metode perancanaan bangunan gedung

21
METODE PELAKSANAAN BANGUNAN GEDUNG A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mengikuti pengadaan barang/jasa pemerintah pada Kegiatan NAMA PROYEK di ALAMAT PROYEK sesuai Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010. 2. Maksud dan Tujuan 2.1 Menjadi penyedia jasa pekerjaan konstruksi pada Kegiatan NAMA PROYEK di ALAMAT PROYEK 2.2 Memperoleh pengalaman kerja sebagai penyedia jasa konstruksi pada Kegiatan NAMA PROYEK di ALAMAT PROYEK 2.3 Berperan aktif dalam kegiatan jasa konstruksi di Indonesia pada umumnya dan Provinsi Jawa Timur pada khususnya. 2.4 Turut berpartisipasi dalam program pembangunan di Indonesia. 3. Lokasi Lokasi Kegiatan NAMA PROYEK berada di ALAMAT PROYEK 4. Lingkup Pekerjaan Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sesuai ketentuan yang tertuang dalam Kontrak (RKS, Gambar, dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan). Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi: 4.1 Pekerjaan Pendahuluan 4.2 Pekerjaan Tanah 4.3 Pekerjaan Pondasi 4.4 Pekerjaan Beton 4.5 Pekerjaan Pasangan 4.6 Pekerjaan Keramik 4.7 Pekerjaan Plafond dan Rangka 4.8 Pekerjaan Penutup Atap 4.9 Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela 4.10Pekerjaan Pengecatan 4.11Pekerjaan Instalasi Listrik 4.12Pekerjaan Sanitasi B. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN Tata cara pelaksanaan pekerjaan pada awal hingga akhir pekerjaan meliputi:

Upload: lezian-arsina

Post on 13-Aug-2015

154 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tata cara pelaksanaan gedungPekerjaan PondasiPekerjaan tanahPekerjaan PasanganPekerjaan Pengecatanpekerjaan Beton

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

METODE PELAKSANAAN BANGUNAN GEDUNG

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Mengikuti pengadaan barang/jasa pemerintah pada Kegiatan NAMA PROYEK di ALAMAT PROYEK sesuai Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.

2. Maksud dan Tujuan2.1 Menjadi penyedia jasa pekerjaan konstruksi pada Kegiatan NAMA PROYEK di

ALAMAT PROYEK2.2 Memperoleh pengalaman kerja sebagai penyedia jasa konstruksi pada Kegiatan NAMA

PROYEK di ALAMAT PROYEK2.3 Berperan aktif dalam kegiatan jasa konstruksi di Indonesia pada umumnya dan Provinsi

Jawa Timur pada khususnya.2.4 Turut berpartisipasi dalam program pembangunan di Indonesia.

3. LokasiLokasi Kegiatan NAMA PROYEK berada di ALAMAT PROYEK

4. Lingkup PekerjaanSeluruh pekerjaan yang dilaksanakan sesuai ketentuan yang tertuang dalam Kontrak

(RKS, Gambar, dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan). Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi:

4.1 Pekerjaan Pendahuluan4.2 Pekerjaan Tanah4.3 Pekerjaan Pondasi4.4 Pekerjaan Beton4.5 Pekerjaan Pasangan4.6 Pekerjaan Keramik4.7 Pekerjaan Plafond dan Rangka4.8 Pekerjaan Penutup Atap4.9 Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela4.10 Pekerjaan Pengecatan4.11 Pekerjaan Instalasi Listrik4.12 Pekerjaan Sanitasi

B. METODE PENYELESAIAN PEKERJAANTata cara pelaksanaan pekerjaan pada awal hingga akhir pekerjaan meliputi:1. Metode Pra Pembangunan

1.1 Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan keabsahan dan kelengkapannya1.2 Pembuatan gambar shop drawing sebagai dasar pelaksanaan yang mengacu pada

gambar-gambar induk yang berlaku1.3 Pembersihan lapangan dan perataan tanah1.4 Pembenahan jalan masuk1.5 Penyempurnaan bangunan untuk kantor proyek, gedung, pos jaga, dll1.6 Penentuan BM dan elevasi awal1.7 Pemasangan alat pendukung yang lain untuk memudahkan dan mempercepat

pelaksanaan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan1.8 Fabrikasi besi dan bekisting untuk sub struktur dapat dimulai sendiri

Page 2: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

2. Alat, Bahan, dan Tenaga Pembangunan2.1 Kontraktor harus menyediakan semua yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan2.2 Adanya perubahan merk bahan atau alat yang telah ditentukan, hanya diperkenankan

dengan persetujuan terlebih dahulu dari Perencana dan Pemberi Tugas, dan Kontraktor dapat membuktikan bahwa bahan pengganti tersebut benar-benar setara dengan ketentuan-ketentuan semula

2.3 Direksi Lapangan berhak untuk menolak setiap peralatan, bahan-bahan, dan tenaga pembangunan yang tidak cocok untuk pelaksanaan pekerjaan, tercantum dalam kontrak

2.4 Tidak tersedianya peralatan/bahan yang memenuhi persyaratan tidak dapat dijadikan alasan keterlambatan pekerjaan

2.5 Direksi Lapangan berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak, dan berhak menuntut penggantian atau perbaikan yang harus dilaksanakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat peringatan terhadap hal yang dimaksud. Demikian pula bahan yang ditolak harus dikeluarkan dalam waktu 7 (tujuh) hari dari tempat pekerjaan

2.6 Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas waktu yang telah ditentukan di atas maka Pemberi Tugas berhak menentukan bahwa pekerjaan penggantian, perbaikan atau pengeluaran bahan dikeluarkan oleh orang lain atas biaya Kontraktor. Barang-barang yang hilang karenanya, akibatnya ditanggung oleh Kontraktor sepenuhnya.

3. Contoh Bahan3.1 Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan, minimal harus dari jenis

dan mutu yang sesuai dengan kontrak 3.2 Atas biaya Kontraktor, semua contoh bahan yang akan digunakan harus diajukan kepada

Direksi Lapangan untuk disetujui3.3 Bilamana Direksi Lapangan menganggap perlu, Kontraktor harus menyediakan Surat

Keterangan yang menjamin bahwa bahan-bahan yang akan digunakan memenuhi standart.

4. Pengajuan Bahan dan Alat4.1 Semua bahan, alat-alat dan perlengkapan yang akan diolah atau dipasang pada bangunan,

sebelum diperlukan, dibeli atau dikirim jika perlu harus diuji atau ditest, diperiksa dan dinyatakan lulus dengan hasil yang baik oleh laboratorium yang diakui

4.2 Segala pembiayaan ongkos-ongkos pengujian bahan / alat menjadi beban Kontraktor sepenuhnya

4.3 Pemasangan dan penggunaan bahan / alat yang tidak sesuai dengan persyaratan, petunjuk dan perintah Direksi Lapangan atau contoh yang telah disetujui, maka bahan / alat tersebut akan ditolak, dibongkar dan harus dikeluarkan atas perintah Direksi Lapaangan dengan segala resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor

5. Laporan5.1 Kontraktor wajib membuat laporan harian dalam rangkap 2 (dua) yang isinya

a. Taraf kemajuan pekerjaan

Page 3: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

b. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan-peralatan yang didatangkan / dipakai / ditolak

c. Jumlah tenaga kerja menurut jenis keahlian / jabatannyad. Keadaan cuaca / hujane. Penugasan-penugasan atau perintah-perintah Direksi Lapanganf. Pekerjaan tambah-kurang dan sebagainyag. Berdasarkan standart formulir yang telah ditentukan, Laporan harian harus

diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan. Aslinya diberikan kepada Direksi Lapangan, salinan untuk Kontraktor

5.2 Berdasarkan laporan hasil harian tersebut harus dibuat laporan bulanan juga menurut standart formulir yang telah ditentukan

a. 1 (satu) set laporan bulanan dikirim kepada Direksi atau Pemberi Tugasb. 1 (satu) set laporan bulanan dikirim kepada Direksi Lapanganc. 1 (satu) set laporan bulanan harus selalu berada di tempat pekerjaan

5.3 Kelalaian Kontraktor dalam menyampaikan laporan-laporan tersebut dapat dikenakan sanksi berupa penundaan pembayaran

5.4 Hasil-hasil laporan bulanan dibuatkan bagan kemajuan pekerjaan, untuk dapat diperbandingkan dengan jadwal pelaksanaan (Rencana Kerja) yang telah diajukan pada saat permulaan pekerjaan

5.5 Di samping itu, Kontraktor wajib menyampaikan keteranganketerangan lainnya secara tertulis tentang pengaturan pelaksaaan pekerjaan, peralatan konstruksi, administrasi pelaksanaan dan sebagainya, dalam bentuk rencana kerja bulanan dan setiap diminta oleh Direksi Lapangan

6. Rapat-rapat rutin6.1 Kontraktor wajib menghadiri rapat berkala sekali seminggu dan setiap dianggap perlu,

dipimpin oleh Direksi Lapangan. Dalam rapat tersebut bicarakan hal-hal yang menyangkut jalannya pekerjaan, baik mengenai bahan, peralatan, tenaga kerja, keadaan cuaca, peristiwa-peristiwa khusus dan lain-lain

6.2 Risalah rapat dibuat oleh Direksi Lapangan disampaikan dan disahkan pada rapat berikut 7. Gambar Kerja, As Built Drawing dan Foto-Foto

7.1 Gambar KerjaGambar kerja adalah gambar, diagram-diagram, daftar bengkokan besi, detail gambar, time schedule, schedule bahan, dan personalia, brosur dan data-data lainnya yang disiapkan oleh Kontraktor atau Sub-Kontraktor yang memberikan penjelasan pekerjaan untuk terlaksananya pekerjaan pembangunan dengan sebaik-baiknya, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap gambar

kerja kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa, gambar tersebut harus disertai perhitungan dan catatan seperlunya untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan

2. Setiap pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh dimulai sebelum Direksi Lapangan mempelajari dan menyetujui ataupun mengoreksi gambar kerja yang bersangkutan

3. Perbaikan yang tertera pada gambar kerja harus dianggap sebagai perubahan yang diperlukan agar memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan tidak dapat dijadikan dasar

Page 4: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

pekerjaan tambahan. Kontraktor tidak dapat menuntut akan kerusakan atau perpanjangan waktu karena keterlambatan sebagai akibat membuat perbaikan gambar kerja. Direksi Lapangan hanya mempelajari gambar kerja dilihat dari rencana umum saja Kontraktor tetap bertanggung jawab akan adanya kesalahan yang terdapat di dalam gambar kerja

7.2 As Build DrawingApabila terpaksa dilakukan perbedaan antara gambar-gambar dengan pelaksanaannya (dengan persetujuan Direksi Lapangan), maka segera setelah pelaksanaan bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor harus membuat (As Built Drawing) termasuk gambar-gambar detailnya. As Built Drawing ini juga harus dibuat untuk semua pekerjaan plumbing dan mekanikalelektrikal. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Direksi sebanyak 2 (dua) set berikut dengan gambar aslinya. Persyaratan ini mengikat untuk dikeluarkannya Berita Acara Penyerahan

7.3 Foto-fotoKontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang berkenaan dengan kemajuan tahap pekerjaan, detail-detail yang akan ditutup, adanya bencana dan sebagainya

C. URAIAN PEKERJAAN UTAMA1. Pekerjaan Pendahuluan

1.1 Mengadakan pengamanan lokasi dari segala gangguana. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor perlu membuat pagar

pengaman yang terbuat dari seng. Pagar ini dipasang melingkari area proyek dengan menutup lokasi pekerjaan dan memberikan ruang gerak yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan rutin, seperti pekerja dan sirkulasi material

b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan tiang patok dari kayu mengelilingi lokasi proyek dan ditutup dengan seng setinggi 2 meter mengelilingi lokasi

Gambar 1.1 Pagar Proyek1.2 Pembersihan Lokasi

a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor membersihkan lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembanguna.

b. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak struktur tanah

1.3 Mengadakan Direksi Keet, Gudang, dan Los Kerjaa. Direksi keet merupakan bangunan sementara dengan konstruksi utama rangka kayu

dolken atau balok, kap dari rangka, papan penutup atap dari seng gelombang. Lantai dari beton tumbuk. Jika tidak ditentukan, luas direksi keet sekurang-kurangnya 3 x 4

Page 5: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

m dengan dilengkapai meja tulis dna kursi, meja rapat dan kursi, papan tulis, bahan dan alat tulis, juga disediakan safety helmet untuk para pengelola proyek.

b. Gudang digunakan sebagai tempat penyimpanan material bangunan yang memerlukan perlindungan di tempat khusus dari kelembaban udara seperti semen, kapur, bahan finishing, peralatan kerja sederhana, bahan elektrikal dan plumbing serta bahan lain yang terkait dengan pelaksanaan. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil, sebaiknya dibuatkan kotak simpan di pagar dengan dinding papan sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.

Gambar 1.2 Gudang Materialc. Penempatan bengkel kerja harus dirundingkan dulu dengan pemilik proyek. Bengkel

kerja terdiri dari bengkel kerja kayu dan bengkel kerja pembesian, terbuat dari rangka kayu tanpa dinding.

1.4 Jalan Masuk ProyekJalan masuk berfungsi untuk jalur lalu lintas kendaraan proyek, dan di perhitungkan

sehingga stagnasi dan kemacetan dapat terhindarkan, jalan kerja di buat dengan menggunakan perkerasan  sirtu (jika diperlukan) karena mempertimbangkan stabilitas tanah di lingkungan proyek

1.5 Papan Nama ProyekPapan Nama Proyek dibuat dengan maksud dan tujuan agar masyarakat umum

mengetahui informasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Papan Nama proyek berisi Kegiatan Pekerjaan, Pekerjaan, Lokasi, Sumber Dana, dan lain-lainnya disesuaikan dengan tulisan serta ukuran sebagaimana yang tercantum dalam RKS, Aanvulling serta gambar.Tempat pemasangan papan nama proyek dikoordinasikan dengan pengawas, serta owner. Penempatan pemasangan biasa dipilih tempat yang mudah dilihat oleh khalayak ramai.

1.6 Pengukuran & Pemasangan Bowplanka. Bouwplank harus dibuat dari papan yang baik, pada sisi atas harus diketa dan

dipasang pada patok yang kuat dan tidak goynagb. Bowplank dipasang mengelilingi bangunan dengan jarak kurang lebih 2 meter dari as

terluar.c. Pemasangan bouwplank harus lurus datar, jika perlu diwaterpass dengan W.Id. Ukuran harus dinyatakan dengan satuan meter dan pada titik ukuran diberi tanda

paku dan garis dengan cat warna merah agar mudah terliahat sewaktu diperlukan.Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Kontraktor harus melaporkan kepada direksi lapangan untuk dimintakan persetujuannya, serta harus menjaga dan memelihara kebutuhan serta ketetapan papan tolak ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Direksi lapangan

Page 6: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

2. Pekerjaan Tanah2.1 Galian Tanah Biasa sedalam 1 m

a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.

b. Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.

c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.

d. Material hasil galian sebagian ditempatkan/distok disamping galian timbunan kembali.

e. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.

2.2 Urugan kembaliUrugan kembali bekas galian.

2.3 Urugan PasirPasir yang digunakan harus atas persetujuan direksi teknis. Pasir yang dipilih bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah. Ketebalan pasir urug sesuai dengan gambar atau RKS

2.4 Urugan TanahTanah yang digunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan memnuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 20 cm.

2.5 PemadatanTanah urug yang yang hendak dipadatkan dibasahi terlebih dahulu baru dipadatkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis kurang lebih 20cm, dilakukan berulang hingga mencapai ketinggian tanah padat yang diinginkan.

3. Pekerjaan Pondasi3.1 Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi Pasangan pondasi batu kosong (aanstampeng) dan pasangan pondasi batu kali.

3.2 Ketentuan-Ketentuana. Aanstampeng

Pekerjaan aanstamping yang dilaksanakan adalah pasangan batu kali kosong tanpa spesi yang ditata dalam eks tanah galian sesuai dengan gambar kerja.

b. Pasangan Pondasi Batu Kali1. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali dipasang pada galian-galian tanah yang

sudah mencapai peil2. Lebar pasangan batu kali serta tinggi pasangan sesuai gambar, RKS, pekerjaan

ini dilakukan secara manual, semua bahan harus didekat tempat pemasangan dan batu kali disusun sedemikian rupa sehingga antara batu yang satu dengan yang lainnya terisi spesi penuh dan padat serta saling berkaitan dan mengikat. Batu kali yang digunakan haruslah bersih dank eras.

4. Pekerjaan Beton4.1 Penjelasan Umum

Page 7: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

Pekerjaan beton meliputi beton bertulang dan tidak bertulang. Pelaksanaan pekerjaan ini harus benar untuk menghasilkan mutu beton yang baik sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam RKS.

4.2 Ruang LingkupLingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan mulai dari pekerjaan Sloof, Kolom Praktis, Kolom Struktur, Balok Latai, Ringbalk, balok Struktur, Plat Lantai, serta semua komponen-komponennya yang ditunjuk dalam gambar rencana.

4.3 Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaana. Bahan

1. Semen Portland Portland cement yang digunakan adalah jenis yang memenuhi ketentuan-

ketentuan dalam NI-1 Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan tidak dalam keadaan

lembab. Untuk menjaga mutu semen, cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat

penyimpanan bahan tersebut2. Air

Air yang digunakan harus memnuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali, bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton

3. Kerikil/Batu Pecah Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,

memenuhi syarat kekerasannya. Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap

berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci. 4. Pasir

Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan

oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya.

Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat kering.

5. Besi Beton Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan

ditentukan dalam PBI 71. Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari

cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat. Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai

dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.

Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.

Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.

Page 8: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

b. Bekisting dan Acuan Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting

atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor. Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan. Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex. Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur

minimal 14 (empat belas) hari.c. Pekerjaan Besi Beton

Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.

Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.

Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton dengan diameter minimum 1mm.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari laboratorium

d. Pengecoran Beton Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC :

3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar.

Semua pekerjaan konstruksi beton pada bangunan dikerjakan dengan mutu beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971

Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.

Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara manual. Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian

disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan serta tenaga kerja

e. Sloof Betonf. Kolom Beton

Urutan pelaksanaan: Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi atau titik

penempatan dengan menggunakan theodolit sampai pada posisi dan elevasi yang diinginkan.

Pembuatan tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level dengan menggunakan cat warna yang jelas dan tahan lama.

Pasang sreed. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran kolom lokasi

fabrikasi. Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata.

Page 9: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus rapat.

Panel begesting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada bagian atas panel diberi kaso juga agar benar-benar tegak.

Cek kelurusan begesting ( vertikal ) dengan tarikan benang. Cek kelurusan begesting ( horisontal ) dengan tarikan benang. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor. Cor beton dan padatkan dengan vibrator. Curing / perawatan beton.

g. Balok BetonUrutan pelaksanaan:

Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi atau titik penempatan dengan menggunakan theodilith sampai pada posisi dan elevasi yang diinginkan.

Pembuatan tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level dengan menggunakan cat warna yang jelas dan tahan lama.

Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran balok dilokasi fabrikasi.

Dilanjutkan dengan pemasangan perancah. Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel

harus rapat. Panel begesting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada

bagian atas panel diberi kaso juga agar benar-benar tegak. Cek kelurusan begesting dengan tarikan benang. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor Cor beton dan padatkan dengan vibrator Curing / perawatan beton

h. Rabat Beton Rabat beton terbuat dari beton dengan mutu baik, dengan campuran adukan

1Pc : 3 PS : 5 Kr dengan atau tanpa bahan susut, tebal minimum 6 cm Rabat beton tersebut sebagai landasan pasangan lantai keramik pada lantai

dasar i. Beton Plat Lantai

Urutan Pelaksanaan Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi atau titik penempatan dengan menggunakan theodilith sampai pada posisi dan elevasi yang diinginkan.

Pembuatan tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level dengan menggunakan cat warna yang jelas dan tahan lama.

Dilanjutkan dengan pemasangan perancah. Begesting plat konvensional terdiri dari :

a) Plywoodb) Rangka plywood

Page 10: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

c) Balok kayu d) Pipe supporte) Papan

Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran plat dilokasi pabrikasi.

Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel

harus rapat. Panel begesting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada

bagian atas panel diberi kaso juga agar benar-benar tegak. Cek kelurusan begesting dengan tarikan benang. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor. Cor beton dan padatkan dengan vibrator. Curing / perawatan beton.

5. Pekerjaan Pasangan5.1 Pasangan Dinding

1) Batu bata dipergunakan dalam pekerjaan ini ialah batu bata yang memenuhi ketentuan dalam NI 10 ukuran 5 × 11 × 23 cm. Batu bata harus sempurna pembuatan rusuk-rusuknya tajam serta ukurannya sama besar

2) Sebelum pengiriman batu bata, Kontraktor harus memberikan contoh batu bata untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Bila mana pada pengiriman batu bata tidak sama dengan contohnya atau terdapat penyimpangan, maka batu bata akan ditolak

3) Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk las-lasaan

4) Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 20 cm di atas permukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan 1Pc : 5Ps.. Adukan untuk pasangan lain 1Pc : 6Ps

5) Kontraktor akan mengerjakan pengukuran bangunan (uizet) secara teliti dan sesuai gambar setelah dinding dipasang. Dalam satu hari pemasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu) meter dan pengakhiran pemasangan pada satu hari harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegek bergigi untuk menghindari retaknya dinding dikemudian hari, semua pasangan harus rata (horisontal) dan tiap-tiap kali diukur rata lantai dengan menggunakan benang. Pasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan di bawahnya

6) Pada semua pasangan ½ bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna, tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk las-lasan di bawah sudut / tepi

7) Pada pasangan bata satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya

8) Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali tiap-tiap pertemuan di mana ada tiang-tiang beton merupakan bingkai

9) Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis

Page 11: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

10) Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih dari 8 m2 harus ditambah kolom dan balok praktis dengan ukuran 11 × 11 cm dengan tulangan pokok 4 Ø 10 mm dengan beugel Ø6-200 mm

11) Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan Kontraktor berkewajiban menyediakan karung-karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus basah, selain karung goni juga dapat digunakan karung bagor atau lainnya untuk menutup pasangan tersebut

12) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, lisplank beton dll) harus diberi stek-stek besi beton Ø 8 mm, jarak 60 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik / dicor bersamaan pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain

13) Bilamana dibutuhkan adanya pasangan terbuka (telanjang) maka siarnya harus dikerok sedalam 1,2 cm sehingga adukan akan cukup mengikat plesteran yang dipasang

14) Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata hendaknya ditinggal dan sampai rangka kusen selesai dan dipasang ditempat yang tepat dan benar

15) Lubang-lubang untuk listrik / pipa:a) Dimana diperlukan pasangan pipa / alat-alat yang ditanam pada dinding, maka

harus dibuat pahatanb) Pemasangan pipa listrik / air dilakukan sebelum dinding diplester

5.2 Pasangan Pondasi Rollag1) Lingkup Pekerjaan

Meliputi pasangan Pondasi batu bata yang dipasang dengan ukuran melintang I bata sesuai dengan yang tercantum dalam gambar.

2) Bahana) Bata menggunakan ukuran 5,5x11x22 cm dengan kualitas terbaik, terbakar matang

dan tidak pecah serta berukuran sama.b) Adukan atau spesi bata terdiri dari campuran 1 PC : 3 PS.c) Semen PC menggunakan produksi local ex Gresik atau merk lain sesuai syarat-

syarat ini yang telah mendapat persetujuan Pengawas dan tidak memakai semen PC yang telah mengeras.

d) Air yang digunakan berupa air bersih yang bebas dari bahan-bahan yang merusak misalnya minyak, asam dan unsure organic lainnya.

e) Pasir pasang yang digunakan berbutir kasar dank eras, tajam bersih dan tidak mengandung debu.

3) Pelaksanaana) Semua batu bata yang akan dipasang direndam terlebih dahulu kedalam air dan

tidak diperkenankan menggunaan batu bata yang patah.b) Batu Bata dipasang berdiri melintang tegak lurus, siku, rata dan tidak adanya

retak-retak dengan maksimum. c) Bata berukuran sama menurut aturan normalisasi dan sebelum dipasang direndam

air. d) Bata yang digunakan berkualitas baik dan hasil pembakaran yang matang,

berukuran sama dan tidak pecah-pecah . e) Semua siar diantara pasangan bata pada hari pemasangan dikeruk sedalam 1 cm

pada bagian luar dan dalam.

Page 12: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

5.3 Plesterana) Lingkup Pekerjaan

a. Plesteran dindingb. Plesteran beton

b) Persiapan dinding yang akan diplester. Bahan yang digunakan adalah pasir pasang dan semen portland, semua bahan semen yang masih baik saja yang boleh dipakai plesteran harus diaduk dengan mesin / tangan sesuai persyaratan direksi

c) Bahan-bahan c. Semen Portland (PC)

Semen Portland harus menggunakan Semen Gresik atau merk lain yang dan yang digunakan harus satu jenis merk pabrik.

d. Pasir pasang Pasir yang digunakan adalah pasir alam dengan gradasi yang baik, diambil dari Lesti atau Wlingi, serta bukan pasir laut atau abu gunung berapi.

d) Syarat adukanKontraktor harus membuat dolak dengan ukuran sesuai persyaratan Direksi, semen, split : Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, batu bata yang akan diplester terlebih

dahulu disiram air sampai merata semua. Batu bata yang akan diplester selalu basah begitu juga plesteran yang akan diaci

Sebelum plesteran dilaksanakan terlebih dahulu harus membuat kepala plesteran sehari sebelum plesteran dimulai agar tidak bergelombang

Kontraktor harus membuat contoh plesteran dari tiap macam plesteran sesuai yang diminta direksi, sehingga jenis / macam pekerjaan dapat dicapai

Semua plesteran yang berhubungan dengan air seperti kamar mandi / WC, pantry dibuat plesteran trasraam dengan adukan 1pc : 3 pasir setinggi 150 cm dari peil lantai. Selain tempat-tempat tersebut dilaksanakan pasangan batu merah dan plesteran dengan campuran 1:5.

Dinding bata diatas plafond yang tidak terlihat di beraben Plesteran dinding sudah dapat dimulai apabila atap telah terpasang

e) Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan a. Plesteran dinding Seluruh permukaan pasangan dinding batu bata yang tampak harus

menghalkan permukaan yang halus dan rata dengan diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan di dalam gambar rencana.

Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan yang tersbut di bawah ini harus selesai terlebih dahulu : o Siar-siar pasangan batu bata sudah merupaka alur hasil kerukan. o Seluruh jaringan perpipaan yang tertanan didalamnya telah

terpasang sempurna. o Pasangan telah mengering o Konstruksi yang menaunginya telah terpasang

Sebelum diplester permukaan batu bata harus disiram air hingga jenuh.

Page 13: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

Mortar plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang sama dengan spesi pasangan dindingnya.

Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar-benar rata dan halus.

Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC) Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah sisa bagiandinding yang

mengalami pembongkaran, pemotongan atau perbaikan. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah sisa bagian dinding baru yang

mengalami pembongkaran, pemotongan atau perbaikan. Campuran plesteran 1 Pc : 5 Ps.

b. Plesteran Beton Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan

permukaan yang halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang dinaksudkan di dalam gambar rencana.

Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu dengan pekerjaan pendahuluan berurutan sebagai berikut : o Permukaan dibuat kasar dengan betel o Dibasahi dengan air o Disaput air semen (PC)

Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 pc : 3 ps yang diaduk secara benar hingga menjadi homogen

Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC) Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah plesteran pada bagian dinding

atau kolom beton yang mengalami pembongkaran atau pemotongan.f) Sudut-sudut Plesteran

Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna tegak dan siku, sudut luar hendaknya dibuat agak bulat

g) Perbaikan Bidang PlesteranBilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bagian-bagian yang harus diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat bobokan yang berbentuk segi empat) dan plesteran baru rata dengan sekitarnya. Profil plesteran pada dinding sopi-sopi harus dikerjakan rapi dan baik oleh orang yang berpengalaman dengan memperhatikan segi kekuatan dan menghindari kemungkinan retak.

5.4 Benangan

6. Pekerjaan Lantai7. Pekerjaan Plafon dan Rangka8. Pekerjaan Penutup Atap9. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela10. Pekerjaan Pengecatan11. Pekerjaan Instalasi Listrik

Page 14: Metode Perancanaan Bangunan Gedung

12. Pekerjaan SanitasiD. URAIAN PEKERJAAN PENUNJANGE. METODE PENEMPATAN MATERIALF. LAYOUT PROYEKG. PENUTUP

Demikian metode pelaksanaan yang dapat kami sampaikan, apabila kami ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan ini kami akan melaksanakan pekerjaan konstruksi ini sesuai metode yang kami tawarkan, dan kami menerima koreksi apabila metode pelaksanaan yang kami sampaikan terdapat kekurangan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan. Atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih