perbandingan penggunaan larutan salin dan albumin untuk resusitasi cairan (indonesian version)

32
SALINE OR ALBUMIN IN PATIENTS WITH TRAUMATIC BRAIN INJURY Perbandingan Antara Penggunaan Larutan Salin dan Penggunaan Albumin Untuk Resusitasi Cairan Pada Pasien Dengan Cedera Otak Traumatik Peneliti studi SAFE ABSTRAK Latar belakang: Studi evaluasi perbandingan cairan albumin dengan larutan salin memperlihatkan bahwa pasien dengan cedera otak traumatik yang diresusitasi dengan albumin memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang diresusitasi dengan larutan salin. Studi ini melakukan pemantauan dari pasien cedera otak traumatik yang menjadi sampel dari studi ini. Metode: Studi ini mengumpulkan data karakteristik dasar dari beberapa bentuk laporan kasus, rekaman klinis, dan CT scan serta status vital dan fungsi neurologis akhir 24 bulan setelah dilakukan pengacakan data pada pasien dengan cedera otak traumatik termasuk pasien dengan riwayat trauma, bukti adanya trauma kepala pada pemeriksaan CT scan, dan pasien dengan skor GCS (Glasgow Coma Scale) ≤13. Hasil: Studi ini melibatkan 460 pasien, dimana 231 (50.2%) diantaranya diberikan albumin dan 229 (49.8) lainnya diberikan larutan salin. Subkelompok pasien dengan skor GCS 3 sampai 8 diklasifikasikan sebagai cedera otak berat (160 [69.3%] pada kelompok albumin dan 158 [69.0%] pada kelompok yang mendapatkan larutan salin). Karakteristik demografi dan indeks severitas cedera otak didapatkan sama pada kondisi basal. Pada 24 bulan, 71 dari 214 pasien pada kelompok albumin (33.2%) 1 | Page

Upload: ahmad-rais-dahyar

Post on 09-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Translate Jurnal

TRANSCRIPT

SALINE OR ALBUMIN IN PATIENTS WITH TRAUMATIC BRAIN INJURY

Perbandingan Antara Penggunaan Larutan Salin dan Penggunaan Albumin Untuk Resusitasi Cairan Pada Pasien Dengan Cedera Otak TraumatikPeneliti studi SAFEABSTRAKLatar belakang: Studi evaluasi perbandingan cairan albumin dengan larutan salin memperlihatkan bahwa pasien dengan cedera otak traumatik yang diresusitasi dengan albumin memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang diresusitasi dengan larutan salin. Studi ini melakukan pemantauan dari pasien cedera otak traumatik yang menjadi sampel dari studi ini.Metode: Studi ini mengumpulkan data karakteristik dasar dari beberapa bentuk laporan kasus, rekaman klinis, dan CT scan serta status vital dan fungsi neurologis akhir 24 bulan setelah dilakukan pengacakan data pada pasien dengan cedera otak traumatik termasuk pasien dengan riwayat trauma, bukti adanya trauma kepala pada pemeriksaan CT scan, dan pasien dengan skor GCS (Glasgow Coma Scale) 13. Hasil:Studi ini melibatkan 460 pasien, dimana 231 (50.2%) diantaranya diberikan albumin dan 229 (49.8) lainnya diberikan larutan salin. Subkelompok pasien dengan skor GCS 3 sampai 8 diklasifikasikan sebagai cedera otak berat (160 [69.3%] pada kelompok albumin dan 158 [69.0%] pada kelompok yang mendapatkan larutan salin). Karakteristik demografi dan indeks severitas cedera otak didapatkan sama pada kondisi basal. Pada 24 bulan, 71 dari 214 pasien pada kelompok albumin (33.2%) dilaporkan meninggal, dan jumlah ini hanya sebesar 42 dari 206 pada kelompok yang mendapatkan larutan salin (risiko relatif, 1.63; 95% interval kepercayaan [CI], 1.17 sampai 2.26; P=0.003). Untuk pasien dengan cedera otak berat, 61 dari 146 pasien pada kelompok albumin (41.8%) dilaporkan meninggal, dibandingkan dengan 32 dari 144 pada kelompok yang diberikan larutan salin (22.2%) (risiko relatif, 1.88; 95% interval kepercayaan, 1.31 sampai 2.70; p