kti yusran katarina

75
PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program DIII Kebidanan Universitas Indonesia Tmur OLEH : YUSRAN KATARINA 12.1301.248 i

Upload: yusran-katarina

Post on 11-Jan-2017

50 views

Category:

Data & Analytics


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kti yusran katarina

PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI

MAKASSAR TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan PendidikanPada Program DIII Kebidanan Universitas Indonesia Tmur

OLEH :

YUSRAN KATARINA12.1301.248

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANANFAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMURMAKASSAR

2015

i

Page 2: Kti yusran katarina

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING KARYA TULIS ILMIAHGAMBARAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM TINGKAT III PADA IBU

BERSALIN PRIMIGRAVIDA DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI MAKSSAR TAHUN 2014

YUSRAN KATARINA12.1301.248

Karya Tulis Ilmiah ini telah kami setujui untuk di pertahankan dalam ujian

Karya Tulis Ilmiah di Hadapan Tim Penguji Program D III Kebidanan

Universitas Indonesia Timur Makassar.

Makassar,…….Agustus 2015

Pembimbing I Pembimbing II

(HJ. MULYATI MAYA, SKM., M.Kes) (YOVITA SAKONA, S.ST, M.Kes)

Mengetahui,Ketua Prodi Program D III Kebidanan

Universitas Indonesia Timur

( A. MARYAM, S.ST,SKM.,M.Kes)

ii

Page 3: Kti yusran katarina

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN WAKTU UJIAN KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM TINGKAT III PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA DI RUMAH SAKIT KHUSUS

DAERAHIBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR TAHUN 2014

YUSRAN KATARINA

12.1301.248

Hari/Tanggal : ………..Agustus 2015

Pukul : ..............WITA – Selesai

Tempat : Kampus V UIT (Universitas Indonesia Timur)

Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Makassar,……Agustus 2015

Pembimbing I Pembimbing II

(HJ. MULYATI MAYA, SKM., M.Kes) (YOVITA SAKONA, S.ST, M.Kes)

Mengetahui,Ketua Prodi Program D III Kebidanan

Universitas Indonesia Timur

( A. MARYAM, S.ST,SKM.,M.Kes)

iii

Page 4: Kti yusran katarina

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Panitia ujian akhir

dan tim penguji Program D III Kebidanan Universitas Indonesia Timur

Makassar yang dilaksanakan pada tanggal ……. Agustus 2015

Ketua : HJ. MULYATI MAYA, SKM, M.Kes (……………….)

Sekretaris : YOVITA SAKONA, S.ST, M.Kes (……….………)

Anggota : H. ANDI TAJUDDIN, S.Psi, M.Si, M.Kes (……………….)

Panitia Ujian

Pembimbing I Pembimbing II

(HJ. MULYATI MAYA, SKM., M.Kes) (YOVITA SAKONA, S.ST, M.Kes)

Mengetahui,Ketua Prodi Program D III Kebidanan

Universitas Indonesia Timur

( A. MARYAM, S.ST,SKM.,M.Kes)

iv

Page 5: Kti yusran katarina

BIODATA

1. Identitas

Nama : YUSRAN KATARINA

NIM : 12.1301.248

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl. Lahir : Tembeua/ 26 April 1994

Suku/Bangsa : Muna/ Indonesia

Agama : Khatolik

Asal : Tembeua (Raha), Sulawesi Tenggara

Alamat : Jl. Abdul Kadir, Komplex Hartaco Indah, Blok

1Q, No. 12

2. Riwayat Pendidikan

a. Tamat SD : SDN 1 Tongkuno Tahun 2006

b. Tamat SMP : SMPN 1 Tongkuno Tahun 2009

c. Tamat SMA : SMAN 1 Tongkuno Tahun 2012

d. Sementara menyelesaikan Pendidikan di program D-III Kebidanan

Universitas Indonesia Timur Makassar.

v

Page 6: Kti yusran katarina

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas

segala rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini dengan baik. Adapun penyusunan karya tulis ilmiah ini

merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada

program Diploma-III Kebidanan Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala keterbatasan dan

kelemahan yang ada bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan hasil

penulisan ini.

Melalui karya tulis ilmiah ini penulis dengan segala kerendahan hati

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga dan

sebesar-besarnya kepada ayahanda La Kampo Yustinus dan ibunda Wa

Ara Edmunda. Serta kepada ibu Mulyati Maya, SKM, M.Kes selaku

pembimbing I dan Yovita Sakona, S.ST, M.Kes selaku pembimbing II yang

tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan

bimbingan kepada penulis sampai selesainya karya tulis ilmiah ini.

Demikian pula penulis mengucapkan banyak terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak H. Haruna. MA. MBA selaku Ketua Yayasan Indonesia Timur

Makassar.

vi

Page 7: Kti yusran katarina

2. Bapak Prof. Dr. H. Baso Amang, SE, M.Si selaku Rektor Universitas

Indonesia Timur Makassar.

3. Bapak Prof. Dr. dr. M. Nadjib Bustan MPH Selaku Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Indonesia Timur Makassar.

4. Ibu A. Maryam, S.ST, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III

Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar.

5. Ibu Hj. Nur Rakhmah, Sp. OG Selaku Kepala Direktur Rumah Sakit

Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, yang telah memberikan

izin kepada peneliti dalam melakukan penelitian di Rumah Sakit.

6. Bapak dan ibu dosen pengajar, serta seluruh staf program DIII

Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar yang telah banyak

memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan keterampilan yang

bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Program D-III Kebidanan Universitas Indonesia

Timur Makassar khususnya angkatan 2012 yang telah memberikan

bantuan dan kerjasamanya yang baik selama penulis mengikuti

pendidikan.

8. Sahabat-sahabatku di kelas E.12 dan semua sahabat-sahabatku

Trifena. Hasni, Fauziah, Iffa, Ana, Kak Lila, Lina, Ratna, Nir, Umrah

yang telah memberikan saran dan motivasi dalam penyelesaian Karya

Tulis Ilmiah ini

vii

Page 8: Kti yusran katarina

9. Tak lupa pula kepada seseorang yang sangat spesial saudara Yanselt

yang selalu memberi motivasi dan juga masukkan selama penulis

mengikuti pendidikan.

Akhirnya, “Jadikan menuntut ilmu sebagai suatu tuntunan bukan

tuntutan” semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

dan semoga kebaikan serta bantuan yang diberikan kepada penulis akan

diberikan balasan yang berlimpah dari Tuhan yang Maha Esa. Amin.

Makassar, Agustus 2015

Penulis

viii

Page 9: Kti yusran katarina

ABSTRAK

YUSRAN KATARINA, “Gambaran Kejadian Rupture Perineum Tingkat III pada Ibu Bersalin Primigravida di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Pertiwi Makassar Tahun 2014”, (Dibimbing oleh Mulyati Maya dan Yovita Sakona).

VI Bab, 47 halaman 8 lampiranRuptur perineum merupakan robekan yang terjadi sewaktu persalinan

dan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain posisi persalinan, cara meneran, pimpinan persalinan, berat badan bayi baru lahir, presentase janin dan keadaan perineum. Dikatakan rupture perineum tingkat III apabila robekan mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum dan otot sfingter ani.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melihat gambaran kejadian rupture perineum tingkat III pada ibu primigravida di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar tahun 2014 berdasarkan berat badan lahir dan presentase janin.

Jenis penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif, yang dimaksudkan untuk mendapatkan Gambaran Kejadian Rupture Perineum Tingkat III pada Ibu bersalin Primigravida di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar Tahun 2014, dengan populasi 1550 orang dan sampel 65 orang.

Frekuensi ibu bersalin primigravida yang mengalami rupture perineum tingkat III yaitu sebanyak 65 orang. Hasil penelitian disimpulkan bahwa kejadian rupture perineum tingkat III menurut berat badan ≥3500 gram sebanyak 56 orang (86,15%) sedangkan berat badan lahir <3500 gram sebanyak 9 orang (13,85%), dan kejadian rupture perineum tingkat III menurut presentase janin bukan belakang kepala sebanyak 5 orang (7,69%) sedangkan presentase belakang kepala sebanyak 60 orang (92,31%).

Kata Kunci : Rupture perineum tingkat IIIDaftar Pustaka : 19 (2009-2014)

ix

Page 10: Kti yusran katarina

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN WAKTU UJIAN .............................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

BIODATA PENULIS .................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................v

ABSTRAK ................................................................................................viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................4

D. Manfaat Penelitian ..........................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................6

A. Tinjauan Umum tantang Persalinan ................................................6

1. Defenisi Persalinan ....................................................................6

2. Klasifikasi Persalinan .................................................................6

3. Tanda-tanda Persalinan ............................................................7

x

Page 11: Kti yusran katarina

4. Sebab-sebab Persalinan ...........................................................9

5. Faktor-faktor Persalinan ..........................................................11

6. Mekanisme Persalinan ............................................................14

B. Tinjauan Khusus tentang Rupture Perineum ................................17

1. Pengertian Rupture Perineum .................................................17

2. Anatomi Perineum ...................................................................18

3. Penyebab Rupture Perineum ..................................................20

4. Tingkatan Rupure Perineum ....................................................21

5. Diagnosa Rupture Perineum ...................................................22

6. Akibat Rupture Perineum .........................................................22

7. Tindakan Penjahitan Rupture Perineum ..................................23

8. Perawatan Perineum pada Masa Nifas ...................................24

C. Tinjauan Khusus tentang Variabel Penelitian................................27

1. Primigravida .............................................................................27

2. Berat Badan Lahir ....................................................................27

3. Presentase Janin .....................................................................29

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ........................................................31

A. Dasar Pemikiran Variabel .............................................................31

B. Kerangka Konsep Penelitian .........................................................34

C. Defenisi Opersaional......................................................................34

BAB IV METODE PENELITIAN ...............................................................35

A. Jenis Penelitian .............................................................................35

xi

Page 12: Kti yusran katarina

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................35

C. Populasi dan Sampel ....................................................................35

D. Metode Pengumpulan Data ..........................................................37

E. Pengolahan dan Pengkajian Data .................................................37

F. Analisa Data ..................................................................................37

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................39

A. Hasil Penelitian .............................................................................39

B. Pembahasan .................................................................................41

BAB VI PENUTUP ...................................................................................46

A. Kesimpulan ...................................................................................46

B. Saran ............................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................xv

LAMPIRAN ..................................................................................................

xii

Page 13: Kti yusran katarina

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Gambaran Kejadian Rupture perineum tingkat III pada Ibu

Bersalin Primigravida di Rumah sakit Ibu dan Anak Pertiwi

Makassar tahun 2014 ………………………………………… 39

2. Gambaran Kejadian Rupture perineum pada Ibu Bersalin

Primigravida Menurut Berat Badan Lahir di Rumah sakit

Ibu dan Anak Pertiwi Makassar tahun 2014………………... 40

3. Gambaran Kejadian Rupture perineum pada Ibu Bersalin

Primigravida Menurut Presentase Janin di Rumah sakit

Ibu dan Anak Pertiwi Makassar tahun 2014………………... 41

xiii

Page 14: Kti yusran katarina

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Gambar Sikap Janin ........................................................ 15

2. Gambar Perineum ........................................................... 18

3. Gambar Tingkatan Rupture Perineum ............................. 22

xiv

Page 15: Kti yusran katarina

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1. Master Table……………………............................ ….

Lampiran2. Jadwal Kegiatan………..…….………..................... ….

Lampiran 3. Surat Permohonan Pengajuan Judul Karya Tulis

Ilmiah………………………………………………… ….

Lampiran 4. Surat Keputusan Wakil Rektor Bidang akademik

tentang Panitia Ujian Skripsi, Dosen Penguji dan

Mahasiswa…………………………………...…..…. ….

Lampiran 5. Kartu Kontrol Seminar Proposal……………….…. ….

Lampiran 6. Kegiatan Konsultasi Karya Tulis Ilmiah….………. ….

Lampiran 7. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data .…….. ….

Lampiran 8. Surat Balasan dari RSKD Ibu dan Anak Pertiwi… ….

xv

Page 16: Kti yusran katarina

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

No. Lambang/Singkatan Arti Lambang/Singkatan

1. AKI Angka Kematian Ibu

2. MDGS Millenium Development Goals

3. RSKD Rumah Sakit Khusus Daerah

4. Depkes Depertemen Kesehatan

5. LBK Letak Belakang Kepala

6. PBP Pintu Bawah Panggul

7. BAB Buang Air Besar

8. BBL Berat Badan Lahir

9. BBLR Berat Badan Lahir Rendah

xvi

Page 17: Kti yusran katarina
Page 18: Kti yusran katarina

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses kelahiran merupakan hal yang tak bisa dihindari bagi

seorang wanita yang menginginkan seorang buah hati. Wanita harus

menderita kesakitan untuk mewujudkan impian tersebut. Tak jarang kita

menemukan ibu dengan komplikasi-komplikasi tertentu setelah persalinan

yaitu seperti perdarahan post partum, preklamsia, infeksi dan lain. Salah

satu penyebab perdarahan pasca persalinan ialah trauma pada jalan

lahir. Hal yang lazim terjadi dan tidak bisa kita hindari yang menyebabkan

perdarahan pasca persalinan adalah rupture pada perineum ibu.

Primigravida adalah seorang wanita hamil yang untuk pertama kali.

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan

tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya. Robekan jalan lahir

yang luas dan dalam bila tidak ditangani dengan baik tentunya bisa terjadi

perdarahan pasca persalinan dan juga infeksi pada masa nifas bahkan

bisa ke komplikasi lanjut. Penyebab terjadinya robekan pada jalan lahir

yaitu disebabkan oleh posisi pada saat persalinan, cara meneran,

pimpinan persalinan, berat badan bayi baru lahir, dan keadaan perineum

Berdasarkan target dari MDGs (Millenium Development Goals)

nomor 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan angka

kematian hingga ¾ pada tahun 2015 atau 102 kematian per 100.000

1

Page 19: Kti yusran katarina

kelahiran hidup. Tentunya ini menjadi pertanyaan penting bagi

pemerintah dan juga tenaga kesehatan serta semua pihak yang

berwenang “dapatkah kita mencapai target tersebut. Sedang sekarang

ini kita sudah memasuki pertengahan tahun 2015. Berdasarkan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian

Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas)

sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Tentunya ini menjadi perhatian

kita semua bahwa angka kematian ibu masih tergolong tinggi

(http://kesehatan.kompasiana.com, diakses tanggal 9 November 2014).

Di kota Makassar, AKI maternal mengalami fluktuasi selama 3

tahun terakhir yaitu pada tahun 2013 meningkat dari tahun sebelumnya

yaitu sebesar 16,27 per 100.000 kelahiran hidup dibanding tahun 2012

yaitu sebesar 8,32 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2011 sebesar

11,48 per 100.000 kelahiran hidup. Perdarahan post partum menempati

urutan pertama sebagai penyebab kematian maternal. (Profil Kesehatan

kota Makassar tahun 2013).

Sedangkan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

Makassar tahun 2014 angka kematian ibu mencapai 0.053% dan yang

didiagnosa meninggal karena penyabab perdarahan sekita0,026%. Ini

tentunya menjadi perhatian bagi kita semua pihak yang

bertanggungjawab dalam menurunkan angka kematian ibu.

Page 20: Kti yusran katarina

Morbiditas maternal yang disebabkan oleh trauma dapat

menimbulkan dampak kesehatan fisik, psikologis dan sosial jangka

panjang bagi ibu. Nyeri dan ketidaknyamanan perineum dapat

mengganggu pemberian ASI, kehidupan keluarga dan hubungan seksual.

Banyak ibu mengalami trauma perineum ketika melahirkan. Sebagian

trauma akan sembuh tanpa intervensi, sedangkan sebagian lain perlu

untuk dijahit. Bidan Berperan penting dalam memberikan saran dan

dukungan, dan jika perlu melakukan penjahitan atau merujuk ke

professional yang lebih pakar. (Vicky Chapman et all,.Persalinan dan

kelahiran asuhan kebidanan 2009, Hal: 61).

Berdasarkan uraian diatas, maka peniliti merasa tertarik

mengambil judul “Gambaran Kejadian Rupture Perineum Tingkat III pada

Ibu Bersalin Primigravida di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak

Pertiwi Makassar 2014”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Gambaran Kejadian Rupture Perineum Tingkat III pada

ibu bersalin primigravida di Rumah Sakit Khusus daerah Ibu dan Anak

Pertiwi Makassar tahun 2014.

2. Bagaimana Gambaran Kejadian Rupture Perineum Tingkat III menurut

berat badan lahir pada ibu bersalin primigravida di Rumah Sakit

Khusus daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar tahun 2014.

Page 21: Kti yusran katarina

3. Bagaimana Gambaran Kejadian Rupture Perineum Tingkat III menurut

presentase janin pada ibu bersalin primigravida di Rumah Sakit

Khusus daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Rupture Perineum Tingkat III

pada ibu bersalin primigravida di Rumah Sakit Khusus daerah Ibu dan

Anak Pertiwi Makassar tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Rupture Perineum Tingkat

III menurut berat badan lahir pada ibu bersalin primigravida di

Rumah Sakit Khusus daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar tahun

2014.

b) Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Rupture Perineum Tingkat

III menurut presentase abnormal pada ibu bersalin primigravida di

Rumah Sakit Khusus daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar 2014.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

Page 22: Kti yusran katarina

1. Manfaat Ilmiah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan

memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi

peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan

pelaksanaan program baik di Depkes maupun pihak RSKD Ibu dan

Anak Pertiwi dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, perbaikan

program sebagai upaya pencegahan dan penanganan yang berkaitan

rupture perineum tingkat II

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini di harapkan dapat sebagai bahan kajian terhadap teori

yang telah diperoleh mahasiswa selama mengikuti KBM di Universitas

Indonesia Timur Makassar

4. Manfaat bagi Peneliti

Proses penelitian ini merupakan pengalaman ilmiah berharga yang

dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan tentang

hal-hal yang berkaitan dengan perawatan payudara pada ibu nifas.

Page 23: Kti yusran katarina

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Persalinan

1. Defenisi Persalinan

a. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan

disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh

ibu (Ina Kusmawanti dan Fitria Melina. 2014:1)

b. Persalinan didefinisikan sebagai kontraksi uterus yang teratur yang

menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks sehingga hasil

konsepsi dapat keluar dari uterus. (Prawirohardjo dalam Linda J.

Heffner dan Danny J.Schust. 2009:52)

c. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang

mampu hidup, dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar.

(Wiknjosastro dalam Asrinah, et al,. 2010:Hal 1)

2. Klasifikasi Persalinan

Ada 2 klasifikasi persalinan, yaitu sebagai berikut:

a. Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan

1) Persalinan normal (spontan) adalah proses lahirnya bayi pada

letak belakang kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa

bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam.

Page 24: Kti yusran katarina

7

2) Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan

dari tenaga luar

3) Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk

persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

b. Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan

1) Abortus (keguguran) adalah berakhirnya suatu kehamilan pada

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah

kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.

2) Persalinan premature adalah persalinan dengan usia

kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin kurang dari 2499

gram.

3) Persalinan Mature (aterm) adalah persalinan dengan usia

kehamilan 37-42 minggu dengan berat janin diatas 2500 gram.

(Asrinah, et al,. 2010:2)

3. Tanda-Tanda Persalinan

a. Tanda-tanda persalinan sudah dekat

1) Lightening

Pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus

uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul.

2) Terjadi his permulaan

Page 25: Kti yusran katarina

8

Dengan makin tua usia kehamilan, pengeluaran esterogen dan

progesterone semakin berkurang sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi, yang lebih sering sebgai his palsu.

b. Tanda-tanda persalinan

1) Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat:

a) Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan,

b) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya

makin besar,

c) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus,

d) Makin beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah

2) Bloody Show (pengeluaran lender disertai darah melalui

vagina)

Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan, lender yang

terdapat pada kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah

pecah, yang menjadikan perdarahan sedikit.

3) Pengeluaran cairan

Keluar cairan dari jalan lahir. Ini terjadi akibat pecahnya

ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban

baru pecah menjelang pembukaan lengkap kadang-kadang

pecah pada pembukaan kecil. Dengan pecahnya ketuban

Page 26: Kti yusran katarina

9

diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

(Asrinah, et al,. 2010:5)

4. Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan

Sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis masih

merupakan kumpulan teoritis yang kompleks, teori yang turut

memberikan andil dalam proses terjadinya persalinan antara lain:

a. Penurunan kadar progesterone

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya

esterogen meningkatkan kontraksi otot. Selama kehamilan

terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan esterogen

didalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone

menurun hingga terjadilah his.

b. Teori oksitosin

Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertaambah. Oleh karena itu

timbul kontraksi otot-otot rahim.

c. Peregangan otot-otot

Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot

rahim sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin.

d. Pengaruh janin

Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya emegang peranan

penting, oleh karena itu pada ancephalus kelahiran sering lebih

lama

Page 27: Kti yusran katarina

10

e. Teori Prostaglandin

Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga

aterm terutama saat persalinan menyebabkan kontraksi

miometrium.

Selanjutnya dengan berbagai tindakan, persalinan dapat pula

dimulai, misalnya dengan merangsang pleksus frankehauser dengan

memasukan beberapa ganggang laminaria dalam kanalis servikalis,

pemecahan ketuban, penyuntikan oksitosin dan pemakaian

prostaglandin.

Secara miskrokopis perubahan-perubahan kimi a dalam tubuh

wanita hamil sangat menentukan seperti perubahan hormone

esterogen dan hormone progesterone. Seperti kita ketahui

bahwahormon esterogen merupakan penenang bagi otot-otot utrus,

menurunnya hormone ini terjadi kira-kira1-2 minggu sebelum partus

dimulai.

Kadar prostaglanding cenderung meningkat terjadi mulai

kehamilan usia 15 minggu hingga aterm, lebih-lebih pada saat partus

berlangsung, plasenta yang mulai menjadi tua seiring dengan tuanya

usia kehamilan. Keadaan uterus yang terus membesar dan menegang

mengakibatkan terjadinya iskemik otot-otot uterus, hal ini juga menjadi

penyebab terjadinya gangguan sirkulasi utero-plasenter sehingga

plasenta mengalami degenerasi.

Page 28: Kti yusran katarina

11

Faktor lain yang berpengaruh adalah berkurangnya jumlah

nutrisi, hal ini pertama kali dikemukakan oleh Hipokrates; bila nutrisi

pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan dikeluarkan. Faktor

lai yang dikemukakan adalah tekanan pada ganglion servikale dari

fleksus frankehauser yang terletak dibelakang serviks, bila ganglion ini

tertekan, maka kontraksi utrus dapat dibangkitkan. (his dapat

dibangkitkan).

Untuk selanjutnya, dengan berbagai tindakan persalinan dapat

dimulai hal ini dikenal dengan persalinan induksi (induction of labor).,

misalnya dengan memasukan ganggang laminaria dalam sehingga

menimbulkan kontraksi, pemecahan ketuban, penyuntikan oksitetosin

sebaiknya diberikan lewat intravena, pemakaian prostaglandin dan

sebagainya.

Menurut Prawirohardjo, dalam melakukan induksi persalianan

yang perlu diperhatikan adalah serviks sudah matang (sudah pndek

dan lembek), dan kanalis servikalis telah terbuka untuk satu jari, untuk

menilai serviks dapat digunakan denga skala bishop yaitu bila nilai

bishop lebih dari 8 maka induksi persalinan kemungkinan dapat

berhasil. (Ai Yeyeh Rukiah et al,. 2009: 3)

Page 29: Kti yusran katarina

12

5. Faktor-faktor yang Berperan dalam Persalinan

a. Jalan lahir (passage away)

Bagaian terpenting dari jalan lahir adalah tulang panggul. Bentuk

tulang panggul yang proporsional untuk jalan lahir adalah bentuk

tulang panggul ginecoid dimana luas dari tulang panggul sangat

sesuai dengan kepala janin sebagai bagian terdepan yang akan

melaluinya. Hampir 50% wanita mempunyai bentuk pangggul

berbentuk gineecoid. Selain itu jalan lahir juga harus bebas dari

hambatan lain seperti tumor atau benjolan yang dapat

menghambat proses keluarnya bayi.

b. Janin yang melalui jalan lahir (passenger)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang janin yang akan

melalui jalan lahir. Hal yang pertama adalah kepala janin. Bagian

kepala adalah bagian yang paling sering menjadi awalnya

keluarnya janin dari jalan lahir sehingga ukurannya harus normal

atau tidak ada kelainan seperti hydrocephalus. Selain itu posisi

janin yang diharapkan adalah dengan bagian kepala terbawah,

posisi badan janin sejajar dengan tubuh ibu. Apabila posisinya

melintang maka akan menyulitkan proses keluarnya janin. Berat

badan janin ketika terlalu besar pada saat kelahiran juga akan

menghambat. Biasanya berat badan normal bayi baru lahir adalah

Page 30: Kti yusran katarina

13

sekitar 2500 gram – 4000 gram. Lebih dari berat tersebut akan

menimbulkan masalah dalam proses kelahiran.

c. Kekuatan kontraksi uterus dan kekuatan mengejan ibu (power)

Kekuatan atau tenaga yang dibutuhkan dalam proses kelahiran

bayi terdiri dari 2 tenaga yaitu tenaga primer dan sekunder.

Tenaga primer berasal dari kekuatan kontraksi uterus yang

berlangsung sejak mulai persalinan atau tahap 1 persalinan.

Tenaga sekundernya adalah kekuatan mengejan ibu. Hal yang

harus diketahui ibu yang harus menjalani bahwa ibu hanya boleh

mengejan apabila pembukaan jalan lahir sudah sempurnah (10

cm) karena apabila ibu mengejan saat pembukaan belum lengkap

tenaga yang dikeluarkan akan sia-sia dan tidak akan berpengaruh

terhadap keluarnya janin. Selain itu mengejan tidak tepat waktu

juga akan menyebabkan pembengkakan pada vagina yang malah

justru dapat menghambat proses kelahiran berikutnya. Untuk

menghasilkan tenaga mengejan yang kuat dan berpengaruh

terhadap penurunan bagian janin dilakukan sebagai berikut :

1) Hanya mengejan pada saat kontraksi

2) Dengan menarik napas terlebih dahulu kemudian mengejanlah

sekuat tenaga dengan glottis tertutup diarahkan menuju bagian

bawah seperti saat buang air besar.

Page 31: Kti yusran katarina

14

3) Beristirahatlah dengan tidak mengejan pada saat kontraksi

uterus berakhir. Saat ini adalah saat yang tepat untuk

meletakan kepala dan punggung pada sandaran (beristirahat

sejenak). Lakukan berulang dengan tekhnik semakin baik.

d. Kondisi psikologi ibu (psychologist)

Persiapan psikologi sangat penting dalam menjalanipersalinan.

Semakin seorang ibu itu siap dan memahami proses persalinan

adalah sesuatu yang normal dan bisa dijalani setiap wanita maka

akan dengan mudah bekerja sama dengan petugas kesehtan yang

membantu psoses persalinannya. Satu yang perlu diingat untuk

suatu persalinan normal, aktor utama proses ini bukan tenaga

kesehatan tetapi ibu dengan segala perjuangan dan daya

upayanya. Yakinlah bahwa ibu mampu melakukan proses

persalinan ini sampai akhir karena jika ibu sudah mempunyai

keyakinan positif maka semangat ini akan menjadi kekuatan yang

sangat besar saat ibu berjuang mengeluarkan bayi. Sebaliknya

apabila ibu diawal sudah glokro (tidak semangat) akan membuat

proses akan sulit sendiri. Apa yang ibu pikirkan dan yakini

sebenarnya adalah doa yang paling mujarab untuk menjadi

kenyataan (Wenny Artanty Nisman. 2011:32-37)

Page 32: Kti yusran katarina

15

6. Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan sebenarnya mengadu pada bagaimana janin

menyesuaikan dan meloloskan diri dari panggul ibu yang meliputi

gerakkan.

(http://nerdyna.blogspot.com/2011/11/distosia.html)Gambar 2.1: Sikap Janin

a. Turunnya kepala janin

Sebetulnya janin menglami penurunan terus menerus dalam jalan

lahir sejak kehamilan trimester III, antara lain masuknya bagian

terbesar janin kedalam pintu atas panggul (PAP) yang pada

primigravida 38 minggu atau selambat-lambatnya awal kala II.

b. Fleksi

Pada awal persalinan kepala jain biasanya berada dalam sikap

fleksi. Dengan adanya his dan tahanan pada dasar panggul yang

makin besar, maka kepala janin makin turun dan semakin fleksi,

sehingga dagu janin menekan pada dada dan belakang kepala

(oksiput) menjadi bagian bawah.Keadaan ini dinamakn fleksi

Page 33: Kti yusran katarina

16

maksimal. Dengan fleksi maksimal kepala janin dapat

menyesuaikan diri dengan panggul ibu terutama pada bidang

sempit terutama bidang sempit panggul yang ukuran melintang 10

cm. Untuk dapat melewatinya, maka kepala janin yang awalnya

masuk dengan ukuran diameter oksipito frontalis (11,5 cm) harus

fleksi secara maksimal menjadi diameter oksipito bregmatik (9,5

cm).

c. Rotasi dalam/ Putaran paksi dalam

Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan

terputar sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang rongga

panggul atau diameter anterior posterior kepala janin akan

bersesuaian dengan diameter terkecil antero posterior pintu bawah

panggul (PBP). Hal ini mungkin karena kepala janin tergerak spiral

atau seperti sekrup sewaktu turun dalam jalan lahir. Bahu tidak

berputar bersama-sama dengan kepala akan membentuk sudut

45, keadaan demikian disebut putaran paksi dalam dan ubun-ubun

kecil berada dibawah simfisis.

d. Ekstensi

Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar

panggul terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini

disebabkan karena sumbu jalan lahir pada PBP mengarah

kedepan dan keatas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi

Page 34: Kti yusran katarina

17

untuk melaluinya jikalau tidak terjadi ekstensi maka kepala akan

tertekan pada pertemuan dan menembusnya. Dengan ekstensi ini

maka sub oksiput bertindak sebagai Hipomochlion (sumbu putar).

Kemudian barulah berturut-turut sinsiput (puncak kepala), dahi,

hidung, mulut dan akhir dagu.

e. Rotasi luar/ Purtaran paksi luar

Setelah ekstensi kemudian diikuti dengan putaran paksi luar yang

pada hakekatnya kepala janin menyesuaikan kembali dengan

sumbu panjang bahu, sehingga sumbu panjang bahu dengan

sumbu kepala janin berada pada satu garis lurus (Winkjosastro

dalam Prawirohardjo, 2010)

f. Ekspulsi

Menurut Winkjosastro dalam Prawirohardjo, 2005, setelah putaran

paksi luar, bahu depan sampai dibawah sympisis dan menjadi

hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu

belakang menyusul dan selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir

searah dengan paksi jalan lurus (Ai Yeyeh Rukiah et al,. 2009:3-5)

B. Tinjauan Khusus tentang Laserasi Perineum

1. Pengertian Ruptur Perineum

a. Ruptur Perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum

sewaktu persalinan (Mochtar, dalam Wenny Artanty Nisman 2011)

Page 35: Kti yusran katarina

18

b. Ruptur Perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir

baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau

tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah

dan bisa menjadi luas apabila kepala janin terlalu cepat. Robekan

perineum terjadi pada hampir semua primipara (Winkjosastro

2010)

c. Ruptur perineum merupakan robekan yang terjadi sewaktu

persalinan dan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain posisi

persalinan, cara meneran, pimpinan persalinan, berat badan bayi

baru lahir dan keadaan perineum. (Enggar dalam Lintang 2014)

2. Anatomi Perineum

(Pelvicfloorword.wordpress.com)Gambar 2.2: Perineum

Menurut Harry Oxorn, William’ R Forte. 2010:10, perineum merupakan

ruang berbentuk jajaran genjang yang terletak dibawah dasaran

Page 36: Kti yusran katarina

19

panggul. Daerah ini dibagi menjadi dua buah segitiga: trigonum

urogenitale disebelah depan dan trigonum anale disebelah belakang.

Keduanya dipisahkan oleh sekat melintang yang dibentuk oleh mm

tranversus perinea dan basis diapraghma urogenitale.

a. Trigonum urogenitale

1) dibatasi oleh:

a) Depan ; angulus subpubicus

b) Samping ; ramus ischiopubicus dan tuber ischiadicum

c) Belakang ; mm. tranversus perinea dan basis difragma

urogenitale

2) Mengandung:

a) Introitus vaginae

b) Bagian akhir urethra pars terminalis urethra

c) Clura Clitoriditis dengan m. ischiocavernosus

d) Bulbus vestibule (jaringan erektil yang ditutupi oleh m.

bulbocavernosus

e) Gl. Bartholini dengan duktusnya

f) Diafragma urogenitalia

g) Otot-otot yang membentuk titik pusat perineum (corpus

perinea)

h) Cavum perinea, superficialis dan profundus

i) Pembuluh-pembuluh dara, saraf dan limfe.

Page 37: Kti yusran katarina

20

b. Trigonum anale

1) Dibatasi oleh:

a) Anterior: mm. transversi perinea dan basis diaphragm

urogenitale

b) Lateral: tuber ischiadicum dan lig. Sacrotuberosum

2) Terdapat:

a) Bagian bawah canalis dan sfineter-spineternya

b) Corpus Anococcygealis

c) Fossa Ischiorectalis

d) Pembulu-pembuluh darah, limfe dan saraf.

3. Penyebab rupture Perineum

Penyebab rupture perineum dapat dibagi menjadi:

a. Penyebab maternal, mencakup:

1) Partus prespitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong

(sebab paling sering)

2) Pasien tidak mampu berhenti mengejan

3) Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan

fundus yang berlebihan

4) Edema dan kerapuhan pada perineum

5) Varikositas vulva yang melemahkan jaringan perineum

6) Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit

pula sehinggga menekan kepala bayi kearah posterior

Page 38: Kti yusran katarina

21

7) Perluasan episiotomy

b. Faktor-faktor janin:

1) Bayi yang besar

2) Posisi kepala yang abnormal, misalnya presentase muka dan

occipito posterior.

3) Kelahiran bokong

4) Ekstraksi forceps yang sukar

5) Dystosia bahu

6) Abnormal congenital, seperti hydrocephalus.

(Harry Oxorn, William’ R Forte. 2010:451)

4. Tingkatan Ruptur Perineum

Menurut Eniyati dan Afifin Sholihah. 2012:143), ruptur perineum

dibagi atas 4 tingkat, yaitu sebgai berikut:

a. Tingkat I: Robekan mengenai mukosa vagina, komisura posterior

dan kulit perineum

b. Tingkat II: Robekan mengenai mukosa vagina, komisura posterior,

kulit perineum dan otot perineum.

c. Tingkat III: Robekan mengenai mukosa vagina, komisura posterior,

kulit perineum, otot perineum dan otot sfingter ani.

d. Tingkat IV: Robekan mengenai mukosa vagina, komisura

posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani dan

dinding depan rectum

Page 39: Kti yusran katarina

22

(https://rizkimarizayeni.files.wordpress.com/2014/06/kkk.jpg) Gambar 2.3: tingkatan rupture perineum

5. Diagnosis Ruptur Perineum

Bila perdarahan masih berlangsung meski kontraksi uterus baik dan

tidak didapatkan adanya retensi plasenta maupun adanya sisa

plasenta kemungkinan telah terjadi perlukaan jalan lahir. (dr. Taufan

Anugrah. 2012:98)

6. Akibat dari Terjadinya Rupture Perineum

Adapun akibat atau hal yang akan terjadi pada rupture perineum berat

setelah kelahiran menurut David T.Y Liu. 2010:136 ialah sebagai

berikut:

a. Pada 10% ibu merasa nyeri dan tidak nyaman dan akan berakhir

3-18 bulan setelah melahirkan

b. Sebanyak 20% ibu akan megalami dispareuni superficial sekitar 3

bulan

c. Sebanyak 3-10% ibu mengalami inkontinensia usus

d. Sebanyak 20% ibu mengalami inkontinensia urineKerusakan

spingter anal samar terjadi pada 36% setelah pelahiran

Page 40: Kti yusran katarina

23

pervaginaan dan terjadi 70% rentang (54-88%), walaupun robekan

derajat 3 dan 4 diperbaiki

e. Kaji kembali ibu yang mengalami robekan berat setelah 6 bulan

dan 1 tahun setelah melahirkan pervaginaan.

7. Tindakan Penjahitan rupture Perineum tingkat III

Penolong APN tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi

perineum derajat tiga atau empat, segera rujuk ke fasilitas rujukan

(JNPK-KR.2012)

Menurut Marmi et all,. 2011:182 adapun tindakan yang harus

dilakukan untuk penjahitan rupture perineum tingkat III yaitu sebagai

berikut:

a. Kaji ulang prinsip dasar perawatan

b. Lakukan blok pudendal atau ketamin

c. Minta asisten menahan fundus dan melakukan masase uterus

d. Periksa vagina, serviks, perineum dan rectum

e. Cek apakah sfingter ani robek

1) Jari bersarung tangan masukan kedalam anus

2) Identifikasi sfingter ani

3) Periksa permukaan rectum

f. Ganti sarng tangan

g. Lakukan antiseptis pada daerah robekan

Page 41: Kti yusran katarina

24

h. Pastikan tidak ada alergi terhadap lidokain atau obat-obatan

sejenis

i. Masukan jari pada ujung atau pojok laserasi atau luka dan dorong

masuk sepanjang luka mengikuti garis tempat jarumnya akan

masuk atau keluar.

j. Aspirasi dan kemudian suntikkan sekitar 10 ml lidokain 0,5%

dibawah mukosa vagina, dibawah kulit perineum, dan pada otot-

otot perineum.

k. Tunggu 2 menit agar anastesi aktif

l. Jahitlah otot-otot dengan rapih, lapis demi lapis dengan jahitan

satu-satu.

8. Perawatan Perineum pada`Masa Nifas

Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk

menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva an anus pada

ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan

kembalinya organ genetic seperti pada waktu sebelum hamil. Yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada organ-organ

reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikro organism melalui

vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangan bakteri pada

peralatan penampung lochea (pembalut) serta kontaminasi dari

rectum. Perawatan perineum juga untuk meningkatkan kenyamanan

Page 42: Kti yusran katarina

25

ibu nifas dengan menjaga kebersihannya dan meningkatkan

penyembuhan.

a. Waktu yang tepat unutk perawatan perineum

Perawatan perineum dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu,

seperti:

1) Saat mandi

Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut,

setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi

bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk iu

maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula

pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan

perineum.

2) Setelah buang air kecil

Pada saat buang air kecil, kemugkinan terjadi kontaminasi air

seni dengan rectum akibatnya dapat memicu pertumbuhan

bakteri pada perineum untuk itu diperlukanpembersihan

perineum.

3) Setelah buang air besar (BAB)

Pada saat buang air besar diperlukan pembersihan sisa-sisa

kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi

bakteri dari anus ke perineum yang letaknya berseblahan maka

Page 43: Kti yusran katarina

26

diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara

keseluruhan.

b. Persiapan perawatanperineum:

1) Ibu Pos partum

Perawatan perineum sebaiknya dilakukan dikamar mandi

dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu berdiri dengan

kaki posisi terbuka.

2) Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau

shower air hangat dan handuk besih. Sedangkan bahan yang

digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan

antuseptik.

c. Penatalaksanaan:

a. Mencuci tangan sebelum membersihkan daerah perineum

b. Mengisi botol plastik dengan air hangat

c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakkan kebawah

mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut kedalam

kantung plastic.

d. Berkemih dan BAB ke tolilet

e. Semprotkan keseluruh perineum dengan air

f. Keringkan perineum dengan tissue dari depan ke belakang

Page 44: Kti yusran katarina

27

g. Pasang pembalut dari depan ke belakang, posisiskan dengan

baik shingga tidak bergeser.

h. Cuci tangan kembali.

Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah

perineum tidak lembab, posisi pembalut tepat dan ibu merasa

nyaman. (Suyijatini, et all,. 2010:213-217)

C. Tinjauan Khusus tentang Variabel Penelitian

1. Primigravida

Defenisi primigravida menurut kamus kesehatan adalah kehamilan

untuk pertama kalinya. Primigravida adalah seorang wanita hamil

yang untuk pertama kali. (Gobak dalam Lintang 2014). Banyak wanita

mengalami robekan perineum pada saat melairkan anak pertama.

Pada sekitar separuh dari kasus-kasus tersebut robekan ini amat luas.

Laerasi harus diperbaiki sengan cermat. (Harry Oxorn, William’ R

Forte. 2010:51). Robekan perineum terjadi pada hampir semua

persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan

berikutnya. Namun hal ini dapat dihindarkan atau di kurangi dengan

menjaga agar panggul tidak di lalui oleh kepala janin dengan cepat

(Aii Yeyeh Rukiyah, 2009)

2. Berat Badan Lahir

Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24

jam pertama kelahiran. Semakin besar berat bayi yang dilahirkan

Page 45: Kti yusran katarina

28

meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum. Bayi besar adalah

bayi yang begitu lahir memiliki bobot lebih dari 4000 gram. Robekan

perineum terjadi pada kelahiran dengan berat badan bayi yang besar.

Hal ini terjadi karena semakin besar berat badan bayi yang dilahirkan

akan meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum karena perineum

tidak cukup kuat menahan regangan kepala bayi dengan berat badan

bayi yang besar, sehingga pada proses kelahiran bayi dengan berat

badan bayi lahir yang besar sering terjadi ruptur perineum. Kelebihan

berat badan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya ibu

menderita Diabetes Melitus, ibu yang memiliki riwayat melahirkan bayi

besar, faktor genetik, pengaruh kecukupan gizi. Berat bayi lahir

normal adalah sekitar 2500 sampai 4000 gram (Saifuddin, 2009).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting

dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat

badan digunakan untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR.

Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita, berat bayi lahir di bawah

2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan

dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun

status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites,

edema, dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat

dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan (dr.

Suparyanto 2011).

Page 46: Kti yusran katarina

29

Berdasarkan berat badan lahir, dibedakan antara lain:

1) Makrosomia untuk neonatus dengan berat badan lahir (BBL)

>4000 gram.

2) Neonatus dengan berat badan lahir normal antara 2500-4000

gram.

3) Neonatus dengan berat badan lahir rendah(BBLR) untuk yang

<2500 gram.

3. Presentase Janin

Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada

disegmen bawah rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adalah

penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior. Secara

epidimiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentase kepala

sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%,

muka 0,05%, dan dahi 0,01%. Sikap yang tidak normal akan

menimbulkan malpresentasi pada janin dan kesulitan persalinan

terjadi oleh karena diameter kepala yang harus melalui panggul

menjadi lebih besar. Sikap ekstensi ringan akan menjadikan

presentasi puncak kepala dengan penunjuk ubun-ubun besar,

ekstensi sedang menjadikan presentasi dahi (dengan penunjuk

sisisput), dan ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka

(dengan penunjuk dagu). Maka, Apabila janin dalam keadaan

malpresentasi atau malposisi dapat terjadi persalinan yang lama atau

Page 47: Kti yusran katarina

30

bahkan macet. Malpresentase adalah semua presentasi janin selain

presentase belakang kepala. Malposisi adalah posisi abnormal ubun-

ubun kecail relative terhadap panggul ibu. Pengertian persalinan lama

adalah persalinan kala I fase aktif dengan kontraksi uterus regular

selama lebih dari 12 jam. Persalinan macet adalah persalinan yang

kemajuannya terhambat oleh factor mekanis dan proses kelahiran

tidak mungkin dilakukan tanpa intervensi operatif. Komplikasi yang

terjadi akibar presentase abnormal atau malpresentasi pada ibu ialah

robekan jalan lahir yang luas dan partus lama.(Sarwono

Prawirohardjo. 2012:581)

Page 48: Kti yusran katarina

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Dasar Pemikiran Variabel

1. Rupture Perineum

Ruptur perineum merupakan robekan yang terjadi sewaktu

persalinan dan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain posisi

persalinan, cara meneran, pimpinan persalinan, berat badan bayi baru

lahir dan keadaan perineum.

2. Primigravida

Primigravida adalah seorang wanita hamil yang untuk pertama

kali. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan

pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya.

Namun hal ini dapat dihindarkan atau di kurangi dengan menjaga agar

panggul tidak di lalui oleh kepala janin dengan cepat.

3. Berat Badan Lahir

Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24

jam pertama kelahiran. Semakin besar berat bayi yang dilahirkan

meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum. Bayi besar adalah

bayi yang begitu lahir memiliki bobot lebih dari 4000 gram. Robekan

perineum terjadi pada kelahiran dengan berat badan bayi yang besar.

Hal ini terjadi karena semakin besar berat badan bayi yang dilahirkan

akan meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum karena perineum

31

Page 49: Kti yusran katarina

32

tidak cukup kuat menahan regangan kepala bayi dengan berat badan

bayi yang besar, sehingga pada proses kelahiran bayi dengan berat

badan bayi lahir yang besar sering terjadi ruptur perineum. Kelebihan

berat badan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya ibu

menderita Diabetes Melitus, ibu yang memiliki riwayat melahirkan bayi

besar, faktor genetik, pengaruh kecukupan gizi. Berat bayi lahir

normal adalah sekitar 2500 sampai 4000 gram (Saifuddin, 2008).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan

paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan

digunakan untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan

BBLR apabila berat bayi-balita, berat bayi lahir di bawah 2500 gram

atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat

dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi,

kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan

adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan

sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan (Hartono,

2008/Dr, Suparyanto, M.Kes.com).

4. Presentase Janin

Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada

disegmen bawah rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adalah

penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior. Secara

epidimiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentase kepala

Page 50: Kti yusran katarina

33

sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%,

muka 0,05%, dan dahi 0,01%. Sikap yang tidak normal akan

menimbulkan malpresentasi pada janin dan kesulitan persalinan

terjadi oleh karena diameter kepala yang harus melalui panggul

menjadi lebih besar. Sikap ekstensi ringan akan menjadikan

presentasi puncak kepala dengan penunjuk ubun-ubun besar,

ekstensi sedang menjadikan presentasi dahi (dengan penunjuk

sisisput), dan ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka

(dengan penunjuk dagu). Maka, Apabila janin dalam keadaan

malpresentasi atau malposisi dapat terjadi persalinan yang lama atau

bahkan macet. Malpresentase adalah semua presentasi janin selain

presentase belakang kepala. Malposisi adalah posisi abnormal ubun-

ubun kecail relative terhadap panggul ibu. Pengertian persalinan lama

adalah persalinan kala I fase aktif dengan kontraksi uterus regular

selama lebih dari 12 jam. Persalinan macet adalah persalinan yang

kemajuannya terhambat oleh factor mekanis dan proses kelahiran

tidak mungkin dilakukan tanpa intervensi operatif. Komplikasi yang

terjadi akibar presentase abnormal atau malpresentasi pada ibu ialah

robekan jalan lahir yang luas dan partus lama.

Page 51: Kti yusran katarina

34

B. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Variabel yang diteliti

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Ruptur Perineum tingkat III

Ruptur perineum tingkat III yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

rupture perineum yang mengalami robekan mengenai mukosa vagina,

komisura posterior, kulit perineum, otot perineum dan otot sfingter ani.

Kriteria Objektif:

Ya : Bila robekan mengenai mukosa vagina, komisura

posterior, kulit perineum, otot perineum dan otot

sfingter ani.

Tidak : Bila robekan tidak mengenai mukosa vagina, komisura

posterior, kulit perineum, otot perineum dan otot

sfingter ani.

Ruptur Perineum Tingkat III

Berat Badan Lahir

Presentase Janin

Page 52: Kti yusran katarina

35

2. Berat Badan Lahir

Berat badan lahir dalam penelitian ini adalah berat badan bayi

baru lahir yang dinyatakan dalam tahun sesuai yang tercantum dalam

buku partus pada rekam medic di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu

dan Anak Pertiwi Makassar tahun 2014.

Kriteria Objektif:

Resiko Rendah : Bayi lahir dengan berat badan lahir <3500 gram.

Resiko Tinggi : Bayi lahir dengan berat badan lahir ≥3500 gram

3. Presentase Janin

Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada disegmen

bawah rahim, bukan belakang kepala.

Resiko Rendah : Bayi lahir dengan presentase belakang kepala

Resiko Rendah : Bayi lahir bukan presentase belakang kepala

Page 53: Kti yusran katarina

36

Page 54: Kti yusran katarina

DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh Rukiah, S.Si.T et al.2009. Asuhan Kebidanan II Persalianan, Hal; 3-5. Jakarta: CV Trans Info Media

Asrinah, et al. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan, Hal 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

David T.Y Liu. Manual Persalinan. 2010. Hal:136. Jakarta: EGC

dr. Suparyanto, M.Kes . 2011. Ruptur Perineum. Internet: http://dr-suparyanto.blogspot.com (diakses tanggal 08 Sepetember 2011)

dr. Taufan Anugrah. Patologi Kebidanan. 2012, Hal:98. Yogyakarta: Nusa Medika

Eniyati, SST dkk,. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Patologi. Hal: 143. Yogyakarta: Pustaka Pelajasr

Harry Oxorn, William’ R Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi Dan Fisiologi Persalinan.Hal: 451. Yogyakarta: CV ANDI OFSET

Ina Kusmawanti, dkk. 2014. Askeb II Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kompasiana. 2014. Angka Kematian Ibu Meningkat. Internet: http://kesehatan.kompasiana.com, (diakses tanggal 9 November 2014)

Linda J. Heffner, Danny J.Schust . 2009. At a Glance Sistem Reproduksi.. Jakarta: Erlangga

Lintang. 2014. Faktor-Faktor Penyebab Rupture Perineum. Internet: http://harsonosites.com/ibu-dan-anak, (diakses tanggal 05 Juni)

Marmi et all,. Asuhan Kebidanan Patologi. 2011, Hal:182-183. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Profil Kesehatan kota Makassar tahun 2013.

Saifuddin, Abdul Bari, 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

xv

Page 55: Kti yusran katarina

Sarwono Prawirohardjo. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Suyijatini, M.Keb et all. 2010. Asuhan Ibu Nifas Askeb III, Hal: 213-217. Yogyakarta:Cyrillus Publisher

Vicky Chapman et all,.Persalinan dan kelahiran asuhan kebidanan 2009, Hal: 61. Jakarta: EGC

Wenny Artanty Nisman, Ternyata Melahirkan itu Mudah dan Menyenangkan: 2011, Hal 32-37. Yogyakarta: CV ANDI OFSET

Wiknjosastro, Hanifa. 2010.  Ilmu kebidanan. Edisi 3. Jakarta. Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohadjo

xvi