pertumbuhan profesional dalam keperawatan

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut prawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang keprofesian. Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional yang kokoh. 1

Upload: restiana-rosanti

Post on 24-Oct-2015

500 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang

diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu

adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan

yang lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu.

Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang

berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya.

Sampai dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI

melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut prawat

bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang

keprofesian.

Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan

perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat

profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III

keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional

pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional

yang kokoh.

Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat

keprofesionalitasan tidak cukup sampai di tingkat diplima saja, di ilhami keinginan dari

profesi keperawatan untuk terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI

(1985) dan kemudian disusul dengan pendirian program paska sarjana FIK UI (1999).

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pertumbuhan professional dalam keperawatan?

2. Bagaimana penataan pendidikan dalam keperawatan?

3. Bagaimana penataan praktek dalam keperawatan?

4. Bagaimana penataan pendidikan berlanjut?

5. Bagaimana penataan organisasi profesi keperawatan?

1

Page 2: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

6. Bagaimana penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan?

C. Tujuan

1. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :

a) Pertumbuhan professional dalam keperawatan

b) Penataan pendidikan dalam keperawatan

c) Penataan praktek dalam keperawatan

d) Penataan pendidikan berlanjut

e) Penataan organisasi profesi keperawatan

2. Agar mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang mata kuliah Ilmu

Keperawatan Dasar III terutama mengenai pertumbuhan professional dalam keperawatan,

penataan pendidikan dalam keperawatan, penataan praktek dalam keperawatan, penataan

pendidikan berlanjut, serta penataan organisasi profesi keperawatan.

2

Page 3: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

1. Definisi Keperawatan

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan

tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui

pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).

Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan

oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan

adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi

yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan.

Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan

dalam ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut

sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita

menginginkan hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk

mencapai sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.

2. Sejarah Perkembangan Keperawatan Dunia

Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu

perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan

dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.

Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar dunia serta kondisi

sosial ekonomi masyarakat.

a) Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi

Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang,

disebabkan masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat

penyakit. Dukun dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi

roh yang masuk ke tubuh orang sakit. Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih

menyembah Dewa Iris agar dapat disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa

3

Page 4: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

Cina menganggap penyakit disebabkan oleh setan atau makhluk halus dan akan

bertambah parah jika orang lain menyentuh orang sakit tersebut.

b) Perkembangan Keperawatan Masa Setelah Masehi

Kemajuan pradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama.

Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia,

sehingga berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan.

c) Perkembangan Kperawatan Masa Penyebaran Kristen

Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu,

keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan

perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord

Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat

penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang

sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan.

d) Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam

Pada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang.

Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari

keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam. Memasuki Abad

VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara. Pada masa itu di

Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia,

hygiene dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti

pentingnya menjaga kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang secara

pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa tersebut adalah

“Rafida”.

e) Perkembangan Keperawatan Masa Kekuasaan

Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami

perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kepada kekuasaan,

yaitu: perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Pada masa itu

telah terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan, dimana gereja dan

tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat jauh berkurang. Untuk

memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah bekas wanita jalanan

4

Page 5: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

(WTS) yang telah bertobat sebagai, sehingga derajat seorang perawat turun sangat

drastis dipandangan masyarakat saat itu.

f) Perkembangan Keperawatan Di Inggris

Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami,

karena Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan

perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.

Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820

di Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke

Inggris. Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia

mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence

mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di

Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.

Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence

bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-

teman, telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan

indikator angka kematian turun sampai 2%.

Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan keperawatan adalah

menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan,

meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang

sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat untuk

memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan suatu

standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan,

menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit.

Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan

profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.

3. Sejarah Perkembangan Keperawatan Di Indonesia

a) Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum Kemerdekaan

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk

pribumi yang disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai penjaga

orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang

didirikan tahun 1799.

5

Page 6: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816),

telah memiliki semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu Raffles

telah melakukan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan

gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan.

Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun

1819 didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband

yang berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut

dipindahkan ke Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo

(RSCM).

Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta

milik misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja

Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St

Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di

RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat.

Namun kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan keperawatan

mengalami kemunduran.

b) Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah kemerdekaan

Periode 1945 -1962

Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di

tempat. Ini dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih

menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan

pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat

umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat

dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru

rawat.

Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan

menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka

Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu

tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah

pendidikan lagi selama satu tahun.

6

Page 7: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan

dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo.

Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.

Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan

pendidikan keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi

di rumah sakit. Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada

keterampilan tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan.

Konsep-konsep perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan

keperawatan masih berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas

dengan perpanjangan dari pelayanan medis.

Periode 1963-1983

Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang

keperawatan. Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi

profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini

merupakan suatau langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru

mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan

keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.

Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang

Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan

nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesi di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga

keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23

tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.

Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada

tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada

tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya

juga pada tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai

digunakan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang.

7

Page 8: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

4. Trend Keperawatan Sekarang Dan Masa Depan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang

kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap

pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan

mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan

tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan

keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka

kepada pelayanan profesional yang berpijak pada penguasaan iptek keperawatan dan

spesialisasi dalam pelayanan keperawatan.

Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada

peran aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif.

Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme

keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan

mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan

pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).

a) Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan

Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang

profesional, telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam

berbagai bidang, terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu

profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan

keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan

1) Wawasan Keilmuan

Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III

keperawatan 1999, merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan

keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan adanya:

Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila, Kewiraan

dan Etika Umum)

Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi dan

Biokimia, Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan

Patologi

8

Page 9: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika

Keperawatan, Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV dan V,

Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan Maternitas I dan II, Keperawatan

Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II dan III, Keperawatan Keluarga,

Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan Gerontik, Kepemimpinan dan

Manajemen Keperawatan, Keperawatan Profesional dan Pengantar Riset

Keperawatan.

Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan,

yaitu dengan berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998. Sementara itu di

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2

Keperawatan untuk Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas

dan Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2

Keperwatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah. Dapat disimpulkan

bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada profesionalisme

dengan spesialisasi bidang keperawatan.

2) Orientasi Pendidikan

Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada

pengembangan pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik

kelas, laboratorium dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta memanfaatkan segala sumber yang memungkinkan

penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan

keperawatan dan persaingan global.

3) Kerangka Konsep

Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar

aktif mandiri, pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek

keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional

keperawatan.

5. Perkembangan Pelayanan Keperawatan

Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus

asuhan keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif

dan rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang

9

Page 10: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya

pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas.

Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan

profesional, seperti:

a) Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan

b) Praktik keperawatan di rumah (home care)

c) Praktik keperawatan berkelompok (nursing home = klinik bersama, dan

praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun

2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang

Registrasi dan Praktik Keperawatan.

B. Penataan Pendidikan Keperawatan

Pendidikan merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan karena 

melalui pendidikan perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai

dengan kemajuan ilmu dan teknologi sehingga tenaga keperawatan yang dihasilkannya dapat

berkualitas. Dalam penataan pendidikan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. Percepatan pertumbuhan pendidikan keperawatan dalam sistem pendidikan nasional

dengan menetapkan jenjang dan jenis pendidikan keperawatan mulai dari jenjang

pendidikan diploma,sarjana,dan profesi.

2. Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan pendidikan pada pusat-pusat pendidikan

keperawatan. Pelaksanaan pengendalian tersebut dilakukan dengan mengadakan

pelaksanaan akreditasi pendidikan serta penyesuaian standar pendidikan sesuai dengan

pendidikan profesi keperawatn.

3. Pengembangan lahan praktek keperawatan dilakukan dengan membentuk komunitas

profesional. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan membentuk komunitas keperawatan

seperti pembagian komunitas perawat menjadi divisi- divisi, seperti: komunitas perawat

divisi medical bedah,divisi maternitas, divisi anak, divisi jiwa,divisi gawat darurat,divisi

gerontik dan lain-lain, sehingga keperawatan sebagai pendidikan profesi akan lebih

terarah.

10

Page 11: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

4. Pengembangan dan pembinaan staf akademis menuju terbentuknya masyarakat akademis

professional. Hal tersebut dilakukan dengan melalui berbagai pengembangan bagi staf

untuk mengadakan penelitian sehingga akan dihasilkan berbagai karya untuk kepentingan

profesi keperawatan dan pengabdian apda masyarakat dalam rangka menata bentuk

aplikasi di masyarakat bagi profesi keperawatan.  

Yang termasuk dalam tahapan dalam penataan pendidikan keperawatan adalah    

1. Pendidikan Perawat Terdaftar

Sejalan dengan berkembangnya profesi keperawatan, berbagai jenis pendidikan

yang menawarkan untuk menjadi registered nurse (RN) (perawat terdaftar) juga ikut

berkembang. Pada awalnya sekolah-sekolah keperawatan milik rumah sakit

dikembangkan untuk mendidik perawat yang ingin bekerja dirumah sakit tersebut.

Karena keperwatan secara terus-menerus mengembangkan keilmuannya. Proses

pendidikan formal dikembangkan untuk menyakinkan konsistensi dari tingkat pendidikan

dalam institusi. Konsistensi tersebut juga dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikat RN.

Belakangan ini di Amerika Serikat seorang individu dapat menjadi RN melalui program

pendidikan tingkat dasar, diploma atau sarjana. Di kanada terdapat program pendidikan

diploma dan sarjana.

2. Pendidikan Setingkat Associate

Program pendidikan setingkat associate di Amerika Serikat merupakan program 2

tahun yang biasanya ditawarkan oleh sekolah kejuruan. Program ini berfokus pada ilmu-

ilmu dasar. Teori serta klinis yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Lulusan dari

program tipe ini dapat mengikuti ujian yang diadakan oleh badan keperawatan wilayah

untuk mendapatkan sertifikat RN.

3. Pendidikan Diploma

Pendidikan diploma di Amerika Serikat merupakan program pendidikan selama

2-3 tahun yang umumnya memiliki hubungan dengan rumah sakit tertentu. Program

diploma hanya berfokus pada ilmu-ilmu dasar, teori, serta klinis yang berkaitan dengan

praktik keperawatan. Beberapa program diploma berafiliasi dengan akademi atau

universitas untuk mengambil topik-topik diluar keperawatan.

11

Page 12: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

Lulusan dari program ini mendapatkan gelar diploma dari rumah sakit dan mengikuti

ujian yang diadakan oleh badan keperawatan wilayah untuk mendapatkan sertifikat RN.

Di Amerika Serikat jumlah program diploma menurun. Di kanada program diploma

ditawarkan ke akademi atau di rumah sakit dengan lama pendidikan 2 tahun (atau 3 tahun

di beberapa program yang berbasis pada rumah sakit) kebalikan dari program associate di

Amerika Serikat.

4. Pendidikan Sarjana

Program pendidkan tingkat sarjana biasanya memiliki masa belajar selama 4

tahun di akademi atau universitas. Program ini berfokus pada ilmu-ilmu dasar, teori, dan

klinis, juga pada ilmu-ilmu sosial,seni, dan kemanusiaan untuk menunjang teori

keperawatan. Di kanada, lulusan sarjana keperawatan setara dengan lulusan sarjana

keperawatan di Amerika Serikat.

The American Association of Colleges of Nursing (AACN) menerbitkan the

Essentials of College and University Education for Professional Nursing (1986).

Dokumen ini menggaris bawahi pentingnya pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap,

kualitas diri, dan prilaku profesional bagi calon sarjana keperawatan. Tujuan dari

dokumen ini adalah utuk memberikan standar dimana “fakultas dapat mengukur isi

kurikulum dan kinerja dari lulusannya” (AACN, 1986).

5. Akreditasi dan Lisensi

Untuk mendapatkan akreditasi atau pengakuan, program perawatan harus

memenuhi sejumlah kriteria yang ditetapkan oleh the National League for Nursing

(NLN). Akreditasi yang tersedia adalah untuk program pendidikan keperwatan dasar dan

program master (National Commission on Nursing, 1983).

6. Pendidikan Keperawatan Tingkat Lanjut

Seperti telah disampaikan oleh ANA (1969), tujuan dari program tingkat lanjut

dalam keperawatan adalah untuk menyiapkan perawat klinis mampu meningkatkan

asuhan keperawatan melalui perluasan ilmu-ilmu dan teori keperawatan . Seseorang yang

telah menyelesaikan pendidikan ini dapat menerima gelar Master of Arts (MA) bidang

keperawatan, Master in Nursing (MN), atau Master of Science in Nursing (MSN). NLN

telah menggambarkan karakteristik dan standar untuk program tingkat master

keperawatan terakreditasi.

12

Page 13: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

Tingkat master dalam keperawatan penting untuk perawat dalam mencari peran pendidik

perawat, spesialis perawat klinis, administrator perawat, atau praktisi perawa.

Program doktor keperawatan yang pertama dibuka pada tahun 1953 di University of

pittsburg. Kebutuhan terhadap perawat dengan jenjang doktor sedang meningkat

(Institute of Medicine 1983). Program doktor profesional dalam keperawatan (DSN atau

DNSc) menekankan penerapan temuan riset pada keperawatan klinis. Program lain

menekankan lebih banyak riset dasar dan teori serta penghargaan Doctor of Philosophy

(PhD) dalam keperawatan.

C. Penataan Praktek Keperawatan

Penataan praktek keperawatan merupakan bentuk penataan profesi keperawatan

menuju profesi yang sejajar dengan profesi kesehatan lain. Mengingat  dengan menata

bidang ini, lingkup praktek keperawatan akan lebih jelas dan terarah dalam praktek sebagai

profesi, dan dalam penataan praktek keperawatan tersebut, maka dapat dilakukan upaya

sebagai berikut:

1. Pengembangan dan pembinaan pelayanan asuhan keperawatan secara professional.

Pengembangan ini dilakukan harus berlandaskan ilmu pengetahuan dengan menggunakan

metode ilmiah.

2. Penyusunan dan pemberlakuan standar praktek keperawatan. Penyusunan ini akan

dilakukan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan sehingga dapat dipertanggung

jawabkan melalui asuhan keperawatan mandiri dan professional.

3. Penerapan model asuhan keperawatan secara professional dengan memperhatikan

Beberapa kode etik keperawatan yang berlaku dan dalam melakukan setiap tindakan

menggunakan asuhan professional.

Perawat bekerja di berbagai tempat, dalam berbagai peran dan dengan berbagai

pemberi pelayanan yang berkaitan dengan profesi kesehatan. Praktek keperawatan diatur

sebagian oleh pihak administrasi rumah sakit, lembaga kesehatan, dan institusi lainnya.

Perawat pembuat kebijakan di wilayah dan provinsi menetapkan regulasi legal yang spesifik

untuk praktek keperawatan dan organisasi professional menetapkan standar kerja sebagai

criteria untuk asuhan keperawatan.

1. Standar Praktek Keperawatan

13

Page 14: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

Karena keperawatan telah meningkat kemandiriannya sebagai suatu profesi,

sejumlah standar untuk praktek sangat penting sebagai petunjuk yang objektif untuk

perawat memberikan perawatan dan sebagai kriteria untuk melakukan evaluasi asuhan.

Ketika standar telah didefinisikan secara jelas, klien dapat diyakinkan bahwa mereka

mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitaas tinggi, perawat mengetahui secara

pasti apakah yang penting dalam pemberian asuhan keperawatan dan staf administrasi

dapat menentukan apakah asuhan yang diberikan memnuhi standar yang berlaku. Lebih

lanjut, standar praktek sangat penting jika masalah hukum muncul apakah perawat

melakukan kerja dengan semestinya dalam kasus tertentu. ANA dan CNA telah

mempublikasikan standar praktek keperawatan. Selain itu, ANA telah menerbitkan

standar penampilan kerja professional.

2. Undang-Undang Praktek Keperawatan

Di seluruh negara bagian Amerika Serikat dan di seluruh provinsi di Kanada

perawat pembuat kebijaksanaan meragulasikan izin dalam praktek keperawatan setiap

negara bagian dan provinsi mendefinisikan sendiri cakupan praktek keperawatan tetapi

sebagian memiliki aturan yang serupa. Definisi tentang praktek keperawatan

dipublikasikan oleh ANA pada tahun 1995 mencakup beberapa definisi yang memiliki

cakupan praktek keperawatan sebagaimana didefinisikan dalam sebagian besar negara

dan provinsi. Namun demikian pada dekade terakhir, beberapa negara bagian merevisi

Undang-undang praktek keperawatan mereka untuk menggambarkan pertumbuhan

otonomi dan meluasnya peran keperawatan dalam praktek keperawatan. Tahun 1995

larangan ANA terhadap diagnosis dan pengobatan, misalnya telah dihapuskan dari

Undang-Undang praktek keperawatan dibeberapa negara bagian atau disusunkembali

untuk memisahkan antara diagnosis dan terapi keperawatan dengan diagnosis dan

pengobatan medis.

3. Lingkungan Praktek

Lingkungan praktek keperawatan luas karena adanya perubahan system

pemberian perawatan kesehatan. Perawat membutuhkan dasar pendidikan untuk

menyiapkan meraka menjawab tantangan perubahan kebutuhan keperawatan kesehatan

klien-klien mereka, mengembangkan keterampilan meneliti untuk memantau hasil yang

ditampilkan klien, serta meningkatkan keterampilan psikomotor dan pengetahuan kognitif

14

Page 15: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

sejalan dengan peningkatan teknologi (NLN. 1992; AACN, 1993). Adanya tekanan yang

lebih besar pada praktek di komunitas dan pengetahuan dasar untuk praktek tersebut

berkembang dari metode tradisional dan non-tradisional.

4. Rumah Sakit, Keperawatan Terampil, Dan Lingkungan Respiratorif

Kelompok terbesar dari perawat pelaksana bekerja di rumah sakit. Praktek

reimbursement terbaru dari kelompok asuransi swasta dan federal atau negara bagian

telah mengakibatkan menurunnya waktu perawatan di rumah sakit. Oleh sebab itu pasien

jadi cepat dipulangkan dari rumah sakit, dan membutuhkan asuhan keperawatan lebih

lanjutan di rumah. Dalam rumah sakit, pelayanan keperawatan beroprasi di rumah sakit

selama 24 jam per hari. Rumah- rumah sakit menerapkan pola ketenagaan yang berbeda

untuk memenuhi kebetuhan asuhan keperawatan. Beberapa rumah sakit menerapkan 8

jam per jam tugas, sementara rumah sakit laion menerapkan jam tugas 2 kali 12 jam atau

3 kali 10 jam. Yang terbagi atas tugas pagi, siang, dan malam. Peran dan tanggung jawab

perawat yang bekerja di rumah sakit bervariasi karena tiap rumah sakit berbeda dari segi

ukuran dan struktur organisasi.

Klien di rumah sakit secara umum membutuhkan asuhan keperawatan selama 24

jam, dan perawat mungkin di ruang penyakit akut, kronik, atau rehabilitasi.

5. Lingkungan Praktek Di Komunitas

Jumlah perawat yang bekerja di komunitas meningkat secara bermakna.

Meningkatnya biaya pelayanan di rumah sakit mengakibatkan adanya pelayanan

keperawatan di komunitas yang bertujuan untuk peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, dan perawatan pada fase penyembuhan. Perawatan di komunitas difokuskan

untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, pendidik, dan managemen serta

mengkoordinasikan dan melanjutkan perawatan restoratif di dalam lingkungan komunitas

klien. Perawatan komunitas mengkaji kebutuhan kesehatan individu, keluarga, dan

komunitas serta membantu klien melawan penyakit dan masalah kesehatan.

D. Penataan Pendidikan Berlanjut

Karena, keperawatan merupakan profesi yang dinamik, program pendidikan

berkelanjutan membantu perawat untuk mempertahankan keterampilan, pengetahuan, dan

teori keperawatan terkini. Pendidikan berkelanjutan melibatkan pendidikan formal dan

terorganisasi yang ditawarkan oleh State Nurses’ Associations dan institusi pendidikan dan

15

Page 16: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

kesehatan. Sebagaimana disampingkan oleh ANA (1991). Tujuan dari pendidikan

berkelanjutan keperawatan adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan praktik

keperawatan, promosi dan uji coba kepemimpinan dalam melakukan perubahan yang efektif

dalam sistem pelayanan kesehatan serta menjawab kebutuhan belajar profesional. Tujuan

lain ialah membantu perawat menjadi seorang ahli dibidang praktik tertentu dan

mengajarkan perawat tersebut keterampilan dan teknik keperawatan yang baru.

Secara umum, program pendidikan berkelanjutan merupakan program singkat dan

disusun untuk seluruh perawat. ANA atau badan keperawatan negara bagian merupakan

lembaga yang mengakreditasi program-program tersebut. ANA menghargai unit pendidikan

berkelanjutan bila telah melengkapi topik tertentu. Beberapa negara bagian di Amerika

Serikat meminta perawatnya untuk mengikuti kursus pendidikan berkelanjutan untuk

memperbaharui izin praktiknya.

1. Pendidikan dalam pelayanan

Pendidikan dalam pelayanan merupakan salah suatu instruksi atau pelatihan yang

di berikan oleh lembaga perawatan kesehatan atau instusi. Progam pelatihan dilakukan

dalam institusi dan di susun untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan perawat dan pemberi perawatan kesehatan profesional lainnya yang bekerja

di institusi tersebut. Sebagai contoh, rumah sakit mungkin menawarkan program

pelatihan untuk menginformasikan kepada perawat tentang keperawatan primer sebelum

hal tersebut diimplementasikan di rumah sakit.

Seluruh perawat dapat mengikuti pendidikan berkelanjutan dan program pelayanan yang

di organisasi dan di laksanakan oleh universitas, rumah sakit swasta, pelayanan

pendidikan berkelanjutan atau institusi swasta, atau lembaga tertentu. Program-program

ini membantu perawat yang praktik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan

baru yang di perlakukan dalam sistem pemberi pelayanan kesehatan berteknologi tinggi

dan cepat berubah.

2. Pendidikan Perawat Praktis Berlisensi

Perawat praktis berlisensi atau perawat kejuruan di latih dalam teknik-teknik

keperawatan dan perawatan klien langsung. Perawat praktis berlisensi ( licensed practical

nurse [PLN] ) dan perawat kejuruan berlisensi ( licensed vocational nurse [LVN] )

bekerja di bawah pengawasan seorang perawat terdaftar baik di lingkungan rumah sakit

16

Page 17: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

maupun di komunitas. Perawat-perawat lulusan pendidikan ini di Amerika Serikat

ataupun di Kanada di sebut asisten perawat terdaftar ( registerd nurses’ assistant [RNA] ),

umumnya menerima pendidikan dan latihan selama satu tahun di rumah sakit, pusat-pusat

pendidikan di masyarakat atau lembaga. LPN atau LVN mendapat izin bekerja dari badan

keperawatan setelah mengikuti seluruh program pendidikan dan lulus ujian yang di

adakan oleh badan tersebut.

3. Jenjang Karier dan Tahapan Karier Klinis

Pendidikan berkelanjutan menjadi penting ketika perawat mulai bekerja di

lingkungan manapun, baik bekerja di lingkungan dewasa, anak-anak, penyakit-penyakit

kronik atau akut, di rumah, ataupun di rumah sakit. Perawat mencakup sejumlah peran

yang luas. Berbagai arah karier dan tujuan terbuka bagi perawat baru maupun yang sudah

berpengalaman ( Heffrien dan Kleinknecht, 1986)

Kesempatan untuk mengembangkan karier meningkat.

Karier di klinik merupakan gabungan dari perawat pelaksana dan perawat administrasi,

kerja sama antara perawat di pendidikan dan di pelayanan serta sistem pengembengan

profesional.

Tahapan-tahapan karier klinik terdiri dari struktural, kriteria untuk kemampuan klinis,

prosuder promosi dan insetif untuk perluasan dalam organisasi asuhan kesehatan

( Huey,1982). Struktur ini berbeda untuk institusi satu dengan institusi lain dan meliputi

berbagai tingkatan klinis, administrasi, penelitian, dan jalur pendidikan ( ANA,1984).

Dalam setiap tingkatan struktural terdapat tujuan tertentu, kriteria-kriteria yang dapat di

ukur. Dalam sistem jenjang klinis, perawat tidak lagi naik jabatannya secara ketat

berdasarkan tingkat pendidikan dan senioritas dalam institusi. Prosuder promosi jabatan

dalam jenjang karier di tetapkan dengan jelas, sehingga evaluasi oleh diri sendiri dan

rekan-rekan sekerja di butuhkan untuk peningkatan karier dalam suatu sistem. Insentif

karena peningkatan kemampuan dapat di berikan dalam bentuk peningkatan otonomi

kerja, peningkatan gaji, ataupun promosi dalam jabatan struktural organisasi tersebut,

peningkatan keahlian dan aktualisasi diri.

Penataan pendidikan keperawatan berkelanjutan merupakan syarat penting

dalam mempercepat profesionalisasi keperawatan, karena melalui pendidikan

17

Page 18: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

berkelanjutan keperawatan akan selalu berkembang dan terarah. Untuk menuju penataan

tersebut dapat dilakukan :

1. Pengembangan pola pendidikan berkelanjutan. Pengembangan pola ini diharapkan

akan lebih memudahkan dalam jangkauan dan pencapaian bagi komunitas perawat

agar selalu meningkatkan diri dalam perkembangan ilmu keperawatan.

2. Penyusunan program pendidikan berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan

perawat. Proses ini dapat dimulai dengan program sertifikasi dalam keterampilan

atau keahlian khusus.

3. Pengembangan kemampuan untuk melaksanakan pendidikan keperawatan melalui

upaya pengembangan pendidikan keperawatan di beberapa tempat pelayanan atau

pendidikan.

E. Penataan Organisasi Profesi Keperawatan

Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang

menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-

fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.

1. Ciri-ciri organisasi profesi

Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada 3 ciri organisasi sebagai berikut :

a) Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para

anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan

dengan dasar ilmu yang sama

b) Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi

profesi serta memperjuangkan otonomi profesi

c) Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar

pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan

kebijakan profesi

2. Peran organisasi profesi

a) Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan

b) Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan

c) Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

d) Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi

18

Page 19: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

3. Fungsi organisasi profesi

a) Bidang pendidikan keperawatan

1) Menetapkan standar pendidikan keperawatan

2) Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut

b) Bidang pelayanan keperawatan

1) Menetapkan standar profesi keperawatan

2) Memberikan izin praktik

3) Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan

4) Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan

c) Bidang IPTEK

1) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan

2) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam

keperawatan

d) Bidang kehidupan profesi

1) Membina, mengawasi organisasi profesi

2) Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar

anggota

3) Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain

4) Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota

4. Manfaat organisasi profesi

Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :

a) Mengembangkan dan memajukan profesi

b) Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi

c) Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi

d) Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif

dalam mengembangkan dan memajukan profesi

Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di

Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada

tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi keperawatan

saat itu.

19

Page 20: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

PPNI pada awalnya terbentuk dari penggabungan beberapa organisasi

keperawatan seperti IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI (Persatuan Perawat Indonesia),

IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia). Dalam

penggabungan ini IBI (Ikatan Bidan Indonesia) tidak ikut serta karena mempunyai

anggapan bahwa bidan adalah profesi sendiri.

Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat

mendaftarkan diri sebagai anggota PPNI dan semua siswa/mahasiswa keperawatan yang

sedang belajar dapat disebut calon anggota.

5. Tujuan PPNI

a) Membina dan mengambangkan organisasi profesi keperawatan antara lain :

persatuan dan kesatuan,kerja sama dengan pihak lain dan pembinaan manajemen

organisasi

b) Membina, mengambangkan dan mengawasi mutu pendidikan keperawatan di

Indonesia

c) Membina, mengembangkan dan mengawasi mutu pelayanan keperawatan di

indonesia

d) Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di Indonesia

e) Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota

6. Fungsi PPNI

a) Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai dengan

posisi jabatan, profesi dan lingkungan untukmencapai tujuan organisasi

b) Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada

program-program pembangunan manusia secara holistic tanpa membedakan

golongan, suku, keturunan, agama/kepercayaan terhadap Tuhan YME

c) Menampung,memadukan,menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga

keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga

keperawatan. 

7. Struktur Organisasi PPNI

a) Jenjang organisasi

1) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPNI

2) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I) PPNI

20

Page 21: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

3) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPP II) PPNI

4) Komisariat PPNI (pengurus pada institusi dengan jumlah anggota 25

orang)

b) Struktur organisasi tingkat pusat

1) Ketua umum

Ketua-ketua :

Pembinaan Organisasi

Pembinaan pendidikan dan latihan

Pembinaan pelayanan

Pembinaan IPTEK

Pembinaan kesejahteraan

2) Sekretaris Jenderal

Sekretaris berjumlah 5 orang yang dibagi sesuai dengan pembidangan ketua-ketua

dan  Departemen

Departemen organisasi, keanggotaan dan kaderisasi

Departemen pendidikan

Departemen pelatihan

Departemen pelayanan di RS

Departemen pelayanan di puskesmas

Departemen penelitian

Departemen hubungan luar negeri

Departemen kesejahteraan anggota

Departemen pembinaan yayasan

Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah Nasional atau

Musyawarah Daerah yang juga diselenggarakan untuk :

a) Menyempurnakan AD / ART

b) Perumusan program kerja

c) Pemilihan Pengurus

PPNI juga menyelenggarakan rapat pimpinan (rapim) dan rapat pimpinan daerah

(rapimda) setiap 2 tahun sekali dalam rangka evaluasi dan penyempurnaan program kerja

berikutnya. Selain itu, PPNI juga mengadakan rapat bulanan atau harian sesuai dengan

21

Page 22: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

kebutuhan. Keanggotaan PPNI biasanya terdiri dari tenaga perawat. Namun demikian

terdapat juga anggota non – perawat yang telah berjasa dibidang keperawatan dan mereka

ini termasuk dalam anggota luar biasa/kehormatan.Sumber dana PPNI : uang pangkal,

iuran bulanan dan sumber-sumber lain yang sah.

8. Program kerja utama PPNI :

a) Pembinaan organisasi dan keanggotaan

b) Pengembangan dan pembinaan pendidikan

c) Pengembangan dan pembinaan serta pendidikan dan latihan keperawatan

d) Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di rumah sakit

e) Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di puskesmas

f) Pembinaan dan Pengembangan IPTEK

g) Pembinaan dan Pengembangan kerja sama dengan profesi lain dan organisasi

keperawatan internacional

h) Pembinaan dan Pengembangan sumber daya/yayasan

i) Pembinaan dan Pengembangan kesejahteraan anggota

Antisipasi yang harus dilakukan PPNI dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat

akan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dalam rangka profesionalisasi

keperawatan adalah dengan melakukan upaya antara lain :

a) Membenahi sistem pendidikan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan

masyarakat serta pelayanan kesehatan utama (PHC) dengan landasan yang kokoh yang

meliputi wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan

keperawatan profesional yang berfokus pada penguasaan iptek keperawatan

b) Membenahi sistem pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan dengan selalu

berusaha memberikan asuhan keperawatan yang profesional dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan. Dalam rangka menopang keterlaksanaan asuhan

keperawatan profesional diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu

diperlukan pengembangan kemauan tenaga keperawatan secara kualitatif dan kuantitatif

dan juga advokasi terhadap perawat.

22

Page 23: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

c) Membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk mengoptimalkan peran

dan fungsinya,sehingga mampu mengangkat citra keperawatan,menyusun standar

pelayanan/praktik keperawatan dan memelihara kesejahteraan anggota.

d) Mendesiminasikan pengertian keperawatan profesional serta lingkup

peran,fungsi,tanggung jawab, dan kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat

luas dan para penyusun/pengambil kebijakan.

9. Kewajiban Anggota PPNI

a) Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.

b) Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan

c) Mentaati dan menjalankan segala keputusan

d) Menghadiri rapat yang diadakan organisasi

e) Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja

f) Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekwen

g) Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan

uang iuran

10. Hak Anggota PPNI

a) Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi dalam

hal yang benar dan adil dalam rangka tujuan organisasi

b) Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan

mengambangkan ilmu serta kecakapannya yang diadakan oleh organisasi

c) Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan

d) Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang mempunyai hak untuk memilih

dan dipilih sebagai pengurus dan dipilih sebagai pengurus atau perawatan atau

perwakilan organisasi

11. Tugas pokok PPNI

a) Bidang pembinaan organisasi

PPNI bertugas membina kelembagaan anggotanya dan akder kepemimpinan

b) Bidang pembinaan profesi

PPNI bertugas meningkatkan mutu pelayanan, penghayatan dan pengamalan kode

etik perawat, mengutamakan terbentuknya peraturan perundang-undangan

keperawatan serta mengembangkan ilmu dan teknologi keperawatan

23

Page 24: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

c) Bidang kesejahteraan anggota

PPNI bertugas membina hubungan kerja sama dengan organisasi dan lembaga lain

didalam maupun diluar negeri

12. Keanggotaan PPNI ada 2 yaitu:

a) Anggota biasa

WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.

Lulus bidang pendidikan keperawatan formal dan disahkan oleh

pemerintah

Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi

Penyatakan diri untuk menjadi anggota

b) Anggota kehormatan

Syaratnya sama dengan anggota biasa yaitu pada butir a, c, d, dan bukan

berasal dari pendidikan perawatan tetapi elah berjasa terhadap organisasi PPNI yang

ditetapkan oleh DPP (dewan pimpinan pusat)

13. Organisasi Keperawatan Internasional

a) International Council of Nurses (ICN)

Merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal

1 Juli 1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick. ICN merupakan federasi

perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah

memperkokoh silaturahmi para perawat diseluruh dunia, memberi kesempatan bertemu

bagi perawat diseluruh dunia untuk membicarakan berbagai maslah tentang keperawatan,

menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan,

pendidikan keperawatan berdasarkan dan kode eik profesi keperawatan.

Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan

bersifat universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi

mnausia. Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut, usia,

jenis kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial.

ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di Geneva,

switzerland.

American Nurses Association (ANA)

24

Page 25: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada

akhir tahun 1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara

bagian. ANA berperan dlm menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan

penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan

profil keperawatan profesional dengan pemberlakukan legislasi keperawatan.

Canadian Nurses Association (CNA)

CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan yang

sama dengan ANA yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan

peningkatan standar praktek keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi

keperawatan dan meningkatkan kesejahteraan perawat. CNA juga berperan aktif

meningkatkan mutu pendidikan keperawatan, pemberian izin bagi praktek

keperawatan mandiri.

National League for Nursing (NLN)

NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang berkaitan

dengan keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten perawat (pekarya)

dan agencies. Didirikan pada tahun 1952. Bertujuan untuk membantu pengembangan

dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan.

British Nurses Association (BNA)

BNA adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada tahun 1887

oleh Mrs. Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh

perawat di inggris dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi

keperawatan.

F. Penataan Lingkungan Untuk Perkembangan Keperawatan

Lingkungan merupakan sesuatu yang penting dalam penerapan atau pengembangan

profesi, karena dengan pengakuan dari lingkungan, maka profesi keperawatan akan semakin

cepat berkembang ke arah terciptanya lingkungan yang professional. Upaya keperawatan

dalam menata lingkungan tersebut dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Melaksanakan desiminasi pengertian tentang keperawatan professional dengan

menjelaskan lingkup peran dan tanggung jawab serta kewenangan profesi keperawatan

kepada masyarakat.

25

Page 26: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

2. Menciptakan kesempatan bagi profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan

keperawatan dengan sikap professional.

3. Memberlakukan undang-undang dalam penerapan praktek keperawatan professional

sehingga segala kendala dan hambatan dapat diatasi secara langsung.

4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk melaksanakan program praktek

keperawatan agar diakui oleh masyarakat (Husin, M, 1999)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat

dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban

manusia.

Pendidikan merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan karena 

melalui pendidikan perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai

dengan kemajuan ilmu dan teknologi sehingga tenaga keperawatan yang dihasilkannya dapat

berkualitas.

Penataan praktek keperawatan merupakan bentuk penataan profesi keperawatan

menuju profesi yang sejajar dengan profesi kesehatan lain.

Tujuan dari pendidikan berkelanjutan keperawatan adalah untuk meningkatkan dan

mempertahankan praktik keperawatan, promosi dan uji coba kepemimpinan dalam

melakukan perubahan yang efektif dalam sistem pelayanan kesehatan serta menjawab

kebutuhan belajar profesional. Tujuan lain ialah membantu perawat menjadi seorang ahli

dibidang praktik tertentu dan mengajarkan perawat tersebut keterampilan dan teknik

keperawatan yang baru

Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang

menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-

fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.

Lingkungan merupakan sesuatu yang penting dalam penerapan atau pengembangan

profesi, karena dengan pengakuan dari lingkungan, maka profesi keperawatan akan semakin

cepat berkembang ke arah terciptanya lingkungan yang professional

26

Page 27: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

B. Saran

Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang ilmu

keperawatan dasar terutama pertumbuhan professional dalam keperawatan agar mengetahui

perkembangan profesi keperawatan di Indonesia dan Dunia, serta mengetahui tentang

penataan pendidikan, praktek keperawatan, pendidikan berkelanjutan, organisasi profesi

keperawatan, serta lingkungan untuk perkembangan keperawatan agar lebih mengenal lebih

dalam profesi keperawatan. Sehingga kita sebagai tenaga kesehatan terutama keperawatan

dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang bagaimana pertumbuhan serta penataan dalam

dunia keperawatan. Karena sebagai tenaga perawat yang professional kita harus kritis dalam

mengkaji sesuatu.

27

Page 28: Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

http://rahmatullahdarmawan.wordpress.com/2012/08/01/makalah-ilmu-keperawatan/

http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/sejarah-perkembangan-keperawatan/

http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/04/perkembangan-profesionalisme.html

http://syehaceh.wordpress.com/2008/06/03/organisasi-profesi-keperawatan/

Buku Fundamental Keperawatan Jilid I

28