keperawatan sistem perkemihan pertemuan 13

11
BENIGNA PROSTAT HYPERPLASTY Kelompok 4 Sumarno 201133074 Widanti Virgian 201233010 Sally 201233111 Yunianto Wibowo 201233,.....

Upload: nguyenlien

Post on 09-Dec-2016

298 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13

BENIGNA PROSTAT HYPERPLASTY

Kelompok 4Sumarno 201133074Widanti Virgian 201233010Sally 201233111Yunianto Wibowo 201233,.....

Page 2: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13

BPH(Benigna Prostatic Hyperplasia) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh faktor penuaan, dimana prostat mengalami pembesaran memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra. Prostatektomy merupakan tindakan pembedahan bagian prostate (sebagian/seluruh) yang memotong uretra, bertujuan untuk memeperbaiki aliran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut.

Page 3: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13

a) Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut.

b) Peranan dari growth factor (faktor pertumbuhan) sebagai pemicu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.

c) Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati.

d) Teori sel stem, menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan.

Page 4: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13

Pada umumnya dikemukakan beberapa teori : Teori Sel Stem, sel baru biasanya tumbuh dari sel srem. Oleh

karena suatu sebab seperti faktor usia, gangguan keseimbangan hormon atau faktor pencetus lain. Maka sel stem dapat berproliferasi dengan cepat, sehingga terjadi hiperplasi kelenjar periuretral.

Teori kedua adalah teori Reawekering (Neal, 1978) menyebutkan bahwa jaringan kembali seperti perkembangan pada masa tingkat embriologi sehingga jaringan periuretral dapat tumbuh lebih cepat dari jaringan sekitarnya.

Teori lain adalah teori keseimbangan hormonal yang menyebutkan bahwa dengan bertanbahnya umur menyebabkan terjadinya produksi testoteron dan terjadinya konversi testoteron menjadi setrogen. ( Kahardjo, 1995)

Page 5: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13
Page 6: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13

Frekuensi berkemih semakin sering, nokturia, BAK harus

mengejan, tidak puas untuk mengosongkan kandung kemih,

hematuri, disuria, abdomen tegang, aliran urin tidak lancer,

urin menetes saat berkemih (dribling), volume urine

menurun, retensi urine, anyang-anyangan, keletihan,

anoreksia, mual dan muntah, azotemia (peningkatan ureum

dalam darah), gagal ginjal.

Page 7: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13

Stadium I, pada stadium ini biasanya belum memerlukan tindakan bedah, diberikan pengobatan konservatif, misalnya menghambat adrenoresptor alfa seperti alfazosin dan terazosin. Keuntungan obat ini adalah efek positif segera terhadap keluhan, tetapi tidak mempengaruhi proses hiperplasi prostat. Sedikitpun kekurangannya adalah obat ini tidak dianjurkan untuk pemakaian lama.

b. Stadium II, pada stadium II merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan biasanya dianjurkan reseksi endoskopi melalui uretra (trans uretra)

Page 8: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13

StadiumIII, pada stadium II reseksi endoskopi

dapat dikerjakan dan apabila diperkirakan prostat

sudah cukup besar, sehinga reseksi tidak akan

selesai dalam 1 jam. Sebaiknya dilakukan

pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka dapat

dilakukan melalui trans vesika, retropubik dan

perineal.

Page 9: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13

d. Stadium IV, pada stadium IV yang harus dilakukan adalah membebaskan penderita dari retensi urin total dengan memasang kateter atau sistotomi. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut amok melengkapi diagnosis, kemudian terapi definitive dengan TUR atau pembedahan terbuka.

Pada penderita yang keadaan umumnya tidak memungkinkan dilakukan pembedahan dapat dilakukan pengobatan konservatif dengan memberikan obat penghambat adrenoreseptor alfa. Pengobatan konservatif adalah dengan memberikan obat anti androgen yang menekan produksi LH.

Page 10: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13

BPH merupakan organ tubuh pria yang paling sering mengalami pembesaran, baik jinak maupun ganas. Gejala yang khas pada BPH : sering buang air kecil, nocturia, tidak puas untuk mengosongkan kandung kemih, mengedan saat buang air kecil sehingga dengan kondisi yang memanjang akan terjadi retensi urin. Ada dua faktor penting penyebab pembesaran prostat karena adanya dehidrotestosteron (DHT) dan proses penuaan.

Tindakan medik yang paling umum dilakukan dengan Operasi TUR yaitu untuk menghilangkan bagian adenomatosa dari prostat yang menimbulkan obstruksi dengan menggunakan Resektoskop dan elektrokauter. Adapun komplikasi jangka pendek dari TUR adalah perdarahan, infeksi dan hiponatremia (sindrom TUR) dan retensi karena bekuan darah. Sedang komplikasi jangka panjang adalah strictur uretra dan disfungsi ereksi.

Untuk itu perawat memegang peranan penting dalam membantu pasien dengan tindakan medik TUR untuk menjaga terjadinya komplikasi dengan cara mempertahankan kepatenan posisi kateter, merawat luka operasi dan kateter dengan menggunakan prinsip aseptik dan meningkatkan intake cairan sehingga komplikasi dapat dicegah.

Page 11: Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 13

 Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi

Keperawatan (terjemahan). PT EGC: Jakarta. Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan

(terjemahan). PT EGC: Jakarta. Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal

Bedah. Volume I (terjemahan). PT EGC: Jakarta. Hardjowidjoto S. (1999). Benigna Prostat Hiperplasia. Airlangga

University Press: Surabaya Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I

(terjemahan).Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung.

Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI: Jakartawww.askep-bph-benigna-prostat-hiperplasia.html diambil pada

tanggal 4 november 2012. Pukul 13.40 WIB.