perio dengan dm

Upload: aninuraniyah

Post on 07-Aug-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Perio Dengan Dm

    1/2

    868

    OPINI

    CDK-210/ vol. 40 no. 11, th. 2013

    Diabetes melitus (DM) adalah salah satu

    kelainan metabolik paling umum berupa

    kadar gula darah yang tinggi. Gejala umum

    adalah poliuria, polidipsia, polifagia, dan

    berat badan turun.1 Prevalensi diabetes pada

    kelompok usia 45-54 tahun untuk daerah

    perkotaan di Indonesia menduduki peringkat

    ke-2 yaitu 14,7%.2  Badan Kesehatan Dunia

    (WHO) memperkirakan penyandang diabetes

    di Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai21,3 juta jiwa. Hal ini akan menjadikan

    Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam

    hal jumlah penderita diabetes setelah Amerika

    Serikat, Cina, dan India.3 

    Berdasarkan patosiologinya, DM dapat

    diklasikasikan menjadi 2 tipe utama. Diabetes

    tipe I disebabkan oleh destruksi autoimun selβ 

    pankreas yang berfungsi untuk memproduksi

    insulin. Diabetes tipe II disebabkan oleh

    resistensi sel terhadap insulin. Pada diabetes

    tipe ini, pasien tetap dapat memproduksi

    insulin, meskipun produksinya akan berangsurberkurang. Hampir 80% prevalensi diabetes

    melitus adalah tipe II.1,4

    STUDI MENGENAI DIABETES MELITUS

    DAN PENYAKIT PERIODONTAL

    Di Indonesia, prevalensi penyakit periodontal

    pada semua kelompok umur mencapai

    96,58%.3,5 Dewasa ini, masih banyak masyarakat

    yang belum mengetahui bahwa penyakit

    diabetes melitus erat kaitannya dengan penyakit

    periodontal, yaitu penyakit peradangan kronis

    pada jaringan penyangga gigi. Periodontitis

    telah diidentikasi sebagai komplikasi keenam

    diabetes. Beberapa penelitian menyatakan

    bahwa diabetes menjadi faktor risiko prevalensi

    dan keparahan gingivitis (peradangan gingiva)

    dan periodontitis (peradangan jaringan

    periodonsium).

    Gingivitis dan periodontitis, yang etiologi

    utamanya adalah plak dan kalkulus,

    mempunyai ciri khas. Gingivitis ditandai

    dengan meningkatnya produksi cairan sulkus

    gingiva dan perdarahan saat  probing pada

    sulkus gingiva (bleeding on probing). Selain

    itu, gingiva akan tampak merah atau merah

    kebiruan, terasa lunak, memiliki permukaan

    licin dan mengilat atau kesat dan membulat.

    Pada gingivitis, tidak terjadi kehilangan

    perlekatan.  6 Periodontitis mempunyai ciri-

    ciri peradangan gingiva yang mirip gingivitis.

    Akan tetapi, pada banyak kasus periodontitis

    inamasi gingiva sangat kecil dan sulitdideteksi. Periodontitis dapat dideteksi dengan

    adanya poket periodontal, peradangan

    gingiva, serta hilangnya perlekatan. Selain

    itu, gambaran radiogra  juga menunjukkan

    adanya kehilangan tulang.6

    Diabetes diasosiasikan dengan respons

    inamasi berlebih gingiva terhadap plak.

    Secara umum, pasien dengan diabetes

    terkontrol dan pasien tanpa diabetes

    mempunyai tingkat gingivitis yang serupa

    apabila jumlah plak pada kedua kelompok

    tersebut serupa juga. Sementara itu, pasien

    diabetes tidak terkontrol mempunyai tingkat

    gingivitis lebih parah dibandingkan pasien

    tanpa diabetes atau pasien dengan diabetes

    terkontrol. 4,6 Terdapat pula asosiasi erat antara

    diabetes dengan periodontitis. Sebuah

    penelitian longitudinal menunjukkan bahwa

    pasien DM tipe 2 dewasa mempunyai risiko

    kehilangan tulang alveolar progresif empat

    kali lipat lebih besar dibandingkan orangdewasa tanpa diabetes. Seperti gingivitis,

    pasien diabetes dengan kontrol glikemik

    buruk juga mempunyai risiko perkembangan

    periodontitis dan risiko kehilangan perlekatan

    lebih besar dibandingkan pasien diabetes

    yang kontrol glikemiknya baik.4,6,10

    EFEK DIABETES MELITUS TERHADAP

     JARINGAN PERIO DONSIUM

    Pada awalnya, peneliti memfokuskan studi

    terhadap mikroba subgingiva pada pasien

    dengan atau tanpa diabetes. Penelitian awal

    Gambar 2 Gambaran klinis penyakit periodontal.

    (1) gingiva yang merah, bengkak, licin, dan mengkilap.7 

    (2) bleeding on probing atau perdarahan saat pengecekan kedalaman poket dengan pocket probe.8

    (3) periodontitis, dengan peradangan gingiva yang tidak terlihat jelas.5

    (4) resesi gingiva dan kehilangan perlekatan.9

    Degradasi karbohidrat di saluran gastrointestinal dan

    penyerapan gula sederhana ke dalam darah

    Diabetes tipe II:

    resistensi insulin pada reseptor dan post-reseptor

    Gambar 1 Hubungan antara metabolisme karbohidrat, insulin, dan diabetes4

    Diabetes tipe I:

    rusaknya sel β pada pankreas

    Sekresi insulin oleh sel β pankreas

    Insulin menempel pada reseptor sel target dan membantu

    masuknya glukosa ke dalam sel

    Penurunan kadar glukosa darah

    Peningkatan kadar glukosa darah

    Konsumsi makanan

    Hubungan antara Diabetes Melitus denganPenyakit Periodontal

    Stephani Dwiyanti IndrasariMy ‘n Your Dentist Clinic, Jakarta, Indonesia

     Alamat korespondensi email: [email protected]

    1 2 3 4

  • 8/20/2019 Perio Dengan Dm

    2/2

    869

    OPINI

    CDK-210/ vol. 40 no. 11, th. 2013

    menunjukkan peningkatan jumlah bakteri

    tertentu pada poket pasien diabetes. Akan

    tetapi, penelitian lanjutan menunjukkan hal

    sebaliknya: patogen penyebab periodontitis

    tidak banyak berbeda pada pasien dengan

    atau tanpa diabetes. Oleh sebab itu, peneliti

    mulai memfokuskan perhatian terhadap

    perbedaan respons inamasi imun pada

    kedua kelompok tersebut.4

    Abnormalitas fungsi sel

      Pada penderita diabetes, fungsi beberapa

    sel yang berperan dalam respons inamasi

    seperti neutrol, monosit, dan makrofag

    mengalami perubahan. Terdapat desiensi

    fungsi neutrol yang menyebabkan

    terhambatnya kemotaksis, fagositosis, serta

    perlekatan sel. Sel-sel tersebut merupakan

    lini awal pertahanan tubuh sehingga inhibisifungsinya akan menghambat destruksi bakteri

    pada poket dan meningkatkan destruksi

     jaringan periodontal. Selain itu, makrofag

    dan monosit juga meningkatkan produksi

     pro-in ammatory cytokine  serta mediator-

    mediator lain seperti  tumor necrosis factor

    (TNF-α). Peningkatan produksi tersebut akan

    memperparah destruksi sel host.4,6,10

    Perubahan metabolisme

    Pada pasien diabetes, broblas yang

    merupakan sel reparatif primer pada

     jaringan periodonsium tidak dapat berfungsidengan baik. Selain sintesis kolagen yang

    berkurang, kolagen yang diproduksi broblas

    rentan terdegradasi oleh enzim matriks

    metalloproteinase yang jumlah produksinya

    meningkat pada pasien diabetes. Selain

    itu, pada kondisi hiperglikemik, terjadi pula

    inhibisi proliferasi osteoblas yang menurunkan

    pembentukan tulang serta properti mekanik

    dari tulang yang baru terdeposisi.4,11

    Pembentukan Advanced Glycation End

    Products (AGEs)

    Salah satu komplikasi mayor diabetes

    adalah perubahan integritas mikrovaskular,

    yang sering menyebabkan kerusakan

    organ seperti retinopati dan nefropati.

    Pada kondisi hiperglikemik, protein serta

    molekul matriks mengalami non-enzymatic

    glycosylation yang menghasilkan advanced

    glycation end products (AGEs) pada

     jaringan , termasuk jaringan periodonsium.

    AGEs merupakan rantai utama yang

    menghubungkan banyak komplikasi

    diabetes karena AGEs menyebabkan

    abnormalitas fungsi sel endotel serta

    perubahan pertumbuhan dan proliferasi

    pembuluh darah kapiler.4,6,11

    Akumulasi AGEs pada pasien diabetesmeningkatkan intensitas respons inamasi

    monosit dan makrofag, yang ditunjukkan

    dengan meningkatnya produksi

     proin ammatory cytokine  seperti IL-1α  dan

     TNF-α. Selain itu, AGEs juga berinteraksi

    dengan kolagen dan membuat kolagen lebih

    sulit diperbaiki bila mengalami kerusakan.

    Akibatnya, kolagen pasien diabetes lebih

    mudah terdegradasi. 4,11

    EFEK PENYAKIT PERIODONTAL

    TERHADAP DIABETES MELITUS

    Mekanisme pengaruh penyakit periodontalterhadap diabetes baru diketahui belakangan

    ini Pada pasien dengan penyakit periodontal

    sering ditemukan peningkatan kadar

     proin ammatory cytokine.  Pada pasien

    diabetes, respons imun berlebih akan lebih

    meningkatkan lagi produksi  proin ammatory

    cytokines. Hal ini menyebabkan peningkatan

    resistensi terhadap insulin dan mempersulit

    kontrol glukosa darah. 4

    Beberapa studi juga menunjukkan bahwa

    pasien periodontitis, terutama yang jaringan

    periodontalnya dikolonisasi oleh bakteri

    gram negatif seperti P. gingivalis,  Tannerella

    forsynthesis, dan Prevotella intermedia,

    mempunyai lebih banyak marker   peradangan

    seperti C-reactive protein  (CRP), IL-6, dan

    brinogen dibandingkan pasien tanpa

    periodontitis. Peningkatan resistensi insulin dan

    penurunan kontrol glikemik juga ditemukan

    pada pasien periodontitis tersebut. 11

     Terapi periodontal akan mereduksi peradangan

    lokal, yang diikuti dengan penurunan level 

    C-reactive protein  (CRP), IL-6,dan TNF-α  serta

    kontrol glikemik yang lebih baik. Hal ini

    membuktikan bahwa kondisi lokal pada

     jaringan periodontal sangat mempengaruhi

    kondisi sistemik.4,11

    SIMPULAN

    Pasien diabetes biasanya tidak mendapat

    informasi komprehensif mengenai hubungan

    antara periodontitis dan diabetes. Oleh sebab

    itu, dokter harus memahami hubungan tersebut

    dan memberitahukan pasiennya mengenai

    pentingnya kesehatan mulut. Rujukan pasien

    dengan diabetes tidak terkontrol untuk evaluasi

    dental dan terapi periodontal akan menghasil-

    kan kontrol gula darah yang lebih baik.4

    Dokter gigi juga harus mengenali gejalakhas pasien diabetes. Pasien yang tidak

    merespon terapi periodontal awal atau pasien

    periodontitis berat yang tidak menunjukkan

    oral hygiene yang buruk perlu menjalani

    screening gula darah. Dalam hal ini, rujukan ke

    dokter umum merupakan hal yang penting.

    Komunikasi dan koordinasi antara dokter dan

    dokter gigi akan memberikan pelayanan yang

    lebih optimal kepada pasien diabetes.4

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York. McGraw-Hill. 2011.

    2. Ririh N. Diabetes Jadi Ancaman Serius di Indonesia. [cited 2013 July 7]; http://health.kompas.com/read/2012/09/19/14071845/Diabetes.Jadi.Ancaman.Serius.di.Indonesia.

    3. Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. [cited 2013 July 7]; http://www.

    depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414-tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html.

    4. Mealey BL. Periodontal Disease and Diabetes A Two Way Street. J. American Dental Assoc. 2006; 137(10 supplement): 26S-31S.

    5. Persson GR. Diabetes and Periodontal Disease: An Update for Health Care Providers. Diabetes Spectrum. 2011; 24(4):195-8.

    6. Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology. 9th ed. Pennsylvania. Saunders. 2003.

    7. Health 9. Gingivitis. [cited 2013 July 7]; http://health9.org/gingivitis/ 

    8. Colgate Professional. Periodontitis Prior Treatment. [cited 2013 July 7]; http://www.colgateprofessional.co.uk/patienteducation/Periodontitis-prior-treatment/image.

    9. Colgate Professional. Periodontitis Advanced Stage. [cited 2013 July 7]; http://www.colgateprofessional.co.uk/patienteducation/Periodontitis-advanced-stage/image.

    10. Angginingtyas N, Maduratna E, Augustina EF. Status Kesehatan Jaringan Periodontal pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dibandingkan dengan Pasien Non Diabetes Mellitus Berdasarkan

    GPI. Surabaya: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga; 2012.

    11. Díaz-Romero R, Ovadía R. Diabetes and Periodontal Disease: A Bidirectional Relationship. Facta Universitatis Series: Medicine and Biology. 2007; 14(1): 6-9.