kopling mitsubishi kuda

33
II. PERENCANAAN Perencanaan kopling dari mobil MITSUBISHI KUDA sebagai berikut : 1. 1. Daya maksimum = 86 Ps. Dimana 1 Ps = 0,985 dk = 86 X 0,985 = 84 ,71 dk 2. 2. Putaran = 4200 rpm 3. Torsi maksimun = 16,2 / 2500 rpm 4. Bahan untuk poros = st 60 (direncanakan) 5. Jenis kopling adalah kopling dengan satu plat gesek. 6. Bahan plat gesek adalah asbestos yang dipres ( direncanakan ) dan beroperasi kering. II. 1. Perhitungan Momen 1. Momen Puntir pada poros Mp = 71.620 x N/n (kg.cm) ...........................(1) Dimana N = Daya = 86 Ps = 84,71 dk n = Putaran = 4200 rpm Mp = 71.620 x = 1444,507 kg.cm 2. Perhitungan Momen Gesek Momen gesek dapat diperoleh dengan rumus : Mg = Mo1.β ............................................... (2) Dimana : Mo1 = Momen yang direncanakan Mo1 = Mp.V V = 1 ÷ 6 (faktor keamanan) Dipilih 3 agar kopling yang dirancang dapat dipergunakan untuk beban yang besar. Β = 1,2 ÷ 1,5 (faktor engagement) = 1,4 direncanakan, maka : Mo1 = 1444,507 x 3,0 = 4333,521 kg.cm sehingga momen gesek diperoleh : Mg = 4333,521 x 1,4 = 6066,9294 kg.cm 3. Pemilihan material poros Oleh karena poros mengalami gaya gesek (menerima gesekan0, maka sebaiknya material poros yang

Upload: nurul-ainfatin-asad

Post on 01-Dec-2015

287 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kopling Mitsubishi Kuda

II. PERENCANAAN

Perencanaan kopling dari mobil MITSUBISHI KUDA sebagai berikut :1. 1. Daya maksimum = 86 Ps. Dimana 1 Ps = 0,985 dk

= 86 X 0,985= 84 ,71 dk

2. 2. Putaran = 4200 rpm3. Torsi maksimun = 16,2 / 2500 rpm4. Bahan untuk poros = st 60 (direncanakan)5. Jenis kopling adalah kopling dengan satu plat gesek.6. Bahan plat gesek adalah asbestos yang dipres ( direncanakan ) dan

beroperasi kering.

II. 1. Perhitungan Momen1. Momen Puntir pada poros

Mp = 71.620 x N/n (kg.cm) ...........................(1)Dimana N = Daya = 86 Ps = 84,71 dkn = Putaran = 4200 rpm

Mp = 71.620 x

= 1444,507 kg.cm2. Perhitungan Momen Gesek

Momen gesek dapat diperoleh dengan rumus :Mg = Mo1.β ...............................................(2)Dimana : Mo1 = Momen yang direncanakan Mo1 = Mp.V V = 1 ÷ 6 (faktor keamanan)Dipilih 3 agar kopling yang dirancang dapat dipergunakan untuk beban yang besar.Β = 1,2 ÷ 1,5 (faktor engagement)

= 1,4 direncanakan, maka : Mo1 = 1444,507 x 3,0

= 4333,521 kg.cmsehingga momen gesek diperoleh :Mg = 4333,521 x 1,4

= 6066,9294 kg.cm3. Pemilihan material poros

Oleh karena poros mengalami gaya gesek (menerima gesekan0, maka sebaiknya material poros yang

digunakan adalah baja St.60 berarti t = 60 kg /mm2 = 6000 kg/cm2.bolII=t/s ...............................................................(3)dimana s = Faktor keamanan terhadap batas patah adalah 5 ÷ 8 direncanakan s = 8, bol II = 6000/8 = 750 kg/cm2.Sedangakan tegangan geser yang diizinkan yaitu : bo lI = bol II / 1,73 .........................................(4)

= 750 / 1,73= 433,526 kg/cm2

4. Perhitungan diameter poros

Page 2: Kopling Mitsubishi Kuda

Diameter poros dapat dicari dengan :Dp = [ Mg.s / bol II ]1/3

= [ (60666,9294).5 / 433,526]1/3

= 4,1 cm dp = 41 mmKarena adanya pemakaian spie, maka diameter poros harus dengan normalisasi N 161 (1930) bahwa diameter poros yang digunakan :dp = 32 mm (normalisasi)

5. Pemeriksaan tegangan geser pada poros.Material poros dikatakan aman, apabila :bo lI > r dan bol II > a

dapat dilihat dalam perhitungan sebagai :a = P/A, dimana : P = Mp / r dan r = 0,5 d = 1444,507/1,77

= 0,5 . 3,55= 813,806= 1,775 cm

A = /4 . d2 = 3,14/4 . (3,55)2

= 9,8929

a = = 82,262

Karena bol II > a terbukti aman terhadap tegangan geser.

II. 2. Perhitungan Seplain

Seplain dari poros berfungsi untuk memindahkan atau mentransmisikan daya plat keporos utama, sehingga momen puntir dari cakra dapat dipindahkan melalui alur-alur seplain, yang mengakibatkan poros tersebut berputar bersama-sama dengan cakra.Jari-jari rata-rata splain (Rw) D = dimeter luar

Rw = ¼ (D + d ) .............(7) dp= dimeter poros= ¼ (4,3827 + 3,55 ) D=dp/0,81..........(6) =

4,3827 cm = 3,55/0,81 = 1,983

Karena jumlah splain yang direncanakan adalah sepuluh buah,

maka dapat ditentukan sebagai berikut : Tinggi splain yang direncanakan

h = 0,095 . D .......................................(8)= 0,095 . 4,3827= 0,4163

Lebar splain yang direncanakan b = 0,156 . D .......................................(9)

= 0,156 .4,3827= 0,6837

Diameter rata-rata seplain

Page 3: Kopling Mitsubishi Kuda

Dw = 2 . Rw= 2 . 1,983= 3,96 cm

Pemeriksaan kekuatan seplainGaya tangensial yang diterima spline

Pr = Mp / Rw ....................................(10)= 144,507/1,983= 728,445

Karena jumlah splain yang direncanakan 10 buah, maka gaya tiap splain : Pr = Pt/10 = 728,445/10

= 72,8445sedangkan luas bidang bergesekan dapat ditentukan dengan rumus :

A = Rw.F.Z.Q .....................................(11)Dimana : Rw = jari-jari rata-rata splain

F = 0,8 (Dw/Z).LL (pig splain) = 6 cmZ = jumlah splain = 10 buahQ = 0,075

F = 0,8 (3,966/10).6 = 1,903 cm2

A = 1,983 . 1,903 . 10 . 0,075= 2,8314907 m2

tegangan geser pada setiap splain B = Pr/A

= 728,445/2,8314907= 257,265

Pemilihan bahan seplainBahan yang direncanakan st.60 dengan faktor keamanan

s=8, bol II =lebih besar dari tegangan geser yang diterima maka aman untuk desain.Tegangan tarik tiap soline

t = .................... (14)

= = 29,161 Kg/cm2

Oleh karena tegangan geser yang diterima tiap spline lebih kecil dari pada tegangan tarik yang diizinkan begitu pula dengan tegangan tarik yang diterima tiap spline lebih kecil dari pada tegangan tarik yang diberikan, maka desain tersebut aman.

II.3. Perhitungan plat gesek (KOPLING)1. Perhitungan plat gesek

Jumlah plat gesek yang direncanakan adalah 2 buah, sedang material plat gesek yang digunakan adalah dari asbes.F = 0,3 (koef . gesek)P = 2 ÷ 3 Kg/cm2 Toperasi = 1500-2500CMg = f. p. r ....................... (15)P = p . Ffr ...................... (16)

Page 4: Kopling Mitsubishi Kuda

Ffr = (Luas permukaan yang bergesekan)= 2.Cm.d.z ................... (17)

b = 0,5 . rm .................... (18)z = 2 buah (jumlah plat gesek)maka :p = p . (rw)2 . zmg= f . p. . (rw)3 . zrw = ( mg/f . p. . z)1/3

dimana f = 0,3 ; p dipilih 2kg/ cm2

rw= 1/3 = 11,720676

sedangkan lebar disk yang diperoleh

b = 0,5 rw= 0,5 . 11,720676= 5,860338 cm

dimana b = r out – rin ................................ (19) rw = 0,5 (r out =+ r in) zrw = r out + r in

untuk 2rw = = 0,6 ÷ 0,8 ................ (20)

Direncanakan : = 0,8 r in = 0,8 r out

r out = 2 rw-r in 1,8 r out = 2 rw r out = 2 rw/1,8

= = 13,02297 cm

r in = 0,8 . r out= 0,8 . 13, 02297= 10,41837 cm

maka : D out = 2 . r out ........................ (21)

= 2 . 13,02297= 26,04594 cm

D in = 2 . r in ........................ (22)= 2 . 10,41837= 20, 83674 cm

2. Perhitungan berat plat gesek/Kopling a. Berat asbes

61 = /4 (D out2 – D in2) . t . y .... (23) t = Tebal plat gesek 0,3 direncanakan y = Berat jenis asbes

= 2,1 ÷ 2,8 gr/cm2

= 2,8 gr/cm2 (direncanakan) G1 = /4 . . 0,2 . 7,8

= 161,039 gr= 0,161034 kg

b. Berat plat tengah (G3)

Page 5: Kopling Mitsubishi Kuda

G2 = /4 [D out2 – D in2] .t . p ....... (24) t= tebal plat tengah 0,2 direncanakan p = 7,8 gr/cm3

G2 = /4 . 0,2 . 7,8= 299,0733 gr= 0,2990733

c. Berat poros dan spline (G3) G3 = /4 . d2 . l . p ......................... (25) D = Diameter poros L = Panjang poros 25 cm direncanakan P = 7,8 gr/cm3

G3 = /4 . (3,55)2 . 25 .7,8= 1929,1276 gr = 1,9291276 Kg

sehingga berat kopling (Gf) adalah :Gf = G1 + G2 + G3

= 0,161034 + 0,2990733 + 1,92911276= 2,3892349 kg

3. Perhitungan lendutan yang terjadia. Lendutan yang terjadi akibat bobot poros itu

sendiri (G3).

L/2 G3 L/2

RA Wp RB

F1 =

Dimana W = berat poros (1,9291276 kg) L = 25 cm E = Modulus Elastis 2.15.106 kg/cm2

I = momen Inersia =

=

= 7,796 cm4

maka :

f1 =

Page 6: Kopling Mitsubishi Kuda

= 5,85395.10-4

b. Lendutan yang terjadi akibat berat plat gesek dan asbes (G1+G2).

G1+G2

MA

Bila kopling dalam tidak beroperasi, maka keadaannya adalah terjepit dan beban G1+G2.

f1 = P (L)3 ...........................(27) 3 EI

P = Berat plat gesek dan asbes= 0,4601073 kg

f2 =

= 1,4297.10-4 cmsedangkan momen yang terjadi (Mo) adalah :

L P

-MA

MA =

=

= 35,9458Reaksi yang terjadi pada tumpuan A dan B.ΣMA = 0 RB.L-P(L/2)-W(L/2) = 0

RB.25-4,654827025-17,22967213 = 0RB.25-4,654827025-17,22967213 = 0

RB = 0,875379RA sama dengan RB = 0,875379

Page 7: Kopling Mitsubishi Kuda

Lendutan total yang terjadi :ff = f1+f2

= 5,85395.10-4 + 1,4297.10-4

= 7,28365.10-4 4. Perhitungan putaran kritis

ncr = 300.[ ]2/3......................(28)

= 300.[ ]2/3

= 9269,261925 rpmPutaran poros aman apabilsncr > nd critical

9269,261925 rpm>4200 rpm........putaran poros aman

Perhitungan Suhu, Umur & Efisiensi Kopling

1. Perhitungan suhu kopling

Suhu kopling yang terjadi pada saat beroperasi sangat menentukan baik dan buruknya kopling tersebut. Timbulnya temperatur dari kopling dikarenakan adanya gesekan yang juga menimbulkan power losses. Daya yang hilang ini timbul menjadi panas dan mengakibatkan temperatur kopling naik.Q Fw.k (t1-t2) .....................................(29)

Dimana : t = kenaikan temperatur Q = luas bidang bergesekan K = faktor pemindahan panas. Diambil antara

15-75.

Q = .3600.Nfr

Q = 632.Nfr Nfr = daya yang hilang

Nfr = t = 2 dtk

Efr = w =

Page 8: Kopling Mitsubishi Kuda

= =

=439,6 rad/s= 678965,2772 kg cm rad/s= 6789,652772 kg m rad/s

Z = kerja kopling /jam= 20 ÷ 60 rad/jam (40 dipilih)

Nfr = = 1,00587 dk

fr = Fw= 2 .rw.b.z= 2 . 3,14 . 11,720676 . 5,860338 . 2= 862,7102 cm2 = 0,08627102 m2

sehingga toc =

=

= 159,2504oCmaka tboC = 159,2504 + 27

= 186,2504oCkarena temperatur kopling berada dalam interval

temperatur yang diizinkan yaitu tboC = 150 ÷ 250oc..............berarti memenuhi.

2. Perhitungan Umur Kopling.

Umur dari kopling tergantung dari pemakaian kopling itu sendiri, apakah kontinu atau terputus-putus.

Ld = ..........................................(32)

Ek = kerja yang dihasilkan plat gesek (5÷8) diambil 5

Ld =

= 1246,256 jamBanyaknya penyambungan tiap jam (20÷60) direncanakan 60 kali waktu

untuk penyambungan 60x4 = 240 dtk. Jika diperkirakan dipakai 14 jam, maka pemakaian tiap harinya 14x240 = 3360 dttk/hari.Jadi umur kopling :

Lk = .........................................(33)

=

= 1528,1214 hari= 4,1866 tahun

Page 9: Kopling Mitsubishi Kuda

3. Perhitungan efesiensi kopling

kopling = x100% ........................(34)

Nm = daya rata-rata kopling perjam

Nm =

Nmax = = = 84,71 dk

Maka Nm =

= 83,533 dksehingga efisiensi kopling adalah :

kopling = x100%

= x100%

= 98,796 %

Page 10: Kopling Mitsubishi Kuda

Kata Pengantar

Bismillahirahmanirrahim,

Alhamdulillah, merupakan kata yang pantas terucap saat ini

karena Tugas Elemen Mesin II akhirnya selesai sesuai dengan

jadwal yang telah direncanakan. Tak lupa pula kita panjatkan puji

dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya

jualah sehingga tugas ini selesai dengan baik.

Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

tugas Tugas Elemen Mesin II ini meski didalamnya masih terdapat

kesalahan maupun kekeliruan yang kesemuanya itu tidak lepas dari

khilafan-khilafan kami.

Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan kami di

Jurusan Mesin Fakultas Tenik Universitas Hasanuddin.

. Akhir kata kami dari penulis menganggap laporan ini masih

jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan

masukan maupun kritikan yang sifatnya membangun. Selain itu

semoga apa yang kami tulis ini dapat dimanfaatkan sebagi mana

mestinya.

Wassal

am,

Pe

nulis

Page 11: Kopling Mitsubishi Kuda

Daftar Isi

Kata

Pengantar………………………………………………………………………….1

Daftar

Isi…………………………………………………………………………………….3

Bab I Pendahuluan

……………………………………………………………………4

Latar

Belakang…………………………………………………………………. ....4

Pemilihan jenis

kopling………………………………………………………….

Batasan

masalah………………………………………………………………….5

Bab II Teori Kerja Kopling

…………………………………………………………6

Beberapa pengertian pokok gerakan

kopling………………………………..

Bab III Perencanaan Poros

………………………………………………………..7

Perhitungan Diameter

Poros……………………………………………………7

Bab IV Perencanaan Roda Gigi

…………………………………………………..10

Dasar perencanaan gigi…………………………...

Kegagalan pada roada gigi………….

Data perencaan…………………………………………………

Page 12: Kopling Mitsubishi Kuda

Bab IV Perencanaan Splain

………………………………………………………10

Perhitungan Splain ………………………………………………………..

10

Pemeriksaan kekuatan splain

……………………………………………11

Bab V Perencanaan Kopling

……………………………………………………. 14

Perhitungan diameter dalam dan luar

kopling……………………….. 14

Perhitungan berat

kopling…………………………………………………..16

Perhitungan efisiensi kopling

……………………………………………18

Perhitungan Umur Kopling

……………………………………………..20

Bab VI Pemeriksaan Poros Dan Kopling

…………………………………… 25

Pemeriksaan Kopling

……………………………………………………… 31

Bab VII Perencanaan Paku Keling

……………………………………………. 33

Penyambungan asbes dengan plat tepi

…………………………….. 33

Bab VIII

Penutup…………………………………………………………………….. 36

Page 13: Kopling Mitsubishi Kuda

BAB IPENDAHULUAN

Sebuah kopling yang tidak tetap adalah suatu elemen Mesin

yang menghubungkan poros penggerak, dengan putaran yang

sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan

ke dua poros tersebut baik dalam diam maupun berputar.

Kopling beroda dibelakang motor dan alat ini terpasang pada

roda penerus. Kopling ada beberapa macam, tetapi yang umum

digunakan adalah kopling gesek (plat) dan kopling fluida (otomatis).

Plat kopling duduk pada As kopling dapat berkisar kemuka

dan kebelakang mendekati atau menjauhi roda penerus. Putaran

dari As kopling sebenarnya tergantung dari plat kopling. Plat

kopling dibuat dari plat baja tipis yang dimana di lingkaran

tengahnya terdapat tempat duduk pada As kopling yang disebut

naf. Di pinggir lingkaran dari plat baja tipis diberi lapisan yang

dibuat dari bahan asbes yang dijalin dengan memakai kawat-kawat

halus.

Untuk memungkinkan mesin dapat hidup dengan lembut dan

tidak mati diperlukan kopling untuk memindahkan tenaga dengan

perlahan-lahan. Sesudah tenaga sebagian besar pindah, maka

Page 14: Kopling Mitsubishi Kuda

pemindahan tenaga akan berlangsung tanpa terjadi slip, maka

kopling harus bekerja dengan perlahan tetapi pasti.

Pemilihan Jenis Kopling

Kopling berfungsi sebagai sambungan dua buah poros atau

sebagai sambungan poros dengan elemen mesin yang dengan

terus menerus atau kadang-kadang harus ikut berputar dengan

poros tersebut. Elemen mesin seperti itu adalah puli sabuk, puli tali,

dan puli rantai, roda gigi serta tromol. Sehubungan dengan

tujuannya terdapat bermacam-macam prinsip kopling yaitu :

1. Jika harus dibuat suatu sambungan mati dipergunakan

kopling lekat.

2. Jika kopling harus menghubungkan gerakan poros yang satu

terhadap poros yang lain dalm arah memanjang sebagai

akibat perubahan yang diakibatkan oleh perubahan

temperature dalam arah radial sebagai akibat ketidaktelitian

ketika memasang dan sebagainya maka dipasang kopling

yang dapat bergerak atau yang fleksibel.

3. Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat

akumulasi kerja dan melalui kerja dan menjadi kalor dan

banyak atau sedikit meredam getaran, dinamakan kopling

Page 15: Kopling Mitsubishi Kuda

elastic, kopling ini sekaligus memiliki keuntungan kopling

fleksibel.

4. Apabila sambungan dapat dibuat bekerja kalau sedang

berhenti, tetapi dapat dilepaskan selama sedang bergerak,

maka jenis kopling yang digunakan adalah kopling yang

dapat dilepaskan. Kopling ini biasanya disebut kopling cakar.

5. Apabila sambungan sembarang waktu selama sedang

bergerak harus dapat dihubungkan dan dilepaskan, maka

diperguakan yaitu kopling yang dapat dihubungkan : kopling

gesek, kopling hidrolik, atau kopling induksi elektromagnetik.

6. Untuk pengerjaan yang berat atau pekerjaan yang peka

tehadap dipergunakan kopling agar aman untuk menhindari

tumbukan dalam bagian yang peka dalam perkakas yang

digerakkan atau beban terlampau besar dalam mesin

penggerak, motor dan sebagainya. Untuk belakangan ini juga

diterpakan kopling stater.

Latar Belakang

Agar supaya dan kendaraan dapat berjalan dengan baik maka

diperlukan adanya perancangan untuk beberapa atau keseluruhan

komponen kendaraan tersebut. Dari salah satu komponen yang

penting tersebut adalah perencanaan kopling. Perencanaan dipilih

Page 16: Kopling Mitsubishi Kuda

sebagai tugas mata kuliah Tugas Elemen Mesin II, yang merupakan

syarat mutlak bagi kelulusan pada mata kuliah ini.

Dalam merencanakan kopling faktor keamanan harus

diperhitungkan dan menjadi bahan yang diutamakan karena apabila

faktor diabaikan maka kerugian material dan korban jiwa sangat

banyak. Oleh karena itu maka sangat penting bagi seorang

mahasiswa Teknik

Mesin untuk mengetahui proses perencanaan mesin dan bagaimana

merencanakan kopling yang aman dan ekonomis. Melalui tugas ini

diharapkan kami dapat merencanakan kopling yang aman dan

ekonomis.

Page 17: Kopling Mitsubishi Kuda

Batasan Masalah

Merujuk dari data teknis yang diperoleh dari lapangan yaitu

spesifikasi dari mobil Mercedes tahun 2001 jenis sedan, maka

dalam penulisan kami sebagai penulis akan meredisain ulang

sistem penyaluran tenaga (kopling) pada mobil N dengan sfesifikasi

sebagai berikut :

- Daya (KW dalam rpm) -

Momen Puntir Maksimum(Nm dalam rpm)

BAB IIPEMBAHASAN

Apabila pedal kopling di tekan, maka ujung bawah dari pedal

kopling bergerak menarik tuas kebelakang, ujung garpu bagian atas

ditarik oleh tuas sedangkan ujung bawah garpu menekan bantalan

tekan. Bantalan tekan menekan jari-jari penekan dan jari-jari

Page 18: Kopling Mitsubishi Kuda

penekan menarik cincin penekan ke belakang dan pegas kopling

turut mendapat tekanan.

Dengan bergeraknya cincin penekan ke belakang akan

terdapat ruang yang bebas di antara roda penerus dan plat kopling

dan diantara plat kopling dan cincin penekan yang berarti pada saat

plat kopling tidak terjepit diantara roda penerus dan cincin penekan

oleh karena plat kopling tidak terjepit, maka plat kopling beserta

Asnya diam dan tidak turut berputar. Bagian yang berputar terus

adalah roda penerus, cincin penekan, pegas kopling dan tutup

kopling.

Agar supaya As kopling dapat berputar kembali, pegas

kopling harus dilepaskan dari injakan dan melepaskannya harus

dilakukan perlahan-lahan. Oleh karena pedal kopling tidak

mendapat tekanan, maka pegas kopling bekerja kembali menekan

cincin penekan, sehingga As kopling terbawa dalam putaran

kembali. Ketika plat kopling terjepit diantara permukaan roda

penerus dan cincin penekan, keadaan asbes tidak dapat melekat

dengan baik pada permukaan sehingga tidak dapat menghasilkan

putaran, terbawahnya plat kopling didalam putaran menjadi tidak

sempurna. Untuk itu plat baja yang terdapat asbes dibelah-belah

dan berlahanya di arahkan ke dalam arah yang berlawanan

Page 19: Kopling Mitsubishi Kuda

Akhirnya ketika plat kopling terjepit, seluruh permukaan

asbes dapat mengenai pada seluruh permukaan roda penerus dan

cincin penekan. Untuk memahami pembagian jenis jenis kopling

dapat dilihat sebagai berikut :

Kopling terdiri atas :

I). Kopling tetap, terdiri atas :

1. Kopling tetap kaku :

A. Kopling Box :

a. Dengan pasak tirus melintang.

b. Dengan sambungan pasak tanam membujur diberi baut

pengaman.

c. Dengan ergigi yang sebelah bersatu dengan porosnya.

B. Kopling Jepit

C. Kopling Flens :

a. Flens biasa

b. Dengan cincin Sentris

c. Yang flensnya ditempa dengan poros.

2. Kopling Fleksibel terdiri atas :

A. Kopling Oldham

B. Gear Kopling

Page 20: Kopling Mitsubishi Kuda

C. Universal Kopling

D. Elastis kopling

II). Kopling tidak tetap, teriri atas :

1. Kopling Cakra

2. Kopling Friwil

3. Kopling Kerucut

4. Kopling Gesek (clutch)

Berdasarkan fungsi dari masing masing kopling ini, maka

kopling yang digunakan untuk sebuah mobil adalah kopling gesek

(clutch). Fungsi dari suatu kopling secara umum ialah untuk

menhubungkan poros serta meneruskan daya dari poros penggerek

keporos yang digerakkan. Tetapi pada clutch ini kopling dapat

dihubungkan atau dilepaskan dalam keadaan diam atau beoperasi.

Karakteristik dari kopling ini ialah poros-porosnya harus

segaris benar, jika tidak maka efisiensi kopling akan turun dan

kopling cepat rusak. Adapun klasifikasi dari clutch adalah sebagai

berikut :

1. Menurut Penyambungan

a. Jaw dan toothead

b. Friction

Page 21: Kopling Mitsubishi Kuda

c. Electromagnetic dan fluid and power.

2. Menurut permukaan yang bergerak :

a. Disc

b. Cons

c. Blok

d. Band and Spring

3. Menurut Operasinya :

a. Lever

b. Elektromagnetic

c. Hidroulic.

Beberapa pengertian pokok gerakan kopling

Berdasarkan uraian yang dikemukakan atas tenatang

pembagian jenis kopling maka kita dapat mengetahui bahwa

kopling yang digunakan pada mobil adalah kopling tidak tetap :

Ada empat pokok tahapan gerakan kopling gesek yaitu :

Tahap I, Engagement : dimana bidang permkaan kerja dari

kopling ditarik bersama-sama dan ditekan poros yang digerakkan

dipercepat sehingga mencapai kecepatan poros penggerak.

Page 22: Kopling Mitsubishi Kuda

Tahap II, Clutch is engaged : Poros bergerak yang digerakkan

berotasi dengan kecepatan yang sama.

Tahap III, Disengagement : Dalam keadaan ini permukaan kerja

clutch akan tertarik sebagian sehingga putaran dari yang

digerakkan akan turun dan akhirnya berhenti.

Tahap IV, The clutch is engaged : pada keadaan ini dimana

permukaan gesek akan terpisah oleh suatu clearance dimana poros

yang digerakkan tidak berputar lagi, sedang poros penggerak tetap

berputar kontinyu.

Ditinjau dari pokok pokok gerakan kopling gesek, maka yang

harus diperhatikan sewaktu mendesain adalah bentuk dan luas

bidang gesek, bahan untuk bagian bidang gesek dan cara

menghubungkan kedua bidang gesek gharus dapat memenuhi

beberapa syarat sebagai berikut :

a. Mempunyai Koefisien gesek yang besar, akan tetapi

cukup keras tidak mudah cacat dan tahan terhadap keausan.

b. Kuat dan tahan panas.

c. Mempunyai koefisien kalor yang tinggi, agar panas

yang ditimbulkan oleh gesekan dapat segera

tersalurkan.

Page 23: Kopling Mitsubishi Kuda

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa fungsi kopling secara umum adalah untuk

menghubungkan poros serta meneruskan daya dari poros

penggerak ke poros yang digerakkan. Pembagian kopling yaitu

kopling tetap dan kopling tidak tetap. Tetapi berdasarkan fungsi

dari masing-masing kopling ini maka kopling yang digunakan untuk

sebuah mobil adalah kopling gesek (clutch). Klasifikasi dari clutch

adalah menurut penyambungan, menerut permukaan yang

bergerak, dan menurut operasinya. Sedangkan tahapan gerakan

kopling gesek adalah tahap I engagement, Tahap II clutch is

engaged, tahap III Disengagement dan tahap IV The clutch is

engaged

TUGAS MAKALAH

Page 24: Kopling Mitsubishi Kuda

PERENC. PERANCANGAN PRODUK(kopling Gesek)

Oleh :

FAISALD 211 00 074

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2003

Page 25: Kopling Mitsubishi Kuda
Page 26: Kopling Mitsubishi Kuda

BAB VIII

P E N U T U P

Demikiaanlah Tugas Elemen Mesin II ini semoga apa yang kami

paparkan dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh

pembaca dan tak lupa pula kami haturkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu

dalam penyusunan tugas ini.

Akhir kata kami dari penulis memohon maaf yang sebesar-

besarnya bila selama penyusunan laporan ini ada kehilafan-

kehilafan pada pihak semua yang telah membantu dalam

penyelesaian laporan ini.

Makassar, 18 Nopember 2003

Penulis