makalah ph

23
MAKALAH PERANAN GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN Pembimbing : Sri Lestari, SP Disusun oleh : Fildzah Yamami Rizal 090100004 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat

Upload: fildzah-yamami-rizal

Post on 20-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

MAKALAHPERANAN GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN

Pembimbing :Sri Lestari, SP

Disusun oleh :Fildzah Yamami Rizal090100004

Departemen Ilmu Kesehatan MasyarakatIlmu Kedokteran Pencegahan / Ilmu Kedoktera KomunitasFakultas KedokteranUniversitas Sumatera Utara Medan 2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Peranan Gizi dalam Daur Kehidupan.Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Pencegahan / Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera UtaraPada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dokter pembimbing, Ibu Sri Lestari, SP yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah makalah ini bermanfaat, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR ...2DAFTAR ISI ...3BAB IPENDAHULUAN...............................................................41.1. Latar Belakang .............................................................41.2. Tujuan ...........................................................................51.3. Manfaat ..........................................................................5BAB IITINJAUAN PUSTAKA ...................................................62.1. Diabetes melitus ..........................................................62.1.1 Definisi ..............................................................62.1.2 Klasifikasi ..........................................................62.1.3 Etiologi ..............................................................72.1.4 Diagnosa ............................................................72.1.5 Penatalaksanaan ..................................................82.2. Kualitas Hidup Pasien DM...........................................102.2.1 Pengertian Kualitas Hidup...................................102.2.2 Kegunaan Pengukuran Kualitas Hidup..............112.2.3 Domain Kualitas Hidup......................................112.1.4 Faktor-Faktor Yang Berhubungan ....................13

BAB III KESIMPULAN..15

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................16

BAB 1PENDAHULUAN

Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrient yang berbeda. Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrient yang sama, namun dengan jumlah yang berbeda. Nutrient tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrient yang lain, sang dibutuhkan untuk hidup dan sehat. Kebutuhan akan nutrient berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan. Beberapa kelompok dengan resiko tinggi di masyarakat membutuhkan perhatian khusus dalam gizi . Kelompok-kelompok tersebut antara lain adalah ibu hamil dan menyusui, bayi dan anak-anak serta dewasa dan lansia.Gizi buruk biasanya bermula dari in utero, berlanjut, terutama pada remaja wanita dan wanita, hingga kemudian menjadi dewasa. Keadaan gizi buruk yang terjadi saat anak-anak, remaja, dan wanita hamil memiliki efek negatif terutama pada janin. Bayi berat lahir rendah (BBLR) yang mengalami intrauterine growth retardation (IUGR) saat masih dalam kandungan berisiko malnutrisi dan meninggal di periode neonatal. Keadaan ini berlanjut hingga ke masa dewasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pencegahan terjadinya gizi buruk sejak awal siklus kehidupan. Siklus kehidupan menyediakan kerangka kerja yang tegas dalam menanggapi tantangan gizi pada manusia. Karena penyebab gizi buruk sangatlah kompleks, untuk itu selanjutnya akan dijelaskan peranan gizi di masing-masing tahap kehidupan pada makalah ini.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Siklus Kehidupan2.1.1Definisi Diabetes Mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang memiliki karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Diabetes Mellitus merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) dan disebabkan oleh adanya resistensi insulin, gangguan sekresi insulin, atau kedua-duanya.62.1.2KlasifikasiBerdasarkan etiologinya, DM dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:71. DM tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas sehingga mengakibatkan defisiensi insulin absolut, bersifat autoimun;2. DM tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin;3. DM gestasional disebabkan oleh pengaruh hormon kehamilan yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah saat kehamilan; dan4. DM tipe lain disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada pankreas yaitu defek genetik fungsi sel beta, defek genetic kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas (pankreatitis, tumor/pankreatektomi, pankreatopati fibrokalkulus), endokrinopati, obat/zat kimia, infeksi, penyebab imunologi yang jarang (antibodi antiinsulin), dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.

2.1.3EtiologiDiabetes Mellitus secara umum disebabkan oleh defisiensi insulin akibat adanya kerusakan pada sel beta pankreas dan gangguan hormonal.7 DM tipe 2 atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) disebabkan oleh gangguan resistensi insulin dan sekresi insulin. Resistensi insulin terjadi karena reseptor yang berikatan dengan insulin tidak sensitif sehingga mengakibatkan menurunnya kemampuan insulin dalam merangsang pengambilan glukosa dan menghambat produksi glukosa oleh sel hati. Gangguan sekresi insulin terjadi karena sel beta pankreas tidak mampu mensekresikan insulin sesuai dengan kebutuhan.8

2.1.4DiagnosaDiagnosis DM tipe 2 juga dapat ditegakkan jika pasien mengalami keluhanklasik/khas DM seperti poliuria, polidipsia, dan polifagia, dan keluhan lain sepertikelelahan, kesemutan, gatal, dan mata kabur.7 Diagnosis DM tipe 2 dapat ditegakkan melalui tiga cara, yaitu:81. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu lebih dari 200 mg/dl cukup untuk menegakkan diagnosis DM tipe 2;2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa lebih dari 126 mg/dl dengan adanya keluhan klasik; dan3. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO).Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau DM tipe 2 dapat digolongkan ke dalam kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT).

2.1.5Penatalaksanaan Penatalaksanaan DM tipe 2 secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.Penatalaksanaan DM tipe 2 terdiri dari penatalaksanaan jangka pendek dan penatalaksanaan jangka panjang.Tujuan penatalaksanaan jangka pendek adalah menghilangkan tanda dan gejala DM tipe 2, mempertahankan rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah.Tujuan penatalaksanaan jangka panjang adalah mencegah dan menghambat progresivitas komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler, dan neuropati diabetik. Tujuan akhir dari penatalaksanaan DM tipe 2 adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM tipe 2.8 Pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, melalui pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku.7 Ada 4 pilar penatalaksanaan DM, yaitu:1. EdukasiEdukasi memegang peranan yang sangat penting dalam penatalaksanaan DM tipe 2 karena pemberian edukasi kepada pasien dapat merubah perilaku pasien dalam melakukan pengelolaan DM secara mandiri.Pemberian edukasi kepada pasien harus dilakukan dengan melihat latar belakang pasien, ras, etnis, budaya, psikologis, dan kemampuan pasien dalam menerima edukasi. Edukasi mengenai pengelolaan DM secara mandiri harus diberikan secara bertahap yang meliputi konsep dasar DM, pencegahan DM, pengobatan DM, dan selfcare.92. Terapi Nutrisi MedisTerapi Nutrisi Medis (TNM) atau diet merupakan bagian dari penatalaksanaan DM tipe 2.Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari tenaga kesehatan (dokter, ahli gizi, tenaga kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya).Prinsip pengaturan nutrisi pada pasien DM tipe 2 yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pengaturan jadwal, jenis, dan jumlah makanan merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama pada pasien dengan terapi insulin.83. Latihan jasmaniLatihan jasmani dilakukan secara teratur sebanyak 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit yang sifatnya CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training). Prinsip CRIPE tersebut menjadi dasar dalam pembuatan materi DSME yang memiliki arti latihan jasmani dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, gerak cepat dan lambat secara bergantian, berangsur-angsur dari latihan ringan ke latihan yang lebih berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Latihan jasmani bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh, menurunkan berat badan, dan memperbaiki sensitivitas insulin.Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan usia dan status kesegaran jasmani. Pasien DM tipe 2 yang relatif sehat dapat meningkatkan intensitas latihan jasmani, sedangkan pasien DM tipe 2 yang mengalami komplikasi dapat mengurangi intensitas latihan Jasmani.84. Intervensi farmakologisIntervensi farmakologis meliputi pemberian obat-obatan kepada pasien DMtipe 2.Obat-obatan yang diberikan dapat berupa obat oral dan suntik. Obat dalam bentuk suntikan meliputi pemberian insulin dan agonisGLP-1/incretin mimetic.8

2.2.Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus2.2.1. Pengertian Kualitas HidupKualitas hidup (Quality of life/ QOL) adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dalam kontek budaya dan nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan hidup, harapan, standard dan perhatian. Hal ini merupakan konsep yang luas yang mempengaruhi kesehatan fisik seseorang, keadaan psikologis, tingkat ketergantungan, hubungan sosial, keyakinan personal dan hubungannya dengan keinginan di masa yang akan datang terhadap lingkungan mereka.10Kualitas hidup didefinisikan sebagai perasaan individu tentang kesehatan dan kesejahteraannya dalam area yang luas meliputi fungsi fisik, fungsi psikologis dan fungsi sosial. Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat dimana seseorang menikmati kemungkinan dalam hidupnya, kenikmatan tersebut memiliki dua komponen yaitu pengalaman, kepuasan dan kepemilikan atau pencapaian beberapa karakteristik dan kemungkinan-kemungkinan tersebut merupakan hasil dari kesempatan dan keterbatasan setiap orang dalam hidupnya dan merefleksikan interaksi faktor personal lingkungan.11 Dalam istilah umum, kualitas hidup dianggap sebagai suatu persepsi subjektif multidimensi yang dibentuk oleh individu terhadap fisik, emosional, dan kemampuan sosial termasuk kemampuan kognitif (kepuasan) dan komponen emosional / kebahagiaan.12Dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup adalah persepsi atau pandangan subjektif individu terhadap kehidupannya dalam konteks budaya dan nilai yang dianut oleh individu dalam hubungannya dengan tujuan personal, harapan, standar hidup dan perhatian yang mempengaruhi kemampuan fisik, psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial dan lingkungan.

2.2.2. Kegunaan Pengukuran Kualitas HidupPada umumnya penilaian kualitas hidup dilakukan melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau melalui pemeriksaan laboratorium. Instrument WHOQOL (The World Health Organization of Quality of Life Instrument) dengan fokus pada pandangan individu tentang kesejahteraan memberikan pandangan baru terhadap penyakit. Misalnya pemahaman tentang diabetes melitus terkait kurangnya pengaturan tubuh terhadap glukosa darah sudah baik, namun efek dari penyakit mempengaruhi persepsi individu terhadap hubungan sosial, kemampuan bekerja, status pendapatan dan membutuhkan perhatian yang lebih.Instrumen WHOQOL digunakan dalam praktek medis, digunakan untuk meningkatkan hubungan tenaga kesehatan dengan pasien, untuk menilai keefektifan dari pengobatan, dalam evaluasi pelayanan kesehatan, untuk penelitian dan untuk membuat kebijakan. Kualitas hidup diakui sebagai kriteria paling penting dalam penilaian hasil medis dari pengobatan penyakit kronik seperti diabetes melitus. Persepsi individu tentang dampak dan kepuasan tentang derajat kesehatan dan keterbatasannya menjadi penting sebagai evaluasi akhir terhadap pengobatan.13Kualitas hidup terkait respon terhadap pengobatan khusus dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi individu untuk tetap memilih melanjutkan pengobatannya atau menghentikan pengobatan. Terkait dengan Pasien DM, kualitas hidup dikaji untuk menilai tekanan personal dalam melakukan menajemen penyakit DM dan bagaimana tekanan tersebut dapat menurunkan kualitas hidup.

2.2.3. Domain Kualitas HidupAda 6 domain yang diukur pada kualitas hidup menurut WHO. Domainpenilaian kualitas hidup tersebut dapat dilihat pada tabel berikut 2.1 berikut.

Tabel 2.1. Domain Penilaian Kualitas Hidup13NoDomainAspek yang dinilai

1Kesehatan FisikEnergi dan KelelahanNyeri dan KetidaknyamananTidur dan Istirahat

2PsikologisGambaran diri (body image) dan penampilanPerasaan NegatifPerasaan PositifKonsep DiriBerfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi

3Tingkat KetergantunganPergerakanAktivitas Sehari-hariKetergantungan terhadap substansi obat dan bantuan medisKemampuan bekerja

4Hubungan SosialHubungan personalDukungan sosialAktivitas seksual

5LingkunganSumber finansialKebebasan, keselamatan dan keamananPerawatan kesehatan dan sosial ; kemudahan akses dan kualitasLingkungan kesehatanKesempatan untuk mendapatkan informasi dan ketrampilanPartisipasi dalam dan kesempatan rekreasi dan waktu luangLingkungan fisik (polusi, bising, lalu lintas, dan cuaca)Transportasi

6Spiritual, agama dan keyakinan personalSpiritual, agama dan keyakinan personal

2.2.4. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pada DM DM tipe 2 dan pengobatannya dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Kualitas hidup sangat penting bagi pasien diabetes dan pemberi layanan kesehatan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien DMa. UsiaDM tipe 2 merupakan jenis DM yang paling banyak jumlahnya yaitu sekitar 90-95% dari seluruh penyandang DM dan banyak dialami oleh dewasa diatas 40 tahun. Hal ini disebabkan resistensi insulin pada DM tipe 2 cenderung meningkat pada lansia (40-65 tahun), riwayat obesitas dan adanya faktor keturunan. 14Status kualitas hidup berhubungan dengan umur, selain itu juga memperlihatkan bahwa sosiodemografi (salah satunya umur) mempengaruhi kualitas hidup pasien.10b. Jenis kelaminDiabetes memberikan efek yang kurang baik terhadap kualitas hidup. Wanita mempunyai kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien laki-laki secara bermakna.15. Pasien laki-laki yang sudah pensiun menunjukkan skor kualitas hidup dan dukungan sosial yang tinggi. Dinyatakan lagi bahwa ketika tingkat pendidikan meningkat dan adanya dukungan sosial maka kualitas hidup meningkat.12c. Tingkat pendidikanKualitas hidup (QOL) yang rendah juga signifikan berhubungan dengan tingkat pendidikan yang rendah dan kebiasaan aktifitas fisik yang kurang baik.15 Tingkat pendikan umumnya akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengolah informasi. Pendidikan merupakan faktor yang penting pada pasien DM untuk dapat memahami dan mengatur dirinya sendiri.16

d. Status sosial ekonomiPendapatan yang rendah, tingkat pendidikan yang kurang berhubungan secara bermakna dengan kualitas hidup penderita DM. QOL (kualitas hidup) yang rendah juga signifikan berhubungandengan sosial ekonomi yang rendah dan tingkat pendidikan yang rendah.10,15e. Lama menderita DMPasien yang baru menderita DM selama 4 bulan sudah menunjukkan efikasi diri yang baik. Adanya efikasi yang baik tentunya perawatan diri pasien juga akan baik sehingga mampu mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik juga.17 Sedangkan pasien yang telah menderita DM 11 tahun memiliki efikasi diri yang baik daripada pasien yang menderita DM