penyelidikan sumber daya ree dan mineral ikutan di daerah

13
PENYELIDIKAN RARE EARTH ELEMENT (REE) DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH SERUYAN DAN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Kaswan Budiharyanto, Rohmana, Sulaeman, Agata Vanessa Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Keterdapatan unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE) pada mineral- mineral seperti zirkon, monasit dan xenotim di Indonesia telah diketahui sejak lama. Keberadaan mineral mengandung unsur tanah jarang (UTJ) sebagai mineral ikutan dalam proses penambangan dan pengolahan timah dan emas. Sumber bahan baku untuk pasokan bagi produk industri ini yang menjadi target agar Indonesia turut berperan sebagai subjek di era serba teknologi canggih. Berpijak pada keinginan berperan sebagai subjek dan mengingat institusi pemerintah yang tugas dan fungsinya sebagai pusat penyedia informasi mineral bahan tambang, maka pada tahun anggaran 2015 melakukan penyelidikan Rare Earth Elements (REE) dan mineral ikutan di daerah Seruyan dan Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. Sekaligus merespon keinginan pemerintah daerah untuk mengungkapkan potensi REE di wilayah tersebut. Kegiatan penyelidikan ini dilakukan dengan menggunakan alat bor dormer, meliputi dua wilayah yaitu; Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan (112,319751 o sampai 112,379480 o BT dan 2,703805 o sampai 2,756002 o LS) dan Kecamatan Lamandau, Kabupaten Lamandau (111,060292 o sampai 111,109365 BT dan 1, 799394 sampai 1837224 o LS) Provinsi Kalimantan Tengah. Luas daerah penyelidikan dari dua lokasi + 6,700 Ha, jumlah titik bor 38 titik dengan jumlah conto 147, terdiri dari : 92 conto kosentrat dulang untuk analisis mineralogi butir, 36 conto tanah untuk analisis kimia (REE dan Sn), 8 conto tanah untuk analisis Major Element (X-RF), 7 conto tanah untuk analisis X-RD, sebanyak 4 conto batuan masing-masing : 2 conto untuk analisis mineragrafi, 2 conto untuk analisis petrografi, dengan total kedalaman lubang bor 76,96 meter. Secara megaskopis conto konsentrat dulang pengeboran teridentifikasi zirkon, mineral kuarsa, kasiterit, ilmenit dan kemungkinan mineral lainnya. PENDAHULUAN Latar Belakang Investasi di bidang eksplorasi mineral untuk unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE) sudah lama dilakukan oleh negara-negara maju karena kegunaannya sebagai bahan baku industri berteknologi tinggi. Meskipun kebutuhan industri terhadap UTJ relative kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman dan pengembangan aplikasi teknologi tinggi (Keith R., 2010). Produk dari industri berteknologi tinggi sudah dipakai oleh hampir sebagian besar orang Indonesia di perkotaan sampai pedesaan. Salah satu produk yang dipakai oleh kebanyakan orang adalah perangkat alat komunikasi seluler yang sebagian komponennya berasal dari UTJ. Daerah Seruyan dan Lamandau kaya akan potensi sumber daya bahan galian, terutama emas aluvial. Endapan aluvial emas umumnya mengandung mineral ikutan berharga seperti: ilmenit (TiO2), magnetit (Fe2TiO4), zirkon (ZrSiO4), xenotim (YPO4), monazit (Ce, La,Nd,Th) PO4, dan lainnya. Mineral-mineral tersebut di dalamnya terkandung unsur tanah jarang (REE), yang saat ini merupakan unsur yang bernilai ekonomis tinggi. Penggunaan REE

Upload: vannguyet

Post on 12-Jan-2017

232 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

PENYELIDIKAN RARE EARTH ELEMENT (REE) DAN MINERAL IKUTAN

DI DAERAH SERUYAN DAN LAMANDAU

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Kaswan Budiharyanto, Rohmana, Sulaeman, Agata Vanessa

Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Keterdapatan unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE) pada mineral-

mineral seperti zirkon, monasit dan xenotim di Indonesia telah diketahui sejak lama.

Keberadaan mineral mengandung unsur tanah jarang (UTJ) sebagai mineral ikutan dalam

proses penambangan dan pengolahan timah dan emas. Sumber bahan baku untuk pasokan

bagi produk industri ini yang menjadi target agar Indonesia turut berperan sebagai subjek di

era serba teknologi canggih.

Berpijak pada keinginan berperan sebagai subjek dan mengingat institusi pemerintah

yang tugas dan fungsinya sebagai pusat penyedia informasi mineral bahan tambang, maka

pada tahun anggaran 2015 melakukan penyelidikan Rare Earth Elements (REE) dan mineral

ikutan di daerah Seruyan dan Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. Sekaligus merespon

keinginan pemerintah daerah untuk mengungkapkan potensi REE di wilayah tersebut.

Kegiatan penyelidikan ini dilakukan dengan menggunakan alat bor dormer, meliputi

dua wilayah yaitu; Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan (112,319751o sampai

112,379480o BT dan 2,703805o sampai 2,756002o LS) dan Kecamatan Lamandau, Kabupaten

Lamandau (111,060292o sampai 111,109365 BT dan 1, 799394 sampai 1837224o LS) Provinsi

Kalimantan Tengah.

Luas daerah penyelidikan dari dua lokasi + 6,700 Ha, jumlah titik bor 38 titik dengan

jumlah conto 147, terdiri dari : 92 conto kosentrat dulang untuk analisis mineralogi butir, 36

conto tanah untuk analisis kimia (REE dan Sn), 8 conto tanah untuk analisis Major Element

(X-RF), 7 conto tanah untuk analisis X-RD, sebanyak 4 conto batuan masing-masing : 2 conto

untuk analisis mineragrafi, 2 conto untuk analisis petrografi, dengan total kedalaman lubang

bor 76,96 meter.

Secara megaskopis conto konsentrat dulang pengeboran teridentifikasi zirkon, mineral

kuarsa, kasiterit, ilmenit dan kemungkinan mineral lainnya.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Investasi di bidang eksplorasi

mineral untuk unsur tanah jarang (UTJ)

atau rare earth elements (REE) sudah lama

dilakukan oleh negara-negara maju

karena kegunaannya sebagai bahan baku

industri berteknologi tinggi. Meskipun

kebutuhan industri terhadap UTJ relative

kecil dalam tonase, tetapi sangat penting

untuk keragaman dan pengembangan

aplikasi teknologi tinggi (Keith R., 2010).

Produk dari industri berteknologi tinggi

sudah dipakai oleh hampir sebagian besar

orang Indonesia di perkotaan sampai

pedesaan. Salah satu produk yang dipakai

oleh kebanyakan orang adalah perangkat

alat komunikasi seluler yang sebagian

komponennya berasal dari UTJ.

Daerah Seruyan dan Lamandau

kaya akan potensi sumber daya bahan

galian, terutama emas aluvial. Endapan

aluvial emas umumnya mengandung

mineral ikutan berharga seperti: ilmenit

(TiO2), magnetit (Fe2TiO4), zirkon (ZrSiO4),

xenotim (YPO4), monazit (Ce, La,Nd,Th)

PO4, dan lainnya. Mineral-mineral tersebut

di dalamnya terkandung unsur tanah jarang

(REE), yang saat ini merupakan unsur yang

bernilai ekonomis tinggi. Penggunaan REE

Page 2: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

dalam dunia industri telah memicu

perkembangan penemuan material-

material baru yang berguna untuk

meningkatkan kualitas produk industri

logam, informasi, elektronika, migas dan

pengembangan energi nuklir.

Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan penyelidikan ini

adalah untuk memperoleh data dan

informasi potensi bahan galian, bahan

galian lain/mineral ikutan dan unsur tanah

jarang di daerah Seruyan dan Lamandau,

Provinsi Kalimantan Tengah

Tujuan kgiatan penyelidikan adalah

untuk mengetahui dan memberikan

rekomendasi potensi pemanfaatan agar

memperoleh nilai tambah bahan galian,

bahan galian lain/mineral ikutan dan unsur

tanah jarang (UTJ) kepada Pemerintah

Kabupaten Seruyan dan Lamandau,

Provinsi Kalimantan Tengah.

Lokasi Kegiatan

Lokasi dan kegiatan dilaksanakan

di daerah Kecamatan Danau Sembuluh

Kabupaten Seruyan dan Kecamatan

Lamandau, Kabupaten Lamandau,

Provinsi Kalimantan Tengah (Gambar 1)

METODOLOGI

Metodologi penyelidikan dapat

dibagi menjadi 4 tahapan yaitu :

1. Pengumpulan Data Sekunder; berupa

pengumpulan data dan informasi yang

terkait dengan daerah penelitian.

Sumber data dari berbagai laporan hasil

penyelidikan geologi, laporan dari dinas

terkait di provinsi dan daerah serta

berbagai web site yang terkait dengan

pertambangan timah.

2. Pengumpulan Data Primer dan

Pemercontoan; berupa pengeboran

dengan bor Doormer pada endapan

aluvial dan pemercontoan dengan cara

channel sampling pada bukaan

tambang.

3. Analisis Laboratorium; meliputi analisis

mineralogi butir dan Inductively Coupled

Plasma (ICP) di Laboratorium Pusat

Sumber Daya Geologi-Bandung.

Pengukuran geofisika radiometrii untuk

analisis Uranium dan Thorium dengan

menggunakan alat Gamma Surveyor II

di Pusat Sumber Daya Geologi.

4. Pengolahan Data dan Penyusunan

Laporan.

GEOLOGI UMUM

Geologi Regional

Fisiografi

Daerah Seruyan dan Lamandau

secara fisiografi terletak pada daerah batas

2 zona fisiografi yaitu : Zona Cekungan

Barito dan Zona Paparan Sunda. Zona

Barito ditandai oleh terdapatnya batuan

sedimen Tersier hingga Kuarter,

sedangkan Zona Paparan Sunda dicirikan

oleh jenis batuan dasar Volkanik Pra

Tersier.

Berdasarkan keadaan morfologinya

daerah ini dapat dibedakan atas tiga

satuan yaitu morfologi dataran rendah,

perbukitan bergelombang dan

pegunungan. Dataran rendah dapat

dibedakan lagi atas 2 satuan yaitu satuan

dataran rawa dan dataran bergelombang.

Dataran rawa dicirikan oleh bentuk

morfologi yang relatif datar dengan

ketinggian 0 - 20 meter di atas permukaan

laut (mdpl), ditempati oleh rawa-rawa,

terdapat sungai-sungai besar seperti

Sungai Jelai, Sungai Lamandau dan

Sungai Kumai. Sungai-sungai ini pada

umumnya mempunyai bentuk yang tidak

teratur, berkelok-kelok, mempunyai danau

sungai (oxbow lake), lembah sungai relatif

luas, lebar sungai antara 40 - 75 meter dan

arus tidak kuat. Satuan morfologi ini

disusun oleh endapan Kuarter yang berupa

aluvium sungai dan endapan rawa.

Dataran bergelombang dicirikan

oleh bentuk permukaan yang relatif miring

(5° - 10°) umumnya menempati daerah

diantara dua sungai besar yang

Page 3: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

membentuk pola aliran denritik,

mempunyai ketinggian antara 20 - 50 mdpl.

Satuan dataran bergelombang ini

umumnya disusun oleh batuan sedimen

Tersier Akhir - Kuarter Awal.

Stratigrafi

Satuan batuan tertua di daerah

Seruyan dan Lamandau adalah Batuan

Malihan Pinoh (PzTRp) yang berumur

Paleozoikum-Trias terdiri dari sekis

muskovit-kuarsa, batutanduk, sedikit

metatuf dan kuarsit, disusul Batuan

Gunungapi Formasi Kuayan (TRvr) yang

berumur Trias Akhir. Formasi Kuayan ini

terdiri dari breksi gunungapi tak

terpisahkan, andesitik dan basalt, lava,

batupasir tufan, tuf, terobosan andesit (a)

dan basalt (b). Formasi Kuayan diterobos

oleh Batuan Granitik Plutonik/Tonalit

Sepauk (G/Kls) yang berumur Kapur Atas.

Batuan Granitik Plutonik/Tonalit Sepauk ini

terdiri dari batuan granitik berkomposisi

diorit (D), Tonali (T), Granodiorit (Gd)-

Monzonit (M) dengan tekstur merata.

Menyusul Granit Sukadana (Kus) berumur

Kapur Atas yang terdiri dari granit biotit

merah muda, granit alkali feldspar dan

monzogranit. Batuan terobosan ini tertindih

tak selaras oleh Batuan Gunungapi

Kerabai (Kuk) yang berumur Kapur Atas,

tersebar mulai daerah perbatasan Seruyan

dan Lamandau (Kalimantan Tengah)

dengan Kalimantan Barat dan meluas pada

Kalimantan Barat. Batuan ini terdiri atas

lava andesit dan riolit, piroklastika

terelaskan (tuf abu), lapili dan kristal, breksi

gunungapi dan aglomerat.

Pada Kala Oligo-Miosen terjadi

kegiatan gunungapi yang menghasilkan

batuan Andesit (Tma) dan Basal (Tmb).

Batuan ini sebagai Batuan Terobosan

Sintang (Toms) terdiri dari andesit yang

umumnya berupa stok dan basalt berupa

sill/retas. Stok andesit ini berukuran

beberapa ratus meter sampai beberapa

kilometer, yang penyebarannya ditafsirkan

dari Citra Landsat. Selanjutnya satuan

batuan di atas tertindih oleh satuan batuan

sedimen Formasi Dahor (Tqd) yang

berumur Miosen Akhir-Pliosen. Formasi

Dahor terdiri dari konglomerat, batupasir,

batulempung bersisipan lignit.

Batuan yang termuda di daerah ini

adalah aluvium yang terdiri dari endapan

sungai, pantai dan rawa yang berumur

Kuarter. Endapan rawa terdiri dari gambut,

lempung kaolinit dan lanau bersisipan pasir

(Gambar 2).

Struktur Geologi

Daerah Seruyan dan lamandau

berdasarkan geologi regionalnya masuk ke

dalam Paparan Sunda dan cekungan

Barito.

Struktur sesar di daerah ini

terutama hasil penafsiran Citra Landsat.

Sesar Normal sangat besar dengan arah

timur-barat, dari S. Katingan terus ke S.

Kawah memanjang kira-kira 130 km,

sesar-sesar normal umumnya mengarah

Baratlaut- Tenggara, sedangkan di

utaranya sesar normal mengarah

Baratdaya-Timurlaut. Struktur perlipatan ini

kurang begitu berkembang sehingga

antiklin dan sinklin tidak ditemukan.

Bahan Galian

Potensi bahan galian yang terdapat

di Seruyan dan Lamandau adalah :

1. Emas, terdapat di Desa Sambi,

Kecamatan Arut Utara;

2. Batu kecubung, terdapat di Desa

Pangkut dan Desa Gandis Kecamatan

Arut Utara;

3. Kaolin di Desa Keraya dan Desa Kubu,

Kecamatan Kumai.

Pasir kwarsa, batu kali, tanah urug, kerikil,

batu kapur, batu belah, batu pecah dan

tanah pilihan.

(http://www.tarukalteng.net/).

PEMBAHASAN

Kabupaten Seruyan

Stratigrafi

Page 4: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

Berdasarkan pengamatan di

lapangan Endapan Aluvium (Qa),

merupakan endapan aluvial terutama

terdiri dari gambut berwarna coklat

kehitaman, pasir berwarna kekuningan

berbutir halus-kasar, lempung berwarna

kelabu kecoklatan dan lempung kaolinan

berwarna putih kekuningan dan bersifat

liat, menempati hampir keseluruhan dari

daerah penyelidikan (Gambar 3).

Hasil pemercontoan di lapangan

dengan menggunakan alat bor dormer di

daerah Kecamatan Danau Sembuluh

(Gambar 4) endapan alluvial terdiri dari

tanah pasiran, warna abu-abu kehitaman,

loose, ukuran butir sedang, banyak

terdapat butiran kuarsa dan masih terdapat

unsur organik (0,00-1,00 m), Tanah

pasiran, warna abu-abu terang, ukuran

butir sedang, banyak terdapat butiran

kuarsa (1,00-2,00 m), Tanah pasiran,

warna abu-abu terang, ukuran butir

sedang, terdapat butiran kuarsa berukuran

kasar (2,00-2,25 m). Sedangkan pada

conto chanel sampling di daerah Teluk

Kupang (SCH.23) endapan aluvial

tersusun tanah pasir, warna abu-abu

terang, ukuran butir kasar-halus, banyak

mengandung butiran kuarsa berukuran

kasar (0,00-1,00 m), tanah pasir, warna

abu-abu gelap, ukuran butir kasar-halus,

banyak mengandung butiran kuarsa

berukuran kasar (1,00-2,00 m), tanah pasir,

warna abu-abu kekuningan, ukuran butir

kasar-halus, banyak mengandung butiran

kuarsa berukuran kasar (2,00-2,80 m)

(Gambar 5). Peta pengambilan conto di

daerh Seruyan ditunjukkan pada

Gambar 6.

Secara megaskopis conto

konsentrat dulang pengeboran

teridentifikasi zirkon, mineral kuarsa,

kasiterit, ilmenit dan kemungkinan mineral

lainnya.

Kabupaten Lamandau

Stratigrafi

Daerah penyelidikan didominasi

oleh endapan Granit Sukadana berumur

Kapur dan endapan batuan Gunungapi

Kerabai berumur Kapur Atas. Endapan

Granit Sukadana ini sebarannya cukup

luas dan umumnya terdapat pada daerah

perbukitan. Sedangkan endapan batuan

Gunungapi Kerabai umumnya tardapat

pada lembah-lembah (Gambar 7).

Hasil pemercontoan di lapangan

dengan menggunakan alat bor dormer di

lokasi (L.09) daerah Tanjung Beringin,

endapan granit sukadana ini tersusun dari

atas ke bawah terdiri dari tanah lempung

pasiran, ukuran butir halus, warna coklat

terang, masih terdapat unsur organik dan

fragmen batuan yang tersilifikasi serta

fragmen kuarsa (0.00-1,00 m). Tanah

pasiran, ukuran butir sedang, coklat terang,

sebagian berwarna abu-abu, terdapat

fragmen batuan berukuran kerikil dan juga

terdapat kuarsa (1,00-2,00 m). Sedangkan

pada lokasi conto (L.02) endapan batuan

Gunungapi Kerabai tersusun dari atas ke

bawah terdiri dari tanah lempungan, warna

coklat kehitaman, terdapat organic (akar),

sedikit gravel, mineral hematit yang telah

lapuk (0,00-1,00 m). Tanah lempungan

warna coklat, masih terdapat organic

(akar), banyak terdapat gravel yang telah

tersilisifikasi, terdapat mineral hematit

(1,00-2,00 m). Tanah lempungan, warna

coklat, sebagian berwarna abu-abu tua,

terdapat gravel-gravel batuan. Peta lokasi

conto daerah Lamandau dapat ditunjukkan

pada Gambar 8.

Secara megaskopis conto

konsentrat dulang pengeboran

teridentifikasi zirkon, mineral kuarsa,

kasiterit, ilmenit dan kemungkinan mineral

lainnya.

Pemercontoan

Pengambilan conto menggunakan

alat bor doormer pada daerah penyelidikan

dengan pola pemboran secara acak.

Sedangkan pola pemboran secara acak

yaitu penentuan titik bor disesuaikan

Page 5: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

dengan kondisi lapangan yang tidak

mungkin dilakukan penentuan titik bor

secara grid. Pemboran dihentikan setelah

bor mencapai batuan dasar yang umumnya

terdiri dari lempung abu-abu putih

kehijauan dan batupasir.

Conto hasil pemboran diambil pada

setiap interval kedalaman 1 m kemudian

diaduk sampai merata dan di kuartering

(Gambar 9), kemudian dilakukan

pengukuran volume dan didulang (Gambar

10 dan Gambar 11). Hasil pendulangan

dikeringkan untuk memperoleh konsentrat

kering selanjutnya dimasukan ke dalam

kantong plastik dan diberi kode conto. Dari

setiap kedalaman 1 m conto diaduk sampai

merata dan di kuartering. Selain

pengambilan conto pemboran juga diambil

conto dari singkapan bukaan tambang

dengan metoda chanel sampling. Conto-

conto dari singkapan bukaan tambang

tersebut yaitu berupa conto lempung,

batuan, pasir dan tailing (Gambar 12 dan

Gambar 13). Hasil pemercontoan

pemboran dan chanel sampling di

lapangan untuk dilakukan analisis

laboratorium adalah sebanyak 92 conto

untuk analisis mineralogi butir, 36 conto

untuk analisis ICP untuk Unsur Logam

Tanah Jarang/REE, 8 conto untuk analisis

X-RF dan 7 conto untuk analisis X-RD

(Tabel 1).

HASIL ANALISIS

Mineralogi Butir

Hasil analisis conto mineral butir

dari dua daerah penyelidikan (Seruyan dan

Lamandau) sebanyak 92 conto konsentrat

dulang menunjukkan penyebaran mineral

beragam dengan dominan mineral kuarsa,

magnetit, ilmenit, oksida besi dan sebagian

zirkon. Selain itu teridentifikasi pula

mineral-mineral lainnya seperti ampibol,

piroksen, pirit, rutil dan lain sebagainya

(Gambar 6a) .

Hasil analisis conto bor (Tabel 2)

menunjukkan presentasi kandungan

mineral magnetit, ilmenit, kuarsa, zirkon

dan oksida besi teridentifikasi sangat

bervariasi dan tidak merata pada setiap

lubang bor.

Gambar 6a. L01/15/1-2M/PC (Lamandau).

Butiran mineral Kuarsa, tidak

berwarna, transparan, Zirkon, tidak

berwarna, merah muda, transparan,

prismatik, Rutil, coklat, kilap lilin, Amfibol.

Hitam, bentuk prismatik, Ilmenit, hitam,

kilap metalik. Perbesaran 75x.

Tabel 2. Hasil Analisis Mineral Butir

Conto Bor

Mineral

Daerah

Lamandau

(%)

Seruyan

(%)

Magnetit 0 - 51,68 Trace -

2,78

Ilmenit 2 - 96,83 Trace -

73,98

Kuarsa 0 - 90,90 25,71 - 100

Garnet Trace Trace

Pirit Trace Trace

Leukosen 0 Trace

Zirkon Trace -

26,79

Trace -

37,96

Rutil Trace Trace -

1,20

Piroksen Trace -

17,64 Trace

Amfibol Trace Trace

Oksida

besi

Trace -

33,04

Trace -

1,60

Dari tabel di atas, masing-masing

daerah memiliki persentase mineral yang

berbeda-beda. Daerah Lamandau terdapat

Zirkon

Rutil

Amfibol

Ilmenit Kuarsa

Page 6: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

mineral magnetit edngan persentase palng

kecil 0% dan paling besar hingga 51,68 %,

ilmenit dengan persentase paling kecil 2%

dan paling tinggi hingga 96,83%, kuarsa

dengan persentase sampai 90,90% dan

zirkon memiliki persentase hingga 26,79%.

Berbeda dengan daerah Seruyan yang

didominasi oleh mineral kuarsa dengan

persentase hingga 100% dan zirkon hingga

37,96%.

Unsur Tanah Jarang

Hasil analisis Inductively Coupled

Plasma (ICP) lengkap 36 conto dari

pemboran dan channel sampling pada

bukaan/singkapan di lapangan dari 2 (dua)

daerah yakni Lamandau sebanyak 13

conto dan Seruyan sebanyak 23 conto,

terkandung kisaran nilai unsur tanah jarang

(UTJ).

Dari hasil analisis laboratorium kimia

metode ICP (Tabel 3) daerah Lamandau,

pada beberapa titik bor terdapat

peninggian unsur tanah jarang

dibandingkan dengan kelimpahan unsur

tanah jarang di kerak bumi, sebagai berikut

unsur Ce kisaran antara 6,40 - 190,42 ppm

sedangkan di kerak bumi rata-rata 64 ppm

ppm, unsur Gd kisaran antara 0 - 21,68

ppm sedangkan kelimpahan di kerak bumi

berkisar 3,8 ppm, unsur Nd kisaran antara

2,24 - 30,22 ppm sedangkan kelimpahan di

kerak bumi berkisar 26 ppm, unsur Pr

berkisar antara 2,20 - 47,36 ppm

sedangkan kelimpahan di kerak bumi

berkisar 7,1 ppm, unsur Sm berkisar antara

0 - 6,17 ppm sedangkan kelimpahan di

kerak bumi berkisar 4,5 ppm, unsur Tb

berkisar antara 0 - 3,83 ppm sedangkan

kelimpahan di kerak bumi 0,64 ppm. unsur

tanah jarang lainnya berada dibawah

Kelimpahan Unsur Tanah Jarang (UTJ)

dalam Kerak Bumi (unsur Dy, Eu, Ho,La,

Lu, Sc, Tm, Y dan Yb). Untuk Unsur Sn

terdapat peninggian di ke dua daerah yaitu

kisaran antara 5 - 30 ppm di daerah

Lamandau dan kisaran 15 - 30 ppm untuk

di daerah Seruyan, sedangkan di kerak

bumi umumnya rata-rata 2 ppm. Peta

sebaran unsur Sn disajikan pada Gambar

14 dan Gambar 15.

Tabel 3. Hasil analisis Inductively

Coupled Plasma(ICP) Conto Bor

Unsur

Tanah

Jarang

(UTJ)

Daerah

Lamandau Seruyan

Ce 6,40 -

190,42 0 - 4,71

Dy 0 0

Eu 0 0

Gd 0 - 21,68 0

Ho 0 0

La 1,22 - 39,65 0 - 0,56

Lu 0 0

Nd 2,24 - 30,22 0 - 21,20

Pr 2,20 - 47,36 0 - 6,31

Sc 0 - 27,73 0

Sm 0 - 6,17 0 - 3,78

Tb 0 - 3,83 0

Tm 0 0

Y 0 - 10,96 0

Yb 0 0

Sn 5 - 30 15 - 30

KESIMPULAN

Kesimpulan

Kegiatan penyelidikan sumber daya

REE dan mineral ikutan di Seruyan dan

Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah.

Di wilayah Seruyan dilakukan di daerah

Kecamatan Danau Sembuluh dengan luas

area + 4.200 Ha, sedangkan di wilayah

Lamandau dilakukan di daerah Kecamatan

Lamandau dengan luas area + 2,500 Ha.

Luas daerah penyelidikan dari dua

lokasi + 6,700 Ha, jumlah titik bor 38 titik

dengan jumlah conto 147, terdiri dari : 92

conto kosentrat dulang untuk analisis

mineralogi butir, 36 conto tanah untuk

analisis kimia (REE dan Sn), 8 conto tanah

untuk analisis Major Element (X-RF), 7

conto tanah untuk analisis X-RD, sebanyak

4 conto batuan masing-masing : 2 conto

untuk analisis mineragrafi, 2 conto untuk

Page 7: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

analisis petrografi, dengan total kedalaman

lubang bor 76,96 meter.

Secara megaskopis conto

konsentrat dulang pengeboran teriden-

tifikasi zirkon, mineral kuarsa, kasiterit,

ilmenit dan kemungkinan mineral lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

B. Hermanto, S. Bachari dan S. Atmawinata., 1994, PETA Geologi Lembar Pangkalanbuun,

Kalimantan, Skala 1 : 250. 000, Pusat Penelitian Geologi, Bandung.

Reptak. Jantop T.N.I. A.D., 1974, Peta Ikhtisar Top. Kalimantan, Lembar Pangkalanbuun,

Skala 1 : 250.000.

Rohmana, Gunradi, R., 2006, Inventarisasi Potensi Bahan Galian Pada Wilayah PETI Daerah

Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Pusat Sumber Daya Geologi,

Bandung.

Sahrudin Sahminan, dkk., 1993, Studi Prainventarisasi Pengembangan Usaha Pertambangan

Mineral Industri di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung.

Keith R. Long, Bradley S. Van Gosen, Nora K. Foley and Daniel Cordier, 2010, The Principal

Rare Earth Element Deposits of the United States—A Summary of Domestic Deposits

and a Global Perspective, U.S. Geological Survey, Reston, Virginia.

Kabupaten Seruyan Dalam Angka Tahun 2013.

Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2013.

http://www.tarukalteng.net/

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan

Page 8: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Seruyan dan Lamandau

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penyelidikan Kecamatan Danau Sembuluh,

Seruyan

Sumber: PPPG (1994)

Page 9: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

Gambar 4. Pengambilan Conto Bor, Menggunakan

Alat Bor Dormer

Gambar 5. Deskripsi dan pengambilan conto secara channel sampling

Page 10: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

Gambar 6. Peta Lokasi Bor Daerah Kec. Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan

Gambar 7. Peta geologi daerah Penyelidikan Kecamatan Lamandau, Lamandau

Page 11: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

Gambar 8. Peta Lokasi Bor Daerah Kec. Lamandau, Kabupaten Lamandau

Gambar 9. Conto Hasil Pengeboran dan Channel Sampling di Kuartering

Gambar 10. Pengukuran volume dan Penyaringan

Conto Bor

Gambar 11. Conto Bor Didulang Untuk Mengambil Konsentratnya

Page 12: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

Gambar 13. Lapisan Batuan Pada Endapan Aluvial (rawa)

di Daerah Penyelidikan (Kec. Danau Sembuluh)

Gambar 14. Peta Sebaran Unsur Sn di Daerah Lamandau

Gambar 12. Kegiatan Pengolahan Tailing Menggunakan Sluice Box Oleh Masyarakat

Setempat di Daerah Muka, Danau Sembuluh

Page 13: Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

Gambar 15. Peta Sebaran Unsur Sn di Daerah Seruyan

Tabel 1. Lokasi Titik Bor, Luas Area Penyelidikan dan Jumlah Conto

No Lokasi

Penyelidikan

Luas

Area

(Ha)

Jumlah

Titik

Bor

Total

Kedalaman

(M)

Conto

Mineral

Butir

Conto

(REE)

Conto

(X-RF)

Conto

(X-RD)

1. Seruyan 4.200 24 44,79 56 23 4 5

2. Lamandau 2.500 14 32,17 36 13 4 2

Jumlah 6,700 38 76,96 92 36 8 7