peraturan menteri keuangan republik indonesia...

21
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.06/2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IMBALAN BUNGA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN KEPADA WAJIB PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 dipandang perlu untuk mengatur tata cara pemberian imbalan bunga Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan kepada Wajib Pajak; b. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dipandang perlu untuk mengatur kembali tata cara pemberian imbalan bunga Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan kepada Wajib Pajak; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pemberian Imbalan Bunga Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Kepada Wajib Pajak; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3684); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3988); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Upload: vodiep

Post on 26-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.06/2005

TENTANG

TATA CARA PEMBERIAN IMBALAN BUNGA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN KEPADA WAJIB PAJAK

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 dipandang perlu untuk mengatur tata cara pemberian imbalan bunga Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan kepada Wajib Pajak;

b. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dipandang perlu untuk mengatur kembali tata cara pemberian imbalan bunga Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan kepada Wajib Pajak;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pemberian Imbalan Bunga Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Kepada Wajib Pajak;

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3684);

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3988);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4214) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);

8. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004; 9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak I, Kantor Pelayanan Pajak Madya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama, di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I;

10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 426/KMK.01/2004;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 606/PMK.06/2004 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2005;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.03/2005 tentang Tata Cara Pembayaran Kembali Kelebihan Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IMBALAN BUNGA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN KEPADA WAJIB PAJAK.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan:

1. Undang-Undang tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang selanjutnya disebut Undang-Undang BPHTB, adalah Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000.

2. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang selanjutnya disebut SKPIB BPHTB, adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pemberian imbalan bunga Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang diberikan kepada Wajib Pajak.

3. Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang selanjutnya disebut SPMIB BPHTB, adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan/Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPPBB/KPP Pratama) untuk membayar imbalan bunga Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan kepada Wajib Pajak.

BAB II TATA CARA PEMBERIAN IMBALAN BUNGA

Pasal 2

Imbalan bunga diberikan kepada Wajib Pajak dalam hal terdapat:

a. kelebihan pembayaran BPHTB karena pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-undang BPHTB; atau

b. keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) Undang-undang BPHTB.

Pasal 3

(1) Imbalan bunga atas kelebihan pembayaran BPHTB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, dihitung sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluhempat) bulan sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaranBPHTB sampai dengan diterbitkannya Keputusan Keberatan atau Putusan Banding,dengan dasar perhitungan imbalan bunganya adalah jumlah kelebihan pembayaranBPHTB sebagian atau seluruhnya sebagaimana hasil Keputusan Keberatan atau PutusanBanding.

(2) Imbalan bunga atas keterlambatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, dihitung sebesar 2% (dua persen) sebulan dengan masa imbalan bunga mulai dari berakhirnyajangka waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atasTanah dan Bangunan Lebih Bayar (SKBLB) sampai dengan diterbitkannya Surat Perintah Membayar Kelebihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (SPMK BPHTB),dengan dasar perhitungan imbalan bunganya adalah jumlah kelebihan pembayaranBPHTB.

(3) Masa imbalan bunga dihitung berdasarkan satuan bulan dan kurang dari 1 (satu) bulandihitung 1 (satu) bulan penuh.

Pasal 4

(1) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) diperhitungkandengan utang pajak.

(2) Dalam hal dapat diberikan imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2), Kepala KPPBB/KPP Pratama menerbitkan Nota Penghitungan PemberianImbalan Bunga Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagaimana ditetapkandalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini.

Pasal 5

(1) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) diberikankepada Wajib Pajak oleh Kepala KPPBB/KPP Pratama atas nama Direktur Jenderal Pajakdengan menerbitkan SKPIB BPHTB.

(2) Bentuk SKPIB BPHTB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini.

(3) SKPIB BPHTB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat dalam rangkap 3 (tiga)dengan peruntukan sebagai berikut:

a. Lembar ke-1 untuk Wajib Pajak yang bersangkutan; b. Lembar ke-2 untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dalam

wilayah kerja KPPBB/KPP Pratama yang menerbitkan SKPIB BPHTB; dan c. Lembar ke-3 untuk KPPBB/KPP Pratama yang menerbitkan SKPIB BPHTB.

Pasal 6

(1) Atas dasar SKPIB BPHTB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), KepalaKPPBB/KPP Pratama atas nama Menteri Keuangan menerbitkan SPMIB BPHTB.

(2) Bentuk SPMIB BPHTB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini.

(3) SPMIB BPHTB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat dalam rangkap 4 (empat)dengan peruntukan sebagai berikut:

a. Lembar ke-1 dan lembar ke-2 untuk KPPN dalam wilayah kerja KPPBB/KPPPratama yang menerbitkan SPMIB BPHTB;

b. Lembar ke-3 untuk Wajib Pajak yang bersangkutan; dan c. Lembar ke-4 untuk KPPBB/KPP Pratama yang menerbitkan SPMIB BPHTB.

(4) SPMIB BPHTB dan SKPIB BPHTB disampaikan ke KPPN secara langsung oleh petugasyang ditunjuk oleh Kepala KPPBB/KPP Pratama atau melalui pos tercatat.

Pasal 7

Imbalan bunga dibayarkan dengan cara pemindahbukuan ke rekening Wajib Pajak yang berhak menerima imbalan bunga.

Pasal 8

SKPIB BPHTB dan SPMIB BPHTB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 yang berhubungan dengan:

a. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), diterbitkan paling lama 2 (dua) hari kerja sebelum jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Keputusan Keberatan diterbitkan atau Putusan Banding diterima terlampaui;

b. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), diterbitkan bersamaan dengan penerbitan SPMK BPHTB.

Pasal 9

Kepala KPPBB/KPP Pratama menyampaikan spesimen tanda tangan pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani SKPIB BPHTB dan SPMIB BPHTB kepada KPPN.

Pasal 10

(1) Berdasarkan SPMIB BPHTB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, KPPN menerbitkanSurat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

(2) KPPN harus menerbitkan SP2D paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak SPMIB BPHTBditerima dan mengembalikan lembar ke-2 SPMIB BPHTB yang telah dibubuhi cap tanggal dan nomor penerbitan SP2D disertai SP2D lembar ke-2 kepada penerbit SPMIB BPHTB.

(3) SP2D imbalan bunga dibebankan pada Bank Operasional I (BO I) Non Gaji.

Pasal 11

Atas pengeluaran imbalan bunga BPHTB, diterbitkan DIPA atau dokumen yang dipersamakan pada akhir tahun anggaran.

Pasal 12

Pejabat Direktorat Jenderal Pajak yang melakukan keterlambatan dalam menerbitkan SPMIB BPHTB sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 6 atau Pejabat Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang melakukan keterlambatan dalam menerbitkan SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dikenakan sanksi kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB III KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13

(1) Terhadap SPMIB BPHTB yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan MenteriKeuangan ini dan lembar ke-1 dan ke-2 telah disampaikan ke Bank Operasional I (BO I) namun belum ditunaikan, agar ditarik dari BO I oleh KPPN untuk selanjutnya diterbitkanSP2D.

(2) Terhadap SPMIB BPHTB yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan MenteriKeuangan ini, namun lembar ke-1 dan ke-2 belum disampaikan ke BO I, agar segera disampaikan oleh KPPBB/KPP Pratama ke KPPN untuk diterbitkan SP2D.

(3) Formulir-formulir yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberian imbalan bunga BeaPerolehan Hak atas Tanah dan Bangunan tetap dipergunakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2005, tetapi peruntukannya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Keuanganini.

BAB IV KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan ini diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Direktur Jenderal Pajak, baik secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugas dan kewenangannya masing-masing.

Pasal 15

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Desember 2005 MENTERI KEUANGAN, ttd. JUSUF ANWAR    

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 122/PMK.06/2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IMBALAN BUNGA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN KEPADA WAJIB PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KPPBB/KPP PRATAMA ...................... (1)

NOTA PENGHITUNGAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

I. IDENTITAS WAJIB PAJAK

Nama : ....................................................... (2)

Alamat : ........................................................ (3)

NPWP :

(4)

II. IDENTITAS OBJEK PAJAK

NOP : -

(5)

Alamat : ......................................................................................... (6)

III DASAR PEMBERIAN IMBALAN BUNGA

1. Dasar Pemberian Imbalan Bunga : (Beri tanda X' pada kotak yang sesuai)

Pasal 22 ayat (4) UU BPHTB (Keterlambatan penerbitan SPMKB)

Pasal 19 UU BPHTB (Kelebihan Pembayaran karena pengajuan keberatan permohonan banding dikabulkan sebagian/seluruhnya)

2. Tahun Pajak :..................................... (7)

IV URAIAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA (8)

*) Jenis SK/Surat Nomor

Ketetapan

Tanggal

Jumlah (Rp)

Pembayaran

Penerbitan SK/Surat

Batas akhir

Penerbitan SK/Surat

Tgl Rp

SKBLB

SKBKB

STB

SKBKBT

SK Keberatan

Putusan Banding

SPMKB

SK Pengurangan/ Penghapusan Sanksi Administrasi

*) Beri tanda 'X' pada kotak yang sesuai

V. PENGHITUNGAN BUNGA

1. Prosentase Bunga : 2% per bulan

2. Masa Bunga : Mulai tanggal ………… (9) s.d. tanggal ………………… (10).

Sebanyak ……… bulan ……… (11) hari, dibulatkan menjadi ………… (12) bulan

3. Dasar Penghitungan Bunga : Rp ………………… (13).

4. Bunga yang dapat diberikan : 2% x ………………… (14) x Rp. …………………… (15) = Rp ……………………

5. Utang Pajak yang diperhitungkan :

(16)

Jenis Pajak Masa/Tahun

Pajak Nomor Ketetapan

Jumlah Utang Pajak

………………… ………………… ………………… Rp. …………………

………………… ………………… ………………… Rp. …………………

………………… ………………… ………………… Rp. …………………

………………… ………………… ………………… Rp. …………………

………………… ………………… ………………… Rp. …………………

………………… ………………… ………………… Rp. …………………

Jumlah utang pajak yang diperhitungkan Rp. ………………………

Bunga yang dapat dibayarkan Rp. ………………………

DIHITUNG (17) DITELITI (17) DISETUJUI (17) DITETAPKAN (17)

Ttd, nama Ikp & tgl Ttd, nama lkp & tgl Ttd, nama lkp & tgl Ttd, nama lkp & tgl

PETUNJUK PENGISIAN

NOTA PENGHITUNGAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA

BEA PEROLEHAN HAK ATAS BUMI DAN BANGUNAN

NO. URAIAN ISIAN

1 Diisi dengan nama KPPBB/KPP Pratama yang menerbitkan Nota Penghitungan Pemberian Imbalan Bunga.

2 Diisi dengan nama Wajib Pajak.

3 Diisi dengan alamat Wajib Pajak bersangkutan.

4 Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Wajib Pajak bersangkutan.

5 Diisi dengan Nomor Objek Pajak (NOP) dari tanah atau bangunan yang diperoleh.

6 Diisi dengan alamat dari tanah dan atau bangunan yang diperoleh.

7 Diisi dengan Tahun Pajak.

8 Kolom *) .

Diisi dengan tanda 'X' pada SK/Surat yang terkait dengan penerbitan imbalan bunga.

Kolom "Nomor Ketetapan"

Diisi dengan nomor SK/Surat yang bersangkutan.

Kolom "Tanggal Penerbitan SK/Surat"

Diisi dengan tanggal penerbitan SK/Surat yang bersangkutan.

Kolom "Tanggal Batas Akhir Penerbitan SK/Surat"

Diisi dengan tanggal batas akhir penerbitan SK/Surat yang bersangkutan.

Kolom "Jumlah"

Diisi dengan jumlah rupiah sesuai dengan yang tercantum dalam SK/Surat.

Kolom "Pembayaran"

Diisi dengan tanggal dan jumlah pembayaran utang pajak yang telah dilaksanakan oleh Wajib Pajak

9 Diisi dengan tanggal mulai diperhitungkannya imbalan bunga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

10 Diisi dengan tanggal akhir diperhitungkannya imbalan bunga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11 Diisi dengan jumlah bulan dan hari antara tanggal mulai sampai dengan tanggal akhir diperhitungkannya imbalan bunga.

12 Diisi dengan jumlah bulan yang telah dibulatkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, khusus untuk pemberian imbalan sehubungan Pasal 19 UU BPHTB maksimum adalah 24 bulan.

13 Diisi dengan jumlah yang menjadi dasar penghitungan bunga.

14 Diisi sama dengan angka 12.

15 Diisi sama dengan angka 13.

16 Diisi dengan jenis, Masa/Tahun Pajak, Nomor Ketetapan Pajak, dan jumlah utang pajak yang diperhitungkan dalam pemberian imbalan bunga.

17 Kolom "Dihitung"

Diisi oleh petugas yang menghitung imbalan bunga.

Kolom "Diteliti"

Diisi oleh Kepala Seksi atasan petugas yang melakukan penghitungan imbalan bunga.

Kolom "Disetujui"

Diisi oleh Kepala KPPBB/KPP Pratama yang bersangkutan.

Salinan sesuai dengan aslinya;

Kepala Biro Umum

u.b.

Kepala Bagian T.U. Departemen,

ttd.

Koemoro Warsito

NIP 060041898

MENTERI KEUANGAN,

ttd,-

JUSUF ANWAR

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 122/PMK.06/2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IMBALAN BUNGA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN KEPADA WAJIB PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Lembar ke-1 untuk WP Lembar ke-2 untuk KPPN Lembar ke-3 untuk KPPBB/KPP Pratama

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR ........................(1)

TENTANG

PEMBERIAN IMBALAN BUNGA

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan penelitian sehubungan dengan ………………… 2) atas nama ………………… 3) NPWP ……………… (4), Wajib Pajak bersangkutan berhak menerima imbalan bunga sesuai Pasal ……………… (5) Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pemberian Imbalan Bunga Bea Perolahan Hak atas Tanah dan Bangunan;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);

2. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 3688) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 3988)

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ………………/PMK.03/ 2005 tentang Tata Cara Pemberian Imbalan Bunga Bea Perolehan Hak atas Tanaha dan Bangunan Kepada Wajib Pajak;

MEMUTUSKAN :

PERTAMA : Memberikan imbalan bunga kepada :

Nama Wajib Pajak

: ……………………………………………… (6)

Alamat Wajib Pajak

: ………………………………………………

……………………………………………… (7)

NPWP :

(8)

NOP : -

(9)

Letak tanah dan bangunan : ……………………………………………………………………………

………………………………………………………………………… (10)

Sejumlah Rp. …………………… (11)

terbilang : …………………………………… (12)

KEDUA : Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA diberikan berkenaan dengan …………………… (13) tahun pajak ……………… (14) sesuai Pasal ………… (15) Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000;

KETIGA Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA diperhitungkan dengan

utang pajak sebesar Rp ………… (16) (terbilang : ……… ) dengan perincian sebagai berikut : (17)

Jenis Ketetapan Pajak Jenis Pajak

Nomor Ketetapan Pajak

Jumlah Utang Pajak

…………………………… …………………………… …………………………… Rp. ……………………………

…………………………… …………………………… …………………………… Rp. ……………………………

…………………………… …………………………… …………………………… Rp. ……………………………

…………………………… …………………………… …………………………… Rp. ……………………………

…………………………… …………………………… …………………………… Rp. ……………………………

KEEMPAT : Sisa imbalan bunga yang dapat dibayarkan kepada Wajib Pajak sebesar Rp ……………… (18) (terbilang : …………………………………).

KELIMA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ……………… (19)

pada tanggal ………………… (20)

a.n.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

KEPALA KPPBB/ KPP PRATAMA

…………………………………… (21)

……………………………………… (22)

NIP. ……………………………… (23)

Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini disampaikan kepada :

1. Wajib Pajak yang bersangkutan; 2. KPPN ...........................................;

3. Arsip KPPBB/KPP Pratama.

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

TENTANG PEMBERIAN IMBALAN BUNGA BEA PEROLEHAN HAK

ATAS TANAH DAN BANGUNAN

NO. URAIAN ISIAN

1 Diisi dengan nomor SKPIB.

2 Diisi dengan alasan penerbitan SKPIB sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (4) atau Pasal 19 Undang-Undang BPHTB.

3 Diisi dengan nama Wajib Pajak yang bersangkutan.

4 Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari Wajib Pajak yang bersangkutan.

5 Diisi dengan Pasal yang sesuai, yaitu Pasal 22 ayat (4) atau Pasal 19.

6 Diisi dengan nama Wajib Pajak yang bersangkutan.

7 Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang bersangkutan.

8 Diisi dengan NPWP yang bersangkutan.

9 Diisi dengan Nomor Objek Pajak (NOP) dari tanah dan atau bangunan yang diperoleh.

10 Diisi dengan letak tanah dan atau bangunan yang diperoleh.

11 Diisi besarnya imbalan bunga yang dapat diberikan (2% x Masa Bunga x Dasar Perhitungan).

12 Diisi dengan sebutan besarnya imbalan bunga yang dapat diberikan.

13 Diisi dengan alasan penerbitan SKPIB sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (4) atau Pasal 19 Undang-Undang BPHTB.

14 Diisi dengan tahun pajak yang bersangkutan dengan alasan pada angka 13.

15 Diisi Pasal mendasari alasan pada angka 13.

16 Diisi dengan jumlah utang pajak yang diperhitungkan dengan imbalan bunga pada angka 11.

17 Diisi dengan jumlah Ketetapan Pajak, Jenis Pajak, Nomor Ketetapan Pajak dan jumlah utang pajak yang diperhitungkan dalam pemberian imbalan bunga.

18 Diisi dengan sisa imbalan bunga yang dapat dibayarkan (angka 11 - angka 16).

19 Diisi dengan tempat kedudukan KPPBB/KPP Pratama yang menerbitkan SKPIB.

20 Diisi dengan tanggal penerbitan SKPIB.

21 Diisi dengan nama KPPBB/KPP Pratama yang menerbitkan SKPIB.

22 Diisi dengan tanda tangan, nama jelas, dan cap Kepala KPPBB/KPP Pratama yang menerbitkan SKPIB.

23 Diisi dengan Nomor Induk Pegawai Kepala KPPBB/KPP Pratama yangmenandatangani SKPIB.

Salinan sesuai dengan aslinya;

Kepala Biro Umum

u.b.

Kepala Bagian T.U. Departemen,

ttd.

Koemoro Warsito

NIP 060041898

MENTERI KEUANGAN,

ttd,-

JUSUF ANWAR

LAMPIRAN III

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 122/PMK.06/2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IMBALAN BUNGA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN KEPADA WAJIB PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1. Lembar ke-1 untuk

KPPN

2. Lembar ke-2 untuk

KPPN

SURAT PERINTAH MEMBAYAR IMBALAN BUNGA (SPMIB) BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

3. Lembar ke-3 untuk WP

4. Lembar ke-4 untuk KPPBB/ KPP Pratama

Nomor : ……………………………… (1)

Tanggal : ……………………………… (2) Tahun Anggaran : ………………………… (3)

Fungsi, Subfungsi, Program

:

……………………………………… (4)

Bagian Anggaran, Eselon, Satker

:

……………………………………… (5)

: ……………………………………… (6)

Kode Lokasi :

……………………………………… (7)

Nomor SKPIB : ……………………………………… (8)

Tanggal SKPIB : ……………………………………… (9)

MEMERINTAHKAN KEPADA

Pemegang Rekening Kas Negara A KPPN

:

……………………………………… (10)

Untuk membayar Imbalan Bunga kepada

:

Nama Wajib Pajak : ……………………………………… (11)

Alamat Wajib Pajak : ……………………………………… (12)

Nama Bank : ……………………………………… Nomor Rekening ………………………………………

(13)

NPWP :

(14)

URAIAN MAK JUMLAH  

1 Dasar Pengesahan Pembayaran/Pengeluaran :

(15) (16)  

a. Pasal 22 ayat (4) UU BPHTB

Rp. …………………………………………  

b. Pasal 19 UU BPHTB

Rp. …………………………………………  

c. Jumlah (a+b)

Rp. …………………………………………  

 

2. Diperhitungkan untuk pembayaran Utang Pajak :

(17) (18)  

a. Nomor ……………… KJS ………………

Rp. …………………………………………  

b. Nomor ……………… KJS ………………

Rp. …………………………………………  

c. Nomor ……………… KJS ………………

Rp. …………………………………………  

d. Nomor ……………… KJS ………………

Rp. …………………………………………

 

e. Nomor ……………… KJS ………………

Rp. …………………………………………  

f. Nomor ……………… KJS ………………

Rp. …………………………………………  

g. Nomor ……………… KJS ………………

Rp. …………………………………………  

h. Nomor ……………… KJS ………………

Rp. …………………………………………

 

 

3. Jumlah yang diperhitungkan (a+b+c+d+e+f+g+h)

Rp. …………………………………………  

 

4. Jumlah yang dibayarkan (1.e – 3) Rp. …………………………… (19)

 

Terbilang : ………………………………………………………………………………  

………………………………………………………………………………(20)  

…………………, tgl. ………………… (21)

a.n. Menteri Keuangan

Kepala KPPBB/KPP Pratama ……………… (22)

………………………………………………………

NIP.

Diisi cap "Telah diterbitkan SP2D  

Tanggal : ……………… Nomor : …………… "  

dan paraf Kepala Seksi Perbendaharaan KPPN yang bersangkutan………………… (23)

             

 

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PERINTAH MEMBAYAR IMBALAN BUNGA (SPMIB)

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

NO. URAIAN ISIAN

1 Diisi dengan nomor SPMIB yang diterbitkan.

2 Diisi dengan tanggal penetapan SPMIB.

3 Diisi dengan tahun anggaran SPMIB diterbitkan.

4 Diisi dengan kode fungsi dua digit, sub fungsi dua digit, dan program empat digit sesuai dengan fungsi, sub fungsi dan program kantor yang bersangkutan.

5 Diisi dengan kode Bagian Anggaran dua digit, kode Eselon I dua digit,dan Kantor Penerbit SPMIB enam digit.

6 Diisi dengan uraian kode kantor yang bersangkutan. , .

7 Diisi dengan kode lokasi SPMIB bersangkutan diterbitkan.

8 Disii dengan nomor SKPIB yang ditetapkan.

9 Diisi dengan tanggal SKPIB yang ditetapkan.

10 Diisi dengan kode KPPN diikuti uraian KPPN Pembayar (misalnya KPPN I (018) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta I).

11 Diisi dengan Nama Wajib Pajak Penerima SPMIB yang bersangkutan.

12 Diisi dengan Alamat Wajib Pajak yang bersangkutan.

13 Diisi dengan Nama Bank dan Nomor Rekening Wajib Pajak yang digunakan dalam pembayaran imbalan bunga dengan cara pemindahbukuan.

14 Diisi dengan NPWP Wajib Pajak yang bersangkutan.

15 Diisi dengan kode MAK SPMIB yang dikeluarkan.

16 Diisi dengan jumlah yang diterima.

17 Diisi dengan kode MAP yang akan dijadikan sebagai dasar pembayaran pajak terutang Wajib Pajak.

18 Diisi dengan jumlah uang yang akan dijadikan sebagai dasar pembayaran pajak terutang Wajib Pajak.

19 Diisi dengan angka jumlah bersih uang yang dibayarkan.

20 Diisi dengan huruf jumlah bersih uang yang dibayarkan.

21 Diisi dengan tempat dan tanggal SPMIB diterbitkan.

22 Diisi dengan nama Kantor dan Kepala KPPBB/KPP Pratama penandatangan SPMIB.

23 Diisi dengan cap

"Telah diterbitkan SP2D Tanggal ...............Nomor: ..........", dan paraf Kepala Seksi Perbendaharaan KPPN yang bersangkutan.

Salinan sesuai dengan aslinya,

Kepala Biro Umum

u.b.

Kepala Bagian T.U. Departemen

ttd.

Koemoro Warsito

NIP 060041898

MENTERI KEUANGAN,

ttd,-

JUSUF ANWAR