presentasi bphtb 2006

23
1 DASAR HUKUM BPHTB UU No 21 Th 1997 Mulai berlaku 1 Jan 1998 Efektif berlaku 1 Juli 1998 UU No 20 Th 2000 Mulai berlaku 1 Jan 2001 UU No 5 Th 1960 Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria UU No 28 Th 2009 Mulai berlaku 1 Jan 2010 PD 1. PP No 113 Tahun 2000 tentang Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOP TKP) 2. Kep Men Keu No.87/KMK.04/2002 tentang Pengurangan BPHTB 3. 2. Kep. Dirjen Pajak No.Kep- 221/PJ/2002 tentang Tata Cara Pengurangan BPHTB 4. Kep. Dirjen Pajak No-25/PJ.6/1997 tentang Surat Keterangan Bebas (SKB) BPHTB 5. Kep Men Keu No.519/KMK.04/2000 tentang Pembagian BPHTB antara Pusat dan Daerah Peraturan Pelaksanaan

Upload: ian-qr

Post on 21-Jan-2016

75 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bphtb

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi BPHTB 2006

1

DASAR HUKUM BPHTB

UU No 21 Th 1997 Mulai berlaku 1 Jan 1998 Efektif berlaku 1 Juli 1998

UU No 20 Th 2000 Mulai berlaku 1 Jan 2001 UU No 5 Th 1960 Peraturan Dasar Pokok-

Pokok AgrariaUU No 28 Th 2009 Mulai berlaku 1 Jan 2010 PD

1. PP No 113 Tahun 2000 tentang Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOP TKP)

2. Kep Men Keu No.87/KMK.04/2002 tentang Pengurangan BPHTB

3. 2. Kep. Dirjen Pajak No.Kep-221/PJ/2002 tentang Tata Cara Pengurangan BPHTB

4. Kep. Dirjen Pajak No-25/PJ.6/1997 tentang Surat Keterangan Bebas (SKB) BPHTB

5. Kep Men Keu No.519/KMK.04/2000 tentang Pembagian BPHTB antara Pusat dan Daerah

Peraturan Pelaksanaan

Page 2: Presentasi BPHTB 2006

2

KARAKTERISTIK BPHTB

1. Merupakan Pajak LngsungBeban menjadi tanggungan yang akan menerima hak atas pemindahan tanah dan/atau bangunan

2. Pajak Obyektif atau Pajak KebendaanDikenakan atas harta tetap dimana yang dipentingkan adalah obyeknya dan subyek pajak tidak mempengaruhi atas besarnya pajak terutang

3. Merupakan Pajak PusatBPHTB dikelola oleh Pemerintah Pusat, sekalipun hasil penerimaannya sebagian besar diserahkan kepada Pemerintah Daerah sebagai pendapatan daerah yang dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Page 3: Presentasi BPHTB 2006

3

PENGERTIAN

1. BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas tanah dan atau bangunan

2. PHTB adalah perbuatan hukum yang mengakibatkan diperolehnya Hak Tanah dan/atau Bangunan (HTB) oleh orang pribadi atau badan

3. HTB adalah hak atas tanah termasuk hak pengelolaan berserta bangunan diatasnya

4. Surat tagihan BPHTB adalah surat tagihan dan sanksi (bunga dan denda)

5. Surat Ketetapan BPHTB KB adalah untuk menentukan besarnya jumlah pajak terutang, kekurangan, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar

6. SK BPHTB KB Tambahan adalahl mementukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan

7. SK BPHTB LB adalah menentukan lebih bayar dari yang seharusnya

8. SK BPHTB Nihil adalah menentukan jumlah yang dibayar sama dengan yang terutang

9. Surat Setoran BPHTB adalah surat yang digunakan untuk pembayaran pajak terutang

10. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat untuk membetulkan kesalahan dalam penerapan SK BPHTB

11. Surat Keputusan Keberatan adalah surat atas keberatan terhadap BPHTB

12. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak terhadap Surat Keputusan Keberatan

Page 4: Presentasi BPHTB 2006

4

SUBYEK BPHTB

1. Orang Pribadi

2. Badan

Yang memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan

Page 5: Presentasi BPHTB 2006

5

OBYEK BPHTBAdalah perolehan hak atas tanah dan bangunan

yang meliputi :

1. Pemindahan hak krn :a. Jual beli b. Tukar menukarc. Hibah d. Hibah wasiat e. Waris f. Pemasukan dlm badan hukum g. Pemisahan hak h. Penunjukkan pembeli dlm lelang i. Pelaksanaan putusan hakim j. Penggabungan usahak. Peleburan usahal. Pemekaran usaha m. Hadiah

2. Pemberian hak baru krn : a. Kelanjutan pelepasan hak b. Di luar pelepasan hak

3. Hak atas tanah meliputi : a. Hak milik b. Hak guna usaha c. Hak guna bangunan d. Hak pakai e. Hak milik atas satuan rumah susun f. Hak pengelolaan

Page 6: Presentasi BPHTB 2006

6

OBYEK PAJAK TIDAK DIKENAKAN BPHTB

1. Perwakilan diplomat, konsulat atas asas timbal balik (asas reciprocitas)

2. Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan atau untuk kepentingan umum

3. Badan dan Perwakilan Internasional

4. Orang Pribadi atau Badan karena konversi hak dengan tidak ada perubahan nama

5. Orang Pribadi atau Badan karena wakaf

6. Orang Pribadi atau Badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah

Page 7: Presentasi BPHTB 2006

7

DASAR PENGENAAN BPHTB

1. Pemindahan hak krn :

a. Jual beli : harga transaksi

b. Tukar menukar : nilai pasar

c. Hibah : nilai pasar

d. Hibah wasiat : nilai pasar

e. Waris : nilai pasar

f. Pemasukan dlm badan hukum : nilai pasar

g. Pemisahan hak : nilai pasar

h. Penunjukkan pembeli dlm lelang: harga transaksi

i. Pelaksanaan putusan hakim : nilai pasar

j. Penggabungan usaha : nilai pasar

k. Peleburan usaha : nilai pasar

l. Pemekaran usaha : nilai pasar

m. Hadiah : nilai pasar

2. Pemberian hak baru krn :

a. Kelanjutan pelepasan hak : nilai pasar

b. Di luar pelepasan hak : nilai pasar

Bila nilai tidak diketahui atau dibawah NJOP (kecuali

lelang) dipakai NJOP

Bila NJOP belum ditetapkan Ditetapkan Menteri

Keuangan

Page 8: Presentasi BPHTB 2006

8

SAAT TERUTANG & TEMPAT PELUNASAN BPHTB

A. SAAT TERUTANG BPHTB1. Pemindahan hak krn :

a. Jual beli tanggal dibuat dan ditandatangani aktab. Tukar menukar tanggal dibuat dan ditandatangani akta c. Hibah tanggal pendaftaran peralihand. Hibah wasiat tanggal pendaftaran peralihane. Waris tanggal pendaftaran peralihanf. Pemasukan dlm badan hukum tanggal dibuat dan

ditandatangani akta g. Pemisahan hak tanggal dibuat dan ditandatangani aktah. Penunjukkan pembeli dlm lelang tanggal penunjukakan

pemenang lelangi. Pelaksanaan putusan hakim tanggal putusan pengadilanj. Penggabungan usaha tanggal dibuat dan ditandatangani

akta k. Peleburan usaha tanggal dibuat dan ditandatangani aktal. Pemekaran usaha tanggal dibuat dan ditandatangani aktam. Hadiah tanggal pendaftaran peralihan

2. Pemberian hak baru krn : a. Kelanjutan pelepasan hak tanggal pemberian hakb. Di luar pelepasan hak tanggal pemberian hak

B. TEMPAT PELUNASAN BPHTBHutang BPHTB harus dilunasi saat terjadinya perolehan hak ditempat letak tanah dan atau bangunan berada yaitu:1. Di Wilayah Kabupaten / Kota, misal Bandung, Bogor dsb2. Di Propinsi untuk Kota Administrasi, misal Jakarta di Wilayah DKI

Jakarta

Page 9: Presentasi BPHTB 2006

9

NPOPTKP

a.Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional maksimal Rp. 60 juta (sebelum 1 Januari 2001 sebesar Rp. 30 juta). minimal Rp.60 juta (PD mulai 1 Jan 2010)

b.Kecuali hibah, wasiat dan waris yang diterima orang pribadi yang ada hubungan keluarga sedarah garis lurus satu derajat keatas satu derajat kebawah yaitu ditetapkan secara regional maksimal Rp. 300 juta minimal Rp.300 juta (PD mulai 1 Jan 2010)

Page 10: Presentasi BPHTB 2006

10

Faktor-faktor Perhitungan BPHTB

1. Tarif = 5% x NPOPKP (DPP)

2. NPOP Bila tidak diketahui atau lebih kecil NJOP PBB menggunakan NJOP PBB

3. NPOP TKP (PP No 113 Tahun 2000):

a. Maksimal Rp.60 Juta Rp.30 jt di Kota

Bandung

b. Waris dan Hibah Wasiat diterima OP (sedarahdlm

garis keturunan lurus satu derajat keatas dan satu

derajat kebawah termasuk suami isteri) maksimal

Rp.300 juta Rp.200 jt di Kota Bandung. Dan harus

bayar dengan tarif efektif 50%

c. Ditetapkan secara regional per Kabupaten/Kota atas

dasar Kep.Kanwil Ditjen Pajak

d. Untuk hak pengolahan sejak tgl ditandatangai :

1) 0% x BPHTB terutang bila penerima hak adl

DEP,NON DEP,Propinsi, Kabupaten/Kota, Perum Perumnas dan lembaga lain sejenis mis: Otoritas Batam, Badan Pengelola GOR Bung Karno) Surat Keterangan Bebas BPHTB

2) 50% x BPHTB terutang bila penerima hak adl

BUMN/D

Jadi Rumus Perhitungan:

BPHTB = Tarif x (NPOP – NPOP TKP); atau

BPHTB = Tarif x (NJOP PBB – NPOP TKP)

Page 11: Presentasi BPHTB 2006

11

Pembayaran, Penetapan dan Penagihan

1. Sistem pemungutan Self Assessment

2. Surat Setor BPHTB (SSB) rangkap 5 (WP, KP PBB via Bank Operasional, KP PBB via WP, Tempat Pembayaran, PPAT/Notaris/Lelang)

3. BPHTB Nihil harus dibuat SSB NIHIL4. SSB disampaikan paling lambat 7 hari

sejak tgl bayar5. Dlm waktu 5 tahun KP PBB dapat

menerbitkan:a. SKPKB sanksi adm (bunga)

2%/Bln mak 48%b. SKPKBT sanksi adm (bunga) 100%c. STB (Surat Tagihan BPHTB) sanksi adm (bunga) 2%/Bln mak 48%d. SP (Surat Paksa) setelah 1 bulan

diterima WP

Page 12: Presentasi BPHTB 2006

12

PENGURANGAN BPHTB(Kep Men No. 87/KM.04/2000 jo Kep DP No 221/DJ/2002)

Atas permohonan WP diberikan oleh Menteri Keuangan, karena : a. Kondisi tertentu WP yang ada

hubungannya dengan Obyek Pajak

b. Kondisi WP yang ada hubungannya dengan sebab tertentu

c. Tanah dan bangunan digunakan untuk sosial, ibadah atau pendidikan (tidak mencari keuntungan)

Page 13: Presentasi BPHTB 2006

13

PEMBAGIAN BPHTB(Kep Men No. 519/KM.04/2000)

a. Pemerintah Pusat 20%

dibagikan ke Kabupaten /

Kota secara merata

b. Pemerintah Daerah 80%

20% Propinsi (16%)

80% Kabupaten / Kota (64%)

Page 14: Presentasi BPHTB 2006

14

Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan

1. Diajukan ke KP PBB2. Tertulis dalam bahasa Indonesia

dengan alasan dan perhitungannya

3. Copy identitas dan SSB asli4. Paling lama 3 bulan setelah

diterima surat ketetapan5. Tidak menunda pembayaran

pajak6. Waktu penyelesaian 12 bulan,

jika melebihi 12 bulan berarti keberatan diterima

7. Pajak terutang s/d Rp 2,5 M oleh KP PBB, dan lebih Rp 2,5 M Ka.Kanwil Ditjen Pajak.

Page 15: Presentasi BPHTB 2006

15

Pengajuan Banding BPHTB

1. Pengajuan banding hanya kepada Pengadilan Pajak

2. Tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas

3. Copy identitas dan Surat Keputusan atas Keberatan

4. Paling lama 3 bulan setelah diterima surat Keputusan atas Keberatan

5. Tidak menunda pembayaran pajak, tapi harus membayar 50% pajak terutang

6. Waktu penyelesaian 12 bulan dan dapat diperpanjang 3 bulan, jika melebihi waktu tersebut berarti keberatan diterima

7. Bila pengajuan banding diterima, kelebihan bayar dikembalikan ditambah 2% per bulan, maksimal 24 bulan dihitung sejak bayar s/d diterbitkan putusan banding

8. Sidang Pengadilan pajak terbuka untuk umum, tapi sewaktu BPSP sidang tertutup untuk umum

9. Keputusan Pengadilan merupakan keputusan akhir dan mempunyai kekuatan hukum tetap, tetapi WP masih memungkinkan mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung(bila ada bukti baru, terjadi tipu muslihat atau tidak sesuai ketentuan yang berlaku)

Page 16: Presentasi BPHTB 2006

16

Permohonan Pengembalian BPHTB

1. Pengajuan banding hanya kepada KP PBB

2. Tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas

3. Copy identitas, asli SSB dan copy surat ketetapan

4. Waktu penyelesaian 12 bulan sejak surat permohonan

5. Kp PBB harus memberikan keputusan dan menerbitkanSKBLB / SKBN / SKBKB

6. Kelebihan bayar dikembalikan ditambah imbalan bunga 2% per bulan, maksimal 24 bulan dihitung sejak2 (dua) bulan pelunasan s/d diterbitkan SKPKPB (Surat Ketetapan Pengembalian Kelebihan Pembayaran BPHTB)

Page 17: Presentasi BPHTB 2006

17

Ketentuan Bagi Pejabat

Yang termasuk dalam pengertian Pejabat:1. PPAT / Notaris2. Kepala Kantor Lelang Negara / Pejabat Lelang Negara3. Pejabat Pertanahan Kabupaten / Kota

Pejabat-pejabat diatas berlaku ketentuan sbb:1. PPAT / Notaris hanya dapat menandatangani akta pemindahan hak

atas tanah dan/atau bangunan pada saat WP menyerahkan bukti pembayaran BPHTB (SSB)Bagi yang melanggar dikenakan sanksi denda Rp.7.500.000 untuk setiap pelanggaran

2. Pejabat Lelang Negara hanya dapat menandatangani risalah lelang perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan pada saat WP menyerahkan bukti pembayaran BPHTB (SSB)Bagi yang melanggar dikenakan sanksi denda Rp.7.500.000 untuk setiap pelanggaran

3. Pejabat yang berwenang menandatangani dan menerbitkan surat keputusan pemberian hak atas tanah dan/atau bangunan pada saat WP menyerahkan bukti pembayaran BPHTB (SSB)Bagi yang melanggar dikenakan sanksi Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan ABRI

4. Pejabat Pertanahan Kabupaten / Kota hanya dapat melakukan pendaftaran peralihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena waris atau hibah pada saat WP menyerahkan bukti pembayaran BPHTB (SSB)Bagi yang melanggar dikenakan sanksi Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan ABRI

5. PPAT / Notaris dan Kepala Kantor Lelang Negara melaporkan pembuatan akta atau risalah lelang perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada Ditjen Pajak cq KP PBB selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. Jika tidak dipenuhi akan terkena sanksi:a. PPAT / Notaris berupa denda Rp.250.000 untuk setiap laporanb. Kepala Kantor Lelang Negara sesuai ketentuan yang berlaku

Catatan: Hal-hal yang belum diatur dala UU BPHTB berlaku ketentuan KUP (Ketentuan Umum Perpajakan)

Page 18: Presentasi BPHTB 2006

18

Contoh Penghitungan BPHTB (1)

1. Pada tanggal 2 Juli 2006 ,WP Badu membeli tanah dengan NPOP Rp.22.000.000. NPOP TKP Rp.30.000.000.Karwena NPOP berada dibawah NPOP TKP, maka perolehan hak atas tanah tersebut tidak dikenakan BPHTB

2. Pada tanggal 1 Agustus 2006 membeli tanah dengan:NPOP Rp. 50.000.000NPOP TKP Rp. 30.000.000NPOP KP Rp. 20.000.000BPHTB terutang: 5% x Rp.20.000.000 = Rp.1.000.000

3. Polan memperoleh warisan warisan dari ayahnya sebidang tanah dan bangunan dengan nilai pasar Rp.200.000.000,- sedangkan NJOP Rp.250.000.000,- dan NPOP TKP oleh Kanwil Diretorat Pajak setempat dalam hal waris ditetapkan sebesar Rp.300.000.000,- Berapa besarnta BPHTB terutang!Besarnya BPHTB terutang:- NPOP / NJOP Rp.250.000.000- NPOP TKP Rp 300.000.000- NPOP KP Rp ---- BPHTB terutang Rp. Nihil.

4. Jika obyek diatas (butir 3). Nilai pasarnya Rp.600.000.000,-, sedangkan NJOP PBB sebesar Rp.800.000.000,- dan NPOP TKP Rp.300.000.000,- maka besarnya BPHTB adalah: - NPOP / NJOP Rp.800.000.000- NPOP TKP Rp 300.000.000- NPOP KP Rp 500.000.000- BPHTB yang seharusnya terutang 5% x Rp.500.000.000

= Rp .25.000.000- BPHTB terutang yang harus dibayar 50% x Rp. 25.000.000

= Rp.12.500.000

Page 19: Presentasi BPHTB 2006

19

Contoh Penghitungan BPHTB (2)

5. Ali memperoleh hibah wasiat dari ayah kandungnya sebidang tanah dan bangunan dengan nilai pasar Rp.500.000.00,- sedangkan NJOP PBB sebesar Rp.450.000.000,- dan .NPOP TKP dalam hal hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam bubungan keluarga ditetapkan oleh Kanwil Ditjen Pajak setempat misalnya Rp.300.000.000,- maka besarnya BPHTB : - NPOP / NJOP Rp.500.000.000

- NPOP TKP Rp 300.000.000

- NPOP KP Rp 200.000.000

- BPHTB yang seharusnya terutang 5% x Rp.200.000.000= Rp.10.000.000

- BPHTB terutang yg harus dibayar 50% x Rp. 10.000.000

= Rp. 5.000.000

6. Jika yang memperoleh hibah wasiat suatu Yayasan Yatim Piatu dengan nilai pasar Rp.1.000.000.000,- sedangkan NJOP PBB sebesar Rp.900.000.000,- dan . Kanwil Ditjen Pajak setempat menetapkan NPOP TKP dalam hal selain waris dan hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam bubungan keluarga sebesar Rp.60.000.000,- maka besarnya BPHTB : - NPOP / NJOP Rp.1.000.000.000

- NPOP TKP Rp 60.000.000

- NPOP KP Rp 940.000.000

- BPHTByang seharusnya terutang 5% x Rp. 940.000.000= Rp. 47.000.000

- BPHTB terutang yg harus dibayar 50% x Rp. 47.000.000

= Rp.23.500.000

Page 20: Presentasi BPHTB 2006

20

Contoh Penghitungan BPHTB (3)

7. Perum Perumnas memperoleh Hak Pengelolaan atas tanah 10 ha dengan NPOP Rp.1.000.000.000,- maka besarnya BPHTB terutang :- NPOP Rp.1.000.000.000- NPOP TKP Rp 60.000.000- NPOP KP Rp 940..000.000- BPHTB yang seharusnya terutang 5% x Rp. 940.000.000

= Rp. 47.000.000- BPHTB terutang yang harus dibayar 0% x Rp. 47.000.000

= Rp .0 (Nihil)Catatan:Kewajiban membayar BPHTB sebesar 0% harus dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas (SKB) BPHTB. SKB BPHTB dibuat rangkar 3 (tiga):- Lembar ke-1 untuk Wajib Pajak- Lembar ke-2 untuk Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota- Lembar ke-3 untuk KP PBB

8. BUMN memperoleh Hak Pengelolaan atas tanah 10 ha dengan NPOP Rp.1.000.000.000,- maka besarnya BPHTB terutang :- NPOP Rp.1.000.000.000- NOPO TKP Rp 60.000.000- NPOP KP Rp 940..000.000- BPHTB yang seharusnya terutang 5% x Rp. 940.000.000

= Rp. 47.000.000- BPHTB terutang yang harus dibayar 50% x Rp.47.000.000

= Rp. 23.500.000

Page 21: Presentasi BPHTB 2006

21

Contoh Penghitungan BPHTB (4)

9. Wajib Pajak Rudi memperoleh tanah dan bangunan tanggal 29 Maret 2003 dengan NPOP Rp.130.000.000,- sedangkan NPOP TKP ditetapkan Rp30.000.000,-, maka besarnya BPHTB terutang :- NPOP Rp. 130.000.000

- NPOP TKP Rp 30.000.000

- NPOP KP Rp 100..000.000

- BPHTB yang seharusnya terutang 5% x Rp.100.000.000= Rp. 5.000.000

Jika tanggal 30 Desember 2003 doadakan pemeriksaan dan hasilnya menunjukkan NPOP sebebarnya Rp.170.000.000,-, maka BPHTB yang sebarusnya terutang sbb:

- NPOP Rp. 170.000.000

- NPOP TKP Rp 30.000.000

- NPOP KP Rp 140..000.000

- BPHTB yang seharusnya terutang 5% x Rp.140.000.000= Rp. 7.000.000

- BPHTB yang telah dibayar = Rp. 5.000.000

- BPHTB yang kurang dibayar = Rp. 2.000.000

- Sanksi administrasi berupa bunga

sebesar 10 x 2% x Rp.2.000.000,- = Rp 400.000

- Jumlah BPHTB yang harus dibayar

menurut SKBKB = Rp. 2.400.000

Page 22: Presentasi BPHTB 2006

22

Contoh Penghitungan BPHTB (5)

10. Dari contoh butir 9 diatas, apabila pada tahun 2005 dari hasil pemeriksaan atau keterangan lain, diperoleh data baru bahwa ternmyata hasil pemeriksaan menunjukkan NPOP sebenarnya Rp.250.000.000,-, maka BPHTB dihitung sbb:- NPOP Rp. 250.000.000- NPOP TKP Rp 30.000.000- NPOP KP Rp 220..000.000- BPHTB yang seharusnya terutang 5% x Rp.220.000.000

= Rp. 11.000.000- BPHTB yang telah dibayar = Rp. 7.000.000- BPHTB yang kurang dibayar = Rp. 4.000.000- Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 100% x Rp.4.000.000,- = Rp 4.000.000- Jumlah BPHTB yang harus dibayar menurut SKBKB = Rp. 8.000.000

11. Dari perolehan tanah dan bangunan pada tanggal 21 September 2005, Wajib Pajak Amir terutang BPHTB sebesar Rp.5.000.000. Pada saat terjadinya perolehan tersebut, pajak yang dibayar sebesar Rp.4.000.000,. Atas kekurangan pajak tersebut diterbitkan Surat Tagihan BPHTB (STB) tanggal 23 Desember 2005 dengan perhitungan sebagai berikut:Kekurangan BPHTB Rp 1.000.000Bunga 4 x 2% x Rp.1.000.000 Rp. 80.000Jumlah yang harus dibayar dalam STB Rp.1.080.000

12. A menjual tanah kepada B dengan NPOP Rp.300.000.000,-.Perjanjian dibuat antara A & B dan ditandatangani pula oleh para saksi dan diketahui oleh Kepala Desa / Lurah sebagai pengawas wilayah. Berapa BPHTB yang terutang harus dibayar atas transaksi tersebut.Transaksi tersebut diatas tidak kena BPHTB, karena belum terjadi perpindahan hak , yaitu masih dibawah tangan (belum merupakan obyek BPHTB)

Page 23: Presentasi BPHTB 2006

23

LAMPIRAN -LAMPIRAN