ph vagina

4
pH VAGINA Fisiologis pH Vagina Vagina merupakan organ intim wanita yang sangat elastis. Kelenjar ini menyediakan cairan sebagai proteksi (penghalang) terhadap serangan kuman dan bakteri penyebab infeksi atau peradangan yang dapat masuk ke dalam saluran rahim/kandungan (Boyke, 2007). Pada saat-saat tertentu vagina akan mengeluarkan cairan yang mutlak diperlukan guna membasahi dinding vagina agar selalu bersih. Cairan tersebut berasal dari selaput lendir rahim, rembesan kulit luar vagina, dan saluran kelamin bagian atas. Gunanya selain untuk mempertahankan keasaman vagina agar tidak terjadi infeksi,mempertahankan kebersihan relatif vagina, juga sebagai pelumas pada saat berhubungan intim. Keluarnya cairan dikatakan normal jika terjadi sebelum haid, sesudah haid, pada pertengahan siklus atau pada saat ovulasi, serta saat mendapatkan rangsangan seks. Lendir tersebut juga semakin banyak di masa kehamilan seiring dengan meningkatnya hormon estrogen. Lendir tersebut bermanfaat menjaga kelembaban vagina dan elastisitas otot-otot sekitarnya untuk mempersiapkan jaringan tersebut menjalani partus. Hal

Upload: hollow-shinigami-thesecondgenerationofeandrey

Post on 20-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

andri ke 2

TRANSCRIPT

pH VAGINAFisiologis pH Vagina

Vagina merupakan organ intim wanita yang sangat elastis. Kelenjar ini menyediakan cairan sebagai proteksi (penghalang) terhadap serangan kuman dan bakteri penyebab infeksi atau peradangan yang dapat masuk ke dalam saluran rahim/kandungan (Boyke, 2007).

Pada saat-saat tertentu vagina akan mengeluarkan cairan yang mutlak diperlukan guna membasahi dinding vagina agar selalu bersih. Cairan tersebut berasal dari selaput lendir rahim, rembesan kulit luar vagina, dan saluran kelamin bagian atas. Gunanya selain untuk mempertahankan keasaman vagina agar tidak terjadi infeksi,mempertahankan kebersihan relatif vagina,juga sebagai pelumas pada saat berhubungan intim.Keluarnya cairan dikatakan normal jika terjadi sebelum haid, sesudah haid, pada pertengahan siklus atau pada saat ovulasi, serta saat mendapatkan rangsangan seks.Lendir tersebut juga semakin banyak di masa kehamilan seiring dengan meningkatnya hormon estrogen. Lendir tersebut bermanfaat menjaga kelembaban vagina dan elastisitas otot-otot sekitarnya untuk mempersiapkan jaringan tersebut menjalani partus.Hal ini normal terjadi pada semua wanita di masa produksi. Baik yang bertubuh kurus maupun gemuk.Cairan yang keluar di masa-masa itu akan berupa lendir jernih, agak kental, tidak berbau, tidak mengalir,tidak menimbulkan gatal pada vagina,dan pH keasamannya antara 3,5 hingga 4,5. Cairan ini biasanya akan hilang dalam beberapa hari tanpa keluhan apapun.Lingkungan normal vagina digambarkan oleh adanya hubungan dinamis antaraLactobacillus acidophilusatauDoderlein lactobacillusdengan flora endogen lain termasukCandida albicans, estrogen, glikogen, pH vagina, dan produk metabolisme flora dan organisme patogen. Dalam hal ini speciesLactobacillusadalah anggota terbesar dari flora normal yang terdapat pada vagina. Segera setelah lahir, laktobasil aerob (Doderlein lactobacillus) muncul dalam vagina dan menetap bersamaan dengan kandida selama pH tetap asam dalam beberapa minggu. Jika pH menjadi netral (tetap demikian sampai pubertas), terdapat flora campuran kokus dan basil. Pada waktu pubertas,Lactobacillusditemukan kembali dalam jumlah yang besar dan mempertahankan keasaman pH melalui pembentukan asam dari karbohidrat, khususnya glikogen (Jawetz,et al., 2004).Estrogen menentukan jumlah atau kadar glikogen (zat gula sebagai simpanan energi dalam sel tubuh manusia) di dalam sel epitel vagina. Glikogen juga merupakan nutrisi dari Lactobacillus yang akan dimetabolisme untuk pertumbuhannya (Galuhwati, 2010).Sisa metabolisme tersebutmelalui suatu enzim, berupa berbagai persenyawaan hidrat arang yang lebih rendah, akan diuraikan lebih lanjut menjadi asetaldehid, asam piruvat, dan akhirnya asam laktat. Asam laktat ini yang menentukan suasana asam dalam vagina dengan kisaran pH 3,5-4,5. Dengan tingkat keasaman tersebut, pertumbuhan berlebihan dari bakteri pathogen dan jamur dapat dicegah danLactobacillusakan subur (Muliawan, 2007).pH vagina dapat berubah akibat kondisi tubuh.Apabila pH naik di atas lima, insiden infeksi vagina meningkat.Misalnya akibat penyakit kronis yang menahun sebab penyakit menahun dapat melemahkan daya tahan tubuh manusia, sehingga menyebabkan keluarnya cairan vagina secara berlebihan. Kedua, kelainan endokrin/hormon. Misalnya, pada saat hamil, akan terjadi perubahan hormonal sehingga terjadi perubahan suasana asam menjadi basa. Hal ini mengakibatkan banyak ibu hamil terinfeksi jamur.Ketiga, adalah faktor infeksi. Sebagian besar infeksi terjadi pada bermacam-macam organ reproduksi. Bisa karena infeksi vulva, vagina, mulut rahim, selaput lendir rahim, dan saluran telur.Keempat, sebab-sebab lain, misalnya, masuknya corpus alienum (benda asing). Benda asing ini bisa berupa apa saja, kondom, benang IUD yang tertinggal di dalam vagina, ada kelainan fistula akibat persalinan/tindakan operasi, hubungan antara rektum atau tempat kotoran dengan vagina atau antara kandung kencing dengan vagina, serta karena tisu pembasuh (Siska, 2010).Cairan pembersih vagina yang dipakai berlebihan juga akan membuat bakteri Lactobacillus di vagina yang membuat vagina selalu asam menjadi mati. Suasana asam pun terganggu menjadi basa, sehingga muncullah berbagai penyakit seperti kandida/jamur, infeksi dari luar vagina, dan sebagainya.Oleh karena itu, penyemprotan cairan ke vagina dalam lingkungan normal tidak diperlukan dan tidak dianjurkan(Bobak, 2005).