lp dyspepsia n askep fraktur
DESCRIPTION
DigestivusTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN
KLIEN AN “ M “ DENGAN DISPEPSYIA
DI RUANG BAJI ADA II KAMAR 410
RS LABUANG BAJI MAKASAR.
No.Register : 0575 29
Tgl masuk : 04/01/07
Tgl pengkajian : 08/01/07
DX : DISPEPSYIA
I.DATA BIOGRAFI
A.Identitas klien
Nama : An “ M “
Alamat : Andi tonro no.25
Kawin / belum kawin : belum
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Bugis
B.Penanggung : PT.AKES
II.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI.
a.Keluhan utama : Sakit kepala
b. Riwayat keluhan utama : Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati mual,muntah kurang lebih 2 x
sehari,pusing,demam.Dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit,sifatnya hilang timbul,tidak menggigil,tidak berkeringat bila demam
turun,tidak ada mimisan,yidak ada gusi berdarah.Klien juga batuk sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit,tidak berlendir,tidak ada darah,kepala
dirasakan berat bila klien dalam posisi duduk.Nyeri ulu hati disertai dengan
mual dan muntah sebanyak 2 x sehari.
1..faktor pencetus : makan yang pedas
2.sifat keluhan : hilang timbul
3.lokasi dan penyebaran : Daerah perut kiri atas tepatnya didaerah ulu hati
3.Upaya yang dilakukan keluarga : membawa kerumah sakit.
4.Hal – hal yang meringankan : makan sedikit tapi sering dan minum obat
- Yang memperberat : terlambat makan atau perut kosong
5.Pertolongan obat yang diberikan :
- Diet TKTP
- Infus RL 28 tts/i
- PCT 3 x 1
- GG tab 3 x 1
- Ulsikur 3 x 1
c.Riwayat penyakit sebelum msuk rumah sakit.
Keluhan dirasakan pada hari selasa tanggal 02 – 01 – 2007 dirumahnya setelah mengkonsumsi makanan
yang pedas,dan oleh keluarga di bawa ke RS labuanG baji ke IRD dan oleh dokter di
anjurkan untuk rawat inap.
d.Penyakit kesehatan yang lalu :
1.pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dengan penyakit yang sama.
2.panas dan batuk sebelumnya
3.tidak ada riwayat transfusi
4.tidak ada riwayat alergi
5.tidak pernah mengalami kecelakaan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram
80 79 90 89
45 40 62 60 55 50 48 40
58 49
21 19 17
Keterangan :
: laki – laki dan perempuan yang sudah meninggal.
: Klien
: laki – laki dan perempuan yang masih hidup
: garis perkawinan
: garis keturunan
: garis tinggal serumah
- Tinggal serumah dengan klien tidak ada yang menderita penyakit kronis yan gmenular
- Saudara bapak dan ibu klien meninggal karena ketuaan dan ada yang meninggal karena penyakit yang
tidak diketahui penyebabnya.
III.PEMERIKSAAN FISIK
a.status kesehatan
Kesadaran : composmentis
KU : Demam
b. BB selama sakit : 40 Kg TB : 150 cm
BB sebelum masuk rumah sakit : 42 Kg
c. TTV :
TD : 120/80 mmHg N : 80 x/i
S : 39 C P : 24 x/i
d.keadaan kulit
Turgor : baik / normal
Kebiasaan perawatan kulit : mandi
Warna kulit : sawo matang
e. Kepala
Rambut
Distribusi merata,tidak alopesia,warna rambut hitam
Keadaan kulit rambut tidak berketombe
Tidak ada massa,nyeri tekan,luka riwayat trauma
Klien mengeluh pusing.
f.Muka
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Ekspresi wajah murung
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
g.Mata
Inpeksi
Palpebra : tidakada oedema,tidak ada radang
Sclera tidak icterus,conjungtiva pucat,pupil isokor kiri / kanan
Tidak ada penonjolan bola mata
Palpasi
Tekanan bola mata tidak ada
Penglihatan tidak kabur
h.Hidung
Inpeksi
Polip tidak ada,septum tidak bengkok,tidak ada secret,dan ada radang.
Palpasi
Tidak ada nyeri pada sinus maxilaris,sinus frontalis,sinus ethomoidalis
i.Telinga
Inpeksi
Canalis bersih,tidak ada serumen,tidak ada nanah.
Tidak memakai malat bantu.
Pendengaran baik.
j.Rongga mulut
Inspeksi
1.Gigi
Keadaan gigi : tidak caries,sebagian gigi tanggal
Tidak memakai gigi palsu
2.Gusi
Gusi berwarna merah muda,tidak perdarahan.
3.Lidah tidak kotor
4.Mulut / bibir
Tidak pucat,tidak pecah – pecah dan tidak kering
k.Leher
Inspeksi
Kelenjar tyroid tidak nampak membesar
Palpasi
Arteri karotis teraba kuat
Kelenjar tyroid tidak teraba membesar
Vena jugularis tidak ada bendungan dan pembesaran.
l.Ketiak
Inspeksi
Tidak nampak pembesaran getah bening
Palpasi
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
m.Thoraks dan paru
Inspeksi
Bentuk dada normal chest,tidak ada kelainan,frekuensi pernafasan 24 x / i
Pergerakan dada mengikuti gerak nafas,tidak ada retraksidinding dada
Palpasi
Vocal premitus terdengar sama di semua lapang paru kiri dan kanan.
Tidak ada massa dan nyeri
Auskultasi
Bunyi pernafasan : ronchi
Bunyi tambahan : tidak ada
Perkusi
Sonor pada semua area paru
n.Jantung
Inspeksi
Ictus cordis tidak tampak,denyut nampak normal
Palpasi
Ictus cordis teraba pada ICS 4 – 5 sisi dada kiri
Perkusi
Pekak,pembesaran jantung tidak ada,terdapat pekak pada daerah ICS 3 – 4 mid clavikularis kiri,dan
ICS 2 – 4 parasternalis kiri dan kanan
Asukultasi
BJ I : menutupnya katup mitral – trikupidalis
Terdengar pada ICS 4,5
BJ II : menutupnya katup aorta – pulmunal
Terdengar pada ICS 2,3
H.Rate : 80 x/i
o.Abdomen
Inspeksi
Perut nampak datar,tidak membuncit / membusung
Tidak nampak bekas luka,klien kadang memegang perutnya
Auskultsi
Bising usus terdengar
Peristaltik usus : 9 – 12 x/ i
Perkusi
Tympani pada semua kuadran
Palpasi
Tidak ada pembesaran pada hepar dan lien
Terdapat nyeri tekan pada abdomen kiri bagian atas
p.Genetalia dan anus
Menurut klien tidak ada kelainan atau gangguan.
q.Ekstremitas
1.Ekstremitas atas
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Tidak ada oedema
Tidak ada lesi
Tidak ada tremor
Tidak berkeringat
Palpasi
Ada nyeri tekan
Tidak ada mati rasa.
Perkusi
Biceps kiri / kanan : +/+
Triceps kiri / kana : +/+
2.Ekstremitas bawah
Inspeksi
Simetris kiri / kanan
Tidak ada oedema
Tidak ada lesi
Tidak ada tremor
Tidak berkeringat.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
Tidak hilang rasa
r.Pemeriksaan penunjang
1.Hasil LAB
TGL 04/01/07 Darah rutin
- BBS : 35 / l - HGB : 12,9
- WBC : 4,5 - RBC : 6,40
- HCT : 41,0 - PLT : 185
Kimia darah
- SGOT : 37 u/l- SGPT : 18 u/l
3.Pola kegiatan sehari – hari
a.Nutrsi
1.kebiasaan
Pola makan : nasi,sayur,lauk pauk,kadang susu
Frekuensi : 3 x sehari
Nafsu makan : baik
Makanan pantangan : tidak ada
Jenis makanan yang disukai : tidak spesifik
Tidak ada alergi terhadap makanan
2.perubahan selama sakit
Pola makan : nasi, sayur,lauk pauk.
Frekuensi makanan : 3 x sehari
Nafsu makan : selera makan berkurang
Makanan pantangan : -
Jenis minuman air putih : 1200 cc
b.Eliminasi
1.BAK
a.kebiasaan
Frekuesnsi : 2 – 3 x sehari
Warna : kunig
Jumlah : 700 – 1500 ml
Bau : amoniak
b.perubahan selama sakit
Frekuensi : 5 – 6 x sehari
Warna : kuning
Jumlah : 700 – 1000 ml
Bau : amoniak
2.BAB
a.Kebiasaan
Konsistensi : lembek
Warna : kuning
Frekuensi : 3 x / hari
b.Perubahan selama sakit
Konsistensi : lembek
Warna : kuning
Frekuensi : 1 x / hari
c.Olah raga dan aktivitas
Klien selama sakit tidak melakukan olahraga tertentu
Aktivitas makan kadang – kadang dibantu oleh keluarganya.
Berjalan ke kamar mandi dipegang orang keluarganya.
Mengambil air minum dibantu oleh keluarganya.
d.Istirahat dan tidur
Kebiasaan
Tidur malam : jam 21.00 – 05.30
Tidur siang : jam 10.00 – 14.00
Hal yang membantu atau pengantar tidur adalah suasana tenang
Perubahan selama di rumah sakit
Tidur malam tidak menentu jam 22.00 – 02.30
Tidur siang tidak menentu jam 14.00 – 15.00
Klien mudah terbangun.
e.Hygiene
Kebiasaan
Mandi pakai sabun 3 x sehari
Cuci rambut 1 – 2 x / hari
Sikat gigi 3 x / hari
Perubahan selama dirumah sakit
Mandi dengan sabun
Frekuensi : 1 x/ hari
Sikat gigi pakai odol
Frekuensi : 3 x/hari
3.Pola interaksi sosial
Orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya.
Klien jika punya masalah di bicarakan dengan ibunya.
4.Keadaan psikososial selama sakit
Klien mengatakan cemas dan gelisah dengan penyakit yang dialaminya.
Interaksi dengan petugas kesehatan dan lingkungan baik
5.Spiritual
Klien rajin mengikuti kegiatan keagamaan sebelum sakit,seperti ke mesjid
6.Perawatan dan pengobatan
Istirahat di tempat tidur.
Diet TKTP
Infus RL 28 tts/i
PCT 3 x 1
GG 3 x1
Ulsikur 3 x 1
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF
Klien mengeluh nyeri ulu hati
Klien mengatakan lemah
Klien mengatakan selera makan berkurang
Klien megatakan kurang tidur
Klien mengatakan pusing kepalanya
Klien mengatakan ADLnya di bantu
Klien mengatakan semoga cepat sembuh
Klien sering menanyakan penyakitnya
DATA OBJEKTIF
TTV
TD : 120 / 80 S : 39 C
N : 80 x/i P : 24 x / i
Klien nampak lemah
Porsi makan tidak di habiskan ( ½ porsi )
Ekpresi wajah nampak murung
Klien nampak meringis
Conjungtiva pucat
Klien tampak cemas
BB sebelum sakit : 42 Kg
BB selama sakit : 40 Kg
TB : 150 cm
ANALISA DATA
No DATA PENYEBAB MASALAH
1.
2.
DS :
Klien Mengatakan nyeri ulu
hati
Klien mengatakan lemah
DO :
Ekpresi wajah murung
Klien nampak lemah
Klien nampak meringis
TTV :
T : 120/ 80 mmHg
N : 80 x/ i
S : 39 C
P : 24 x/i
BB sebelum sakit : 42 Kg
BB selama sakit : 40 Kg
TB : 150 cm
DS :
Klien mengatakan lemah
Klien mengatakkan selera
makan berkurang
DO :
Porsi makan tidak dihabiskan
Klien nampak lemah
Adanya peningkatan produksi
HCL
Kerusakan sawar mukosa lambung
Merangsang zar bradikanin,histamin,serotonin
Rangsangan ditreuskan ke talamus
Menurunkan ambang nyeri
Dipersepsikan sebagai nyeri ulu hati
Rangsangan ditalamus
Perasaan jernuh terhadap makanan tertentu
Tidak ada selera makan
asupan nutrisi kurang ke dalam tubuh
Kebutuhan nutrsi tidak terpenuhi
Nyeri ulu hati
Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrsi
3.
4.
5.
DS :
Klien mengatakan kurang
tidur
Klien mengatakan susah tidur
DO :
Klien nampak lemah
Conjungtiva pucat
TTV :
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
S : 39 C
P : 24 x/i
DS :
Klien mengatakan kebutuhan
sehari – hari dibantu.
Klien mengatakan lemah
Klien mengatakan pusing
DO :
Klien nampak lemah
Wajah klien nampak murung
Wajah klien nampak meringis
DS :
Klien sering menanyakan
keadaanya
Adanya peningkatan produksi HCL
Merangsang pengeluaran zat bradikinin,histamin,serotini
Merangsang saraf otonom
Mengaktifkan norepinephirine
Saraf simpatis terangsang untuk mengaktifkan RAS,mengaktifkan
kerja organ tubuh
REM menurun
Pasien terjaga
Saraf simpatis terangsang untuk mengaktifkan,RAS,megaktifkan
kerja organ tubuh
Terejadi vasokontraksiarterial kapiler
Peningkatan tekanan darah
Suplay darah ke jaringan menurun
Supaly O2 dan nutrisi ke jaringan kurang
Terjadi perubahan status kesehatan
Ketidak mampuan koping
Gangguan istirahat tidur
Kelemahan
Cemas
Klien mengatakan lemah
DO :
Klien nampak lemah
Wajah klien murung
Klien tampak cemas
individu
Klien merasa suatu ancaman
Cemas
kelemahan
PRIORITAS MASALAH
1.Nyeri b/d dengan adanya peradangan pada mukosa lambung,ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan sakit ulu hati
DO :
Expresi wajah murung
TTV :
T : 120/ 80 mmHg
P : 24 x /i
N : 80 x/ i
S : 39 C
2.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat,ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan lemah
Klien mengatakan selera makan berkurang.
DO :
Klien nampak lemah
Porsi makan ½ porsi yang di habiskan
TTV :
T : 120/80 mmHg
P : 24 x/i
N : 80x/i
S : 39 C
BB sebelum sakit : 42 Kg
BB selama sakit : 40 Kg
TB : 150 cm
3.Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati dan kecemasan,ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan kurang tidur
Klien mengatakan mudah terbangun
DO :
Klien nampak lemah
Conjungtiva anemis
TTV :
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
S : 39 C
P : 24 x/i
4.Penurunan ADL b/d kelemahan fisik,ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan kebutuhan sehari – hari di bantu
Klien mengatakan lemah
Klien mengatakan pusing
DO :
Klien nampak lemah
Wajah klien murung
TTV:
T : 120/80 mm Hg
N : 80 x/ i
S : 39 C
P : 80 x/i
5.Ansietas b/d terjadinya perubahan status kesehatan ,ditandai dengan :
DS :
Klien sering menanyakan penyakitnya
Klien mengatakan lemah
DO :
Klien nampak lemah
Wajah klien murung
Klien tampak cemas
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama :An “ M “ No.Register : 057529
Umur : 21 tahun Tgl MSR : 04/02/07
Jenis kelamin : perempuan Tgl pengkajian : 08/0107
Alamat : Andi tonro no.25 DX.Medik : DISPEPSYA
NO DX KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Nyeri b/d peradangan pada
lambung,ditandai engan:
DS :
Klien mengatakan
nyeri perut bagian
kiri atas
Skala nyri sedang
( skala 6 )
DO :
Wajah klien nampak
murung
Klien nampak emah
Klien nampak
meringis
TTV :
Klien akan mengungkapkan nyeri
teratasi atau berekurang dengan
kreteria :
Klien tidak mengeluh nyeri
Expresi wajah ceria
Klien nampak rileks
TTV dalam batas normal
1.observasi tanda – tanda vital
2 kaji tingkat nyeri setiap hari
Dengan skala : 1 - 10
Ringan : 1 – 3
Sedang : 4 – 6
Berat : 7 - 10
3.anjurkan klien merubah posisi
tidur ke semi fowler
1.untuk mengetahui keadaan
klien dan memudahkan
untuk melakukan tindakan
selanjutnya.
2.untuk mengetahui tingkat
skala nyeri sebagai pedoman
untuk bertindak
3.dengan posisi semi
fowler,organ yang sakit
tidak tertekan
2.
T : 120 / 80 mmHg
N : 80 x/i
S : 39 C
P : 24x/i
Nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d intake yang
tidak adekuat,ditandai
dengan :
DS :
Klien mengatakan
lemah
Klien mengatakan
selera makan
berkurang
DO :
Porsi makan tidak
dihabiskan ( ½
Klien menampakkan kebutuhan
nutrisi terpenuhi dengan kreteria :
- klien nampak segar
- porsi makan di habiskan
- selera makan baik
BB dalam keadaan semula / normal
4.HE tentang pentingnya nutrisi
5.kolaborasi dengan dokter
dalam penatalaksanaan
pemberian obat
PCT 3x 1
GG 3 x 1
Ulsikur 3 x 1
1.kaji pola makan klien
2.beri makanan yang bervariasi
3.beri makanan lunak sedikit tapi
sering
4.mengukur BB tiap hari dengan
timbangan yang sama.
4.agar lien memahami dan
melaksanakan arti dari
pentingnya nutrisi bagi
tubuh
5.untuk menekan
peningkatan produksi sama
lambung.
1.untuk mengetahui jumlah
asupan nutrisi bagi klien
2.makanan bervariasi
merangsang selera makan.
3.mencegah kekosongan
lambung dan memudahkan
absorsi terhadap lambung
4.mengetahui perkembangan
status nutrisi klien
3.
porsi )
Klien nampak lemah
TTV :
T : 120/80 mm Hg
N : 80 x / i
S : 39 C
P : 24 x/i
BB sebelum sakit : 40 Kg
BB selam sakit : 40 Kg
TB : 150 cm
Ganguan istirahat tidur b/d
adanya nyri ulu
hati,ditandaidengan :
DS :
Klien megatakan
kurang tidur
Klien mengatakan
mudah terbangun
DO :
Klien nampak lemah
Conjungtiva nampak
pucat
TTV :
Klien mengatakan istirahat tidur
terpenuhi dengan kreteria :
Tidur nyenyak
Tidak mudah terbangun
Klien nampak ceria
Conjungtiva tidak pucat
Jam tidur 6 – 8 jam
1.observasaiTTV 8 jam
2.beri minum susu hangat
sebelum tidur
3.ciptakan lingkungan yang
tenang dan batasi pembesuk
4.memberikan HE kepada
keluarga klien tentang
pentingya tidur cukup.
1.mengetahui keadaanklien
dan pedoman untuk
tindakan selanjutnya
2.mengandung protein
tinggi
3.lingkungan yang tenang
meninimalkan rangsangan
sehingga klien tertidur
nyenyak
4.istirahat tidur yang cukup
antara 6 – 8 jam perhari.
4.
T : 120 / 80 mmHg
N : 80 x/i
P : 24 x /i
S : 39 C
Penurunan kemampuan
ADL b/d kelemahan fisik
ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan
kebutuhan sehari –
hari dibantu
keluargannya
Klien mengatakan
lemah
DO :
Klien nampak
lemah
Klien nampak
dibantu
keluarganya
Klien mengatakan kebutuhan
ADLnya tidak dibantu lagi dengan
kreteria :
Klien nampak melaksanakan
aktivitas sendiri
Klien nampak segar
Klien tidak mengeluh pusing
1.kaji kemampuan klien untuk
melakukan aktivitas tiap hari
2.berikan support untuk
melakukan aktivitas
3.libatkan keluarga dalam
membantu ADL klien
1.mengetahui
kemampuannya an
membantu yang klien belum
mampu melakukan sendiri
2.dengan support,kien
merasa
diperhatikan,aktivitas yang
ringan dan bertahap
mencegah terjadinya kerja
jantung yang meningkat.
3.melibatkan keluarga untuk
berperan aktif dalam
membantu ADL sehingga
klien merasa diperhatikan.
5. Ansietas b/d perubahan
status kesehatan ditandai
dengan :
DS:
Klien sering
menanyakan
keadaanya dan
berharap cepat
sembuh
DO :
Klien tampak cemas
Klien nampak lemah
Wajah klien murung
Klien mengatakan tidak
cemas,dengan kreteria :
Klien memahami penyakitnya
Klien nampak segar
Klien tidak lemah
1.bina hubungan saling percaya
antara klien ,keluargadan
tenaga kesehatan.
2.dorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya
3.bantu klien untuk
meningkatkan mekanisme
koping
4.HE kepada klien tentang
penyakitnya bagaimana
mencegah dan merawatnya.
1.agar mau menerima
keberadaan perawat yang
akan menolongnya
2.untuk mengetahui masalah
yang dialami klien sebagai
dasar untuk melakukan
tindakan selanjutnya
3.dapat meningkatkan
keopercayaan diri klien
dalam menhghadapi
masalah yang dialaminya.
4.agar klien mengerti
tentang
penyakitnya,timbulnya
penyakit dan merawat diri
sendiri.
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI / TGL NDX IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa
09/01/07
1
II
Jam 14.30 – 15.00
1.Mengkaji tingkat nyeri
Hasil : sudah tidak nyeri lagi
2.merubah posisi klien dari berbaring
ke semi folwler
Hasil : klien mampu melaksanalan
3.Mengobservasi TTV
Hasil : TTV dalam batas normal
T : 110/80 mmHg
N : 80 x/i
P : 20 x/i
S : 37 C
4.penatalaksanaan pemberian obat
PCT 3 X 1
GG 3 X 1
Ulsikur 3 X 1
Jam 16.00 – 16.30
1.Mengkaji pola dan kebiasaan makan
klien
Hasil : porsi makan di habiskan
2.Membantu klien dalam melakukan
Jam 22.00
S : - Klien Mengatakan Sudah
Tidak Nyeri Lagi
O : - Ekpresi Wajah Nampak
ceria
- Klien Nampak Segar
Bugar
TTV Dalam Batas Normal
T : 110/80 Mmhg
N : 80 X / I
P : 20 X/I
S : 37 C
A : Masalah Nyeri Sudah Teratasi
P : Pertahankan Intrvensi 1,2,3,4 &
5
1.observasi TTV
2.kaji tingkat nyeri
3.menganjurkan klien merubah
posisi tidur ke semi fowler
4.HE tentang pentingnya nutrisi
5.kolaborasi penatalaksanaan
pemberian obat.
PCT 3 x 1
GG 3 x 1
Ulsikur 3 x 1
S : Klien Mengatakan Aktivitasnya
Sudah Di Lakukan Sendiri
O : Klien Dapat Memenuhi
III
aktivitas yang tidak ditoleransi
Hasil : klien mampu melakukan sendiri
3.menganjurkan klien untuk
meningkatkan aktivitas sesuai dengan
yang di tolerransi
Hasil : klien mampu melakukannya
sendiri
4.memberikan dorongan untuk
melakukan aktivitas secara bertahap
Hasil : klien berusaha bangun dan
duduk
Jam 15.00 – 16.00
1. Observasi TTV 8 jam
Hasil : TTV dalam batas normal
2.menganjurkan kepada klien minum
susu hangat sebelum tidur
Hasil : klien menerima dan
melaksanakanya
3.membreikan HE kepada
klien,keluarga tentang pentingnya tidur
cukup
Jam 19.00 – 19.45
Kebutuhannya Sendiri
A : Masalah Intoleransi Aktivitas
Sudah Teratasi
P : Pertahankan Intervensi 1,2,3,&
4
1.kaji pola makan
2.beri makanan yang bervariasi
3.beri makanan lunak sedikit tapi
sering
4.mengukur BB tiap hari dengan
timbangan yang sama.
S : Klien Mengatakan Tidur Cukup
O : Klien Nampak Ceria
TTV :
T :110 /80 Mmhg
N : 80 X/I
S : 37 C
P : 20 X/I
A : Masalah Istirahat Tidur Teratasi
P : Pertahankan Intervensi 1,2,3, &
4
1.observasi TTV
2.beri minum susu hangat sebelum
tidur
3.ciptakan lingkungan yang tenang
dan batasi pembesuk
4.memberikan HE kepada keluarga
klien tentang pentingnya tidur
cukup.
S: Klien mengatakan sudah mampu
IV
V
1.mengkaji kemampuan aktivitas klien
Hasil : semua aktivitas di lakukan
sendiri
2.memberi support untuk melakukan
aktivitas
Hasil : klien mau melakukan
aktivitasnya sendiri
3.HE kepada keluarga klien agar klien
mau melakukan ADLnya sendiri.
Hasil : keluarga mengerti dan mau
melaksanakannya
Jam 20.00 – 20.30
1.mengadakan komunikasi trebuka
dengan klien.
Hasil : mau mengungkapkan
masalahnya.
2.memberikan perhatian penuh pada
saat komunikasi dengan tidak
mengalihkan perhatian
Hasil : klien tampak gembira
3.memberikan dorongan spiritual
sehingga klien yakin akan sembuh
dengan cepat.
Hasil : klien sudah tidak cemas lagi
4.HE kepada klein tentang penyakitnya
Hasil : klien mengerti dan
memahaminya.
melakukan kebutuhan
O : klien tampak segar
Klien nampak melakukan
ADLnya sendiri
A : masalah ADL sudah teratasi
P : pertahankan intervensi 1,2,& 3
1.kaji kemampuan klien melakukan
aktivitas
2.beri support untuk melakukan
aktivitas
3.libatkan keluarga dalam
membantu ADL klien
S : klien sudah tidak menanyakan
penyakitnya lagi
O : klien tidak nampak cemas lagi
Wajah klien tampak ceria
A : masalah ansietas teratasi
P : pertahankan intrevensi 1,2,3,& 4
1.bina hubungan saling percaya
antara klien
2.dorong klien untuk
mengungkapkan perasaanya
3.bantu klien untuk meningkatkan
mekanisme koping
4.HE kepada klien tentang
penyakitnya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “ A “ DENGAN
DIAGNOSA GEA DI RS TK II PELAMONIA
MAKASSAR.
OLEH :
HUSAENI
NIM : P - 04018
CA Institusi CA Lahan
( ) ( )
AKADEMI KEPERAWATAN SANDI KARSA
MAKASSAR
2006.
LAPORAN PENDAHULUAN
“ FRAKTUR “
A.KOSEP MEDIS
I.Pengertian
Fraktur adalah kerusakan kontinuitas jaringan tulang,yang melibatkan kerusakan vasikuler dan
jaringan sekitarnya yang ditandai nyeri dan pembengkakan atau terputusnya kontinuitas tulang yang
ditentukan sesuai jenis dan luasnya ( Brunner and Suddart,2001 ).
Klasifikasi fraktur dapat dibedakan menjadi :
Fraktur tertutup ( closed ) bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.
Fraktur terbuka ( open / compound ),bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar,karena adanya pertukaran du kulit.
Fraktur komplit ,bilagaris patah tidak melalui seluruh penampung tulang atau patah pada seluruh
garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran ( pergeseran dari posisi normal )
Fraktur non komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian / garis patah tidak mengenbang
sehingga tidak mengenal konteks.
II.Etiologi
Penyebab primer fraktur dalah kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh olahraga,exercise yang
kuat dan menurunkan nutrisi atau pun di karenakan fraktur spontan yaitu karena kondisi patologis yang
mendasari.Hal lain yangh dapat menyebabkan adalah kecelakaan di tempat kerja sejalan perkembangan
industri dan Osteoporosis.
III. Patofisiologi
Klasifikasi fraktur di bagi menjadi 2 jenis :
1.Complite frakture adalah patah atau dikontiunitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi dua
bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi lain sehingga mengenai konteks.
2.Complete fakture adalah patah diskontinuitas jaringan dengan garis patah tidak menyebrang sehingga
tidak mengenai konteks ( masalah konteks yang utuh ),sering terjadi pada anak – anak.
Deskripsi frakture :
Grade I : sakit jelas dan sedikit kerusakan kulit
Grade II : Fraktur terbuka,merobek kulit dan otot.
Grade III : banyak sekali jelas kerusakan kuit,otot dan jaringan syaraf,pembuluh darah serta luka sebesar
minimal 6.8 cm
IV. Manifestasi klinik
Nyeri tekan
Bengkak
Kerusakan fungsi
Gerakan terbatas
Ekmosis disekitr lokasi
Krepitus disisi frakture
Status neurovaskuler pada daerah distal dari tempat frakture mengalami penurunan.
Atropi distalr
Perubahan warna
Pemendekan ekstremitas.
V.Komplikasi
Komplikasi awal
Shock,yang bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cedera
Emboli lemak yang dapat trjadi dalam 48 jam/ lebih
Sindrom kompartmant,yang brakibat kehilangan fungsi ekstremitas peremanen,jika tidak di
tangani segera.
Komplikasi lambat
Penyauan terlambat atau tidak ada penyaruan,penyatuan terlambat terjadi bila penyembuhan tidak
terjadi dengan kecepatan normal untuk jenis dan tempat frakture trtentu.Penyatuan terlambat
mungkin beehubungan dengan onfeksi sistemik dan distraksi ( tarikan jauh ) fragmen tulang,pada
akhirnya fraktur sembuh.
Tidak adanya penyatuan terjadi karena kegagalan penyatuan ujung – ujung perubahan tulang
memobilisasi yang tidak menghentikan pembentukaan halus,jarak yang terlalu jaug antara fragmen
tulang,kontak tulang yang terbatas dan gangguan darah yang mengakibatkan nekrosis jaringan.
VI.Penanganan
Reduksi fraktur : mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotas anatomis.
Reduksi tertutup : reduksi tertutup di lakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya
( ujung – ujung ) dengan manipulasi traksi manual
Traksi : dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan mobilisasi beratnya traksi dap[at di
gunakan / disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.
Reduksi terbuka : pada frakture tertentu memerlukan reduksi terbuka dan pendekatan
bedah,fragmen tulang di reduksi,alat fiksasi intana,dalam bentuk pin,kawat,sekrup,plat paku atau
batangan logam dapat di gunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai
penyembuhan tulang yang terjadi.
Imobilisasi frakture : setelah frakture di reduksi fragmen tulang harus di imobilisaasi atau di
pertahankan dalam posisi dan ke sejajaran yang benar,sampai terjadi penyatuan.
VII.Pemeriksaan diagnostik
Tidak ada test laboratorium yang khusus untuk klien dengan frakture yang diperlu di ketahui
hemoglobin,hematorik,sering mudah di sebabksn perdarahan laju endap darah meningkat bila
kerusakan jaringan lunak sangat luas.
Pada masa penyembuhan Ca dan P meningkat didalam darah
Hasil radiografi melelui X – Ray akan dapat dilihat gambaran frakturedeformitas
Senogram / anterogram menggambarkan arus vaskularisasi
Ct scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang komplit.
B.PROSES KEPERAWATAN
I.Pengkajian
Yang perlu dikaji :
Biodata :
- keluan utama
- riwayat kesehatan sekarang
- riwayat kesehatan masa lalu
- riwayat kesehatan keluarga
- pemeriksaan fisik
II.Diagnosa keperawatan
Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan.
Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi
Potensial terjadinya infeksi b/d adanya luka trbuka.
Cemas b/dkurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
III.Intervensi / implementasi
1.Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan.
Tujuan : nyeri dapat berkurang atau teratasi
Intervensi :
1.Observasi tanda – tanda vital
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien
2.Kaji tingkat nyeri klien dengan skala nyeri
Rasional : untuk megetahui sejauh mana tingkat nyeri yang di rasakan
3.Atur posisi klien dengan menyokong ekstremitasyang berluka
Rasional : untuk memberikan kenyamanan pada klien
4.Beri obat analgetik sesuai program
Rasional : untuk mengurangi atau menghilangkan ras nyeri
2.Gangguan pemenuhan ADL / immobilisasi
Tujuan : semua kebutuhan dan aktivitas klien dapat dilakukan sendiri
Intervensi :
1.Observasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien
2.Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari
Rasional : utuk memenuhi kebutuhan ADLnya
3.Tingkatkan kemandirian klie dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sesuai kemempuan
Rasional : mengurangi ketergantungan kepada orang lain
4.Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari – harinya
Rasional : agar keluarga dapat membantu kebutuhan sehari – hari.
3.Potensial terjadi infeksi b/d adanya luka terbuka
Tujuan: tidak terjadi infeksi
Intervensi :
1.Kaji keadaan luka klien dan TTV
Rasional : informasi awal dalam intervensi selanjutnya
2.Kaji apakah ada peningkatan nyeri,rasa terbakar
Rasional : tanda – tanda tersebut merupakan awal terjadi infeksi
3.Ciptakan lingkungan yang bersih di sekitr klien
Rasional : menmcegah terjadinya infeksi
4.Ganti balutan / perban tiap hari
Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi
4.Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
Tujuan : klien dan keluarga klien dapat memahami penyakitnya
Intervensi :
1.Kaji tingkat kecemasan klien
Rasional : informasi untuk tindakan selanjutnya
2.Bina hubungan saling percaya antara perawat,klien dan keluarga klien
Rasional : untuk menjalin kerja sama
3.Jelaskan tentang penyakit klien
Rasional : agar klien dan keluarga klien dapat mengerti
IV.Evaluasi
1.Nyeri dapat berkurang atau teratasi
2.Kebutuhan ADL dapat terpenuhi
3 Infeksi tidak terjadi
4.Cemas dapat berkurang atau teratasi.
VIII.Penyimpangan KDM
Trauma yang terjadi pada tulang
memaksa aktivitas Fraktur dilakukan untuk mengatsi fraktur
Kerusakan intergritas kulit Merangsang pengeluaran Tindakan pembedahan
Dan jaringan histamin,bradikinin.
Kulit dan jaringan terbuka
Diterima oleh reseptor nyeri Terputusnya kontinuitas jaringan
Kontinuitas dengan lingkungan Pada modulla
Timbul nyeri
Resiko infeksi Di hantarka ke talamus
Pergerakan terbatasCorteks cerebri
ADL tergangguNyeri dipersepsikan
Nyeri
Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
Stressor menigkat
Koping individu tidak efektive
Cemas
DAFTAR PUSTAKA
Branner and Suddart,2001,Keperawatan Medikal Bedah ,Jakarta EGC.
Corovin,Elizabeth.J .200,Buku Saku Patofisiologi,Jakarta ,EGC.
Tarvimoto dan Wartanah,2004.KDM dan Proses Keperawatan,Jakarta Salemba Modika
PENYIMPANGAN KDM DYSPEPSYA
Obat - obatan,alkohol,bahan kimia,gagal ginjal,pankreas
Merusak mukosa lambung & memungkinkan difusi kembali asam & pepsin kke dalam Jaringan lambung
membran mukosa edema & hipesemia
Ulserasi / erosi superfesial
Nekrosis
Jika makanan masuk iritasi + di muntahkan
Perforasi dinding lambungMencapai usus
Perdarahan +peritonitis Nyeri
Kolik Diare Kekurangan volume cairan Dirasakan ancaman
Nyeri Gangguan perfusi jaringan
Kekurangan cairan Takut
A. PROSES KEPERAWATAN
I. Diagnosa
Hipertermi b/d adanya proses infeksi
Nyeri b/d peradangan pada lambung
Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat
Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati
Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik
II.Intervensi dan Implementasi
1. Hipertermi b/d adanya proses infeksi
Tujuan : gangguan rasa nyaman demam dapat teratasi
Intervensi
1.Observasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien.
2.Kompres dengan air hangat pada dahi dan axila
Rasional : untuk menurunkan suhu badan klien
3.Anjurkan klien banyak minum
Rasional : supaya klien tidak kekeurangan cairan.
4.Penatalaksanaan pemberian obat paracetamol
Rasaional : untuk menurunkan suhu badan
2.Nyeri b/d peradangan pada lambung
Tujuan : klien akan mengungkapkan nyri teratasi / berkurang
Intrvensi :
1.Observasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan memudahkan dalam melakukan tindakan
selanjutnya.
2.kaji tingkat nyeri tiap 4 jam
Rasional : untuk mengetahui tingkat skala nyeri sebagai pedoman untuk bertindak.
3.Anjurkan klien posisi semi flowler.
Rasional : dengan posisi semi fowler,organ yang sakit tidak tertekan.
4.HE tentang pentingnya nutrisi
Rasaional :agar klien memahami dan melaksanakan arti dari pentingnya nutrisi bagi tubuh.
5.Penatalaksanaan dalam pemberian obat ulsidex 3 x 1
Rasional : untuk menekan peningkatan sama lambung
3.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat.
Tujuan : klien akan menampakkan kebutuhan nutrsi terpenuhi.
Intervensi :
1.kaji pola makan klien
Rasional : untuk mengetahu jumlah asupan nutrisi bagi klien.
2.beri makanan yang berevariasi
Rasional : makanan bervariasi merangsang selera makan
3.beri makan lunak sedikit tapi sering
Rasional : mencegah kekosongan lambung dan memudahkan absorsi terhadap lambung
4.mengukur BB tiap hari dengan timbangan yang sama
Rasional : mengetahui perkembangan status nutrisi klien.
4.Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati
Tujuan : klien mengatakan istirahat tidur terpenuhi
Intervensi :
1.obsevasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan pedoman untuk tindakan selanjutnya
2.beri mninum susu hangat
Rasional : mengandung protein yang tinggi
3.ciptakan lingkungan yang tenang denag membatasi pembesuk
Rasional : lingkungan yang tenang memaksimalkan rangsangan sehingga klien tertidur nyenyak.
4.memberikan HE kepada keluarga klien tentang pentingnya tidur cukup
Rasional : istirahat tidur yang cukup antara – 6 – 8 jam perhari
5.Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik
Tujuan : klien mengatakan kebutuhan ADL nya tidak dibantu lagi
Intervensi :
1.kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas.
Rasional : mengetahui kemampuannya dan membantu yang belum mampu melakukan sendiri
2.berikan support untuk melakukan aktivitas.
Rasional : denagan support klien merasa diperhatikan,aktivitas yang ringna bertahap.
3.libatkan keluarga dalam membantu ADL klien
Rasional : melibatkan keluarga untuk berperanaktif dalam membantu ADL sehingga klien merasa
diperhatikan.