rs perguruan tinggi sbg role model praktek keperawatan profesional

61
RUMAH SAKIT PERGURUAN TINGGI ROLE MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESSIONAL Konferensi Keperawatan Nasional aris cahyo purnomo Malang,17 September 2016 1

Upload: aris-cahyo-p-skepnsmars

Post on 16-Apr-2017

272 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RUMAH SAKIT

PERGURUAN TINGGI

ROLE MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESSIONAL

Konferensi Keperawatan Nasional aris cahyo purnomo

Malang,17 September 2016 1

Page 2: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Nama : aris cahyo purnomo,S.Kep.Ns.,M.ARS

Alamat : Hamzah Fansyuri 23 Surabaya

Contact : [email protected]/ 081334711682

Riwayat Pendidikan :

1. S1 Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya 2001-2006

2. S2 Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Airlangga 2012-2014

Riwayat Pekerjaan :

1. Ketua Komite Keperawatan RS Universitas Airlangga 2016-Sekarang

2. Koordinator Keperawatan RS Universitas Airlangga 2010-2016

3. ICU RS Surabaya Internasional 2007-2010

Riwayat Organisasi : 1. Bidang Diklat Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI) Jatim 2013 – Sekarang 2. Bidang Hukum & Pemberdayaan politik DPW PPNI Jatim 2015 - Sekarang 3. Pengurus & Deklarator PEHARSI (Perkumpulan Ahli Administrasi 2016 – Sekarang

Rumah Sakit Indonesia )

2

Page 3: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

3

Page 4: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RUMAH SAKIT

4

Page 5: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

DEFINISI RS DALAM REGULASI DI INDONESIA

“Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat” . (UU 44 th 2009, PMK 56 th 2014)

Pasal 22

(1) Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan.

Pasal 23

(1) Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 merupakan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya.

5

Page 6: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RUMAH SAKIT

6

RS UMUM

RS KHUSUS

RS PERGURUAN TINGGI

RS PENDIDIKAN

RS PEMERINTAH

RS PRIVAT

Page 7: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RS UMUM KELAS A

RS UMUM KELAS B

RS UMUM KELAS C

• KELAS D

• KELAS D PRATAMA

RS UMUM KELAS D

7

RS UMUM RS KHUSUS

RS KHUSUS KELAS A

RS KHUSUS KELAS B

RS KHUSUS KELAS C

KLASIFIKASI RUMAH SAKIT

PELAYANAN SDM PERALATAN BANGUNAN & PRASARANA PMK 56 th 2014

Page 8: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

“Rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang Pendidikan Kedokteran, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan

kesehatan lainnya secara multiprofesi”. (UU no 20 th 2013 ttg Pendidikan Kedokteran & PP no 93 th 2015 ttg Rumah Sakit Pendidikan)

“Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 merupakan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan

penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan

lainnya “.

(psl 23 UU no 44 th 2009 ttg Rumah Sakit)

TERMINOLOGI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DALAM REGULASI DI INDONESIA

8

Page 9: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Pasal 4

(1) Dalam menjalankan fungsi pelayanan bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Rumah Sakit Pendidikan bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan terintegrasi dengan mengutamakan tata kelola klinis yang baik, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain berbasis bukti dengan memperhatikan aspek etika profesi dan hukum kesehatan. (PP 93 th 2015 ttg RS Pendidikan)

9

TERMINOLOGI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DALAM REGULASI DI INDONESIA

Page 10: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

10

JENIS RS PENDIDIKAN

PP 93 TH 2015

RS PENDIDIKAN UTAMA

RS PENDIDIKAN AFILIASI

RS PENDIDIKAN SATELIT

Page 11: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RS PENDIDIKAN UTAMA

11

Page 12: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

12

RS PENDIDIKAN AFILIASI

Page 13: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

13

RS PENDIDIKAN SATELIT

Page 14: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RS PENDIDIKAN & INSTITUSI PENDIDIKAN

14

Page 15: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

15

RS PENDIDIKAN & INSTITUSI PENDIDIKAN

Page 16: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

16

Page 17: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

STANDAR RS PENDIDIKAN

17

Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan

Standar Manajemen dan Administrasi

Standar Sumber Daya Manusia untuk Program Pendidikan Klinik

Standar Penunjang Pendidikan

Standar Perancangan dan Pelaksanaan ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas

Page 18: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN.

1) Visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan

2) Perjanjian Kerja Sama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik.

3) Rumah Sakit kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi.

4) Memiliki SK penetapan sebagai RS Pendidikan.

5) RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialis lainnya.

18

Page 19: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI.

1) Koordinasi pendidikan ( Komkordik ~ PP 93 th 2015)

(Unsur RS dan Institusi Pendidikan)

2) Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan a) Daya tampung

b) kewenangan peserta didik

c) Kebijakan, Peraturan dan peraturan teknis yang disepakati semua unsur yang terlibat dalam proses pendidikan

3) Administrasi Pendidikan

4) Pembiayaan Pendidikan a) Unit Cost yang disusun bersama

b) RAB, laporan keuangan

5) Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan

a) Komkordik ( evaluasi mutu pendidikan klinis)

b) Umpan balik dan dokumentasi staf, peserta , analisis umpan balik 19

Page 20: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK

1) Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik

a) Ditetapkan bersama (kriteria , kompetensi perekrutan bagi staf yang akan menjadi pendidik klinik/ Dosen Klinik

b) SK Dosen luar biasa dari Institusi pendidikan

2) Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik

20

Page 21: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN

1) Dokumen kesepakatan mengenai penyediaan sarana, prasarana dan peralatan untuk pendidikan antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan.

2) Sarana, prasarana dan alat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab dan audiovisual.

3) Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.

4) Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.

21

Page 22: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS

1) Perhatian RS terhadap Pembelajaran a) Perencanaan bersama dalam proses pendidikan

b) Buku panduan program pendidikan klinik (dibuat bersama RS dan Institusi Pendidikan)

2) Program Pendidikan Klinik a) Program mengacu pada standar pendidikan profesi

b) Dalam pendidikan dan pelayanan, RS menggunakan prinsip berbasis bukti (evidenced based)

c) Jaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di dukung sepenuhnya (rs, institusi pendidikan, peserta didik, pendidik klinis)

3) Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis

4) Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran 22

Page 23: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RUMAH SAKIT PERGURUAN TINGGI

1) UU No 44 Th 2009 Tentang Rumah Sakit

2) Peraturan Pemerintah No 93 Th 2015 Tentang Rumah Sakit Pendidikan

3) Permenkes No 56 Th 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit

4) Peraturan Bersama Mendikbud-Menkes Tentang Rumah Sakit PTN. 2013

5) PEDOMAN RUMAH SAKIT PERGURUAN TINGGI (Dirjen Dikti Kemendikbud 2013)

6) PEDOMAN KLASIFIKASI & STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN (DEPKES 2009)

23

Page 24: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RS PTN berfungsi sebagai wahana:

a) pendidikan untuk mengembangkan kompetensi profesi dan interprofesional dan membangun karakter profesional bagi tenaga kesehatan;

b) penelitian dibidang kesehatan, terutama riset translasi; dan

c) pelayanan kesehatan prima.

24

FUNGSI RS PTN

PERBER MENDIKBUD-MENKES TTG RS PTN 2013

Page 25: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

25

RUMAH SAKIT PERGURUAN TINGGI

Page 26: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Rumah sakit perguruan tinggi yang selanjutnya disebut RS PT merupakan rumah sakit pendidikan milik pemerintah, yang dikelola perguruan tinggi.

RS PT sebagaimana dimaksud pada butir (a) ditujukan untuk menjadi wahana pendidikan di bidang kedokteran dan kesehatan, penelitian dan pelayanan kesehatan secara terpadu.

26

RS PERGURUAN TINGGI ??

Page 27: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PEDOMAN RS PT

RS Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih dalam hal:

1. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran berbasis bukti.

2. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru.

3. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna.

4. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama.

5. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik.

6. Tersedianya konsultasi dari Staf Medis Pendidikan, selama 24 jam.

27

Page 28: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

KONSEP DASAR RS PT

KONSEP DASAR PENDIDIKAN

KONSEP DASAR PELAYANAN

KONSEP DASAR PENELITIAN

KONSEP DASAR ETIKA & MEDIKOLEGAL

28

Page 29: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RS yang membina jejaring tempat pendidikan sebagai satu entitas tersendiri sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan Standar Pendidikan Profesi Dokter, serta Standar Kompetensi tenaga kesehatan lainnya yang dilengkapi dengan sistem IT dan atau visiting dosen klinik dalam rangka koordinasi pencapaian kompetensi.

RS Pendidikan berfungsi sebagai tempat pendidikan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan lainnya baik di rumah sakit maupun jejaringnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang berkelanjutan dan pengembangan profesi berkelanjutan.

29

KONSEP DASAR PENDIDIKAN

Page 30: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RS Pendidikan berfungsi sebagai contoh (pemandu) fasilitas layanan kesehatan yang mengedepankan pelayanan prima kesehatan, keselamatan pasien dan penghargaan terhadap hak-hak pasien/ klien/ komunitas/ masyarakat yang terjangkau, mudah diakses, berkeadilan dan berbasis bukti (evidence based).

30

KONSEP DASAR PELAYANAN

Page 31: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RS Pendidikan merupakan institusi yang berfungsi sebagai pelaksana penelitian translasional dalam rangka pengembangan pelayanan dan pendidikan dokter layanan primer dan tenaga kesehatan lain.

31

KONSEP DASAR PENELITIAN

Page 32: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

32

GOOD CLINICAL GOVERNANCE

(penatalaksanaan klinis yang baik) Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi

manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, resiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional dan akreditasi RS.

Page 33: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PERPRES 77 TH 2015 ttg PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT

Pasal 19 (1) Selain Komite Medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, dapat dibentuk komite lain untuk penyelenggaraan fungsi tertentu di Rumah Sakit sesuai kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

rangka meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. (2) Komite lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa komite: a. keperawatan; b. farmasi dan terapi;

c. pencegahan dan pengendalian infeksi; d. pengendalian resistensi antimikroba; e. etika dan hukum; f. koordinasi pendidikan; dan g. manajemen risiko dan keselamatan pasien.

33

Pasal 72 (3) Dokumen administrasi dan manajemen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k meliputi: a. badan hukum atau kepemilikan; b. peraturan internal Rumah Sakit (hospital bylaws); c. komite medik;

d. komite keperawatan; e. satuan pemeriksaan internal; f. surat izin praktik atau surat izin kerja tenaga kesehatan;

PMK 56 TH 2014 ttg KLASIFIKASI & PERIZINAN RUMAH SAKIT

Page 34: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

GOOD CLINICAL GOVERNANCE in NURSING

34

Page 35: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PMK N0 49 TH 2013 ttg KOMITE KEPERAWATAN

Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan

profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.

35

Kewenangan Klinis

Penugasan Klinis

Kredensial

Peraturan Internal Staf Keperawatan

Audit Keperawatan

Mitra Bestari

Buku Putih

Page 36: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

NSBL Nursing Staff ByLaws

1. Agar Komite Keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance) melalui mekanisme Kredensial, peningkatan mutu profesi, dan penegakan disiplin profesi

2. Dasar hukum bagi mitra bestari (peer group) dalam pengambilan keputusan profesi melalui Komite Keperawatan

3. Semangat bahwa hanya staf keperawatan yang kompeten dan berperilaku profesional sajalah yang boleh melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit.

36

PMK 49 TH 2013

Page 37: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PENGORGANISASIAN STAF KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

Staf Perawat Fungsional (SPF)

37

Pengorganisasian staf keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit dilakukan dengan pembentukan Staf Perawat Fungsional (SPF) berdasarkan kekhususan (specialty)

keilmuan atau unit pelayanan keperawatan dan kebidanan

Staf Perawat Fungsional Keperawatan Anak

Staf Perawat Fungsional Keperawatan Medikal

Staf Perawat Fungsional Keperawatan Bedah

SPF Keperawatan Gawat Darurat

SPF Keperawatan Kritis

SPF Keperawatan Maternitas

SPF Keperawatan Jiwa

Page 38: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PENGORGANISASIAN SPF/ KPF

STAF PERAWAT FUNGSIONAL

KELOMPOK PERAWAT FUNGSIONAL

Pengorganisasian staf keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit dilakukan dengan pembentukan Staf Perawat Fungsional (SPF) berdasarkan kekhususan (specialty) keilmuan atau unit pelayanan keperawatan dan kebidanan

SPECIALTY AREA (KEILMUAN) WORK AREA (UNIT/INSTALASI)

• RAWAT INAP ANAK ,POLI ANAK,PERINATOLOGI SPF/ KPF KEPERAWATAN ANAK

• RAWAT INAP MEDIK ,HEMODIALISA, POLIKLINIK PENYAKIT DALAM, PARU, KK, SYARAF, MATA, JANTUNG, NYERI SPF/ KPF KEPERAWATAN MEDIKAL

• RAWAT INAP BEDAH, KAMAR OPERASI (BEDAH/INSTRUMENT), KATETERISASI JANTUNG, POLIKLINIK ( BEDAH, URO, THT, ORTHO, TKV, PLASTIK) SPF/ KPF KEPERAWATAN BEDAH

• IGD, AMBULANS SPF/ KPF KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

• ICU, ICCU, NICU, PICU, HCU, RR, ANESTESI SPF/ KPF KEPERAWATAN KRITIS

• RAWAT INAP KEBIDANAN SPF/ KPF KEPERAWATAN MATERNITAS

• POLI JIWA SPF/ KPF KEPERAWATAN JIWA 38

Page 39: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

SPF/ KPF

DEPARTEMEN FAKULTAS/

PRODI KEPERAWATAN

STASE PRAKTEK PROFESI

39

INTEGRASI RS PT DAN INSTITUSI PENDIDIKAN DALAM PRAKTEK & PENDIDIKAN KLINIK

Page 40: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

CLINICAL EDUCATOR

SPF/KPF

NURSING STAFF

FACULTY TUTOR/ CE PT

STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN

SPO

CLINICAL PRIVILEGE

PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN

INTEGRATED CLINICAL PATHWAYS

TRANSLASIONAL RESEARCH

EVIDENCED BASED

BIDANG KEPERAWATAN PROFESI PEMBERI ASUHAN MEDIS, PERAWAT, FARMASI

KLINIS, NUTRISIONIS

ORGANISASI PROFESI SEMINAT

o HIPKABI o HIPGABI o HPMI o IPANI o IPONI o HIPERCCI o DLL

40

INTEGRASI RS PT DAN INSTITUSI PENDIDIKAN DALAM PRAKTEK & PENDIDIKAN KLINIK

Page 41: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

JENJANG KARIR PERAWAT KLINIK

41

INTEGRASI STANDAR RS & PENDIDIKAN DALAM PRAKTEK KLINIS

Page 42: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT TERKAIT KEPERAWATAN & PENDIDIKAN KLINIK

42

Page 43: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

STANDAR AKREDITASI RS KARS 2012

Elemen Penilaian KPS 12 1. Rumah sakit memiliki standar prosedur untuk mengumpulkan

kredensial dari setiap anggota staf keperawatan. 2. Izin, pendidikan, pelatihan dan pengalamanan

didokumentasikan 3. Infrormasi tersebut diverifikasi dari sumber aslinya sesuai

parameter yang ada di Maksud dan Tujuan KPS 9 4. Ada berkas kredensial yang dipelihara dari setiap anggota staf

keperawatan. 5. Rumah sakit mempunyai proses untuk memastikan bahwa

krendesial dari perawat yang dikontrak sahih dan lengkap sebelum pengangkatan.

6. Rumah sakit mempunyai proses untuk memastikan kesahihan kredensial

43

STAF KEPERAWATAN Standar KPS 12 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan (izin, pendidikan, pelatihan dan pengalaman)

Page 44: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

44

STANDAR AKREDITASI RS KARS 2012

MAHASISWA

BAB PPI Tujuan pengorganisasian program PPI adalah mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa dan pengunjung.

BAB KPS Pekerja kontrak, tenaga sukarela dan mahasiswa/trainee juga diberikan orientasi di tentang rumah sakit dan penugasan atau tanggungjawab khusus/spesifik mereka, seperti keselamatan pasien serta pencegahan dan pengendalian infeksi.

BAB HPK Pasien juga diberi informasi tentang tes dan pengobatan mana memerlukan persetujuan (informed consent) yang terpisah. Persetujuan umum tersebut juga mencantumkan bila ada mahasiswa dan trainees lain terlibat dalam proses pelayanan. Rumah sakit menetapkan bagaimana suatu persetujuan umum didokumentasikan di dalam rekam medis pasien

BAB MKI Kebijakan dan prosedur mengatur prosedur pengamanan yang memperbolehkan hanya staf yang mendapat kewenangan (otoritas) untuk bisa mengakses data dan informasi. Akses terhadap informasi dari kategori yang berbeda didasarkan pada kebutuhan dan dijabarkan dalam jabatan dan fungsi, termasuk mahasiswa di lingkungan akademis. Proses yang efektif menetapkan : siapa yang mempunyai akses pada informasi informasi dimana seseorang individu mempunyai akses kewajiban pengguna untuk menjaga kerahasiaan informasi proses yang harus diikuti ketika terjadi pelanggaran terhadap kerahasiaan - dan keamanan

Page 45: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Skema Jenjang Karir Perawat Klinik Baru

45

INTEGRASI STANDAR RS & PENDIDIKAN DALAM PRAKTEK KLINIS

Page 46: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

KARS Dr.Nico Lumenta

Page 47: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

INTEGRASI STANDAR RS & PENDIDIKAN DALAM PRAKTEK KLINIS

PANDUAN NASIONAL PRAKTEK KLINIS KEPERAWATAN

PANDUAN PRAKTEK KLINIS KEPERAWATAN

INTEGRATED CLINICAL PATHWAY

47

KOLEGIUM - PEMERINTAH

SPF/KPF (RS) & DEPT

(PENDIDIKAN)

SPF/KPF & DEPT

(PENDIDIKAN)

PPA

Page 48: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Dokter

Perawat

Apoteker

Fisio

terapis

Ahli

Gizi

Lainnya

Radio

grafer Pasien

Dokter merupakan PUSAT / UNIT SENTRAL dalam Model Tradisional asuhan pasien, tetapi…..

Patient safety tidak terjamin !!

“Dokter = Captain of the ship”

Model Tradisional Asuhan Pasien

Analis Barrier

“Disease

centred

care”

KARS Dr.Nico Lumenta

(“Medical paternalism”)

Page 49: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Pasien,

Keluarga

Fisio

terapis

Perawat Apoteker

Ahli

Gizi

Analis Radio

grafer

DPJP

MODEL PATIENT CENTERED CARE (Interdisciplinary Team Model – Interprofessional Collaboration)

• Clinical/ Team Leader

• Review Asuhan • Secara kolaboratif

melakukan sintesa & integrasi asuhan pasien

Lainnya

1. Patient Centered Care (PCC) Pasien adalah pusat pelayanan, Pasien adalah bagian dari tim 2. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) diposisikan di sekitar pasien, dgn kompetensi yg memadai, sama

pentingnya pada kontribusi profesinya, tugas mandiri, delegatif, kolaboratif, merupakan model Tim Interdisiplin

3. Peran & fungsi DPJP : sebagai Clinical Leader, melakukan Review, Sintesa , Integrasi asuhan pasien, Koordinasi (dapat oleh PPA lain)

4. PCC merupakan pendekatan modern, inovatif, sudah menjadi trend global dalam pelayanan RS

Page 50: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Interprofessional Collaboration (IPC) When multiple health workers from different professional backgrounds work together with patients, families, carers, and communities to deliver the highest quality of care

Interprofessionality

Interprofessional Education (IPE) When students from two or more professions learn about, from and with each other to enable effective collaboration and improve health outcomes

(Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO, 2010)

Page 51: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

51

• Pemberian pelayanan pasien harus dikoordinir dan diintegrasikan oleh semua individu yang terkait dalam asuhan pasien.

• Ada prosedur untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan asuhan yang diberikan kepada setiap pasien.

BAB PELAYANAN PASIEN ( PP)

• Pelayanan klinis yang diberikan kepada pasien dikoordinasikan dan diintegrasikan kedalam setiap unit pelayanan. Sebagai contoh, ada integrasi antara pelayanan medis dan keperawatan. Selain itu, setiap departemen atau pelayanan mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pelayanannya dengan departemen dan pelayanan yang lain.

BAB TATA KELOLA DAN PENGARAHAN

(TKP)

• Rumah sakit mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional di bidang pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan

BAB AKSES PELAYANAN DAN

KONTINUITAS PELAYANAN (APK)

• Staf medis, keperawatan dan staf lain yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien, bekerja sama dalam menganalisis dan mengintegrasikan asesmen pasien.

BAB ASESMEN PASIEN (AP)

STANDAR AKREDITASI RS KARS 2012 INTERPROFESSIONAL

Page 52: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

INTEGRATED NOTE

52

No.RM :

Nama :

Tgl Lahir :

TANGGAL/

JAM

TEPI PROFESI

MEDISVERIFIKASI DPJP

DIISI OLEH : Dokter, Perawat, Bidan, Farmasi klinis, Fisioterapis, ahli gizi

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI (CPPT)

PROFESI KESEHATAN LAINNYA

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kampus C Unair Surabaya, 60115, Telp. 031-5916291, 031-81153153, Fax.

031-5916291, Website: rumahsakit.unair.ac.id Email: [email protected]

Page 53: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

53

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

KEPERAWATAN

TYPHOID FEVER ANAK

1. Pengertian (Definisi) Infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman salmonella

typosa, salmonella paratyphi A, B, C dan menyerang usus

halus

2. Masalah Keperawatan 1. Peningkatan suhu tubuh

2. Gangguan eliminasi BAB

3. Pemenuhan nutrisi

4. Nyeri perut

5. Dampak hospitalilasi

3. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi b.d proses infeksi salmonella typhosa

2. Gangguan pola defekasi:diare b.d peradangan pada

dinding usus halus

3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh b.d intake kurang akibat mual muntah dan diare.

4. Nyeri akut b.d inflamasi pada usus halus

5. Cemas b.d Hospitalisasi

4. Intervensi Keperawatan 1. Kompres hangat

2. Diet rendah serat

3. Makan dalam porsi kecil tapi sering)

4. Teknik relaksasi dan distraksi

5. Jalin kepercayaan

5. Observasi 1. Observasi suhu tubuh axilla

2. Hitung intake dan outake

3. Pemeriksaan bising usus dan ukur kebutuhan nutrisi dan

berat badan

4. Kaji skala nyeri (1-10)

6. Evaluasi 1. Suhu tubuh dalam batas normal (36-37,0C)

2. Defekasi kembali normal (konsistensi, frekuensi kembali

seperti sebelum sakit)

3. Porsi makan habis

4. Skala nyeri 1-3

7. Informasi dan edukasi 1. Tirah baring (bed rest)

2. Diet lunak

3. Hand hygiene

8. Discharge planning 1. Discharge planning Normal

9. Nasehat pulang/instruksi

kontrol

1. Kontrol sesuai instruksi DPJP

2. Obat diminum teratur

3. Diet lunak

4. Menjaga kebersihan makanan dan minuman

10. Prognosis Advitam: bonam

Ad sanationam :bonam

Adfumgsionam: bonam

11. Penelaah kritis Ketua tim

12. Indikator (harus terukur) Hari rawat sesuai PPK

PPK KEPERAWATAN

STANDARDIZED NURSING LANGUAGE

Page 54: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

RS HAJI JAKARTA

CLINICAL PATHWAYS KSM KEBIDANAN DAN KANDUNGAN HAMIL ATERM INPARTU

RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA 2012

Nama Pasien : …………………………..

Tanggal lahir……….

Berat badan …………. Kg

Tinggi Badan ………….. Cm

Nomor Rekam Medis : …………………………….

Diagnosa Awal …………………. Kode ICD 10 ;……. Rencana Rawat : …… Hari Biaya (Rp)

Ruang Rawat : Kelas

…………. Tarif / Hari (Rp)

…………… Tgl masuk

……………. Tgl Keluar Lama

Rawat……..

Aktivitas Hari Rawat 1 2 3 4

Hari sakit Hari sakit Hari sakit Hari sakit Hari sakit

Diagnosa Utama

Penyerta ---- ----- --------- --------

Komplikasi ---- ------ ---------- --------

Asessmen Klinis : 1. Visit 2. Konsultasi:

- Kes. Anak - ……………. - …………….

□ (+)

□ (-)

□ (+)

□ (-)

□ (+)

□ (-)

□ (+)

□ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

Pemeriksaan Penanjang : 1. Darah Lengkap, 2. Urin Lengkap 3. Gol darah, 4. HbsAg. 5. CTG. 6. USG 7. …………..

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

Tindakan : 1. Oksigen…..L/menit 2. IVFD ……Cc / hari 3. Pasang kateter. 4. Partus pervaginam 5. SC. 6. ……………… 7. ……………...

□ (+)

□ (-)

□ (+)

□ (-)

□ (+)

□ (-)

□ (+)

□ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

□ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

Obat: 1. Antibiotik. 2. Analgetik. 3. Uterotonika 4. ……………. 5. ………………….

Nutrisi TKTP TKTP TKTP TKTP

Mobilisasi □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

Hasil ( Outcome )

Kesadaran □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

Perdarahan □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

Kontraksi □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-) □ (+) □ (-)

………………….

Pendidikan dan Rencana Pulang Penjelasan perjalan penyakit Kontrol Poliklinik

Varians

Jumlah Rp ………

Nama Dokter : Diagnosa Akhir ICD 10 Jenis Tindakan …………….

Utama …………………. ……………... Visite/Konsultasi …………….

Nama Perawat : Penyerta …………………. …………….. IVFD dan injeksi …………….

Komplikasi ………………… …………….. Pemasangan kateter ……………

Verifikator : Partus pervaginam ..................

SC ………………

……………

CLINICAL PATHWAY

Page 55: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

55

INTEGRATED CLINICAL PATHWAY

DEMAM TYPHOID ANAK

Nama Pasien : _____________________ BB : ______ Kg No. RM : _______________

Jenis kelamin : _____________________ TB : ______ cm

Umur/Tanggal Lahir : _____________________ Tgl. Masuk RS : ________________ Jam : _____ : _____

Diagnosa Masuk RS : _____________________ Tgl. Keluar RS : ________________ Jam : _____ : _____

* Penyakit utama : Kode ICD Lama Hari Rawat : _______ Hari

* Penyakit penyerta : : Tidak dengan Komplikasi

* Komplikasi : _____________________ Kode ICD : ______ R.Rawat/Kelas : _________ / ____

Tindakan : _____________________ Kode ICD : ______ Rujukan : Ya / Tidak

_____________________ Kode ICD : ______

1 2 3 4 5 6 7

1. PEMERIKSAAN KLINIS

2. LABORATORIUM ulang hari ke tiga

3. RADIOLOGI/IMAGING

ELEKTROMEDIK

4. KONSULTASI jika dicurigai akut abdomen

5. ASESMEN LANJUTAN Visite dokter

Asesmen perkembangan harian Visite perawat

6. EDUKASI/INFORMASI

7. RENCANA PEMULANGAN

Di TTD oleh keluarga,

pasien, dokter.

Visite perawat

Masalah keperawatan

Peningkatan suhu tubuh,

ggn eliminasi BAB,

pemenuhan nutrisi, nyeri

akut

Kompres hangat, diet

lunak, makan dalam porsi

kecil tapi sering.

observasi suhu tubuh

axilla, hitung

I&O,pemeriksaan BU,Ukur

kebutuhan nutrisi,kaji skala

nyeri.

9.TATA LAKSANA MEDIS

Tindakan Non Bedah

Medikamentosa

Injeksi pilihan pertama, evaluasi

antibiotik 48 jam

pilihan kedua, evaluasi

sesuai symptom

Cairan Infus Ringer Laktat, Nacl, Dextrose 5%laktat 500 cc- 1000cc/24 jam

Obat Oral

Obat Oral Obat Pulang

Obat Pulang

Obat Pulang

10. DIET/NUTRISI

11. ASUHAN GIZI

12.ASUHAN FARMASI

13. REHABILITASI

Oleh perawat

Oleh fisioterapis

Konsultasi rehab medis

13. EVALUASI

Hasil Tindakan Medis

Hasil Tindakan Keperawatan

Suhu tubuh dalam batas

normal,defekasi kembali

normal,porsi makan

habis,skala nyeri 1-3

14. OUTCOME

Keluhan

Pemeriksaan Klinis

Lama rawat

15. RENCANA PULANG/

EDUKASI

Surabaya,

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) : Perawat Penanggung Jawab Pasien (PPJP) :

(________________________) (__________________________)

Penjelasan mengenai

Penjelasan Diagnosis

Rencana Terapi

Komplikasi/KTD

Identifikasi Kebutuhan di rumah

Risiko

Pembuatan Asesmen pulang

Monitoring Efek Samping Obat

RS ………………..

Kode ICD : ______

Asesmen Awal Spesialis (DPJP)

Darah rutin

HARI KEKETERANGAN

Asesmen Awal IGD

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

Prognosa

Asesmen Keperawatan

Intervensi/Tindakan Keperawatan

Observasi

8. ASUHAN KEPERAWATAN

Pilihan kedua sefiksim oral 10 mg/kg BB/hari dibagi 2 dosis selama 10 hari.

Kloramfenikol 50-100 mg/kg

BB/hari dibagi dalam 4 dosis

seftriakson 80 mg/kgBB/hari IV

selama 5-7 hari

widal/ tubex

BNO

Thoraks foto

bagian bedah/ Rehabilitasi Medik

Asesmen Ulang DPJP

TNRS

Makan lunak

kotrimoksazol 6 mg/kgBB/hari per oral selama 10 hari

Paracetamol 10 mg/kg BB per kali

Rekonsiliasi obat

Pemantauan Terapi Obat

Penjelasan mengenai

perkembangan penyakit

CASE MANAJER

suhu AXILLA <37,5 c

Sesuai PPK

Surat pengantar kontrol

VARIANS

Asesmen Transportasi pulang

bebas demam 3 hari

Visite perawat

Masalah keperawatan

Peningkatan suhu tubuh,

ggn eliminasi BAB,

pemenuhan nutrisi, nyeri

akut

Kompres hangat, diet

lunak, makan dalam porsi

kecil tapi sering.

observasi suhu tubuh

axilla, hitung

I&O,pemeriksaan BU,Ukur

kebutuhan nutrisi,kaji skala

nyeri.

Asesmen Keperawatan

Intervensi/Tindakan Keperawatan

Observasi

8. ASUHAN KEPERAWATAN

STANDARDIZED NURSING LANGUAGE

Page 56: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

56

Page 57: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PRINSIP

57

a) Fokus terhadap pasien (patient centeredness) dan berkesinambungan (continous of care)

b) Melibatkan seluruh profesi dan disiplin ilmu

c) Menentukan batasan waktu dalam perjalanan penyakit pasien

d) Formulir dokumen clinical pathway yang merupakan dokumen rumah sakit dan atau komite medik yang harmoni dengan rekam medis.

e) Checklist clinical pathway digunakan sebagai alat bantu harmonisasi dengan data rekam medis

f) Membentuk tim koordinasi clinical pathway

Page 58: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Pengembangan Clinical Pathway

Evidence based practice

Audit medis ~ Audit Keperawatan

Keterlibatan pasien

Multi-disiplinary

Kerja multi-profesi

Pengukuran outcome dan benchmarking klinis

58

Page 59: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

59

STANDAR RS PTN

STANDAR RS PENDIDIKAN

STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT

REGULASI & PEDOMAN LAIN TERKAIT RS PENDIDIKAN

AKREDITASI PENDIDIKAN

REGULASI TERKAIT PENDIDIKAN

INSTITUSI PENDIDIKAN

KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT PERGURUAN TINGGI

ORGANISASI SUMBER DAYA MANUSIA SARANA & PRASARANA SISTEM PELAYANAN, PENDIDIKAN, PENELITIAN

o SPF/KPF o KOMITE KEPERAWATAN o KOMKORDIK o CLINICAL EDUCATOR

PROFESSIONAL NURSING PRACTICE

BEST CLINICAL TEACHING

PELAYANAN PRIMA

PENDIDIKAN PRIMA

PENELITIAN PRIMA

o MASYARAKAT o PESERTA DIDIK o RUMAH SAKIT & INSTITUSI PENDIDIKAN o PEMERINTAH

INTEGRASI RS PERGURUAN TINGGI DAN PERGURUAN TINGGI DALAM PRAKTEK PROFESSIONAL KEPERAWATAN & PENDIDIKAN KLINIK

o MUTU & KESELAMATAN PASIEN

o EVIDENCE BASED PRACTICE

o ETIK & MEDIKOLEGAL o INTERPROFESSIONAL

COLLABORATION

Page 60: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

REGULASI TERKAIT

UU NO 44 TH 2009 ttg RUMAH SAKIT

PERMENKES NO. 56 / 2014 ttg Klasifikasi & Perizinan Rumah Sakit

PP NO. 93 / 2015 ttg RS PTN

PERMENRISTEKDIKTI NO. 2 / 2016 ttg Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi

UU NO. 36 / 2014 ttg Tenaga Kesehatan

UU no 38 /2014 ttg Keperawatan

PEDOMAN RS PTN 2013

PERATURAN BERSAMA MENDIKBUD & MENKES 2013 Ttg RS PERGURUAN TINGGI NEGERI

UU NO 20 TH 2013 TTG PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERMENKES NO. 971 / 2009 ttg Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan

Permenkes 49/2013 ttg Komite Keperawatan

PERPRES no 77 th 2015 ttg PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT

60

Page 61: RS PERGURUAN TINGGI SBG ROLE MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

TERIMA KASIH 61