keperawatan sistem perkemihan pertemuan 8
DESCRIPTION
GNA/GNKTRANSCRIPT
Kelompok : 2Kelompok : 21.
Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal
bilateral. Peradangan dimulai dalam glomerulus dan
bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria.
Meskipun lesi utama pada glomerulus, tetapi seluruh nefron
pada akhirnya akan mengalami kerusakan, sehingga terjadi
gagal ginjal. Penyakit yang mula-mula digambarkan oleh
Richard Bright pada tahun 1827 sekarang diketahui
merupakan kumpulan banyak penyakit dengan berbagai
etiologi, meskipun respon imun agaknya menimbulkan
beberapa bentuk glomerulonefritis.
Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak
(akut) atau secara menahun (kronis) seringkali tidak
diketahui karena tidak menimbulkan gejala. Gejalanya
dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau
hipertensi. Gejala umum berupa sembab kelopak mata,
kencing sedikit, dan berwarna merah, biasanya disertai
hipertensi. Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh
spontan, 10% menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal.
Gambar : STRUKTUR GINJAL
Ginjal merupakan organ ganda yang terletak di daerah abdomen, retroperitoneal antara vetebra lumbal 1 dan 4.
Tiap ginjal terdiri dari 8-12 lobus yang berbentuk piramid. Dasar piramid terletak di korteks dan puncaknya yang disebut papilla bermuara di kaliks minor .
Panjang dan beratnya bervariasi yaitu ±6 cm dan 24 gram (pada orang dewasa) Tiap ginjal mengandung ± 1 juta nefron (glomerulus dan tubulus yang berhubungan dengannya ).
Tiap nefron terdiri dari glomerulus dan kapsula bowman, tubulus proksimal, anse henle dan tubulus distal.
Glomerulus bersama denga kapsula bowman juga disebut badan maplphigi. Meskipun ultrafiltrasi plasma terjadi di glomerulus tetapi peranan tubulus dalam pembentukan urine tidak kalah pentingnya.
Fungsi PRIMER ginjal :Mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstrasel dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.
Fungsi UTAMA ginjal :1. Fungsi ekskresi
• Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol dengan mengubah ekskresi air.
• Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3ˉ
• Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal.• Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein terutama urea,
asam urat dan kreatinin.
2. Fungsi non ekskresi• Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.• Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting dalam stimulasi
produk sel darah merah oleh sumsum tulang.• Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.• Degradasi insulin.• Menghasilkan prostaglandin
Fungsi dasar NEFRON : Membersihkan atau menjernihkan plasma darah dan substansi yang
tidak diperlukan tubuh sewaktu darah melalui ginjal. Substansi yang paling penting untuk dibersihkan adalah hasil akhir
metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat dan lain-lain. Selain itu ion-ion natrium, kalium, klorida dan hidrogen yang cenderung untuk berakumulasi dalam tubuh secara berlebihan.
Mekanisme kerja utama nefron dalam membersihkan substansi yang tidak diperlukan dalam tubuh adalah : Nefron menyaring sebagian besar plasma di dalam glomerulus yang akan
menghasilkan cairan filtrasi Jika cairan filtrasi ini mengalir melalui tubulus, substansi yang tidak diperlukan
tidak akan direabsorpsi sedangkan substansi yang diperlukan direabsorpsi kembali ke dalam plasma dan kapiler peritubulus.
Substansi-substansi yang tidak diperlukan tubuh akan disekresi dan plasma langsung melewati sel-sel epitel yang melapisi tubulus ke dalam cairan tubulus. Jadi urine yang akhirnya terbentuk terdiri dari bagian utama berupa substansi-substansi yang difiltrasi dan juga sebagian kecil substansi-substansi yang disekresi.
Gambar : NEPHRON
Glomerulus terdiri atas suatu anyaman kapiler yang sangat khusus dan diliputi oleh simpai Bowman. Glomerulus yang terdapat dekat pada perbatasan korteks dan medula (“juxtame-dullary”) lebih besar dari yang terletak perifer.
Percabangan kapiler berasal dari arteriola afferens, membentuk lobul-lobul, yang dalam keadaan normal tidak nyata , dan kemudian berpadu lagi menjadi arteriola efferens.
Tempat masuk dan keluarnya kedua arteriola itu disebut kutub vaskuler. Di seberangnya terdapat kutub tubuler, yaitu permulaan tubulus contortus proximalisGambar : GLOMERULUS
Gambar : Kapiler glomerulus normal
Dengan mengalirnya darah ke dalam kapiler glomerulus, plasma disaring melalui dinding kapiler glomerulus. Hasil ultrafiltrasi tersebut yang bebas sel, mengandung semua substansi plasma seperti ektrolit, glukosa, fosfat, ureum, kreatinin, peptida, protein-protein dengan berat molekul rendah kecuali protein yang berat molekulnya lebih dari 68.000 (seperto albumin dan globulin).
Filtrat dukumpulkan dalam ruang bowman dan masuk ke dalam tubulus sebelum meningalkan ginjal berupa urin.
Laju filtrasi glomerulus (LFG) atau gromelural filtration rate (GFR) merupakan penjumlahan seluruh laju filtrasi nefron yang masih berfungsi yang juga disebut single nefron glomerular filtration rate (SN GFR). besarnya SN GFR ditentukan oleh faktor dinding kapiler glomerulus dan gaya Starling dalam kapiler tersebut.
Glomerulonefritis :
Sindrom yang ditadai oleh peradangan dari glomerulus diikuti pembentukan beberapa antigen (Engran, Barbara, 1999 ).
Istilah yang secara luas digunakan yang mengacu pada sekelompok penyakit ginjal di mana inflamasi terjadi di glomerulus (Brunner dan Suddarth, 2001 ).
Glomerulo nefritis akut adalah istilah yang secara luas digunakan yang mengacu pada sekelompok penyakit ginjal di mana inflamasi terjadi di glomerulus. (Brunner dan Suddarth, 2001).
Penyakit Glomerulus Nefritis Kronis bersifat progresif dan irreversible dimana terjadi uremia karena kegagalan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)
Glomerulus Nefritis Kronik merupakan lanjutan dari glomerulonefritis akut,dalam jangka waktu panjang atau pendek.
Bakteri : Streptokokus grup C, meningococcocus, Sterptoccocus Viridans,
Gonococcus, Leptospira, Mycoplasma Pneumoniae, Staphylococcus albus, Salmonella typhistreptococus
Sebagian besar (75%) glomerulonefritis akut paska streptokokus timbul setelah infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang disebabkan oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus grup A tipe 1, 3, 4, 12, 18, 25, 49
Penyakit autoimun Faktor alergi mempengaruhi terjadinya GNA setelah infeksi dengan kuman Streptokokus
VirusHepatitis B, varicella, vaccinia, echovirus, parvovirus, influenza, parotitis epidemika
Faktor Iklim Status GIZI
Antigen (grup A streptokokus beta-hemolitik)
Antigen-antibodi produk
Deposisi antigen-antibodi kompleks di glomerulus
Peningkatan produksi sel-sel epitel yang melapisi glomerulus
Leukocyte infiltrasi glomerulus
Penebalan membran filtrasi glomerular
Jaringan parut dan hilangnya membran filtrasi glomerulus
Penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR)
Sumber :Brunner & Suddarth’s textbook of medical-surgical nursing. — 12th ed. Suzanne C. Smeltzer . Copyright © 2010 by Wolters Kluwer Health / Lippincott Williams & Wilkins.
1. Hematuria, proteinuriaKerusakan pada rumbai kapiler glomerulus
2. Edema (sekitar mata/ seluruh tubuh) Penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG/GFR) yang
mengakibatkan ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen mungkin berkurang
Peningkatan aldosteron dapat juga berperan pada retensi air dan natrium
3. Hipertensi4. Peningkatan suhu badan5. Mual, tidak ada nafsu makan
Akumulasi ureum dan kreatinin 7. Oliguri dan anuria
sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerulus8. Anemia
hipervolemia disamping adanya sintesis eritropoetik yang menurun
Hipertensi
Dekompensasi Jantung
Gagal Ginjal Akut ( GGA )
1. Urinalisis : Hematuria (mikroskopis atau makroskopis)
Proteinuria Positif 3 (+3) sampai Positif 4 (+4)
Sedimen: silinder sel merah, Sel Darah Putih, sel epitel
ginjal
Berat Jenis: peningkatan sedang2. Pemeriksaan darah :
Komplemen serum dan C3 menurun BUN dan kreatinin meningkat Titer DNA – ase antigen B meningkat LED meningkat Albumin menurun Titer anti streptolisin – O (ASO) meningkat
3. Biopsi ginjal :obstruksi kapiler glomerular dan memastikan diagnosis
1. Intervensi Terapeutik :
a. Batasi masukan cairan, kalium
dan natrium
b. Pembatasan protein sedang
dengan oliguri dan peningkatan
BUN; pembatasan lebih drastis
bila terjadi gagal ginjal akut.
c. Peningkatan karbohidrat untuk
memberikan energi dan
menurunkan katabolisme
protein.
2. Intervensi Farmakologis :
a. Anti Hipertensi dan diuretic
untuk mengontrol Hipertensi
dan edema.
b. Penyekat H2 untuk mencegah
ulkus stress pada penyakit akut.
c. Agens ikatan fosfat untuk
mengurangi kadar fosfat dan
meningkatkan kalsium.
d. Antibiotika bila infeksi masih
ada.
MEDIK :MEDIK : KEPERAWATAN :KEPERAWATAN :
Pengobatan ditujukan pada
gejala klinik & elektrolit
Pengobatan aktivitas sehari-hari
sesuai bataskemampuan pasien
Pengawasan hipertensi,
antihipertensi
Pemberian Antibiotik untuk
infeksi
Dialisis berulang utk
memperpanjang harapan hidup
pasien
Disesuaikan dengan keadaan
pasien
Program diet ketat tetapi cukup
asupan gizinya
Penjelasan kepada pasien
tentang pambatasan aktivitas
sesuai kemampuannya
Anjuran kontrol ke dokter harus
ditaati untuk mencegah
berlanjut ke sindrom nefrotik
atau GGA.
Genitourinaria : Urine keruh Proteinuria Penurunan urine output Hematuri
Kardiovaskular : Hipertensi
Neurologis : Letargi Iritabilitas Kejang
Gastrointestinal : Anorexia Vomitus
Hematologi : Anemia Hiperkalemia
Integumen : Pucat Edema
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan keluaran urin, retensi cairan
dan natrium
2. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d retensi air dan hipernatremia
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah,
anoreksia, pembatasan diet dan perubahan mambran mukosa mulut
4. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah
dan prosedur dialisis
5. Gangguan harga diri b.d ketergantungan, perubahan peran,
perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.
DX.I
1. Kaji status cairan :
Timbang berat badan tiap
hari
Keseimbangan masukan dan
keluaran
Turgor kulit dan adanya
edema
Distensi vena leher
Tekanan darah ,denyut dan
irama nadi
2. Batasi masukan cairan :
Identifikasi sumber potensial cairan
:
Medikasi dan cairan yang
digunakan untuk pengobatan
: oral dan intravena
Makanan
Jelaskan pada pasien dan keluarga
rasional pembatasan
Bantu pasien dalam menghadapi
ketidaknyamanan akibat
pembatasan cairan
Tingkatkan dan dorong hygiene oral
dgn sering
Kesimpulan : GNA adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri streptokokus, virus dan
atau faktor lingkungan dan status gizi yang buruk. Manifestasi klinik yang muncul seperti
adanya hematuri, edema palebrae ataupun anasarka, penurunan produksi urin, mual
muntah dan anoreksia.
Dalam pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya peningkatan hasil ureum, kreatinin
dan elektrolit (hiperkalemia), penyakit ini bila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat
menyebabkan komplikasi yang fatal yaitu terjadinya penurunan fungsi ginjal secara
ireversible (Gagal ginjal Akut sampai denghan kronik).
Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain: Kelebihan volume cairan b.d penurunan
keluaran urin, retensi cairan dan natrium. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d retensi
air dan hipernatremia, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah,
anoreksia, pembatasan diet dan perubahan mambran mukosa mulut, Intoleransi aktivitas
b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisis, Gangguan harga diri
b.d ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.
Saran :
Seorang perawat haruslah mampu mengetahui
pengertian dan penyebab dari penyakit
Glomerulonephritis Akut, serta mampu
meningkatkan pelayanan kesehatan terama pada
penyakit GNA. Selain itu juga, perawat haruslah
memahami dan menjelaskan secara rinci
mengenai tujuan medis, tata cara yang akan di
lakukan dan resiko yamg akan mungkin terjadi.
Brunner and Suddarth, 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8 Vol.2. Jakarta : EEC
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa Keperawatan. Ed.8. Jakarta : EEC
Doengoes, Marilynn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed.3. Jakarta : EEC
Mansjoer, Arif.dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed.3. Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius. FKUI