perawatan saluran akar
DESCRIPTION
laporan kasusTRANSCRIPT
PERAWATAN SALURAN AKARIdentitas Pasien
Nama: Audia Wirda SandraUmur: 12 tahun
Keluhan: Gigi depan atas patah..PemeriksaanGigi 2.1Perkusi: (+)
Palpasi: (-)
Sondasi: (-)
Clor Ethil: (-)
Mobility: (-)
Diagnosa: Nekrose PulpaPerawatan: Perawatan Saluran Akar
Pemeriksaan Penunjang : Rontgen foto periapikal
Alat dan Bahan
Alat :
Diagnostik set
Penggaris atau Sliding CaliperBur set
Jarum Miller (smooth broad)
Jarum Ekstirpasi (barbed broach)
Reamer (hedstrom file)
FileSpuit untuk irigasiLentuloRoot canal spreader
Root canal plugger
Gunting
Lampu Spiritus
Bahan :
Cotton rollCotton pellet
KapasNaOCl 1,05%H2O2 2%Calsium HidroksidaPaper point
Caviton
Gutta perca
Endometason (sealer)Tahapan PekerjaanUkur panjang kerja.
Rontgen foto digunakan untuk melihat kondisi gigi dan menghitung panjang kerja.
Panjang gigi sebenarnya = a x b
c
keterangan :a= panjang gigi pada rontgen foto
b= panjang mahkota klinis
c= panjang mahkota pada rontgen foto
Kunjungan 1 :a. Preparasi kamar pulpa
1. Outline form, akses preparasi dari singulum dengan menggunakan bur bulat
2. Membuka kamar pulpa dan membuang atap kamar pulpa dengan bur bulat
3. Mencari orifis dengan jarum miller (smooth broach)
4. Semua tahap preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi pada saluran akar. Irigasi sesering mungkin dengan NaOCl 1,05% dan H2O2 2% secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl. Irigasi dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan.5. Keringkan kamar pulpa dengan cotton pellet6. Preparasi kamar pulpa selesai
b. Panjang kerja
Panjang kerja yang digunakan berdasarkan panjang gigi sebenarnya yang sudah diketahui sebelumnya kemudian dikurangi 1mm, maka didapatkanlah panjang kerja yang digunakan untuk preparasi saluran akar.
c. Preparasi saluran akar
1. Pasang stopper 0,5-1 mm lebih pendek dari panjang gigi
2. Pakai alat yang halus terlebih dahulu dengan ukuran terkecil (jarum miller) untuk mengetahui arah dan keadaan saluran akar
3. Gunakan jarum ekstirpasi untuk mengeluarkan isi pulpa dari kamar dan saluran akar. Jarum ekstirpasi diputar >360 derajat supaya pulpa melilit dan kemudian ditarik keluar
4. Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan NaOCl 1,05% dan H2O2 2% secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl 1,05%. Irigasi dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan. Jangan menyemprotkan larutan irigasi melewati apeks. Jangan menyemprotkan udara ke dalam kavitas karena dapat mendorong debris ke apeks
5. Preparasi saluran akar dengan teknik step back Preparasi apikal
1) Tentukan Initial Apical File (IAF), yaitu nomor file yang pertama kali bisa masuk sepanjang panjang kerja di saluran akar
2) Perbesar bagian apikal dengan gerakan memutar searah jarum jam, kemudian dengan arah berlawanan ditarik keluar
3) Preparasi apikal dilakukan minimal 3 nomor lebih besar dari IAF
4) Ukuran file yang terakhir digunakan pada preparasi apikal disebut MAF (Master Apical File). Ukuran MAF akan sama dengan MAC (Master Apical Cone = cone gutta perca utama)
5) Lakukan irigasi setiap penggantian ukuran file
Preparasi saluran akar
1) Preparasi saluran akar dimulai dengan file ukuran 1 nomor lebih besar dari MAF dan panjang kerja dikurangi 1mm dari panjang kerja. Lakukan minimal sampai 3 nomor lebih besar dari MAF, dan setiap pengantian dikurangi 1 mm dari ukuran terakhir.
2) Lakukan preparasi dengan gerakan yang sama sampai file hingga terasa longgar
3) Lakukan rekapitulasi yaitu pengukuran panjang kerja dengan MAF. Panjang kerja harus sama dengan panjang awal
4) Haluskan dinding saluran akar dengan file dengan gerakan menekan dinding saluran akar dan tarik file keluar
d. Irigasi saluran akar
Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan NaOCl 1,05% dan H2O2 2% secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl 1,05%. Irigasi dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan.
e. Sterilisasi saluran akar
1. Keringkan saluran akar dengan paper point2. Masukan pasta Calsium Hidroksida pada dinding saluran akar dengan menggunakan lentulo
3. Letakkan cotton pellet steril pada kamar pulpa
4. Tutup dengan caviton (tambalan sementara)
5. Cek Oklusi dengan articulating paperKunjungan 2 dan 3:1. Cek perkusi2. Bongkar tambalan sementara
3. Keluarkan cotton pellet4. Cek apakah Ca(OH)2 yang diaplikasikan ke saluran akar sudah kering atau masih basah, jika masih basah berarti saluran akar belum steril
5. Irigasi saluran akar dengan NaOCl 1,05% dan H2O2 2%6. Aplikasikan Ca(OH)2 pada dinding saluran akar dengan menggunakan lentulo
7. Biasa dilakukan 2-3 kali penggantian obat.8. Letakkan cotton pellet steril pada kamar pulpa
9. Tutup dengan caviton (tambalan sementara)
10. Cek Oklusi dengan articulating paper11. Follow up seminggu kemudianKunjungan 4 :
1. Cek perkusi2. Bongkar tambalan sementara
3. Keluarkan cotton pellet
4. Jika Ca(OH)2 pada saluran akar sudah kering, ini menandakan saluran akar sudah bersih dan siap untuk di obturasi
5. Irigasi saluran akar dengan NaOCl 1,05% dan H2O2 2%
6. Keringkan saluran akar dengan paper point. Ulangi sampai saluran akar kering, dan terakhir gunakan paper point yang ukurannya kecil untuk mencapai daerah apeks
7. Gunakan gutta perca sesuai ukuran MAC. Masukkan ke dalam saluran akar sampai 1mm mendekati foramen apikal dan beri tanda/ stopper
8. Masukkan gutta perca yang sudah dilapisi bahan sealer kemudian dimasukkan ke dalam saluran akar sampai tanda yang diberikan
9. Gunakan spreader untuk memadatkan gutta perca ke samping. Ruang yang tersisa diisi dengan gutta perca tambahan dengan ukuran yang lebih kecil. Lakukan sampai saluran akar terisi penuh. Tekhnik pengisian saluran akar ini dinamakan Lateral Condensation Technique10. Potong gutta perca dengan instrumen panas dan padatkan dengan root canal plugger. Kamar pulpa harus bersih dari gutta perca supaya tidak terjadi perubahan warna
11. Tutup dengan GIC Lining kemudian tutup dengan caviton
12. Cek oklusi dengan articulating paper13. Lakukan rontgen foto untuk melihat kehermetisan obturasiKunjungan 5 :
1. Jika dari hasil rontgen foto obturasi sudah hermetis lalu tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi, sondasi dan termal
2. Jika semua pemeriksaan tidak menunjukkan keadaan patologis dapat dilakukan restorasi permanen.