plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/16852/2/048114104_full.pdf · optimasi...

152
OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM EMULGEL ANTI-AGING EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L)O.K) BASIS CARBOPOL ® 940 DENGAN APLIKASI SIMPLEX LATTICE DESIGN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan oleh: Fransiska Rosari Dewi NIM : 048114104 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI

EMULSIFYING AGENT DALAM EMULGEL ANTI-AGING EKSTRAK

TEH HIJAU (Camellia sinensis (L)O.K) BASIS CARBOPOL® 940 DENGAN

APLIKASI SIMPLEX LATTICE DESIGN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh:

Fransiska Rosari Dewi

NIM : 048114104

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI

EMULSIFYING AGENT DALAM EMULGEL ANTI-AGING EKSTRAK

TEH HIJAU (Camellia sinensis (L)O.K) BASIS CARBOPOL® 940 DENGAN

APLIKASI SIMPLEX LATTICE DESIGN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh:

Fransiska Rosari Dewi

NIM : 048114104

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

KUPERSEMBAHKAN KARYA KECILKU UNTUK YANG KUKASIHI :

MY HERO””JESUS CHRIST”” PAPA, MAMA, MONIC

HELPIAN MADIANTARI atas semua dukungannya

TEMAN-TEMAN dan ALMAMATERKU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Fransiska Rosari Dewi

Nomor Mahasiswa : 048114104

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM EMULGEL ANTI-AGING EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L)O.K) BASIS CARBOPOL® 940 DENGAN APLIKASI SIMPLEX LATTICE DESIGN

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet

ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ujin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 18 Agustus 2008

Yang Menyatakan

(Fransiska Rosari Dewi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas

rahmat dan anugerah-Nya yang melimpah penelitian dan penyusunan skripsi ini

dapat diselesaikan.

Skripsi di bidang teknologi farmasi dengan judul: “Optimasi Komposisi

Tween 80 dan Span 80 Sebagai Emulsifying Agent Dalam Emulgel Anti-aging

Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis (L)O.K) Basis Carbopol ® 940 Dengan

Aplikasi Simplex Lattice Design”, disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, berbagai pihak telah

memberikan dukungan dan bantuan yang sangat besar. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada

Bapak Saifullah Sulaiman, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak meluangkan perhatian dan waktunya untuk memberikan bimbingan

dan saran selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Penulis banyak mengalami kesulitan selama penyelesaian skripsi ini.

Tetapi dengan adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. My Lord JESUS CHRIST & MOTHER MARY who loves me.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak T.N Saifullah Sulaiman, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang

telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan atas segala bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Sri Hartati Yuliani., Apt., selaku Dosen Penguji atas segala kritik dan

sarannya.

5. Ibu Agatha Busi Susiana, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji atas segala

kritik dan sarannya.

6. Pak Musrifin, Agung, Iswandi, Ottok, Parlan, Sarwanto, Kunto serta

laboran- laboran yang lain atas bantuannya selama penulis menyelesaikan

laporan akhir.

7. Papa, mama, dan Monic atas segala dukungan dan doa selama penyusunan

skripsi ini.

8. Maria, Finza, DK, Ineke, Ayu atas kerjasama, canda tawa dan keluh kesah

selama penyusunan skripsi ini dan semua teman-teman angkatan 2004,

terima kasih atas segala semangat dan kebersamaan kita yang indah.

9. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

Penulis juga menyadari sepenuhnya penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari keterbatasan dan kekurangan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

berguna bagi pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Juli 2008

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

INTISARI

Gejala penuaan dini sering kali ditakuti oleh kaum wanita. Banyak upaya dilakukan untuk mencegah penuaan dini pada kulit yang disebabkan oleh radikal bebas, diantaranya dengan menggunakan teh hijau. Teh hijau mengandung antioksidan yaitu polifenol dan derivat flavan atau secara umum juga disebut derivat katekin. Berbagai macam bentuk sediaan dibuat untuk memudahkan aplikasi pada kulit, salah satunya adalah emulgel. Pada sediaan emulgel terdapat sistem emulsi dan gel, sehingga emulsifying agent yang digunakan dalam sistem emulsi akan mempengaruhi sifat fisik dan kestabilannya.

Penelitian ini merupakan optimasi formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L)O.K) tinjauan terhadap emulsifying agent tween 80 dan span 80. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh range komposisi optimum dari emulsifying agent sehingga dapat diperoleh emulgel yang mempunyai sifat fisik dan stabilitas yang baik. Optimasi tersebut dilakukan terhadap parameter sifat fisik sediaan emulgel (daya sebar dan viskositas) serta stabilitas sediaan emulgel dalam penyimpanan selama 1 bulan. Uji mikromeritik juga dilakukan untuk memberikan informasi tentang ukuran partikel sehingga dapat memberikan nilai estetika yang tinggi. Data hasil uji sifat fisik dianalisis secara statistik menggunakan analisis uji F dengan taraf kepercayaan 95%. Dari penelitian ini dilakukan optimasi emulsifying agent pada emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L)O.K) dengan sifat fisik meliputi daya sebar 3-5 cm, viskositas 190-250 d.Pas dan stabilitas emulgel yang ditunjukkan dengan % pergeseran viskositas = 5%. Range komposisi optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80 yang diperoleh dari contour plot superimposed berdasarkan sifat fisik dan stabilitas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau adalah 80% tween 80 : 20% span 80 sampai dengan 100% span 80. Kata kunci : ekstrak teh hijau, emulgel anti-aging, Tween 80, Span 80, Simplex

Lattice Design

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

ABSTRACT

Women are often afraid of of premature aging symptoms . Green tea is one of many ways to prevent the skin from premature aging symptoms caused by free radical. Green tea have antioxidant compound which can inhibit the process of premature aging. The antioxidant compound are polyphenols and flavan derivate as generally called catekin derivate. There are many kinds of product has been made to achieve of application on skin, one of them is emulgel. There are two system of emulgel product i.e emulsion system and gelling system. Emulsion system that have been used in emulgel can be influence physical character and stability of emulgel.

This research was about optimization formula of antiaging of green tea extract (Camellia sinensis (L)O.K) emulgel review to tween 80 and span 80 as emulsifying agent. The aiming of this research was to obtain optimum composition range from tween 80 and span 80 as emulsifying agent to achieve a emulgel which had a good physical character and stability. This optimization was included of characteristic of semisolid (spreadability and viscosity) and the stability during storing for a month. Micromeritic test also done to give information about particle size so it could achieve a high aesthetics value. The physical characteristic parameter and stability of emulgel preparation was analyzed with F-test statistic using a 95%. From this research was done optimization of emulsifying egent of the formulation of green tea extract antiaging emulgel with physical character such as spreadability 3 cm to 5 cm, viscosity 190 d.Pa.S to 250 d.Pa.S and stability which was shown with alteration of viscosity = 5%. The optimum range area exhibited by contour plot superimposes was 80% tween 80 : 20% span 80 until 100% span 80. Key word : green tea extract, antiaging emulgel, Tween 80, Span 80, Simplex

Lattice Design.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

KATA PENGANTAR...................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ix

INTISARI ....................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix

BAB I. PENGANTAR ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 3

C. Keaslian Karya ........................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................. 6

A. Teh Hijau...................................................................................... 6

1. Klasifikasi tanaman................................................................. 6

2. Kandungan kimia ................................................................... 8

3. Khasiat dan Kegunaan ........................................................... 10

B. Kulit ............................................................................................. 10

C. Penuaan Kulit ............................................................................... 15

D. Antioksidan.................................................................................. 20

E. Emulgel........................................................................................ 23

F. Emulsifying Agent ........................................................................ 23

1. Polysorbate 80......................................................................... 25

2. Span 80.................................................................................... 26

G. Carbopol....................................................................................... 26

H. Mikromeritik ................................................................................ 21

I. Metode Simplex Lattice Design ...................................................... 28

J. Keterangan Empiris......................................................................... 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 33

A. Jenis Rancangan Penelitian............................................................. 33

B. Variabel dalam Penelitian............................................................... 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

C. Definisi Operasional ....................................................................... 33

D. Alat dan Bahan................................................................................ 35

E. Tata Cara Penelitian........................................................................ 36

1. Pengumpulan bahan penelitian ................................................. 36

2. Pemeriksaan daun teh hijau....................................................... 36

3. Pemeriksaan Katekin................................................................. 37

4. Uji aktivitas antioksidan............................................................ 37

5. Optimasi proses pembuatan sediaan emulgel ........................... 39

6. Pembuatan sediaan emulgel...................................................... 40

7. Evaluasi sediaan emulgel.......................................................... 41

8. Pengujian mikromeritik............................................................ 43

9. Uji iritasi primer....................................................................... 43

10. Subjective assesment................................................................. 43

11. Analisis Data............................................................................. 44

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 45

A. Identifikasi teh hijau..................................................................... 45

B. Pembuatan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau......................... 53

C. Penentuan tipe emulsi .................................................................. 56

D. Sifat fisik dan stabilitas emulgel.................................................. 59

E. Pemisahan fase emulgel............................................................... 71

F. Mikromeritik ................................................................................ 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

G. Uji iritasi...................................................................................... 74

H. Optimasi Formula........................................................................ 75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 80

A. Kesimpulan................................................................................... 80

B. Saran............................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82

LAMPIRAN .................................................................................................... 86

BIOGRAFI PENULIS...................................................................................... 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula modifikasi untuk emulsifying agent ............................... 38

Tabel II. Formula emulgel ekstrak teh hijau............................................... 39

Tabel III. Nilai hRx teh hijau pada MMI dan penelitian............................... 46

Tabel IV. Hasil pemeriksaan identifikasi reaksi warna teh hijau................... 47

Tabel V. Aktivitas antioksidan ekstrak teh hijau dan vitamin C menggunakan

metode DPPH ................................................................................ 50

Tabel VI. Nilai HLB formula….................................................................... 56

Tabel VII. Hasil pengukuran sifat fisik emulgel............................................. 60

Tabel VIII. Hasil perhitungan uji F pada daya sebar emulgel anti-aging........ 63

Tabel IX. Hasil perhitungan uji F pada viskositas emulgel anti-aging.......... 67

Tabel X. Hasil perhitungan uji F pada pergeseran viskositas emulgel

anti-aging. ...................................................................................... 70

Tabel XI. Hasil uji pH emulgel anti-aging ...................................................... 70

Tabel XII. Hasil pengukuran tetesan minyak dalam emulgel.......................... 73

Tabel XII.Hasil pengukuran indeks iritasi primer emulgel dan sifat

iritannya…........................................................................................ 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur penampang kulit .............................................................. 11

Gambar 2. Mekanisme reaksi antara DPPH dengan antioksidan.................... 22

Gambar 3. Struktur molekul polysorbate 80 ................................................... 25

Gambar 4. Struktur molekul carbopol............................................................. 27

Gambar 5. Lempeng KLT diamati dengan sinar biasa dan UV....................... 45

Gambar 6. Spektrum perbandingan panjang gelombang antara ekstrak teh

hijau dengan katekin hidrat........................................................... . 48

Gambar 7. Reaksi antara katekin dengan DPPH.............................................. 49

Gambar 8. Kurva hubungan antara konsentrasi (µg/ml) dengan peredaman

radikal bebas (%) pada vitamin C dan pada ekstrak teh hijau

sebagai larutan pembanding ........................................................... 50

Gambar 9. Struktur senyawa polifenol dalam teh hijau.................................. 52

Gambar 10. Pengenceran emulgel dengan akuadest ....................................... 57

Gambar 11. Pewarnaan emulgel dengan methylen blue................................... 59

Gambar 12. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon daya

sebar emulgel anti-aging ekstrak teh hijau .................................. 62

Gambar 13. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon viskositas

emulgel anti-aging ekstrak teh hijau............................................ 66

Gambar 14. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon pergeseran

viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau........................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

Gambar 15. Grafik distribusi ukuran partikel droplet emulsi dalam emulgel anti-

aging ekstrak teh hijau................................................................... 73

Gambar 16. Uji iritasi pada kulit kelinci.......................................................... 75

Gambar 17. Contour Plot daya sebar emulgel anti-aging ekstrak teh hijau.... 77

Gambar 18. Contour Plot viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau..... 78

Gambar 19. Contour Plot pergeseran viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh

Hijau............................................................................................. 79

Gambar 20. Contour Plot Superimposed emulgel anti-aging ekstrak teh

hijau.............................................................................................. 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Daya Antioksidan.................................................................. 86

Lampiran 2. Data Sifat Fisis dan Stabilitas Emulgel ....................................... 88

Lampiran 3. Data pH Emulgel ......................................................................... 90

Lampiran 4. Persamaan Simplex Lattice Design............................................. 91

Lampiran 5. uji F .............................................................................................. 98

Lampiran 6. Data uji mikromeritik emulgel..................................................... 107

Lampiran 7. Data uji Iritasi Primer .................................................................. 112

Lampiran 8. Perbandingan Komposisi Basis pada Kriteria Penerimaan Masing-

Masing Sifat Fisis Gel.................................................................. 114

Lampiran 9. Kuisioner subjective assessment.................................................. 117

Lampiran 10. Foto emulgel anti-aging ekstrak teh hijau................................. 124

Lampiran 11. Hasil pemeriksaan ekstrak teh hijau.......................................... 125

Lampiran 12. Dokumentasi.............................................................................. 125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

A. LATAR BELAKANG

Penuaan merupakan suatu proses alamiah yang secara normal terjadi di dalam

tubuh dan merupakan suatu episode kehidupan yang tak terelakkan. Seperti halnya

gigi dan mata, kulit merupakan organ yang bisa berubah karena usia dan karena

faktor lain, dan hal itu mudah diamati. Tingkat perubahannya bervariasi pada

perorangan maupun pada bagian tubuh yang bersangkutan. Dahulu proses menua

dianggap wajar dan tidak mungkin dihindarkan karena berlangsung alami. Namun,

seiring dengan kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran, saat

ini proses menua telah diketahui bukan hanya sebagai akibat usia atau pengaruh

genetik melainkan oleh faktor serangan beberapa radikal bebas. Akibatnya tubuh

tidak dapat bertahan terhadap kerusakan atau memperbaiki kerusakan jaringan itu

(Mitsui, 1997).

Proses penuaan kulit disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan

faktor ekstrinsik. Penuaan kulit karena faktor intrinsik dilatarbelakangi faktor genetik

dari individu dan diakibatkan oleh usia yang tidak dapat dihindari. Penuaan kulit

karena faktor ekstrinsik terjadi akibat adanya faktor luar seperti sinar matahari,

merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan dan kekurangan nutrisi. Proses penuaan

kulit yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik dapat menyebabkan penuaan dini.

Kelainan yang tejadi pada penuaan dini berupa kulit kering dan kasar, kulit berkerut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

muncul noda-noda hitam pada kulit, kulit kusam, dan tidak bercahaya. Hal ini terjadi

karena adanya radikal bebas (Baumann, 2002).

Banyak upaya dilakukan untuk mencegah penuaan dini pada kulit yang

disebabkan oleh radikal bebas, diantaranya dengan menggunakan teh hijau. Teh hijau

mengandung antioksidan yaitu polifenol dan derivat flavan atau secara umum juga

disebut derivat katekin. EGCG (epigalokatekin galat) dan quercetin merupakan

antioksidan kuat dengan kekuatan 100 kali lebih, tinggi dari vitamin C dan 25 kali

vitamin E yang juga merupakan antioksidan potensial, sebagai penyegar kulit dan

mengatur keseimbangan radikal bebas. Adanya kandungan senyawa polifenol berupa

katekin ini yang memberikan aktivitas antioksidan sehingga dapat mengurangi

kerusakan sel dan proses penuaan dini menjadi lebih lambat (Fulder, 2004).

Ekstrak teh hijau juga dapat digunakan sebagai antipenuaan dini dengan

konsentrasi 5-10% (Anonim, 2002). Secara empiris untuk menghambat penuaan dini

dapat digunakan 3 gram daun teh hijau yang diseduh dengan 150 ml air mendidih,

didiamkan dalam keadaan tertutup sampai dingin dan disaring kemudian digunakan

untuk membasuh wajah (Mursito, 2000). Cara-cara tersebut dirasakan kurang praktis,

khususnya bagi masyarakat yang memiliki aktifitas cukup padat, karena itu dibuat

suatu sediaan topikal yang didesain untuk penggunaan lokal pada kulit secara lebih

praktis dan lebih efektif. Ada berbagai macam bentuk sediaan topikal, antara lain

lotion, cream, gel dan emulgel. Kelebihan gel yaitu dapat memberikan rasa dingin di

kulit dengan adanya kandungan air yang cukup tinggi sehingga nyaman digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

(Mitsui, 1997). Adanya sistem emulsi dalam bentuk sediaan emulgel, maka akan

memberikan penetrasi tinggi di kulit. Atas dasar kelebihan dari emulsi dan gel

tersebut maka dibuat sediaan emulgel.

Pada sediaan emulgel terdapat sistem emulsi dan gel. Pada sistem emulsi

terdapat dua fase yang tidak saling campur sehingga emulsifying agent yang

digunakan dalam sistem emulsi akan mempengaruhi sifat fisik dan kestabilannya.

Dalam penelitian ini digunakan tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent.

Penggunaan tween 80 dan span 80 secara bersamaan akan meningkatkan sifat fisik dan

stabilitas emulgel yang dihasilkan. Kombinasi emulsifying agent dapat dilakukan untuk

mencapai HLB yang diinginkan. Kombinasi emulsifying agent akan mempengaruhi

sifat fisik dan kestabilan sistem emulsi.

Pada penelitian ini akan dilakukan optimasi emulsifiying agent pada sediaan

emulgel yang menggunakan tween 80 dan span 80, menggunakan basis gel carbopol,

yang berasal dari polimer sintesis dengan berat molekul yang tinggi dari ikatan silang

asam akrilat dengan alil eter (Stephenson, 2000). Sebagai bahan utama digunakan

ekstrak teh hijau dengan konsentrasi 5 %.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah ekstrak teh hijau dapat dibuat menjadi sediaan emulgel yang stabil

secara fisik dan tidak memberikan efek iritasi primer ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

2. Bagaimana profil sifat fisik dan stabilitas emulgel anti-aging ekstrak teh

hijau (Camellia sinensis (L.)O.K.) dengan berbagai variasi komposisi

emulsifying agent tween 80 dan span 80 ?

3. Pada range komposisi optimum berapakah span 80 dan tween 80

menghasilkan sediaan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis

(L.)O.K.) yang dikehendaki?

C. KEASLIAN PENELITIAN

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang

formulasi sediaan emulgel ekstrak teh hijau yang digunakan sebagai emulgel anti-

aging dengan emulsifying agent Polysorbate 80 dan Span 80 belum pernah dilakukan.

D. TUJUAN PENELITIAN

a. Tujuan umum

Memproduksi sediaan emulgel ekstrak teh hijau yang stabil secara fisik.

b. Tujuan khusus

§ Mengetahui apakah ekstrak teh hijau dapat dibuat menjadi sediaan

emulgel yang stabil secara fisik dan tidak memberikan efek iritasi primer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

§ Untuk mengetahui profil sifat fisik dan stabilitas emulgel anti-aging

ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L.)O.K.) dengan berbagai variasi

komposisi emulsifying agent tween 80 dan span 80.

§ Mengetahui range optimum emulsifying agent pada counter plot dengan

metode Simplex Lattice Design terhadap sifat fisik emulgel.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan tentang bentuk sediaan emulgel yang berasal dari bahan

alam.

2. Manfaat metodologis

Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian mengenai penggunaan

metode Simplex Lattice Design dalam formulasi emulgel anti-aging ekstrak teh

hijau.

3. Manfaat praktis

Mengetahui range komposisi formula optimum dari profil respon sifat fisik

emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L)O.K.) dengan

emulsifying agent tween 80 dan span 80.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Teh

Klasifikasi

Devisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)

Sub devisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)

Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)

Sub kelas : Guttiferales (Clusiales)

Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)

Genus (marga) : Camellia

Spesies (jenis) : Camellia sinensis

Varietas : Assamica

Sinonim : Camellia bohea Griff, C. sinensis (L) O.K., C. theifera Dyer.,

Thea sinensis L,. T. asamica Mast, T. cochinchinensis

Lour., T. cantoniensis Lour., T. chinensis Sims., T. viridis L.

(Tuminah,

2004)

1. Klasifikasi teh

Teh dapat dikelompokkan dalam tiga jenis berdasarkan

pengolahannya, yaitu teh hijau (tidak difermentasi), teh oolong

(semifermentasi), dan teh hitam (fermentasi penuh) (Syah, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Teh hijau dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidasenya di

dalam daun teh segar. Metode inaktivasi enzim polifenol oksidase teh hijau

dapat dilakukan melalui pemanasan (udara panas) yaitu memanaskan daun

yang sudah kering dan penguapan (steam /uap air) dimana daun teh segar yang

masih baru dipetik diuapkan sebentar kemudian dikeringkan. Kedua metode

ini berguna untuk mencegah tejadinya oksidasi enzimatis katekin (Fulder,

2004).

Teh hitam dibuat dengan cara memfermentasikan daun teh, yang

sebelumnya sedikit dikeringkan dengan udara hangat, dilayukan dan digiling

di bawah pengaruh panas yaitu melalui oksidase katekin dalam daun segar

dengan katalis polifenol oksidase atau yang disebut dengan fermentasi. Proses

fermentasi ini dihasilkan dalam oksidasi polifenol sederhana, ya itu katekin teh

diubah menjadi molekul yang lebih kompleks dan pekat sehingga memberi

ciri khas teh hitam, yaitu berwarna kuat dan tajam (Syah, 2006).

Teh oolong diproses melalui pemanasan daun dalam waktu singkat

setelah penggulungan, oksidasi terhenti dalam proses pemanasan, sehingga teh

oolong disebut dengan teh semifermentasi. Karakteristik teh oolong berada

diantara teh hitam dan teh hijau (Syah, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

2. Kandungan kimia (Syah, 2006)

Bahan-bahan kimia dalam daun teh dapat digolongkan manjadi empat

kelompok besar, yaitu substansi fenol, substansi bukan fenol, substansi

penyebab aroma dan enzim.

a. Substansi fenol

1) Katekin (polifenol)

Katekin merupakan senyawa dominan dari polifenol teh hijau yang

merupakan senyawa larut dalam air, tidak berwarna dan memberikan

rasa pahit, tidak bersifat menyamak dan tidak berpengaruh buruk

terhadap pencernaan makanan, katekin teh bersifat antimikroba

(bakteri, virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat penbuluh

darah, melancarkan sekresi air seni dan menghambat pertumbuhan

sel kanker.

Katekin dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu proantocyanidin

dan polyester. Katekin teh hijau tersusun sebagian besar atas

senyawa-senyawa katekin, epikatekin, galokatekin, epigalokatekin,

galokatekin ga lat dan epigalokatekin galat. Kandungan teh hijau

bervariasi menurut cara pengolahannya. Kandungan katekin tertinggi

ada pada teh hijau, disusul teh oolong, dan teh hitam. Teh hijau

mengandung 16-30 % senyawa katekin, meskipun jumlah ini masih

dipengaruhi oleh cuaca (iklim), varietas jenis tanah, dan tingkat

kematangan daun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

2) Flavanol

Flavanol dalam teh meliputi quersetin, kaemferol, dan mirisetin.

Flavanol merupakan antioksidan alami yang mampu mengikat

logam.

b. Substansi bukan fenol

Substansi bukan fenol terdiri dari: 4 % karbohidrat, 6 % substansi

pektin, 3-4 % alkaloid seperti teofilin (1,3-dimetil xantin), teobromin

(3,7-dimetil xantin) dan kafein (1,3,7-trimetil xantin). Kafein dapat

berfungsi sebagai stimulan pada sistem CNS (Central Nervous System)

dalam sistem respiratori dan jantung. Kandungan teh hijau lainnya

adalah klorofil dan zat warna lain, protein dan asam-asam amino, asam

organik substansi resin, vitamin, substansi mineral (magnesium, kalium,

flour, natrium kalsium seng, mangan, tembaga, selenium).

c. Substansi penyebab aroma

Beberapa pendapat menyatakan bahwa aroma teh berasal dari glikosida

yang terurai menjadi gula sederhana dan senyawa beraroma. Pendapat

lain mengatakan aroma berasal dari oksidasi karotenoid yang

menghasilkan senyawa mudah menguap (aldehid dan keton tidak

jenuh).

d. Enzim

Invertase, amilase, β-glukosidase, oximetilase, protease dan

peroksidase.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3. Khasiat dan guna

Teh hijau mempunyai berbagai macam khasiat antara lain sebagai anti

kanker (mencegah terjadinya kanker perut, kanker payudara, kanker

kandungan, kanker prostat, kanker rongga mulut, antimikroba dan antibakteri),

mencegah karies gigi, antidiabetes, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah

penuaan dini (anti-aging), mengobati diare dan mencegah osteoporosis.

Penelitian ini menitik beratkan pada fungsi teh hijau sebagai pencegah

penuaan dini (anti-aging) yang telah lama dibuktikan oleh masyarakat secara

empiris yaitu dengan menggunakan 3 gram daun teh hijau yang diseduh

dengan 150 ml air mendidih, didiamkan dalam keadaan tertutup sampai dingin

dan disaring kemudian digunakan untuk membasuh wajah (Mursito, 2000)

B. Kulit

1. Struktur kulit

Kulit merupakan organ terluas yang menutupi seluruh permukaan tubuh.

Kulit memiliki kekakuan yang bervariasi di setiap bagian yang berbeda. Daerah

yang paling kaku dan tebal adalah telapak kaki dan telapak tangan serta sela-

sela jari. Kulit menjadi lebih tipis dan berkeriput pada usia tua dan kelihatan

kekuningan bahkan keabu-abuan, sering disebut penuaan kulit. Pada kulit

wajah, sel-selnya sangat tipis, sehingga memungkinkan sediaan kosmetik dapat

berpenetrasi (Young, 1972).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari pengaruh luar baik secara

fisik maupun imunologik. Kulit juga berperan penting dalam interaksi antar

individu dengan lingkungan, karena merupakan indera yang sensitif terhadap

sentuhan yang kadang membuat perasaan emosional (Rawling, 2002).

Kecantikan kulit dipengaruhi oleh keadaan keratinisasi (pigmentasi lebih

gelap) pada permukaan sel, aktivitas kelenjar sekresi, dan keadaan jaringan

lemak. Kelembaban kulit yang rendah menyebabkan kulit kering, kasar, dan

tidak menarik. Pada tingkatan yang lebih buruk menyebabkan kulit pecah-

pecah dan mudah teriritasi (Rawling, 2002).

Gambar 1. Penampang kulit manusia (Anonim, 2007a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

2. Fungsi umum kulit

a. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Sebagai respon dari suhu lingkungan yang tinggi atau latihan yang sangat

berat, produksi dari kelenjar lemak akan membantu untuk menurunkan suhu

tubuh kembali ke normal. Perubahan aliran darah ke kulit juga merubah sifat

jaringan dan membantu mengatur suhu tubuh.

b. Proteksi

Kulit menutupi tubuh dan merupakan barier atau rintangan fisik yang

melindungi jaringan di bawahnya dari abrasi fisik, invasi bakteri, dehid rasi

dan radiasi ultraviolet.

c. Pengindera (sensori)

Kulit terdiri dari berbagai ujung saraf dan reseptor yang menerima rangsang

suhu, sentuhan, tekanan dan sakit.

d. Ekskresi

Kulit mengatur suhu tubuh tidak hanya dengan mengeluarkan keringat,

tetapi juga dengan ekskresi sisa-sisa metabolisme tubuh, misalnya air, garam

dan beberapa senyawa organik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

e. Pembentukkan vitamin D

Kulit dapat membentuk vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksikolesterol

dengan bantuan sinar matahari. Namun produksi ini masih lebih rendah dari

kebutuhan tubuh, maka diperlukan vitamin D dari luar melalui makanan.

f. Imunitas

Beberapa sel tertentu dari epidermis merupakan komponen yang penting

untuk imunitas, mempunyai kemampuan untuk memerangi penyakit dengan

membentuk antibodi.

g. Pembentukkan pigmen

Sel pembentuk pigmen kulit terletak di lapisan basal epidermis. Jumlah

melanosit serta jumlah dan besar melanin yang terbentuk menentukan warna

kulit. Paparan sinar matahari mempengaruhi produksi melanin, jika paparan

sinar matahari bertambah maka produksi melanin akan meningkat.

h. Keratinisasi

Lapisan epidermis kulit orang dewasa mempunyai tiga jenis sel utama:

keratinosit, melanosit, dan sel langerhans. Proses keratinisasi dimulai dari

sel basal menjadi sel tanduk berlangsung selama 14-21 hari. Proses ini

berlangsung terus dan berguna untuk rehabilitasi kulit agar dapat

melaksanakan fungsinya dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

i. Absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan maupun benda padat.

Tetapi cairan yang mudah menguap mungkin lebih diserap kulit, begitu pula

zat yang larut dalam minyak. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh

tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme, dan jenis

pembawa zat yang menempel pada kulit.

Bermacam-macam senyawa dapat diabsorbsi melalui kulit. Ada 2

macam jalur absorpsi, yang pertama melalui epidermis dan yang kedua

melalui kelenjar sebaseus dari folikel rambut. Steroid seperti hormon wanita,

hormon pria, dan adrenokortikosteroid dan senyawa-senyawa yang larut

dalam lemak seperti vitamin A, D, E, K diabsorbsi melalui kulit. Tetapi

senyawa-senyawa yang larut dalam air tidak mudah diabsorbsi karena

adanya barier untuk air dan zat-zat yang larut dalam air, barier ini dibentuk

oleh lapisan tanduk. Kelarutan suatu senyawa dalam lemak, umur seseorang,

suplai darah ke kulit, komposisi air pada lapisan tanduk, derajat kerusakan

lapisan tanduk dan kelembaban merupakan hal-hal yang mempengaruhi

absorpsi transdermal.

j. Ekspresi emosi

Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu

berfungsi sebagai alat untuk menyatakan emosi yang terdapat dalam jiwa

manusia (Tortora dan Angnostakos, 1990).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

C. Penuaan kulit

Sebagai selubung tubuh, kulit merupakan tameng utama menghadapi

ancaman kondisi luar tubuh, sinar ultraviolet salah satunya. Sinar ultravio let (UV)

dan radikal bebas ini memang sering dianggap menjadi faktor utama penuaan dini

alias premature aging. Tak heran kulit yang menua secara dini banyak dijumpai

pada bagian tubuh yang terbuka, seperti wajah, lengan dan kaki.

Kulit berubah mengikuti usia seseorang. Walaupun proses penuaan tidak

dapat dielakkan, pemahaman tentang proses penuaan yang terjadi di kulit sangat

penting. Paparan sinar matahari dipercaya akan mempercepat proses perubahan

kulit. Penuaan akan dapat dipercepat lagi oleh radikal bebas yang berada di sekitar

kita. Diantara tanda-tanda penuan kulit yang dapat terlihat , yaitu kulit terlihat

kering, kasar, kendur dan kehilangan elastisitasnya, terdapat bercak atau noda

coklat kehitaman, keriput, adanya regangan kulit, timbul lipatan pada leher, dan

garis-garis ketuaan di wajah (Baumann, 2002). Kelainan yang terjadi pada

penuaan dini berupa kulit kering, kulit berkerut, muncul noda-noda hitam pada

kulit karena kerusakan protein dan asam amino yang merupakan struktur utama

kolagen dan elastin, dilanjutkan dengan kerusakan pembuluh darah kulit dan

menimbulkan pigmentasi kulit, kulit kusam, dan tidak bercahaya. Hal ini terjadi

karena adanya radikal bebas (Hermani, 2005).

Dari penelitian Jae Kyung No, dkk. diketahui teh hijau mempunyai daya

hambat tirosinase yang kuat. Telah dikatakan salah satu ciri kulit aging adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

adanya noda hitam (pigmentasi), tirosinase merupakan enzim utama dalam

pembentukan melanin (Avanti, 2002).

Tirosinase berperan dalam mengkatalisis tiga reaksi yang berbeda dalam

pembentukan melanin (melanogenesis), yaitu hidroksilasi tirosin menjadi

dihidroksifenilalanin (DOPA), oksidasi DOPA menjadi dopakuinon dan oksidasi

dihidroksiindol (DHI) menjadi indolkuinon. Hambatan pada pembentukan

ataupun aktivitas enzim ini akan menyebabkan pigmen melanin berkurang atau

tidak terbentuk, sehingga noda hitam tidak terbentuk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan kulit adalah (Tortora, 1990):

1. Faktor eksternal

a. Sinar matahari

Pajanan sinar matahari dapat menimbulkan berbagai derajat kerusakan pada

kulit dan akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penuaan kulit. Derajat

kerusakan tergantung dari lamanya paparan serta dosis penyinaran yang

diterima.

b. Kelembaban udara

Kelembaban udara yang rendah akan mempercepat penguapan air dari kulit

dan menyebabkan kulit menjadi kering sehingga proses menua dipercepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

c. Radikal bebas

Radikal bebas yaitu suatu molekul oksigen dengan atom yang ada orbit

terluarnya memiliki elektron yang tidak berpasangan. Akibat dari kehilangan

pasangannya itu, elektron menjadi tidak stabil, liar dan radikal. Akibatnya

selalu berusaha mencari pasangan elektron, tetapi dengan cara yang radikal,

yaitu merebut elektron dari molekul lain. Radikal bebas ini berakibat

destruktif bagi melekul sel lain yang elektronnya dirampas. Aksi

perampasan elektron itu menimbulkan reaksi berantai sehingga radikal bebas

terakhir semakin banyak. Radikal bebas merusak molekul makro

pembentuk sel, yaitu protein, karbohidrat (polisakarida), lemak, dan

deoxyribo nucleic acid (DNA). Akibatnya, sel menjadi rusak, mati, atau

bermutasi. Peristiwa itu menjadi salah satu penyakit degeneratif seperti

kanker dan penuaan sel. Pada sel kulit, misalnya radikal bebas akan merusak

senyawa lemak dan membran sel. Lalu, kulit kehilangan ketegangannya

(turgor), dan muncullah keriput.

Selain lahir dari proses metabolisme, radikal bebas juga muncul pada setiap

kejadian pembakaran, misalnya merokok, memasak, juga aktivitas

pembakaran bahan bakar pada mesin dan kendaraan bermotor. Ketika sinar

ultraviolet mengenai suatu benda terus menerus, elektron atom benda

tersebut akan meloncat dari orbitnya, dan terciptalah radikal bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

2. Faktor internal.

a. Faktor hormonal

Proses menua fisiologik lebih jelas terlihat pada wanita yang memasuki

klimakterium atau menopause. Pada masa itu fungsi ovarium menurun,

menyebabkan estrogen berkurang. Akibatnya akan terjadi atrofi sel epitel

vagina, kekeringan dan penurunan elastisitas kulit.

b. Faktor keturunan (genetik)

Di mana kondisi kulit orang-orang tertentu mempunyai kecenderungan

untuk mengalami penuaan lebih awal, seperti kerut dan uban.

c. Rasial

Ras terbagi menjadi beberapa macam. Masing-masing mempunyai struktur

kulit yang berbeda, terutama struktur kulit yang berperan di dalam sistem

pertahanan tubuh terhadap lingkungan, misalnya pigmen melanin. Pada ras

kaukasia lebih mudah terjadi gejala kulit menua dini dan lebih mudah timbul

lesi prakanker atau kanker kulit dibandingkan ras kulit berwarna.

d. Psikis

Timbulnya stres psikis yang terus menerus dapat menyebabkan kulit tampak

lebih tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Kelainan yang terjadi pada proses penuaan:

1. Kulit kering dan kasar (xerosis cutis)

Kulit kering ditandai dengan adanya kemerahan, sisik-sisik dan retak-

retak yang halus. Kulit kering terjadi karena kekurangan lemak kulit atau

kandungan air. Di dalam lapisan tanduk terdapat faktor pelembab alami yang

dapat mengatur kadar air dalam kulit. Kulit normal bila lapisan atas kulit ari

mengandung air + 13%. Bila kadar air tersebut kurang dari 10 %, maka kulit

akan terasa kering.

2. Kulit berkerut dan longgar (Wrinkle, laxity)

Kulit berkerut dan longgar/kendur serta garis kulit menjadi lebih jelas

adalah merupakan proses penuaan. Keadaan ini disebabkan karena perubahan

serabut kolagen dan serabut elastin yang menjaga kelenturan kulit berubah

menjadi kaku, tidak lentur sehingga kehilangan elastisitasnya.

3. Bercak ketuaan/pigmentasi (mottled pigmentation)

Bercak tersebut dapat berupa noda yang merata (melasma) atau noda

setempat yang dikenal sebagai frekle.

4. Tumor kulit

Tumor kulit jinak tetapi mengganggu penampilan antara lain keratosis

seboroik, xanthelasma, keratosis aktinik dan lesi- lesi prakanker (Baumann,

2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

D. Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang

dapat memberikan elektronnya secara cuma-cuma kepada molekul radikal bebas

tanpa terganggu sama sekali dan dapat merusak reaksi berantai dari radikal bebas

(Hudson, 1990).

Antioksidan berdasarkan fungsinya dibedakan atas:

1. Antioksidan primer yang bekerja dengan cara mencegah terbentuknya radikal

bebas yang baru dan mengubah radikal bebas menjadi molekul yang tidak

merugikan. Sebagian besar zat fenolik, tiokoferol, alkil galat, BHA, BHT dan

glutation peroksidase.

2. Antioksidan sekunder yang berfungsi untuk menangkap radikal bebas dan

menghalangi terjadinya reaksi berantai, misalnya vitamin C, Vitamin E, beta

karoten.

3. Antioksidan tersier yang bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan yang

disebabkan oleh radikal bebas misalnya enzim metionin sulfoksidan reduktase

yang dapat memperbaiki DNA dalam inti sel.

4. Oxygen scavenger, antioksidan yang dapat mengikat oksigen sehingga tidak

mendukung reaksi oksidasi, misalnya vitamin C, askorbil palmitat.

5. Chelators, kerjanya mengikat logam yang mampu mengkatalisis rekasi

oksidasi, misalnya asam sitrat asam amino, ethylendiamin (Hudson, 1990).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat diukur dengan kemampuan

meredam radikal bebas. Dalam penelitian ini radikal bebas yang digunakan adalah

DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil atau α,α-difenil-β-pikrilhidrazil). DPPH adalah

merupakan suatu senyawa radikal bebas yang stabil. Prinsipnya adalah reaksi

penangkapan hidrogen dari antioksidan oleh radikal bebas DPPH yang berwarna

ungu dan dirubah menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning

stabil. Sebaliknya senyawa DPPH kehilangan H akan menjadi radikal baru yang

reaktif. Suatu senyawa dapat digunakan sebagai radikal bebas yang bermanfaat,

apabila setelah bereaksi dengan radikal bebas akan menghasilkan radikal baru

yang stabil atau senyawa bukan radikal (Molyneux, 2004).

Antioksidan dinyatakan aktif bila menghambat radikal bebas lebih dari 80

%, dinyatakan sedang bila menghambat radikal bebas 50-80 % dan dinyatakan

tidak aktif bila menghambat radikal bebas kurang dari 50 %.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Reaksi antara DPPH sebagai radikal bebas dengan antioksidan:

O2N

NO2

HN

NO2

N

O2N

NO2

N

NO2

N+ AH

1,1-difenil-2-pikrilhidrazil antioksidan 1,1difenil-2-pikrilhidrazin

Gambar 2. Mekanisme reaksi antara DPPH dengan antioksidan

Nilai IC50 (Inhibiton Concentration 50) adalah konsentrasi antioksidan

(µg/ml) yang mampu menghambat 50 % radikal bebas. Nilai IC50 diperoleh dari

perpotongan garis antara 50 % daya hambatan dengan sumbu konsentrasi,

kemudian dimasukkan ke persamaan Y = a + bx dimana Y = 50 dan nilai X

menunjukkan IC50 (Yen, 1995).

Antioksidan bekerja menangkap radikal bebas yang ada dalam kulit.

Molekul antioksidan berfungsi sebagai sumber hidrogen labil yang akan berikatan

dengan radikal bebas. Dalam proses tersebut, antioksidan mengikat energi yang

akan digunakan untuk pembentukan radikal bebas baru sehingga reaksi oksidasi

berhenti. Antioksidan “mengorbankan dirinya” untuk teroksidasi oleh radikal

bebas sehingga melindungi protein atau asam amino penyusun kolagen dan elastin

(Anonim, 2006 ).

+ A •

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

E. Emulgel

Emulgel atau gel emulsi merupakan gel yang mengandung emulgator

lipofil. Sifat yang mencolok dari basis yang mengandung emulgator lipofil adalah

kemampuan menarik air yang besar, karena itu dinyatakan sebagai basis absorpsi.

Sistem emulsi dari jenis A/M terdiri dari salep hidrokarbon, hidrofob, salap

trigliserida, sediaan hidrofil (M/A, salap polietilen glikol dan salap hidrogel).

Basis absorpsi dapat memberikan efek berlemak dan memberikan efek penutup

kulit, pernafasan kulit dipengaruhi oleh penggunaan dasar hidrofob. Sistem yang

mengandung air memiliki kemampuan menyebar yang baik, mudah dioleskan

(Voigt, 1995). Emulgel dibuat dengan mencampurkan emulsi dan gelling agent

dengan perbandingan tertentu. Syarat sediaan emulgel sama seperti syarat untuk

sediaan gel, yaitu untuk penggunaan dermatologi harus mempunyai syarat sebagai

berikut ; tiksotropik, berlemak, mempunyai daya sebar yang mudah melembutkan,

dapat bercampur dengan beberapa zat tambahan (Magdy, 2004).

F. Emulsifying Agent

Emulsi merupakan suatu sistem heterogen yang minimal terdiri dari satu

macam cairan yang tidak saling campur yang dapat terdispersi ke dalam cairan

lain dalam bentuk droplet atau globules yang biasanya berdiameter lebih dari 0,1

µm. Emulsi juga dapat didefinisikan sebagai campuran yang tidak stabil dari dua

cairan yang tidak saling campur secara termodinamika dengan suatu emulsifying

agent yang mengikat kedua jenis cairan tersebut (Allen, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Suatu emulsi terdiri dari fase dispers (fase internal atau discontinuous

phase), medium dispers (fase eksternal atau continuous phase), dan komponen

ketiga yang diketahui sebagai emulsifying agent. Diameter globules fase dispers

pada umumnya berada dalam rentang 0,1 – 10 µm meskipun ada beberapa yang

lebih kecil dari 0,01 µm dan lebih besar dari 100 µm (Allen, 2002).

Emulsifying agent adalah surfaktan yang mengurangi tegangan antar

muka antara minyak dan air, meminimalkan energi permukaan dari droplet yang

terbentuk (Allen, 2002). Emulsifying agent merupakan suatu molekul yang

mempunyai rantai hidrokarbon nonpolar dan polar pada tiap ujung rantai

molekulnya. Emulsifying agent akan dapat menarik fase minyak dan fase air

sekaligus dan emulsifying agent akan menempatkan diri berada di antara kedua

fase tersebut. Keberadaan emulsifying agent akan menurunkan tegangan

permukaan fase minyak dan fase air (Friberg dkk, 1996).

Penggunaan campuran dua macam emulsifying agent biasanya lebih stabil

dibanding penggunaan emulsifying agent tunggal dengan menjumlahkan HLB

secara langsung. Emulsifying agent dapat dicampurkan dengan perbandingan dan

proporsi yang sesuai (Allen, 2002).

Emulsifying agent bekerja dengan membentuk film atau lapisan di

sekeliling butir – butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar

mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispers (Anief, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Penelitian ini digunakan emulsifying agent yang bersifat hidrofil, karena zat aktif

yang ditambahkan bersifat hidrofil.

1. Polysorbate 80

Gambar 3. Struktur molekul polysorbate 80 (Anonim, 2007b)

Polysorbate 80 merupakan ester oleat dari sorbitol di mana tiap molekul

anhidrida sorbitolnya berkopolimerisasi dengan 20 molekul etilenoksida

(anhidrida sorbitol : etilenoksida = 1:20). Polysorbate 80 berupa cairan kental

berwarna kuning muda sampai kuning sawo (Anonim, 1993), berbau karamel

yang dapat menyebabkan pusing (Greenberg, 1954), panas dan kadang-kadang

pahit (Anonim, 1993).

Polysorbate digunakan sebagai emulsifying agent pada emulsi topikal tipe

minyak dalam air, dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada emulsi

minyak dalam air, dan untuk menaikkan kemampuan menahan air pada salep,

dengan konsentrasi 1-15% sebagai solubilizer. Polysorbate 80 digunakan secara

luas pada kosmetik sebagai emulsifying agent (Smolinske, 1953).

Polysorbate 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P dan

etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Anonim, 1993), tidak larut dalam

alkohol polihidrik (Greenberg, 1954). Polysorbate 80 mempunyai titik lebur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

berada pada suhu 5°-6°C, nilai pH 6.0-8.0, dan stabil dalam larutan dengan pH 2-

12 (Greenberg, 1954). Polysorbate 80 digunakan sebagai emulsifier pada krim

dan lotion, pelarut minyak esensial dalam air (Greenberg, 1954).

2. Span 80

Span 80 mempunyai nama lain sorbitan monooleat. Pemeriannya berupa

warna kuning gading, cairan seperti minyak kental, bau khas tajam, terasa lunak.

Kelarutannya tidak larut tetapi terdispersi dalam air, bercampur dengan alkohol,

tidak larut dalam propilenglikol, larut dalam hampir semua minyak mineral dan

nabati, sedikit larut dalam eter. Berat jenis pada 20oC adalah 1 gram. Nilai HLB

4,3. Viskositas pada 25oC adalah 1000 cps (Smolinske, 1992).

Penyiapan berupa campuran dari sorbitol terester sebagian dengan mono

dan dianhidrida asam oleat. Digunakan dengan cara sama seperti ester sorbitan,

seperti span 20 tetapi lebih lipofilik dari span 20, berguna untuk membuat krim

tipe A/M, bagian kecil dari tween 60 atau tween 80 dapat ditambahkan untuk

mengurangi viskositas dan membantu pembentukan emulsi, sehingga tidak perlu

menggunakan homogenizer atau mill sampai konsistensinya 10%, dapat

dimasukkan dalam basis tipe parafin untuk membentuk basis tipe anhidrat yang

mampu menyerap sejumlah besar air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

G. Carbopol

Carbopol merupakan polimer sintesis dari kelompok acrylic polymers

yang membentuk rantai silang dengan polyalkenyl ether (Zatz dan Kushla, 1996).

Struktur molekul carbopol sebagai berikut :

C

H

H

C

H

COOH n

Gambar 4. Struktur molekul carbopol

Carbopol digunakan sebagai suspending agent pada konsentrasi sampai

0,4% dan basis gel (Anonim, 1999; Weiner dan Bernstein, 1989). Selain itu,

carbopol dapat menstabilkan emulsi dengan mengentalkan fase kontinyu sehingga

mengurangi creaming dan coalescence atau dengan berfungsi sebagai emulsifier

pada konsentrasi kurang dari 1% (Barry, 1993; Zatz dan Kushla, 1996). Carbopol

sensitif terhadap garam sehingga emulsi polimer yang terbentuk akan pecah ketika

diaplikasikan pada kulit dan memberikan lapisan minyak pada permukaan kulit.

Lapisan minyak ini tidak akan diemulsikan kembali ketika bersentuhan dengan air

sehingga akan melekat pada kulit (Zatz dan Kushla, 1996). Carbopol tidak toksik,

tidak mensentisasi, dan tidak mempengaruhi aktivitas biologi obat tertentu (Barry,

1983).

Carbopol ® 940 memiliki sifat pengental yang baik pada konsentrasi tinggi

serta menghasilkan gel yang jernih, sangat cocok digunakan pada kosmetik dan

sediaan topikal (Anonim, 2006b). Larutan carbomer memiliki sifat alir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

pseudoplastic, yaitu viskositas menurun seiring dengan kecepatan pencampuran

yang meningkat (Zatz dan Kushla, 1996).

H. Mikromeritik

Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Dalam

bidang kefarmasian ada informasi yang perlu diperoleh dari partikel yaitu bentuk

dan luas permukaan partikel serta ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel

(Martin dan Cammarata,1993). Data tentang ukuran partikel diperoleh dalam

diameter partikel dan distribusi diameter partikel, sedangkan bentuk partikel

memberi gambaran tentang luas permukaan spesifik partikel dan texture-nya

(kasar atau ha lus permukaan partikel) (Martin dan Bustamante, 1993).

Ukuran partikel merupakan diameter rata-rata partikel dari suatu sampel.

Umumnya sifat sampel adalah polydisperse (heterogen) bermacam-macam

diameter dengan range atau rentang yang lebar. Sampel dengan ukuran partikel

yang sama disebut monodisperse tetapi sangat jarang ditemukan sampel yang

monodisperse. Dalam mikromeritik ada dua metode dasar untuk mengetahui

ukuran partikel yaitu metode mikroskopik dan metode pengayakan (Martin dan

Cammarata,1993).

Metode mikroskopik merupakan metode sederhana yang hanya

menggunakan satu alat yaitu mikroskop yang bukan merupakan alat yang rumit

dan memerlukan penanganan khusus (Martin dan Bustamante, 1993). Kerugian

dari metode mikroskopik adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dua

dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada

perkiraan yang diperoleh untuk mengetahui ketebalan partikel dengan memakai

metode ini. Selain itu jumlah partikel yang harus dihitung sekitar 300-500 partikel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

agar mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari distribusi, sehingga metode ini

membutuhkan waktu dan ketelitian. Namun pengujian mikroskopik dari suatu

sampel harus selalu dilaksanakan bahkan jika digunakan metode analisis ukuran

partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partkel lebih dari satu

komponen seringkali bisa dideteksi dengan menggunakan metode mikroskopik

(Martin dan Cammarata,1993).

I. Metode Simplex Lattice Design

Metode Simplex Lattice Design merupakan salah satu metode yang dapat

digunakan untuk mendapatkan suatu formula optimum dari suatu campuran.

Dalam desainnya, jumlah total bagian komposisi campuran dibuat tetap, yaitu

sama dengan satu (Bolton, 1997).

Dalam pendekatan Simplex Lattice Design akan dihasilkan suatu

persamaan sebagai berikut Y = a(A) + b(B) + ab(A)(B)

Keterangan :

Y = Respon atau hasil penelitian

A = Kadar proporsi komponen A

B = Kadar proporsi komponen B

a, b, ab = Koefisien yang dihitung dari hasil percobaannya (Bolton, 1997).

Persamaan Simplex Lattice Design diatas untuk 2 komponen bisa

didapatkan dengan 3 percobaan. Total konsentrasi A dan B harus 100%.

Percobaan 1 menggunakan 100% komponen A, percobaan II menggunakan 100%

komponen B, serta percobaan III menggunakan 50% komponen A dan 50%

komponen B (Bolton, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Dari persamaan yang didapat maka dapat diprediksikan jumlah zat yang

terlarut pada campuran dengan komposisi tertentu, sehingga dapat digambarkan

profil antara campuran biner pelarut terhadap jumlah zat yang terlarut. Dari profil

tersebut, maka secara teoritis dapat diprediksi bahwa campuran pelarut dengan

beberapa bagian pelarut A dan beberapa bagian pelarut B dapat menghasilkan

jumlah zat terlarut secara optimal. Hasil secara teoritis ini perlu dicek dengan hasil

percobaan (Bolton, 1997).

J. Keterangan Empiris

Teh hijau bukan hanya sekedar minuman kesehatan tetapi juga bermanfaat

untuk menjaga kecantikan. Sejumlah penelitian secara epidemilogis dan

farmakologis menyebutkan bahwa ekstrak teh hijau memiliki pengaruh

antioksidan yang kuat. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa keempat

komponen polifenol teh: epigalokatekin galat, epikatekin galat, epigalokatekin,

dan epikatekin merupakan antioksidan penting yang terdapat dalam teh hijau.

Dengan kandungan antioksidan itu, teh hijau berpotensi sebagai penyegar kulit

dan pengatur keseimbangan radikal bebas yang bisa memperlambat proses

penuaan.

Secara tradisional, teh hijau sering digunakan untuk menghambat penuaan

dini dapat digunakan 3 gram daun teh hijau yang diseduh dengan 150 ml air

mendidih, didiamkan dalam keadaan tertutup sampai dingin dan disaring

kemudian digunakan untuk membasuh wajah (Mursito, 2000). Teh hijau

mengandung polifenol (katekin) 16-30% yang bersifat antimikroba (bakteri,

virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat penbuluh darah, melancarkan sekresi

air seni dan menghambat pertumbuhan sel kanker (Fulder, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Pada penelitian ini akan dibuat sediaan emulgel dari ekstrak teh hijau.

Pembuatan emulgel dilakukan dengan cara mencampurkan emulsi dan gel dengan

perbandingan tertentu. Sebagai basis gel digunakan Carbopol® 940 yang

merupakan polimer sintetik asam akrilat sebagai peningkat viskositas dan

pembentuk gelling agent. Span 80 dan tween 80 digunakan sebagai emulsifying

agent untuk menghasilkan emulsi yang stabil.

Parafin liquidum digunakan sebagai fase minyak yang bersifat oklusif,

sehingga dapat mencegah penguapan air dan dapat menghidrasi stratum corneum,

sehingga daya permeabilitas kulit meningkat dan membantu penetrasi.

Propilen glikol sebagai pelembab (humektan) untuk menarik air baik dari

udara yang lembab maupun dari lapisan dermis dari kulit, tergantung tingkat

kelembaban, sehingga mencegah kekeringan pada kulit, dan untuk membantu

kelarutan metil paraben dan propil paraben sebagai pengawet (Wilkinson, 1982).

Selain itu propilen glikol digunakan untuk mencegah kekeringan pada sediaan

emulgel dan untuk meningkatkan aktivitas surfaktan nonionik. Kombinasi Metil

paraben dan propil paraben menghasilkan efek sinergis dalam mencegah

pertumbuhan mikroorganisme karena bentuk sediaan emulgel mengandung

jumlah air yang banyak dan sangat menunjang pertumbuhan mikroba yang dapat

mempengaruhi stabilitas sediaan.

Emulgel merupakan salah satu hasil dari pengembangan formulasi. Bentuk

sediaan emulgel dipilih karena mempunyai beberapa keuntungan yaitu adanya

rasa dingin di kulit karena sistem matrik gel dan adanya sistem emulsi maka akan

memberikan penetrasi yang tinggi di kulit. Emulsifying agent pada sistem emulsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

di sediaan emulgel perlu dilakukan optimasi komposisi karena komposisi yang

optimum akan menghasilkan sediaan emulgel yang stabil secara fisik.

Dalam penelitian ini dilakukan optimasi formula emulgel anti-aging

tinjauan terhadap emulsifying agent tween 80 dan span 80 menggunakan metode

Simplex Lattice Design. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat

fisik dari dua campuran dan memprediksi sifat-sifat campuran tersebut pada

semua perbandingan (Bolton, 1997). Formula yang optimum dilihat dari sifat fisik

yaitu memiliki daya sebar dan viskositas yang baik dalam aplikasinya, dan

stabilitas emulgel selama penyimpanan. Dengan metode ini diharapkan dapat

menentukan range formula optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80

pada area contour plot Simplex Lattice Design. Komposisi emulsifying agent ini

diharapkan akan menurunkan tegangan antar muka minyak – air sehingga

memberikan sistem emulsi pada sediaan emulgel yang memenuhi kriteria

sehingga menghasilkan sifat fisik dan stabilitas yang dikehendaki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan

Simplex Lattice Design dan bersifat eksploratif, yaitu mencari formula emulgel

ekstrak teh hijau yang optimal yang dapat berfungsi sebagai sediaan anti-aging,

stabil dalam penyimpanan dan dapat diterima masyarakat.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : komposisi emulsifiying agent Tween 80 dan Span 80.

2. Variabel tergantung : sifat fisik meliputi viskositas, daya sebar dan stabilitas

fisik dari emulgel

3. Variabel pengacau terkendali : lama dan kecepatan pencampuran, dan lama

penyimpanan emulgel

4. Variabel pengacau tidak terkendali : suhu ruangan, cemaran debu dan

mikroorganisme.

C. Definisi operasional

1. Teh hijau adalah teh yang dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidase

di dalam daun teh segar yang berperan sebagai zat antioksidan.

2. Emulgel adalah sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi baik

berupa tipe minyak dalam air maupun berupa tipe air dalam minyak dan

gelling agent sebagai pembentuk gel dengan konsentrasi tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

3. Komposisi emulsifying agent adalah banyaknya Span 80 dan Tween 80 yang

digunakan dalam formula emulgel ekstrak teh hijau.

4. Emulsifying agent merupakan suatu senyawa yang dapat menurunkan tegangan

permukaan yang berada di antara dua cairan yang tidak saling campur sehingga

salah satu cairan dapat terdispersi di dalam cairan yang lainnya.

5. Daya sebar yang optimum adalah daya sebar gel dengan diameter penyebaran

dengan range diameter 3 cm – 5 cm.

6. Viskositas optimum adalah viskositas yang mempunyai nilai berkisar antara

190 dPa.s sampai 250 dPa.s.

7. Pergeseran viskositas optimum adalah selisih viskositas emulgel setelah

disimpan selama 1 bulan (?2) pada suhu kamar dengan viskositas segera setelah

pembuatan yang telah dirata-rata (?1), dibandingkan dengan viskositas segera

setelah pembuatan. Pergeseran viskositas dihitung menurut rumus:

100%?

?-?

1

12 ×=asd viskosit ………………………………………………(1)

Pergeseran viskositas yang optimum dalam penelitian ini adalah = 5 %.

8. Komposisi optimum adalah range komposisi humektan yang menghasilkan

emulgel dengan daya sebar 3 cm – 5 cm, viskositas 190 dPa.s – 250 dPa.s, dan

pergeseran viskositas = 5 %.

9. Contour plot adalah profil respon daya sebar, viskositas, dan pergeseran

viskositas emulgel anti-aging

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

10. Contour plot superimposed adalah gabungan dari semua contour plot yang

dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya prediksi komposisi formula

optimum emulgel anti-aging.

D. Alat dan Bahan Penelitian

1. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPPH (kualitas p.a.),

metanol (kualitas p.a.), teh hijau (Camellia sinensis (L)O.K) (PT. Tritunggal

Artha Makmur), carbopol® 940 (PT. Ikapharmamindo putramas, farmasetis),

propilen glikol (Ikapharmamindo putramas, farmasetis), Tween 80 (PT.

Ikapharmamindo putramas, farmasetis), Span 80 (PT. Ikapharmamindo

putramas, farmasetis), liquid paraffin (PT. Ikapharmamindo putramas,

farmasetis), metil paraben (PT. Ikapharmamindo putramas, farmasetis), propil

paraben (PT. Ikapharmamindo putramas, farmasetis), aquadest, merah metal

P, natrium fluoroseina P, biru metal P, hijau malakit P, isopropanol P (PT.

Ikapharmamindo putramas, kualitas p.a.), silica gel GF254 , etil asetat,

metiletilketon P, dan asam format P.

2. Alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : gelas ukur (Iwaki

TE-32 Pirex® Japan Under lic.), bekker glass (Iwaki TE-32 Pirex® Japan

Under lic.), mixer (Cucina Philips® dan Power Supply IC Regulated model ad

01), magnetic stirrer timbangan analitik (Mettler Toledo GB 3002),

Spektrofotometer UV-Vis (Genesis 5), pipet tetes, penangas air, stopwatch

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

(Casio®), mikroskop (Olympus CH2-Japan), alat pHmeter elektrik seri VT 03

(Rion-Japan) kaca bulat berskala (alat uji daya sebar), dan Viscotester seri VT

04 (Rion-Japan).

E. Tata Cara Penelitian

1. Pengumpulan dan penyediaan bahan penelitian

Bahan utama yang digunakan untuk pene litian adalah ekstrak teh hijau

(Crodarom, Prancis ).

2. Pemeriksaan ekstrak daun teh hijau

Pemeriksaan ekstrak daun teh hijau dilakukan secara Kromatografi lapis

tipis (KLT). Ekstrak teh hijau buatan dan ekstrak teh hijau sampel serta

pewarna II LP (campuran yang terdiri dari merah metal P, natrium

fluoroseina P, biru metal P dan hijau malakit P sama banyak dalam

isopropanol P 0,05%) ditotolkan sebanyak 10µl pada fase diam silica gel

GF254. Eluasi dengan campuran etil asetat-metiletilketon P-asam format P-

air (50:30:10:10) dengan jarak lambat 15 cm setelah itu lempeng diangkat

dan dikeringkan. Diamati dengan sinar biasa 254 nm dan dengan sinar

ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan larutan aluminium klorida

1% dalam etanol LP, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet

366 nm (Depkes, 1980).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

3. Pemeriksaan Katekin

Pemeriksaan katekin pada teh hijau dilakukan dengan menggunakan

Spektrofotometer UV-VIS yaitu dengan membandingkan spektrum yang

dihasilkan oleh baku pembanding katekin dengan ekstrak teh hijau yang

mengandung katekin. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang

antara 266 - 280 nm, menggunakan konsentrasi yang sama

(Anonim,2000).

4. Uji aktivitas antioksidan

Ekstrak teh hijau dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan

radikal bebas DPPH.

Sampel pada uji aktivitas antioksidan (DPPH) adalah ekstrak teh hijau

serta menggunakan vitamin C sebagai larutan pembanding.

a. Pembuatan larutan stok 1mM DPPH

Ditimbang seksama 39,5 mg DPPH (BM 394,32) dan dilarutkan dalam

metanol p.a dan dimasukkan dalam botol yang telah dilapisi

alluminium foil (untuk setiap pengujian larutan harus dibuat baru).

b. Pembuatan larutan DPPH tanpa penghambatan (0% penghambatan)

sebagai larutan blangko

Dipipet 1 ml larutan stok DPPH 1mM ke dalam tabung reaksi 5,0 ml

lalu metanol pro analisis ditambahkan hingga 5,0 ml, dan

dihomogenkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

c. Persiapan larutan uji

Ditimbang seksama 5,0 mg sampel (ekstrak teh hijau) dan dilarutkan

dalam metanol pro analisis hingga 5,0 ml sehingga diperoleh larutan

dengan konsentrasi 1000µg (sebagai larutan induk). Dipipet 25, 50,

125, 250, 500µl dan 1ml larutan induk ke dalam setiap labu ukur 5,0

ml untuk mendapatkan konsentrasi 5, 10, 25, 50, 100 dan 200µg/ml.

d. Persiapan larutan pembanding

Ditimbang seksama 5,0 mg vitamin C dan dilarutkan dalam metanol

pro analisis hingga 5,0 ml sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 1000µg/ml (sebagai larutan induk). Dipipet 25, 50, 125

dan 250µl larutan induk ke dalam setiap labu ukur 5,0 ml untuk

mendapatkan konsentrasi 5µg/ml, 10µg/ml, 25µg/ml dan 50µg/ml.

e. Uji aktivitas

Ke dalam setiap tabung larutan uji dan larutan pembanding

ditambahkan 1ml larutan DPPH 1mM dan metanol pro analisis hingga

5,0ml. Mulut tabung ditutup dengan alumunium foil dan

dihomogenkan. Larutan DPPH tanpa penghambatan (larutan blangko),

larutan uji dan larutan kontrol positif. Keduanya diinkubasi selama 30

menit pada 370C. Serapan diukur pada panjang gelombang 515 nm .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

5. Optimasi proses pembuatan sediaan emulgel

Formula chlorphenesin emulgel menurut Magdy (2004) sebagai berikut :

Formula (%b/b) :

Chlorphenesin 0,5

HPMC 2,5

Liquid parafin 5

Tween 20 0,6

Span 20 0,9

Propylene glycol 5

Etanol 2,5

Metyl paraben 0,03

Propyl paraben 0,01

Purified water to 100

Dilakukan modifikasi dengan mengganti zat aktif dan beberapa

eksipiennya. Formula hasil modifikasi adalah sebagai berikut :

Tabel I. Formula modifikasi untuk emulsifying agent

Komposisi I II III Ekstrak teh hijau 5 g 5 g 5 g Carbopol® 940 2 g 2 g 2 g Propilen glikol 5 g 5 g 5 g Tween® 80 1,5 g 0 0,75 g Span® 80 0 1,5 g 0,75 g Metil paraben 0.15 g 0.15 g 0.15 g Propil paraben 0.05 g 0.05 g 0.05 g Paraffin cair 5 g 5 g 5 g Aquadest to 100 g 100 g 100 g

Berdasarkan tabel tersebut, dibuat 5 formula emulgel ekstrak teh hijau.

Dalam optimasi formula dengan variasi komposisi emulsifying agent

menggunakan Simplex Lattice Design. Formula yang diperoleh untuk 500 gram

emulgel sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tabel II. Formula emulgel ekstrak teh hijau

Komposisi I II III IV V Ekstrak teh hijau

25 g 25 g 25 g 25 g 25 g

Carbopol® 940

10 g 10 g 10 g 10 g 10 g

Propilen glikol

25 g 25 g 25 g 25 g 25 g

Tween® 80 0 3,75 g 7,5 g 11,25 g 15 g Span® 80 15 g 11,25 g 7,5 g 3,75 g 0 Metil paraben

0,75 g 0,75 g 0.75 g 0,75 g 0.75 g

Propil paraben

0,25 g 0,25 g 0,25 g 0,25 g 0,25 g

Paraffin cair 25 g 25 g 25 g 25 g 25 g Aquadest to 500 g 500 g 500 g 500 g 500 g

6. Pembuatan sediaan emulgel

A. Pembuatan emulsi :

a. Fase minyak dibuat dengan mencampur span 80 dengan paraffin

cair pada suhu 70-800C, lalu diaduk sampai homogen.

b. Fase air dibuat dengan mencampur tween 80 dan sebagian air pada

suhu 70-800C, lalu diaduk sampai homogen.

c. Fase minyak ditambahkan ke fase air kemudian ditambahkan sisa

air sambil terus diaduk dengan menggunakan pengaduk sampai

terbentuk emulsi yang homogen.

B. Pembuatan dispersi Carbopol :

Carbopol didispersikan sedikit demi sedikit dalam air suling yang

dipanaskan pada suhu 50-600 C sambil distirer dengan kecepatan 700

rpm selama 20 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

C. Pembuatan emulgel :

Emulsi dicampurkan dengan carbopol yang sudah didispersikan

sampai terbentuk emulgel kemudian ditambahkan ekstrak teh hijau,

metil paraben dan propil paraben yang telah dilarutkan dalam propilen

glikol. Dihomogenkan dengan kecepatan pengadukan sebesar 400

RPM dengan waktu 20 menit.

7. Evaluasi sediaan emulgel :

a. Pemeriksaan organoleptik : (warna, bau, tekstur )

b. Pemeriksaan volume pemisahan

Sediaan dimasukkan ke dalam tabung berskala, kemudian diamati

perubahan pemisahan fase yang terjadi pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7, 14, 21,

28, dan 30. Dihitung persentase emulgel yang stabil dibandingkan

dengan total volume emulgel dalam tabung berskala. Pemisahan fase

emulgel dapat dihitung dengan rumus :

Pemisahan fase emulgel = o

u

hh

...................................(2)

keterangan : hu = tinggi emulgel stabil (cm)

ho = tinggi emulgel mula-mula (cm)

c. Pemeriksaan Viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscosimeter Rion seri VT 04

dengan cara: emulgel dimasukkan dalam wadah dan dipasang pada

portable viscotester. Viskositas emulgel diketahui dengan mengamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu

segera setelah emulgel selesai dibuat dan setelah penyimpanan selama 1

bulan (Instruction Manual Viscotester VT-03E/VT-04).

d. Pengujian Daya Sebar

Uji daya sebar dilakukan 48 jam setelah pembuatan dengan cara :

emulgel ditimbang seberat 1 gram dan diletakkan ditengah kaca bulat

berskala. Di atas emulgel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat

dengan berat total 125 gram, didiamkan selama 1 menit, dicatat

diameter penyebarannya (Garg et al., 2002).

e. Tipe emulsi

Penentuan tipe emulsi :

1. Metode Pengenceran

Emulgel diletakkan di gelas arloji kemudian ditambahkan akuades

dengan volume dua kali lipat volume emulgel dan diaduk dengan

batang pengaduk hingga merata. Lakukan pengamatan apakah

emulgel masih tercampur merata atau tidak.

2) Metode Pewarnaan

Emulgel diletakkan di gelas arloji kemudian ditambahkan 5 tetes

methylen blue dan diaduk dengan batang pengaduk hingga merata.

Lakukan pengamatan apakah emulgel berwarna biru merata atau

tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

8. Pengujian Mikromeritik

Penentuan ukuran partikel dengan metode mikroskopi, dengan alat

mikroskop. Sebelum dilakukan pengukuran, terlebih dahulu mengkalibrasi

lensa mikroskop. pengamatan ukuran partikel sebanyak 500 partikel dari

emulgel teh hijau (Martin and Bustamante, 1993).

9. Uji Iritasi primer

Pada punggung kelinci dicukur bulunya dengan ukuran 5 x 5 cm sebanyak

6 kerokan. Pada kerokan pertama diolesi emulgel tanpa ekstrak teh hijau

sebagai kontrol negatif dan pada 5 kerokan lainnya masing-masing diolesi

dengan 0,5 gram emulgel dengan formula yang berbeda. Kemudian

kerokan tersebut ditutup dengan plester. Tempelan tersebut dibiarkan di

kulit selama 1 minggu, kemudian diambil dan diamati pada kulit kelinci

terjadinya eritema dan edema pada interval waktu 1 minggu (Lu, 1995).

Skor eritrema dan edema keseluruhan ditambahkan dari jam ke-24 sampai

jam ke-74 dan skor rata-rata untuk kulit utuh dan lecet digabungkan, rata-

rata gabungan ini disebut indeks iritasi primer.

10. Subjective assesment

Subjective assesment emulgel dioleskan pada tangan sukarelawan.

Sukarelawan diminta untuk menilai beberapa kriteria seperti yang

tercantum dalam kuisioner. Sukarelawan yang dipilih adalah yang berusia

antara 20 - 50 tahun, jenis kelamin laki – laki dan perempuan. Jumlah

sukarelawan adalah 29 orang (Garg dkk, 2002). Hasil dari subjective

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

assesment digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan batasan

fisik sediaan emulgel.

11. Analisis data

a. Data daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas yang terkumpul

dianalisis dengan pendekatan Simplex Latice Design untuk menghitung

koefisien a,b, ab sehingga didapatkan persamaan Simplex Latice

Design.

b. Data yang diperoleh dari uji sifat fisik, stabilitas dan efektifitas daya

antioksidan emulgel ekstrak teh hijau kemudian dianalisis secara

statistik menggunakan analisis uji-F dengan taraf kepercayaan 95 %

untuk mengetahui validitas persamaan Simplex Latice Design. Apabila

persamaan tersebut valid, maka persamaan tersebut dapat digunakan

untuk memprediksi respon tertentu dari campuran kedua emulsifier

dalam berbagai komposisi.

c. Masing-masing contour plot respon digabungkan menjadi satu contour

plot superimpose yang telah dipilih berdasarkan parameter kualitas

yang ditentukan. Range komposisi yang diperoleh selanjutnya

diprediksi sebagai range komposisi optimum emulsifying agent tween

80 dan span 80 dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

yang mempunyai sifat fisik dan stabilitas paling baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Teh Hijau

1. Identifikasi secara KLT

Identifikasi teh hijau secara KLT bertujuan untuk mengetahui adanya

senyawa yang sama pada ekstrak teh hijau yang digunakan dengan seduhan

daun teh hijau.

Gambar 5. Lempeng KLT diamati dengan sinar biasa dan UV (366 nm)

Keterangan : a = seduhan etanol daun teh hijau b = ekstrak sampel c = pewarna II LP (campuran yang terdiri dari merah metil P, Natrium fluoroseina P

biru metil P, hijau malakit P dalam isopropanol P)

Sinar biasa (254 nm)

a b c

Sinar UV

366 nm a b c

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Hasil identifikasi ekstrak teh hijau yang menggunakan fase diam silika

gel GF 254 dan fase gerak campuran etil asetat-metiletilketon-asam format-

air (50:30:10:10) dengan jarak rambat 15 cm, setelah diamati dengan sinar

biasa 254 nm dan sinar UV 366 nm menunjukkan tinggi bercak yang sama

antara ekstrak teh hijau dengan larutan pembanding pewarna II LP. Larutan

pewarna II LP berfungsi sebagai pembanding untuk mengetahui elusi ekstrak

sampel dan seduhan daun teh hijau dan profil KLT dari ekstrak teh hijau dan

seduhan daun teh hijau. Harga Rf bercak kesatu adalah 0,46 dan harga Rf

bercak kedua adalah 0,76 sedangkan Rf II LP adalah 0,90. Harga Rx yang

diperoleh dibandingkan dengan tabel MMI menandakan bahwa ekstrak

tersebut merupakan ekstrak teh hijau yang memenuhi kriteria MMI.

Tabel III. Nilai hRx teh hijau pada MMI dan penelitian

Nilai hRx yang tertera pada MMI

Nilai hRx ekstrak teh hijau

49-53 51 80-84 84

Hasil identifikasi ekstrak KLT juga diperkuat dengan adanya

identifikasi warna menggunakan pereaksi yang tertera dalam MMI. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui kebenaran ekstak teh hijau yang digunakan. Pada

tabel dapat diketahui bahwa reaksi warna yang muncul memenuhi syarat

ekstrak teh hijau berdasarkan MMI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel IV. Hasil pemeriksaan identifikasi reaksi warna teh hijau

Pemeriksaan Syarat menurut literatur Hasil pemeriksaan

Pemerian Cairan coklat, bau aromatis Cair jernih, coklat, bau aromatis

PH 5,0 – 7,0 5,4

Identifikasi reaksi warna

a. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes asam sulfat pekat, terbentuk warna kuning

b. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N, terbentuk warna kuning

c. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida 5 %, terbentuk warna kuning hijau

d. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida 5% terbentuk warna coklat

e. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes asam klorida pekat, terbentuk warna kuning

f. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes amonia (25 %), terbentuk warna coklat

g. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes larutan asam asetat encer, terbentuk warna kuning coklat

Memenuhi syarat

Memenuhi syarat

Memenuhi syarat

Memenuhi syarat

Memenuhi syarat

Memenuhi syarat

Memenuhi syarat

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang tertera pada tabel MMI maka ekstrak yang digunakan dinyatakan benar merupakan ekstrak teh hijau.

2. Pemeriksaan katekin pada ekstrak teh hijau

Pemeriksaan katekin pada ekstrak teh hijau bertujuan untuk

membuktikan adanya katekin yang terdapat pada ekstrak yang berperan

dalam anti-aging. Dalam uji katekin ini menggunakan katekin hidrat sebagai

baku katekin. Pemeriksaan katekin dilakukan pada panjang gelombang

maksimum. Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang

dimana senyawa memberikan serapan paling besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Gambar 6. Spektrum perbandingan panjang gelombang antara ekstrak teh hijau dengan katekin hidrat

Hasil identifikasi spektrum panjang gelombang maksimum antara

ekstrak teh hijau dengan pembanding katekin hidrat serupa. Katekin Hidrat

memiliki panjang gelombang 277,8 nm dan ekstrak teh hijau memiliki

panjang gelombang 279 nm. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak teh

hijau tersebut mengandung katekin hidrat.

3. Uji antioksidan ekstrak teh hijau

Uji aktivitas antioksidan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

aktivitas antioksidan yang dihasilkan dari ekstrak the hijau yang digunakan

dalam penelitian ini. Salah satu metode untuk menguji aktivitas antioksidan

adalah dengan metode peredaman radikal bebas DPPH (1,1-difenil-2-

pikrilhidrazil atau α,α-difenil-β-pikrilhidrazil). Metode DPPH ini dipilih

karena metode sederhana, murah, cepat dan peka serta membutuhkan sedikit

sampel. Pada metode ini senyawa antioksidan (polifenol ekstrak teh hijau) akan

bereaksi dengan radikal bebas DPPH melalui mekanisme donasi atom hidrogen

dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Scanning spektra sinar tampak terhadap larutan blanko yaitu larutan DPPH

yang serapannya diukur pada range panjang gelombang 450-550 nm dilakukan

terlebih dahulu sebelum pengukuran untuk mendapatkan panjang gelombang

maksimum. Berikut adalah reaksi antara katekin dan radikal DPPH :

H O

OH

O

H

OH

H

OH

OHDPPH

HO

OH

O

HOH

H

O

O

4-(3,4-dihydro-3,5,7-trihydroxy-2H-chromen-2-yl)cyclohexa-3,5-diene-1,2-dione3,4-dihydro-2-(3,4-dihydroxyphenyl)-2H-chromene-3,5,7-triol

Gambar 7. Reaksi antara katekin dengan DPPH

Pengukuran aktivitas antioksidan the hijau dilakukan pada panjang

gelombang maksimum blangko (larutan DPPH). Pengukuran pada panjang

gelombang maksimum karena pada panjang gelombang maksimum, perubahan

serapan untuk setiap kadar adalah paling besar (Pecsok dkk, 1976). Dari hasil

pengukuran didapat panjang gelombang maksimum 516 nm dengan serapan

0,528 kemudian dilakukan pengukuran untuk vitamin C dan ekstrak the hijau.

Berikut adalah data hasil uji aktivitas antioksidan vitamin C dan

ekstrak the hijau dan kurva hubungan antara konsentrasi dengan % peredaman

radikal bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Tabel V. Aktivitas antioksidan ekstrak the hijau dan vitamin C

menggunakan metode DPPH

Sampel Konsentrasi

(µg/ml) % inhibisi IC50

(µg/ml) Nilai R

5 24,55 ± 0,10 10 37,05 ± 0,66 25 48,67 ± 0,19 50 88,25 ± 0,19

Vitamin C

100 91,40 ± 0,66

26,65

r = 0,9019 rtabel 0,878

5 20,19 ± 0,29 10 33,52 ± 0,38 25 57,82 ± 0,47 50 89,51 ± 0,29

Ekstrak Teh hijau

100 92,48 ± 0,21

26,19

r = 0,8837 rtabel 0,878

Kurva Peredaman Radikal Bebas

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120

Kadar (ppm)

Per

edam

an R

adik

al B

ebas

(%

)

Baku vitamin C ekstrak teh hijau Linear (Baku vitamin C)

Gambar 8. Kurva hubungan antara konsentrasi (µg/ml) dengan peredaman radikal bebas (%) pada vitamin C dan pada ekstrak teh hijau sebagai larutan pembanding.

Hasil pengujian aktivitas antioksidan vitamin C dan ekstrak teh hijau

dapat dilihat pada tabel V. Dari hasil serapan yang didapat kemudian dihitung

% peredaman DPPH, yang menujukkan besarnya aktivitas antioksidan larutan

uji (vitamin C dan ekstrak teh hijau) terhadap radikal bebas (DPPH). Dari data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

dapat dilihat pada konsentrasi 100 µg/ml, % peredaman radikal bebas pada

vitamin C dan ekstrak teh hijau secara berturut-turut yaitu 91,40% dan 92,48%.

Selanjutnya ditentukan kurva hubungan antara konsentrasi dengan %

peredaman radikal bebas sehingga didapat persamaan regresi linier dan dapat

dihitung nilai IC50. IC50 yaitu konsentrasi larutan uji yang memberikan

peredaman DPPH sebesar 50 %. Hasil uji aktivitas antioksidan menggunakan

metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau mempunyai IC50 sebesar

26,19 µg/ml sedangkan aktivitas antioksidan vitamin C yang mempunyai nilai

IC50 26,65 µg/ml. IC50 umum digunakan untuk menyatakan aktivitas

antioksidan suatu bahan uji dengan metode peredaman radikal bebas DPPH

(Molyneux, 2004). Semakin kecil harga IC50 maka akan semakin besar

aktivitas antioksidannya.

Antioksidan dinyatakan aktif bila menghambat radikal bebas lebih dari

80 %, dinyatakan sedang bila menghambat radikal bebas 50-80 % dan

dinyatakan tidak aktif bila menghambat radikal bebas kurang dari 50 %.

Dalam penelitian ini didapatkan bahwa % inhibisi ekstrak teh hijau sebesar

92,5%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau termasuk dalam kategori

aktif sebagai antioksidan karena menghambat radikal bebas lebih dari 80 %

sehingga dapat dibuat menjadi sediaan emulgel anti-aging.

Teh hijau mengandung senyawa polifenol yang bersifat sebagai

antioksidan. Antioksidan akan menetralkan radikal bebas, yang dapat

menyebabkan penuaan kulit. Ada empat polifenol utama dalam daun teh yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

epikatekin, epikatekingalat, epigalokatekin dan epigalokatekin galat (Soraya,

2007).

O

OH

OH

HO

OH

OH

2-(3,4-dihydroxyphenyl)chroman-3,5,7-triol

O

O

OH

HO

OH

OH

O

OH

OH

OH

5,7-dihydroxy-2-(3,4-dihydroxyphenyl)chroman-3-yl 3,4,5-trihydroxybenzoate

-Epicatechin - Epicatechin-3-gallate

O

OH

OH

HO

OH

OH

OH

2-(3,4,5-trihydroxyphenyl)chroman-3,5,7-triol

O

O

OH

HO

OH

OH

OH

C

O

OH

OH

OH

- Epigallocatechin - Epigallocatechin-3-gallate

Gambar 9. Struktur senyawa polifenol dalam teh hijau

Struktur senyawa polifenol dari ekstrak teh hijau terdapat gugus

hidroksi (OH). Gugus hidroksi ini dapat berperan sebagai antioksidan,

semakin banyak gugus hidroksi suatu senyawa maka kemampuannya sebagai

antioksidan semakin baik (Rohdiana, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

B. Pembuatan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

Pembuatan emulgel anti-aging dimulai dengan mencampurkan bahan – bahan

sesuai dengan fasenya. Ada 2 fase berbeda yang tidak saling campur pada formula

emulgel anti-aging, yaitu fase air dan fase minyak. Fase air antara lain terdiri dari :

akuades, dan tween 80. Fase minyak antara lain: span 80, parfum, dan paraffin cair.

Dalam penelitian ini, fase minyak didispersikan ke fase air dengan emulsifying agent

tween 80 dan span 80 untuk membentuk emulsi bertipe M/A.

Secara umum, prins ip proses emulsifikasi yang melibatkan panas adalah

dengan memanaskan fase minyak dan fase air pada suhu kurang lebih 600 C.

Pencampuran dilakukan setelah kedua fase berada pada temperatur yang sama

(Anonim, 2006c). Sementara itu carbopol didispersikan dengan air sambil dipanaskan

dan distirer dengan kecepatan 700 rpm selama 20 menit untuk mempercepat proses

dispersi carbopol. Pada penelitian ini, emulsi yang sudah terbentuk dicampurkan ke

dalam gel kemudian dihomogenkan dengan mixer pada kecepatan 400 rpm selama 20

menit. Pemanasan disini berfungsi untuk memudahkan proses emulsifikasi, dan

menyamakan salah satu fase bahan yang akan dicampur karena pada suhu tersebut

carbopol telah terdispersi sempurna sehingga mudah dicampur dengan bahan–bahan

lain yang berupa cairan. Seiring pencampuran fase emulsi dan gel carbopol

ditambahkan ekstrak teh hijau selanjutnya campuran propil dan metil paraben dalam

propilen glikol. Penambahan bahan-bahan tersebut ditunggu sampai suhu gel dan

emulsi menurun (tidak langsung ditambahkan) hingga menyamai suhu ruangan (± 280

C). Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya oksidasi pada ekstrak teh hijau

dengan adanya panas yang menyebabkan oksidasi polifenol. Terjadinya oksidasi

polifenol akan mengubah kestabilan ekstrak sehingga menurunkan kemampuannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

mencegah penuaan dini pada kulit. Pada dasarnya carbopol bersifat stabil terhadap

mikroorganisme namun perlu ditambahkan pengawet untuk menstabilkan sistem

emulsi yang dibuat. Penambahan propil dan metil paraben bertujuan untuk mencegah

tumbuhnya jamur dan mikrorganisme secara sinergis dalam sediaan emulgel. Jika

fase air (tween 80) pada emulsi terkontaminasi dengan bakteri maka akan

menyebabkan ikatan pada bagian polar span 80 rusak sehingga ikatan yang semula

terbentuk antara tween 80 dan span 80 tidak kuat dan menyebabkan ketidakstabilan

pada rantai hidrokarbon yang akan mengakibatkan adanya coalesense pada sediaan

emulgel. Pemilihan pengawet dari golongan paraben dikarenakan emulsifying agent

yang digunakan bersifat nonionik. Propilen glikol digunakan untuk melarutkan propil

dan metil paraben, selain itu propilen glikol juga dapat berfungsi sebagai humektan

yang mempertahankan kelembapan kulit.

Efektifitas proses emulsifikasi ditentukan oleh efisiensi pembentukan dan

stabilisasi droplet. Pada penambahan emulsifying agent saat proses emulsifikasi,

tegangan antar muka antara fase minyak dan fase air akan turun. Turunnya tegangan

antar muka pada kedua fase menyebabkan emulsifying agent membentuk lapisan

mengelilingi fase minyak sehingga terbentuk tetesan / droplet minyak yang terdispersi

dalam fase air. Stabilitas sistem emulsi yang terbentuk dapat dicapai dengan adanya

span 80 dan tween 80 yang diprediksi dapat membentuk stable interfacial complex

condensed film. Lapisan ini bersifat fleksibel, viscous, koheren, dan tidak mudah

pecah selama molekul – molekulnya tertata dengan efisien satu dengan yang lainnya.

Kestabilan sistem emulgel terbentuk saat pencampuran emulsi dan gel. Gel

mengandung thickening agent yang umumnya bersifat hidrofil. Bagian hidrofil

thickening agent akan bertemu dengan bagian hidrofil dari fase emulsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

membentuk tekstur viskoelastis karena pada sistem emulsi mempunyai tekstur

yang encer maka dapat meningkatkan viskositas sediaan emulgel. Pada matrik gel

inilah stable interfacial complex condensed film yang terbentuk oleh sistem

emulsi tween 80 dan span 80 terikat secara kuat pada tiap bagian thickening agent

baik yang polar maupun bagian hidrokarbonnya sehingga menyebabkan ruang

gerak antar droplet emulsi sempit. Adanya peningkatan viskositas sediaan

menyebabkan ruang gerak antar partikel droplet emulsi sempit sehingga

kemungkinan memisah kecil. Hal ini sesuai dengan hukum Stokes yang

menyatakan bahwa viskositas sediaan yang tinggi dapat memperlambat laju

creaming sehingga sediaan menjadi lebih stabil.

Propilen glikol dan ekstrak teh hijau dalam sediaan emulgel anti-aging

dapat berfungsi sebagai thikening agent yang menjaga stabilitas dengan

mengentalkan fase air (fase luar). Propilen glikol juga dapat berfungsi sebagai

humektan yang mencegah penguapan air dari kulit sehingga kulit terasa lembab.

Parafin cair dalam penelitian ini berfungsi sebagai emolien. Minyak wangi

(parfum) dalam penelitian ini digunakan sebagai pewangi dalam emulgel anti-

aging karena mampu menutup bau span 80. Bau span 80 perlu ditutup dengan

parfum karena bau tersebut kurang menarik dan kurang nyaman untuk pemakai.

Efek moisturizer dari sediaan ini disebabkan adanya campuran tween 80 dan span

80, sedangkan efek dingin didapatkan dari kinerja gel dan humektan yang

mengikat uap air dari lingkungan sehingga terasa dingin saat diaplikasi di kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

C. Penentuan tipe emulsi

Pada penentuan tipe emulsi hasil yang diperoleh dapat diperkuat dengan

adanya perhitungan HLB sistem emulsi yang digunakan. Adanya perhitungan

HLB maka dapat memprediksi tipe emulsi yang terbentuk dalam sediaan emulgel.

Berikut tabel HLB system emulsi dari semua formula :

Tabel VI. Nilai HLB formula

Formula Nilai HLB 1 4,3 2 6,97 3 9,65 4 12,32 5 15

Menurut Martin, emulsi M/A terbentuk apabila HLB emulsi 9 – 12,

sedangkan untuk sistem emulsi A/M mempunyai nilai HLB 3 – 6. Maka dapat

diprediksi tipe emulsi yang terbentuk dari formula emulgel ditijau dari nilai HLB

yang dihasilkan. Dalam penelitian ini sistem HLB yang diinginkan yaitu pada

rentang HLB untuk sistem emulsi M/A. Pemilihan tipe emulsi M/A dimaksudkan

untuk kenyamanan saat diaplikasi. Sediaan kosmetik sebagian besar mempunyai

sistem M/A karena tidak terasa lengket. Berdasarkan pada tabel formula I

diprediksi tipe emulsi yang dihasilkan adalah A/M sedangkan untuk formula II,

III, IV dan V bertipe emulsi M/A.

Penentuan tipe emulsi dalam emulgel yang dilakukan dalam penelitian ini

yaitu dengan dua metode antara lain :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

1. Metode pengenceran

Emulgel diencerkan dengan aquadest pada gelas arloji. Hasilnya emulgel

formula II, III, IV, dan V menjadi lebih encer, tetap menyatu sebagai suatu sistem

emulsi, dan tidak mengalami pe mecahan emulsi sedangkan untuk formula I tidak

bisa diencerkan. Hal ini dikarenakan pada formula I hanya terdiri dari komponen

span 80 sebesar 100% yang sebagian besar merupakan fase minyak sehingga tidak

bisa bercampur dengan air, dengan kata lain matriks gel di dalamnya sudah

menjadi satu-kesatuan sistem yang bersifat hidrofobik. Fase dimana suatu emulsi

dapat diencerkan dengan pelarut air tanpa mengalami kerusakan atau pecah, maka

emulsi tersebut bertipe M/A yaitu pada formula II, III, IV dan V, sedangkan

formula I merupakan tipe emulsi A/M. Pada metode ini dihasilkan dua tipe emulsi

yaitu M/A dan A/M. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji tipe emulsi sesuai

dengan HLB emulsi yang tertera pada tabel VI.

Formula 1 Formula 2

Formula 3 Formula 4 Formula 5

Gambar 10. Pengenceran emulgel dengan akuadest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

2. Metode pewarnaan

Methylen blue merupakan zat warna yang larut air. Penamba han methylen

blue pada emulgel menyebabkan formula II, III, IV, dan V berwarna biru merata

dibandingkan dengan formula I. Hal ini menunjukkan emulgel anti-aging ini

mempunyai fase luar air sehingga tipe emulsinya adalah M/A khususnya pada

formula II, III, IV dan V, sedangkan untuk formula I tipe emulsinya adalah A/M.

Hal ini disebabkan karena pada formula I campurannya hanya terdiri dari

emulgator fase minyak saja, sehingga yang terjebak dalam matrik gel adanya

korpus minyak (hidrofobik) yang menyebabkan emulgel tidak dapat bercampur

dengan methylen blue yang larut dalam fase air (hidrofilik).

Formula 1 Formula 2

Formula 3 Formula 4 Formula 5

Gambar 11. Pewarnaan emulgel dengan methylen blue

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

D. Sifat Fisik dan Stabilitas Emulgel

Kualitas dari suatu sediaan dapat dilihat dari sifat fisik dan stabilitas

sediaan tersebut. Sifat fisik yang diukur dari sediaan emulgel anti-aging ini adalah

daya sebar dan viskositas. Uji sifat fisik dan stabilitas emulgel ini dilakukan

untuk memastikan emulgel anti-aging yang dibuat sudah memenuhi syarat

sediaan emulgel yang baik sehingga dapat diterima oleh penggunanya.

Daya sebar yang baik menjamin pemerataan gel saat diaplikasikan pada

kulit. Nilai daya sebar yang direkomendasikan untuk sediaan semistiff yaitu = 5

cm. Semakin besar daya sebar, maka viskositas sediaan semipadat semakin kecil

(Garg et al., 2002). Daya sebar yang diinginkan adalah 3 – 5 cm.

Stabilitas sediaan dilihat dari pergeseran viskositas setelah emulgel

disimpan selama satu bulan. Stabilitas emulgel dikatakan baik jika persen

pergeseran viskositasnya kecil. Pengukuran viskositas dilakukan dengan alat

Viscotester seri VT-04 (RION-JAPAN) dan dilakukan 48 jam setelah pembuatan

emulgel agar pengukuran viskositas tidak dipengaruhi oleh proses pembuatan

emulgel karena sifat pseudoplastic gel sehingga konsistensi emulgel lebih stabil

dibandingkan dengan pengukuran viskositas langsung setelah pembuatan.

Viskositas yang diinginkan adalah 190 – 250 dPa.s. persen pergeseran viskositas

emulgel yang diinginkan sebesar = 5%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas emulgel anti-aging sebagai berikut :

Tabel VII. Hasil pengukuran sifat fisik emulgel

Formula Daya sebar (cm) Viskositas (dPa.s) Pergeseran viskositas (%)

I 4,17 ± 0,056 235,00 ± 5,477 4,96 ± 2,195

II 3,34 ± 0,180 306,67 ± 5,164 1,81 ± 0,562

III 3,82 ± 0,160 245,00 ± 8,366 3,06 ± 1,707

IV 4,38 ± 0,196 193,33 ± 5,164 6,03 ± 1,335

V 5,22 ± 0,385 108,33 ± 4,082 7,69 ± 4,766

Keterangan :

F I : 0% Tween 80, 100% Span 80

F II : 25% Tween 80, 75% Span 80

F III : 50% Tween 80, 50% Span 80

F IV : 75% Tween 80, 25% Span 80

F V : 100% Tween 80, 0% Span 80

1. Daya sebar

Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana emulgel dapat

menyebar ketika diaplikasikan pada kulit. Uji daya sebar dilakukan dengan

mengukur diameter penyebaran 1 gram emulgel diletakkan diatas kaca bulat

berskala kemudian ditutup dengan kaca bulat lainnya dan diberi beban

sehingga total massa beban penutup 125 gram selama 1 menit (Garg et al.,

2002). Daya sebar merupakan karakteristik penting dalam formulasi yang

bertanggung jawab terhadap kemudahan saat diaplikasi di kulit, pengeluaran

dari wadah, dan yang paling penting mempengaruhi penerimaan konsumen

(Garg et al., 2002). Nilai daya sebar yang dihasilkan bergantung pada nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

viskositasnya. Semakin rendah nilai viskositas suatu formula, maka daya sebar

formula semakin tinggi.

Hasil pengukuran daya sebar emulgel pada tabel menunjukkan bahwa

emulgel anti-aging formula II dengan komposisi tween 80 : span 80 (25% :

75%) mempunyai daya sebar paling kecil dan emulgel anti-aging formula V

dengan komposisi tween 80 100% mempunyai daya sebar paling besar.

Terjadinya peningkatan diameter daya sebar emulgel ini dikarenakan tidak

adanya penambahan span 80 di dalam emulgel sehingga menyebabkan

konsistensi emulgel lebih encer.

Dari data yang diperoleh berdasarkan perhitungan daya sebar emulgel

anti-aging didapatkan persamaan Simplex Lattice Design :

Y = 5,22 A + 4,18 B – 3,51 AB

dengan Y = daya sebar (cm), A = emulsifying agent tween 80 dalam campuran,

dan B = emulsifying agent span 80 dalam campuran.

Berdasarkan hasil prediksi SLD diatas, maka didapat daya sebar campuran

emulsifying agent tween 80 dan span 80. Hasil prediksi SLD dan hasil

percobaan terlihat pada gambar berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Gambar 12. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon daya sebar

emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

Dari gambar di atas, grafik hubungan antara emulsifying agent tween 80

dan span 80 dengan respon daya sebar emulgel anti-aging berupa kurva

melengkung terbuka ke atas menunjukkan bahwa kombinasi antara tween 80

dan span 80 akan menurunkan daya sebar emulgel, dibandingkan dengan

pemakaian salah satu emulsifying agent saja. Dari grafik dapat diketahui daya

sebar emulgel yang paling kecil yaitu pada komposisi tween 80 : span 80 (25%

: 75%) yaitu pada formula II. Hal ini dikarenakan pada formula II

menggunakan emulsifying agent span 80 lebih banyak dibandingkan komposisi

tween 80. Span 80 merupakan fase minyak yang bisa menambah kekentalan

jika ditambahkan pada suatu sediaan. Span 80 dan tween 80 akan saling

berinteraksi sehingga menambah kekentalan dari sediaan emulgel, jika

dibandingkan dengan penggunaan span 80 saja (formula 1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Berdasarkan uji secara statistik yang dilakukan dengan uji F dengan taraf

kepercayaan 95% diperoleh hasil F hitung > F tabel (2,27) = 3,35 sehingga

persamaan SLD untuk daya sebar dapat digunakan untuk memprediksi respon

viskositas dan menentukan range komposisi optimum emulsifying agent tween

80 dan span 80 dalam formula emulgel anti-aging.

Tabel VIII. Hasil perhitungan uji F pada daya sebar emulgel anti-aging

SS Derajat Bebas Mean of square F hitung

Regresi 8,1446 2 4,0723

Residual 4,8691 27 0,1803 22,5862

Total 13,0137 29

Dalam penelitian ini diharapkan emulgel yang terbentuk mempunyai

konsistensi yang tidak begitu kental namun tidak encer sehingga memiliki

kemampuan menyebar yang baik saat pengaplikasian di kulit. Sediaan yang

terlalu encer menyebabkan kontak dengan kulit singkat sehingga kerja zat aktif

menjadi kurang optimal. Daya sebar mempengaruhi pemerataan sediaan saat

diaplikasikan di kulit. Semakin mudah emulgel dioleskan pada kulit, semakin

tinggi pula daya sebarnya sehingga luas permukaan yang kontak dengan kulit

akan lebih banyak.

2. Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir (Martin et al.,

1993). Pengukuran viskositas dilakukan dengan alat Viscotester seri VT 04

(RION-JAPAN) dan dilakukan 48 jam setelah pembuatan emulgel agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

pengukuran viskositas tidak dipengaruhi oleh proses pembuatan emulgel

karena sifat pseudoplastic gel sehingga konsistensi emulgel lebih stabil

dibandingkan dengan pengukuran viskositas langsung setelah pembuatan.

Viskositas pada awal segera setelah emulgel dibuat digunakan untuk

mengetahui tingkat kekentalan sediaan emulgel.

Hasil pengukuran viskositas emulgel pada tabel menunjukkan bahwa

emulgel anti-aging formula V dengan komposisi tween 80 sebesar 100 %

mempunyai viskositas paling kecil. Penurunan viskositas emulgel disebabkan

tidak adanya emulsifying agent span 80. Hal ini dikarenakan dengan banyaknya

komposisi emulsifying agent tween 80 yang mengikat komponen fase aqueous

dalam emulgel sehingga menyebabkan konsistensi emulgel menjadi encer,

sehingga jarak antar partikel semakin besar akibatnya interaksi antar molekul

menjadi lebih lemah sehingga gaya yang diperlukan untuk mengalir juga

menjadi berkurang atau kecil. Viskositas terbesar ditunjukkan oleh formula II

dengan komposisi tween 80 : span 80 (25% : 75%).

Dari data yang diperoleh berdasarkan perhitungan viskositas emulgel anti-

aging didapat persamaan Simplex Latice Design:

Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B)

dengan Y = viskositas (d.Pas), A = emulsifying agent tween 80 dalam

campuran, dan B = emulsifying agent span 80 dalam campuran.

Berdasarkan hasil prediksi SLD tersebut, didapat viskositas campuran

emulsifying agent tween 80 dan span 80. Hasil prediksi SLD dan hasil

percobaan terlihat pada gambar berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Gambar 13. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

Dari gambar di atas, grafik hubungan antara emulsifying agent tween 80 dan

span 80 dengan respon viskositas emulgel anti-aging berupa kurva melengkung

terbuka keatas. Kurva ini menunjukkan bahwa interaksi antara emulsifying

agent tween 80 dan span 80 menaikkan respon viskositas emulgel. Pada grafik

dapat diketahui viskositas emulgel yang paling besar ya itu komposisi tween 80

: span 80 (25% : 75%) yaitu pada formula II. Jika dilihat dari nilai daya sebar

yang dihasilkan akan bergantung pada nilai viskositasnya maka semakin tinggi

nilai viskositas suatu formula, maka daya sebar formula semakin rendah.

Berdasarkan uji secara statistik yang dilakukan dengan uji F dengan taraf

kepercayaan 95% diperoleh hasil F hitung > F tabel (2,27) = 3,35 sehingga

persamaan SLD untuk viskositas dapat digunakan untuk memprediksi respon

viskositas dan menentukan range komposisi optimum emulsifying agent tween

80 dan span 80 dalam formula emulgel anti-aging.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Tabel IX. Hasil perhitungan uji F pada viskositas emulgel anti-aging

SS Derajat Bebas Mean of square F hitung

Regresi 88398,6103 2 44199,3052

Residual 41538,0564 27 1538,4465 28,7298

Total 129936,6667 29

Dalam penelitian ini diharapkan emulgel yang dibuat memberikan viskositas

yang tidak terlalu kental namun tidak terlalu encer sehingga memudahkan saat

pengambilan dari wadah dan memiliki penampilan estetika yang menarik.

3. Pergeseran viskositas

Pengukuran stabilitas emulgel dilakukan setelah penyimpanan selama satu

bulan, untuk mengetahui perubahan viskositas selama penyimpanan. Sediaan

emulgel dikatakan stabil bila pergeseran viskositas awal setelah pembuatan dan

setelah penyimpanan selama 1 bulan kecil. Besarnya persen pergeseran

viskositas merupakan selisih antara viskositas pada awal segera pembuatan dan

viskositas setelah penyimpanan dibagi viskositas rata-rata pada saat awal

segera setelah pembuatan dikalikan 100%. Penelitian tentang metilhidroksi

etilselulosa pada berbagai temperatur memberikan hasil bahwa ada sedikit

pergeseran dalam viskositas dalam penyimpanan selama 2 bulan pada

temperatur ruangan maupun pada temperatur pendingin. Penyimpanan pada

temperatur 400 C menyebabkan penurunan viskositas 15% atau lebih (Zats et

al., 1996). Maka berdasarkan penelitian tersebut pergeseran viskositas sediaan

emulgel diperketat menjadi = 5%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Persamaan Simplex Lattice Design untuk pergesaran viskositas emulgel

anti-aging yang didapatkan dari perhitungan :

Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B)

Dengan Y = pergeseran viskositas (%),A = emulsifying agent tween 80 dalam

campuran, dan B = emulsifying agent span 80 dalam campuran.

Berdasarkan hasil prediksi SLD tersebut, didapat pergeseran viskositas

campuran emulsifying agent tween 80 dan span 80. Hasil prediksi SLD dan

hasil percobaan terlihat pada gambar berikut :

Gambar 14. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon pergeseran viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

Dari gambar grafik di atas, hubungan antara emulsifying agent tween 80

dan span 80 dengan respon pergeseran viskositas emulgel berupa kurva

melengkung terbuka ke atas. Kurva ini menunjukkan bahwa interaksi antara

tween 80 dan span 80 menurunkan respon pergeseran viskositas emulgel.

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui pergeseran viskositas emulgel yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

paling besar yaitu pada komposisi emulsifying agent 100% tween 80 (formula

V) dan pergeseran viskositas yang paling kecil yaitu pada komposisi twen 80 :

span 80 (25% : 75%) yaitu pada formula II. Hal ini dikarenakan pada formula

V memiliki viskositas terbesar yang menyebabkan nilai daya sebarnya kecil.

Ikatan hidrogen antar partikel di dalam matriks gel yang terbentuk kuat

sehingga menyebabkan sediaan emulgel menjadi lebih viskos dan mengalami

sedikit pergeseran viskositas.

Berdasarkan uji statistik yang dilakukan dengan uji F dengan taraf

kepercayaan 95% diperoleh hasil hitung bahwa F hitung > F table (2,27) = 3,35

sehingga persamaan SLD untuk pergeseran viskositas dapat digunakan untuk

memprediksi respon pergeseran viskositas dan menentukan range komposisi

optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80 dalam formula emulgel anti-

aging ekstrak teh hijau.

Tabel X. Hasil perhitungan uji F pada pergeseran viskositas emulgel anti-aging

SS Derajat Bebas Mean of square F hitung

Regresi 76,3241 2 38,1621

Residual 155,4803 27 5,7585 6,6271

Total 231,8044 29

Hasil pengukuran pergeseran viskositas emulgel menunnjukkan bahwa emulgel

anti-aging formula II dengan komposisi emulsifying agent tween 80 sebesar

100% mempunyai pergeseran viskositas paling besar. Pergeseran viskositas

paling kecil ditunjukkan oleh formula II dengan komposisi tween 80 : span 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

(25% : 75%). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa formula V dengan

komposisi tween 80 : span 80 (25% : 75%) paling stabil diantara formula yang

lain setelah penyimpanan 1 bulan.

Informasi mengenai pH sediaan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel XI. Hasil uji pH emulgel anti-aging

Formula pH I 4,29 II 4,85 III 4,23 IV 4,45 V 4,36

Rata-rata pH emulgel anti-aging yang diperoleh antara 4,23-4,85. Rata-rata pH

tersebut mendekati pH kulit yaitu 4,0-6,8 (soeratri dkk., 2004) sehingga sediaan

emulgel yang dibuat tidak mengiritasi kulit dan nyaman dalam penggunaannya.

Emulgel tidak mengiritasi kulit juga didukung adanya subjective assessment

yang dioleskan pada 29 orang sukarelawan dan uji iritasi primer pada kulit

kelinci yang hasilnya menunjukkan bahwa emulgel anti-aging ini aman

digunakan pada kulit. Katekin dalam teh hijau stabil pada pH 4-8 (Syah, Alam,

2006) sehingga emulgel yang dibuat mempunyai stabilitas pH yang baik (tidak

teroksidasi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

E. Pemisahan Fase emulgel

Uji pemisahan fase emulgel bertujuan untuk melihat kestabilan emulgel

anti-aging selama penyimpanan dalam suhu kamar dalam jangka waktu 30 hari.

Uji ini dilakukan dengan cara mengamati pemisahan fase emulsi dari emulgel

pada hari ke- 0, 1, 3, 5, 7, 14, 21, 28 dan 30. Pada uji pemisahan fase emulgel,

tidak ditemukan pemisahan fase dari semua emulgel anti-aging sehingga

pemisahan fase emulgel bernilai 0%. Tween 80 dan span 80 dalam variasi

campuran dapat mempertahankan stabilitas emulgel anti-aging selama

penyimpanan 30 hari. Hal ini dikarenakan gel mengandung thickening agent yang

umumnya bersifat hidrofil. Bagian hidrofil thickening agent akan bertemu dengan

bagian hidrofil dari fase emulsi membentuk tekstur viskoelastis karena pada

sistem emulsi mempunyai tekstur yang encer sehingga dapat meningkatkan

viskositas sediaan emulgel. Peningkatan viskositas menyebabkan ruang gerak

antar partikel droplet emulsi sempit sehingga kemungkinan untuk memisah kecil.

Hal ini sesuai dengan hukum Stokes yang menyatakan bahwa viskositas sediaan

yang tinggi dapat memperlambat laju creaming sehingga sediaan menjadi lebih

stabil.

F. Uji Mikromeritik

Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil (Martin,

1993). Uji mikromeritik dapat dapat diketahui ukuran partikel dari droplet emulsi

dan ekstrak teh hijau. Pengukuran partikel emulgel anti-aging dilakukan sebanyak

500 buah partikel. Data tentang ukuran partikel diperoleh dalam diameter partikel

dan distribusi diameter partikel (Martin and Bustamante, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Ukuran partikel untuk sediaan topikal sebaiknya seragam dan mempunyai

ukuran partikel yang kecil sehingga tidak mengiritasi kulit saat diaplikasi jika

sediaan topikal tersebut memiliki ukuran partikel yang besar. Partikel sediaan

topikal setidaknya dapat melewati ayakan No. 100 mesh (149 µm) untuk menjaga

kestabilitasan sediaan emulgel. Oleh karena itu ukuran partikel harus kurang dari

149 µm (Allen, 2002).

Dari pengukuran partikel dapat dikatakan ukuran droplet-droplet emulsi

yang terjebak dalam matriks gel kecil sehingga sediaan lebih stabil. Ukuran

partikel merupakan salah satu perameter kestabilan sediaan, karena gaya yang

ditimbulkannya kecil. Pengukuran dilakukan pada semua formula. Hasil

pengukuran partikel emulgel anti-aging dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel XII. Hasil pengukuran tetesan minyak dalam emulgel

Formula Modus (µm)

I 3,60

II 3,60

III 3,60

IV 3,60

V 7,20

Pada percobaan, diameter rata-rata yang dihasilkan tidak lebih dari 10 µm

sehingga stabilitas sediaan emulgel anti-aging ini tinggi. Distribusi ukuran

partikel pada emulgel dapat dibuat dalam gambar berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Ukuran Partikel Droplet Emulsi dalam Emulgel Ekstrak Teh Hijau

0

10

2030

40

50

60

70

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Ukuran Partikel (mikron)

% F

reku

ensi

ku

mu

lati

f

Formula I Formula II Formula III Formula IV Formula V

Gambar 15. Grafik distribusi ukuran partikel droplet emulsi dalam emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

Grafik distribusi frekuensi digunakan untuk melihat ukuran partikel pada

uji mikromeritik. Berdasarkan hasil grafik diatas (gambar 15) ukuran partikel dari

droplet emulsi condong ke kiri. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan emulgel

memiliki ukuran partikel droplet emulsi kecil. Hukum Stokes menyatakan, makin

besar ukuran partikel, makin kecil kestabilan suatu sediaan. Maka dapat

disimpulkan semakin kecil ukuran tetesan minyak yang dihasilkan maka akan

semakin besar juga luas permukaan tetesan minyak yang kontak dengan sistem gel

sehingga kestabilan emulgel akan semakin baik.

G. Uji Iritasi Primer

Uji iritasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sediaan emulgel

dapat menyebabkan iritasi atau tidak. Pada penelitian tidak menggunakan

akuadest sebagai kontrol melainkan sediaan emulgel tanpa menggunakan zat aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

teh hijau. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak teh hijau dapat

menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Formula emulgel yang digunakan

sebagai kontrol adalan formula 3 karena dapat mewakili dari konsentrasi

emulsifying agent yang rendah maupun tinggi.

Tabel XIII. Hasil pengukuran indeks iritasi primer emulgel dan sifat iritannya

Formula Indeks Iritasi Primer Sifat

1 0 Tidak mengiritasi

2 0 Tidak mengiritasi

3 0 Tidak mengiritasi

4 0 Tidak mengiritasi

5 0 Tidak mengiritasi

Replikasi I Replikasi II

Gambar 16. Uji iritasi pada kulit kelinci

Keterangan : A = kontrol (sediaan emulgel formula III tanpa ekstrak teh hijau) B = formula I C = formula II D = formula III E = formula IV F = formula V

A

B

C

D

E

F A

B

C

D F

E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Hasil uji iritasi yang terdapat pada gambar diatas tidak menunjukkan

adanya iritasi . Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya eritema dan edema yang

terjasi pada kulit kelinci setelah diolesi dengan emulgel. Oleh karena itu sediaan

emulgel anti-aging ini aman digunakan pada kulit manusia.

H. Optimasi Formula

Optimasi formula bertujuan untuk mendapatkan formula optimum yang

memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik sesuai dengan karakteristik yang

dikehendaki dari suatu sediaan emulgel. Dalam penelitian ini, parameter sifat fisik

yang diukur meliputi daya sebar dan viskositas sedangkan stabilitas sediaan

emulgel ditentukan dari nilai pergeseran viskositas setelah masa penyimpanan

selama 1 bulan berdasarkan countour plot dari persamaan Simplex Lattice Design.

Hasil optimasi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sediaan

emulgel anti-aging mempunyai viskositas yang cukup dan daya sebar yang baik.

Stabilitas sediaan emulgel dapat dilihat dari pergeseran viskositas yang terjadi

setelah penyimpanan selama 1 bulan sehingga diharapkan nilai pergeseran

viskositas yang seminimal mungkin.

Masing-masing uji sifat fisik dan stabilitas emulgel dibuat contour plot

berdasarkan perhitungan persamaan Simplex Latice Design. Dari masing-masing

contour plot uji sifat fisik dan stabilitas emulgel ditentukan range komposisi

optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80 dalam formula emulgel anti-

aging untuk memperoleh respon sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

mendapatkan komposisi optimum formula emulgel anti-aging, contour plot

masing-masing uji digabungkan dalam countour plot superimposed.

1. Daya Sebar

Daya sebar yang optimum adalah daya sebar yang saat pengaplikasian

pada kulit pemerataannya terjamin dan nyaman digunakan. Daya sebar yang

diinginkan pada penelitian ini yaitu 3 cm sampai 5 cm sesuai kelompok

semistiff.

Gambar 17. Contour Plot daya sebar emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

Keterangan :

Dari contour plot respon daya sebar emulgel anti-aging dapat ditentukan

range komposisi optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80. Respon

yang dipilih dalam optimasi adalah 3-5 cm karena diharapkan memiliki area

daya sebar formula yang optimum sesuai nilai daya sebar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

direkomendasikan untuk sediaan semistiff yaitu = 5 cm (Garg et al., 2002).

Komposisi emulsifying agent yang menunjukkan daya sebar optimal adalah 5%

span 80 sampai dengan 95% tween 80.

2. Viskositas

Respon viskositas emulgel yang dipilih dalam penelitian ini antara 190

d.Pa.s sampai 250 d.Pa.s. Respon ini didasarkan pula dari hasil sensory

assessment mengenai viskositas yang dapat diterima oleh kulit yang dilakukan

pada 29 orang partisipan.

Gambar 18. Contour Plot viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

Keterangan :

Dari contour plot respon viskositas awal dapat ditentukan range

komposisi optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80. Respon yang

dipilih sesuai dengan sensory assessment yang menunjukkan bahwa viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

190-250 d.Pa.s merupakan kekentalan sediaan yang dapat diterima oleh kulit.

Dengan viskositas tersebut, sediaan emulgel nyaman diaplikasikan ke kulit dan

lembut saat digunakan. Komposisi emulsifying agent yang menunjukkan nilai

viskositas yang optimal adalah 77 % Tween 80 : 23% Span 80 sampai 46%

Tween 80 : 54 % Span 80 dan 12% Tween 80 : 88% Span 80 sampai 100%

Span 80.

3. Pergeseran Viskositas

Pergeseran viskositas digunakan untuk melihat kestabilan sediaan

emulgel setelah penyimpanan selama 1 bulan. Profil pergeseran viskositas

berupa kurva melengkung terbuka ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa

interaksi antara emulsifying agent tween 80 dan span 80 dapat menurunkan

pergeseran viskositas sehingga dapat memperkecil ketidakstabilan emulgel.

Gambar 19. Contour Plot pergeseran viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh

hijau

Keterangan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Berdasarkan perhitungan komposisi emulsifying agent yang menunjukkan

persen pergeseran viskositas yang optimal adalah 20% span 80 sampai dengan

80% tween 80.

Dari contour plot pergeseran viskositas emulgel dapat ditentukan

komposisi optimum emulgel anti-aging untuk memperoleh respon pergeseran

viskositas yang dikehendaki. Semakin kecil pergeseran viskositas, maka

sediaan emulgel akan semakin stabil dalam penyimpanan. Oleh karena itu

persen pergeseran dibuat ketat yaitu = 5%.

Formula optimum emulsifying agent yang dioptimasi dapat diperoleh

melalui penggabungan contour plot komposisi optimum dari seluruh uji sifat

fisik dan stabilitas emulgel yang telah dilakukan. Komposisi emulsifying agent

yang optimum diperoleh formula emulgel yang memenuhi karakteristik sifat

fisik dan stabilitas yang diharapkan. Respon yang dipilih meliputi daya sebar 3-

5 cm, viskositas antara 190-250 d.Pa.s dan pergeseran viskositas = 5%.

Komposisi optimum dari masing-masing uji yang telah dipilih digabungkan

menjadi satu dalam countour plot superimposed.

Garis contour plot superimposed ditarik dari kurva sifat fisik sediaan

emulgel. Berdasarkan grafik countour plot superimposed dapat diketahui

bahwa komposisi tween 80 dan span 80 yang optimal ditinjau dari uji sifat fisik

dan stabilitas meliputi daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas adalah

77 % Tween 80 : 23% Span 80 sampai 46% Tween 80 : 54 % Span 80 dan 12%

Tween 80 : 88% Span 80 sampai 100% Span 80.

Range optimum yang didapat dari contour plot superimposed besar hal

ini disebabkan oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang berperan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

dalam penentuan wilayah optimum adalah ukuran partikel mempengaruhi

kestabilan sediaan emulgel anti-aging sehingga mempertinggi stabilitas

emulgel yang mengakibatkan daerah pergeseran viskositas besar. Daerah

viskositas yang besar menunjukkan bahwa rata-rata ukuran partikel sedian

emulgel kecil sehingga lebih stabil.

Gambar 20. Contour Plot Superimposed emulgel anti-aging ekstrak teh hijau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sediaan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau stabil secara fisik dan tidak

menyebabkan efek iritasi primer.

2. Profil daya sebar emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis

(L.)O.K.) berupa garis melengkung terbuka ke atas sedangkan profil viskositas

dan pergeseran viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia

sinensis (L.)O.K.) berupa garis melengkung terbuka ke bawah.

3. Diperoleh komposisi optimum formula emulgel anti-aging dengan tween 80

dan span 80 sebagai emulsifying agent berdasarkan contour plot superimposed

yang meliputi daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas yaitu 77 %

Tween 80 : 23% Span 80 sampai 46% Tween 80 : 54 % Span 80 dan 12%

Tween 80 : 88% Span 80 sampai 100% Span 80.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efikasi sediaan emulgel anti-

aging ekstrak teh hijau dalam memberikan perlindungan anti-aging terhadap

kulit dengan uji invivo.

2. Perlu dilakukan metode lain pengujian radikal bebas untuk mengetahui %

peredaman radikal bebas dalam sediaan emulgel anti-aging.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

3. Perlu dilakukan analisis dengan metode Factorial Design untuk mengetahui

interaksi dan efek dominan dari tween 80 dan span 80 dalam menentukan sifat

fisik dan stabilitas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V, 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding,

Second Edition, 263, 268, 274, 276, American Pharmaceutical Association, USA.

Anief, Moh., 2003, Ilmu Meracik Obat, 71, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, jilid V, 486, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Anonim, 1993, Kodeks Kosmetika Indonesia, Edisi II, Volume I, 389-390, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2000, Green Tea: Riset dan Pengembangan, 22, PT. Kimia Farma Tbk, Jakarta. Anonim, 2002, Green Tea Extract, 1-2, Crodarom, Chanac. Anonim, 2006a, Antiaging untuk Kulit Keriput, http://www.medicastore.com. Diakses

pada 25 Juni 2007. Anonim, 2006b, Water Soluble Carbomer for Thickening, Suspending, and Stabilizing,

http://www.pharma-excipients.com/carbomer_940-98-.html. Diakses pada tanggal 23 Maret 2008.

Anonim, 2006c, Making Lotions (and Creams),

http://www.glenbrookfarm.com/face_creams.htm. Diakses pada 23 Maret 2008. Anonim, 2007a, Indera Peraba, http://digilib.brawijaya.ac.id/virtual_library/

mlg_warintek/ristek-pdii- lipi/Sponsor/_SponsorPendamping/Praweda/ Biologi/0089%20Bio%20210c.htm. Diakses pada 23 November 2007.

Anonim, 2007b, Ultra-Purity Polysorbate 80, http://www.nof.co.jp/english/

business/dds/polysorbate_3.html. Diakses pada 23 November 2007. Anonim, Instruction Manual Viscotester VT-03E/VT-04E No. 31570, Rion Co., LTD,

Japan. Avanti, Christina., 2002, Daya Hambat Epigalokatekin Galat (ECGC) dan Kombinasi

Epigalokatekin Galat-Kojic Acid terhadap Aktivitas Tirosinase, Tesis, Fakultas Farmasi Pasca Sarjana Universitas AirLangga, Surabaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Barry, B.W., 1983, Dermatological Formulation, 300-304, Mercel Dekker inc, New York.

Baumann, L., 2002, Cosmetic Dermatology Principle and Practice, 105-111, The

McGraw-Hill Companies, Florida. Bolton, 1997, Pharmaceutical Statistic, Practical and Clinical Aplications, 3rd Ed, 611-

614, Marcel Dekker Inc, New York. Friberg, S.E., L.G. Quencer, and M.L. Hilton. Theory of Emulsions, in Lieberman H.A.,

Rieger, M.M., and Banker, G.S., (Eds.). Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, Volume 1, Second Edition, Revised and Expanded, 57. New York: Marcel Dekker, Inc.

Fulder, S., 2004, Khasiat teh hijau, diterjemahkan oleh Trisno Rahayu Wilujeng, 42,

101, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta. Garg, A., Aggrawal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid

Formulations : An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002, 84-105, http://www.pharmtech.com, diakses tanggal 17 Februari 2008.

Greenberg, L.A., 1954, Handbook of Cosmetic Materials, 325, Interscience Publishers, Inc, New York.

Hermani, R.M., 2005, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, 8-9, Swadaya, Jakarta.

Hudson, B.J.F., 1990, Food Antioxidant, 20-21, Elseier Applied Science, London. Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar, Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko, 239-245,

UI Press, Jakarta. Martin, Alfred., Swarbrick, J., dan Cammarata, A., 1993,Physical Pharmacy

diterjemahkan oleh Yoshita, Ed. III, 1132, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Martin, A.and Bustamante P., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., 430-431, Lea and

Febiger, Philadelphia. Magdy, I.M., 2004, Optimation of chlorphenesin emulgel formulation. The AAPS

Journal (serial on line) 2004;6(3):26. http://www.Aapspharm sci.org/. Diakses 31 Maret 2007

Mitsui, T., 1997, New Cosmetic science, 38-45, Elsevier, Amsterdam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Molyneux, P., 2004, The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidants Activity. J Sci Technology, XXVI (2), 211-219.

Mursito, B., 2000, Tampil percaya diri dengan ramuan tradisional, 36, Penebar

Swadaya, Jakarta. Pecsok, R.L., Shields, L.D., Cairns, T., dan McWlliam, I.G.,1976, Modern Method of

Chemical Analysis, 2nd Ed., 44, 51, 52, John Wiley AND Sons, New York. Rawling, A., 2002, The Skin Moisturizer, 245, 259, 560, Marcel Dekker Inc, New York. Rohdiana, D., 2008, Teh hitam dan Antioksidan,

http://www.ritc.or.id/files/rohdiana_Teh_Hitam_dan_Antioksidan.pdf, diakses tanggal 29 Mei 2008.

Smolinske, S.C., 1992, Handbook of Food, Drug and Cosmetics Excipient, 199-200,

CRC Press, USA. Soeratri, W. dan Purwanti, T., 2004, Pengaruh Penambahan Asam Glikolat terhadap

Efektifitas Sediaan Tabir Surya Kombinasi Anti-UV A dan Anti-UV B dalam Basis Gel, Majalah Farmasis Airlangga, 4(3), 73-75.

Stephenson, R.A., and Karsa, D.R., 2000, Excipient and Delivery System for

Pharmaceutical Formulation, 35-37, Anthony Rowe Ltd, Chippenham. Syah, A.N.A., 2006, Taklukkan Penyakit dengan Teh Hijau, 30-1, 59-61, 74, Agro

Media Pustaka, Depok. Swrabick, J., and Boylan CJ, Editors, 1986, Encyclopedia of pharmaceutical technology,

Vol 6, 421, 432, Marcel Dekker, New York. Tortora, G.J., and Angnostakos N.P., 1990, Principles of Anatomy and Physiology. 6th

edition, 120-133, Harper and Row Publisher, New York. Tuminah, S., 2004, Teh Sebagai Salah Satu Sumber Oksidan, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Departeman Kesahatan RI, Jakarta. Yen, G.C., dan Chen, H.Y., 1995, Antioxidant Activity of Various Tea Extract in

Relation to their Antimutagenicity. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 43 (1), 27-32.

Young, A., 1972, Practical Cosmetic Science, 17-21, 53-55, 102, Mills & Boon Limited,

London.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Zats, J.L., Berry, J.J., dan Alderman, D.A., 1996, Viscosity-Imparing Agents, in Disperse System, in Banker, Gilbert S., Lieberman H. A.,Lachman, L., and Schwatz, J.B., (Eds), Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System, Vol. 1, 2nd Ed., 291, 304-309, Marcel Dekker Inc, New York.

Zatz, J.L., dan Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Lachman, L., Schwatz,

J.B., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System, Vol. 2, 2nd Ed., 413-414, Marcel Dekker Inc, New York.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 1. Uji Daya Antioksidan

Vitamin C

Replikasi Sampel Konsentrasi (µg/ml)

Ab I II III

% inhibisi IC50

5 0,398 0,399 0,398 24,55 ± 0,10 10 0,336 0,329 0,332 37,05 ± 0,66 25 0,272 0,270 0,271 48,67 ± 0,19 50 0,063 0,061 0,062 88,25 ± 0,19

Vitamin C

100

0,528

0,042 0,049 0,045 91,40 ± 0,66

26,65069

Ekstrak Teh Hijau

Replikasi Sampel Konsentrasi (µg/ml)

Ab I II III

% inhibisi IC50

5 0,421 0,423 0,420 20,19 ± 0,29 10 0,351 0,349 0,353 33,52 ± 0,38 25 0,220 0,225 0,223 57,82 ± 0,47 50 0,055 0,057 0,054 89,51 ± 0,29

Ekstrak Teh hijau

100

0,528

0,041 0,039 0,039 92,48 ± 0,21

26,19149

% Inhibisi = %100×−

b

sb

AAA

Keterangan : Ab : Serapan larutan DPPH dalam metanol p.a

As : Serapan sampel dalam metanol p.a

Perhitungan persamaan regresi antara konsentrasi (µg/ml) dengan peredaman radikal

bebas (%).

Diperoleh persamaan untuk vitamin C :

Y = 0,7041.X + 31,233

a = 31,233 b = 0,7041 r = 0,9019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Hasil perhitungan nilai IC50 Vitamin C sebagai pembanding

Y = 0,7041.X + 31,233 50 = 0,7041.X + 31,233 x = 26,65069 µg/ml

Diperoleh persamaan untuk ekstrak teh hijau : Y = 0,7382.X + 30,663

a = 30,663 b = 0,7382 r = 0,8837

Hasil perhitungan nilai IC50 ekstrak teh hijau Y = 0,7382.X + 30,663 50 = 0,7382.X + 30,663 x = 26,29149 µg/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Lampiran 2. Data Sifat Fisis dan Stabilitas Emulgel

1. Data Daya Sebar

Satuan : cm

2. Data Viskositas

Satuan : d.Pas

Formula 1 2 3 4 5 6 X SD

Setelah dibuat

240 240 230 230 240 230 235 5,4772 I

1 bulan 220 220 230 220 220 230 223,333 5,1639

Setelah dibuat

110 110 110 110 100 110 108,333 4,0825 II

1 bulan 120 120 120 110 120 110 118,333 4,0824

Setelah dibuat

240 250 250 230 250 250 245 8,3666 III

1 bulan 230 240 240 235 240 240 237,5 4,1833

Setelah dibuat

190 190 190 190 200 200 193,333 5,1639 IV

1 bulan 180 180 185 180 180 185 181,667 2,5819

Setelah dibuat

300 310 310 310 300 310 306,67 5,1639 V

1 bulan 300 300 310 300 310 300 303,333 5,1639

Formula I II III IV V

1 4,25 5,85 4 4,45 3,45

2 4,12 5,15 4 4,45 3,45

3 4,20 5.35 3,70 4,55 3,55

4 4,10 4,70 3,80 4,05 3,35

5 4,20 5,30 3,60 4,25 3,15

6 4,20 5 3,85 4,55 3,10

X 4,17 5,22 3,82 4,38 3,34

SD 0,0567 0,3856 0,1605 0,1966 0,1800

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

3. Pergeseran Viskositas

Satuan : %

Formula 1 2 3 4 5 6 X SD

I 6,3829 6,3829 2,1276 6,3829 6,3829 2,1276 4,9644 2,1954

II 10,7695 10,7695 10,7695 1,5387 10,7695 1,5387 7,6925 4,7667

III 6,1224 2,0408 2,0408 4,0816 2,0408 2,0408 3,0612 1,7074

IV 6,8964 6,8964 4,3102 6,8964 6,8964 4,3102 6,0343 1,3355

V 2,1749 2,1749 1,0858 2,1749 1,0858 2,1749 1,8118 0,5624

Perhitungan % pergeseran viskositas

% Pergeseran viskositas = % 100 x a

ba −

Keterangan :

a = rata-rata viskositas segera setelah dibuat

b = viskositas setelah penyimpanan 1 bulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Lampiran 3. Data pH Emulgel

Formula pH

I 4,29

II 4,36

III 4,23

IV 4,45

V 4,85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Lampiran 4. Persamaan Simplex Lattice Design

PLOT

Persamaan umum :

Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)

Keterangan :

Y = respon atau hasil percobaan

A = kadar (proporsi) komponen A yaitu tween 80

B = kadar (proporsi) komponen B yaitu span 80

B1, B2, B12 = koefisien yang dihitung dari pengamatan percobaan

1. Daya Sebar

Formula I

A = 0

B = 1

Y = 4,1783

Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)

4, 1783 = B1 (0) + B2 (1) + B12 (0)(1)

B2 = 4,1783

Formula II

A = 1

B = 0

Y = 5,2250

Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)

5,2250 = B1 (1) + B2 (0) + B12 (1)(0)

B1 = 5,2250

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Formula III

A = 0,5

B = 0,5

Y = 3,8250

Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)

3,8250 = B1 (0,5) + B2 (0,5) + B12 (0,5)(0,5)

3,8250 = 5,2250 (0,5) + 4,1783 (0,5) + B12 (0,25)

3,8250 = 2,6125 + 2,0891 + 0,25 B12

3,8250 = 4,7016 + 0,25 B12

-0,8766 = 0,25 B12

B12 = - 3,5064

Jadi persamaan Simplex Latice Design untuk daya sebar adalah :

Y = 5,2250 (A) + 4,1783 (B) – 3,5064 (A)(B)

Perhitungan respon daya sebar :

Formula IV

A = 0,75

B = 0,25

Y = 4,3833

Y = 5,2250 (A) + 4,1780 (B) – 3,5064 (A)(B)

Y = 5,2250 (0,75) + 4,1780 (0,25) – 3,5064 (0,75)(0,25)

Y = 3,91875 + 1,0445 – 0,6574

Y = 4,3057

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Formula IV

A = 0,25

B = 0,75

Y = 4,3833

Y = 5,2250 (A) + 4,1780 (B) – 3,5064 (A)(B)

Y = 5,2250 (0,25) + 4,1780 (0,75) – 3,5064 (0,75)(0,25)

Y = 1,3062 + 3,1335 – 0,6574

Y = 3,7823

2. Viskositas

Formula I

A = 0

B = 1

Y = 235

Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)

235 = B1 (0) + B2 (1) + B12 (0)(1)

B2 = 235

Formula II

A = 1

B = 0

Y = 108,3333

Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)

235 = B1 (1) + B2 (0) + B12 (1)(0)

B1 = 108,3333

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Formula III

A = 0,5

B = 0,5

Y = 245

Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)

245 = B1 (0,5) + B2 (0,5) + B12 (0,5)(0,5)

245 = 108,3333 (0,5) + 235 (0,5) + B12 (0,25)

245 = 54,1665 + 117,5 + B12 (0,25)

245 = 171,6665 + B12 (0,25)

73,3335 = B12 (0,25)

B12 = 293,3340

Jadi persamaan Simplex Latice Design untuk viskositas adalah :

Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B)

Perhitungan respon viskositas :

Formula IV

A = 0,75

B = 0,25

Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B)

Y = 108,3333 (0,75) + 235 (0,25) + 293,3340 (0,75)(0,25)

Y = 81,2497 + 58,75 + 55

Y = 194,9997

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Formula V

A = 0,25

B = 0,75

Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B)

Y = 108,3333 (0,25) + 235 (0,75) + 293,3340 (0,25)(0,75)

Y = 27,0832 + 176,25 + 55

Y = 258,3332

3. Pergeseran viskositas

Formula I

A = 0

B = 1

Y = 4,9644

Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)

4,9644 = B1 (0) + B2 (1) + B12 (0)(1)

B2 = 4,9644

Formula II

A = 1

B = 0

Y = 7,6925

Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)

7,6925 = B1 (1) + B2 (0) + B12 (1)(0)

B1 = 7,6925

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Formula III

A = 0,5

B = 0,5

Y = 3,0612

Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)

3,0612 = B1 (0,5) + B2 (0,5) + B12 (0,5)(0,5)

3,0612 = 7,6925 (0,5) + 4,9644 (0,5) + B12 (0,25)

3,0612 = 3,8462 + 2,4822 + 0,25 B12

3,0612 = 6,3284 + 0,25 B12

- 3,2672 = 0,25 B12

B12 = - 13,0688

Jadi persamaan Simplex Latice Design untuk pergeseran viskositas adalah :

Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B)

Perhitungan respon pergeseran viskositas :

Formula IV

A = 0,75

B = 0,25

Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) ) - 13,0688 (A)(B)

Y = 7,6925 (0,75) + 4,9644 (0,25) - 13,0688 (0,75)(0,25)

Y = 5,7693 + 1,2411 – 2,4504

Y = 4,56 %

Formula V

A = 0,25

B = 0,75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B)

Y = 7,6925 (0,25) + 4,9644 (0,75) - 13,0688 (0,25)(0,75)

Y = 1,9231 + 3,7233 – 2,4504

Y = 3,196 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Lampiran 5. uji F

1. Daya Sebar

H0 = persamaan Y = 5,2250 (A) + 4,1783 (B) – 3,5064 (A)(B) tidak regresi

H1 = persamaan Y = 5,2250 (A) + 4,1783 (B) – 3,5064 (A)(B) regresi

Formula

yij

Y ij 2 y

y 2

I 1 4,25

18,0625 4,1783 17,4582

T0, S100 2

4,21 16,9744

4,1783 17,4582

3

4,2 17,64

4,1783 17,4582 4 4,1 16,81 4,1783 17,4582 5 4,2 17,64 4,1783 17,4582 6 4,2 17,64 4,1783 17,4582

II 1 5,85 34,2225 5,2250 16,81

T100, S0 2 5,15 26,5225 5,2250 17,4582 3 5,35 28,6225 5,2250 17,4582 4 4,7 22,09 5,2250 17,4582 5 5,3 28,09 5,2250 17,4582 6 5 25 5,2250 17,4582

III 1 4 16 3,8248 172,225

T50,S50 2 4 16 3,8248 14,6291 3 3,7 13,69 3,8248 14,6291 4 3,8 14,44 3,8248 14,6291 5 3,6 12,96 3,8248 14,6291 6 3,85 14,8225 3,8248 14,6291

IV 1 4,45 19,8025 4,3057 18,5395

T75, S25 2 4,45 1,8025 4,3057 18,5395 3 4,55 20,7025 4,3057 18,5395 4 4,05 16,4025 4,3057 18,5395 5 4,25 18,0625 4,3057 18,5395 6 4,55 20,7025 4,3057 158,503

V 1 3,45 11,9025 3,7824 14,3065

T25, S75 2 3,45 11,9025 3,7824 14,3065 3 3,55 12,6025 3,7824 14,3065

4 3,35 11,2225 3,7824 14,3065 5 3,15 9,9225 3,7824 14,3065 6 3,10 9,6100 3,7824 14,3065

S 125,7200 539,8644 127,8975 553,4037

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

SS total = ∑ 2Yij - ( )2

N

Yij∑ = 539,8644 - 30

5184,15805 = 13,0137

SS regresi = ∑∧

2y -

2

N

y

= 553,4037 - 30

7705,16357 = 8,1446

SS residual = S SStotal – SS regresi

= 13,0137 – 8,1446

= 4,8691

Mean of square regresi = regresi bebasderajat

regresi SS= 8,1446 / 2 = 4,0723

Mean of square residual = residual bebasderajat

residual SS= 4,8691/ 27 = 0,1803

F hitung = residual square ofMean regresi square ofMean = 22,5862

SS Derajat Bebas Mean of square F hitung

Regresi 8,1446 2 4,0723

Residual 4,8691 27 0,1803 22,5862

Total 13,0137 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

F (p-1, N-p) table dengan taraf kepercayaan 95 %

Keterangan :

P = banyaknya formula yang digunakan untuk menghitung persamaan

Simplex Latice Design

N = jumlah formula x jumlah replikasi tiap formula

F (3-1, (5x6)-3) table dengan taraf kepercayaan 95 %

F (2,27) tabel = 3,3541

Dari data diperoleh F hitung = 22,5862 dan F table (2,27) = 3,3541. Karena F

hitung > F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya persamaan Simplex

Latice Design Y = 5,2250 (A) + 4,1783 (B) – 3,5064 (A)(B) regresi.

2. Viskositas

H0 = persamaan Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B) tidak regresi

H1 = persamaan Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B) regresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Formula yi j yij

2 y y 2 I 1 240 57600 235 55225

T0, S100 2

240 57600 235 55225

3 230 52900 235 55225

4 230 52900 235 55225

5 240 57600 235 55225

6 230 52900 235 55225

II 1 110 12100 108,3333 11736,0389

T100, S0 2

110 12100 108,3333 11736,0389 3 110 12100 108,3333 11736,0389 4 110 12100 108,3333 11736,0389 5 100 10000 108,3333 11736,0389 6 110 12100 108,3333 11736,0389

III 1 240 57600 245 60025

T50, S50 2

250 62500 245

60025 3 250 62500 245 60025 4 250 62500 245 60025 5 230 52900 245 60025 6 250 62500 245 60025#

IV 1 190 36100 194,9997 38024,8830

T75, S25 2

190 36100 194,9997

38024,8830 3 190 36100 194,9997 38024,8830 4 190 36100 194,9997 38024,8830 5 200 40000 194,9997 38024,8830 6 200 40000 194,9997 38024,8830

V 1 300 90000 258,3332 66735,9388

S25, PG75 2

310 96100 258,3332

66735,9388

3 310 96100 258,3332 66735,9388

4 310 96100 258,3332 66735,9388

5 300 90000 258,3332 66735,9388 6 310 96100 258,3332 66735,9388

S 6530 1551300 6249,9942 1390479,5270

SS Total = ∑Yij 2 - ( )

NYij 2

= 1551300 - 30

42640900 = 129936,6667

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

SS Regresi = ∑∧

2y -

2

N

y

= 1390479,5270 - 30

5,39062427 = 88398,6103

SS residual = S SStotal – SS regresi

= 129936,6667- 88398,6103 = 41538,0564

Mean of square regresi = regresi bebasderajat

regresi SS= 88398,6103 / 2 = 44199,3052

Mean of square residual = residual bebasderajat

residual SS= 41538,0564/ 27 = 1538,4465

F hitung = residual square ofMean regresi square ofMean = 28,7298

SS Derajat Bebas Mean of square F hitung

Regresi 88398,6103 2 44199,3052

Residual 41538,0564 27 1538,4465 28,7298

Total 129936,6667 29

F (p-1, N-p) table dengan taraf kepercayaan 95 %

Keterangan :

P = banyaknya formula yang digunakan untuk menghitung persamaan

Simplex Latice Design

N = jumlah formula x jumlah replikasi tiap formula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

F (3-1, (5x6)-3) table dengan taraf kepercayaan 95 %

F (2,27) tabel = 3,3541

Dari data diperoleh F hitung = 28,7298 dan F table (2,27) = 3,3541. Karena F

hitung > F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya persamaan Simplex

Latice Design Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B) regresi.

3. Pergeseran Viskositas

H0 = persamaan Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B) tidak regresi

H1 = persamaan Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B) regresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Formula

yi j yij 2 y y 2

I 1 6,3829 40,7414 4,9644 24,6452

T0, S100 2

6,3829 40,7414 4,9644 24,6452

3 2,1276 4,5266 4,9644 24,6452

4 6,3829 40,7414 4,9644 24,6452

5 6,3829 40,7414 4,9644 24,6452

6 2,1276 4,5266 4,9644 24,6452

II 1 10,7695 115,9821 7,6925 59,1745

T100, S0 2

10,7695 115,9821 7,6925 59,1745

3 10,7695 115,9821 7,6925 59,1745 4 1,5387 2,3675 7,6925 59,1745 5 10,7695 115,9821 7,6925 59,1745 6 1,5387 2,3675 7,6925 59,1745

III 1 6,1224 37,4837 3,0612 9,3709

T50, S50 2

2,0408 4,1648 3,0612

9,3709 3 2,0408 4,1648 3,0612 9,3709

4 4,0816 16,6594 3,0612 9,3709 5 2,0408 4,1648 3,0612 9,3709 6 2,0408 4,1648 3,0612 9,3709

IV 1 6,8964 47,5603 4,56 20,7936

T75, S25 2

6,8964 47,5603 4,56

20,7936 3 4,3102 18,5778 4,56 20,7936

4 6,8964 47,5603 4,56 20,7936 5 6,8964 47,5603 4,56 20,7936 6 4,3102 47,5603 4,56 20,7936

V 1 2,1749 4,7302 3,196 10,2144

T25, S75 2

2,1749 4,7302 3,196

10,2144

3 1,0858 1,1789 3,196 10,2144

4 2,1749 4,7302 3,196 10,2144

5 1,0858 1,1789 3,196 10,2144 6 2,1749 4,7302 3,196 10,2144

S 141,3866 898,1434 141,6546 745,1916

SS Total = ∑Yij 2 - ( )

NYij 2

= 898,1434 - 30

1707,19990 = 231,8044

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

SS Regresi = ∑∧

2y -

2

N

y

= 745,1916 - 30

0257,20066 = 76,3241

SS residual = S SStotal – SS regresi

= 231,8044 - 76,3241

= 155,4803

Mean of square regresi = regresi bebasderajat

regresi SS= 76,3241 / 2 = 38,1621

Mean of square residual = residual bebasderajat

residual SS= 155,4803/ 27 = 5,7585

F hitung = residual square ofMean regresi square ofMean = 6,6271

SS Derajat Bebas Mean of square F hitung

Regresi 76,3241 2 38,1621

Residual 155,4803 27 5,7585 6,6271

Total 231,8044 29

F (p-1, N-p) table dengan taraf kepercayaan 95 %

Keterangan :

P = banyaknya formula yang digunakan untuk menghitung persamaan

Simplex Latice Design

N = jumlah formula x jumlah replikasi tiap formula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

F (3-1, (5x6)-3) table dengan taraf kepercayaan 95 %

F (2,27) tabel = 3,3541

Dari data diperoleh F hitung = 6,6271dan F table (2,27) = 3,3541. Karena F hitung

> F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya persamaan Simplex Latice

Design Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B) regresi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Lampiran 6. Data uji mikromeritik emulgel

Kalibrasi skala mikromeritik

okuler skalaobyektif skala x 0,01 mm =

253 x 0,01 mm = 1,2 x 10-3 mm = 1,2 µm

Formula 1

n

n.d partikel rata-ratadiameter dn ===∑∑ 3,722 µm

Jumlah kelas = 4

Interval kelas = 1,8

No. Interval Nilai

Tengah ( Median )

Frekuensi %

Frekuensi

1. 1,2 – 3 2,1 183 36,6 % 2. 3 – 4,8 3,9 228 45,6 % 3. 4,8 – 6,6 5,7 56 11,2 % 4. 6,6 – 8,4 7,5 33 6,6 %

skala

diameter (d) µm

frekuensi (n)

n.d Formula III Percobaan

1 1,2 78 93,6 diameter terkecil 1,2 µm 2 2,4 105 252 diameter terbesar 8,4 µm 3 3,6 137 493,2 frekuensi 500 4 4,8 91 436,8 n.d 1861,2

5 6 56 336 diameter rata-

rata 3,72 µm 6 7,2 23 165,6 modus 3,6 µm 7 8,4 10 84

S= 500 S= 1861,2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Formula II

n

n.d partikel rata-ratadiameter dn ===∑∑ 6,797 µm

Jumlah kelas = 7

Interval kelas = 2,23

No. Interval Nilai

Tengah ( Median )

Frekuensi %

Frekuensi

1. 1,2 – 3,43 2,315 60 12 % 2. 3,43 – 5,66 4,545 93 18,6 % 3. 5,66 – 7,89 6,775 219 8,4 % 4. 7,89 – 10,12 9 62 8,2 % 5 10,12 – 12,35 11,235 31 6,2% 6 12,35 – 14,58 13,465 22 4,4% 7 14,58 – 16,81 15,695 14 2,8%

skala

diameter (d) µm

frekuensi (n)

n.d Formula III Percobaan

1 1,2 23 27,6 diameter terkecil 1,2 µm 2 2,4 37 88,8 diameter terbesar 16,8 µm 3 3,6 42 151,2 frekuensi 500 4 4,8 51 244,8 n.d 3398,4

5 6 58 348 diameter rata-

rata 6,797 µm 6 7,2 161 1159,2 modus 7,2 µm 7 8,4 40 336 8 9,6 22 211,2 9 10,8 17 183,6 10 12 14 168 11 13,2 12 158,4 12 14,4 10 144 13 15,6 8 93,6 14 16,8 6 84

S= 500 S= 3398,4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Formula III

n

n.d partikel rata-ratadiameter dn ===∑∑ 2,772 µm

Jumlah kelas = 3

Interval kelas = 2

No. Interval Nilai

Tengah ( Median )

Frekuensi %

Frekuensi

1. 1,2-3,2 2 288 57,6 % 2. 3,2-5,2 4 187 37,4% 3 5,2-7,2 6,5 25 5%

skala diameter

(d) µm

frekuensi

(n) n.d Formula III Percobaan

1 1,2 140 168 diameter terkecil 1,20 µm 2 2,4 148 355,2 diameter terbesar 7,20 µm 3 3,6 159 572,4 frekuensi 500 4 4,8 28 134,4 n.d 1386

5 6 20 120 diameter rata-

rata 2,772 µm 6 7,2 5 36 modus 3,6 µm

S= 500 S= 1386

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Formula IV

skala diameter

(d) µm

frekuensi

(n) n.d Formula III Percobaan

1 1,2 96 96 diameter terkecil 1,20 µm 2 2,4 100 240 diameter terbesar 7,20 µm 3 3,6 112 403,2 frekuensi 500 4 4,8 100 480 n.d 1824

5 6 48 288 diameter rata-

rata 3,66µm 6 7,2 44 316,8 modus 3,6 µm

S= 500 S= 1824

n

n.d partikel rata-ratadiameter dn ===∑∑ 3,65 µm

Jumlah kelas = 4

Interval kelas = 1,5

No. Interval Nilai

Tengah ( Median )

Frekuensi %

Frekuensi

1. 1,2 – 2,7 1,95 196 39,2 % 2. 2,7 – 4,2 3,45 112 22,4 % 3. 4,2 – 5,7 4,95 100 20 % 4. 5,7 – 7,2 6,45 92 18,4 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Formula V

skala diameter

(d) µm

frekuensi

(n) n.d Formula III Percobaan

1 1,2 98 117,6 diameter terkecil 1,20 µm 2 2,4 116 278,4 diameter terbesar 7,20 µm 3 3,6 128 460,8 frekuensi 500 4 4,8 99 475,2 n.d 1712

5 6 37 222 diameter rata-

rata 3,42 µm 6 7,2 22 158,4 modus 3,6 µm

S= 500 S= 1712

n

n.d partikel rata-ratadiameter dn ===∑∑ 3,42 µm

Jumlah kelas = 3

Interval kelas = 2

No. Interval Nilai

Tengah ( Median )

Frekuensi %

Frekuensi

1. 1,2 – 3,2 2,2 214 42,8 % 2. 3,2 – 5,2 4,2 227 45,4 % 3. 5,2 – 7,2 6,2 59 11,8%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Lampiran 7. Data uji Iritasi Primer

ü Formula 1

Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi Kelinci Parameter 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu

I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

ü Formula 2 Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi Kelinci Parameter 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu

I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

ü Formula 3

Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi Kelinci Parameter 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu

I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

ü Formula4

Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi Kelinci Parameter 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu

I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

ü Formula 5

Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi Kelinci Parameter 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu

I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Lampiran 8. Perbandingan Komposisi Basis pada Kriteria Penerimaan

Masing-Masing Sifat Fisis Emulgel

Dengan menggunakan persamaan SLD, maka dapat diperoleh perbandingan

komposisi emulsifying agent tween 80 dan Span 80 yang memiliki daya sebar

antara 3-5 cm. hasilnya adalah Y= 5,2250 (X1) + 4,1783 (X2) – 3,5064 (X1)(X2)

Emulgel dengan viskositas 190 dPa.s :

5 = 5,2250 (X1) + 4,1783 (X2) – 3,5064 (X1)(X2)

X1+X2 = 1

X1 = 1 - X2

5 = 5,2250 (1- X2) + 4,1783 (X2) – 3,5064 ((1- X2)(X2)

5 = 5,2250 - 5,2250 X2 + 4,1783 X2 – 3,5064 (X2- X22)

5 = 5,2250 - 5,2250 X2 + 4,1783 X2 – 3,5064 X2 + 3,5064 X22

5 = 5,2250 – 4,5531 X2 + 3,5064 X22

3,5064 X22 – 4,5531 X2 + 0,2250 = 0

X1,2 = a

acbb

2

42 −±−

X1,2 = )5064,3(2

)2250,0()5064,3(45531,45531,4 2 −±

X1,2 = 0128,7

1557,37307,205531,4 −±

X1,2 = 0128,7

1922,45531,4 ±

X2 = 1,247 ( tidak memenuhi) atau X2 = 0,051 (memenuhi)

Komposisi optimal = 95% Tween 80 : 5% Span 80.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Dengan menggunakan persamaan SLD, maka dapat diperoleh perbandingan

komposisi emulsifying agent tween 80 dan Span 80 yang memiliki viskositas

antara 190 – 250 dPa.s. hasilnya adalah Y= 303,3333 (X1) + 312,5 (X2) +

101,6667 (X1)(X2)

Emulgel dengan viskositas 190 dPa.s :

190 = 108,3333 (X1) + 235 (X2) + 293,3340 (X1)(X2)

X1+X2 = 1

X1 = 1 - X2

190 = 108,3333 (1-X2) + 235 (X2) + 293,3340 (1-X2)(X2)

190 = 108,3333 - 108,3333 X2 + 235 X2 + 293,3340 (X2- X22)

190 = 108,3333 - 108,3333 X2 + 235 X2 + 293,3340 X2 - 293,3340 X22

190 = 108,3333 + 420 X2 - 293,3340 X22

293,3340 X22 – 420 X2 + 81,6667 = 0

X1,2 = a

acbb

2

42 −±−

X1,2 = )3340,293(2

)6667,81()3340,293(4420420 2 −±

X1,2 = 668,586

4791,95822176400420 −±

X1,2 = 668,586

8617,283420 ±

X2 = 1,199 ( tidak memenuhi) atau X2 = 0,23 (memenuhi)

Komposisi optimal = 77% Tween 80 : 23% Span 80.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Dengan menggunakan persamaan SLD, maka dapat diperoleh perbandingan

komposisi emulsifying agent Tween 80 dan Span 80 yang memiliki viskositas

antara 310 – 320 dPa.s. hasilnya adalah Y= 108,3333 (X1) + 235 (X2) + 293,3340

(X1)(X2). Emulgel dengan viskositas 250 dPa.s :

250 = 108,3333 (X1) + 235 (X2) + 293,3340 (X1)(X2)

X1+X2 = 1

X1 = 1 - X2

250 = 108,3333 (1 - X2) + 235 (X2) + 293,3340 (1 - X2)(X2)

250 = 108,3333 - 108,3333 X2 + 235 X2 + 293,3340 (X2- X22)

250 = 108,3333 - 108,3333 X2 + 235 X2 + 293,3340 X2 - 293,3340 X22

250 = 108,3333 + 420 X2 - 293,3340 X22

293,3340 X22 – 420 X2 + 141,6667 = 0

X1,2 = a

acbb

2

42 −±−

X1,2 = )3340,293(2

)6667,141()3340,293(4420420 2 −±

X1,2 = 668,586

6391,166222176400420 −±

X1,2 = 668,586

8829,100420 ±

X2 = 0,88 (memenuhi) atau X2 = 0,54 (memenuhi)

X1 = 1- 0,88 X1 = 1- 0,54

= 0,12 = 0,46

Komposisi optimal = 12% Tween 80 : 88% Span 80

Komposisi optimal = 46 % Tween 80: 54 % Span 80 sampai dengan 100% Span 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Dengan menggunakan persamaan SLD, maka dapat diperoleh perbandingan

komposisi emulsifying agent Tween 80 dan Span 80 yang memiliki pergeseran

viskositas = 5% dPa.s. hasilnya adalah Y= 7,6925 (X1) + 4,9644 (X2) – 13,0688

(X1)(X2)

5 = 7,6925 (X1) + 4,9644 (X2) – 13,0688 (X1)(X2)

X1+X2 = 1

X1 = 1 - X2

5 = 7,6925 (1 - X2) + 4,9644 (X2) – 13,0688 (1 - X2)(X2)

5 = 7,6925 - 7,6925 X2 + 4,9644 X2 – 13,0688 (X2- X22)

5 = 7,6925 - 7,6925 X2 + 4,9644 X2 – 13,0688 X2 + 13,0688 X22

5 = 7,6925 - 15,7969 X2 + 13,0688 X22

13,0688 X22 - 15,7969 X2 + 2,6925 = 0

X1,2 = a

acbb

2

42 −±−

X1,2 = )0688,13(2

)6925,2()0688,13(47969,157969,15 2 −±

X1,2 = 1376,26

7509,1405420,2497969,15 −±

X1,2 = 1376,26

4303,107969,15 ±

X2 = 1,033 ( tidak memenuhi) atau X2 = 0,205 ~ 0,20 (memenuhi), X1 = 0,80

Komposisi optimal = 80% Tween 80 : 20% Span 80 sampai dengan 100% Span 80

Area optimum hasil superimposed

80% Tween 80 : 20% Span 80 sampai dengan 100% Span 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Lampiran 9. Kuisioner subjective assessment

SUBJECTIVE ASSESSMENT

EMULGEL EKSTRAK TEH HIJAU SEBAGAI ANTI-AGING

Nama : Hari, tanggal :

Umur: No kemasan :

Berilah tanda (v) pada kolom yang Anda anggap paling sesuai (dengan pertanyaan

di bawah ini!

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS

1 Emulgel ini memiliki penampilan yang menarik

2 Emulgel ini memiliki warna yang menarik

3 Emulgel ini mudah dioleskan di kulit

4 Emulgel ini memiliki kekentalan yang cukup baik

5 Emulgel ini memiliki bau yang enak setelah dioleskan

dikulit

6 Emulgel ini sudah cukup halus dan lembut di kulit

7 Emulgel ini sudah cukup homogen

8 Emulgel ini terasa lengket di kulit

9 Emulgel ini memberikan rasa lembab di kulit

10 Emulgel ini memberikan efek berminyak di kulit

11 Emulgel ini mudah dicuci dengan air dari kulit

12 Emulgel ini meninggalkan bekas minyak di kulit setelah

emulgel dicuci dengan air

13 Secara umum, emulgel ini cukup nyaman untuk digunakan

di kulit sebagai cream malam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Sensory assesment Formula 1

Responden No Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X

1 Penampilan 3 3 3 3 1 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2.517

2 Warna 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2.44

3 Daya sebar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3.1034

4 Viskositas 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 3 2 3 2.724

5 Bau 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 2 2. 62

6 Kehalusan emulgel 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2.862

7 Homogenitas 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2.931

8 Rasa lengket 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3.206

9 Rasa lembab 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3.172

10 Rasa berminyak 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4 2.758

11 Pencucian dengan air 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2.655

12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2.724

13 Kenyamanan pemakaian 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2.827

14 Sensasi dingin 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3.206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Sensory assesment Formula 2

Responden No Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X

1 Penampilan 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2.827 2 Warna 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2.793 3 Daya sebar 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 2.965 4 Viskositas 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2.655 5 Bau 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2.517 6 Kehalusan emulgel 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3.344 7 Homogenitas 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3.379 8 Rasa lengket 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2.275 9 Rasa lembab 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2.955

10 Rasa berminyak 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.241 11 Pencucian dengan air 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3.517 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2.206 13 Kenyamanan pemakaian 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2.931 14 Sensasi dingin 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3.448

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Sensory assesment Formula 3

Responden No Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X

1 Penampilan 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2.517 2 Warna 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2.448 3 Daya sebar 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2.931 4 Viskositas 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3.241 5 Bau 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2.517 6 Kehalusan emulgel 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2.621 7 Homogenitas 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3.275 8 Rasa lengket 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 2 2 4 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2.586 9 Rasa lembab 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3.137

10 Rasa berminyak 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2.414 11 Pencucian dengan air 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3.206 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 4 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2.552 13 Kenyamanan pemakaian 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2.862 14 Sensasi dingin 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3.414

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Sensory assesment Formula 4

Responden No Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X

1 Penampilan 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2.586 2 Warna 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2.517 3 Daya sebar 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3.206 4 Viskositas 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.172 5 Bau 4 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2.448 6 Kehalusan emulgel 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2.862 7 Homogenitas 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 4 3 3 2.827 8 Rasa lengket 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2.414 9 Rasa lembab 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3.137

10 Rasa berminyak 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2.379 11 Pencucian dengan air 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3.344 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2.31 13 Kenyamanan pemakaian 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 14 Sensasi dingin 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3.344

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Sensory assesment Formula 5

Keterangan :

Ya = 4

Sedang = 3

Tidak = 2

Responden No Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X

1 Penampilan 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2.379 2 Warna 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 1 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2.379 3 Daya sebar 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2.448 4 Viskositas 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2.517 5 Bau 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2.379 6 Kehalusan emulgel 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2.827 7 Homogenitas 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2.793 8 Rasa lengket 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 2.965 9 Rasa lembab 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3.044

10 Rasa berminyak 3 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 4 4 1 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 2 2 2 2.827 11 Pencucian dengan air 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2.689 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 3 1 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2.414 13 Kenyamanan pemakaian 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2.552 14 Sensasi dingin 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3.068

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Lampiran 10. Foto emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

Formula 1 Formula 2

Formula 3 Formula 4

Formula 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Lampiran 11. Hasil pemeriksaan ekstrak teh hijau

Gambar 2. Uji Reaksi Warna Teh Hijau dan Uji Antioksidan dengan DPPH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Lampiran 12. Dokumentasi

Gambar 3. Ekstrak teh hijau

Gambar 4. Pembuatan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Gambar 5. Uji daya sebar anti-aging ekstrak teh hijau

Gambar 6. Viskometer Rion-VT 04

Gambar 7. Uji mikromeritik partikel anti-aging ekstrak teh hijau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Gambar 8. Uji iritasi sediaan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau

Formula 1 Formula 2 Formula 3

Formula 4 Formula 5

Gambar 9. Partikel emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (perbesaran 40x).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul ’’Optimasi komposisi Tween 80 dan

Span 80 sebagai Emulsifying Agent dalam Formula Emulgel

Anti-Aging Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis (L.)O.K.) :

Aplikasi Simplex Lattice Design’’ ini lahir di Mataram pada

tanggal 30 September 1986 dan anak pertama dari dua

bersaudara pasangan bapak Pius Priyono Putra dan Ibu Caecilia Endang Suwastini.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1990-1992 di TK Sari Asih

Sumbawa Besar (NTB), kemudian melanjutkan pendidikan pada tahun 1992-1998 di

SD Negeri II Sumbawa Besar. Pada tahun 1998-2001penulis menyelesaikan tinggkat

pendidikan selanjutnya di SLTP Mardi Rahayu Ungaran Semarang, kemudian

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi pada tahun 2001-2004 di SMA Negeri III

Klaten. Pada tahun 2004 penulis mengawali pendidikannya sebagai mahasiswa

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Berhasil

menyelesaikannya pada tahun 2008.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI