hubungan antara tingkat kecemasan …eprints.ums.ac.id/22706/11/naskah_publikasi_ilmiah.pdf · gas...

19
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT DISPEPSIA MENJELANG UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Disusun oleh : Ari Lestari Dwi Arimbi J50090097 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Upload: vuminh

Post on 07-Sep-2018

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT

DISPEPSIA MENJELANG UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS IX DI

SMP NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN 2012

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Disusun oleh :

Ari Lestari Dwi Arimbi

J50090097

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national
Page 3: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN

TINGKAT DISPEPSIA MENJELANG UJIAN NASIONAL PADA

SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI

TAHUN 2012

Ari Lestari Dwi Arimbi, Sumardjo, Nur Mahmudah

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Latar Belakang: Dispepsia merupakan keluhan nyeri perut bagian atas (abdominal

discomfort), pedih, mual, kadang-kadang disertai dengan muntah, rasa panas di dada

dan perut, lekas kenyang, anoreksia, kembung, regurgitasi, dan banyak mengeluarkan

gas masam dari mulut (ruktus). Pasien dispepsia ada hubungannya dengan ansietas

dimana dispepsia fungsional lebih tinggi tingkat ansietasnya dibandingkan pasien

dispepsia organik.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat

kecemasan dengan tingkat dispepsia pada siswa kelas IX yang akan menghadapi ujian

nasional di SMP Negeri 1 Banyudono Boyolali tahun 2012.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasi analitik dengan

metode cross sectional. Pengukuran tingkat kecemasan dengan scoring kecemasan

menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) dan pengukuran tingkat

dispepsia dengan scoring The Napean Dyspepsia Index (NDI). Data selanjutnya

dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi spearman kemudian disajikan dalam

bentuk tabel.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan korelasi spearman

antara NDI dan HRS-A adalah 0,244, yang berarti bahwa kekuatan korelasi antara

kedua variabel tersebut lemah. Nilai p<0,05 (0,039), yang artinya terdapat korelasi

yang bermakna antara NDI dan HRS-A. Arah korelasi bernilai positif yang berarti

hubungan kedua variabel searah. Jadi, semakin besar skor HRS-A maka semakin

besar pula skor NDI. Hal ini berarti bahwa ada hubungan secara positif antara tingkat

kecemasan dengan tingkat dipepsia pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Banyudono

Tahun 2012 dengan kekuatan korelasi lemah.

Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan tingkat dispepsia pada

siswa kelas IX SMP Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun 2012.

Kata kunci : Tingkat kecemasan, tingkat dispepsia, faktor risiko

Page 4: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF ANXIETY AND

THE LEVEL OF DYSPEPSIA APPROACH THE NATIONAL

EXAM OF STUDENT IN IX-CLASS IN SMP 1 OF BANYUDONO

BOYOLALI IN 2012

Ari Lestari Dwi Arimbi, Sumardjo, Nur Mahmudah

Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of Surakarta

Background: Dyspepsia is a pain that located in the upper abdominal (abdominal

discomfort), pain, nausea, sometimes accompanied by vomiting, burning sensation in

the chest and stomach, early satiety, anorexia, bloating, regurgitation, sour taste in the

mouth. Dyspepsia patients had higher level of anxiety of functional dyspepsia than

organic dyspepsia patients.

Purpose: This study aimed to determine the relationship between levels of anxiety

and the level of dyspepsia approach the national exam of student in ix-class in SMP 1

of banyudono boyolali in 2012.

Methods: This study used observational analytic with cross sectional method.

Measuring levels of anxiety with using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HRS-A)

and measuring the rate of dyspepsia with Napean Dyspepsia Index Score (NDI). The

data analyzed using Spearman correlation and then presented in tabular form.

Result: The results showed that the strength of Spearman correlation between scores

dyspepsia (NDI) and anxiety scores (HRS-A) is 0.244, that means the strength of the

correlation between the two variables are weak. Value of p<0.05 (0.039), that means

there is a significant correlation between the score of dyspepsia (NDI) and anxiety

scores (HRS-A). The correlation is positive, that means the relationship between the

two variables in the same direction. So, the higher the score of anxiety (HRS-A) is

the greater the dyspepsia scores (NDI). This means that there is a positive relationship

between the level of anxiety of student in ix-class in SMP 1 of banyudono boyolali in

2012 with the strength correlation is weak (H1 accepted, Ho rejected because the

value of p <0.05).

Conclusion: There is a relationship between the level of anxiety and the level of

dyspepsia approach the national exam of student in ix-class in SMP 1 of banyudono

boyolali in 2012.

Keywords: level of anxiety, level of dyspepsia, risk factors

.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keluhan dispepsia merupakan keadaan klinik yang sering dijumpai dalam praktek

sehari-hari. Pengertian dispepsia menurut Roma III adalah terdapatnya satu atau lebih

keluhan dispepsia seperti rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri ulu

hati/epigastrik, rasa terbakar di epigastrium yang terjadi selama tiga bulan dalam

enam bulan terakhir sebelum ditegakkan diagnosis, dan tidak ada bukti penyakit

struktural atau organik (endoskopi saluran cerna bagian atas) (Djojoningrat, 2009)a.

Keluhan tersebut disebabkan oleh adanya kelainan di saluran makan. Umumnya

keluhan yang timbul diasosiasikan akibat kelainan dari saluran makan bagian atas.

Kumpulan gejala tersebut disebut sindroma dispepsia (Hadi, 2002).

Sebuah survei epidemiologi di negara-negara barat menunjukkan bahwa 19–41%

populasi mempunyai gejala dispepsia fungsional, tapi hanya 10–20% yang akan

mencari pertolongan medis (Tian et al., 2009). Tahun 2004, dispepsia menempati

urutan ke-15 dari daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia

dengan proporsi 1,3% dan menempati urutan ke-35 dari daftar 50 penyebab penyakit

yang menyebabkan kematian (Kusuma et al., 2011). Dispepsia berada pada urutan

ke-10 dengan proporsi 1,5% untuk kategori 10 jenis penyakit terbesar pada pasien

rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia (Depkes RI, 2008).

Banyak penelitian yang menghubungkan kejadian dispepsia dengan gangguan

kejiwaan seperti penelitian yang dilakukan Uleng et al.(2008), pada bagian

Gastroenterohepatologi RS.Wahidin Sudirohusodo yang menunjukkan bahwa pada

pasien dispepsia ada hubungannya dengan ansietas dimana dispepsia fungsional lebih

tinggi tingkat ansietasnya dibandingkan pasien dispepsia organik (Uleng et al., 2011).

Kecemasan adalah campuran perasaan yang sangat tidak enak, khawatir, cemas,

gelisah, yang disertai satu atau lebih keluhan badaniah. Kecemasan timbul karena

adanya suatu bahaya yang mengancam diri seseorang (Kusuma et al, 2011).

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP 1 Banyudono yang akan

menghadapi Ujian Nasional. Ujian nasional seringkali memicu kecemasan pada para

siswa-siswi yang akan menghadapinya (Dida, 2008). Situasi menjelang UN, biasanya

siswa dihadapkan dengan berbagai tekanan dan beban pikiran yang begitu besar.

Tekanan-tekanan (stres psikologik) dalam diri siswa dapat berupa kecemasan yang

mempengaruhi sistem pencernaan. Gangguan sistem pencernaan yang disebabkan

oleh kecemasan salah satunya adalah dispepsia.

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan kecemasan dan dispepsia telah

dilakukan oleh Nur Huda Satria Kusuma dkk., dengan judul “Korelasi Skor Dispepsia

dan Skor Kecemasan” pada tahun 2011. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

bahwa adanya korelasi yang bermakna antara skor dispepsia yang menggunakan skor

NDI (The Napean Dispepsia Index) dan skor kecemasan yang menggunakan skor T-

MAS (Taylor Manifest Anxiety Scale). Arah korelasi bernilai positif yang berarti

hubungan kedua variabel searah, yang artinya semakin besar skor dispepsia maka

semakin besar pula skor kecemasan (Kusuma et al., 2011).

Hal tersebut diatas mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tentang

“Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Dispepsia pada Siswa Kelas

IX yang Akan Menghadapi Ujian Nasional”.

Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara tingkat kecemasan dengan tingkat dispepsia menjelang

Ujian Nasional pada siswa kelas IX di SMP Banyudono.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan

dengan tingkat dispepsia menjelang UN pada siswa kelas IX di SMP 1 Banyudono.

LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka

1. Kecemasan

a. Definisi

Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan

adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil

tindakan untuk mengatasi ancaman (Kaplan, 2010). Kecemasan berbeda

dengan ketakutan. Dimana cemas merupakan kekhawatiran yang tidak jelas

objeknya, tetapi takut adalah kekhawatiran yang memiliki objek yang jelas

(Maramis, 2005). Kesimpulan yang dapat ditarik dari kecemasan adalah

respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal,

samar-samar, atau konfliktual (Kaplan, 2010).

b. Epidemiologi

Jumlah penderita gangguan kecemasan baik akut maupun kronik

diperkirakan mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan

antara wanita dan pria 2 banding 1 (Hawari, 2001).

c. Tingkat kecemasan

Menurut Stuart dan Laraia (2005), ada empat tingkat kecemasan yang

dialami oleh individu, yaitu:

1) Kecemasan ringan

2) Kecemasan sedang

3) Kecemasan berat

4) Panik

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

d. Manifestasi klinis

Gejala-gejala kecemasan menurut Hawari (2001), yaitu:

1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah

tersinggung.

2) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

3) Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.

4) Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan

5) Gangguan konsentrasi dan daya ingat

6) Keluhan-keluhan somatik.

e. Dampak kecemasan

Dampak kecemasan yaitu sulit konsentrasi, sulit memilih jawaban yang

benar, khawatir, takut, gelisah, dan gemetar saat menghadapi ujian (Tresna,

2011).

f. Skor kecemasan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety)

HRS-A dikembangkan oleh Dr. M. Hamilton tahun 1959. Berdasarkan

penelitian-penelitian sebelumnya, para peneliti tidak melakukan uji validitas

dan reabilitas karena instrumen ini sudah baku (Baladewa, 2010). Nursalam

(2003) juga telah melakukan uji validitas dan reliabilitas HRS-A. Hasil dari

penelitiannya tersebut didapatkan korelasi dengan HRS-A (rhitung = 0,57-0,84)

dan (rtabel = 0,349). Hasil koefisien reliabilitas dianggap reliable jika r > 0,40.

Hal ini menunjukkan bahwa HRS-A cukup valid dan reliabel.

2. Dispepsia

a. Definisi

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri dari

rasa tidak enak/sakit perut pada saluran cerna bagian atas sering terjadi pada saat

atau sesudah makan disertai dengan keluhan rasa panas di dada, daerah jantung,

regurgitasi, kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia,

mual, muntah, dan beberapa keluhan lain (Uleng et al., 2011).

b. Etiologi

Beberapa faktor yang diduga menyebabkan sindrom dispepsia yaitu:

1) Peningkatan asam lambung

2) Dismotilitas lambung

3) Gastritis dan duodenitis kronis (peranan Helicobacter Pylori)

4) Stres psikososial

5) Faktor lingkungan dan lain-lain (makanan, genetik, dan obat-obatan)

(Mudjaddid, 2007) a.

c. Klasifikasi

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

1) Dispepsi Organik

Istilah dispepsia organik dapat dipakai bila penyebabnya sudah jelas dan

ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun. Golongan-golongan dispepsia

organik menurut Hadi (2002), yaitu:

a) Dispepsia tukak

b) Dispepsia bukan tukak

c) Refluks gastroesofageal

d) Penyakit saluran empedu

e) Karsinoma

f) Pankreatitis

g) Dispepsia pada sindroma malabsorpsi

h) Dispepsia akibat obat-obatan

i) Gangguan metabolisme

j) Penyakit lain

2) Dispepsia fungsional (non-organik)

Dispepsia fungsional menjadi beberapa subgrup berdasarkan pada keluhan

yang paling mencolok atau dominan (Djojoningrat, 2001)b.

a. Dispepsia tipe seperti ulkus (ulcer like dispepsia) : bila gejalanya

seperti terbakar, dominan nyeri di epigastrium (ulu hati) terutama saat

lapar/ epigastric hunger pain yang reda dengan pemberian makanan,

antasida dan obat antisekresi asam, disertai nyeri pada malam hari.

b. Dispepsia tipe seperti dismotilitas (dismotility like dispepsia) : dimana

yang lebih dominan adalah keluhan kembung, mual, muntah, rasa

penuh, cepat kenyang.

c. Dispepsia tipe non-spesifik : dimana tidak ada keluhan yang bersifat

dominan

(Djojoningrat, 2009)a.

Kelainan psikis, stres, dan faktor lingkungan juga dapat menimbulkan

dispepsia fungsional (pengaruh dari nervus vagus) (Hadi, 2002).

d. Manifestasi klinis

Gejala dispepsia menurut konsensus Roma III:

Epigastric pain Nyeri subjektif, berupa sensasi yang tidak

menyenangkan; beberapa pasien merasa terjadi

kerusakan jaringan.

Postprandial fullness Perasaan yang tidak nyaman seperti makanan

berkepanjangan di perut.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

Early satiation Perasaan bahwa perut sudah terlalu penuh

segera setelah mulai makan, tidak sesuai dengan

ukuran makanan yang di makan, sehingga

makan tidak dapat diselesaikan. Sebelumnya,

kata “cepat kenyang” digunakan, tapi

kekenyangan adalah istilah yang benar untuk

hilangnya sensasi nafsu makan selama proses

menelan makanan.

Epigastric burning Terbakar adalah perasaan subjektif yang tidak

menyenangkan dari panas.

(Geeraerts & Tack, 2008).

e. Patofisiologi

Para ahli telah sepakat bahwa sindroma dispepsia terjadi karena

ketidakseimbangan faktor agresif dan defensif (Simadibrata, 2009).

Keseimbangan faktor agresif dan defensif dapat di lihat pada tabel 1.

Tabel 1. Keseimbangan antara faktor agresif dan defensif

Faktor agresif Faktor defensif

Asam lambung

Pepsin

Refluks empedu

Nikotin

OAINs

Kortikosteroid

H. Pylorii

Radikal Bebas

Stress

Aliran darah mukosa

Permukaan sel epitel

Prostaglandin

Fosfolipid/surfaktan

Mukus

Bikarbonat

Motilitas

Impermeabilitas mukosa terhadap ion H+

Regulasi pH intraseluler

Faktor pertumbuhan

(Simadibrata, 2007).

Gangguan psikis dan faktor lingkungan dapat menimbulkan dispepsia

fungsional (Tarigan, 2001). Faktor psikis dan emosi (ansietas) dapat

mempengaruhi fungsi saluran cerna dan mengakibatkan perubahan sekresi

asam lambung, mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa lambung

serta menurunkan ambang rangsang nyeri. Pasien dispepsia umumnya

menderita ansietas, depresi, dan neurotik lebih jelas dibandingkan orang

normal (Mudjaddid, 2009)b.

Peran faktor psikososial pada dispepsi fungsional sangat penting karena

dapat menyebabkan hal-hal di bawah ini:

1) Menimbulkan perubahan fisiologi saluran cerna

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

2) Perubahan penyesuaian terhadap gejala-gejala yang timbul

3) Mempengaruhi karakter dan perjalanan penyakitnya

4) Mempengaruhi prognosis

(Mudjaddid, 2009)b.

f. Diagnosis

Penegakkan diagnosis dispepsia diperlukan anamnesis data, pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk melihat adanya kelainan

organik/struktural, ataupun mengeksklusinya untuk menegakkan diagnosa

dispepsia fungsional (Annisa, 2009).

g. Skor The Nepean Dispepsia Index (NDI)

Penelitian Arinton (2005) menunjukkan bahwa reliabilitas dari kuesioner

NDI baik dengan α-Cronbach’s dan Interclass Correlation Coefficient

masing-masing didapatkan lebih dari 0,70 dan nilai dari Kaiser-Meyer-Olkin

didapatkan lebih dari 0,64 (Kusuma et al., 2011). Data-data di atas

menunjukkan bahwa semua item telah tepat untuk pengukuran (Arinton,

2005).

h. Penatalaksanaan

Secara garis besar pengelolaannya adalah pengaturan diit, pengobatan

medis antara lain antasida, antispasmodik/antikolinergik, prokinetik, obat

golongan sitoprotektif, antagonis reseptor H2 (Hadi, 2002).

a) Antasida

b) Penyekat H2 reseptor

c) Penghambat pompa proton (PPI)

d) Sitoproteksi

e) Prokinetik

f) Obat lain

g) Psikoterapi

i. Prognosis

Dispepsia fungsional yang ditegakkan setelah pemeriksaan klinis dan

penunjang yang akurat mempunyai prognosis yang baik (Djojoningrat, 2001)b

3. Hubungan antara kecemasan dan dispepsia

Faktor psikis dan emosi seperti pada kecemasan dapat mempengaruhi fungsi

saluran cerna dan mengakibatkan perubahan sekresi asam lambung,

mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa lambung serta menurunkan

ambang rangsang nyeri. Pasien dispepsia umumnya menderita ansietas lebih

jelas dibandingkan orang normal (Mudjaddid, 2009).

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

Rangsangan psikis/emosi sendiri secara fisiologi dapat mempengaruhi

lambung dengan dua cara yaitu:

1) Jalur neurogen: Rangsangan konflik emosi pada kortek serebri

mempengaruhi kerja hipotalamus anterior dan selanjutnya ke nukleus vagus,

nervus vagus dan kemudian ke lambung.

2) Jalur neurohumoral: Rangsangan pada kortek serebri diteruskan ke

hipotalamus anterior selanjutnya ke hipofisis anterior yang mengeluarkan

kortikotropin. Hormon ini merangsang korteks adrenal dan kemudian

menghasilkan hormon adrenal yang selanjutnya merangsang produksi asam

lambung

(Mudjaddid, 2009)b.

Kerangka Konsep

Hipotalamus

Sistem saraf otonom

Aktivasi Sistem

Saraf Simpatis

Katekolamin

Relaksasi otot polos

Sistem Saraf

ParaSimpatis

Sindrom Dispepsia

Ketidakseimbangan antara faktor agresif dan defensif

Asam lambung

kecemasan

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan tingkat dispepsia menjelang UN

pada siswa kelas IX di SMP Banyudono kabupaten Boyolali.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat observasi analitik dengan metode cross sectional,dimana

pengukuran variable independent (tingkat kecemasan) dan variabel dependent

(tingkat dispepsia) diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP 1 Banyudono yang dilakukan pada bulan april

2012.

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP 1 Banyudono yang akan

menghadapi Ujian Nasional.

Sampel dan Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling dengan sampel

memenuhi kriteria insklusi.

Estimasi Besar Sampel

(

)

(

)

Jadi, jumlah sampel minimal setelah ditambah 10% adalah 72 sampel.

1. Kriteria Inklusi

a. Siswa kelas IX di SMP 1 Banyudono

b. Akan menghadapi Ujian Nasional tahun 2012.

c. Wali siswa telah menandatangani lembar persetujuan

2. Kriteria Eksklusi

a. Mempunyai riwayat penyakit keganasan

b. Riwayat pengobatan antidepresan

c. Konsumsi OAINS dan kortikosteroid

d. Skor LMMPI <10

Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas Tingkat Kecemasan

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

Skala pengukuran yang di dapat adalah skala ordinal. Cara pengukurannya

dengan menggunakan kuesioner kecemasan menurut Hamilton Rating Scale for

Anxiety (HRS-A) yang terdiri dari 14 kelompok gejala kecemasan. Masing-

masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4 (0= tidak ada

gejala, 1=ringan, 2=sedang, 3=berat, 4=berat sekali). Masing-masing nilai angka

(score) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil

penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang. (<14:tidak

cemas, (14-20): kecemasan ringan, (21-27): kecemasan sedang, (28-41):

kecemasan berat, (42-56): berat sekali .

2. Variabel terikat : Sindroma Dispepsia

Skala pengukuran yang didapat adalah skala ordinal. Cara pengukurannya

dengan menggunakan kuesioner dispepsia menurut NDI yang terdiri dari 10

pertanyaan dengan 5 domain. Masing-masing nilai angka (score) dijumlahkan

dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat / tingkat dispepsia

seseorang, yaitu: <7 : dispepsia ringan, 7: sedang, >7 : berat

3. Variabel perancu

Variabel perancu dalam penelitian ini adalah

a. Dapat dikendalikan: makanan dan minuman, gaya hidup, pola makan, obat-

obatan, faktor lingkungan.

b. Tidak dapat dikendalikan: usia, jenis kelamin, dan faktor genetik.

Intrumentasi Penelitian

1. Kuesioner identitas siswa

2. Kuesioner skala LMMPI (Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory).

3. Kuesioner tingkatkecemasan (HRS-A)

4. Kuesioner tingkat dispepsia (NDI)

5. Inform konsen wali murid

Analisis Data

Untuk menguji kemaknaan hubungan antara dua variabel digunakan uji pearson

jika data normal (p<0,05), dan uji spearman jika data tidak normal (p>0,05).

HASIL PENELITIAN

1. Analisis Deskriptif

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 April 2012 di SMP Negeri 1

Banyudono. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Banyudono Tahun 2012.

Siswa kelas IX yang bersedia menjadi responden adalah sebanyak 155 orang. Subyek

penelitian yang diikutsertakan dalam analisis data sebanyak 72 orang dan responden

yang dieksklusi sebanyak 83 orang, yaitu tidak lolos dalam kuesioner LMMPI.

Tabel 2. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Umur

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

Umur n %

13 tahun 2 1,39 %

14 tahun 26 36.11 %

15 tahun 42 58.33 %

16 tahun 3 4.17 %

(Sumber: Data Primer, April 2012)

Tabel 3. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 30 41.67 %

Perempuan 42 58.33 %

(Sumber: Data Primer, April 2012)

Tabel 4. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Jenis Kelamin

Tingkat Kecemasan

Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang

n % n % n %

Jenis kelamin Laki-laki 2 6,7 28 93,3 0 0

perempuan 0 0 27 64,3 15 35,7

Total 2 2,8 55 76,4 15 20,8

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Tabel 5. Distribusi Tingkat Dispepsia Berdasarkan Jenis Kelamin

Tingkat Dispepsia

Dispepsia ringan Dispepsia sedang Dispepsia berat

n % n % n %

Jenis

kelamin

Laki-laki 22 73,3 8 26,7 0 0

perempuan 13 31,0 27 64,3 2 4,8

Total 35 48,6 35 48,6 2 2,8

(Sumber : Data Primer, April 2012)

2. Analisis Bivariat

Tabel 7. Tabulasi Silang Kecemasan dan Dispepsia

Tingkat Dispepsia

Dispepsia

ringan

Dispepsia

sedang

Dispepsia

berat

n % n % n %

Tingkat

Kecemasan

Tidak cemas 1 50,0 1 50,0 0 0

Cemas ringan 27 49,1 28 50,9 0 0

Cemas sedang 7 46,7 6 40,0 2 13,3

Page 15: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

Total 35 48,6 35 48,6 2 2,8

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Tabel 8. Hasil Uji Spearman Rank Correlation

Dispepsia

Kecemasan r

p

n

0,244

0,039

72

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai korelasi spearman r=0,244 dan nilai p

= 0,039 (p<0,04). Hal ini berarti bahwa ada hubungan secara positif antara tingkat

kecemasan dengan dispepsia pada siswa kelas IX SMP Banyudono Tahun 2012

dengan kekuatan korelasi lemah (Ho ditolak H1 diterima karena nilai p<0,05).

PEMBAHASAN

Berdasarkan Tabel 8 didapatkan bahwa kekuatan korelasi antara skor dispepsia

dan skor kecemasan adalah 0,244, yang berarti bahwa kekuatan korelasi antara kedua

variabel tersebut lemah. Nilai p<0,05 dapat didefinisikan bahwa terdapat korelasi

yang bermakna antara skor dispepsia dan skor kecemasan. Arah korelasi bernilai

positif yang berarti hubungan kedua variabel searah. Kesimpulannya adalah semakin

besar skor kecemasan maka semakin besar pula skor dispepsia.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chen et

al. (2006), yang mengemukakan bahwa kecemasan secara signifikan berpengaruh

terhadap pasien dispepsia fungsional seperti pada 10 pasien dispepsia fungsional di

Taipei Veterans General Hospital Semakin tinggi tingkat kecemasan seseorang maka

semakin tinggi pula tingkat keparahan dispepsia fungsionalnya, dan hal ini berlaku

sama baik untuk laki-laki maupun perempuan.

Hasil penelitian ini memiliki korelasi yang lemah. Hal ini dikarenakan usia yang

masih terlalu muda, hal ini sesuai dengan penelitian Jones (2006) kelompok usia

rentang antara 18-45 tahun banyak dijumpai dengan dispepsia fungsional, sedangkan

usia diatas 45 tahun banyak dijumpai dengan dispepsia organik. Dispepsia organik

merupakan terdapat alasan anatomi dan patofisiologi yang melatarbelakanginya.

Kecemasan pada pasien dengan dispepsia fungsional telah banyak terbukti

mempunyai dampak yang serius terhadap tingkat keparahan gejala dispepsia yang

dirasakan. Kecemasan menimbulkan gangguan langsung pada sistem saraf pusat

(SSP), terutama nervus vagus yang mempersarafi lambung dengan cara merangsang

sekresi asetilkolin, gastrin, dan histamin yang akhirnya memunculkan keluhan

dispepsia.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap responden didapatkan

hasil bahwa rata-rata responden dengan diagnosis dispepsia memiliki tingkat

Page 16: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

kecemasan yang ringan dan sedang (diperoleh dari skor HRS-A), yang ditandai

dengan perasaan sebagai berikut : mudah merasa gugup, merasa tegang, sukar

berkonsentrasi, sering khawatir terhadap diri sendiri, khawatir tanpa alasan yang

jelas, sering mimpi buruk, dan kurang percaya diri. Skor NDI yang tinggi

menunjukkan hampir semua responden dengan diagnosis dispepsia mengalami

gangguan emosi akibat keluhan lambung yang dialami, terganggu dalam melakukan

aktifitas sehari-hari, terganggu dalam hal makan dan minum, dan beranggapan akan

terus menerus merasakan keluhan lambung tersebut.

Uji statistik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji Spearman, karena

distribusi data tidak normal, baik untuk skor dispepsia maupun skor kecemasan,

masing-masing mempunyai nilai p=0,020 (NDI) dan nilai p=0,000 (HRS-A). Uji

Spearman dipilih karena distribusi data tidak normal dan mengingat kedua variabel

yang diteliti adalah ordinal. Kekuatan korelasi (r) yang didapatkan antara skor

dispepsia dan skor kecemasan adalah sebesar 0,244. Angka tersebut mempunyai arti

kekuatan korelasi antara kedua variabel tersebut masuk dalam kategori lemah dan

searah, artinya semakin besar skor kecemasannya maka semakin besar pula skor

dispepsia. Hal itu tidak jauh berbeda dengan kekuatan korelasi (r) pada penelitian

Chen et al. ( 2006 ), yaitu sebesar 0,43 yang berarti mempunyai kekuatan korelasi

sedang dan searah. Hasil uji statistik menyatakan bahwa terdapat korelasi antara skor

dispepsia dan skor kecemasan pada siswa kelas IX SMP Banyudono Tahun 2012.

KESIMPULAN

Terdapat hubungan tingkat kecemasan dengan tingkat dispepsia pada siswa kelas

IX SMP Negeri 1 Banyudono.

SARAN

Dengan mencermati hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

1. Hal ini menjadi perhatian yang khusus bagi gastroenterohepatologis untuk lebih

memperhatikan adanya hubungan gangguan somatik, psikis, dan lingkungan bio -

sosio - kultural dan agama.

2. Dibutuhkan kerja sama dengan disiplin ilmu yang terkait dalam penanganan

kasus - kasus dispepsia baik organik maupun fungsional.

3. Bagi instansi pendidikan untuk diadakannya doa bersama sebelum pelaksanaan

Ujian Nasional agar siswa-siswi lebih bertawakal dan mengurangi rasa

kecemasannya tersebut dan siswa-siswi merasa siap menghadapi Ujian Nasional.

4. Saran bagi orang tua untuk dapat memberikan dukungan moral maupun materiil,

kasih sayang, cinta, sharing, perhatian sehingga anaknya merasa tidak cemas.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

DAFTAR PUSTAKA

Annisa., 2009. Hubungan Ketidakteraturan Makan dengan Sindrom Dispepsia

Remaja Perempuan Di SMA Plus Al-Azhar Medan. Karya Tulis Ilmiah

Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Diambil dari URL :

http://repository.usu.ac.id. Pp. 13

Arief M.T.Q., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan.

Cetakan 1. Surakarta. LPP UNS dan UNS Press. Pp. 33-4, 71

Arinton I.G., Samudro P., Soemohardjo S., 2006. The Nepean Dyspepsia Index :

Translation and Validation in Indonesia Language. The Indonesian Journal of

Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy. Volume 7, Nomor 2 :

Pp. 39

Baladewa P., 2010. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Hernia Setelah

Pemberian Informed Consent Pada Tindakan General Anestesi dan Regional

Anestesi di RSUP dr. Moh. Hoesin Palembang. Karya Tulis Ilmiah Jurusan

Keperawatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan

Yogyakarta. Pp. 41

Davey Patrick., 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga. Pp. 42-3

Departemen Kesehatan RI., 2008. Profil Kesehatan RI Tahun 2006. Jakarta.

www.depkes.go.id. Pp. 45

Dida J., 2008. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa Kelas IX dan Siswi Kelas

IX SMPN 2 Colomadu Yang Akan Mengahadapi Ujian Nasional 2008. Fakultas

Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pp. 2-4

Djojoningrat D.,a Dispepsia Fungsional. Dalam Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I.,

Simadibrata M.K., Setiati S., 2009. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM. Jilid

I edisi V. Jakarta : Internal Publishing. Pp. 441-2, 529-33

____________,b Dispepsia Fungsional. Dalam Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I.,

Simadibrata M.K., Setiati S., 2001. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM. Jilid

I edisi IV. Jakarta : Internal Publishing. Pp. 352-4

Ganong W.F., 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC.

Geeraerts B., Tack J., 2008. Functional Dyspepsia: Past, Present, and Future. Journal

of Gastroenterology. Pp. 252

Hadi Sujono, 2002. Gastroenterologi. Bandung : P.T. Alumni. Pp. 67-80, 156-63

Hamilton M., 1959. The Assesment of Anxiety States By Rating. British Journal of

Medical Psychology.

Hawari Dadang, 2001. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : BP FKUI. Pp.

63-78

Herningsih. 2005. Analisis Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Kecemasan Ibu Melahirkan Primipara Pada Fase Laten di Ruang Mawar RSUD

Djojonegoro Temanggung. Fakultas Ilmu Keperawatan Kesehatan. Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

Ika Widyasari, 2011. Hubungan antara Kecemasan dan Tipe Kepribadian Introvert

dengan Dispepsia Fungsional. Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Kaplan dan Sadock., 2010. Sinopsis Psikiatri edisi ketujuh. jilid dua. Jakarta :

Binarupa Aksara. Pp. 17-76

Kusuma N.H.S., Arinton I.G., Paramita H., 2011. Korelasi Skor Dispepsia dan Skor

Kecemasan pada Pasien Dispepsia Rawat Jalan Klinik Penyakit Dalam di

RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Mandala of Health. Volume 5,

Nomor 3 : Pp. 1-6

Maramis W.F., 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga

University Press. Pp. 69-100, 307-23

Mansjoer A., Triyanti K., Savitri R., Wardhani W.I., Setiowulan W., 2001. Kapita

Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Pertama. Jakarta : Media Aesculapius.

Pp. 488-91

Mudjaddid E.,a Dispepsia Fungsional. Dalam Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I.,

Simadibrata M.K., Setiati S., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III

edisi V. Jakarta : Internal Publishing. Pp. 2109-10

___________,b Pemahaman Dan Penganganan Psikosomatik Gangguan Ansietas

Dan Depresi: Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Dalam Sudoyo A.W.,

Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M.K., Setiati S., 2009. Buku Ajar ILMU

PENYAKIT DALAM. Jilid III edisi V. Jakarta : Internal Publishing. Pp. 2105-7

Mulyana M., Basiran. 2011. Hubungan Rasio Jari Tangan Kedua dan Jari Keempat

(2D:4D) dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Jurusan Kedokteran

Universitas Jenderal Soedirman. Mandala of Health. Volume 5. Nomor 3. Pp. 1

Notoadmodjo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pp

21-150

Sheerwood L., 2001. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Pp. 538-87

Simadibrata M., 2009. Dyspepsia and Gastroesophageal Refluks Disease (GERD) Is

There Any correlation?. Original Article. Acta Med Indones-Indones J Intern

Med. Volume 4. Number 4. P. 223

_____________, 2007. Gastrointestinal Disease and Abdnormalities in Adult.

Lecture Module Gastrointestinal May 2007. Division Gastroenterology

Department of Internal Medicine Faculty of Medicine University of Indonesia.

Pp. 6-14, 25

Sumanto R., Marsito, Ernawati, 2011. Hubungan Tingkat Nyeri dengan Tingkat

Kecemasan Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesaria di RSU PKU

Muhammadiyah Gombong. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Volume 7.

Nomor 2. P.85

Supriyantini S., 2010. Perbedaan Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Antara

Siswa Program Reguler dengan Siswa Program Akselerasi. Karya Tulis Ilmiah

Fakultas Psikologi. Universitas Sumatera Utara. Diambil dari URL :

http://repository.usu.ac.id. Diakses 14 Maret 2011.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/22706/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · gas masam dari mulut (ruktus). ... and the level of dyspepsia approach the national

Tarigan C.J., 2001. Perbedaan Depresi Pada Pasien Dispepsia Fungsional dan

Dispepsia Organik. Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera

Utara. Pp. 6-14

Tian Xiao-Ping, Li Ying, Liang Fan-Rong, Sun Guo-Jie, Yan Jie, Chang Xiao-Rong,

Ma Ting-Ting, Yu Shu-Yuan, Yang Xu-Guang., 2009. Translation and

Validation of the Napean Dyspepsia Index for functional dyspepsia in China.

World J Gastroenterol. Pp. 1-2

Tresna I.G., 2011. Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi

Sistematis untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian. ISSN 1412-565X.

Edisi khusus 1. Pp. 93-4

Uleng A. Soraya Tenri, Jayalangkara A., Hawaidah, Patellongi Ilhamjaya., 2011.

Hubungan Derajat Ansietas dengan Dispepsia Organik.

Ward J., Clarke R., Linden R., 2009. At a Glance FISIOLOGI. Jakarta : Erlangga. Pp.

24-5, 74-83

Yulyarti W., 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Hamil Pertama Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di RSUD Kota

Semarang.