plagiat merupakan tindakan tidak terpujilibrary.usd.ac.id/data pdf/f. keguruan dan ilmu...
TRANSCRIPT
IMPLIKATUR DALAM IKLAN OPERATOR SELULAR
BERBAHASA INDONESIA PADA MEDIA TELEVISI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Mikael Jati Kurniawan
091224081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
IMPLIKATUR DALAM IKLAN OPERATOR SELULAR
BERBAHASA INDONESIA PADA MEDIA TELEVISI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Mikael Jati Kurniawan
091224081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
IMPLIKATUR DALAM IKLAN OPERATOR SELULAR
BERBAHASA INDONESIA PADA MEDIA TELEVISI
Oleh:
Mikael Jati Kurniawan
091224081
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing I
Dr. Y. Karmin, M.Pd. Tanggal 26 Juli 2013
Pembimbing II
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. Tanggal 26 Juli 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
IMPLIKATUR DALAM IKLAN OPERATOR SELULAR
BERBAHASA INDONESIA PADA MEDIA TELEVISI
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Mikael Jati Kurniawan
NIM: 091224081
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 31 Juli 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Yuliana Setiyaningsih ……………..
Sekretaris : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. ……………..
Anggota : Dr. Y. Karmin, M.Pd. ……………..
Anggota : Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. ……………..
Anggota : Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. ……………..
Yogyakarta, 31 Juli 2013
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Tuhan Yang Maha Esa,
orang tua, Maria Sri Sulasmi dan Agustinus Kuncoro,
kakak, Irene Rikardasari,
teman setia, Anastasia Rindi Andhika,
dan para pejuang pendidikan di seluruh nusantara,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap
orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,
mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.”
(Mat 7:7-8)
“Lebih Baik Pulang Nama daripada Gagal dalam Tugas”
(KOPASSUS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Juli 2013
Penulis
Mikael Jati Kurniawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Mikael Jati Kurniawan
Nomor Mahasiswa : 091224081
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:
IMPLIKATUR DALAM IKLAN OPERATOR SELULAR
BERBAHASA INDONESIA PADA MEDIA TELEVISI
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Juli 2013
Yang menyatakan,
(Mikael Jati Kurniawan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Implikatur Dalam Iklan Operator Selular Berbahasa Indonesia pada Media Televisi”
dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Daerah. Penelitian ini pun selesai berkat dukungan dari berbgai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada.
1. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi PBSID, dan Rishe
Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi PBSID,
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Y. Karmin, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan masukan bagi penulis.
3. Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
memberikan saran, motivasi, dan kritik bagi penulis.
4. Robertus Marsidiq selaku staf sekretariat Program Studi PBSID yang turut
membantu kelancaran skripsi ini.
5. Segenap dosen PBSID yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya selama
penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
6. Kedua orang tua penulis, Agustinus Kuncoro dan Maria Sri Sulasmi yang selalu
memberikan motivasi dan dukungan doa bagi penulis agar dapat menyelesaikan
pendidikan dengan baik dan lancar.
7. Kakak penulis, Irine Rikardasari yang selalu memberikan dukungan semangat
selama proses penyusunan skripsi ini.
8. Anastasia Rindi Andhika, S. Pd., yang selalu memberikan semangat, doa, dan
warna baru selama proses penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
9. Para sahabat PBSID seperjuangan, Ambrosius Bambang Sumarwanto, Dedi
Setyo Herutomo, Nuridang Fitra Nagara, Ade Henta, Valentina Tris Marwati,
Clara Dhika Ninda Natalia, Katarina Yulita Simanulang, Agatha Wahyu Wigati,
Rosalina Anik Setyorini, Chatarina Erni, Cicillia Verlid Warasinta, Christiana
Tri Jatuningsih, Aurelia Rani Wijayanti, Natalia Staffiany Devytasari, Reinardus
Aldo Agassi, Igantius Satrio, Romo Eduardus Sateng Tanis, dan Theresia Banik
Putriana terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan yang indah selama ini.
10. Sahabat kos Angka Delapan, Leonardus Okta S. dan Saji Prayogo, yang telah
menemani sepanjang waktu dan berjuang bersama dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
11. Para sahabat Wadah Arek Garum, Anthonius Wahyu, Yohanes Januadi, dan
Romanska terimakasih atas segala penghiburan dan peneguhan dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belumlah sempurna. Walaupun
demikian, penelitian ini berguna dan menjadi inspirasi bagi penelitian
selanjutnya.
Yogyakarta, 31 Juli 2013
Penulis
Mikael Jati Kurniawan
NIM: 091224081
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Kurniawan, Mikael Jati. 2013. Implikatur dalam Iklan Operator Selular Berbahasa
Indonesia pada Media Televisi. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP,
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis dan fungsi
implikatur percakapan yang terdapat dalam iklan operator selular. Hal yang
melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya keinginan peneliti untuk
mengungkapkan maksud-maksud tersirat dalam sebuah percakapan, khususnya
percakapan antarpenutur dalam iklan operator selular. Sumber data penelitian ini dari
iklan telepon selular berbahasa Indonesia yang disiarkan pada media televisi.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif.
Data penelitian ini dikumpulkan berdasarkan hasil penyimakan pada media
televisi yang dilakukan oleh peneliti. Data yang diteliti dalam penelitian ini adalah
tuturan-tuturan lisan yang telah ditranskrip dalam bentuk tulisan. Data tersebut secara
berturut-turut diidentifikasi, diklasifikasi, dan dideskripsikan berdasarkan teori
pragmatik. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini, ialah (1) terdapat tiga jenis
implikatur yang terdapat dalam iklan operator selular berbahasa Indonesia pada
media televisi, yaitu implikatur percakapan umum, implikatur percakapan khusus,
dan implikatur percakapan berskala; (2) fungsi implikatur percakapan yang terdapat
dalam iklan operator selular berbahasa Indonesia pada media televisi adalah untuk
mengajak dan menyuruh para pemirsa televisi supaya membeli dan mengkonsumsi
produk operator seluler. Fungsi implikatur dalam penelitian ini terdapat pada bentuk
kalimat yang memiliki nilai deklaratif, nilai interogatif, dan nilai imperatif.
Penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model untuk mengungkapkan maksud-
masud tersirat dalam sebuah percakapan. Bagi masyarakat secara umum, penelitian
ini dapat dijadikan salah satu pedoman untuk menangkap maksud-maksud tuturan
percakapan. Selain itu penelitian ini menjadi salah satu sumber referensi baru bagi
peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan dasar-
dasar ilmu pragmatik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Kurniawan, Mikael Jati. 2013. The Implicature of The Cellular Phone
Advertisement Using Indonesian Language in Television.Thesis.
Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP, Sanata Dharma University.
This research aimed to describe the categories and the functions of the
implicature of the conversation in the cellular phone advertisement. The research
background was the reseracher’s willingness to reveal the implicit purposes of a
conversation, specifically the conversation among the characters in the cellular phone
advertisement. The data of this research were gained from the cellular phone
advertisement using Indonesian language which were broadcasted in the television.
This research was qualitative descriptive research.
The data of this research were collected based on the scrutiny results in
television which was done by the researcher. The data researched in this research
were the spoken utterances which had been transcribed in the written forms. The data
were continuously identified, clasified, and described based on the pragmatics theory.
The results were found in this research were (1) there are three types of implicature in
the cellular phone advertisement using Indonesian language in television, i.e. the
implicature of general conversation, the implicature of specific conversation, and the
implicature of the conversation which has scale; (2) the functions of the implicature
of the conversation in the cellular phone advertisement using Indonesian language in
television were to persuade and influence the television viewers to buy and consume
the cellular phone products. The function of the implicature in this research was in the
structure of the sentences which have declarative value, interrogative value, and
imperative value.
This research gives some benefits for some parties. The results of this research
are able to be used as one of the alternative models to utterance the implicit purposes
in a conversation. For the society, this research can be used as a guidance to
understand the implicit purposes of the utterances of a conversation. Besides, this
research becomes one of the reference sources for future researchers who will
conduct the same research by implementing the basics of the pragmatics.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI ............................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
E Batasan Istilah .......................................................................................... 6
F. Sistematika Penyajian .............................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 8
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................................... 8
B. Kajian Teori .............................................................................................. 10
1. Pragmatik ............................................................................................. 10
2. Fenomena Pragmatik ............................................................................ 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
a. Implikatur ........................................................................................ 11
b. Tindak Tutur .................................................................................... 13
c. Praanggapan .................................................................................... 15
d. Deiksis ............................................................................................ 17
e. Kesantunan Berbahasa ..................................................................... 18
f. Ketidaksantuan Berbahasa ............................................................... 20
3. Konteks ................................................................................................. 21
4. Implikatur Percakapan ......................................................................... 23
5. Prinsip Kerja Sama ............................................................................... 26
6. Fungsi Implikatur ................................................................................. 29
7. Kalimat Berdasarkan Fungsi Komunikatifnya .................................... 29
8. Iklan ..................................................................................................... 31
9. Klasifikasi iklan ................................................................................... 34
10. Media Televisi ..................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 39
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 39
B. Sumber Data dan Data Penelitian ............................................................... 40
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 40
D. Instrumen Penelitian .................................................................................... 41
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 41
F. Triangulasi Data ......................................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 43
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 43
B. Hasil Analisis Data ................................................................................. 44
1. Implikatur Percakapan Umum ................................................................. 44
2. Implikatur Percakapan Khusus ................................................................ 51
3. Implikatur Percakapan Berskala .............................................................. 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4. Fungsi Implikatur ..................................................................................... 58
C. Pembahasan ............................................................................................... 64
1. Jenis Implikatur ........................................................................................ 64
2. Fungsi Implikatur ..................................................................................... 71
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 74
A. Kesimpulan ............................................................................................... 74
B. Saran .................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 77
LAMPIRAN…………………………………………………………… ........ 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Daftar Lampiran
1. Tabel Analisis Iklan Operator Selular .................................................. 78
2. Cuplikan Video Iklan ........................................................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kebutuhan manusia akan komunikasi semakin besar.
Kondisi yang demikian, memunculkan peranti-peranti komunikasi canggih
dengan berbagai aplikasi untuk mempermudah komunikasi antarsesama
manusia. Pameo berbahasa Inggris “One Click, Open The World” (artinya:
dengan cukup sekali “klik”, manusia dapat terhubung dengan berbagai hal di
seluruh dunia), tampaknya sangat relevan dalam kondisi ini. Kebutuhan akan
hal ini dimanfaatkan oleh para pengembang untuk menciptakan alat
komunikasi dengan kualitas terbaik. Salah satu peranti atau alat komunikasi
canggih saat ini adalah telepon selular (ponsel).
Maraknya penggunaan ponsel sebagai alat komunikasi berpengaruh
terhadap layanan operator selular. Sebagai penyedia jasa, operator selular
merupakan perusahaan layanan yang menghubungkan jaringan nirkabel
dalam komunikasi pengguna ponsel. Beberapa operator selular di Indonesia
antara lain, Telkomsel, Indosat, XL Axiata, AXIS, dan Smartfren. Para
pengembang operator selular tentu berkompetisi untuk menciptakan produk
yang berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen. Selain pada
kemutakhiran produk, persaingan ini jelas tampak pada bidang periklanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Iklan merupakan bagian dari proses pemasaran suatu produk barang
atau jasa. Melalui iklan yang menarik, orang akan tertarik untuk membeli
produk jasa operator selular. Dewasa ini perkembangan iklan tidak lagi
menonjolkan pada sisi grafis, melainkan permainan kata dengan
menggunakan diksi-diksi yang mudah diingat dan sesuai dengan keseharian
calon konsumen. Dengan kata lain, penggunaan bahasa pada iklan sangat
menentukan persuasi dan promosi produk jasa operator selular.
Salah satu media penyiaran iklan yang paling banyak adalah televisi.
Hampir seluruh masyarakat Indonesia menyaksikan siaran televisi. Acara-
acara televisi pun beragam sesuai dengan usia, hobi, dan kepentingan.
Program acara yang terkenal pasti akan menyedot banyak pemasang iklan
untuk masuk dalam sesi jeda tayangan. Produk operator selular ini merupakan
produk yang dibutuhkan oleh siapa pun, sehingga kemunculan iklan operator
selular hampir ada pada setiap acara di sebagian besar stasiun televisi.
Dalam perkembangannya, tayangan iklan pada media televisi
mengalami banyak dinamika terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia.
Televisi sebagai media massa terkadang menunjukkan pilihan grafis dan diksi
yang kurang sesuai dengan unsur-unsur kebahasaan dan konteks sosial
kemasyarakatan. Seiring dengan berkembanganya kreativitas industri
periklanan, ada iklan yang tidak secara lugas mempromosikan produknya,
namun, mendramatisir realitas masa kini dan menyiratkan penggunaan
produk yang dipasarkan. Hal yang demikian dapat menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kesalahpahaman pesan yang dimaksudkan dalam komunikasi antarpenutur
dan pemirsa televisi.
Iklan operator selular kini tidak hanya memaparkan produk secara
satu arah kepada pemirsa televisi, tetapi juga menampilkan realitas keseharian
masyarakat yang di dalamnya banyak proses percakapan. Percakapan
antartokoh kadang memiliki makna yang tersirat dalam rangka memasarkan
produk. Pada lingkup yang seperti inilah ilmu pragmatik, khususnya
implikatur percakapan, dipakai untuk menjelaskan makna-makna tersirat.
Implikatur sebagai cabang dari ilmu pragmatik dapat dipakai untuk
menelaah bahasa iklan. Teori implikatur mempersoalkan ungkapan yang
tersirat di balik yang tersurat. Levinson (via Nadar, 2009: 61) mengemukakan
bahwa implikatur merupakan gagasan terpenting dalam kajian pragmatik. Hal
yang serupa juga diungkapkan oleh Nababan (1987: 28), bahwa konsep yang
paling penting dalam ilmu pragmatik adalah implikatur percakapan.
Implikatur menjadi bagian yang utama dalam proses pengkajian percakapan-
percakapan yang terdapat dalam bahasa iklan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penelitian ini
mengkaji implikatur bahasa iklan operator selular pada media televisi. Secara
khusus, penelitian ini mengkaji implikatur percakapan dan fungsi implikatur
percakapan dalam suatu tuturan karena percakapan adalah hal yang paling
sering dijumpai dalam konteks sosial kemasyarakatan. Oleh karena itulah,
peneliti tertarik meneliti implikatur percakapan yang terdapat dalam iklan
operator selular.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Jenis-jenis implikatur percakapan apa sajakah yang terdapat dalam
iklan operator selular berbahasa Indonesia pada media televisi?
2. Apa sajakah fungsi implikatur percakapan yang terdapat dalam iklan
operator selular berbahasa Indonesia pada media televisi?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah seperti di atas,
tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan jenis-jenis implikatur percakapan dalam iklan
operator selular berbahasa Indonesia pada media televisi.
2. Mendeskripsikan fungsi implikatur percakapan dalam iklan operator
selular berbahasa Indonesia pada media televisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain
sebagai berikut.
1. Bagi pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia
a. Menambah wawasan pembaca tentang pragmatik dan implikatur
percakapan melalui teori-teori yang dipakai.
b. Mempermudah pemakaian bahasa dan menjalin kerja sama dalam
berkomunikasi.
2. Bagi media massa dan produsen iklan
a. Memberikan rekomendasi pada bidang jurnalistik mengenai
deskripsi implikatur percakapan sebagai bahasa iklan media massa.
b. Memberikan rekomendasi bagi pengelola dan produsen iklan dari
sisi kebahasaan, sehingga dapat memaksimalkan strategi
komunikasi pemasaran.
3. Bagi peneliti lain yang relevan
a. Menambah referensi melalui teori-teori yang telah dipakai.
b. Menumbuhkembangkan upaya mengkaji, menerapkan, menguji,
menjelaskan suatu bentuk teori, konsep, dan hipotesis tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Batasan Istilah
1) Pragmatik
Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa
secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di
dalam komunikasi (Wijana, 1996:1).
2) Implikatur
Implikatur adalah apa yang disarankan atau apa yang dimaksud oleh
penutur sebagai hal yang berbeda dari apa yang dinyatakan secara harafiah
(Brown dan Yule, dalam Abdul Rani, 2006:170).
3) Implikatur Percakapan
Implikatur percakapan adalah hubungan atau keterkaitan antar tuturan
penutur dengan mitra tutur yang maknanya tidak terungkap secara literal
pada tuturan itu sendiri (Purwo, 1990:20).
4) Fungsi Implikatur
Implikatur dipakai untuk menerangkan perbedaan yang sering terdapat
antara “apa yang diucapkan” dan “apa yang diimplikasi” (Nababan,
1987:28)
5) Iklan
Berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik
pada barang jasa yang ditawarkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005:421)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
6) Media
Kata media berasal dari bahasa latin, yakni medius yang secara harafiah
berarti “tengah”, pengantar atau perantara. (Munadhi, 2008: 6) Media
merupakan pengantar yang menghubungkan suatu hal dari satu sisi ke sisi
yang lainnya.
7) Televisi
Sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel
atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya
(gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya
kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat
didengar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:1162)
F. Sistematika Penyajian
Penulisan penelitian ini meliputi lima bab. Bab I berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
pembatasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II berisi penelitian yang
relevan dan landasan teori. Bab III adalah metodologi penelitian yang berisi
jenis penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV adalah hasil analisis data dan
pembahasan. Bab V berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian mengenai implikatur pernah dilakukan oleh Yuliani
(2009) dalam skripsi berjudul Implikatur dan Penanda Lingual Kesantunan
Iklan Layanan Masyarakat (ILM) berbahasa Indonesia di Media Luar Ruang
(Outdoor media). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada empat
jenis implikatur dan tujuh jenis penanda lingual kesantunan dalam Iklan
Layanan Masyarakat. Empat jenis implikatur tersebut yaitu, tindak tutur
langsung, tindak tutur langsung tidak literal, tindak tutur tidak langsung
literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Sedangkan tujuh jenis
penanda lingual yaitu, partikel -lah, pilihan kata berkonotasi positif, pilihan
kata denotasi bermakna halus, konjungsi (demi, untuk) yang menyatakan
alasan kuat/ tujuan baik, interjeksi (kesyukur-an, peringatan, ajakan), gaya
bahasa (epizeuksis, anafora, asonansi, aliterasi, personifikasi, hiperbola),
pengungkapan kalimat imperatif secara langsung, dan pilihan kata denotasi
yang bermakna kasar.
Windarti (2011) dalam skripsinya yang berjudul Implikatur dalam
Pemakaian Bahasa Iklan Jenis Makanan di Televisi menemukan tiga jenis
implikatur yaitu tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
literal, dan tindak tutur langsung tidak literal; dan lima macam ilokusi yakni
meyakinkan, mempengaruhi, membujuk, menyindir, dan memerintah.
Penelitian mengenai implikatur juga pernah dilakukan oleh Susanti
(2011) dalam skripsinya yang berjudul Pemanfaatan Daya Diksi dan Daya
Implikatur Dalam Kartun Oom Pasikom. Penelitian tersebut menemukan
daya bahasa dalam diksi dan implikatur tuturan kartun yakni mengkritik,
memihak, mendobrak, dan mengejek. Daya kritik disampaikan secara tidak
langsung dengan memanfaatkan gaya bahasa berupa ironi, sarkasme, dan
retoris. Daya dobrak disampaikan dengan menggunakan majas totem pro
parte dan ironi. Sedangkan daya ejek, disampaikan dengan memanfaatkan
gaya bahasa totem pro parte dan humor sarkastis untuk memperkuat daya
bahasanya.
Ketiga penelitian tersebut termasuk dalam penelitian ranah
pragmatik, yakni implikatur. Sudut pandang implikatur yang dipakai dalam
penelitian di atas beraneka ragam. Penelitian Yuliani (2009) secara lebih
khusus menelaah tentang implikatur beradasarkan jenis tindak tutur pada
iklan laynan masyarakat. Windarti (2011) mengkaji implikatur berdasarkan
tindak ilokusi pada iklan jenis makanan, sedangkan, Susanti (2011) meneliti
mengenai daya diksi dan implikatur pada bahasa kartun. Namun, ketiga
penelitian di atas berbeda dengan penelitian ini. Perbedaan juga tampak pada
uraian dan kajian mengenai jenis implikatur dan fungsi implikatur percakapan
dalam komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Kajian Teori
Penelitian ini merupakan penelitian linguistik pragmatik yang
mengkaji tuturan percakapan iklan di media televisi. Ada pun kajian ilmu
pragmatik yaitu, dieksis, tindak ujar, praanggapan, dan implikatur. Kajian
teori ini memaparkan tentang pengertian pragmatik dan fenomena pragmatik
sebagai ilmu dasar untuk mengkaji penelitian ini. Teori implikatur dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui maksud tersirat dan untuk
mengetahui fungsi implikatur dari percakapan tersebut. Paparan mengenai
teori-teori tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pragmatik
Menurut Yule (2006:5) dalam bukunya yang berjudul Pragmatics,
mengartikan pragmatik sebagai studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk
linguistik dan pemakai bentuk-bentuk tersebut. Selain itu, terdapat empat
definisi pragmatik yang saling berkomplemen yaitu, 1) pragmatik merupakan
studi tentang maksud penutur; 2) pragmatik adalah studi tentang makna
kontekstual; 3) pragmatik adalah studi mengenai bagaimana agar lebih
banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan; dan 4) pragmatik adalah
kajian tentang ungkapan dari jarak hubungan. Maka dari keempat hal
tersebut, pragmatik digunakan untuk menelaah makna sesuai konteks tuturan.
Pengertian lain diungkapkan oleh Jacob L. Mey (1983) via Rahardi
(2003:15) Pragmatics is the study of the conditions of human language uses
as these are determined by the context of society. Bahwa sesungguhnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian atau penggunaan
bahasa yang pada dasarnya selalu ditentukan oleh konteks situasi tutur di
dalam masyarakat dan kebudayaan yang melatarbelakanginya.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, pragmatik dapat diartikan
sebagai cabang dari ilmu linguistik yang secara khusus mengkaji makna
tuturan antara penutur dan mitra tutur yang dilandasi konteks tuturan. Hal ini
dipahami supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam sebuah percakapan.
2. Fenomena Pragmatik
Dalam ilmu pragmatik terdapat enam fenomena pragmatik, yaitu
implikatur, tindak tutur, praanggapan, deiksis, kesantunan dan
ketidaksantunan. Keenam kajian pragmatik tersebut dipaparkan sebagai
berikut.
a. Implikatur
Menurut Mey (dalam Nadar, 2009: 60) implikatur “implicature”
berasal dari kata kerja to imply sedangkan kata bendanya adalah
implication. Kata kerja ini berasal dari bahasa latin plicare yang berarti
to fold “melipat” sehingga untuk mengerti apa yang dilipat atau disimpan
haruslah dilakukan dengan cara membuka. Secara praktis, implikatur
merupakan sesuatu yang tersirat di balik yang tersurat.
Implikatur memiliki dua macam makna, yaitu makna alamiah
(ada dalam tuturan) dan makna non-alamiah (pesan yang dimaksudkan
untuk dikomunikasikan). Dengan kata lain, implikatur adalah ujaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan.
Implikatur merupakan contoh utama dari banyaknya informasi yang
disampaikan daripada yang dikatakan (Yule, 1996: 62)
Grice (1975) mengemukakan bahwa implikatur terdiri dari 2
jenis yaitu implikatur konvensional dan implikatur percakapan (Rani,
2006: 171). Implikatur konvensioal adalah implikasi atau pengertian
yang bersifat umum dan konvensial. Semua orang pada umumnya telah
mengetahui dan memahami maksud atau implikasi suatu hal tertentu.
Hal yang serupa diungkapkan Rani (2006: 171) bahwa implikatur
konvensional merupakan implikatur yang ditentukan oleh “arti
konvensional kata-kata yang dipakai”. Implikatur jenis ini memiliki
konteks yang nontemporer, karena bentuk suatu bentuk ujaran, dapat
dikenali implikasinya karena makna “yang tahan lama” dan sudah
diketahui secara umum.
Berbeda dengan implikatur konvensional, implikatur pecakapan
merupakan implikatur yang memiliki lingkup konteks komunikasi antara
penutur dan mitra tutur. Menurut Nababan (1987: 39) ciri-ciri implikatur
percakapan adalah sebagai berikut.
1) Suatu implikatur percakapan dapat dibatalkan dalam hal tertentu,
umpamanya dengan menambahkan suatu klausa yang mengatakan
bahwa sesorang tidak mau memakai implikatur percakapan itu, atau
memberitahukan suatu konteks untuk membatalkan implikatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Biasanya tidak ada cara yang lain untuk mengatakan apa yang
dikatakan dan masih mempertahankan implikatur yang
bersangkutan.
3) Implikatur percakapan mempersyaratkan pengetahuan terlebih
dahulu akan arti konvensional dari kalimat yang dipakai. Oleh
karena itu, isi suatu implikatur percakapan tidak termasuk dalam arti
suatu kalimat yang dipakai tersebut.
4) Kebenaran suatu implikatur bukanlah tergantung pada apa yang
dikatakan (apa yang dikatakan bisa benar, tetapi apa yang
diimplikasikan bisa salah). Oleh karena itu, implikatur itu tidak
didasarkan atas apa yang dikatakan tetapi atas tindakan mengatakan
yang dikatakan tersebut.
b. Tindak Tutur
Tindak tutur merupakan salah satu bagian dari ilmu
pragmatik. Tindak tutur bisa dilihat dari suatu kalimat di mana seseorang
tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan pengucapan kalimat itu.
Di dalam kalimat itu juga menyiratkan sesuatu (Purwo, 1990: 19). Di
dalam ilmu pragmatik, ada tiga bagian tindak tutur, yaitu lokusi, ilokusi,
dan perlokusi. Penjelasan mengenai ketiga jenis tindak tutur sebagai
berikut.
1) Lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai
dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dalam tindak lokusioner tidak dipermasalahkan maksud dan fungsi
tuturan yang disampaikan oleh si penutur.
2) Ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi
yang tertentu pula. Penutur menginginkan si mitra tutur melakukan
tindakan tertentu yang bekaitan dengan sesuatu yang dirasakannya.
Tindak ilokusi ini menunjukkan fungsi ujaran atau tuturan, biasanya
berkaitan dengan bentuk-bentuk kalimat.
3) Perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh kepada diri si mitra
tutur.
Contoh:
Iklan operator XL
P1 : “Bonusnya minum aja deh... spageti aja deh...
chicken wing... ini juga ya.. ini juga ya...”
P2 : “Mau yang banyak bonusnya?”
P3 : “Isi pulsa XL aja! Isi pulsa langsung bonus gratis
pulsa! Bonus langsung hingga 100rb rupiah”
Iklan operator XL di atas memiliki lokusi berupa sebuah
kalimat imperatif. Ilokusinya adalah iklan berusaha menyuruh
pemirsa pemirsa memelalui tuturan “Isi pulsa XL aja! Isi pulsa
langsung bonus gratis pulsa! Bonus langsung hingga 100rb
rupiah”. Perlokusi dalam iklan XL ini adalah pemirsa tertarik,
kemudian membeli produk operator XL tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Praanggapan
Praanggapan atau presupposisi adalah sesuatu yang
diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu
tuturan (Yule, 2006:43-52). Dalam proses percakapan atau
berkomunikasi seringkali seorang penutur menganggap informasi yang
sekaligus merupakan pesan sudah diketahui oleh mitra tutur. Oleh
penutur, anggapan tersebut disampaikan kepada mitra tutur meskipun
tidak dikatakan secara langsung. Dapat dikatakan bahwa praanggapan
berada dalam pikiran seseorang.
Terdapat 6 jenis presupposisi, yaitu presupposisi faktif,
presupposisi non-faktif, presupposisi struktural, presupposisi eksistensial,
presupposisi konterfaktual, dan presupposisi leksikal. Keenam
presupposisi tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Presupposisi Faktif
Presupposisi faktif adalah praanggapan di mana informasi
yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja dapat dianggap
sebagai suatu kenyataan.
Contoh:
“Dia tidak menyadari jika dia sakit.” Praanggapan tuturan
tersebut adalah bahwa dia sakit.
2. Presupposisi Non-faktif
Presupposisi non-faktif adalah suatu praanggapan yang
diasumsikan tidak benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Contoh:
“Saya bermimpi bahwa saya bekerja di Belanda”.
Praanggapan tuturan tersebut adalah bahwa saya hanya
bermimpi (tidak nyata).
3. Presupposisi Struktural
Presupposisi struktural mengacu pada struktur kalimat
tertentu. Hal ini tampak dalam kalimat tanya, secara
konvensional diinterpretasikan dengan kata tanya “kapan dan
di mana”
Contoh:
“Kapan dia berangkat?”. Praanggapan tuturan tersebut
adalah bahwa dia berangkat.
4. Presupposisi Eksistensial
Presupposisi eksistensial merupakan praanggapan yang
menunjukkan keberadaan atau eksistensi referen yang
diungkapkan dengan kata yang definitif.
Contoh:
“Di mana kamu membeli sepeda?”. Praanggapan tuturan
tersebut adalah bahwa kamu membeli sepeda.
5. Presupposisi Konterfaktual
Presupposisi konterfaktual berarti bahwa yang dianggapkan
tidak hanya benar, melainkan juga merupakan kebalikan dari
kenyataannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Contoh:
“Andai anda memakai operator Telkomsel, anda akan
mendapatkan banyak sinyal telepon di seluruh nusantara”.
Praanggapan tuturan tersebut adalah bahwa anda bukan
pengguna operator Telkomsel.
6. Presupposisi Leksikal
Presupposisi leksikal dapat dipahami sebagai bentuk
praanggapan di mana makna yang dinyatakan secara
konvensional ditafsirkan dengan praanggapan bahwa suatu
makna lain dipahami.
Contoh:
“Dia berhenti merokok”. Praanggapan tuturan tersebut adalah
bahwa dahulu dia adalah seorang perokok atau sering
merokok.
d. Deiksis
Deiksis merupakan hal penunjukan secara langsung
menggunakan kata ganti sesuai referen yang dimaksud penutur. Yule
(1996) dalam bukunya Pragmatics yang diterjemahkan oleh Wahyuni
(2006:13) dengan judul Pragmatik berusaha memberi gambaran, ketika
seseorang menunjuk objek asing dan bertanya, “Apa itu?”, maka orang
tersebut menggunakan ungkapan deiksis (“itu”) untuk menunjuk sesuatu
dalam suatu konteks secara tiba-tiba. Selain itu, deiksis tergantung pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
konteks, maksud penutur, dan ungkapan-ungkapan itu mengungkapkan
jarak hubungan. Diberikannya ukuran kecil dan rentangan yang sangat
luas dari kemungkinan pemakainya, ungkapan-ungkapan deiksis selalu
menyampaikan lebih banyak hal daripada yang diucapkan (Yule,
2006:26).
Macam-macam deiksis yaitu, deiksis persona, deiksis ruang,
deiksis waktu, dan deiksis wacana. Deiksis persona ditandai dengan kata
ganti orang, misalnya aku, engkau, kamu, anda, ia, dia, dan beliau.
Semua kata ganti orang merupakan deiksis persona. Deiksis ruang
merupakan ungkapan-ungkapan yang menunjukkan suatu tempat,
misalnya kata „itu‟ dan „ini‟. Sedangkan deiksis waktu menggunakan
leksem yang mengungkapkan pengertian waktu, seperti kata „depan‟,
„belakang‟, „panjang‟, dan „pendek‟ yang dipakai dalam pengertian
waktu dan memberikan kesan seolah-olah waktu merupakan hal yang
akan diungkapkan. Contohnya, “Nama-nama pemenang akan
diumumkan minggu minggu depan”. Lain halnya, dengan deiksis wacana
yang ditandai dengan kata „ialah‟, „yaitu‟, „sebagai berikut‟, dan
„tersebut di atas‟.
e. Kesantunan Berbahasa
Bahasa digunakan seseorang untuk menyampaikan pesan atau
maksud tertentu baik secara verbal maupun non-verbal kepada orang
lain. Dalam berkomunikasi, selain penggunaan tata bahasa yang baik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
benar, juga diperlukan kesantunan dalam berbahasa. Menurut Pranowo
(2009:4) Struktur bahasa yang santun adalah struktur bahasa yang
disusun oleh penutur/penulis agar tidak menyinggung perasaan
pendengar atau pembaca.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Pranowo (2009:76-79)
menyampaikan dua aspek penentu kesantunan, yaitu aspek kebahasaan
dan aspek nonkebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi aspek intonasi
(keras lembutnya intonasi ketika seseorang berbicara), aspek nada bicara
(berkaitan dengan suasana emosi penutur: nada resmi, nada bercanda
atau bergurau, nada mengejek, nada menyindir), faktor pilihan kata, dan
faktor struktur kalimat. Sedangkan aspek nonkebahasaan berupa pranata
sosial budaya masyarakat (misalnya aturan anak kecil yang harus selalu
hormat kepada orang yang lebih tua), pranata adat (seperti jarak bicara
antara penutur dengan mitra tutur).
Selain itu, Pranowo juga mengemukakan indikator kesantunan
berupa nilai-nilai luhur yang mendukung kesantunan, yaitu sikap rendah
hati. Sikap rendah hati seseorang dapat tumbuh dan berkembang jika
seseorang mampu memanifestasikan nilai-nilai lain, seperti tenggang rasa
(angon rasa, adu rasa), angon wayah, mau berkorban, mawas diri,
empan papan, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
f. Ketidaksantunan Berbahasa
Ketidaksantuan merupakan fenomena baru dalam ilmu
pragmatik. Hal ini dipandang sebagai dampak realitas di mana
masyarakat seringkali mengesampingkan penggunaan bahasa yang
santun dalam berkomunikasi. Dapat dikatakan bahwa ketidaksantunan
merupakan penggunaan bahasa yang tidak baik, melanggar tatakrama,
dan kerapkali menyinggung perasaan orang lain.
Pranowo (2009:68-73) mengungkapkan fakta pemakaian
bahasa yang tidak santun sebagai berikut. Pertama, penutur
menyampaikan kritik secara langsung (menohok mitra tutur) dengan kata
atau frasa kasar. Penggunaan kata atau frasa yang kasar dinilai tidak
santun karena dapat menyinggung perasaan mitra tutur. Kedua, penutur
didorong rasa emosi ketika bertutur. Penutur yang didorong rasa emosi
berlebihan ketika bertutur akan mengakibatkan timbulnya kesan marah
terhadap mitra tutur. Ketiga, penutur protektif terhadap pendapatnya.
Kadang kala seorang penutur protektif terhadap pendapatnya dengan
maksud agar tuturan mitra tutur tidak dipercaya oleh pihak lain. Cara
yang demikian mengakibatkan tuturan menjadi tidak santun. Keempat,
penutur sengaja ingin memojokkan mitra tutur dalam bertutur. Terakhir,
penutur menyampaikan tuduhan atas dasar kecurigaan terhadap mitra
tutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3. Konteks
Konteks memiliki peran penting dalam ilmu pragmatik karena
pada dasarnya pragmatik terikat pada konteks tuturan. Konteks
merupakan hal-hal seperti siapa yang diajak berbicara dan dalam situasi
yang bagaimana kalimat yang bersangkutan diucapkan (Purwo, 1990:
23). Sedangkan Rahardi (2003:20) mengatakan bahwa konteks tuturan
dapat diartikan sebagai semua latar belakang pengetahuan (background
knowledge) yang diasumsikan sama-sama dimiliki dan dipahami bersama
oleh penutur dan mitra tutur, serta yang mendukung interpretasi mitra
tutur atas apa yang dimaksudkan oleh si penutur itu di dalam keseluruhan
proses bertutur.
Kridalaksana (1993:120) berpendapat bahwa faktor-faktor
yang berkaitan dengan konteks komunikasi adalah mitra tutur, situasi,
tujuan, dan tempat tuturan. Hal yang senada diungkapkan oleh Leech
(via Wijana, 1996:10-13) bahwa aspek-aspek yang harus
dipertimbangkan dalam kajian pragmatik, yaitu penutur dan lawan tutur,
konteks tuturan, tujuan tuturan, tujuan sebagai bentuk tindakan atau
aktivitas, dan tuturan sebagai produk tindak verbal. Penjelasan mengenai
aspek-aspek tersebut sebagai berikut.
1) Penutur dan lawan tutur
Konsep penutur dan lawan tutur ini mencakup penulis dan
pembaca bila tuturan bersangkutan dikomunikasikan dengan
media tulisan. Aspek-aspek yang berkaitan dengan penutur dan
lawan tutur ini adalah usia, latar belakang sosial ekonomi,
jenis kelamin, tingkat keakraban, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2) Konteks tuturan
Konteks tuturan penelitian linguistik adalah konteks dalam
semua aspek fisik atau setting sosial yang relevan dari tuturan
bersangkutan. Konteks yang bersifat fisik lazim disebut koteks
(cotext), sedangkan konteks setting sosial disebut konteks. Di
dalam pragmatik, konteks itu pada hakikatnya adalah semua
latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang
dipahami bersama oleh penutur dan lawan tutur.
3) Tujuan tuturan
Bentuk-bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur
dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tertentu. Dalam
hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang bermacam-macam
dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama. Atau
sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diutarakan dengan
tuturan yang sama. Di dalam pragmatik, berbicara merupakan
aktivitas yang berorientasi pada tujuan (goal oriented
activities). Ada perbedaan yang mendasar antara pandangan
pragmatik yang bersifat fungsional dengan pandangan
gramatika yang bersifat formal. Dalam pandangan yang
bersifat formal, setiap bentuk lingual yang berbeda tentu
memiliki makna yang berbeda.
4) Tujuan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas
Bila gramatikal menangani unsur-unsur kebahasaan sebagai
entitas yang abstrak, seperti kalimat dalam studi sintaksis,
proposisi dalam studi semantik, dan sebagainya, pragmatik
berhubungan dengan tindak verbal (verbal act) yang terjadi
dalam situasi tertentu. Dalam hal ini, pragmatik menangani
bahasa dalam tingkatannya yang lebih konkret dibanding
dengan tata bahasa. Tuturan sebagai entitas yang konkret jelas
penutur dan lawan tuturnya, serta waktu dan tempat
pengutaraannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5) Tuturan sebagai produk tindak verbal
Tuturan yang digunakan di dalam rangka pragmatik, seperti
yang dikemukakan dalam kriteria keempat merupakan bentuk
dari tindak tutur. Oleh karenanya, tuturan yang dihasilkan
merupakan bentuk dari tindak verbal. Sebagai contoh, kalimat
Apakah rambutmu tidak terlalu panjang? dapat ditafsirkan
sebagai pertanyaan atau perintah. Dalam hubungan ini dapat
ditegaskan ada perbedaan mendasar antara kalimat (sentence)
dengan tuturan (utturance). Kalimat adalah entitas gramatikal
sebagai hasil kebahasaan yang diidentifikasikan lewat
penggunaannya dalam situasi tertentu.
4. Implikatur Percakapan
Implikatur percakapan terdiri dari tiga jenis yaitu, implikatur
percakapan khusus, implikatur percakapan umum, dan implikatur
percakapan berskala. Penjelasan mengenai jenis-jenis implikatur
percakapan sebagai berikut.
1) Impikatur percakapan khusus, menurut Yule (2006:74), adalah
percakapan yang terjadi dalam konteks yang sangat khusus di mana
pendengar mengasumsikan informasi secara lokal. Oleh karena itu,
implikatur percakapan khusus membutuhkan konteks dan latar
belakang pengetahuan khusus untuk membuat kesimpulan yang
diperlukan. Berkaitan dengan maksim, Cummings (2007:18)
mengemukakan bahwa sejumlah implikatur percakapan yang
dihasilkan dengan sengaja melanggar maksim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Contoh:
Mahasiswi : Saya berapa bu?
Penjual nasi : kamu gratis, like this ya?
(konteks: mahasiswi dan penjual nasi tersebut
merupakan teman akrab di Facebook)
Pada contoh di atas mengimplikasikan bahwa mahasiswi
tersebut tidak perlu membayar biaya makan di penjual nasi tetapi
harus memberikan “like” pada akun Facebook penjual nasi.
Percakapan tersebut juga mengimplikasikan agar pertemanan di
Facebook tetap akrab. Tuturan tersebut merupakan implikatur
percakapan khusus. Hal ini ditunjukkan dengan kata “like this” yang
merupakan konteks dan latarbelakang khusus yang hanya diketahui
oleh kedua tokoh tersebut.
2) Implikatur percakapan umum berbeda dengan implikatur percakapan
khusus, di mana implikaturnya tidak membutuhkan konteks untuk
menginterpretasikan maknanya. Seperti yang diungkapkan oleh Yule
(2006:74), implikatur percakapan umum merupakan implikatur yang
tidak memperhitungkan makna tambahan. Dengan kata lain, orang
yang berperan pada proses tuturan mengasumsikan makna percakapan
hanya dengan mengamati struktur kata yang dipakai. Namun,
sejumlah implikatur percakapan yang dihasilkan dengan sengaja
melanggar maksim (Cummings, 2007:18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Contoh :
Supir : Pake apa tad?? Hape ustad ga abis
Pulsanya...
Ustad : Kan pake XL sensasi!
(konteks: Tokoh supir heran karena tokoh ustad
telepon lama tetapi pulsanya tidak bahis)
Pada contoh tersebut implikatur secara sekilas dapat ditangkap
tanpa harus mengetahui konteks tuturan antarpenutur. Implikatur
tersebut ingin mengungkapkan bahwa operator XL adalah produk
yang irit biaya pulsa.
3) Implikatur percakapan berskala merupakan bagian dari implikatur
percakapan umum yang mengungkapkan kuantitas atau skala nilai.
Ciri-ciri untuk mengenali implikatur percakapan berskala dapat
ditandai dengan kata misalnya, beberapa, banyak, sedikit, sejumlah,
sering, kadang-kadang, selalu. Namun, berbeda dengan implikatur
percakapan khusus dan implikatur percakapan umum, implikatur
percakapan berskala tidak selalu melanggar maksim.
Contoh :
Ayah : Banyak yang ngira kita ini kakak adik.
Anak : Ini bokap gue
Ayah : Dia takut banget ngenalin gue ke
temen-temen ceweknya..
banyak yang naksir
(konteks: wajah anak dan ayahnya mirip)
Pada contoh tersebut mengandung implikatur bahwa anaknya takut
kalah saing dan terkenal dengan tokoh ayah yang memiliki wajah masih
muda. Untuk menarik implikatur percakapan tersebut, pemirsa cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
memfokuskan pada kata „banyak‟. Kata „banyak‟ menyatakan kuantitas
„lebih‟ daripada tokoh anak.
Implikatur percakapan secara umum tentu juga membutuhkan
konteks dalam tuturannya. Konteks yang dimaksud adalah suatu
pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan
mitra tutur dan mitra tutur yang membantu untuk menafsirkan makna
tuturan (Leech, 1993:20). Purwo (1990:23) menyatakan bahwa konteks
merupakan perihal seperti siapa yang diajak berbicara, dalam situasi yang
bagaimana kalimat yang bersangkutan diucapkan.
5. Prinsip Kerja Sama
Cummings (2007:18) berpendapat bahwa sejumlah implikatur
percakapan dengan sengaja melanggar maksim, ternyata dalam penelitian ini
implikatur percakapan umum dengan sengaja melanggar maksim kuantitas,
relevansi, dan cara. Grice (1975) menawarkan prinsip kerja sama supaya
terealisasi dalam berbagai kaidah percakapan. Prinsip Kerja Sama Grice
(dalam Rahardi, 2005:53-59):
1) Maksim Kuantitas (The Maxim of Quantity)
Dalam maksim ini penutur diharapkan mampu memberikan informasi
yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Hal ini
mengindikasikan bahwa apa yang disampaikan penutur hendaknya hanya
sebatas kebutuhan informasi mitra tutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2) Maksim Kualitas (The Maxim of Quality)
Pada maksim ini, penutur diharapkan mampu menyampaikan sesuatu
yang nyata dan sesuai fakta sebenarnya yang didukung dengan bukti-
bukti yang jelas.
3) Maksim Relevansi (The Maxim of Relevance)
Di dalam maksim relevansi, dinyatakan supaya terjadi kerjasama yang
baik antara penutur dan mitra tutur, masing-masing hendaknya dapat
memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu yang sedang
diujarkankan.
4) Maksim cara (The Maxim of Manner)
Maksim pelaksanaan ini mengharuskan peserta bertutur secara langsung,
jelas, dan tidak ambigu.
Menurut Leech, Prinsip kerja sama Grice harus berkomplemen
(tidak hanya sekedar ditambah) dengan prinsip sopan santun agar prinsip
kerja sama terselamatkan dari kesulitan menjelaskan antara makna dan daya
(Rani, 2006:172). Leech (dalam Rahardi, 2003: 41-56) melengkapi pendapat
Grice dengan mengungkapkan 6 maksim kesantunan berbahasa. Keenam
maksim tersebut adalah sebagai berikut.
Maksim Kebijaksanaan: pada prinsip ini penutur dan mitra tutur
hendaknya mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan
memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain di dalam keseluruhan
proses kegiatan bertutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Maksim kedermawanan: maksim ini sama dengan maksim
kemurahan hati. Dalam posisi ini penutur diharapkan akan
menghormati orang lain dengan baik. Penghormatan terhadap
orang lain akan dapat terjadi apabilaorang dapat mengurangi kadar
keuntungan pada dirinya sendiri, dan memaksimalkan keuntungan
pada pihak lain.
Maksim Penghargaan: dalam prakter tuturan ini peserta tuturan
selalu berusaha untuk memberikan penghargaan dan penghormatan
kepada pihak lain secara optimal.
Maksim Kesederhaan: peserta tutur diharapkan bersikap rendah
hati dengan cara mengurangi pujian atau penghormatan terhadap
terhadap dirinya sendiri dan memaksimalkan penghormatan kepada
orang lain.
Maksim Pemufakatan: maksim ini disebut juga dengan maksim
kecocokan. Penutur dan mitra tutur diharapkan saling membina
kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur.
Maksim Simpati: pada maksim ini peserta tutur selalu
memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak
yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
6. Fungsi Implikatur
Implikatur memiliki kegunaan dalam proses berkomunikasi.
Levinson (via Rani, 2006:173) menjabarkan empat faedah/fungsi konsep
implikatur dalam tuturan sebagai berikut.
1) Implikatur dapat memberikan penjelasan makna atau fakta-fakta
kebahasaan yang tidak terjangkau oleh teori-teori linguistik.
2) Implikatur dapat memberikan penjelasan yang tegas tentang
perbedaan lahiriah dari yang dimaksud si pemakai bahasa.
3) Implikatur dapat memberikan pemerian semantik yang sederhana
tentang hubungan klausa yang dihubungkan dengan kata penghubung
yang sama.
4) Impikatur dapat memberikan berbagai fakta yang secara lahiriah
kelihatan tidak berkaitan, justru berlawanan (seperti metafora).
Lebih singkat dijelaskan oleh Rani (2006:178), bahwa
masyarakat bahasa sering menggunakan implikatur percakapan untuk
tujuan-tujuan tertentu, misalnya untuk memperhalus proposisi yang
diujarkan dan dalam rangka menyelamatkan muka (saving face).
7. Kalimat Bedasarkan Fungsi Komunikatifnya
Fungsi implikatur yang telah dijelaskan di atas tidak terlepas dari
nilai komunikatif sebuah tuturan. Nilai komunikatif penting untuk
memperjelas bentuk dan maksud ujaran. Rahardi (2005:74) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
bukunya yang bejudul Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia,
mengemukakan bahwa kalimat berdasarkan nilai komunikatifnya dapat
diklasifikasikan menjadi lima macam, yakni kalimat berita (deklaratif),
kalimat perintah (imperatif), kalimat tanya (interogatif), kalimat seruan
(eksklamatif), dan kalimat penegas (empatik). Fungsi-fungsi komunikatif
ini dijabarkan sebagai berikut.
a. Kalimat deklaratif
Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia mengandung
maksud memberitakan sesuatu kepada mitra tutur. Sesuatu yang
diberitakan kepada mitra tutur itu, lazimnya, merupakan
pengungkapan suatu peristiwa atau suatu kejadian.
b. Kalimat interogatif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang mengandung
maksud menanyakan sesuatu kepada si mitra tutur. Dengan perkataan
lain, apabila seorang penutur bermaksud mengetahui jawaban
terhadap suatu hal atau suatu keadaan, penutur akan bertutur dengan
menggunakan kalimat interogatif kepada mitra tutur.
c. Kalimat imperatif
Kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung
maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan suatu
sebagaimana diinginkan si penutur. Kalimat imperatif dalam bahasa
Indonesia dapat berkisar antara suruhan yang sangat keras atau kasar
sampai dengan permohonan yang sangat halus atau santun. Kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
imperatif terdiri dari lima macam, yaitu kalimat imperatif biasa,
kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif pemberian ijin,
kalimat imperatif ajakan, dan kalimat imperatif suruhan.
d. Kalimat eksklamatif
Kalimat eksklamatif adalah kalimat yang dimaksudkan
untuk menyatakan rasa kagum. Karena kalimat eksklamatif
menggambarkan suatu keadaan yang mengundang kekaguman,
biasanya, kalimat ini disusun dari kalminat deklaratif yang berpredikat
adjektiva.
e. Kalimat empatik
Kalimat empatik adalah kalimat yang di dalamnya
terkandung maksud memberikan penekanan khusus. Dalam bahasa
Indonesia, penekanan khusus itu, biasanya, dikenakan pada bagian
subjek kalimat. Penekanan khusus itu dapat dilakukan dengan cara
menambah informasi lebih lanjut tentang subjek itu.
8. Iklan
Iklan telah muncul pada zaman kuno. Dalam peradaban manusia,
tulisan pertama yang terkait dengan iklan adalah tanda-tanda yang
ditampilkan di atas pintu toko kota-kota kuno Timur Tengah (Danesi,
2010: 224). Selain itu, Wright (dalam Liliweri 1992:20) iklan adalah
proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat
pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang
persuasif. Pengertian tersebut mempunyai dua makna yaitu dipandang
sebagai alat pemasaran dan iklan sebagai proses komunikasi yang bersifat
persuasif. Hal ini mengindikasikan suatu bentuk paparan yang
dimaksudkan untuk mempromosikan produk atau jasa tertentu.
Pengertian mengenai iklan dipertegas oleh Dunn dan Barban
(via Widyatama, 2005) yang berpendapat bahwa iklan merupakan bentuk
kegiatan komunikasi non-personal yang disampaikan lewat media dengan
membayar ruang pakainya untuk menyampaikan pedan yang bersifat
membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga
komersial, maupun pribadi yang berkepentingan.
Iklan menjadi wacana yang bermuatan ideologis yang
membentuk kebiasaan budaya dan perilaku individu. Bahasa iklan
cenderung mempengaruhi penggunaan bahasa setiap orang, bahkan ada
yang kritis terhadapnya. Twitchel (2000) berpendapat bahwa bahasa
tentang bahasa barang dan jasa sudah banyak menggantikan bahasa
tentang subyek lainnya (Danesi, 2010: 226).
Aspek-aspek bahasa iklan menurut Gillan (dalam Agustrijanto,
2002) terdiri dari pertama, kata-kata yang mengandung daya ingat. Kata-
kata dapat memengaruhi sikap dan kepercayaan orang lain. Para pembuat
iklan iklan sungguh menyadari bahwa kata-kata dapat memengaruhi dan
menambah suatu kesempurnaan produk yang dihasilkan dalam rangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menarik perhatian masyarakat. Kata yang dipilih juga mengungkapkan
perasaan, sikap, dan gagasanyang ada dalam pikiran.
Kedua, merk dagang dapat berarti denotatif dan konotatif ketika
suatu merek ditujukan untuk menamai sebuah produk, ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan agar dapat menciptakan makna tertentu.
Nama perlu dicantumkan tidak hanya label atau identitas produk saja,
tetapi bagaimana agar dapat membawa kesan dan menarik perhatian
sehingga penjualan menjadi berhasil.
Ketiga, selain pilihan kata yang dapat menarik perhatian, nada
suara juga perlu mendapat pehatian khusus dalam pembuatan iklan. Radio
dan televisi mempunyai peranan yang sangat penting yang layak
mendapatkan perhatian, sebab pemasangan iklan dapat mengungkapkan
suara nyata dalam menciptakan sebuah kesan yang mendalam. Beberapa
usaha iklan juga dapat merangsang para peminat produk dengan
menggunakan suara secara santai dan efisien namun jelas. Bebrapa suara
juga ada yang lantang, mendorong, dan agrasif.
Keempat, bahasa lambang. Bahasa lambang merupakan bahasa
retoris yang berusaha untuk mencuptakan efek penyimpangan atau
manfaat aturan bahasa. Kita menggunakan bahasa setiap hari komunikasi
akan sangat tumpul jika tidak digunakan. Beberapa ungkapan retoris atau
lambang sudah beralih menjadi penggunaan bahasa sehari-hari dan hasil
cukup mengejutkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Kelima, kaligrafi atau seni lukis tangan yang merupakan bagian
dari referensi utama di dalam komunikasi. Bahasa berfungsi sebagai
isyarat dapat digunakan dengan cara yang sama seperti hal tanda dalam
gambar, hal itu dapat terjadi karena orang melihat atau membaca dapat
menguraikan dengan bahasanya sendiri. Dalam beberapa bahasa iklan
menggunakan tulisan tangan indah. Ini adalah suatu perluasan dalam
memperkenalkan produk secara langsung tanpa kata-kata.
9. Klasifikasi Iklan
Iklan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu secara umum dan
secara khusus. Secara umum, iklan terdiri dari dua jenis yaitu iklan standar
dan iklan layanan masyarakat. Iklan standar merupakan iklan yang secara
khusus ditata untuk keperluan memperkenalkan barang, dan jasa
pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media. Iklan jenis ini
bertujuan untuk merangsang motif dan minat pembeli. Salah satu contoh
iklan standar adalah iklan niaga. Sedangkan iklan layanan masyarakat,
merupakan iklan yang bertujuan memberikan informasi dan penerangan
pendidikan kepada masyarakat. Iklan tanggung jawab sosial, iklan
bantahan, iklan pembelaan, iklan perbaikan, dan iklan keluarga merupakan
contoh iklan layanan masyarakat.
Selain pembagian iklan secara umum, terdapat pula pembagian
iklan secara khusus yaitu sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1) Iklan berdasarkan khalayak sasaran psikografis
Khalayak sasaran iklan dapat digolongkan atas khalayak
demografis (usia, jenis kelamin, status sosial, pekerjaan) dan
psikografis (gaya hidup, motif membeli). Iklan berdasarkan khalayak
sasaran berupa khalayak yang berstatus konsumen dan bisnis. Iklan
untuk konsumen disebarluaskan melalui media massa tertentu untuk
para pemakai suatu produk (barang/jasa). Sedangkan iklan untuk
bisnis, diarahkan khusus kepada mereka yang mempunyai bisnis, usah
dagang yang berkaitan dengan produk tersebut. Iklan bisnis terdiri dari
iklan bisnis industri, bisnis dagang, dan iklan bisnis profesional.
Misalnya pamflet, poster, pameran dagang.
2) Iklan berdasarkan khalayak sasaran geografis
Iklan jenis ini terdiri atas iklan internasional, iklan
regional, dan iklan lokal. Iklan internasional mempunyai tujuan untuk
menjangkau khalayak apakah pembeli atau konsumen yang terletak
dalam wilayah negara lain. Misalnya, iklan penerbangan internasional,
belajar dan bisnis di negara lain.
Iklan nasional mempunyai tujuan mencapai khalayak
dalam suatu wilayah negara. Misalnya, iklan peguruan tinggi, bank-
bank nasional. Iklan regional mempunyai tujuan menyebarkan pesan
tentang produk tertentu yang lebih cocok diterima oleh warga
masyarakat dalam suatu wilayah regional tertentu. Misalnya, produk
khusus untuk suatu provinsi atau beberapa propinsi yang berdekatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sedangkan iklan lokal, mempunyai tujuan menyebarkan pesan-pesan
tentang suatu produk terhadap khalayak dalam suatu wilayah yang
lebih kecil, seperti iklan pusat perbelanjaan dan informasi tentang
perumahan.
3) Iklan berdasarkan penggunaan media
Pilihan terhadap media yang digunakan sebagai penyebar
pesan iklan, yaitu melalui media cetak dan media elektronik. Media
cetak adalah media massa yang berbentuk seperti surat kabar, majalah,
tabloid, sedangkan media elektronik merupakan media massa seperti
radio, tv, dan video.
4) Iklan berdasarkan fungsi dan tujuan
Iklan mempunyai fungsi dan tujuan tertentu. Jenis iklan
tersebut terdiri atas iklan produk dan iklan bukan produk, iklan
komersil dan iklan bukan komersil, dan iklan bedampak langsung dan
tidak langsung. Penjelasan masing-masing iklan adalah sebagai
berikut.
Iklan produk adalah iklan yang bertujuan memperkenalkan
suatu produk tertentu yang benar-benar dihasilkan. Iklan bukan produk
adalah iklan yang pesannya berisi ide atau gagasan yang ditawarkan pada
pemakai atau pembeli informasi. Sebagai contoh iklan asuransi dan iklan
tentang bank.
Iklan komersil adalah iklan yang pemasangannya membayar
biaya dan waktu pada pemilik media. Iklan bukan komersial merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
iklan yang dipasang meskipun dibayarkan pada media namun,
pemasangannya tidak mengharapkan keuntungan komersil. Iklan jenis ini
hanya mengharapkan timbal balik berupa keuntungan sosial. Misalnya,
iklan donor darah dan iklan anti korupsi.
Iklan berdampak langsung bertujuan memengaruhi khalayak
dengan suatu tindakan yang segera. Misalnya, iklan tentang penyimpanan
uang di bank dengan mewajibkan konsumen menggunting kupon
berhadiah. Iklan berdampak tidak langsung adalah iklan yang memberikan
gambaran tentang satu informasi yang membentuk sikap khalayak supaya
lebih familiar. Iklan ini terlihat pada bungkusan barang, logo, dan motto
yang memberikan kesan khas pada konsumen. Misalnya, XL “Selangkah
Lebih Maju!” (Liliweri, 1992:33-45)
10. Media Televisi
Pemasangan iklan selalu mempertimbangkan media publikasi
pemasaran. Dewasa ini ada banyak media yang dapat digunakan untuk
melakukan pemasangan iklan. Menurut Johnson (2004: 3), periklanan
merupakan bentuk komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah
organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak
target melalui media bersifat masal seperti televisi, radio, koran, majalah,
direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Media-media
tersebut sangat lekat dengan kehidupan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Televisi memiliki posisi penting bagi pemasar karena media
tersebut menyajikan program populer yang disukai banyak orang. dengan
acara-acara televisi yang beragam dan menarik, iklan mampu masuk dalam
segala aspek. Penelitian ini secara khusus mengkaji iklan yang terdapat
dalam media televisi.
Tekstualitas iklan merupakan pembentukan iklan dan komersial
berdasarkan pada sistem signifikasi khusus yang secara sengaja
ditanamkan ke dalam produk. Berikut ini adalah strategi tekstual yang
umum dijumpai.
1) Penggunaan jingle yang biasanya menampilkan beberapa aspek dari
produk dengan cara yang mudah diingat;
2) Penggunaan genre musik tertentu untuk menekankan gaya hidup
tertentu;
3) Penciptaan karakter fiktif untuk menampilkan gambaran visual dari
produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini, peneliti memaparkan: (1) jenis penelitian, (2) sumber data
dan data penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, dan (5)
teknik analisis data. Kelima hal tersebut diuraikan sebagai berikut.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Bodgan dan Taylor
(dalam Moleong, 2006:4) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Syamsudin (2007:
74) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah untuk menganalisis objek
kajian agar diperoleh informasi perilaku, perasaan, ide, bentuk pemikiran, serta
dapat menghasilkan sebuah teori. Maka, penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif karena analisis data berupa paparan deskriptif tentang
pemakaian bentuk implikatur bahasa iklan berbahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah iklan operator selular yang ditayangkan
di 5 stasiun televisi, yaitu SCTV, TRANS TV, TRANS 7, TV ONE, dan RCTI
selama bulan Oktober 2012 hingga Maret 2013.
Secara lebih khusus, data penelitian ini adalah iklan operator selular
TELKOMSEL, INDOSAT, XL AXIATA, AXIS, dan SMARTFREN sebagai
iklan yang sering muncul di televisi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian, teknik
operasional dasar yang dipakai adalah teknik penyimakan. Teknik ini dilakukan
sebagai modifikasi atas teknik sadap yang dikemukakan oleh Sudaryanto (1993).
Teknik-teknik simak yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Peneliti menyimak iklan operator selular yang tayang di lima stasiun
televisi.
2) Peneliti melakukan perekaman data dari televisi. Usaha perekaman
data tidak lagi dilakukan secara konvensional menggunakan video
recorder, melainkan mengunduh dari situs Youtube sesuai dengan
iklan yang disimak. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu dan
pertimbangan kualitas gambar dan suara.
3) Transkrip data, peneliti melakukan konversi dari lambang bunyi
tuturan iklan menjadi tulisan. Pencatatan sekaligus ditulis dalam kartu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
data untuk kepentingan klasifikasi. Hal ini dilakukan supaya
pengkajian secara deskriptif tertulis dapat dilakukan secara obyektif.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Moleong (2008:168) instrumen penelitian merupakan alat
pengumpul data. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif juga sebagai alat
pengumpul data. Kriteria umum peneliti sebagai intrumen penelian yaitu,
rensponsif, dapat menyesuaikan diri dengan situasi pengumpulan data,
memandang diri utuh, mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, memproses
data secepatnya, memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan
mengikhtisarkan, dan memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang
tidak lazim dan idiosentrik (Moleong, 2008:172).
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada
kajian analisis deskriptif. Analisis deskriptif yang dimaksud adalah analisis
dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian
dalam bentuk kalimat (Nurastuti, 2007:103). Langkah-langkah teknik analisis
data dalam penelitian adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1. Tahap identifikasi.
Peneliti melakukan identifikasi terhadap data yang telah terkumpul.
Identifikasi dilaksanakan dengan mengkaji iklan operator selular
menggunakan teori implikatur.
2. Tahap klasifikasi.
Peneliti mengelompokkan data penelitian berdasarkan kesamaan kasus
yang mengacu pada teori.
3. Tahap deskripsi.
Peneliti memaparkan hasil kajian yang telah dilakukan.
F. Triangulasi Data
Triangulasi data dalam penelitian ini menggunakan peran penyidik.
Penyidik berperan sebagai evaluator dan pengecekan kredibilitas kajian objek
penelitian yang berperan sebagai penyidik adalah dosen pembimbing, yaitu
Dr. Y. Karmin, M.Pd. dan Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah tuturan yang berupa
percakapan antarpenutur di dalam iklan-iklan operator selular. Data diambil dari
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang iklan yang ditayangkan di
stasiun televisi swasta nasional selama bulan Oktober 2012 hingga Maret 2013.
Terdapat 16 iklan operator selular yang dianalisis dalam penelitian ini.
Ada 4 iklan di stasiun televisi SCTV, yaitu IM3 versi “Gratis Semuanya Hingga 3
hari 3 malam”, XL versi “Serbu Omesh Donat”, XL versi Serbu “Ciuss Miapa”,
dan XL versi “Xensasi Rochim Mau Manggung”; 3 iklan di TRANS TV, yaitu
XL versi “Isi Pulsa Bonus Pulsa”, XL versi “Super Ampuh Ayu Ting-Ting”, dan
IM3 versi “Seru Anti Galau Kamseupay”; 3 iklan di TRANS 7,yaitu XL versi
“Xensasi Audisi Rocky Xensasional”, IM3 versi “Trio Sahabat IM3 Gratis
Terus”, dan XL versi “Blackberry Rp. 49 ribu 3 Bulan”; 2 iklan di TV ONE,
yaitu IM3 versi “Lebaran”, dan XL versi “Mawar Untuk Marwan”; dan 4 iklan
di RCTI, yaitu AXISGSM Yang Baik versi “YouTube”, Telkomsel versi “Kartu
AS Bebas galau 30 jam”, XL versi “Free Facebook Forever”, dan XL versi
“Super Xensasi Konser Amal Rocky”. Dari 16 iklan ini terdapat 20 data yang
tergolong dalam implikatur percakapan karena dalam satu iklan ada yang
mengandung dua sampai tiga implikatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
B. Analisis Data
Sesuai dengan teknik analisis data yang dipaparkan pada metodologi
penelitian, data yang terkumpul telah diidentifikasi. Dari hasil klasifikasi
menunjukkan ada tiga jenis implikatur percakapan dan beberapa fungsi
implikatur percakapan dalam iklan operator selular. Jenis implikatur tersebut
ialah implikatur percakapan umum, implikatur percakapan khusus, dan
implikatur percakapan berskala. Klasifikasi data tersebut telah diidentifikasi
berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas dan deskripsi analisis
data akan dipaparkan sebagai berikut.
1. Implikatur Percakapan Umum
Implikatur percakapan umum merupakan implikatur yang tidak
memperhitungkan makna tambahan. Dengan kata lain, orang yang berperan
pada proses tuturan mengasumsikan makna percakapan hanya dengan
mengamati struktur kata yang dipakai. Berdasarkan hasil analisis terhadap
20 tuturan iklan yang terkumpul, terdapat sepuluh tuturan iklan yang
dikategorikan sebagai iklan berimplikatur percakapan umum. Analisis atas
ketegori ini dapat dilihat sebagai berikut.
(1) Percakapan:
P1 : “Dan pemenangnya adalah...”
P2 : “Akan kita umumkan 3 hari 3 malam lagi !!”
P3 : “Hah? Trus ngapain dong tiga hari tiga malam?”
P2 : “Internetan pake Indosat aja lagi! Sekarang gratis
internetannya makin banyak sampai 3 hari 3 malam”
(Konteks: Seorang pemandu acara (P1) mengumumkan
pemenang sebuah kompetisi. Semua peserta dan pemain orkes
pengiring acara tersebut terlihat antusias menunggu hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
keputusan. Ternyata pengumuman disiarkan 3 hari
mendatang).
Data (1) merupakan tuturan iklan operator IM3 edisi “Gratis
Semuanya Hingga 3hari 3malam++” yang mengandung implikatur
percakapan umum. Implikatur tampak pada tuturan “Hah? Trus ngapain
dong tiga hari tiga malam?”. Dalam konteks tuturan tersebut, penutur
sudah membayangkan betapa bosannya harus menunggu pengumuman
tersebut. Tuturan “Internetan pake Indosat aja lagi! Sekarang gratis
internetannya makin banyak sampai 3 hari 3 malam”, memiliki implikatur
bahwa produk IM3 tersebut dapat digunakan untuk mengisi waktu luang
dengan fasilitas gratis internet dan tidak perlu cemas harus bosan menunggu
pengumuman tersebut. Konteks dapat dipahami oleh semua orang bahwa
dengan jaringan internet yang disediakan oleh operator IM3 dapat dipakai
secara gratis apalagi untuk mengisi waktu luang.
(2) Pecakapan:
P3 : “Kembaliannya..”
P4 : “Kamseupay... Kamseupay...!!!”
P5 : “Makanya, pake IM3 seru anti galau! Seru internetan dan
smsan dengan tarif murah!! Makin seru lagi dengn gratis
social network sepuasnya... Buruan pake IM3!”
(Konteks: Ada seorang tokoh wanita yang menjadi pusat
pehatian tokoh-tokoh yang lain (P3 dan P4). Keseharian tokoh
wanita dalam video iklan selalu diejek „kamseupay‟
(kampungan sekali udik payah) oleh orang-orang. Tokoh
wanita tersebut menjadi kecil hati dan minder terhadap situasi
lingkungan yang menyudutkan dirinya).
Data (2) merupakan tuturan iklan operator IM3 edisi “Seru Anti
Galau (Versi Kamseupay)” yang mengandung implikatur percakapan
umum. Data tersebut tergolong sebagai implikatur percakapan umum karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
ada maksud lain di balik pada tuturan “Kembaliannya..” yang diungkapkan
oleh P1 justru bukan berupa uang, melainkan ujaran
“Kamseupay...kamseupay...!!!” (kamseupay= kampungan seudik payah).
Ujaran “kamseupay” tersebut mengandung makna untuk menyatakan bahwa
orang yang menjadi objek ujaran merupakan orang yang kurang gaul dalam
semua hal. Implikatur tersebut adalah bahwa orang yang “kamseupay”
tersebut secara bertubi-tubi mendapatkan ujaran yang demikian.
(3) Pecakapan:
P4 : “Apa itu?”
P5 : “Internet buk gratis...”
P6 : “Ini yang ada di internet itu kan?”
P4 : “Ya... Ya..monggo! Wah, rame...”
P7 : “Serunya liburan pake IM3 gratis nelpon, smsan, dan
social network seharian!”
(Konteks: Tiga orang sahabat yang sedang berlibur tiba di
sebuah warung makan. Mereka memiliki cara khusus dan unik
supaya dapat makan gratis, yaitu dengan mengunggah foto
tempat mereka makan pada situs internet. Berkat cara
tersebut, warung makan menjadi laris dan tiga orang sahabat
tersebut mendapatkan makan gratis dari pemilik warung (P4)).
Data (3) merupakan tuturan iklan operator IM3 edisi “trio sahabat
IM3 gratis terus-terus” yang mengandung implikatur percakapan umum.
Pada konteks, terjadi percakapan antara P4 dan P5. Ketika P4 bertanya
“Apa itu?”, kemudian pemuda tersebut menjawab “Internet bu, gratis..”.
Peristiwa percakapan ini menunjukkan adanya tuturan implisit yang
dituturkan P5 kepada P4. Hal ini ditunjukkan dengan kata “gratis..”, yang
sebenarnya tidak perlu diungkapkan namun oleh P5 sengaja dituturkan
untuk mengambil hati P4 supaya tidak perlu membayar makanan. Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
implikasi yang bersifat umum tersebut, akhirnya terjadilah hubungan sosial
yang saling menguntungkan.
(4) Pecakapan:
P5 : “Berapa buk?”
P4 : “Gratis dek... kan udah diinternetin!”
P1,2,3,4: “Gratis...gratis..gratis...!!”
(Konteks: Tiga orang sahabat yang sedang berlibur tiba di
sebuah warung makan. Mereka memiliki cara khusus dan unik
supaya dapat makan gratis, yaitu dengan mengunggah foto
tempat mereka makan pada situs internet. Berkat cara
tersebut, warung makan menjadi laris dan tiga orang sahabat
tersebut mendapatkan makan gratis dari pemilik warung (P4)).
Data (4) merupakan tuturan iklan operator IM3 edisi “trio sahabat
IM3 gratis terus-terus” yang mengandung implikatur percakapan umum.
Data (4) merupakan kelanjuatan dari data (3), dengan sumber iklan yang
sama. Implikatur percakapan ini mengandung arti bahwa P4 mengucapkan
terimakasih kepada P5. Hal ini terlihat dari bentuk tuturan “Berapa buk?”
“Gratis dek... kan udah diinternetin!”.
(5) Percakapan:
P1 : “Ih keren!”
P2 : “Harganya juga!”
P3 : “Itu lebih keren... XL Blackberry, tiga bulan cuma empat
puluh sembilan ribu. Semakin 49 kan?”
P1,2,3: “Kamu??!!”
(Konteks: Percakapan antara tiga orang wanita (P1, P2, P3)
yang sedang berbelanja. Mereka takjub melihat barang-
barang di etalase. Salah satu dari mereka (P3) berkata bahwa
hanya produk XL yang paling keren).
Data (5) merupakan tuturan iklan operator XL edisi “Blackberry
Rp. 49ribu-3 Bulan” yang mengandung implikatur percakapan umum. ”.
Implikatur pada iklan ini terletak pada tuturan “Kamu??!!”. Sesuai konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
yang melingkupinya, tuturan tersebut mengandung implikatur bahwa belum
semua orang tahu ada produk keren dari operator XL. Lebih jelas, tuturan
tersebut bertanya kepada pemirsa televisi apakah operator selular yang kini
sedang dipakai sekeren produk dari XL dan sekaligus menegaskan bahwa
produk XL ini lah yang paling keren, sehingga pemirsa televisi wajib
mengkonsumsinya.
(6) Percakapan:
P1 : “Bonusnya minum aja deh... spageti aja deh... chicken
wing... ini juga ya.. ini juga ya...”
P2 : “Mau yang banyak bonusnya?”
P3 : “Isi pulsa XL aja! Isi pulsa langsung bonus gratis pulsa!
Bonus langsung hingga 100rb rupiah”
(Konteks: Percakapan antara seorang lelaki yang sedang
memesan makanan (P1) dan seorang pelayan rumah makan
(P2). Penutur 1 meminta banyak bonus padahal hanya
memesan porsi kecil. Penutur 2 menjelaskan kalau hanya
operator XL yang banyak bonusnya).
Data (6) merupakan tuturan iklan operator XL edisi “Isi Pulsa
Bonus Pulsa” yang mengandung implikatur percakapan umum. Dari tuturan
di dalam data tersebut dapat dilihat adanya implikatur percakapan umum.
Implikatur percakapan umum ini bisa dilihat dari dengan hanya melihat
struktur kalimat yang dituturkan dan tidak perlu melihat konteks tambahan.
Percakapan yang terjadi antara pembeli dan penjual makanan cepat saji.
Implikatur terjadi ketika pembeli memesan “paket hemat” kemudian
seketika si pembeli meminta “Bonusnya minum aja deh.. Spageti aja deh..
Chicken wing.. Ini juga ya.. Ini juga ya...”. Secara sekilas, implikatur dalam
percakapan (6) dapat dipahami bahwa si pembeli ingin sedikit membeli
namun banyak mendapatkan bonus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(7) Percakapan:
P1 : “Pergi kamu! Bawa sejuta tangkai mawar baru saya
restui!”
P2 : ”Bantu yok!”
P3 : “Xl hotrod 3G+ internetan lebih cepat dan lebih hemat”
P4 : “Mawar! Mawar, kamu mau enggak jadi pacar aku?”
P5 : “Mau!”
(Konteks: Marwan (P4) diusir oleh ayah Mawar (P1). Teman
Marwan (P2) membantunya dengan melalui Facebook denga
jaringan XL. Banyak orang cepat merespon aksi teman
Marwan. Akhirnya terkumpul sejuta mawar untuk Mawar ,
sehingga Mawar menerima ungkapan cinta Marwan).
Data (7) merupakan tuturan iklan operator XL edisi “Mawar Untuk
Marwan” yang mengandung implikatur percakapan umum. Konteks
percakapan tersebut adalah P4 ingin menyatakan cintanya kepada Mawar.
Namun aksinya dihalangi oleh P1. Secara sekilas, implikatur dalam
pecakapan (17) ialah bahwa produk XL tersebut dapat membatu P4 dengan
lebih cepat dan lebih hemat.
(8) Percakapan:
P1 : “Oji...ji...ji... jangan mau duet ama Ayu Ting-ting”
P2 : “Emang kenapa tante?”
P1 : “Ni... Masak orangnya kayak gini...”
P2 : “Hhmmm... salah setting ni. Pake XL hotrod 3G+ biar
lebih cepat”
(Konteks: P1 mengeluh kecewa dan menunjukkan foto di
ponselnya kepada tokoh Oji karena Ayu Ting-ting (P2) tidak
cantik sebagai pasangan duet menyanyi. P2 menyanggah P1
dan kemudian membetulkan pengaturan jaringan internet
ponsel tersebut, sehingga tampak jelas foto yang ada dalam
internet bahwa P2 cantik).
Data (8) merupakan tuturan iklan operator XL edisi “Super Ampuh
Ayu Ting-Ting” yang mengandung implikatur percakapan umum. ”.
Konteks percakapan tersebut adalah pengaturan sistem internet pada ponsel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
P1 kurang benar dan kamudian P2 membetulkannya, sehingga tampak jelas
foto yang ada dalam internet. Secara sekilas, implikatur dalam pecakapan
(8) adalah P1 terlalu gegabah melarang anaknya duet dengan Ayu Ting-ting.
Padahal P1 keliru dalam pengaturan internet, sehingga menimbulkan salah
sangka.
(9) Percakapan:
P1 : “Sampai kota Surabaya nih!”
P4 : “Jalan Surabaya di Kota Jakarta ustad!!”
(Konteks: Seorang ustaz (P1) menelepon dan mengabarkan
kepada penyelenggara acara (P4) bahwa dirinya sudah
sampai di lokasi. Ternyata terjadi kesalahpahaman alamat
acara).
Data (9) merupakan tuturan iklan operator XL edisi “Xensasi
Rochim Mau Manggung” yang mengandung implikatur percakapan umum.
Secara sekilas, implikatur dalam pecakapan (9) ialah bahwa P1 tersebut
salah lokasi. Hal ini tampak pada tuturan yang dituturkan oleh P4 yaitu,
“Jalan Surabaya di Kota Jakarta ustad!!”.
(10) Percakapan:
P1 : “Ayo??!!”
P3 : “Aku bareng temen Facebook ku yo...”
(Konteks: Percakapan antara dua orang wanita (P1 dan P3).
Penutur 1 mengajak penutur 3 supaya pulang bersamanya.
Namun, penutur 3 ingin bersama teman-temannya).
Data (10) merupakan tuturan iklan operator XL edisi “Free
Facebook Forever” yang mengandung implikatur percakapan umum.
Konteks percakapan tersebut adalah percakapan antara dua orang wanita
dan teman-teman dari seorang wanita tersebut. P1 memperingatkan penutur
2 supaya jangan sok kenal di Jakarta. Tetapi P2 sudah kenal melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
facebook. Implikatur ini dapat dipahami secara sekilas ketika penutur 2
mengatakan “Aku bareng temen facebook ku yo...”, yaitu bahwa penutur 2
menegaskan menolak ajakan penutur 1 untuk pergi bersamanya.
2. Implikatur Percakapan Khusus
Sesuai dengan landasan teori yang telah dipaparkan pada bab II,
menyebutkan bahwa implikatur percakapan khusus merupakan percakapan
yang terjadi dalam konteks yang sangat khusus di mana penutur dan mitra
tutur mengasumsikan informasi secara lokal dalam berkomunikasi. Objek
penelitian yang dipilih ialah iklan operator selular. Sesuai dengan data yang
telah terkumpul dan terklasifikasikan, ada beberapa iklan yang termasuk
dalam implikatur percakapan khusus. Analisis mengenai implikatur
percakapan khusus dipaparkan sebagai berikut.
(11) Percakapan:
P1 : “Ada donat nih setengah”
P2 : “Mau dong!”
P1 : “Tapi cuciin piringnya ya, gelasnya juga ya,
sendoknya juga, sama itu tuh mobil, baju, celana...”
(Konteks: P1 menawarkan setengah donat kepada P2. P2
justru geram setelah mendengar syaratnya sangat banyak tak
sebanding dengan donat yang tinggal setengah).
Data (11) merupakan tuturan iklan operator operator XL edisi
“Serbu [Serba Seribu] - Omesh [Versi Donat]”. Dalam tuturan tersebut
terdapat percakapan yang mengindikasikan adanya implikatur percakapan
khusus. P2 menuturkan “Mau dong!” ketika P1 memberi tawaran donat.
Namun yang terjadi justru tuturan P1 adalah “Tapi cuciin piringnya ya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
gelasnya juga ya, sendoknya juga, sama itu tuh mobil, baju, celana...”.
Adanya konteks yang melatarbelakangi ungkapan itu menjadi jelas bahwa
percakapan itu mengandung implikatur, P1 semena-mena terhadap P2.
Donat yang hanya setengah harus ditebus dengan membersihkan rumah.
Implikatur suatu percakapan memang tidak menutup kemungkinan lebih
dari satu. Percakapan itu dapat diinterpretasikan bahwa rumah sedang dalam
kondisi kotor dan P1 menyuruh P2 untuk membersihkan.
(12) Percakapan:
P2 : “Saya aja.. Rey”
P3 : “Nia”
P2 : “Kita makan yuk, besok kita nonton ya, nikah yuk”
(Konteks: Percakapan antara dua orang tokoh yang baru saja
bertemu. P2 membantu P3 dengan membayar biaya sebotol air
minum. Namun P3 justru menampar P2 karena syarat P3
sangat banyak).
Data (12) merupakan tuturan iklan operator XL edisi “Serbu [Serba
Seribu] (Ciuss Miapa)” yang mengandung implikatur percakapan khusus.
Pemirsa televisi akan kesulitan menangkap makna apabila tidak melihat
konteks tuturan. Konteksnya adalah P2 berniat membantu P3 dengan
membayar biaya sebotol air minum. Namun P3 justru menampar P2 karena
syarat P3 sangat banyak, terutama mengajak menikah. Ini merupakan iklan
yang bisa dikatakan unik. Adegan yang singkat namun tuturannya sangat
padat dengan implikatur. Pemirsa televisi pun harus memahami konteks
apabila ingin tahu makna dari tuturan iklan tersebut. Percakapan dari data
(12) memiliki implikatur yaitu, bahwa P2 terlalu banyak meminta dan tidak
sesuai dengan apa yang dikerjakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
(13) Percakapan:
P2 : “Si Nancy abis ketemu papa langsung minta
putus...titip salam...”
P1 : “Yang bener kamu?!”
P2 : “Apa rahasianya pah?”
(Konteks: Tokoh ayah (P1) sedang memperkenalkan diri di
depan pemirsa dengan tampil lebih tampan dan muda
daripada anaknya (P2)).
Data (13) merupakan tuturan iklan operator AXISGSM edisi”
GSM yang Baik” yang mengandung implikatur percakapan khusus.
Percakapan akan semakin lucu apabila pemirsa televisi tidak melihat
konteksnya yaitu tokoh ayah (P1) sedang memperkenalkan diri di depan
pemirsa dengan tampil lebih tampan dan muda daripada anaknya (P2).
Implikatur yang terdapat dalam tuturan ini dapat diinterpretasikan
bermacam-macam. Namun sesuai dengan konteks yang melingkupinya,
implikatur yang dimaksud adalah tokoh anak (P2) merasa iri dan ingin
tampil lebih tampan dan muda daripada ayahnya (P1). Tanpa ada konteks,
makna percakapan itu akan kabur. Pemirsa televisi pun akan disusahkan
untuk mengasumsikan makna percakapan tersebut. Pemirsa televisi dapat
menginterpretasikan bahwa pacar dari tokoh anak (P2) menyukai tokoh
ayah (P1) dan kemudian memutuskan hubungan dengan tokoh anak (P1).
(14) Percakapan:
P3 : “Saya berapa bu?”
P5 : “Kamu gratis... Like this yo..?”
(Konteks: Percakapan antara seorang wanita (P3) dan penjual
nasi (P5). Kedua tokoh tersebut sebelumnya sudah kenal
melalui Facebook. Kedua tokoh tersebut sangat akrab di
jejaring sosial).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Data (14) merupakan tuturan iklan operator XL edisi “Free
Facebook Forever” yang mengandung implikatur percakapan khusus.
Berdasarkan koteks di atas dapat diketahui bahwa P5 menggratiskan
makanan dan sekaligus mengingatkan P3 untuk memberikan simbol Like
pada akun Facebooknya. Konteks tuturan tersebut hanya diketahui oleh
kedua penutur tersebut.
(15) Percakapan:
P1 : “Ah suara kayak gitu mau nyanyi..”
P2 : “Nih pake XL sensasi... buat belajar nyanyi dari internet,
nelpon smsan, online gratis 24 jam”
(Konteks: Percakapan antara juri audisi menyanyi (P1) dan
teman seorang peserta audisi (P2). P2 bermaksud memberikan
saran kepada temannya tersebut untuk belajar bernyanyi
terlebih dahulu melalui internet dari operator XL).
Data (15) merupakan tuturan iklan operator XL Xensasi edisi
“Audisi Rocky Xensasional” yang mengandung implikatur percakapan
khusus. Konteks percakapannya adalah bahwa ada seseorang yang sedang
ikut kontes menyanyi. P1 menghina seorang yang ingin ikut kontes
menyanyi tersebut karena suaranya tidak baik. Namun aksi seseorang
tersebut didukung dengan kepedulian P2 yang menyarankan belajar dari
internet. Implikatur yang terdapat dalam percakapan tersebut adalah bahwa
suara seorang kontestan tersebut tidak baik dan jelas tidak masuk dalam
nominasi tertentu. Hal ini secara implikatif dituturkan oleh P1 “Ah suara
kayak gitu mau nyanyi..”. Tanpa konteks tuturan, pemirsa televisi akan
dibingungkan dengan tuturan percakapan yang terjadi dan menimbulkan
multi-interpretasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3. Implikatur Percakapan Berskala
Implikatur berskala merupakan bagian dari implikatur percakapan
umum yang mengungkapkan kuantitas atau skala nilai. Kata yang memiliki
kuantitas atau skala nilai misalnya, semua, beberapa, banyak, sedikit, selalu,
sering, kadang-kadang, besar, dan kecil. Berikut paparan mengenai
implikatur percakapan berskala berdasarkan data penelitian.
(16) Percakapan:
P1 : “Banyak yang ngira kita ini kakak adik”
P2 : “Ini bokap gue”
(Konteks: Tokoh ayah (P1) sedang memperkenalkan diri di
depan pemirsa. Tokoh ayah tampak lebih tampan dan muda
daripada anaknya (P2). Tokoh anak bermaksud menegaskan
kepada pemirsa televisi bahwa P1 adalah ayahnya).
Data (16) merupakan tuturan iklan operator AXISGSM edisi
“Yang Baik” yang mengandung implikatur percakapan berskala. Dari
percakapan itu muncul implikatur bahwa semua orang mengira P1 dan P2
seumuran. Kata “banyak” menjadi penanda kuantitas atau skala nilai yang
dapat menggantikan konteks tuturan untuk mengetahui impikatur
percakapan tersebut.
(17) Percakapan:
P2 : “Foto-foto buat Twitter yuk??! Internetan melulu!”
P3 : “Kan Murah...”
(Konteks: Sebuah keluarga besar sedang berkumpul. Namun
ada beberapa anggota keluarga yang sedang asyik
bemain/menggunakan internet pada ponselnya. Anggota
keluarga yang lain yang merasa didiamkan akhirnya menegur
secara bercanda)
Data (17) merupakan tuturan iklan operator IM3 adisi “Lebaran”
yang mengandung implikatur percakapan berskala. Dalam implikatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
percakapan berskala letak kekhasannya ada pada nilai atau kuantitas sesuatu
yang diungkapkan. Implikatur pada percakapan data (17) dapat diketahui
dari kata “melulu”. Dalam bahasa yang baku, kata “melulu” diartikan
sebagai sering atau selalu. Kata tersebut dapat dijadikan parameter
implikatur percakapan berskala sehingga implikatur percakapan data (17)
adalah bahwa P2 menegur P3 karena merasa diacuhkan.
(18) Percakapan:
P1 : “Good bye yank...”
P2 : “Kiiimii... Tanpamu aku galau”
(Konteks: Seorang lelaki (P2) ditinggal pergi kekasihnya (P1).
Laki-laki tersebut bersedih dan mengungkapkan isi hatinya).
Data (18) merupakan tuturan iklan operator Telkomsel “Kartu AS -
Bebas galau 30 jam” yang mengandung implikatur percakapan berskala.
Untuk mengetahui implikatur, pembaca cukup melihat bentuk tuturan
percakapan dan konteks. “Kiiimii... Tanpamu aku galau”, kata “tanpamu”
mengindikasikan letak impllikatur. Kuantitas kata “tanpamu”
mengimplikasikan bahwa P1 sangat berharga untuk kehidupan P2. Jadi,
tanpa melihat konteks tuturan pun, pemirsa televisi dapat megetahui maksud
dari percakapan antartokoh tersebut.
(19) Percakapan:
P3 : “Axis Pro pasti Plus, stres hilang dengan internet
unlimited, koneksi lebih cepat dan harga hemat.”
P1 : “Pengen seperti saya? Belum telat kok!”
(Konteks: Percakapan antara narator (P3) dan tokoh ayah
(P1). Keduanya mengeluarkan pernyataan bahwa produk
operator selular tersebut dapat membantu perubahan fisik
para pemakainya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Data (19) merupakan tuturan iklan operator AXISGSM edisi
“Yang Baik” yang mengandung implikatur percakapan berskala. Implikatur
pada percakapan tersebut tidak dapat menghiraukan konteks tuturan.
Apabila bentuk tuturan diamati, “Pengen seperti saya? Belum telat kok!”,
kata “belum” dapat dijadikan indikasi bahwa percakapan tersebut
merupakan implikatur percakapan berskala. Nilai skala kata “belum”
tersebut dalam implikatur dapat dipahami bahwa para pemirsa televisi yang
menyaksikan iklan tesebut masih memiliki kesempatan untuk menjadi
seperti P1.
(20) Percakapan:
P1 : “Bayar kontrakan atau keluar?! Nunggak lima kali...”
P2 : “Bikin konser amal buat panti asuhan yuk...
Ajak anak-anak lima kali lebih banyak...”
(Konteks: Ada sebuah keluarga yang akan diusir oleh pemilik
kontrakan (P1) karena tidak mampu membayar biaya kontrak
rumah. Rocky (P2) membantu keluarga tersebut dengan
mangajak teman-temannya di Facebook untuk menggalang
dana).
Data (20) merupakan tuturan iklan operator XL edisi “Super
Xensasi Konser Amal Rocky” yang mengandung implikatur percakapan
berskala. Implikatur pada percakapan data (20) dapat dilihat dengan melihat
bentu tuturan “Bikin konser amal buat panti asuhan yuk! Ajak anak-anak
lima kali lebih banyak!”. Penanda skala nilai berada pada frasa “lebih
banyak”. Frasa ini mengimplikasikan bahwa P2 membutuhkan banyak
orang untuk mendukung aksinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4. Fungsi Implikatur
Menurut hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti,
implikatur-implikatur percakapan pada iklan operator selular di dalam data
penelitian ini berfungsi untuk memperkenalkan produk baru dan untuk
mengajak para pemirsa televisi sapaya membeli produk-produk yang
ditawarkan. Tuturan percakapan dalam iklan-iklan tersebut menunjukkan
adanya nilai-nilai komunikatif yang memperjelas fungsi tuturan. Fungsi
implikatur apabila dilihat dari segi nilai komunikatif dideskripsikan sebagai
berikut.
Dalam data (1) mengandung implikatur bahwa produk IM3 tersebut
dapat digunakan untuk mengisi waktu luang dengan fasilitas gratis internet
dan tidak perlu cemas harus bosan menunggu pengumuman tersebut. Data
ini termasuk implikatur percakapan umum. Berdasarkan nilai
komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan dalam kalimat berita. Maka,
fungsi dari implikatur pada data (1) adalah untuk mengabarkan atau
memberitahu kepada pemirsa televisi bahwa ada produk baru dari operator
IM3.
Data (2) mengandung implikatur bahwa orang yang menjadi objek
ujaran merupakan orang yang kurang gaul dalam semua hal. Data ini
termasuk implikatur percakapan umum. Berdasarkan nilai komunikatifnya,
implikatur ini diklasifikasikan dalam kalimat imperatif. Maka, fungsi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
implikatur pada data (2) adalah untuk menyuruh objek ujaran menjadi
semakin trendi dalam penampilan dan pergaulan.
Data (3) mengandung implikatur bahwa P1 ingin membantu
melariskan dagangan P2. Data ini termasuk implikatur percakapan umum.
Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan dalam
kalimat berita. Maka, fungsi dari implikatur pada data (3) adalah untuk
mengatakan bahwa P1 ingin memberi bantuan kepada P2.
Data (4) mengandung implikatur bahwa P4 mengucapkan
terimakasih kepada P5. Data ini termasuk implikatur percakapan umum.
Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan dalam
kalimat imperatif. Maka, fungsi dari implikatur pada data (4) adalah untuk
menegaskan bahwa P4 merasa tertolong karena bantuan P5 sehingga P4
mengucapkan terimakasih.
Data (5) mengandung implikatur bahwa belum semua orang tahu
ada produk keren dari operator XL. Data ini termasuk implikatur
percakapan umum. Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini
diklasifikasikan dalam kalimat deklaratif. Maka, fungsi dari implikatur pada
data (5) adalah untuk menyampaikan pesan kepada pemirsa televisi bahwa
ada produk baru dari operator XL.
Data (6) mengandung implikatur bahwa si pembeli ingin sedikit
membeli namun banyak mendapatkan bonus. Data ini termasuk implikatur
percakapan umum. Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
diklasifikasikan dalam kalimat imperatif. Maka, fungsi dari implikatur pada
data (6) adalah untuk menegaskan pemirsa televisi bahwa operator XL
memiliki banyak bonus saat menggunakannya.
Data (7) mengandung implikatur bahwa produk XL tersebut dapat
membatu P4 dengan lebih cepat dan lebih hemat. Data ini termasuk
implikatur percakapan umum. Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur
ini diklasifikasikan dalam kalimat deklaratif. Maka, fungsi dari implikatur
pada data (7) adalah untuk mengenalkan kepada pemirsa televisi bahwa ada
inovasi baru dari prodik operator XL.
Data (8) mengandung implikatur bahwa P1 terlalu gegabah
melarang anaknya duet dengan Ayu Ting-ting. Padahal P1 salah dalam
pengaturan internet sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Data ini
termasuk implikatur percakapan umum. Berdasarkan nilai komunikatifnya,
implikatur ini diklasifikasikan dalam kalimat deklaratif. Maka, fungsi dari
implikatur pada data (8) adalah untuk menyampaikan pesan kepada pemirsa
televisi supaya jangan sampai keliru dalam pengaturan jaringan internet.
Data (9) mengandung implikatur yaitu P2 menegaskan bahwa P1
tersebut salah lokasi. Data ini termasuk implikatur percakapan umum.
Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan dalam
kalimat imperatif. Maka, fungsi dari implikatur pada data (9) adalah untuk
menegaskan kepada pemirsa televisi supaya lebih cermat dalam percakapan
via telepon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Data (10) mengandung implikatur bahwa P2 menegaskan menolak
ajakan P1 untuk pergi bersamanya. Data ini termasuk implikatur percakapan
umum. Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan
dalam kalimat imperatif. Maka, fungsi dari implikatur pada data (10) adalah
untuk mempengaruhi pemirsa televisi supaya menggunakan operator ini
sebagai ajang perkenalan melalui situs Facebook.
Data (11) mengandung implikatur bahwa rumah sedang dalam
kondisi kotor dan P1 menyuruh P2 untuk membersihkan. Data ini termasuk
implikatur percakapan khusus. Berdasarkan nilai komunikatifnya,
implikatur ini diklasifikasikan dalam kalimat imperatif. Maka, fungsi dari
implikatur pada data (11) adalah untuk menegaskan pemirsa televisi bahwa
produk dari iklan terebut memiliki banyak bonus apabila digunakan.
Data (12) mengandung implikatur bahwa P2 terlalu banyak
meminta dan tidak sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Data ini termasuk
implikatur percakapan khusus. Berdasarkan nilai komunikatifnya,
implikatur ini diklasifikasikan dalam kalimat imperatif. Maka, fungsi dari
implikatur pada data (12) adalah untuk menegaskan pemirsa televisi bahwa
produk dari iklan terebut memiliki banyak bonus apabila digunakan.
Data (13) mengandung implikatur bahwa tokoh anak (P2) merasa
iri dan ingin tampil lebih tampan dan muda daripada ayahnya (P1). Data ini
termasuk implikatur percakapan khusus. Berdasarkan nilai komunikatifnya,
implikatur ini diklasifikasikan dalam kalimat deklaratif. Maka, fungsi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
implikatur pada data (13) adalah untuk menyampaikan pesan kepada
pemirsa televisi bahwa produk dari iklan terebut memiliki banyak bonus
apabila digunakan.
Data (15) mengandung implikatur bahwa P1 menyuruh kontestan
untuk berhenti bernyanyi. Data ini termasuk implikatur percakapan khusus.
Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan dalam
kalimat imperatif. Maka, fungsi dari implikatur pada data (14) adalah untuk
menegaskan kepada pemirsa televisi bahwa produk dari iklan ini sangat
cocok digunakan untuk internet karena aksesnya cepat.
Data (16) mengandung implikatur bahwa semua orang mengira P1
dan P2 seumuran. Data ini termasuk implikatur percakapan berskala.
Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan dalam
kalimat deklaratif. Maka, fungsi dari implikatur pada data (16) adalah untuk
memperkenalkan produk dari iklan tersebut memiliki kelebihan yaitu
membuat penggunanya menjadi gaul sehingga terlihat lebih muda dalam
penampilan.
Data (17) mengandung implikatur bahwa P2 menegur P3 karena
merasa diacuhkan. Data ini termasuk implikatur percakapan berskala.
Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan dalam
kalimat imperatif. Maka, fungsi dari implikatur pada data (17) adalah untuk
memperingatkan pemirsa televisi bahwa produk iklan ini dapat membuat
orang lupa diri karena keragaman kemudahan yang ditawarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Data (18) mengandung implikatur bahwa P1 melarang P2 pergi.
Data ini termasuk implikatur percakapan berskala. Berdasarkan nilai
komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan dalam kalimat imperatif.
Maka, fungsi dari implikatur pada data (18) adalah untuk menegaskan
pemirsa televisi bahwa tak perlu risau apabila sedang kesepian karena
produk dari operator yang diiklankan ini dapat membantu dan menghibur
untuk menghilangkan rasa kegalauan.
Data (19) mengandung implikatur bahwa para pemirsa televisi
yang menyaksikan iklan tesebut masih memiliki kesempatan untuk menjadi
seperti P1. Data ini termasuk implikatur percakapan berskala. Berdasarkan
nilai komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan dalam kalimat
deklaratif. Maka, fungsi dari implikatur pada data (19) adalah untuk
memberitahukan kepada pemirsa televisi bahwa iklan tersebut memiliki
kelebihan yaitu membuat penggunanya menjadi gaul sehingga terlihat lebih
muda dalam penampilan.
Data (20) mengandung implikatur bahwa P2 membutuhkan banyak
orang untuk mendukung aksinya. Data ini termasuk implikatur percakapan
berskala. Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan
dalam kalimat imperatif. Maka, fungsi dari implikatur pada data (20) adalah
untuk pemirsa televisi supaya menggunakan produk dari iklan tersebut
karena sangat cocok untuk bersosialita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
C. Pembahasan
1. Jenis Implikatur
Pembahasan mengenai jenis-jenis implikatur pada penilitian ini
dilihat dari asosiasi teori yang telah dipaparkan dengan data penelitian yang
telah dianalisis. Menurut Yule (2006), terdapat tiga jenis implikatur, yaitu
implikatur percakapan umum, implikatur percakapan khusus, dan implikatur
percakapan berskala. Berdasarkan 20 data penilitian yang telah dijelaskan di
atas, terdapat sepuluh kasus implikatur percakapan umum, lima kasus
implikatur percakapan khusus, dan lima kasus pula implikatur percakapan
berskala.
Implikatur percakapan umum merupakan implikatur yang tidak
memperhitungkan makna tambahan. Dengan kata lain, orang yang berperan
pada proses tuturan mengasumsikan makna percakapan hanya dengan
mengamati struktur kata yang dipakai (Yule, 2006: 74). Pada penelitian ini
terdapat sepuluh data penelitian yang tergolong dalam implikatur
percakapan umum.
Berbeda dengan implikatur percakapan umum, implikatur
percakapan khusus adalah percakapan yang terjadi dalam konteks yang
sangat khusus di mana pendengar mengasumsikan informasi secara lokal
(Yule, 2006: 74). Oleh karena itu, implikatur percakapan khusus
membutuhkan konteks dan latar belakang pengetahuan khusus untuk
membuat kesimpulan yang diperlukan. Pada penelitian ini terdapat lima data
penelitian yang tergolong dalam implikatur percakapan khusus. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dikaji dengan pendapat Cummings (2007: 18) yang mengemukakan bahwa
sejumlah implikatur percakapan dengan sengaja melanggar maksim.
Ternyata dalam penelitian ini implikatur percakapan khusus dengan sengaja
melanggar maksim kuantitas, relevansi, dan cara.
Sedangkan, implikatur percakapan berskala merupakan bagian dari
implikatur percakapan umum yang mengungkapkan kuantitas atau skala
nilai. Ciri-ciri untuk mengenali implikatur percakapan berskala dapat
ditandai dengan kata misalnya, beberapa, banyak, sedikit, sejumlah, sering,
kadang-kadang, dan selalu (Yule, 2006: 74). Pada penelitian ini terdapat
lima data penelitian yang tergolong dalam implikatur percakapan berskala.
Setelah dikaji dengan pendapat Cummings (2007: 18) yang mengemukakan
bahwa sejumlah implikatur percakapan dengan sengaja melanggar maksim.
ternyata dalam penelitian ini implikatur percakapan khusus dengan sengaja
melanggar maksim relevansi dan cara.
Supaya lebih jelas dalam membandingkan ketiga jenis implikatur
percakapan yang terdapat dalam penelitian ini, paparan berikut dapat
membantu menjelaskan secara singkat uraian di atas.
(3) P4 : “Apa itu?”
P5 : “Internet buk, gratis...”
P6 : “Ini yang ada di internet itu kan?”
P4 : “Ya... Ya..monggo! Wah, rame...”
P7 : “Serunya liburan pake IM3 gratis nelpon, smsan, dan
social network seharian!”
(5) P1 : “Ih keren!”
P2 : “Harganya juga!”
P3 : “Itu lebih keren... XL Blackberry, tiga bulan cuma empat
puluh sembilan ribu. Semakin 49 kan?”
P1,2,3 : “Kamu??!!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
(10) P1 : “Ayo??!!”
P3 : “Aku bareng temen Facebook ku yo...”
Sebagai pembahasan, tiga sampel di atas merepresentasikan hasil
analisis data pada implikatur percakapan umum. Data (3) merupakan tuturan
dari iklan operator IM3 edisi “Trio Sahabat IM3 Gratis Terus-terus”. Sesuai
dengan konteks, terjadi percakapan antara P4 dan P5. Ketika P4 bertanya
“Apa itu?”, kemudian pemuda tersebut menjawab “Internet bu, gratis..”.
Implikaturnya ditunjukkan dengan kata “gratis..”, yang sengaja dituturkan
untuk mengambil hati P4 supaya tidak perlu membayar makanan. Kata
“gratis” sekaligus melebihi informasi dalam percakapan dan kata tersebut
tidak ditanyakan pada tuturan sebelumnya.
Masih dalam implikatur percakapan umum, data (5) bersumber dari
iklan operator XL edisi “Blackberry Rp. 49ribu - 3Bulan”. Implikatur pada
iklan ini terletak pada tuturan “Kamu??!!”. Sesuai konteks yang
melingkupinya, tuturan tersebut mengandung implikatur bahwa belum
semua orang tahu ada produk keren dari operator XL. Data (5) melanggar
maksim relevansi. Percakapan yang melanggar maksim ini adalah ketika P3
menuturkan “Semakin 49 kan?”. Baik secara konteks ataupun secara bentuk
tuturan, ujaran P3 tersebut tidak relevan dengan tuturan sebelumnya. Ketika
melihat iklan tersebut pun, tuturan dan visualnya pun tidak terlalu relevan
dengan pesan yang ingin disampaikan.
Data (10) merupakan percakapan yang diamati dari iklan operator
XL edisi Free Facebook Forever. Konteks percakapan tersebut adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
percakapan antara dua orang wanita dan teman-teman dari seorang wanita
tersebut. P1 memperingatkan penutur 2 supaya jangan sok kenal di Jakarta.
Tetapi P2 sudah kenal melalui facebook. Implikatur ini dapat dipahami
secara sekilas ketika penutur 2 mengatakan “Aku bareng temen facebook ku
yo...”, yaitu bahwa penutur 2 menegaskan menolak ajakan penutur 1 untuk
pergi bersamanya. Tuturan tersebut juga sekaligus menjadi penanda
terhadap pelanggaran maksim cara. Sejalan dengan maksim cara, tuturan
tersebut hendaknya dituturkan secara lugas menolak ajakan P1 sehingga
diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman ketika berkomunikasi.
Berikut ini merupakan representasi dari implikatur percakapan
khusus. Implikatur ini jelas berbeda dengan jenis implikatur percakapan
umum yang telah dibahas sebelumnya. Ketiga sampel ini diambil dengan
kekhususannya masing-masing sehingga terlihat perbandingan kontras satu
dengan yang lainnya meskipun masih dalam jenis implikatur yang sama.
(12) P2 : “Saya aja.. Rey”
P3 : “Nia”
P2 : “Kita makan yuk, besok kita nonton ya, nikah yuk”
(13) P2 : “Si Nancy abis ketemu papa langsung minta
putus...titip salam...”
P1 : “Yang bener kamu?!”
P2 : “Apa rahasianya pah?”
(15) P2 : “Si Nancy abis ketemu papa langsung minta
putus...titip salam...”
P1 : “Yang bener kamu?!”
P2 : “Apa rahasianya pah?”
Sebagai pembahasan, tiga sampel di atas (data 12, 13, dan 15),
merepresentasikan hasil analisis data pada implikatur percakapan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Data (12) merupakan iklan operator XL edisi Serbu [Serba Seribu] ( Ciuss
Miapa ). Pemirsa televisi akan kesulitan menangkap makna apabila tidak
melihat konteks tuturan. Konteksnya adalah P2 berniat membantu P3
dengan membayar biaya sebotol air minum. Namun P3 justru menampar P2
karena syarat P3 sangat banyak, terutama mengajak menikah. Ini merupakan
iklan yang bisa dikatakan unik. Pemirsa televisi pun harus memahami
konteks apabila ingin tahu makna dari tuturan iklan tersebut. Percakapan
dari data (12) memiliki implikatur yaitu, bahwa P2 terlalu banyak meminta
dan tidak sesuai dengan apa yang dikerjakannya.
Data (12) mengandung pelanggaran terhadap maksim cara.
Ungkapan perkenalan P3 “Nia”, oleh mitra tutur P2 ditanggapi secara
ambigu “Kita makan yuk, besok kita nonton ya, nikah yuk”. Ungkapan P2
mengandung banyak maksud, terutama ketika P2 mengungkapkan “nikah
yuk”. Hal ini akan sesuai dengan maksim pelaksanaan bila pernyataan P2
seputar informatif mengenai mitra tutur mengingat baru bertemu.
Peran konteks tuturan dalam implikatur percakapan khusus masih
sangat vital. Tampak pada data (13), iklan operator AXISGSM edisi GSM
yang Baik. Percakapan akan semakin lucu apabila pemirsa televisi tidak
melihat konteksnya, yaitu tokoh ayah (P1) sedang memperkenalkan diri di
depan pemirsa dengan tampil lebih tampan dan muda daripada anaknya
(P2). Implikatur yang terdapat dalam tuturan ini dapat diinterpretasikan
bermacam-macam. Namun sesuai dengan konteks yang melingkupinya,
implikatur yang dimaksud adalah tokoh anak (P2) merasa iri dan ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
tampil lebih tampan dan muda daripada ayahnya (P1). Tanpa ada konteks,
makna percakapan itu akan kabur. Data ini pun mengandung pelanggaran
terhadap maksim relevansi. Ungkapan “Yang bener kamu?!” oleh P1
dianggap tidak memiliki keterkaitan terhadap pernyataan P2 “Apa
rahasianya pah?”. Hal ini akan sesuai dengan parameter maksim hubungan
apabila pertanyaan P1 ditanggapi oleh P2 yaitu, “iya”, karena pertanyaan P1
terhadap P2 sifatnya informatif.
Data (15) merupakan iklan operator XL Xensasi edisi Audisi
Rocky Xensasional. Konteks percakapannya adalah bahwa ada seseorang
yang sedang ikut kontes menyanyi. P1 menghina seorang yang ingin ikut
kontes menyanyi tersebut karena suaranya tidak baik. Namun aksi seseorang
tersebut didukung dengan kepedulian P2 yang menyarankan belajar dari
internet. Implikatur yang terdapat dalam percakapan tersebut adalah bahwa
suara seorang kontestan tersebut tidak baik dan jelas tidak masuk dalam
nominasi penilaian. Hal ini secara implikatif dituturkan oleh P1 “Ah suara
kayak gitu mau nyanyi..”. Tuturan dalam data ini sekaligus melanggar
maksim cara. Hal ini dikarenakan P1 tidak secara langsung dan lugas
mengungkapkan maksud tuturan bahwa suara kontestan tersebut tidak baik.
Setelah memahami pembahasan di atas mengenai implikatur
percakapan umum dan implikatur percakapan khusus, berikut dipaparkan
pembahasan mengenai implikatur percakapan berskala.
(17) P2 : “Foto-foto buat Twitter yuk??! Internetan melulu!”
P3 : “Kan Murah...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
(20) P1 : “Bayar kontrakan atau keluar?! Nunggak lima kali...”
P2 : “Bikin konser amal buat panti asuhan yuk...
ajak anak-anak lima kali lebih banyak...”
Sebagai pembahasan, dua sampel di atas (data 16 dan 20)
merepresentasikan hasil analisis data implikatur percakapan berskala. Data
(16) merupakan percakapan antara P2 dan P3 dengan konteks tuturan
sebuah keluarga besar sedang berkumpul. Namun ada beberapa anggota
keluarga yang sedang asyik bermain/menggunakan internet pada ponselnya.
Dalam implikatur percakapan berskala, konteks tuturan ini dapat dihiraukan.
Implikatur pada percakapan data (16) dapat diketahui dari kata “melulu”.
Dalam bahasa yang baku, kata “melulu” diartikan sebagai sering atau
selalu. Kata tersebut dapat dijadikan parameter implikatur percakapan
berskala sehingga implikatur percakapan data (16) adalah bahwa P2
menegur P3 karena merasa diacuhkan. Namun data (16) ini melanggar
maksim cara. Tuturan “Banyak yang ngira kita ini kakak adik” secara
langsung mengatakan bahwa P1 dan P2 mempunyai hubungan ayah dan
anak. Percakapan ini menimbulkan keambiguan tuturan sehingga pemirsa
televisi kesulitan menginterpretasikan maksud tuturan P1. Hal ini akan
sejalan dengan maksim cara apabila P1 secara lugas langsung mengatakan
kebenaran hubungan kekeluargaan keduanya.
Penanda skala dalam percakapan menjadi keunikan implikatur
percakapan. Data (20) merupakan percakapan antara P1 dan P2 dengan
konteks tuturan ada sebuah keluarga yang akan diusir oleh pemilik
kontrakan (P1) karena tidak mampu membayar biaya kontrak rumah. Rocky
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(P2)membantu keluarga tersebut dengan mangajak teman-temannya di
Facebook untuk menggalang dana. Implikatur pada percakapan data (20)
dapat dilihat dengan melihat bentu tuturan “Bikin konser amal buat panti
asuhan yuk! Ajak anak-anak lima kali lebih banyak!”. Penanda skala nilai
berada pada frasa “lebih banyak”. Frasa ini mengimplikasikan bahwa P2
membutuhkan banyak orang untuk mendukung aksinya. Namun, data (20)
ini melanggar maksim relevansi. Pelanggaran terhadap maksim ini terlihat
ketika tidak ada hubungan topik tuturan yang relevan antara P3 dan P1.
Percakapan ini akan sejalan dengan maksim relevansi apabila keduanya
saling berkaitan topik tuturan. Misalnya ketika P3 menuturkan demikian
tersebut, P1 seharusnya menegaskan atau meng-iya-kan tuturan sebelumnya.
2. Fungsi Implikartur
Pembahasan mengenai fungsi implikatur pada penilitian ini dilihat
dari asosiasi teori yang telah dipaparkan dengan data penelitian yang telah
dianalisis. Secara umum, iklan operator selular dalam data penelitian ini
berfungsi untuk mengajak dan menyuruh para pemirsa televisi supaya
membeli dan mengkonsumsi produk operator seluler. Berdasarkan nilai
komunikatifnya, terdapat tiga fungsi implikatur dalam penelitian ini, yaitu
nilai deklaratif, nilai interogatif, dan nilai imperatif. Kemunculan fungsi-
fungsi ini juga memiliki intensitas penekanannya masing-masing sehingga
ada yang secara langsung mengajak berkomunikasi dan ada juga yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dalam bentuk cerita keseharian yang mencerminkan kehidupan pemirsa
televisi. Mengingat objek kajian penelitian ini adalah iklan bisnis, maka,
bentuk tuturam-tuturannya sangat representatif dalam rangka memasarkan
produk-produknya. Pembahasan fungsi implikatur dipaparkan secara
ringkas sebagai berikut.
(1) P1 : “Dan pemenangnya adalah...”
P2 : “Akan kita umumkan 3 hari 3 malam lagi !!”
P3 : “Hah? Trus ngapain dong tiga hari tiga malam?”
P2 : “Internetan pake Indosat aja lagi! Sekarang gratis
internetannya makin banyak sampai 3 hari 3 malam”
(6) P1 : “Bonusnya minum aja deh... spageti aja deh... chicken
wing... ini juga ya.. ini juga ya...”
P2 : “Mau yang banyak bonusnya?”
P3 : “Isi pulsa XL aja! Isi pulsa langsung bonus gratis pulsa!
Bonus langsung hingga 100rb rupiah”
(19) P3 : “Axis Pro pasti Plus, stres hilang dengan internet
unlimited, koneksi lebih cepat dan harga hemat.”
P1 : “Pengen seperti saya? Belum telat kok!”
Data (1) mengandung implikatur bahwa produk IM3 tersebut dapat
digunakan untuk mengisi waktu luang dengan fasilitas gratis internet dan
tidak perlu cemas harus bosan menunggu pengumuman tersebut. Data ini
termasuk implikatur percakapan umum. Berdasarkan nilai komunikatifnya,
implikatur ini diklasifikasikan dalam kalimat berita. Maka, fungsi dari
implikatur pada data (1) adalah untuk mengabarkan atau memberi tahu
kepada pemirsa televisi bahwa ada produk baru dari operator IM3.
Data (6) mengandung implikatur bahwa si pembeli ingin sedikit
membeli namun banyak mendapatkan bonus. Data ini termasuk implikatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
percakapan umum. Berdasarkan nilai komunikatifnya, implikatur ini
diklasifikasikan dalam kalimat imperatif. Maka, fungsi dari implikatur pada
data (6) adalah untuk menegaskan pemirsa televisi bahwa operator XL
memiliki banyak bonus saat menggunakannya.
Data (19) mengandung implikatur bahwa para pemirsa televisi
yang menyaksikan iklan tesebut masih memiliki kesempatan untuk menjadi
seperti P1. Data ini termasuk implikatur percakapan berskala. Berdasarkan
nilai komunikatifnya, implikatur ini diklasifikasikan dalam kalimat
deklaratif. Maka, fungsi dari implikatur pada data (19) adalah untuk
memberitahukan kepada pemirsa televisi bahwa iklan tersebut memiliki
kelebihan yaitu membuat penggunanya menjadi gaul sehingga terlihat lebih
muda dalam penampilan.
Meskipun dalam bentuk komunikatif yang berbeda-berbeda, fungsi dari
implikatur percakapan pada penelitian ini adalah mengajak dan menyuruh
pemirsa televisi untuk membeli dan mengkonsumsi produk yang diiklankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, Kesimpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Jenis implikatur percakapan yang terdapat dalam iklan operator selular
berbahasa Indonesia pada media televisi, yaitu implikatur percakapan umum,
implikatur percakapan khusus, dan implikatur percakapan berskala.
2. Fungsi implikatur percakapan yang terdapat dalam iklan operator selular
berbahasa Indonesia pada media televisi adalah untuk mengajak dan
menyuruh para pemirsa televisi supaya membeli dan mengkonsumsi produk
operator seluler. Fungsi implikatur secara masif tampak pada bentuk kalimat
yang memiliki nilai deklaratif, nilai interogatif, dan nilai imperatif.
B. Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengajukan beberapa saran bagi
para peneliti selanjutnya terutama yang melakukan penelitian sejenis.
1. Penelitian ini hanya meneliti implikatur dalam iklan operator selular. Oleh
karena itu, peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis, ada baiknya juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menganalisis mengenai daya bahasa dan kesantunan dari iklan operator
selular atau jenis iklan yang lain.
2. Penelitian ini hanya menggunakan iklan operator seluler di media televisi
sebagai objek penelitian. Masih banyak objek lain yang dapat diteliti,
misalnya implikatur percakapan sebuah acara talkshow di televisi atau radio,
implikatur percakapan siswa dan guru dalam proses pembelajaran, dan
sebagainya sehingga implikasi-implikasi tuturan dalam realitas komunikasi
dapat terungkap dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rani. Bustanul Arifin, Martutik. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian
Bahasa dan Pemakaian. Malang: Bayu Media.
Cumming, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta:
Jalasutra.
Leech. Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: UI-Press.
Liliweri, Alo. 1992. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: PT. Citra
Aditya Bhakti.
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung:
Rosda.
Nababan, P.W.J. 1989. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta:
Depdikbud.
Nadar, F. X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nurastuti, Wiji.2007. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Ardana Media.
Pranowo. 2009. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa.
Yogyakarta: Kanisius.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia.
Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Pragmatik. Malang: Dioma.
______________. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam
Pemakaian. Malang: Banyumedia.
Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Susanti, Apriliana. 2011. Pemanfaatan Daya Diksi dan Daya Implikatur Dalam
Kartun Oom Pasikom. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Syamsudin. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wahyuni, Indah Fajar (Penerj.). 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wijana, I Dewa Putu, 1996. Dasar-dasar Pragmatik . Yogyakarta: Penerbit Andi
Offset.
Windarti, Lucia. 2011. Implikatur dalam Pemakaian Bahasa Iklan Jenis Makanan
di Televisi. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yuliani, V. 2009. Implikatur dan Penanda Lingual Kesantunan Iklan Layanan
Masyarakat (ILM) Berbahasa Indonesia di Media Luar Ruang
(Outdoor Media). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran
1. Tabel Analisis Iklan Operator Selular
KODE IKLAN 1
IKLAN IM3 - GRATIS SEMUANYA HINGGA 3HARI 3MALAM++
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Dan pemenangnya adalah.... MC mengumumkan pemenang
sebuah kompetisi. Semua peserta
dan pemain orkes pengiring
terlihat antusias menunggu hasil
keputusan. Ternyata pengumuman
disiarkan 3 hari kemudian.
2 Akan kita umumkan 3 hari 3
malam lagi !!
3 Hah? Trus ngapain dong tiga
hari tiga malam?
2
Internetan pake indosat aja
lagi! Sekarang gratis
internetannya makin banyak
sampai 3 hari 3 malam.
Cukup sekali registrasi lalu
isi ulang mulai dari sepuluh
ribu rupiah.
3 Lanjut!!!
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Umum
IMPLIKATUR
- Produk IM3 tersebut dapat digunakan untuk
mengsi waktu luang dengan fasilitas gratis
internet.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Deklaratif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
KODE IKLAN 2
IKLAN IM3 - Seru Anti Galau (Versi Kamseupay)
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Ih... Bajunya kamseupay! Keseharian tokoh wanita
dalam video iklan selalu
diejek
‘kamseupay’(kampungan
sekali udik payah) oleh
orang-orang
2 Kamseupay!
3 Kembaliannya..
4 Kamseupay...kamseupay...!!!
5
Makanya pake IM3 seru anti galau!
Seru internetan dan smsan dengan tarif
murah!! Makin seru lagi dengn gratis
social network sepuasnya... Buruan
pake IM3!
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Umum
IMPLIKATUR
- Tetep tegar akan hinaan orang
- Berusaha mengikuti tren masa kini
- Produk IM3 versi ini dapat membantu
belenggu galau yang dirasakan anak muda
masa kini.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Imperatif
- Deklaratif
KODE IKLAN 3
IKLAN IM3 - trio sahabat IM3 gratis terus 2
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Ahahai gratis!! Tiga orang sahabat
yang sedang berlibur
tiba di sebuah warung
makan. Mereka
memiliki cara khusus
supaya dapat makan
gratis yaitu dengan
mengunggah foto
tempat mereka makan
pada situs internet.
2 Katanya gratisan semua...
3 Tenang, makan aja dulu..
4 Apa itu?
5 Internet buk gratis..
6 Ini yang ada di internet itu kan?
4 Ya...ya..monggo! Wah, rame...
7 Serunya liburan pake IM3 gratis nelpon,
smsan, dan social network seharian!
5 Berapa buk?
4 Gratis dek... Kan udah diinternetin!
1, 2, 3, & 4 Gratis...gratis..gratis...!!
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Umum
IMPLIKATUR
- Internet dapat membuat orang menjadi saling
menolong.
- IM3 mengeluarkan produk internet gratis saat
masa liburan.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Imperatif
- deklaratif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
KODE IKLAN 4
IKLAN XL - Blackberry Rp. 49ribu_ 3 Bulan
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Ih keren! Percakapan antara tiga
orang wanita yang
sedang berbelanja.
Mereka takjub melihat
barang-barang dietalase.
namun salah satu dari
mereka menegaskan
bahwa hanya produk XL
yang paling keren.
2 Harganya juga!
3
Itu lebih keren... XL Blackberry, tiga
bulan cuma empat puluh sembilan ribu.
Semakin 49 kan??
1, 2, & 3 Kamu??!!
4 XL selangkah lebih maju!
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Umum
IMPLIKATUR - Belum semua orang tahu ada produk keren dari
XL.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Interogatif
KODE IKLAN 5
IKLAN XL - Isi Pulsa Bonus Pulsa
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Mau dong paket hematnya?! Dapet
ekstra bonus kan?
Percakapan antara
seorang lelaki yang
sedang memesan
makanan dan seorang
pelayan rumah makan.
Pentur 1 meminta
banyak bonus padahal
hanya memesan porsi
kecil. Penutur 2
menjelaskan kalau
hanya XL yang banyak
bonusnya.`
2 Iya..
1
Bonusnya minum aja deh.. Spageti aja
deh.. Chicken wing.. Ini juga ya.. Ini
juga ya...
2 Mau yang banyak bonusnya?
3
Isi pulsa XL aja! Isi pulsa langsung
bonus gratis pulsa! Bonus langsung
hingga 100rb rupiah
1 Ciyus? Miapah..
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Umum
IMPLIKATUR
- Jangan serakah, kewajiban dan hak harus
seimbang.
- Operator XL menyediakan banyak bonus
untuk para konsumen.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Deklaratif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
KODE IKLAN 6
IKLAN XL - Mawar Untuk Marwan
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Pergi kamu! Bawa sejuta tangkai mawar
baru saya restui!
Marwan (P4) di usir
oleh ayah Mawar (P1).
Teman Marwan (P2)
membantunya dengan
melalui facebook denga
jaringan XL. Banyak
orang cepat merespon
aksi P2. Akhirnya
terkumpul sejuta mawar
untuk Mawar.
2 Bantu yok!
3 Xl hotrod 3G+ internetan lebih cepat dan
lebih hemat
4 Mawar! Mawar, kamu mau enggak jadi
pacar aku?
5 Mau!
3 XL selangkah lebih maju!
6 Pak..mawarnya pak buat marwan..
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Umum
IMPLIKATUR
- Keberhasilan selalu didukung dengan usaha
dan tekad yang kuat serta cerdik menggunakan
sarana yang ada
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Imperatif
KODE IKLAN 7
IKLAN XL - Super Ampuh Ayu Ting-Ting
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Oji...ji...ji... Jangan mau duet ama ayu
ting-ting
Settingan internet P1
kurang benar. Kamudian
P2 membenarkan
settingan internetnya.
Sehingga nampak jelas
foto yang ada dalam
internet.
2 Emang kenapa tante?
1 Ni... Masak orangnya kayak gini..
2 Hhmmm... Salah setting ni. Pake xl
hotrot 3g+ biar lebih cepat
1 Eh...cantik. Ini kamu ya?
3 XL hotrot 3G+ bayar sekali gratis
500MB internetan
4 XL selangkah lebih maju!
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Umum
IMPLIKATUR - Jangan mudah mendefinisikan seseorang.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Deklaratif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
KODE IKLAN 8
IKLAN XL - Xensasi - Rochim Mau Manggung
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Hai meida... saya nyanyi lagu ke berapa?
RBTmu bagus.. saya nyanyi lagu itu
ya??
Seorang ustad sedang
telepon dengan durasi
lama kepada
penyelenggara acara.
Sopir ustad tersebut
heran karena pulsanya
tidak habis-habis.
2 Pake apa tad?? Hape ustad ga abis
pulsanya
1 Kan pake XL sensasi
3 Serba gratis 24jam sensaional, gratis
online, nelpon, sms, dan konten.
1 Sampai kota Surabaya nih!
4 Jalan Surabaya di Kota jakarta ustad!!
3 XL selangkah lebih maju
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Umum
IMPLIKATUR - XL dapat digunakan untuk online, menelepon,
sms, dan konten secara gratis selama 24 jam
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Deklaratif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
KODE IKLAN 9
IKLAN XL - Free Facebook Forever
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Ini jakarta! Di sini cuma aku yang aku
kenal!
Percakapan antara dua
orang wanita dan teman-
teman dari seorang
wanita tersebut. Penutur
1 memperingatkan
penutur 2 supaya jangan
sok kenal di Jakarta.
Tetapi penutur 2 sudah
kenal melalui facebook.
2 Hai Nggi!! Like this!
3 Hai !!!
4 Nggi like this!!!
1 Kamu jangan sok kenal!
3 Temen facebook...
1 Berapa bu?
5 Tiga puluh ribu...
3 Saya berapa bu?
5 Kamu gratis..like this yo..?
3 Temen facebook...
6
Pake XL beneran free facebook forever
atau gratis twiter terus-terusan. Telpon
dan smsnya juga gratis..
1 Ayo??!!
3 Aku bareng temen facebook ku yo...
6 XL selangkah lebih maju!
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Berskala
IMPLIKATUR
- Tidak perlu iri akan kebaikan dan jaringan
pertemanan
- Situs facebook dapat memperluas pertemanan
- IM3 paham akan kebutuhan konsumennya
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Imperatif
- Deklaratif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
KODE IKLAN 10
IKLAN XL - Serbu [Serba Seribu] - Omesh [Versi Donat]
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Ada donat nih setengah P1 menawarkan
setengah donat kepada
P2. Namun P2 geram
karena syaratnya sangat
banyak tak sebanding
dengan donat tersebut.
2 Mau dong!
1
Tapi cuciin piringnya ya, gelasnya juga
ya, sendoknya juga, sama itu tuh mobil,
baju, celana
3
Modal dikit mau dapet banyak! Cuma xl
yang bisa ngasih 1000 sms ke semua
operator
1 Ciyus miapah
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Khusus
IMPLIKATUR - Boleh meminta donat yang tinggal secuil
asalkan membersihkan seluruh isi rumah.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Imperatif
KODE IKLAN 11
IKLAN XL - Serbu [Serba Seribu] ( Ciuss Miapa )
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Uang kecil aja neng, ga ada kembalian. P2 berniat membantu P3
dengan membayar biaya
sebotol air minum.
Namun P3 justru
menampar P2 karena
syarat P3 sangat banyak.
2 Saya aja.. Rey
3 Nia
2 Kita makan yuk, besok kita nonton ya,
nikah yuk
4 Modal dikit mau dapet banyak! Cuma xl
yang bisa ngasih 1000 sms ke semua
operator
1 Ciyus miapah
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Khusus
IMPLIKATUR - P2 membayari uang air minum tetapi P3 harus
mau kencan dengannya.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Imperatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
KODE IKLAN 12
IKLAN AXISGSM Yang Baik
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Banyak yang ngira kita ini kakak adik Tokoh ayah (P1) sedang
memperkenalkan diri di
depan pemirsa dengan
tampil lebih tampan dan
muda daripada anaknya
(P2)
2 Ini bokap gue
1 Dia takut banget ngenalin gue ke temen-
temen ceweknya.. banyak yang naksir
2 Si Nancy abis ketemu papa langsung
minta putus...titip salam...
1 Yang bener kamu?!
2 Apa rahasianya pah?
1 Mau tahu rahasianya???
3 Axis Pro pasti Plus, stres hilang dengan
internet unlimited, koneksi lebih cepat
dan harga hemat.
1 Pengen seperti saya? Belum telat kok!
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan khusus
IMPLIKATUR - Tokoh anak merasa iri dan ingin tampil lebih
tampan dan muda daripada ayahnya.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Interogatif
KODE IKLAN 13
IKLAN XL Xensasi -Audisi Rocky Xensasional
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Ah suara kayak gitu mau nyanyi!! P3 sedang audisi
menyanyi. Namun,
suara P3 tidak bagus. 2 Nih pake XL sensasi... buat belajar
nyanyi dari internet, nelpon smsan,
online gratis 24jam
3 Eh ajarin gue nyanyi dong
Roker juga manusia punya mata punya
hati!! Tau ah.. yang penting sensasional!
4 XL selangkah lebih maju
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Khusus
IMPLIKATUR - P1 menyuruh P3 untuk berhenti menyanyi.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Imperatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
KODE IKLAN 14
IKLAN IM3 – Lebaran
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Mainin handphond melulu! Sebuah keluarga besar sedang
berkumpul. Namun ada beberapa
anggpta keluarga yang sedang
asyik bemain/menggunakan
internet pada ponselnya. Anggota
keluarga yang lain yang merasa
didiamkan akhirnya menegur
secara bercanda.
2 Foto-foto buat twitter yuk??!
Internetan melulu!
3 Kan Murah...
2 Upload!!
1 & 5 Main twitter melulu!
6
Nha..pantes aja pake im3
melulu! Jalin silatuhim dengan
gratis nelpon, sms, dan sosial
media sepuasnya
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Berskala
IMPLIKATUR
- Twitter (jejaring sosial internet) dapat
membuat seseorang melupakan
lingkungannya.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Imperatif
KODE IKLAN 15
IKLAN Telkomsel - Kartu AS - Bebas galau 30 jam
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Good bye yank.. Seorang lelaki ditinggal
pergi kekasihnya. Laki-
laki tersebut galau.
Tiba-tiba muncul sule
menawarkan sebuah
produk operator selular
kepada laki-laki
tersebut. Laki-laki
tersebut akhirnya
menggunakan produk
tersebut dan tidak galau
lagi. Justru digandrungi
banyak wanita.
2 Kiiimii
2 Tanpamu aku galau
3 Stop! Kalau galau jangan risau..pake
kartu as
4 Gratis! Online dan chatting sepuasnya...
Cuma gratis nepon dan sms
1 Ayyyaaa..
5
Ayyyaaa..
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Berskala
IMPLIKATUR
- Dengan menggunakan Kartu As dapat
menghilangkan perasaan galau yang dialami
orang muda masa kini.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Deklaratif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KODE IKLAN 16
IKLAN XL - Super Xensasi Konser Amal Rocky
PENUTUR TUTURAN KONTEKS
1 Bayar kontrakan atau keluar?! Nunggak
lima kali...
ada sebuah keluarga
yang akan diusir oleh
pemilik kontrakan
karena tidak mampu
membayar biaya
kontrak rumah. Rocky
membantu keluarga
tersebut dengan
mangajak teman-
temannya di facebook
untuk menggalang dana.
2 Bikin konser amal buat panti asuhan
yuk...
Ajak anak-anak lima kali lebih banyak...
3 Ajak se indonesia aja pake super sensasi
4 Pinjem dulu Bang haji!
5 Pinjem kandang buat panggung ya?
6 Pinjem ya sayang?
7 Tar gue balikin ya?
8 Pinjem mbah?
9 XL supersensasi sekarang serba
gratisnya lima kali lipat!
10 Cari banyak pahala...
11 Biar masuk surga..
9 Sensasional!! XL selangkah lebih maju
JENIS IMPLIKATUR Implikatur Percakapan Berskala
IMPLIKATUR - Memberikan respon yang sigap untuk
membantu dengan orang yang kesusahan.
FUNGSI
IMPLIKATUR
- Imperatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
2. Cuplikan Video Iklan
IM3 - GRATIS SEMUANYA HINGGA 3HARI 3MALAM++
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
IM3 – Lebaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
IM3 - Seru Anti Galau (Versi Kamseupay)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
IM3 - trio sahabat IM3 gratis terus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Telkomsel - Kartu AS - Bebas galau 30 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
XL - Blackberry Rp. 49ribu_ 3 Bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
XL - Free Facebook Forever
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
XL - Isi Pulsa Bonus Pulsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
XL - Mawar Untuk Marwan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
XL - Serbu [Serba Seribu] - Omesh [Versi Donat]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
XL - Serbu [Serba Seribu] ( Ciuss Miapa )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
XL - Super Ampuh Ayu Ting-Ting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
XL - Super Xensasi Konser Amal Rocky
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
XL - Xensasi - Rochim Mau Manggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
AXISGSM Yang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
XL Xensasi -Audisi Rocky Xensasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI