pertumbuhan profesional dalam keperawatan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang
diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu
adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu.
Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang
berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya.
Sampai dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI
melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut prawat
bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang
keprofesian.
Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan
perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat
profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III
keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional
pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional
yang kokoh.
Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat
keprofesionalitasan tidak cukup sampai di tingkat diplima saja, di ilhami keinginan dari
profesi keperawatan untuk terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI
(1985) dan kemudian disusul dengan pendirian program paska sarjana FIK UI (1999).
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan professional dalam keperawatan?
2. Bagaimana penataan pendidikan dalam keperawatan?
3. Bagaimana penataan praktek dalam keperawatan?
4. Bagaimana penataan pendidikan berlanjut?
5. Bagaimana penataan organisasi profesi keperawatan?
1
6. Bagaimana penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan?
C. Tujuan
1. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
a) Pertumbuhan professional dalam keperawatan
b) Penataan pendidikan dalam keperawatan
c) Penataan praktek dalam keperawatan
d) Penataan pendidikan berlanjut
e) Penataan organisasi profesi keperawatan
2. Agar mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar III terutama mengenai pertumbuhan professional dalam keperawatan,
penataan pendidikan dalam keperawatan, penataan praktek dalam keperawatan, penataan
pendidikan berlanjut, serta penataan organisasi profesi keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Profesional Dalam Keperawatan
1. Definisi Keperawatan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).
Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan
oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan
adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi
yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan.
Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan
dalam ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut
sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita
menginginkan hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk
mencapai sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.
2. Sejarah Perkembangan Keperawatan Dunia
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu
perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan
dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.
Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar dunia serta kondisi
sosial ekonomi masyarakat.
a) Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi
Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang,
disebabkan masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat
penyakit. Dukun dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi
roh yang masuk ke tubuh orang sakit. Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih
menyembah Dewa Iris agar dapat disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa
3
Cina menganggap penyakit disebabkan oleh setan atau makhluk halus dan akan
bertambah parah jika orang lain menyentuh orang sakit tersebut.
b) Perkembangan Keperawatan Masa Setelah Masehi
Kemajuan pradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama.
Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia,
sehingga berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan.
c) Perkembangan Kperawatan Masa Penyebaran Kristen
Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu,
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan
perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord
Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat
penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang
sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan.
d) Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam
Pada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang.
Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari
keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam. Memasuki Abad
VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara. Pada masa itu di
Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia,
hygiene dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti
pentingnya menjaga kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang secara
pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa tersebut adalah
“Rafida”.
e) Perkembangan Keperawatan Masa Kekuasaan
Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami
perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kepada kekuasaan,
yaitu: perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Pada masa itu
telah terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan, dimana gereja dan
tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat jauh berkurang. Untuk
memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah bekas wanita jalanan
4
(WTS) yang telah bertobat sebagai, sehingga derajat seorang perawat turun sangat
drastis dipandangan masyarakat saat itu.
f) Perkembangan Keperawatan Di Inggris
Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami,
karena Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan
perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820
di Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke
Inggris. Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia
mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence
mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di
Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence
bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-
teman, telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan
indikator angka kematian turun sampai 2%.
Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan keperawatan adalah
menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan,
meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang
sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat untuk
memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan suatu
standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan,
menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit.
Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan
profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.
3. Sejarah Perkembangan Keperawatan Di Indonesia
a) Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum Kemerdekaan
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk
pribumi yang disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai penjaga
orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang
didirikan tahun 1799.
5
Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816),
telah memiliki semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu Raffles
telah melakukan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan
gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan.
Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun
1819 didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband
yang berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut
dipindahkan ke Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo
(RSCM).
Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta
milik misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja
Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St
Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di
RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat.
Namun kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan keperawatan
mengalami kemunduran.
b) Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah kemerdekaan
Periode 1945 -1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di
tempat. Ini dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih
menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan
pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat
umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat
dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru
rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan
menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka
Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu
tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah
pendidikan lagi selama satu tahun.
6
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan
dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo.
Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan
pendidikan keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi
di rumah sakit. Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada
keterampilan tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan.
Konsep-konsep perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan
keperawatan masih berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas
dengan perpanjangan dari pelayanan medis.
Periode 1963-1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang
keperawatan. Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi
profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini
merupakan suatau langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru
mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan
keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan
nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesi di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga
keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23
tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada
tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada
tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya
juga pada tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai
digunakan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang.
7
4. Trend Keperawatan Sekarang Dan Masa Depan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang
kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap
pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan
mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan
keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka
kepada pelayanan profesional yang berpijak pada penguasaan iptek keperawatan dan
spesialisasi dalam pelayanan keperawatan.
Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada
peran aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif.
Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme
keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan
mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan
pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).
a) Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan
Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang
profesional, telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam
berbagai bidang, terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu
profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan
keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan
1) Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III
keperawatan 1999, merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan
keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan adanya:
Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila, Kewiraan
dan Etika Umum)
Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi dan
Biokimia, Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan
Patologi
8
Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika
Keperawatan, Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV dan V,
Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan Maternitas I dan II, Keperawatan
Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II dan III, Keperawatan Keluarga,
Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan Gerontik, Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan, Keperawatan Profesional dan Pengantar Riset
Keperawatan.
Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan,
yaitu dengan berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998. Sementara itu di
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2
Keperawatan untuk Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas
dan Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2
Keperwatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah. Dapat disimpulkan
bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada profesionalisme
dengan spesialisasi bidang keperawatan.
2) Orientasi Pendidikan
Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada
pengembangan pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik
kelas, laboratorium dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta memanfaatkan segala sumber yang memungkinkan
penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
keperawatan dan persaingan global.
3) Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar
aktif mandiri, pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek
keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional
keperawatan.
5. Perkembangan Pelayanan Keperawatan
Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus
asuhan keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif
dan rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang
9
keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya
pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas.
Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan
profesional, seperti:
a) Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan
b) Praktik keperawatan di rumah (home care)
c) Praktik keperawatan berkelompok (nursing home = klinik bersama, dan
praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun
2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang
Registrasi dan Praktik Keperawatan.
B. Penataan Pendidikan Keperawatan
Pendidikan merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan karena
melalui pendidikan perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai
dengan kemajuan ilmu dan teknologi sehingga tenaga keperawatan yang dihasilkannya dapat
berkualitas. Dalam penataan pendidikan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Percepatan pertumbuhan pendidikan keperawatan dalam sistem pendidikan nasional
dengan menetapkan jenjang dan jenis pendidikan keperawatan mulai dari jenjang
pendidikan diploma,sarjana,dan profesi.
2. Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan pendidikan pada pusat-pusat pendidikan
keperawatan. Pelaksanaan pengendalian tersebut dilakukan dengan mengadakan
pelaksanaan akreditasi pendidikan serta penyesuaian standar pendidikan sesuai dengan
pendidikan profesi keperawatn.
3. Pengembangan lahan praktek keperawatan dilakukan dengan membentuk komunitas
profesional. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan membentuk komunitas keperawatan
seperti pembagian komunitas perawat menjadi divisi- divisi, seperti: komunitas perawat
divisi medical bedah,divisi maternitas, divisi anak, divisi jiwa,divisi gawat darurat,divisi
gerontik dan lain-lain, sehingga keperawatan sebagai pendidikan profesi akan lebih
terarah.
10
4. Pengembangan dan pembinaan staf akademis menuju terbentuknya masyarakat akademis
professional. Hal tersebut dilakukan dengan melalui berbagai pengembangan bagi staf
untuk mengadakan penelitian sehingga akan dihasilkan berbagai karya untuk kepentingan
profesi keperawatan dan pengabdian apda masyarakat dalam rangka menata bentuk
aplikasi di masyarakat bagi profesi keperawatan.
Yang termasuk dalam tahapan dalam penataan pendidikan keperawatan adalah
1. Pendidikan Perawat Terdaftar
Sejalan dengan berkembangnya profesi keperawatan, berbagai jenis pendidikan
yang menawarkan untuk menjadi registered nurse (RN) (perawat terdaftar) juga ikut
berkembang. Pada awalnya sekolah-sekolah keperawatan milik rumah sakit
dikembangkan untuk mendidik perawat yang ingin bekerja dirumah sakit tersebut.
Karena keperwatan secara terus-menerus mengembangkan keilmuannya. Proses
pendidikan formal dikembangkan untuk menyakinkan konsistensi dari tingkat pendidikan
dalam institusi. Konsistensi tersebut juga dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikat RN.
Belakangan ini di Amerika Serikat seorang individu dapat menjadi RN melalui program
pendidikan tingkat dasar, diploma atau sarjana. Di kanada terdapat program pendidikan
diploma dan sarjana.
2. Pendidikan Setingkat Associate
Program pendidikan setingkat associate di Amerika Serikat merupakan program 2
tahun yang biasanya ditawarkan oleh sekolah kejuruan. Program ini berfokus pada ilmu-
ilmu dasar. Teori serta klinis yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Lulusan dari
program tipe ini dapat mengikuti ujian yang diadakan oleh badan keperawatan wilayah
untuk mendapatkan sertifikat RN.
3. Pendidikan Diploma
Pendidikan diploma di Amerika Serikat merupakan program pendidikan selama
2-3 tahun yang umumnya memiliki hubungan dengan rumah sakit tertentu. Program
diploma hanya berfokus pada ilmu-ilmu dasar, teori, serta klinis yang berkaitan dengan
praktik keperawatan. Beberapa program diploma berafiliasi dengan akademi atau
universitas untuk mengambil topik-topik diluar keperawatan.
11
Lulusan dari program ini mendapatkan gelar diploma dari rumah sakit dan mengikuti
ujian yang diadakan oleh badan keperawatan wilayah untuk mendapatkan sertifikat RN.
Di Amerika Serikat jumlah program diploma menurun. Di kanada program diploma
ditawarkan ke akademi atau di rumah sakit dengan lama pendidikan 2 tahun (atau 3 tahun
di beberapa program yang berbasis pada rumah sakit) kebalikan dari program associate di
Amerika Serikat.
4. Pendidikan Sarjana
Program pendidkan tingkat sarjana biasanya memiliki masa belajar selama 4
tahun di akademi atau universitas. Program ini berfokus pada ilmu-ilmu dasar, teori, dan
klinis, juga pada ilmu-ilmu sosial,seni, dan kemanusiaan untuk menunjang teori
keperawatan. Di kanada, lulusan sarjana keperawatan setara dengan lulusan sarjana
keperawatan di Amerika Serikat.
The American Association of Colleges of Nursing (AACN) menerbitkan the
Essentials of College and University Education for Professional Nursing (1986).
Dokumen ini menggaris bawahi pentingnya pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap,
kualitas diri, dan prilaku profesional bagi calon sarjana keperawatan. Tujuan dari
dokumen ini adalah utuk memberikan standar dimana “fakultas dapat mengukur isi
kurikulum dan kinerja dari lulusannya” (AACN, 1986).
5. Akreditasi dan Lisensi
Untuk mendapatkan akreditasi atau pengakuan, program perawatan harus
memenuhi sejumlah kriteria yang ditetapkan oleh the National League for Nursing
(NLN). Akreditasi yang tersedia adalah untuk program pendidikan keperwatan dasar dan
program master (National Commission on Nursing, 1983).
6. Pendidikan Keperawatan Tingkat Lanjut
Seperti telah disampaikan oleh ANA (1969), tujuan dari program tingkat lanjut
dalam keperawatan adalah untuk menyiapkan perawat klinis mampu meningkatkan
asuhan keperawatan melalui perluasan ilmu-ilmu dan teori keperawatan . Seseorang yang
telah menyelesaikan pendidikan ini dapat menerima gelar Master of Arts (MA) bidang
keperawatan, Master in Nursing (MN), atau Master of Science in Nursing (MSN). NLN
telah menggambarkan karakteristik dan standar untuk program tingkat master
keperawatan terakreditasi.
12
Tingkat master dalam keperawatan penting untuk perawat dalam mencari peran pendidik
perawat, spesialis perawat klinis, administrator perawat, atau praktisi perawa.
Program doktor keperawatan yang pertama dibuka pada tahun 1953 di University of
pittsburg. Kebutuhan terhadap perawat dengan jenjang doktor sedang meningkat
(Institute of Medicine 1983). Program doktor profesional dalam keperawatan (DSN atau
DNSc) menekankan penerapan temuan riset pada keperawatan klinis. Program lain
menekankan lebih banyak riset dasar dan teori serta penghargaan Doctor of Philosophy
(PhD) dalam keperawatan.
C. Penataan Praktek Keperawatan
Penataan praktek keperawatan merupakan bentuk penataan profesi keperawatan
menuju profesi yang sejajar dengan profesi kesehatan lain. Mengingat dengan menata
bidang ini, lingkup praktek keperawatan akan lebih jelas dan terarah dalam praktek sebagai
profesi, dan dalam penataan praktek keperawatan tersebut, maka dapat dilakukan upaya
sebagai berikut:
1. Pengembangan dan pembinaan pelayanan asuhan keperawatan secara professional.
Pengembangan ini dilakukan harus berlandaskan ilmu pengetahuan dengan menggunakan
metode ilmiah.
2. Penyusunan dan pemberlakuan standar praktek keperawatan. Penyusunan ini akan
dilakukan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan sehingga dapat dipertanggung
jawabkan melalui asuhan keperawatan mandiri dan professional.
3. Penerapan model asuhan keperawatan secara professional dengan memperhatikan
Beberapa kode etik keperawatan yang berlaku dan dalam melakukan setiap tindakan
menggunakan asuhan professional.
Perawat bekerja di berbagai tempat, dalam berbagai peran dan dengan berbagai
pemberi pelayanan yang berkaitan dengan profesi kesehatan. Praktek keperawatan diatur
sebagian oleh pihak administrasi rumah sakit, lembaga kesehatan, dan institusi lainnya.
Perawat pembuat kebijakan di wilayah dan provinsi menetapkan regulasi legal yang spesifik
untuk praktek keperawatan dan organisasi professional menetapkan standar kerja sebagai
criteria untuk asuhan keperawatan.
1. Standar Praktek Keperawatan
13
Karena keperawatan telah meningkat kemandiriannya sebagai suatu profesi,
sejumlah standar untuk praktek sangat penting sebagai petunjuk yang objektif untuk
perawat memberikan perawatan dan sebagai kriteria untuk melakukan evaluasi asuhan.
Ketika standar telah didefinisikan secara jelas, klien dapat diyakinkan bahwa mereka
mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitaas tinggi, perawat mengetahui secara
pasti apakah yang penting dalam pemberian asuhan keperawatan dan staf administrasi
dapat menentukan apakah asuhan yang diberikan memnuhi standar yang berlaku. Lebih
lanjut, standar praktek sangat penting jika masalah hukum muncul apakah perawat
melakukan kerja dengan semestinya dalam kasus tertentu. ANA dan CNA telah
mempublikasikan standar praktek keperawatan. Selain itu, ANA telah menerbitkan
standar penampilan kerja professional.
2. Undang-Undang Praktek Keperawatan
Di seluruh negara bagian Amerika Serikat dan di seluruh provinsi di Kanada
perawat pembuat kebijaksanaan meragulasikan izin dalam praktek keperawatan setiap
negara bagian dan provinsi mendefinisikan sendiri cakupan praktek keperawatan tetapi
sebagian memiliki aturan yang serupa. Definisi tentang praktek keperawatan
dipublikasikan oleh ANA pada tahun 1995 mencakup beberapa definisi yang memiliki
cakupan praktek keperawatan sebagaimana didefinisikan dalam sebagian besar negara
dan provinsi. Namun demikian pada dekade terakhir, beberapa negara bagian merevisi
Undang-undang praktek keperawatan mereka untuk menggambarkan pertumbuhan
otonomi dan meluasnya peran keperawatan dalam praktek keperawatan. Tahun 1995
larangan ANA terhadap diagnosis dan pengobatan, misalnya telah dihapuskan dari
Undang-Undang praktek keperawatan dibeberapa negara bagian atau disusunkembali
untuk memisahkan antara diagnosis dan terapi keperawatan dengan diagnosis dan
pengobatan medis.
3. Lingkungan Praktek
Lingkungan praktek keperawatan luas karena adanya perubahan system
pemberian perawatan kesehatan. Perawat membutuhkan dasar pendidikan untuk
menyiapkan meraka menjawab tantangan perubahan kebutuhan keperawatan kesehatan
klien-klien mereka, mengembangkan keterampilan meneliti untuk memantau hasil yang
ditampilkan klien, serta meningkatkan keterampilan psikomotor dan pengetahuan kognitif
14
sejalan dengan peningkatan teknologi (NLN. 1992; AACN, 1993). Adanya tekanan yang
lebih besar pada praktek di komunitas dan pengetahuan dasar untuk praktek tersebut
berkembang dari metode tradisional dan non-tradisional.
4. Rumah Sakit, Keperawatan Terampil, Dan Lingkungan Respiratorif
Kelompok terbesar dari perawat pelaksana bekerja di rumah sakit. Praktek
reimbursement terbaru dari kelompok asuransi swasta dan federal atau negara bagian
telah mengakibatkan menurunnya waktu perawatan di rumah sakit. Oleh sebab itu pasien
jadi cepat dipulangkan dari rumah sakit, dan membutuhkan asuhan keperawatan lebih
lanjutan di rumah. Dalam rumah sakit, pelayanan keperawatan beroprasi di rumah sakit
selama 24 jam per hari. Rumah- rumah sakit menerapkan pola ketenagaan yang berbeda
untuk memenuhi kebetuhan asuhan keperawatan. Beberapa rumah sakit menerapkan 8
jam per jam tugas, sementara rumah sakit laion menerapkan jam tugas 2 kali 12 jam atau
3 kali 10 jam. Yang terbagi atas tugas pagi, siang, dan malam. Peran dan tanggung jawab
perawat yang bekerja di rumah sakit bervariasi karena tiap rumah sakit berbeda dari segi
ukuran dan struktur organisasi.
Klien di rumah sakit secara umum membutuhkan asuhan keperawatan selama 24
jam, dan perawat mungkin di ruang penyakit akut, kronik, atau rehabilitasi.
5. Lingkungan Praktek Di Komunitas
Jumlah perawat yang bekerja di komunitas meningkat secara bermakna.
Meningkatnya biaya pelayanan di rumah sakit mengakibatkan adanya pelayanan
keperawatan di komunitas yang bertujuan untuk peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan perawatan pada fase penyembuhan. Perawatan di komunitas difokuskan
untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, pendidik, dan managemen serta
mengkoordinasikan dan melanjutkan perawatan restoratif di dalam lingkungan komunitas
klien. Perawatan komunitas mengkaji kebutuhan kesehatan individu, keluarga, dan
komunitas serta membantu klien melawan penyakit dan masalah kesehatan.
D. Penataan Pendidikan Berlanjut
Karena, keperawatan merupakan profesi yang dinamik, program pendidikan
berkelanjutan membantu perawat untuk mempertahankan keterampilan, pengetahuan, dan
teori keperawatan terkini. Pendidikan berkelanjutan melibatkan pendidikan formal dan
terorganisasi yang ditawarkan oleh State Nurses’ Associations dan institusi pendidikan dan
15
kesehatan. Sebagaimana disampingkan oleh ANA (1991). Tujuan dari pendidikan
berkelanjutan keperawatan adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan praktik
keperawatan, promosi dan uji coba kepemimpinan dalam melakukan perubahan yang efektif
dalam sistem pelayanan kesehatan serta menjawab kebutuhan belajar profesional. Tujuan
lain ialah membantu perawat menjadi seorang ahli dibidang praktik tertentu dan
mengajarkan perawat tersebut keterampilan dan teknik keperawatan yang baru.
Secara umum, program pendidikan berkelanjutan merupakan program singkat dan
disusun untuk seluruh perawat. ANA atau badan keperawatan negara bagian merupakan
lembaga yang mengakreditasi program-program tersebut. ANA menghargai unit pendidikan
berkelanjutan bila telah melengkapi topik tertentu. Beberapa negara bagian di Amerika
Serikat meminta perawatnya untuk mengikuti kursus pendidikan berkelanjutan untuk
memperbaharui izin praktiknya.
1. Pendidikan dalam pelayanan
Pendidikan dalam pelayanan merupakan salah suatu instruksi atau pelatihan yang
di berikan oleh lembaga perawatan kesehatan atau instusi. Progam pelatihan dilakukan
dalam institusi dan di susun untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan perawat dan pemberi perawatan kesehatan profesional lainnya yang bekerja
di institusi tersebut. Sebagai contoh, rumah sakit mungkin menawarkan program
pelatihan untuk menginformasikan kepada perawat tentang keperawatan primer sebelum
hal tersebut diimplementasikan di rumah sakit.
Seluruh perawat dapat mengikuti pendidikan berkelanjutan dan program pelayanan yang
di organisasi dan di laksanakan oleh universitas, rumah sakit swasta, pelayanan
pendidikan berkelanjutan atau institusi swasta, atau lembaga tertentu. Program-program
ini membantu perawat yang praktik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan
baru yang di perlakukan dalam sistem pemberi pelayanan kesehatan berteknologi tinggi
dan cepat berubah.
2. Pendidikan Perawat Praktis Berlisensi
Perawat praktis berlisensi atau perawat kejuruan di latih dalam teknik-teknik
keperawatan dan perawatan klien langsung. Perawat praktis berlisensi ( licensed practical
nurse [PLN] ) dan perawat kejuruan berlisensi ( licensed vocational nurse [LVN] )
bekerja di bawah pengawasan seorang perawat terdaftar baik di lingkungan rumah sakit
16
maupun di komunitas. Perawat-perawat lulusan pendidikan ini di Amerika Serikat
ataupun di Kanada di sebut asisten perawat terdaftar ( registerd nurses’ assistant [RNA] ),
umumnya menerima pendidikan dan latihan selama satu tahun di rumah sakit, pusat-pusat
pendidikan di masyarakat atau lembaga. LPN atau LVN mendapat izin bekerja dari badan
keperawatan setelah mengikuti seluruh program pendidikan dan lulus ujian yang di
adakan oleh badan tersebut.
3. Jenjang Karier dan Tahapan Karier Klinis
Pendidikan berkelanjutan menjadi penting ketika perawat mulai bekerja di
lingkungan manapun, baik bekerja di lingkungan dewasa, anak-anak, penyakit-penyakit
kronik atau akut, di rumah, ataupun di rumah sakit. Perawat mencakup sejumlah peran
yang luas. Berbagai arah karier dan tujuan terbuka bagi perawat baru maupun yang sudah
berpengalaman ( Heffrien dan Kleinknecht, 1986)
Kesempatan untuk mengembangkan karier meningkat.
Karier di klinik merupakan gabungan dari perawat pelaksana dan perawat administrasi,
kerja sama antara perawat di pendidikan dan di pelayanan serta sistem pengembengan
profesional.
Tahapan-tahapan karier klinik terdiri dari struktural, kriteria untuk kemampuan klinis,
prosuder promosi dan insetif untuk perluasan dalam organisasi asuhan kesehatan
( Huey,1982). Struktur ini berbeda untuk institusi satu dengan institusi lain dan meliputi
berbagai tingkatan klinis, administrasi, penelitian, dan jalur pendidikan ( ANA,1984).
Dalam setiap tingkatan struktural terdapat tujuan tertentu, kriteria-kriteria yang dapat di
ukur. Dalam sistem jenjang klinis, perawat tidak lagi naik jabatannya secara ketat
berdasarkan tingkat pendidikan dan senioritas dalam institusi. Prosuder promosi jabatan
dalam jenjang karier di tetapkan dengan jelas, sehingga evaluasi oleh diri sendiri dan
rekan-rekan sekerja di butuhkan untuk peningkatan karier dalam suatu sistem. Insentif
karena peningkatan kemampuan dapat di berikan dalam bentuk peningkatan otonomi
kerja, peningkatan gaji, ataupun promosi dalam jabatan struktural organisasi tersebut,
peningkatan keahlian dan aktualisasi diri.
Penataan pendidikan keperawatan berkelanjutan merupakan syarat penting
dalam mempercepat profesionalisasi keperawatan, karena melalui pendidikan
17
berkelanjutan keperawatan akan selalu berkembang dan terarah. Untuk menuju penataan
tersebut dapat dilakukan :
1. Pengembangan pola pendidikan berkelanjutan. Pengembangan pola ini diharapkan
akan lebih memudahkan dalam jangkauan dan pencapaian bagi komunitas perawat
agar selalu meningkatkan diri dalam perkembangan ilmu keperawatan.
2. Penyusunan program pendidikan berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan
perawat. Proses ini dapat dimulai dengan program sertifikasi dalam keterampilan
atau keahlian khusus.
3. Pengembangan kemampuan untuk melaksanakan pendidikan keperawatan melalui
upaya pengembangan pendidikan keperawatan di beberapa tempat pelayanan atau
pendidikan.
E. Penataan Organisasi Profesi Keperawatan
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.
1. Ciri-ciri organisasi profesi
Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada 3 ciri organisasi sebagai berikut :
a) Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para
anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan
dengan dasar ilmu yang sama
b) Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi
profesi serta memperjuangkan otonomi profesi
c) Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar
pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan
kebijakan profesi
2. Peran organisasi profesi
a) Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan
b) Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan
c) Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
d) Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi
18
3. Fungsi organisasi profesi
a) Bidang pendidikan keperawatan
1) Menetapkan standar pendidikan keperawatan
2) Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut
b) Bidang pelayanan keperawatan
1) Menetapkan standar profesi keperawatan
2) Memberikan izin praktik
3) Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan
4) Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan
c) Bidang IPTEK
1) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan
2) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam
keperawatan
d) Bidang kehidupan profesi
1) Membina, mengawasi organisasi profesi
2) Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar
anggota
3) Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain
4) Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota
4. Manfaat organisasi profesi
Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :
a) Mengembangkan dan memajukan profesi
b) Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
c) Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
d) Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif
dalam mengembangkan dan memajukan profesi
Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di
Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada
tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi keperawatan
saat itu.
19
PPNI pada awalnya terbentuk dari penggabungan beberapa organisasi
keperawatan seperti IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI (Persatuan Perawat Indonesia),
IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia). Dalam
penggabungan ini IBI (Ikatan Bidan Indonesia) tidak ikut serta karena mempunyai
anggapan bahwa bidan adalah profesi sendiri.
Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat
mendaftarkan diri sebagai anggota PPNI dan semua siswa/mahasiswa keperawatan yang
sedang belajar dapat disebut calon anggota.
5. Tujuan PPNI
a) Membina dan mengambangkan organisasi profesi keperawatan antara lain :
persatuan dan kesatuan,kerja sama dengan pihak lain dan pembinaan manajemen
organisasi
b) Membina, mengambangkan dan mengawasi mutu pendidikan keperawatan di
Indonesia
c) Membina, mengembangkan dan mengawasi mutu pelayanan keperawatan di
indonesia
d) Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di Indonesia
e) Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota
6. Fungsi PPNI
a) Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai dengan
posisi jabatan, profesi dan lingkungan untukmencapai tujuan organisasi
b) Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
program-program pembangunan manusia secara holistic tanpa membedakan
golongan, suku, keturunan, agama/kepercayaan terhadap Tuhan YME
c) Menampung,memadukan,menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga
keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga
keperawatan.
7. Struktur Organisasi PPNI
a) Jenjang organisasi
1) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPNI
2) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I) PPNI
20
3) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPP II) PPNI
4) Komisariat PPNI (pengurus pada institusi dengan jumlah anggota 25
orang)
b) Struktur organisasi tingkat pusat
1) Ketua umum
Ketua-ketua :
Pembinaan Organisasi
Pembinaan pendidikan dan latihan
Pembinaan pelayanan
Pembinaan IPTEK
Pembinaan kesejahteraan
2) Sekretaris Jenderal
Sekretaris berjumlah 5 orang yang dibagi sesuai dengan pembidangan ketua-ketua
dan Departemen
Departemen organisasi, keanggotaan dan kaderisasi
Departemen pendidikan
Departemen pelatihan
Departemen pelayanan di RS
Departemen pelayanan di puskesmas
Departemen penelitian
Departemen hubungan luar negeri
Departemen kesejahteraan anggota
Departemen pembinaan yayasan
Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Daerah yang juga diselenggarakan untuk :
a) Menyempurnakan AD / ART
b) Perumusan program kerja
c) Pemilihan Pengurus
PPNI juga menyelenggarakan rapat pimpinan (rapim) dan rapat pimpinan daerah
(rapimda) setiap 2 tahun sekali dalam rangka evaluasi dan penyempurnaan program kerja
berikutnya. Selain itu, PPNI juga mengadakan rapat bulanan atau harian sesuai dengan
21
kebutuhan. Keanggotaan PPNI biasanya terdiri dari tenaga perawat. Namun demikian
terdapat juga anggota non – perawat yang telah berjasa dibidang keperawatan dan mereka
ini termasuk dalam anggota luar biasa/kehormatan.Sumber dana PPNI : uang pangkal,
iuran bulanan dan sumber-sumber lain yang sah.
8. Program kerja utama PPNI :
a) Pembinaan organisasi dan keanggotaan
b) Pengembangan dan pembinaan pendidikan
c) Pengembangan dan pembinaan serta pendidikan dan latihan keperawatan
d) Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di rumah sakit
e) Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di puskesmas
f) Pembinaan dan Pengembangan IPTEK
g) Pembinaan dan Pengembangan kerja sama dengan profesi lain dan organisasi
keperawatan internacional
h) Pembinaan dan Pengembangan sumber daya/yayasan
i) Pembinaan dan Pengembangan kesejahteraan anggota
Antisipasi yang harus dilakukan PPNI dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat
akan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dalam rangka profesionalisasi
keperawatan adalah dengan melakukan upaya antara lain :
a) Membenahi sistem pendidikan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan
masyarakat serta pelayanan kesehatan utama (PHC) dengan landasan yang kokoh yang
meliputi wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan
keperawatan profesional yang berfokus pada penguasaan iptek keperawatan
b) Membenahi sistem pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan dengan selalu
berusaha memberikan asuhan keperawatan yang profesional dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Dalam rangka menopang keterlaksanaan asuhan
keperawatan profesional diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu
diperlukan pengembangan kemauan tenaga keperawatan secara kualitatif dan kuantitatif
dan juga advokasi terhadap perawat.
22
c) Membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk mengoptimalkan peran
dan fungsinya,sehingga mampu mengangkat citra keperawatan,menyusun standar
pelayanan/praktik keperawatan dan memelihara kesejahteraan anggota.
d) Mendesiminasikan pengertian keperawatan profesional serta lingkup
peran,fungsi,tanggung jawab, dan kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat
luas dan para penyusun/pengambil kebijakan.
9. Kewajiban Anggota PPNI
a) Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.
b) Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan
c) Mentaati dan menjalankan segala keputusan
d) Menghadiri rapat yang diadakan organisasi
e) Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja
f) Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekwen
g) Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan
uang iuran
10. Hak Anggota PPNI
a) Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi dalam
hal yang benar dan adil dalam rangka tujuan organisasi
b) Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan
mengambangkan ilmu serta kecakapannya yang diadakan oleh organisasi
c) Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan
d) Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang mempunyai hak untuk memilih
dan dipilih sebagai pengurus dan dipilih sebagai pengurus atau perawatan atau
perwakilan organisasi
11. Tugas pokok PPNI
a) Bidang pembinaan organisasi
PPNI bertugas membina kelembagaan anggotanya dan akder kepemimpinan
b) Bidang pembinaan profesi
PPNI bertugas meningkatkan mutu pelayanan, penghayatan dan pengamalan kode
etik perawat, mengutamakan terbentuknya peraturan perundang-undangan
keperawatan serta mengembangkan ilmu dan teknologi keperawatan
23
c) Bidang kesejahteraan anggota
PPNI bertugas membina hubungan kerja sama dengan organisasi dan lembaga lain
didalam maupun diluar negeri
12. Keanggotaan PPNI ada 2 yaitu:
a) Anggota biasa
WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.
Lulus bidang pendidikan keperawatan formal dan disahkan oleh
pemerintah
Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi
Penyatakan diri untuk menjadi anggota
b) Anggota kehormatan
Syaratnya sama dengan anggota biasa yaitu pada butir a, c, d, dan bukan
berasal dari pendidikan perawatan tetapi elah berjasa terhadap organisasi PPNI yang
ditetapkan oleh DPP (dewan pimpinan pusat)
13. Organisasi Keperawatan Internasional
a) International Council of Nurses (ICN)
Merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal
1 Juli 1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick. ICN merupakan federasi
perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah
memperkokoh silaturahmi para perawat diseluruh dunia, memberi kesempatan bertemu
bagi perawat diseluruh dunia untuk membicarakan berbagai maslah tentang keperawatan,
menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan,
pendidikan keperawatan berdasarkan dan kode eik profesi keperawatan.
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan
bersifat universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi
mnausia. Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut, usia,
jenis kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial.
ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di Geneva,
switzerland.
American Nurses Association (ANA)
24
ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada
akhir tahun 1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara
bagian. ANA berperan dlm menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan
penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan
profil keperawatan profesional dengan pemberlakukan legislasi keperawatan.
Canadian Nurses Association (CNA)
CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan yang
sama dengan ANA yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan
peningkatan standar praktek keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi
keperawatan dan meningkatkan kesejahteraan perawat. CNA juga berperan aktif
meningkatkan mutu pendidikan keperawatan, pemberian izin bagi praktek
keperawatan mandiri.
National League for Nursing (NLN)
NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang berkaitan
dengan keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten perawat (pekarya)
dan agencies. Didirikan pada tahun 1952. Bertujuan untuk membantu pengembangan
dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan.
British Nurses Association (BNA)
BNA adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada tahun 1887
oleh Mrs. Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh
perawat di inggris dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi
keperawatan.
F. Penataan Lingkungan Untuk Perkembangan Keperawatan
Lingkungan merupakan sesuatu yang penting dalam penerapan atau pengembangan
profesi, karena dengan pengakuan dari lingkungan, maka profesi keperawatan akan semakin
cepat berkembang ke arah terciptanya lingkungan yang professional. Upaya keperawatan
dalam menata lingkungan tersebut dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan desiminasi pengertian tentang keperawatan professional dengan
menjelaskan lingkup peran dan tanggung jawab serta kewenangan profesi keperawatan
kepada masyarakat.
25
2. Menciptakan kesempatan bagi profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan
keperawatan dengan sikap professional.
3. Memberlakukan undang-undang dalam penerapan praktek keperawatan professional
sehingga segala kendala dan hambatan dapat diatasi secara langsung.
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk melaksanakan program praktek
keperawatan agar diakui oleh masyarakat (Husin, M, 1999)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat
dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban
manusia.
Pendidikan merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan karena
melalui pendidikan perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai
dengan kemajuan ilmu dan teknologi sehingga tenaga keperawatan yang dihasilkannya dapat
berkualitas.
Penataan praktek keperawatan merupakan bentuk penataan profesi keperawatan
menuju profesi yang sejajar dengan profesi kesehatan lain.
Tujuan dari pendidikan berkelanjutan keperawatan adalah untuk meningkatkan dan
mempertahankan praktik keperawatan, promosi dan uji coba kepemimpinan dalam
melakukan perubahan yang efektif dalam sistem pelayanan kesehatan serta menjawab
kebutuhan belajar profesional. Tujuan lain ialah membantu perawat menjadi seorang ahli
dibidang praktik tertentu dan mengajarkan perawat tersebut keterampilan dan teknik
keperawatan yang baru
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.
Lingkungan merupakan sesuatu yang penting dalam penerapan atau pengembangan
profesi, karena dengan pengakuan dari lingkungan, maka profesi keperawatan akan semakin
cepat berkembang ke arah terciptanya lingkungan yang professional
26
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang ilmu
keperawatan dasar terutama pertumbuhan professional dalam keperawatan agar mengetahui
perkembangan profesi keperawatan di Indonesia dan Dunia, serta mengetahui tentang
penataan pendidikan, praktek keperawatan, pendidikan berkelanjutan, organisasi profesi
keperawatan, serta lingkungan untuk perkembangan keperawatan agar lebih mengenal lebih
dalam profesi keperawatan. Sehingga kita sebagai tenaga kesehatan terutama keperawatan
dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang bagaimana pertumbuhan serta penataan dalam
dunia keperawatan. Karena sebagai tenaga perawat yang professional kita harus kritis dalam
mengkaji sesuatu.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://rahmatullahdarmawan.wordpress.com/2012/08/01/makalah-ilmu-keperawatan/
http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/sejarah-perkembangan-keperawatan/
http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/04/perkembangan-profesionalisme.html
http://syehaceh.wordpress.com/2008/06/03/organisasi-profesi-keperawatan/
Buku Fundamental Keperawatan Jilid I
28