anjing dalam perspektif hadis - repository.iiq.ac.id

43
ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Oleh: Rapita NIM. 11210449 JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

Oleh:

Rapita

NIM. 11210449

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

Oleh:

Rapita

NIM. 11210449

Pembimbing:

Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Anjing dalam Perspektif Hadis” oleh

Rapita dengan NIM 11210449 telah diujikan pada sidang

Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)

Jakarta pada tanggal 17 Juni 2015.

Jakarta, 17 Juni 2015

Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Ruqayah Tamami

Penguji I Penguji II

Dr. H. M. Ulinnuha, Lc., MA Ali Mursyid, M.Ag

Pembimbing

Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag

Page 4: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَهُ بِهِ طَرِيقًا

مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan

menuju surga” (HR. ad-Dârimi)

Rasa syukur yang tak terkira kepada Allah swt,

yang berkat hidayah, serta pertolongan-Nya akhirnya

skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Selebihnya,

skripsi ini akan penulis persembahkan untuk:

1. Mama dan Bapak tercinta, Nuraini dan H.

Hasanudin yang tak henti-hentinya memberikan

motivasi, dukungan serta doa, sehingga skripsi

ini dapat penulis selesaikan tepat waktu.

2. Zaki, saudara sepupu yang telah memberi

inspirasi kepada penulis untuk mengambil judul

skripsi ini.

3. Reza Irmansyah, yang telah banyak memberi

masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

4. Sahabat-sahabat Ushuluddin, terutama kepada

Fathul Haromah, Siar Ni’mah, Tsalatsatun

Page 5: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

v

Ni’mah, Nurfadhilah Syam, dan Elly Mastho’ah,

yang telah bersedia meminjamkan kitab-kitab

mereka yang berguna sebagai sumber rujukan

bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan serta doa yang telah

mereka berikan kepada penulis dibalas oleh Allah swt

dengan kebaikan dan imbalan yang sebesar-besarnya.

âmîn yâ rabb al-âlamîn.

Page 6: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Anjing dalam Perspektif Hadis” yang

disusun oleh Rapita dengan Nomor Induk Mahasiswa

11210449 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke

sidang munaqasyah.

Jakarta, 6 Juni 2015

Pembimbing

Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag

Page 7: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

xvi

ABSTRAK

Rapita (NIM 11210449): “Anjing dalam Perspektif

Hadis”. Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta 2015.

Anjing merupakan hewan fenomenal yang sering

didiskriminasi oleh mayoritas masyarakat muslim lantaran

kenajisannya. Sehingga anjing sering diperlakukan semena-

mena oleh masyarakat muslim. Berbeda dengan hewan lain,

perlakuan semacam ini tidak berlaku. Menurut mereka, hukum

keharaman ini hanya berlaku pada anjing lantaran air liur yang

terkandung dalam tubuhnya. Karena itu penelitian ini penting

dilakukan.

Adapun masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah:

pertama, tentang konteks kenajisan anjing. Kedua, tentang

letak proporsionalitas kedudukan anjing di antara hewan lain

bila dikaji melalui pendekatan hadis. Dalam penelitian ini,

penulis hendak menyatakan bahwa di dalam hadis-hadis yang

disabdakan oleh Rasulullah berkenaan dengan anjing, baik

ulama muhadditsîn ataupun ulama muhadzdzabîn memiliki

persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi najisnya

anjing.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa konteks

kenajisan anjing dan proporsioanalitas kedudukan hewan

tersebut di antara hewan lain melalui pendekatan hadis.

Untuk itu, dalam skripsi ini penulis menjawab

permasalahan yang ada dengan menggunakan penelitian

kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan

terhadap literatur yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini,

yakni dengan cara mengumpulkan sejumlah hadis yang

berbicara tentang anjing di dalam kutub as-Sittah kemudian

menganalisa hadis-hadis tersebut dengan memaparkan

Page 8: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

xvii

penjelasannya berdasarkan kitab-kitab syarah hadis, maupun

buku-buku pendukung yang relevan dengan objek penelitian.

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa, secara

kontekstual, hadis-hadis yang berbicara tentang kenajisan

anjing menyatakan bahwa yang menjadikan anjing itu najis

adalah jilatannya (air liurnya). Namun kalangan ulama

madzhab memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam

menyikapi hal tersebut. Ulama madzhab Maliki mengatakan

bahwa semua jenis anjing yang hidup adalah suci baik

badannya, bulunya, maupun air liurnya Ulama mazhab Hanafi

berpendapat, bahwa yang najis pada anjing itu hanyalah air

liurnya saja, selain dari itu dihukumi suci. kalangan madzhab

Hambali memiliki pendapat yang sama seperti mazhab Syafi’i

yang menyatakan bahwa anjing itu seluruhnya najis, baik itu

air liur, kotoran, keringat, dan semua yang terdapat padanya.

Namun para ulama ini memiliki argumentasi masing-masing

untuk menguatkan pendapat mereka. Adapun letak

proporsionalitas kedudukan anjing di antara hewan lain yakni

berdasarkan pada kegunaannya. Di mana tatkala ia dapat

memberikan lebih banyak manfaat daripada mudharat bagi

manusia maka mayoritas ulama memperkenankan

memeliharanya, namun tatkala ia dipelihara hanya untuk

kesenangan semata ataupun hanya sekedar berbangga diri maka

mayoritas ulama mengharamkannya.

Page 9: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini

berpedoman kepada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis

dan Disertasi” yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta (Edisi Revisi), Cetakan Kedua, Mei tahun 2011

1. Konsonan

ARAB LATIN ARAB LATIN

th ط a أ

zh ظ b ة

„ ع t ث

gh غ ts ث

f ف j ج

q ق h ح

k ك kh خ

l ل d د

m و dz ذ

n ن r ز

w و z ش

h ي s س

` ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

Page 10: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

ix

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal

Rangkap

Fathah : a أ : â ْي... : ai

Kasrah : i ي : î ْو... : au

Dhammah : u و : û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

Al-Baqarah : انبقسة

Al-Madînah : انمديىت

b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan

di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

ar-Rajul : انسجم

asy-Syams : انشمس

يدة س as-Sayyidah : ال

ad-Dârimî : اندازمي

Page 11: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

x

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan

lambang ()ّ, sedangkan untuk alih aksara ini

dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara

menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di

tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah

kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh:

Âmannâ billîhi : امىب ببلله

Inna al-ladzîna : ان انريه

Âmana as-Sufahâ`u : أمه انسفهبء

wa ar-Rukka‟i : و انسكع

d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau

diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf “h”. contoh:

al-Af‟idah : الأفئدة

الإسلاميت جامعة al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah : ال

Page 12: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

xi

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau

disambungkan (di-washalkan) dengan kata benda (ism),

maka dialihaksarakan menjadi huruf “t”. Contoh:

Âmilatun Nâshibah : عبمهت وبصبت

al-Âyat al-Kubrâ : الأيت انكبسى

Page 13: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rapita

NIM : 11210449

Tempat/Tanggal Lahir : Sungai Pinyuh, 11 Oktober 1993

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Anjing dalam

Perspektif Hadis” adalah benar-benar asli karya saya kecuali

kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan

kekurangan dalam karya ini sepenuhnya menjadi

tanggungjawab saya.

Jakarta, 6 Juni 2015

Rapita

Page 14: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

xii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBIN................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................ ii

PERNYATAAN PENULIS ........................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................. vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ...................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................ xii

ABSTRAK ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................. 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................... 5

D. Tujuan Penelitian ..................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ................................................... 6

F. Tinjauan Pustaka ...................................................... 7

G. Metodologi Penelitian .............................................. 10

H. Sistematika Penulisan .............................................. 13

Page 15: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

xiii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Anjing dan Sejarah

Asal Muasalnya ....................................................... 17

B. Kegunaan Anjing Bagi Kehidupan

Manusia .................................................................... 20

C. Anjing Ditinjau dari Kacamata Kesehatan .............. 22

1. Rabies .................................................................. 23

2. Penyakit Kulit ..................................................... 24

3. Leptospirosis ....................................................... 25

D. Anjing dalam Pandangan Al-Qur`an ....................... 26

BAB III TINJAUAN UMUM HADIS-HADIS YANG

BERBICARA TENTANG ANJING

1. Hadis Tentang Keharusan Membasuh

Bejana yang Telah Dijilat Anjing ........................ 33

a. Redaksi Hadis................................................. 33

b. Syarah Hadis .................................................. 39

2. Hadis Tentang Diampunkan Dosa

Seseorang Karena Menolong Seekor

Anjing ................................................................... 43

a. Redaksi Hadis................................................. 43

b. Syarah Hadis .................................................. 45

Page 16: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

xiv

3. Hadis Tentang Hasil Penjualan Anjing ................ 46

a. Redaksi Hadis................................................. 46

b. Syarah Hadis .................................................. 48

4. Hadis Tentang Berburu dengan

Menggunakan Anjing ........................................... 50

a. Redaksi Hadis................................................. 50

b. Syarah Hadis .................................................. 54

5. Hadis Tentang Memelihara Anjing ...................... 56

a. Redaksi Hadis................................................. 56

b. Syarah Hadis .................................................. 59

6. Hadis Tentang Malaikat Tidak Akan

Masuk ke Rumah yang di Dalamnya

Terdapat Anjing ................................................... 62

a. Redaksi Hadis................................................. 62

b. Syarah Hadis .................................................. 68

7. Hadis Tentang Membunuh Anjing ....................... 69

a. Redaksi Hadis................................................. 69

b. Syarah Hadis .................................................. 73

BAB IV ANALISIS HADIS-HADIS YANG

BERBICARA TENTANG ANJING

A. Hukum Kenajisan Anjing ..................................... 77

Page 17: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

xv

1. Tentang Jilatan Anjing dan Cara

Membasuhnya ................................................ 77

2. Analisis Kenajisan Anjing dari Sisi

Saintis ............................................................. 91

B. Proporsionalitas Kedudukan Anjing di

antara Hewan Lain ............................................... 93

1. Dari Sisi Jilatannya ........................................ 93

2. Dari Sisi Hukum Memperdagangkannya ....... 99

3. Dari Sisi Pemeliharaannya ............................. 106

4. Dari Sisi Hukum Membunuhnya ................... 119

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................... 131

B. Saran..................................................................... 133

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 135

Page 18: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt., Tuhan semesta alam. Shalawat

dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad saw., keluarga, para sahabatnya, dan seluruh

pengikutnya hingga akhir zaman.

Selanjutnya, penulis menyampaikan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu hingga penyusunan skripsi

ini bisa terselesaikan. Secara khusus penulis menyampaikan

terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA., selaku Rektor

IIQ Jakarta

2. Dr. K.H. Ahsin Sakho Muhammad, MA., selaku

mantan Rektor IIQ Jakarta

3. Dra. Hj. Maria Ulfah, MA., selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin IIQ Jakarta.

4. Bapak Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag., selaku dosen

pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih

telah dengan sabar, dan ikhlas meluangkan waktu untuk

Page 19: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

vii

memberikan bimbingan, dan saran-saran yang sangat

berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

5. Para dosen dan dan seluruh staf Fakultas Ushuluddin

yang telah mendedikasikan ilmunya kepada penulis

selama masa perkuliahan.

6. Teman-teman seperjuangan Ushuluddin angkatan 2011.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca dan semoga Allah swt. membalas semua

kebaikan pihak-pihak yang telah turut serta membantu dalam

penyelesaian skripsi ini. âmîn yâ rabb al-‘âlamîn

Jakarta, 6 Juni 2015

Page 20: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadis ialah semua perkataan, perbuatan, dan taqrîr Nabi

saw. yang berkaitan dengan hukum syara’.1 Dalam agama

Islam, hadis memiliki peranan yang sangat penting, karena ia

menempati urutan kedua setelah Al-Qur`an sebagai sumber

hukum Islam.2 Bagaimanapun juga untuk memperoleh

pemahaman keagamaan yang sempurna, diperlukan adanya

petunjuk yang tidak hanya dari Al-Qur‟an saja, sebab, Al-

Qur‟an merupakan petunjuk yang universal. Oleh karena itu

dibutuhkan hadis sebagai penjelas dari makna yang terkandung

di dalamnya.

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu

menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan

kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”3 (QS. An-

Nahl [16]: 44)

1 Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Cet. V, h. 15

2 Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci, (Jakarta: Kementrian

Agama Republik Indonesia, 2012), Cet. I, h. 1 3 Kementrian Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, (Jakarta: Pustaka

Alfatih, 2009), Juz ke-14, h. 272

Page 21: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

2

Dalam segala aspek, umat Islam tidak bisa berlepas diri

dari hukum. Termasuk di antaranya, mereka tidak bisa

mengabaikan hadis-hadis Rasulullah. Begitu banyak aspek

yang termuat dalam hadis, seperti misalnya hubungan interaksi

antar sesama makhluk, mulai dari manusia dengan sesama

manusia, hingga hubungan interaksi antara manusia terhadap

hewan. Rasulullah telah menjelaskan semua dalam sabda-

sabdanya. Namun masih banyak umat Islam yang mengira

beretika hanya patut diberlakukan kepada sesama manusia saja,

sedangkan pada makhluk selainnya hal itu tidak dibutuhkan.

Masih banyak umat Islam yang mengabaikan pesan Rasulullah

untuk berlaku baik terhadap hewan. Termasuk di antaranya

pesan untuk berlaku adil terhadap anjing. Di antara perlakuan

yang tak wajar ditujukan oleh umat Islam salah satu di

antaranya yaitu peristiwa yang dialami oleh Reza Irmansyah,

salah seorang muslim berkewarganegaraan Indonesia, yang

menulis di dalam blog-nya bahwa ketika ia masih duduk di

bangku SMU, ada seekor anjing yang tersesat masuk ke

pemukiman warga dan disiram oleh seorang warga sambil

mengumpat “Binatang najis!”4 peristiwa lainnya yang penulis

alami sendiri sekitar dua tahun yang lalu di daerah Sungai

4 http://moslemdogloverrezairmansyah.blogspot.com, diakses pada

tanggal 11-11-2014

Page 22: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

3

Pinyuh kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, yakni

ditabraknya seekor anjing oleh pengguna sepeda motor yang

merupakan seorang pria berbusana taqwa dan berkopiah

(busana yang dikenakannya menunjukkan kejelasan

identitasnya sebagai seorang muslim). anjing yang telah

ditabrak itu seketika jatuh dan tak sanggup bergerak sementara

pria yang menabraknya hanya mengalami luka kecil di bagian

betisnya. Walaupun demikian, pria itu tidak menolong anjing

tersebut. Ia pergi begitu saja meninggalkan anjing tersebut di

tengah jalan. Ini sangat berbeda bila peristiwa kecelakaan

tersebut terjadi pada seekor kucing. Beberapa tahun yang lalu

masih di daerah yang sama, pernah pula penulis saksikan

secara nyata bagaimana seorang muslim begitu ketakutan bila

menabrak seekor kucing, ia akan dengan segera menolong

kucing tersebut.

Dari pengalaman penulis dan pemaparan Reza Irmansyah

di atas, penulis melihat agaknya anjing merupakan hewan yang

memiliki porsi kedudukan yang tidak setara dengan hewan-

hewan lainnya. Padahal menurut Quraish Shihab, anjing

merupakan hewan dengan kemampuan lebih tinggi dibanding

hewan-hewan lainnya bahkan bila dibandingkan dengan

manusia sekalipun. Ia merupakan hewan yang memiliki

Page 23: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

4

pendengaran dan penciuman lebih tajam daripada manusia. Ia

juga merupakan hewan yang mudah dididik dan dilatih.5

Perlakuan diskriminasi yang ditujukan oleh orang-orang

muslim di atas dikarenakan menurut mereka anjing merupakan

hewan yang memiliki kadar hukum kenajisan yang tak

sebanding dengan hewan lain. Sehingga ia tak berhak

dimuliakan bahkan ditolong dalam keadaan darurat sekalipun.

Meski demikian, adakah sisi lain dari anjing ini memiliki

keistimewaan? tatkala ia berguna untuk hal-hal sosial, seperti

misalnya menjadi penjaga rumah, membantu polisi dalam

melacak tindak kejahatan, atau mungkin untuk berburu, apakah

ia akan tetap dinilai buruk dan berlaku hukum keharaman

atasnya?

Sebagaimana halnya anjing yang didiskriminasi, apakah

kucing dan hewan-hewan lainnya juga seutuhnya harus

dimuliakan secara berlebihan? Benarkah pada mereka tidak

berlaku hukum keharaman seperti halnya anjing?

Hadis-hadis tentang anjing telah dikemukakan oleh

Rasulullah sejak ribuan tahun yang lalu. Betapa banyak

masyarakat muslim yang mengaji, namun begitu minimnya

dari mereka yang mau mengkaji.

5 M. Quraish Shihab, Dia di Mana-mana, (Jakarta: Lentera Hati,

2005), Cet. II, h. 254-255

Page 24: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

5

Dari sinilah, penulis tertarik untuk membahas dan

mengupas semua pemahaman yang beredar di masyarakat

awam terhadap anjing dengan berorientasi pada hadis-hadis

Rasulullah saw. dengan skripsi yang berjudul “Anjing dalam

Perspektif Hadis.”

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari kerangka dan latar belakang masalah, maka

muncul beberapa permasalahan yang menjadi acuan

pembahasan yakni sebagai berikut:

1. Adanya pendapat yang menyatakan anjing itu najis dan

tidak patut dimuliakan oleh umat muslim.

2. Adanya pendapat yang menyatakan kucing lebih mulia

daripada anjing.

3. Adanya perlakuan yang mendiskriminasi anjing di

antara hewan-hewan lainnya oleh masyarakat muslim

saat ini.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat bahwa pembahasan tentang “Anjing dalam

Perspektif Hadis” akan sangat luas cakupannya, maka penulis

membatasi pembahasan hanya berkisar pada:

Page 25: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

6

1. Kenajisan Anjing.

2. Posisi anjing di antara hewan-hewan lainnya

berdasarkan pada perspektif hadis.

Sehingga permasalahan yang akan dikaji dalam tulisan ini

adalah rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimana konteks tentang kenajisan anjing ini dalam

kajian hadis?

2. Bagaimana memposisikan anjing secara proposional di

antara hewan-hewan lainnya menurut perspektif hadis?

D. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini memiliki beberapa tujuan di

antaranya:

1. Untuk mengetahui bagaimana konteks tentang

kenajisan anjing dalam kajian Hadis.

2. untuk mengetahui bagaimana seharusnya masyarakat

muslim memperlakukan anjing secara proporsional

sesuai dengan hadis-hadis yang dikemukakan oleh

Rasulullah saw.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah:

1. Manfaat untuk masyarakat :

Page 26: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

7

a. Dengan mengetahui definisi dan segala aspek yang

berkaitan dengan anjing baik itu melalui hadis-hadis

maupun ayat Al-Qur`an, semoga masyarakat umum

khususnya masyarakat muslim dapat memposisikan

anjing pada posisi yang proporsional sesuai dengan

kegunaannya sebagaimana yang dikemukan dalam

hadis.

b. Dengan mengetahui adanya hadis-hadis yang

berbicara tentang anjing, semoga tidak ada lagi

masyarakat muslim yang memberikan perlakuan

diskriminatif di antara anjing dengan hewan-hewan

lainnya.

2. Manfaat untuk penulis sendiri, yakni dengan

mengetahui begitu banyak hadis-hadis yang berbicara

tentang anjing, penulis berupaya untuk tidak sekedar

ber-taqlid buta, sebagaimana kebanyakan masyarakat

awam yang ketika mendengar sesuatu berkenaan

dengan syari‟at hanya berdasarkan pada “katanya”

semata, tanpa mengetahui sumber asli redaksinya.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian tentang “Anjing dalam Perspektif Hadis”

ini terdapat beberapa skripsi dengan judul dan pembahasan

Page 27: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

8

yang berkaitan dengan skripsi yang akan penulis teliti. Adapun

beberapa skripsi tersebut di antaranya adalah:

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Choiratun Nafi‟ah,

tahun 2004 dengan judul “Hadis-Hadis tentang Terputusnya

Salat karena Melintasnya Anjing, Keledai dan Wanita.”

Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam

Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini

membahas tentang esensi shalat yang terkandung dalam hadis

“terputusnya salat karena melintasnya anjing, keledai dan

wanita” bila dikaji dari sisi matan hadis. Choiratun dalam

skripsinya mencoba mengungkap makna kontekstual hadis

yang dinilai shahih oleh ulama jarah wa ta’dil dari sisi sanad,

namun di sisi matan terdapat kerancuan dalam pemahaman

maknanya. 6

Antara skripsi yang ditulis oleh Choiratun dengan

skripsi yang penulis kaji terdapat kesamaan tema yakni secara

garis besar dalam kajiannya juga melibatkan anjing, namun

dalam pemaparannya, Choiratun lebih memfokuskan bahasan

pada permasalahan “shalat” bukan pada anjingnya. Sedangkan

pada skripsi yang penulis kaji, penulis memfokuskan

6 Lihat karya Choiratun Nafi‟ah, “Hadis-Hadis Tentang Terputusnya

Salat Karena Melintasnya Anjing, Keledai Dan Wanita.” Skripsi, Tafsir

Hadis, Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2004. Tidak diterbitkan

Page 28: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

9

pembahasan justru pada permasalahan seputar anjing yang

terdapat dalam hadis.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Nani Fitriani, tahun 2006

dengan judul “Etika terhadap Binatang Menurut Rasulullah

dalam Kitab Bukhâri dan Muslim.” Jurusan Tafsir Hadis,

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas

hadis-hadis yang berbicara tentang etika terhadap binatang

secara global. Dalam skripsinya, Nani menyebutkan berbagai

jenis hewan yang tertulis di kitab Shahih al-Bukhâri dan

Muslim, dan hanya seputar etika yang terkait dengan hewan

tersebut.7 Antara skripsi yang ditulis oleh Nani dengan skripsi

yang akan penulis kaji memiliki kesamaan tema, yakni sama-

sama membahas hadis tentang binatang. Namun, dalam kajian

ini, penulis memfokuskan pembahasan hanya pada hadis-hadis

yang berbicara tentang anjing secara spesifik, yang temanya

tidak hanya terfokus pada etika, namun juga pada kenajisan

anjing, dan proposionalitas kedudukan hewan tersebut di antara

hewan lainnya.

7 Lihat karya Nani Fitriani, ”Etika terhadap Binatang Menurut

Rasulullah Dalam Kitab Bukhari dan Muslim”, Skripsi, Tafsir Hadis,

Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2006. Tidak diterbitkan

Page 29: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

10

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Khairul Umam, tahun

2014 dengan judul “Flora dan Fauna dalam Perspektif Hadis.”

Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalam skripsi ini

Khairul Umam membahas hadis-hadis tentang flora dan fauna

yang mencangkup hadis-hadis tentang habbat as-Sauda`,

Kurma, Zaitun, Lalat, dan Kambing.8 Antara skripsi yang

dibahas oleh Khairul Umam dengan skripsi yang penulis bahas

memiliki kesamaan tema yakni membahas hadis-hadis tentang

fauna (hewan), namun dalam kajian objek yang berbeda. objek

fauna yang dibahas oleh khairul umam adalah seputar lalat dan

kambing, sementara objek fauna yang akan penulis bahas di

dalam skripsi ini adalah seputar anjing.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif

yang perolehan datanya melalui penelitian kepustakaan

(library research), yaitu suatu rangkaian kegiatan

pengumpulan data pustaka, dengan membaca dan

8 Lihat karya Khairul Umam, “Flora dan Fauna Dalam Perspektif

Hadis”, Skripsi, Tafsir Hadis, Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak diterbitkan

Page 30: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

11

mencatat serta mengolah bahan penelitian.9 Yakni

penulis akan melakukan penyelidikan terhadap kitab-

kitab hadis maupun buku-buku bacaan yang berkaitan

dengan pembahasan dalam skripsi ini yakni seputar

anjing, yang kemudian dari bacaan tersebut penulis

mengklarifikasi materi dan menuangkannya dalam

bentuk tulisan.

2. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah hadis-

hadis yang berbicara tentang anjing dalam kitab-kitab

kutub as-Sittah sebagai rujukan primer. Dan sejumlah

buku-buku yang masih ada kaitannya dengan objek

penelitian seperti kitab-kitab syarah hadis, terutama

kitab Fath al-Bârî karya Ibn Hâjar al-„Asqalânî, dan

bahan-bahan rujukan lain yang relevan dengan objek

kajian yang dibahas sebagai rujukan sekunder.

3. Metode Analisa

Adapun metode analisa yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis.

Deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk

pemecahan masalah yang diteliti dengan cara

9 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2004), h. 3

Page 31: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

12

menguraikan secara teratur keadaan objek penelitian.10

Analitis ialah metode yang digunakan untuk memeriksa

data-data yang ada secara konsepsional sesuai dengan

permasalahan yang diteliti untuk kemudian diklasifikasi

dan diperoleh kejelasan data yang sesungguhnya.11

Maka berdasarkan pada metode tersebut, dalam

menyelesaikan penelitian ini, penulis akan

mengumpulkan sejumlah hadis yang berbicara tentang

anjing, kemudian menganalisa hadis-hadis tersebut

dengan memaparkan penjelasannya berdasarkan kitab-

kitab syarah, maupun buku-buku pendukung yang

relevan dengan kajian yang dibahas agar kemudian

dapat diambil kesimpulannya.

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis mengacu

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an yang diterbitkan oleh

IIQ Press tahun 2011.

10

Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994), Cet. I, h. 73 11

Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Terj. Suyono Sumargono,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1998), Cet. III, h. 18

Page 32: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

13

H. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang

apa yang diuraikan dalam skripsi ini, dan agar pembahasan

skripsi ini lebih terarah dan sistematis, maka pembahasan

dibagi menjadi lima bab. Pada bab pertama berisi Pendahuluan

yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

Selanjutnya pada bab kedua, penulis menjelaskan tentang

anjing yang mencangkup pengertian anjing baik secara

etimologi maupun terminologi, sejarah keberadaan anjing dan

kedekatannya dengan manusia, kegunaan anjing bagi

kehidupan manusia, anjing bila ditinjau dari kacamata

kesehatan yang mencangkup penjelasan tentang jenis-jenis

penyakit yang menyerang anjing dan dapat menular kepada

manusia, serta, anjing bila ditinjau dari pandangan Al-Qur`an

yang berisikan tentang ayat-ayat yang memuji maupun

mencela anjing dalam Al-Qur`an yang akan penulis kaji

melalui penafsiran beberapa ulama mufassir di dalam kitab-

kitab tafsir Ibn Katsir, tafsir al-Qurthubi, dan tafsir Al-Misbah.

Karena penulisan ini terfokus pada hadis-hadis yang

berbicara tentang anjing, maka pada pembahasan bab ketiga,

Page 33: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

14

penulis memaparkan tentang hadis-hadis yang memerintahkan

untuk membasuh bejana yang dijilat anjing, hadis tentang

diampunkan dosa seseorang karena menolong seekor anjing,

hadis tentang hasil penjualan anjing, hadis tentang berburu

dengan menggunakan anjing, hadis tentang memelihara anjing,

hadis tentang malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang

di dalamnya terdapat anjing, dan hadis tentang membunuh

anjing secara umum, yang ditinjau dari sisi redaksi hadis dan

syarh (penjelasan) dari hadis tersebut berdasarkan pada kitab

syarah Fath al-Bâri, maupun kitab-kitab syarah lainnya yang

relevan dengan pembahasan hadis-hadis di atas.

Adapun bab keempat merupakan bab inti di mana pada

bab ini akan dikemukakan tentang analisis terhadap hadis-hadis

yang menyebutkan tentang kenajisan anjing, yang mana dalam

sub babnya penulis membahas antara lain mengenai jilatan

anjing dan air liurnya, serta analisis kenajisan anjing bila

dikorelasikan dengan penelitian saintis. Kemudian selanjutnya

adalah analisis hadis-hadis yang berbicara tentang

proporsionalitas kedudukan anjing di antara hewan lain, di

mana dalam sub babnya penulis membahas antara lain

mengenai proporsionalitas kedudukan anjing dengan hewan

lain bila dikaji dari sisi jilatannya, dari sisi hukum

Page 34: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

15

memperdagangkannya, dari sisi pemeliharaannya, dan dari sisi

hukum membunuhnya.

Dan bab kelima adalah rangkaian penutup dari seluruh

pembahasan, serta saran guna melengkapi pembahasan di atas

yang sangat terbatas.

Page 35: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

131

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan keterangan dari seluruh hadis-hadis yang

penulis teliti, serta menyikapi semua persepsi masyarakat Islam

tentang anjing, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

anjing mendapat pandangan yang berbeda oleh ulama madzhab

mengenai hukum kenajisannya. Secara kontekstual, hadis-hadis

yang berbicara tentang kenajisan anjing menyatakan bahwa

yang menjadikan anjing itu najis adalah jilatannya (air liurnya).

Sebagaimana mayoritas ulama muhadditsin berpendapat yang

menjadikan anjing itu najis adalah dalil yang memerintahkan

untuk membasuh bejana yang telah dijilat olehnya:

Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam bersabda: "Sucinya bejana kalian apabila ia

dijilat oleh anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali, yang

pertama dengan tanah." (HR.Muslim)

Page 36: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

132

Di mana berdasarkan pada hadis ini, timbullah berbagai

persepsi yang berbeda dari ulama empat madzhab dalam

mentoleri kenajisan anjing. Ulama madzhab Maliki

berpendapat bahwa semua jenis anjing yang hidup adalah suci

baik badannya, bulunya, maupun air liurnya. Ulama mazhab

Hanafi berpendapat, bahwa yang najis pada anjing itu hanyalah

mulut, air liur, dan kotorannya saja. Selain dari itu dihukumi

suci. kalangan madzhab Hambali memiliki pendapat yang sama

seperti mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa anjing itu

seluruhnya najis, baik itu air liur, kotoran, keringat, dan semua

yang terdapat padanya. Namun para ulama ini memiliki

argumentasi masing-masing untuk menguatkan pendapat

mereka. Meski sebagian madzhab menghukumi anjing itu

najis, namun mereka memberikan pengecualian pada anjing

yang dapat diambil manfaatnya seperti anjing pemburu,

penjaga ternak, maupun tanaman. Pendapat ini didukung pula

dengan dalil Al-Qur`an (Q.S. Al-Maidah [5]: 4) yang

menyatakan kebolehan menggunakan anjing yang terlatih

untuk berburu binatang.

Adapun letak proporsionalitas anjing di antara hewan lain

adalah pada kegunaannya. Tatkala anjing dapat terlatih dan

memberikan banyak manfaat untuk manusia, maka mayoritas

ulama memberikan keringanan untuk memeliharanya.

Page 37: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

133

Sedangkan pada hewan lainnya, tatkala ia dipelihara hanya

untuk hobi atau untuk berbangga diri, maka mayoritas ulama

mengharamkannya. baik anjing maupun hewan lainnya, selama

mereka tidak menimbulkan mudharat atau mengancam

kehidupan manusia, maka haram memperlakukannya secara

semena-mena, apalagi sampai membunuhnya.

B. Saran

Hadis-hadis yang dikutip oleh penulis hanya beberapa

hadis dari sekian banyak hadis-hadis Rasulullah saw. yang

berbicara tentang anjing. Kemungkinan masih ada hadis-hadis

lain yang berbicara tentang anjing yang belum teridentifikasi

oleh penulis. Dengan demikian, pembahasan skripsi ini

diupayakan agar menjadi pemacu untuk terus dilakukannya

pengkajian terhadap hadis-hadis Rasulullah saw. lainnya yang

berkenaan dengan anjing.

Page 38: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

135

DAFTAR PUSTAKA

al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Shahih Sunan Abu Daud,

terj. Tajuddin Arief, dkk, Jakrta: Pustaka Azzam, 2006

, Shahih Sunan Ibn Majah, terj. Iqbal dan Mukhlis

BM, Cet. II, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007

al-Asqalâniy, Ibn Hajar. Fath al-Bâri, Kairo: Dâr al-Hadîts,

2004

al-Asqalani, Ibn Hajar. Fathul Baari, terj. Amiruddin, Cet.

VIII, Jakarta: Pustaka Azzam, 2014

al-Asy‟ats, Abî Dâwud Sulaiman. Sunan Abî Dâwud, Kairo:

Dâr al-Hadîts, 1999

al-Azhim, Abu ath-Thayib Muhammad Syamsul Haq. „Aun al-

Ma‟bud Syarh Sunan Abî Dâwud, Terj. Asmuni, Cet. I,

Jakarta: Pustaka Azzam, 2008

al-Baghawi, Abu Muhammad bin Husain bin Mas‟ud Al-

Farra‟. Syarh As-Sunnah, terj. Syukur dan Ali

Murtadho, ditahqiq oleh Shidqi Muhammad Jamil, Cet

I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2013

al-Bassam, Abdullah bin Muhammad. Syarah Bulughul

Maram, terj. Thahirin Suparta, dkk, Cet. I, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2006

Page 39: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

136

al-Bukhârî, Abû „Abdillâh Muhammad bin Ismâ‟îl. Shahih al-

Bukhârî, Kairo: al-Maktabah al-Taufiqiyyah, 2012

ad-Dâruquthnî, Alî bin „Umar. Sunan ad-Dâruquthnî, terj.

Amir Hamzah Fachrudin, dkk, Cet. I, Jakarta: Pustaka

Azzam, 2007

Fitriani, Nani. “Etika Terhadap Binatang Menurut Rasulullah

Dalam Kitab Bukhari dan Muslim,” Skripsi, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, Tidak

diterbitkan

Fudhaili, Ahmad. Perempuan di Lembaran Suci, Cet. I, Jakarta:

Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012

Hamid, Farida. Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Surabaya:

Apollo, t.th

Harun, Salman, dkk, (ed.), Ensiklopedi Al-Quran Kajian

Kosakata Dan Tafsirnya, Jakarta: Yayasan Bimantara,

1997

„Itr, Nuruddin, „Ulumul Hadis, Cet. II, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2012

al-Jâhizh, Kitab al-Hayawân, Beirut: dar al-Jil, t.th

Katsîr, Ibn. Tafsîr Al-Qur`an Al-„Azhîm, Kairo: Dâr al-Hadîts,

2002

Kementrian Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, Jakarta:

Pustaka Alfatih, 2009

Page 40: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

137

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an Badan Litbang dan

Diklat Kemenag RI, Hewan Dalam Perspektif Al-

Qur‟an dan Sains, Cet. I, Jakarta: Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur`an, 2012

Mudasir. Ilmu Hadis, Cet. V, Bandung: Pustaka Setia, 2010

Munawwir, Ahmad Warson. al-Munawwir Kamus Arab-

Indonesia, Cet. XIV Surabaya: Pustaka Progressif, 1997

Muslim bin Hajjaj. Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawî, Cet.

IV, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2001

Nafi‟ah, Choiratun. “Hadis-Hadis Tentang Terputusnya Salat

Karena Melintasnya Anjing, Keledai Dan Wanita.”

Skripsi, Tafsir Hadis, Ushuluddin, Universitas Islam

Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004. Tidak

diterbitkan

an-Nasâ`î, Ahmad bin Syu‟aib Abdurrahman. Sunan an-

Nasâ`î, Kairo: Dâr al-Hadîts, 1999

Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. Penelitian Terapan, Cet. I,

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994

an-Nawawi, Imam. Syarah Shahih Muslim, terj. Amir Hamzah,

Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2011

, al-Majmu‟ (Syarah al-Muhadzdzab), terj. Umar

Mujtahid dan Abdul Somad, Cet. I, Jakarta: Pustaka

Azzam, 2010

Page 41: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

138

Katsoff, Louis O. Pengantar Filsafat, Terj. Suyono

Sumargono, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992

Qardhawi, Yusuf. al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, Terj.

Wahid Ahmadi, dkk, Surakarta: Era Intermedia, 2007

al-Qazrînî, Abî „Abdillâh Muhammad bin Yazîd. Sunan Ibn

Mâjah, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2010

al-Qurthubi. Tafsir al-Qurthubi, terj. Asmuni, Cet. I, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2008

Qutaibah, Ibnu. Ensiklopedia Hadis, terj. Tim Bania, Vol. I,

Jakarta: Bania Publishing, 2010

. Ta`wil Hadis-hadis yang Dinilai Kontradiktif,

ditahqiq dan dita‟liq oleh Muhammad Abdurrahim. terj. Team

Foksa, Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008

Rahman, Fatchur. Ikhtisar Mushthalahul hadits, Cet. I,

Bandung: al-Ma‟arif, 1974

Sahabuddin (ed.). Ensiklopedia Al-Qur`an Kajian Kosakata,

Cet. I, Jakarta: Lentera Hati, 2007

Santoso, Bobby dan N.S. Budiana. Anjing, Cet. I, Jakarta:

Agriflo, 2015

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah, Cet. I, Jakarta: Lentera

Hati, 2009

Page 42: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

139

. M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman

yang Patut Anda Ketahui, Cet. XI, Jakarta: Lentera

Hati, 2008

. al-Lubab, Cet. I, Tangerang: Lentera Hati, 2012

. Dia di Mana-mana, Cet. II, Jakarta: Lentera Hati, 2005

Sugono, Dendi (ed.). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I

Edisi IV, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008

asy-Syâfi‟i, Imam. al-Umm, ditahqiq dan ditakhrij oleh Rif‟at

Fauzi dan Abdul Muththalib, Cet. I, Jakarta: Pustaka

Azzam, 2014

asy-Syaukani. Ringkasan Nailul Authar, terj. Amir Hamzah

Fachruddin dan Asep Saefullah, Cet. II, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2011

Thalbah, Hisyam. Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur`an dan Hadis,

terj. Syarif Hade Masyah, Cet I, Bekasi: Sapta Sentosa,

2008

at-Tirmidzî, Abû „Îsa Muhammad bin „Isâ. Sunan at-Tirmidzî,

Kairo: Dâr al-Hadîts, 2005

Umam, Khairul. “Flora dan Fauna Dalam Perspektif Hadis”,

Skripsi, Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta,2014. Tidak diterbitkan (t.d)

Page 43: ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS - repository.iiq.ac.id

140

Wheindrata HS. Buku Pintar Kesehatan Anjing Ras,

Yogyakarta: Lily Publisher, 2012

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya

Agung, tth

Yuslem, Nawir. Ulumul Hadis, Cet. I, ttp: PT. Mutiara Sumber

Widya, 2001

Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2004

Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam wa Adillatuhu, terj. Abdul

Hayyie al-Kattani, dkk, Cet. I, Jakarta: Gema Insani,

2010

. Fiqih Imam Syafi‟i, terj. Muhammad Afifi, dkk, Cet. I,

Jakarta: Almahira, 2010

WEBSITE

http://moslemdogloverrezairmansyah.blogspot.com

http://www.alkhoirot.net/2012/05/najis.html#6