plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and...

122
i EFEKTIVITAS PENGOBATAN PASIEN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JULI 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Silvia Agustina NIM : 098114061 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dangthu

Post on 17-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

i

EFEKTIVITAS PENGOBATAN PASIEN GANGGUAN SALURAN

PENCERNAAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT

PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JULI 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Silvia Agustina

NIM : 098114061

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

ii

EFEKTIVITAS PENGOBATAN PASIEN GANGGUAN SALURAN

PENCERNAAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT

PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JULI 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Silvia Agustina

NIM : 098114061

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

v

Bekerja lebih keras tidak lebih

efektif dari bekerja lebih pintar

(Jack Trout)

Dalam hidup, akan selalu ada orang yg tak menyukaimu,

namun itu bukan urusanmu.

Lakukan apa yg kamu anggap benar dan ENJOY.

Dibalik kebencian orang terhadap kita, sebenarnya

terdapat kekaguman atas yang tidak mereka mampu

atau miliki pada diri kita.

Kupersembahkan karya ini bagi :

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati dan melindungiku

Papa dan Mama tercinta atas doa, kasih sayang dan pengorbanan selama ini

Adik-adikku tersayang

Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Efektivitas Pengobatan Pasien Gangguan Saluran Pencernaan

Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juli

2012” dengan baik.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada program studi Farmasi, Jurusan

Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak dibantu dan

didukung oleh berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada :

1. dr. Y. Wibowo Soerahjo, MMR selaku Direktur Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan

penelitian di Rumah Sakit Panti Rini.

2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma yang telah membantu memberikan ijin pada peneliti untuk

melakukan penelitian di luar kampus.

3. Maria Wisnu Donowati, M.Si, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, saran dan dukungan dalam proses penyusunan

skripsi.

4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku dosen penguji yang telah memberikan saran

dan masukan yang berharga dalam penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

ix

5. Aris Widayati, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan saran

dan masukan yang berharga dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Betty selaku kepala instalasi farmasi Rumah Sakit Panti Rini yang telah

memberikan bimbingan selama penulis melakukan pengambilan data untuk

penelitian ini.

7. Suster A.M. Siti Listiyani selaku Kepala Subseksi Rawat Inap Umum dan

IMC yang telah banyak membantu peneliti dalam proses pengambilan data.

8. Bapak Harry selaku Kepala Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Panti Rini

beserta staf karyawan yang telah mengijinkan dan membantu peneliti dalam

pengambilan data.

9. Ayahanda Budiyanto dan Ibunda Sieny Susilowati yang telah melahirkan,

merawat, menjaga, mengasihi serta mendukung penulis dalam setiap langkah

di kehidupan penulis.

10. Adikku yang terkasih Fransisca Natalia dan Albert Adi Kurniawan atas

perhatian, kasih saying, serta dukungannya kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi ini.

11. Friska, Maria dan Arning atas kekompakan dan kebersamaan selama proses

penyusunan skripsi ini.

12. Teman-teman kos Dewi 2 (Adel, Nindy, Lani, Sheilla, Agnes) atas

dukungannya selama kuliah S1 di Universitas Sanata Dharma.

13. Anak-anak Farmasi angkatan 2009 khususnya FSM kelas C dan FKK kelas B

atas semua dukungan dan canda tawa selama kuliah S1 di Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

x

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa tidak ada yang tidak sempurna di dunia

ini. Segala keterbatasan baik tenaga, pikiran dan waktu yang membuat

penulisan skripsi ini kurang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih

baik lagi. Semoga skripsi ini berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 11 Februari 2013

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vii

PRAKATA ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

INTISARI ........................................................................................................ xvii

ABSTRACT ....................................................................................................... xviii

BAB I PENGANTAR ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1. Permasalahan ..................................................................................... 3

2. Keaslian Penelitian ............................................................................ 3

3. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .............................................................. 7

A. Drug Therapy Problems ........................................................................... 7

B. Dosis dan Frekuensi Pemberian Obat ....................................................... 8

C. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saluran Pencernaan .................................. 8

D. Gangguan Saluran Pencernaan ................................................................. 10

1. Dispepsia ............................................................................................ 10

2. Diare................................................................................................... 11

a. Definisi .......................................................................................... 11

b. Epidemiologi ................................................................................. 11

c. Etiologi .......................................................................................... 12

d. Patofisiologi .................................................................................. 13

e. Manifestasi klinik .......................................................................... 14

f. Strategi terapi ................................................................................ 15

3. Konstipasi .......................................................................................... 17

a. Definisi .......................................................................................... 17

b. Epidemiologi ................................................................................. 17

c. Etiologi .......................................................................................... 17

d. Patofisiologi .................................................................................. 18

e. Manifestasi klinik .......................................................................... 18

f. Strategi terapi ................................................................................ 19

4. Mual muntah ...................................................................................... 20

a. Definisi .......................................................................................... 20

b. Etiologi .......................................................................................... 20

c. Patofisiologi .................................................................................. 21

d. Manifestasi klinik .......................................................................... 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

xii

e. Strategi terapi ................................................................................ 23

5. Peptic Ulcer Disease (PUD) .............................................................. 25

a. Definisi .......................................................................................... 25

b. Epidemiologi ................................................................................. 25

c. Etiologi .......................................................................................... 26

d. Patofisiologi .................................................................................. 26

e. Manifestasi klinik .......................................................................... 27

f. Strategi terapi ................................................................................ 28

E. Keterangan Empiris .................................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 30

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 30

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................... 31

C. Subyek Penelitian ..................................................................................... 33

D. Bahan Penelitian ....................................................................................... 33

E. Tempat Penelitian ..................................................................................... 33

F. Tata Cara Penelitian .................................................................................. 34

G. Tata Cara Analisis Hasil ........................................................................... 35

H. Kesulitan/Keterbatasan Penelitian ............................................................ 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 37

A. Profil Penggunaan Obat Gangguan Saluran Pencernaan Di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta Meliputi Jumlah Macam Dan Golongan Obat ..... 40

B. Evaluasi Efektivitas Pengobatan Pasien Gangguan Saluran Pencernaan

Periode Juli 2012 ...................................................................................... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 51

A. Kesimpulan ............................................................................................... 51

B. Saran ......................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53

LAMPIRAN ..................................................................................................... 58

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I Kategori dan penyebab umum DTPs ........................................... 7

Tabel II Pemberian Oralit yang Diharuskan dalam Tiga Jam Pertama..... 16

Tabel III Oralit yang Harus Diberikan Setiap Habis BAB ........................ 16

Tabel IV Mekanisme dan Penyebab Konstipasi ......................................... 18

Tabel V Golongan Obat-Obat Ulkus Peptikum Dan Contoh Sediaannya 29

Tabel VI Pengelompokkan Berdasarkan Diagnosa Masuk dan

Manifestasi Klinik Pada Pasien Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode 2012 ...................................................... 38

Tabel VII Jenis Cairan Rehidrasi Yang Diberikan Pada Pasien

Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Juli 2012 .............................................................................................. 39

Tabel VIII Pengelompokkan Jumlah Macam Obat Berdasarkan Golongan

Obat yang Diterima Pasien Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012 ......................................................... 40

Tabel IX Pengobatan Pasien Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012 Yang Diduga Mengalami

Masalah Terkait Efektivitas Obat dan Rekomendasi Yang Diberikan ............ 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Anatomi Sistem Saluran Pencernaan ........................................ 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekam Medis Kasus 1 ............................................................ 58

Lampiran 2 Rekam Medis Kasus 2 ............................................................ 60

Lampiran 3 Rekam Medis Kasus 3 ............................................................ 61

Lampiran 4 Rekam Medis Kasus 4 ............................................................ 62

Lampiran 5 Rekam Medis Kasus 5 ............................................................ 63

Lampiran 6 Rekam Medis Kasus 6 ............................................................ 64

Lampiran 7 Rekam Medis Kasus 7 ............................................................ 65

Lampiran 8 Rekam Medis Kasus 8 ............................................................ 66

Lampiran 9 Rekam Medis Kasus 9 ............................................................ 67

Lampiran 10 Rekam Medis Kasus 10 .......................................................... 68

Lampiran 11 Rekam Medis Kasus 11 .......................................................... 69

Lampiran 12 Rekam Medis Kasus 12 .......................................................... 70

Lampiran 13 Rekam Medis Kasus 13 .......................................................... 71

Lampiran 14 Rekam Medis Kasus 14 .......................................................... 73

Lampiran 15 Rekam Medis Kasus 15 .......................................................... 75

Lampiran 16 Rekam Medis Kasus 16 .......................................................... 76

Lampiran 17 Rekam Medis Kasus 17 .......................................................... 77

Lampiran 18 Rekam Medis Kasus 18 .......................................................... 79

Lampiran 19 Rekam Medis Kasus 19 .......................................................... 81

Lampiran 20 Rekam Medis Kasus 20 .......................................................... 82

Lampiran 21 Rekam Medis Kasus 21 .......................................................... 83

Lampiran 22 Rekam Medis Kasus 22 .......................................................... 84

Lampiran 23 Rekam Medis Kasus 23 .......................................................... 85

Lampiran 24 Rekam Medis Kasus 24 .......................................................... 86

Lampiran 25 Rekam Medis Kasus 25 .......................................................... 87

Lampiran 26 Rekam Medis Kasus 26 .......................................................... 88

Lampiran 27 Rekam Medis Kasus 27 .......................................................... 89

Lampiran 28 Rekam Medis Kasus 28 .......................................................... 90

Lampiran 29 Rekam Medis Kasus 29 .......................................................... 91

Lampiran 30 Rekam Medis Kasus 30 .......................................................... 92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

xvi

Lampiran 31 Rekam Medis Kasus 31 .......................................................... 93

Lampiran 32 Rekam Medis Kasus 32 .......................................................... 94

Lampiran 33 Rekam Medis Kasus 33 .......................................................... 95

Lampiran 34 Rekam Medis Kasus 34 .......................................................... 97

Lampiran 35 Pengelompokkan Berdasarkan Jumlah Macam dan Golongan

Obat yang Diterima Pasien Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012 ......................................................... 98

Lampiran 36 Pengobatan Pasien Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012 Yang Diduga Mengalami

Masalah Terkait Efektivitas Obat .................................................................... 101

Lampiran 37 Surat Bukti Penerimaan Penelitian di Rumah Sakit

Panti Rini ......................................................................................................... 102

Lampiran 38 Surat Bukti Selesainya Penelitian di Rumah Sakit

Panti Rini ......................................................................................................... 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

xvii

INTISARI

Pasien gangguan saluran pencernaan dapat menerima obat dengan

macam dan jumlah yang banyak, oleh karena itu diperlukan peran farmasis untuk

melakukan evaluasi pengobatan. Salah satu evaluasi yang dapat dilakukan adalah

efektivitas. Efektivitas pengobatan dapat mempengaruhi kesembuhan pasien.

Evaluasi efektivitas dilihat dari indikasi yang muncul dan dosis obat tidak terlalu

rendah. Penelitian ini melihat profil penggunaan obat dan efektivitas pengobatan

pada pasien gangguan saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, rancangan

penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat prospektif. Data yang digunakan pada

penelitian ini adalah rekam medik pasien dan wawancara tentang kondisi pasien

ke perawat yang bertugas. Efektivitas pengobatan dievaluasi berdasarkan standar

pelayanan RS, evidence based medicine dan kondisi pasien.

Pasien pada penelitian ini berjumlah 34 orang dengan diagnosis masuk

terbanyak adalah gastroenteritis akut (GEA). Diagnosis masuk lainnya adalah

vomitus dan dispepsi ulkus tipe vomitus. Jumlah obat yang paling banyak

diterima oleh pasien GEA dan vomitus adalah 7 macam dan pada pasien dispepsi

ulkus tipe vomitus adalah 5 macam. Golongan obat paling banyak diterima oleh

pasien GEA adalah antidiare probiotik. Golongan obat paling banyak diterima

oleh pasien vomitus adalah antiemetik ondansetron. Obat yang paling banyak

mengalami masalah terkait efektivitas adalah ondansetron dan probiotik.

Kata kunci : efektivitas pengobatan, indikasi, dosis, obat saluran pencernaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

xviii

ABSTRACT

Patients with gastrointestinal disorder may receive many kinds of

medicines. Therefore, it is required that pharmacists should take their

responsibilities related to pharmaceutical care practice on those patients. One of

the pharmaceutical care components is evaluation of the medication effectiveness.

The effectiveness evaluation includes the right indications of the medicines used

and not too low dosage. Therefore, this study evaluates the effectiveness of

medication applied to patients with gastrointestinal disorders at in patient unit of

Panti Rini Hospital Yogyakarta in July 2012.

This study is a non experimental descriptive evaluative with a prospective

approach. Data were collected from medical records of patients with

gastrointestinal disorders during July 2012 and from interviews with nurses in that

unit regarding clinical conditions of the patients. The evaluation was conducted

using the hospital therapeutic guideline and evidences published in journals.

There are 34 cases involve in this study in which the most cases are acute

gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The

highest amount of medicines are 7 and 5 in acute gastroenteritis as well as in

vomitus and in vomitus related to ulcer dyspepsia, respectively. The most

medicines used in AGE is probiotic and in vomitus is ondansetron.

Key word: medication effectiveness, indication, dosage, gastrointestinal

disorders

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pharmaceutical care merupakan salah satu tugas dari farmasis dimana

farmasis mampu bertanggung jawab terhadap obat yang diberikan kepada pasien.

Tujuan pharmaceutical care adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Pengobatan yang efektif dapat dilihat dari pemilihan obat yang digunakan dan

dosisnya (Cipolle and Strand, 2004).

Kesehatan pencernaan dapat dikatakan menentukan keadaan kesehatan

kita secara keseluruhan. Disadari atau tidak, kebanyakan penyakit termasuk

penyakit serius biasanya dimulai dari adanya gangguan pencernaan. Gangguan

pencernaan dapat menyerang segala jenis umur, mulai dari anak-anak, dewasa dan

lansia. Gangguan pencernaan yang muncul dapat berbeda antara orang yang satu

dengan yang lainnya. Seringkali orang beranggapan adanya gangguan pencernaan

merupakan hal yang sepele dan biasanya diabaikan. Padahal gangguan pencernaan

jika diabaikan dapat berbahaya akibatnya. Salah satu contoh gangguan pencernaan

yang sering diabaikan adalah sembelit atau konstipasi. Banyak racun yang

seharusnya telah dibuang melalui buang air besar, tetapi malah terserap kembali

ke dalam tubuh dan dapat menjadi racun yang berbahaya (Pangkalan Ide, 2007).

Macam gangguan pencernaan menurut Dipiro antara lain

Gastroesophageal Reflux Disease, Peptic Ulcer Disease, Inflammatory Bowel

Disease, Nausea and Vomiting, Diarrhea, Constipation and Irritable Bowel

Syndrome, Portal Hypertension and Cirrhosis, Drug-Induced Liver Disease,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

2

Pancreatitis, Viral Hepatitis (Dipiro, 2008). Menurut WHO, pada tahun 2004

insidensi gangguan saluran pencernaan terutama diare memiliki angka kejadian

yang tinggi dibandingkan penyakit lainnya yaitu 4620,4 juta di dunia (WHO,

2008).

Berdasarkan International Database US Census Bureau pada tahun 2003

prevalensi konstipasi di Indonesia sebesar 3.857.327 jiwa (Friedman dan

Grendell, 2003). Prevalensi PUD (peptic ulcer disease) di negara barat/industri

diperkirakan 10% populasi pernah mengalami PUD. Sedangkan di Indonesia

belum ada data lengkap. Diare merupakan penyakit nomor 1 dalam 10 besar

penyakit terbesar di Indonesia (Kemenkes RI, 2011). Kasus Penyakit Diare di

Provinsi D.I.Yogyakarta yang dilaporkan pada tahun 2007 sebesar 54.802 kasus

dengan angka kesakitan sebesar 15,89%. Jumlah kasus tahun 2007 meningkat

dibanding tahun 2006 yang berjumlah 36.875 kasus (Dinas Kesehatan Propinsi

DIY, 2008). Di Indonesia, diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua

terbesar pada balita. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun

atau sekitar 460 balita setiap harinya (Amiruddin, 2007).

Gangguan pada saluran pencernaan dipilih menjadi topik penelitian

karena beragamnya jenis gangguan pencernaan dan banyaknya jumlah obat yang

diberikan ke pasien. Karena penggunaan obat untuk gangguan pencernaan sangat

banyak, maka diperlukan peran farmasis untuk melakukan evaluasi pengobatan.

Salah satu evaluasi pengobatan yang dapat dilakukan oleh seorang farmasis

adalah efektivitas pengobatan. Efektivitas pengobatan berhubungan dengan

pemilihan obat yang sesuai indikasi dan dosis tidak terlalu rendah. Efektivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

3

obat menjadi salah satu faktor penentu kesembuhan dari seorang pasien. Evaluasi

efektivitas dilakukan berdasarkan standar pelayanan RS, kondisi pasien dan

evidence based medicine berupa jurnal-jurnal penelitian yang terkait dengan

efektivitas obat. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

karena pada bulan Juni 2012 didapatkan data penyakit terbanyak yang muncul di

Rumah Sakit Panti Rini adalah gangguan saluran pencernaan terutama

gastroenteritis. Hal ini sesuai dengan data yang didapatkan dari Kemenkes RI

yang mengatakan bahwa diare menjadi penyakit no 1 pada kasus pasien rawat

inap di rumah sakit Indonesia pada tahun 2010.

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

a. Seperti apa profil penggunaan obat yang diberikan pada pasien gangguan

saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta periode Juli 2012 ?

b. Seperti apakah efektivitas pengobatan untuk gangguan saluran pencernaan di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta ?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai Efektivitas Pengobatan Pasien Gangguan Saluran

Pencernaan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode

Juli 2012 belum pernah dilakukan. Akan tetapi, terdapat beberapa penelitian yang

terkait dengan masalah gangguan saluran pencernaan telah dilakukan oleh

beberapa peneliti lain dengan judul sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

4

a. Evaluasi Ketaatan Antara Pasien Yang Diberi Informasi Vs Informasi Plus

Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Pada Pasien Rawat Jalan RS

Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 (Kajian Penggunaan Obat

Saluran Cerna) oleh Sewa. Penelitian ini berjenis eksperimental semu dengan

rancangan analitik deskriptif. Hasil yang didapat adalah ketaatan antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang dihitung berdasarkan jumlah

unit obat golongan saluran cerna non infeksi yang diminum berbeda tidak

bermakna (p=0,447), berdasarkan cara pakai obat berbeda tidak bermakna

(p=1,000) dan aturan pakai pada kelompok taat dan kelompok tidak taat

berbeda tidak bermakna (p=0,997 dan 0,998).

b. Evaluasi Peresepan Kasus Pediatrik Di Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Yang Menerima Resep Racikan Periode Juli 2007 (Kajian Kasus

Gangguan Sistem Saluran Cerna) oleh Marselin. Penelitian ini berjenis non

eksperimental rancangan penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat

prospektif. Hasil yang didapat adalah jumlah kasus gangguan saluran cerna

sebanyak 32 kasus. Jenis DRPs yang terjadi, yaitu : interaksi obat sebanyak 24

kasus, obat tanpa indikasi 31 kasus, dosis terlalu tinggi sebanyak 2 kasus dan

dosis terlalu rendah sebanyak 11 kasus.

c. Evaluasi Drug Related Problems Pada Pengobatan Pasien Stroke Di Unit

Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode Januari Juni 2009 :

Kajian Obat Sistem Pencernaan Dan Sistem Pernapasan oleh Septiana.

Penelitian ini berjenis non eksperimental dengan rancangan deskriptif

evaluative yang bersifat retrospektif. Hasil yang didapat adalah penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

5

obat sistem pencernaan terbanyak pada pasien stroke adalah ranitidine.

Identifikasi DRPs penggunaan obat sistem pencernaan dan sistem pernapasan

pada pasien stroke diperoleh 24 kasus, yang terdiri dari 23 kasus dosis kurang,

2 kasus dosis berlebih dan 1 kasus efek samping dan interaksi obat.

Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan yang telah disebut

diatas adalah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas

pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian terdahulu

terletak pada subyek yang diteliti, tempat penelitian, serta waktu

pelaksanaannya. Penelitian Efektivitas Pengobatan Pasien Gangguan Saluran

Pencernaan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Juli 2012, berjenis eksploratif deskriptif yang bersifat prospektif.

Persamaan dengan penelitian terdahulu terletak pada topik penelitian, yaitu

penyakit pada saluran pencernaan.

3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk

pengambilan keputusan mengenai penggunaan obat gangguan saluran pencernaan

oleh farmasis dan dokter.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengidentifikasi profil penggunaan obat gangguan saluran pencernaan pada

pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode

Juli 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

6

b. Mengetahui efektivitas pemilihan obat untuk pasien gangguan saluran

pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

periode Juli 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Drug Therapy Problems (DTPs)

Drug Therapy Problems adalah masalah yang tidak diinginkan atau yang

mungkin dialami pasien selama proses terapi, sehingga akan mengganggu tujuan

terapi yang sebenarnya. Drug Therapy Problems menjadi tanggungjawab dari

seorang farmasis (Cipolle and Strand, 2004)

Tabel I. Kategori dan penyebab umum Drug Therapy Problems (Cipolle and

Strand, 2004) No DTPs Penyebab

1

Obat tanpa indikasi

(unnecessary drug therapy)

Ada pengobatan yang tidak valid

Adanya polifarmasi untuk pengobatan

tunggal

Lebih baik menggunakan terapi non

farmakologis

Terapi efek samping dari suatu obat

Penyalahgunaan obat, alkohol dan

merokok

2

Butuh tambahan terapi obat

(need for additional drug

therapy)

Ada kondisi medis baru yang

memerlukan tambahan obat

Obat untuk mencegah risiko baru yang

mungkin terjadi

Perlunya pencapaian efek sinergis atau

efek tambahan dari suatu obat

3

Obat yang tidak efektif

(ineffective drug)

Obat yang tidak berguna untuk suatu

kondisi medis

Adanya resistensi obat

Kombinasi obat yang salah

Obat yang digunakan bukan yang efektif

atau bukan yang paling efektif

4

Dosis terlalu rendah

(dosage too low)

Dosis terlalu rendah untuk mencapai

respon yang diharapkan

Waktu pemberian yang tidak tepat

Interaksi obat yang dapat mengurangi

jumlah zat aktif yang ada

Durasi obat yang terlalu singkat

5

Efek samping

(adverse drug reaction)

Obat menyebabkan reaksi yang tidak

diharapkan

Obat yang lebih aman diperlukan untuk

mengurangi faktor risiko

Regimen dosis yang teratur atau berubah

dengan cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

8

Lanjutan Tabel I No DTPs Penyebab

Obat yang menyebabkan reaksi alergi

Kontraindikasi obat berhubungan dengan

faktor risiko

6 Dosis terlalu tinggi (dosage too high)

Dosis terlalu tinggi

Frekuensi pemberian obat yang terlalu

singkat

Durasi pemberian obat terlalu lama

Interaksi obat yang menghasilkan reaksi

toksik

7 Ketidakpatuhan (noncompliance)

Pasien tidak mengerti aturan pakai

Pasien tidak mau minum obat

Pasien lupa minum obat

Harga obat yang terlalu mahal

Pasien tidak dapat menelan atau

menggunakan obat dengan tepat

Obat tidak tersedia untuk pasien

B. Dosis dan Frekuensi Pemberiaan Obat

Apoteker perlu mempertimbangkan regimen obat (dosis dan frekuensi).

Faktor seperti umur, tinggi, bobot dan status penyakit atau terapi obat yang

bersamaan dapat mempengaruhi regimen obat. Obat-obat dengan indikasi

multiterapi, dapat ditetapkan dosis yang berbeda untuk tiap indikasi (Siregar,

2006).

C. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saluran Pencernaan

Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan

mempersiapkannya untuk diasimilasi oleh tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas

bagian-bagian berikut : mulut,faring,esofagus,ventrikulus,usus halus dan usus

besar,tekak,kerongkongan dan lambung (Pearce, 2009).

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar),yaitu tuba

muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus dan organ-organ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

9

aksesoris,seperti gigi,lidah,kelenjar saliva,kandung empedu dan pankreas. Saluran

pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal

(GI) (Sloane, 2004).

Fungsi sistem pencernaan. Fungsi utama sistem ini adalah untuk

menyediakan makanan,air dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang dicerna

sehingga siap diabsorbsi. Pencernaan dapat berlangsung secara mekanik dan

kimia (Sloane, 2004).

Proses-proses dalam kegiatan pencernaan adalah sebagai berikut :

1. Ingesti : masuknya makanan ke dalam mulut.

2. Pemotongan dan pengilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi.

Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan.

3. Peristaltis : gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan

makanan tertelan melalui saluran pencernaan.

4. Digesti : hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil

sehingga absorbsi dapat berlangsung.

5. Absorbsi : pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan

ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh.

6. Egesti (defekasi) : proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna,juga bakteri

dalam bentuk feses dari saluran pencernaan (Sloane, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

10

Gambar 1. Anatomi Sistem Saluran Pencernaan (Enchanted Learning, 2010)

D. Gangguan Saluran Pencernaan

1. Dispepsia

Gangguan perut sebelah atas dan tengah, yang ditandai dengan kembung,

nyeri, mual-mual, perut keras, sampai muntah. Ada dua macam dyspepsia yaitu :

a. ulcus like dyspepsia (nyeri timbul bila terlambat makan/tak ada makanan)

b. dismotoility like dyspepsia (rasa cepat penuh/kenyang, nyeri setelah makan

walau tidak makan banyak).

Walaupun mempunyai tanda yang berbeda, kedua dyspepsia ini

penyebabnya sama, yakni adanya ketidakseimbangan antara factor defensive

(factor pertahanan) dengan factor agresif (factor penyerang). Yang termasuk

factor agresif adalah HCl lambung (yang bila kadarnya tinggi mampu merusak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

11

sel-sel lambung) sedangkan yang dimaksud factor defensive adalah mucus

bikarbonat, PG dan gastrin (Puspitasari, 2010).

2. Diare

a. Definisi

Diare adalah keadaan terjadinya Buang Air Besar (BAB) lebih dari tiga

kali dalam sehari dengan konsistensi encer. Diare digolongkan sebagai diare akut

dan kronis berdasarkan lamanya terjadi diare. Bila diare terjadi selama kurang dari

2 minggu, maka digolongkan diare akut, selebihnya bersifat kronis (Puspitasari,

2010).

Bila diare disebabkan oleh adanya infeksi baik bakteri, parasit maupun

virus, maka disebut diare spesifik. Diare nonspesifik dapat terjadi akibat salah

makan (makanan terlalu pedas sehingga mempercepat peristaltik usus),

ketidakmampuan lambung dan usus dalam memetabolisme laktosa (yang terdapat

dalam susu hewani), sayuran atau buah tertentu (kubis, kembang kol, sawi,

nangka, durian), juga infeksi virus-virus noninvasive yang terjadi pada anak umur

di bawah 2 tahun karena rotavirus. Tanda diare nonspesifik adalah tidak terjadi

kenaikan suhu tubuh penderita, tidak ditemukan lender atau darah di feses

penderita (Puspitasari, 2010).

b. Epidemiologi

Rotavirus masih merupakan penyebab utama diare akut

pada anak-anak di seluruh dunia, baik di negara maju dan berkembang. WHO

Surveillance 2001-2008 menunjukkan bahwa pada anak di bawah usia lima tahun

dirawat karena diare akut, rata-rata 40% kasus disebabkan oleh rotavirus. Sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

12

penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa kejadian

diare akibat rotavirus pada anak-anak berkisar 20% -60% kasus. Namun, ada

beberapa studi mengidentifikasi genotipe strain rotavirus di Indonesia (Kadim,

M., et al., 2011).

Diare akut merupakan masalah umum yang terjadi diseluruh dunia. Di

Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan

pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia

data tentang diare akut karena infeksi mendapat peringkat pertama s/d ke empat

pada pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit (Hendarwanto, 1996).

Di negara maju diperkirakan insiden kasus diare sekitar 0,5-2

episode/orang/tahun sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. Di USA

dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode diare akut pada

dewasa terjadi setiap tahunnya (Manatsathit, S., et al., 2002). WHO

memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan

mortalitas 3-4 juta pertahun (Soewondo, E.S., 2002).

Bila angka itu diterapkan di

Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang dewasa per tahun

(Rani, H.A.A., 2002).

c. Etiologi

1) Diare akut

Rotavirus merupakan penyebab diare nonbakteri (gastroenteritis) yang paling

sering. Bakteri penyebab diare akut antara lain organism Escherichia coli dan

Salmonella serta Shigella. Diare akibat toksin Clostridium difficile dapat

diberikan terapi antibiotik. Penyebab lain diare akut adalah infeksi lain (misal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

13

infeksi traktus urinarius dan pernapasan atas), pemberian makan yang

berlebihan, antibiotik, toksin yang teringesti, irritable bowel syndrome,

enterokolitis dan intoleransi terhadap laktosa (Muscari, 2005).

2) Diare kronis

Biasanya dikaitkan dengan satu atau lebih penyebab berikut ini : sindrom

malabsorbsi, defek anatomis, reaksi alergik, intoleransi laktosa, respon

inflamasi, imunodefisiensi, gangguan motilitas, gangguan endokrin, parasit,

diare non spesifik kronis (Muscari, 2005).

3) Faktor predisposisi diare antara lain usia yang masih kecil, malnutrisi,

penyakit kronis, penggunaan antibiotik, air yang terkontaminasi, sanitasi atau

hygiene buruk, pengolahan dan penyimpanan makanan yang tidak tepat

(Muscari, 2005).

d. Patofisiologi

Patofisiologi bergantung pada penyebab diare.

1) Enterotoksin bakteri menginvasi dan menghancurkan sel-sel epitel usus,

menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit dari sel kripta mukosa.

2) Penghancuran sel-sel mukosa vili oleh virus menyebabkan penurunan

kapasitas untuk absorbsi cairan dan elektrolit karena area permukaan usus

yang lebih kecil.

3) Patofisiologi diare kronis bergantung pada penyebab utamanya (Muscari,

2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

14

Pada dasarnya diare terjadi bila terdapat gangguan transport terhadap

air dan elektrolit pada saluran pencernaan. Mekanisme gangguan tersebut ada

lima kemungkinan, yaitu :

1) Osmolaritas intraluminer yang meningkat (diare osmotic)

2) Sekresi cairan dan elektrolit meningkat (diare sekretorik)

3) Absorbsi elektrolit berkurang

4) Motilitas usus yang meningkat (hiperperistaltik) atau waktu transit yang

pendek

5) Sekresi eksudat (diare eksudat) (Priyanto, 2009)

e. Manifestasi klinik

Berdasarkan tingkat keparahan diare :

1) Diare ringan dengan karakteristik sedikit pengeluaran feses encer tanpa gejala

lain.

2) Diare sedang dengan karakteristik pengeluaran feses cair atau encer beberapa

kali, peningkatan suhu tubuh, muntah dan iritabilitas (kemungkinan), tidak

ada tanda-tanda dehidrasi (biasanya), dan kehilangan berat badan atau

kegagalan menambah berat badan.

3) Diare berat dengan karakteristik pengeluaran feses yang banyak, gejala

dehidrasi sedang sampai berat, terlihat lemah, menangis lemah, iritabilitas,

gerakan yang tak bertujuan, respon yang tidak sesuai, dan kemungkinan

letargi, sangat lemah atau terlihat koma.

4) Gejala-gejala terkait dapat meliputi demam, mual, muntah dan batuk

(Muscari, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

15

f. Strategi terapi

1) Non-farmakologi

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari pemicu

diare. Contohnya, bila tidak mampu memetabolisme laktosa, maka dapat

minum susu nabati (berasal dari kedelai, beras merah). Namun upaya yang

paling penting dalam penanganan diare adalah mengoreksi kehilangan

cairan dan elektrolit tubuh (dehidrasi) dengan penggantian cairan dan

elektrolit secepat mungkin (rehidrasi). Bila masih memungkinkan secara

oral, maka larutan gula garam atau oralit buatan pabrik telah mencukupi

asalkan diberikan sesuai patokan (sesuai umur penderita dan berat

ringannya dehidrasi). Penyebab kematian terbesar pada kasus diare adalah

terjadinya dehidrasi, bukan karena bakteri atau penyebab lainnya

(Puspitasari, 2010).

Berikut ini tanda-tanda dehidrasi :

a) Dehidrasi ringan : mulut kering/bibir kering, kehausan. Cairan yang

keluar jumlahnya sekitar 5% dari berat badan penderita.

b) Dehidrasi sedang : selain mulut kering, kehausan, juga terjadi

penurunan tonus kulit (bila dicubit, kulit akan kembali secara lambat).

Cairan yang keluar berkisar 10% dari berat badan penderita. Urine

mulai sedikit dan warnanya mulai lebih tua dari keadaan normal.

c) Dehidrasi berat : mata cekung, kulit pucat, bila dicubit sangat lambat

kembali, ujung-ujung jari dingin, kesadaran menurun. Urine sudah

tidak keluar atau kalaupun keluar sangat sedikit dan berwarna sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

16

pekat. Cairan yang keluar lebih dari 50% berat badan penderita

(Puspitasari, 2010).

Menjaga agar dehidrasi segera terkoreksi, oralit harus

diberikan dalam 3 jam pertama dari saat terjadinya diare. Bila

penderita muntah, tunggulah sampai sepuluh menit, segera berikan

oralit. Pada anak-anak, bila sulit diberikan langsung, dapat diberikan

sesendok the tiap 1-2 menit (Puspitasari, 2010).

Dapat digunakan rumus : oralit yang diberikan = berat badan

penderita (kg) x 75 ml. Atau dapat juga dilakukan pemberian oralit

sesuai dengan tabel di bawah ini.

Tabel II. Pemberian Oralit yang Diharuskan dalam Tiga Jam Pertama

(Puspitasari, 2010)

Umur Oralit yang Harus Diberikan

< 1 tahun 300 ml (1,5 gelas)

1-4 Tahun 600 ml (3 gelas)

> 5 tahun 1200 ml (6 gelas)

Dewasa 2400 ml (12 gelas)

Selain itu, juga harus diperhatikan pemberian oralit setiap habis BAB.

Tabel III. Oralit yang Harus Diberikan Setiap Habis BAB (Puspitasari, 2010)

Umur Penderita Oralit yang Harus Diberikan Setiap

Habis BAB

< 1 tahun 50-100 ml (0,25-0,5 gelas)

1-5 Tahun 100-200 ml (0,5-1 gelas)

> 5 tahun 200-300 ml (1-1,5 gelas)

Dewasa 300-400 ml (1,5-2 gelas)

2) Farmakologi

Pemberian obat pada diare nonspesifik bertujuan untuk :

a) Mengurangi frekuensi diare dengan zat yang bersifat pengental.

Contoh : kaolin, pectin, bismuth

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

17

b) Mengurangi penyerapan air di usus dengan zat pengecil pori-pori

saluran cerna/adstringensia. Contoh : tannin (dalam the, daun jambu

biji dan buah salak muda).

c) Mengurangi motilitas/gerakan usus dengan zat parasimpatolitik.

Contoh : golongan narkotika (codein, loperamide) (Puspitasari, 2010).

3. Konstipasi

a. Definisi

Konstipasi adalah defekasi abnormal yang tidak teratur dan terjadi

pengerasan feses sehingga sulit untuk dikeluarkan dan terkadang terasa sakit

(Baughman dan Hackley, 2000).

b. Epidemiologi

Konstipasi (sembelit) sudah menjadi masalah umum, terutama di negara

Barat. Di Amerika Serikat, prevalensi konstipasi adalah 2-27% dengan 2,5 juta

kunjungan ke dokter dan hampir 100.000 rawat inap per tahun (Higgins and

Johanson, 2004). Sebuah survei yang dilakukan pada orang dengan usia di atas 60

tahun di beberapa kota di Cina menunjukkan tingginya insiden konstipasi yaitu

sekitar 15-20%. Survei lain yang dilakukan pada orang dengan usia 18-70 tahun

di Beijing menunjukkan ada sekitar 6,07% kasus konstipasi dengan rasio laki-laki

dan perempuan rasio 1: 4 (Chinese Society of Gastroenterology and Chinese

Medical Association, 2004).

c. Etiologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

18

Tabel IV. Mekanisme dan Penyebab Konstipasi (Brooker, 2005) Penyebab Konstipasi

Mekanisme Penyebab

Tidak cukup material di dalam

usus

Kurang serat dalam diet, Kurang asupan cairan

Kontrol neurologis abnormal Cedera saraf spinalis yang memengaruhi sistem

saraf otonom, Penyakit Hirschsprung (kondisi

dinding usus yang tidak memiliki saraf), Faktor

psikologis, dengan efek inhibisi pada inervasi

otonom

Obstruksi Tumor, Penyakit divertikel, Hemoroid,

Abnormalitas congenital

Kehamilan Kadar progesteron tinggi yang menyebabkan

penurunan motilitas pada saluran cerna

Metabolik Diabetes mellitus, Hipotiroidisme, Dehidrasi

Obat-obatan Aluminium (antasid), Antikolinergik, Diuretik, Zat

besi, Analgesia opioid, Verapamil

Penyalahgunaan laksatif Kelebihan penggunaan laksatif dapat menyebabkan

kerusakan saraf di dalam kolon, yang

menyebabkan atonia usus

Lingkungan Apapun yang mencegah defekasi (mis., kurangnya

privasi, toilet yang kotor, toilet yang tidak

memadai)

Imobilitas Kurang beraktivitas menyebabkan usus kurang

aktif, Kesulitan ke toilet

d. Patofisiologi

Ada dua mekanisme yang menyebabkan terjadinya sembelit. Yang

pertama adalah disfungsi motilitas kolon atau dismotilitas. Hal ini biasanya

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : makanan, obat-obatan yang dapat

mengubah motilitas, atau penyakit sistemik (misalnya neurologis, metabolik,

endokrin atau gangguan lainnya). Mekanisme kedua adalah adanya disfungsi

dasar panggul, atau gangguan dari anorectum. Kedua mekanisme konstipasi

tersebut dapat terjadi sekaligus pada beberapa pasien, sehingga sulit untuk

menentukan penyebab pasti terjadinya konstipasi (Sultan, 1994 and Cheung,

2004).

e. Manifestasi Klinik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

19

1. Distensi abdomen, borbogimus (bunyi gaduh dalam usus/keroncongan),

nyeri dan rasa sesak.

2. Penurunan nafsu makan, sakit kepala, keletihan, tidak dapat mencerna,

rasa tak nyaman setelah defekasi (seperti tidak selesai).

3. Mengejan saat defekasi, eliminasi dalam jumlah kecil, keras, feses kering

(Baughman dan Hackley, 2000).

f. Strategi Terapi

1. Terapi non-farmakologi

a) Dilakukan dengan masukan makanan/diet seimbang, yakni

terpenuhinya serat tinggi berasal dari sayuran dan buah-buahan serta

masukan cairan yang memadai (setidaknya delapan gelas per hari).

b) Juga perlu dilakukan latihan otot-otot rectum, yakni dengan

membiasakan BAB setiap hari (Puspitasari, 2010).

2. Terapi farmakologi

Bila dengan terapi nonfarmakologi/tanpa obat tidak berhasil,

barulah dilakukan pemberian obat laksan/pencahar. Jenis pencahar yang

dikenal antara lain :

a) Pencahar pembentuk massa : merupakan pilihan pertama karena

relative aman. Biasanya berasal dari biji atau karbohidrat sebagai

sumber serat tinggi, tapi harus disertai dengan masukan cairan yang

banyak karena obat bekerja dengan memperbesar massa feses dalam

keadaan cairan tinggi di usus besar/kolon. Contohnya : biji Plantago

(Vegeta, dan lain-lain), laktulosa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

20

b) Iritan, yang merupakan senyawa yang mampu memacu kolesistokinin

dan pankreasimin sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus.

Contohnya : alakaloid dari daun Senna, akar klembak?Rhei radix,

alkaloid ricinol dari minyak jarak (oleum ricini), bisakodil.

c) Osmosis, berkaitan dengan penarikan air dari sekitar usus besar oleh

senyawa seperti sorbitol, gliserol, Mg sulfat.

d) Emolien/pelican, berasal dari minyak, yakni paraffin cair (Puspitasari,

2010).

4. Mual dan Muntah

a. Definisi

Muntah dapat dianggap sebagai suatu cara perlindungan alamiah dari

tubuh terhadap zat-zat merangsang dan beracun yang ada dalm makanan. Segera

setelah zat-zat tersebut dikeluarkan dari saluran cerna, muntah juga akan berhenti.

Namun demikian, sering kali muntah hanya merupakan gejala penyakit, misalnya

dari kanker lambung, mabuk darat dan pada masa hamil. Tidak jarang muntah

merupakan efek samping yang tidak nyaman dari obat-obat, seperti

onkolitika/sitolitika, obat Parkinson, digoksin dan sebagai akibat radioterapi

kanker (Tjay, 2007).

b. Etiologi

Penyebab mual dan muntah biasanya sangat mirip. Banyak hal yang

dapat menyebabkan rasa mual antara lain mabuk laut, penyakit tertentu, awal

kehamilan, rasa sakit, terkena racun kimia, stres emosional (takut), penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

21

kandung empedu, keracunan makanan, gangguan pencernaan, berbagai virus, dan

bau (The Cleveland Clinic Foundation, 2010).

Penyebab muntah dapat dibedakan menurut usia. Untuk orang

dewasa, muntah umumnya akibat dari infeksi virus dan keracunan makanan, dan

kadang-kadang akibat dari mabuk dan penyakit di mana seseorang mengalami

demam tinggi. Untuk anak-anak, biasanya muntah terjadi karena infeksi virus,

keracunan makanan, mabuk, makan berlebihan, batuk, dan penyakit di mana anak

mengalami demam. Meskipun jarang, usus yang tersumbat dapat menyebabkan

muntah, biasanya di awal masa bayi (The Cleveland Clinic Foundation, 2010).

Biasanya muntah tidak berbahaya, tetapi dapat menjadi tanda

penyakit yang lebih serius. Beberapa contoh kondisi yang dapat mengakibatkan

mual atau muntah adalah gegar otak, ensefalitis, meningitis, penyumbatan usus,

radang usus buntu, sakit kepala migrain, dan tumor otak (The Cleveland Clinic

Foundation, 2010).

c. Patofisiologi

Muntah pada umumnya didahului oleh rasa mual (nausea), yang

bercirikan muka pucat, berkeringat, liur berlebihan, takikardia dan pernapasan

tidak teratur. Pada saat ini lambung mengendur dan di usus halus timbul aktivitas

antiperistaltik yang menyalurkan isi usus halus bagian atas ke lambung. Gejala-

gejala tersebut kemudian disusul oleh menutupnya glottis (bagian pangkal

tenggorok), napas ditahan, katup oesophagus dan lambung merelaks. Akhirnya

timbul kontraksi ritmis dari diafragma serta otot-otot pernapasan disusul oleh

lambung memunthakan isinya (Tjay, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

22

Muntah diakibatkan oleh stimulasi dari pusat muntah di sumsum

sambung (medulla oblongata) dan berlangsung menurut beberapa mekanisme,

yaitu akibat rangsangan langsung melalui CTZ, atau melalui kulit otak (cortex).

1. Akibat rangsangan langsung dari saluran cerna. Bila peristaltic dan perlintasan

lambung tertunda, terjadilah dispepsi dan mual. Jika gangguan tersebut

menghebat, pusat muntah dirangsang melalui saraf vagus (saraf otak ke-10)

dengan akibat muntah. Susunan makanan dalam hal ini memegang peranan

penting. Pusat muntah dirangsang pula bila terdapat kerusakan pada mukosa

lambung-usus, seperti pada radioterapi dan oleh sitostatika. Organ-organ lain

juga dapat secara langsung merangsang pusat muntah, yaitu jantung (infark)

dan buah zakar (tekanan) (Tjay dan Raharja, 2007).

2. Secara tak langsung melalui CTZ. Chemoreceptor Trigger Zone adalah suatu

daerah dengan banyak reseptor, yang letaknya berdekatan dengan pusat

muntah di sumsusm sambung, tetapi di luar barrier darah otak. Dengan

bantuan neurotransmitter dopamine (DA), CTZ dapat menerima isyarat-isyarat

mengenai kehadiran zat-zat kimiawi asing di dalam sirkulasi. Rangsangan

tersebut lalu diteruskan ke pusat muntah. Menurut perkiraan, CTZ juga

berhubungan langsung dengan darah dan cairan otak (Tjay dan Raharja,

2007).

Obat-obat yang terkenal merangsang kemoreseptor itu sebagai efek samping

adalah glikosida digitalis, alkaloida ergot, estrogen, morfin dan sitostatika.

Menurut mekanisme ini, gangguan pada fungsi labirin (organ keseimbangan di

bagian dalam telinga) juga dapat menimbulkan mual dan muntah, misalnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

23

pada mabuk darat. Gangguan metabolisme keto acidosis dan uremia (adanya

keton/asam dan urea dalam darah) dapat juga menyebabkan muntah. Begitu

pula diabetes dan penyakit ginjal, seperti naik turunnya kadar estrogen atau

naiknya kadar gonadotropin pada wanita hamil (Tjay dan Raharja, 2007).

3. Melalui kulit otak (cortex cerebri), misalnya adakala pada waktu melihat,

mencium. Atau merasakan sesuatu sudah cukup untuk menimbulkan mual dan

muntah (Tjay dan Raharja, 2007).

d. Manifestasi Klinik

1. Produksi air liur meningkat

2. Berkeringat

3. Denyut jantung meningkat

4. Pucat

5. Gerakan-gerakan mual muntah (Virtual Medical Centre, 2002)

e. Strategi Terapi

1. Terapi non-farmakologis

a) Minum minuman yang dingin (seperti air putih)

b) Makan ringan, makanan lunak (seperti biskuit asin atau roti biasa)

c) Hindari gorengan, makanan berminyak, atau manis.

d) Makan secara perlahan dan makan dalam porsi kecil tetapi dengan

frekuensi sering

e) Jangan mencampur makanan panas dan dingin

f) Minum minuman secara perlahan

g) Hindari aktivitas setelah makan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

24

h) Hindari menggosok gigi setelah makan.

i) Memilih makanan yang sesuai tetapi dengan asupan gizi yang cukup

untuk tubuh (The Cleveland Clinic Foundation, 2010)

2. Terapi farmakologis

a) Antihistaminergik

Indikasi :

Motion sickness, Inner-ear disorders. Prometazin juga digunakan

untuk mual dan muntah yang diakibatkan oleh penyebab lain.

b) Antikolinergik

Indikasi :

Motion sickness, Inner-ear disorders, mual dan muntah pasca operasi.

c) Antidopaminergic

Indikasi :

Pengobatan muntah akibat keracunan atau gangguan metabolik

d) Antagonis serotonin 5-HT3

Indikasi :

Muntah akibat pascaoperasi, setelah terapi radiasi, pencegahan

muntah akibat kemoterapi kanker.

e) Antagonis NK1

Indikasi :

Mual dan muntah akibat kemoterapi

f) Antidepresan trisiklik

Indikasi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

25

Mual idiopatik kronis, muntah fungsional, Sindrom muntah siklik

(Cyclic vomiting syndrome), pasien diabetes dengan mual dan muntah

dalam jangka waktu yang lama (Harrison’s Practice, 2009)

5. Peptic Ulcer Disease (PUD)

a. Definisi

Penyakit tukak peptic (PUD) adalah defek pada mukosa gastrointestinal

yang meluas sampai ke mukosa otot yang terjadi di esophagus, lambung atau

duodenum (Brashers, 2008).

b. Epidemiologi

Prevalensi PUD seumur hidup adalah 5%-10%, risiko semakin

meningkat seiring dengan pertambahan usia. Tukak duodenum lebih sering dari

pada tukak lambung dan terjadi pada pasien yang lebih muda, lebih sering

mengenai pria daripada wanita. Puncak terjadinya tukak lambung adalah pada

usia 55-65 tahun dan jarang terjadi sebelum usia 40 tahun, dengan angka insidensi

yang sama antara pria dan wanita. Angka rawat inap untuk PUD semakin

menurun tetapi angka komplikasi (perforasi, perdarahan dan kematian) relatif

stabil (Brashers, 2008).

H.pylori teridentifikasi 95% pada tukak duodenum dan 80%-85% pada

tukak lambung. Di USA, prevalensi H.pylori lebih tinggi pada orang Amerika

keturunan Afrika dan Hispanik. Selain meningkatkan risiko PUD, infeksi H.pylori

meningkatkan risiko adenokarsinoma lambung sampai 9 kali lipat. Di USA,

penggunaan NSAID diperkirakan menyebabkan 100.000 rawat inap dan 10.000-

20.000 kematian per tahun akibat komplikasi gastrointestinal yang berhubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

26

dengan NSAID. Risiko tukak lambung dan tukak duodenum berkisar dari 11%-

30% untuk pasien yang mendapat NSAID harian, jauh lebih tinggi bila pasien

juga mendapat kortikosteroid, juga meningkatkan risiko perdarahan

gastrointestinal atas sebanyak 4 kali lipat, terutama pada lansia (Brashers, 2008).

c. Etiologi

Penyebab utama tukak adalah infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori.

Penyebab lainnya adalah obat-obat antiradang yang bukan senyawa steroid, atau

dikenal dengan NSAIDs (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs), yang

dikonsumsi dalam jangka panjang. Stres dan mengkonsumsi alcohol dalam jumlah

berlebihan tidak dianggap penyebab, namun dapat memperburuk kondisi tukak

yang sudah ada, atau bersama-sama dengan faktor infeksi, obat antiradang dan

merokok akan menyebabkan munculnya tukak. H.pylori merupakan bakteri yang

hidup dan berkembang biak di air minum dan makanan yang tidak ditangani

secara higienis atau dimasak dengan benar. Sebagian besar penderita tukak

memperoleh infeksi H.pylori sejak masa kanak-kanak, namun gejalanya baru

muncul beberapa puluh tahun kemudian. H.pylori merupakan salah satu bakteri

yang tahan terhadap asam lambung, sedangkan sebagian besar bakteri lainnya

akan mati karena tidak tahan asam lambung (Misnadiarly, 2009).

d. Patofisiologi

Infeksi bakteri H.pylori dan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroids

(NSAIDs) menjadi penyebab utama terjadinya tukak lambung. H.pylori

merupakan bakteri gram negative berbentuk spiral yang hidupnya pada bagian

gastrum antrum. Bakteri ini bersifat pathogen. H.pylori menghasilkan sitotoksin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

27

yang dapat memecah pertahanan mucus kemudian menempel di sel epitel

lambung atau usus 12 jari (Misnadiarly, 2009).

Di lambung, bakteri akan menghasilkan karbon dioksida, ammonia dan

produk lain seperti protease, katalase dan fosfolipase yang bersifat toksik. Produk-

produk yang dihasilkan akan terakumulasi sehingga merusak pertahanan mukosa

lambung dan menyebabkan ulcerasi atau tukak (Misnadiarly, 2009).

Selain H.pylori, penggunaan obat NSAIDs (contohnya aspirin,

piroxicam, ibuprofen, meloxicam, dan lain-lain) menjadi penyebab lainnya dari

tukak lambung. Menurut Dipiro, obat NSAIDs dapat menyebabkan tukak

lambung melalui dua cara, mengiritasi epithelium lambung secara langsung atau

melalui penghambatan sintesis prostaglandin. Namun, penghambatan sintesis

prostaglandin merupakan factor dominan penyebab tukak lambung oleh NSAIDs.

Prostaglandin merupakan senyawa yang disintesis di mukosa lambung yang

melindungi fungsi fisiologis tubuh seperti fungsi ginjal, homeostasis dan mukosa

lambung (Misnadiarly, 2009).

e. Manifestasi klinik

1. Dispepsia, termasuk bersendawa, kembung, distensi, dan intoleransi

makanan berlemak

2. Mulas

3. Dada terasa tidak nyaman

4. Hematemesis atau melena akibat adanya perdarahan gastrointestinal

5. Perdarahan secara cepat seperti hematochezia, tetapi jarang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

28

6. Dapat menimbulkan gejala yang hampir mirip dengan anemia (misalnya,

kelelahan, dyspnea)

7. Tiba-tiba dapat mengalami gejala yang menunjukkan terjadinya perforasi

8. Gastritis atau ulcer akibat OAINS mungkin tidak menunjukkan gejala,

terutama pada pasien lanjut usia (Anand, 2012)

f. Strategi terapi

1. Terapi non-farmakologis

a) Makan secara teratur

b) Menyediakan krekers, biscuit atau roti tawar setiap saat agar bisa

mencegah perut terlalu kosong

c) Hindari mengkonsumsi makanan pedas, berbumbu tajam dan berlemak

d) Selama pengobatan, hindari mengkonsumsi makanan yang perlu dikunyah

dan dicernakan cukup lama.

e) Berhenti merokok, karena kandungan nikotin dari rokok akan

memperlambat proses penyembuhan.

f) Kurangi stress, beristirahat dan tidur lebih banyak (Misnadiarly, 2009)

2. Terapi farmakologis

Menurut mekanisme kerjanya, obat-obat ulkus peptikum

dibedakan menjadi :

1) Obat-obat yang mengurangi keasaman lambung

i. Antasid

ii. Antisekresi : Antihistamin-H2, Antimuskarinik, Penghambat pompa

proton

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

29

2) Obat-obat yang memperkuat mekanisme pertahanan mukosa

i. Golongan Sitoproteksi yang bekerja dengan : Meningkatkan

pembentukan PGE-2 dan Pg I-2 dan memperbaiki mikrosirkulasi.

Obat-obat sitoproteksi antara lain adalah Sukralfat, CBS, Setraksat,

Analog PG, Karbenoksolon

ii. Antibiotika untuk H.pylori (Staf Pengajar Departemen Farmakologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,2009)

Tabel V. Golongan Obat-Obat Ulkus Peptikum Dan Contoh Sediaannya (Staf

Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya,2009) Golongan Preparat

1. ANTASID Al-hidroksid, Ca-karbonat, Mg-hidroksid,

Na-bikarbonat

2. ANTISEKRESI

a. H2-bloker

Simetidin, Ranitidin, Famotidin, Nizatidin

b. Antimuskarinik Pirenzepin, Hiosiamin, Mepenzolat

c. Penghambat pompa proton Omeprazol, Lansoprazol

3. SITOPROTEKTIF Bismut kolidal, Sukralfat, Misoprostol

4. KOMBINASI ANTIBIOTIK Amoksisilin, Klaritromisin, Metronidazol

E. Keterangan Empiris

Penelitian mengenai Efektivitas Pengobatan Pasien Gangguan Saluran

Pencernaan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode

Juli 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai profil penggunaan

obat saluran cerna dan adanya kejadian terkait efektivitas dalam pengobatan yang

terjadi di RS Panti Rini. Hasil penelitian diharapkan pula dapat dijadikan bahan

pertimbangan dan masukan dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian Efektivitas Pengobatan Pasien Gangguan Saluran Pencernaan

Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012

merupakan penelitian non eksperimental, rancangan penelitian deskriptif evaluatif

yang bersifat prospektif.

Penelitian non eksperimental merupakan penelitian yang dilakukan

dengan cara mengobservasi tanpa ada manipulasi atau intervensi dari peneliti.

Data pada penelitian deskriptif evaluatif diperoleh dari lembar catatan medik yang

kemudian dievaluasi berdasarkan studi pustaka dan kemudian dideskripsikan

dengan memaparkan fenomena yang terjadi dan ditampilkan dalam bentuk tabel

dan gambar. Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti

tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa

terjadi, oleh karena itu penelitian ini tidak memerlukan adanya suatu hipotesis

(Nursalam, 2008).

Penelitian prospektif merupakan penelitian yang bersifat longitudinal

dengan mengikuti proses perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan waktu.

Tujuan penelitian prospektif ini dimaksudkan untuk menemukan insidensi

penyakit pada kelompok yang terpajan oleh faktor risiko maupun pada kelompok

yang tidak terpajan, sehingga dapat diketahui apakah terdapat hubungan sebab

akibat antara pajanan dan penyakit yang diteliti (Budiarto dan Anggraeni, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

31

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi data rekam

medik pasien selama perawatan sedang berlangsung dan wawancara tentang

kondisi pasien ke perawat yang bertugas.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah macam, jumlah dan dosis obat gangguan

saluran pencernaan yang digunakan.

2. Definisi Operasional

a. Kasus dalam penelitian ini adalah kasus pasien rawat inap yang

menggunakan obat gangguan sistem saluran pencernaan di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012.

b. Gangguan saluran pencernaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

dyspepsia, PUD (Peptic Ulcer Disease), diare, konstipasi serta mual dan

muntah yang ditegakkan oleh diagnosa masuk dari dokter.

c. Profil penggunaan obat yang dimaksud meliputi macam dan golongan

obat yang diterima pasien. Penggolongan obat dilakukan dengan pustaka

MIMS Edisi 10 2010/2011

d. Efektivitas adalah obat yang diberikan sesuai dengan indikasi dan

diagnosis yang telah ditentukan serta jumlahnya cukup. Evaluasi

efektivitas tidak termasuk cairan infus yang diberikan. Evaluasi

efektivitas berdasarkan standar pelayanan RS, evidence based medicine

berupa jurnal/artikel penelitian yang terkait dengan efektivitas obat dan

disesuaikan dengan kondisi pasien. Jurnal/artikel yang digunakan adalah

:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

32

1) Evidence Based Medicine On Acute Diarrhea In Children

2) Acute Gastroenteritis: From Guidelines To Real Life

3) Peran Probiotik Pada Diare Akut Anak

4) Khasiat Klinik Pemberian Probiotik Pada Diare Akut Nonspesifik

Bayi Dan Anak

5) Oral Diosmectite Reduces Stool Output And Diarrhea Duration In

Children With Acute Watery Diarrhea

6) Treatment Of Acute Diarrhea In Adults With Dioctahedral Smectite

(Smecta) : A Prospective Randomized Study

7) Zinc For The Treatment Of Diarrhea : Effect On Diarrhea

Morbidity, Mortality And Incidence Of Future Episodes

8) Acute Infectious Diarrhea

9) Antibiotics For The Empirical Treatment Of Acute Infectious

Diarrhea In Children

10) Therapeutic Guidelines Antibiotic

11) A Review On The Management Of Acute Gastroenteritis In Children

12) European Society for Paediatric Gastroenterology, Hepatology, and

Nutrition/European Society for Paediatric Infectious Diseases

Evidence-based Guidelines for the Management of Acute

Gastroenteritis in Children in Europe

13) World Gastroenterology Organisation practice guideline : Acute

diarrhea

14) Treatment Options For The Eradication Of Intestinal Protozoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

33

15) Peptic Ulcer Disease

16) Penanganan Demam Pada Anak

17) Demam Pada Anak

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian meliputi : pasien yang dirawat inap di bangsal Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 dengan mengalami gangguan

pencernaan sebagi keluhan utamanya. Kriteria inklusi subyek adalah pasien yang

dirawat di bangsal Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang menerima terapi

obat sistem saluran pencernaan pada bulan Juli 2012 serta keluhan utama pasien

berupa gangguan pencernaan. Bahan penelitian meliputi catatan medik pasien

termasuk peresepannya. Kriteria eksklusi subyek adalah pasien yang mengalami

gangguan pencernaan tetapi bukan merupakan keluhan utama.

Sebagai subyek wawancara adalah perawat, dokter dan apoteker yang

bekerja di bangsal Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar catatan medik dan form

pemantauan pasien yang menerima resep obat gangguan sistem saluran

pencernaan dan dirawat inap di bangsal Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

periode Juli 2012 yang ditulis oleh dokter dan perawat mengenai data klinis

pasien.

E. Tempat Penelitian

Penelitian Efektivitas Pengobatan Pada Pasien Gangguan Saluran

Pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

34

Juli 2012 dilakukan di bangsal Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta untuk kasus

rawat inap.

F. Tata Cara Penelitian

Terdapat tiga tahapan dalam penelitian ini, yaitu tahap orientasi, tahap

pengambilan data dan tahap analisis data.

1. Tahap Orientasi

Pada tahap orientasi ini peneliti mencari informasi mengenai insidensi

gangguan saluran pencernaan di bangsal Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

Selain itu, untuk mencari teknis pengambilan data yang sesuai sehingga tidak

menggangu aktivitas di bangsal tersebut.

2. Tahap pengambilan data

Pada tahap ini, pengambilan data terbagi menjadi 2, yaitu pengambilan

data primer dan pengambilan data sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara bertanya langsung

kepada perawat yang menanggani kasus pasien dengan gangguan saluran

pencernaan.

Data sekunder dikumpulkan adalah dari catatan medis pasien. Data yang

dikumpulkan meliputi identitas, tanda vital, riwayat pengobatan, riwayat penyakit,

lama tinggal di rumah sakit, anamnesis, diagnosis, obat yang diberikan (terapi)

dan data laboratorium serta keterangan kesembuhan pasien.

3. Tahap Analisis Data

Data yang diperoleh, diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dengan

beberapa keterangan, yaitu tabel tentang golongan obat, dosis serta cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

35

pemakaian, tanggal pemberian obat, data laboratorium, tanda vital, waktu

penggunaan obat oleh pasien, serta nama obat yang diberikan kepada pasien di

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang menerima obat gangguan sistem saluran

pencernaan.

Data tersebut kemudian dievaluasi berdasarkan standar RS, evidence

based medicine berupa jurnal-jurnal penelitian yang terkait dengan efektivitas

obat dan disesuaikan dengan kondisi pasien. Penggolongan macam obat yang

diterima oleh pasien berdasarkan MIMS.

G. Tata Cara Analisis Hasil

1. Persentase berdasarkan manifestasi klinik pada pasien dengan diagnosis

GEA, vomitus, dyspepsia, konstipasi dan peptic ulcer disease (PUD).

Persentase dilakukan dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap

kelompok manifestasi klinik dibagi jumlah total pasien yang mengkonsumsi

obat gangguan saluran pencernaan lalu dikali 100%.

2. Persentase berdasarkan jumlah macam obat gangguan pencernaan yang

diterima oleh pasien dan kemudian dikelompokkan menurut golongan obat.

Persentase dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus yang

menggunakan jumlah macam obat gangguan pencernaan dan kemudian

dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus pasien dikalikan 100%.

3. Mengevaluasi pola peresepan dan kerasionalan terapi, dengan cara

mengidentifikasi obat yang tidak efektif.

4. Hasil evaluasi efektivitas obat akan disajikan dalam bentuk tabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

36

H. Kesulitan/Keterbatasan Penelitian

Kesulitan dalam metode penelitian ini adalah membandingkan efektivitas

obat yang diterima pasien dengan evidence based medicine berupa jurnal/artikel

penelitian yang ada disebabkan karena susahnya memperoleh jurnal yang bersifat

obyektif. Jurnal/artikel yang didapatkan biasanya merupakan penelitian di

beberapa populasi saja, sehingga informasi yang didapatkan mungkin ada yang

tidak bisa diterapkan ke populasi lain yang lebih luas. Selain itu pada evaluasi

dosis obat yang terlalu rendah (terutama untuk terapi simptomatik) sulit

disimpulkan secara pasti dikarenakan peneliti tidak langsung mengunjungi pasien.

Hanya sebatas melihat dari catatan medis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai Efektivitas Pengobatan Pasien Gangguan Saluran

Pencernaan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode

Juli 2012 dilakukan dengan cara menelusuri kasus pasien rawat inap yang

terdiagnosis gastroenteritis dan peptic ulcer disease atau memiliki manifestasi

klinik berupa diare, mual muntah, dyspepsia dan konstipasi yang dapat

mengindikasikan terjadinya gangguan saluran pencernaan.

Hasil dan pembahasan penelitian ini akan dibahas menjadi beberapa

bagian, yaitu profil penggunaan obat gangguan saluran pencernaan di Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta meliputi jumlah macam dan golongan obat dan

kerasionalan terapi kasus pasien di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta terkait

efektivitas pengobatan.

Selama periode Juli 2012, terdapat 42 pasien yang dirawat di bangsal

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang menggunakan obat gangguan saluran

pencernaan, dengan 34 pasien yang memenuhi kriteria penelitian. Ditemukan 21

orang dengan diagnosis masuk gastroenteritis akut (GEA), 12 orang dengan

diagnosis masuk vomitus dan 1 orang dengan diagnosis masuk dispepsi ulkus tipe

vomitus. Selama penelitian tidak ditemukan pasien dengan diagnosis masuk

peptic ulcer disease dan konstipasi. Data manifestasi klinik pada Tabel VI. dapat

menunjukkan pasien dengan diagnosa masuk yang sama dapat memiliki

manifestasi klinik yang berbeda. Sehingga dalam pengobatannya pun dapat

berbeda tiap pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

38

Tabel VI. Pengelompokkan Berdasarkan Diagnosa Masuk dan

Manifestasi Klinik Pada Pasien Gangguan Saluran Pencernaan di

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012

Pada penelitian ini, semua pasien yang menjadi subyek penelitian

menerima terapi rehidrasi cairan sebagai pertolongan pertama. Cairan rehidrasi

yang diberikan kepada pasien diberikan secara intravena. Jenis cairan rehidrasi

yang paling banyak diberikan oleh pasien adalah ringer laktat (RL). Jumlah pasien

yang menerima ringer laktat sebanyak 19 pasien.

Hasil

Diagnosa

Manifestasi Klinik Jumlah kasus

(No. Kasus)

Persentase

(%)

GEA

Diare 1 (27)

61,76

Demam 1 (5)

Diare, dehidrasi 1 (29)

Diare, demam, dehidrasi 1 (32)

Mual muntah, diare, demam,

dehidrasi, kejang

1 (33)

Mual muntah, diare 3 (1,3, 21)

Mual muntah, diare, kembung 1 (2)

Mual muntah, diare, dehidrasi 2 (16, 24)

Mual muntah, demam,

dehidrasi

1 (19)

Mual muntah, diare, demam,

dehidrasi

2 (4, 26)

Mual muntah, diare, demam 6 (6, 7, 10, 12,

17, 25)

Mual muntah, diare, kembung,

demam

1 (23)

Vomitus

Mual muntah 4 (8, 13, 18, 22)

35,29

Mual muntah, diare, demam 2 (9, 11)

Mual muntah, demam 2 (15, 31)

Mual muntah, dehidrasi 2 (28, 30)

Mual muntah, demam, kejang,

dehidrasi

1 (14)

Mual muntah, diare, dehidrasi 1 (34)

Dispepsi

ulkus tipe

vomitus

Perut panas, mual muntah 1 (20) 2,94

Konstipasi - -

Peptic ulcer

disease

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

39

Tabel VII. Jenis Cairan Rehidrasi Yang Diberikan Pada Pasien

Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah Sakit Panti Rini

YogyakartaPeriode Juli 2012 Jenis Cairan Elektrolit Jumlah Pasien Yang

Menerima Cairan Elektrolit

No.Kasus

RL 19 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13,

15, 16, 22, 24, 25, 29, 30,

31, 32, 34

RL dan NS 1 21

RL dan D5% 1 20

RL dan KA-EN 3A 1 17

RL dan KA-EN 1B 3 18, 23, 27

RL, KA-EN 3A dan Tridex

27A

1 3

RL, KA-EN 3B dan Tridex

27B

1 12

RL, KA-EN 1B dan Tridex

27A

1 33

KA-EN 3A 1 26

KA-EN 1B 3 4, 6, 28

KA-EN 1B dan Tridex 27A 1 19

KA-EN 3A dan RL 1 17

Keterangan :

Komposisi Ringer Laktat (RL) Per L : Na lactate 3.1 g, NaCl 6 g, KCl 0.3 g,

CaCl2 0.2 g, air untuk injeksi ad 1000 ml

Komposisi KA-EN 1B Per L : Na 38.5 mEq, Cl 38.5 mEq, glucose 37.5 g

Komposisi KA-EN 3A Per L : Na 60 mEq, K 10 mEq, Cl 50 mEq, lactate 20

mEq, glucose 27 g

Komposisi Tridex 27A Per L : Na 60 mEq, Cl 50 mEq, K 10 mEq, lactate 20

mEq, anhydrous glucose 100 g (NaCl 2.34 g, KCl 0.75 g, Na lactate 2.24 g, water

for injection 1000 ml)

Komposisi Tridex 27B Per L : Na 50 mEq, Cl 50 mEq, K 20 mEq, lactate 20

mEq, anhydrous glucose 100 g (NaCl 1.75 g, KCl 1.55 g, Na lactate 2.24 g, water

for injection 1000 ml)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

40

A. Profil Penggunaan Obat Gangguan Saluran Pencernaan Di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta Meliputi Jumlah Macam Dan Golongan Obat

1. Jumlah Macam Obat

Seluruh pasien dalam penelitian di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

periode Juli 2012 di kelompokkan berdasarkan jumlah macam obat yang diterima

selama menjalani perawatan di rumah sakit. Jumlah obat paling banyak yang

diterima oleh pasien GEA adalah 7 macam (diazepam, paracetamol, probiotik,

digestan, metamizole Na, hyosine-n-butylbromide, ondansetron). Tujuh macam

obat tersebut diberikan pada pasien dengan diagnosis GEA yang memilki

manifestasi klinik berupa mual muntah, diare, demam, dehidrasi, kejang. Jumlah

obat paling banyak yang diterima oleh pasien vomitus adalah 7 macam

(metronidazole, kaolin pektin, Zn sulfat heptahydrat, domperidone, cefixime,

ondansetron, ranitidin). Tujuh macam obat tersebut diberikan pada pasien dengan

diagnosis vomitus yang memilki manifestasi klinik berupa mual muntah,

dehidrasi. Jumlah obat yang diterima oleh pasien dispepsi ulkus tipe vomitus

adalah 5 macam (sukralfat, pantoprazole, ranitidin, ondansetron, cefotaxime).

Tabel VIII. Pengelompokkan Jumlah Macam Obat Berdasarkan

Golongan Obat yang Diterima Pasien Gangguan Saluran Pencernaan di

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012 Diagnosa

Masuk

Pengobatan Jumlah

GEA

Golongan Jenis Obat

AD

Probiotik + kaolin pectin 5

Probiotik 8

Probiotik + Zn sulfate

heptahydrate + kaolin pektin

2

Probiotik + loperamid 1

Probiotik + Dioctahedral smectite 1

Kaolin pectin 2 Attapulgite 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

41

Lanjutan Tabel VIII Diagnosa

Masuk

Pengobatan Jumlah

GEA Golongan Jenis Obat

ANOAP Paracetamol 11

AB Cotrimoxsazol 5

Cefotaxime 1

ABAM Metronidazol 2

VMP Kolostrum 2

OAINS Metamizole Na 10

AE Ondansentron 13

D Pancreatin, bromelain,

dimethylpolisiloxane

1

Pancreatin, dimethylpolisiloxane 1

ASP Hyosine-N-butylbromide 1

AS Diazepam 2

ANARAU Ranitidin 3

Sukralfat + Pantoprazole 1

RGIT Domperidon 1

Metoclorpramid 1

Vomitus AE Ondansentron 11

VMP Kolostrum 2

ANOAP

Paracetamol 3

Paracetamol & n-asetilsistein 1

ANARAU

Ranitidin 3

Pantoprazole 2

Omeprazole 1

OAINS Metamizole Na 5

AD

Probiotik + kaolin pectin 2

Attapulgite + loperamid 1

Probiotik 2

Kaolin pectin + Zn sulfate

heptahydrate

1

AB

Cotrimoxsazol 4

Cefixime 3

RGIT

Domperdone + metoclorpramid 1

Domperidone 2

ASP Chlordiazepoxide, clidinium,

Hyosine-N-butylbromide

1

ABAM Metronidazole 2

D Pancreatin, dimethylpolisiloxane 1

Dispepsi ulkus

tipe vomitus

ANARAU Sukralfat + pantoprazole + ranitidine 1

AE Ondansentron 1

AB Cefotaxime 1

PUD (peptic

ulcer disease)

- - -

Konstipasi - - -

Keterangan

AD : antidiare

ANOAP : analgesik non opiat, antipiretik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

42

AB : antibiotik

VMP : vitamin&mineral pediatrik

OAINS : obat anti inflamasi non steroid

AE : antiemetik

AS : ansiolitik

D : digestan

ASP : antispasmodik

ANARAU : antacid, antirefluks, antiulserasi

RGIT : regulator GIT, antiflatulen, antinflamasi, antiemetik

ABAM : antibiotik, antiamuba

2. Jumlah Golongan Obat

Seluruh pasien dalam penelitian di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

periode Juli 2012 di kelompokkan berdasarkan golongan obat yang diterima

selama menjalani perawatan di rumah sakit. Semua obat yang diberikan kepada

pasien berupa kombinasi. Golongan obat yang paling banyak diberikan kepada

pasien GEA adalah antidiare. Obat antidiare yang sering diberikan adalah berisi

probiotik dan diterima oleh 17 pasien. Golongan obat yang paling banyak

diberikan kepada pasien vomitus adalah antiemetik. Obat antiemetik yang sering

diberikan adalah berisi ondansentron dan diterima oleh 11 pasien.

B. Evaluasi Efektivitas Pengobatan Pasien Gangguan Saluran Pencernaan

Periode Juli 2012

Berdasarkan hasil evaluasi efektivitas pengobatan pasien gangguan

saluran pencernaan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Juli 2012, ditemukan masalah terkait efektivitas obat yang digunakan

tidak sesuai dengan literatur. Masalah tentang efektivitas obat yang ditemukan

paling banyak adalah pada penggunaan antiemetik dan antidiare. Antiemetik yang

digunakan paling banyak berisi zat aktif ondansentron, dimana pemberian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

43

ondansentron menurut literature seharusnya dilakukan secara single dose sesuai

berat badan pasien. Tetapi pada kasus pasien, pemberian ondansentron dilakukan

beberapa kali dalam sehari. Antidiare yang digunakan paling banyak berupa

probiotik, dimana pemberian probiotik lebih tepat pada kasus diare non spesifik

dan diare yang disebabkan rotavirus. Pada beberapa kasus sering dijumpai

probiotik diberikan pada kondisi diare akibat bakteri dan pemberiannya

bersamaan dengan antibiotik. Probiotik dapat diberikan pada kasus diare akibat

bakteri/parasit tetapi dengan catatan hanya sebagai terapi tambahan saja jika

diperlukan dan pemberiannya pun harus diberi jeda waktu ketika akan diberikan

antibiotik.

Menurut Takvani (2009) pada penelitiannya yang berjudul evidence

based medicine on acute diarrhea in children, dikatakan bahwa untuk mengatasi

mual muntah yang terjadi pada anak dengan GEA dapat diberikan ondansetron

single dose dengan dosis 0,1-0,3 mg/kg. Ondansetron tidak disarankan untuk

diberikan secara terus menerus. Menurut Chow (2010) dalam review artikel yang

berjudul acute gastroenteritis from guidelines to real life dikatakan ondansentron

untuk pemberian secara iv diberikan dengan dosis 0.1-0.15mg/kg BB. Dosis

maksimum ondansetron yang dapat diberikan adalah 4 mg. Diantara agen

antiemetic lainnya ondansentron memiliki efek samping paling minimal. Selain

itu potensi interaksi dengan obat lain cukup kecil jika dibandingkan dengan agen

antiemetik lainnya.

Dari hasil penelitian didapatkan penggunaan probiotik sering ditemukan

pada kasus diare infeksi bakteri, probiotik juga digunakan bersamaan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

44

antibiotik. Hal ini belum didukung dengan adanya literatur. Menurut Gunawan

(2007) pada penelitiannya yang berjudul peran probiotik pada anak, dikatakan

bahwa probiotik efektif pada diare akibat rotavirus. Menurut Alasiry (2007) pada

penelitiannya yang berjudul khasiat klinik pemberian probiotik pada diare akut

nonspesifik bayi dan anak, dikatakan bahwa probiotik efektif pada diare akut non

spesifik.

Masalah tentang efektivitas obat yang ditemukan lainnya adalah terkait

penggunaan :

1. Antiemetik (metochlorpramide dan domperidone)

Menurut Chow (2010) dalam review artikel yang berjudul acute

gastroenteritis from guidelines to real life dikatakan metochlorpramid dapat

menyebabkan efek samping salah satunya berupa reaksi ekstrapiramidal.

Reaksi ekstrapiramidal dilaporkan dapat terjadi pada sekitar 25% anak.

Terjadinya reaksi ekstrapiramidal tidak dipengaruhi oleh dosis maupun rute

pemberian. Oleh karena itu pemberiaanya pada anak-anak perlu diperhatikan.

Domperidone merupakan antiemetik yang bekerja secara sentral dan perifer

tetapi tidak mengakibatkan reaksi ekstrapiramidal seperti metochlorpramide.

Walaupun tidak menimbulkan reaksi ekstrapiramidal, penggunaan

domperidone juga perlu diperhatikan. Domperidone diberikan kepada pasien

seperlunya saja (sesuai manifestasi klinik yang muncul).

2. Antidiare (kaolin pectin, dioktahedral smektite, loperamid, Zn sulfat

heptahydrate dan attapulgite)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

45

Kaolin pectin, loperamid dan attapulgite merupakan antidiare yang ditujukan

untuk mengobati diare non spesifik. Ketiga agen antidiare tersebut tidak tepat

jika diberikan pada kasus diare akibat infeksi bakteri. Tetapi kaolin pektin dan

attapulgite tidak direkomendasikan untuk pengobatan GEA pada anak. Tidak

ada bukti-bukti yang cukup kuat untuk merekomendasikan pemberian kaolin

pektin dan attapulgite pada kasus GEA anak (Guarino, A., et al., 2008).

Menurut (Shek, K.C., et al., 2004) pada review artikel yang berjudul A review

on the management of acute gastroenteritis in children juga dikatakan bahwa

kaolin pektin tidak mengurangi durasi dan frekuensi BAB. Penggunaan

adsorben mungkin dapat menyerap nutrien dan enzim dalam tubuh.

Menurut (Dupont, 2009) pada penelitiannya yang berjudul oral diosmectite

reduces stool output and diarrhea duration in children with acute watery

diarrhea, pemberian antidiare dioktahedral smektite efektif diberikan pada

anak-anak dengan kasus diare akibat rotavirus. Dioktahedral smectite dapat

menurunkan frekuensi buang air besar pada anak. Dioktahedral smectite tidak

disarankan untuk digunakan pada orang dewasa. Menurut (Cheung, 2006)

pada penelitiannya yang berjudul treatment of acute diarrhea in adults with

dioctahedral smectite (Smecta) : a prospective randomized study, dikatakan

bahwa penggunaan dioktahedral smektit pada pasien diare dewasa tidak

mengubah durasi/frekuensi buang air besar.

Menurut (World Gastroenterology Organisation practice guideline, 2008),

salah satu penatalaksanaan tambahan pada diare adalah dengan memberikan

zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari untuk anak dan 10mg/hari untuk bayi di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

46

bawah 6 bulan. Penelitian zinc for treatment of diarrhea : effect on diarrhea

morbidity, mortality and incidence of future episode (Walker and Black, 2010)

mengatakan zinc merupakan terapi yang efektif untuk diare dan dapat

mengurangi angka kesakitan dan kematian terutama jika digunakan di Negara

dengan pendapatan yang rendah. Dosis pemberian zinc pada dewasa adalah 8-

11 mg/hari (UMMC, 2011).

Penggunaan semua agen antidiare ini harus disesuaikan dosisnya sesuai

pustaka/formularium yang ada.

3. Antibiotik (cotrimoksazole, cefotaxim, metronidazole dan cefixime)

Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah E.coli. Jika tidak

terdapat tanda infeksi bakteri yang spesifik, diduga diare yang muncul adalah

akibat dari E.coli. Menurut (Thielman and Guerrant, 2004) pada jurnal yang

berjudul acute infectious diarrhea, antibiotik yang direkomendasikan untuk

mengatasi E.coli adalah fluorokuinolon atau cotrimoksazol.

Pada jurnal antibiotics for the empirical treatment of acute infectious diarrhea

in children (Santos, 2006), antibiotik sefalosporin generasi ketiga seperti

cefotaxime dan cefixim juga dapat digunakan untuk diare akibat infeksi

bakteri. Sefalosporin generasi ketiga merupakan antibakteri spectrum luas dan

efek samping lebih kecil jika dibandingkan dengan fluorokuinolon. Tetapi

sefalosporin generasi ketiga ini lebih ditujukan pemberiaanya untuk diare

infeksi akut untuk anak. Sefalosporin generasi ketiga terutama ceftriakson

dapat memberikan hasil yang baik dan setara dengan pemberian

fluorokuinolon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

47

Pada penelitian juga didapatkan cefotaxim diberikan pada pasien dengan

kondisi ulkus. Tetapi pada kasus tidak dilakukan tes adanya H.pylori. Pada

pemeriksaan darah, didapatkan nilai leukosit tinggi. Hal ini mengindikasikan

adanya infeksi bakteri. Seharusnya pasien memerlukan tes adanya H.pylori,

sehingga dapat diberikan terapi antibiotic yang tepat. Pengobatan ulkus akibat

H.pylori dapat diberikan triple terapi (PPI + klaritromisin +

amoxicillin/metronidazole) atau quadrupole terapi (PPI/H2 blocker + bismuth

subsalisilat + metronidazole + tetrasiklin/amoxicillin/klaritromisin) (Dipiro,

2008).

Untuk penangganan diare infeksi pada dewasa lebih disarankan menggunakan

fuorokuinolon karena lebih aktif dalam melawan enteropatogen, penetrasi ke

jaringan dan intraseluler cukup baik dan aman untuk digunakan orang dewasa.

Metronidazol merupakan terapi lini pertama untuk mengatasi amoebiasis.

Untuk mengeradikasi kista pathogen dan mencegah kekambuhan,

metronidazole harus dikombinasi dengan diloxanide furoate (anak : 7mg/kg,

max 500 mg) dan diberikan tiap 8 jam selama 10 hari (Therapeutic Guidelines

Antibiotic, 2000).

4. OAINS (Metamizole Na)

Metamizole Na memiliki indikasi analgesik, antipiretik dan antiinflamasi.

Metamizole digunakan jika obat analgesik antipiretik lainnya sudah tidak

mampu memperbaiki kondisi pasien. Untuk mengatasi demam dan inflamasi

yang terjadi pada pasien sebaiknya tidak langsung diberikan metamizole Na.

Metamizole Na juga memiliki efek samping berupa agranulositosis. Di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

48

Indonesia frekuensi pemakaian metamizole Na cukup tinggi dan kejadian

agranulositosis telah dilaporkan terjadi, tetapi data tentang angka kejadiannya

belum pasti karena sistem pelaporan data efek samping yang belum memadai

(Ganiswarna, 1995). Disarankan pengobatan langsung ke sumber yang diduga

penyebab demam atau inflamasi.

5. Antasid, Antirefluks, Antiulserasi (pantoprazole, ranitidine)

Untuk mengatasi ulkus atau kenaikan asam lambung, terapi pertama yang

dapat diberikan adalah antasida atau H2 blocker. Jika kondisi tidak membaik,

terapi diganti dengan proton pump inhibitor (PPI). Dosis pemberian

disesuaikan dengan pustaka/formularium yang ada dan sesuai kondisi pasien.

6. Analgesik dan antipiretik seperti paracetamol

Parasetamol digunakan sebagai terapi simptomatik untuk mengatasi demam

pada pasien. Paracetamol cukup diberikan seperlunya jika demam terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

49

Tabel IX. Pengobatan Pasien Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012 Yang Diduga Mengalami Masalah

Terkait Efektivitas Obat dan Rekomendasi Yang Diberikan Nama obat Permasalahan efektivitas

yang ditemukan

Rekomendasi No. Kasus

Antiemetik

Ondansetron HCl Pemberian ondansetron

secara multi dose

Dosis yang diberikan terlalu

rendah

Ondansetron diberikan secara

single dose dengan dosis 0,1-

0,3 mg/kgBB (Chow, 2010

and Takvani, 2009)

Pemberian ondanetron harus

disesuaikan dengan kondisi

pasien

1, 2, 3, 4, 7,8, 9,

10, 11,12, 13, 15,

16, 17, 18, 20,

22, 24, 25, 26,

28, 29, 31, 33, 34

Metochlorpramide Pemberian untuk anak-anak

padahal ESO cukup besar

Perlu dilakukan pengawasan

terhadap respon dari obat atau

ganti dengan antiemetik lain

(Chow, 2010)

6, 31

Domperidone Diberikan ke pasien tetapi

tidak ada tanda mual muntah

Berikan sesuai gejala yang

dialami pasien/kalau perlu

saja (Chow, 2010)

11, 12, 30, 31

Antidiare

Probiotik Probiotik diberikan pada

kasus diare infeksi akibat

bakteri

Dosis terlalu rendah

Probiotik lebih tepat jika

diberikan pada kasus diare

non spesifik atau pada diare

akibat rotavirus. Probiotik

dapat diberikan pada diare

infeksi bakteri/amuba tetapi

hanya sebagai terapi tambahan

di samping antibiotik yang

diberikan. Pemberian

probiotik dan antibiotik juga

harus diberi jeda waktu.

Dosis disesuaikan

pustaka/formularium

(Gunawan, 2007 dan Alasiry,

2007)

1, 3, 5, 9, 10, 16,

18, 23, 25, 27,

28, 29, 33

Kaolin pectin Kaolin pectin diberikan pada

diare infeksi

Kaolin pektin tidak efektif

untuk diare anak, ganti dengan

Zn sulfat (Shek, 2004 and

Guarino, 2008)

3, 12, 17, 18, 23,

27, 29, 30, 32, 34

Dioktahedral Smektit Dosis yang diberikan terlalu

rendah

Dosis disesuaikan

pustaka/formularium

(Formularium Panti Rini)

4

Loperamid Diberikan pada kasus diare

infeksi

Loperamid hanya digunakan

untuk kasus diare non spesifik

dan diare kronik. Jika

diperlukan antidiare dapat

digunakan zinc 8-11 mg/hari

(Farthing, 2008 and UMMC,

2011)

1, 23

Zn Sulfat

Heptahydrate

Dosis yang diberikan kurang Dosis disesuaikan

pustaka/formularium

(Formularium Panti Rini)

29

Attapulgite Diberikan pada kasus diare

infeksi

Attapulgite digunakan pada

kasus diare non spesifik. Pada

kasus ini attapulgite dapat

diganti dengan zinc 8-11

mg/hari (UMMC, 2011)

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

50

Lanjutan Tabel IX Nama obat Permasalahan efektivitas

yang ditemukan Rekomendasi No. Kasus

Antibiotik Cotrimoksazole Dosis yang diberikan terlalu

rendah

Dosis disesuaikan

pustaka/formularium

(Formularium Panti Rini)

9, 11, 27

Cefotaxim Diberikan untuk mengatasi

ulkus

Diberikan pada kasus GEA

pasien dewasa

Lakukan pemeriksaan adanya

H.pylori.

Antibiotik diganti dengan

kombinasi klaritromisin +

amoxicillin/ metronidazole +

proton pump inhibitor

Diganti dengan antibiotik

kuinolon/ cotrimoksazol

(Thielman, 2004 and Dipiro,

2008)

22, 1

Metronidazole Diberikan tetapi tidak terjadi

amoebiasis

Mengganti dengan

cotrimoksazole (Farthing,

2006)

18, 30

Cefixime Diberikan tetapi tidak

terdapat tanda terjadi infeksi

bakteri

Berikan sesuai indikasi

(Santos, 2006)

15, 31

Obat Anti Inflamasi Non Steroid

Metamizole Na Langsung diberikan jika ada

tanda-tanda inflamasi

Tidak perlu diberikan

metamizole Na untuk terapi

simptomatik dalam mengatasi

demam/inflamasi yang terjadi.

Disarankan pengobatan

langsung ke sumber yang

diduga penyebab demam atau

inflamasi (Ganiswarna, 1995)

5, 6, 9, 10, 12,

14, 17, 18, 19,

25, 26, 31, 33

Antasid, Antirefluks, Antiulserasi

Pantoprazole Diberikan sebagai terapi

awal pada ulkus

Sebagai terapi awal lebih

disarankan menggunakan H2

blocker (Malfertheiner, 2009)

13, 15

Ranitidin Dosis yang diberikan kurang

Diberikan ke pasien tetapi

tidak ada tanda adanya

kenaikan asam lambung atau

terjadinya ulkus

Dosis disesuaikan

pustaka/formularium dan

disesuaikan dengan kondisi

pasien (Formularium Panti

Rini)

1, 9, 13, 17, 24

Analgesik & Antipiretik

Paracetamol Paracetamol tetap diberikan

walau suhu badan sudah

turun

Paracetamol diberikan

bersama dengan Metamizole

Na yang memiliki efek

farmakologis berupa

antipiretik, analgesik,

antinflamasi

Paracetamol diberikan

seperlunya saja jika pasien

mengalami demam

Pemberian paracetamol dan

Metamizole Na cukup salah

satu saja, tergantung dari

kondisi pasien (Ismoedijanto,

2000 dan Lubis, 2011)

6, 10, 14, 23, 25,

27, 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Jumlah obat paling banyak yang diterima oleh pasien GEA adalah 7 macam

(diazepam, paracetamol, probiotik, digestan, metamizole Na, Hyosine-N-

butylbromide, ondansetron). Jumlah obat paling banyak yang diterima oleh

pasien vomitus adalah 7 macam (metronidazole, kaolin pectin, Zn sulfate

heptahydrate, domperidone, cefixime, ondansetron, ranitidine). Jumlah obat

yang diterima oleh pasien dispepsi ulkus tipe vomitus adalah 5 macam

(sukralfat, pantoprazole, ranitidine, ondansetron, cefotaxim). Golongan obat

paling banyak yang diterima oleh pasien GEA adalah antidiare yang berupa

probiotik. Golongan obat paling banyak yang diterima oleh pasien vomitus

adalah antiemetic ondansetron.

2. Masalah tentang efektivitas obat yang ditemukan paling banyak adalah pada

penggunaan antiemetik ondansetron dan antidiare yang berupa probiotik.

Dosis dan frekuensi pemberian ondansetron tidak sesuai dengan literatur yang

ada. Serta banyaknya pemberian probiotik pada kasus diare akibat bakteri.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang evaluasi penggunaan antiemetik

dan probiotik pada pasien gangguan saluran pencernaan dan perlu dilakukan

wawancara yang lebih mendetail kepada dokter atau perawat untuk

mengetahui pengobatan gangguan saluran pencernaan yang diberikan ke

pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

52

2. Rumah sakit perlu mengevaluasi ulang pengobatan yang diberikan pada

pasien gangguan saluran pencernaan terutama terhadap penggunaan

antiemetik dan probiotik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

53

DAFTAR PUSTAKA

Alasiry, E., Abbas, N., Daud, D., 2007, Khasiat Klinik Pemberian Probiotik pada

Diare Akut Nonspesifik Bayi dan Anak, Sari Pediatri, 8(3), 36-41

Amiruddin, R., 2007, Current Issue Kematian Anak karena Penyakit Diare,

http://ridwanamiruddin.com/2007/10/17/current-issue-kematian-anak-

karena-penyakit-diare/, diakses pada 28 April 2012

Anand, B.S., 2012, Peptic Ulcer Disease Clinical Presentation, http://emedicine.

medscape.com/article/181753-clinical, diakses pada 18 Juli 2012

Baughman, D.C., Hackley, J.C., 2000, Keperawatan Medikal Bedah, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 331

Bhutta, Z.A., Bird, S.M., Black, R.E., Brown, K.H., Gardner, J.M., Hidayat A.,

2000, Therapeutic effects of oral zinc in acute and persistent diarrhea in

children in developing countries: pooled analysis of randomized controlled

trials, Am J Clin Nutr, 72:1516–1522

Budiarto, E., dan Anggraeni, D., 2003, Pengantar Epidemiologi, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 129

Brashers, V.L., 2008, Aplikasi Klinis Patofisiologis : Pemeriksaan Dan

Manajemen, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 213-214

Brooker, C., 2005, Ensiklopedia Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, hal. 78

Cheung, O., Wald, A., 2004, Review article: the management of pelvic floor

disorders, Aliment Pharmacol Ther, 19, 481-495.

Cheung, K.H., and Yuen, W.L., 2006, Treatment of acute diarrhea in adults with

dioctahedral smectite (Smecta) : a prospective randomized study, Hong

Kong j.emerg,med, 13 (2), 84-89

Chow, C.M., Leung, A.K.C., Hon, K.L., 2010, Acute gastroenteritis: from

guidelines to real life, dovepress, 3, 97-112

Cipolle, RJ and Strand, L.M., 2004, Pharmaceutical care Practice The Clinician’s

Guide, Second Edition, McGraw-Hill,New York

Chinese Society of Gastroenterology and Chinese Medical Association, 2004,

Consensus of the guidelines for the diagnosis and treatment of chronic

constipation, Chinese J Digestive Dis, 5, 134.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

54

Dipiro, Joseph T.et al, 2008, Pharmacotheraphy : A Pathophysiologic Approach,

Seventh Edition, Mc Graw Hill Companies, Inc., New York, USA, pp.547-

693

Dupont, C., et al., 2009, Oral Diosmectite Reduces Stool Output and Diarrhea

Duration in Children With Acute Watery Diarrhea, Clinical

Gastroenterology and Hepatology, 7, 456-462

Enchanted Learning, 2010, Human Digestive System, http://www.enchanted

learning.com/subjects/anatomy/digestive/, diakses pada tanggal 13 Juli

2012

Farthing, M.J.G., 2006, Treatment options for the eradication of intestinal

protozoa, Nature Publishing Group, 3(8), 437

Farthing, M., et al., 2008, World Gastroenterology Organisation practice guideline

: Acute diarrhea, WGO, 1-29

Ganiswarna, S.G., 1995, Farmakologi dan Terapi, FKUI,Edisi 4, Jakarta, hal. 55,

216-217, 507

Guarino, A., et al., 2008, European Society for Paediatric Gastroenterology,

Hepatology, and Nutrition/European Society for Paediatric Infectious

Diseases Evidence-based Guidelines for the Management of Acute

Gastroenteritis in Children in Europe, JPGN, 46(2), 106

Gunawan, S., 2007, Peran Probiotik pada diare akut anak, Ebers Papyrus, 13(3),

113-123

Harrison’s Practice, 2009, Nausea and Vomiting, http://www.harrisonspractice.

com/practice/ub/view/Harrisons%20Practice/141133/all/Nausea+and+Vom

iting, diakses pada 18 Juli 2012

Hemming, M., 2000, Therapeutic Guidelines Antibiotic, Version 11, Therapeutic

Guidelines Limited, Australia, pp. 59

Hendarwanto, 1996, Diare akut Karena Infeksi, Pusat Informasi dan Penerbit

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta,hal. 451-57

Higgins, P., Johanson, J.F., 2004, Epidemiology of constipation in North

America: a systematic review, Am J Gastroenterol, 92 (9), 750.

Ismoedijanto, 2000, Demam Pada Anak, Sari Pediatri, 2(2), 103-108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

55

Kadim, M., Hegar, B., Firmansyah, A., Soenarto, Y., 2011, Epidemiology of

Rotavirus diarrhea in children under five : A hospital-based surveillance in

Jakarta, Paediatr Indones, 51 (3), 138.

Kemenkes RI, 2011, Profil Kesehatan Indonesia, Kemenkes RI, 2011, Jakarta,

hal.41

Lubis, I.N.D., and Lubis, C.P., 2011, Penanganan Demam Pada Anak, Sari

Pediatri, 12(6), 409-418

Malfertheiner, P., Chan, F.K.L., McColl, K.E.L, 2009, Peptic ulcer disease,

thelancet, 10(1016), 1-13

Manatsathit, S., Dupont, H.L., Farthing, M.J.G., et al, 2002, Guideline for the

Management of acute diarrhea in adults, Journal of Gastroenterology and

Hepatology, 17, 54-71

Marselin, 2008, Evaluasi Peresepan Kasus Pediatrik Di Bangsal Anak Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta Yang Menerima Resep Racikan Periode Juli

2007 (Kajian Kasus Gangguan Sistem Saluran Cerna)

Misnadiarly, 2009, Mengenal Penyakit Organ Cerna : Gastritis (Dyspepsia atau

Maag), Infeksi Mycobacteria pada Ulcer Gastrointestinal, Pustaka Populer

Obor, Jakarta, hal. 49-59

Musacari, M.E., 2005, Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 113-115

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan Ed.2, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, hal. 80-81

Pangkalan Ide, 2007, Seri Diet Korektif, PT Elex Media Komputindo, Jakarta,

hal.20

Pearce, E.C., 2009, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, hal.212

Priyanto, A., Lestari, S., 2009, Endoskopi Gastrointestinal, Penerbit Salemba

Medika, Jakarta, hal. 86

Puspitasari, I., 2010, Jadi Dokter Untuk Diri Sendiri, PT Bentang Pustaka,

Yogyakarta, hal. 61-76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

56

Rani, H.A.A., 2002, Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang

Dewasa, Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI,

Jakarta, hal. 49-56

Santos, D.R.D., Silva, L.R., Silva, N., 2006, Antibiotics for the Empirical

Treatment of Acute Infectious Diarrhea in Children, BJID, 10(3), 217-227

Septiana, 2010, Evaluasi Drug Related Problems Pada Pengobatan Pasien Stroke

Di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode Januari Juni

2009 : Kajian Obat Sistem Pencernaan Dan Sistem Pernapasan

Sewa, 2009, Evaluasi Ketaatan Antara Pasien Yang Diberi Informasi Vs

Informasi Plus Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Pada Pasien

Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 (Kajian

Penggunaan Obat Saluran Cerna)

Shek, K.C., et al., 2004, A review on the management of acute gastroenteritis in

children, Hong Kong j.emerg.med, 11(3), 158

Shinta, K., Hartantyo, Wijayahadi, N., 2011, Pengaruh probiotik pada diare akut :

penelitian dengan 3 preparat probiotik, Sari Pediatri, 13 (2), 89-95

Siregar, C.J.P., 2006, Farmasi Klinik : Teori dan Penerapan, EGC, Jakarta, hal.

14, 111

Sloane,E.,2004, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula,Penerbit Buku Kedokteran

EGC,Jakarta, hal.281

Soewondo, E.S., 2002, Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious

Diarrhoea), Airlangga University Press, Surabaya, hal. 34 – 40.

Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya,2009,Kumpulan Kuliah Farmakologi, Ed.2, Penerbit Buku

Kedokteran EGC,Jakarta, hal. 80

Sultan, A.H., Kamm, M.A., Hudson, C.N., 1994, Pudendal nerve damage during

labour: prospective study before and after childbirth, Br J Obstet

Gynaecol, 101, 22-28

Takvani, H.K., 2009, Evidence Based Medicine On Acute Diarrhea In Children,

FIAP

The Cleveland Clinic Foundation, 2010, Nausea and Vomiting,

http://my.clevelandclinic.org/symptoms/nausea/hic_nausea_and_vomiting.a

spx, diakses pada tanggal 13 Juli 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

57

Thielman, N.M., and Guerrant, R.L., 2004, Acute Infectious Diarrhea, NEJM.,

350 (1), 38-47

Tjay , T.H., Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting Kasiat, Penggunaan dan

Efek-efek sampingnya, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, hal.280

UMMC, 2011, Zinc, http://www.umm.edu/altmed/articles/zinc-000344.htm,

diakses pada 26 Januari 2013

Virtual Medical Centre, 2002, Symptoms Nausea and Vomiting (Emesis),

http://www.virtualmedicalcentre.com/symptoms.asp?sid=8&title=nausea-

and-vomiting-emesis, diakses pada 21 Juli 2012

Walker, C.L.F., and Black, R.E., 2010, Zinc for the treatment of diarrhea : effect

on diarrhea morbidity, mortality and incidence of future episodes,

International Journal of Epidemiology, 39, 163-169

WHO, 2008, The Global Burden Of Disease 2004 Update, WHO Press,

Switzerland, pp. 28

Zein, U., 2004, Diare Akut Infeksius Pada Dewasa, e-USU Repository, 1-8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

58

Lampiran 1. Rekam Medik Kasus 1

Nama : M No. RM :

199814

Jenis

Kelamin :

Laki-laki

Umur : 54

tahun

Tgl Masuk : 2 Juli 2012

Anamnese : lemes, mual, muntah Tgl Pulang : 4 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Sembuh

Diagnosa Akhir : GEA, dyspepsia, dislipidemia

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai

Normal

Satuan 2/7/2012 3/7/2012 4/7/2012

Hb 13-18 g/dl 14,4

Lekosit 4,0-11,0 ribu/mmk 14,3

Limfosit 12,0-44 % 11,7

Monosit 0,0-11,2 % 8

Neutrofil 35,0-88,7 % 76,4

Basofil 0,0-2,5 % 0,6

Hematokrit 40-54 % 43,6

Eritrosit 4,5-6,5 juta/mmk 5,75

Ureum <50 mg/dl 41

Kreatinin 0,67-1,17 mg/dl 1

SGOT (AST) 0-38 u/L 34,4

SGPT (ALT) 0-41 u/L 27,5

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 3,8

Natrium 136-145 mmol/L 139

Klorida 97-111 mmol/L 101

Kolesterol total <201 mg/dl 205

trigliserida <200 mg/dl 102

Pemeriksaan Faeces Secara Makroskopis

Konsistensi (cair), warna (coklat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Faeces Secara Mikroskopis

Semua hasil pemeriksaan faeces secara mikroskopis negatif

Tanda Vital

Suhu (oC) 36,4

Nadi (x/menit) 76 60

Nafas (x/menit) (-)

TD (mmHg) 105/60 ;

130/100

130/70 120/70 ;

120/80 ;

110/80

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Loperamide 2mg 3x1 tab p.o

Lacidofil 2x1 p.o

Livalo 1x1 tab p.o

Cedantron 4 mg

(k/p)

3x1 Ampul injeksi

Ranitidin 50 mg /

2 ml

1/12 Jam injeksi

Meconeuro

500

mcg

1/24 jam injeksi

Cefotaxim 1 g/12 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

59

Infus RL RL (IGD), 500,

500

500, 500

Obat Yang Dibawa Pulang

Starcef 2 x 100 mg, Livalo 1 x 1, Ranitidin 2 x 1, Meconeuro 2 x 1

Penilaian

1. Penggunaan loperamide seharusnya tidak diperlukan pada kasus ini karena diare diakibatkan

karena adanya infeksi bakteri yang ditunjukkan dengan adanya leukositosis.

2. Pemilihan Cedantron (Ondansetron HCl) sudah tepat dan dosis cukup tetapi frekuensi

pemberian tidak sesuai pada literature.

3. Pemberian ranitidine sudah tepat dan dosis yang diberikan sudah cukup. Tetapi frekuensi

pemberian tidak sesuai dengan literature.

4. Pemberian cefotaxime tidak diperlukan

Rekomendasi

1. Cedantron (Ondansetron HCl) seharusnya diberikan secara single dose, dosis maksimal

untuk dewasa adalah 4mg. Pada 3 Juli tidak perlu diberikan cedantron lagi karena sudah

tidak ada gejala mual muntah.

2. Ranitidine dapat diberikan dengan frekuensi 3-4 x per hari dengan dosis 50 mg.

3. Penggunaan Lacidofil (probiotik) hanya sebagai terapi tambahan saja dan harus diberi jeda

waktu dengan pemberian antibiotik.

4. Untuk antidiare dapat diberikan zinc 8-11 mg jika perlu

5. Ganti cefotaxim dengan antibiotik kuinolon (misal ciprofloxcacin 500 mg 2x1

/cotrimoksazole 960 mg 2x1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

60

Lampiran 2. Rekam Medik Kasus 2

Nama : MR

No. RM :

199813 Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 1

tahun Tgl masuk : 2 Juli 2012

Anamnese : diare cair, muntah,

kembung BB : 7 kg Tgl keluar : 3 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA

Status pulang :

membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 2/7/2012 3/7/2012

Hb 12-14 g/dl 11,6

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 8,8

Limfosit 12,0-44 % 51,4

Monosit 0,0-11,2 % 9,5

Neutrofil 35,0-88,7 % 32,9

Basofil 0,0-2,5 % 3,6

Hematokrit 36,0-44,0 % 34,7

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 4,45

Tanda vital

Suhu (oC)

36,5 36

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Cedantron

4

mg 1/5 amp iv

Lacto-B 2x1 sachet

infus RL 10 tetes per menit

500 (UGD),

500. 500 500

Obat Yang Di Bawa Pulang

Lacto B 2 x 1

Penilaian

1. Pemberian cedantron (Ondansetron HCl) untuk mual muntah sudah tepat pemberiannya,

karena cedantron diberikan dalam dosis tunggal, tetapi jumlah dosis yang diberikan terlalu

tinggi 1/5 ampul (0,8 mg).

2. Lacto-B yang merupakan probiotik sudah tepat pemberiannya karena pada kasus ini diare

yang terjadi bukan akibat bakteri tetapi diduga akibat virus. Dimana pemberian probiotik

lebih efektif pada diare akibat rotavirus.Dosis lacto-B yang diberikan juga sudah cukup.

Rekomendasi

1. Cedantron (Ondansetron HCl) seharusnya cukup diberikan 0,7 mg saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

61

Lampiran 3. Rekam Medik Kasus 3 Nama : YT No. RM :

199828

Jenis

Kelamin :

Laki-laki

Umur :

2,5 tahun

Tgl Masuk : 2 Juli

2012

Anamnese : diare, muntah BB = 10 kg Tgl Pulang : 4 Juli

2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang :

Sembuh

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 2/7/2012 3/7/2012

Hb 12-14 g/dl 12

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 17,5

Limfosit 12,0-44 % 1,54

Monosit 0,0-11,2 % 4,2

Neutrofil 35,0-88,7 % 15,02

Basofil 0,0-2,5 % 0,5

Hematokrit 36,0-44,0 % 36

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 4,5

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 4,5

Natrium 136-145 mmol/L 141

Klorida 97-111 mmol/L 106

Pemeriksaan Faeces Secara Makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (coklat), lendir (+), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Faeces Secara Mikroskopis

Lekosit (+)

Tanda Vital

Suhu (oC) 36 37

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Lacto-B 2x1 p.o

San prima 2x1 cth

Neokaolana 2x1 cth

Cendantron 2x 1/5 ampul injeksi

Ondancentron 1/5 Ampul

Infus KA-EN 3A 10-12 tpm makro 500 (IGD)

Infus RL 300

Infus Tridex 27 A 500, 500

Penilaian

1. Pemberian San prima (Co-trimoxazole) sudah tepat karena diare yang terjadi pada kasus

ini diperkirakan akibat infeksi bakteri. Dosis yang diberikan juga sudah cukup.

2. Pemberian odancetron sudah tepat tetapi dosis yang diberikan terlalu rendah (0,8 mg).

Rekomendasi

1. Odancetron seharusnya cukup diberikan dengan dosis antara 1mg-3mg secara single dose.

Cedantron (Ondansetron HCl) tidak perlu diberikan karena berisi zat aktif yang sama

yaitu odancetron dimana odancetron harus diberikan secara single dose pada pasien.

2. Pemberian Neokaolana (Kaolin dan Pectin) seharusnya tidak diperlukan.

3. Pemberian Lacto-B (probiotik) hanya sebagai terapi tambahan saja dan harus diberi jeda

waktu dengan pemberian cotrimoksazole.

4. Jika diperlukan dapat diberikan anti diare berisi Zn sulfat 20 mg/hari selama 10 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

62

Lampiran 4. Rekam Medik Kasus 4 Nama : S No. RM :

188530

Jenis Kelamin :

Laki-laki

Umur :

5 tahun

Tgl Masuk : 3 Juli

2012

Anamnese : diare, muntah BB = 8,7 kg Tgl Pulang : 4 Juli

2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang :

Sembuh

Diagnosa Keluar : Diare cair akut, anemia

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 3/7/2012 4/7/2012

Hb 12-14 g/dl 10,3

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 8,4

Limfosit 12,0-44 % 39,5

Monosit 0,0-11,2 % 1,60

Neutrofil 35,0-88,7 % 40,4

Basofil 0,0-2,5 % 0,8

Hematokrit 36,0-44,0 % 31,1

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 3,78

Pemeriksaan Faeces Secara Makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (kuning), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Faeces Secara Mikroskopis

Lekosit (+), amilum (+)

Tanda vital

Suhu (oC) 38,3

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Smecta 3 g 3 x 1/3 sachet p.o

Lacto B 3 x 1 sachet p.o

Sanmol 3 x 3/4 cth p.o

Trovensis 4 mg 3 x 1 mg injeksi iv

Antrain 1g/2ml (k/p) 100 mg injeksi

KA-EN 1B 16 t pm micro 500, 500

Penilaian

1. Pemberian smecta (Dioktahedral Smektit) sudah tepat.Tetapi dosis smecta terlalu rendah.

2. Pemberian Lacto-B sudah tepat dan dosisnya cukup.

3. Pemberian sanmol (paracetamol) untuk terapi simptomatik tepat, dosis sudah cukup.

4. Pemilihan trovensis (Ondansetron) sudah tepat tetapi frekuensi pemberian cukup 1x

sehari.

Rekomendasi

1. Smecta (Dioktahedral Smektit) seharusnya dapat diberikan 3x ½ sachet.(dapat diberikan

sampai 5 hari jika masih diperlukan)

2. Pada 4 Juli tidak perlu diberikan sanmol (paracetamol).

3. Trovensis (Ondansetron) yang diberikan cukup 0,87 mg-2,61mg mg secara single dose.

4. Berikan digestan (misalnya Elsazym for children 1 sachet per hari) untuk mengatasi

malabsorpsi amilum.

5. Lakukan monitoring amilum dan leukosit pada feses.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

63

Lampiran 5. Rekam Medik Kasus 5

Nama : WI

No. RM :

189133

Jenis Kelamin :

Laki-laki

Umur : 1

tahun

Tgl Masuk : 3

Juli 2012

Anamnese : rewel, panas, sariawan,

lemas, kulit kering BB = 8 kg

Tgl Pulang : 6

Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA

Status Pulang :

Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil

Nilai

Normal Satuan 3/7/2012 4/7/2012 5/7/2012 6/7/2012

Hb 12-14 g/dl 11,8

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 16,7

Limfosit 12,0-44 % 32,3

Monosit 0,0-11,2 % 14,9

Neutrofil 35,0-88,7 % 48,1

Basofil 0,0-2,5 % 1,5

Hematokrit 36,0-44,0 % 36,3

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 4,90

Tanda vital

Suhu (oC) 39,6 39 37 36

Nama Obat

Dosis dan Cara

Pemberian

Lacto B 3 x 1 sachet p.o

Sanmol 3 x 1 cth

Biostrum 2 x 1/2 cth p.o

Ketokonazole

1x1 +

antalgin 500

Novalgin 200 mg injeksi

Infus RL 12 tpm makro 500 500 500

Penilaian

1. Sanmol (paracetamol) sebagai terapi simptomatik untuk demam sudah tepat dan dosis

yang diberikan cukup.

2. Pemberian biostrum (kolostrum) sudah tepat dan dosis yang diberikan cukup. Biostrum

merupakan terapi penunjang yang berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan.

Rekomendasi

1. Novalgin (Metamizole Na) tidak perlu diberikan.

2. Pemberian Lacto-B (probiotik) pada pasien seharusnya tidak diperlukan, karena tidak

terdapat tanda-tanda diare.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

64

Lampiran 6. Rekam Medik Kasus 6 Nama : RZ No. RM :

199854

Jenis

Kelamin :

Laki-laki

Umur : 8

bulan

Tgl Masuk : 3 Juli 2012

Anamnese : diare, muntah, lemes,

tidak mau makan

BB : 7,5 kg

Tgl Pulang : 6 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 3/7/2012 4/7/2012 5/7/2012 6/7/2012

Hb 12-14 g/dl 13,3

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 19,5

Limfosit 12,0-44 % 24,4

Monosit 0,0-11,2 % 15,6

Neutrofil 35,0-88,7 % 57,7

Basofil 0,0-2,5 % 1,6

Hematokrit 36,0-44,0 % 40

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 5,13

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 5

Natrium 136-145 mmol/L 136

Klorida 97-111 mmol/L 104

Pemeriksaan Faeces Secara Makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (kuning pucat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Faeces Secara Mikroskopis

Lekosit (+), lemak (++)

Tanda Vital

Suhu (oC) 37,6 38 36 36

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Gavistal ¼ ampul

Lacto B 2 x 1 sachet p.o

Sanmol k/p 3 x 0,8 ml Biostrum 2 x 1/2 cth p.o

Novalgin/

Antrain

80 mg k/p

Infus KA-EN

1B

500 (IGD) 500 500 500

Penilaian

1. Pemberian lacto-B (probiotik) sudah tepat dan dosis yang diberikan cukup.

2. Pemberian sanmol (paracetamol) digunakan secukupnya untuk terapi simptomatik, dosis sudah

cukup.

3. Pemberian biostrum (kolostrum) sudah tepat dan dosis yang diberikan cukup. Biostrum merupakan

terapi penunjang untuk diare yang juga dapat berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan.

4. Pemberian gavistal (metochlorpramide) sebagai anti emetic sebaiknya dihindarkan karena efek

samping dari metochlorpramide cukup besar.

Rekomendasi

1. Tidak perlu diberikan Novalgin (Metamizole Na).

2. Pada 5 Juli tidak perlu diberikan sanmol (paracetamol).

3. Gavistal (metochlorpramide) mungkin dapat diganti dengan odansentron yang diberikan secara

single dose dengan dosis 0,75 mg-2,25mg.

4. Berikan digestan (misalnya Elsazym for children ½ sachet per hari) untuk mengatasi malabsorpsi

lemak.

5. Jika diperlukan dapat diberikan anti diare berisi Zn sulfat 20 mg/hari selama 10 hari

6. Monitoring lemak dan leukosit pada feses.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

65

Lampiran7. Rekam Medik Kasus 7

Nama : G

No. RM :

194586

Jenis Kelamin :

Laki-laki Umur : 1 tahun

Tgl Masuk : 5

Juli 2012

Anamnese : demam, muntah,

diare

BB = 8,5 kg

Tgl Pulang : 6 Juli

2012

Diagnosa Utama : GEA

Status Pulang :

Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 5/7/2012 6/7/2012

Hb 12-14 g/dl 12,4

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 11,7

Limfosit 12,0-44 % 49

Monosit 0,0-11,2 % 10,6

Neutrofil 35,0-88,7 % 38,6

Basofil 0,0-2,5 % 1,3

Hematokrit 36,0-44,0 % 38

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 5,13

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 4,8

Natrium 136-145 mmol/L 140

Klorida 97-111 mmol/L 110

Pemeriksaan Faeces Secara Makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (kuning), lendir (-), darah (-), pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Faeces Secara Mikroskopis

Lemak (+)

Tanda Vital

Suhu (oC) 36,2 36

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Lacto B 2 x 1 sachet p.o

Cendantron 1 mg/12 jam injeksi

Infus RL 12 tpm makro 500, 500

Penilaian

1. Pemberian lacto-B (probiotik) sudah tepat dan dosisnya cukup. Lacto B (probiotik)

lebih efektif diberikan pada diare yang disebabkan bukan karena bakteri. Dimana

pada kasus ini dimungkinkan diare bukan akibat bakteri tetapi rotavirus yang

ditunjukkan pada nilai limfosit yang tinggi.

2. Pemilihan Cedantron (Ondansetron HCl) dan dosis yang diberikan sudah tepat

tetapi frekeuensi pemberian yang tertulis tidak sesuai dengan literature yang ada.

Rekomendasi

1. Cedantron (Ondansetron HCl) cukup diberikan 1mg/24 jam secara single dose

2. Monitoring lemak pada feses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

66

Lampiran 8. Rekam Medik Kasus 8 Nama : HA No. RM :

178627

Jenis

Kelamin :

Perempuan

Umur : 1

tahun

Tgl Masuk : 7 Juli 2012

Anamnese : mual-mual tiap

makan minum

BB = 9 kg

Tgl Pulang : 9 Juli 2012

Diagnosa Utama : vomitus Status Pulang : Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 7/7/2012 8/7/2012 9/7/2012

Hb 12-14 g/dl 13

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 10,3

Limfosit 12,0-44 % 28,9

Monosit 0,0-11,2 % (-)

Neutrofil 35,0-88,7 % (-)

Basofil 0,0-2,5 % 1,7

Hematokrit 36,0-44,0 % 39

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 5,07

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 2,9

Natrium 136-145 mmol/L 140

Klorida 97-111 mmol/L 104

Tanda Vital

Suhu (oC) 36 36 36,5

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Biostrum 2 x 1/2 cth p.o

Cendantron 2 x 1/5 mg injeksi

RL 21 tpm 500

(IGD),

500

500

Obat Yang Dibawa Pulang

Biostrum 2 x ½ cth 1 botol, Monell / Sirup Domperidon 1 Cth

Penilaian

1. Pemberian biostrum (kolostrum) sudah tepat dan dosis yang diberikan cukup. Biostrum

merupakan terapi penunjang yang berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan.

2. Pemilihan cedantron sudah tepat, tetapi frekuensi pemberian tidak sesuai dengan literature

yang ada. Dosis tiap pemberian pada kasus sebesar 0,8 mg (terlalu rendah).

Rekomendasi

1. Seharusnya cedantron (Ondansetron HCl) diberikan dalam single dose. Cedantron dapat

diberikan dengan dosis 0,9 mg-2,7 mg .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

67

Lampiran 9. Rekam Medik Kasus 9 Nama : RE No. RM :

156911

Jenis

Kelamin :

Laki-laki

Umur : 4

tahun

Tgl Masuk : 6 Juli 2012

Anamnese : diare, mual,

demam

BB = 18kg Tgl Pulang : 9 Juli 2012

Diagnosa Utama : Vomitus Status Pulang : Membaik

Diagnosa Keluar : Diare disentri

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 6/7/2012 7/7/2012 8/7/2012 9/7/2012

Hb 12-14 g/dl 14

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 18,6

Limfosit 12,0-44 % 11,6

Monosit 0,0-11,2 % 3,3

Neutrofil 35,0-88,7 % 83,4

Basofil 0,0-2,5 % 0,7

Hematokrit 36,0-44,0 % 41,5

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 5,08

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 4,3

Natrium 136-145 mmol/L 140

Klorida 97-111 mmol/L 105

Pemeriksaan Faeces Secara Makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (coklat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Faeces Secara Mikroskopis

Lemak (+)

Tanda Vital

Suhu (oC) 37,6 39 37 36

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Lacto B 1 sachet p.o

Cedantron 2 x 1/3 ampul injeksi

Tricker 3 x 1/3 ampul injeksi

Antrain 200 mg

Sanmol k/p 1 ½ Cth

Sanprima 2 x 1 ½ Cth

Infus RL 12 tpm 500 (IGD) 500, 500 500, 500

Obat yang dibawa pulang

Sanmol 1 ½ Cth (kalau perlu), Monell 1 ½ Cth (kalau perlu), Sanprima 2 x 1 ½ Cth

Penilaian

1. Pemberian lacto-B (probiotik) hanya sebagai terapi tambahan saja dan harus diberi jeda waktu

dengan pemberian cotrimoksazole

2. Pemberian sanmol (paracetamol) digunakan untuk terapi simptomatik, dosis sudah cukup.

3. Pemberian sanprima (cotrimoksazol) sudah tepat. Tetapi dosis yang diberikan terlalu tinggi.

4. Pemilihan cedantron (Ondansetron HCl) untuk mengurangi mual muntah yang terjadi sudah

tepat, tetapi dosis dan frekuensi pemberian tidak sesuai literature.

5. Pemilihan tricker (Ranitidin) sudah tepat karena pada pasien diduga terjadi ulkus yang ditandai

dengan keluhan perut sakit oleh pasien. Tetapi dosis yang diberikan kurang.

Rekomendasi

1. cedantron (Ondansetron HCl) seharusnya diberikan secara single dose dengan dosis (1,8 mg-5,4

mg)

2. Pada 8 dan 9 Juli tidak perlu diberikan sanmol (paracetamol)

3. Sanprima (cotrimoksazol) cukup diberikan 2x1 cth.

4. Tricker (Ranitidin) seharusnya diberikan dengan dosis 36 mg.

5. Tidak perlu diberikan antrain (Metamizole Na)

7. Berikan digestan (misalnya Elsazym for children ½ sachet per hari) untuk mengatasi

malabsorpsi lemak.

8. Monitroing lemak pada feses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

68

Lampiran 10. Rekam Medik Kasus 10 Nama : DA No. RM :

192787

Jenis

Kelamin :

Perempuan

Umur : 2

tahun

Tgl Masuk : 13 Juli 2012

Anamnese : panas, muntah 5x,

diare 1x

BB = 6 kg

Tgl Pulang : 16 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 13/7/2012 14/7/2012 15/7/2012 16/7/2012

Hb 12-14 g/dl 11,6

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 9,2

Limfosit 12,0-44 % 27,4

Monosit 0,0-11,2 % 11,7

Neutrofil 35,0-88,7 % 59,7

Basofil 0,0-2,5 % 0,7

Hematokrit 36,0-44,0 % 35,7

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 4,75

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 5,3

Natrium 136-145 mmol/L 141

Klorida 97-111 mmol/L 105

Pemeriksaan faeces secara makroskopis

Konsistensi (cair), warna (kuning), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan faeces secara mikroskopis

Semua hasil pemeriksaan faeces secara mikroskopis negatif

Tanda vital

Suhu (oC) 36 37 37,6 36

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Norages ¼ Ampul

Lacto B 2x1

Ottopan 1 Cth

Cendantron 2 x 1/5 Ampul (IGD)

Neokaolana 2 x 1 Cth

Valisanbe

RL 12 tpm 500 (poli),

500

500, 500 500

Obat yang dibawa pulang

Lacto B 2x1, Ottopan 1 Cth (kalau perlu), Neokaolana 2x1 Cth

Penilaian

1. Pemilihan Lacto-B (probiotik) sudah tepat. Tetapi frekuensi pemberian yang diberikan kurang.

2. Pemberian Norages (Metamizole Na) kurang tepat dikarenakan pada kasus ini tidak terjadi tanda-

tanda inflamasi akut. Untuk pengobatan demam yang dialami cukup diberikan Ottopan (paracetamol)

saja.

3. Pemberian Neokaolana (kaolin pectin) seharusnya tidak diperlukan karena pada kasus ini diare yang

timbul diduga akibat virus atau parasit dengan adanya monositosis.

4. Pemberian Valisanbe (diazepam) sebagai ansiolitik seharusnya tidak diperlukan karena pada anak

tidak terjadi gejala gangguan otot seperti kejang.

5. Pemilihan Cendantron (Ondansetron HCl) sudah tepat, dosis yang diberikan juga sudah tepat karena

berada dalam rentang terapi tetapi frekuensi pemberiannya tidak sesuai literature.

Rekomendasi

1. Lacto-B (probiotik) seharusnya diberikan 3x1

2. Pemberian ottopan (paracetamol) seharusnya diberikan pada 15 Juli karena suhu tubuh cukup tinggi.

Ottopan diberikan dengan dosis ½ cth dan dapat diberikan 3-4 kali jika diperlukan.

3. Frekuensi pemberian cedantron (Ondansetron HCl) seharusnya diberikan secara single dose (0.6 mg-

1,8 mg).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

69

Lampiran 11. Rekam Medik Kasus 11 Nama :

RDP

No. RM :

100813

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 2

tahun

Tgl Masuk : 13 Juli 2012

Anamnese : panas, muntah ,

diare

BB = 15 kg Tgl Pulang : 16 Juli 2012

Diagnosa Utama : Obs. Vomitus Status Pulang : Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai

Normal

Satuan 13/7/2012 14/7/2012 15/7/2012 16/7/2012

Hb 12-14 g/dl 13,4

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 26,7

Limfosit 12,0-44 % 19,7

Monosit 0,0-11,2 % 5,5

Neutrofil 35,0-88,7 % 71,2

Basofil 0,0-2,5 % 1,5

Hematokrit 36,0-44,0 % 42,3

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 6,26

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 5,0

Natrium 136-145 mmol/L 144

Klorida 97-111 mmol/L 109

Pemeriksaan faeces secara makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (coklat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan faeces secara mikroskopis

Lekosit (+)

Tanda vital

Suhu (oC) 38 39 36,9

Nama Obat Dosis dan Cara

Pemberian

Biostrum 2 x 1 Cth

Sanmol 3 x 1 1/2 Cth

Sanprima 2 x 1 1/2 Cth

Domperidon 3 x 1 Cth

Cendantro 2 x 1/3 Ampul

Antrain 1/3 Ampul

RL 16-18 tpm 500

(UGD)

500, 500, 500 500 500

Obat yang dibawa pulang

Biostrum 2 x 1 Cth, Sanmol 3 x 1 1/2 Cth, Sanprima 2 x 1 1/2 Cth, Domperidon 3 x 1 Cth

Penilaian

1. Pemilihan biostrum (kolostrum) sudah tepat tetapi frekuensi pemberian tidak sesuai literatur.

Biostrum merupakan terapi penunjang untuk diare yang juga dapat berfungsi untuk meningkatkan

nafsu makan.

2. Pemberian sanmol (paracetamol) untuk mengatasi demam yang terjadi pada 13-14 Juli sudah tepat

dan dosis yang diberikan cukup.

3. Pemilihan sanprima (cotrimoksazol) sebagai antibiotic sudah tepat karena pada kasus ini diduga

diakibatkan adanya bakteri yang ditunjukkan dengan adanya leukositosis. Tetapi dosis yang diberikan

terlalu tinggi.

4. Domperidon seharusnya tidak perlu diberikan karena sudah tidak mengalami mual muntah

5. Pemilihan cedantron (Ondansetron HCl) sudah tepat. Tetapi dosis dan frekuensi pemberian tidak

sesuai dengan literature.

6. Pemberian antrain (Metamizole Na) seharusnya tidak diperlukan

Rekomendasi

1. Biostrum (kolostrum) seharusnya diberikan 1x1

2. Pemberian sanmol (paracetamol) pada 15-16 Juli tidak diperlukan karena suhu tubuh sudah tidak

demam.

3. Cedantron (Ondansetron HCl) seharusnya diberikan pada 13 Juli saja dengan dosis (1,5 mg-4,5 mg)

secara single dose.

4. Sanprima (cotrimoksazol) cukupsx diberikan 2x1 cth.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

70

Lampiran 12. Rekam Medik Kasus 12 Nama : AP No. RM :

149158

Jenis

Kelamin :

Laki-laki

Umur : 5

tahun

Tgl Masuk : 14 Juli 2012

Anamnese : diare cair, muntah BB = 14 kg

Tgl Pulang : 17 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 14/7/2012 15/7/2012 16/7/2012 17/7/2012

Hb 12-14 g/dl 12,2

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 14,4

Limfosit 12,0-44 % 11,6

Monosit 0,0-11,2 % 5,3

Neutrofil 35,0-88,7 % 81,4

Basofil 0,0-2,5 % 0,6

Hematokrit 36,0-44,0 % 36,2

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 4,47

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 2,9 duplo

Natrium 136-145 mmol/L 132 duplo

Klorida 97-111 mmol/L 100 duplo

Pemeriksaan faeces secara makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (coklat), lendir (+), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan faeces secara mikroskopis

Lekosit (+), amoeba histolytica (cyste +)

Tanda vital

Suhu (oC) 36,7 36 36,7

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Trogyl sirup 3 x 1 Cth

Neokaolana 3 x 1 1/2 Cth

Domperidon 3 x 1 Cth

Norages 150 mg iv

Cendantron 1/4 Ampul iv

Sanmol 3 x 1 1/2 Cth

Nystin 4 x 1 ml

Infus RL 12 tpm 500 (UGD) 500

Infus KA-EN

3B

12 tpm 500

Tridex 27 B 500 500

Obat yang dibawa pulang

Neokaolana sirup 3 x 1 1/2 Cth, Domperidon 3 x 1 Cth, Trogyl sirup 3 x 1 Cth

Penilaian

1. Pemilihan trogyl (Metronidazole) sebagai pengobatan diare akibat amoebiasis sudah tepat dan

dosis yang diberikan sudah cukup.

2. Domperidone tidak perlu diberikan karena pada 15-17 Juli sudah tidak ada indikasi mual muntah

3. Pemilihan cedantron (Ondansetron HCl) untuk mengurangi mual muntah sudah tepat tetapi dosis

yang diberikan tidak cukup dan frekuensi pemberian tidak sesuai literaur.

4. Neokaolana (Kaolin pectin) tidak perlu diberikan.

Rekomendasi

1. Sebaiknya juga ditambah diloxanide furoate dengan dosis 7mg/kgBB, 3x1 selama 10 hari untuk

eradikasi cyste patogenik dan sakit lagi.

2. Norages (Metamizole Na) tidak perlu diberikan

3. Sanmol (paracetamol) seharusnya tidak perlu diberikan, karena suhu pasien pada 16 Juli masih

dalam batas normal.

4. Cedantron (Ondansetron HCl)seharusnya diberikan secara single dose dengan dosis 1,4 mg-4,2

mg.

5. Jika diperlukan dapat diberikan anti diare berisi Zn sulfat 20 mg/hari selama 10 hari

6. Monitoring leukosit dan amoeba histolytica pada feses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

71

Lampiran 13. Rekam Medik Kasus 13 Nama : Bpk. I No. RM :

028351

Jenis Kelamin :

Laki-laki

Umur : 62 tahun Tgl Masuk : 8 Juli

2012

Anamnese : perut perih, mual-mual Tgl Pulang : 9 Juli 2012

Diagnosa Utama : Vomitus profuse Status Pulang : Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 8/7/2012 9/7/2012

Hb 13-18 g/dl 17,6

Lekosit 4,0-11,0 ribu/mmk 17,5

Limfosit 12,0-44 % 7,2

Monosit 0,0-11,2 % 4,1

Neutrofil 35,0-88,7 % 85,0

Basofil 0,0-2,5 % 2,6

Hematokrit 40-54 % 52,3

Eritrosit 4,5-6,5 juta/mmk 5,95

Ureum <50 mg/dl 26

Kreatinin 0,67-1,17 mg/dl 1,1

Uric acid 3,4-7,0 mg/dl 9,1

SGOT (AST) 0-38 u/L 37,7

SGPT (ALT) 0-41 u/L 45,8

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 4,4

Natrium 136-145 mmol/L 140

Klorida 97-111 mmol/L 103

Kolesterol total <201 mg/dl 234

Trigliserida <200 mg/dl 181

HDL kolestrol >55 mg/dl 43

LDL kolestrol <100 mg/dl 171

Bakteri pada

sedimen urin

(-) (+)

Lekosit pada

sedimen urin

0-6 (8-15)

Tanda Vital

Suhu (oC) 37 36

Nadi (x/menit) 88 80

TD (mmHg) 180/100 160/100

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Gastridin 2 x 1

Braxidin 2 x 1

Clonidin 3 x 1

Caprol 1/24 jam

Ondansetron 1 Ampul

Ranitidin 2 Ampul

Buscopan 3 Ampul

Infus RL 20 tpm (loading di IGD

1000 cc), 500, 500

500

Obat Yang Dibawa Pulang

Gastridin 2 x 1, Braxidin 2 x 1, Clonidin 3 x 1

Penilaian

1. Pemberian gastridin (ranitidine) sudah tepat dan dosis yang diberikan sudah cukup.

2. Pemberian braxidin (Chlordiazepoxid HCl, Clinidium Br ) sudah tepat untuk mengurangi

gejala tukak , hipersekresi dan hipermotilitas saluran cerna. Dosis yang diberikan juga

sudah cukup.

3. Pemberian caprol (pantoprazole) seharusnya tidak diperlukan karena untuk mengatasi

asam lambung yang berlebih sudah diberikan gastridin yang merupakan H2 blocker.

4. Pemilihan ondansetron sudah tepat, tetapi dosis dan frekuensi pemberian tidk sesuai dengan

literature

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

72

5. Pemilihan buscopan (Hyoscine-N-butylbromid) untuk mengatasi spasme yang terjadi

sudah tepat tetapi dosis yang diberikan tidak sesuai dengan literature.

6. Pemberian ranitidine untuk mengontrol sekresi asam lambung yang berlebih sudah tepat.

Dosis yang diberikan terlalu tinggi.

Rekomendasi

1. Ondansetron seharusnya diberikan secara single dose dengan dosis 7mg-21 mg.

2. Pemberian buscopan (Hyoscine-N-butylbromid) seharusnya 1-2 ampul/ hari.

3. Pemberian ranitidine cukup 1 ampul saja (50 mg). Dapat diulang pemberiannya pada 6-8

jam.

4. Lakukan pemeriksaan kultur bakteri misal H.pylori untuk menentukan jenis antibiotik

yang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

73

Lampiran 14. Rekam Medik Kasus 14

Nama : DS No. RM : 200042

Jenis

Kelamin : Laki-

laki

Umur : 5

tahun

Tgl Masuk : 10 Juli 2012

Anamnese : kejang,

demam, vomitus, dehidrasi

BB : 15 kg Tgl Pulang : 16 Juli 2012

Diagnosa Utama : Vomitus profuse Status Pulang : Membaik

Diagnosa Keluar : DF

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai

Normal

Satuan 10/7/2012 11/7/2012 12/7/2012 13/7/2012

14/7/2012 15/7/2012 16/7/2012

Hb 12-14 g/dl

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 5,9

Limfosit 12,0-44 % 17,7

Monosit 0,0-11,2 % 10

Neutrofil 35,0-88,7 % 70,9

Basofil 0,0-2,5 % 0,5

Hematokrit 36,0-44,0 % 38,3 39 40 37 37

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 4,67

Trombosit 150.000-

450.000 / L 150,000

132,000 99,000 99,000

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 4,1

Natrium 136-145 mmol/L 135

Klorida 97-111 mmol/L 103

Urinalisa

Darah (-) 1+

Berat jenis 1.015-

1.025

<1.005

pH 4,8-7,4 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

74

Sedimen Urin Lekosit 0-6 /LPB (1-3) Eritrosit 0-1 /LPB 15-21 Bakteri (-) (-) Tanda Vital Suhu (

oC) 40,5 37 38,7 37,8 38,2 37 (panas) 36,2

Nama Obat Dosis dan Cara

Pemberian

Sanmol 3-4 x 2 Cth

Stesolid 5 mg injeksi

Antrain 200 mg injeksi

Imbost 2 x 1 Cth

Racikan

puyer

2 x 1 Cth

(Sanprima ,dexamet

0.5 mg, elkana)

Infus KA-

EN 3 A

16 tpm 500, 500 500

Infus Tridex

27 A 100 500

Obat yang dibawa pulang

Sanmol sirup 3-4 Cth, Imbost 2 x 1 Cth

Penilaian

1. Pemilihan sanmol (paracetamol) untuk mengurangi demam yang terjadi sudah tepat dan dosis yang diberikan sudah cukup.

2. Antrain (Metamizole Na) seharusnya tidak perlu diberikan.

3. Pemberian stesolid (diazepam) juga sudah tepat indikasi dan dosisnya cukup.

4. Pemberian sanprima (cotrimoksazol) seharusnya tidak diperlukan karena tidak ada tanda adanya infeksi bakteri.

Rekomendasi

1. Sanmol (paracetamol) tidak perlu diberikan pada tanggal 11 dan 15 Juli karena suhu tubuh dalam batas normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

75

Lampiran 15. Rekam Medik Kasus 15

Nama : AR No. RM :

200076

Jenis

Kelamin :

Perempuan

Umur : 23

tahun

Tgl Masuk : 17 Juli 2012

Anamnese : mual muntah tiap kali makan minum Tgl Pulang : 18 Juli 2012

Diagnosa Utama : Obs. Vomitus Status Pulang : Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 17/7/2012 18/7/2012

Hb 12-16,5 g/dl 12,6

Lekosit 4-11 ribu/mmk 9,8

Limfosit 12-44 % 30,7

Monosit 0-11,2 % 6,9

Neutrofil 35-88,7 % 59,7

Basofil 0-2,5 % 0,7

Hematokrit 37-47 % 37,7

Eritrosit 3,8-5,8 juta/mmk 4,19

SGOT (AST) 0-32 u/L 26,4

SGPT (ALT) 0-31 u/L 33,9

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 3,7

Natrium 136-145 mmol/L 140

Klorida 97-111 mmol/L 104

Tanda vital

Suhu (oC) 36,4 36,7

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Sistenol 3 x 1

Imunos 1 x 1

Starcef 2 x 200

Panzo 1 Ampul/ 24 jam

Cendantron 1 Ampul / 8 jam

RL 40 tpm 500 (UGD),

500

Penilaian

1. Sistenol (Paracetamol, n-acetyl cysteine) tidak perlu diberikan.

2. Starcef (cefixime) tidak perlu diberikan.

3. Panzo (Pantoprazole Na) tidak perlu diberikan.

4. Pemilian cedantron (Ondansetron HCl) sudah tepat, tetapi dosis dan frekuensi pemberian

tidak sesuai literature.

Rekomendasi

1. Cedantron (Ondansetron HCl) seharusnya diberikan secara single dose dengan dosis

(7mg-21 mg). Pada 3 Juli tidak perlu diberikan cedantron .

2. Ganti pantoprazole Na dengan ranitidin 50 mg tiap 6-8 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

76

Lampiran 16. Rekam Medik Kasus 16

Nama : JK No. RM :

200298 Jenis

Kelamin :

Laki-laki

Umur : 11

bulan

Tgl Masuk : 20 Juli 2012

Anamnese : diare, muntah BB = 8,3 kg Tgl Pulang : 21 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 20/7/2012 21/7/2012

Hb 12-14 g/dl 10,8

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 10,1

Limfosit 12,0-44 % 55,6

Monosit 0,0-11,2 % 10,2

Neutrofil 35,0-88,7 % 30,5

Basofil 0,0-2,5 % 1,2

Hematokrit 36,0-44,0 % 33,3

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 4,46

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 3,8

Natrium 136-145 mmol/L 137

Klorida 97-111 mmol/L 107

Pemeriksaan Faeces Secara Makroskopis

Konsistensi (lembek), lendir (+)

Pemeriksaan Faeces Secara Mikroskopis

Lemak (+)

Tanda Vital

Suhu (oC) 36,5

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Cendantron 0,8 mg

Trovensis 3 x 1 mg iv

Lacto B 3 x 1 sachet

Sanprima 2 x 1 cth

Infus RL 500 (IGD),

500

Penilaian

1. Pemberian lacto-b (probiotik) hanya sebagai terapi tambahan saja dan harus diberi jeda

waktu dengan pemberian cotrimoksazole.

2. Pemberian sanprima (cotrimoksazole) sudah tepat dan dosis juga sudah cukup.

3. Pemberian cedantron (Ondansetron HCl) sudah tepat dan dosis sudah cukup.

Rekomendasi

1. Trovensis (Ondansetron HCl) seharusnya tidak perlu diberikan lagi karena komposisi zat

aktifnya sama yaitu odansentron dimana odansentron harus diberikan secara single dose.

2. Berikan digestan (misalnya Elsazym for children ½ sachet per hari)

3. Jika diperlukan dapat diberikan anti diare berisi Zn sulfat 20 mg/hari selama 10 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

77

Lampiran 17. Rekam Medik Kasus 17 Nama : NZ No. RM

:177929

Jenis

Kelamin : Laki-

laki

Umur : 4

tahun

Tgl Masuk : 28 Juli 2012

Anamnese : demam, mual,

diare, batuk (wheeze), lemes

BB = 15,5 kg Tgl Pulang : 30 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Membaik

Diagnosa keluar : Diare cair akut dan faringitis

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 28/7/2012 29/7/2012 30/7/2012

Hb 12-14 g/dl 14

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 21,7

Limfosit 12,0-44 % 6,7

Monosit 0,0-11,2 % 3,8

Neutrofil 35,0-88,7 % 87,3

Basofil 0,0-2,5 % 1,0

Hematokrit 36,0-44,0 % 42,2

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 5,57

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 4,2

Natrium 136-145 mmol/L 140

Klorida 97-111 mmol/L 105

Pemeriksaan Faeces Secara Makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (coklat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Faeces Secara Mikroskopis

Semua hasil pemeriksaan faeces secara mikroskopis negatif

Tanda Vital

Suhu (oC) 36,8 36,5

36

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Cendantron 1/3 ampul

Tricker 1/3 ampul

KA-EN 3A

500, 500 500

RL 10 tpm 500 (UGD),

500, 500

Racikan berisi 2 x 1

Meptin 20 µg

Falergi 2 mg

Extropect 10 mg

Trilac 2 mg

Starcef 2 x 1/2 cth

Neoklaolana 3 x 2 cth

Tripanzym 2 x 1

Lacto B 3 x 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

78

Trovensis 3 x 2 mg

Antrain 3 x 200 mg

Ventolin

nebule

1/2 Ampul (kalau perlu)

Obat pulang

Neokaolana 3 x 2 cth, Starcef 2 x 1/2 cth, Tripanzym 3 x 1, Lacto B 3 x 1, Racikan

(meptin, falergi, extropect, trilac) 2 x 1

Penilaian

1. Pemberian neokaolana (kaolin pectin) tidak perlu diberikan.

2. Pemberian tripanzym (Pancreatin, Activated dimethylpolysiloxane) sudah tepat dan

dosi cukup

3. Pemberian lacto B (probiotik) tidak diperlukan karena pada kasus ini diduga diare

yang terjadi akibat infeksi bakteri dengan adanya leukositosis.

4. Pemilihan cedantron (Ondansetron HCl) sudah tepat tetapi dosis yang diberikan

kurang cukup dan frekuensi pemberian tidak sesuai dengan literatur.

5. Pemberian tricker (ranitidine) sebenarnya tidak diperlukan karena pada pasien tidak

mengeluhkan perut sakit yang mungkin disebabkan oleh ulkus.

Rekomendasi

1. Cedantron (Ondansetron HCl) seharusnya diberikan secara single dose dengan dosis

1,55 mg-4,65 mg

2. Trovensis (Ondansetron HCl) tidak perlu diberikan karena sudah diberikan cedantron

sebelumnya.

3. Antrain tidak perlu diberikan.

4. Berikan antibiotic cotrimoksazol sirup 2x1 cth

5. Jika diperlukan dapat diberikan anti diare berisi Zn sulfat 20 mg/hari selama 10 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

79

Lampiran 18. Rekam Medik Kasus 18

Nama : SF No. RM :177929

Jenis Kelamin :

Laki-laki

Umur :17 bulan Tgl Masuk : 27 Juli 2012

Anamnese : muntah-muntah BB = 8,8 kg Tgl Pulang : 29 Juli 2012

Diagnosa Utama : Obs.vomitus Status Pulang : Membaik

Diagnosa keluar : disentri

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 27/7/2012 28/7/2012 29/7/2012

Hb 12-14 g/dl 14

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 22,8

Limfosit 12,0-44 % 29,3

Monosit 0,0-11,2 % 7,1

Neutrofil 35,0-88,7 % 60,9

Basofil 0,0-2,5 % 1,6

Hematokrit 36,0-44,0 % 41,7

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 5,56

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 4,4

Natrium 136-145 mmol/L 141

Klorida 97-111 mmol/L 107

Pemeriksaan Faeces Secara Makroskopis

Konsistensi (cair), warna (kuning), lendir (+), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Faeces Secara Mikroskopis

Lekosit (++), eritrosit (+), telur cacing (-), amoeba coli (-), amoeba histolytica (-), parasit lain (-)

Tanda Vital

Suhu (oC) 37,3 36,6 36,3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

80

Nama Obat Dosis dan Cara

Pemberian

Lacto B 3 x 1

Trogyl 3 x 3/4 cth

Antrain 3 x 90 mg

Trovensis 3 x 1 mg

Infus RL 500 (UGD)

Infus KA-

EN 1B

8-12 tpm makro

500

500

Cendantron 1/5 ampul

Neokaolana 3 x 1

Obat pulang

Lacto B 3 x 1, Trogyl 3 x 3/4 cth, Neokaolana 3 x 1

Penilaian

1. Lacto B (probiotik) hanya sebagai terapi tambahan saja dan harus diberi jeda waktu dengan pemberian

metronidazole.

2. Pemberian trogyl (Metronidazole) tidak diperlukan

3. Neokaolana (kaolin pectin) tidak perlu diberikan karena kaolin pectin efektif pada diare non spesifik.

Sedangkan pada kasus ini diare yang terjadi diduga akibat bakteri/parasit.

4. Antrain (Metamizole Na) tidak perlu diberikan

5. Pemilihan trovensis (Ondansetron) pada 28 Juli sudah tepat untuk mengurangi muntah yang dialami

dosis yang diberikan juga sudah cukup tetapi frekuensi pemberian tidak sesuai dengan literature.

6. Pemberian cedantron (Ondansetron) untuk mengurangi mual muntah yang terjadi sudah tepat dan dosis

yang diberikan sudah cukup.

Rekomendasi

1. Trovensis (Ondansetron) seharusnya diberikan secara single dose dengan dosis 0,88 mg-2,64 mg

2. Berikan cotrimoksazol sirup 2x1 cth

3. Jika diperlukan dapat diberikan zinc 20 mg/hari selama 10 hari

4. Monitoring leukosit di darah dan leukosit serta lender di feses.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

81

Lampiran 19. Rekam Medik Kasus 19 Nama : CJ No. RM

:200491 JK :perempuan

Umur :11

bulan

Tgl Masuk : 27 Juli 2012

Anamnese : muntah-muntah,

panas, batuk, pilek, diare

BB = 8,7 kg Tgl Pulang : 29 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Membaik

Diagnosa Akhir : diare cair akut, faringitis

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 27/7/2012 28/7/2012 29/7/2012

Hb 12-14 g/dl 13

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 12,2

Limfosit 12,0-44 % 36,7

Monosit 0,0-11,2 % 10,3

Neutrofil 35,0-88,7 % 50,9

Basofil 0,0-2,5 % 1,5

Hematokrit 36,0-44,0 % 39

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 5,19

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 4,1

Natrium 136-145 mmol/L 138

Klorida 97-111 mmol/L 108

Pemeriksaan Faeces Secara Makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (coklat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Faeces Secara Mikroskopis

Semua hasil pemeriksaan faeces secara mikroskopis negatif

Tanda Vital

Suhu (oC) 38,5 36

36

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Sanprima 2 x 1 cth

Lacto B 3 x 1

Antrain 3 x 90 mg

Pamol

supp

3/4 tube

Tridex 27A 8-12 tpm makro 500 (IGD)

KA-EN 1B 500

Meptin 2 x 1/2 cth

Ryvel 3 x 0,1 ml Obat yang dibawa pulang

Sanprima sirup 2 x 1 cth, Lacto B 3 x 1, Meptin 2 x 1/2 cth, Ryvel 3 x 0,1 ml

Penilaian dan Rekomendasi

1. Pemberian sanprima (cotrimoksazole) dan antrain (Metamizole Na) tidak diperlukan.

2. Pemilihan lacto B (probiotik) dan pamol (paracetamol) suppo sudah tepat dan dosis cukup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

82

Lampiran 20. Rekam Medik Kasus 20 Nama : NP No. RM :

191697

Jenis

Kelamin :

Perempuan

Umur : 78

tahun

Tgl Masuk : 1 Juli 2012

Anamnese : perut panas,sejak semalam mual, muntah 1x Tgl Pulang : 4 Juli 2012

Diagnosa Utama : Dispepsi ulcus tipe vomitus Status Pulang : Sembuh

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 1/7/2012 2/7/2012 3/7/2012 4/7/2012

Eritrosit 3.8-5.8 x 106 /mm3 4.92 4.1

Hb 12-16.5 g/dL 14 11.7

Hematokrit 37-47 % 42.4 35.3

MCV 80-100 µm3 86 86

Leukosit 4-11 x103/mm3 25.4 14.7

Basofil 0-2.5 % 1.2 1.5

Neutrofil 35-88.7 % 55.3 50.9

Limfosit 12-44 % 31.3 33.4

Monosit 0-11.2 % 8.9 4.6

SGOT 0-32 U/L 25.3 -

SGPT 0-31 U/L 31.7 -

Kalium 3.5-5.1 mmol/L 4 -

Natrium 136-145 mmol/L 133 -

Klorida 97-111 mmol/L 93 -

Tanda Vital

Suhu (0C) - 36 36 36

Nadi

(x/menit) 76 84 76 76

TD 150/90 120/80 140/90 140/90

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Odansentron 1A (IGD)

Ranitidin 1A (IGD)

Interprill 1x 10 mg p.o

Inpepsa 3x1 p.o

Panzo Tiap 12 jam injeksi

Cendantron Tiap 12 jam injeksi

Cefotaxim 1 g tiap 8 jam injeksi

RL 500 (IGD),

500

500 500

D5% 500 500 500

Keterangan : Infus RL: D5=1:1

Obat Yang Dibawa Pulang

Interprill 1x5 mg, Inpepsa 3x1, Panso 1x1, Cefixime 2x 10 mg

Penilaian

1. Pemilihan ondansentron sudah tepat dan dosis cukup.

2. Pemberian ranitidine untuk pertolongan pertama dalam mengontrol asam lambung sudah tepat dan

dosis yang diberikan sudah cukup.

3. Pemberian panzo (pantoprazole Na) sudah tepat dan dosis cukup.

4. Pemberian cefotaxime untuk mengobati ulkus yang terjadi tidak sesuai dengan literature.

Rekomendasi

1. Inpepsa (sukralfat) tidak perlu diberikan

2. Pada 1 Juli seharusnya tidak perlu diberikan cendantron (Ondansentron) karena sebelumnya

pasien telah menerima ondansentron dari UGD. Pada 2 Juli seharusnya cendantron diberikan

secara single dose dengan dosis maksimal 4mg.

3. Cefotaxime seharusnya diganti dengan antibiotic lain seperti amoxicillin /metronidazole ditambah

dengan klaritromisin dan PPI

4. Lakukan pemeriksaan lab untuk mengetahui adanya H.pylori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

83

Lampiran 21. Rekam Medik Kasus 21 Nama : HM No. RM : 021379 JK : Laki-laki Umur :

53 tahun

Tgl Masuk : 4 Juli 2012

Anamnese : diare, mual, muntah, diare badan panas dingin dan lemas Tgl Pulang : 7 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Membaik

Diagnosa Keluar : GEA dan HT

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 4/7/2012 5/7/2012 6/7/2012 7/7/2012

eritrosit 4.5-6.5 x 106 /mm3 5.6

Hb 13-18 g/dL 16.7

HCT 40-54 % 49.7

MCV 80-100 % 89%

WBC 4-11 x103/mm3 12.7

Limfosit 12-44 % 11.5

Monosit 0-11.2 % 3.2

Neutrofil 35-88.7 % 80.8

Basofil 0-2.5 % 0.8

SGOT 0-32 U/L 42.3

SGPT 0-31 U/L 66.5

Kolestrol total <201 mg/dL 203

Trigliserida <200 mg/dL 112

HDL >55 mg/dL 52

LDL <100 mg/dL 142

Ureum <50 mg/dL 31

Kreatinin 0.67-1.17 mg/dL 0.8

Uric acid 3.4-7.0 mg/dL 8.9

Kalium 3.5-5.1 mmol/L 3.1

Natrium 136-145 mmol/L 139

Klorida 97-111 mmol/L 99

Pemeriksaan feses secara makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (coklat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan feses secara mikroskopis

Semua hasil pemeriksaan faeces secara mikroskopis negatif

Tanda vital

Suhu (0C) 36 37 36

Nadi (x/menit) 80 80 88

TD 170/110 130/90 130/90 120/80

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Clonidin 2x1 p.o

HCT 2x1 p.o

New Diatab 3x2 p.o stop

Loperamid k/p p.o - - -

Caprol 40 mg/24 jam injeksi

Sharox 750 mg/ 12 jam injeksi stop

RL Infus 500 500 500,500,

500, 500

500

NS Infus 500 (IGD),

500, 500

Penilaian

1. Pemberian Inpepsa (sukralfat) untuk mengatasi perut yang perih sudah tepat. Dosis cukup

2. Pemberian New Diatabs (attapulgite) tidak diperlukan

3. Pemberian caprol (pantoprazole sudah tepat dan dosis cukup.

Rekomendasi

1. berikan antibiotic cotrimoksazole 2x1, sebanyak 960mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

84

Lampiran 22. Rekam Medik Kasus 22 Nama : KS No. RM : 173936 Jenis

Kelamin :

Perempuan

Umur

: 72

tahun

Tgl Masuk : 3 Juli 2012

Anamnese mual, muntah dan tidak nafsu makan, lemas Tgl Pulang : 5 Juli 2012

Diagnosa Utama : vomitus Status Pulang : Sembuh

Diagnosa Keluar : GEA

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 3/7/2012 4/7/2012 5/7/2012

RBC 3.8-5.8 x 106 /mm3 4.88

Hb 12-16.5 g/dL 14.7

HCT 37-47 % 44

MCV 80-100 % 90

WBC 4-11 x103/mm3 12.2

Neutrofil 35-88.7 % -

Limfosit 12-44 % 7.7

Monosit 0-11.2 % 2.1

Basofil 0-2.5 % 0.6

SGOT 0-32 U/L 23

SGPT 0-31 U/L 10.9

Kolestrol total <201 mg/dL 148

Trigliserida <200 mg/dL 131

HDL >65 mg/dL 70

LDL <100 mg/dL 66

Ureum <71 mg/dL 39

Kreatinin 0.51-0.95 mg/dL 1(duplo)

K+ 3.5-5.1 mmol/L 3.5

Na+ 136-145 mmol/L 143

Cl- 97-111 mmol/L 104

Pemeriksaan feses secara makroskopis

Konsistensi (cair), warna (coklat pucat), lendir (+), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan feses secara mikroskopis

Lekosit (+)

Tanda vital

Suhu (0C) 37.8 36 36

Nadi (x/menit) 88 80 84

TD 140/80 140/80 140/90

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

New Diatab 3x2 p.o 3x 1 tablet stop

Loperamid 2 tablet k/p p.o - -

Rocer 1 A/24 jam injeksi -

Cendantron tiap 12 jam injeksi -

RL 20 tpn Infus 500 (IGD), 500 500 500

Penilaian

1. Pemberian New Diatab (attapulgite) tidak diperlukan

2. Loperamide tidak diperlukan

3. Pemberian rocer (omeprazole) sudah tepat dan dosis yang diberikan juga cukup.

4. Pemilihan cendantron (ondansentron) sudah tepat tetapi dosis&frekuensi pemberian tidak sesuai

literature.

Rekomendasi

1. Cedantron (ondansentron) single dose sesuai BB. Pada kasus ini dosis cedantron antara 7mg-21 mg.

2. Berikan antibiotic cotrimoksazole 2x1, sebanyak 960mg

3. Jika diperlukan antidiare dapat diberikan zinc dengan dosis 8-11 mg/hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

85

Lampiran 23. Rekam Medik Kasus 23 Nama : RF No. RM :

200078

JK :

Laki-laki

Umur : 1

tahun

Tgl Masuk : 12 Juli 2012

Anamnese : muntah, panas,

kembung dan diare cair

BB = 9 kg Tgl Pulang : 14 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Membaik

Diagnosa Keluar : disentri

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 12/7/2012 13/7/2012 14/7/2012

RBC 4.1-5.5 x106/mm

3 5.77

Hb 12-14 g/dL 11.4

HCT 36-44 % 36.9

MCV 73-89 μm3 64

MCHC 32-36 g/dL 30.9

RDW 11-16 % 17.8

PLT 150-450 x103/mm

3 661

WBC 5-13.5 x103/mm

3 17.3

Limfosit 12-44 % 29.7

Basofil 0-2.5 % 1.5

Monosit 0-11.2 % 15.6

Neutrofil 35-88.7 % 52.7 K

+ 3.5-5.1 mmol/L 5.5 duplo

Na+ 136-145 mmol/L 143 duplo

Cl- 97-111 mmol/L 113 duplo

Pemeriksaan feses secara makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (hijau), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan feses secara mikroskopis

Parasit lain (+)

Tanda Vital

Suhu (0C) 39 36 36

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian Promuba 3x1 cth p.o

Sanmol 3x1cth p.o

Neokaolana 3x1 cth p.o

Lacto B 3x1 sachet

RL infus 500, 500 500 KA-EN 1B infus 500, 500 500

Obat Pulang

Promuba 3x1 cth, Sanmol 3x1cth, Dom 3x1/3 cth, Neokaolana 3x1 cth, Lacto B 3x1

Penilaiaan

1. Pemberian promuba (Metronidazole) sudah tepat dan dosis sudah cukup.

2. Pemberian sanmol (paracetamol) pada 12 Juli sudah tepat dan dosis cukup.

3. Neokaolana (kaolin pectin) tidak perlu diberikan.

4. Pemberian lacto B (probiotik) hanya sebagai terapi tambahan saja dan harus

diberi jeda waktu dengan pemberian metronidazole.

Rekomendasi

1. Sanmol (paracetamol) tidak perlu diberikan pada 13-14 Juli

2. Sebaiknya juga ditambah diloxanide furoate dengan dosis 7mg/kgBB, 3x1 selama

10 hari untuk eradikasi cyste patogenik dan sakit lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

86

Lampiran 24. Rekam Medik Kasus 24 Nama : LZ No. RM :

180330

JK :

Perempuan

Umur : 9

tahun

Tgl Masuk : 8 Juli 2012

Anamnese : mual, muntah,

diare

BB = 12 kg Tgl Pulang : 9 Juli 2012

Diagnosa Utama : GE vomitus, dehidrasi tidak berat Status Pulang : Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 8/7/2012 9/7/2012

RBC 4.1-5.5 x 106 /mm

3 5.77

Hb 12-14 g/dL 12.9

HCT 36-44 % 39

MCV 73-89 μm3 83

MCHC 32-36 g/dL 30.9

RDW 11-16 % 17.8

PLT 150-450 x103/mm

3 492

WBC 5-13.5 x103/mm

3 14.2

Limfosit 12-44 % 13

Monosit 0-11.2 % 8.5

Neutrofil 35-88.7 % 76.8

Basofil 0-2.5 % 0.8 K

+ 3.5-5.1 mmol/L 4.3

Na+ 136-145 mmol/L 137

Cl- 97-111 mmol/L 101

Tanda Vital

Suhu (0C) 37.5 36.5

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian Cendantron 1 mg injeksi (IGD) Ranitidin 1/3 Ampul (IGD) Odancentron 2x1/4 ampul i.v RL Laoding 150

(IGD)

500

Obat Pulang

Sanmol 1cth k.p, Monel 2x1 cth, Biostrum 2x1 cth

Penilaian

1. Pemberian cedantron (ondansentron) sudah sesuai dan dosisnya cukup.

Rekomendasi

1. Odancentron tidak perlu diberikan lagi karena sebelumnya sudah diberikan cendantron

dengan zat aktif yang sama. Cedantron cukup diberikan secara single dose saja

2. Ranitidin tidak perlu diberikan

3. Berikan antibiotic cotrimoksazol sirup 2x1 cth

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

87

Lampiran 25. Rekam Medik Kasus 25 Nama :

KP

No. RM : 188287 JK : Laki-laki Umur : 13 bln Tgl Masuk : 4 Juli 2012

Anamnese : rewel, tidak nafsu

makan, lemas, panas, diare cair

BB = 7,5 kg

Tgl Pulang : 8 Juli 2012

Diagnosa Utama : faringitis akut + GEA Status Pulang : Membaik

Diagnosa Keluar : faringitis akut vomitus

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 4/7/2012 5/7/2012 6/7/2012 7/7/2012 8/7/2012

RBC 4.1-5.5 x106 /mm

3 4.44

Hb 12-14 g/dL 11.3

HCT 36-44 % 34.2

MCV 73-89 μm3 77

Para Ty AO - 1/80

WBC 5-13.5 x103/mm

3 18.5

Neutrofil 35-88.7 % 57.6

Limfosit 12-44 % 31.5

Monosit 0-11.2 % 8.8

Basofil 0-2.5 % 1.1

Pemeriksaan feses secara makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (coklat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Feses Secara Mikroskopis

Semua hasil pemeriksaan faeces secara mikroskopis negatif

Tanda Vital

Suhu (0C) 36.8 36.5 36.6 36.3 36.5

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Sanmol 3x ¾

Cefixime 2x25 mg -

Lacto B 2x1/2 sachet - -

Trovensis 3x 0.8 mg injeksi -

Antrain 3x75 mg injeksi -

RL Infuse 500 (IGD) 500 500, 500

Obat Yang Dibawa Pulang

Sanmol , Cefixime, Lacto B

Penilaian

1. Pemilihan trovensis (ondansentron) sudah tepat, dosis yang diberikan juga sudah cukup tetapi

frekuensi pemberian tidak sesuai dengan literature.

2. Cefixime sudah tepat untuk mengobati infeksi yang terjadi dan dosis cukup.

Rekomendasi

1. Sanmol (paracetamol) tidak perlu diberikan karena suhu tubuh pasien tidak demam.

2. Trovensis (ondansentron) seharusnya diberikan secara single dose dengan dosis 0,75mg-2,25 mg.

Pada 6 Juli tidak perlu diberikan trovensis karena tidak mengalami mual muntah.

3. Antrain (Metamizole Na) tidak perlu diberikan

3. Lacto B (probiotik) hanya sebagai terapi tambahan saja dan harus diberi jeda waktu dengan

pemberian cefixime.

4. Jika diperlukan dapat diberikan anti diare berisi Zn sulfat 20 mg/hari selama 10 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

88

Lampiran 26. Rekam Medik Kasus 26 Nama : RR No. RM :

108447

JK :

Laki-laki

Umur : 8 tahun Tgl Masuk : 20 Juli 2012

Anamnese : panas,muntah,

BAB cair, nyeri ulu hati

BB = 20 kg Tgl Pulang : 21 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Sembuh

Diagnosa Keluar : diare cair akut

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 20/7/2012 21/7/2012

RBC 4.1-5.5 x 106 /mm

3 4.63 4.88

Hb 12-14 g/dL 8.8 13.7

HCT 36-44 % 29.3 40.8

MCV 73-89 μm3 63 84

MCH 24-30 pg 19.1 MCHC 32-36 g/dL 28.2 30.2

WBC 5-13.5 x103/mm

3 11.6 7.9

Neutrofil 35-88.7 % 40.1 Limfosit 12-44 % 11.6 22.1

Monosit 0-11.2 % 14.6 3.47

Basofil 0-2.5 % 2.2 0.17

Tanda Vital

Suhu (0C) 36.1 36.8

Nadi

(x/menit) 108 -

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian Antrain 200 mg (IGD)

Neokaolana 3x2 cth per oral

Trovensis 3x 2 mg injeksi

KA-EN 3A 24 tpm makro 500 (IGD), 500 (16

tpm)

Obat Yang Dibawa Pulang

Neokalana 3x2 cth, Lacto B 3x1 sachet, Clast 3x ½ tablet

Penilaian

1. Neokaolana (kaolin pectin) tidak perlu diberikan karena kaolin pectin efektif pada diare

non spesifik. Sedangkan pada kasus ini diduga diare yang dialami akibat infeksi

viral/parasit yang ditunjukkan dengan adanya monositosis.

2. Antrain (Metamizole Na) tidak perlu diberikan.

3. Pemberian trovensis (ondansentron) sudah tepat dan dosis yang diberikan sudah cukup

tetapi frekuensi pemberian tidak sesuai dengan literature.

Rekomendasi

1. Trovensis (ondansentron) seharusnya diberikan secara single dose dengan dosis 2mg-6mg.

2. Berikan probiotik misal Lacidofil 1x1 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

89

Lampiran 27. Rekam Medik Kasus 27 Nama : RA No. RM :

193167

JK :

Laki-laki

Umur : 9

bulan

Tgl Masuk : 16 Juli 2012

Anamnese : lemas, tidak mau

minum, BAB 10x cair tadi pagi

BB = 8,5 kg Tgl Pulang : 18 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Membaik

Diagnosa Keluar : diare cair akut

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 16/7/2012 17/7/2012 18/7/2012

RBC 4.1-5.5 x106/mm

3 4.13

Hb 12-14 g/dL 9.8

HCT 36-44 % 30.4

MCV 73-89 μm3 74

MCH 24-30 pg 23.7

WBC 5-13.5 x103/mm

3 12.3

Neutrofil 35-88.7 % 49.9

Limfosit 12-44 % 41.3

Monosit 0-11.2 % 7

Basofil 0-2.5 % 1

K+ 3.5-5.1 mmol/L 4.4

Na+ 136-145 mmol/L 138

Cl- 97-111 mmol/L 108

Pemeriksaan feses secara makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (kuning), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Feses Secara Mikroskopis

Lekosit (+), eritrosit (+), amoeba coli (cyste +)

Tanda Vital

Suhu (0C) 36.5 37

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian Lacto B 3x 1 Neokaolana 3x2 cth per oral

Sanprima 2x ¾ cth

Sanmol drop 3x 1ml

RL 20-30 tpm mikro 500 KA-EN 1B 8-12 tpm 500 Obat Yang Dibawa Pulang

Lacto B 3x 1, Neokaolana 3x2 cth, Sanprima 2x ¾ cth, Sanmol drop 3x 1ml

Isi racikan : Salbutamol 0.5 mg, GG 40 mg, Cerivis 1 mg (Dtd pulvis XII 3x1 bungkus)

Penilaian

1. Pemberian lacto B (probiotik) hanya sebagai terapi tambahan saja dan harus diberi

jeda waktu dengan pemberian antibiotik.

2. Pemberian neokaolana (kaolin pectin) tidak diperlukan

3. Pemilihan sanprima (cotrimoksazole) sudah tepat.Tetapi dosis yg diberikan kurang.

4. Pemberian sanmol (paracetamol) tidak diperlukan.

Rekomendasi

1. Sanprima (cotrimoksazole) seharusnya diberikan 2x1 cth.

2. Jika diperlukan dapat diberikan anti diare berisi Zn sulfat 20 mg/hari selama 10 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

90

Lampiran 28. Rekam Medik Kasus 28 Nama : NA No. RM :

199933

Jenis

Kelamin :

Perempuan

Umur : 4,5

bulan

Tgl Masuk : 13 Juli 2012

Anamnese : muntah tiap

habis minum

BB = 20 kg Tgl Pulang : 14 Juli 2012

Diagnosa Utama : vomitus Status Pulang : Membaik

Diagnosa Keluar : diare cair akut

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 13/7/2012 14/7/2012

RBC 4.1-5.5 x 106 /mm

3 3.71

Hb 12-14 g/dL 10 HCT 36-44 % 30.6 MCV 73-89 μm

3 83

PLT 150-450 x 103 /mm

3 511

PDW 11-18 % 9.8 WBC 5-13.5 x10

3/mm

3 24.9

Neutrofil 35-88.7 % 62.3 Limfosit 12-44 % 28.1 Monosit 0-11.2 % 6.8 Basofil 0-2.5 % 1.5 K

+ 3.5-5.1 mmol/L 4.4

Na+ 136-145 mmol/L 138

Cl- 97-111 mmol/L 108

Tanda Vital

Suhu (0C) 36.8 37.1

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian Lacto B 3x1 sachet per oral

Trovensis 3x 0.8 mg injeksi

Asering 48 tetes/menit 500 (IGD), 500

(12 tpm)

KA-EN 1B Infuse 500

Obat Yang Dibawa Pulang

cefixime 2x1, Lacto B 3x1 Penilaian

1. Pada kasus ini pemberian lacto B (probiotik) hanya sebagai terapi tambahan saja dan

harus diberi jeda waktu dengan pemberian antibiotik.

2. Pemilihan trovensis (ondansentron) untuk mengatasi muntah yang terjadi sudah tepat

tetapi dosis dan frekuensi yang diberikan tidak sesuai dengan literature.

Rekomendasi

1. Trovensis (ondansentron) single dose dengan dosis 2mg-6mg.

2. Lebih baik diberikan cotrimoksazol sirup 2x 1, sebanyak 2,5 ml daripada cefixime

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

91

Lampiran 29. Rekam Medik Kasus 29 Nama : RK No. RM :

200495

Jenis

Kelamin :

Laki-laki

Umur : 2

tahun

Tgl Masuk : 27 Juli 2012

Anamnese : diare sejak pagi 10x,

lemas, batuk pilek 3 hari

BB = 10 kg Tgl Pulang : 29 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Membaik

Diagnosa Keluar : disentri

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 27/7/2012 28/7/2012 29/7/2012

RBC 4.1-5.5 x 106 /mm3 5.32

Hb 12-14 g/dL 12

HCT 36-44 % 37

MCV 73-89 μm3 70

MCH 24-30 pg 22.6

WBC 5-13.5 x103/mm3 10.8

Neutrofil 35-88.7 % 43.2

Limfosit 12-44 % 39.3

Monosit 0-11.2 % 15.1

Basofil 0-2.5 % 1.2

K+ 3.5-5.1 mmol/L 3.7

Na+ 136-145 mmol/L 137

Cl- 97-111 mmol/L 108

Pemeriksaan feses secara makroskopis

Konsistensi (cair), warna (kuning), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Feses Secara Mikroskopis

Amoeba coli (cyste +)

Tanda Vital

Suhu (0C) 36.8 37 36

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Sanprima 2x 1 cth

Neokalana 3x1 cth

Orezinc 1x1

Lacto B 3x1 sachet

Trovensis 3x 1 mg injeksi

RL 12 tpm Infuse 500, 500, 500

Obat Yang Dibawa Pulang

Sanprima 2x 1 cth, Neokalana 3x1 cth, Orezinc 1x1, Lacto B 3x1 sachet, Domperidone

pulvis 3x3 mg (IX pulv)

Penilaian

1. Pemberian sanprima (cotrimoksazole) tidak diperlukan

2. Neokaolana (kaolin pectin) seharusnya tidak diperlukan

3. Pemilihan orezinc (Zn sulfate heptahydrate) sebagai terapi tambahan sudah tepat tetapi

dosis yang diberikan kurang.

4. Pada kasus ini pemberian lacto b (probiotik) hanya sebagai terapi tambahan saja dan harus

diberi jeda waktu dengan pemberian cotrimoksazol.

5. Pemilihan trovensis (ondansentron) sudah tepat tetapi dosis yang diberikan sudah tepat

tetapi frekuensi pemberian tidak sesuai dengan literature.

Rekomendasi

1. Trovensis (ondansentron) seharusnya diberikan secara single dose (1mg-3mg). Pada 29 Juli

seharusnya tidak perlu diberikan trovensis karena sudah tidak mual muntah

2. Berikan metronidazole dengan dosis 15mg/kg 3x1 selama 6-10 hari. Sebaiknya juga

ditambah diloxanide furoate dengan dosis 7mg/kgBB, 3x1 selama 10 hari untuk eradikasi

cyste patogenik dan sakit lagi

3. Orezinc (Zn sulfate heptahydrate) seharusnya diberikan 1x2 sachet selama 10 hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

92

Lampiran 30. Rekam Medik Kasus 30 Nama : EF No. RM :

173747

Jenis

Kelamin :

Laki-laki

Umur : 6

tahun

Tgl Masuk : 26 Juli 2012

Anamnese : muntah terus hari

iniakibat batuk yang diderita

selama 1 bulan

BB = 10 kg Tgl Pulang : 28 Juli 2012

Diagnosa Utama : vomitus Status Pulang : Membaik

Diagnosa Keluar : disentri komplikasi bronchitis

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 26/7/2012 27/7/2012 28/7/2012

RBC 4.1-5.5 x 106 /mm3 5.81

Hb 12-14 g/dL 14.4

HCT 36-44 % 43.9

MCV 73-89 μm3 76

WBC 5-13.5 x103/mm3 13.6

Neutrofil 35-88.7 % 59.8

Limfosit 12-44 % 30.2

Monosit 0-11.2 % 7.2

Basofil 0-2.5 % 1.5

K+ 3.5-5.1 mmol/L 4

Na+ 136-145 mmol/L 140

Cl- 97-111 mmol/L 106

Pemeriksaan feses secara makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (coklat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Feses Secara Mikroskopis

Semua hasil pemeriksaan feses secara mikroskopis negatif

Tanda Vital

Suhu (0C) 36.5 36.8 36

Nama Obat Dosis Dan Cara Pemberian

Cendantron 2 mg injeksi (IGD)

Tricker ½ ampul (IGD)

Trogyl 3x 1,5 cth

Neokalana 3x2 cth

Orezinc 1x1

DOM 3x1.5cth

Cefila 2x3 ml -

RL 12-16 tpm infus 1400

(IGD)

500, 500,

500

Obat Yang Dibawa Pulang

Trogyl 3x1.5 cth, Dom 3x1.5 cth, Neokalana 3x2 cth, Cefila 2x 3 ml

Racikan berisi : salbutamol 1.5 mg, Extropect 10 mg, Cerini 2 mg (Dtd pulvis X 3x1)

Penilaian

1. Pemberian trogyl (Metronidazole) tidak diperlukan

2. Pemberian orezinc (Zn sulfate heptahydrate) sudah tepat.

3. Pemberian cedantron (ondansentron) sudah tepat dan dosis sudah cukup.

4. Pemberian tricker (ranitidin) sudah tepat dan dosis sudah cukup.

Rekomendasi

1. Pemberian neokaolana (kaolin pectin) tidak perlu diberikan karena kaolin pectin efektif

diberikan pada diare yang non spesifik.

2. Pemberian domperidone seharusnya tidak diperlukan karena pada 27 dan 28 Juli pasien tidak

mengalami mual muntah.

3. Lebih baik diberikan antibiotik cotrimkosazol sirup 2x 1cth daripada cefila (cefixime)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

93

Lampiran 31. Rekam Medik Kasus 31 Nama : AP No. RM :

200383

Jenis

Kelamin :

Laki-laki

Umur : 5

tahun

Tgl Masuk : 23 Juli 2012

Anamnese : mual muntah bila

makan, panas sudah 3 hari

BB = 22 kg Tgl Pulang : 25 Juli 2012

Diagnosa Utama : Vomitus Status Pulang : Belum

sembuh

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 23/7/2012 24/7/2012 25/7/2012

RBC 4.1-5.5 x 106 /mm3 4.28

Hb 12-14 g/dL 11.9

HCT 36-44 % 35.4

MCV 73-89 μm3 85

WBC 5-13.5 x103/mm3 9.3

Neutrofil 35-88.7 % 60.1

Limfosit 12-44 % 24.7

Monosit 0-11.2 % 12.3

Basofil 0-2.5 % 2.4

K+ 3.5-5.1 mmol/L 3.6

Na+ 136-145 mmol/L 130

Cl- 97-111 mmol/L 97

Tanda Vital

Suhu (0C) 38 38.3 39

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Gavistal Injeksi 5 mg (IGD)

Norages Injeksi 300 mg (IGD)

Norages 200 mg

Starcef 2x ½ cth

Epexol syrup 3x ½ cth

Tripanzym 2x1 (4 buah) pulvis -

DOM 3x ½ cth

Antrain 3x200 mg inj

Trovensis 3x2 mg inj

RL Infuse 15 tpm makro 500 (IGD) 500, 500

Obat Yang Dibawa Pulang

Paracetamol 3x2 cth, Starcef 2x ½ cth, Epexol 3x ½ cth, Tripanzym 2x1 (4 buah) pulvis,

Dom 3x ½ cth

Penilaian

1. Pemberian starcef (cefixime) seharusnya tidak diperlukan karena tidak terdapat tanda-

tanda infeksi bakteri.

2. Pemberian tripanzym (Pancreatin, Activated dimethylpolysiloxane) sudah tepat dan dosis

cukup.

3. Pemberian gavistal (metocholrpramide) pada anak-anak sebenarnya tidak tepat

dikarenakan efek samping yang ditimbulkan cukup besar.

4. Trovensis (ondansentron) tidak perlu diberikan karena pada 24 dan 25 Juli, pasien tidak

mengalami mual muntah.

Rekomendasi

1. Domperidone tidak perlu diberikan karena pada 25 Juli pasien tidak mengalami mual

muntah

2. Tidak perlu diberikan norages (metamizole Na) dan antrain (metamizole Na), untuk

demam yang timbul cukup diberikan paracetamol 3x2 cth k/p

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

94

Lampiran 32. Rekam Medik Kasus 32 Nama : RZ No. RM :

200358

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur : 6 bulan Tgl Masuk : 23 Juli 2012

Anamnese : diare,panas BB = 7,5 kg Tgl Pulang : 26 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : Sembuh

Diagnosa Keluar : diare cair akut

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 23/7/2012 24/7/2012 25/7/2012 26/7/2012

Eritrosit 4.1-5.5 x 106 /mm3 4.8

Hb 12-14 g/dL 11.4

HCT 36-44 % 34.9

MCV 73-89 μm3 73

MCHC 24-30 g/dL 23.7

WBC 5-13.5 x103/mm3 9.9

Neutrofil 35-88.7 % 31

Limfosit 12-44 % 51.8

Monosit 0-11.2 % 14.3

Basofil 0-2.5 % 1.8

K+ 3.5-5.1 mmol/L 4.1

Na+ 136-145 mmol/L 139

Cl- 97-111 mmol/L 11.2

Pemeriksaan feses secara makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (kuning pucat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Feses Secara Mikroskopis

Semua hasil pemeriksaan feses secara mikroskopis negatif

Tanda Vital

Suhu (0C) 36.3 36 36 36

Nama Obat Dosis Dan Cara Pemberian

Neokalana 3x1 cth

Lacto B 3x 1 sachet

Otopen drop 3x0.7

Orezinc 1x1

Mikozet Krim 2x oles

RL infus 500 (IGD) 500 500

Obat Yang Dibawa Pulang

MycoZ , Lacto B 3x1sachet, Neokalana k/p 3x1 sendok, Orezinc sampai 10 hari 1x1, Ottopan drop 3x 0.7 cc

Penilaian

1. Neokaolana (kaolin pectin) tidak perlu diberikan karena pada kasus ini diduga diare akibat virus.

2. Pemilihan lacto b (probiotik) sudah tepat karena probiotik efektif pada diare yang disebabkan bukan

karena bakteri. Tetapi frekuensi pemberian cukup 2x1 saja.

3. Pemilihan ottopan (paracetamol) drop untuk mengatasi deman yang terjadi sudah tepat dan dosis

yang diberikan sudah cukup. Tetapi pemberian ottopan ke pasien terus dilakukan mulai dari 24-26

Juli padahal keesokan harinya pasien sudah tidak mengalami demam.

4. Pemberian orezinc (Zn sulfate heptahydrate) untuk terapi tambahan sudah tepat dan dosis yang

diberikan juga sudah cukup.

Rekomendasi

1. Ottopan (paracetamol) tidak perlu diberikan pada 25-26 Juli . Pada 24 Juli ottopan cukup diberikan

1x saja pada sore/ malam hari karena pada waktu sebelumnya suhu pasien masih dalam batas normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

95

Lampiran 33. Rekam Medik Kasus 33 Nama : FM No. RM :

176545

Jenis

Kelamin :

Perempuan

Umur :

2.5

tahun

Tgl Masuk : 28 Juli 2012

Anamnese: diare , lemas,

batuk pilek 3 hari, kejang

BB = 10 kg

Tgl Pulang : 30 Juli 2012

Diagnosa Utama : GEA Status Pulang : sembuh

Diagnosa akhir: KDS (kejang dehidrasi sedang)

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 28/7/2012 29/7/2012 30/7/2012

Hb 12-14 g/dl 15.7

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 4.6

Limfosit 12,0-44 % 33.5

Monosit 0,0-11,2 % 13.1

Neutrofil 35,0-88,7 % 51.5

Basofil 0,0-2,5 % 1.1

Hematokrit 36,0-44,0 % 47.5

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 5.3

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 4.7 duplo

Natrium 136-145 mmol/L 147 duplo

Klorida 97-111 mmol/L 117 duplo

Pemeriksaan feses secara makroskopis

Konsistensi (lembek), warna (coklat), lendir (-), darah(-) , pus (-), larva cacing (-)

Pemeriksaan Feses Secara Mikroskopis

Semua hasil pemeriksaan feses secara mikroskopis negatif

Tanda Vital

Suhu (oC) 39 36.2

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Trazep 2 mg per rektal

Norages 200 mg iv

Gitas ¼ ampul

Valisanbe 2 mg

Paracetamol 3-4x1 cth

Lacto B 1 sachet

Elsazym 2x1 sachet

Cendantron 2x ¼ ampul

Antrain Inj 200 mg

Tridex 27 A infus 500, 500 Off

RL 500

KA-EN 1B

makro

15 tpm makro 500 stop

Obat pulang

Paracetamol, Elzazym

Penilaian

1. Pemilihan trazep (diazepam) untuk mengatasi kejang yang terjadi sudah tepat tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

96

dosis yang diberikan tidak cukup. Pasien juga diberikan valisanbe yang memiliki

kandungan zat aktif yang sama dengan trazep .

2. Pemberian paracetamol sebagai terapi simptomatik sudah tepat dan dosis cukup.

3. Lacto B (probiotik) yang merupakan probiotik sudah tepat pemberiannya. Tetapi dosis

lacto b yang diberikan tidak cukup.

4. Pemberian elsazym (pancreatin, bromelain, dimethylpolysiloxane) sudah tepat tetapi

dosis berlebih.

5. Pemberian gitas (hyoscine-N-butylbromide) seharusnya tidak diperlukan karena untuk

mengatasi spasme yang timbul sudah diberikan trazep .

6. Pemilihan cedantron (ondansentron) untuk mengatasi muntah yang terjadi sudah tepat

dan dosis yang diberikan sudah cukup. Tetapi frekuensi pemberian tidak sesuai dengan

literature.

Rekomendasi

1. Seharusnya untuk mengatasi kejang yang terjadi cukup diberikan salah satu saja asal

dengan dosis yang cukup. Jika ingin diberikan trazep suppo seharusnya diberikan dalam

jumlah 5mg. Jika ingin diberikan dalam bentuk injeksi valisanbe cukup diberikan 2 mg.

2. Tidak perlu diberikan antrain /norages (metamizole Na)

3. Lacto B (probiotik) seharusnya diberikan dengan dosis 3x1.

4. Cedantron (ondansentron) seharusnya diberikan secara single dose dengan dosis 1mg-

3mg.

5. Elsazym (pancreatin, bromelain, dimethylpolysiloxane) cukup diberikan 1x1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

97

Lampiran 34. Rekam Medik Kasus 34 Nama : DR No. RM :

200168

Jenis

Kelamin :

Perempuan

Umur : 19

bulan

Tgl Masuk : 15 Juli 2012

Anamnese : muntah, lemas BB = 9.4 kg

Tgl Pulang : 17 Juli 2012

Diagnosa Utama : obs. vomitus Status Pulang : Membaik

Hasil Laboratorium Tanggal

Hasil Nilai Normal Satuan 15/7/2012 16/7/2012 17/7/2012

Hb 12-14 g/dl 11.2

Lekosit 5-13,5 ribu/mmk 13.4

Limfosit 12,0-44 % 23.5

Monosit 0,0-11,2 % 8.4

Neutrofil 35,0-88,7 % 65.3

Basofil 0,0-2,5 % 0.6

Hematokrit 36,0-44,0 % 34.6

Eritrosit 4,10-5,50 juta/mmk 4.95

Kalium 3,5-5,1 mmol/L 3.5

Natrium 136-145 mmol/L 134

Klorida 97-111 mmol/L 100

Tanda Vital

Suhu (oC) 36.5 36.5 36.5

Nama Obat Dosis dan Cara Pemberian

Lacto B 3x1 p.o

Neokalana 3x1 cth p.o

Sanprima 2x1 cth

Trovensis 3x1 mg injeksi

Cendantron 1 mg injeksi

RL 12 tpm

makro

infus Loading

250 cc, 500

500 500

Obat Yang Dibawa Pulang

Lacto B 3x1, Neokalana 3x1, Sanprima 2x1

Penilaian

1. Pemberian lacto B (probiotik) sudah tepat dan dosis yang diberikan sudah cukup.

2. Pemilihan neokaolana (tidak diperlukan

3. Pemberian sanprima (cotromoksazole) tidak diperlukan karena diare yang terjadi bukan

disebabkan oleh bakteri.

4. Pemilihan trovensis (ondansentron) sudah tepat dan dosis yang diberikan cukup. Tetapi

frekuensi pemberian tidak sesuai dengan literature.

Rekomendasi

1. Trovensis (ondansentron) seharusnya diberikan secara single dose dalm dosis 1-3mg.

Cedantron juga tidak perlu diberikan karena berisi zat aktif yang sama dengan trovensis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

98

Lampiran 35. Pengelompokkan Berdasarkan Jumlah Macam dan

Golongan Obat yang Diterima Pasien Gangguan Saluran Pencernaan di

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012 Hasil

Diagnosa

Manifestasi

Klinik

No.

Kasus

Pengobatan Jumlah

Macam Obat

yang

Diterima

GEA Diare 27 AD (probiotik, kaolin pectin)

ANOAP (paracetamol)

AB (cotrimoksazol)

4

Demam 5 AD (probiotik)

ANOAP (paracetamol)

VMP (colostrums)

OAINS (Metamizole Na)

4

Diare,

dehidrasi

29 AB (cotrimoksazol)

AD (kaolin pectin, Zn sulfate

heptahydrate, probiotik)

AE ( Ondansentron)

5

Diare,

demam,

dehidrasi

32 AD (kaolin pectin, Zn sulfate

heptahydrate, probiotik)

ANOAP (paracetamol)

4

Mual muntah,

diare, demam,

dehidrasi,

kejang

33 AS (diazepam)

ANOAP (paracetamol)

AD (probiotik)

D (Pancreatin, bromelain,

dimethylpolisiloxane)

OAINS (Metamizole Na)

ASP (Hyosine-N-butylbromide)

AE ( Ondansentron)

7

Mual muntah,

diare

1 AD (loperamid, probiotik)

AE ( Ondansentron)

ANARAU (ranitidine)

AB (cefotaxime)

5

3 AD (probiotik, kaolin pectin)

AB (cotrimoksazol)

AE ( Ondansentron)

4

21 AD (attapulgit)

ANARAU (sukralfat, pantoprazole)

3

Mual muntah,

diare,

kembung

2 AD(probiotik)

AE ( Ondansentron)

2

Mual muntah,

diare,

dehidrasi

16 AD (probiotik)

AE ( Ondansentron)

AB (cotrimoksazol)

2

24 AE ( Ondansentron)

ANARAU (ranitidin)

2

Mual muntah,

demam,

dehidrasi

19 AB (cotrimoksazol)

AD (probiotik)

ANOAP (paracetamol)

OAINS (Metamizole Na)

4

Mual muntah,

diare, demam,

dehidrasi

4 AD (dioctahedral smectite ,

probiotik)

ANOAP (paracetamol)

AE ( Ondansentron)

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

99

OAINS (Metamizole Na)

26 AD (kaolin pectin)

AE ( Ondansentron)

OAINS (Metamizole Na)

3

Mual muntah,

diare, demam

6 AD (probiotik)

ANOAP (paracetamol)

VMP (colostrums)

RGIT (metoclorpramid)

OAINS (Metamizole Na)

5

7 AD (probiotik)

AE ( Ondansentron)

2

10 AD (probiotik, kaolin pectin) ;

ANOAP (paracetamol)

AS (diazepam)

AE (Ondansentron)

OAINS (Metamizole Na)

6

12 ABAM (Metronidazole)

AD (kaolin pectin)

RGIT (domperidone)

ANOAP (paracetamol)

OAINS (Metamizole Na)

AE (Ondansentron)

6

17 AD ( kaolin pectin, probiotik)

D(Pancreatin,dimethylpolisiloxane)

AE(Ondansentron)

OAINS (Metamizole Na)

ANARAU (Ranitidin)

6

25 ANOAP (paracetamol)

AD (probiotik)

AE (Ondansentron)

OAINS (Metamizole Na)

4

Mual muntah,

diare,

kembung,

demam

23 ABAM (Metronidazole)

ANOAP (paracetamol)

AD (kaolin pectin, probiotik)

4

Vomitus Mual muntah 8 VMP (colostrums)

AE (Ondansentron)

2

13 ANARAU (Ranitidin, Pantoprazole)

ASP (Chlordiazepoxide, clidinium,

Hyosine-N-butylbromide)

AE (Ondansentron)

5

18 AD (probiotik, kaolin pectin)

ABAM (Metronidazole)

OAINS (Metamizole Na)

AE (Ondansentron)

5

22 AD (attapulgit, loperamide)

ANARAU (omeprazole)

AE (Ondansentron)

4

Mual muntah,

diare, demam

9 AD (probiotik)

ANOAP (paracetamol)

AB (cotrimoksazol)

AE (Ondansentron)

ANARAU (ranitidine)

OAINS (Metamizole Na)

6

11 VMP (colostrums) 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

100

Keterangan :

AD : antidiare

ANOAP : analgesik non opiat, antipiretik

AB : antibiotik

VMP : vitamin&mineral pediatric

OAINS : obat anti inflamasi non steroid

AE : antiemetic

AS : ansiolitik

D : digestan

ASP : antispasmodic

ANARAU : antacid, antirefluks, antiulserasi

RGIT : regulator GIT, antiflatulen, antinflamasi, antiemetic

ABAM : antibiotik, antiamuba

ANOAP (paracetamol)

AB (cotrimoksazole)

RGIT (domperidone)

AE (Ondansentron)

OAINS (Metamizole Na)

Mual muntah,

demam

15 ANOAP (paracetamol, n-

asetilsistein) AB (cefixime)

ANARAU (pantoprazole)

AE (Ondansentron)

4

31 AB (cefixime)

D(Pancreatin,dimethylpolisiloxane)

RGIT(domperidone,metoclorpramid)

OAINS (Metamizole Na)

AE (Ondansentron)

6

Mual muntah,

dehidrasi

28 AD (probiotik)

AE (Ondansentron)

2

30 ABAM (Metronidazole)

AD ( kaolin pectin, Zn sulfate

heptahydrate)

RGIT (domperidone)

AB (cefixime)

AE ( Ondansentron)

ANARAU (ranitidine)

7

Mual muntah,

demam,

kejang,

dehidrasi

14 ANOAP (paracetamol)

OAINS (Metamizole Na)

AS (diazepam)

AB (cotrimoksazol)

4

Mual muntah,

diare,

dehidrasi

34 AD (kaolin pectin, probiotik)

AB (cotrimoksazol)

AE (Ondansentron)

4

Dispepsi

ulkus tipe

vomitus

Perut panas,

mual muntah

20 ANARAU (sukralfat, pantoprazole,

ranitidin)

AE (Ondansentron)

AB (cefotaxime)

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

101

Lampiran 36. Pengobatan Pasien Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012 Yang Diduga Mengalami

Masalah Terkait Efektivitas Obat No. Kasus Obat Yang DidugaMengalami Masalah Terkait Efektivitas

1 ondansetron, ranitidine, probiotik, loperamid

2 Ondansetron

3 ondansetron, kaolin pectin, probiotik

4 dioctahedral smectite, paracetamol, ondansetron

5 paracetamol, metamizole Na

6 probiotik,paracetamol, metoclorpramid

7 Ondansetron

8 Ondansetron

9 probiotik, paracetamol, cotrimoxsazol, ondansetron, ranitidine, metamizole Na

10 probiotik, metamizole Na, kaolin pectin, diazepam, ondansetron

11 colostrum, cotrimoxsazol, domperidon, ondansetron, metamizole Na

12 domperidon, paracetamol, metamizole Na, ondansetron, kaolin pectin

13 pantoprazole, ondansetron, hyosine-n-butylbromide, ranitidine

14 metamizole Na, paracetamol, cotrimoxsazol

15 paracetamol & n-asetilsistein, cefixime, pantoprazole, ondansetron

16 probiotik, ondansetron

17 kaolin pectin, pancreatin & dimethylpolisiloxane, probiotik, ondansetron,

ranitidine, metamizole Na

18 probiotik, kaolin pectin, metamizole Na, ondansetron

19 cotrimoxsazol, metamizole Na

20 sukralfat, ondansetron, ranitidine, pantoprazole, cefotaxim

21 Pantoprazole

22 attapulgit, loperamid, ondansetron

23 kaolin pectin, probiotik, paracetamol

24 ranitidin, ondansetron

25 probiotik, ondansetron, paracetamol, metamizole Na

26 kaolin pectin, metamizole Na, ondansetron

27 probiotik, kaolin pectin, cotrimoxsazol, paracetamol

28 probiotik, ondansetron

29 kaolin pectin, zn sulfate heptahydrate, probiotik, ondansetron

30 metronidazol, kaolin pectin, zn sulfate heptahydrate, domperidon

31 cefixime, pancreatin & dimethylpolisiloxane, domperidon, metoclorpramid,

metamizole Na, ondansetron

32 kaolin pectin, probiotik, sanmol,

33 diazepam, paracetamol, probiotik ; pancreatin, bromelain & dimethylpolisiloxane

; hyosine-n-butylbromide, ondansetron, metamizole Na, paracetamol

34 kaolin pectin, cotrimoxsazol, ondansetron

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

102

Lampiran 37. Surat Bukti Penerimaan Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

103

Lampiran 38. Surat Bukti Selesainya Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · gastroenteritis followed by vomitus and vomitus related to ulcer dyspepsia. The highest amount of medicines are 7 and 5 in

104

BIOGRAFI PENULIS

Silvia Agustina merupakan anak pertama dari pasangan

Budiyanto dan Sieny Susilowati, lahir di Demak pada

tanggal 01 Agustus 1991. Pendidikan awal dimulai di Taman

Kanak-Kanak Kanisius Bintoro Demak pada tahun 1995-

1997. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan di Sekolah Dasar

Kanisius Bintoro Demak pada tahun 1997-2003. Selanjutnya ke jenjang

pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Demak pada tahun 2003-2006.

Kemudian naik ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas Sedes Sapientiae

Semarang pada tahun 2006-2009. Selanjutnya pada tahun 2009 melanjutkan ke

jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI