anatomi dan fisiologi vagina

10
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI VAGINA Vagina adalah suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakng kandung kemih yang memanjang dari introitus sampai ke serviks. Vagina merupakan suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas. Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm. Setelah melewati introitus vagina, dapat ditemukaan vagina yang merupakan suatu penghubung antara introitus dan uterus. Arahnya sejajar dengan arah dari pinggir atas simfisis ke promontorium. Arah ini penting diketahui pada waktu memasukkan jari ke dalam vagina ketika mengadakan pemeriksaan ginekologik. Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu sama lain, masing-masing panjangnya 6,5 cm dan 9 cm. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut rugae, di tengah-tengahnya ada bagian yang lebih keras, disebut kolumna rugarum. Lipatan- lipatan ini memungkinkan vagina pada persalinan melebar, sesuai dengan fungsinya sebagai bagian lunak jalan lahir. Di vagina tidak didapatkan kelenjar-kelenjar bersekresi. Epitel vagina terdiri dari epitel gepeng tidak bertanduk, di bawahnya terdapat jaringan ikat yang mengandung banyak

Upload: azam-m-abdullah

Post on 02-Aug-2015

196 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi Vagina

I. ANATOMI DAN FISIOLOGI VAGINA

Vagina adalah suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di

belakng kandung kemih yang memanjang dari introitus sampai ke serviks. Vagina

merupakan suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara

luas. Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior vagina

hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm.

Setelah melewati introitus vagina, dapat ditemukaan vagina yang

merupakan suatu penghubung antara introitus dan uterus. Arahnya sejajar dengan arah

dari pinggir atas simfisis ke promontorium. Arah ini penting diketahui pada waktu

memasukkan jari ke dalam vagina ketika mengadakan pemeriksaan ginekologik.

Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu sama lain, masing-masing

panjangnya 6,5 cm dan 9 cm. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut

rugae, di tengah-tengahnya ada bagian yang lebih keras, disebut kolumna rugarum.

Lipatan-lipatan ini memungkinkan vagina pada persalinan melebar, sesuai dengan

fungsinya sebagai bagian lunak jalan lahir. Di vagina tidak didapatkan kelenjar-kelenjar

bersekresi. Epitel vagina terdiri dari epitel gepeng tidak bertanduk, di bawahnya

terdapat jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah. Pada kehamilan

terdapat hipervaskularisasi lapisan jaringan tersebut, sehingga dinding vagina terlihat

kebiru-biruan, yang disebut livide. Di bawah jaringan ikat terdapat otot-otot dengan

susunan yang sesuai dengan susunan otot-otot usus. Bagian dalamnya terdiri atas

musculus circularis dan bagian luarnya atas musculus longitudinalis. Di sebelah luar

otot-otot ini terdapat fascia (jaringan ikat) yang akan berkurang elastisitasnya pada

wanita yang lanjut usia.

Di sebelah depan dinding vagina depan bagian bawah terdapat uretra,

sedangkan bagian atasnya berbatasan dengan kandung kemih sampai ke forniks anterior

vagina.

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi Vagina

Dinding kanan dan kiri vagina berhubungan dengan musculus levator ani. Di sebelah

atas vagina membentuk fornices lateralis sinistra et dextra. Sekitar 1,5 cm di atas forniks

lateralis dalam parametrium terletak ureter, dan pada tempat itu ureter melintasi arteria

uterina. Hal ini penting diketahui jika harus menjahit kembali robekan pada serviks uteri

yang lebar, dan dekat pada tempat arteria uterine serta ureter berada.

Vagina mendapatkan vaskularisasi dari :

a. Arteri uterina, yang melalui cabangnya ke cervix dan vagina memberikan darah ke

bagian 1/3 bagian atas vagina

b. Arteri vesicalis inferior, yang melalui cabangnya ke vagina bagian 1/3 tengah

c. Arteri hemorrhoidalis mediana dan arteri pudendus interna, yang memberikan darah

ke bagian 1/3 bawah vagina.

Darah kembali melalui pleksus vena yang ada, antara lain pleksus pampiniformis, ke

vena hipogastrika dan vena iliaka ke atas.

Pembuluh limfe yang berasal dari 2/3 bagian atas vagina akan melalui kelenjar limfe di

daerah vasa iliaka, sedangkan pembuluh limfe yang berasal dari 1/3 bagian bawah akan

melalui kelenjar limfe di regio inguinalis.

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi Vagina

II. HISTOLOGI VAGINA

Gambar histologi vagina

Vagina disebut juga lubang sanggama. Lubang ini menghubungkan rahim dengan vulva.

Jaringan penyusunnya terdiri dari tunika mucosa, tunika muscularis dan tunika adventitia.

Tunika mucosa mengandung jaringan epitel berlapis dan mengelupas. Tidak ada kelenjar lendir

pada vagina. Lendir yang berada di vagina berasal dari serviks. Pada lamina propia terdapat

banyak serat elastik dan limfosit. Terkadang juga ditemukan nodul limfa. Tunika muscularis

terletak diluar tunika mucosa, mengandung serat otot polos dua lapis, sesuai dengan letak

seratnya itu sirkuler dan longitudinal.

Page 4: Anatomi Dan Fisiologi Vagina

III. PATOLOGI VAGINA

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi Vagina

Kelainan vagina dapat terjadi karena bawaan dan

didapat.kelainan bawaan akibat gangguan pada pembentukan dan

pertumbuhan vagina dapat berupa :

a. Vagina tidak terbentuk sama sekali disebut atresia vagina atau

agenesis vagina.

b. Vagina terbentuk hanya sebagian disebut agenesis partial, mungkin

hanya bagian proksimal atau hanya bagian distal.

c. Terdapat batas antara bagian vagina atas distal disebut spektum

transversal.

d. Terdapat septum longitudinal sehingga vagina menjadi dua.

e. Lubang vagina bagian distal tertutup karena selaput dara tidak ada,

lubang himen (himen imperforata).

f. Lubang vagina terlalu kecil.

g. Bagian luar vagina seperti labia terlalu melebar atau mengalami

perlekatan (adhesi labia).

Sedangkan kelainan karena didapat dapat terjadi karena

trauma, terutama trauma persalinan; infeksi; radiasi; dan zat-zat kimia.

Bentuk kelainan didapat mungkin berupa :

a. Adesi labia atau adesi dinding vagina

b. Penonjolan dinding vagina depan (sistokel)

c. Penonjolan dinding vagina bagian belakang (rektokel)

d. Penonjolan puncak vagina (prolapsus uteri atau enterokel)

e. Pelebaran saluran vagina

f. Pelebaran mulut vagina (introitus vagina) karena terdapatnya

ruptura perineal.

g. Terdapatnya fistula (lubang antara vagina dengan saluran cerna)

(rektrovagina) dan lubangantara vagina dengan saluran kemih bawah

(vesiko vagina fistula).

B. Keluhan-keluhan pada Kelainan Vagina

1. Darah haid tidak keluar sehingga penderita selalu merasa sakit

perutnya dan terasa benjolan di rongga perut.

Page 6: Anatomi Dan Fisiologi Vagina

2. Mengalami kesulitan dalam bersenggama seperti sakit atau tidak

dapat bersenggama secara normal.

3. Terasa adanya benjolan keluar dari vagina

4. Air kemih atau feases keluar ke dalam vagina

5. Liang vagina dirasakan terlalu besar.

6. Menimbulkan kemandulan atau kesulitan saat melahirkan anak.

7. Mulut vagina terlalu besar dan terlihat bentuk yang tidak bagus.

C. Diagnostik untuk Menegakkan Diagnosis

1. Anamnesis : tanyakan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan fungsi utama

vagina di samping keluhan-keluhan lainnya.

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan ginekologi dengan teliti dan cermat serta sistematik dari luar

sampai kedalam vagina

4. Pemeriksaan colok dubur untuk mengetahui sfingter ani, tonusnya, serta jarak

anus dengan vagina dan tonus fasia rekto vagina.

5. Pemeriksaan khusus : pemeriksaan genetik (kromosom dan seks kromatik),

pemeriksaan USG, dan pemeriksaan IVP.

D. Pengobatan

Pembedahan pada kasus kelainan vagina harus selalu berpegang pada tujuan

pembedahan secara umum, yaitu menghilangkan keluhan penderita,

menghilangkan keadaan patologi, mengembalikan fungsi organ tersebut, dan

memperhatikan estetik.

Sebagai contoh, pada kelainan vagina berupa himen imperforata atau

septum vagina transversal yang menghalangi keluarnya darah haid perlu segera

dilakukan eksisi. Akan tetapi, bila kelainan berupa agenesis vagina maka perlu

diperhatikan faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan seperti faktor

emosi penderita dan keluarganya, waktu melakukan tindakan, serta jenis

pembedahan yang dipilih. Adapun jenis pembedahan pada kelainan pada vagina :

Page 7: Anatomi Dan Fisiologi Vagina

1. Labia, bila terlalu lebar dilakukan labiaplasti, bila sobek dilakukan reparasi, dan

kalau adhesi dilakukan insisi.

2. Vagina :

- Himen imperforata dilakukan eksisi

- Septum vagina dilakukan insisi dengan pemasangan mold untuk 4-5 hari untuk

septum longitudinal dilakukan eksisi saja kalau diperlukan.

- Agenesis vagina dilakukan vaginoplasti dengan graf selaput amnion.

- Adhesi dinding vagina karena didapat dilakukan vaginoplasti dengan mold.

- Penonjolan dinding belakang vagina (rektokel) dilakukan kolporafi posterior.

- Pelebaran mulut vagina dilakukan kolpoperineografiplasti.

- Fistula dilakukan reparasi atau fistuloplasti.

E. Septum Vagina

Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan

hematokolpos, hematometra dan atresia vagina dapat menghalangi konsepsi.

Kelainan vagina yang cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan

adalah septum vagina terutama vertika longitudinal.

Septum yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia karena separoh

vagina yang harus dilewati oleh janin biasanya cukup melebar sewaktu kepala lahir.

Akan tetapi septum yang tidak lengkap kadang-kadang menghambat turunnya

kepala.

Struktur vagina yang kongenital biasanya tidak menghalangi turunnya

kepala, akan tetapi yang disebabkan oleh perut akibat perlukaan dapat

menyebabkan distosia.