perbedaan antara obesitas dan non obesitas...

74
PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA IBU RUMAH TANGGA DI DAERAH KELURAHAN CILILITAN, JAKARTA TIMUR Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Nurul Fatimah NIM: 1111103000045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014M

Upload: vothuy

Post on 06-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON

OBESITAS TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA

IBU RUMAH TANGGA DI DAERAH KELURAHAN

CILILITAN, JAKARTA TIMUR

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Nurul Fatimah

NIM: 1111103000045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H/2014M

Page 2: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan
Page 3: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan
Page 4: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan
Page 5: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

vii

ABSTRAK

Perbedaan Antara Obesitas Dan Non Obesitas terhadap Kejadian Depresi

Pada Ibu Rumah Tangga di Daerah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur

Nurul Fatimah. Pendidikan Dokter 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Depresi dapat terjadi ketika seseorang merasa tidak nyaman dan tidak puas

dengan dirinya sendiri. Orang dengan obesitas cenderung tidak puas dengan

penampilannya yang berbeda dengan espektasi dan cenderung menyalahkan diri

sendiri, sehingga dapat menjurus ke gejala depresi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan antara obesitas dan non obesitas dengan kejadian depresi

pada ibu rumah tangga di daerah Kelurahan Cililitan. Penelitian analitik cross

sectional dengan teknik purposive sampling. Sampel terdiri dari 103 responden

ibu rumah tangga obesitas dan 103 responden ibu rumah tangga tidak obesitas

yang berusia diatas 20 tahun. Kuesioner depresi yang digunakan adalah Patient

Health Questionaire-9 (PHQ-9). Uji statistika menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov. Dari hasil penelitian terdapat 63,10% responden tidak depresi dan

sebanyak 36,10% responden mengalami depresi. Kejadian depresi lebih banyak

didapati pada responden dengan obesitas yaitu sebesar 64,74%. Hasil bivariat

menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna kejadian depresi pada responden

dengan obesitas dibandingkan dengan responden tidak obesitas (p = 0,018).

Kata kunci: depresi, obesitas, ibu rumah tangga.

Comparasion between Obesity and Non Obesity with Incidence of Depression

within Hosewife in Cililitan, East Jakarta.

Nurul Fatimah. Medical Student 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Deppresion can occur when a person is not pleasant and not satisfied with

themself. An obesse person tend to not satisfied with their appereance which is

different from their expectation, they will blame themself, those can lead to a

symptom of depression. The aim of this study is to find out the comparation

between obesity and non obesity with incidence of depression within housewife

in Kelurahan Cililitan. This study using a cross sectional approach with purposive

sampling technique. Sample concisted of 103 obese respondents and 103 non

obese respondents and the age is 20 or more. This study using a Patient Health

Questionaire-9 (PHQ-9) for depression questionaire. The statistic test for this

study using Kolmogorov-smirnov test. The result figured out 63,10% non

depressive respondents and 36,10% depressive respondents. The result also shown

the incidence of depression among an obese respondents is higher than non obese

respondents with 64,74%. Bivariat results shows a meaningful relation between

incidence of depression in an obese respondents compared with non obese

respondents (p=0,018).

Keyword: depression, obesity, housewife

Page 6: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat,

serta karunia-Nya sehingga penelitian dengan judul “Hubungan Kejadian Obesitas

dengan Depresi Yang Dialami Oleh Ibu Rumah Tangga di Daerah Kelurahan

Cililitan, Jakarta Timur” ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, sulit untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam

kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Fika Ekayanti, M.Med.Ed dan dr. Erfira, Sp.M selaku dosen

pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga, dan ilmu

untuk mengarahkan kami dalam penyusunan penelitian ini.

4. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab Modul Riset PSPD

2011.

5. dr. Nurul Heidayati, Ph.D selaku dosen Pembimbing Akademik.

6. Wawa Kartiwa, S.E, M.Si selaku kepala Kelurahan Cililitan Jakarta Timur

yang telah mengizinkan kami untuk melakukan penelitian ini.

7. Kedua orang tua kami, Ibu dan Abah yang telah mencurahkan kasih

sayangnya, mendukung dalam suka dan duka, dan selalu menyemangati

serta mendoakan buah hatinya yang terbaik untuk menghadapi hidup.

8. Kedua adik kami, Syifa dan Salma yang hanya bisa hidup damai bila

disatukan dengan suatu genre musik.

9. Keluarga besar Alm. H. Seha Sudianto, BA dan H. Hali Sumawiria yang

selalu memberikan dukungan dan doa dalam perjalanan mencari ilmu.

Page 7: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

vi

10. Nikken, Shevrina, Audi, Ayat, dan Faris yang telah menjadi teman berbagi

kisah sejak awal menuntut ilmu di Pendidikan Dokter angkatan 2011.

11. Maizan Khairun Nisa selaku kakak dan teman diskusi berbagi ilmu dan

membantu banyak sejak awal menuntut ilmu di Pendidikan Dokter FKIK

UIN.

12. Teman-teman seperjuangan riset, Annisa Zakiroh, Avissa Mada, dan

Hasya yang telah menjadi teman diskusi selama proses penelitian.

13. Annisa Nurul, Nur Fitria, dan Anugrah Adi selaku teman yang membantu

banyak dalam pembelajaran statistik penyusunan penelitian ini.

14. Teman-Teman Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2011 yang

selalu berbagi ilmu sehingga membantu dalam proses penelitian.

Kami menyadari penyusunan laporan penelitian ini terdapat kekurangan dan

masih jauh dari kesempurnaan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini di masa

mendatang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ciputat, 8 September 2014

Nurul Fatimah

Page 8: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN.......................................................................iv

KATA PENGANTAR...........................................................................................v

ABSTRAK..........................................................................................................vii

DAFTAR ISI......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL.................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xii

DAFTAR BAGAN............................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................3

1.3 Hipotesis ....................................................................................................4

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................4

1.5 Manfaat Penelitian .....................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas

2.1.1 Definisi Obesitas .................................................................................5

2.1.2 Epidemiologi Obesitas ........................................................................6

2.1.3 Diagnosis & Klasifikasi Obesitas ........................................................7

2.1.4 Etiologi Obesitas ...............................................................................10

2.1.5 Patofisiologi Obesitas .......................................................................12

2.1.6 Komplikasi Obesitas .........................................................................15

2.2 Depresi

2.2.1 Definisi Depresi .................................................................................16

2.2.2 Etiologi Depresi .................................................................................17

2.3 Hubungan Obesitas Dengan Depresi .........................................................21

2.4 Kerangka Teori ..........................................................................................24

2.5 Keragka Konsep ........................................................................................25

Page 9: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

ix

2.6 Definisi Operasional ................................................................................26

BAB 3 METADOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .......................................................................................28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................28

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................29

3.4 Jumlah Sampel ..........................................................................................29

3.5 Kriteria Sampel .........................................................................................30

3.6 Cara Kerja Penelitian ................................................................................31

3.7 Variabel yang Diteliti ...............................................................................31

3.8 Management Data .....................................................................................32

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................33

4.1.1.1 Letak Geografis ...........................................................................33

4.1.1.2 Kependudukan ............................................................................33

4.1.2 Uji Validitas Kuesioner ......................................................................35

4.1.3 Data Hasil Penelitian ..........................................................................36

4.2 Pembahasan ...............................................................................................48

4.3 Keterbatasan Penelitian .............................................................................50

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...............................................................................................51

5.2 Saran .........................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................53

LAMPIRAN .......................................................................................................56

Page 10: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kalsifikasi Perhitungan Hasil IMT......................................................7

Tabel 2.2 Klasifikasi BB Lebih dan Obesitas berdasarkan IMT menurut

WHO untuk Asia..................................................................................................8

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Perempuan Berdasarkan Usia..........................35

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Perempuan Setiap Rukun Warga.....................35

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Penelitian ..................................................37

Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pertama

Kuesioner PHQ-9...............................................................................................38

Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kedua

Kuesioner PHQ-9...............................................................................................38

Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketiga

Kuesioner PHQ-9...............................................................................................39

Tabel 4.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keempat

Kuesioner PHQ-9...............................................................................................39

Tabel 4.8 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kelima

Kuesioner PHQ-9...............................................................................................40

Tabel 4.9 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keenam

Kuesioner PHQ-9...............................................................................................40

Tabel 4.10 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketujuh

Kuesioner PHQ-9...............................................................................................41

Tabel 4.11 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan

Kedelapan Kuesioner PHQ-9............................................................................41

Tabel 4.12 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan

Kesembilan Kuesioner PHQ-9..........................................................................42

Tabel 4.13 Distribusi Sampel Berdasarkan Kriteria Obesitas..........................42

Tabel 4.14 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia..............................................43

Tabel 4.15 Distribusi Sampel Berdasarkan Suku..............................................44

Tabel 4.16 Distribusi Sampel Berdasarkan Agama..........................................45

Tabel 4.17 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................46

Tabel 4.18 Distribusi Sampel Berdasarkan Penghasilan Keluarga....................46

Page 11: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

xi

Tabel 4.19 Analisis Bivariat Hubungan Depresi dengan Obesitas...................47

Page 12: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Feedback pada Regulasi Lapar dan Kenyang............13

Gambar 2.2 Regulasi Hormon Pada Hipotalamus............................................14

Gambar 2.3 Neurobiokimia Pembentukan Serotonin.......................................18

Gambar 2.4 Peran Kortisol dalam Derpesi.......................................................19

Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi.......................20

Gambar 2.6 Etiologi Depresi.............................................................................20

Page 13: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Prevalensi Obesitas di Seluruh Dunia.....................................................6

Bagan 2.2 Diagnosis Depresi Menggunakan Kriteria ICD 10...............................17

Page 14: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obesitas secara harfiah diartikan sebagai terlalu banyaknya jaringan lemak

didalam tubuh seorang individu.1 Obesitas juga dapat diartikan sebagai

peningkatan berat badan yang melebihi kebutuhan skeletal dan fisik karena

adanya akumulasi lemak dalam tubuh.2

Menurut data dari World Health

Organization (WHO) tahun 2008, dilaporkan 10% pria dan 14% wanita yang

berusia diatas 20 tahun mengalami obesitas dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) ≥

30 kg/m2. Sedangkan obesitas pada anak-anak dalam 30 tahun terakhir bertambah

banyak hingga 30 kali lipat.3

Prevalensi obesitas pada negara maju mencapai 24% sedangkan kejadian

pada negara berkembang berkisar 7%. Kejadian obesitas lebih banyak terjadi pada

wanita dibandingkan pria, di beberapa negara bahkan kejadian obesitas pada

wanita dua kali lipat dibandingkan pada pria.4

Data WHO tahun 2008 menjelaskan bahwa prevalensi obesitas pada orang

dewasa di Indonesia didapati sebesar 9,4%. Angka ini meningkat dibandingkan

data prevalensi obesitas tahun 2000 yang hanya sebesar 4,7% .5 Berdasarkan

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angka obesitas pada tahun 2007 pada

penduduk berusia di atas 15 tahun didapatkan 10,3% dari total penduduk

Indonesia. Pada laki-laki obesitas sebesar 13,9% dari total 81.329.400 penduduk

laki-laki dan perempuan sebesar 23,8% dari total 82.067.100 penduduk

perempuan mengalami obesitas.6 Berdasakan data Riskesdas 2010 terjadi

peningkatan angka obesitas, yaitu laki-laki meningkat menjadi 16,3% dan wanita

meningkat menjadi 26.9% .7 Berdasarkan data Survey Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) tahun 2001, didapati adanya kenaikan prevalensi obesitas pada wanita

sejalan dengan pertambahan usia, yaitu sekitar 41%-50% kejadian obesitas

terdapat pada wanita diatas usia 55 tahun.8

Provinsi DKI Jakarta masuk dalam 15

provinsi yang orang dewasanya memiliki prevalensi obesitas diatas prevalensi

rata-rata nasional bersama dengan provinsi Bangka Belitung, Jawa Tengah,

Page 15: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

2

Sulawesi Selatan, Banten, Kalimantan Tengah, Papua, Jawa Timur, Kepulauan

Riau, Gorontalo, DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.6

Obesitas dipengaruhi oleh multifaktor. Faktor risiko terjadinya obesitas

mencakup faktor interaksi antara genetik dan lingkungan. Di antaranya adalah

faktor biokimia, nutrisi dan gaya hidup. Kelebihan dari jumlah makanan dan

komposisi makanan yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan simpanan lemak

dalam tubuh bertambah. Jika energi yang masuk melebihi energi yang digunakan

dan aktivitas yang dilakukan sedikit, maka energi yang masuk tidak dipergunakan

secara maksimal dan akan tersimpan dalam tubuh sebagai jaringan adiposa 9.

Jaringan adiposa yang terbentuk adalah trigliserida yang merupakan penyusun

berat badan individu.9,10

Efek dari obesitas pada orang dewasa di antaranya adalah morbiditas.

Sedangkan obesitas yang diikuti dengan faktor pemberat lain seperti hipertensi,

hiperlipidemia, dan diabetes melitus memiliki kecenderungan mortalitas yang

lebih besar.7 Berdasarkan sebuah studi, dikatakan bahwa kematian karena

penyakit kardiovaskular ditemukan empat kali lebih besar pada wanita obesitas

dibandingkan dengan wanita tidak obesitas.10

Penampilan fisik individu dengan

obesitas juga terkadang menjadi suatu persoalan tersendiri, khususnya pada

wanita. Penelitian yang dilakukan oleh Kinanti (2010) terkait obesitas pada

remaja wanita menyatakan bahwa terdapat pertentangan antara ekspektasi dan

kenyataan pada bentuk tubuh remaja yang mengalami obesitas. Hal ini

menyebabkan individu dengan obesitas tidak puas dengan penampilan fisiknya,

merasa rendah diri dan cenderung menyalahkan dirinya sendiri.11

Pertentangan

dalam diri tersebut lama kelamaan dapat mengacu pada gejala depresi.

Depresi merupakan reaksi psikologis dari dalam diri manusia yang

cenderung timbul saat seseorang merasakan kehilangan kesehatan, kehilangan

orang yang mereka cintai, dan sampai merasa kehilangan harga diri.12

Depresi

juga bisa timbul akibat faktor dari dalam diri manusia seperti adanya gangguan

dari neurotransmiter dan gangguan otak. Kejadian depresi juga dapat timbul

dengan adanya stress di lingkungan sekitar individu, serta berbedanya kenyataan

yang diharapkan dengan ekspektasi yang ada. Seseorang yang mengalami depresi

ditandai dengan menurunnya mood, menurunnya energi yang dimiliki, dan

Page 16: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

3

menurunnya kepuasan atau ketertarikan terhadap berbagai macam hal yang

dialami.13

Menurut data WHO tahun 2012, sekitar 350 juta orang di dunia

mengalami depresi, dengan angka kematian bunuh diri akibat depresi sekitar 1

juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya.14

Kejadian depresi bisa terjadi pada semua usia. Data dari WHO Paper

Depression tahun 2002 menunjukan bahwa usia yang sering ditemukan kejadian

depresi adalah pada usia antara 24-36 tahun. Namun dengan semakin

bertambahnya tahun, saat ini depresi diketahui mulai terjadi pada usia yang lebih

muda, dengan gejala dan tanda yang berbeda-beda pada setiap golongan usia.

Depresi dilaporkan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki.

Depresi yang terjadi pada perempuan didapati 1,6 kali sampai 3,1 kali lebih sering

dibandingkan pada laki-laki .15

Angka kejadian depresi di Indonesia hingga saat

ini belum diperoleh data yang pasti. Namun, dengan adanya data dari WHO

mengenai depresi, angka depresi di Indonesia dapat diasumsikan berdasarkan data

tersebut.

Baik obesitas maupun depresi lebih sering ditemukan pada wanita. Hingga

saat ini penelitian terkait obesitas dan depresi hanya ada pada remaja wanita.

Belum adanya penelitian terkait obesitas dan hubungannya dengan depresi pada

ibu rumah tangga mendasari keinginan peneliti untuk melakukan penelitian

mengenai hubungan kejadian obesitas dengan depresi yang dialami oleh ibu

rumah tangga di Wilayah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai hubungan antara obesitas

dengan kejadian depresi yang dialami oleh ibu rumah tangga.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah tersebut, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Apakah terdapat perbedaan antara obesitas dan non obesitas terhadap

kejadian depresi pada ibu rumah tangga di daerah Kelurahan Cililitan?

Page 17: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

4

1.3. Hipotesis

a. Terdapat perbedaan obesitas dan non obesitas terhadap kejadian depresi

pada ibu rumah tangga di daerah Kelurahan Cililitan.

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan antara obesitas dan non obesitas terhadap kejadian

depresi pada ibu rumah tangga di daerah Kelurahan Cililitan.

1.4.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran depresi yang terjadi pada ibu rumah tangga di

daerah Kelurahan Cililitan.

b. Mengetahui gambaran perbedaan obesitas dan non obesitas terhadap

kejadian depresi pada ibu rumah tangga di daerah Kelurahan Cililitan.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat bagi peneliti :

a. Sebagai syarat untuk kelulusan pendidikan klinik Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Melatih kemampuan pribadi dalam melakukan riset dan penelitian.

1.5.2 Manfaat bagi perguruan tinggi :

a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi

dan tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan

pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

b. Menjadi data penelitian untuk rujukan bagi penelitian berikutnya.

1.5.3 Manfaat bagi Subjek dan masyarakat :

a. Menaikkan tingkat pengetahuan masyarakat terutama ibu rumah tangga

dan keluarganya tentang obesitas dan depresi.

Page 18: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas

2.1.1 Definisi

Obesitas didefinisikan sebagai kondisi dimana terdapat ketidaknormalan

dan berlebihnya lemak pada tubuh. Obesitas bukan hanya terdapat kelebihan

simpanan lemak, namun obesitas juga terjadi karena distribusi lemak di seluruh

tubuh yang tidak wajar. Keberadaan proporsi lemak tubuh yang berlebih tentu

menghasilkan berat badan yang berlebih pula. Distribusi lemak pada tubuh dapat

meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit

degeneratif.1,3

Obesitas dikatakan patologis karena terdapat banyaknya timbunan

lemak dalam tubuh yang tidak seimbang dengan yang digunakan oleh tubuh.

Berbeda dengan overweight yang merupakan suatu keadaan berlebihnya berat

badan yang bisa disebabkan oleh bertambahnya otot, tulang, air, dan lemak.3

Obesitas juga berarti terdapatnya ketidakseimbangan antara energi yang

masuk (energy intake) dibandingakan dengan energi yang keluar dalam jangka

waktu lama. Banyaknya intake energi dari makanan yang masuk melebihi energi

yang digunakan untuk metabolisme dan aktivitas sehari-hari. Kelebihan energi

kemudian akan disimpan dalam bentuk lemak pada jaringan lemak dan

menyebabkan penambahan berat badan.1

Overweight dan obesitas menurut WHO keduanya dapat menyebabkan

efek metabolik yang berpengaruh pada tekanan darah, kadar kolesterol,

trigliserida, dan resistensi insulin pada tubuh, keadaan tersebut dapat

meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke iskemik, dan tipe 2 diabetes

melitus. Risiko timbulnya berbagai efek tersebut akan meningkat seiring dengan

meningkatnya Indeks Masa Tubuh (IMT). Indeks Masa Tubuh ( IMT ) merupakan

salah satu cara untuk mendiagnosis overweight dan obesitas. Obesitas juga dapat

berhubungan dengan penyakit mental pada individu yang mengalami obesitas.1,3

Kejadian stroke hemoragik pada penderita obesitas didapati lebih tinggi pada

penderita obesitas di daerah Asia dibandingkan dengan daerah lain di dunia.16

Page 19: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

6

2.1.2 Epidemiologi

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukan adanya peningkatan insiden

dan prevalensi kejadian obesitas di berbagai penjuru dunia. Menurut WHO,

kejadian obesitas di dunia telah meningkat dua kali lipat dari tahun 1988 sampai

dengan tahun 2008. Prevalensi obesitas pada wanita meningkat dari 8% menjadi

14 %, dan laki-laki meningkat dari 5% menjadi 10% pada tahun 2008

dibandingkan dengan tahun 1988.3 Diperkirakan terdapat sekitar 205 juta laki-laki

dan 297 juta wanita yang berumur lebih dari 20 tahun mengalami obesitas.

Prevalensi kejadian obesitas secara keseluruhan lebih banyak terjadi pada wanita

dibandingkan laki-laki.3

Berdasarkan data yang ditunjukan oleh WHO, prevalensi kejadian obesitas

tertinggi adalah di daerah Amerika dan terendah di daerah Asia Tenggara. Hal

tersebut berkaitan dengan perbedaan pendapatan perkapita di setiap negara yang

berpengaruh pada kejadian obesitas. Prevalensi kenaikan IMT dua kali lebih

tinggi ditemukan pada negara yang pendapatannya menengah ke atas

dibandingkan dengan negara berpendapatan menengah ke bawah. Sedangkan

prevalensi untuk obesitas perbedaanya sampai tiga kali lipat pada negara dengan

pendapatan menengah ke atas dengan angka 24% menderita obesitas dan 7%

orang pada negara yang pendapatannya menengah kebawah.3

Bagan 2.1 Prevalensi Obesitas di Seluruh Dunia

(World Health Organization – Obesity. 2011)

Page 20: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

7

Namun sekarang dilaporkan bahwa obesitas juga banyak terjadi pada

daerah yang dulunya mempunyai sejarah kejadian obesitas yang jarang, yaitu

Amerika selatan, Amerika Tengah, Asia Tenggara, Australia, dan Afrika.

Kejadian ini berkaitan dengan urbanisasi, perubahan gaya hidup, dan diet pada

daerah setempat.9

Kejadian obesitas di Indonesia pada tahun 2007 berdasar Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) didapatkan 10,3% (laki-laki 13,9% dan perempuan 23,8%)

penduduk Indonesia berusia ≥15 tahun mengalami obesitas. Sedangkan

prevalensi pada anak dengan rentang usia usia 6-14 tahun adalah 9,5% laki-laki

dan pada 6,4% perempuan mengalami kelebihan berat badan.7

2.1.3 Diagnosis dan Klasifikasi Obesitas

Obesitas dapat didiagnosis dengan perhitungan IMT atau BMI (Body Mass

Index).3 Meskipun tidak dapat secara langsung menghitung jumlah lemak dalam

tubuh, namun perhitungan menggunakan IMT adalah yang paling sering

digunakan.1

IMT dihitung berdasarkan berat badan (kilogram) dibagi dengan tinggi

badan dikuadratkan (meter) atau dengan berat badan (pounds) dibagi dengan

tinggi badan dikuadratkan (inch) kemudian dikalikan 703.1,3,9

Tabel 2.1. Klasifikasi Perhitungan Hasil Indeks Masa Tubuh

(Gardner, David et al. Obesity and Overweight: In Greenspan’s Basic & Clinical Endokrinology.

8th ed. USA: McGraw Hill. 2007)

Page 21: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

8

Menurut WHO, batas awal obesitas berdasar pengklasifikasian adalah IMT

> 30.00. Berdasarkan hasil IMT, obesitas terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:

Obesitas Tingkat I, nilai IMT antara 30.00 sampai 34.99,

Obesitas Tingkat II, nilai IMT antara 35.00 sampai 39.99, dan

Obesitas Tingkat III, nilai IMT lebih dari 40.00.1,3,5,17

Sedangkan batas pengklasifikasian untuk orang Asia Pasifik berbeda dari

kriteria WHO secara umum. Batas awal obesitas pada penduduk Asia Pasifik

berada pada IMT ≥ 25.00. Kemudian obesitas dibagi menjadi dua kategori

berdasarkan kriteria obesitas untuk penduduk Asia Pasifik, yaitu:

Obesitas Tingkat I, nilai IMT antara 25.00 sampai 29.99, dan

Obesitas Tingkat II, nilai IMT ≥ 30.00.17

Tabel 2.2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan BMI

Menurut WHO untuk Orang Asia

(Sumber: World Health Organization, 1995, 2000, 2004)

Menurut Misnadiarly (2007:37) dalam (Setharyono Angga ,2008:h.8)

derajat obesitas dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Bukan Obesitas, Jika berat badan tidak lebih dari 20% dari berat badan

ideal dan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti diabetes melitus,

hipertensi dan hiperlipidemia. Pada kondisi ini tidak diperlukan

pengobatan khusus untuk menangani berat badannya, kecuali cara

pencegahan dengan restriksi asupan kalori dan olah raga serta aktifitas

fisik.

b. Obesitas Ringan, jika berat badan individu berada antara 20 – 30 % di atas

berat badan ideal. Pada derajat ini tetap dilakukan pengobatan konservatif

Page 22: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

9

dan juga perlu adanya pengawasan terhadap akibat yang dapat ditimbulkan

oleh obesitas.

c. Obesitas Sedang, jika berat badan individu berada antara 30 – 60 % di atas

berat badan ideal. Pada derajat ini risiko bagi individu untuk terkena

penyakit karena obesitas sudah sangat tinggi.

d. Obesitas Berat, jika berat badan indvidu berada pada 60% atau lebih di atas

berat badan ideal. Pada derajat ini risiko mengalami berbagai macam

gangguan respirasi, gagal jantung dan kematian mendadak sudah

meningkat dengan tajam.18

Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibedakan menjadi dua jenis, yakni

obesitas sentral dan obesitas umum.3

Distribusi lemak di bagian tubuh tertentu

memiliki hubungan dengan tingkat mordibitas pada penderita obesitas. Obesitas

sentral yaitu obesitas dengan distribusi lemak berlebih yang terdapat pada intra

abdominal dan subcutaneous abdominal.

Obesitas sentral dapat didiagnosis

dengan cara perhitungan waist-to-hip-ratio. Perhitungan lingkar perut memiliki

nilai bermakna obesitas jika >80cm pada wanita dan >90cm pada laki-laki.1

Jenis Obesitas:

1. Tipe Android

Banyak didapatkan pada pria dan wanita yang sudah menopause. Tipe

android ditandai dengan adanya penumpukkan lemak berlebih pada bagian

tubuh atas. Adanya penumpukkan lemak di sekitar dada, leher dan muka

sehingga tipe android menyerupai buah apel. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Vague (Prancis) memaparkan bahwa terdapat lemak jenuh yang

mengandung sel besar yang menumpuk, sehingga tipe android berisiko lebih

tinggi terhadap penyakit diabetes, jantung koroner, stroke, dan hipertensi.

Kemungkinan terserang kanker payudara lebih tinggi 6 kali lipat dibanding

yang bertubuh normal. Namun tipe android dilaporkan lebih cepat menurunkan

berat badan dibadingkan dengan tipe lain.

2. Tipe Ginoid

Banyak didapatkan pada wanita usia subur dibandingkan pada pria.

Penimbunan lemak berlebih terlihat pada bagian bawah tubuh, sekitar perut,

pinggul, paha, dan bokong. Obesitas tipe ini dikatakan lebih aman

Page 23: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

10

dibandingkan tipe lain, karena kelebihan lemak yang ada adalah kelebihan

lemak tidak jenuh serta sel lemak kecil dan lembek. Namun tipe ini lebih sulit

menurunkan berat badan dibandingkan dengan tipe android, karena lemak yang

berlebihan pada tipe ini lebih sukar mengalami proses metabolisme.19

2.1.4 Etiologi Obesitas

Penyebab terjadinya obesitas sangat multifaktorial.1,5,7,9

Terjadinya saling

keterkaitan antara reaksi biokimia dalam tubuh, asupan makanan individu, dan

kebiasaan hidup individu. Obesitas juga disebabkan oleh adanya pengaruh

lingkungan dan genetik.1 Penyebab obesitas antara lain adalah:

a. Nutrisional

Sejak dalam kandungan, jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dalam

rahim dipengaruhi oleh berat badan ibu. Saat anak mendapat makanan padat

pertama yang berkalori tinggi maka akan memungkinkan terjadinya kebiasaan

untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori pada kehidupan selanjutnya. Karena

makanan dengan tinggi kalori dan lemak memiliki rasa yang lebih menarik dan

bisa meningkatkan selera makan sehingga dapat mengakibatkan konsumsi

makanan yang berlebih.

b. Sosio-ekonomi

Adanya perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku serta gaya

hidup. ditambah dengan meningkatnya pendapatan yang dapat mempengaruhi

jenis makanan yang akan dikonsumsi. Penggunaan transportasi serta pekerjaan

yang menyababkan aktifitas fisik yang menurun juga dapat berujung pada

obesitas.

c. Psikologis

Banyak yang menjadikan makan sebagai pelarian dari situasi yang sedang

dihadapi. Pada kondisi tersebut, kegiatan mengatasi obesitas tanpa diikuti

dengan pemecahan masalah malah akan mempersulit.1,9

Adanya anggapan negatif serta perlakuan negatif dari lingkungan terhadap

obesitas juga menjadi suatu masalah, dimana orang dengan obesitas akan

cenderung menarik diri dari lingkungan yang mengakibatkan makin

berkurangnya aktifitas fisik.20

Page 24: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

11

d. Genetik

Sekitar 80% pasien obesitas memiliki riwayat keluarga obesitas. Adanya

gangguan pada produksi leptin, neuropeptida Y, ghrelin, melanokortin,

Karboksipeptidase E, protein tidak berpasangan mitokondria dan tubby protein

merupakan faktor yang ditemukan dapat mengganggu berat badan.21

e. Kurang Aktivitas Fisik

Kurangnya aktifitas fisik menjadi faktor utama meningkatnya insidensi

obesitas dan menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Dengan berkurangnya

aktifitas fisik akan mengurangi energi ekspenditur dan berkontribusi juga pada

meningkatnya asupan makanan.

f. Kerusakan Otak

Adanya kerusakan pada hipotalamus ventromedial pada hewan dapat

menyebabkan obesitas, namun sangat jarang ditemui pada manusia. Ada yang

menyatakan bahwa pada system saraf pusat, terutama pada bagian hipotalamus

lateral dan ventromedial menentukan banyak tidaknya asupan makanan yang

merupakan respon dari kebutuhan energi dan juga berfungsi untuk mengatur

simpanan lemak yang ditentukan oleh set point tertentu yang berbeda pada

setiap individu.

g. Faktor Kesehatan

Pada beberapa kasus obesitas diketahui berhubungan dengan penyakit, di

antaranya penyakit genetik seperti sindrom prader-willi dan abnormalitas

neuroendokrin. Kelainan pada hipotalamus ventromedial juga dapat

menyebabkan obesitas. Adanya kelainan pada hipotalamus ventromedial bisa

dikarenakan trauma, pembedahan, keganasan atau inflamasi.

h. Penggunaan obat obatan psikotropika

Penggunaan obat psikotropika berupa steroid jangka panjang berhubungan

dengan penambahan berat badan yang sigifikan. Pada pasien gangguan psikotik

dan penyakit bipolar biasanya barat badan akan bertambah 3 sampai 10 kg

bahkan, bisa lebih berat pada penggunaan kronik dan dapat menyebabkan

sindroma metabolik.1,2,5

Page 25: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

12

2.1.5 Patofisiologi Obesitas

Kejadian obesitas tidak terlepas dari asupan makan yang berlebih ke dalam

tubuh yang nantinya akan tersimpan sebagai jaringan adiposa. Adanya rasa lapar

yang mendorong manusia untuk makan dan rasa kenyang yang membuat manusia

menghentikan asupan makan memegang peranan penting dalam regulasi makanan

dalam tubuh. Baik rasa lapar maupun kenyang dipengaruhi juga oleh faktor

lingkungan sebagaimana dipengaruhi dan dikontrol secara kuat oleh sistem

fisiologi tubuh yang berpusat di otak, yaitu hipotalamus.

Beberapa bagian pada hipotalamus berperan untuk mengontrol rasa lapar

dan rasa kenyang pada manusia. Bagian nukleus lateral hipotalamus berperan

sebagai pusat stimulus untuk makan, jika ada stimulasi di daerah ini maka

manusia akan cenderung makan lebih banyak dan nafsu makan meningkat.

Sebaliknya, bagian nukleus ventromedial hipotalamus berperan memberikan

sensasi kenyang atau puas, yang nantinya akan menginhibisi peran dari nukleus

lateral untuk terus mendapatkan makanan. Jika terjadi kerusakan pada bagian

nukleus ventromedial di hipotalamus maka tidak akan ada yang menginhibisi

sensasi lapar manusia dan bisa menyebabkan obesitas.

Selain nukleus lateral dan ventromedial, bagian hipotalamus lain juga

memegang peranan penting dalam pengaturan lapar dan kenyang dalam tubuh.

Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan nukleus arkuatus berperan dalam

mengontrol intakae makanan. Lesi pada nukleus paraventrikular dapat

menyababkan manusia makan berlebih, sedangkan nukleus dorsomedial akan

menekan nafsu makan.

Di dalam hipotalamus sendiri terjadi reaksi-reaksi kimia antar neuron yang

menerima sinyal utama dari sistem pencernaan manusia tentang lapar dan

kenyang, sinyal kimia dari nutrien yang sudah masuk peredaran darah, sinyal dari

hormon pada sistem gastrointestinal, hormon yang dilepas oleh jaringan adiposa,

dan juga sinyal dari korteks serebri. Nantinya akan terjadi mekanisme umpan

balik dari sinyal-sinyal yang ada, yang kemudian akan turut serta meregulasi lapar

dan kenyang pada diri manusia.

Page 26: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

13

Gambar 2.1. Mekanisme Feedback Pada Regulasi Lapar Kenyang

(Guyton, Arthur., and John E. Hall. Textbook of Medical Physiology Eleventh Edition.

Philadelphia: Elsevier Saunders. 2006)

Pada nukleus arkuatus di hipotalamus terdapat dua neuron yang berperan

penting. Proopiomelanocortin (POMC) yang nantinya menghasilkan

amelanocyte-stimulating hormone (a-MSH). Juga ada neuron yang memproduksi

orexigenic substances neuropeptide Y (NPY) dan agouti-related protein (AGRP).

Aktivasi pada POMC akan menurunkan nafsu makan dan meningkatkan energi

ekspenditur, sebaliknya aktivasi dari NPY-AGRP akan meningkatkan nafsu

makan dan menurunkan energi ekspenditur. Neuron-neuron tersebutlah yang

menjadi target utama aksi dari bermacam-macam hormon yang meregulasi nafsu

makan, di antaranya leptin, insulin, kolesistokinin (CCK) dan ghrelin.

Page 27: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

14

Gambar 2.2 Regulasi Hormon pada Hipotalamus

(Guyton, Arthur., and John E. Hall. Textbook of Medical Physiology Eleventh Edition.

Philadelphia: Elsevier Saunders. 2006)

Jika ada kerusakan di salah satu pathway tersebut, dapat mengakibatkan

terganggunya baik pada penginhibisian nafsu makan ataupun peningkatan nafsu

makan. Bila terjadi kerusakan yang mengakibatkan tidak dapat diihibisinya nafsu

makan, maka individu dengan kerusakan otak tersebut tidak dapat menghambat

nafsu makannya dan akan terus makan, yang nanti akan berakibat pada terjadinya

obesitas. Jika didukung dengan faktor lain seperti kurangnya aktivitas fisik dan

faktor genetik, maka obesitas juga bisa terjadi. Pada penderita obesitas diyakini

20-30% ada terdaat faktor genetik. Adanya mutasi genetik pada gen MCR-4

didapati terjadi pada 5-6% anak dengan obesitas berat. Pada anak-anak masih

terjadi pertambahan jaringan adiposa, sehingga biasanya anak yang obesitas akan

cenderung mengidap obesitas juga pada saat dewasa.

Meskipun kerusakan hipotalamus tidak selalu didapati pada orang dengan

obesitas, namun diyakini bahwa ada kelainan pada hipotalamus orang yang

obesitas, namun tidak berarti harus terjadi kerusakan. Selain kelainan pada

Page 28: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

15

hipotalamus diyakini adanya kelainan pada neurotransmiter-neurotransmiter yang

juga sebagai salah satu faktor dapat terjadinya obesitas pada individu.

2.1.6 Komplikasi Obesitas

Obesitas berdampak negatif pada kesehatan bagi para pendertanya.

Obesitas berhubungan dengan meningkatnya angka mortalitas sebanyak 50%-

100% dibandingkan pada individu dengan berat badan normal, kebanyakan

morbiditas dan mortalitas pada pendrita obesitas disebabkan oleh penyakit

kardiovaskular.1

Angka Harapan Hidup pada individu dengan obesitas dapat berkurang

hingga 2 sampai 5 tahun dan pada laki-laki dewasa berusia 20 sampai 30 tahun

dengan IMT > 45 angka harapan hidupnya berkurang sampai 13 tahun.22

Beberapa komplikasi dari obestias di antaranya adalah resistensi insulin,

gangguan reproduksi, penyakit kardiovaskular, gangguan pernafasan,

terbentuknya batu empedu, keganasan, penyakit kulit, tulang, dan sendi serta

gangguan psikososial yang dapat timbul karena obesitas. Obesitas berdampak

pada timbulnya rasa rendah diri, cenderung depresif, dan menarik diri dari

lingkungan sekitar. Pada anak-anak sering terjadi hinaan dan ejekan dari teman

sepermainan. Dapat juga terjadi penurunan fungsi kerja akibat terhambat oleh

kondisi fisik pada penderita obesitas.23

Sedangkan untuk obesitas sentral, komplikasi yang sering terjadi adalah

diabetes, hipertensi, hiperlipidemia, dan hiperandrogenisme pada wanita. Semua

komplikasi tersebut lebih kuat berhubungan dengan kelebihan lemak pada

intraabdominal dan atau lemak di bagian atas tubuh dibandingkan dengan obesitas

yang distribusi lemak di seluruh tubuh.1

2.2 Depresi

2.2.1 Definisi Depresi

Depresi merupakan penyakit mental tersering, tanda depersi disertai

dengan mood yang sering muram atau sedih, hilangnya ketertarikan atau

kesenangan dalam hidup, energi yang semakin menurun, merasakan perasaan

bersalah yang berlebih, merasa dirinya tidak berharga, terganggunya waktu tidur,

Page 29: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

16

terganggunya nafsu makan, konsentrasi yang menurun dan cenderung

membahayakan diri sendiri bahkan sampai percobaan bunuh diri.13,15

Berdasarkan kriteria DSM-IV-TR, penyakit depresi timbul tanpa adanya

riwayat mania, hipomania, ataupun gabungan. Penyakit depresif mayor setidaknya

berlangsung selama 2 minggu dan mengalami setidaknya empat gejala yaitu

hilangnya energi, merasa bersalah, masalah dalam berfikir dan megambil

keputusan, dan keinginan untuk bunuh diri. Disertai dengan adanya perubahan

dalam nafsu makan, berat badan, perubahan dalam tidur dan aktifitas.24

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, depresi dideskripsikan sebagai

gangguan jiwa yang terdapat pada seseorang, yang ditandai dengan perasaan yang

menurun, seperti muram, sedih, dan perasaan tertekan.25

Individu yang menderita

depresi merasakan hilangnya harapan pada dirinya, baik untuk masa sekarang

maupun untuk masa depan. Tidak hanya kehilangan optimisme untuk hidup,

individu dengan depresi hidup dalam kehidupan masa sekarang yang dihantui oleh

masa lalu, yang dianggap sebagai satu-satunya harapan. Kehilangan harapan akan

masa depan akan menyebabkan individu tidak mempercayai masa depanya.26

Depresi termasuk penyakit yang banyak terdapat di dunia, sekitar 350 juta

orang di dunia mengalami depresi.14

Dari data epidemiologi, sekitar 15%

populasi dunia menunjukan gejala depresi, dan sekitar 10% mengalami penyakit

depresi.13

Penyakit depresi mayor merupakan penyakit yang berhubungan dengan

mood yang memiliki prevalensi terbanyak yaitu sekitar 17% dari penyakit

psikiatri lainya. Dengan insidensi pertahun adalah 1,59%.24

Kejadian depresi ditemukan dua kali lebih sering terjadi pada wanita

dibandingkan pada pria.13,14,24

Hal ini disebabkan karena perbedaan hormonal,

efek melahirkan anak, perbedaan stressor, dan perilaku yang cenderung

menggambarkan ketidakberdayaan.24

Insidensi depresi dilaporkan meningkat

seiring dengan meningkatnya usia seseorang, namun dilaporkan juga bahwa kini

depresi lebih banyak menyerang di umur yang lebih muda, khususnya pada pria

muda. Depresi lebih sering didapatkan pada usia remaja dibandingkan dengan

usia anak-anak.13

Nilai tengah untuk umur rata rata terkena depresi adalah usia 40

tahun, dengan 50% di antaranya terjadi antara usia 20 sampai 50 tahun. Data lain

Page 30: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

17

menyebutkan adanya peningkatan depresi sebelum usia 20 tahun karena adanya

peningkatan penggunaan alkohol dan ketergantungan obat pada usia ini.15

Bagan 2.2 Diagnosis Depresi Mengguanakn Kriteria ICD-10

(Baldwin, David J.,and Jon Birtwistle. An Atlas of Depression. London: The Parthenon Publising

Group. University of Southampton. 2002.)

Prevalensi depresi didapati lebih tinggi pada mereka yang tidak

mempunyai hubugan interpersonal yang dekat baik dengan keluarga maupun

lingkungan sosial dan pada individu yang mengalami perceraian atau perpisahan.

Berdasarkan demografi, depresi lebih sering ditemukan pada daerah rural

dibandingkan dengan daerah urban.24

2.2.2 Etiologi depresi

1. Faktor Genetik

Pengaruh genetik akan lebih terlihat pada pasien yang mengalami bentuk

depresi yang berat. Namun pada bentuk depresi lainya faktor genetik terlihat

lebih sedikit berperan dibandingkan faktor lingkungan. Marker genetik dari

pada penyakit afektif yang sudah terdeteksi terdapat pada kromosom

X,4,5,11,18, dan 21. beberapa dari lokasi kromosom yang sudah terdeteksi

Page 31: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

18

tersebut berhubungan pada neurobiologi dari depresi, contohnya pada

kromosom lengan panjang kromosom 5 mengandung kandidat gen yang

berkontribusi sebagai reseptor norepinefrin, dipamin asam y-amino butirat dan

glutamat.

2. Gangguan Neurotransmiter

Abnormalitas pada jumlah dan fungsi serotonin (5-hidroksitriptamin, 5-

HT), norepinefrin dan dopamin yang bekerja pada sistem saraf pusat dapat

berpengaruh pada patofisiologi depresi. Pasien yang mengalami depresi mayor

memiliki keabnormalan pada neurotransmiter serotonin. Studi pada hewan

menunjukan serotonin berfungsi dalam pengaturan tidur-bangun, nafsu makan,

kebiasaan seksual dan agresi. Depresi berhubungan dengan menurunya

neurotransmiter pada reseptor post sinaps.

Gambar 2.3 Neurobiokimia Pembentukan Serotonin

(Baldwin, David J.,and Jon Birtwistle. An Atlas of Depression. London: The Parthenon Publising

Group. University of Southampton. 2002.)

Depresi juga berhubungan dengan peningkatan level hormon 24-H-

adrenokortikotropik (ACTH). ACTH menyebabkan pelepasan kortisol pada

kelenjar adrenal. Penelitian menunjukan adanya pembesaran kelenjar adrenal

pada individu yang mengalami depresi. Perubahan fungsi 5-HT pada otak yang

terlihat pada individu yang mengalami depresi juga bisa merupakan akibat dari

hipersekresi kortisol.

Page 32: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

19

Gambar 2.4 Peran Kortisol dalam Depresi

(Baldwin, David J.,and Jon Birtwistle. An Atlas of Depression. London: The Parthenon Publising

Group. University of Southampton. 2002.)

Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi

(Baldwin, David J.,and Jon Birtwistle. An Atlas of Depression. London: The Parthenon Publising

Group. University of Southampton. 2002.)

3. Faktor Psikososial

Faktor psikososial yang berpengaruh di antaranya adalah kurangnya

penghargaan pada diri sendiri, personaliti yang terlalu obsesional, adanya

pengalaman yang sengsara semenjak masa kanak kanak, dan pola berfikir

Page 33: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

20

negatif terhadap diri sendiri dan orang lain disebut sebagai faktor risiko

psikologis pada kejadian depresi. Faktor lainya adalah pengalaman kehidupan

di masa lalu yang tidak diinginkan seperti kehilangan, perceraian dan

mengalami kehidupan yang berat juga sulit, serta kurangnya suport dari

lingkungan sekitar. Kemudian hati bisa menjadi risau dan gelisah, dan dapat

memunculkan gejala depresi. Sesungguhnya jika manusia senantiasa

mengingat Allah maka hatinya akan tenang dan tentram seperti yang telah

disebutkan dalam ayat yang berbunyi:

تطمئن القلىب الذين آمنىا وتطمئن قلىبهم أل بذكر للا بذكر للا

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

tenteram.” (QS Ar-Rad 13:28)

Kurangnya hubungan yang intim anatara orangtua dan anak sebelum anak

berusia 15 tahun menjadi faktor predisposisi depresi ketika diiringi dengan

kejadian dalam kehidupan yang menakutkan dan stress social.13

Gambar 2.6 Etiologi Depresi

(Baldwin, David J.,and Jon Birtwistle. An Atlas of Depression. London: The Parthenon Publising

Group. University of Southampton. 2002.)

Page 34: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

21

2.3 Hubungan Obesitas Dengan Depresi

Terdapat empat kemungkinan hubungan antara obesitas dengan kejadian

obesitas pada individu; pertama, obesitas meningkatkan risiko kejadian depresi.

Kedua, depresi meningkatkan risiko kejadian obesitas. Ketiga, keduanya

mempunyai hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Keempat, tidak

terdapat sama sekali hubungan antara obesitas dengan depresi.27

Obesitas dan depresi merupakan kondisi yang sering terjadi dan memiliki

jangkauan yang luas terhadap masalah kesehatan.28

Baik overweight maupun

obesitas dapat meningkatkan distress psikologis.27

Hubungan antara obesitas dan

depresi bergantung pada derajat keparahan obesitas. Orang dengan obesitas

mempunyai prevalensi depresi 1,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan yang

memiliki berat badan normal.28,29

Orang dengan obesitas memiliki kemungkinan

dua kali lebih besar untuk mengalami depresi dan orang depresi mempunyai

kemungkinan 1,8 kali lebih besar untuk mengalami obesitas.27

Prevalensi depresi tertinggi didapatkan pada individu yang memiliki IMT

>40.28

Semakin tinggi derajat keparahan obesitas semakin banyak kejadian

depresi. 27,28,29

Orang dengan overweight kejadian depresi lebih meningkat

dibandingkan orang dengan berat normal pada orang yang berpendidikan tinggi,

namun hasil yang sama tidak didapatkan pada subyek yang pendidikanya

rendah.27

Depresi lebih banyak didapatkan pada wanita dibandingkan pada pria.

1,3,27,28,29 Pada usia dewasa lebih dari 18 tahun, IMT yang tinggi memiliki

hubungan yang berkebalikan dengan depresi dan percobaan bunuh diri pada laki-

laki, sedangkan hubungan yang positif bermakna ditemukan pada wanita.27

Pada

pria ditemukan hasil prevalensi paling rendah pada obesitas derajat 2 dan tertinggi

pada obesitas derajat 3. Pada wanita dengan obesitas 30 berhubungan dengan

depresi dalam satu bulan terakhir, namun tidak didapatkan pada pria. Hasil

berbeda pada obesitas derajat 3 baik pada wanita maupun pria didapatkan adanya

hubungan antara obesitas dengan depresi.27

Ada yang mendapatkan bahwa laki-

laki usia dewasa sedikit yang mengalami depresi dan ada beberapa studi yang

menunjukan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara obesitas dengan kejadian

depresi, kemungkinan karena keterkaitan jenis kelamin.29

Page 35: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

22

Pada usia remaja dengan obesitas cenderung mudah mengalami gangguan

psikologis terutama depresi. Remaja dengan obesitas lebih cenderung mengalami

depresi karena bentuk badan yang dimiliki cenderung menjadi bahan olok-olok

teman sebaya dan cenderung mudah tersisih dalam pergaulan. Depresi karena

bentuk tubuh yang dimiliki lebih sering terjadi pada remaja wanita dibandingkan

remaja laki-laki. Remaja yang memiliki berat badan berlebih memiliki

kecenderungan untuk menjadi orang dewasa yang obesitas dan mereka juga akan

menjadi subjek risiko fisik, sosial, dan psikologis.11

Studi tahun 1994 di Alameda County oleh Roberts et al ditemukan adanya

depresi pada tahun berikutnya pada orang dengan obesitas setelah dolakukan

kontrol terhadapt usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, lingkungan

sekitar, adanya isolasi sosial dari sekitar, keadaan ekonomi, kondisi kesehatan

kronis, dan disabilitas. Di dapatkan bahwa yang paling berperan sebagai faktor

risiko dari depresi adalah kesehatan dan disabilitas fungsional.27

Friedman dan Brwonnell mendapatkan hasil bahwa orang dengan obesitas

yang memiliki keinginan untuk turun berat badannya jauh lebih depresi

dibandingkan orang obesitas lainya.27

Sedangkan kejadian depresi pada remaja

obesitas terjadi karena adanya pertentangan batin antara keinginan mendapatkan

bentuk tubuh yang ideal dengan bentuk tubuh yang dimiliki pada kenyataan.11

Penjelasan secara biologis hubungan antara obesitas dan depresi sangat

kompleks dan tidak dapat dijabarkan secara detail. Obesitas dapat dilihat sebagai

derajat inflamasi karena didapati adanya kenaikan berat badan yang dapat

mengaktivasi jalur inflamatori dan inflamasi itu sendiri berhubungan dengan

depresi. Karena inflamasi berperan penting baik pada obesitas dan depresi, maka

inflamasi dapat dikatakan sebagai mediator pada hubungan keduanya.13

Hubungan antara hipotalamus - hipofisis – adrenal (Hipothalamus –

Pituitary – Adrenal axis) mungkin mempunyai peran penting dalam hubungan

obesitas dan depresi, karena obesitas mempengaruhi disregulasi HPA-aksis dan

disregulasi HPA-aksis diketahui turut berpengaruh dalam depresi. Obesitas

meningkatkan risiko diabetes melitus dan resistensi insulin, yang dapat

menginduksi alterasi pada otak, dan meningkatkan risiko depresi.

Page 36: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

23

Sedangkan depresi yang menginduksi obesitas karena adanya aktivasi

jangka panjang dari HPA-axis. Cortisol, dengan adanya insulin, dapat

menginhibisi enzim lipid-mobilizing, proses ini dimediasi oleh reseptor

glucocorticoid yang ada di jaringan lemak, khususnya di lemak intra-abdominal.

Penggunaan obat-obat antidepresan diketahui dapat menginduksi pertambahan

berat badan.29

Studi tersebut juga mendapatkan hasil tidak adanya hubungan antara

obesitas dengan depresi. Penelitian Lupinno tahun 2010 menuliskan bahwa dari

review systematic dengan metode cross-sectional mendapati adanya hubungan

yang lemah antara obesitas dan depresi dari studi kepustakaan yang dilakukan.29

Sedangkan penelitian oleh Roberts et al, di dapati tidak adanya hubungan antara

obesitas dengan kejadian depresi pada subyek laki-laki.27

Sedangkan Palinkas et

al. yang juga menpelajari obesitas dan depresi pada dewasa mendapatkan tidak

terdapat hubungan antara obesitas dan depresi baik pada pria maupun pada

wanita.27

Page 37: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

24

Kerangka Teori

Page 38: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

25

Kerangka Konsep

Penyakit fisik Gangguan makan Obesitas Sosio ekonomi

Asupan nutrisi

tinggi kalori

Aktivitas fisik

kurang

Kerusakan

hipotalmus

Depresi

Page 39: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

26

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat

Ukur

Cara

Ukur

Hasil

Ukur

Skala

1 Terikat

Depresi Suatu reaksi

psikologis dari diri

manusia yang timbul

saat seseorang

merasakan kehilangan

kesehatan, orang yang

mereka cintai, dan

sampai merasa

kehilangan harga diri.

Kuesioner

Depresi dari

Kuesioner

Patient Health

Quality (PHQ)

9. Depresi

dibagi menjadi

lima kategori

depresi yaitu;

tidak depresi,

depresi ringan,

depresi

sedang,

depresi sedang

berat, dan

depresi berat.

Pengisian

Kuesioner

1. Tidak depresi (skor

1-4)

2. Depresi Ringan

(skor 5-9)

3. Depresi Sedang

(skor 10-14)

4. Depresi sedang

berat (skor 15-19)

5. Depresi Berat(skor

20-27)

Ordinal

2 Bebas

Obesitas Keadaan yang

ditandai dengan

ketidaknormalan

akumulasi lemak di

dalam tubuh.

Perhitungan

Indeks Masa

Tubuh (IMT).

Menimbang,

mengukur,

dan meng-

hitung berat

badan dan

tinggi badan

mengguna-

kan rumus

1.Normal (25.0)

2. Obesitas (25.0)

Ordinal

Ibu rumah

tangga

Wanita berusia 20

tahun atau lebih yang

sudah menikah dan

tidak bekerja untuk

menghasilkan

pemasukan diluar

rumah dan hanya

mengurus rumah

tangga.

Pengisian

kuesioner

Pengisian

kuesioner

Ibu Rumah Tangga Nominal

Usia Usia responden saat

mengisi kuesioner.

Pengisian

identitas

kuesioner

Pengisian

kuesioner

1. 20-24 tahun

2. 25-29 tahun

3. 30-34 tahun

4. 35-39 tahun

5. 40-44 tahun

6. 45-49 tahun

7. 50-54 tahun

8. 55-59 tahun

9. 60-64 tahun

10. >65 tahun

Nominal

Penghasil-

an

Penghasilan yang

diperoleh keluarga

setiap bulan.

Pengisian

kuesioner

Pengisian

kuesioner

1. <5.000.000

2. 5.000.001-

10.000.000

3. 10.000.001-

15.000.000

4. 15.000.001-

Nominal

Page 40: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

27

20.000.000

5. >20.000.000

Pendidikan Pendidikan terakhir

yang ditempuh oleh

responden pada saat

pengisian kesioner.

Pengisian

Kuesioner

Pengisian

Kuesioner

1. Tidak sekolah

2. SD

3. SMP

4. SMA

5. Perguruan tinggi

Nominal

Suku Suku asal daerah

responden.

Pengisian

kuesioner

Pengisian

Kuesioner

1. Jawa

2. Sunda

3. Betawi

4. Lainnya

Nominal

Agama Agama yang dianut

oleh responden.

Pengisian

kuesioner

Pengisian

kuesioner

1. Islam

2. Protestan

3. Katholik

Nominal

Page 41: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

28

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian menggunakan desain penelitian analitik kategorik tidak

berpasangan dengan menggunakan pendekatan secara cross-sectional untuk

mengetahui hubungan antara kejadian obesitas dengan depresi yang dialami oleh

ibu rumah tangga di wilayah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur

selama dua bulan dengan menggunakan data primer berupa kuesioner tingkatan

depresi PHQ-9 yang akan diisi oleh subyek serta data berat badan dan tinggi

badan subyek yang akan dihitung untuk menentukan subyek tergolong obesitas

atau tidak.

3.2.1 Timeline Penelitian

No Kegiatan

Waktu

Feb Mar April Mei Juni Juli

III-

IV

III-

IV

I II II

I

I

V

I II II

I

I

V

I I

I

I

I

I

I

V

I I

I

I

I

I

I

V

1 Pembuatan

proposal

2 Penyebaran

kuesioner

3 Pengolahan

data

4 Analisis data

5 Sintesa hasil

analisis

6 Laporan

Page 42: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

29

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi terjangkau pada penelitian adalah ibu rumah tangga di daerah

Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur. Sampel adalah para ibu rumah tangga yang

dipilih dengan cara purposive sampling.

3.4 Jumlah Sampel

Perkiraan besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus

besar sampel penelitian analisis kategorik tidak berpasangan, yaitu sebagai berikut

:

√ √

N1=N2 : Jumlah sampel penelitian

Z : derivat baku alpha

Zβ : derivat baku beta

P1 : Proporsi pada beresiko atau kasus

Q1 : 1-P1

P2 : proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya,

50%

Q2 : 1-P2

P : Proporsi total

Q : 1-P

P1-P2 : perbedaan proporsi minimal yang dianggap bermakna,

ditetapkan 0,2

Jadi:

P1 = P2 + 0,2 = 0,5 + 0,2 = 0,7

Q1= 1- P1 = 1- 0,7 = 0,3

P =

=

= 0,6

Q = 1-P = 1-0,6 = 0,4

Page 43: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

30

Berdasarkan persamaan tersebut, maka untuk total sampel penelitian

didapatkan hasil sebagai berikut:

√ √

3.5 Kriteria Sampel

Kriteria Inklusi :

Subyek merupakan ibu rumah tangga berusia diatas 20 tahun.

Subyek tinggal di daerah tempat penelitian dilaksanakan.

Subyek bersedia menjadi responden penelitian

Pasien dapat berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia.

Page 44: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

31

3.6 Cara Kerja Penelitian

3.7 Variabel yang Diteliti

Variabel bebas

Klasifikasi obesitas dan bukan obesitas, usia, suku, agama, penghasilan,

dan pendidikan.

Variabel terikat

Kejadian depresi yang dinilai menggunakan kuesioner

Mencari subyek penelitian yang

memenuhi kriteria

Persiapan penelitian

Subyek memenuhi kriteria inklusi

Informed consent

Subyek bersedia

Pengisian

kuesioner

Analisis data

kesimpulan

Page 45: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

32

3.8 Management Data

3.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data penelitian menggunakan software SPSS, dengan

melakukan pemeriksaan seluruh data yang terkumpul (editing), memberi angka-

angka atau kode-kode tertentu yang telah disesuaikan dengan data kuesioner

(coding), memasukan data sesuai kode yang ditentukan masing-masing variabel

sehingga menjadi suatu data dasar (entry). Data digolongkan, diurutkan, serta

disederhanakan sehingga mudah dibaca dan diintrepetasikan (cleaning)

3.8.2 Analisis Data

Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis

univariat meliputi distribusi umur, pekerjaan, dan tingkat depresi yang dialami

subyek.

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui korelasi antara variabel

independen dan variabel dependen. Analisis bivariat untuk dua kategori depresi

dilakukan menggunakan uji Chi Square jika memenuhi syarat. Jika tidak

memenuhi syarat, maka menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan

menggunakan software SPSS. Skor P<0,05 dinyatakan bermakna secara statistik.

Page 46: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

33

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data primer di 16 Rukun Warga

(RW) di daerah Kelurahan Cililitan sejak Bulan Maret s/d Mei 2014. Metode

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan terkumpul kuesioner

sebanyak 206 kuesioner.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1.1 Letak Geografis

Kelurahan Cililitan merupakan salah satu dari tujuh kelurahan yang terletak

dalam wilayah Kecamatan Kramatjati, Kota Administrasi Jakarta Timur. Kelurahan

Cililitan memiliki luas wilayah 176,35 Ha yang terdiri dari 130 Rukun Tetangga

(RT) dan 16 Rukun Warga (RW), dengan batas wilayahsebagai berikut:

- Batas utara : Jl. SMUN 14 dan Jl. Raya Kalibata

- Batas Timur : Tol Jagorawi

- Batas Selatan : Jl. Kumbang, Kel. Batu Ampar dan Jl. Buluh, Kel.

Balekambang

- Batas Barat : Kali Ciliwung

4.1.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk di Kelurahan Cililitan per bulan April 2014 adalah sebagai

berikut:

Page 47: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

34

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

Kelompok Jumlah

Usia

20-24 1883

25-2 9 1872

30-34 1875

35-39 1852

40-44 1393

45-49 1653

50-54 973

55-59 945

60-64 596

65-69 388

70-74 740

>75 200

Jumlah 14370

Sumber: Laporan Kegiatan Pembinaan Pemerintahan Kelurahan Cililitan Bulan

April Tahun 2014

Berdasarkan hasil tabel 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi usia penduduk

perempuan Kelurahan Cililitan paling banyak adalah pada rentang usia 20-24

sebanyak 1883 orang penduduk, dan yang paling sedikit adalah penduduk pada

kelompok usia >75 sebanyak 200 orang penduduk.

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Perempuan Setiap Rukun Warga (RW)

RW Jumlah

01 1297

02 1375

03 686

04 1636

05 2676

06 538

07 700

08 1263

09 1775

10 1685

11 1687

12 1577

13 1478

14 1374

15 1678

16 1819

Jumlah 23224

Sumber: Laporan Kegiatan Pembinaan Pemerintahan Kelurahan Cililitan Bulan

April Tahun 2014

Page 48: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

35

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa distribusi penduduk perempuan paling

banyak terdapat pada RW 05 dengan jumlah penduduk perempuan sebanyak 2676

orang dan jumlah penduduk paling sedikit berada pada RW 06 dengan 538 orang

penduduk perempuan.

4.1.2 Uji Validitas Kuesioner

Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner dari Patient Health Questionnaire-9

(PHQ-9). Kuesioner HPQ-9 merpakan kuesioner yang paling sering dipakai untuk

keperluan baik riset atau diagnosis klinis. PHQ-9 memiliki pertanyaan yang lebih

sedikit dibanding kesioner lain tentang depresi, dan fokus kepada gejala depresi

dalam DSM-IV. Kuesioner HPQ-9 sebelumnya telah divalidasikan dalam dua

studi besar yang melibatkan 3.000 pasien di 8 tempat pelayanan primer dan 7.000

pasien di klinik obstetri ginekologi. Untuk penelitian ini kuesioner diterjemahkan

dan dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan Cronbach Alfa dengan

bantuan program SPSS versi 17.0. dari 9 pertanyaan yang diujicobakan terdapat 6

pertanyaan yang valid dan 3 pertanyaan tidak valid yaitu nomor 1, 6, dan 9.

Kemudian dilakukan uji reliabilitas dan didapatkan hasil Cronbach Alfa=0,714.

Suatu instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai koefisien

Cronbach Alfa > 0,60.

Dengan demikian kuesioner tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul

data karena kuesioner tersebut sudah memenuhi syarat kelayakan suatu instrumen.

Page 49: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

36

4.1.3 Data Hasil Penelitian

Tabel 4.3 Karakteristik Responden

Bukan

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang

Depresi

Sedang

Berat

Depresi

Berat

Jumlah %

Obesitas

Obesitas 54 41 7 1 0 103 50

Tidak

Obesitas

76 21 5 1 0 103 50

Usia

20-24 3 0 2 0 0 5 2,4

25-29 9 3 1 0 0 13 6,3

30-34 14 12 2 1 0 29 14,1

35-39 18 10 1 1 0 30 14,6

40-44 23 7 2 0 0 32 15,5

45-49 23 11 1 0 0 35 17,0

50-54 17 8 1 0 0 26 12,6

55-59 11 6 0 0 0 17 8,3

60-64 10 4 2 0 0 16 7,8

>65 2 1 0 0 0 3 1,5

Suku

Jawa 47 21 5 2 0 75 36,4

Sunda 37 13 3 0 0 53 25,7

Betawi 27 14 2 0 0 43 20,9

Lainnya 19 14 2 0 0 35 17,0

Agama

Islam 122 50 10 2 0 184 89,3

Protestan 8 11 1 0 0 20 9,7

Katolik 0 1 1 0 0 2 1,0

Tingkat Pendidikan

Tidak

Sekolah 0 0 0 0 0 0

SD 17 5 1 1 0 24 11,6

SMP 22 8 1 0 0 31 15,1

SMA 76 46 9 0 0 131 63,6

Perguruan

Tinggi 15 3 1 1 0 20 9,7

Penghasilan

<5.000.000 112 54 11 2 0 179 86,9

5.000.000-

10.000.000 16 8 1 0 0 25 12,1

10.000.001-

15.000.000 0 0 0 0 0 0 0

15.000.001-

20.000.000 2 0 0 0 0 2 1,0

>

20.000.000 0 0 0 0 0 0 1

Jumlah 206 100

Page 50: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

37

Pada penelitian yang dilakukan di daerah Kelurahan Cililitan ini didapati data

206 responden yang terdiri dari 103 responden yang termasuk dalam kategori obesitas

dan 103 responden termasuk dalam kategori tidak obesitas. Karakteristik responden

adalah ibu rumah tangga yang berusia diatas 20 tahun. Dengan frekuensi responden

terbanyak ada pada kelompok usia 45-49 tahun sebanyak 35 orang responden. Suku

Jawa merupakan suku paling dominan dalam penelitian ini dengan jumlah sebanyak

75 orang responden atau sekitar 36,4% dari total responden penelitian. Sebanyak 184

orang responden atau sekitar 89,3% responden beragama Islam dan responden paling

sedikit beragama Kristen Katholik sebanyak 2 orang atau sekitar 1,0%. Rata-rata

responden berpendidikan lulusan SMA sebanyak 131 responden atau sekitar 63,6%

responden. Sebanyak 179 atau sekitar 86,9% orang responden berpenghasilan

<Rp.5.000.000 .

Analisis data terdiri dari analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat

dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi pada variabel independen dan

variabel dependen yang diteliti. Analisis univariat menggambarkan distribusi depresi,

usia, suku, agama, pendidikan, dan pengahsilan. Analisis bivariat dilakukan untuk

mengetahui korelasi antara variabel independen dan variabel dependen.

Dari kuesioner HPQ-9 yang diisi oleh responden, didapati skor jawaban

responden tertinggi adalah 20 (74,07%) dan skor terendah adalah 0 (0%) dengan

rincian jawaban responden perbutir pertanyaan adalah sebagai berikut:

Page 51: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

38

Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pertama Kuesioner

PHQ-9

Saya merasa kepuasan dan minat

saya menurun saat melakukan

kegiatan sehari hari

Tidak

Pernah

Beberapa Hari

Dalam Seminggu

Lebih dari

Seminggu

Hampir

Setiap Hari

Obesitas 38,83% 45,63% 0,97% 5,82%

Tidak Obesitas 59,22% 33,84% 3,88% 2,91%

Pada tabel 4.4 menunjukkan sebanyak 45,63% responden kelompok obesitas

memilih jawaban beberapa hari dalam seminggu, berbeda dengan responden

kelompok tidak obesitas yang lebih banyak memilih jawaban tidak pernah untuk

pertanyaan nomor satu ini. Dari gambaran jawaban responden di atas dapat terlihat

bahwa responden dengan obesitas lebih banyak mengalami gejala depresi berupa

kepuasan dan minat yang menurun dalam melakukan kegiatan sehari hari

dibandingkan dengan responden yang tidak obesitas.

Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kedua Kuesioner

PHQ-9

Saya merasa sedih, depresi, atau

hilang harapan

Tidak

Pernah

Beberapa Hari

Dalam Seminggu

Lebih dari

Seminggu

Hampir

Setiap Hari

Obesitas 77,66% 18,44% 1,94% 1,94%

Tidak Obesitas 71,84% 27,18% 0,97% 0%

Pada tabel 4.5 baik responden obesitas dan responden tidak obesitas keduanya

lebih banyak memilih jawaban tidak pernah untuk pertanyaan tentang perasaan sedih,

depresi, dan hilang harapan. Namun untuk responden yang memilih jawaban

beberapa hari dalam seminggu, lebih dari seminggu, dan hampir setiap hari lebih

banyak didapati pada responden tidak obesitas dibandingkan responden obesitas.

Page 52: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

39

Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketiga Kuesioner

PHQ-9

Saya mengalami gangguan saat

tidur, atau tidur terlalu banyak

Tidak

Pernah

Beberapa Hari

Dalam Seminggu

Lebih dari

Seminggu

Hampir

Setiap Hari

Obesitas 50,48% 41,74% 3,88% 3,88%

Tidak Obesitas 72,81% 22,33% 3,88% 0,97%

Dari tabel 4.6 antara responden obesitas dan tidak obesitas, kelompok

responden obesitas lebih banyak yang menjawab jawaban beberapa hari dalam

seminggu, lebih dari seminggu, dan hampir setiap hari. Responden obesitas yang

menjawab sebanyak 41,74% dan jawaban responden tidak obesitas sebanyak 22,33%

untuk pertanyaan tentang gangguan tidur yang dialami. Namun secara keseluruhan

baik dari responden obesitas dan responden tidak obesitas paling banyak memilih

jawaban tidak pernah.

Tabel 4.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keempat Kuesioner

PHQ-9

Saya merasa mudah lelah, saya

merasa hanya memiliki sedikit

energi

Tidak

Pernah

Beberapa Hari

Dalam Seminggu

Lebih dari

Seminggu

Hampir

Setiap Hari

Obesitas 41,74% 45,63% 8,73% 2,91%

Tidak Obesitas 55,33% 33,00% 8,73% 2,91%

Pada tabel 4.7 untuk pertanyaan tentang perasaan mudah lelah dan merasa

memiliki sedikit energi pada kelompok responden obesitas lebih banyak yang

memilih jawaban beberapa hari dalam seminggu sebanyak 45,63% responden.

Sedangkan pada kelompok responden tidak obesitas jawaban yang paling banyak

dipilih adalah jawaban tidak pernah sebanyak 55,33% orang responden yang

menjawab tidak pernah. Dari hasil pertanyaan butir keempat dari kuesioner ini

didapati secara keseluruhan jawaban pada kelompok responden obesitas lebih banyak

jawaban yang mengarah ke jawaban gejala depresi yang sering dialami.

Page 53: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

40

Tabel 4.8 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kelima Kuesioner

PHQ-9

Saya merasa nafsu makan saya

menurun atau meningkat

Tidak

Pernah

Beberapa Hari

Dalam Seminggu

Lebih dari

Seminggu

Hampir

Setiap Hari

Obesitas 40,77% 46,60% 11,65% 0.97%

Tidak Obesitas 55,33% 33,00% 8,73% 2,91%

Pada tabel 4.8 didapati jawaban pada kelompok responden obesitas untuk

pertanyaan tentang gangguan nafsu makan lebih banyak yang menjawab beberapa

hari dalam seminggu yaitu berjumlah 46,60% responden, sedangkan kelompok

responden tidak obesitas lebih banyak memilih jawaban tidak pernah sebanyak

55,33% responden yang menjawab. Dari hasil pertanyaan butir kelima ini didapati

bahwa gejala gangguan nafsu makan merupakan gejala yang cukup sering timbul

pada kelompok obesitas.

Tabel 4.9 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keenam Kuesioner

PHQ-9

Saya merasa diri saya buruk, saya

merasa gagal dan saya

mengecewakan keluarga saya

Tidak

Pernah

Beberapa Hari

Dalam Seminggu

Lebih dari

Seminggu

Hampir

Setiap Hari

Obesitas 80,58% 16,50% 1,94% 0,97%

Tidak Obesitas 90,29% 6,79% 1,94% 0,97%

Pada tabel 4.9 didapati baik pada kelompok responden obesitas dan kelompok

responden tidak obesitas paling menjawab pertanyaan dengan jawaban tidak pernah.

Pada responden obesitas sebanyak 80,58%, dan pada responden tidak obesitas

sebanyak 90,29%. Namun untuk jawaban secara keseluruhan, kelompok responden

obesitas lebih banyak memilih jawaban beberapa hari dalam seminggu, lebih dari

seminggu, dan hampir setiap hari.

Page 54: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

41

Tabel 4.10 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketujuh Kuesioner

PHQ-9

Saya merasa sulit berkonsentrasi,

seperti saat membaca koran atau

menonton televisi

Tidak

Pernah

Beberapa Hari

Dalam Seminggu

Lebih dari

Seminggu

Hampir

Setiap Hari

Obesitas 75,72% 19,41% 1,94% 2,91%

Tidak Obesitas 78,64% 15,53% 2,91% 2,91%

Pada tabel 4.10 didapati hasil jawaban beberapa hari dalam seminggu, lebih

dari seminggu, dan setiap hari lebih banyak pada responden obesitas yaitu sebanyak

24,26% dibandingkan responden tidak obesitas yaitu sebanyak 21,35%. Secara

keseluruhan didapati jawaban kelompok responden obesitas dan tidak obesitas

seputar sulit berkonsentrasi keduanya lebih banyak yang memilih jawaban tidak

pernah. Kelompok responden obesitas sebanyak 75,72% responden dan kelompok

responden tidak obesitas sebanyak 78,64% responden.

Tabel 4.11 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kedelapan Kuesioner

PHQ-9

gerakan saya berubah dari

biasanya, lebih lambat atau lebih

cepat

Tidak

Pernah

Beberapa Hari

Dalam Seminggu

Lebih dari

Seminggu

Hampir

Setiap Hari

Obesitas 60,19% 27,18% 7,76% 4,85%

Tidak Obesitas 81,55% 17,47% 0,97% 0%

Pada tabel 4.11 baik pada kelompok responden obesitas dan kelompok tidak

obesitas lebih banyak yang memilih jawaban tidak pernah. Kelompok responden

obesitas sebanyak 60,19% responden dan kelompok tidak obesitas sebanyak 81,55%

responden. Namun didapati baik untuk jawaban beberapa hari dalam seminggu, lebih

dari seminggu, dan hampir setiap hari lebih banyak didapati pada kelompok

responden obesitas dengan jumlah 39,79% responden.

Page 55: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

42

Tabel 4.12 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kesembilan

Kuesioner PHQ-9

Saya merasa saya pantas dihukum,

dan saya merasa saya ingin

mengakhiri hidup saya

Tidak

Pernah

Beberapa Hari

Dalam Seminggu

Lebih dari

Seminggu

Hampir

Setiap Hari

Obesitas 100% 0% 0% 0%

Tidak Obesitas 100% 0% 0% 0%

Pada tabel 4.12 baik pada kelompok responden obesitas dan responden

kelompok tidak obesitas semuanya memilih jawaban tidak pernah, dengan masing

masing kelompok obesitas 100% responden dan kelompok tidak obesitas sebanyak

100% responden.

Dari hasil penjabaran data per pertanyaan kuesioner didapatkan bahwa gejala

depresi yang paling dominan dialami ibu rumah tangga di Daerah Kelurahan Cililitan

selama dua minggu terakhir adalah dua gejala utama depresi berupa kehilangan minat

dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan

mudah lelah. Serta satu gejala lainnya dari depresi yaitu gangguan nafsu makan.

Tabel 4.13 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Depresi

Obesitas Bukan

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang

Depresi

Sedang

Berat

Depresi

Berat

Jumlah %

Obesitas 54 41 7 1 0 103 50

Tidak

Obesitas

76 21 5 1 0 103 50

Jumlah 130 62 12 2 0 206 100

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, dari 206 responden didapati sebanyak 130

orang (63,10%) responden tidak mengalami depresi, dan sebanyak 76 orang (36,89%)

responden mengalami depresi. Responden yang mengalami depresi terdiri dari 62

orang (81,57%) responden mengalami depresi ringan, 12 orang (15,79%) responden

mengalami depresi sedang, dan 2 orang (2,63%) responden mengalami depresi

sedang-berat. Sedangkan depresi berat tidak ditemukan dari responden.

Kategori depresi yang paling banyak adalah kategori depresi ringan yang

terdiri dari 41 (66,13%) responden obesitas dan 21 (33,87%) responden tidak

Page 56: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

43

obesitas. Dengan kata lain depresi diapati hampir dua kali lebih sering pada kelompok

responden obesitas dibandingkan dengan kelompok responden tidak obesitas.

Kategori depresi sedang merupakan urutan kedua depresi yang terjadi pada

responden, yang terdiri dari 7 (58,33%) responden obesitas dan 5 (41,67%) tidak

obesitas. Untuk kategori depresi sedang-berat baik pada responden obesitas dengan

responden tidak obesitas didapati hasil yang sama yaitu 1 (50%) responden obesitas

dan 1 (50%) responden tidak obesitas.

Angka kejadian depresi pada responden dengan obesitas lebih besar

dibandingkan responden tidak obesitas. Dari 76 orang responden yang mengalami

depresi, 49 (64,47%) diantaranya terdapat pada responden yang mengalami obesitas

dan 27 (35,53%) lainnya terjadi pada responden yang tidak mengalami obesitas. Hasil

ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Atlantis et al (2004) yang

menggunakan meta analisis dikatakan terdapat hubungan antara obesitas dan depresi

pada wanita.33

Tebel 4.14 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Usia Bukan

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang

Depresi

Sedang

Berat

Depresi

Berat

Jumlah %

20-24 3 0 2 0 0 5 2,4

25-29 9 3 1 0 0 13 6,3

30-34 14 12 2 1 0 29 14,1

35-39 18 10 1 1 0 30 14,6

40-44 23 7 2 0 0 32 15,5

45-49 23 11 1 0 0 35 17,0

50-54 17 8 1 0 0 26 12,6

55-59 11 6 0 0 0 17 8,3

60-64 10 4 2 0 0 16 7,8

>65 2 1 0 0 0 3 1,5

Jumlah 130 62 12 2 0 206 100

Pada tabel 2.13 diatas, berdasarkan jumlah responden dari setiap kelompok

usia, kejadian depresi paling banyak didapati pada rentang usia 30-34 tahun yaitu

sebanyak 15 (51,72%) responden dari 29 orang responden mengalami depresi.

Sedangkan untuk usia yang didapati kejadian depresi paling sedikit adalah usia 40-44

tahun yaitu 9 (28,12%) responden dari 32 responden yang mengalami depresi. Namun

Page 57: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

44

berdasarkan total semua responden yang mengalami depresi, kelompok usia 45-49

tahun adalah kelompok usia terbanyak terjadinya depresi yaitu sebanyak 17% dan

kelompok usia dengan jumlah depresi terendah secara keseluruhan adalah kelompok

usia >65 tahun dengan jumlah 1,5% responden mengalami depresi. Hal ini berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Aggraini (2014) yang menyatakan bahwa

depresi lebih banyak ditemui pada usia remaja dibandingkan pada anak-anak dan

orang dewasa.40

Sedangkan menurut buku An Atlas of Depression (2003) kejadian

depresi akan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur.13

Perbedaan dapat terjadi

karena penyebaran kuesioner pada setiap kelompok usia tidak merata yang

menyebabkan salah satu kelompok usia lebih banyak responden yang nantinya

berpengaruh pada prevalensi depresi yang didapat dari setiap kelompok usia.

Tabel 4.15 Distribusi Sampel Berdasarkan Suku

Suku Bukan

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang

Depresi

Sedang

Berat

Depresi

Berat

Jumlah %

Jawa 47 21 5 2 0 75 36,4

Sunda 37 13 3 0 0 53 25,7

Betawi 27 14 2 0 0 43 20,9

Lainnya 19 14 2 0 0 35 17,0

Jumlah 130 62 12 2 0 206 100

Depresi didapati paling banyak didapati pada kelompok suku lain yaitu 16

orang (45,71%) responden dari 35 responden mengalami depresi yang terdiri dari

depresi ringan dan depresi sedang. Kemudian diikuti oleh suku Betawi dengan 16

(37,20%) responden dari 43 responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi

ringan dan depresi sedang. Pada suku Jawa didapati adanya 28 (36,84%) responden

dari 75 responden mengalami depresi. Terdiri dari depresi ringan, depresi sedang, dan

depresi sedang-berat. Terakhir adalah suku Sunda dimana terdapat kejadian depresi

sebesar 16 (30,02%) responden dari 53 responden mengalami depresi yang terdiri dari

depresi ringan dan depresi sedang. Berdasarkan total responden, kelompok Suku Jawa

merupakan suku yang paling banyak terjadi depresi yaitu sekitar 28 orang (36,4%)

dari total 76 orang responden secara keseluruhan mengalami depresi. Dan kelompok

Page 58: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

45

suku yang terendah adalah suku lain yaitu sebanyak 16 orang (17%) responden yang

mengalami depresi. Belum ada penelitian yang meneliti prevalensi depresi antara

suku-suku yang ada di Indonesia.

Tabel 4.16 Dsitribusi Sampel Berdasarkan Agama

Agama Bukan

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang

Depresi

Sedang

Berat

Depresi

Berat

Jumlah %

Islam 122 50 10 2 0 184 89,3

Protestan 8 11 1 0 0 20 9,7

Katolik 0 1 1 0 0 2 1,0

Jumlah 130 62 12 2 0 206 100

Berdasarkan jumlah responden dari setiap kelompok agama, depresi paling

banyak didapati pada agama katholik yaitu sebanyak 2 (100%) dari 2 responden

mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Kemudian

diikuti oleh agama kristen protestan yaitu sebanyak 12 (60%) responden mengalami

depresi yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Terakhir adalah agama

islam yaitu 62 (33,70%) responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi

ringan, depresi sedang, dan depresi berat. Sedangkan berdasarkan kejadian depresi

secara keseluruhan, agama islam adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 62 (84,93%)

dari 73 responden secara keseluruhan mengalami depresi, diikuti oleh agama kristen

protestan sebanyak 12 (17,10%) responden dan katholik dengan 2 (2,63%) responden

yang mengalami depresi. Penelitian terkait depresi dan hubunganya dengan agama

belum ada di Indonesia.

Page 59: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

46

Tabel 4.17 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Bukan

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang

Depresi

Sedang

Berat

Depresi

Berat

Jumlah %

Tidak

Sekolah 0 0 0 0 0 0 0

SD 17 5 1 1 0 24 11,65

SMP 22 8 1 0 0 31 15,05

SMA 76 46 9 0 0 131 63,60

Perguruan

Tinggi 15 3 1 1 0 20 9,70

Jumlah 130 62 12 2 0 206 100

Kejadian depresi paling banyak didapati pada tingkat pendidikan SMA yaitu

sebanyak 55 (41,98%) respondenya mengalami depresi yang terdiri dari depresi

ringan dan sedang. Dan kejadian depresi paling sedikit didapati pada responden

dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi, sebanyak 5 (25%) responden mengalami

depresi yang terdiri dari depresi ringan, sedang, dan sedang-berat. Sedangkan untuk

tingkat pendidikan terakhir SD sebanyak 7 (29,16%) responden mengalami depresi

dan SMP sebanyak 9 (29,03%) responden. Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Stephanie A (2005) di Amerika Serikat depresi semakin tinggi prevalensinya dengan

tingkat pendidikan yang tinggi pula, namun pendidikan yang rendah berhubungan

dengan kejadian depresi hanya pada responden Mexican American. 34

Tabel 4.18 Distribusi Sampel Berdasarkan Penghasilan

Penghasilan Bukan

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang

Depresi

Sedang

Berat

Depresi

Berat

Jumlah %

<5.000.000 112 54 11 2 0 179 86,9

5.000.000-

10.000.000 16 8 1 0 0 25 12,1

10.000.001-

15.000.000 0 0 0 0 0 0 0

15.000.001-

20.000.000 2 0 0 0 0 2 1,0

>20.000.000 0 0 0 0 0 0 1

Jumlah 130 62 12 2 0 206 100

Dari tabel didapakan kejadian depresi paling banyak terjadi pada responden

yang berpenghasilan >Rp.5.000.000 dengan angka kejadian sebanyak 67 (36,89%)

Page 60: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

47

dari 179 responden mengalami depresi. Kemudian diikuti oleh yang berpenghasilan

Rp.5.000.000-10.000.000 sebanyak 9 (36%) dari 25 respondenya mengalami depresi

yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Stephanie A (2005) di Amerika Serikat Depresi lebih banyak 1,5 kali

pada orang dengan tingkatan ekonomi rendah dibandingkan dengan yang tingkat

ekonominya cukup.

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui korelasi antara variabel

independen yaitu obesitas dan variabel dependen yaitu tingkat depresi. Analisis

menggunakan Chi Square, namun karena ada lebih dari 1 tabel yang memiliki nilai

expected count < 5 (Sopiyudin, 2009), maka tidak memenuhi syarat untuk uji Chi

Square sehingga dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov sebagai uji alternatif.

Tabel 4.19 Analisis Bivariat Perbedaan Obesitas dan Non Obesitas dengan Kejadian

Depresi

*Uji Kolmogorov-Smirnov

Dengan analisis Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai significancy adalah

0.018, karena nilai p< 0.05 maka, dinyatakan bahwa terdapat berbeda bermakna

antara obesitas dengan kejadian depresi pada populasi ibu rumah tangga di Kelurahan

Cililitan, Jakarta Timur.

Tidak Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang

N % N % N %

Obesitas Obesitas 54 26,21 41 19,90 7 3,39

Tidak Obesitas 76 36,90 21 10,20 5 2,43

Total 130 63,11 62 30,10 12 5,82

Depresi Sedang-Berat Depresi Berat p*

N % N %

Obesitas Obesitas 1 0,48 0 0 0.018

Tidak Obesitas 1 0,48 0 0

Total 2 0,97 0 0

Page 61: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

48

4.2 Pembahasan

Individu dengan obesitas memiliki berat badan berlebih dari berat badan ideal

yang seharusnya dan dapat menimbulkan perbedaan antara ekspektasi dan kenyataan

tentang figur tubuh ideal yang mungkin diharapkan. Perbedaan ekspektasi dan

kenyataan ini dapat menyebabkan individu dengan obesitas tidak puas dengan

penampilan fisiknya dirinya sendiri dan akan merasa rendah diri dan cenderung

menyalahkan dirinya sendiri. Hal tersebut dapat merujuk ke gejala depresi.11

Penelitian yang sama pernah dilakukan oleh Kinanti (2010) kepada remaja wanita di

Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sumatera Utara, namun tidak didapati hubungan

yang bermakna antara obesitas dengan depresi pada remaja wanita. Hal tersebut

kemungkinan karena stigma masyarakat Indonesia yang masih menganggap bahwa

gemuk adalah lambang kemakmuran.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Distrya

Nugraheningtyas (2014) tentang hubungan obesitas sentral dengan kejadian depresi

pada kaum ibu di daeerah perkotaan Daerah Istimewa Yogyakarta didapati adanya

hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian depresi pada ibu di daerah

perkotaan Yogyakarta.30

Penelitian lain yang dilakukan oleh Carpenter et al (2000) di Amerika Serikat

dengan menggunakan sampel yang lebih banyak menyatakan bahwa obesitas

meningkatkan kejadian depresi dan angka bunuh diri pada wanita, namun tidak pada

pria. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh R.E. Robets et al (2003) menyatakan

bahwa orang dengan obesitas dua kali lebih sering terkena depresi, dibandingkan

dengan depresi yang hanya memungkinkan orang 1,8 kali menjadi obesitas. Lebih

lanjut penelitian tersebut juga menyatakan bahwa antara obesitas dan depresi

memiliki hubungan timbal balik. Obesitas dapat menyebabkan depresi dan depresi

dapat menyebabkan obesitas.26

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Chaidu et al (2003) kepada pria dan

wanita dengan responden wanita lebih banyak dan berbagai status pernikahan

(menikah, belum menikah, cerai) didapati wanita 2,5 kali lebih tinggi mengalami

Page 62: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

49

depresi dibandingkan pada pria. Depresi secara keseluruhan terdapat lebih banyak

pada responden wanita yang mengalami obesitas, tidak dilihat dari status pernikahan

responden. Dan depreresi didapati lebih banyak pada individu dengan tingkat

keparahan obesitas yang lebih tinggi.31

Penelitian tersebut sama dengan penelitian

yang dilakukan oleh M Heo (2009) yang menyatakan bahwa hubungan depresi dan

obesitas bergantung pada jenis kelamin. Didapati hubungan yang negatif antara

obesitas dan depresi pada pria namun didapati positif pada wanita. Dan juga durasi

mengalami depresi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria. 32

Penelitian yang dilakukan oleh Jinks C et al (2006) menyebutkan bahwa

kejadian depresi akan lebih terlihat berhubungan dengan adanya “kesakitan” pada

tubuh individu yang mengalaminya. Pada orang obesitas, kesakitan pada tubuh tinggi

karena adanya berbagai penyakit yang timbul karena obesitas, contohnya adalah

gangguan sendi, diabetes melitus, dan hipertensi.33

Penelitian-penelitian tersebut sama dengan hasil penelitian ini yaitu terdapat

hubungan antara depresi dan obesitas pada wanita. Dari beberapa penelitian yang

dilakukan baik pada pria maupun wanita didapati bahwa wanita lebih banyak

mengalami depresi dibandingkan dengan laki-laki. Sedangkan untuk hubungan status

individu terhadap obesitas dan depresi, pada penelitian yang dilakukan oleh Stephanie

A. (2005) dalam penelitiannya mengenai hubungan prevalensi depresi berdasarkan

etnis, ras, dan status pernikahan, menyatakan bahwa depresi lebih banyak didapati

pada individu yang mengalami perpisahan dengan indeks sebesar 16,90 dibandingkan

yang belum pernah menikah sebesar 8,7 dan sudah menikah sebesar 8,8. Namun

depresi pada penelitian tersebut tidak menghubungkannya dengan obesitas yang

diderita oleh individu yang menjadi reponden penelitian.34

Penelitian lain menyebutkan hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan

oleh Palinkas et al yang mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara obesitas

dengan depresi pada wanita berusia 50-89 tahun tapi pada laki-laki terdapat

hubungan. Sedangkan sebuah studi pada wanita usia 38-54 tahun oleh Hallstrom and

Noppa menunjukan tidak terdapatnya hubungan antara obesitas dan penyakit jiwa

termasuk ansietas, depresi, fobia, stress, dan penggunaan obat psikotropika.26

Page 63: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

50

Perbedaan hasil penelitian kemungkinan disebabkan oleh perbedaan

demografis dari sampel, karakteristik sampel, total sampel, instrumen penelitian, dan

perbedaan metode penelitian.

4.3 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan variabel

lain selain variabel dependen dan independen namun tidak dilakukan analisis

lebih lanjut terhadap variabel lain tersebut sehingga tidak dapat melihat

hubungan sebab akibat antara variabel dependen dan variabel independen.

2. Penelitian ini juga tidak mengikuti perkembangan responden karena hanya

bersifat cross sectional.

3. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner PHQ-9 sebagai diagnosis depresi

responden, tidak dikonfirmasi kembali dengan pemeriksaan langsung oleh

dokter sehingga diagnosis ditegakkan hanya berdasarkan responden.

Page 64: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

51

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Dari 206 responden penelitian didapati sebanyak 63,10% responden yang

tidak mengalami depresi, dan ada sebanyak 76 orang 36,10% responden

mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan, depresi sedang, dan

depresi sedang-berat.

2. Jenis depresi yang paling banyak adalah depresi ringan yaitu sebanyak

81,57%.

3. Jenis depresi yang paling sedikit jumlahnya adalah depresi sedang-berat

sebanyak 2,63%.

4. Kelompok usia yang lebih banyak menderita depresi adalah kelompok usia

30-34 tahun yaitu sebanyak 19,73%. Sedangkan kelompok depresi

terendah adalah kelompok usia >65 tahun sebesar 1,31%.

5. Kejadian depresi lebih banyak didapati pada responden dengan obesitas

yaitu sebesar 64,74%.

6. Jumlah responden depresi paling banyak didapati pada suku lainnya yaitu

sebesar 45,71% dan paling sedikit didapati pada suku Sunda sebanyak

30,02%.

7. Depresi paling banyak didapati pada agama Katholik yaitu sebesar 100%

dan paling sedikit pada agama Islam yaitu sebesar 33,70%.

8. Kejadian depresi paling banyak didapatkan pada responden dengan tingkat

pendidikan SMA sebanyak 41,98% dan terendah pada tingkat pendidikan

perguruan tinggi sebanyak 25%.

9. Depresi paling banyak didapati pada responden yang berpenghasilan

>Rp.5.000.000 sebesar 37,43%. Dan paling sedikit di responden

berpenghasilan Rp.15.000.001-20.000.000 sebesar 0%.

10. Terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan kejadian depresi

pada ibu rumah tangga (p=0.018)

Page 65: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

52

5.2. Saran

a. Peneliti

Penelitian tentang hubungan obesitas dan kejadian depresi sebaiknya

menggunakan studi case control, karena studi case control adalah metode

yang paling baik dalam menerangkan dinamika hubungan antar variabel.

Hubungan antara obesitas dan kejadian depresi sebaiknya juga melihat

hubungan dengan faktor-faktor lain yang juga berhubungan dengan depresi

dan obesitas.

b. Penelitian Selanjutnya

Agar penelitian selanjutnya baiknya dilakukan pada kelompok yang

berbeda untuk melihat hubungan obesitas dan depresi pada kelompok lain

selain kelompok ibu rumah tangga. Penelitian selanjutnya juga meneiliti

faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas yang juga dapat berpengaruh

kepada kejadian depresi.

Page 66: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

53

DAFTAR PUSTAKA

1. Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hasuer SL, Longo DL, Jameson JL, et

al. Biology of obesity. In: Jameson LJ, editor. Harrison principles of

internal medicine. 17th

ed. New York: The McGraw Hill Companies; 2008.

p.437.

2. Dorland, WAN. Kamus saku kedokteran dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC;

2002. Obesitas; h.1523.

3. World Health Organization [internet]. WHO Internet Media Center: Obesity

and overweight; 2013. Last update March 2013 [cited June 2013]. Available

from : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/

4. Centers for Diseases Control and Prevention [internet]. Obesity: data and

statistic; 2012 [cited June 2013]. Available from: http://www.cdc.gov/

5. Jogjakarta. Berita dan Artikel Dinas Kesehtan Jogjakarta: Obesitas, faktor

risiko berbagai penyakit. Jogjakarta: Dinas Kesehatan Provinsi Daerah

Istimewa Jogjakarta; 2012.

6. Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2007. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2007.

7. Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2010. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2010.

8. Inonesia. Profil Kesehatan Indonesia: Hasil survey kesehatan rumah tangga

(SKRT) Tahun 2001. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia;

2001.

9. Gardner D, Dolores S. Chapter 21 Obesity and overweight, In: Gardner D,

Dolores S, editors. Greenspan’s basic and clinical endocrinology. 8th

ed. San

Fransisco: Lange McGraw Hill Publisher; 2008.

10. Alrasyid H. Peranan isoflavon tempe kedelai, fokus pada obesitas dan

komorbid. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 No. 3. H: 203-210.

2007.

11. Kinanti I. Gambaran citra tubuh pada remaja yang mengalami obesitas.

universitas sumatera utara. 2010 [cited 2013 Nov 9].

13. Baldwin DJ, Jon B. An atlas of depression. London: The Parthenon

Publising Group; 2002.

14. World Health Organization [internet]. Media Center: Depression. 2012

[cited June 2013]. Available from:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs369/en/ .

Page 67: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

54

15. Marcus MM. WHO paper depression, depression: a global public health

concern [internet]. WHO Department of Mental Health and Substance

Abuse; 2002 [cited June 2013] . Available from: www.who.int

16. Ezzati M, Elio R. Global health: behavioral and dietary risk factors for

noncommunicable diseases. New England Journal of Medicine. 2006 [cited

2013 Nov 9].

17. WHO Expert Consultation. Appropriate body-mass index for asian

populations and its implications for policy and intervention strategies. The

Lancet 2004; 636: 157-63.

18. Holli CH, Robert CM, Arthur GC. Comorbidity of obesity and pain in a

general population: results from the shourthern pain prevalence study. The

Journal of Pain. 2008; 8: p. 430-36.

19. Wargahadibrata AF. Kelebihan berat badan dan berat badan berlebih

(obesitas). Jakarta: Familia Medika; 2008.

20. Kaplan, Sadock. Eating disorders. In: Benjamin JS, editor. Synopsis of

psychiatry: bahavioral sciences/clinical psychiatry 10th

ed. New York:

Lippincott Williams & Wilkins; 2008.

21. Barsh GS, Farooqi S, O’Rahilly S. Genetic of body weight regulation.

international journal of obesity. 2000; 404: p.644-51.

22. Christopher Jaramillo. Obesity and depression . Florida: University of South

Florida; 2009.

23. Kaplan, Sadock. Mood disorders: depression and bipolar. In: Benjamin JS

,editor. Kaplan & sadock's synopsis of psychiatry: behavioral

sciences/clinical psychiatry 10th

Ed. New York: Lippincott Williams and

Willkins; 2007.

24. Murray RM. The tools of psychiatry, in: esential psyciatry fourth edition.

Cambridge: Cambridge University Press; 2008: p.14.

25. Alwi H. Kamus besar bahasa indonesia. Departemen Pendidikan Nasional.

Jakarta: Balai Pustaka; 2007. Depresi.

26. Roberts RE, Deleger S, Strawbridge WJ, Kaplan GA. prospective

association between obesity and depression: evidence from the alameda

county study. School of Public Helath, The University of Texas Health

Science Center. International Jornal of Obesity. 2003 [cited 2013 October

20];27: p.514-21.

Page 68: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

55

27. Onyike, CU. Is obesity associated with major depression: results from the

third national health and nutrition examination survey. Departement of

Epidemiology and Behavioral Sciences, School of Medicine, John Hopkins

University. American Journal of Epidemiology. 2003 [cited 2014 Jul 31];

158: p.1139-47.

28. Luppino F, Leonere M, Paul FB, Theo S, Pim C, Brenda W, et al.

Overweight, obesity, and depression. a systematic review and meta-analysis

of longitudinal studies. Arch Gen Psychiatry. 2010 [cited 2014 Jul 31]; 6:

p.220-29.

29. Dong C, Sanchez LE, Price RA. Relationship of obesity to depression: a

family-based study. Center for Neurobiology and Behavior. International

Jurnal of Obesity. 2004;28: p.790-795.

30. Nugraheningtyas RD. hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian

depresi pada ibu di perkotaan daerah istimewa Yogyakarta. Digital Library

Fakultas Kedokteran UMY [internet]. 2013 [cited 2014 Agustus 27].

Available from: http://digilib.fk.umy.ac.id

31. Chaidu O. Is obesity associated with major depression: results from the third

national health and nutrition examination survey. Departement of

Epidemiology and Behavioral Sciences, School of Medicine, John Hopkins

University. American Journal of Epidemiology. 2003 [cited 2014 Jul 31];

158: p.1139-1147.

32. Heo M, Pietrobelli A, Fontaine KR, Sirey JA, Faith MS. depressive mood

and obesity in us adults: comparison and moderation by sex, age, and race.

International Journal of Obesity [internet]. 2006 [cited 2014 Agstus 31]; 30:

p.513-19.

33. Atlantis E, Baker M. Obesity effects on depression: systematic review of

epidemiological studies. International Journal of Obesity [internet]. 2008

[cited 2014 Agustus 31]; 32: p.881-91.

34. Stephanie AR, Tuan AN, John FG, Cheryl AK. Prevalence of depression by

race/ethnicity: findings from the national health and nutrition examination

survey III. American Journal of Public Health. 2005 [cited 2014 August

2014];95: p.989-1000.

Page 69: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

56

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Uji Statistik

a. Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner

Cronbach’s Alpha N of Items

.714 9

b. Uji Kolmogorov-Smirnov Perbandingan Kejadian Depresi pada Ibu Rumah

Tangga dengan Obesitas Dan Tanpa Obesitas di Daerah Kelurahan

Cililitan, Jakarta Timur.

Distribusi depresi

responden

Most Extreme Differences Absolute .214

Positive .000

Negative -.214

Kolmogorov-Smirnov Z 1.533

Asymp. Sig. (2-tailed) .018

Page 70: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

57

Lampiran 2

Kuesioner Depresi HPQ-9

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Nurul Fatimah / 1111103000045 adalah mahasiswi

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang

melakukan penelitian tentang “Hubungan Kejadian Obesitas Dengan Depresi

Yang Dialami Oleh Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Kelurahan Cililitan,

Jakarta Timur”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir sebagai persyaratan meraih gelar Sarjana Kedokteran

(S.Ked). Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan saudara untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak memberikan

dampak yang membahayakan. Saya mohon kesediaanya untuk mengisi kuesioner

dengan jujur dan apa adanya demi ketepatan data dan analisis penelitian.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara

bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua

informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan

dalam penelitian ini. Saudara nantinya akan mengisi beberapa data mengenai

identitas saudara di halaman pertama, sedangkan data mengenai berat badan dan

tinggi badan akan dilakukan oleh saya selaku peneliti. Kemudian di halaman

berikutnya saudara akan diberikan sembilan pertanyaan terkait dengan keadaan

depresi. Kesediaan saudara dalam penelitian ini penting peranya untuk melihat

hubungan antara obesitas dan depresi demi peningkatan kualitas hidup yang lebih

baik di masa mendatang. Jika saudara sudah mengerti dengan penjelasan tersebut,

dan saudara bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan

menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti bahwa saudara mengerti dan

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Terimakasih atas partisipasi

saudara dalam penelitian ini.

Jakarta, 2014

Peneliti Responden

Nurul Fatimah (Nama Lengkap&No Telp/HP)

Page 71: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

58

Kuesioner

Hubungan Kejadian Obesitas Dengan Depresi Yang Dialami Oleh Ibu

Rumah Tangga Di Wilayah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur

Kode Responden* :

Berat Badan Responden* :

Tinggi Badan Responden* :

Indeks Masa Tubuh* :

*diisi oleh peneliti

Identitas Responden (diisi oleh responden)

Nama : .......................................................................................

Umur : ............... tahun

Alamat : .......................................................................................

......................................................................................

Suku : ........................................................................................

Agama : ........................................................................................

Pekerjaan : ........................................................................................

Pendidikan : Tidak sekolah / SD / SMP / SMA / PT

Penghasilan Keluarga : 1. <Rp.5.000.000

(per bulan) 2. Rp. 5.000.001-Rp.10.000.000

3. Rp. 10.000.001-Rp. 15.000.000

4. Rp. 15.000.001-Rp.20.000.000

5. > Rp. 20.000.000

Page 72: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

59

Kuesioner Tingkat Depresi

Selama 2 minggu terakhir, sesering apakah Anda pernah merasa terganggu oleh

gejala berikut. Jika ya, berikan tanda pada kolom jawaban yang menurut

anda cocok.

Terima kasih atas kesediaan Anda menjawab pertanyaan ini.

No Pertanyaan Tidak

Pernah

Beberapa

Hari

Dalam

Semingg

Lebih

Dari

Seminggu

Hampir

Setiap

Hari

1 Saya merasa kepuasan dan minat

saya menurun saat melakukan

kegiatan sehari-hari

2 Saya merasa sedih, depresi, atau

hilang harapan

3 Saya mengalami gangguan saat

tidur, atau tidur terlalu banyak

4 Saya merasa mudah lelah atau

merasa hanya memiliki sedikit

energi.

5 Saya merasa nafsu makan saya

menurun atau meningkat

6 Saya merasa diri saya buruk,

saya merasa gagal dan saya

mengecewakan keluarga saya

7 Saya merasa sulit

berkonsentrasi, seperti saat

membaca koran atau menonton

televisi.

8 saya merasa (atau orang lain

merasa) bahwa saya bergerak

sangat pelan atau sangat cepat

lebih dari biasa

9 Saya merasa saya pantas

dihukum, dan saya merasa saya

ingin mengakhiri hidup saya

Page 73: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

60

Lampiran 3

Surat Izin Penelitian dari Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur

Page 74: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON OBESITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26119/1/Nurul... · Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi ... Sedangkan

61

Lampiran 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurul Fatimah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 September 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pala II No.80, Lubang Buaya, Jakarta

Timur.

Nomor Telepon/HP : 021-8407505/087883446039

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

1. Taman Kanak-Kanak Dinamika (1998-1999)

2. SD Negeri Lubang Buaya 04 (1999-2005)

3. SMP Negeri 81 Jakarta (2005-2008)

4. SMA Negeri 48 Jakarta (2008-2011)

5. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011 – sekarang)