dimensi sastra dalam tafsir al-ubairiz fÎ tafsÎri...

50
DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI GHARÂIBIL QUR’ÂNIL AZÎZ KARYA KH. AHMAD MUSTOFA BISRI Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Yukhanit NIM. 14210622 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: others

Post on 28-Mar-2021

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ

TAFSÎRI GHARÂIBIL QUR’ÂNIL AZÎZ KARYA KH.

AHMAD MUSTOFA BISRI

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Yukhanit

NIM. 14210622

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ

TAFSÎRI GHARÂIBIL QUR’ÂNIL AZÎZ KARYA KH.

AHMAD MUSTOFA BISRI

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Yukhanit

NIM. 14210622

Pembimbing:

Dr. H. M. Ulinnuha Lc., MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 3: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti
Page 4: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-

UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI GHARÂIBIL QUR’ÂNIL AZÎZ KARYA K.H.

AHMAD MUSTOFA BISRI” yang disusun oleh Yukhanit Nomor Induk

Mahasiswa: 14210622 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang

munaqasyah.

Jakarta, 12 Juli 2018 M

28 Syawwal 1439 H

Pembimbing,

Dr. H. M. Ulinnuha, Lc., MA.

Page 5: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-

UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI GHARÂIBIL QUR’ÂNIL AZÎZ KARYA K.H.

AHMAD MUSTOFA BISRI” oleh Yukhanit dengan Nomor Induk

Mahasiswa 14210622 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal

18 Agustus 2018. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 21 Oktober 2018

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfa, MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dra. Hj. Maria Ulfa, MA Dra. Ruqoyyah Tamami

Penguji I Penguji II

Ali Mursyid, MA Ahmad Hawasi, MA

Pembimbing

Dr. H. M. Ulinnuha, Lc., MA.

Page 6: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yukhanit

NIM : 14210622

Tempat/ Tanggal Lahir : Rembang/ 08 Juni 1993

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Dimensi Sastra dalam Tafsir Al-

Ubairiz fÎ Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz Karya K.H. Ahmad Mustofa

Bisri” adalah benar-benar karya saya, kecuali kutipan-kutipan yang sudah

disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 12 Juli 2018 M

28 Syawwal 1439 H

Yukhanit

Page 7: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

iv

PERSEMBAHAN

Sebuah persembahan bagi kedua orang tuaku atas tetesan keringat dan

rintihan do’a yang menjadi semangat dalam harapanku. Karena dari

merekalah semua harapan itu berawal. Untuk keluargaku, Guru-guruku dan

para pecinta Al-Qur’an.

Page 8: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

v

MOTTO

وعلمه القرأن تعلم من كمخير

لن قرأن سيناهو ووغكغ ايكو يا كابيه أواءمو بجيككى بجيك ساء"

"قرأن غاجى مولاغ ووغكغ

(Sebaik-baik kalian adalah orang yang mau belajar Al-Qur’an dan mau

mengamalkannya)

Page 9: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah syukron ‘alâ nawâlih, wassholâtu wassalâmu ‘alâ sayyidinâ

Muhammadin wa âlih...

Segala puji bagi yang maha suci, syukur kepada Allah atas

karunianya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad saw.dan keluarganya. Skripsi ini tidak akan rampung tanpa

campur tangan oarang-orang terkasih. Oleh karena itu ucapan terimakasih

kami sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua, yang telah merelakan segala hal demi anaknya;

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA selaku Rektor

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta;

3. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA. selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

yang selalu mengabdikan diri untuk Fakultas Ushuluddin dan

Dakwah dalam mencetak generasi Al-Qur`an yang berwawasan

keilmuwan;

4. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. Selaku Ketua

Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir (IAT) Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta sekaligus dosen pembimbing skripsi yang

selalu memberikan bimbingan, arahan, saran serta pengertian

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik;

5. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., MA, dan Ibu Hj. Ade

Halimah selaku instruktur tahfidz yang selalu berkenan kita

repotkan, yang selalu bersedia menghadapi ketidaksempurnaan

dalam hafalan kita. Dan segenap instruktur tahfidz lainnya,

terimakasih telah menjadi jalan bagi kami dalam menghafal Al-

Page 10: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

vii

Qur’an. Semoga keberkahan Al-Qur’an senantiasa mengiringi

setiap langkah perjuangan;

6. KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) atas izinnya yang

diberikana kepada penulis untuk mengkaji kitab tafsir beliau

dalam skripsi ini;

7. Bapak dan Ibu Dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, yang

telah mengabdikan ilmunya demi kebaikan seluruh

mahasiswanya;

8. Ibu Suci dan Ibu Qoqoy selaku staf Fakultas Ushuluddin dan

Dakwah, yang rela menjadi tempat bertanya mahasiswa, dan

membantu melewati setiap proses yang dilalui mahasiswa

Fakultas Ushuluddin dan Dakwah;

9. Kedua kakak kandungku Mbak Ella dan Kak Mun, yang selalu

bersedia menjadi tempat berbagi. Terimakasih telah menemani

dan merangkul dalam persaudaraan ini;

10. Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Pusat Studi

Al-Qur’an (PSQ) Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

UNNES Semarang dan perpusda Rembang yang telah

menyumbangkan sarana prasarana dalam menyusun skripsi ini;

11. Pesantren Takhasus IIQ Jakarta dan Kampus IIQ Jakarta, yang

berkenan menjadi ladang ilmu dan tempat berbagi selama 4 tahun

ini;

12. Sahabat seperguruan Ushuluddin A & B yang telah menjadi

partner terbaik dalam suka duka selama 4 tahun, terimakasih telah

mengukir cerita indah bersama;

13. Sembilan teman seperjuangan bimbingan skripsi bersama Bpk.

Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. Terimakasih kalian telah

menemani suka duka perjuangan ini dengan tulus;

Page 11: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

viii

14. Teman-teman angkatan 2014, terimakasih atas semua cerita

indahnya;

15. Seluruh pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian skripsi ini,

semoga Allah membalas dengan yang lebih baik.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan, karena itu segala kritik dan saran yang

membangun akan menyempurnakan penulisan skripsi ini. Dan akhir kata,

kepada Allah aku tengadahkan tanganku agar diberikan kemanfaatan atas

tulisan ini untuk diriku dan orang-orang yang sepadan denganku dari kaum

awam. Semoga Allah menjadikan ilmuku ikhlas karena-Nya. Dan

sesungguhnya Dia-lah yang maha pemurah, pengasih, dan penyayang.

Jakarta, 12 Juli 2018 M

28 Syawwal 1439 H

Yukhanit

Page 12: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................ii

PERNYATAAN PENULIS.........................................................................iii

PERSEMBAHAN........................................................................................iii

MOTTO........................................................................................................iv

KATA PENGANTAR..................................................................................v

DAFTAR ISI..............................................................................................viii

PEDOMAN TRANSLITERASI.................................................................xi

ABTRAKSI................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. ........1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 12

C. Pembatasan danPerumusan Masalah ............................................... 12

D. Tujuan Penelitian ............................................................................ .13

E. Manfaat Penelitian .......................................................................... .13

F. Tinjauan Pustaka ....................................................................... .......14

G. Metodologi Penelitian ...................................................................... 20

Page 13: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

x

BAB II DISKURSUS SASTRA JAWA

A. Pengertian Sastra .............................................................................. 25

B. Karya Sastra ..................................................................................... 26

C. Sejarah Perkembangan Sastra Jawa..................................................28

D. Macam-Macam Bentuk dan Jenis Sastra Jawa ................................ 32

E. Tulisan Pegon................................................................................... 40

1. Sejarah Munculnya Pegon ......................................................... 40

2. Bentuk Tulisan Pegon ................................................................ 41

3. Macam-Macam Tulisan Pegon...................................................43

F. Tingkatan Tutur Kata dalam Bahasa Jawa....................................... 45

BAB III PROFIL MUFASSIR DAN TAFSIR

A. Profil Mufassir ................................................................................. 51

1. Riwayat Hidup KH. A. Mustofa Bisri ....................................... 51

2. Dunia Sastra KH. A. Mustofa Bisri ........................................... 57

3. Karya-Karya KH. A. Mustofa Bisri ........................................... 63

B. Profil Tafsir ...................................................................................... 66

1. Latar Belakang Penulisan...........................................................67

2. Metode, Bentuk, Corak dan Sistematika....................................69

BAB IV ANALISA DIMENSI SASTRA JAWA TERHADAP TAFSIR

AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI GHARÂIBIL QUR’ÂNIL AZÎZ

KARYAKH. A. MUSTOFA BISRI

A. Tafsir al-Ubairiz dalam Ragam Sastra Jawa ................................ ...81

B. Tafsir al-Ubairiz dalam Ragam Tulisan Pegon.................................87

C. Tafsir al-Ubairiz dalam Tingkat Tutur Kata Bahasa Jawa................92

Page 14: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... .101

B. Saran....………………………………………………………........103

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin mengikuti pedoman yang diberlakukan dalam

petunjuk praktis penulisan skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

A. Konsonan

No Huruf

Arab Huruf Latin No

Huruf

Arab Huruf Latin

Sh ص A 14 ا 1

Dh ض B 15 ب 2

Th ط T 16 ت 3

Zh ظ Ts 17 ث 4

‘ ع J 18 ج 5

Gh غ H 19 ح 6

F ف Kh 20 خ 7

Q ق D 21 د 8

K ك Dz 22 ذ 9

L ل R 23 ر 10

M م Z 24 ز 11

N ن S 25 س 12

W و Sy 26 ش 13

Page 16: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

xiii

No Huruf Arab Huruf Latin

H ه 27

‘ ء 28

Y ي 29

B. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a آ : ȃ ي... : ai

Kasrah : i ي : ȋ و... : au

Dhammah : u و: ȗ

C. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh: البقرة : al-

Baqarah.

b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti alif lam (ال)syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya. Contoh: الرجل: ar-rajul

c. Syaddah (Tasydȋd)

Syaddah (Tasydȋd)dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ), sedangkan untuk alih aksaran ini dilambangkan dengan

Page 17: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

xiv

huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda

tasydȋd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydȋd yang

berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah

kata sandang yang diikuti oelh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

اللها Ȃmanna billȃhi :أمنابا

d. Ta’ Marbȗthah (ة)

Ta’ Marbȗthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi

huruf “h”. Contoh: ف ئادةا al-Af'idah :ال

Sedangkan ta’ Marbȗthah (ة) yang diikuti atau disambungkan

(di-washal) dengan kata benda (isim) maka dialih aksarakan

menjadi huruf “t”. Contoh: بة لةنصا Ȃmilatun Nȃshibah‘ :عاما

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti

penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,

nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD

berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic),

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun nama diri

yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis

kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh:

‘Alȋ Hasan al-‘Ȃridh. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan

nama-nama surah menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-

Qur`an, Al-Baqarah, dan seterusnya.

Page 18: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

xv

ABSTRAKSI

Dewasa ini banyak muncul kitab-kitab tafsir yang berbahasa

selain bahasa Arab. Selain itu banyaknya Mufassir dari berbagai macam

latar belakang. Salah satunya munculnya Kitab Al-Ubairiz Fî Tafsîri

Gharâibil Qur’ânil Azîz. Kitab ini adalah salah satu karya sastrawan

Indonesia yaitu KH. Ahmad Mustafa Bisri. Tafsir ini ditulis dengan dua

bahasa yakni bahasa Jawa dengan tulisan pegon dan bahasa Indonesia

dengan tulisan latin. Keberadaan tafsir ini lengkap 30 juz dan hanya

menafsirkan kata-kata yang dianggap gharib.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dimensi sastra yang

terkandung dalam tafsir karya Gus Mus. Sastra yang dimaksud disini

adalah Sastra Jawa dan dimensi sastra yang dianalisa adalah dari segi

bahasa dan tulisannya. Tentu sebelumnya akan dilakukan kategorisasi

dalam Sastra Jawa. Dalam analisa dimensi sastra dari segi bahasa,

penelitian ini memfokuskan pemetaan terhadap tingkatan tutur kata

dalam berbahasa Jawa yaitu apakah masuk dalam ragam ngoko, madya,

atau krama. Selanjutnya dalam analisa dimensi sastra dari segi tulisan

penelitian ini melakukan pemetaan terhadap model tulisan pegon yang

dipakai dalam tafsir Al-Ubairiz Fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz.

Penelitian ini termasuk penelitian library research atau

kepustakaan yang menggunakan metode analisa data deskriptif-analisis.

Maka sumber utama dalam penelitian ini adalah kitab tafsir Al-Ubairiz

Fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz, dan sumber sekundernya adalah

buku-buku yang membahas tentang Sastra Jawa, tulisan pegon maupun

tingkat tutur kata dalam bahasa Jawa.

Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, dilihat berdasarkan

isinya masuk dalam jenis sastra Piwulang dan Islam. Kedua, dilihat dari

dimensi sastra sisi tulisan pegon yang digunakan tafsir al-Ubairiz secara

umum mengikuti model penulisan KH. Bisri Mustofa dalam tafsirnya al-

Ibriz. Ketiga, dilihat dari tingkatan tutur kata penggunaan bahasa Jawa,

terekam dalam tafsirnya menggunakan tingkat ngoko dan krama.

Page 19: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang di dalamnya mengandung

nilai-nilai sastra yang sangat tinggi. Inilah salah satu bukti kemukjizatan

Al-Qur’an yang tak tertandingi. Karena pada hakikatnya turunnya Al-

Qur’an adalah untuk menandingi kehebatan sastra yang pada saat itu

menjadi kebanggaan bangsa Arab.

Al-Qur’an merupakan kumpulan teks yang menuntut pemahaman

dan penafsiran yang mendalam. Tanpa adanya penafsiran, Al-Qur’an

tetap menjadi teks yang tidak bisa bicara. Oleh karena itu, upaya

penafsiran terhadap Al-Qur’an dari zaman Rasulullah sampai sekarang

masih terus berproses dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Hal ini

merupakan usaha manusia untuk memahami pesan-pesan Ilahi. Namun

demikian, sebaik apapun manusia dalam usaha menafsirkan Al-Qur’an,

ia hanya bisa sampai pada derajat pemahaman yang bersifat relatif. Oleh

karena itu, berbagai corak tafsir terus bermunculan diantaranya adalah

corak sastra.1

Sastra secara etimologi diambil dari bahasa-bahasa Barat (Eropa)

seperti literature (bahasa Inggris), littérature (bahasa Prancis), literatur

(bahasa Jerman), dan literatuur (bahasa Belanda). Semuanya berasal dari

kata litteratura (bahasa Latin) yang sebenarnya tercipta dari terjemahan

kata grammatika (bahasa Yunani). Litteratura dan grammatika masing-

masing berasal dari kata “littera” dan “gramma” yang berarti huruf

(tulisan atau letter). Dalam bahasa Prancis, dikenal adanya istilah belles-

1 Istianah, “Stilistika Al-Qur’an: Pendekatan Sastra Dalam Menginterpretasikan al-

Qur’an”, dalam Jurnal Hermeunetik, Vol. 8, No. 2, Desember 2014, h. 372.

Page 20: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

2

lettres untuk menyebut sastra yang bernilai estetik. Istilah belles-lettres

tersebut juga digunakan dalam bahasa Inggris sebagai kata serapan,

sedangkan dalam bahasa Belanda terdapat istilah bellettrie untuk

merujuk makna belles-lettres.2

Dalam bahasa Indonesia, kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta,

yaiku dari akar kata sas dalam kata kerja trurunan yang berarti

“mengarahkan”, “memberi petunjuk”, “intruksi”. Akhiran tra biasanya

menunjukkan “alat” atau “sarana”. Oleh karena itu, sastra dapat berarti

kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang

baik.3

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sastra adalah

tulisan atau bahasa yang dipakai di kitab-kitab religius. Masih di KBBI,

Sastra didefinisikan sebagai karya tulis yang bila dibandingkan dengan

tulisan lain, memiliki ciri-ciri keunggulan, seperti keaslian, nilai artistik,

keindahan dalam isi dan ungkapannya.

Sastra dalam bahasa Arab disebut sebagai al-Adab yang

mempunyai arti kehalusan budi, dan adab sopan santun. Kemudian dalam

perkembangan berikutnya berarti peninggalan perkataan bentuk puisi dan

prosa. Oleh karena itu karya sastra adalah pengungkapan pengalaman

seorang sastrawan dengan kata-kata yang inspiratif.4

Sumardjo dan Saini menyatakan bahwa sastra adalah ungkapan

pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide,

semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang

membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sehingga sastra memiliki

unsur-unsur berupa pikiran, pengalaman, ide, perasaan, semangat,

2 A. Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1984), h. 21-23 3 Partin Sardjono Pradotokusumo, Pengkajian Sastra, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2008), h. 7 4 Istianah, “Stilistika al-Qur’an: Pendekatan Sastra Dalam Menginterpretasikan Al-

Qur’an”, dalam Jurnal Hermeunetik, Vol. 8, No. 2, Desember 2014, h. 373-374

Page 21: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

3

kepercayaan, ekspresi atau ungkapan, bentuk dan bahasa.5 Hal ini

dikuatkan oleh pendapat Saryono6 bahwa sastra juga mempunyai

kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris-natural

maupun pengalaman yang non empiris-super natural, dengan kata lain

sastra mampu menjadi saksi dan pengomentar kehidupan manusia.7

Berbagai daerah di Nusantara, Sastra menempati tempat yang

cukup berpengaruh dalam dunia kesusastraan. Di jawa misalnya, banyak

sekali sastra yang mempunyai daya tarik tersendiri dan memiliki

pengaruh yang baik dalam dunia kesusastraan yang akhirnya dikenal

dengan istilah Sastra Jawa.

Sastra Jawa merupakan sebagian kecil dari hasil budaya Jawa dan

Karya Sastra adalah karya seni yang menggunakan bahasa sebagai

media. Maka yang dimaksud dengan Sastra Jawa adalah karya seni yang

menggunakan Bahasa Jawa sebagai media.8Bahasa Jawa sendiri memiliki

sejarah yang sangat panjang, yakni sejak zaman kuna hingga saat ini.

Sejalan dengan itu maka Sastra Jawa juga dapat dipilah-pilah sesuai

dengan perkembangan historis Bahasa Jawa. 9 Selain itu, karena sastra

berbicara tentang manusia dan kemanusiaan, maka sastra juga memuat

seluruh aspek hidup manusia. Oleh karena itu terdapat berbagai

kategori/jenis sastra. Maka Sastra Jawa juga dapat digolongkan

berdasarkan jenisnya. Setidaknya ada dua jenis Sastra Jawa yaitu Sastra

Jawa berdasarkan bahasa dan Sastra Jawa berdasarkan kategori isi.

5 Jakob Sumardjo dan Saini KM, Apresiasi Kesusastraan, (Jakarta: Gramedia, 1988),

h. 3 6 Pakar Sastra Indonesia, lihat Djoko Saryono, Arung Diri Kitab Puisi, (Surabaya:

UPT Taman Budaya Jawa Timur, 2013), h. 245-246 7 Natiqotul Muniroh, “Analisis Strukturalisme Genetik dalam Novel Moi Nojoud, 10

ans, divorcée karya Nojoud Ali dan Delphine Minoui: Sebuah Sosiologi Sastra”, Skripsi,

(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), h. 10-13. Tidak diterbitkan (t.d) 8 Purwadi, Pengkajian Sastra Jawa, (Yogyakarta: Pura Pustaka, 2009), h. 1-2 9 Afendi Hidayat dan Suwardi, Diktat Sejarah Sastra Jawa, (Yogyakarta: Fakultas

Bahasa dan Seni UNY, 2005), h. 10

Page 22: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

4

Pada dasarnya para pakar dan pemerhati Sastra Jawa, menuliskan

sejarah Sastra Jawa dengan menekankan periodisasi, yakni pembagian

waktu berdasarkan periode-periode atau tahapan-tahapan atau babakan

waktu-waktu tertentu. Pada umumnya tiap-tiap periode mencerminkan

ciri-ciri tertentu secara khusus yang melekat pada hasil-hasil karya sastra

di dalamnya, yang tidak didapatkan pada periode yang lainnya. Ciri-ciri

khusus tersebut pada karya sastra tampak antara lain pada segi isinya,

bahasanya, dan bentuk gubahannya.10

Sebagai contoh, pakar sastra Theodore G. Th. Pigeaud dalam

bukunya Literature of Java membagi sastra Jawa menjadi empat periode,

yakni periode pra-Islam, periode Jawa-Bali, periode Pesisir Jawa Utara

dan periode Periode Renaisance sastra klasik di Surakarta dan

Yogyakarta. Berbeda dengan Theodore, Suripan Sadi Hutomo seorang

pengarang sastra Jawa sekaligus kritikus sastra telah menyusun

pembabakan sastra Jawa periode mutakhir menjadi tiga periode, yakni

Periode 1920-1945, Periode 1945-1966, Periode 1966-Sekarang.

Dalam pendahuluan buku Bunga Rampai Sastra Jawa Mutakhir

disebutkan bahwa Sastra Jawa mutakhir terbagi menjadi dua, yakni

Sastra Jawa tradisional dan Sastra Jawa modern. Yang termasuk Sastra

Jawa tradisional, antara lain sastra yang berisi ajaran moral, babad dan

sastra lakon. Yang termasuk Sastra Jawa modern, antara lain kisah

perjalanan, roman atau novel sejarah, novel atau novelet, cerita

bersambung, cerita pendek, sandiwara, puisi bebas atau geguritan. Sastra

Jawa modern oleh Ras dibagi menjadi dua periode, yakni masa

kebangkitan dan masa setelah kemerdekaan. Masa kebangkitan dimulai

dari adanya kegiatan di Instituut voorde Javaansche Taal di Surakarta

tahun 1832-1843 yang terutama dihasilkan oleh CF, Winter. Karya-karya

10 Afendi Hidayat dan Suwardi, Diktat Sejarah Sastra Jawa, h. 11

Page 23: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

5

lain yang muncul kemudian, antara lain ditulis oleh pengarang-pengarang

seperti Candranagara, Suryawijaya, Padmasusastra, hingga ke karya-

karya para pengarang yang masuk dalam penerbit Balai Pustaka. Untuk

periode sastra Jawa modern setelah kemerdekaan, Ras mengikuti

periodisasi Suripan Sadi Hutomo, yakni periode 1945-1966 yang

dikuasai oleh generasi penulis tua yang mulai muncul sebelum 1945.

Selanjutnya periode atau angkatan perintis yang mulai muncul setelah

1945, dan terakhir angkatan penerus yang mulai tampil setelah tahun

1966. Periode selanjutnya adalah periode 1966-sekarang.11

Periode yang digubah oleh para pakar di atas menunjukkan bahwa

perjalanan sejarah sastra Jawa juga mencatat sebagian budaya Jawa

secara luas. Budaya Jawa yang pada sejarahnya telah melalui perjalanan

dengan mendapat pengaruh budaya-budaya besar dari luar, juga

tercermin dalam sastra Jawa. Karena budaya manusia dikomunikasikan

antar manusia melalui bahasa, maka bahasa Jawa dalam sejarahnya telah

mendapat pengaruh dari bahasa bangsa-bangsa yang lain, yakni bahasa

Sansekerta, bahasa Arab, dan bahasa dari bangsa-bangsa di Eropa.

Bahasa Jawa, dalam sejarahnya tercatat melalui bahasa yang dikenal

sebagai bahasa Jawa kuna, bahasa Jawa Pertengahan, dan bahasa Jawa

Baru hingga saat ini. Perkembangan bahasa Jawa dari periode ke periode

berikutnya itu selalu meninggalkan warisan warisan sastra dengan ciri-

cirinya masing-masing.12 Dengan demikian, dari berbagai pendapat yang

dikemukakan oleh para pakar dalam menyusun periode dalam sastra

jawa, bisa ditarik kesimpulan bahwa Sastra Jawa berdasarkan bahasanya

dapat dibedakan menjadi empat bagian yaitu Sastra Jawa Kuna, Sastra

Jawa Tengahan, Sastra Jawa Baru, dan Sastra Jawa Modern.

11 Afendi Hidayat dan Suwardi, Diktat Sejarah Sastra Jawa, h. 13-17 12 Afendi Hidayat dan Suwardi, Diktat Sejarah Sastra Jawa, h. 10-11

Page 24: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

6

Apa yang dikemukakan di atas bahwa perkembangan bahasa

Jawa telah mendapat pengaruh dari bahasa bangsa-bangsa lain tidak

terkecuali bahasa Arab. Pengaruh bahasa Arab terhadap perkembangan

bahasa Jawa tentu tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan Islam di

Nusantara khususnya di tanah Jawa. Kemudian, sejarah perkembangan

Islam di Indonesiapun tidak bisa dilepaskan dari tulisan. Terlebih tulisan

Arab Pegon yang merupakan sarana untuk mentransfer ilmu agama

dengan perantara dunia tulis-menulis. Hal ini tidak menafikan adanya

transfer ilmu dengan cara mendengarkan materi yang telah disampaikan

oleh seorang ulama atau kiai yang mengajak kepada agama Allah dengan

melalui lisan, entah dengan cara dakwah keliling atau dengan cara

menyelenggarakan pengajian agama di surau-surau atau pesantren-

pesantren.

Dengan adanya tulisan Arab Pegon di kala itu, ilmu akan lebih

terjaga dari perubahan dan penyimpangan. Pegon berasal dari kata Jawa

‘pego’ artinya ora lumrah anggone ngucapake‘tidak lazim mela-

falkannya.’ Hal ini adalah karena secara fisik, wujud tulisan Pegon

adalah tulisan Arab,tetapi bunyinya mengikuti sistem tulisan Jawa,

hanacaraka.13Huruf-huruf pegon ini bisa dikatakan sebagai sebuah

aksara yang nyeleneh karena susunan atau tatanannya yang sedikit

berbeda dengan bahasa aslinya (Arab bukan, Jawa juga bukan). Tentu

dengan adanya tulisan Arab Pegon tidak lain adalah untuk memudahkan

masyarakat pada waktu itu yang kurang menguasai bahasa al-Qur’an

yaitu bahasa Arab.

13 Titik Pudjiastuti, “Tulisan Pegon: Wujud Identitas Islam Jawa”, dalam Jurnal Suhuf,

Vol. 2, No. 2, 2009, h. 3. Diakses dari

https://jurnalsuhuf.kemenag.go.id/index.php/suhuf/article/download/92/87. Pada tanggal 5

Juli 2018, jam 20.45 WIB.

Page 25: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

7

Selain dengan tulisan, bahasa Jawa sebagai medium dari Sastra

Jawa juga berkembang melalui lisan. Karena komunikasi antar manusia

tidak bisa sempurna tanpa lisan. Maka bahasa Jawa, dalam

penggunaannya juga menjadi topik yang selalu menarik untuk dikaji.

Ada tingkatan pokok yang menjadi landasan untuk menerapkan

ketepatan pemakaian bahasa tersebut.

Tingkatan itu adalah bahasa Jawa ngoko, madya dan krama.14

Ngoko merupakan tingkat kesopanan berbahasa rendah yang biasa

digunakan oleh raja terhadap rakyat biasa atau priyayi kepada wong cilik

(orang kecil), maupun orang tua kepada anak yang lebih muda.

Tingkatan yang lebih tinggi dari ngoko adalah madya, yakni menyatakan

kesopanan berbahasa tingkat menengah. Tingkatan madya biasanya

digunakan oleh orang yang memiliki kedudukan atau usia yang setara.

Tingkat selanjutnya adalah krama,yaitu menyatakan tingkat kesopanan

berbahasa paling tinggi. Kesopanan berbahasa tingkat tinggi ini biasanya

digunakan oleh rakyat biasa kepada sang raja maupun pejabat-pejabat

kerajaan atau oleh anak muda terhadap orang yang lebih tua dan sebagai

bahasa pengungkapan sikap hormat.15

Tingkatan-tingkatan dalam berbahasa tersebut menunjukkan etika

yang diperlihatkan oleh orang Jawa kepada lawan bicaranya yang mana

oleh kebanyakan orang etika seperti ini disebut dengan unggah-ungguh

atau toto kromo dalam berbahasa.

14 Sri Handayani, “Unggah-ungguh dalam Etika Jawa”, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 37 Tidak diterbitkan (t.d). Diakses dari

http://www.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitsream/123456789/7489/1/SRI%20HANDAYA

NI-FUH.pdf. Pada tanggal 5 Juli 2018, Jam 23. 15 WIB 15 Frans Magnis Suseno dan S. Reksosusilo, Etika Jawa dalam Tantangan Sebuah

Bunga Rampai (Yogyakarta: Kanisius, 1983), h. 63

Page 26: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

8

Dari berbagai uraian di atas mengenai sastra, dapat ditarik

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan karya sastra adalah hasil cipta

manusia yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan yang ditulis maupun

tidak. Sastra memberikan wawasan yang umum tentang masalah

manusiawi, sosial, maupun intelektual. Sastra disampaikan dengan

caranya yang khas serta mengandung makna yang indah. Oleh karena itu,

maka adanya sastra Jawa adalah bagian kecil dari sastra yang ada. Jika

sastra Jawa adalah sebagian kecil dari hasil budaya Jawa, maka bahasa

Jawa adalah bagian dari sastra Jawa tersebut. Karena hasil budaya Jawa

bisa dikomunikasikan antar manusia jika ada bahasa, oleh karena itu

muncullah bahasa Jawa yang kemudian muncul etika dalam penggunaan

bahasa tersebut.

Berbicara mengenai hasil cipta manusia, maka dalam dunia

keilmuwan Islam ada yang disebut dengan karya tafsir. Tafsir menurut

bahasa berarti menjelaskan dan menyingkap makna. Jadi yang dimaksud

tafsir adalah menyingkap makna yang tersembunyi dari lafadz ayat Al-

Qur’an yang sulit dipahami.16

Tafsir Al-Qur’an adalah upaya untuk menjelaskan maksud dari

ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam perspektif ilmu-ilmu sastra, upaya untuk

menafsirkan Al-Qur’an adalah bentuk hasil cipta penafsir terhadap ayat-

ayat Al-Qur’an. Di sisi lain, saat menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an,

mufassir pastilah dipengaruhi oleh teks-teks lain yang pernah menjadi

sumber bacaannya. Proses dipengaruhinya mufassir oleh teks bacaan lain

saat menafsirkan Al-Qur’an ini dalam konteks ilmu-ilmu sastra disebut

intertekstualitas. Dengan demikian, ada hubungan yang sangat erat antara

tafsir Al-Qur’an dengan ilmu-ilmu sastra.

16 Anshari, Ulumul Qur’an, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 172

Page 27: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

9

Keberadaan kitab-kitab tafsir melengkapi ribuan manuskrip Islami

lainnya yang tersebar di seluruh Nusantara. Tafsir- tafsir yang ada di

Nusantara ini beragam bahasanya, ada yang menggunakan bahasa Arab

dan ada pula yang menggunakan bahasa lokal yakni Sunda, Jawa,

Melayu dan lain sebagainya. Di Perpustakaan Nasional Indonesia saja,

dari 276 koleksi naskah berbahasa Arab, 21 diantaranya merupakan

naskah tafsir Al-Qur’an. Naskah-naskah tafsir itu juga ada yang terkait

dengan seluruh isi Al-Qur’an dan ada juga bersifat parsial, yaitu hanya

membahas sebagian dari Al-Qur’an. Tafsir tersebut dapat per juz, per

surah, atau per ayat.17

Di tanah air Indonesia, setidaknya pada abad 20 para Intelektual

Muslim Indonesia memperlihatkan geliat yang menarik dalam tradisi

tafsir. Hal ini dapat dilihat tidak saja dalam konteks kuantitas literatur

tetapi juga kualitas yaitu dengan munculnya beragam tujuan, bentuk dan

prinsip metodologi bahkan bahasa yang digunakan. Hal demikian

berkembang hingga dewasa ini.

Tradisi tafsir di Indonesia telah bergerak cukup lama dengan

keragaman corak bahasa maupun bentuk tulisan yang dipakai. Banyak

orang pribumi menyusun tafsir dengan berbagai jenis bahasa yang

digunakan. Misalnya Tarjuman Mustafid karya Abd Rauf Singkel

(Bahasa Melayu), Al-Ibriz li Ma’rifah at-Tafsir Al-Qur’anil Aziz karya

KH. Bisri Mustofa dan Al-Ubairiz Fi Tafsiri Gharaibil Qur’anil Aziz

karya KH. Ahmad Mustofa Bisri.

17 Otong Sulaiman, “Estetika Resepsi Dan Intertekstualitas: Perspektif Ilmu Sastra Terhadap

Tafsir Al-Qur’an”, dalam Jurnal Tanzil, Volume I, No. 1, Oktober 2015, h. 12-17. Diakses dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=392066&val=8600&title=Estetika%20

Resepsi%20Dan%Intertekstualita%20:2%20Perspektif%20Ilmu%20Sastra%20Terhadap%2

0Tafsir%20Al-Qur%C3%A2%E2%82%AC%E2%84%A2an. Pada tanggal 9 Juli 2018

pukul 14.00 WIB

Page 28: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

10

Pemilihan bahasa maupun tulisan dalam penafsiran tentu bukan

tanpa alasan. Bisa diasumsi bahwa pemilihan bahasa dan bentuk tulisan

tertentu tidak lain untuk memberi kemudahan bagi para pembaca yang

mengkonsumsi.18

Apa yang dipaparkan di atas, KH. Ahmad Mustofa Bisri19

memberikan sumbangsih dalam dunia penafsiran melalui sebuah karya

sastranya yang berupa kitab tafsir Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil

Qur’ânil Azîz yang menggunakan dua bahasa dalam penafsirannya.

Selain itu juga ditampilkan menggunakan bentuk tulisan yang berbeda.

Dengan adanya tafsir ini sangat membantu bagi masyarakat yang kurang

mengerti bahasa Arab, karena tafsir ini ditulis menggunakan bahasa

Indonesia dengan tulisan latin dan bahasa Jawa dengan tulisan Arab

pegon.20

Kitab tafsir ini selesai ditulis pada tahun 1999 M di Rembang

bertepatan dengan tanggal 2 Jumadil Akhir 1420 H. Keberadaan kitab ini

lengkap 30 Juz dengan jumlah halaman 346. Sesuai dengan namanya,

18 Anitsatul Qari’ah, “Al-Iklil Fi Ma’ani at-Tanzil di Tengah Perkembangan Tafsir

Nusantara”, Tesis, (Jakarta: IIQ Jakarta, 2011), h. 4-7. Tidak diterbitkan (t.d) 19 Ahmad Mustofa Bisri adalah pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin leteh

Rembang. Ia adalah putra dari KH. Bisri Mustofa yang fenomenal dengan karya tafsirnya

Al-Ibriz. Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab dipanggil Gus Mus lahir di Rembang 10

Agustus 1944. Termasuk alumnus dan penerima beasiswa dari Universitas Al Azhar Kairo

(1964-1970). Ia pernah aktif dalam dunia politik, ini terlihat ketika Gus Mus menjadi

anggota DPRD jawa Tengah dan sempat pula menduduki kursi MPR RI. Selain dikenal

sebagai tokoh Agama, Gus Mus juga dikenal sebagai seniman dan penyair. Banyak karya-

karya yang telah beliau hasilkan diantaranya adalah puisi dan lukisan. Lihat Gus Mus, Saleh

Ritual Saleh Sosial, (Yogyakarta: Diva Press, 2016), h. 201 20 Aksara pegon adalah tulisan dengan aksara Arab namun berbahasa yang digunakan

secara meluas di Nusantara, khususnya di Jawa dan Sunda –sering disebut dengan istilah

huruf Jawi dan pegon-. Model aksara ini terus berusaha menjadi dominan dalam tradisi

naskah-naskah keislaman, khususnya naskah tafsir yang bekembang di masyarakat Jawa dan

Sunda, begitu juga melayu di masa klasik. Lihat Ervan Nurwatab, Tafsir Al-Qur’an Tempo

doeloe, (Jakarta: Ushul Press, 2009), Cet I, h. 148.

Page 29: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

11

tafsir ini hanya mengungkap makna dari ayat Al-Qur’an yang oleh

mufassir dianggap gharîb (janggal) atau perlu untuk diberi penjelasan.21

Dalam konteks ini, kiranya kajian dimensi sastra dari bentuk

bahasa dan tulisan terhadap tafsir Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil

Qur’ânil Azîz karya KH. Ahmad Mustofa Bisri khususnya Sastra Jawa

layak dan menarik untuk dikaji dan dijadikan objek penelitian, karena

beberapa alasan antara lain; pertama, menggunakan bahasa Jawa dalam

bentuk tulisan pegon dalam tafsirannya. Kedua, tidak menafsirkan

keseluruhan makna ayat melainkan hanya memberi penafsiran pada kata-

kata yang gharîb. Ketiga, melihat latar belakang keilmuwan mufassir

yang ahli dalam bidang sastra, maka penulis tertarik untuk mengkaji

tafsir karya KH. Ahmad Mustofa Bisri ini melalui dimensi sastranya,

dimana dalam hal ini dimensi sastra yang digunakan adalah dari segi

bahasa dan tulisannya. Selain ketiga alasan diatas, alasan keempat adalah

tafsir ini belum pernah ada yang mengkaji, maka perlu kiranya

melakukan analisa terhadap metodologinya. Sehingga dengan skripsi ini

berharap dapat mengangkat informasi yang terpendam dan menambah

literatur khazanah dalam dunia keilmuwan khususnya ilmu keislaman

pada bidang tafsir. Berdasarkan uraian di atas maka skripsi ini berjudul

Dimensi Sastra dalam Tafsir Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil

Azîz Karya KH. Ahmad Mustofa Bisri.

21 A. Mustofa Bisri, Al-Ubairiz Fi Tafsiri Gharaibil Qur’anil Aziz, (Surabaya: Penertbit

Pustaka Progresif, 2000), dalam muqaddimah, h. II

Page 30: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

12

B. Permasalahan

1. Identifikasi

Dari judul yang dipaparkan oleh penulis dapat ditemukan

beberapa masalah yang dirasa perlu untuk dibahas. Di antara masalah

yang patut diidentifikasi adalah sebagai berikut:

Pertama, dari segi bahasa maupun bentuk tulisan yang digunakan oleh

KH. Ahmad Mustofa Bisri dalam menulis kitab Al-Ubairiz fî Tafsîri

Gharâibil Qur’ânil Azîz

Kedua, latar belakang sosio historis kitab Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil

Qur’ânil Azîz

Ketiga, dari segi teknis penulisan dan metode penafsiran kitab Al-

Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz.

Keempat, dimensi sastra khususnya sastra jawa yang terkandung dalam

kitab tafsir Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz.

2. Pembatasan Masalah

Dari permasalahan-permasalahan yang tercantum dalam

identifikasi masalah, penulis melihat perlu melakukan pembatasan

masalah. Dalam mengurai skripsi ini, penulis memfokuskan

penelitiannya terhadap dimensi sastra yang terdapat pada kitab tafsir Al-

Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz. Sastra yang dimaksud disini

adalah Sastra Jawa dan dimensi sastra yang dianalisa adalah dari segi

bahasa dan tulisannya.

Setelah mengurai Sastra Jawa pada objek kajian kemudian peneliti

akan melakukan pemetaan terhadap bahasa yang digunakan mufassir

dalam tafsirannya yaitu penggunaan bahasa Jawa dimana yang menjadi

titik fokus dalam pemetaan bahasanya adalah terkait tentang

tingkatannya atau hierarki yang digunakan muallif dalam menafsirkan.

Page 31: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

13

Kemudian setelah itu, akan dilakukan analisa terhadap tulisan yang

digunakan dalam tafsir Gus Mus ini yaitu bentuk tulisan pegon.

Di samping itu penulis juga membahas seputar biografi hidup KH.

Ahmad Mustofa Bisri, karya-karyanya dan profil kitab Al-Ubairiz fî

Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz.

3. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah pada point sebelumnya dapat

dirumuskan menjadi pertanyaan, yaitu bagaimana dimensi sastra yang

terkandung dalam kitab Al-Ubairiz Fi Tafsiri Gharaibil Qur’anil Aziz

karya KH. Ahmad Mustofa Bisri?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dinyatakan, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh dan menganalisis data

dalam rangka mengetahui dimensi sastra pada kitab tafsir Al-Ubairiz fî

Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dimensi sastra khususnya

dari segi bentuk tulisan dan bahasa pada kitab tafsir Al-Ubairiz fî Tafsîri

Gharâibil Qur’ânil Azîz karya KH. Ahmad Mustofa Bisri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan wawasan serta memperkaya khazanah intelektual islam,

khususnya dalam bidang ilmu tafsir dan studi keislaman secara

umum.

2. Manfaat Secara Pragmatis Kegunaan lain penelitian ini untuk

memberikan informasi seputar kitab Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil

Qur’ânil Azîz karya KH. Ahmad Mustofa Bisri.

Page 32: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

14

3. Untuk melengkapi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Strata Satu dalam bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir

pada Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, penulis

menemukan beberapa literatur yang berhubungan dengan permasalahan

yang dibahas, antara lain:

1. Skripsi Lu’lu’ul Masruroh, “Makna Pesan Dakwah Dalam Puisi

Karya KH. Ahmad Mustofa Bisri” Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013. Dalam skripsi ini

secara garis besar membahas bagaimana makna pesan dakwah yang

disampaikan KH. Ahmad Mustofa Bisri melalui puisi-puisinya yang

menggunakan gaya bahasa tutur sehari-hari yang sarat akan makna,

menggunakan gaya bahasa sinisme, dan metafora. 22

Adapun relevansinya skripsi ini dengan penelitian penulis

adalah objek kajian yang diteliti adalah karya dari tokoh yang sama

yakni KH. Ahmad Mustofa Bisri. Dalam kajian skripsi ini objek

kajiannya fokus pada karya KH. Ahmad Mustofa Bisri yang berupa

puisi, sedangkan objek kajian pada penelitian penulis nanti akan

fokus pada karya KH. Ahmad Mustofa Bisri yang berupa kitab tafsir.

Kontribusi skripsi ini pada penelitian penulis yaitu sedikit

banyak memberikan sumbangsih dalam mengurai biografi dan latar

belakang kehidupan Muallif kitab tafsir Al-Ubairiz Fi Tafsiri

Gharaibil Qur’anil Aziz.

22 Lu’lu’ul Masruroh, “Makna Pesan Dakwah Dalam Puisi Karya KH. Ahmad

Mustofa Bisri”, Skripsi, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel , 2013) , h. 96. Tidak diterbitkan

(t.d). Diakses dari http://digilib.uinsby.ac.id/10512/1/cover.pdf. pada tanggal 5 Juli, Pukul

22. 15 WIB.

Page 33: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

15

2. Jurnal “Kepenyairan A. Mustofa Bisri Berangkat dari Ajaran Al-

Qur’an dan al-Hadis”, oleh Abdul Wachid dimuat dalam jurnal

INSANIA Vol 13, 2008. Pada jurnal ini disebutkan biografi KH.

Mustofa Bisri dan bagaimana seorang Gus Mus menyampaikan

ajaran Al-Qur’an dan al-Hadis melalui puisi-puisinya. Dengan bahasa

yang sederhana beliau mampu menyampaikan pemahaman yang

mudah diterima masyarakat.

Secara garis besar jurnal tersebut menyampaikan Tema puisi

yang ditulis A. Mustofa Bisri (Gus Mus) sangatlah beragam, dari

tema yang “melangit” sampai tema yang “membumi”, dari tema

keruhanian hingga kejasmanian, dari tema sosial ke individual, dari

tema yang berkaitan dengan jagad mikrokosmos sampai kepada jagad

.makrokosmos. Namun demikian, semua tema itu ujungnya dapat

disimpulkan kepada dua hal, yakni mengurai hubungan antarmanusia

(hablum minan naas) sekaligus hubungan dengan Tuhan (hablum

minnallah).

Di samping tema perpuisian A. Mustofa Bisri mengurai

hubungan antara manusia dan manusia dengan Tuhan, maka

kesemestaan dalam puisi A. Mustofa Bisri melibatkan pemaknaan

terhadap alam demi mengukuhkan eksisistensi hubungan antara

manusia dan manusia dengan Tuhan tersebut. “Trinitas” hubungan itu

dirasukkan ke dalam beragam peristiwa yangmenjadi pengalaman

puisi, yang mengandung nilai estetik sekaligus nilai etik. Prinsip

bahwa kekhasan (idiocencracy) bahasa puisi itu penting untuk

menandai kepenyairan seseorang, pada konteks perpuisian A.

Mustofa Bisri harus dimaknakan bukan sekadar sebagai gejala bahasa

puisi yang melepas diri dari makna puisi (pengalaman religius yang

dinyatakandan sekaligus ditampilkan di dalam puisi). Contoh

Page 34: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

16

mudahnya, puisi Kahlil Gibran bila diterjemahkan ke dalam bahasa

apapun, maka tetaplah mengandung kualitas puisi yang khas Gibran,

demikian halnya dengan puisi karya penyair Indonesia yang

disebutkan di depan, termasuk puisi A. Mustofa Bisri. Tentu saja,

ukuran masing-masing perpuisian seorang penyair menjadi tidak

proporsional tatkala saling ditabrakkan, misalnya mengukur

perpuisian Taufiq Ismail atau perpuisian A. Mustofa Bisri, dengan

memakai ukuran perpuisian Goenawan Mohamad atau Sapardi Djoko

Damono. 23

Sama seperti skripsi di atas, relevansi dari jurnal ini adalah

sama-sama mengkaji karya dari seorang tokoh sastra yaitu KH.

Ahmad Mustofa Bisri. Namun berbeda dengan jurnal ini, karya yang

dikaji adalah kitab tafsir bukan puisi. Kontribusi jurnal ini untuk

penelitian penulis yaitu untuk mengurai biografi mufassir serta

digunakan dalam menganalisa bagaimana bahasa yang digunakan

seorang Gus Mus dalam menyampaikan dakwahnya melalui sebuah

karya-karyanya.

3. Jurnal “Tulisan Pegon: Wujud Identitas Islam Jawa”, oleh Titik

Pudjiastuti dimuat dalam Jurnal Suhuf, Vol. 2, No. 2, 2009. Pada

jurnal ini dijelaskan bahwa setidaknya ada tiga hal yang perlu

dikemukakan untuk memahami wujud identitas Islam Jawa dengan

adanya tulisan Pegon. Pertama, tulisan Pegon diadopsi dari Jawi.

Berdasarkan bentuk huruf, sifat dan fungsinya kedua tulisan ini, Jawi

dan Pegon,tergolong ke dalam tipe tulisan Nasta'liq yang berasal dari

Parsi. Kedua, perkembangan tulisan Pegon semula hanya

23 Abdul Wachid, “Kepenyairan A. Mustofa Bisri Berangkat dari Ajaran Al-Qur’an dan

al-Hadis”, dalam Jurnal Insania, Vol 13, 2008, h. 9-14. Diakses dari

http://ejournal.iainpurwokwrto.ac.id/index.php/insania/article/download/290/255 pada

tanggal 10 Juli 2018, Jam 09.23 WIB.

Page 35: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

17

dimaksudkan untuk penyebaran agama Islam telah difungsikan untuk

menulis berbagai tujuan dalam kehidupan masyarakat Jawa, baik

formal maupun informal. Ketiga, penetrasi Islam ke Jawa telah

melahirkan suatu peradaban baru dalam kebudayaan Jawa. Wujudnya

berupa tulisan Arab tetapi berlafal Jawa, tulisan Pegon telah berperan

tidak saja sebagai sarana terciptanya suatu khazanah baru dalam

dunia sastra Jawa, tetapi yang lebih penting lagi secara tidak

langsung telah menjadi wujud dari identitas masyarakat Islam-Jawa.24

Relevansi jurnal ini terhadap penelitian penulis adalah sama-

sama objek kajiannya adalah sastra Jawa, yang berupa bahasa Jawa

dalam bentuk tulisan yaitu tulisan pegon. Bedanya adalah jurnal ini

mengemukakan bahwa adanya tulisan pegon menjadi wujud identitas

Islam Jawa. Sedangkan yang akan dilakukan penulis dalam

penelitiannya nanti adalah menyampaikan bagaimana posisi tulisan

pegon dalam sastra Jawa. Maka dalam penelitian yang akan

dilakukan penulis, jurnal ini digunakan untuk membantu

menguraikan hal-hal yang terkait dengan tulisan pegon. Dari

sejarahnya sampai perkembangannnya.

4. Skripsi Yusuf Novantoro, “Karya Sastra Kontemporer Gus Mus

Tahun 1980-2010 M”, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2016. Dalam uraian skripsi ini secara garis

besar dijelaskan bahwa Karya seni kontemporer Gus Mus pada tahun

1980-2010 terdapat tiga periode. Pertama, periode 1980-1990. Pada

masa-masa awal Gus Mus banyak menulis dalam bentuk puisi

dengan tema kritik sosial. Kedua, periode 1991-2000, merupakan

tahun-tahun paling produktif bagi Gus Mus dalam menulis karya

sastra kontemporer dalam bentuk puisi dengan bentuk puisi bebas

24 Titik Pudjiastuti, “Tulisan Pegon: Wujud Identitas Islam Jawa”, h. 10

Page 36: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

18

dan cenderung bertemakan alam dan politik. Ketiga, periode 2001-

2010, Gus Mus mulai menulis karya sastra dalam bentuk cerpen.

Pada periode ini, Gus Mus banyak mengangkat tema religius dan

sufistik. Ciri umum karya sastra kontemporer Gus Mus ada dua,

pertama, berisi tentang kritik sosial. Kritik sosial yang terdapat dalam

karya sastra kontemporer Gus Mus di antaranya adalah kritik

terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, kritik terhadap

pemahaman-pemahaman agama, dan kritik terhadap ketidakadilan.

Kedua, banyak memuat dimensi sufistik dan spiritual.25

Relevansi skripsi ini terhadap penelitian penulis adalah sama

dalam sisi kajian tokohnya yaitu KH. Ahmad Mustofa Bisri dan

sama-sama mengkaji karya sastra yang dihasilkan oleh Gus Mus.

Namun dalam pembahasan skripsi Yusuf, tidak mencantumkan karya

sastra KH. Ahmad Mustofa Bisri yang berupa kitab tafsir.

Skripsi ini akan berkontribusi dalam penelitian penulis dalam

sisi kajian tokohnya, selain itu skripsi ini pula akan memberikan

sumbangsih kepada penulis dalam melakukan analisa terhadap karya

KH. Ahmad Mustofa Bisri yang berupa kitab tafsir Al Ubairiz Fi

Tafsiri Gharaibil Qur’anil Aziz. Yaitu pada bagian karakteristik dan

bahasa yang biasa digunakan KH. Ahmad Mustofa Bisri dalam

menyampaikan dakwahnya melalui karya sastranya.

5. Skripsi Sri Handayani, “Unggah-Ungguh dalam Etika Jawa”,

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2009. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa etika

berbahasa dalam Jawa ada berbagai tingkatan dan masing-masing

25 Yusuf Novantoro, “Karya Sastra Kontemporer Gus Mus Tahun 1980-2010 M”,

Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016), h. 64-65 Tidak diterbitkan

(t.d). Diakses dari http://digi;ib.uin-suka.ac.id/22047/1/10120036_BAB-I_IV-atau-

V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf, pada tanggal 10 Juli 2018, Jam 09.30 WIB.

Page 37: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

19

tingkatan mempunyai tujuan yang berbeda. Penggunaan ngoko-

krama dalam masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut: 1.

Sebagai norma pergaulan masyarakat, 2. Sebagai tata unggah-

ungguh yang berarti unggah-ungguhing basa berarti tataran ngoko-

krama, dan unggah-ungguh berarti tata sopan santun, 3. Tataran

berfungsi sebagai alat untuk menyatakan rasa hormat dan keakraban,

4. Tataran bahasa Jawa juga berfungsi sebagai pengatur jarak sosial

(sosial Distance).26

Relevansi skripsi ini dengan penelitian yang akan dilakukan

penulis adalah sama-sama membahas mengenai unggah-ungguh atau

etika. Namun penelitian yang akan dilakukan penulis hanya berfokus

pada unggah-ungguh dalam berbahasa, sedangakan skripsi ini

menganalisis etika orang Jawa dalam segala aspek. Kontribusi skripsi

ini terhadap penelitian penulis yaitu untuk mengurai pembahasan

yang berkaitan dengan unggah-ungguh serta tingkatan-tingkatan

dalam etika berbahasa Jawa.

Dari sebagian penelitian yang penulis temukan, kajian

terhadap tafsir Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz masih

langka. Bahkan yang mengkaji mengenai dimensi sastra khususnya

sastra Jawa pada tafsir Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz

belum ada. Sehingga penulis menganggap perlu untuk melakukan

penelitian mengenai dimensi sastra dalam tafsir Al-Ubairiz fî Tafsîri

Gharâibil Qur’ânil Azîz karya KH. Ahmad Mustofa Bisri.

26 Sri Handayani, “Unggah-ungguh dalam Etika Jawa”, h. 78-79

Page 38: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

20

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode

penelitian kepustakaan (library research) yaitu mencari dan

mengumpulkan berbagai macam literatur yang relevan dan menelaah

dengan pokok masalah yang dibahas. Dalam hal ini objek utama

dalam penelitian ini adalah kitab Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil

Qur’ânil Azîz karya KH. Ahmad Mustofa Bisri.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini terbagi dua, yaitu sumber primer

dan sekunder. Sumber primer yang dimaksud adalah kitab Al-Ubairiz

fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz karya KH. Ahmad Mustofa Bisri

Rembang yang diterbitkan oleh penerbit Pustaka Progressif Surabaya

pada tahun 2000.

Sementara itu sebagai rujukan sekunder adalah buku-buku lain

yang membicarakan tentang sastra Jawa dan yang berhubungan

dengan Sastra Jawa. Disamping itu pula juga menggunakan buku-

buku yang membahas tentang tulisan pegon maupun bahasa Jawa.

Selain itu juga menggunakan buku yang berjudul Gus Mus, Satu

Rumah Seribu Pintu karya Labibah Zain dan Althiful Khuluq dan

juga buku Ngetan Ngulon Ketemu Gus Mus. Buku ini digunakan

untuk merujuk sebagian biografi KH. Ahmad Mustofa Bisri yang

mana dalam kajian ini beliaulah Mufassir dari kitab Al-Ubairiz fî

Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz.

3. Teknik Pengumpulan Data

Mengenai pengumpulan data, penulis mengunakan metode

dokumentasi kepustakaan yaitu mengumpulkan data-data melalui

bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan pembahasan penulis.

Page 39: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

21

Sebagaimana tersebut di atas bahwa objek permasalahan yang dikaji

dalam penelitian ini adalah dimensi sastra dalam kitab Al-Ubairiz fî

Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz karya KH. Ahmad Mustofa Bisri.

Oleh karena itu, penelitian ini bersifat kualitatif berupa penelitian

kepustakaan dengan cara mendokumentasikan data-data primer dan

sekunder maupun pelengkap.

4. Metode Analisis Data

Metode yang akan digunakan untuk menganalis data adalah

metode deskriptif-analitis. Yaitu meneliti, menganalisa yang

kemudian mengklarifikasi.27 Penulis mencoba menganalisa dan

membahas secara sistematis dimensi sastra yang terkandung dalam

kitab Al-Ubairiz Fi Tafsiri Gharaibil Qur’anil Aziz, kemudian

menelaah dan mengolah. Dari hasil pemaparan kemudian

menunjukkan informasi baru dari hasil temuan.

Untuk menganalisis penelitian, penulis akan menggunakan

Content Analysist atau analisis isi. Yaitu suatu pendekatan dan

metode dalam penelitian kualitatif yang menjadikan teks sebagai

objek kajian yang dianalisis.28 Dalam hal ini penulis akan

menganalisa penafsiran Al-Qur’an yang ada dalam kitab Al-Ubairiz fî

Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz secara keseluruhan.

Adapun pedekatan yang digunakan penulis untuk menganalis

data adalah pendekatan Historis. Pendekatan ini menempatkan

wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti wacana diproduksi

dalam konteks dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks

wacana.

27Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1990), h. 139 28Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), cet 1, h.117

Page 40: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

22

Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah

dengan menempatkan wacana itu dalam konteks historis tertentu

Misalnya, kita melakukan analisis wacana teks selembaran

mahasiswa menentang soeharto. Pemahaman mengenai wacana teks

ini hanya akan diperoleh kalau kita bisa memberikan konteks historis

dimana teks itu diciptakan, bagaimana kondisi sosial politik dan

suasana pada saat itu. Oleh karena itu, pada waktu malakukan analisis

perlu tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang

atau dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti

itu, dan seterusnya.29

G. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik dan sistematika ini merujuk kepada buku pedoman

penulisan skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an. Pembahasan penelitian ini

disusun dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari bagian yang

tak terpisahkan dan saling terkait.

Bab I merupakan pengantar atau pendahuluan yang memuat latar

belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjuan pustaka, kerangka teori, metode penelitian,

dan sistematika penelitian. Bab ini dijadikan dasar pijakan untuk

pembahasan selanjutnya.

Bab II membahas mengenai Sastra Jawa. Mulai dari pengertian,

sejarah perkembangan dan jenis Sastra Jawa serta dimensi sastranya yang

berupa tulisan huruf Pegon dan penggunaan bahasa Jawa. Pembahasan

dalam bab ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai

perkembangan tafsir khususnya di Indonesia yang akan dibahas pada bab

III.

29Erianto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, h.11

Page 41: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

23

Bab III akan diuraikan mengenai Biografi singkat mufassir

sekaligus sastrawan KH. Ahmad Mustofa Bisri. Kemudian akan

dijelaskan perjalanan intelektualnya, perlu juga dikemukakan karya-

karya ilmiyahnya. Setelah itu akan dijelaskan profil ataupun metodologi

dari karya sastra KH. Ahmad Mustofa Bisri yang berupa kitab tafsir Al-

Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz. Pembahasan pada bab ini

bertujuan untuk memberi gambaran mengenai dimensi sastra yang

terkandung dalam tafsir Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz

yang akan dibahas di bab IV.

Bab IV Merupakan kajian pokok dalam penelitian yaitu analisis

dimensi sastra dalam kitab Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz

karya KH. Ahmad Mustofa Bisri. Dalam bab ini akan diuraikan analisis

secara umum dimensi sastra yaitu Sastra Jawa yang terkandung dalam

kitab tafsir Al-Ubairiz fî Tafsîri Gharâibil Qur’ânil Azîz. Yang menjadi

pokok pembahasan dalam bab ini adalah menguraikan dan memetakan

tentang jenis sastra apa yang yang terdapat dalam onjek kajian penulis.

Kemudian akan dilanjutkan analisis terhadap tulisan pegon yang terdapat

pada kitab al-Ubairiz. Setelah itu akan melakukan pemetaan terhadap

tingkatan dalam bahasa Jawa yang digunakan Mufassir dalam

menafsirkan. Kemudian akan disertakan contoh-contoh yang terkait

dengan pembahasan.

BAB V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Dalam bab ini ditarik beberapa kesimpulan dan hasil pembahasan guna

menjelaskan dan menjawab berbagai permasalahan yang ada.

Page 42: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk menjawab rumusan masalah yang telah tertuang dalam

Pendahuluan, penulis telah melakukan analisa terhadap dimensi sastra

khususnya Sastra Jawa pada tafsir al-Ubairiz fi Tafsiri Gharaibil Qur’anil

Aziz karya K.H. Ahmad Mustofa Bisri. Dari uraian yang telah dipaparkan

dari bab II sampai bab IV, dalam analisa penulis menemukan beberapa

kesimpulan. Setidaknya ada tiga poin penting untuk menggambarkan

dimensi sastra dalam tafsir al-Ubairiz fi Tafsiri Gharaibil Qur’anil Aziz

karya K.H. Ahmad Mustofa Bisri:

1. Dari dimensi ragam Sastra Jawa, dilihat dari Sastra Jawa berdasarkan

bahasanya tafsir al-Ubairiz ini masuk dalam kategori Sastra Jawa

Modern. Dilihat dari Sastra Jawa berdasarkan kategori isi, Karya

Sastra tafsir ini masuk dalam ragam Piwulang dan Islam. Masuk

dalam ragam piwulang karena isi dari tafsir ini banyak yang

mengandung pengajaran. Hal ini sama seperti ciri-ciri yang ada pada

ragam Piwulang. Masuk pula dalam kategori sastra ragam Islam,

dimana ragam ini memuat teks tentang fiqih, hukum Islam, maupun

teks turunan teks kitab suci Al-Qur’an dan kebanyakan teks ini ditulis

dengan huruf Arab atau Pegon. Demikian juga terdokumentasi dalam

tafsir al-Ubairiz fi Tafsiri Gharaibil Aziz karya K.H. Ahmad Mustofa

Bisri.

2. Dilihat dari dimensi sastra melalui sisi tulisan pegon, secara umum

tulisan pegon pada tafsir al-Ubairiz sama seperti tulisan pegon yang

dipakai oleh KH. Bisri Mustofa dalam kitab al-Ibriz. Namun ada

sedikit perbedaan. Pertama, pada penulisan huruf “pa” KH. Bisri

Mustofa menggunakan dua cara yaitu huruf “fa” dengan satu atau

Page 43: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

102

tiga titik dibawah. Sedangkan Gus Mus dalam tafsir al-Ubairiz

menggunakan satu macam saja dalam menuliskan huruf “pa” dalam

tulisan pegonnya yaitu huruf “fa” dengan satu titik diatas. Kedua,

pada huruf “Ca” KH. Bisri menggunakan satu cara yaitu dengan titik

tiga pada huruf ج, sedangkan dalam kitab al-Ubairiz menggunakan

dua tipe, tipe yang pertama sam dengan KH. Bisri yaitu dengan tiga

titik. Tipe yang kedua dengan satu titik. Ketiga, pada penulisan huruf

“nga”. Menggunakan dua model, yang pertama mengikuti KH. Bisri

dan yang kedua menggunakan huruf ‘ain tanpa titik. Keempat,

penulisan “Dha” dalam al-Ubairiz mengikuti gaya penulisan KH.

Bisri yaitu dengan titik tiga di bawah huruf dal, namun model yang

kedua yang digunakan al-Ubairiz berbeda dengan model kedua KH.

Bisri yaitu tanpa titik pada huruf dal. Kelima, pada penulisan “Ga”

dalam al-Ubairiz hanya mengikuti tipe tulisan KH. Bisri bentuk

pertama yaitu dengan satu titik dibawah huruf kaf. Keenam, penulisan

“Tha” dalam al-Ubairiz menggunakan dua model, pertama sama

dengan yang digunakan KH. Bisri yaitu menggunakan tiga titik di

bawah huruf tha, model yang kedua menggunakan satu titik. Untuk

penulisan “Nya” sama dengan yang digunakan KH. Bisri Mustafa.

3. Dilihat dari dimensi sastra ragam tingkat tutur kata dalam bahasa

Jawa, tafsir al-Ubairiz karya Gus Mus, menggunkan dua macam

yaitu tingkat ngoko dan tingkat krama. Untuk tingkat madya tidak

ditemukan dalam tafsir Gus Mus ini. Pertama tingkat ngoko biasanya

digunakan dalam konteks pembicaraan antara Allah dengan manusia

dimana manusia disini mempunyai kedudukan lebih rendah dari pada

Tuhan, baik dalam larangan maupun perintah. Selain itu juga

digunakan untuk menunjukkan bahwa objek yang dituju tingkatannya

lebih rendah ataupun hina baik dari derajat, sosial maupun yang

Page 44: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

103

lainnya. Kedua, tingkat tutur kata ragam krama. Tingkatan ini

biasanya digunakan dalam konteks permintaan atau permohonan dari

hamba ke Tuhan. Ataupun biasanya juga digunakan untuk

mengungkapkan bahwa objek yang dituju mempunyai tingkatan yang

lebih tinggi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan

berupa saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para pengkaji kitab tafsir al-Ubairiz fi Tafsiri Gharaibil Qur’anil

Aziz karya KH. Ahmad Mustofa Bisri, penulis menyarankan untuk

mengambil tema-tema yang menarik selain sastra. Karena di dalamnya

terdapat uraian-urain yang berbeda dengan kitab tafsir lainnya. Selain

itu juga belum banyak peneliti yang melakukan pengkajian terhadap

tafsir karya Gus Mus ini. Jadi masih memebutuhkan penelitian yang

lebih terhadap tafsir ini.

2. Penelitian ini belum komprehensif, karena hanya melakukan penelitian

terhadap dimensi sastra Jawa secara umum. Penulis menyarankan bagi

siapa saja yang melakukan penelitian terhadap tafsir ini untuk

mengkaji pemikiran-pemikiran mufassir (Gus Mus) dalam tafsir al-

Ubairiz. Sehingga dapat memberikan kontribusi pada kepustakaan

jurusan ilmu Al-Qur’an dan Tafsir tentang tafsir al-Ubairiz serta dapat

memberikan kontribusi dalam bidang keilmuwan tafsir.

Page 45: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

104

Page 46: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

105

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Sri Wintala, Etika Jawa, Yogyakarta: Araska, 2018.

Anshari, Abu Asma, Abdullah Zaim, Naibul Umam ES, Ngetan-Ngulon

Ketemu Gus Mus, Semarang: HMT Foundation, 2005.

Anshari, Ulumul Qur’an, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Anwar, Rosihon, Pengantar Ulumul Qur’an, Bandung: CV Pustaka Setia, 2009.

Baidan, Nashruddin, Rekontruksi Ilmu Tafsir, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Prima Yasa, 2000.

Bisri, A. Mustofa, Al-Ubairiz Fi Tafsiri Gharaibil Qur’anil Aziz, Surabaya:

Penertbit Pustaka Progresif, 2000.

Bisri, A. Mustofa, Mencari Bening Hati, Jakarta: Kompas, 2009.

Bisri, A. Mustofa, Sang Pemimpin, Rembang: CV. MataAir Indonesia, 2016.

Fauziah, Putri Laelatul, “Nilai-nilai Keikhlasan dalam Buku Membuka Pintu

Langit Karya KH. A. Mustofa Bisri”, Skripsi, IAIN Salatiga, 2017.

Tidak diterbitkan.

G. Moedjanto, Konsep Kekuasaan Jawa Penerapannya oleh Raja-Raja

Jawa, Yogyakarta: IKAPI, 2002.

Gusmian, Islah, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga

Ideologi, Yogyakarta: PT. LKIS Printing Cemerlang, 2013.

Handayani, Sri, “Unggah-ungguh dalam Etika Jawa”, Skripsi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2009.

Hidayat, Afendi dan Suwardi, Diktat Sejarah Sastra Jawa, Yogyakarta:

Fakultas Bahasa dan Seni UNY, 2005.

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2015.

Page 47: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

106

Laila, Itsna Noor, “Pemikiran Pendidikan Islam K.H. A. Mustofa Bisri”,

Tesis, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2012. Tidak diterbitkan.

Mahsyar, Muhammad, ”Pesan-Pesan Dakwah dalam Syair-Syair Puisi Karya

KH.A.Mustofa Bisri”, Skripsi, IAIN Raden Saleh Lampung, 2017.

Tidak diterbitkan.

Masruroh, Lu’lu’ul, “Makna Pesan Dakwah Dalam Puisi Karya KH. Ahmad

Mustofa Bisri”, Skripsi, IAIN Sunan Ampel , 2013. Tidak diterbitkan.

Mualim, Fahrudin, “Perbandingan Gaya Bahasa Pada Puisi IbuKarya

Mustofa Bisri Dengan Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama Serta

Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia”,

Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak diterbitkan.

Muniroh, Natiqotul, “Analisis Strukturalisme Genetik dalam Novel Moi

Nojoud, 10 ans, divorcée karya Nojoud Ali dan Delphine Minoui:

Sebuah Sosiologi Sastra”, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta,

2012. Tidak diterbitkan.

Novantoro, Yusuf, “Karya Sastra Kontemporer Gus Mus Tahun 1980-2010

M”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016. Tidak

diterbitkan.

Nurwatab, Ervan, Tafsir Al-Qur’an Tempo doeloe, Jakarta: Ushul Press,

2009.

Pradotokusumo, Partin Sardjono, Pengkajian Sastra, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2008.

Pramono, Ari Agung, Model Kepemimpinan Kiai Pesantren Ala Gus Mus,

Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2017.

Page 48: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

107

Prawoto, Poer adhie, Kritik Esai Kesusastraan Jawa Modern, Bandung:

Angkasa, 1991.

Purwadi, Pengkajian Sastra Jawa, Yogyakarta: Pura Pustaka, 2009.

Purwadi, Sejarah Sastra Jawa Klasik, Yogyakarta: Panji Pustaka, 2009.

Qari’ah, Anitsatul, “Al-Iklil Fi Ma’ani at-Tanzil di Tengah Perkembangan

Tafsir Nusantara”, Tesis, IIQ Jakarta, 2011. Tidak diterbitkan.

Reksodihardjo, Soegeng, dkk, Tata Kelakuan di Lingkungan Keluarga dan

Masyarakat Daerah Jawa Tengah, Yogyakarta: Depdikbud, 1990.

Roziqin, Badiatul, dkk, 101 Jejak Tokoh Islam Indonesia, Yogyakarta: e-

Nusantara, 2009.

Saryono, Djoko, Arung Diri Kitab Puisi, Surabaya: UPT Taman Budaya

Jawa Timur, 2013.

Sumadi dan Edi Setiyanto, Permasalahan Pemakaian Bahasa Jawa Krama,

Yogyakarta: Depdikbud, 2010.

Sumardjo, Jakob, dan Saini KM, Apresiasi Kesusastraan, Jakarta: Gramedia,

1988.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1990.

Suseno, Frans Magnis dan S. Reksosusilo, Etika Jawa dalam Tantangan

Sebuah Bunga Rampai, Yogyakarta: Kanisius, 1983.

Suseno, Frans Magnis, EtikaJawa Sebuah Analisa Falsafi tentang

Kebijaksanaan Hidup Jawa, Jakarta: PT. Gramedia, 1985.

Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1984.

Page 49: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

108

Wellek, Rene dan Austin Werren, Teori Kesusastraan, Jakarta: PT.

Gramedia, 1990.

Wiratma, Nara Setya, Periodisasi Sastra Jawa: Manifestasi Keluhuran

Bangsa, Yogyakarta: UNS, 2015.

Zoetmulder, Kalangwan, Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang, Jakarta:

Jambatan, 1985.

Jurnal Hermeunetik, Vol. 8, No. 2, Desember 2014.

Jurnal Hikamuna, Vol. 1, No. 1, 2016.

Jurnal Insania, Vol 13, 2008.

Jurnal Intizar, Vol. 20, No. 1, 2014.

Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juni 2016.

Jurnal Litera, Vol. 15, No. 2, Oktober 2016.

Jurnal Literasi, Vol. 02, No. 2, Desember 2012.

Jurnal Pengembangan Pendidikan, Vol. 9. No. 2, Desember 2012,

Jurnal Suhuf, Vol. 2, No. 2, 2009.

Jurnal Suhuf, Vol. 6, No. 2, 2013

Jurnal Tanzil, Vol. I, No. 1, Oktober 2015.

digilib.uinsby.ac.id/17188/5/Bab%202.pdf, diakses pada 10 juli 2018 pukul

11. 40 WIB.

http://aloysiusindratmo.blogspot.com/.2010/02/dunia-sastra-jawa.html?=1,

diakses pada tanggal 11 juli 2018 pukul 11.58 WIB

Page 50: DIMENSI SASTRA DALAM TAFSIR AL-UBAIRIZ FÎ TAFSÎRI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/754/2/14210622_Publik.pdf · PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi Arab-Latin mengikuti

109

http://fajarfitrianto.hol.es/?p=804, diakses pada tanggal 11 juli 2018 pukul

10.38 WIB.

http://fajarfitrianto.hol.es/?p=804, diakses pada tanggal 11 juli 2018 pukul

10.48 WIB.

http://ninkwidya.blogspot.com/2010/03/karya-sastra-jawa-kuno.html?m=1,

diakses pada tanggal 11 juli 2018 pukul 12.09 WIB

http://www.gusmus.net/page.php, diakses pada tanggal 3 Juli 2018 pukul

14.05 WIB.