contoh perencanaan kuda-kuda baja

73
A’ Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Rangka Kuda-kuda 1.2 Peraturan yang digunakan Perhitungan muatan didasarkan pada Peraturan Perencaaan Bangunan Baja (PPBBI), SKBI 1987, dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI – 1983). 1.3 Penempatan Beban 1.3.1 Beban Mati Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu : 1. Muatan yang diakibatkan oleh berat sendiri. Yaitu atap, gording dan kuda-kuda, muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas. 2. Muatan yang diakibatkan oleh berat plafond, dianggap bekerja pada titik buhul bagian bawah.

Upload: rizky-kiki-syaputra

Post on 21-Apr-2017

638 views

Category:

Documents


104 download

TRANSCRIPT

A’

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rangka Kuda-kuda

1.2 Peraturan yang digunakan

Perhitungan muatan didasarkan pada Peraturan Perencaaan Bangunan Baja

(PPBBI), SKBI 1987, dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI – 1983).

1.3 Penempatan Beban

1.3.1 Beban Mati

Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu :

1. Muatan yang diakibatkan oleh berat sendiri. Yaitu atap, gording dan kuda-

kuda, muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas.

2. Muatan yang diakibatkan oleh berat plafond, dianggap bekerja pada titik

buhul bagian bawah.

1.3.2 Beban hidup

Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat

air hujan yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum

sebesar 100 kg dan beserta air hujan adalah (40 – 0,8 α) kg/m², dimana α

adalah kemiringan atap.

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

1.3.3 Beban angin

Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik

buhul bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang atap.

Untuk konstruksi gedung tertutup dengan α < 65º maka :

Koefisien angin tekan = (0,02 α – 0,4) dan

Koefisien angin isap = - 0,4

1.3.4 Ketentuan alat sambung

Alat sambung yang digunakan adalah baut, dimana penentuan dimensi

baut disesuaikan dengan ukuran dan jenis profil baja dengan menggunakan rumus

pada PPBBI 1983.

1.3.5 Perhitungan panjang batang

1. Tinggi kuda kuda

V2 = 4,0 x (tg α )

= 4,0 x (tg 30o)

= 2,31 m

2. Batang bawah

Panjang batang = 8,0 m

B1 = B2 = B3 = B4 =

3. Batang atas

A1 = A2 = A3 = A4 =

4. Batang vertikal

V1 = V3 = B1 tg α = 2,0 tg 30 = 1,155 m

V2 = h = 2,31

5. Batang diagonal

D1 = D2 =

Tabel 1.1 Panjang Batang Kuda-kuda :

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Nama Batang Panjang Batang (m)B1

B2

B3

B4

2,02,02,02,0

V1

V2

V3

1,152,311,15

D1

D2

2,312,31

A1

A2

A3

A4

2,312,312,312,31

A’ 1,0

A” 1,5

BAB II

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

PERENCANAAN GORDING

Direncanakan :

Panjang bentang kuda-kuda = 8,0 m

Sudut kemiringan atap = 30 o

Penutup atap = Seng 7 kaki (10 kg/m2 - PPI 1983)

Jarak antar kuda-kuda = 4 m

Plafond + penggantung = 18 kg/m2 (PPI – 1983)

Mutu baja yang digunakan = Bj 52

Tegangan dasar izin ( ) = 2400 kg/cm2

Modulus elastisitas baja = 2,1 x 106 kg/cm2

Profil baja rencana : LLC 100 x 50 x 20 x 2,6

Dari tabel baja, diperoleh data profil :

Ix = 89,7 cm4 Iy = 21,0 cm4

Wx = 17,9 cm3 Wy = 6,68 cm3

F = 5,796 cm2 q = 4,55 kg/m

Rumus yang digunakan :

Beban terpusat

Bidang momen : M = ¼ PL

Bidang geser : D = ½ P

Lendutan : f =

Beban terbagi rata

Bidang momen : M = 1/8 qL2

Bidang geser : D = ½ qL

Lendutan : f =

2.1 Perhitungan Momen Akibat Beban

2.1. 1 Beban Mati

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Berat sendiri gording = (profil LLC 100 x 50 x 20 x 2,6) = 4,55 kg/m

Berat atap = berat seng x jarak gording

= 10 x 0,6 = 6 kg/m

q = 10,55 kg/m

qx = q cos α = 10,55 cos 30 = 9,14 kg/m

qy = q sin α = 10,55 sin 30 = 5,28 kg/m

Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (9,14) (4)2 = 18,28 kgm

My = 1/8 qy L2 = 1/8 (5,28) (4)2 = 10,56 kgm

Dx = ½ qx L = ½ (9,14) (4) = 18,28 kg

Dy = ½ qy L = ½ (5,28) (4) = 10,56 kg

Lendutan yang timbul :

fx = =

fy = =

2.1.2 Beban Hidup

a. Beban Terpusat ( P = 100 kg)

Px = P cos α = 100 cos 30 = 86,603 kg

Py = P sin α = 100 sin 30 = 50 kg

Mx = ¼ Px L = ¼ (86,603) (4) = 86,603 kgm

My = ¼ PyL = ¼ (50) (4) = 50 kgm

Dx = 1/2 Px = 1/2 (86,603) = 43,302 kg

Dy = 1/2 Py = 1/2 (50) = 25 kg

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Lendutan yang timbul :

fx = =

fy = =

b. Beban terbagi rata

Beban air hujan sebesar (40-0,8α) k/m

q = (40 – 0,8α) = (40 – 0,8 (30)) = 16 kg/m

Beban akibat air hujan yang diterima gording :

q = Beban air hujan x jarak gording

= 16 x 0,6 = 9,6 kg/m

qx = q cos α = 9,6 cos 30 = 8,314 kg/m

qy = q sin α = 9,6 sin 30 = 4,8 kg/m

Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (8,314) (4)2 = 16,628 kgm

My = 1/8 qy L2 = 1/8 (4,8) (4)2 = 9,6 kgm

Dx = 1/2 qx L = 1/2 (8,314) (4) = 16,628 kg

Dy = 1/2 qy L = 1/2 (4,8) (4) = 9,6 kg

Lendutan yang timbul :

fx = =

fy = =

Momen akibat beban terpusat > momen akibat beban terbagi rata,

maka tegangan yang timbul ditentukan oleh beban terpusat P = 100 kg.

2.1.3 Beban angin

Tekanan angin rencana diambil 40 kg/m2 (PPI 1983)

a. Angin tekan

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

α < 65o, maka koefisien angin tekan :

C = 0,02α – 0,4

= 0,02 (30) – 0,4

C = 0,2

qx = koef angin x tekanan angin x jarak gording

= 0,2 x 40 x 0,6

qx = 4,8 kg/m

qy = 0

Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (4,8) (4,0)2 = 9,6 kgm

My = 0

Dx = 1/2 qx L = 1/2 (4,8) (4) = 9,6 kg

Dy = 0

Lendutan yang timbul :

fx = =

fy = 0

b. Angin hisap

Koef angin hisap C= -0,4

qx = koef angin x tek. angin x jarak gording

= - 0,4 x 40 x 0,6

= - 9,6 kg/m

qy = 0

Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (-9,6) (4,0)2 = - 19,2 kgm

My = 0

Dx = 1/2 qx L = 1/2 (-9,6) (4,0) = - 19,2 kg

Dy = 0

Lendutan yang timbul :

fx = =

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

fy = 0

Komentar : Beban angin hisap tidak di perhitungkan dalam kombinasi beban

karena angin hisap akan memperkecil tegangan pada batang.

Tabel 2.1 Momen dan bidang geser akibat variasi dan kombinasi beban

Momen dan

Bidang Geser

Beban Mati (Kg)

Beban Hidup (Kg)

Beban Angin tekan

Kombinasi Beban

Primer Sekunder

(1) (2) (3) (4) (2) + (3) (2)+(3)+(4)MxMy DxDy

18,28 10,5618,28 10,56

86,60350

43,302 25

9,60

9,60

104,88360,5661,58235,56

114,48360,5671,18235,56

2.2 Kontrol Kekuatan Gording

Profil baja rencana : LLC 100 x 50 x 20 x 2,6

Ix = 89,7 cm4 Iy = 21,0 cm4

Wx = 17,9 cm3 Wy = 6,68 cm3

F = 5,796 cm2 q = 4,55 kg/m

2.2.1 Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan

σlt ytb = ≤ = 2400 kg/cm2 (beban primer)

≤ 5/4 = 5/4 x 2400 kg/cm2 = 3000 kg/cm2 (beban sekunder)

a. Pembebanan primer

σlt ytb = = =

σlt ytb = 1492,525 kg/cm2 < = 2400 kg/cm2 ............ (aman)

b. Pembebanan sekunder

σlt ytb = = =

σlt ytb = 1546,157 kg/cm2 < 5/4 = 3000 kg/cm2 ............. (aman)

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

2.2.2 Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan geser

Tegangan geser yang diizinkan untuk pembebanan tetap, besarnya sama

dengan 0,85 kali tegangan dasar (PPBBI 1983 hal 5)

= 0,85 = 0,85 x 2400

= 2040 kg/cm2

τytb ≤ = 2040 kg/cm2 (beban primer)

≤ 5/4 = 5/4 x 2040 = 2550 kg/cm2 (beban sekunder)

Profil LLC 100 x 50 x 20 x 2,6

A = 10 cm

B = 5 cm

C = 2 cm

t = 0,26 cm

Cx = 5 cm

Cy = 1,86 cm

Tegangan Geser Maksimum

a. Terhadap sumbu x – x

F1 = 0,26 x (½ .10) = 1,3 cm2

F2 = 0,26 x (5 – (2 x 0,26)) = 1,16 cm2

F3 = 0,26 x 2 = 0,52 cm2

y1 = ½ (5) = 2,5 cm

y2 = 5 – ( ½ x 0,26) = 4,87 cm

y3 = 5 – ( ½ x 2) = 4 cm

Sx = (F1 . y1) + (F2 . y2) + (F3 . y3)

= (1,3 x 2,5) + (1,16 x 4,87) + (0,52 x 4)

= 10,979 cm3

bx = 0,26 cm

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

b. Terhadap sumbu y – y

F1 = 0,26 (10) = 2,6 cm2

F2 = F3 = 0,26 (1,86 – 0,26) = 0,416 cm2

x1 = 1,86 – (0,26/ 2) = 1,73 cm

x2= x3= ½ (1,86 – 0,26) = 0,84 cm

Sy = (F1 . x1) + (F2 . x2) + (F3 . x3)

= (2,6 x 1,73) + (0,416 x 0,84) + (0,416 x 0,84)

= 5,197 cm3

by = 0,26 x 2 = 0,52 cm

Beban Primer

τytb = +

= = 45,913 kg/cm2 < = 2040 kg/cm2

Beban Sekunder

τytb = +

= = 51,56 kg/cm2 < 5/4 = 2550

kg/cm2

2.2.3 Kontrol kekuatan gording terhadap lendutan

Batas lendutan maksimum arah vertikal untuk gording batang tunggal

menerus adalah :

fmaks = = = 2,22 cm (PPBBI 1983 hal 155)

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Lendutan yang timbul terhadap sb. x – x

fx = fx beban mati + fx beban hidup + fx beban angin

= 0,162 + 0,613 + 0,085

= 0,860 cm

Lendutan yang timbul terhadap sb. y – y

fy = fy beban mati + fy beban hidup + fy beban angin

= 0,399 + 1,512 + 0

= 1,911 cm

Total lendutan yang dialami gording :

fytb = = = 2,10 cm

fytb = 2,10 cm < fmaks = 2,22 cm .......................... (aman)

Gording dengan profil LLC 100 x 50 x 20 x 2,6 dapat digunakan.

BAB III

PERHITUNGAN PEMBEBANAN

3.1 Beban Mati

3.1.1 Berat Rangka Kuda-kuda

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Beban rangka kuda-kuda dihitung didasarkan rumus Ir. Loa Wan Kiong

q = (L – 2) s/d (L + 5)

= (8 – 2) s/d (8 + 5)

= 6 kg/m2 s/d 13 kg/m2

Diambil yang maksimum yaitu 13 kg/m2

Pelimpahan ke titik buhul :

qmax x jarak kuda-kuda x panjang bentang kuda-kuda

jumlah titik buhul

= 52 kg

Bracing / ikatan angin

Diambil 25% dari berat sendiri kuda-kuda

P = 25 % x 52 = 13 kg

3.1.2 Berat Penutup Atap + Berat Gording

Penutup atap = seng (10 kg/m2)

Gording = 4,55 kg/m

P1 = Berat penutup atap = 10 x jarak kuda-kuda x jarak gording

= 10 x 4 x 0,6 = 24 kg

P2 = Berat gording = 4,55 x jarak kuda-kuda = 4,55 x 4 = 18,2 kg

P = P1 + P2 = 24 + 18,2 = 42,2 kg

P′ = ½ P1 + P2

P′ = ½ (24) + 18,2 = 30,2 kg

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Batang A – tritisan I (A`)

RAA' = P' + P

= 30,2 + 42,2

= 74,4 kg

Batang B – tritisan II (B`)

RBB' = P' + P + P

= 30,2 + 42,2 + 42,2

= 114,6 kg

Batang A – C

∑MC = 0

RAC =

= 88,07 kg

∑MA = 0

RCA = (42,2 x 4) – 88,07

= 80,73 kg

Batang C – E

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

∑ME = 0

RCE =

= 80,73 kg

∑ME = 0

REC = (42,2 x 4) – 80,73

= 88,07 kg

CATATAN : Sebenarnya jarak antar gording diambil dalam keadaan miring ( < 300)

sesuai dengan sudut pada kaki kuda-kuda.

Jadi, beban penutup atap + gording untuk tiap titik buhul :

Titik A → P = RAA′ + RAC = 74,4 + 88,07 = 162,470 kg

Titik B → P = RBB′ + RAC = 114,6 + 88,07 = 202,670 kg

Titik C = G → P = (RCA + RCE) = 80,73 + 80,73 = 161,460 kg

Titik E → P = (2 x REC) = 2 x 88,07 = 176,140 kg

3.1.3 Berat Plafond + Penggantung

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Berat plafond dan penggantung = (11+7) = 18 Kg/m2 (PPI-1983)

o Titik A = (½ B1 x 4 x 18)+( A’ x 4 x 18)

= (½. 2,0 x 4 x 18)+(1,0 x 4 x 18)

= 144 kg

o Titik B = (½ B4 x 4 x 18)+( A” x 4 x 18)

= (½. 2,0 x 4 x 18)+(1,5 x 4 x 18)

= 180 kg

o Titik D=F=H =½ (B1+B2) x 4 x 18

= ½ (2,0+ 2,0) x 4 x 18

= 144 Kg

3.2 Beban Hidup

3.2.1 Beban Orang / Pekerja

Beban terpusat berasal dari seorang pekerja dengan peralatannya adalah

sebesar minimum 100 kg (PPI – 1983 hal 13).

3.2.2 Beban Air Hujan

Beban terbagi rata per m2 bidang datar berasal dari beban air hujan adalah

sebesar (40 – 0,8α) kg/m2 (PPI – 1983 hal 13).

q = 40 – 0,8 α = 40 – 0,8 (30) = 16 kg/m2

Titik A = (½ A1 + tritisan I) x 4 x 16

= ( ½ (2,309) + 1) x 4 x 16

= 137,888 kg

Titik B = (½ A4 + tritisan II) x 4 x 16

= ( ½ (2,309) + 1,5) x 4 x 16

= 169,888 kg

Titik C = E = G = ½ (A1 + A2) x 4 x 16

= ½ (2,309+2,309) x 4 x 16

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

= 147,776 kg

Dari kedua jenis beban hidup di atas (beban orang/pekerja dan air hujan),

maka beban yang diperhitungkan adalah beban yang terbesar.

3.3 Beban Angin

Beban angin yang bekerja (w) = 40 kg/m2. Untuk bangunan yang tertutup

menurut PPI-1983 untuk sudut kemiringan atap (α) = 30o, maka koefisien angin

tekan dan angin hisap.

3.3.1 Angin Tekan

Koef. Angin tekan = 0,02 α – 0,4

= 0,02 (30) – 0,4

= 0,2

Titik A = (½ A1 + tritisan I) x 4 x 0,2 x 40

= ( ½ (2,309) + 1) x 4 x 0,2 x 40

= 68,944 kg

Titik B = (½ A4 + tritisan II) x 4 x 0,2 x 40

= ( ½ (2,309) + 1,5) x 4 x 0,2 x 40

= 84,944 kg

Titik C = E = G = ½ (A1 + A2) x 4 x 0,2 x 40

= ½ (2,309+2,309) x 4 x 0,2 x 40

= 73,888 kg

3.3.2 Angin Hisap

Koef. Angin hisap (C)= - 0,4

Beban yang diterima masing-masing titik buhul :

Titik A = (½ A1 + tritisan I) x 4 x (- 0,4) x 40

= ( ½ (2,309) + 1,0) x 4 x (- 0,4) x 40

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

= -137,888 kg

Titik B = (½ A1 + tritisan II) x 4 x (- 0,4) x 40

= ( ½ (2,309) + 1,5) x 4 x (- 0,4) x 40

= -169,888 kg

Titik C = E = G = ½ (A1 + A2) x 4 x (- 0,4) x 40

= ½ (2,309+2,309) x 4 x (- 0,4) x 40

= -147,776 kg

Tabel 3.1 Tabel pembebanan pada masing-masing titik buhul

Titik Buhul

Beban Tetap Beban HidupJumlah

(kg)Dibulatkan

(kg)

Berat sendiri

Beban Atap + gording

Berat Plafond + penggantung Pekerja Hujan

kg kg kg kg kg(1) (2) (3) (4) (5) (1+2+3+4/5)

A 52 162,470 144 100 137,888 496,358 496,5B 52 202,670 180 100 169,888 604,558 605,0C 52 161,460 - 100 147,776 361,236 361,5D 52 - 144 100 - 296,000 296,0E 52 176,140 - 100 147,776 375,916 376,0F 52 - 144 100 - 296,000 296,0G 52 161,460 - 100 147,776 361,236 361,5H 52 - 144 100 - 296,000 296,0

Tabel 3.2 Kombinasi Beban Batang Akibat Beban Gabungan

Batang Panjang Batang

Gaya Batang Akibat Beban Tetap

Gaya BatangAkibat

Beban AnginKombinasi Gaya Gaya

BatangMaks

Gaya Desain

(Kg)

(m) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

    1 2 1 2  1 2 3 4 5 (3) +(4) (3) + (5)    

A1 2.309 -1985 125 155 -1860 -1830 -1985

-2031A2 2.309 -1329 170 55 -1159 -1274 -1329A3 2.309 -1329 39 186 -1290 -1143 -1329

A4 2.309 -2031 125 145 -1906 -1886 -2031

B1 2.000 1721 200 -414 1921 1307 1921

1921B2 2.000 1721 200 -414 1921 1307 1921

B3 2.000 1790 21 -189 1811 1601 1811

B4 2.000 1790 21 -189 1811 1601 1811

V1 1.155 296 0 0 296 296 296 296V2 2.310 994 -42 -56 952 938 994 994

V3 1.155 296 0 0 296 296 296 296

D1 2.310 -658 -86 197 -744 -461 -744-822

D2 2.310 -737 170 -85 -567 -822 -822

Keterangan :

Gaya Batang 1 Tekan kiri-hisap kananGaya Batang 2 Tekan kanan-hisap kiri

Kombinasi Gaya 1 Tekan kiri-hisap kananKombinasi Gaya 2 Tekan kanan-hisap kiri

CREMONA MUATAN TETAP PADA AUTOCAD

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

CREMONA ANGIN TEKAN KIRI - HISAP KANAN

PADA AUTOCAD

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

CREMONA ANGIN TEKAN KANAN - HISAP KIRI

PADA AUTOCAD

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

BAB IV

PENDIMENSIAN BATANG

Rangka batang kuda-kuda direncanakan dari profil tersusun siku-siku

sama kaki ( ┘└ )

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

4.1 Ketentuan dan Rumus yang Digunakan

(Berdasarkan PPBBI – 1983 hal 20 – 22)

4.1.1 Batang tarik

Perhitungan didasarkan pada daya dukung luas netto (Fn)

Fn =

Fbr =

Kontrol tegangan

σytb = ≤

Kelangsingan batang tarik

x = ( konstruksi aman PPBBI 1983 hal 8)

i =

4.1.2 Batang tekan

Dipengaruhi oleh tekuk

Panjang tekuk (Lk)

Dimana : Lk = L (sendi-sendi, K (koef, tekuk) = 1)

Kelangsingan : λ = ≤

Syarat : λmaks ≤ 140 untuk konstruksi utama (SKBI 1987)

Profil yang dipilih berdasarkan iη = imin

Kelangsingan sumbu masif (λx < 140)

λx =

Kelangsingan sumbu ( λI < 50)

λ1 =

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ]

iy =

Kelangsingan sumbu tidak masif (λy < 140)

λy =

λiy =

Dimana : m = jumlah batang tunggal yang membentuk batang tersusun

Syarat untuk menjaga kestabilan elemen :

λx ≥ 1,2 λ1

λiy ≥ 1,2 λ1

Tegangan yang timbul :

σytb = ≤

4.1.3 Kekuatan kopel

Digunakan pada batang tekan

Pelat kopel harus dihitung dengan menganggap bahwa seluruh panjang

batang tersusun terdapat gaya lintang sebesar :

D = 0,02 P

Gaya geser memanjang (torsi)

T =

dimana : L1 = jarak kopel

a = (e + ½δ)

Momen pada plat kopel

M = T . ½C

dimana : C = jarak antar baut pada profil

η ξ

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

C = (2w + δ)

Plat kopel harus cukup kaku, sehingga memenuhi persamaan :

>10 (PPBBI 1983 hal 21)

dimana : IP = Momen inersia plat kopel

a = jarak profil tersusun

Ll = jarak tengah-tengah plat kopel pada arah batang tekan

Il = Iη = Momen inersia minimum 1 profil

4.2 Perhitungan Pendimensian

4.2.1 Batang A1 – A4

Gaya design Pmaks = 2031 kg (tekan)

Lk = L = 2,309 m = 230,9 cm

iη = imin = = = 1,65 cm

Berdasarkan iη dipilih profil ┘└ 55 , 55 , 6

Dari tabel baja diperoleh data :

Ix = Iy = 17,3 cm4 iη = 1,07 cm

F = 6,31 cm2 Iη = 7,24 cm4

Fn = 5,29 cm2 w = 3,89 cm

ix = iy = 1,66 cm e = 1,56 cm

iζ = 2,08 cm Iζ = 27,4 cm4

b = 5,5 cm = 55 mm

Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0,6 cm

Kontrol

λx = = = 139,096 < 140 .......... (aman)

λ1 = = = 215,794 > 50 (perlu pelat kopel)

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Jarak Plat Kopel

Panjang L1 = λ1maks . imin = 50 x 1,07 = 53,5 cm

Banyak lapangan,

Sehingga L1 menjadi = = 46,18 cm

λ1 menjadi = < 50 .......... (aman)

Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ] = 2 [17,3 + 6,31(1,56 + )2] = 81,98 cm4

iy = = = 2,55

λy = =

λiy = = = 100,32 < 140 ........(aman)

Syarat :

1,2 λ1 = 1,2 x 43,16 = 51,79

- λx ≥ 1,2 λ1 → 139,096 > 51,79........... (aman)

- λiy ≥ 1,2 λ1→ 100,320 > 51,79........... (aman)

Tegangan yang timbul akibat pelat kopel :

Karena λx > λiy, maka menekuk terhadap sumbu bahan, untuk menentukan

faktor tekuk (ω) diambil λx = 139,096

Dari tabel 5 PPBBI 1983 hal 14, untuk mutu baja Fe 510 (Bj 52) :

λx = 139,096

Diperoleh ω = 5,601 (interpolasi)

Kontrol tegangan :

σytb = = = 1750,20 kg/cm2 < = 2400 kg/cm2

Merencakan pelat kopel

Panjang plat kopel = 2 (b + ½ ) = 2 (5,5 + (½ x 0,6)) = 11,60 cm

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Jarak antar plat kopel (L1) = 46,18 cm

Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm

Direncanakan baut = Ø 5/8" = 1,58 cm

h = 1,5d + 3d + 1,5d = 6d = (6 x 1,58) = 9,48 diambil h = 10 cm

1,5d = 1,5 x 1,58 = 2,37 = 2,5 cm

3d = 3 x 1,58 = 4,74 = 5 cm

baja = 2400 kg/cm2

D = 0,02 P = 0,02 x 2031 = 40,620 kg

2,5 cm

10 cm 5 cm

2,5 cm

M1 = M2

D . L1 = T1 (2e + δ)

T1 = = = 504,255 kg

T1 = T2 = 504,255 kg

Jarak antar baut : C = 2w + δ

= 2 (3,89) + 0,6

= 8,38 cm

Momen : M = Tl . ½ C

= 504,255 x ½ (8,38)

46,18 cm

M2 = T1 (2e + δ) M1 = D . Ll

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

= 2112,832 kgcm

Momen pada plat :

Σx2 = 0 karena baut berimpit pada sumbu Y profil sehingga x = 0

Σy2 = 2 (2,5)2 = 12,5 cm2

Σx2 + Σy2 = 0 + 12,5 = 12,5 cm2

kx = = = 396,559 kg

ky = = = 0 kg

Gaya vertikal yang diterima baut :

Kv = kg

Gaya horizontal yang diterima baut :

KH = Kx = 396,559 kg

Gaya total yang diterima baut :

R = = = 461,783 kg

Kontrol plat kopel :

= 0,6 = 0,6 x 2400 kg/cm2 = 1440 kg/cm2 → PPBBI 1983 hal 68

σytb = ≤

τytb = ≤

> 10

Kontrol tegangan :

W = 1/6 t h2 = 1/6 x 0,5 x 102 = 8,333 cm3

Wn = 0,8 W = 0,8 x 8,333 = 6,667 cm3

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

σytb = = = 297,405 < = 2400 kg/cm2 ............ (aman)

Luas plat : F = t.h = 0,5 x 10 = 5,0 cm2

τytb = = = 141,966 < = 1440 kg/cm2.......... (aman)

Momen kelembaman plat kopel (PPBBI 1983 hal 21)

IP = 2 x 1/12 t.h3 = 2 x 1/12 (0,5) (10)3 = 83,333 cm4

> 10

> 10

> 10

22,401 cm > 1,574 cm ...................... (aman)

Kontrol kekuatan baut :

Kontrol terhadap geser :

Pgsr = F x x n dimana : n = jumlah bidang geser

= ¼ π d2 x 0,6 x x n

= ¼ π (1,58)2 x 0,6 x 2400 x 1

= 2823,362 kg > R = 461,783 kg

Kontrol terhadap tumpuan

tu = 1,5 (untuk S1 ≥ 2d)

tu = 1,2 (untuk 1,5d ≤ S1 ≤ 2d)

Ptu = Ftu . σtu

= t . d . 1,2 dimana : t = tebal plat

= 0,5 x 1,58 x 1,2 x 2400

= 2275,2 kg > R = 461,783 kg .................... (aman)

→ PPBBI 1983 hal 68

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Jadi, ukuran plat kopel b = 11,6 cm, h = 10 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk

digunakan

Sketsa profil baja dan pelat kopel

4.2.2 Batang B1 – B4

Gaya design Pmaks = 1921 kg (tarik)

Lk = 2,00 m = 200 cm

baja = 2400 kg/cm2

Fn = = = 0,800 cm2

Fbr = = = 0,942 cm2

cm

Dipilih profil ┘└ 30, 30, 3

Dari tabel baja diperoleh data :

Ix = Iy = 1,41 cm4 iη = 0,57 cm

F = 1,74 cm2 Iη = 0,57 cm4

Fn= 1,49 cm2 w = 2,12 cm

ix = iy = 0,90 cm e = 0,84 cm

η ξ

η ξ

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

b = 3,0 cm

Kontrol tegangan :

..........(aman)

..........(aman)

σytb = = = 552,011 kg/cm2 < = 2400 kg/cm2...........(aman)

Tidak memerlukan plat kopel.

4.2.3 Batang vertikal

1. Batang V1 dan V3

Gaya design Pmaks = 296,000 kg (tarik)

Lk = 1,155 m = 115,5 cm

baja = 2400 kg/cm2

Dipilih profil ┘└ 20, 20, 4

Dari tabel baja diperoleh data :

F = 1,45 cm2 iη = 0,36 cm

e = 0,64 cm Iη = 0,19 cm

Ix = Iy = 0,48 cm4 w = 0,77 cm

ix = iy = 0,58 cm

Kontrol tegangan :

..........(aman)

ξη

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

..........(aman)

σytb = = = 102,069 kg/cm2 < = 2400 kg/cm2 ..........(aman)

Tidak memerlukan plat kopel.

2. Batang V2

Gaya design Pmaks = 994 kg (tarik)

Lk = 2,310 m = 231 cm

baja = 2400 kg/cm2

Fn = = = 0,414 cm2

Fbr = = = 0,487 cm2

cm

Dipilih profil ┘└ 35, 35, 4

Dari tabel baja diperoleh data :

Ix = Iy = 2,96 cm4 iη = 0,68 cm

F = 2,67 cm2 Iη = 1,24 cm4

Fn= 2,23 cm2 w = 2,47 cm

ix = iy = 1,05 cm e = 1,00 cm

Kontrol tegangan :

..........(aman)

..........(aman)

σytb = = = 186,142 kg/cm2 < = 2400 kg/cm2 ........... (aman)

Tidak memerlukan plat kopel.

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

4.2.4 Batang diagonal

1. Batang D1 dan D2

Gaya design Pmaks = 822 kg (tekan)

Lk = L = 2,310 m = 231 cm

iη = imin = = = 1,65 cm

Berdasarkan iη dipilih profil ┘└ 55 , 55 , 6

Dari tabel baja diperoleh data :

Ix = Iy = 17,3 cm4 iη = 1,07 cm

F = 6,31 cm2 Iη = 7,24 cm4

Fn = 5,29 cm2 w = 3,89 cm

ix = iy = 1,66 cm e = 1,56 cm

iζ = 2,08 cm Iζ = 27,4 cm4

b = 5,5 cm = 55 mm

Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0,6 cm

Kontrol

λx = = = 139,157 < 140 .......... (aman)

λ1 = = = 215,887 > 50 (perlu pelat kopel)

Jarak Plat Kopel

Panjang L1 = λ1maks . imin = 50 x 1,07 = 53,5 cm

Banyak lapangan,

Sehingga L1 menjadi = = 46,18 cm

λ1 menjadi = < 50 .......... (aman)

η ξ

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ] = 2 [17,3 + 6,31(1,56 + )2] = 81,98 cm4

iy = = = 2,55

λy = =

λiy = = = 100,32 < 140 ........(aman)

Syarat :

1,2 λ1 = 1,2 x 43,16 = 51,79

- λx ≥ 1,2 λ1 → 139,157 > 51,79........... (aman)

- λiy ≥ 1,2 λ1→ 100,320 > 51,79........... (aman)

Tegangan yang timbul akibat pelat kopel :

Karena λx > λiy, maka menekuk terhadap sumbu bahan, untuk menentukan

faktor tekuk (ω) diambil λx = 139,157

Dari tabel 5 PPBBI 1983 hal 14, untuk mutu baja Fe 510 (Bj 52) :

λx = 139,157

Diperoleh ω = 5,605 (interpolasi)

Kontrol tegangan :

σytb = = = 435,163 kg/cm2 < = 2400 kg/cm2

Merencakan pelat kopel

Panjang plat kopel = 2 (b + ½ ) = 2 (5,5 + (½ x 0,6)) = 11,60 cm

Jarak antar plat kopel (L1) = 46,18 cm

Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm

Direncanakan baut = Ø 5/8" = 1,58 cm

h = 1,5d + 3d + 1,5d = 6d = (6 x 1,58) = 9,48 diambil h = 10 cm

1,5d = 1,5 x 1,58 = 2,37 = 2,5 cm

3d = 3 x 1,58 = 4,74 = 5 cm

baja = 2400 kg/cm2

D = 0,02 P = 0,02 x 822 = 16,44 kg

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

2,5 cm

10 cm 5 cm

2,5 cm

M1 = M2

D . L1 = T1 (2e + δ)

T1 = = = 204,086 kg

T1 = T2 = 204,086 kg

Jarak antar baut : C = 2w + δ

= 2 (3,89) + 0,6

= 8,38 cm

Momen : M = Tl . ½ C

= 4204,086 x ½ (8,38)

= 855,120 kgcm

Momen pada plat :

Σx2 = 0 karena baut berimpit pada sumbu Y profil sehingga x = 0

Σy2 = 2 (2,5)2 = 12,5 cm2

Σx2 + Σy2 = 0 + 12,5 = 12,5 cm2

46,18 cm

M2 = T1 (2e + δ) M1 = D . Ll

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

kx = = = 171,024 kg

ky = = = 0 kg

Gaya vertikal yang diterima baut :

Kv = kg

Gaya horizontal yang diterima baut :

KH = Kx = 171,024 kg

Gaya total yang diterima baut :

R = = = 199,153 kg

Kontrol plat kopel :

= 0,6 = 0,6 x 2400 kg/cm2 = 1440 kg/cm2 → PPBBI 1983 hal 68

σytb = ≤

τytb = ≤

> 10

Kontrol tegangan :

W = 1/6 t h2 = 1/6 x 0,5 x 102 = 8,333 cm3

Wn = 0,8 W = 0,8 x 8,333 = 6,667 cm3

σytb = = = 128,262 < = 2400 kg/cm2 ............ (aman)

Luas plat : F = t.h = 0,5 x 10 = 5,0 cm2

τytb = = = 61,226 < = 1440 kg/cm2.......... (aman)

Momen kelembaman plat kopel (PPBBI 1983 hal 21)

IP = 2 x 1/12 t.h3 = 2 x 1/12 (0,5) (10)3 = 83,333 cm4

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

> 10

> 10

> 10

22,401 cm > 1,574 cm ...................... (aman)

Kontrol kekuatan baut :

Kontrol terhadap geser :

Pgsr = F x x n dimana : n = jumlah bidang geser

= ¼ π d2 x 0,6 x x n

= ¼ π (1,58)2 x 0,6 x 2400 x 1

= 2823,362 kg > R = 199,153 kg

Kontrol terhadap tumpuan

tu = 1,5 (untuk S1 ≥ 2d)

tu = 1,2 (untuk 1,5d ≤ S1 ≤ 2d)

Ptu = Ftu . σtu

= t . d . 1,2 dimana : t = tebal plat

= 0,5 x 1,58 x 1,2 x 2400

= 2275,2 kg > R = 199,153 kg .................... (aman)

Jadi, ukuran plat kopel b = 11,6 cm, h = 10 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk

digunakan

Sketsa profil baja dan pelat kopel

→ PPBBI 1983 hal 68

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Tabel 4.1 Daftar Profil yang digunakan pada Kuda-kuda

BatangProfil Berat

profilPanjang batang Faktor

reduksiBerat batang Jumlah baut

untuk 1 Kopel(mm) (kg/m) (m) (kg) (bh)

(1) (2) *(3) (4) *(5) (6)=(3)x(4)x(5) (7)B1 ┘└ 30 . 30 . 3 1.36

2.00

0.9 2.448 -B2 ┘└ 30 . 30 . 3 1.36 0.9 2.448 -B3 ┘└ 30 . 30 . 3 1.36 0.9 2.448 -B4 ┘└ 30 . 30 . 3 1.36 0.9 2.448 -

V1 ┘└ 20 . 20 . 4 1.14 1.155 0.9 1.185 -V2 ┘└ 35 . 35 . 4 2.10 2.310 0.9 4.366 -V3 ┘└ 20 . 20 . 4 1.14 1.155 0.9 1.185 -

D1 ┘└ 55 . 55 . 6 4.952.31

0.9 10.291 4 baut 5/8''

D2 ┘└ 55 . 55 . 6 4.95 0.9 10.291 4 baut 5/8''

A1 ┘└ 55 . 55 . 6 4.95

2.309

0.9 10.287 4 baut 5/8''

A2 ┘└ 55 . 55 . 6 4.95 0.9 10.287 4 baut 5/8''

A3 ┘└ 55 . 55 . 6 4.95 0.9 10.287 4 baut 5/8''A4 ┘└ 55 . 55 . 6 4.95 0.9 10.287 4 baut 5/8''

JUMLAH

78.256 24 baut 5/8'' * (3) = tabel baja * (5) = PPI - 1983 hal 10

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Karena profil kuda-kuda baja berupa profil ganda, maka : Berat total = 2 x 78,256 = 156,512 kg

Kebutuhan total rangka baja = berat total + 25% berat total

= 156,512 + 39,128

= 195,640 kg ≈ 196 kg

Perbandingan berat dengan rumus Ir. Loa Wan Kiong = 52 kg x 8 titik buhul

= 416 kg > 196 kg

Kebutuhan total rangka baja = berat total + 25% berat total

= 416 + 104

= 520 kg

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

BAB V

ZETTING

5.1 Tinjauan Zetting

Zetting (penurunan) yang terjadi pada konstruksi kuda-kuda akibat

pembebanan dapat dihitung dengan rumus :

dimana :

fs = Penurunan yang terjadi (cm)

S = Gaya batang akibat beban luar (kg)

L = Panjang masing-masing batang (cm)

U = Gaya akibat beban 1 satuan ditengah bentang

F = Luas penampang profil (cm2)

E = Modulus elastisitas baja (2,1 x 106 kg/cm2)

Penurunan maksimum yang diizinkan dihitung dengan rumus :

(PPBBI, 1983)

dimana :

L = panjang bentang kuda-kuda = 8 m = 800 cm

Dalam perhitungan zetting, digunakan metode cremona untuk mendapatkan gaya

batang akibat beban 1 satuan yang berada di tengah-tengah konstruksi,

= 4,444 cm

Tabel. 5.1 Perhitungan Zetting

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

BatangS L U E *F SF

(kg) (cm) (ton) (kg/cm2) (cm2) (cm)

A1 -1860

230.9

-1 2.1 x 106 6.31 0.032A2 -1274 -1 2.1 x 106 6.31 0.022A3 -1290 -1 2.1 x 106 6.31 0.022A4 -1906 -1 2.1 x 106 6.31 0.033

B1 1921

200.0

0.87 2.1 x 106 1.74 0.091B2 1921 0.87 2.1 x 106 1.74 0.091B3 1811 0.87 2.1 x 106 1.74 0.086B4 1811 0.87 2.1 x 106 1.74 0.086

V1 296 115.5 0 2.1 x 106 1.45 0.000V2 952 231.0 1 2.1 x 106 2.67 0.039V3 296 115.5 0 2.1 x 106 1.45 0.000

D1 -744231.0

0 2.1 x 106 6.31 0.000D2 -822 0 2.1 x 106 6.31 0.000

Jumlah 0.505

*F = table baja

Jadi, lendutan yang timbul akibat zetting adalah :

fs = 0,505 cm < fmax = 4,444 cm............(aman)

CREMONA ZETTING PADA AUTOCAD

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

BAB VI

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

PERENCANAAN SAMBUNGAN

Alat sambung yang digunakan adalah baut, Berdasarkan ketentuan PPBBI

1983 hal 68, untuk alat sambung baut, berlaku :

Tegangan geser yang diizinkan :

= 0,6 (PPBBI 1983 hal 68)

Tegangan tarik yang diizinkan :

= 0,7 (PPBBI 1983 hal 68)

Tegangan tumpu yang diizinkan :

= 1,5σ ( untuk S1 ≥ 2d )

= 1,2σ ( untuk 1,5d ≤ S1 ≤ 2d )

dimana :

S1 = Jarak dari sumbu baut yang paling luar ke tepi bagian yang

disambung

Direncanakan ketebalan plat buhul : 0,6 cm

σbaut = 2400 kg/cm2

σplat = 2400 kg/cm2

Dipilih baut dengan diameter 5/16" = 7,9 mm = 0,79 cm

a. Kekuatan baut terhadap geser

Pgsr = Fgsr . τ

= n (1/4 π d2) . 0,6

= 1 x 1/4 π (0,79)2 x 0,6 x 2400

= 705,84 kg

b. Kekuatan baut terhadap tumpuan

Ptu = Ftu . σtu

= t . d . 1,2σ

= 0,6 x 0,79 x 1,2 x 2400

= 1365,12 kg

Pgsr < Ptu, maka perhitungan jumlah baut didasarkan pada harga Pgsr dengan rumus:

(PPBBI 1983 hal 68)

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

n =

dimana :

n = jumlah baut

P = Beban / gaya yang bekerja

Pgsr = Kekuatan baut terhadap geser

6.1 Perhitungan Titik Buhul

6.1.1 Titik buhul A = B

Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

Batang A1 profil ┘└ 55 .55. 6 dengan plat buhul

Ptk = 1985 kg (Tekan)

n =

= 2,81 3 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 2,45 cm atau s = 2,75 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,50 cm

Batang B1 profil ┘└ 30 . 30 . 3 dengan plat buhul

Ptr = 1921 kg (Tarik)

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

n =

= 2,72 3 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 1,35 cm atau s = 1,50 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,0 cm

6.1.2 Titik Buhul D = H

Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

Batang B1 dan B2 profil ┘└ 30 . 30 . 3

dengan plat buhul

PB1 tr = PB2 tr = 1921 kg (Tarik)

nB1 = nB2 =

= 2,72 3 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 1,35 cm atau s = 1,50 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,0 cm

Batang V1 profil ┘└ 20 . 20 . 4 dengan plat buhul

Ptr = 296 kg (Tarik)

Batang V1 digunakan sambungan las karena pada profil └ 20 . 20 . 4 tidak ada

luas penampang yang dilemahkan untuk diameter baut.

Σ MB = 0

-Q1 (e1+e2) + P (e2) = 0

Q1 =

Σ MA = 0

-Q2 (e1+e2) + P (e1) = 0

Q2 =

Digunakan las sudut, P yang diterima las a1 dan a2 :

Las a1 menerima beban Q1 = = 94,72 kg

Las a2 menerima beban Q2 = = 201,28 kg

Syarat a1 : S1 = 4 mm < S = 6 mm, maka a1 ≤ ½ S1

a1 ≤ 2,8 diambil a1 = 2,8 mm = 0,28 cm

Syarat a2 :

δ = 6 mm

δ = 0.6 cm

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

1,2 S1 < S2

1,2 S1 < 6

1,2 (4) < 6

4,8 < 6 ……….(OK)

maka, a2 ≤ ½ 1,2 S1

a2 ≤ 4,24 mm diambil a2 = 2,8 mm karena dalam satu sambungan harus

dipakai alas yang sama.

Gaya yang bekerja pada las a1 dan a2 sejajar sumbu bidang retak las sehingga

α = 0

Ditinjau Las a1

Untuk satu las a1 P = = 47,36 kg

(PPBBI 1983)

maka :

jadi, panjang las (l1) = = = 0,12 cm diambil = 1,5 cm

Ditinjau Las a2

Untuk satu las a2 P = = 100,64 kg

(PPBBI 1983)

maka :

jadi, panjang las (l2) = = = 0,26 cm diambil = 3,0 cm

Sketsa sambungan las:

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

6.1.3 Titik Buhul C = G

Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

Batang A1 dan A2 profil ┘└ 55 . 55 . 6

dengan plat buhul

PA1 tk = 1985 kg (Tekan)

PA2 tk = 1329 kg (Tekan)

nA1 = nA2 =

= 0,92 2 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 2,45 cm atau s = 2,75 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,5 cm

Batang D1 profil ┘└ 55 . 55 . 6 dengan plat buhul

Ptk = 744 kg (Tekan)

n =

= 1,05 2 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 2,45 cm atau s = 2,75 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,5 cm

Batang V1 profil ┘└ 20 . 20 . 4 dengan plat buhul

Ptr = 296 kg (Tarik)

Batang V1 digunakan sambungan las karena pada profil └ 20 . 20 . 4 tidak ada

luas penampang yang dilemahkan untuk diameter baut.

Σ MB = 0

-Q1 (e1+e2) + P (e2) = 0

Q1 =

Σ MA = 0

-Q2 (e1+e2) + P (e1) = 0

Q2 =

Digunakan las sudut, P yang diterima las a1 dan a2 :

δ = 6 mm

δ = 0.6 cm

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

Las a1 menerima beban Q1 = = 94,72 kg

Las a2 menerima beban Q2 = = 201,28 kg

Syarat a1 : S1 = 4 mm < S = 6 mm, maka a1 ≤ ½ S1

a1 ≤ 2,8 diambil a1 = 2,8 mm = 0,28 cm

Syarat a2 :

1,2 S1 < S2

1,2 S1 < 6

1,2 (4) < 6

4,8 < 6 (OK)

Maka, a2 ≤ ½ 1,2 S1

a2 ≤ 4,24 mm diambil a2 = 2,8 mm karena dalam satu sambungan harus

dipakai alas yang sama.

Gaya yang bekerja pada las a1 dan a2 sejajar sumbu bidang retak las sehingga

α = 0

Ditinjau Las a1

Untuk satu las a1 P = = 47,36 kg

(PPBBI 1983)

maka :

jadi, panjang las (l1) = = = 0,12 cm diambil = 1,5 cm

Ditinjau Las a2

Untuk satu las a2 P = = 100,64 kg

(PPBBI 1983)

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

maka :

jadi, panjang las (l2) = = = 0,26 cm diambil = 3,0 cm

Sketsa sambungan las:

6.1.4 Titik Buhul E

Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

Batang A2 ┘└ 55 . 55 . 6 dengan plat buhul

PA2 tk = 1329 kg (Tekan)

nA2 =

= 1,88 2 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 2,45 cm atau s = 2,75 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,5 cm

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

Batang A3 profil ┘└ 55 . 55 . 6 dengan plat buhul

Ptk = 1329 kg (Tekan)

n =

= 1,88 2 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 2,45 cm atau s = 2,75 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,5 cm

Batang V2 profil ┘└ 35 . 35 . 4 dengan plat buhul

Ptr = 994kg (Tarik)

n =

= 1,41 2 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 1,55 cm atau s = 1,75 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,5 cm

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

6.1.5 Titik Buhul F

Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

Batang B2 dan B3 profil ┘└ 30 . 30 . 3

dengan plat buhul

PB2 tr = 1921 kg (Tarik)

PB3 tr = 1811 kg (Tarik)

nB2 = nB3 =

= 0,155 2 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 1,35 cm atau s = 1,50 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,0 cm

Batang V2 profil ┘└ 35 . 35 . 4 dengan plat buhul

Ptr = 994 kg (Tarik)

n =

= 1,41 2 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 1,55 cm atau s = 1,75 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,5 cm

Batang D1 profil ┘└ 55. 55 . 6 dengan plat buhul

Ptk = 744 kg (Tekan)

n =

= 1,05 2 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 2,45 cm atau s = 2,75 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,5 cm

Batang D2 profil ┘└ 55 . 55 . 6 dengan plat buhul

Ptk = 822 kg (Tekan)

n =

= 1,16 2 baut

Jarak baut :

- Jarak baut ke tepi atau ke ujung yang disambung :

1,2 d ≤ s ≤ 3d atau 6t

1,2 (0,79) ≤ s ≤ 3 (0,79) atau 6(0,5)

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

0,95 ≤ s ≤ 2,37 atau 3, diambil s = 2,45 cm atau s = 2,75 cm

- Jarak baut dari sumbu ke sumbu :

2,5 d ≤ s ≤ 7d atau 14t

2,5 (0,79) ≤ s ≤ 7 (0,79) atau 14 (0,5)

1,98 ≤ s ≤ 5,53 atau 7 maka diambil s = 3,5 cm

Tabel 6.1 Jumlah baut yang digunakan

Titik Buhul Batang Baut yang

digunakan

AA1 3 Ф 5/16"

B1 3 Ф 5/16"

BA4 3 Ф 5/16"B4 3 Ф 5/16"

CA1 dan A2 2(2 Ф 5/16")

V1 Sambungan LasD1 2 Ф 5/16"

D B1 dan B2 2(3 Ф 5/16")V1 Sambungan Las

EA2 dan A3 2(2 Ф 5/16")

V2 2 Ф 5/16"

FB2 dan B3 2(2 Ф 5/16")D1 dan D2 2(2 Ф 5/16")

V2 2 Ф 5/16"

GA3 dan A4 2(2 Ф 5/16")

V3 Sambungan LasD2 2 Ф 5/16"

HB3 dan B4 2(3 Ф 5/16")

V3 Sambungan Las

BAB VII

KUBIKASI BAJA

Tabel 7.1 Kubikasi baja

Batang Profil Luas Panjang Kubikasi

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

Batang(mm) (m2) (m) (m3)

(1) (2) *(3) (4) (5) = (3) x (4)

B1 ┘└ 30 . 30 . 3 0.000174

2.000

0.0003480B2 ┘└ 30 . 30 . 3 0.000174 0.0003480B3 ┘└ 30 . 30 . 3 0.000174 0.0003480B4 ┘└ 30 . 30 . 3 0.000174 0.0003480

V1 ┘└ 20 . 20 . 4 0.000145 1.115 0.0001617V2 ┘└ 35 . 35 . 4 0.000267 2.310 0.0006168V3 ┘└ 20 . 20 . 4 0.000145 1.115 0.0001617

D1 ┘└ 55 . 55 . 6 0.000631 2.310 0.0029152D2 ┘└ 55 . 55 . 6 0.000631 0.0029152

A1 ┘└ 55 . 55 . 6 0.000631

2.309

0.0029140A2 ┘└ 55 . 55 . 6 0.000631 0.0029140A3 ┘└ 55 . 55 . 6 0.000631 0.0029140A4 ┘└ 55 . 55 . 6 0.000631 0.0029140

Jumlah 0.0198184* (3) = dari table baja

Perancangan Konstruksi Gedung I (Baja)

Berat profil baja └ 55 . 55 . 6 = 4,95 kg/m

Berat profil baja └ 35 . 35 . 4 = 2,10 kg/m

Berat profil baja └ 30 . 30 . 3 = 1,36 kg/m

Berat profil baja └ 20 . 20 . 4 = 1,14 kg/m

Profil baja └ 60 . 60 . 6 panjang 27,712 m

Profil baja └ 40 . 40 . 4 panjang 2,31 m

Profil baja └ 30 . 30 . 5 panjang 8 m

Profil baja └ 25 . 25 . 4 panjang 2,23 m

jjjjjjjjjjjjjjjjgggggggg