perencanaan dan perhitungan investasi permata hijau residensi versi pa made.pdf
TRANSCRIPT
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN INVESTASI
GREEN HOUSING DENGAN PENDEKATAN TECHNO-ECONOMIC PRENEUR DI
SLEMAN, YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
YUNISA ZAHRAH
I 0212088
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Judul: “Green Housing dengan Pendekatan Techno-Economicpreneur di Sleman, Yogyakarta
1.1. PENGERTIAN JUDUL
a. Green
Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah arsitektur
yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010).
Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka
bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal.
Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH
Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble
development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia
masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri.
b. Housing (Perumahan)
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang
berupa kawasan perkotaan, maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
Berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
yang dimaksud dengan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal/hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
lingkungan.
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum
sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
c. Techo-Economic Preneur
Technopreneur merupakan penggabungan dari technology dan entrepeneur.
Technopreneur mengandung makna tentang bagaimana cara pemanfaatan teknologi yang
sedang berkembang pesat untuk dijadikan sebagai peluang usaha. Karena untuk
entrepreneur itu sendiri mengandung arti sesesorang/badan usaha yang mengelola usaha
dengan keberanian untuk mengambil resiko guna mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada. Dan teknologi di masa
sekarang menjadi salah satu peluang yang ada.
Technopreneur adalah Entrepreneur yang mengoptimalkan berbagai potensi
perkembangan teknologi yang ada sebagai basis pengembangan usaha yang di
jalankannya.
Technopreneur adalah Entrepreneur modern yang berbasis pada teknologi dalam
menjalankan usahanya.
Economic merupakan bagaimana cara mengontrol dan meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi.
Techno-Economic Preneur adalah perencanaan dan perancangan sebuah usaha dengan
teknologi tertentu untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
1.2. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Alasan melakukan investasi pada perumahan adalah sebagai berikut:
Calon investor tidak harus memiliki uang tunai sebanyak harga beli properti yang
akan dibeli. Investor bisa mendapatkan properti dengan menggunakan sebagian
uang sendiri dan sisanya memakai uang orang lain, dalam hal ini uang bank.
Investor bisa membeli properti dengan nilai yang jauh lebih tinggi daripada yang
dibayarnya.
Investor bisa meningkatkan nilai propertinya secara besar-besaran tanpa
mengeluarkan banyak uang. Investor bisa mendapatkan kredit lagi dari properti
yang sudah dimiliki, kemudian membelikan properti yang lain.
Investor tidak perlu memantau properti yang sudah dimiliki setiap saat.
Investor tidak perlu harus memantau harga properti setiap hari atau setiap bulan.
Setelah properti dibeli, maka dapat langsung disewakan. Setelah itu, tidak perlu
memikirkan apakah harganya akan naik atau turun. Dengan demikian, beban pikiran
relatif ringan dibanding dengan investasi atau bisnis yang lain.
Harga properti cenderung naik. Kenaikannya yang pasti adalah secara perlahan-
lahan dan konsisten, tapi tidak menutup kemungkinan kenaikannya akan melejit
karena adanya perubahan positif disekitar properti.
Alasan pemilihan lokasi: Kawasan Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
menjadi pilihan investasi karena merupakan kawasan potensial yang terletak di
daerah Sleman. Kawasan ini merupakan kawasan yang nyaman karena belum terlalu
ramai layaknya pusat kota Yogyakarta namun masih dapat mudah dijangkau dari
pusat kota. Pada daerah Sleman ini juga sudah banyak terdapat fasilitas umum yang
menunjang kebutuhan sehari-hari seperti supermarket, pasar tradisional, mall, dan
lain-lain. Selain itu pada kawasan ini mempunyai pasar yang luas karena daerah ini
juga salah satu sasaran investor di bidang properti.
Alasan pemilihan pendekatan Techno-Economic Preneur adalah perumahan ini
diharapkan mampu menerapkan konsep green-living dengan teknologi yang berkembang
sehingga diharapkan dapat meningkatkan laju perekonomian daerah tersebut.
Alasan Pemilihan Green Housing:
Menurut Siregar (2012) green architecture adalah gerakan untuk pelestarian
alam dan lingkungan dengan mengutamakan efisiensi energi (arsitektur ramah
lingkungan). Menurut Pradono (2008) green (hijau) dapat diinterpretasikan sebagai
sustainable (berkelanjutan), earth friendly (ramah lingkungan), dan high performance
building (bangunan dengan performa sangat baik). Konsep green building yang telah lama
berkembang di negara maju dapat diterapkan untuk mengurangi polusi udara di
lingkungan perkotaan.
Di Indonesia, kampanye go green ini sudah mulai digalakkan. Banyak bangunan-
bangunan seperti rumah tinggal atau bangunan komersial lainnya yang mulai
menyelaraskan konsep desainnya dengan green architecture. Menurut Antar (2009)
Pemahaman arsitektur hijau sendiri di masyarakat ternyata bervariatif. Sebagian
beranggapan besaran volume bangunan (koefisien dasar bangunan/KDB) harus lebih kecil
dari koefisien dasar hijau (KDH) dari total luas lahan. Perbandingan KDB (50%-70%) dan
KDH (30%-50%) yang seimbang diharapkan mampu mewujudkan hunian ideal dan sehat
secara konsisten.
Ketersediaan lahan hijau dikembangkan optimal di halaman depan, samping,
belakang, serta teras balkon depan, dan tengah/samping. Taman merupakan bagian dari
penghijauan rumah yang bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan kota, mendinginkan
udara sekitar rumah, mendapatkan pemandangan alam, dan ruang bermain. (Antar,
2009).
Daniel (2009) mengatakan bahwa bagi Indonesia dengan iklim tropis, perlu
diterapkan pendekatan enam strategi rumah hijau, yaitu mencakup pelapis bangunan,
penerangan, pemanasan, pendinginan, konsumsi energi, dan pengolahan limbah.
Maka dari itu sangat beralasan jika program green architecture ini dapat
diterapkan di masyarakat luas, karena dengan menerapkan konsep ini keuntungannya
dari sisi ekonomi sangat nyata dan terukur. Penggunaan pendingin ruangan dan
penerangan ruangan serta penghematan air hingga 26-40 % setiap bulan. Selain itu
penerapan konsep ini pun sejalan dengan pengurangan emisi karbon 2020.
Meskipun teknologi baru yang terus dikembangkan untuk melengkapi praktek
saat ini dalam menciptakan struktur hijau, tujuan umum adalah bahwa bangunan hijau
dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan lingkungan binaan terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan alam dengan cara :
1) Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lainnya. Dirancang dengan biaya
lebih sedikit untuk mengoperasikan dan memiliki kinerja energi yang sangat baik.
2) Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan
3) Mengurangi sampah, polusi dan degradasi lingkungan
4) Bangunan alami, yang biasanya pada skala yang lebih kecil dan cenderung
untuk fokus pada penggunaan bahan-bahan alami yang tersedia secara lokal.
5) Bangunan hijau tidak secara khusus menangani masalah perkuatan rumah yang ada.
6) Mengurangi dampak lingkungan : Praktek green building bertujuan untuk
mengurangi dampak lingkungan dari bangunan.
Berikut data tabel-tabel yang mendukung alasan pemilihan judul:
Tabel 01. Tabel Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta
Tahun 2011 Sumber: Badan Pusat Statistik D.I. Yogyakarta
Tabel 02. Tabel Pertumbuhan Ekonomi D.I. Yogyakarta terhadap Nasional tahun 2004-2012 (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik D.I. Yogyakarta
Gambar 03. Tabel Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta
Sumber: Badan Pusat Statistik D.I. Yogyakarta
Gambar 04. Tabel Jumlah Luasan Lantai Terluas Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta
Sumber: Badan Pusat Statistik D.I. Yogyakarta
1.3. KEUNGGULAN YANG MUNGKIN DIHADAPI
Perumahan ini terletak di daerah Godean, Sleman, Yogyakarta ini menawarkan
konsep hunian hijau yang nyaman dan aman.. Lokasi yang dipilih di daerah Godean, Sleman,
Yogyakarta yang belum terlalu ramai layaknya kota namun sudah tersedia fasilitas umum
yang lengkap dan mudah dijangkau. Hanya membuthkan waktu ±15 menit untuk mencapai
pusat kota malioboro dengan kendaraan pribadi.
Gambar 05. Rencana Lokasi Site Perumahan
Sumber: www.wikimapia.org
Keunggulan lokasi perumahan adalah sebagai berikut:
Terletak dekat dengan berbagai fasilitas umum seperti supermaket GIANT, Swalayan
mirota kampus, Pasar Godean, Pom Bensin Godean, ATM yang mudah dijangkau.
Terletak tidak jauh dari pusat perbelanjaan dan kuliner seperti Jogja City Mall.
Terletak dari destinasi wisata “Kusuma Edu Park”.
Fasilitas jalan yang baik.
lokasi
Fasilitas air dan listrik yang baik.
1.4. HAMBATAN YANG MUNGKIN DIHADAPI
Hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi adalah sebagai berikut:
Harga tanah yang semakin naik
Area lokasi yang semakin berkembang dengan bisnis perumahan membuat harga
tanah semakin meningkat.
Penggunaan Modal yang Besar
Kebutuhan modal yang besar akan meliputi beberapa biaya seperti :
a. Biaya pembebasan lahan
b. Biaya perijinan
c. Biaya konstruksi bangunan rumah
d. Biaya sarana dan prasarana ( jalan utama, jalan lingkungan, saluran, pagar
cluster, pos jaga, taman, trafo gantung/gardu, jaringan listrik dll )
e. Biaya promosi,marketing,gaji karyawan, adm dll ( biaya operasional + overhead )
f. Bajak penjualan bangunan 5% dari harga jual rumah excl. ppn 10%
Birokrasi dan Legalitas
Birokrasi dan legalitas perizinan sangat penting dalam hal investasi, maka hal yang
perlu disiapkan adalam sertifikat hak kepemilikan atas investasi yang dibuat. Agar dapat
dipenuhi beberapa diantaranya :
a. Izin Mendirikan Bangungan
b. Izin Peruntukan Lahan
Persaingan antar Pengembang Rumah
Semakin berkembangnya masyarakt membuat berbagai pilihan investasi perumahan
juga berkembang pesat.penawaran konsep yang sederhana namun menjanjikan akan dibuat
agar dapat memiliki penawaran yang berbeda dengan lingkungan sekitar dimana perumahan
yang ada hanya sekedar bangunan tempat tinggal.
Apabila terdapat hambatan, maka solusi diperlukan, sehingga :
Harga Tanah yang Terus Meningkat
Solusi terhadap hambatan ini adalah pemilihan lokasi yang tepat dan penyegeraan
negosiasi terhadap pemilik lahan.
Penggunaan Modal yang besar
Pada bisnis investasi, kebutuhan akan modal dapat dicapai dengan cara :
a. Kerjasama dengan pemilik lahan
Beli Lahan dengan Sistem Bagi Hasil
Pada sistem ini, pemilik modal atau investor dan pemilik tanah akan
membuat beberapa negosiasi dimana pembagian hasil atas pengelolaan
tanah dan proyek yang dilakukan dan dapat berbeda beda. Bisa 70 – 30 %
Beli Lahan dengan bayar bertahap
Sistem ini seperti cicilan namun dengan pembayaran tanpa uang muka.
Sistem pembayaran kepada pemilik tanah
Pada sistem ini proses pembayaran akan langsung diterima kepada pemilik
tanah, sehingga pengembang tidak perlu mengeluarkan uang untuk
pembelian lahan, hanya pada pembangunan dan pengembangan.
Mengundang Investor
Hal ini investor akan berperan sebagai pengurus lahan, apabila pemilik lahan
pada kawasan ini banyak, maka mengundang investor sebagai pengurus
pembelian lahan sangat bermanfaat.
b. Kerjasama dengan Bank
Peminjaman Modal untuk pembangunan proyek
Hal ini merupakan peminjaman dengan melihat bisnis investasi yang akan
dilakukan.
Menggunakan Sistem KPR yang disediakan Bank
Pada metode KPR, bank yang membayar pelunasan rumah kepada
pengembang, lalu pembeli unit rumah yang akan mencicil pada Bank dengan
bunga tertentu. Bank hanya membayar paling banyak 70%-80% dari harga
rumah sesuai hasil analisa kelayakan kredit, sisanya (20%-30%) adalah uang
muka yang harus pembeli bayar kepada kita sebagai pengembang. Jangka
waktu kredit 3-15 tahun bahkan hingga 20 tahun.
Birokrasi dan Legalitas
Penyelesaian solusi disini yaitu:
a. Pemilihan lokasi yang sesuai denganaturah peruntukan lahan sebuah kota
RTRK ( Rencana Tata Ruang Kota)
b. Pengususan perizinan ke Dinas PU dan Bappeda
c. Pengurusan izin tanah ke Badan Pertanahan Negara untuk pengecakan
besaran dan kesesuaian dengan sertifikat tanah
d. Pengurusan AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan)/ UKL/UPL ( upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemanfaatan lingkungan hidup )
e. Pengurusan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dengan dilampirkan berkas
amdal dan tanah yang telah diurus sebelumnya.
Kebutuhan pada IMB adalah :
- Gambar kerja Rumah yang akan dibangun
- Surat pernyataan Tetangga yang disyahkan tetangga kanan kiri depan
belakang, RT/RW, Kelurahan, Kecamatan
- Surat Pernyataan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
dilakukan dan segala yang ditimbulkan.
- Copy Status Tanah
- Copy KTP penanggung jawab
- Copy lunas PBB
1.5. URUTAN PELAKSANAAN
a. Menentukan bentuk dan model investasi yang potensial agar memiliki inovasi terhadap
lingkungan sekitar.
b. Penentuan Lokasi dan Negosiasi Pembelian lahan.
c. Perencanaan dan perhitungan investasi.
d. Penentuan besarnya modal investasi.
e. Survey lokasi yang akan dibangun.
f. Pembuatan Desain dan Gambar Kerja.
Desain merupakan gambaran mengenai bentuk hotel yang akan dibangun, mulai dalam
bentuk DED (Desain Engineering Detail) dan visualisasi 3D. Sedangkan gambar kerja
adalah gambaran detail yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan / dikerjakan
di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa supaya mudah dimengerti
dalam pelaksanaan pekerjaannya. Selain itu, gambar kerja merupakan penyempurnaan
dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing.
g. Pembuatan Rencana Anggaran Biaya.
Manfaat perhitungan RAB adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesiakan kegiatan
sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan;
Mengetahui jumlah/volume kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan;
Sebagai pedoman pada saat pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana,
khususnya pada saat melakukan pengadaan tenaga kerja, bahan dan alat, baik
menyangkut jumlah, jenis, maupun harga satuannya masing-masing.
h. Pengurusan IMB ke dinas terkait.
IMB ini merupakan izin yang diberikan oleh instansi atau pemerintah setempat, sehingga
dalam proses pengerjaannya dapat berjalan dengan lancar.
i. Pemilihan Kontraktor Pelaksana sampai Kontrak Kerja terhadap kontraktor.
j. Melakukan Kontrak Kerja
Borongan tenaga kerja dan material
Pembangunan rumah seperti ini sepenuhnya diserahkan kepada pemborong atau
kontraktor.Dari penyediaan tukang sampai pada material bangunannya.
Borongan tenaga
Pada sistem ini, pemborong atau kontraktor hanya menyediakan tenaga
kerja.Sedangkan untuk pemilihan material sudah disiapkan oleh pemilik rumah atau
user.
Tenaga harian
Untuk sistem ini, pemilik rumah mencari sendiri tenaga kerja untuk pembangunan
rumah dan pembayaran upah disesuaikan dengan standar upah pada umumnya.
k. Pelaksanaan Pembangunan Perumahan.
Dalam tahap pelaksanaan pembangunan rumah, ketepatan waktu sangat diperlukan
supaya biaya yang dikeluarkan tidak menyimpang dari Rencana Anggaran Biaya yang
telah dibuat sebelumnya.
l. Pemasaran soft desain sampai pembangunan selesai.
Dalam tahap pemasaran, yang dilakukan adalah memasarkan rumah kepada pembeli
atau penyewa melalui promosi, seperti pembuatan pamphlet, brosur, dan sebagainya.
m. Pengelolaan Kawasan.