pertemuan 13 analisa kinerja keuangan

37
Matkul: AKPD Pertemuan 13: Analisa Kinerja Keuangan Dipresentasikan Oleh: Hafiez Sofyani, SE., M.Sc. 1

Upload: hoangdien

Post on 12-Jan-2017

229 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

1

Matkul: AKPDPertemuan 13:

Analisa Kinerja KeuanganDipresentasikan Oleh: Hafiez Sofyani, SE., M.Sc.

Page 2: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Analisis laporan keuangan merupakan analisis

yang dilakukan terhadap berbagai macam informasi yang tersaji dalam laporan keuangan.

Analisis ini dapat diterapkan pada laporan keuangan bisnis dan laporan keuangan sektor publik.

Beberapa analisis LK bisnis tidak sesuai/cocok untuk diterapkan pada LK sektor publik

Page 3: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

PRASYARAT ANALISIS LK disusun berdasarkan SAP Kebijakan akuntansi harus dijelaskan Pengaruh transaksi, peristiwa dan kejadian

luar biasa dieliminasi supaya tidak menyesatkan

Angka-angka yang disajikan mungkin dipengaruhi oleh suatu kondisi spesifik sehingga harus ada penjelasan

Membandingkan antar LK harus memperhitungkan jenis dan kesetaraan entitas

Page 4: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

KETERBATASAN ALK Sifat LK adalah historis Informasi dalam LK bertujuan umum Penggunaan taksiran dalam LK Adanya alternatif metode akuntansi

menimbulkan variasi dalam pengukuran Hanya menggambarkan kinerja keuangan

Page 5: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

TEKNIK ANALISIS Analisis Perbandingan

- Vertikal- Horizontal

Analisis Proporsi/Common Size Analisis Pertumbuhan/Trend Analisis Rasio Analisis Ketaatan terhadap Peraturan Analisis Sumber dan Penggunaan Dana

Page 6: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Analisis Perbandingan/Komparasi Perbandingan menurut nilai absolut (satuan moneter)

maupun persentase diperoleh gambaran mengenai pergerakan dan kecendrungan elemen laporan keuangan serta memberi petunjuk dalam memprediksi masa datang

Perubahan dalam satuan moneter diperlukan agar diperoleh perspektif yang tepat dan kesimpulan yang valid.

Perubahan dalam persentase membantu analis dalam menentukan tingkat signifikansi perubahan tersebut

Membandingkan LK 2 tahun.

Pembandingan untuk jangka waktu yang lebih lama sebaiknya dilakukan dengan menggunakan analisis trend.

Page 7: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

ANALISIS KOMPARATIF Analisis komparatif adalah teknik analisis yang

dilakukan dengan cara membuat perbandingan antar elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan.

Tujuan analisis komparatif adalah untuk mempe-roleh gambaran tentang arah dan kecenderungan (tendensi) tentang perubahan yang mungkin akan terjadi pada setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang.

Informasi hasil analisis komparatif bermanfaat untuk memperediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi pada setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang.

Page 8: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

ANALISIS KOMPARATIF Perbandingan dapat dilakukan dengan dua

pendekatan, yaitu Year-to-year Changes Analysis dan Index-Number Trend Series Analysis.

Dalam pendekatan year-to-year changes analysis, per-bandingan dibuat dengan cara menghitung perubahan absolut dan perubahan relatif (persentase) dari tahun ke tahun setiap elemen laporan keuangan.

Perubahan absolut diperlukan untuk memperoleh perspektif yang tepat dan kesimpulan yang valid tentang perubahan yang terjadi.

Perubahan relatif (persentase) diperlukan untuk menentukan berarti tidaknya (signifikansi) dari setiap perubahan yang terjadi.

Page 9: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Vertical Analysis Cara analisa laporan keuangan dengan melihat

historical data keuangan.

Page 10: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Horizontal analysis Cara analisa laporan keuangan dengan

melihat persentase perubahan dalam instrumen laporan keuangan pada periode tertentu.

Page 11: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Analisis Proporsi/Common Size Analisis ini dilakukan dengan menghitung

proporsi suatu kelompok atau subkelompok atas dasar total kelompoknya.

Komposisi aset dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aset lancar terhadap aset tidak lancar.

Struktur modal (komposisi kewajiban dan ekuitas) dapat memberikan gambaran posisi relatif utang terhadap ekuitas

Teknik ini memudahkan membaca data-data keuangan dalam beberapa periode untuk mencari trend.

Page 12: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Analisis Trend Analisis ini merupakan salah satu bentuk

analisis horizontal yang menggunakan laporan keuangan komparatif untuk lebih dari dua tahun.

Analisis trend berguna karena dua alasan, yaitu mengungkapkan perubahan yang terjadi selama kurun waktu tertentu, dan memberikan informasi tentang arah ke mana PEMDA akan bergerak.

Page 13: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Analisis Ketaatan terhadap Peraturan Analisis ini digunakan untuk melihat apakah

dalam penyusunan LK sudah sesuai dengan aturan yang berlaku baik aturan eksternal maupun aturan internal.

Sistem informasi akuntansi dan SPI menjadi penting dalam penyusunan LK

Page 14: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Analisis ini melihat dari mana sumber dana

dan untuk apa penggunaan dana oleh PEMDA

Merupakan perbandingan antara Pendapatan dan Belanja

Page 15: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Analisis Pertumbuhan Analisis ini menggambarkan kecendrungan

perubahan suatu elemen laporan keuangan selama beberapa periode (dari tahun ke tahun) dan data laporan keuangan dinyatakan dalam persentase atas dasar tahun dasar.

Melihat kecendrungan angka-angka trend tertentu dapat diperoleh gambaran apakah trend tersebut cenderung naik, turun, atau relatif konstan.

Dapat dideteksi masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan dan dapat diobservasi baik buruknya pengelolaan perusahaan tersebut.

Page 16: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Pendekatan Base Year to Date Pendekatan menggunakan tahun

sebelumnya sebagai tahun dasar, dimana jumlah masing-masing pos disajikan sebesar 100%.

Jumlah masing-masing pos tahun berikut disajikan dalam persentase atas dasar tahun sebelumnya

Akan dilihat kenaikan dan penurunannya

Page 17: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Analisis Pertumbuhan Tujuan: melakukan perbandingan nilai tiap-tiap

pos aset dalam neraca adalah untuk mengetahui persentase perubahan posisi aset pemerintah daerah selama dua perioda berurutan

Nilai Aset tahun ke n - Nilai Aset tahun ke n-1Pertumbuhan Aset = ------------------------------------------------------------------- x 100%

Nilai Aset tahun ke n-1

Page 18: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Analisis Pertumbuhan Utang

Analisis pertumbuhan utang bermanfaat untuk mengetahui perkembangan utang dari tahun ke tahun

Nilai Utang tahun ke n - Nilai Utang tahun ke n-1Pertumbuhan Utang = ------------------------------------------------------------------- x 100%

Nilai Utang tahun ke n-1

Page 19: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Analisis Pertumbuhan Ekuitas Semakin tinggi nilai analisis pertumbuhan

ini, semakin tinggi nilai bersih kekayaan PEMDA.

Nilai Ek tahun ke n - Nilai Ek tahun ke n-1Pertumbuhan Ekuitas = --------------------------------------------------------------- x 100%

Nilai Ek tahun ke n-1

Page 20: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Analisa rasio

Page 21: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Ratio Pengelolaan Belanja menunjukan bahwa kegiatan belanja yang

dilakukan oleh pemerintah daerah memiliki ekuitas antara periode yang positif yaitu belanja yang dilakukan tidak lebih besar dari total pendapatan yang diterima pemerintah daerah.

Rasio ini menunjukan adanya surplus atau defisit anggaran.

Surplus atau defisit yaitu selisih lebih/ kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode laporan.

Page 22: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Ratio Pengelolaan Belanja

Page 23: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. 

Rasio kemandirian ditunjukkan oleh besarnya pendapatan asli daerah dibandingkan dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber lain (pihak ekstern) antara lain : Bagi hasil pajak, Bagi hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus, Dana Darurat dan Dana Pinjaman (Widodo, 2001 : 262).

Rasio Kemandirian

Page 24: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Rasio Kemandirian

Page 25: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Rasio Efektifitas PAD menggambarkan kemampuan pemerintah

daerah dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.

Kemampuan daerah dikatakan efektif apabila rasio yang dicapai minimal 100 persen.

Semakin tinggi rasio efektifitas, menggambarkan kemampuan daerah yang semakin tinggi.

Page 26: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Rasio Efektifitas PAD

Page 27: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

DDF adalah kemampuan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli daerah guna membiayai pembangunan. Derajat Desentralisasi Fiskal, khususnya komponen PAD dibandingkan dengan TPD

Derajat Desentralisasi Fiskal

Rumus DDF =Total PAD tahun t x 100%

Total Penerimaan Daerah Tahun t

Page 28: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Derajat Desentralisasi Fiskal

% Kemampuan Keuangan Daerah

0,00-10,00 Sangat Kurang10,01-20,00 Kurang20,01-30,00 Cukup30,01-40,00 Sedang40,01-50,00 Baik

>50,00 Sangat baik

Page 29: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

yaitu : Proporsi antara PAD dengan pengeluaran rutin tanpa transfer dari pemerintah pusat (kuncoro,1997).

Rumus

IKR = PAD Pengeluaran Rutin

Indeks Kemampuan Rutin

Page 30: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

IKR

% Kemampuan Keuangan Daerah

0,00-20,00 Sangat Kurang20,01-40,00 Kurang40,01-60,00 Cukup60,01-80,00 Baik80,01-100 Sangat baik

Page 31: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Keserasian ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal. Semakin tinggi presentase dana yang dialokasikan untuk belanja rutin berarti presentase belanja pembangunan yang digunakan untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil.

Rasio Keserasian / Aktivitas

Belanja RutinRasio Belanja Rutin = PAD

Belanja Pemb

Rasio Belanja Pembangunan = PAD

Page 32: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Rasio Aktivitas

Page 33: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

kasus

Page 34: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

No Uraian

SEMULA DALAM RANCANGAN

BERTAMBAH/(BERKURANG) MENJADI

1 2 3 4 51PENDAPATAN      

  - Pendapatan Asli Daerah 87,845,022,542 0 87,845,022,542  - Dana Perimbangan 1,038,657,882,510 45,583,707 1,038,703,466,217

 - Lain-lain Pendapatan yang sah 271,400,838,000 20,776,930,726 292,177,768,726

  Jumlah 1,397,903,743,052 20,822,514,433 1,418,726,257,485         

2BELANJA      

 - Belanja Langsung dan Tidak Langsung 1,489,987,639,402 20,822,514,433 1,510,810,153,835

  Jumlah 1,489,987,639,402 20,822,514,433 1,510,810,153,835           Surplus/(Defisit) -92,083,896,350 0 -92,083,896,350         

3PEMBIAYAAN        - Penerimaan 103,713,896,350  103,713,896,350  - Pengeluaran 11,630,000,000  11,630,000,000  Jumlah Pembiayaan 92,083,896,350 0 92,083,896,350         

 SILPA/SIKPA TAHUN

BERKENAAN 0 0 0

Page 35: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) %

1 Pendapatan Asli Daerah 101,229,939,355 111,587,522,903 10,357,583,548 110.23

1.1 Pajak Daerah 9,583,000,000 14,589,776,248 5,006,776,248 152.251.2 Retribusi Daerah 22,286,874,000 21,211,387,177 (1,075,486,823) 95.171.3 Hasil Pengelolaan

Kekayaan Yang Dipisahkan

7,655,355,681 7,914,076,474 258,720,793 103.38

1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang sah

61,704,709,674 67,872,283,004 6,167,573,330 110.00

2 Pendapatan Transfer 1,335,376,116,677 1,344,705,613,101 9,329,496,424 100.70

2.1Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan

1,040,853,708,047 1,039,362,677,425 (1,491,030,622) 99.86

2.2 Bagi Hasil Pajak 46,678,763,613 45,130,740,421 (1,548,023,192) 96.682.3 Bagi Hasil Bukan Pajak 992,497,434 1,049,490,004 56,992,570 105.742.4 Dana Alokasi Umum 917,476,557,000 917,476,557,000 - 100.002.4 Dana Alokasi Khusus 75,705,890,000 75,705,890,000 - 100.003 Transfer Pemerintah

Pusat Lainnya243,523,976,630 243,523,976,630 - 100.00

3.1 Dana Penyesuaian 243,523,976,630 243,523,976,630 - 100.004 Transfer Pemerintah

Provinsi50,998,432,000 61,818,959,046 10,820,527,046 121.22

4.1 Bagi Hasil Pajak 50,998,432,000 61,818,959,046 10,820,527,046 121.225 Lain-Lain Pendapatan

yang Sah33,337,211,000 33,009,332,173 (327,878,827) 99.02

5.1 Pendapatan Hibah 799,460,000 620,260,400 (179,199,600) 77.585.2 Pendapatan lainnya 32,537,751,000 32,389,071,773 (148,679,227) 99.54

Jumlah : 1,469,943,267,032 1,489,302,468,177 19,359,201,145 101.32

Sumber data : DPPKAD Tahun 2013

Page 36: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Uraian Target Realisasi Selisih %Belanja Tidak Langsung 1.121.979.910.782 1.027.942.348.142 94.037.562.640 91,62

Belanja Pegaw ai 993.410.660.096 904.174.085.497 89.236.574.599 91,02

Belanja Subsidi 611.804.000 80.271.000 531.533.000 13,12 Belanja Hibah 19.213.490.000 18.525.438.500 688.051.500 96,42 Belanja Bantuan Sosial 4.350.000.000 4.278.000.000 72.000.000 98,34

Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

24.488.456.421 24.488.456.385 36 100,00

Belanja bantuan Keuangan Kepada Provinsi / kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

76.088.230.000 72.922.989.800 3.165.240.200 95,84

Belanja Tidak Terduga 3.817.270.265 3.473.106.960 344.163.305 90,98

Belanja Langsung 486.349.208.463 421.254.094.422 59.080.963.178 86,62

Page 37: Pertemuan 13 Analisa Kinerja Keuangan

Sekianlah...