akuntansi pajak pbb & bphtb

139
PBB 1 PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Upload: ardy-wijaya

Post on 02-Feb-2016

289 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

akuntansi pajak

TRANSCRIPT

Page 1: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PBB 1

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Page 2: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

DASAR HUKUM

UU No. 12 Tahun 1985 joUU No. 12 Tahun 1994

PP No. 25 Tahun 2002

KMK No. 523/KMK.04/1998

KEP-16/PJ.6/1998

Page 3: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PBB 3

PBB dapat didefinisikan sebagai “pajak negara yang dikenakan terhadap bumi dan/bangunan berdasarkan UU No. 12 Tahun 1985 tentang PBB sebagaimana telah diubah dengan UU No. 12 Tahun 1994”

PENGERTIAN PBB

Page 4: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN(PBB)

PAJAK KEBENDAAN ATASBUMI DAN/ATAU BANGUNAN

DIKENAKAN TERHADAPSUBJEK PAJAK

ORANG PRIBADI ATAU BADAN SECARA NYATA:• MEMPUNYAI HAK DAN/ATAU MEMPEROLEH MANFAAT ATAS BUMI,

DAN/ATAU • MEMILIKI, MENGUASAI, DAN/ATAU MEMPEROLEH MANFAAT ATAS

BANGUNAN

ADALAH

Page 5: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

OBJEK PAJAK

Pasal 2 ayat (1)

BUMI

ADALAH :PERMUKAAN BUMI YG MELIPUTI TANAH

DANPERAIRAN PEDALAMANSERTA LAUT WILAYAH

INDONESIA, DAN TUBUH BUMI YGADA DIBAWAHNYA

Pasal 1 angka 1

BANGUNAN

ADALAH :KONSTRUKSI TEKNIKYG DITANAM ATAU

DILEKATKAN SECARA TETAP PADA TANAH DAN/ATAU PERAIRAN

Pasal 1 angka 2

Page 6: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

BANGUNANBANGUNANBANGUNANBANGUNAN

TERMASUK DALAM PENGERTIAN BANGUNAN ADALAH (Penjelasan Pasal 1 angka 2) :Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan

seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut;

Jalan tol;Kolam renang;Pagar mewah;Tempat olah raga;Galangan kapal, dermaga;Taman mewah;Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak;Fasilitas lain yang memberikan manfaat.

OBJEK PAJAK Pasal 2 ayat (1)

Page 7: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

FAKTOR YANG MENENTUKAN KLASIFIKASI OBJEK PAJAK

Pasal 2 ayat (2)

BUMI/TANAH- Letak - Peruntukan- Pemanfaatan- Kondisi lingkungan- Dan lain-lain

BANGUNAN- Bahan bangunan- Rekayasa- Letak- Kondisi lingkungan- Dan lain-lain

Page 8: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

§ Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang nyata-nyata tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;

§ Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu;

§ Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak;

§ Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;

§ Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi Internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.

ADALAH OBJEK PAJAK YANG :

OBJEK PAJAKYANG TIDAK DIKENAKAN PBB

Pasal 3 ayat (1)

Page 9: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

OBJEK PAJAKYANG DIGUNAKAN UNTUK PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHANPasal 3 Ayat (2)

PENGENAAN PAJAKNYA DIATURLEBIH LANJUT DENGAN

PERATURAN PEMERINTAH

Page 10: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Memiliki,menguasaibangunan

Mempunyaisuatu hakatas bumi

Memperolehmanfaat

atas bangunan

Memperolehmanfaat

atas bumi

WAJIB

PAJAK

Dikenakankewajibanmembayar

pajak

SUBJEK

PAJAK

SUBJEK PAJAKPasal 4 ayat (1)

ORANG ATAU BADANORANG ATAU BADAN

Pasal 4 ayat (2)

Page 11: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Dirjen Pajak menetapkan Subjek PajakDirjen Pajak menetapkan Subjek Pajak

Objek Pajak yang belum jelas Wajib Pajaknya

Objek Pajak yang belum jelas Wajib Pajaknya

SUBJEK PAJAKPasal 4 ayat (3)

Page 12: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

NJOPTKPNJOPTKPNJOPTKPNJOPTKP

Berbeda untuk masing-masing daerah, maks Rp 12 jutaBerbeda untuk masing-masing daerah, maks Rp 12 juta

Per Wajib Pajak; Diberikan untuk bumi dan/atau bangunan; Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek

pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu Objek pajak yang nilainya terbesar.

Per Wajib Pajak; Diberikan untuk bumi dan/atau bangunan; Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek

pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu Objek pajak yang nilainya terbesar.

NILAI JUAL OBJEK PAJAKTIDAK KENA PAJAK

(NJOPTKP)Pasal 3 Ayat (3)

Page 13: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

N J O P(Nilai Jual Objek Pajak)

N J O P(Nilai Jual Objek Pajak)

DASAR PENGENAANPasal 6 Ayat (1), (2)

NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya

Bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual

Objek Pajak ditentukan melalui :

- perbandingan harga dengan Objek lain yang sejenis;atau

- nilai perolehan baru; atau

- Nilai Jual Objek Pajak pengganti.

Adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli

yang terjadi secara wajar

Page 14: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PENILAIAN Objek PBBPENILAIAN Objek PBB

PENDEKATAN PENILAIANPENDEKATAN PENILAIAN

Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach)

Pendekatan Biaya (Cost Approach)

Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

CARA PENILAIANCARA PENILAIAN

Penilaian Massal Penilaian Individual

PENENTUAN NJOP

Page 15: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Pendekatan Data Pasar (Pendekatan Data Pasar (Market Data ApproachMarket Data Approach)) NJOP dihitung dengan cara membandingkan Objek pajak yang sejenis

dengan Objek lain yang telah diketahui harga pasarnya. Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk menentukan NJOP tanah,

namun dapat juga dipakai untuk menentukan NJOP bangunan.

Pendekatan Biaya (Pendekatan Biaya (Cost ApproachCost Approach)) Pendekatan ini digunakan untuk menentukan nilai tanah atau bangunan

terutama untuk menentukan NJOP bangunan dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat bangunan baru yang sejenis dikurangi dengan penyusutan phisiknya.

Pendekatan Pendapatan (Pendekatan Pendapatan (Income ApproachIncome Approach)) Pendekatan ini digunakan untuk menentukan NJOP yang tidak dapat

dilakukan berdasarkan pendekatan data pasar atau pendekatan biaya, tetapi ditentukan berdasarkan hasil bersih objek pajak tersebut

Pendekatan ini terutama digunakan untuk menentukan NJOP galian tambang atau objek perairan

PENDEKATAN PENILAIAN

Page 16: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Penilaian Massal (Penilaian Massal (Mass AppraissalMass Appraissal)) NJOP bumi dihitung berdasarkan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) yang terdapat pada setiap

Zona Nilai Tanah (ZNT). NJOP bangunan dihitung berdasarkan Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB)

dikurangi penyusutan phisik. Perhitungan penilaian massal dilakukan dengan menggunakan program komputer

(Computer Assisted Valuation / CAV).

Penilaian Individual (Penilaian Individual (Individual AppraissalIndividual Appraissal))Diterapkan untuk Objek tertentu yang bernilai tinggi atau keberadaannya mempunyai sifat khusus, antara lain : Jalan tol Pelabuhan laut/sungai/udara Lapangan golf Industri semen/pupuk PLTA, PLTU, PLTG Pertambangan Tempat rekreasi Dan lain-lain sejenisnya Objek pajak tertentu, seperti rumah mewah, pompa bensin, jalan tol, lap. golf, Objek

rekreasi, usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

CARA PENILAIAN

Page 17: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

NILAI JUAL KENA PAJAKNILAI JUAL KENA PAJAKNILAI JUAL KENA PAJAKNILAI JUAL KENA PAJAK

DASAR PENGHITUNGANPasal 6 ayat (3) dan (4)

SERENDAH-RENDAHNYA 20 % DAN

SETINGGI-TINGGINYA 100 %

PERSENTASE NJKPDITETAPKAN DENGAN

PERATURAN PEMERINTAH

Page 18: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

NILAI JUAL KENA PAJAKNILAI JUAL KENA PAJAKNILAI JUAL KENA PAJAKNILAI JUAL KENA PAJAK

NILAI JUAL OBJEK PAJAK KURANG DARI Rp. 1

MILYAR

NILAI JUAL OBJEK PAJAK KURANG DARI Rp. 1

MILYAR

40% X NJOP40% X NJOP

1. OBJEK PAJAK PERKEBUNAN, KEHUTANAN, DAN PERTAMBANGAN;

2. OBJEK PAJAK LAINNYA BILA NJOP Rp. 1 MILYAR ATAU LEBIH

1. OBJEK PAJAK PERKEBUNAN, KEHUTANAN, DAN PERTAMBANGAN;

2. OBJEK PAJAK LAINNYA BILA NJOP Rp. 1 MILYAR ATAU LEBIH

20% X NJOP20% X NJOP

PENETAPAN BESARNYANILAI JUAL KENA PAJAK(PP No. 25 TAHUN 2002)

Page 19: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

TARIF TUNGGALTARIF TUNGGALTARIF TUNGGALTARIF TUNGGAL

TARIFPasal 5

0,5 %

Page 20: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

NJOP = (NJOP BUMI + NJOP BANGUNAN) NJOPTKP

0,5%

TARIF

20% x NJOP40% x NJOP0,5%

N J K P

xx

PBB = x

==

CARA MENGHITUNG

Page 21: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

TAHUN PAJAK, SAAT, DAN TEMPATYANG MENENTUKAN PAJAK TERUTANG

Pasal 8 ayat (1), (2), (3)

Tahun Pajak

Adalah jangka waktu satu tahun takwim, yaitu dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember.

Saat yang menentukan pajak terutang

Adalah menurut keadaan Objek pajak pada tanggal 1 Januari.

Tempat Pajak Terutang :

untuk daerah Jakarta, di wilayah DKI Jakarta;

untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten/Kota;

yang meliputi letak Objek pajak.

Page 22: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PENDATAANPasal 9 ayat (1), (2), (3)

WAJIB PAJAK MENGISI SPOP

• JELAS

• BENAR

• LENGKAP

• DITANDATANGANI

Page 23: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

04/22/23 23Singgih P W

Page 24: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

04/22/23 24Singgih P W

Page 25: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PENERBITAN KETETAPANPasal 10

SPOP

SPPTSPPT

SKPSKP

tidak disampaikan dalam waktu 30 hari

disampaikan dalam waktu 30 hari

BERDASARKAN PEMERIKSAAN/ DATA LAIN SPOP TIDAK BENAR

BERDASARKAN PEMERIKSAAN/ DATA LAIN SPOP TIDAK BENAR

Setelah ditegor secara tertulisSetelah ditegor secara tertulis

Page 26: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

TEMPATPEMBAYARAN- Bank, - Kantor Pos , - Tempat lain yg ditunjuk

SPPT

S T P

S K P

6 bulan

1 bulan

1 bulan

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHANPasal 11, 12, 13, dan 14

DASAR PENAGIHAN

MENTERI KEUANGAN DAPAT MELIMPAHKAN KEWENANGAN PENAGIHAN PAJAK KEPADA :- GUBERNUR - BUPATI/WALIKOTA

SEJAK DITERI

MA

Page 27: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

SKP

SKPDIKEM-

BALIKANSPOP 30 hr TIDAK

YA

SPPT

JATUH TEMPO

STP JATUHTEMPO

1 blnSegera

stlh.

7 hrTEGORAN SURAT

PAKSA

SURAT PERINTAHMELAKUKAN PE- NYITAAN

Ternyata SPOPtdk benar

(Ketetapankurang)

21 hr

PERMINTAAN JADWALWAKTU & TEMPAT PELELANGAN

Palingcepat10 hr

KLN

+ denda 25% dari pokok pajak

+ denda 25% dari selisih pajak terutang

+ bunga 2%sebulan(maks 24 bulan)

PENDAFTARAN, PENAGIHAN, DAN SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 9 dan 10

1 bulan

6 bulan

2 X 24 JAM

Page 28: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Keberatan diajukan atas : Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT); Surat Ketetapan Pajak (SKP).

Jangka waktu pengajuan keberatan adalah 3 (tiga) bulan setelah SPPT atau SKP diterima oleh WP kecuali WP dalam keadaan di luar kekuasaannya.

Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas keberatan WP paling lama 12 bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima.

Atas keberatan yang diajukan, Direktur Jenderal Pajak dapat menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah jumlah pajak terutang.

Keberatan dapat diajukan dalam hal terjadi perbedaan persepsi antara Wajib Pajak dan Fiskus

Wajib Pajak dapat mengajukan banding atas keberatan terhadap keputusan Direktur Jenderal Pajak kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak.

Ketentuan banding PBB mengikuti ketentuan Pasal 27 UU No. 6 Tahun 1983 tentang KUP sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994.

Pengajuan keberatan atau banding tidak menunda pembayaran pajak.

KEBERATAN DAN BANDING Pasal 15 dan 16

Page 29: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

- Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 83/KMK.04/1994 tanggal 19 Maret 1994, 10% bagian pemerintah pusat dibagikan kepada seluruh Daerah Tingkat II

- SKB DJA-DJP KEP. 56/A/44/1996 KEP. 50/PJ.6/1996

DATI I IDATI I I

64,8 %64,8 %DATI IDATI I

16,2 %16,2 %

PEM. PUSATPEM. PUSAT

10 %10 %BIAYA PEMUNGUTANBIAYA PEMUNGUTAN

9 %9 %

PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PBB

Pasal 18

Page 30: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

WAJIBPAJAK

PETUGASPEMUNGUT

BANKPERSEPSI/

KANTOR POS

BANK/OPERASIONAL V

TEMPATPEMBAYARAN

Pelimpahan

10% 9% 16,2% 64,8%

PEM.PUSAT

Propinsi Kab/KotaBIAYAPEMUNGUTAN

ALUR PENERIMAAN PBB

Pembayaran

Pembayaran

Pelimpahan

Pembagian

Page 31: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PENGURANGANPasal 19 dan 20

Menteri KeuanganMenteri Keuangan dalam hal :

- Kondisi tertentu Objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak/sebab -sebab tertentu lainnya

- Objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa

Dirjen Pajak atas permintaan WAJIB PAJAK

karena hal-hal tertentu

PAJAKTERUTANG

DENDAADMINISTRASI

Page 32: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

KEWAJIBAN PEJABAT YANG DALAMJABATAN/TUGAS PEKERJAANNYA

BERKAITAN LANGSUNG DENGAN Objek PAJAK(Pasal 21 dan 22)

1. MENYAMPAIKAN LAPORAN BULANAN MENGENAI SEMUA MUTASI DAN PERUBAHAN OBJEK PAJAK KEPADA DJP;

2. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG DIPERLUKAN ATAS PERMINTAAN DJP

KEWAJIBAN TERSEBUT BERLAKUJUGA BAGI PEJABAT LAIN YANG ADA

HUBUNGANNYA DENGAN OBJEK PAJAK

KEWAJIBAN UNTUK MERAHASIAKANDITIADAKAN SEPANJANG MENYANGKUT PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PBB

TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN DIKENAKAN SANKSI MENURUT PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU

Page 33: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

HAL-HAL YANG TIDAK DIATUR SECARA KHUSUS DALAM UU PBB

Pasal 23

BERLAKU KETENTUAN :

- UU KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

- PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA

TIDAK DIATUR DALAM

UU PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Page 34: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

- PIDANA KURUNGAN SELAMA-LAMANYA 6 (ENAM) BULAN, ATAU- DENDA SETINGGI-TINGGINYA 2 (DUA) KALI PAJAK TERUTANG

- PIDANA KURUNGAN SELAMA-LAMANYA 6 (ENAM) BULAN, ATAU- DENDA SETINGGI-TINGGINYA 2 (DUA) KALI PAJAK TERUTANG

TIDAK MENGEMBALIKAN SPOP KEPADA DITJEN PAJAK

TIDAK MENGEMBALIKAN SPOP KEPADA DITJEN PAJAK

SPOP TIDAK BENAR/ TIDAK LENGKAP DAN/ATAU MELAMPIRKAN KETERANGAN YANG TIDAK BENAR

SPOP TIDAK BENAR/ TIDAK LENGKAP DAN/ATAU MELAMPIRKAN KETERANGAN YANG TIDAK BENAR

KARENA ALPAKARENA ALPA

KETENTUAN PIDANAPasal 24

MENIMBULKAN KERUGIAN PADA NEGARA

Page 35: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

TIDAK MENGEMBALIKAN/ MENYAMPAIKAN

SPOP KEPADA DITJEN PAJAK

SPOP TIDAK BENAR/

TIDAK LENGKAPDAN/ATAU

MELAMPIRKANKETERA

NGAN YANGTIDAK BENAR

MEMPERLIHATKAN

SURAT/DOKU-

MEN PALSU ATAU

DIPALSUKAN

TIDAK MEMPERLIHATK

AN/MEMIN

JAMKANSURAT/

DOKUMEN LAINNYA

TIDAK MENUNJUKKAN/MENYAM

PAIKAN DATA/KETERA

NGAN YANGDIPERLU

KAN

- PIDANA PENJARA SELAMA-LAMANYA 2 (DUA) TAHUN, ATAU- DENDA SETINGGI- TINGGINYA 5 (LIMA) KALI PAJAK

TERUTANG

MENIMBULKAN KERUGIAN PADA NEGARA

KETENTUAN PIDANAPasal 25 ayat (1)

D E N G A N S E N G A J A

Page 36: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Terhadap bukan wajib pajak yang bersangkutan, yang dengan sengaja melakukan tindakan : tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau dokumen

lainnya; tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang

diperlukan; dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun atau denda

setinggi-tingginya Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah).

Ancaman pidana dilipatkan dua, apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun terhitung sejak selesai menjalani pidana penjara/sejak dibayarnya denda.

Tindak pidana tidak dapat dituntut setelah lampau waktu 10 (sepuluh) tahun sejak berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.

KETENTUAN PIDANAPasal 25 ayat (2), (3) dan Pasal 26

Page 37: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Objek Pajak yang bersifat khusus adalah sebagai berikut : Jalan tol

Pelabuhan laut/sungai/udara

Lapangan golf

Industri semen/pupuk

PLTA, PLTU, PLTG

Pertambangan

Tempat rekreasi

Dan lain-lain sejenisnya

PENGENAAN PBB TERHADAP OBJEK PAJAK YANG DINILAI SECARA INDIVIDUAL

KMK No. 523/KMK.04/1998

OBJEK PAJAK YANG BERSIFAT KHUSUS DAPAT DITENTUKAN BERDASARKAN PENILAIAN SECARA INDIVIDUAL

KEP. DIRJEN PAJAK NO. KEP. 16/PJ.6/1998

Page 38: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

STANDAR INVESTASI TANAMAN (SIT) PERKEBUNAN

KEP DJP NO.16/PJ.6/1998

SIT adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk satu jenis tanaman budidaya perkebunan per hektar yang dihitung berdasarkan :- koomponen tenaga kerja;- bahan dan alat;mulai dari pengolahan tanah hingga tanaman menghasilkanCatatan :Penentuan SIT perkebunan diatur sebagai berikut :a. Besarnya SIT perkebunan dihitung berdasarkan jumlah biaya yang

diinvestasikan untuk suatu jenis tanaman budidaya perkebunan per hektar dalam satu tahun.

b. Apabila suatu jenis tanaman budidaya perkebunan dalam satu tahun mengalami lebih dari satu kali periode tanam, maka besarnya SIT perkebunan dalam satu tahun dihitung sebesar standar investasi untuk sekali periode tanam dikalikan jumlah periode tanam dalam satu tahun.

Standar Investasi adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk suatu pembangunan dan/atau penanaman dan/atau penggalian jenis sumber daya alam atau budidaya tertentu, yang dihitung berdasarkan komponen tenaga kerja, bahan dan alat, mulai dari awal pelaksanaan pekerjaan hingga tahap produksi atau menghasilkan

Page 39: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Areal kebun :

Areal emplasemen dan areal lainnya dalam kawasan perkebunan

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = NJOP tanah + Jumlah Investasi Tanaman Perkebunan sesuai dengan SIT menurut umur tanaman

NJOP = NJOP tanah + Jumlah Investasi Tanaman Perkebunan sesuai dengan SIT menurut umur tanaman

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR PERKEBUNAN

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Pasal 3

Page 40: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Areal produktif :

Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = 8,5 x Hasil bersih setahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 8,5 x Hasil bersih setahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR KEHUTANAN

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

A.Untuk HPH, HPHH, IPK, serta ijin sah lain selain HPHTIPasal 4

Page 41: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Areal hutan :

Areal emplasemen dan areal lainnya dalam kawasan hutan tanaman industri

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = NJOP tanah + jumlah biaya pembangunan hutan tanaman industri menurut umur tanaman

NJOP = NJOP tanah + jumlah biaya pembangunan hutan tanaman industri menurut umur tanaman

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR KEHUTANAN

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

B.Untuk HPHTI Pasal 5

Page 42: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Areal produktif :

Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa pertambangan

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = 9,5 x Hasil penjualan minyak dan gas bumi dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 9,5 x Hasil penjualan minyak dan gas bumi dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Pasal 6

Page 43: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Areal produktif :

Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa pertambangan

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = 9,5 x Hasil penjualan energi panas bumi/ listrik dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 9,5 x Hasil penjualan energi panas bumi/ listrik dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR PERTAMBANGAN ENERGI PANAS BUMI

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Pasal 7

Page 44: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Areal produktif :

Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa pertambangan

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = 9,5 x Hasil bersih galian tambang dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 9,5 x Hasil bersih galian tambang dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS SELAIN PERTAMBANGAN ENERGI PANAS BUMI

DAN GALIAN CKMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Pasal 8

Page 45: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Areal produktif :

Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa pertambangan

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = Angka kapitalisasi tertentu X hasil bersih galian tambang dalam setahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = Angka kapitalisasi tertentu X hasil bersih galian tambang dalam setahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS GALIAN C

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Pasal 9

Catatan : NJOP atas Objek Pajak sektor pertambangan yang dikelola berdasarkan Kontrak Karya atau Kontrak Kerjasama ditetapkan sesuai dengan yang diatur dalam kontrak yang berlaku

(Pasal 10)

Page 46: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Areal penangkapan ikan :

Areal pembudidayaan ikan

Areal emplasemen dan areal lainnya

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = 10 x Hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 10 x Hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

PENENTUAN BESARNYA NJOPUSAHA BIDANG PERIKANAN LAUT

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

Pasal 11

NJOP = 8 x Hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 8 x Hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Page 47: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Areal pembudidayaan ikan darat :

Areal emplasemen dan areal lainnya

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya + Standar biaya investasi tambak menurut jenisnya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya + Standar biaya investasi tambak menurut jenisnya

PENENTUAN BESARNYA NJOPUSAHA BIDANG PERIKANAN DARATKMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

Pasal 12

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Page 48: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Areal tanah :

Areal perairan untuk kepentingan pelabuhan, industri, lapangan golf serta tempat rekreasi

Areal perairan untuk kepentingan pembangkit listrik tenaga air (PLTA)

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunyaNJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

PENENTUAN BESARNYA NJOPOBJEK PAJAK YANG BERSIFAT KHUSUS

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = 10 X (10 % dari hasil bersih dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan)

NJOP = 10 X (10 % dari hasil bersih dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan)

Pasal 13

NJOP = Nilai jual yang ditentukan berdasarkan korelasi garis lurus kesamping dengan klasifikasi NJOP permukaan bumi berupa tanah sekitarnya

NJOP = Nilai jual yang ditentukan berdasarkan korelasi garis lurus kesamping dengan klasifikasi NJOP permukaan bumi berupa tanah sekitarnya

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Page 49: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PENENTUAN BESARNYA NJOPOBJEK PAJAK YANG BERSIFAT KHUSUS

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Pasal 14Besarnya NJOP atas Objek Pajak yang bersifat khusus atau objek lainnya dapat ditentukan berdasarkan penilaian individual yang dilaksanakan oleh pejabat fungsional penilai dan dibuatkan laporan penilaian kemudian ditetapkan oleh Kakanwil DJP atas nama Menteri Keuangan

Objek Pajak Khusus adalah Objek Pajak yang memiliki jenis konstruksi khusus baik ditinjau dari segi bentuk, material pembentuk maupun keberadaannya memiliki arti khusus seperti : a. jalan tolb. pelabuhan laut/sungai/udarac. lapangan golfd. industri semen/pupuke. PLTA, PLTU dan PLTGf. pertambangang. tempat rekreasih. dan lain-lain yang sejenis

Page 50: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Untuk Pelaksanaan PBB tahun 2012

nantitelah ditetapkan Klasifikasi Baru atas Bumi dan Bangunan sebagai

dasar Pengenaan PBB Peraturan Menteri Keuangan No.

150 Tahun 2010.

50

Page 51: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Tapi hrs diingat bahwa utk perhitungan PBB

nilai yg diperoleh hrs di Konversi ke klas utk mendpt NJOPdengan melihat Tabel Klasifikasi T dan B

Contoh :

Luas tanah : 1.000 M2 ; Nilainya Rp1 milyar

Nilai tanah / M2 = Rp1 M : 1.000 = Rp1 juta

Nilai tanah Rp1 jt di Konversi ke Klas = Klas A.15

Utk perhitungan PBB Klas A.15 = Rp1.032.000 / M2

Luas bangunan : 400 M2 ; Nilainya = Rp800 juta

Nilai bangunan / M2 = Rp800 jt : 400 = Rp2 juta

Nilai bangunan Rp2 jt di Konversi ke Klas = Klas B.19

Utk perhtungan PBB Klas B.19 = Rp1.833.000 / M251

Page 52: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Batas Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)

dan Cara Menghitung Pajak

• Batas Tak Kena Pajak:Minimum:

Rp10 juta per Wajib Pajak dan ditetapkan dengan Perda

Cara Menghitung Pajak:

PBB = Tarif x ( NJOP – NJOPTKP )

16

52

Page 53: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Contoh Perhitungan PBB

Luas tanah: 800 m2, harga Rp300.000/m2 , NJOP = Rp 240.000.000,-

Bangunan:1.Rumah: 400 m2, harga Rp350.000/m2, NJOP = Rp 140.000.000,-2. Taman: 200 m2, harga Rp50.000/m2, NJOP = Rp 10.000.000,-3. Pagar: 180 m2, harga Rp175.000/m2 , NJOP = Rp 31.500.000,- NJOP Bangunan = Rp 181.500.000,-

NJOPTKP = Rp 10.000.000,- Nilai Jual Bangunan Kena Pajak = Rp 171.500.000,- Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak = Rp 411.500.000,-

Apabila tarif ditentukan sebesar: 0,2%, maka:

PBB = 0,2% x Rp 411.500.000,- = Rp 823.000,-

Nih, gue punye

18

53

Page 54: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Contoh Perhitungan PBB

OP - 1 OP - 2

NJOP tanah = Rp400 jutaNJOP bng = Rp200 jutaNJOP t+b = Rp600 jutaNJOPTKP = 0NJOP utkperht.PBB = Rp600 jutaPBB = 0,5% x 20% x Rp600 juta = Rp600.000,-

NJOP tanah = Rp400 jutaNJOP bng = Rp200 jutaNJOP t+b = Rp600 jutaNJOPTKP = 0NJOP utkperht.PBB = Rp600 jutaPBB = 0,5% x 20% x Rp600 juta = Rp600.000,-

NJOP tanah = Rp900 jutaNJOP bng = Rp500 jutaNJOP t + b = Rp1,4 MNJOPTKP = Rp 12 jutaNJOP utk perht. PBB = Rp1,388 MPBB = 0,5% x 40% x Rp1,388 M = Rp2.776.000,-

Nih, gue punyedue2nye

Jl.G.Subroto Jl.Sudirman

18

54

Page 55: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Perhitungan PBB atas Rumah Susun / Apartemen

Contoh :Luas Tanah : 5.000 M2 ; NJOP = Rp3.100.000,-/ M2

Bangunan hunian : 100 unit , tipe 120 ; NJOP = Rp1.200.000 / M2

Bang. sarana : Jl. lingkungan : 300 M2 ; NJOP = Rp700.000,- / M2

Parkir : 2.000 M2 ; NJOP = Rp823.000,- / M2

K. renang : 600 M2 ; NJOP = Rp968.000,- / M2

Lift : 1.500 M2 ; NJOP = Rp968.000,- / M2

Hitung PBB untuk 1 unit hunianJawab :NJOP tanah seluruhnya = Rp15.500.000.000,-

NJOP bangunan: hunian = Rp14.400.000.000,-jalan lingkungan = Rp 210.000.000,-

tempat parkir = Rp 1.646.000.000,-kolam renang = Rp 580.800.000,-

lift = Rp 1.452.000.000,-NJOP bangunan seluruhnya = Rp18.288.800.000,-

NJOP tanah/unit = 120:12.000 x Rp15.500.000.000 = Rp155 juta

NJOP bang/unit = 120:12.000 x Rp18.288.800.000 = Rp182,888 jt

NJOP tanah & bangunan = Rp337.888.000,-

NJOP TKP ( asumsi ) = Rp 10.000.000,-

NJOP utk perhitungan PBB = Rp327.888.000,-

PBB = 0,5% x 20% x Rp327.888.000,- = Rp327.888,-

20

04/22/23 55Singgih P W

Page 56: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

AKUNTANSI PAJAK AKUNTANSI PAJAK PBBPBB

AKUNTANSI PAJAK AKUNTANSI PAJAK PBBPBB

PBB 56

Page 57: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

JURNAL SAAT MENDAPAT SPPT:

Jurnal saat membayar PBB:

PBB 57

06/06/2013 Utang PBB Kas

2.000.0002.000.000

01/03/2013 Beban PBB Utang PBB

2.000.000

2.000.000

Page 58: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Contoh:

Tn A tidak menyampaikan SPOP. Berdasarkan data yg ada tgl 20 Maret 2013, Kepala Kantor Pelayanan PBB mengeluarkan SKP yg berisi objek pajak dng luas dan nilai jual.Luas objek pajak menurut SPOP :-Pokok PBB Rp 200.000-Denda administrasi 25% Rp 50.000-Juml pajak terhutang dlm SKP Rp 250.000

PBB 58

Page 59: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

JURNAL pencatatan saat dikeluarkan SKP:

Jurnal saat membayar PBB dan denda :

PBB 59

24/04/2013 Utang PBB Kas

250.000250.000

20/03/2013 Beban PBB Beban Denda PBB Utang PBB

200.00050.000

250.000

Page 60: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Contoh:

Karena terjadi salah perhitungan PBB yg dibayar tahun 2013, PT. K mendapatkan SKKP (Surat Ketetapan Kelebihan Pembayaran) PBB senilai 4 juta pada tgl 14 Nop 2013. DJP melalui Kepala KP PBB atau KPP Pratama baru menerbitkan SPMKP PBB pada tgl 28 Nop 2013 dan kelebihan PBB baru diterima PT. K tgl 5 Des 2013

PBB 60

Page 61: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

JURNAL pencatatan saat dikeluarkan SKKP PBB:

Jurnal saat penerimaan kelebihan:

PBB 61

05/12/2013 Kas Piutang

4.000.0004.000.000

14/11/2013 Piutang Beban PBB

4.000.0004.000.00

0

Page 62: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

BEA PEROLEHAN HAK ATAS BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANTANAH DAN BANGUNAN

(BPHTB) (BPHTB)

BEA PEROLEHAN HAK ATAS BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANTANAH DAN BANGUNAN

(BPHTB) (BPHTB)

Page 63: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

ORDONANSI BEA BALIK NAMA

Stbl. 1924 No. 291

Dipungut antara lain atas pemindahan hak atas harta tetap

Termasuk pewarisan dan hibah wasiat

OBJEK PAJAK :

Harta tetap (hak-hak kebendaan atas tanah, yang pemindahan haknya dilakukan dengan akta

KECUALI : Hak Agraris Eigendom (Pasal 51 ayat 7 Ind, Staatsregeling)

OBJEKNYA: terbatas pada hak-hak atas tanah dengan title hukum Barat

Page 64: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

ORDONANSI

1924/291

UUPA

UU No. 5/1960

0BJEK PAJAK : terbatas pada hak-hak atas tanah dengan titel Hk. Barat

Tidak mengenal hak-hak sebagaimana dimaksud dalam Stbl. 1924/291

Tidak dapat dipungut sejak tahun 1961 s/d 1997

UU BPHTB diharapkan dapat mengkompensasi penurunan penerimaan pajak daerah dgn diberlakukannnya UU No.

18/1997 tentang PDRD

?.. ?..?

Page 65: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

UUPA

UU No. 5/1960

PP No. 10/1961

(Peraturan Pelaksanaan UUPA)

HAK-HAK ATAS TANAH DENGAN TITEL HUKUM BARAT “DIHAPUS”

ORDONANSI BBN 1924/291 ATAS TANAH TIDAK DAPAT DIPUNGUT

UU BPHTBUU BPHTB

Page 66: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

DASAR PEMUNGUTAN BPHTB

TANAH & BANGUNAN

Memenuhi kebutuhan dasar untuk papan Komuditas strategis Alat investasi yang

menguntungkan

Keuntungan ekonomis bagi yang memperoleh hak atas tanah

Kontribusi kepada NEGARA dengan membayar BPHTB

WAJAR

Page 67: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Prinsip-prinsip yang diatur

dalam UU BPHTB• Pemenuhan kewajiban berdasarkan sistem “Self

Assessment”.• Tarif sebesar 5% dari Nilai Perolehan Objek Pajak Kena

Pajak (NPOPKP).• Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP)

ditetapkan secara regional paling banyak Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah), dan Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) atas waris atau hibah wasiat .

• Pengenaan sanksi terhadap Wajib Pajak dan pejabat-pejabat umum yang melanggar ketentuan atau tidak melaksanakan kewajibannya.

• Penerimaan BPHTB merupakan penerimaan Negara yang sebagian besar diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

• Semua pungutan atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan di luar ketentuan UU ini tidak diperkenankan.

Page 68: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH & BANGUNAN

PEMINDAHAN HAK PEMBERIAN HAK BARU

•Jual beli

•Tukar Menukar

•Hibah

•Hibah wasiat

•Waris

•Pemasukan dalam perseroan/badan hk.

•Pemisahan hak

•Penunjukan pembeli dlm lelang

•Putusan hakim kekuatan hk tetap

•Penggab Usaha

•Peleburan Usaha

•Pemekaran Usaha

•Hadiah

•Pemisahan hak

•Penunjukan pembeli dlm lelang

•Putusan hakim kekuatan hk tetap

•Penggab Usaha

•Peleburan Usaha

•Pemekaran Usaha

•Hadiah

•Kelanjutan pelepasan hak

•Diluar pelepasan hak

Page 69: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Jual BeliPerolehan hak atas tanah dan

bangunan oleh pembeli dari penjual (pemilik tanah dan bangunan atau

kuasanya) yang terjadi melalui transaksi jual beli, di mana atas

perolehan tersebut pembeli menyerahkan sejumlah uang kepada

penjual.

Page 70: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Tukar MenukarPerolehan hak atas tanah dan bangunan yang

diterima oleh seseorang atau suatu badan dari pihak lain dan sebagai gantinya orang

atau badan tersebut memberikan tanah dan bangunan miliknya kepada pihak lain tersebut sebagai pengganti tanah dan bangunan yang

diterimanya. Biasanya pada tukar-menukar tanah dan bangunan yang dipertukarkan ditentukan nilainya masing-masing dan dibandingkan terlebih dahulu agar tidak ada pihak yang

dirugikan atas tukar menukar tersebut.

Page 71: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

HibahPerolehan hak atas tanah dan bangunan yang diperoleh oleh seorang penerima hibah yang berasal dari pemberi hibah pada saat pemberi hibah masih hidup. Penerima hibah memperoleh hak atas

tanah dan bangunan secara cuma-cuma tanpa perlu memberikan sejumlah uang maupun suatu barang kepada pemberi

hibah.

Page 72: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Hibah Wasiat

Suatu penetapan wasiat yang khusus mengenai pemberian hak atas tanah

dan atau bangunan kepada orang pribadi atau badan hukum tertentu, yang berlaku setelah pemberi hibah

wasiat meninggal dunia.

Page 73: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Waris

Perolehan hak atas tanah dan bangunan oleh ahli waris dari pewaris (pemilik tanah dan bangunan) yang berlaku setelah pewaris meninggal dunia.

Page 74: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Pemasukan Dalam Perseroan/

Badan Hukum Lainnya

Perolehan hak atas tanah da bangunan sebagai hasil pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan dari orang pribadi

atau badan kepada perseroan atau badan hukum lainnya sebagai

penyertaan modal pada perseroan atau badan hukum lain tersebut.

Page 75: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Pemisahan Hak yang Mengakibatkan

Peralihan

Perolehan hak atas tanah dan bangunan yang berasal dari pemindahan sebagian

hak bersama atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau

badan kepada sesama pemegang hak bersama.

Page 76: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Penunjukan Pembeli Dalam Lelang

Perolehan hak atas tanah dan bangunan oleh seseorang atau suatu badan yang ditetapkan sebagai pemenang lelang

oleh pejabat lelang sebagaimana yang tercantum dalam risalah lelang.

Page 77: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Pelaksanaan Putusan Hakim yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum

Tetap

Perolehan hak sebagai pelaksanaan dari putusan hakim yang telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap terjadi dengan peralihan hak dari orang pribadi atau badan hukum sebagai pihak yang semula memiliki

suatu tanah dan bangunan kepada pihak yang ditentukan dalam putusan hakim

menjadi pemilik baru tanah dan bangunan tersebut.

Page 78: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Penggabungan Usaha

Perolehan hak atas tanah dan bangunan oleh badan usaha yang tetap berdiri

dari badan usaha yang telah digabungkan ke dalam badan usaha

yang tetap berdiri tersebut.

Page 79: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Peleburan Usaha Perolehan hak atas tanah dan bangunan

oleh badan usaha baru sebagai hasil dari peleburan usaha dari badan-badan

usaha yang bergabung dan telah dilikuidasi.

Page 80: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Pemekaran Usaha

Perolehan hak atas tanah dan bangunan oleh badan usaha yang baru didirikan yang berasal dari aktiva badan usaha

induk yang dimekarkan.

Page 81: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Hadiah Perbuatan hukum berupa penyerahan

hak atas tanah dan atau bangunan yang dilakukan oleh pribadi atau badan

hukum kepada penerima hadiah. Akta yang dibuat dapat berupa akta hibah.

Page 82: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Pemberian Hak Baru Sebagai Kelanjutan Pelepasan Hak

Pemberian hak baru kepada orang pribadi atau badan hukum dari negara atas tanah yang berasal dari pelepasan

hak.

Page 83: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Pemberian Hak Baru di Luar Pelepasan Hak

Pemberian hak baru atas tanah kepada orang pribadi atau badan hukum dari

negara menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 84: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

HAK MILIK

HAK GUNA USAHA

HAK GUNA BANGUNAN

HAK PAKAI

HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN

HAK PENGELOLAAN

DIATUR DALAM UUPA

(UU No. 5/1960)

DIATUR DALAM UU RUMAH SUSUN

(UU No. 16/1985)

DIATUR DALAM PP No. 8 TAHUN 1953

Page 85: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Hak Atas Tanah (1)

Hak Milik : Hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang pribadi atau badan-badan hukum tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Hak Guna Usaha : hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan oleh perundang-undangan yang berlaku.

Hak Guna Bangunan : untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).

Page 86: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Hak Atas Tanah (2)Hak Pakai : hak untuk menggunakan dan atau

memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun : milik atas satuan yang bersifat perseorangan dan terpisah. Hak milik atas satuan rumah susun meliputi pula hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang semuanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.

Page 87: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Hak Atas Tanah (3)

Hak Pengelolaan : hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya, antara lain, berupa perencanaan peruntukan dan panggunaan tanah, penggunaan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian-bagian dari tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.

Page 88: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

OP YANG TIDAK DIKENAKAN BPHTBPASAL 3 AYAT (1)

OBJEK PAJAK YANG DIPEROLEH :• Perwakilan diplomatik (asas timbal balik)• Negara untuk kepentingan umum• Badan/perwakilan organisasi internasional.• Orang pribadi/badan karena konversi

hak/perbuatan hukum lain tanpa perubahan nama.

• Karena wakaf• Untuk kepentingan ibadah

Page 89: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Objek pajak yang diperoleh orang pribadi/badan karena konversi hak tanpa

perubahan nama

• Konversi hak adalah perubahan hak dari hak lama mejadi hak baru menurut UUPA, termasuk pengakuan hak oleh pemerintah.

• Konversi hak ini pada dasarnya tidak merupakan peralihan hak atas tanah, karena subyek hukum yang memiliki hak tersebut sebelum dilakukan konversi adalah sama dengan setelah dilakukannya konversi hak.

• Yang berubah adalah jenis hak atas tanah yang dimiliki oleh subyek hukum tersebut sebagai akibat dari dilakukannya konversi hak.

• Karena tidak ada peralihan hak maka tidak ada perolehan hak baru akibat konversi hak, sehingga bukan merupakan obyek BPHTB.

• Sebagai contoh adalah peningkatan hak dari Hak Guna Bangunan (HGB) menjadi Hak Milik, sepanjang pemilik hak atas tanah tersebut masih tetap sama.

Page 90: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Objek pajak yang diperoleh orang pribadi/badan karena perbuatan hukum lain tanpa perubahan

nama

• Undang-Undang BPHTB mengatur bahwa suatu perbuatan hukum yang mengakibatkan perolehan hak oleh orang pribadi atau badan dengan tidak adanya perubahan nama bukan merupakan obyek BPHTB.

• Salah satu bentuk perbuatan hukum dimaksud adalah perpanjangan hak atas tanah tanpa adanya perubahan nama yang dilaksanakan baik sebelum maupun setelah berakhirnya hak atas tanah tersebut.

• Misalnya saja Hak Guna Bangunan yang dimiliki oleh Tuan Ahmad Murba diperoleh tahun 1971 untuk jangka waktu 30 tahun. Pada tahun 2001 HGB atas tanah tersebut berakhir. Agar Tuan Ahmad Murba tidak kehilangan haknya atas tanah tersebut maka HGB yang dimilikinya harus diperpanjang oleh Tuan Ahmad Murba sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Permohonan Tuan Ahmad Murba untuk memperpanjang HGB dimaksud ke Kantor Pertanahan setempat sepanjang masih atas nama Tuan Ahmad Murba bukan merupakan obyek BPHTB sehingga pada saat permohonan diajukan tidak ada BPHTB terutang yang harus dibayar oleh Tuan Ahmad Murba.

Page 91: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Objek pajak yang diperoleh orang pribadi/badan karena wakaf

• Wakaf merupakan perbuatan hukum orang pribadi atau badan yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa hak milik tanah dan atau bangunan dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau kepentingan umum lainnya tanpa imbalan apapun.

• Pihak yang memperoleh hak atas tanah dan bangunan karena wakaf pada dasarnya adalah orang atau badan yang melakukan kegiatan peribadatan, sehingga perolehan hak ini dikecualikan dari pengenaan BPHTB.

Page 92: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Untuk keserdehanaan dan kemudahan

Penghitungan pajak

Tarif Tunggal

5%

Page 93: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

“ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG MEMPEROLEH HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN”

DIKENAKAN KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK

WAJIB PAJAK

Page 94: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Subjek PajakNo. Jenis Perolehan Hak Subjek Pajak

1 Jual Beli Pembeli2 Tukar menukar Pihak yang menerima tanah/bangunan yg ditukar3 Hibah Penerima Hibah4 Hibah Wasiat Penerima Hibah Wasiat5 Waris Ahli Waris (Penerima Waris)6 pemasukan dalam perseroan perseroan/badan hukum lain yang memperoleh hak atas

atau badan hukum tanah dan bangunan.7 pemisahan hak yang orang atau badan yang ditetapkan sebagai

mengakibatkan peralihan hak penerima hak atas tanah dan bangunan 8 penunjukan pembeli dalam lelang orang/badan yang ditetapkan sebagai pemenang lelang9 pelaksanaan dari putusan hakim pihak yang memperoleh hak atas tanah dan bangunan

yg mempunyai kekuatan hukum tetap dlm putusan hakim yg telah memiliki kekuatan hukum tetap.10 penggabungan usaha badan usaha yang menjadi tempat bergabung satu atau

lebih badan usaha lain 11 peleburan usaha badan usaha yang didirikan sebagai hasil peleburan usaha 12 pemekaran usaha badan usaha yg baru didirikan sbg hasil pemekaran usaha13 hadiah orang atau badan memperoleh hadiah 14 perolehan hak baru sebagai orang atau suatu badan yang memperoleh hak atas

kelanjutan pelepasan hak tanah negara yang berasal dari pelepasan hak. 15 perolehan hak baru di luar orang atau suatu badan yang memperoleh hak atas

pelepasan hak tanah negara yang tidak dibebani dengan hak apa pun.

Page 95: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

DASAR PENGENAANDASAR PENGENAANPasal 6Pasal 6

DASAR PENGENAANDASAR PENGENAANPasal 6Pasal 6

NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK( NPOP )

HARGA TRANSAKSI NILAI PASAR NPOP TDK DIKETAHUI/LEBIH RENDAH

NJOP

- JUAL BELI- PENUNJUKAN PEMBELI DLM LELANG

- TUKAR MENUKAR- HIBAH - WARIS- PEMBERIAN HAK BARU- dsb-nya

- TUKAR MENUKAR- HIBAH - WARIS- PEMBERIAN HAK BARU- dsb-nya

NJOP PBB

Page 96: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak

Pasal 7

NPOPTKP Ditetapkan Secara Regional Paling Banyak Rp 60.000.000,-

KecualiWaris, Hibah Wasiat Orang Pribadi dalam Hubungan Keluarga Sedarah Paling Banyak Rp 300.000.000,-

Diatur Lebih Lanjut Dengan PP

Page 97: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

BESARNYA BERVARIASI ANTARA KABUPATEN/KOTA SATU DENGAN KABUPATEN/KOTA LAINNYA DAN DITENTUKAN BERDASARKAN SK

BUPATI/WALIKOTA

BESARNYA BERVARIASI ANTARA KABUPATEN/KOTA SATU DENGAN KABUPATEN/KOTA LAINNYA DAN DITENTUKAN BERDASARKAN SK

BUPATI/WALIKOTA

Page 98: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

CONTOH :CONTOH :NPOPTKP yg berlaku di wilayah Kanwil DJP D.I. NPOPTKP yg berlaku di wilayah Kanwil DJP D.I. YogyakartaYogyakarta Tahun 2008Tahun 2008

NONO KOTA/KABKOTA/KAB

NPOPTKPNPOPTKP

WARIS & HIBAH WARIS & HIBAH WASIATWASIAT LAINNYALAINNYA

1.1. KOTA YOGYAKARTAKOTA YOGYAKARTA 200 JUTA200 JUTA 15 JUTA15 JUTA

2.2. KAB. BANTULKAB. BANTUL 200 JUTA200 JUTA 15 JUTA15 JUTA

3.3. KAB. SLEMANKAB. SLEMAN 200 JUTA200 JUTA 10 JUTA10 JUTA

4.4. KAB. KULONPROGOKAB. KULONPROGO 200 JUTA200 JUTA 15 JUTA15 JUTA

5.5. KAB. GUNUNG KIDULKAB. GUNUNG KIDUL 200 JUTA200 JUTA 8 JUTA8 JUTA

Page 99: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

BPHTB = (NPOP – NPOPTKP) X TARIF

A T A U

Bila NJOP digunakan sebagai dasar pengenaan :

BPHTB = (NJOP – NPOPTKP) X TARIF

Page 100: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Contoh Perhitungan

Pada tanggal 1 Agustus 2005, Tuan A membeli tanah yang terletak di Kelurahan Maguwoharjo dengan Nilai Perolehan Obyek Pajak (NPOP) Rp. 25.000.000,00 sedangkan Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan sebagai dasar pengenaan PBB adalah Rp. 20.000.000,00. Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) untuk perolehan hak karena jual beli untuk Kab. Sleman adalah Rp.20.000.000,00, maka besarnya BPHTB yang terutang adalah :– NPOP Rp.25.000.000,00– NPOPTKP Rp. 15.000.000,00 ( - )– NPOP kena pajak Rp.10.000.000,00– BPHTB terutang 5% x Rp. 10.000.000,00 Rp. 500.000,00

Page 101: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Contoh Perhitungan BPHTB Waris

Tuan C mewariskan sebidang tanah dan bangunan kepada ahli warisnya yaitu Tuan CC, NJOP yang digunakan sebagai dasar pengenaan PBB adalah Rp. 250.000.000,00. Besarnya BPHTB yang terutang adalah :• NPOP Rp. 250.000.000,00• NPOPTKP Rp. 200.000.000,00 (-)• NPOP kena pajak Rp. 50.000.000,00• BPHTB terutang 5% x Rp. 50.000.000,00 Rp. 2.500.000,00• Pengurangan 50% karena waris Rp. 1.250.000,00 (-)• BPHTB yang harus dibayar Rp. 1.250.000,00

Page 102: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

•Jual beli•Tukar menukar•Hibah•Pemasukan dalam perseroan/ Badan hukum•Pemisahan hak•hadiah

Lelang

Putusan Hakim

•Hibah wasiat•warisan

Pemberian hak abru sbgKelanjutan pelepasan hak /

Di luar pelepasan hak

Sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta

Sejak tanggal penunjukanPemenang lelang

Sejak tanggal putusanPengadilan yang tetap

Sejak tanggal pendaftaran hak

Sejak tanggal diterbitkanNya surat keputusan

Pemberian hak

Page 103: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PEMBAYARAN PAJAK TERUTANG ( Pasal 10 )

Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang dengan tidak mendasarkan pada adanya surat ketetapan

Dibayar ke Kas Negara melalui Kantor Pos dan atau Bank BUMN atau Bank BUMD atau tempat pembayaran

lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan

Tata cara pembayaran pajak diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri

Page 104: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas

Tanah atau/Bangunan

Wajib Pajak

Setorke

Setorke

Bank Persepsi / Kantor PosOperasional V

Sebelum:a. Akta pemindahan hak atas tanah dan atau bangunan ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)/Notaris;b. Risalah lelang untuk pembeli ditandatangani oleh Kepala Kantor Lelang / Pejabat Lelang;c. dilakukan pendaftaran hak oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dalam hal: 1) pemberian hak baru; 2) pemindahan hak karena pelaksanaan Putusan Hakim, warisan atau Hibah Wasiat

Dengan menggunakan

Surat Setoran Bea

Page 105: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar (SKBKB)

Pasal 11Dalam jk. Waktu 5 thn

Berdasarkan hasil pemeriksaan/keterangan lain

Fiskus

PajakKurangdibayar

SKBKB

+ bunga 2%/bln

Maks 24 bulan sejak saat terhutang s/d diterbitkan SKBKB

Wajib Pajak

Dasar Penagihan

(pasal 14)

Page 106: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar Tambahan (SKBKBT)

Pasal 12Dalam jk. Waktu 5 thn

Berdasarkan hasil pemeriksaan

Fiskus

SKBKBT

Wajib Pajak

Dasar Penagihan

(pasal 14)

+ kenaikan 100%, kecuali WP melapor sebelum pemeriksaan

SKBKB

Novum

Page 107: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

STB

Menagih pajak yang tidak/ kurang dibayar

Menagih pajak yang kurangdibayar karena salah tulis/

Hitung pada SSB

Menagih sanksi adminis-trasi berupa bunga dan/

Atau denda

+ bunga 2%/Bulan, maks24 bln sejak Saat terhu-tang pajak

Page 108: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Contoh Perhitungan STB & SKBKBSTBPada tanggal 5 Agustus 2005 Tuan E membeli tanah, penanda tanganan akta jual beli dilakukan pada hari itu juga. Berdasarkan NPOP, jumlah BPHTB yang terutang adalah Rp. 1.000.000,00 dan dibayar oleh Tuan E pada tanggal 7 Agustus 2005. Sesuai dengan ketentuan, BPHTB terutang pada saat ditanda -tanganinya akta jual beli, maka atas keterlambatan pembayaran tersebut Tuan E dikenakan sanksi administrasi sebesar :

2% x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 20.000,00

SKBKBPada tanggal 2 Januari 2006 Tuan F menanda tangani akta jual beli sebidang tanah dengan NPOP sebesar Rp. 100.000.000,00 sedangkan NJOP PBB atas tanah tersebut pada tahun 2006 adalah Rp. 135.000.000,00. BPHTB yang terutang telah dilunasi oleh Tuan F pada tanggal 28 Desember 2005 sebesar Rp. 5.000.000,00 dengan dasar pengenaaan pajaknya NJOP tahun 2005. Pada bulan Pebruari 2006, berdasarkan hasil pemeriksaan pajak yang seharusnya terutang ternyata kurang dibayar. BPHTB yang seharusnya terutang adalah sebagai berikut :

– NPOP Rp. 135.000.000,00– NPOPTKP Rp. 15.000.000,00 ( - )– NPOP kena pajak Rp. 120.000.000,00– BPHTB terutang 5% x Rp. 120.000.000,00 Rp.

6.000.000,00– Sudah dibayar Rp. 5.000.000,00 ( - )– Kurang dibayar Rp. 1.000.000,00– Sanksi adm. 2% x Rp. 1.000.000,00 Rp.

20.000,00 (+) – BPHTB yang masih harus dibayar (SKBKB) Rp.

1.020.000,00

Page 109: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

DASAR PENAGIHAN PAJAKPasal 14

Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar, Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar Tambahan, Surat Tagihan BPHTB, dan Surat

Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan maupun Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus

dibayar bertambah

Harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterima oleh Wajib Pajak

Tata Cara Penagihan Pajak diatur dengan Keputusan Menteri

Page 110: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

SURAT PAKSAPasal 15

JUMLAH PAJAK TERUTANG

BERDASARKAN

SKBKB, SKBKBT, SURAT TAGIHAN BPHTB, DAN SURAT KEPUTUSAN PEMBETULAN, SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN DAN SURAT

KEPUTUSAN BANDING

TIDAK ATAU KURANG DIBAYAR PADA WAKTUNYA

DAPAT DITAGIH DENGAN SURAT PAKSA

Page 111: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

SKBKB

SKBKBT

SKBLB

SKBN

z..z..z

DIRJEN PAJAK

Maks 3 bln sejak diterima SKP

Maks. 12 bln

KEPUTUSAN:Ditolak

DiterimaMenambah(Pasal 17)

Page 112: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PASAL 18

SK

KEBERATAN

BANDING

Wajib Pajak

(Menerima)

Wajib Pajak

(Menolak)

Maks. 3 bln sejak SK Keberatan diterima

Badan/Peradilan

Penyelesaian Sengketa Pajak

PEMBAYARAN

Page 113: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

( PASAL 20 )

DIBERIKAN KARENA

HAL- HAL TERTENTU

Tanah dan/atau bangunan digunakan untuk

Kepentingan sosial &Pendidikan yang

Tidak mencari keuntungan

Kondisi tertentu tanah dan/atau bangunan yangAda hubungannya dengan

WAJIB PAJAK

Page 114: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

KONDISI TERTENTU WAJIB PAJAK YANG ADA HUBUNGANNYA DENGAN OBJEK PAJAK

WP OP YG. TIDAK MAMPU SECARA EKONOMI YANG MEMPEROLEH HAK BARU MELALUI PROGRAM PEMERINTAH DI BIDANG PERTANAHAN ANTARA LAIN MELALUI PROYEK AJUDIKASI

WP OP YANG MEMPEROLEH HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN RS DAN RUSUN SEDERHANA SERTA RSS YG DIPEROLEH LANGSUNG DARI PENGEMBANG DAN DIBAYAR SECARA ANGSURAN

WP BADAN YANG MEMPEROLEH HAK BARU SELAIN HPL DAN TELAH MENGUASAI TANAH DAN ATAU BANGUNAN SCR FISIK > 20 TAHUNHIBAH DARI ORANG PRIBADI YG MEMPUNYAI KELUARGA SEDARAH DALAM GARIS KETURUNAN LURUS SATU DERAJAT KE ATAS ATAU SATU DERAJAT KE BAWAH

75%

50%

25%

Page 115: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

KONDISI WAJIB PAJAK YANG ADAHUBUNGANNYA DENGAN SEBAB-SEBAB TERTENTU

2

3

1DIBELI WAJIB PAJAK DARI HASIL GANTI RUGI PEMERINTAH DIBAWAH NJOP, DALAM JANGKA WAKTU 6 (ENAM) BULAN SEJAK PEMBAYARAN GANTI RUGI

50 %

DIPEROLEH SEBAGAI PENGGANTI TANAH DAN ATAU BANGUNAN YG DIBEBASKAN OLEH PEMERINTAH u/ KEPENTINGAN UMUM

50 %WAJIB PAJAK TERKENA DAMPAK KRISIS EKONOMI DAN MONETER SHG HARUS MELAKUKAN RESTRUKTURISASI USAHA DAN ATAU UTANG USAHA SESUAI KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH

75 %

Page 116: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

lanjutanWP BANK MANDIRI YG MEMPEROLEH HAK ATAS TANAH YG BERASAL DARI BBD, BDN, BAPINDO, DAN BANK EXIM DLM RANGKAIAN PROSES MERGER

100%4

WP BADAN YG MELAKUKAN PENGGABUNGAN USAHA /MERGER YG TELAH MEMPEROLEH PERSETUJUAN DARI DIRJEN PAJAK

50%WP MEMPEROLEH TANAH YG TIDAK BERFUNGSI LAGI SPT SEMULA AKIBAT BENCANA ALAM /SEBAB-SEBAB LAIN DALAM WAKTU 3 BULAN SEJAK PENANDA TANGANAN AKTE, SEPERTI KEBAKARAN,BANJIR, TANAH LONGSOR, GEMPA, GUNUNG MELETUS

5

50%

6

RUMAH DINAS PEMERINTAH YG DIBELI OLEH VETERAN, PNS, ABRI, PURNAWIRAWAN ABRI ATAU JANDA / DUDA VETERAN/PNS/ABRI

75%

7

Page 117: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

WP BADAN KORPRI DLM RANGKA PENGADAAN PERUMAHAN BAGI ANGGOTA KORPRI/PNS

lanjutanlanjutan

8

100%

9

WP BADAN ANAK PERUSAHAAN DARI PERUSAHAAN ASURANSI & REASURANSI YG MEMPEROLEH HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN DARI PERUSAHAAN INDUKNYA SELAKU PEMEGANG SAHAM TUNGGAL SBG KELANJUTAN DARI PELAKSANAAN KEP. MENKEU ttg KESEHATAN KEUANGAN PERUSH. ASURANSI & PERUSH. REASURANSI

50%

Page 118: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

WP YANG DOMISILINYA TERMASUK DALAM WILAYAH PROGRAM REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI YG MEMPEROLEH HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN MELALUI PROGRAM PEMERINTAH DI BIDANG PERTANAHAN ATAU WP YG OP-NYA TERKENA BENCANA ALAM GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS

lanjutanlanjutan

10

100%

11

WP YANG OP-NYA TERKENA BENCANA ALAM GEMPA BUMI DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA DAN SEBAGIAN PROVINSI JAWA TENGAH YANG PEROLEHAN HAKNYA ATAU SAAT TERUTANGNYA TERJADI 3 (TIGA) BULAN SEBELUM TERJADINYA BENCANA

100%

12

WP YANG OP-NYA TERKENA BENCANA ALAM GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI PESISIR PANTAI SELATAN PULAU JAWA YANG PEROLEHAN HAKNYA ATAU SAAT TERUTANGNYA TERJADI 3 (TIGA) BULAN SEBELUM TERJADINYA BENCANA

100%

Page 119: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PANTI ASUHAN, PANTI JOMPO, RUMAH YATIM PIATU, PESANTREN

SEKOLAH YG TIDAK DITUJUKAN MENCARI KEUNTUNGAN

RUMAH SAKIT SWASTA MILIK INSTITUSI PELAYANAN SOSIAL MASYARAKAT 50 %

TANAH / BANGUNAN DIGUNAKAN UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN YANG SEMATA-MATA

TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN

Page 120: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

( PASAL 21 )

Karena pengajuan Pengurangan yang

diterima

Karena keberatan/Banding yang dikabul

Kan sebagian atauseluruhnya

Karena permohonan WPAntara lain dalam hal :

•Kelebihan pembayaran•Terlanjur bayar ttp

Perolehan haknya batal

Dilakukan pemeriksaan(Pasal 22)

SKBLB SKBLB + bunga 2%/bln,

Maks 24 bulan

(Pasal 19)SKBN

SKBLB + bunga

2%/bln apabila

Pengembalian lewat 2 bulan

Page 121: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PEMBAGIAN HASIL PENERIMAANPEMBAGIAN HASIL PENERIMAANPasal 23

Kep. Men. Keu No.519/KMK.04/2000

BPHTB merupakan pajak pusat yang dibagikan kepada:

Pemerintah Pusat 20%

Pemerintah Daerah 80%

Dibagikan kepada pemerintah

kabupaten/kotasecara merata

- 16% untuk propinsi- 64% untuk pemerintah kabupaten

Page 122: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

KETENTUAN BAGI PEJABAT PS. 24

(1) PPAT

(2) PEJABAT LELANG

(2a) PJBT YG WENANG TERBITKAN

KEP PEMB HAK

(3) PEJABAT PERTANAHAN

PENANDA TGN AKTE

PENAND RISALAH LELANG

PENAND PEMBERIAN HAK

PENAND PENDAFT WARIS, HIBAH, HIBAH WASIAT

WP SERAHKAN SSB

PELAPORAN (pasal 25)

PPAT / KPPLN MELAPORKAN PEMBUATAN AKTA / RISALAH LELANG TGL 10 BULAN BERIKUTNYA

Page 123: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

SANKSI PS. 26

SANKSI ADM DAN DENDA Rp 7.500.000,-

PPAT, PEJABAT KP2LN MELANGGAR PS 24 AYAT (1) DAN (2) -

PPAT MELANGGAR PS 25 AYAT (1)

SANKSI ADM DAN DENDA Rp 250.000,-

PEJABAT BERWENANG TERBITKAN PEMBERIAN HAK MELANGG PS 24 AYAT (2A)

SANKSI MENURUT KETENTUAN PER-UU YG BERLAKU

Page 124: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PEJABAT PERTANAHAN YG MELANGGAR PS 24 AYAT (3)

SANKSI MENURUT KETENTUAN PER-UU YG BERLAKU

KEPALA KP2LN YG MELANGGAR PS 25 AYAT (1)

SANKSI MENURUT KETENTUAN PER-UU YG BERLAKU

Page 125: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PERATURAN PEMERINTAH RIPERATURAN PEMERINTAH RINOMOR 111 TAHUN 2000 NOMOR 111 TAHUN 2000

TENTANGTENTANGPENGENAAN BEA PEROLEHAN HAKPENGENAAN BEA PEROLEHAN HAK

ATAS TANAH DAN BANGUNANATAS TANAH DAN BANGUNANKARENA WARIS DAN HIBAH WASIATKARENA WARIS DAN HIBAH WASIAT

Kep. Men. Keu No.514/KMK.04/2000tanggal 14 Desember 2000

Page 126: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PENGERTIANPENGERTIAN(Pasal 1 dan 2)(Pasal 1 dan 2)

1.1. Perolehan hak karena waris adalah perolehan hak Perolehan hak karena waris adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan oleh ahli waris kepada atas tanah dan atau bangunan oleh ahli waris kepada pewaris, yang berlaku pewaris, yang berlaku setelahsetelah pewaris meninggal pewaris meninggal duniadunia

2. Perolehan hak karena hibah wasiat adalah perolehan 2. Perolehan hak karena hibah wasiat adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan dari pemberi hibah wasiat yang berlaku atau badan dari pemberi hibah wasiat yang berlaku setelah pemberi hibah wasiat meninggal dunia.setelah pemberi hibah wasiat meninggal dunia.

Page 127: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

BESARNYA BPHTB ATAS PEROLEHAN HAK ATAS BESARNYA BPHTB ATAS PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN KARENA WARIS & HIBAH TANAH DAN BANGUNAN KARENA WARIS & HIBAH

WASIAT YANG DITERIMA:WASIAT YANG DITERIMA:Pasal 2Pasal 2

DIKENAKAN SEBESARDIKENAKAN SEBESAR

50%50%

DARI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DARI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN YANG SEHARUSNYA TERUTANGYANG SEHARUSNYA TERUTANG

Page 128: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

SAAT TERUTANGNYA PAJAK ATAS PEROLEHAN HAK KARENA WARIS DAN HIBAH WASIAT

SEJAK TANGGAL YANG BERSANGKUTAN SEJAK TANGGAL YANG BERSANGKUTAN MENDAFTARKAN PERALIHAN HAKNYA KE MENDAFTARKAN PERALIHAN HAKNYA KE

KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/ KOTAKANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/ KOTA

ADALAHADALAH

SAAT TERUTANGNYA PAJAKSAAT TERUTANGNYA PAJAK(Pasal 3)(Pasal 3)

Page 129: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PERATURAN PEMERINTAH RIPERATURAN PEMERINTAH RINOMOR 112 TAHUN 2000NOMOR 112 TAHUN 2000

TENTANGTENTANGPENGENAAN BEA PEROLEHAN HAKPENGENAAN BEA PEROLEHAN HAK

ATAS TANAH DAN BANGUNANATAS TANAH DAN BANGUNANKARENA PEMBERIAN HAK PENGELOLAANKARENA PEMBERIAN HAK PENGELOLAAN

Kep. Men. Keu No.515/KMK.04/2000

tanggal 14 Desember 2000

Page 130: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Hak Pengelolaan adalahHak Pengelolaan adalahHak menguasai dari Negara atas tanah yang Hak menguasai dari Negara atas tanah yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknyakepada pemegang haknya

Antara lain untuk :Antara lain untuk :

• merencanakan peruntukan dan penggunaan tanahmerencanakan peruntukan dan penggunaan tanah

• keperluan pelaksanaan tugaskeperluan pelaksanaan tugas

• menyerahkan bagian tanah tersebut kepada pihak menyerahkan bagian tanah tersebut kepada pihak ketiga atau bekerja sama dengan pihak ketigaketiga atau bekerja sama dengan pihak ketiga

PENGERTIANPENGERTIAN

Page 131: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

- DEPARTEMEN,- DEPARTEMEN,- LEMBAGA PEMERINTAH NON - LEMBAGA PEMERINTAH NON

DEPARTEMEN,DEPARTEMEN,- PEMDA PROVINSI- PEMDA PROVINSI- PEMDA KABUPATEN/ KOTA- PEMDA KABUPATEN/ KOTA- LEMBAGA PEMERINTAH - LEMBAGA PEMERINTAH

LAINNYALAINNYA- PERUM PERUMNAS - PERUM PERUMNAS

PIHAK-PIHAK PIHAK-PIHAK LAINNYALAINNYA

0 %0 % 50 %50 %

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Yang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Yang Seharusnya TerutangSeharusnya Terutang

DARIDARI

BESARNYA BPHTB ATAS PEROLEHAN HAK ATAS BESARNYA BPHTB ATAS PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN KARENA PEMBERIAN HAK TANAH DAN BANGUNAN KARENA PEMBERIAN HAK

PENGELOLAANPENGELOLAANPasal 2Pasal 2

Page 132: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

SAAT TERUTANGNYA PAJAK ATAS PEROLEHAN SAAT TERUTANGNYA PAJAK ATAS PEROLEHAN HAK PENGELOLAANHAK PENGELOLAAN

SEJAK DITANDATANGANI DAN DITERBITKANNYA SEJAK DITANDATANGANI DAN DITERBITKANNYA SURAT KEPUTUSAN PEMBERIAN HAK PENGELOLAANSURAT KEPUTUSAN PEMBERIAN HAK PENGELOLAAN

ADALAHADALAH

SAAT TERUTANGNYA PAJAKSAAT TERUTANGNYA PAJAK(Pasal 3)(Pasal 3)

Page 133: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

AKUNTANSI PAJAK AKUNTANSI PAJAK BPHTBBPHTB

AKUNTANSI PAJAK AKUNTANSI PAJAK BPHTBBPHTB

PBB 133

Page 134: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Harga beli tanah 240.000.000Biaya Makelar 3.000.000BPHTB pembelian tanah 9.000.000Biaya Notaris 5.000.000Total perolehan tanah 257.000.000

Jurnal saat perolehan aktiva :

PBB 134

06/06/2013 Tanah Kas

257.000.000257.000.000

Page 135: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Contoh:Tgl 03 jan 2014 dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKBKB, pembelian tgl 06 Juni 2013BPHTB pembelian tanah yg seharusnya:NPOP 360.000.000NPOPTKP 60.000.000NPOPKP 300.000.000BPHTB (5%X300 jt) 15.000.000BPHTB yg dibayar 9.000.000BPHTB kurang bayar 6.000.000Sanksi administrasi 2%X6jtX8bln 960.000BPHTB yg masih harus dibayar 6.960.000PBB 135

Page 136: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

JURNAL pencatatan saat diterbitkan SKBKB:

Jurnal saat membayar BPHTB :

PBB 136

24/04/2014 Utang BPHTB Kas

6.960.0006.960.000

03/01/2014 Beban lain-lain Utang BPHTB

6.960.0006.960.00

0

Page 137: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

Contoh:

Bp. Ali membeli tanah seluas 4.500 m2 dan dibebani BPHTB 5,6 jt . Tiga bulan kemudian bp. Ali menemukan kesalahan dalam penghitungan BPHTB dan mengajukan keberatan kepada KPP dan KPP setuju mengembalikan BPHTB tsb. Dalam SKBLB ditetapkan sebesar Rp 800.000,- dan I,balan bunga Rp 48.000,- (2%X800.000X3 bulan)

PBB 137

Page 138: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

JURNAL pencatatan saat diterbitkan SKBLB:

Jurnal saat menerima BPHTB :

PBB 138

24/04/2014 Kas Piutang

848.000848.000

03/01/2014

piutang Penghasilan lain Penghasilan bunga

848.000800.00048.000

Page 139: Akuntansi Pajak Pbb & Bphtb

PBB 139