peran perempuan dalam keluarga perspektif al-qur’an surat at...

39
i Peran Perempuan dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 1-6 (Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbâh) Proposal ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Devi Nirmayuni (15210650) PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR (IAT) FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR‟ANJAKARTA TAHUN AJARAN 2019 M/ 1440 H

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    Peran Perempuan dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an surat

    At-Tahrim ayat 1-6

    (Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbâh)

    Proposal ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

    Agama (S.Ag)

    Oleh:

    Devi Nirmayuni (15210650)

    PRODI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR (IAT)

    FAKULTAS USHULUDDIN

    INSTITUT ILMU AL-QUR‟ANJAKARTA

    TAHUN AJARAN 2019 M/ 1440 H

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi dengan judul “Peran Perempuan dalam Keluarga Perspektif Al-

    Qur’an surat At-Tahrim ayat 1-6 (Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar dan

    Tafsir Al-Mishbâh)” yang disusun oleh Devi Nirmayuni Nomor Induk

    Mahasiswa: 15210650 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan

    dinilai oleh pembimbing telah dan memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan

    dalam sidang Munaqasyah.

    Jakarta, 14 Agustus 2019

    Pembimbing

    Drs. H. Arison Sani,

  • iii

  • iv

    LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul “Peran Perempuan dalam Keluarga Perspektif Al-

    Qur’an surat At-Tahrim ayat 1-6 (Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar dan

    Tafsir Al-Mishbâh)” yang disusun oleh Devi Nirmayuni dengan NIM

    15210650 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin

    Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta pada tanggal 16 Agustus 2019. Skripsi

    telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Agama

    (S.Ag).

    Jakarta, 16 Agustus 2019

    Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

    Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA

    Sidang Munaqasyah

    Ketua Sidang Sekretaris Sidang

    Dr. Nadjematul Faizah, M.Hum Mamluatun Nafisah, M.Ag.

    Penguji I Penguji II

    Ahmad Hawasi, S. Si., M. Ag. Iffaty Zamimah, MA.

    Pembimbing

    Drs. H. Arison Sani, MA.

  • v

    PERNYATAAN PENULIS

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Devi Nirmayuni

    NIM : 15210650

    Tempat/Tgl.Lahir : Sungai Danai, 25 Desember 1996

    Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul judul “Peran Perempuan dalam

    Keluarga Perspektif Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 1-6 (Studi Komparatif

    Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbâh)” adalah benar-benar asli karya

    penulis kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan

    kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

    Jakarta, 14 Agustus 2019

    Devi Nirmayuni

  • vi

    MOTTO

    “It’s not happiness that bring us gratitude.

    It’s gratitude that bring us happiness.”

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Terimakasih kepada kedua orang tua yang tidak pernah lelah untuk

    mendo‟akan di setiap sujudnya. Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang

    yang berlimpah serta pengorbanan yang begitu besar yang telah diberikan

    hingga saat ini.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah segala puji bagi Allah sang Maha Pencipta yang telah

    memberikan yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga kita

    masih bisa hidup dalam keadaan yang penuh berkah.

    Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita

    Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke

    zaman yang berilmu pengetahuan seprti halnya sekarang ini.

    Selanjutnya penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena

    atas pertolongan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan

    skripsi ini dengan judul “Peran Perempuan dalam Keluarga Perspektif Al-

    Qur’an surat At-Tahrim ayat 1-6 (Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar dan

    Tafsir Al-Mishbâh)”. Selain itu penulis mengucapkan terimakasih yang

    sedalam-dalamnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam

    penulisan skripsi ini. Terima kasih yang terdalam kepada:

    1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, Rektor Instiitut Ilmu Al-

    Qur‟an (IIQ) Jakarta beserta seluruh jajarannya yang telah berjasa

    dalam kemajuan perguruan tinggi ini.

    2. Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA sebagai dekan Fakultas

    Ushuluddin dan Dakwah

    3. Drs. H. Arison Sani, MA sekaligus dosen pembimbing yang telah

    menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan

    bimbingan, nasehat, petunjuk, dan arahan kepada penulis yang

    senantiasa sabar dalam membimbing penulis selama penyusunan

    skripsi ini.

    4. Terimkasih kepada kedua orang tua tercinta Bapak Hasanudin dan

    Ibu Mariana yang tak pernah lupa melafadzkan nama penulis di

    dalam do‟a-do‟anya, yang tidak pernah berhenti memberikan

  • ix

    dukungan dan motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan

    studinya di IIQ Jakarta.

    5. Segenap Dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah

    mendidik dan membimbing penulis serta mengajarkan ilmu

    pengetahuan yang bermanfaat.

    6. Segenap Instruktur Tahfidz Ibu Atiqoh, Ibu Hj. Istiqomah, Ibu Hj.

    Muthmainnah, Ka Nurafriani Hasanah, dan Ibu Fatimah Askan

    terimakasih atas waktu dan motivasi luar biasa kepada penulis untuk

    lebih dekat dengan Al-Qur‟an.

    7. Terimakasih kepada sahabat-sahabatku tersayang Siti Nurholizah,

    Alifah Nurru‟fah, Qoriatus Sholihah, Reka Lestary Husain, Feyskia

    Iman Sari Kusumawardani, Sekar Wiji Rahayu, Raudhatul Fira

    Zulita, Nabilatun Nada, yang selalu ada disetiap suka dan duka, dan

    selalu memberikan support kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

    8. Terimakasih kepada teman-teman kelas Ushuluddin IAT A angkatan

    2015, yang telah memberikan semangat, motivasi, dan telah

    berjuang bersama sejak awal hingga akhir perkuliahan.

    9. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

    semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan kebaiakan

    yang berlipat ganda. Aamiin.

    Jakarta, 14 Agustus 2019

    Penyusun

    Devi Nirmayuni

  • x

    DAFTAR ISI

    SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. i

    SURAT PENGESAHAN ............................................................ ii

    PERNYATAAN PENULIS ........................................................ iii

    MOTTO ....................................................................................... iv

    PERSEMBAHAN ....................................................................... v

    KATAPENGANTAR .................................................................. vi

    DAFTAR ISI................................................................................ ix

    ABSTRAK ................................................................................... xii

    PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................ xiv

    BAB I: PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

    B. Permasalahan .................................................................... 7

    1. Identifikasi Masalah ..................................................... 7

    2. Pembatasan Masalah .................................................... 7

    3. Rumusan Masalah ........................................................ 8

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 8

    D. Kajian Pustaka .................................................................. 8

    E. Metode Penelitian ............................................................. 12

    F. Teknik dan Sistematika Penulisan .................................... 14

    BAB II: PERAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA

    A. Pengertian Perempuan ....................................................... 16

    B. Istilah-istilah Perempuan dalam Keluarga ........................ 18

    C. Peran Perempuan dalam Keluarga .................................... 24

    D. Hak-hak Perempuan dalam Keluarga................................ 36

    E. Kewajiban Perempuan dalam Keluarga ............................ 41

  • xi

    BAB III: PROFIL KITAB TAFSIR AL-AZHAR KARYA BUYA

    HAMKA DAN KITAB TAFSIR AL-MISHBẬH KARYAM. QURAISH

    SHIHAB

    A. Biografi Buya Hamka

    1. Riwayat Hidup Buya Hamka ........................................ 44

    2. Riwayat Pendidikan dan Karir Buya Hamka ............... 45

    3. Karya-karya Buya Hamka ............................................ 51

    B. Profil Tafsir Al-Azhar

    1. Latar Belakang dan Motivasi Penulisan Tafsir Al-Azhar 51

    2. Karakteristik dan Sistematika Tafsir Al-Azhar ............ 53

    3. Metode dan Corak Penafsiran Tafsir Al-Azhar ............ 54

    C. Biografi M. Quraish Shihab

    1. Riwayat Hidup M. Quraish Shihab ............................. 55

    2. Riwayat Pendidikan dan Karir M. Quraish Shihab .... 56

    3. Karya-karya M. Quraish Shihab ................................. 58

    D. Profil Tafsir Al-Mishbâh

    1. Latar Belakang dan Motivasi Penulisan Tafsir Al-Mishbâh

    ……………………………………………………………...60

    2. Karakteristik dan Sistematika Tafsir Al-Mishbâh .... ….62

    3. Metode dan Corak Penafsiran Tafsir Al-Mishbâh ..... ….63

    BAB IV: AYAT-AYAT TENTANG PERAN PEREMPUAN DALAM

    KELUARGA MENURUT TAFSIR AL-AZHAR DAN TAFSIR AL-

    MISHBÂH

    A. Menjaga Rahasia Suami (QS. At-Tahrim[66]: 1-3) .......... 65 B. Meminta maaf ketika melakukan Kesalahan (QS. At-Tahrim[66] :4-

    5)……………………………………………………………..74

    C. Memelihara Diri dan Keluarga dari Neraka (QS. At-Tahrim[66]: 6)……………………………………………………………..79

  • xii

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan ....................................................................... 85

    B. Saran ................................................................................. 86

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 87

  • xiii

    PEDOMAN TRANSLITERASI

    Transliterasi ini berpedoman pada buku penulisan skripsi, tesis, dan disertasi

    Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Transliterasi Arab-Latin

    mengacu pada berikut ini:

    1. Konsonan

    No. Arab Latin No. Arab Latin

    th ط .a 16 ا .1

    zh ظ .b 17 ة .2

    „ ع .t 18 ث .3

    gh غ .ts 19 ث .4

    f ف .j 20 ج .5

    q ق .h 21 ح .6

    k ك .kh 22 خ .7

    l ل .d 23 د .8

    m و .dz 24 ذ .9

    n ن .r 25 ز .10

    w و .z 26 ش .11

    h ه .s 27 س .12

    , ء .sy 28 ش .13

    y ي .sh 29 ص .14

    dh ض .15

  • xiv

    2. Vokal

    Vokal Tunggal Vokal panjang Vokal Rangkap

    Fathah : a آ : ȃ ْْي َ .. : ai

    Kasrah : i ْي : ȋ و َْ .. :au

    Dhammah : u و : ȗ

    3. Kata Sandang

    a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah.

    Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah di

    transliterasikan sesuai dengan bunyinya.Contoh :

    ْانبقسة : al-Baqarah انمدينت: al-Madȋnah

    b. Kata Sandang yang diikuti oleh (ال) syamsiah

    Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiah

    ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

    dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

    انسجم : ar-rajul انسيدة :as-Sayyidah ْاندازميْ asy-syams :انشمص :ad-Dȃrimȋ

    c. Syaddah (Tasydȋd)

    Syaddah (Tasydȋd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

    ( َْ َ َ ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan

    huruf, yaitu dengan cara menggandengkan huruf yang bertanda

  • xv

    tasydȋd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydȋd yang

    berada di tengah kata ataupun yang terletak setelah kata sandang

    yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiah. Contoh:

    نّآْبِبللّاِْ م ّكعِْ Ȃmannȃ billȃhi :ء انسُّ ْ wa ar-rukka’i : و ف هآءْ ْ ْانسُّ ه ام ء : Ȃmannȃas-Sufahȃ’u ْ ْْانِريْه إِنَّ :Inna al ladzȋna

    d. Ta Marbȗthah (ة)

    Ta Marbȗthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh

    kata sifat (na’at),maka huruf tersebut diaksarakan menjadi huruf

    “h”. Contoh:

    ةِْ al-Af’idah : ا ْْل ْفئِد

    ِمي ت ْ اإِلْسَل تْ بِمع al-Jȃmi’ah al-Islȃmiyyah : ا ْنج

    Sedangkan ta marbuthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

    washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

    huruf ”t”. Contoh:

    انن بِصب تِْ بِمه تْ .Ȃmilatun Nȃshibah„ : ع

    ْبس ى انْك al-Ȃyat al-Kubra : ا ْْل ي تْ

    e. Huruf Kapital

    Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital, akan

    tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan

    Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan

    awal kalimat,huruf awal, nama tempat, nama bulan, nama diri dan

    lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih

    aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan

    ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata

    sandang, maka huruf yang ditulis capital adalah awal nama diri,

  • xvi

    bukan kata sandangnya. Contoh: „Ali Hasan al-„Ȃridh, al-Ȃsqallȃnȋ,

    al-Farmawȋ dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an

    dan nama-nama surahnya menggunakan huruf capital. Contoh: Al-

    Qur‟an, Al-Baqarah, Al-Fȃtihah dan seterusnya.

  • xvii

    ABSTRAK

    Nirmayuni, Devi, 15210650. “Peran Perempuan dalam Keluarga

    Perspektif Al-Qur‟an surat At-Tahrim ayat 1-6 (Studi

    Komparatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbâh)”. Skripsi.

    Jurusan: Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir. Fakultas: Ushuluddin dan

    Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.

    Pembimbing: Drs. H. Arison Sani, MA.

    Islam adalah agama rahmatan lil’alamin. Hal itu salah satunya

    bisa dlihat dari cara Islam memosisikan kaum perempuan. Ketika

    Islam datang, ia mengangkat martabat wanita dari kondisi yang

    dominan dalam masyarakat di dunia saat itu. Dari sini kita dapat

    melihat betapa besarnya peran perempuan hingga Allah memberikan

    petunjuk kepada orang-orang yang beriman agar tidak meremehkan

    hal-hal yang berhubungan dengan wanita. Dalam Al-Qur‟an

    ditemukan beranekaragam kisah yang mana di dalamnya terdapat

    nilai-nilai yang berharga yang terkandung dalam kisah tersebut.

    Nilai-nilai tersebut dapat berfungsi sebagai petunjuk, peringatan,

    rahmat, penawar penderitaan serta pelajaran. Dalam surat At-Tahrim

    terdapat ayat yang saling berkaitan dan membahas permasalahan-

    permasalahan yang terjadi di dalam keluarga Nabi-nabi, salah

    satunya adalah keluarga Nabi Muhammad SAW yang mengalami

    goncangan bahkan ada wacana bahwa beliau akan menceraikan

    istrinya.

    Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (Library

    Research), yaitu rangkaian penelitian yang berkenaan dengan

    pengumpulan data dan pustaka dari literatur yang berkaitan dengan

    judul penelitian ini. Jenis penelitian ini adalah kualitatif agar

    mendapatkan da yang mendalam. Adapun metode yang digunakan

    yaitu deskriptif-analisis komparatif, dengan itu penulis dapt

    memperoleh data atau informas dari berbgai sumber tertulis atau dari

    sumber data yang ada pada informan.

    Berdasarkan analisa data yang dilakukan, penulis

    memperoleh kesimpulan bahwa betapa besarnya pengaruh peran

    perempuan dalam sebuah keluarga, antara lain adalah menjaga

    rahasia suami, meminta maaf ketika melakukan kesalahan, menjaga

    kelurga dari api neraka.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Islam adalah agama rahmatan lil’alamin. Hal itu salah

    satunya bisa dlihat dari cara Islam memosisikan kaum

    perempuan. Jika kita melihat kembali zaman jahiliyah, betapa

    perempuan dipandang rendah. Ketika itu, mengubur hidup-

    hidup bayi berjenis kelamin perempuan sudah dianggap tradisi

    dalam masyarakat Arab jahiliyah.1

    Islam mampu mengembalikan harga diri dan kepribadian

    wanita, menempatkannya pada kedudukan yang tinggi, yang

    mana hukum positif saat itu belum ada yang mencapai taraf itu.

    Berikut adalah beberapa contoh sebelum risalah kenabian

    datang:

    Menurut Undang-undang Yunani, dimana wanita berada

    dalam wilayah kekuasaan penaggung jawabnya. Sebelum

    wanita itu kawin, maka ia menjadi milik ayahnya atau saudara

    laki-lakinya, atau siapapun yang menjadi penanggung jawabnya

    maka setelah ia kawin akan menjadi milik suaminya, sehingga

    ia tidak memiliki ruang gerak untuk mengatur urusannya sendiri

    baik sebelum kawin atau sesudahnya. Wanita seolah-olah

    menjadi komoditas yang dapat diperjual belikan dan yang

    menerima harganya adalah penanggung jawabnya.

    1 Andi Sri Suriati Amal, Perempuan sebagai Muslimah, Ibu,

    dan Istri, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 1-2

  • 2

    Menurut Undang-undang Romawi, wanita diperlakukan

    seperti anak kecil atau bagaikan orang gila. Artinya ia tidak

    memiliki wewenang sedikit pun atas dirinya. Tuan rumahlah

    yang berhak menjual setiap wanita yang berada dalam wilayah

    tanggung jawabnya. Jadi wanita tetap berada di bawah

    kekuasaan penanggung jawabnya, yakni ayahnya atau suaminya

    sampai ia tutup usia dan penanggung jawabnya mempunyai hak

    penuh ntuk menjualnya, mengasingkannya, menghukumnya,

    atau bahkan berhak menghilangkan nyawanya.2

    Ketika Islam datang, ia mengangkat martabat wanita dari

    kondisi yang dominan dalam masyarakat di dunia saat itu. Islam

    datang memberikan kebebasan kepada wanita, menjaminnya

    dapat menggunakan hak prbadinya dan independensinya,

    memulihkan kembali harga dirinya, menyatakan bahwa pria dan

    wanita satu sama lain hidup saling melengkapi dan saling

    mendukung.3

    Dalam Al-Qur’an, wanita diberi tempat khusus dengan

    memberi satu surat yang disebut dengan surat an-Nisa[4] yang

    artinya adalah wanita, yang mana di dalamnya banyak

    dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan wanita. Dari sini

    kita dapat melihat betapa besarnya peran perempuan dalam

    kehidupan hingga Allah memberi petunjuk kepada orang-orang

    2 As-Syeikh Mohammad Mutawalli as-Sya’rawi, Wanita

    dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Yayasan Alumni Timur Tengah,

    2010), h. 17 3 As-Syeikh Mohammad Mutawalli as-Sya’rawi, Wanita

    dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Yayasan Alumni Timur Tengah,

    2010), h. 34

  • 3

    yang beriman agar tidak meremehkan hal-hal yang menjadi hak

    para perempuan.

    Bagi umat Islam adanya pembatasan seks dengan pernikahan,

    itu berarti telah menyelamatkan kaum wanita untuk terjun dalam

    dunia prostitusi.4 Maka dari itu umat Islam dianjurkan untuk

    menikah, karena pernikahan dalam Islam menawarkan

    ketenangan jiwa dan kedamaian pikiran, sehingga laki-laki dan

    perempuan bisa hidup bersama dalam cinta, kasih sayang,

    kepahitan dalam hidup, harmonis, kerjasama, saling menasehati

    dan toleran meletakkan pondasi mengangkat keluarga dalam

    Islam dalam suatu lingkungan yang lestari dan sehat.5

    Menurut Undang-Undang Perkawinan (UUP) No. 1 tahun

    1974: Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria

    dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

    membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

    berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa.6

    Dalam kehidupan berkeluarga, suami istri dituntut untuk

    menjaga hubungan yang baik, menciptakan suasana yang

    harmonis, yaitu dengan menciptakan saling pengertian, saling

    menjaga, saling menghormati, dan saling menghargai, serta

    saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Apabila suami istri

    melalaikan kewajiban, maka akan terjadi kesenjangan hubungan

    yang akibatnya dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti

    4 Lynn Wilcox, Wanita dalam Al-Qur’an Perspektif Sufi, terj.

    DICTIA, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2001), Cet. I, H. 46 5 Muhammad Ali Al-Hasyimi, Menjadi Muslim Ideal, terj.

    Ahmad Baidowi, (Jakarta: PT. Mitra Pusaka, 1999), Cet. I, h. 93

    6 Kementrian Agama RI, Etika Berkeluarga, Bermasyarakat,

    dan Berpolitik, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an ,

    2012), Cet. II, h. 343

  • 4

    mengakibatkan kesalahpahaman, perselisihan, dan ketegangan

    hidup berumah tangga. Sebagaimana firman Allah SWT dalam

    Al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 21:

    َنُكمْ َها َوَجَعَل بَ ي ْ ْن اَنْ ُفِسُكْم اَْزَواًجا لَِّتْسُكنُ ْوا اِلَي ْ َودًَّة َوِمْن آيَِتِه اَْن َخَلَق َلُكْم مِّ مَّ

    ُرْونَ وََّرْْحًَة ِانَّ ِفْ َذِلَك ََل َيِت لَِّقْوٍم ي َّتَ َفكَّ

    Dan di antara tanda-tanda (kebesaran) Nya ialah

    Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu

    sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram

    kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan

    sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar

    terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang

    berpikir.7

    Ayat tersebut menggambarkan jalinan ketenteraman, rasa

    kasih dan rasa sayang sebagai suatu ketenangan yang dibutuhkan

    oleh masing-masing individu, laki-laki dan perempuan ketika

    jauh dari pasangannya. Setiap suami dan istri yang menikah, tentu

    sangat menginginkan kebahagiaan hadir dalam kehidupan rumah

    tangga mereka, ada ketenangan, ketentraman, kenyamanan, dan

    kasih sayang. Rumah tangga yang menjadi surga dunia tidaklah

    identik dengan limpahan materi, kebahagiaan bukanlah sebuah

    kemustahilan untuk dicapai, sebab kebahagiaan merupakan

    7 Kementrian Agama RI, Etika Berkeluarga, Bermasyarakat,

    dan Berpolitik (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an), h.

    345

  • 5

    pilihan dan buah dari cara berfikir dan bersikap. Maka dari itu,

    hanya dengan pasangannyalah ia dapat menikmati manisnya cinta

    dan indahnya kasih sayang dan kerinduan.8

    Islam sebagai agama yang memberikan perhatian besar

    pada pentingnya institusi keluarga, secara normatif memberikan

    seperangkat aturan-aturan yang komperehensif, baik berkaitan

    dengan persoalan memilih pasangan hidup, tata cara perkawinan,

    tata krama hubungan suami istri, menyambut kelahiran anak,

    pendidikan anak dan keluarga, bahkan kematian serta soal

    warisan.9

    Keluarga merupakan bagian dari institusi sosial terkecil di

    tingkat masyarakat. Satu sisi dapat dipahami sebagai bagian dari

    proses sosial, namun di sisi lain juga dapat dipahami sebagai cara

    membangun masyarakat yang ramah nilai, manfaat dan arti bagi

    kehidupan yang lebih luas. Untuk menghantarkan harapan

    demikian, keluarga mesti memiliki seperangkat aturan yang dapat

    menumbuhkan kesadaran yang tinggi di antara anggota keluarga

    terhadap hak dan kewajibannya masing-masing.10

    Setiap pasangan harus berusaha dan bertekad untuk

    membangun rumah tangga yang bahagia dan langgeng. Konflik

    diantara suami istri merupakan sesuatu yang tidak bisa

    8 Lembaga Darut-Tauhid, Kiprah Muslimah dalam Keluarga

    Islam, Terj. A. Chumaidi Umar, (Bandung: Mizan, 1990), Cet. Ke 1, h.

    82 9 Hamim Ilyas, dkk., Perempuan Tertindas?, (Yogyakarta:

    Pusat Studi Wanita IAIN Sunan Kalijaga, 2003), Cet. I, h. 89-90 10

    Zaitunah Subhan, Menggagas Fiqh Pemberdayaan

    Perempuan, (Jakarta: El-Kahfi, 2008), Cet. I, h. 223

  • 6

    dihindari, dapat dikatakan bahwa hal itu merupakan sebuah

    keadaan yang buruk yang tidak mungkin terlepas dari mereka.

    Karena pada dasarnya manusia berbeda-beda dalam perasaan,

    keahlian, kemampuan, dan kepribadiannya. Perbedaan-

    perbedaan itulah yang menyebabkan adanya konflik.11

    Nabi Muhammad SAW pun yang merupakan teladan bagi

    setiap muslim dan muslimah, dalam kehidupan rumah tangga

    yang idealnya itu juga ternyata juga tak luput dari selisih paham

    dan selisih pendapat. Ini artinya bahwa Nabi Muhammad SAW

    dan juga istri-istrinya adalah manusia dengan segala

    kekurangannya yang tidak luput dari kesalahan.

    Dalam Al-Qur’an ditemukan beranekaragam kisah. Jika

    dikaji secara mendalam, bukan saja akan mengungkapkan rahasia

    pesona bahasa yang memiliki daya tarik yang begitu kuat, tetapi

    juga dapat mengungkapkan banyak hal, berupa nilai-nilai yang

    berharga yang terkandung dalam kisah tersebut. Nilai-nilai

    tersebut dapat berfungsi sebagai petunjuk, peringatan, rahmat,

    penawar penderitaan serta pelajaran dan pada akhirnya bisa

    menambah keyakinan akan kebenaran Al-Qur’an dan risalah Nabi

    Muhammad SAW.

    Dalam surat at-Tahrim terdapat 12 ayat yang saling

    berkaitan dan membahas permasalahan-permasalahan yang terjadi

    di dalam keluarga Nabi-nabi, salah satunya adalah keluarga Nabi

    Muhammad SAW yang mengalami goncangan bahkan ada

    11

    Ra’ad Kamil Al-Hayali, Trik Mengatasi Konflik Suami Istri,

    (Surabaya: Dunia Ilmu 1999), Cet. I, h. 38

  • 7

    wacana bahwa beliau akan menceraikan istrinya. Pada ayat 1-5

    membahas sumpah Nabi yang mengharamkan atas apa yang

    dihalalkan oleh Allah atas diri beliau, dikarenakan kedua istrinya

    yang bernama Aisyah dan Hafshah yang cemburu. Kemudian

    Allah memerintahkan Nabi untuk membebaskan sumpahnya dan

    memberitahukan apa yang telah dilakukan oleh istri-istrinya, dan

    memerintahkan kepada istri-istrinya untuk segera bertaubat. Lalu

    pada ayat 6 Allah memerintahkan kepada seluruh orang-orang

    yang beriman untuk menjaga dirinya beserta keluarganya dari api

    neraka.

    Penulis tertarik untuk mengungkap pelajaran apa saja

    yang bisa diambil dari permasalahan yang terjadi dalam keluarga

    Nabi beserta istri-istrinya tersebut. Maka dari itu, yang akan

    menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah Tafsir Al-

    Azhar yang merupakan karya Buya Hamka dan Tafsir Al-

    Mishbâh yang merupakan karya M. Quraish Shihab. Buya Hamka

    dan M. Quraish Shihab merupakan tokoh agama dan juga

    mufassir yang cukup disegani di Indonesia, kedua tokoh tersebut

    merupakan tokoh yang ahli di bidang tafsir dan berbagai

    permasalahan umat. Penelitian ini akan membandingkan dan

    menganalisis tentang bagaimana kedua tokoh tersebut

    menafsirkan ayat di dalam kedua kitabnya yaitu Tafsir Al-Azhar

    dan Tafsir Al-Mishbâh.

    Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul, “Peran Perempuan dalam

  • 8

    Keluarga Perspektif Al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 1-6 (Studi

    Komparatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbâh)”.

    B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah

    1. Identifikasi Masalah

    Dari judul yang akan dipaparkan di atas, dapat ditemukan

    beberapa masalah yang patut dibahas. Diantara masalah yang

    dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

    a. Banyak sekali pelajaran-pelajaran dalam Al-Qur’an

    yang bisa dijadikan acuan dalam keluarga

    b. Banyaknya peran perempuan yang belum bisa

    terlaksanakan dengan baik dalam keluarga

    c. Adanya perbedaan pandangan para mufassir dalam

    menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang perempuan

    2. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, penulis

    akan membatasi penelitian ini hanya pada peran perempuan

    dalam keluarga dalam penasfiran Buya Hamka pada Tafsir

    Al-Azhar dan penafsiran M. Quraish Shihab pada Tafsir Al-

    Mishbâh pada surat At-Tahrim ayat 1-6.

    3. Rumusan Masalah

    Dari permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi

    di atas, penulis melihat perlu melakukan pembatasan

    terhadap masalah yaitu :

    a. Bagaimana kehidupan keluarga Nabi dalam Al-

    Qur’an surat At-Tahrim ayat 1-6 pada Tafsir Al-

    Azhar dan Tafsir Al-Mishbâh?

  • 9

    b. Apa saja pelajaran yang dapat diambil dari

    pembahasan surat At-Tahrim ayat 1-6?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

    a. Untuk mengetahui cara Nabi dalam menyikapi

    permasalahan yang ada dalam keluarganya

    b. Untuk mengetahui seperti apa peran perempuan

    dalam keluarga

    c. Untuk menambah wawasan mengenai kandungan

    surat at-Tahrim ayat 1-6

    2. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

    a. Dari tulisan ini dapat menambah pengetahuan kita

    seperti apakah keluarga Nabi dalam surat at-Tahrim.

    b. Memberi acuan untuk setiap keluarga agar dapat

    membangun keluarga yang harmonis.

    c. Sebagai pedoman dalam membentuk keluarga yang

    sakinah, mawaddah, warahmah.

    D. Kajian Pustaka

    Menurut pengamatan penulis karya-karya tulis mengenai

    peran suami dan istri dalam keluarga sudah banyak dilakukan

    para peneliti baik dari segi perspektif Al-Qur’an maupun

    perspektif tafsir-tafsir. Namun sejauh ini peneliti belum

    menemukan pembahasan khusus tentang “Peran Perempuan

    dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 1-6

    (Studi Komparatif Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Mishbâh)”.

  • 10

    Penelitian ini mengkaji persoalan bagaimana peran

    perempuan menurut Al-Qur’an. Namun tidak menutup

    kemungkinan skripsi yang disusun oleh penulis ini memiliki

    kemiripan dengan skripsi penulis lainnya. Dalam beberapa buku

    dan skripsi yang saya baca, banyak hal khususnya teori dan

    pendapat yang menjadi perhatian penulis untuk dijadikan

    penunjang penulisan skripsi ini. Dan sebagai tinjauan pustaka

    penulis dalam menyusun teori-teorinya mengambil dari buku-

    buku dan skripsi yang bersangkutan dengan peran permpuan

    dalam berumah tangga. Berikut adalah penelitian-penelitian

    sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini:

    1. Eva Yarosdiana merupakan penulis sebuah skripsi yang

    berjudul Peran Suami dalam membina Rumah Tangga yang

    Sakinah Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta 2011, dalam skripsi ini

    dijelaskan bagaimana peran suami dalam membentuk

    keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Peranan

    suami sesuai kedudukannya dalam keluarga yaitu harus bisa

    mengayomi dan menjaga seluruh anggota keluarganya.

    Dalam penulisan skripsinya, penulis menggunakan metode

    maudhu’i (tematik). Perbedaan dengan penelitian yang akan

    diteliti nanti adalah terletak pada pembahasan perannya

    yaitu peneliti akan memfokuskan penelitiannya pada peran

    perempuan dan perbedaan selanjutnya yaitu pengambilan

    mufassir yang berbeda, karena peneliti akan menggunakan

    kitab tafsir karya Buya Hamka dan kitab tafsir karya M.

    Quraish Shihab dengan metode komparatif.

  • 11

    2. Nafiah Indaniyyah menulis skripsi dengan judul Peran

    Perempuan dalam Menciptakan Perdamain Perspektif Al-

    Qur’an Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur’an 2011,

    di dalam skripsi ini dijelaskan apa saja peran perempuan

    dalam menciptakan perdamaian berdasarkan surah an-Naml

    ayat 29-35. Pesan Al-Qur’an tentang perdamaian yaitu harus

    dikualitaskan oleh setiap pribadi muslim dengan cara

    berucap dan berprilaku yang ramah dan santun terhadap

    sesama tanpa memandang perbedaan suku, agama, strata

    sosial dan lain sebagainya. Adapun perbedaan dengan

    penelitian yang akan diteliti nanti ialah pada objek yang

    dituju yaitu dalam skripsi ini yang difokuskan pada peran

    perempuan dalam menciptakan perdamaian, sedangkan

    peneliti akan memfokuskan pada peran perempuan dalam

    keluarga dengan melihat persamaan dan perbedaan dari dua

    kitab tafsir yaitu tafsir Al-Azhar dan Al-Mishbah.

    3. M. Faishal Hadi menulis skripsi dengan judul Pendidikan

    Keluarga dalam Al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 6 dalam

    Tafsir Al-Mishbah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015,

    di dalam skripsi ini dijelaskan bagaimana relevansi

    pendidikan keluarga berdasarkan surat at-Tahrim ayat 6

    menurut tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab.

    Karena penulis melihat banyaknya fenomena keluarga masa

    kini yang tidak berprilaku sesuai dengan aturan agama,

    sehingga menyebabkan terjadinya perceraian, kekerasan

    dalam rumah tangga, pelantaran dan hubungan yang buruk

  • 12

    antara anak dengan kedua orang tuanya. Adapun perbedaan

    dengan penelitian yang akan diteliti nanti ialah terletak pada

    pengambilan surat yaitu peniliti akan mengambil dari ayat 1

    sampai ayat 6 pada surat at-Tahrim, sedangkan penulis

    hanya memfokuskan pada satu ayat yaitu ayat 6 saja pada

    surat at-Tahrim. Lalu perbedaan selanjutnya yaitu terletak

    pada metode penafsiran yang diambil, dimana penulis hanya

    menganalisis penafsiran menurut tafsir Al-Mishbah saja,

    sedangkan peneliti akan mengambil metode komparatif

    antara tafsir Al-Azhar dan tafsir Al-Mishbah.

    4. Nourma Idah Chasanah menulis skripsi yang berjudul Etika

    dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an Fakultas Ushuluddin

    Institut Ilmu Al-Qur’an 2017, di dalam skripsi ini dijelaskan

    berbagai macam etika dalam keluarga, karena hasil didikan

    keluarga tersebut menentukan nasib anak bangsa. Dalam

    skripsi ini menjelaskan tentang penafsiran ayat-ayat etika

    dalam keluarga dengan menggunakan tafsir Al-Ibriz karya

    KH. Bisri dan tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka. KH. Bisri

    adalah salah satu Kiai besar di kawasan pesisir dengan

    menggunakan tafsir tradisi kultur Jawa, sedangkan Buya

    Hamka merupakan mufassir pertama menerbitkan tafsirnya

    di Indonesia dengan menggunakan bahasa Melayu. Adapun

    perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti nanti ialah

    penulis memfokuskan kepada peran perempuan dalam

    keluarga. Lalu perbedaan yang lebih menonjol terletak pada

    kitab tafsir yang digunakan, karena peneliti menggunakan

    kitab tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka dan kitab tafsir Al-

  • 13

    Mishbah karya M. Quraish Shihab, dimana kedua mufassir

    ini berasal dari Indonesia.

    5. Syarifah Ainul Mardiah menulis skripsi yang berjudul

    Konsep Pernikahan Harmonis dalam Al-Qur’an Fakultas

    Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur’an 2017, di dalam skripsi

    ini dijelaskan bagaimana konsep pernikahan yang harmonis

    yang sesuai dengan ajaran Islam dan Al-Qur’an. Penulis

    ingin melihat persamaan dan perbedaan pandangan dua

    mufassir yang berbeda yaitu Buya Hamka dalam tafsir Al-

    Azhar dan Hasbi as-Shiddieqy dalam tafsir An-Nur. Adapun

    perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti nanti ialah

    peneliti lebih memfokuskan kepada peran perempuan dalam

    keluarga, dan menggunakan dua mufassir yang berbeda

    yaitu tafisr Al-Azhar karya Buya Hamka dan tafsir Al-

    Mishbah karya M. Quraish Shihab.

    E. Metodologi Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Untuk mendapatkan data dan fakta yang objektif dalam

    penelitian ini, peneliti juga menggunakan metode

    kepustakaan (Library Research), yaitu rangkaian penelitian

    yang berkenaan dengan pengumpulan data dan pustaka dari

    literature yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Jenis

    penelitian ini adalah kualitatif, yaitu suatu analisis

    berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan

  • 14

    menjadi hipotesis. Sehingga apabila hipotesis diterima,

    maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.12

    2. Sumber Data Penelitian

    Untuk mendapatkan data dalam penulisan ini, penulis

    menggunakan sumber data yang relevan dengan judul

    proposal ini. Adapun sumber-sumber penulisan dalam

    penulisan ini akan menggunakan kitab tafsir yang sesuai

    dengan judul, dengan melihat penafsiran ayat-ayat dalam

    surat at-Tahrim yang berkenaan dengan peran perempua.

    Adapun kitab yang akan digunakan adalah kitab Tafsir Al-

    Azhar karya Buya Hamka dan Al-Mishbâh karya M. Quraish

    Shihab.

    Penulis menggunakan sumber data yang relevan yaitu

    sumber primer seperti Al-Qur’an dan terjemahannya, kitab

    Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, dan Tafsir Al-Mishbâh

    karya M. Quraish Shihab, ada pula sumber-sumber sekunder

    untuk mendukung penulis dalam penelitian menggunakan

    kitab-kitab tafsir, buku-buku sejarah tentang keluarga Nabi,

    ensiklopedia tafsir, serta buku-buku yang mendukung

    penafsiran, dan yang berkaitan dengan judul.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah

    metode studi dokumenter (documentary study), yaitu suatu

    metode pengumpulan data yang menghimpun dan

    12

    Huzemah T. Yanggo, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi,

    Tesis, Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, (Jakarta: IIQ

    Press, 2011), Cet II, h. 22

  • 15

    menganalisa dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar,

    maupun elektronik.

    4. Metode Analisis Data

    Secara teknik operasional penulis mengidentifikasikan

    ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an mengenai ayat-ayat

    yang berhubungan dengan judul yang akan diteliti.

    Pembahasan skripsi ini menggunakan metode penulisan

    yang bersifat deskriptif-analisis komparatif. Deskriptif

    analisis, yaitu suatu pendekatan masalah dengan

    menguraikan terlebih dahulu sebagai gambaran awal dan

    setelah itu baru di analisis. Metode deskriptif ini

    dimaksudkan untuk menggambarkan objek apa adanya,

    sedangkan metode analisis di anggap perlu guna

    menganalisis objek yang telah digambarkan sebelumnya.

    Dalam membahas permasalahan penelitian ini

    menggunakan teknis analisis komparatif yaitu dengan

    membandingkan berbagai pendapat para ulama tafsir dalam

    menafsirkan ayat-ayat yang dibahas oleh penulis untuk

    mendapatkan informasi berkenaan dengan identitas dan pola

    pikir dari masing-masing mufassir.13

    5. Teknik dan Sistematika Penulisan

    a. Teknik penulisan

    Skripsi ini berpedoman pada buku pembuatan skripsi yang

    berjudul: Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi

    13

    Nasharuddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur’an,

    (Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2002), h. 59

  • 16

    Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang diterbitkan oleh

    LPPI IIQ Jakarta, cetakan tahun 2017.

    b. Sistematika penulisan

    Untuk mempermudah penulisan, maka pembahasan skripsi

    ini dibagi dalam beberapa bab dengan rincian sebagai

    berikut :

    Bab pertama, bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri

    dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

    pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

    metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

    Bab kedua, penulis akan memaparkan tentang pengertian

    perempuan, istilah-istilah perempuan dalam Al-Qur’an dan

    peran perempuan dalam keluarga, hak-hak perempuan

    dalam keluarga, kewajiban perempuan dalam keluarga.

    Bab ketiga, bab ini berisi tentang biografi Buya Hamka

    dan M. Quraish Shihab beserta profil tafsirnya.

    Bab keempat, berisi surat at-Tahrim ayat 1-6 menurut

    penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar dan M.

    Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbâh.

    Bab kelima, pada bab ini berisi penutup, mencakup

    kesimpulan dan saran-saran , diakhiri dengan daftar pustaka.

  • BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Di dalam surat At-Tahrim ayat 1-6 terdapat beberapa

    permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan keluarga Nabi

    Muhammad SAW, yang mana tidak jarang diantara istri-istri

    Nabi tersebut muncul rasa cemburu, persaingan, dan pertikaian

    diantara satu sama lain. Disini kita dapat mengambil pelajaran

    betapa besarnya pengaruh peran perempuan dalam menjaga

    keharmonisan sebuah keluarga.

    Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

    bahwasannya setiap anggota keluarga perlu melaksanakan

    perannya masing-masing dengan baik, agar terciptanya

    keluarga yang harmonis. Karena keharmonisan dalam keluarga

    akan tercipta bila setiap anggota keluarga dapat saling

    memahami dan menjalankan perannya masing-masing.

    B. Saran

    Sebagai akhir pembahasan ini, penulis ingin

    menyampaikan kepada para pembaca yang tertarik dengan tema

    yang penulis teliti, agar penelitian ini dapat dijadikan rujukan

    atau informasi awal dalam penelitian yang berkaitan dengan

    tema tersebut.

    Kepada para pengkaji maupun peneliti selanjutnya, untuk

    lebih dalam membahas tema ini. Penelitian yang penulis

    paparkan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Karena

  • keterbatasan keilmuwan yang penulis miliki, sehingga hanya

    mampu mengupas dan menyentuh bagian permukaan saja.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Andi Sri Suriati Amal, Perempuan sebagai Muslimah, Ibu, dan Istri, (Jakarta: PT.

    Gramedia Pustaka Utama, 2013),

    As-Syeikh Mohammad Mutawalli as-Sya‟rawi, Wanita dalam Perspektif Al-Qur’an,

    (Jakarta: Yayasan Alumni Timur Tengah, 2010),

    Lynn Wilcox, Wanita dalam Al-Qur’an Perspektif Sufi, terj. DICTIA, (Bandung: Pustaka

    Hidayah, 2001),

    Muhammad Ali Al-Hasyimi, Menjadi Muslim Ideal, terj. Ahmad Baidowi, (Jakarta: PT.

    Mitra Pusaka, 1999),

    Kementrian Agama RI, Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik, (Jakarta:

    Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an , 2012),

    Lembaga Darut-Tauhid, Kiprah Muslimah dalam Keluarga Islam, Terj. A. Chumaidi

    Umar, (Bandung: Mizan, 1990),

    Hamim Ilyas, dkk., Perempuan Tertindas?, (Yogyakarta: Pusat Studi Wanita IAIN Sunan

    Kalijaga, 2003),

    Zaitunah Subhan, Menggagas Fiqh Pemberdayaan Perempuan, (Jakarta: El-Kahfi, 2008),

    Ra‟ad Kamil Al-Hayali, Trik Mengatasi Konflik Suami Istri, (Surabaya: Dunia Ilmu 1999)

    Huzemah T. Yanggo, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi Institut Ilmu Al-

    Qur’an (IIQ) Jakarta, (Jakarta: IIQ Press, 2011)

    Nasharuddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur’an, (Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2002),

    Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta: Pustaka

    Phoenix, 2007),

    Istibsyaroh, Hak-hak Perempuan, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2004),

  • Nadlifah, Wanita Bertanya Islam Menjawab, (Yogyakarta: Qudsi Media, 2011),

    M. Quraish Shihab, Perempuan, (Tangerang: Lentera Hati, 2018),

    M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

    Masyarakat, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007),

    A. Hafiz Anshary AZ, dkk., Ensiklopedi Al-Qur’an Kajian Kosakata dan Tafsirnya,

    (Jakarta: Yayasan Bimantara, 2002),

    M. Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur’an: Kajian Kosakata, (Jakarta: Lentera Hati,

    2007),

    Ibn Fâris bin Zakariya‟, Abu al-Husain Ahmad, Mu’jam Maqâyis al-Lughat, Juz VI,

    (Mishr: Mushthafa‟ al-Bâb al-Halabiy wa al-Syarîqat, 1992)

    Al-„Allâmah al-Râgib al-Ashfahâniy, Mu’jam Mufradât Alfâzh al-Qur’â, (Bairut-Libnan:

    Dâr al-Fikr, t.th),

    M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:

    Lentera Hati, 2000),

    Kementrian Agama RI, Kedudukan dan Peran Perempuan, (Jakarta: Lajnah Pentashihan

    Mushaf Al-Qur‟an , 2012),

    Abu Hadian Shafiyarrahman, Hak-hak Anak dalam Syari’at Islam, (Yogyakarta: Al-

    Manar, 2002),

    M. Quraish Shihab, Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, (Bandung: Mizan, 1994),

    Cet. I,

    Ibrahim Amini, Anakmu AmanatNya, (Jakarta: Al-Huda 2006), Cet. I,

    Ali Hasyimi, Kepribadian Wanita menurut Al-Qur’an dan Sunnah, (Jakarta: Akademika

    Pressindo, 1997),

    Nadlifah, Wanita Bertanya Islam Menjawab, (Yogyakarta: Qudsi Media, 2011), Cet. I

  • https://muslim.or.id/9142-peranan-wanita-dalam-islam.html, diakses pada tanggal 8

    Agustus 2019

    http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/3700/Peran%20Perempuan%dala

    m%20Keluarga.pdf?sequence=1&isAllowed=y, diakses pada tanggal 8 Agustus 2019

    M. Zainal Arifin, dan Muh. Anshori, Fiqih Munakahat, (Jawa Timur: CV. Jaya Star Nine,

    2019),

    Huzemah T. Yanggo, Fiqih Perempuan Kontemporer, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010),

    Tim Penerjemah Pena, Tafsir Al-Qur’an Perempuan 2, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007),

    Syaikh Imad Zaki al-Barudi, Tafsir Al-Qur’an al-Adzim Lin Nisa’, Terj. Arif Anggoro,

    dkk., (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007),

    Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang: Madzhab Ciputat, 2013), Cet II,

    M. Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Kalam Al-Azhar Sebuah Telaah atas Pemikiran Hamka

    dalam Teologi Islam, (Jakarta: Penamadani, 2004), Cet. III,

    Rusydi Hamka, Pribadi dan Martabat Buya Hamka, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2017)

    Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufassir Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

    2008),

    Abdul Rouf, Tafsir Al-Azhar: Dimensi Tasawuf Hamka, (Kuala Selangor: Piagam Intan

    SDN. BHD, 2013), Cet. I,

    Haji Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir Al-Azhar juzu I, (Jakarta: Pustaka

    Panjimas, 1982),

    Mauluddin Anwar, dkk., M. Quraish Shihab: Cahaya Cinta dan Canda, (Tangerang:

    Lentera Hati, 2015),

    Abudin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharu Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Press,

    2005),

    Mahbub Junaidi, Rasionalitas Kalam M. Quraish Shihab, (Sukoharjo: Angkasa Solo,

    2011),

    https://muslim.or.id/9142-peranan-wanita-dalam-islam.htmlhttp://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/3700/Peran%20Perempuan%dalam%20Keluarga.pdf?sequence=1&isAllowed=yhttp://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/3700/Peran%20Perempuan%dalam%20Keluarga.pdf?sequence=1&isAllowed=y

  • Atik Wartini, “Corak Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah”, dalam

    Jurnal Hunafa: Jurnal Studi Islamika, Vol. XI No. I, 2014

    M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Jilid 2, (Tangerang: Lentera Hati, 2011),

    M. Quraish Shihab, Logika Agama, (Jakarta: Lentera Hati, 2005),

    M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Tangerang: Lentera Hati, 2006),

    Badiatur Roziqin, dkk., 101 Jejak Tokoh Islam Indonesia, (Yogyakarta: E-Nusantara,

    2009),

    M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

    Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2013), Cet. I,

    M. Quraish Shihab, dkk., Sejarah Ulum al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008),

    M. Quraish Shihab, Kaidah Tasir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013)

    Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, (Jakarta: Amzah, 2014),

    Haji Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir Al-Azhar, (Singapura: Pustaka Nsional

    Pte Ltd), Jilid 10,

    M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:

    Lentera Hati, 2009),

    cvr dpf OK DEVIIBAB 1 DAN 5skripsi BAB IBAB VDAFTAR PUSTAKA-1