perancanaan kopling mitsubishi-kuda

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah kopling yang tidak tetap adalah suatu elemen Mesin yang menghubungkan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan ke dua poros tersebut baik dalam diam maupun berputar. Kopling beroda dibelakang motor dan alat ini terpasang pada roda penerus. Kopling ada beberapa macam, tetapi yang umum digunakan adalah kopling gesek (plat) dan kopling fluida (otomatis). Plat kopling duduk pada As kopling dapat berkisar kemuka dan kebelakang mendekati atau menjauhi roda penerus. Putaran dari As kopling sebenarnya tergantung dari plat kopling. Plat kopling dibuat dari plat baja tipis yang dimana di lingkaran tengahnya terdapat tempat EKO WIONO 12A1015 1

Upload: echo-wiyoun

Post on 12-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Perancanaan Kopling Mitsubishi-kuda

TRANSCRIPT

TUGAS 01

TUGAS ELEMEN MESIN III

Ir. Ilyas Djamal

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSebuah kopling yang tidak tetap adalah suatu elemen Mesin yang menghubungkan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan ke dua poros tersebut baik dalam diam maupun berputar.

Kopling beroda dibelakang motor dan alat ini terpasang pada roda penerus. Kopling ada beberapa macam, tetapi yang umum digunakan adalah kopling gesek (plat) dan kopling fluida (otomatis).

Plat kopling duduk pada As kopling dapat berkisar kemuka dan kebelakang mendekati atau menjauhi roda penerus. Putaran dari As kopling sebenarnya tergantung dari plat kopling. Plat kopling dibuat dari plat baja tipis yang dimana di lingkaran tengahnya terdapat tempat duduk pada As kopling yang disebut naf. Di pinggir lingkaran dari plat baja tipis diberi lapisan yang dibuat dari bahan asbes yang dijalin dengan memakai kawat-kawat halus.

Untuk memungkinkan mesin dapat hidup dengan lembut dan tidak mati diperlukan kopling untuk memindahkan tenaga dengan perlahan-lahan. Sesudah tenaga sebagian besar pindah, maka pemindahan tenaga akan berlangsung tanpa terjadi slip, maka kopling harus bekerja dengan perlahan tetapi pastiAgar kendaraan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan adanya perancangan untuk beberapa atau keseluruhan komponen kendaraan tersebut. Dari salah satu komponen yang penting tersebut adalah perencanaan kopling. Perencanaan dipilih sebagai tugas mata kuliah Tugas Elemen Mesin II, yang merupakan syarat mutlak bagi kelulusan pada mata kuliah ini.

Dalam merencanakan kopling faktor keamanan harus diperhitungkan dan menjadi bahan yang diutamakan karena apabila faktor diabaikan maka kerugian material dan korban jiwa sangat banyak. Oleh karena itu maka sangat penting bagi seorang mahasiswa Teknik

Mesin untuk mengetahui proses perencanaan mesin dan bagaimana merencanakan kopling yang aman dan ekonomis. Melalui tugas ini diharapkan kami dapat merencanakan kopling yang aman dan ekonomis.1.2 Pemilihan Jenis Kopling

Kopling berfungsi sebagai sambungan dua buah poros atau sebagai sambungan poros dengan elemen mesin yang dengan terus menerus atau kadang-kadang harus ikut berputar dengan poros tersebut. Elemen mesin seperti itu adalah puli sabuk, puli tali, dan puli rantai, roda gigi serta tromol. Sehubungan dengan tujuannya terdapat bermacam-macam prinsip kopling yaitu :

1. Jika harus dibuat suatu sambungan mati dipergunakan kopling lekat.

2. Jika kopling harus menghubungkan gerakan poros yang satu terhadap poros yang lain dalm arah memanjang sebagai akibat perubahan yang diakibatkan oleh perubahan temperature dalam arah radial sebagai akibat ketidaktelitian ketika memasang dan sebagainya maka dipasang kopling yang dapat bergerak atau yang fleksibel.3. Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat akumulasi kerja dan melalui kerja dan menjadi kalor dan banyak atau sedikit meredam getaran, dinamakan kopling elastic, kopling ini sekaligus memiliki keuntungan kopling fleksibel.4. Apabila sambungan dapat dibuat bekerja kalau sedang berhenti, tetapi dapat dilepaskan selama sedang bergerak, maka jenis kopling yang digunakan adalah kopling yang dapat dilepaskan. Kopling ini biasanya disebut kopling cakar.5. Apabila sambungan sembarang waktu selama sedang bergerak harus dapat dihubungkan dan dilepaskan, maka diperguakan yaitu kopling yang dapat dihubungkan : kopling gesek, kopling hidrolik, atau kopling induksi elektromagnetik.6. Untuk pengerjaan yang berat atau pekerjaan yang peka tehadap dipergunakan kopling agar aman untuk menhindari tumbukan dalam bagian yang peka dalam perkakas yang digerakkan atau beban terlampau besar dalam mesin penggerak, motor dan sebagainya. Untuk belakangan ini juga diterpakan kopling stater. 1.3 Batasan Masalah

Merujuk dari data teknis yang diperoleh dari lapangan yaitu spesifikasi dari mobil Mercedes tahun 2001 jenis sedan, maka dalam penulisan kami sebagai penulis akan meredisain ulang sistem penyaluran tenaga (kopling) pada mobil N dengan sfesifikasi sebagai berikut :

- Daya (KW dalam rpm)

- Momen Puntir Maksimum(Nm dalam rpm)

BAB II

PEMBAHASAN2.1 Pengertian pokok gerakan kopling

Berdasarkan uraian yang dikemukakan atas tenatang pembagian jenis kopling maka kita dapat mengetahui bahwa kopling yang digunakan pada mobil adalah kopling tidak tetap :

Ada empat pokok tahapan gerakan kopling gesek yaitu :

Tahap I, Engagement : dimana bidang permkaan kerja dari kopling ditarik bersama-sama dan ditekan poros yang digerakkan dipercepat sehingga mencapai kecepatan poros penggerak.

Tahap II, Clutch is engaged : Poros bergerak yang digerakkan berotasi dengan kecepatan yang sama.

Tahap III, Disengagement : Dalam keadaan ini permukaan kerja clutch akan tertarik sebagian sehingga putaran dari yang digerakkan akan turun dan akhirnya berhenti.

Tahap IV, The clutch is engaged : pada keadaan ini dimana permukaan gesek akan terpisah oleh suatu clearance dimana poros yang digerakkan tidak berputar lagi, sedang poros penggerak tetap berputar kontinyu.

Ditinjau dari pokok pokok gerakan kopling gesek, maka yang harus diperhatikan sewaktu mendesain adalah bentuk dan luas bidang gesek, bahan untuk bagian bidang gesek dan cara menghubungkan kedua bidang gesek gharus dapat memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :

a. Mempunyai Koefisien gesek yang besar, akan tetapi cukup keras tidak mudah cacat dan tahan terhadap keausan.

b. Kuat dan tahan panas.Mempunyai koefisien kalor yang tinggi, agar panas yang ditimbulkan oleh gesekan dapat segera tersalurka.

Apabila pedal kopling di tekan, maka ujung bawah dari pedal kopling bergerak menarik tuas kebelakang, ujung garpu bagian atas ditarik oleh tuas sedangkan ujung bawah garpu menekan bantalan tekan. Bantalan tekan menekan jari-jari penekan dan jari-jari penekan menarik cincin penekan ke belakang dan pegas kopling turut mendapat tekanan.

Dengan bergeraknya cincin penekan ke belakang akan terdapat ruang yang bebas di antara roda penerus dan plat kopling dan diantara plat kopling dan cincin penekan yang berarti pada saat plat kopling tidak terjepit diantara roda penerus dan cincin penekan oleh karena plat kopling tidak terjepit, maka plat kopling beserta Asnya diam dan tidak turut berputar. Bagian yang berputar terus adalah roda penerus, cincin penekan, pegas kopling dan tutup kopling.

Agar supaya As kopling dapat berputar kembali, pegas kopling harus dilepaskan dari injakan dan melepaskannya harus dilakukan perlahan-lahan. Oleh karena pedal kopling tidak mendapat tekanan, maka pegas kopling bekerja kembali menekan cincin penekan, sehingga As kopling terbawa dalam putaran kembali. Ketika plat kopling terjepit diantara permukaan roda penerus dan cincin penekan, keadaan asbes tidak dapat melekat dengan baik pada permukaan sehingga tidak dapat menghasilkan putaran, terbawahnya plat kopling didalam putaran menjadi tidak sempurna. Untuk itu plat baja yang terdapat asbes dibelah-belah dan berlahanya di arahkan ke dalam arah yang berlawanan

Akhirnya ketika plat kopling terjepit, seluruh permukaan asbes dapat mengenai pada seluruh permukaan roda penerus dan cincin penekan. Untuk memahami pembagian jenis jenis kopling dapat dilihat sebagai berikut :

2.2 Macam-macam kopling I). Kopling tetap, terdiri atas :

1. Kopling tetap kaku :

A. Kopling Box :

a. Dengan pasak tirus melintang.

b. Dengan sambungan pasak tanam membujur diberi baut pengaman.

c. Dengan ergigi yang sebelah bersatu dengan porosnya.

B. Kopling Jepit

C. Kopling Flens :

a. Flens biasa

b. Dengan cincin Sentris

c. Yang flensnya ditempa dengan poros.

2. Kopling Fleksibel terdiri atas :

A. Kopling Oldham

B. Gear Kopling

C. Universal KoplingII). Kopling tidak tetap, teriri atas :

1. Kopling Cakra2. Kopling Friwil 3. Kopling Kerucut4. Kopling Gesek (clutch)

Berdasarkan fungsi dari masing masing kopling ini, maka kopling yang digunakan untuk sebuah mobil adalah kopling gesek (clutch). Fungsi dari suatu kopling secara umum ialah untuk menhubungkan poros serta meneruskan daya dari poros penggerek keporos yang digerakkan. Tetapi pada clutch ini kopling dapat dihubungkan atau dilepaskan dalam keadaan diam atau beoperasi.

Karakteristik dari kopling ini ialah poros-porosnya harus segaris benar, jika tidak maka efisiensi kopling akan turun dan kopling cepat rusak. Adapun klasifikasi dari clutch adalah sebagai berikut :

1. Menurut Penyambungan

a. Jaw dan toothead

b. Friction

c. Electromagnetic dan fluid and power2. Menurut permukaan yang bergerak :

a. Disc

b. Cons

c. Blok

d. Band and Spring

3. Menurut Operasinya :

a. Lever

b. Elektromagnetic

c. Hidroulic.

BAB III

PERENCANAAN POROSPerencanaan kopling dari mobil MITSUBISHI L 300 PICK UPsebagai berikut :

1. 1. Daya maksimum = 86 Ps. Dimana 1 Ps = 0,985 dk

= 86 X 0,985

= 84 ,71 dk

2. 2. Putaran

= 4200 rpm

3. Torsi maksimun = 16,2 / 2500 rpm

4. Bahan untuk poros= st 60 (direncanakan)

5. Jenis kopling adalah kopling dengan satu plat gesek.

6. Bahan plat gesek adalah asbestos yang dipres ( direncanakan ) dan beroperasi kering.

3.1. Perhitungan diameter Momen

1. Momen Puntir pada poros

Mp = 71.620 x N/n (kg.cm) ...........................(1)Dimana N = Daya = 86 Ps = 84,71 dk

n = Putaran = 4200 rpm

Mp= 71.620 x

= 1444,507 kg.cm

2. Perhitungan Momen Gesek

Momen gesek dapat diperoleh dengan rumus :

Mg = Mo1. ...............................................(2)

Dimana : Mo1 = Momen yang direncanakan

Mo1= Mp.V

V= 1 6 (faktor keamanan)

Dipilih 3 agar kopling yang dirancang dapat dipergunakan untuk beban yang besar.

= 1,2 1,5 (faktor engagement)

= 1,4 direncanakan, maka :

Mo1= 1444,507 x 3,0

= 4333,521 kg.cm

sehingga momen gesek diperoleh :

Mg= 4333,521 x 1,4

= 6066,9294 kg.cm3. Pemilihan material porosOleh karena poros mengalami gaya gesek (menerima gesekan0, maka sebaiknya material poros yang digunakan adalah baja St.60 berarti (t = 60 kg /mm2 = 6000 kg/cm2.

(bolII=(t/s ...............................................................(3)

dimana s = Faktor keamanan terhadap batas patah adalah 5 8 direncanakan s = 8, (bol II = 6000/8 = 750 kg/cm2.

Sedangakan tegangan geser yang diizinkan yaitu :

(bo lI = (bol II / 1,73.........................................(4)

= 750 / 1,73

= 433,526 kg/cm24. Perhitungan diameter poros

Diameter poros dapat dicari dengan :

Dp= [ Mg.s / ( bol II ]1/3

= [ (60666,9294).5 / 433,526]1/3

= 4,1 cm

dp = 41 mm

Karena adanya pemakaian spie, maka diameter poros harus dengan normalisasi N 161 (1930) bahwa diameter poros yang digunakan :

dp = 32 mm (normalisasi)

5. Pemeriksaan tegangan geser pada poros.Material poros dikatakan aman, apabila :

(bo lI > (r dan ( bol II > ( a

dapat dilihat dalam perhitungan sebagai :

(a= P/A, dimana : P = Mp / r dan r = 0,5 d= 1444,507/1,77

= 0,5 . 3,55

= 813,806

= 1,775 cmA= (/4 . d2 = 3,14/4 . (3,55)2

= 9,8929

( a= = 82,262

Karena ( bol II > ( a terbukti aman terhadap tegangan geser.3.2. Perhitungan Seplain

Seplain dari poros berfungsi untuk memindahkan atau mentransmisikan daya plat keporos utama, sehingga momen puntir dari cakra dapat dipindahkan melalui alur-alur seplain, yang mengakibatkan poros tersebut berputar bersama-sama dengan cakra.

Jari-jari rata-rata splain (Rw)

D = dimeter luar

Rw= (D + d ) .............(7)

dp= dimeter poros

= (4,3827 + 3,55 )

D=dp/0,81..........(6)

= 4,3827 cm

= 3,55/0,81

= 1,983

Karena jumlah splain yang direncanakan adalah sepuluh buah, maka dapat ditentukan sebagai berikut :

Tinggi splain yang direncanakan

h= 0,095 . D.......................................(8)

= 0,095 . 4,3827

= 0,4163

Lebar splain yang direncanakan

b= 0,156 . D.......................................(9)

= 0,156 .4,3827

= 0,6837

Diameter rata-rata seplain

Dw= 2 . Rw

= 2 . 1,983

= 3,96 cm

Pemeriksaan kekuatan seplain

Gaya tangensial yang diterima spline

Pr= Mp / Rw ....................................(10)

= 144,507/1,983

= 728,445

Karena jumlah splain yang direncanakan 10 buah, maka gaya tiap splain :

Pr= Pt/10= 728,445/10

= 72,8445

sedangkan luas bidang bergesekan dapat ditentukan dengan rumus :

A= Rw.F.Z.Q.....................................(11)

Dimana :Rw= jari-jari rata-rata splain

F= 0,8 (Dw/Z).L

L (pig splain)= 6 cm

Z= jumlah splain= 10 buah

Q= 0,075

F= 0,8 (3,966/10).6

= 1,903 cm2

A= 1,983 . 1,903 . 10 . 0,075

= 2,8314907 m2

tegangan geser pada setiap splain

(B= Pr/A

= 728,445/2,8314907

= 257,265

Pemilihan bahan seplain

Bahan yang direncanakan st.60 dengan faktor keamanan s=8, (bol II =lebih besar dari tegangan geser yang diterima maka aman untuk desain.

Tegangan tarik tiap soline (t = .................... (14)

= =29,161 Kg/cm2

Oleh karena tegangan geser yang diterima tiap spline lebih kecil dari pada tegangan tarik yang diizinkan begitu pula dengan tegangan tarik yang diterima tiap spline lebih kecil dari pada tegangan tarik yang diberikan, maka desain tersebut aman.

3.3. Perhitungan plat gesek (KOPLING)

1. Perhitungan plat gesek Jumlah plat gesek yang direncanakan adalah 2 buah, sedang material plat gesek yang digunakan adalah dari asbes.

F = 0,3 (koef . gesek)

P = 2 3 Kg/cm2

Toperasi = 1500-2500C

Mg= f. p. r ....................... (15)

P= p . Ffr ...................... (16)

Ffr= (Luas permukaan yang bergesekan)

= 2(.Cm.d.z ................... (17)

b = 0,5 . rm .................... (18)

z= 2 buah (jumlah plat gesek)

maka :

p= p . ( (rw)2 . z

mg= f . p. ( . (rw)3 . z

rw= ( mg/f . p. ( . z)1/3dimana f = 0,3 ; p dipilih 2kg/ cm2 rw= 1/3 = 11,720676

sedangkan lebar disk yang diperoleh

b= 0,5 rw

= 0,5 . 11,720676

= 5,860338 cm

dimana b= r out rin ................................ (19)

rw= 0,5 (r out =+ r in)

zrw= r out + r in

untuk 2rw =

= 0,6 0,8 ................ (20)

Direncanakan :

= 0,8

r in= 0,8 r out

r out= 2 rw-r in

1,8 r out = 2 rw r out= 2 rw/1,8

= = 13,02297 cm

r in= 0,8 . r out

= 0,8 . 13, 02297

= 10,41837 cm maka: D out= 2 . r out ........................ (21)

= 2 . 13,02297

= 26,04594 cm

D in= 2 . r in ........................ (22)

= 2 . 10,41837

= 20, 83674 cm

2. Perhitungan berat plat gesek/Kopling

a. Berat asbes

61 = (/4 (D out2 D in2) . t . y .... (23) t= Tebal plat gesek 0,3 direncanakan

y= Berat jenis asbes

= 2,1 2,8 gr/cm2

= 2,8 gr/cm2 (direncanakan)

G1= (/4 . . 0,2 . 7,8

= 161,039 gr

= 0,161034 kg b. Berat plat tengah (G3)

G2= (/4 [D out2 D in2] .t . p ....... (24)

t= tebal plat tengah 0,2 direncanakan

p= 7,8 gr/cm3 G2= (/4 . 0,2 . 7,8

= 299,0733 gr

= 0,2990733

c. Berat poros dan spline (G3)

G3= (/4 . d2 . l . p ......................... (25)

D= Diameter poros L= Panjang poros 25 cm direncanakan

P= 7,8 gr/cm3 G3= (/4 . (3,55)2 . 25 .7,8

= 1929,1276 gr = 1,9291276 Kg

sehingga berat kopling (Gf) adalah :

Gf= G1 + G2 + G3

= 0,161034 + 0,2990733 + 1,92911276

= 2,3892349 kg2. Perhitungan lendutan yang terjadi

a. Lendutan yang terjadi akibat bobot poros itu sendiri (G3).

L/2

G3

L/2

RA

Wp

RB

F1 =

Dimana W= berat poros (1,9291276 kg)

L= 25 cm

E= Modulus Elastis 2.15.106 kg/cm2

I= momen Inersia =

=

= 7,796 cm4

maka :

f1=

= 5,85395.10-4b. Lendutan yang terjadi akibat berat plat gesek dan asbes (G1+G2).

G1+G2

MABila kopling dalam tidak beroperasi, maka keadaannya adalah terjepit dan beban G1+G2.

f1= P (L)3 ...........................(27)

3 EI

P= Berat plat gesek dan asbes

= 0,4601073 kg

f2=

= 1,4297.10-4 cm

sedangkan momen yang terjadi (Mo) adalah :

L

P

-MAMA =

=

= 35,9458

Reaksi yang terjadi pada tumpuan A dan B.

MA= 0

RB.L-P(L/2)-W(L/2) = 0

RB.25-4,654827025-17,22967213 = 0

RB.25-4,654827025-17,22967213 = 0

RB= 0,875379

RA sama dengan RB = 0,875379

Lendutan total yang terjadi :

ff= f1+f2

= 5,85395.10-4 + 1,4297.10-4

= 7,28365.10-4 3. Perhitungan putaran kritis

ncr= 300.[]2/3......................(28)

= 300.[]2/3

= 9269,261925 rpm

Putaran poros aman apabils

ncr > nd critical

9269,261925 rpm>4200 rpm........putaran poros aman BAB IVPERHITUNGAN

4.1 Perhitungan suhu kopling

Suhu kopling yang terjadi pada saat beroperasi sangat menentukan baik dan buruknya kopling tersebut. Timbulnya temperatur dari kopling dikarenakan adanya gesekan yang juga menimbulkan power losses. Daya yang hilang ini timbul menjadi panas dan mengakibatkan temperatur kopling naik.Q ( Fw.k (t1-t2) .....................................(29)

Dimana :t= kenaikan temperatur

Q= luas bidang bergesekan

K= faktor pemindahan panas. Diambil antara

15-75.

Q= .3600.Nfr

Q= 632.Nfr

Nfr= daya yang hilang

Nfr=

t= 2 dtk

Efr=

w=

=

=

=439,6 rad/s

= 678965,2772 kg cm rad/s

= 6789,652772 kg m rad/s

Z = kerja kopling /jam

= 20 60 rad/jam (40 dipilih)

Nfr=

= 1,00587 dk

fr= Fw

= 2.rw.b.z

= 2 . 3,14 . 11,720676 . 5,860338 . 2

= 862,7102 cm2 = 0,08627102 m2

sehingga toc=

=

= 159,2504oC

maka tboC= 159,2504 + 27

= 186,2504oC

karena temperatur kopling berada dalam interval

temperatur yang diizinkan yaitu tboC = 150 250oc

..............berarti memenuhi.

4.2. Perhitungan Umur Kopling.

Umur dari kopling tergantung dari pemakaian kopling itu sendiri, apakah kontinu atau terputus-putus.

Ld=

..........................................(32)

Ek= kerja yang dihasilkan plat gesek (58) diambil 5

Ld=

= 1246,256 jam

Banyaknya penyambungan tiap jam (2060) direncanakan 60 kali waktu untuk penyambungan 60x4 = 240 dtk. Jika diperkirakan dipakai 14 jam, maka pemakaian tiap harinya 14x240 = 3360 dttk/hari.

Jadi umur kopling :

Lk=

.........................................(33)

=

= 1528,1214 hari

= 4,1866 tahun4.3 Perhitungan efesiensi kopling kopling= x100%........................(34)

Nm= daya rata-rata kopling perjam

Nm=

Nmax=

=

= 84,71 dk

Maka Nm=

= 83,533 dk

sehingga efisiensi kopling adalah :

kopling= x100%

= x100%

= 98,796 %

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi kopling secara umum adalah untuk menghubungkan poros serta meneruskan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan. Pembagian kopling yaitu kopling tetap dan kopling tidak tetap. Tetapi berdasarkan fungsi dari masing-masing kopling ini maka kopling yang digunakan untuk sebuah mobil adalah kopling gesek (clutch). Klasifikasi dari clutch adalah menurut penyambungan, menerut permukaan yang bergerak, dan menurut operasinya. Sedangkan tahapan gerakan kopling gesek adalah tahap I engagement, Tahap II clutch is engaged, tahap III Disengagement dan tahap IV The clutch is engaged5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam perancangan kopling ini adalah :

1. Dalam penyusunan perancangan kopling ini hendaknya dilengkapi dengan data-data yang kita rancang.

2. Pemakaian bahan dalam perancangan hendaknya sesuai dengan kondisi yang ada.

3. Dalam menetapkan factor keamanan seorang perancang harus teliti mengamsumsikan kondisi kopling yang akan dioperasikan.

DAFTAR PUSTAKADobrovolsky, Machine ElementPerry, Robert, H, Engineering Manual, Mc. Graw Hill Book Company

Rune, Ir, Zaenab A, Materi Kuliah Elemen Mesin

Ressang, Prof.Dr.Ir.H. Arifuddin, Materi kuliah Mekanika Kekuatan Material IStolk, Ir, Elemen Mesin; Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin, 1993, Jakarta, Erlangga

Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 1987, Jakarta, PT. Pradnya Paramita

Perencanaan Kopling Gesek

Pada Mobil MITSUBITSI KUDA

PAGE EKO WIONO 12A1015 1

_1133130151.unknown

_1133178054.unknown

_1133179440.unknown

_1133180022.unknown

_1133180315.unknown

_1133180392.unknown

_1133268388.unknown

_1133180429.unknown

_1133180355.unknown

_1133180156.unknown

_1133180183.unknown

_1133180094.unknown

_1133179909.unknown

_1133179985.unknown

_1133179874.unknown

_1133178769.unknown

_1133179029.unknown

_1133179402.unknown

_1133178952.unknown

_1133178599.unknown

_1133178740.unknown

_1133178235.unknown

_1133177828.unknown

_1133177963.unknown

_1133178014.unknown

_1133177919.unknown

_1133130992.unknown

_1133177707.unknown

_1133130190.unknown

_1133130976.unknown

_1133122809.unknown

_1133127799.unknown

_1133128206.unknown

_1133129092.unknown

_1133127897.unknown

_1133125494.unknown

_1133127407.unknown

_1133123198.unknown

_1133118621.unknown

_1133121566.unknown

_1133122519.unknown

_1133121348.unknown

_1133089256.unknown

_1133118551.unknown

_1133081621.unknown