimpulkan bahwa perbedaan tersebut terjadi karena pengaruh dari pelatihan

kecerdasan emosi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mirzha

(2001) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan stres

kerja. Dimana semakin tingggi taraf kecerdasan emosi seorang karyawan semakin

rendah tingkat stres kerja yang dimiliki dan sebaliknya.

Hasil penelitian Oktasela (2001) juga mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh penulis yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang sangat

signifikan antara kecerdasan emosi dengan stres kerja. Semakin tinggi kecerdasan

emosi semakin rendah stres kerja, sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi

maka stres kerja semakin tinggi.

Menurut Battaudin (1999) perusahaan yang berhasil mengembangkan

kecerdasan emosi para karyawannya akan menghasilkan karyawan-karyawan yang

kreatif, lebih antusias dan lebih menghayati tugas atau pekerjaannya. Dan tentunya

dampak yang langsung dirasakan adalah peningkatan produktivitas, kecepatan

beradaptasi dengan perubahan dan bertahannya karyawan-karyawan kunci di

perusahaan.

Pelatihan kecerdasan emosi bisa mempunyai pengaruh karena faktor dari para

peserta yang aktif dalam mengikuti pelatihan dan memahami dengan benar tujuan

pelatihan kecerdasan emosi yaitu untuk meningkatkan kecerdasan emosi yang ada

dalam diri peserta. Selain itu trainer yang bertugas mampu menyampaikan pelatihan

dengan baik dan bisa bekerja dengan baik sesuai modul yang disusun peneliti.

Page 66: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

71

Penelitian ini pun memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperbaiki, yaitu

waktu pelaksanaan yang kurang lama. Pelaksanaan hanya dilakukan dua hari dengan

rentang satu minggu. Hal tersebut menyebabkan pengaruh dari pelatihan pun menjadi

berkurang. Dalam hal ini diperlukan waktu yang lebih lama dan pemberian tugas

rumah yang lebih berbobot, misalkan pelaksanaan pelatihan selama 3-4 hari dengan

rentang waktu 3 minggu. Selain itu terbatasnya waktu saat wawancara

mengakibatkan wawancara yang kurang mendalam karena hanya berlangsung selama

1 jam saja untuk 10 subjek yang terpakai. Kekurangan lainnya yaitu banyaknya aitem

yang gugur dari 50 aitem menjadi 29 aitem, itu berarti jumlah aitem yang gugur

sebanyak 21 aitem. Banyaknya aitem yang gugur karena penyusunan kalimat yang

kurang pas dan terlalu sempit maknanya. Keterbatasan lainya yaitu kelompok kontrol

tidak mendapatkan pengganti perlakuan seperti ceramah. Selain itu kebanyakan dari

anggota kelompok eksperimen berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak enam orang.

Keterbatasan juga terdapat pada pemilihan subjek yaitu peneliti tidak

melakukan random assignment dalam memilih subjek dikarenakan karyawan PT.

Matarindo Kreasi sarana sangat sibuk dalam memenuhi target produksi perusahaan,

maka peneliti terpaksa menggunakan desain penelitian berupa non-random (non-

random pretest-posttest control group design) merupakan desain eksperimen yang

dilakukan dengan pretest sebelum perlakuan dan posttest sesudahnya, sekaligus

terdapat kelompok eksperimen dan kelomopk kontrol. Non-randomized pretest-

posttest control group design termasuk eksperimen yang semu karena dilakukan

tanpa randomisasi (Latipun, 2004).

Page 67: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

nilihan si BAB V

item acak PENUTUP

>mpok koi

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

pelatihan kecerdasan emosi tsecara efektif mampu menurunkan stres kerja.

B. Saran

Berdasar pada penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyampaikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi peserta pelatihan dan karyawan meubel pada umumnya

Disarankan bagi peserta dan karyawan meubel pada umumnya agar lebih

berusaha mengembangkan diri dan menggali potensi diri dengan cara mengikuti

pelatihan-pelatihan yang dapat membawa perubahan yang positif. Pelatihan-

pelatihan kecerdasan emosi hendaknya senantiasa diikuti untuk meningkatkan

kualitas pekerja agar lebih maksimal dalam bekerja dan mengurangi stres kerja yang

dapat menghambat kemajuan perusahaan.

2. Bagi peneliti lain

Saran ditujukan untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melakukan

penelitian dalam waktu yang lebih lama, misalnya 3-4 hari dengan rentang 3 minggu

antara pretest dengan posttest, sehingga penelitian berikutnya lebih mampu mencapai

sasaran dan berpengaruh positif.

Page 68: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

Anorogo. P dan Widiyanti N. 1990. Psikologi Dalam Perusahaan. Rineka Cipta.Jakarta

As'ad. S.U. 2001. Psikologi Industri. Liberty. Yogyakarta

Azwar. S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Battaudin, T. 1999. Brainware Management; Generasi Kelima Manajemen Manusia.Gramedia. Jakarta

Chaplin, J.P. 2000. Kamus LengkapPsikologi. Rajawali Pers. Jakarta

Daryanto, D. 1996. Kamus Bahasa Indonesia. Grafindo. Jakarta.

Davis, K & Newstrom, J.W. 1993. Perilaku Dalam Organisasi (Terjemahan).Erlangga. Jakarta

Dede. 2001. Stres Pekerjaan suatu Fenomena Global, http://www.mail-archive.com/balita-anda(q)Jndoglobal.com/msg30781 .html

Frasser,T.M. 1992. Stres & Kepuasan Kerja. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta

F.X. Melianawati & P. Sutyas & Tjahjoanggoro. A.J. Hubungan Antara KecerdasanEmosi dengan Kinerja karyawan. Anima. Vol 17 No 1, 57-62 Tahun 2001.Yogyakarta

Goleman, D. 1996. Kecerdasan Emosi (Terjemahan). Gramedia Pustaka Utama.Jakarta

. 1997. Emotional Intelligent (Terjemahan). Gramedia Jakarta

1999. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. PTGramedia. Jakarta

. & Boyatzis, R & Mckee, A. 2004. Primal Leadership (Terjemahan).Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Handoko, H.T. 1998. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. BPFE.Yogyakarta

Hardjana, M.A. 1994. Stres Tanpa Distres; Seni Mengolah Stres. Kanisius.Yogyakarta

Page 69: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Juanita, V.S. 2004. Kerja Sehat Membawa Berkat.http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/2006/kes4.html

Latipun. 2004. Psikologi Eksperimen. UMM press. Malang

Looker, T & Gregson, O. 2004. Managing Stres (Terjemahan). Baca. Surabaya

Mirzha, A. B.R. 2001. Hubungan Stres Kerja Padaa Karyawan Hotel ditinjau dariKecerdasan Emosi. Skripsi, (Tidak diterbitkan). Fakulats Psikologi UniversitasIslam Indonesia. Yogyakarta

Munandar, A. S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Universitas Indonesia.Jakarta

Nurahayu, Rini. Pengaruh Resistensi Perubahan dan Kecerdasan Emosi DosenTerhadap Sikap Dosen Mengenai Perubahan ITS Dari PTN MenujuPT.BHMN. www.Demandiri.or.id/2005

Nusantara, D. 1991. Stres dan Kepuasan Kerja. Dian Nusantara. Yogyakarta

Oktasela, D. 2001. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Stress Kerja Skripsi,(Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Rini, F. J. 2002. Stres ^er/a.http//www.epsikologi.com/manaiemeri/2002/0301

Robins, P. S. 1986. Organization Bahavior Concept, Controversies & Application.New Jersey: Prentice Hall, A Division of Simon & Schuster Inc

. 1996. Perilaku Organisasi Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Prehallindo.Jakarta

Rosyid, H.F. 1996. Burnout: Penghambat Produktifitas Yang Perlu Dicermati.Buletin Psikologi. Tahun IV No I Agustus 1996, Yogyakarta.

Santoso, S. 1999. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Elex MediaKomputindo. Jakarta

Siagian, P.S. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta

Sigit, S. 2003. Psikologi Industri dan Organisasi. Universitas Sarjanawinata.Yogyakarta

Suryabrata. S. 1983. Metodologi Penelitian. CV Rajawali. Jakarta

Stein, S.J & Book, H.E. 2002. Ledakan EQ; 15 Prinsip Dasar Kecerdasan EmosiMeraih Sukses (Terjemahan). Bandung. Kaifa

Page 70: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Umar, H. 1998. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Gramedia PustakaUtama. Jakarta

www. Demandiri.or.id.

www.glorianet.org/lowongan/arti-036.html

www.kompas.com/health/news/0202/28/013556.htm

www.kompas.com/kesehatan/news/0210/29/223209.htm

Page 71: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP
Page 72: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Yogyakarta, Februari 2006

Dengan hormat,

Peneliti meminta Anda untuk mengisi skala berikut sebagai data yang penting

dalam penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk penyusunan skripsi. Sebagai

wujud tanggung jawab, peneliti akan menjamin kerahasiaan dalam pengisian skala

ini. Peneliti berharap Anda mengisi angket dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan

kondisi Anda saat ini.

Skala ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang hams diisi. Tugas Anda

adalah membaca petunjuknya dengan seksama, kemudian mejawab dengan pilihan

jawaban yang tersedia. Jawablah dengan teliti dan mohon perhatiaannya untuk tidak

terlewat satu nomor pun pernyataan dalam skala berikut ini. Anda diminta mengisi

identitas Anda dalam kolom yang telah disediakan.

Demikian petunjuk dan tata cara pengerjaan skala ini. Atas kesediaan dan perhatian

serta partisipasi anda, peneliti mengucapkan terima kasih. Selamat mengerjakan.

Hormat kami,

Peneliti

Febbyanti

Page 73: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

IDENTITAS DIRI

Isilah identitas diri anda dengan selengkap-lengkapnya

Nama

Umur

Jabatan

Pendidikan

Jenis kelamin :

tahun

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

Skala berikut disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Anda diminta

untuk memberikan jawaban sesuai dengan kondisi diri anda yang sebenarnya.

Berikan tanda silang (X) pada jawaban dengan alternatif pilihan jawaban

sebagai berikut:

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-kadang

TP : Tidak pernah

Page 74: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

NO PERTANYAAN SL SR KD TP

1 Saya merasa tertekan jika diberikan beban kerja yang

berlebih

2 Saya tetap berusaha meskipun menemukan kesulitan

dalam bekerja

Saya sering merasa tertekan bila harus lembur bekerja

sementara anak-anak sedang butuh perhatian saya

4 Kritikan yang ditujukan kepada saya membuat kerja

saya menjadi lebih baik

5 Saya merasa cemas dengan kondisi dilingkungan tempat

kerja

6 Suara bising ditempat kerja tidak mempengaruhi

kinerja saya.

7 Saya bingung dengan tugas yang semestinya saya

kerjakan

8 Target perusahaan dan tuntutan tugas dari perusahan

tidak memberatkan saya

9 Saya sulit berkonsentrasi dalam menjalankan tugas yang

diberikan

10 Saya berusaha menjalankan tugas sebaik-baiknya dan

menyelesaikannya tepat waktu

11 Saya merasa tertekan dengan prestasi rekan kerja yang

lain.

12 Jika sedang bekerja pikiran saya sepenuhnya hanya

tertuju pada pekerjaan

13 Pikiran saya terganggu dengan ruangan yang terlalu

sesak

14 Saya sudah merasa aman dengan kondisi lingkungan

sekitar tempat saya bekerja

15 Biasanya saya mengerti dengan jelas apa yang

Page 75: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

diharapkan dari saya didalam pekerjaan saya

16 Semua pekerjaan saya kerjakan dengan teliti dan hati-

hati

17 Saya ingin cepat selesai dalam mengerjakan tugas

18 Secara keseluruhan pekerjaan saya bervariasi dan

menarik

19 Masalah dalam keluarga mengganggu konsentrasi saya

dalam bekerja

20 Adanya rasa kekeluargaan membuat kami saling

membantu dalam menyelesaikan tugas

21 Kondisi ruangan yang panas membuat saya menjadi

lamban dalam bekerja

22 Saya merasa nyaman bekerja ditempat ini

23 Dalam mejalankan tugas saya merasa tertekan oleh

banyaknya peraturan dan prosedur kerja yang

menghambat keberhasilan tugas

24 Prosedur dan adanya peraturan membuat saya merasa

lebih disiplin

25 Saya merasa gugup jika harus mengerjakan pekerjaan

yang waktunya terbatas

26 Dalam bekerja saya lebih suka mengerjakannya sendiri

daripada harus bekerja sama dengan rekan yang lain

27 Berkumpul dengan rekan-rekan kerja saat istirahat

membuat saya lebih bersemangat dalam bekerja

28 Saya merasa tidak tenang dalam bekerja jika teringat

kondisi ruangan yang kurang aman

29 Saya tetap konsentrasi dan giat bekerja walaupun

kondisi ruangannya panas

30 Instruksi yang saya terima sering bertentangan satu

sama lain sehingga membingungkan

Page 76: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

merasa tertekan

46 Saya kurang berhati-hati dalam bekerja sehingga

melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang

47 Saya merasa tidak nyaman harus berkumpul dengan

rekan kerja yang lain

48 Pebu yang banyak membuat dada saya terasa sesak

49 Jika jam istirahat saya lebih memilih idak bergabung

dengan yang lainnya

50 Saya lebih suka diam daripada harus berteman dengan

yang lain

Untuk kelengkapan data dan keakuratan data, mohon jawaban diperiksakembali agar tidak ada yang terlewati. Atas bantuan dan kerjasama Anda,kami ucapkan terima kasih.

Page 77: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

nama

a1

a2

a3

a4

a5

a6

a7

a8

a9

1A

21

14

14

24

22

B2

11

22

4i

11

3C

21

11

13

14

14

D2

32

12

21

32

5E

13

22

41

14

2

6E

22

34

21

23

27

E2

22

31

31

32

8E

21

21

33

21

19

E2

12

22

31

41

10

E2

33

33

43

34

11

E2

13

34

32

42

12

E2

12

32

42

34

13

E2

32

12

32

32

14

E3

22

13

12

22

15

E2

11

14

33

32

16

E1

12

13

32

34

17

E2

12

32

42

32

18

E3

33

33

42

32

19

E1

12

11

41

41

20

E3

13

34

32

12

21

E2

12

12

31

42

22

E2

23

24

31

31

23

E2

21

12

41

31

24

E3

11

12

44

31

25

E2

33

13

31

33

5/9

/20

06

8:5

6:2

3A

M1

/12

Page 78: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

31

-/3W

3:9

5:8

90

03

/6/5

fr3

fr3

frI

££

35

3z

£fr

£fr

£t

33

VZ

z3

frfr

I3

£fr

1-£

3z

3I

V3

££

I.t

33

z3

££

£V

3\z

zI

fr3

£3

£0

3V

eV

fr£

VI

£t

61.e

Vc

££

£I

I3

81

1e

fr3

3P

£t

IL

\z

33

frI

3I

3I

91

Ie

fr3

1.t

I1.

VS

te

efr

fr£

3I

3i

n3

e3

I3

fr£

3I

£t

3e

fr3

I.3

1.3

I31-

t3

fr3

frfr

3V

In

.3

ee

33

3i

Zz

01.3

e3

fr£

33

3I

63

e3

fr£

fr3

1.I

8I

££

1.£

LZ

tfr

frI

frI.

VI

9Z

te

frV

fr£

IE

5e

cE

frV

fr3

33

frt

frI

"7i-

£t

£3

Efr

3fr

IZ

tI

I3

3I

V3

IZ

I3

Vl

6te

81

-eZ

te9

1B

Sl-B

He

Eie

31

.BH

.BO

tB

Page 79: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

a20

a21

a22

a23

a24

Ia25

a26

a27

a28

a29

11

21

21

14

22

1

23

21

11

22

21

3

31

41

21

22

24

1

41

33

21

21

32

3

51

22

14

23

22

1

61

34

21

22

34

1

72

11

12

11

21

2

81

23

11

21

12

1

91

23

23

11

32

2

10

23

42

22

32

21

11

42

44

43

24

43

12

14

32

12

23

21

13

34

21

22

32

1

14

13

21

22

13

1

15

11

21

22

12

1

16

13

21

42

13

1

17

12

11

22

1•2

4

18

23

22

33

22

12

19

11

34

11

21

41

20

31

12

34

22

21

21

22

31

11

12

22

22

13

23

12

12

32

23

12

34

31

24

31

24

24

24

41

23

43

25

14

23

13

33

34

5/9

/20

06

8:5

6:2

3A

M3

/12

Page 80: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Ol

CD

MOOCD

00

cnCD

toco

>s

to

IO

ro

toto

CO

IO

IO

CO00-JCD

tocototoroto

COtoooco

coto•utototo

cn4^co

to

to

Q>COo

toco

0)CO

4^COCOtototototocoCOto

cotoCOcotocoto

totototototoMto

cototoIOtocotoCOcococoro

tototocotoIOtocorototo

cototoCOtotorororoCO

COtoCO-b..&.COCO

COto

ro

0)COto

->•ACOCO•u-uro

COCOCO

toCO

toro-i

COro

toroto

coto

ro

roto

to

coco

*.JkCOION)to|co|j».j>.->mum»mmJUMN)1co|toro

_A

oCO

co_i

•&.roro

COCO_*

-t».to

-UCOto

Aro

COto

-&>ro_•

J>.toto

COCO_k

Page 81: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

5/9

/20

06

8:5

6:2

3A

M

a50

12

22

31

42

52

64

71

81

91

10

3

11

2

12

2

13

1

14

1

15

2

16

1

17

2

18

2

19

2

20

2

21

2

22

1

23

1

24

1

25

1

6/1

2

Page 82: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

nama

a1

a2

a3

a4

a5

a6

a7

a8

a9

26

E2

12

12

22

32

27

E2

22

24

31

32

28

E2

11

31

41

31

29

E2

13

34

32

12

30

E2

12

21

12

12

31

E3

31

12

44

31

32

R2

22

13

31

22

33

R2

11

12

31

21

34

R2

12

12

31

34

35

R2

32

22

12

31

36

R1

12

32

41

41

37

R2

12

12

31

32

38

R2

12

13

42

32

39

R3

11

12

44

31

40

R2

33

14

13

32

41

R1

31

13

41

41

42

E2

23

14

23

32

5/9

/20

06

8:5

6:2

3A

M7

/12

Page 83: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

a10

a11

a12

a13

a14

a15

a16

a17

a18

a19

26

11

34

32

14

22

27

31

14

13

14

33

28

11

12

14

14

11

29

34

32

22

34

12

30

21

31

32

14

32

31

12

13

43

14

32

32

11

31

34

14

33

33

21

31

12

32

22

34

11

33

14

14

22

35

11

12

33

24

22

36

11

13

32

14

11

37

12

12

34

32

32

38

11

32

32

14

32

39

12

13

43

14

22

40

32

34

42

14

14

41

11

12

14

14

31

42

31

22

21

31

12

5/9

/20

06

8:5

6:2

3A

M8

/12

Page 84: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

a20

a21

a22

a23

a24

a25

a26

a27

a28

a29

26

12

42

12

13

31

27

22

32

23

13

33

28

14

11

32

11

13

29

31

12

34

22

21

30

11

32

13

12

11

31

24

24

41

23

43

32

11

33

12

24

24

33

33

33

33

21

21

34

11

11

12

11

21

35

22

32

22

22

32

36

12

32

11

23

22

37

21

32

32

11

23

38

11

32

23

11

21

39

23

22

22

12

32

40

14

44

12

23

44

41

22

11

34

43

11

42

23

13

22

34

22

5/9

/20

06

8:5

6:2

3A

M9

/12

Page 85: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

a30

a31

a32

a33

a34

a35

a36

a37

a38

a39

26

22

43

33

32

3

27

23

32

32

33

3

28

21

13

21

42

1

29

23

34

32

44

41

30

21

13

11

33

4

31

44

43

42

21

4

32

32

24

23

24

4

33

32

33

32

33

4

34

21

31

22

41

2

35

22

31

11

32

3

36

12

21

11

31

1

37

32

24

32

13

22

38

21

13

11

11

4

39

24

43

42

11

4

40

21

12

31

43

24

41

21

11

11

44

12

42

33

32

23

11

22

5/9

/20

06

8:5

6:2

3A

M1

0/1

2

Page 86: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid

Excluded3

Total

42

0

42

100.0

.0

100.0

a Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.871 29

Item Statist cs

Mean Std. Deviation N

a1 2.02 .517 42

a2 1.67 .846 42

a3 1.98 .715 42

a5 2.50 .994 42

a7 1.79 .898 42

a10 1.52 .773 42

a11 1.76 .958 42

a14 2.40 1.127 42

a19 2.07 .778 42

a20 1.60 .798 42

a23 2.19 .943 42

a24 1.88 1.064 42

a27 2.24 .958 42

a28 2.40 .939 42

a30 2.43 .737 42

a31 1.95 1.011 42

a33 1.81 .943 42

a34 2.29 .891 42

a35 2.12 .968 42

a36 1.90 .958 42

a39 2.67 1.028 42

a40 1.98 1.093 42

a41 2.55 1.194 42

a42 1.67 .816 42

a43 1.83 1.146 42

a45 1.95 .825 42

a46 1.60 .734 42

a47 1.50 .862 42

a48 2.90L

.878 J 42

Page 87: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Srn

CD

to

U>

Ti

--J

<i

CU

cn

*-

0)

rn

3

wC

D

cn

ex

O 01

to

<

^ co

o^

:3 ;7

o -h

;^

'D

M:i

cd

Io

CO

o w (D CO

fl)

SI91

11H

ID

IU

01Ji

{>^

Ji

<i

Ji

Jv

00

vj

O)

Ol

UM

-i

UU

WW

UU

UM

MW

MM

-i-i-i

CO

OlO

l.U

W-'O

CO

-vl.U

CO

OC

O.^-'

0)

0)

->•

-~l

o

tl

DI

01H

Icn

co

ro

->

p^

.^

.^

.^

r^

P.^

p^

r^

^P

^^

c^

mai^

OT

^^

p^

^^

co

-v

J-ii

OT

^^

^co

oto

cD

oo

>o

ia>

o>

^4

^ro

co

co

^o

ro

oA

»^

co

o

4*.

J*.

•*.

Ol

UO

l

CD

-g

CD

-g

CO

00

CO

CJ1

OC

O*

CO

U*

UJi

Mo

ocd

cn

-^

CO

Ol

00

00

00

00

00

01

Ol

Ol

Ol

CD

Ol

-J

Ol

-p>

.4

*.

oi

cn

4*

4*

4*

4*

4*-

Ol

4*

co

co

co

cd

ai

;vj

.u_L

MU

(3)

00

00

-vl

O0

0o

-^O

OO

OO

CD

OIG

OW

Olo

*-~

——

*•

—-

o0

00

00

0C

OC

OC

OC

OC

Oco

io

oo

oo

aio

o-v

i

CO

o o

ai

co

co

J*,

co

co

oo

OC

OO

4>>

4*

00

01

AIO

l»C

tJ

N*

»

00

00

00

00

00

00

00

01

Ol

-vl

Ol

Ol

Ol

Ol

-^

00

OOl

00

00

00

UA

cn

oiA

Au

ciico

OO

—I

—^

AA

CD

Ol

CO

00

CD

OO

W0

0C

D4

*0

0

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

oo

aiaiaiaiaiaiaiaiai

CD

-vlrO

OlO

lO

l-vJO

-vl

cn

ai

-J

4*.

*.

4>.

to

-~J

dco

co

cn

~~J

~n|

4*.

00

-vl

4-

OIO

M

co

CO

4»-

co

*-

CO

CO

CO

CO

4*.

-vj

oo

cn

oC

D->

.-»

•C

O0

00

0o

->•

oC

O4

*->

•4

*

00

00

01

Ol

00

00

00

00

01

Ol

Ol

00

CO

00

ai

ai

-vl

00

00

00

00

oi

oi

ai

CD

CD

CD

~2?

35L

=CD

°2"

CDQ

)C

D3

a.

_.

CD<

~O

J=

.C

Oo

CD

o 01

O

CD

O CD

CD

fu

CD

Q.

^•i

CO

0)

CA

O OC

D 3 i H

o OO C

O

CD

(11

—*

—*

CD

o

O 35L

CI)

•F0

_.

cr

cd=

r.3

">

Page 88: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

NO PERTANYAAN

10

11

12

13

14

15

Saya merasa tertekan diberikan beban kerja yang berlebih

Saya merasa tertekan bila harus lembur bekerja sementara

anak-anak/saudara sedang butuhperhatian

Saya merasa cemas dengan kondisi di lingkungan tempat

kerja

Saya menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan

kesalahan yang telah dilakukan daripada mencari jalan

keluarnya

Hubungan yang tidak harmonis ditempat kerja

mengganggu pikiran saya

Saya tetap berusaha meskipun menemukan kesulitan

dalam bekerja

Masalah dalam keluarga mengganggu konsentrasi saya

dalam bekerja

Suara bising yang di akibatkan oleh alat membuat

konsentrasi saya berkurang

Saya bingung dengan tugas yang semestinya saya

kerjakan

Saya berusaha menjalankan tugas sebaik-baiknya dengan

menyelesaikannya tepat waktu

Saya meresa tertekan denagn prestasi rekan kerja yang lain

Saya sudah merasa aman dengan kondisi lingkungan

tempat saya berkerja

Kami saling membantu dalam menyelesaikan tugas

Dalam menjalankan tugas saya merasa tertekan dengan

dengan banyaknya peraturan yang menghambat

keberhasilan tugas

Berkumpul dengan rekan-rekan kerja membuat saya

bersemangat dalam bekerja

SL SR KD

Page 89: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

16 Saya merasa tidak tenang jika teringat kondisi ruangan

yang kurang aman

17 Instruksi yang saya terima bertentangan satu sama lain

sehingga membingungkan

18 Adanya peratuaran membuat saya lebih disiplin

19 Saya merasa terabaikan dalam setiap kesempatan

20 Saya kesal apabila ada teman yang menegur kesalahan

vavq

21 Saya berusaha tetap tenang walaupun merasa terganggu

dengan sikap rekan kerja yang menjengkelkan

22 Saya cenderung cepat lelah dalam bekerja karena

pekerjaan saya tidak sesuai dengan ilmu yang saya tekuni

sebelumnya

23 Tempat kerja yang terlalu bising membuat saya terburu-

buru dalam bekerja

24 Pikiran saya tidak bisa berkembang karena terbatasnya

kesempatan

25 Saya tidak cocok dengan lingkungan yang mengutamakan

kebersamaan dalam bekerja

26 Adanya ketentuan target dari perusahaan membuat saya

merasa tertekan

27 Saya kurang berhati-hati dalam bekreja sehingga

melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang

28 Debu yang banyak membuat dada saya terasa sesak

29 Saya merasa tidak nyaman harus berkumpul dengan rekan

kerja yang laini

Page 90: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

ata matarindo

pretest postest kelompok gain

1

2

59

50

52

48

1.00

1.00

-7.00

-2.00

3 56 42 1.00 -14.00

4 61 53 1.00 -8.00

5 61 45 1.00 -16.00

6 58 54 1.00 -4.00

7 41 36 1.00 -5.00

8 52 37 1.00 -15.00

9 43 40 1.00 -3.00

10 63 55 1.00 -8.00

11 70 72 2.00

12 71 66 2.00 -5.00

13 61 68 2.00 7.00

14 54 54 2.00 .00

15 66 70 2.00 4.00

16 53 53 2.00 .00

17 62 54 2.00 -8.00

18 66 72 2.00 6.00

19 60 57 2.00 -3.00

20 50 55 2.00 5.00

tt/2/72UUb IAIAM HIV) in

Page 91: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Uji Hipotesis

T-Test kelompok eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error

Mean

Pair

1

pretest eksperimen

postest eksperimen

54.40

46.20

10

10

7.691

7.208

2.432

2.279

Paired Sam pies Correlations

N Correlation Sig.Pair

1

pretest eksperimen &postest eksperimen 10 .766 .010

Paired Samples Test

Paired Differences

t df iig. (2-tailedMean 'td. Deviatior

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower UpperPair pretest eksperim1 postest eksperirr 8.200 5.116 1.618 4.540 11.860 5.068 9 .001

T-Test kelompok kontrol

Paired Sampl es Statistics

Mean N Qw nevjation

Std. Error

Mean

Pair

1

pretest eksperimen

posttest kontrol

54.40

62.1000

10

10

7.691

8.15748

2.432

2.57962

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.Kair

i

(jiciesi: eksperimen& posttest kontrol 10 .152 .676

Paired Samples Test

Paired Differences

t df ig. (2-tailedMean td. Deviatio

Std. Erroi

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower UpperPair pretest eksperin1 posttest kontrol ?.70000 10.32849 3.26616 5.08856 -.31144 -2.358 9 .043

Page 92: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

MODUL PELATIHAN KECERDASAN EMOSI

Ranah Intrapribadi

Asertif

A. Tujuan pertemuan

1. Peserta bisa lebih mengungkapkan perasaan

2. Peserta mampu menggunakan keyakinan dan pemikirannya secara terbuka

3. Peserta mampu mempertahankan hak-hak pribadi

B. Materi dan Alat Bantu

1. Lembar lalihan

2. Lembar tugas

3. Kertas catatan

4. Bolpoint

C. Metode yang digunakan

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Pemberian tugas

D. Prosedur

1. Persiapan sebelum pertemuan dimulai pelatih memberikan salam kepada

para peserta dan memulai perkenalan antara pelatih dengan peserta

pelatihan dan menjelaskan kegunaan pelatihan ini (10 menit)

2. Pelatih memberikan skala pemanasan yang berisi pertanyaan-pertanyaan

seputar sikap asertif (10 menit)

Page 93: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

3. Kemudian pelatih menampilkan contoh percakapan kepada peserta yang

menunjukan sikap asertif dan pasif (10 menit)

4. Peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan mendiskusikan

latihan tersebut kemudian peserta diminta memilih manakah pernyataan

yang asertif dan kemukan alasannya (10 menit)

5. Pelatih merangkum hasil pertemuan pada sesi itu (5 menit)

Page 94: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Ranah Antarpribadi

Empati

A Tujuan pertemuan

1. Peserta mampu menyadari dan memahami perasaan orang lain

2. Peserta mempunyai kemampuan untuk bisa peka dan menyelaraskan tentang

apa, bagaimana dan latar belakang perasaan orang lain sebagaimana orang

tersebut merasakan

B Materi dan Alat Bantu

1. Lembar latihan

2. Lembar iugas

3. Kertas catatan

4. Bolpini

C Metode yang digunakan

1. Diskusi

2. Pemberian lugas

D Prosedur

1. Pelatih dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan pelatih menampilkan

contoh percakapan empati (10 menit)

2. Peserta diminta mendiskusikan dan menjelaskan tentang makna dan arti

penting empati serta bagaimana melakukannya (10 menit)

3. Peserta mendiskusikan beberapa dialog dan diminta memilih, manakah

pernyataan empati dengan mengemukakan alasannya (10 menit)

4. Kemudian pelatih merangkum hasil pertemuan pada sesi itu.(5 menit)

Page 95: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Hubungan Antar Pribadi

A. Tujuan

1. Peserta mampu mensyukuri berbagai aspek positif dan menerima aspek

negatif

2. Peserta mempunyai keterbatasan diri untuk tetap menyukai diri sendiri

B. Materi dan Alat Bantu

1. Lembar latihan

2. Lembar tugas

3. Kertas catatan

4. Bolpoint

C. Metode yang digunakan

1. Diskusi

2. Pemberian tugas

D. Prosedur

1. Peserta masih dibagi dalam kelompok-kelompok

2. Pelatih menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan hubungan antar

pribadi(15 menit)

3. Kemudian pelatih membagikan lembar tugas yang dikerjakan secara

individu (5 menit)

Page 96: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Pemecahan Masalah (Kognisi Orientasi)

A. Tujuan Pertemuan

1. Peserta mampu untuk mengenali dan merumuskan masalah, serta menemukan

dan menerapkan pemecahan yang ampuh.

B. Materi dan Alat Bantu

1. Lembar latihan

2. Lembar tugas

3. Kertas catatan

4. Bolpoint

C. Metode yang digunakan

1. Ceramah

2r-v* l

. 1J1SK.US1

3. Pemberian tugas

D. Prosedur

1. Peserta masih dibagi dalam kelompok-kelompok. Pelatih membagikan

lembar tugas yang di kerjakan secara individu (10 menit)

2. Peserta diminta untuk mendiskusikan dan bagaimana menyelesaikan

beberapa kasus dengan kerja tim, yang kemudian hasil pemecahan tersebut

dibacakan oleh masing-masing kelompok berikut alasannya (20 menit)

3. Pelatih merangkum hasil pertemuan pada sesi itu (10 menit)

Page 97: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Ketahanan menanggung stres

A. Tujuan Pertemuan

1. Peserta mampu menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dan siiuasi

penuh tekanan dengan baik

B. Materi dan Alat Bantu

1. Lembar latihan

2. Lembar tugas

3. Kertas catatan

4. Bolpoint

C. Metode yang digunakan

1. Diskusi

2. Pemberian lugas

D. Prosedur

1. Peserta diminta untuk menuliskan perasaan-perasaan yang tidak

menyenangkan yang sering mengganggu dan sulit untuk ditanggulangi.

Seberapa sering perasaan itu muncul dalam kehidupan pribadi mereka (10

menit)

2. Pelatih di minta untuk memberikan cara apa yang digunakan untuk

menghadapi stres baik cara yang ampuh atau tidak ampuh (10 menit)

3. Peserta diminta menuliskan cara yang dipiiih dari untuk menghadapi stres

(5 menit)

4. Kemudian pelatih merangkum hasil pertemuan pada sesi itu (5 menit)

Page 98: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Optimis

A. Tujuan Pertemuan

1. Peserta mampu untuk melihat sisi terang kehidupan dan memelihara sikap

positif sekalipun dalam kesulitan.

B. Materi dan Alat Bantu

1. Lembar latihan

2. Lembar tugas

3. Kertas catatan

4. Bolpoint

C. Metode yang digunakan

1. Diskusi

2. Pemberian tugas

D. Prosedur

1. Pelatih membagi peserta menjadi kelompok-kelompok kecil maksimal 3-4

orang, pelatih menampilkan contoh kasus kepada peserta yang menunjukkan

sikap optimis (15 menit)

2. Peserta diminta menjawab worksheet sikap optimis yang kemudian diminta

untuk membacakan satu persatu jawaban dari worksheet tersebut dalam

kelompoknya, dan yang lain mendengarkan dan boleh memberi tanggapan

atas jawaban anggoia kelompok lain (20 menit)

3. Kemudian pelatih merangkum hasil pertemuan pada sesi itu (5 menit)

Page 99: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

^ Anda ditugasi untuk segera menyelesaikan tugas secepatnya. Rekan

kerja anda yang lain bisa dengan santainya istirahat sementara yang lain

sibuk bekerja. Anda ingin rekan kerja anda tersebut membantu karena

besok tugasnya harus sudah selesai. Lantas Anda :

a. Karena tahu rekan kerja tidak mau diganggu maka Anda,

memutuskan untuk pergi dan memberikan waktu sebentar untuk

istirahat kemudian mendatanginya lagi

b. Mengatakan dengan tegas, "Anda masih bisa santai-santai disini.

Sementara saya dan rekan-rekan yang lain berusaha keras

menegerjakan tugas ini. Anda harus mengerti bahwa saya juga

butuh istirahat daripada anda. Kalau seperti ini lebih baik Anda

tidak usah bekerja disini, atau aka saya laporkan ke atasan.

c. Berkata, "maaf, saya tahu anda tidak mau di ganggu, dan tugas kita

ini harus segera diselesaikan, dan bisakah Anda ikut membantu,

setelah itu anda bisa istirahat lagi.

Page 100: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Contoh percakapan asertif

Aldi: Rita, aku baru saja makan siang bersama dengan Bandi karyawan kantor yang

baru pindah pekan lalu dan belum kenal siapa-siapa. Menurutku bagus juga jika

kita mengundang makan malam. Kalau malam ini bagaimana?

Rita: Sekarang sudah jam berapa? Jam lima ya? Kenapa mendadak sekali

pemberitahuannya. Bagaimana kalau lain waktu saja?

Aldi: Memang bisa sih lain waktu...tapi, keliatannya dia tak punya acara malam ini.

Begini saja, kamu menyiapkan meja makannya, nanti aku keluar untuk

membeli ayam goreng, sayur dan lauk lainnya. Setelah makan kita ajak Bandi

untuk ngobrol dan main catur sebelum pulang Bandi akan datangjam delapan,

jadi kita bisa menyiapkan segalanya.

Rita: oke kalau begitutigajam mestinya cukup. Aku siapkan tempatnya dulu.

Aldi: asyiik, sampai ketemu jam delapan disini ya.

Percakapan di atas menunjukkan sikap asertif. Karena Aldi yang mendadak

mengundang rekannya tidak memaksa Rita dan memberi jalan keluar yang tepat dan

menyenangkan Rita yang kebingungan karena sangat mendadak.

Page 101: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Kunci jawaban Ranah intrapribadi (asertif).

Soal latihan 2b.

Reaksi (a) pasif : menunjukan sikap yang langsung menyerah, menghindari

konfrontasi memang perlu, namun jika dapat menggunakan cara yang tepat maka

tidak akan menimbulkan konfrontasi.

Reaksi (b) agresif : bersikap terlalu keras, bicara terlalu tegas dan mengancam tanpa

memberi pertimbangan akan menimbulkan konfrontasi yang tidak diinginkan.

Reaksi (c) asertif : dengan jelas memberi tahu rekan kerja apa yang diinginkan

dengan tetap membperhatikan kebutuhan rekan kerja dengan mengatakan akan

memakainya sebentar dan akan diserahkan lagi penggunaannya oleh rekan kerja

merupakan cara terbaik untuk mewujudkan keinginan berbagai pihak.

Page 102: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

i pukul

ituk lemt

di naik p;

ngebut (

lahal kita

pengaha

i; kamuk

lpatan lai

i meman

nan",

dong. P;

kelkan".

lak ada sa

al sekali

mjengkel

uk lagi.

impat har

Nama :

1. Seberapa besar anda menyukai diri Anda ?

Jawab

2. Apa kelebihan Anda yang menonjol ?

Jawab

3. Apa kekurangan Anda yang menonjol ?

Jawab

4. Apa manfaat dari kelebihan Anda ?

Jawab

5. Bagaimana anda meningkatkan kelebihan Anda ?

Jawab

6. Apa yang paling Anda dambakan ?

Jawab

7. Target apa yang terpenting dalam hidup Anda ?

Jawab

8. Perubahan apa yang bisa Anda lakukan untuk melakukan perubahan ?

Jawab

Page 103: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Diskusikan dialog berikut ini:

© Rekan kerja anda pulang kerja pukul 19.00 WIB dikarenakan ada

pekerjaan yang mengharuskannya untuk lembur, lalu datang kerumah anda

untuk berkeluh kesah, " aku tidak jadi naik pangkat; Ridwan yang diangkat.

Lalu, aku dapat surat tilang karena ngebut dalam perjalanan pulang. Aku

benar-benar pusing jadinya".

Anda menanggapi

a) "Tidak jadi naik pangkat, padahal kita sudah memperkirakannya dan

sudah membayangkan dapat pengahasilan lebih banyak apa yang

terjadi.

b) "Tak usah terlalu dipikirkan; kamukan pintar. Aku sangat yakin

padamu. Pasti bakal ada kesempatan lain.

c) "Tidak usah heran. Ridwan memang luar biasa; sangat pintar;

peramah dan lebih berpengalaman".

d) "Wah...,benar-benar hari sial dong. Pasti kamu mikir apa mungkin

hari ini akan semakin menjengkelkan".

e) "Wow.. .kamu pasti merasa tidak ada satupun yang beres hari ini."

f) "Ah, kamu pasti merasa sebal sekali. Ayo dimakan dulu kuenya.

Kamu pasti belum makan ya?

g) "Ya ampun kedengaraanya menjengkelkan sekali, tapi ada kok orang

lain pengalamannya lebih buruk lagi. Masih ingat Pak Rudi? Bulan

lalu dia kehilangan pekerjaan empat hari kemudian istrinyakabur."

Page 104: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Isilah beberapa pernyataan berikut ini :

Andalebih sukaberkumpul dengan orang lain ataukah sendirian?

Dalam situasi apakah anda lebih suka berkumpul dengan orang lain?

Apakah yang umumnya disukai orang dari anda?

Apakah yang mereka tidak sukai?

Dari beberapa kegiatan di bawah ini manakah yang membuat anda merasa

tidak nyaman; berkenalan dengan orang baru, pergi kerja, pesta pernikahan,

berbicara depan umum, bertanya kepada orang asing, melakukan

pembicaraan yang serius dengan seseorang, mengajarkan hal baru kepada

orang dekat dengan anda, ataukah akrab dengan seseorang?

Yang manakah dari berbagai kegiatan diatas (atau aneka kegiatan lain yang

anda susun sendiri) yang paling membuat anda tidak nyaman? Mengapa

demikian?

Gambarkan secara ringkas terakhir kalinya anda merasa tidak nyaman ketika

mengalami salah satu situasi diatas. Bagaimana perasaan anda? Apakah anda

menyadari perasaan orang lain yang terlibat dalam situasi tersebut? Apa yang

terlintas dalam benak anda? Bagaimana anda dapat menangani situasi

tersebut dengan lebih baik?

Page 105: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Contoh Percakapan Empati

Wahyu

Iwan

Wahyu

Iwan

Wahyu

Iwan

Wahyu

Iwan

Wahyu

Aku tidak diterima masuk tim sepak bola

Yaa, payah kamu

(setelah terdiam sejenak, cemberut) kamu pasti tidak tahu bagaimana

apa rasanya.

: Pasti rasanya tidak enak sekali. Ayah tahu kamu ingin sekali masuk

tim itu.

: Ah kamu sok tahu? Kamu kan pernah cerita bahwa dulu kamu satu-

satunya orang yang bahkan mengoper bola saja tidak bisa.: Memang, tapi aku tahu kamu pasti merasa kecewa.

: Iya, aku nggak ngomongin rasa kecewanya, tapi soal sepak bola.Wan. Sepak bola!

: Iya, aku tahu tapi...

:Nggak Wan, kamu sama sekali tidak tahu, dan juga tidak mengerti.

Kesan pertama Iwan berusaha bersikap baik dengan mengatakan hal yangsemestinya. Dengan mengutarakan betapa kecewanya Wahyu tidak diterima di timinti. Tanggapan Wahyu menunjukkan bahwa Iwan tidak memahami apa yangdirasakan dan dipikirkannya. Iwan malah menambah kesalahannya denganmengalihkan topik pembicaraan kepada dirinya sendiri dan rasa kecewa yang tidakspesifik yang pernah dialaminya. Dengan bersikap seperti itu, cara pandang Iwandalam melihat persoalan semakin jauh dari sudut pandang Wahyu.

Jika percakapanya dirubah menjadi:

Iwan : Sepertinya sulit ya membicarakan hal ini dengan ayah? Kamu pastiberpikir bahwa ayah tidak tahu apa-apa tentang hal ini, padahalsepakbola itu sangat penting bagimu.

Wahyu : yaa, begitulah

Iwan : Masalahnya juga mungkin tidak menjadi lebih mudah, karenasemua temanmu punya Ayah yang benar-benar tahu tentang

sepakbola dan mengajak mereka menyaksikan pertandingan.

Page 106: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Optimis

Tuliskan dibawah ini, hal-hal yang menurut Anda dapat Anda lakukan untuk

membuat masa depan Anda di tempat kerja, di dalam keluarga dan juga di

kehidupan sosial menjadi lebih baik

2. Coba pikirkan orang yang menurut Anda dapat di kategorikan sebagai orang

pesimis, dan pelajaran apa yang dapat Anda petik dari hal tersebut?

Page 107: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

HASIL WAWANCARA SUBJEK PENELITIAN

1. Nama subjek : S

T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?

J : sebelum mengikuti pelatihan saya merasa belum mengerti apa yang

dimaksud dengan asertif maupun empati

T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?

J : selama mengikuti pelatihan saya merasa hati saya tergugah untuk bisa

mempelajari asertif dan empati dan juga bisa bertanya mengenai masalah-

masalah saya.

T : sesi apa yang membuat anda berkesan?

J : Saya merasa mendapat pelajaran ketika mengikuti materi empati, saya baru

tahu pentingnya kita berempati, dan menjaga emosi kita

T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?

J : sesudah mengikuti pelatihan saya merasa mengerti apa yang dikemukakan

oleh pembimbing dan saya berusaha merubah sikap saya

T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang

anda rasakan?

J : saya merasa ada perubahan, kalau bicara lebih hati-hati jangan sampai

menyinggung atau melukai orang lain

T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan

masukan-masukan

J : pelatihannya sudah cukup baik hanya waktunya kurang lama seperti 3 hari

2. Nama subjek : W

T: Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?

J : Saya merasa penasaran dengan pelatihan ini dan sebelum mengikuti pelatihan

saya merasa biasa-biasa

T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?

J : saya merasa adanya rasa kekeluargaan dan lebih menghargai antar sesama

rekan kerja

Page 108: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

4. Nama subjek : B

T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?

J : Saya merasa biasa-biasa saja

T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?

J : Ternyata banyak hal yang belum saya tahu

T : Sesi apa yang membuat anda berkesan?

J : Keseluruhan materi pelatihan mempunyai manfaat buat saya dan membuat

saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan hal-hal yang belum saya

mengerti

T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?

J : Saya jadi banyak tahu apa arti empati, bagaimana harus berteman dengan

baik

T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang anda

rasakan?

J : ya, saya merasa sedikit lebih tenang kalo menghadapi rekan kerja yang

menjengkelkan

T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan

masukan-masukan

J : sudah baik, perlu diadakan kegiatan seperti ini

5. Nama subjek : H

T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?

J : rasa ingin tahu apa pelatihan itu

T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?

J : yang saya rasakan selama pelatihan adalah mendapat pengetahuan tentang

mengendalikan emosi dan lain lain

T : sesi apa yang membuat anda berkesan?

J : Sesi dimana kita diajarkan bagaimana cara membina hubungan yang baik

dengan teman kerja kita

T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?

Page 109: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

J : rasanya lega dengan pelatihan ini seakan-akan bisa merubah diri sendiri tidak

menjadi emosional dan bisa mendidik dalam keluarga yang harmonis

T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang

anda rasakan?

J : ya, yang saya rasakan bisa membuat saya tidak terlalu emosi dan bisa

menjaga sifat-sifat

T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan

masukan-masukan

J : saya merasa semuanya sudah berjalan dengan baik

6. Nama subjek : S

T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?

J : saya kurang bisa bergaul dengan yang lain dan lebih tertutup

T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?

J : saya menjadi mengerti semua masalah ada penyelesaiannya

T : sesi apa yang membuat anda berkesan?

J : Sesi Optimis

T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?

J : Saya jadi paham bahwa sikap optimis itu perlu

T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang

anda rasakan?

J : Ya, saya jadi lebih optimis dalam menjalani semua hal dalam hidup ini

T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan

masukan-masukan

J : pelatihannya menyenangkan

7. Nama subjek : H

T: Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?

J : saya kurang bisa membawakan diri

T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?

J : senang dan banyak mendapat pengetahuan

Page 110: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

T : sesi apa yang membuat anda berkesan?

J : Saat materi manajemen stres, ternyata setiap orang mempunyai caranya

tersendiri untuk menyelesaikan masalahnya dan caranya ternyata lucu-lucu

T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?

J : lebih santai dan lebih menghargai perasaan orang lain

T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang anda

rasakan?

J : saya merasa lebih tenang menghadapi masalah dan lebih terbuka

T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan

masukan-masukan

J : pelatihannya sudah bagus

8. Nama subjek : I

T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?

J : saya tidak tahu kelebihan dan kekurangan saya

T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?

J : saya dapat mengerti apa yang ada pada diri saya entah itu potensi yang saya

miliki maupun kekurangana yang harus saya perbaiki

T : sesi apa yang membuat anda berkesan?

J : semua materi membuat saya menjadi belajar dan mengevaluasi diri

mengenai kekurangan dan kelebihan diri saya

T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?

J : saya jadi tahu apa kekurangan diri saya

T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang

anda rasakan?

J : ya, perubahan tentang kebersamaan yang mulanya bekerja sendiri-sendiri

sekarang saling membantu dan saling pengertian

T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan

dan masukan-masukan

J : sarannya waktunya lebih lama lagi

Page 111: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

9. Nama subjek : S

T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?

J : saya agak pendiam dan tertutup

T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?

J : saya belajar sedikit terbuka dan pelatihannya menyenangkan

T : sesi apa yang membuat anda berkesan?

J : materi penghargaan diri, sedikit banyak membuat saya agar lebih

menghargai diri saya sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihannya

T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?

J :saya lebih tenang

T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang

anda rasakan?

J : saya lebih optimis dalam menjalani hidup dan mengerti setiap orang pasti

punya kekurangan dan kelebihan

T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan

dan masukan-masukan

J : pelatihan seperti ini seharusnya sering diadakan

10. Nama subjek : IR

T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?

J : saya merasa kurang mengerti orang lain

T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?

J : pelatihannya menyenangkan, saya semangat mengikutinya

T : sesi apa yang membuat anda berkesan?

J : Semuanya membuat saya menjadi lebih mengerti untuk lebih

mengendalikan emosi, dan berusaha untuk belajar mendengarkan orang lain

T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?

J : saya jadi tahu dan mengerti banyak hal

T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang anda

rasakan?

J : ya, saya belajar lebih sabar dalam menghadapi sesuatu

Page 112: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan

masukan-masukan

J : sarannya pelatihan seperti ini perlu diadakan lagi

Page 113: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

nx-test

PELATIHAN KECERDASAN EMOSI

KARYAWAN PT. MATARINDO DI KABtJPATEN SLEMAN

HARI/TANGGAL : Sabtu / 25 Februari 2006

WAKTU : 09.00 s.d. seiesai

TEMPAT : di ruang rapat PT. Matarindo

NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN

fbuck a-y-hsb' is^C- Z/9-/0X

j-tatiijali OfiTctfoi-

p/Lu/iv Operatorqfr

/*<&' Of-ero-far.]c-\A~i n<Zh O p <• Uxt-at 0~

S^ua A'-Srrir/ a^talfiPtfxZ)ffgr-\(MAi\

Lo\ L&eTD •(UUH&lri

vViiWWCU

Y\FW\. %\&A$fafo ll-S-UV^r^

13 \\j*M \ c\a/\

14 Pulrr0\A(\AA-t

15 -t^v J v-

16

17u fi^L-^'^

^Ldrvieb19 ^utfdr no o^^^Z^20 «V?l*0 SW?+10^C7 -o

Page 114: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

t \<^^>2T\M^)

DAFTAR HADIR

PELATIHAN KECERDASAN EMOSI

KARYAWAN PT. MATARINDO DI KABUPATEN SLEMAN

HARI/TANGGAL : Sabtu / 25 Februari 2006

WAKTU : 09.00 s.d. selesai

TEMPAT : di ruan« rapat PT. IVIatarindo

NO

11

13

16

IT

79"

20

NAMA

ryud, tf^h'f;'

i-i i •rtyNL-jc

f,pJUi\H

Inajei

' i i '-;. i n

J~r=s tnJl

(H%\Jjarya•<V/1 L(2-('~D • /tUyffYi'iW

d$U\gl

JABATAN TANDA TANGAN

opc l/froP it••^rjtor

tfhurator1JL

cp<sri>-£ Q*kr

i

~sBt.jr_/2c/^Li5:4:

'¥-c: /•-'•:•; ft-r

i)>nAUL:

%^

3-

Page 115: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

Nomor

LampiranHal

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS PSIKOLOGIAlamat: Kampus Terpadu, Jl. KaliurangKM. 14,5 Besi, Sleman Yogyakarta 55584Telp. 0274-896146 Ext. (1114), Fax. 0274-896146 Ext. (1116), E-maiI:[email protected]

41/Dek/70/FP/II/2006

Permohonan Ijin Penelitian untuk Skripsi

2 Februari 2006

Kepada Yth.Pimpinan PT MatarindoYogyakarta

Bismillahirrahrnanirrahiem

Assalamu'alaikum wr.wb.

Dengan ini kami memohon bantuan Bapak/Ibu untuk memberi ijin padamahasiswa kami :

Nama

No. Mahasiswa

: Febbyanti: 01320268

Agar dapat melakukan penelitian/try out angket di instansi yang Bapak/Ibupimpin.Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan dalam rangkapenyusunan skripsi sebagai syarat kelulusan study di fakultas kami.

Adapun judul skripsinya adalah:"Pengaruh Pelatihan Kecerdasan Emosi Terhadap Stres Kerja Karyawan"

Demikian permohonan kami, atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudarakami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Mengetahui,Dekan*Fakultas Psikologi UII

Dr. Sukarti

Pembimbjng Skripsii 'i

Irwan Nuryana Kurniawan, S.Psi., M.Si.

Page 116: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

matarindokreasisarana. p>t

-office : jl.kdiurang km.6 pandegarini no.9 yogyakarta 55283 -indcnesiaD (0274)880049.880873 lax. (0274)885551

laclory : ringroad barat dowangon banyuroden gamping sleman yogyakarta 55293O (0274)621915.621591 lax. (0274)621591

SURAT KETERANGAN

NO.88/SKT/MKS/III/2006

Manajemen PT.Matarindo Kreasi sarana.Yogyakarta dengan ini menerangkanBahwa:

Nama

Nomor Mahasiswa

Fakultas /Program StudiPerguruan Tinggi

FEBBYANTI

01320628

PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Telah melaksanakan penelitian tanggal 25 Febuari 2006 dan 04 Maret 2006 Dengan Judul* PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP STRESKERJA KARYAWAN " di PT Matarindo Kreasi sarana, JL. RING ROAD BARATDowangan ,Banyuraden,Gamping ,Sleman Yogyakarta.

Demikian Surat Keterangan ini di BerikanKepadayang bersangkutan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta :06 Maret 2006Manajemen~PT.Matarindo Kreasi sarana

IR.M.FUAD J^HARManajer Produksi

Page 117: PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

?~'/Jf*^*

v'*r-A

iVr"

",*

^|4M^t-?<

:•-a

-*/!-