pbb, bphtb & bea materai
TRANSCRIPT
PBB - Erly Suandy
1
PBB - Erly Suandy
2
1. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yangada dibawahnya.
2. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam ataudilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan;
3. SPOP adalah surat yang digunakan oleh WP untukmelaporkan data Objek Pajak
4. NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh daritransaksi jual beli yang terjadi secara wajar
5. NJOPTKP adalah batas nilai NJOP yang tidakdikenakan pajak
6. SPPT adalah surat yang digunakan oleh DJP untukmemberitahukan besarnya pajak terhutang kepada WPPBB - Erly Suandy 3
PAJAK BUMI DAN BANGUNANADALAH
PAJAK KEBENDAAN ATAS BUMI DAN / ATAU BANGUNAN DIKENAKAN TERHADAP
SUBJEK PAJAKORANG PRIBADI ATAU BADAN SECARA NYATA : MEMPUNYAI HAK DAN/ATAU MEMPEROLEH MANFAAT ATAS BUMI, DAN/ATAU MEMILIKI, MENGUASAI, DAN ATAU MEMPEROLEH MANFAAT ATAS BANGUNAN Erly Suandy PBB -
4
OBJEK PAJAK
BUMIADALAH
BANGUNANADALAH
PERMUKAAN BUMI YANG MELIPUTI TANAH DAN PERAIRAN PEDALAMAN SERTA LAUT WILAYAH INDONESIA, DAN TUBUH BUMI YANG ADA DIBAWAHNYA
KONSTRUKSI TEKNIK YANG DITANAM ATAU DILEKATKAN SECARA TETAP PADA TANAH DAN/ATAU PERAIRAN
PBB - Erly Suandy
5
FAKTOR YANG MENENTUKAN KLASIFIKASI OBJEK PAJAK
BUMI / TANAH Letak Peruntukan Pemanfaatan Kondisi Lingkungan Dll
BANGUNAN Bahan Bangunan Rekayasa Letak Kondisi Lingkungan dll
PBB - Erly Suandy
6
PENGECUALIAN OBJEK PBB1. digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan; digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu; merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak; digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik; digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.PBB - Erly Suandy 7
2. 3.
4. 5.
Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim. Saat yang menentukan pajak yang terhutang adalah menurut keadaan Objek Pajak pada tanggal 1 Januari. Tempat pajak yang terhutang : untuk daerah Jakarta, di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta; untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten atau Kotamadya yang meliputi letak Objek Pajak.PBB - Erly Suandy 8
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN 1. Pajak yang terhutang berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat lambatnya enam bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh WP. 2. Pajak yang terhutang berdasarkan SKP harus dilunasi selambat lambatnya 1 bulan sejak tanggal diterimanya SKP oleh WP. 3. Pajak yang terhutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar atau kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2% sebulan paling lama 24 bulan.PBB - Erly Suandy 9
KEBERATAN DAN BANDINGWP dapat mengajukan keberatan pada Dirjen Pajak atas: SPPT SKP WP dapat mengajukan banding pada Pengadilan Pajak atas keputusan keberatanPBB - Erly Suandy 10
Karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek Besarnya pajak dan atau karena sebab-sebab sebabPengurangan tertentu lainnya.
75%
Objek pajak terkena:a. Bencana alam, seperti: gempa bumi, banjir dan tanah longsor. Besarnya b. Sebab lain yang luar biasa seperti: Pengurangan kebakaran, kekeringan, wabah penyakit tanaman dan hama tanaman.PBB - Erly Suandy
100%
11
Keputusan Pengurangan Dalam jangka waktu 60 hari, dapat berupa: 1. Dapat menerima seluruhnya. 2. Dapat menerima sebagian. 3. Dapat menolak PENGURANGAN DENDA ADMINISTRASI Atas permintaan WP, Dirjen Pajak dapat mengurangkan denda adminitrasi karena hal-hal tertentuPBB - Erly Suandy 12
PENGHITUNGAN PBBNJOP Tanah NJOP Bangunan NJOP Tanah dan Bangunan NJOPTKP NJOP XXXXX XXXXX ( + ) XXXXX XXXXX ( - ) XXXXX
NJKP : % x NJOP PBB : NJKP x TARIF
XXXXX
PBB - Erly Suandy
13
0,5%
PBB - Erly Suandy
14
NILAI JUAL Objek PAJAK TIDAK KENA PAJAK (NJOPTKP)
SETINGGI-TINGGINYA Rp.12.000.000
Per Wajib Pajak ; Diberikan untuk Bumi dan/atau bangunan Apabila seorang WP mempunyai beberapa Objek Pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu Objek Pajak yang nilainya terbesarPBB - Erly Suandy 15
NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP)DITETAPKAN
KEPALA KANTOR WILAYAH DIRJEN PAJAK ATAS NAMA MENKEU
SETIAP 3 TAHUN KECUALI DAERAH TERTENTU DITETAPKAN SETAHUN SEKALIPBB - Erly Suandy 16
DITETAPKAN
SERENDAH-RENDAHNYA SETINGGI-TINGGINYA
20% 100%
DARI NJOP
BESARNYA % DITETAPKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAHPBB - Erly Suandy 17
PENETAPAN BESARNYA NILAI JUAL KENA PAJAK(PP NO. 46 TAHUN 2000)
1. OBJEK PAJAK PERKEBUNAN 2. OBJEK PAJAK KEHUTANAN 3. OBJEK PAJAK LAINNYA YG NJOP-NYA LEBIH DARI Rp. 1 MILLIAR
1. OBJEK PAJAK PERTAMBANGAN 2. OBJEK PAJAK LAINNYA YG NJOP-NYA KURANG DARI Rp. 1 MILLIAR
40% X NJOP
20% X NJOPPBB - Erly Suandy 18
PBB = TARIF X NJKP
0,5% x 20% x NJOP 0,5% x 40% x NJOP
NJOP = (NJOP BUMI + NJOP BANGUNAN) - NJOPTKP
PBB - Erly Suandy
19
PRIMA memiliki sebuah rumah, Luas tanah 700m2, NJOP/m2 Rp.2.000.000 Luas Bangunan 400m2, NJOP/m2 Rp.1.500.000 Asumsi NJOPTKP Rp. 12.000.000 Hitunglah PBB untuk tanah dan bangunan Penyelesaian : Tanah NJOP/m2 Rp.2.000.000 konversi Bangunan NJOP/m2 Rp.1.500.000 konversi NJOP Tanah 700 x Rp. 2.013.000 NJOP Bangunan400 x Rp. 1.516.000 NJOP Tanah dan Bangunan NJOPTKP NJOP untuk perhitungan PBB NJKP PBB : 40% x Rp. 2.003.500.000 : 0,5% x Rp. 801.400.000 kelas A.8 kelas B.20 Rp.2.013.000/m2 Rp.1.516.000/m2
Rp. 1.409.100.000 Rp. 606.400.000 Rp. 2.015.500.000 Rp. 12.000.000 Rp. 2.003.500.000 Rp. 801.400.000 Rp. 4.007.000
PBB - Erly Suandy
20
PBB - Erly Suandy
21
PEMERINTAH PUSAT 10%6,5% Dibagi secara merata Kpd seluruh Kab/Kota 3,5% Dibagi sebagai insentif Atas penerimaan PBB
PEMERINTAH DAERAH 90%
9% - Biaya Pemungutan 16,2% Daerah Tingkat I 64,8% Daerah Tingkat II
PBB - Erly Suandy
22
PBB - Erly Suandy
23
PBB - Erly Suandy
24
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
PBB - Erly Suandy
25
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
PAJAK YANG DIKENAKAN ATAS PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN
PBB - Erly Suandy
26
SUBJEK PAJAK BPHTB
BADAN
ORANG PRIBADI
YANG MEMPEROLEH HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN
PBB - Erly Suandy
27
OBJEK PAJAK BPHTBPEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN
PEMINDAHAN HAK PEMBERIAN HAK BARU
PBB - Erly Suandy
28
PEMINDAHAN HAKKARENA1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. jual beli; tukar-menukar; hibah; hibah wasiat; waris; pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya; pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan; penunjukan pembeli dalam lelang; pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap; 10.penggabungan usaha; 11.peleburan usaha; 12.pemekaran usaha; 13.hadiah. PBB - Erly Suandy
29
PEMBERIAN HAK BARUKARENA
- kelanjutan pelepasan hak; - di luar pelepasan hak.
PBB - Erly Suandy
30
HAK ATAS TANAHMELIPUTI
1. 2. 3. 4. 5. 6.
hak milik; hak guna usaha; hak guna bangunan; hak pakai; hak milik atas satuan rumah susun; hak pengelolaan
PBB - Erly Suandy
31
PENGECUALIAN OBJEK PAJAK1. 2. 3. 4. 5. 6. perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik; Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan atau untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum; badan atau perwakilan organisasi internasional; orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama; orang pribadi atau badan karena wakaf; orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah. Objek Pajak tertentu, yang perolehannya karena waris, hibah wasiat, dan pemberian hak pengelolaan pengenaan pajaknya diatur dengan Peraturan Pemerintah. PBB - Erly Suandy
32
TARIF BPHTB
5%
PBB - Erly Suandy
33
DASAR PENGENAAN PAJAKNILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK Apabila NPOP tidak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP yang digunakan dalam pengenaan PBB pada tahun terjadinya perolehan, dasar pengenaan pajak yang dipakai adalah NJOP PBBPBB - Erly Suandy 34
NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK (NPOP)Jual beli Tukar menukar Hibah Hibah Wasiat Waris Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya Pemisahan hak yg mengakibatkan peralihan Harga transaksi Nilai pasar Nilai pasar Nilai pasar Nilai pasar Nilai pasar Nilai pasar
Peralihan hak karena putusan hakim yg mempunyai kekuatan hukum yang tetap Nilai pasar Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak Pemberian hak baru atas tanah diluar pelepasan hak Penggabungan usaha Peleburan usaha Pemekaran usaha Hadiah Penunjukkan pembeli dalam lelangPBB - Erly Suandy
Nilai pasar Nilai pasar Nilai pasar Nilai pasar Nilai pasar Nilai pasar Risalah Lelang35
NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK (NPOPTKP)NPOPTKP ditetapkan secara regional paling banyak Rp60.000.000,00, Perolehan hak karena waris, atau hibah wasiat NPOPTKP Ditetapkan secara regional paling banyak Rp300.000.000,00.NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK KENA PAJAK (NPOPKP)
NPOPKP BPHTB
= NPOP NPOPTKP = NPOPKP X TARIFPBB - Erly Suandy 36
PENGURANGAN BPHTBa. Kondisi tertentu Wajib Pajak yang ada hubungannya dengan Objek Pajak yaitu: 1. Wajib Pajak orang pribadi yang memperoleh hak baru melalui program pemerintah di bidang pertanahan dan tidak mempunyai kemampuan secara ekonomis; 2. Wajib Pajak orang pribadi yang menerima hibah dari orang pribadi yang mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah; 3. Wajib Pajak yang memperoleh hak baru selain Hak PengelolaanPBB - Erly Suandy 37
b. Kondisi Wajib Pajak yang ada hubungannya dengan sebab-sebab tertentu yaitu : 1. Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan melalui pembelian dari hasil ganti rugi pembebasan tanah oleh pemerintah untuk kepentingan negara atau kepentingan umum yang nilai ganti ruginya di bawah Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (NJOP PBB) dan pembelian tersebut dilakukan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak pembayaran ganti rugi; 2. Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah sebagai pengganti atas tanah yang dibebaskan oleh pemerintah untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus yaitu rehabilitasi pemukiman kumuh, jalan umum, saluran pembuangan air, waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya, saluran irigasi, pelabuhan laut, bandar udara, fasilitas keselamatan umum seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan bencana lainnya, jalur hijau, dan fasilitas militer dan kepolisian, sepanjang tidak bersifat ruislag; 3. Wajib Pajak yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter yang berdampak luas pada kehidupan perekonomian nasional sehingga Wajib Pajak harus melakukan restrukturisasi usaha dan atau utang usaha sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah;PBB - Erly Suandy 38
4.
5.
6.
Wajib Pajak yang melakukan penggabungan usaha (merger) yang telah memperoleh keputusan persetujuan penggabungan usaha dari Direktur Jenderal Pajak. Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan yang tidak berfungsi lagi seperti semula disebabkan bencana alam atau sebabsebab lainnya yang terjadi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak penandatanganan akta, seperti kebakaran, banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus; Wajib Pajak orang pribadi Veteran, PNS, TNI, POLRI, pensiunan PNS, purnawirawan TNI, purnawirawan POLRI atau janda/duda-nya yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan rumah dinas pemerintah.
c. Tanah dan atau bangunan digunakan untuk kepentingan sosial atau pendidikan yang semata-mata tidak untuk mencari keuntungan antara lain digunakan untuk panti asuhan, panti jompo, rumah yatim piatu, pesantren, sekolah yang tidak ditujukan mencari keuntungan, rumah sakit swasta institusi pelayanan sosial masyarakat.
PBB - Erly Suandy
39
SAAT DAN TEMPAT TERUTANGJual beli Tukar menukar Hibah Hibah Wasiat Waris Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya Pemisahan hak yg mengakibatkan peralihan Peralihan hak karena putusan hakim yg mempunyai kekuatan hukum yang tetap Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak Pemberian hak baru atas tanah diluar pelepasan hak Penggabungan usaha Peleburan usaha Pemekaran usaha Hadiah Penunjukkan pembeli dalam lelang Sejak tgl dibuat & di tanda tangani akta Sejak tgl dibuat & di tanda tangani akta Sejak tgl dibuat & di tanda tangani akta Sejak tgl ybs mendaftarkan peralihan haknya ke Kantor Pertanahan Sejak tgl dibuat & di tanda tangani akta Sejak tgl dibuat & di tanda tangani akta Sejak tgl dibuat & di tanda tangani akta Sejak tgl putusan hakim Sejak tgl ditandatangani dan diterbitkannya surat keputusan pemberian hak Sejak tgl ditandatangani dan diterbitkannya surat keputusan pemberian hak Sejak tgl dibuat & di tanda tangani akta Sejak tgl dibuat & di tanda tangani akta Sejak tgl dibuat & di tanda tangani akta Sejak tgl dibuat & di tanda tangani aktaPBB - Erly SuandySejak tgl penunjukkan pemenang lelang 40
PEMBAYARAN, PENETAPAN, DAN PENAGIHAN Pajak yang terutang dibayar ke kas negara melalui Kantor Pos dan atau Bank BUMN/D atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri dengan SSBPHTB Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan apabila: 1. pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar; 2. dari hasil pemeriksaan Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung; 3. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau bunga 2% sebulanPBB - Erly Suandy 41
KETENTUAN BAGI PEJABAT1. Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris hanya dapat menandatangani akta pemindahan hak atas tanah dan atau bangunan pada saat WP menyerahkan bukti pembayaran pajak berupa SSB. Pejabat Lelang Negara hanya dapat menandatangani Risalah Lelang perolehan hak atas tanah dan atau bangunan pada saat WPmenyerahkan bukti pembayaran pajak berupa SSB. Pejabat yang berwenang menandatangani dan menerbitkan surat keputusan pemberian hak atas tanah hanya dapat menandatangani dan menerbitkan surat keputusan dimaksud pada saat WP menyerahkan bukti pembayaran pajak berupa SSB.
2.
3.
PBB - Erly Suandy
42
4.
5.
6.
7.
Terhadap pendaftaran peralihan hak atas tanah karena waris atau hibah wasiat hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pertanahan Kabupaten/Kota pada saat WP menyerahkan bukti pembayaran pajak berupaSSB. Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan Kepala Kantor Lelang Negara melaporkan pembuatan akta atau Risalah Lelang perolehan hak atas tanah kepada Direktorat Jenderal Pajak selambat-lambatnya pada tanggal 10 bulan berikutnya. Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan Pejabat Lelang Negara yang melanggar ketentuan dikenakan sanksi administrasi dan denda sebesar Rp7.500.000,00 untuk setiap pelanggaran. Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris yang melanggar ketentuan dikenakan sanksi administrasi dan denda sebesar Rp250.000,00 untuk setiap laporan.PBB - Erly Suandy 43
PEROLEHAN HAK KARENA WARIS
perolehan hak atas tanah dan atau bangunan oleh ahli waris dari pewaris, yang berlaku setelah pewaris meninggal dunia
PBB - Erly Suandy
44
PEROLEHAN HAK KARENA HIBAH WASIAT
adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan dari pemberi hibah wasiat, yang berlaku setelah pemberi hibah wasiat meninggal dunia
PBB - Erly Suandy
45
Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan yang terutang atas perolehan hak karena waris dan hibah adalah sebesar 50 % dari BPHTB yang seharusnya terutang. NPOP karena waris dan hibah wasiat adalah nilai pasar pada saat didaftarkannya perolehan hak tersebut ke Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota. Dalam hal nilai pasar lebih rendah dari pada NJOP PBB, NPOP yang digunakan sebagai dasar pengenaan BPHTB adalah NJOP PBB pada tahun terjadinya perolehan
PBB - Erly Suandy
46
Pengenaan BPHTB Karena Pemberian Hak Pengelolaan
Hak Pengelolaanadalah
hak menguasai dari Negara atas tanah yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya untuk merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah, menggunakan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, menyerahkan bagian-bagian tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.
PBB - Erly Suandy
47
Besarnya BPHTB karena pemberian Hak Pengelolaan
0%dalam hal penerima Hak Pengelolaan adalah Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, lembaga pemerintah lainnya, dan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas);
50%dalam hal penerima Hak Pengelolaan selain dimaksud pada huruf a.
PBB - Erly Suandy
48
PEMERINTAH PUSAT 20%
PEMERINTAH DAERAH 80%16% Daerah Tingkat I 64% Daerah Tingkat II
dibagikan kepada seluruh Kabupaten / Kota. didasarkan atas realisasi penerimaan BPHTB Tahun Anggaran berjalan setelah dikurangi untuk: > pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB sebesar pengeluaran pada Tahun Anggaran sebelumnya; > biaya administrasi Peningkatan pelayanan BPHTB sebesar 1% dari bagian Pemerintah Pusat; dan > pemberian imbalan bunga sebesar pengeluaran pada Tahun Anggaran PBB - Erly Suandy sebelumnya.
49
Yayasan Panti Asuhan X memperoleh HIBAH WASIAT berupa Sebidang tanah dan bangunan diatasnya dengan nilai pasar Rp.400.000.000. Nilai jual objek pajak (NJOP) PBB sebesar Rp.500.0000000 NPOPTKP daerah tersebut adalah Rp. 300.000.000 (waris&hibah) Rp. 30.000.000 (lainnya) BPHTB terutang : Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak BPHTB Terutang BPHTB yang harus dibayar Rp. 500.000.000 Rp. 300.000.000 ( - ) Rp. 200.000.000 Rp. 10.000.000
: Rp.200.000.000 x 5%
: Rp. 10.000.000 x 50% Rp. 5.000.000
PBB - Erly Suandy
50
PBB - Erly Suandy
51
PBB - Erly Suandy
52
BEA MATERAI
PBB - Erly Suandy
53
PENGERTIAN UMUM 1. Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan/atau pihak-pihak yang berkepentingan; 2. Benda meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; 3. Tanda tangan adalah tanda tangan sebagaimana lazimnya dipergunakan, termasuk pula parap, teraan atau cap tanda tangan atau cap parap, teraan cap nama atau lainnya sebagai pengganti tanda tangan; 4. Pemeteraian kemudian adalah suatu cara pelunasan Bea Meterai yang dilakukan oleh Pejabat Pos atas permintaan pemegang dokumen yang Bea Meterainya belum dilunasi sebagaimana mestinya; 5. Pejabat Pos adalah Pejabat Perusahaan Umum Pos dan Giro yang diserahi tugas melayani permintaan pemeteraian kemudian.
PBB - Erly Suandy
54
SUBJEK BEA MATERAI
pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak atau pihak-pihak yang pihakbersangkutan menentukan lain.
PBB - Erly Suandy
55
OBJEK BEA MATERAI
DOKUMEN
PBB - Erly Suandy
56
TARIF DAN PENGENAAN BEA METERAITarif Bea Meterai Rp. 6000,- Dikenakan Atas Dokumen a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya (antara lain: Surat kuasa, surat hibah dan surat pemyataan) yang dibuat dengan tujuan digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata. b. akta-akta Notaris termasuk salinannya. c. akta-akta yang dibuat Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk rangkaprangkapnya. d. Surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp. 1.000.000,: e. Surat-surat Berharga seperti: wesel, promes dan aksep yang harga nominalnya lebihdariRp.1.000.000,-. f. Efek dengan nama dan dalam atau bentuk apapun sepanjang harga nominalnya lebih dari Rp.1.000.000,-. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di pengadilan: a. Surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan. b. Surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain atau digunakan untuk olahraga lain, lain dari maksud semula.PBB - Erly Suandy 57
Tarif Bea Meterai Rp 3.000,- Dikenakan Atas Dokumen 1. Surat yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp.250.000,tetapi tidak lebih dari Rp.1.000.000,-. 2. Surat-surat Berharga seperti: wesel, promes dan aksep yang harga nominalnya lebih dari Rp.250.000,- tetapi tidak lebih dari Rp.1.000.000,3. Efek dengan nama dan dalam atau bentuk apapun, sepanjang harga nominalnya lebih dari Rp.250.000,- tetapi tidak lebih dari Rp. 1.000.000,-. 4. Cek dan bilyet giro dengan harga nominal berapapun. Apabila suatu dokumen (kecuali cek dan bilyet giro) mempanyai nominal tidak lebih dari Rp250.000,00 maka atas dokumen tersebut tidak terutang Bea Meterai.
PBB - Erly Suandy
58
Pengecualian Bea Meteraia. Dokumen yang berupa : 1. surat penyimpanan barang; 2. konosemen; 3. surat angkutan penumpang dan barang; 4. keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen 5. sebagaimana dimaksud dalam angka 1), angka 2), dan 6. angka 3); 7. bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang; 8. surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan 9. pengiriman; 10. surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan dengan 11. surat-surat sebagaimana dimaksud dalam angka 1) sampai 12. angka 6).PBB - Erly Suandy 59
b. c.
d. e.
f. g.
h. i.
segala bentuk ijazah; tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu; tanda bukti penerimaan uang Negara dari Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah dan bank; kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah dan bank; tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi; dokumen yang menyebutkan tabungan pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi, dan badan-badan dan lainnya yang bergerak di bidang tersebut; surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian; tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam bentuk apapun.PBB - Erly Suandy 60
Saat terhutang Bea Meterai : 1. dokumen yang dibuat oleh satu pihak, adalah pada saat dokumen itu diserahkan; 2. dokumen yang dibuat oleh lebih dari satu pihak, adalah pada saat selesainya dokumen itu dibuat; 3. dokumen yang dibuat di luar negeri adalah pada saat digunakan di Indonesia. Bea Meterai atas dokumen dilunasi dengan cara : 1. menggunakan benda Meterai yang terdiri dari meterai tempel dan kertas meterai; 2. menggunakan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan seperti mesin teraan atau alat lain.PBB - Erly Suandy 61
Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi dikenakan denda administrasi sebesar 200 % Pemegang dokumen atas dokumen harus melunasi Bea Meterai yang terhutang berikut dendanya dengan cara pemeteraian kemudian. Dokumen yang dibuat di luar negeri pada saat digunakan di Indonesia harus telah dilunasi Bea Meterai yang terhutang dengan cara pemeteraian kemudian Dokumen yang dibuat di luar negeri tidak dikenakan Bea Meterai sepanjang tidak digunakan di Indonesia. Jika dokumen tersebut hendak digunakan di Indonesia harus dibubuhi meterai terlebih dahulu yang besarnya sesuai dengan tarif dengan cara pemeteraian kemudian tanpa denda. Namun apabila dokumen tersebut baru dilunasi Bea Meterainya sesudah digunakan, maka pemeteraian kemudian dilakukan berikut dendanya sebesar 200%
PBB - Erly Suandy
62
KETENTUAN PIDANA 1. meniru atau memalsukan Meterai tempel kertas Meterai atau meniru dan memalsukan tanda tangan yang perlu untuk mensahkan Meterai; 2. sengaja menyimpan dengan maksud untuk diedarkan atau memasukkan ke Negara Indonesia Meterai palsu, yang dipalsukan atau yang dibuat dengan melawan hak; 3. sengaja menggunakan, menjual, menawarkan, menyerahkan, menyediakan untuk dijual atau dimasukkan ke Negara Indonesia Meterai yang mereknya, capnya, tanda-tangannya, tanda sahnya atau tanda waktunya mempergunakan telah dihilangkan seolah-olah Meterai itu belum dipakai dan atau menyuruh orang lain menggunakannya dengan melawan hak; 4. menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas yang diketahui digunakan untuk melakukan salah satu kejahatan untuk meniru dan memalsukan benda Meterai. 5. sengaja menggunakan cara lain tanpa izin Menteri Keuangan,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tahun.DALUWARSA 5 tahun terhitung sejak tanggal dokumen dibuatPBB - Erly Suandy 63
PBB - Erly Suandy
64