penyelidikan ree dan mineral ikutan di daerah …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10....

12
PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH USULAN WPR KABUPATEN BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Kaswan Budiharyanto, Moe'tamar, Trisa Mulyana Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Keterdapatan unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE) di Indonesia ditemukan dalam mineral-mineral seperti zirkon, monasit dan xenotim. Mineral ini ditemukan sebagai produk sampingan penambangan timah dan emas. Berpijak pada tugas dan fungsi PSDG (Pusat Sumber Daya Geologi) sebagai pusat penyedia informasi mineral bahan tambang, maka pada tahun anggaran 2015 telah dilakukan penyelidikan Rare Earth Elements (REE) dan mineral ikutan di daerah usulan WPR Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan ini atas permohonan Pemerintah Kabupaten Bangka. Kegiatan penyelidikan ini dilakukan dengan menggunakan alat bor dormer, channel sampling meliputi 4 wilayah kecamatan yaitu; Kecamatan Belinyu, Riau Silip, Pemali dan Merawang dengan luas daerah usulan WPR + 3,755 Ha, dibatasi dengan koordinat 105° 40s/d 106° 10BT dan -1° 30s/d -2° 20LS. Berdasarkan hasil analisis conto mineral butir terhadap 227 conto konsentrat dulang hasil pengeboran menunjukkan penyebaran mineral beragam dengan dominan mineral kuarsa, ilmenit dan kasiterit. Selain itu teridentifikasi pula mineral-mineral REE seperti monasit, zirkon dan mineral berat lainnya (magnetit). Hasil analisis laboratorium kimia metode ICP terhadap 210 conto diketahui seluruh lokasi dari beberapa conto bor dan channel sampling, yang terdapat peninggian unsur UTJ dibanding dengan Kelimpahan Unsur Tanah Jarang (UTJ) dalam Kerak Bumi adalah Unsur Nb rata-rata antara 82 ppm - 295 ppm, sedangkan di kerak bumi rata-rata 20 ppm, unsur tanah jarang lainnya berada dibawah Kelimpahan Unsur Tanah Jarang (UTJ) dalam Kerak Bumi (unsur Sc, Y, La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sr, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu ). Untuk Unsur Sn terdapat peninggian kandungan yaitu rata-rata antara 3,75 ppm - 79 ppm sedangkan di kerak bumi rata-rata 2 ppm. Berdasarkan hasil penyelidikan ini tidak ditemukan komoditas UTJ yang menonjol namun dalam jumlah kecil bersama-sama dengan komoditas lainnya. Dari hasil deteksi Radio aktif dengan menggunakan alat Radiometri Gamma Surveyor II menunjukkan unsur Uranium (U) dan Thorium (Th) semua sample berada di bawah Kelimpahan Unsur Radio Aktif dalam kerak Bumi, dengan demikian di daerah penyelidikan tidak prospek untuk unsur radio aktif unsur U dan Th. Oleh karena itu usulan WPR harus mempertimbangkan semua komoditas yang ada secara terpadu (timah, besi, dll). Namun masih perlu penyelidikan detail.

Upload: vudan

Post on 08-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH USULAN WPR

KABUPATEN BANGKA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Kaswan Budiharyanto, Moe'tamar, Trisa Mulyana

Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Keterdapatan unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE) di Indonesia

ditemukan dalam mineral-mineral seperti zirkon, monasit dan xenotim. Mineral ini ditemukan

sebagai produk sampingan penambangan timah dan emas.

Berpijak pada tugas dan fungsi PSDG (Pusat Sumber Daya Geologi) sebagai pusat

penyedia informasi mineral bahan tambang, maka pada tahun anggaran 2015 telah dilakukan

penyelidikan Rare Earth Elements (REE) dan mineral ikutan di daerah usulan WPR Kabupaten

Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan ini atas permohonan Pemerintah

Kabupaten Bangka.

Kegiatan penyelidikan ini dilakukan dengan menggunakan alat bor dormer, channel

sampling meliputi 4 wilayah kecamatan yaitu; Kecamatan Belinyu, Riau Silip, Pemali dan

Merawang dengan luas daerah usulan WPR + 3,755 Ha, dibatasi dengan koordinat 105° 40′

s/d 106° 10′ BT dan -1° 30′ s/d -2° 20′ LS.

Berdasarkan hasil analisis conto mineral butir terhadap 227 conto konsentrat dulang

hasil pengeboran menunjukkan penyebaran mineral beragam dengan dominan mineral

kuarsa, ilmenit dan kasiterit. Selain itu teridentifikasi pula mineral-mineral REE seperti monasit,

zirkon dan mineral berat lainnya (magnetit).

Hasil analisis laboratorium kimia metode ICP terhadap 210 conto diketahui seluruh

lokasi dari beberapa conto bor dan channel sampling, yang terdapat peninggian unsur UTJ

dibanding dengan Kelimpahan Unsur Tanah Jarang (UTJ) dalam Kerak Bumi adalah Unsur

Nb rata-rata antara 82 ppm - 295 ppm, sedangkan di kerak bumi rata-rata 20 ppm, unsur tanah

jarang lainnya berada dibawah Kelimpahan Unsur Tanah Jarang (UTJ) dalam Kerak Bumi

(unsur Sc, Y, La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sr, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu ). Untuk Unsur Sn

terdapat peninggian kandungan yaitu rata-rata antara 3,75 ppm - 79 ppm sedangkan di kerak

bumi rata-rata 2 ppm.

Berdasarkan hasil penyelidikan ini tidak ditemukan komoditas UTJ yang menonjol

namun dalam jumlah kecil bersama-sama dengan komoditas lainnya.

Dari hasil deteksi Radio aktif dengan menggunakan alat Radiometri Gamma Surveyor

II menunjukkan unsur Uranium (U) dan Thorium (Th) semua sample berada di bawah

Kelimpahan Unsur Radio Aktif dalam kerak Bumi, dengan demikian di daerah penyelidikan

tidak prospek untuk unsur radio aktif unsur U dan Th.

Oleh karena itu usulan WPR harus mempertimbangkan semua komoditas yang ada

secara terpadu (timah, besi, dll). Namun masih perlu penyelidikan detail.

Page 2: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Investasi di bidang eksplorasi

mineral untuk unsur tanah jarang (UTJ)

atau rare earth elements (REE) sudah lama

dilakukan oleh negara-negara maju

karena kegunaannya sebagai bahan baku

industri berteknologi tinggi. Meskipun

kebutuhan industri terhadap UTJ relative

kecil dalam tonase, tetapi sangat penting

untuk keragaman dan pengembangan

aplikasi teknologi tinggi (Keith R., 2010).

Produk dari industri berteknologi tinggi

sudah dipakai oleh hampir sebagian besar

orang Indonesia di perkotaan sampai

pedesaan. Salah satu produk yang dipakai

oleh kebanyakan orang adalah perangkat

alat komunikasi seluler yang sebagian

komponennya berasal dari UTJ.

Pulau Bangka sejak dahulu dikenal

sebagai daerah penghasil bahan galian

timah endapan aluvial. Penambangan

timah endapan aluvial di daerah ini telah

berlangsung lama, dimulai oleh Bangsa

Cina, kemudian Bangsa Belanda,

selanjutnya dilakukan oleh perusahaan dan

masyarakat setempat.

Endapan aluvial timah yang

diantaranya mengandung UTJ seperti :

zirkon (ZrSiO4), xenotim (YPO4), monazit

(Ce, La,Nd,Th)PO4.

Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan penyelidikan ini

adalah untuk memperoleh data dan

informasi potensi bahan galian UTJ (unsur

tanah jarang) di daerah usulan WPR

Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

Tujuan kgiatan penyelidikan adalah

untuk memberikan rekomendasi

keprospekan UTJ yang akan dijadikan

sebagai dasar usulan WPR Kabupaten

Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

Lokasi Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan di daerah

usulan WPR Kabupaten Bangka (gambar

1), yang meliputi 4 wilayah kecamatan

yaitu; Kecamatan Belinyu, Riau Silip,

Pemali dan Merawang dengan luas daerah

usulan WPR + 3,755 Ha, dibatasi dengan

koordinat 105° 40′ s/d 106° 10′ BT dan -

1° 30′ s/d -2° 20′ LS. Daerah penyeldikan

terletak di luar wilayah PT.Timah (Gambar

2 dan 3).

METODOLOGI

Metodologi penyelidikan dapat

dibagi menjadi 4 tahapan yaitu :

1. Pengumpulan Data Sekunder, tahapan

ini dilakukan sebelum lapangan

mencakup studi literatur (mempelajari

laporan-laporan terdahulu), penyediaan

peta tofografi dan peta geologi regional

daerah kerja, penyedian peralatan kerja

serta perencanaan biaya.

2. Pengumpulan Data Primer dan

Pemercontoan; berupa pengeboran

dengan bor Doormer pada endapan

aluvial dan pemercontoan dengan cara

channel sampling pada bukaan

tambang.

3. Analisis Laboratorium; meliputi analisis

mineralogi butir dan Inductively Coupled

Plasma (ICP) di Laboratorium Pusat

Sumber Daya Geologi-Bandung.

Pengukuran geofisika radiometrii untuk

analisis Uranium dan Thorium dengan

menggunakan alat Gamma Surveyor II

di Pusat Sumber Daya Geologi.

4. Pengolahan Data dan Penyusunan

Laporan.

GEOLOGI UMUM

Geologi Regional

Penyelidikan terdahulu U. Margono

dkk., 1995, menjelaskan satuan batuan

tertua adalah batuan Metamorf Kompleks

Pemali (CPp) berumur Paleo-Perm yang

terdiri dari batuan filit, sekis dengan sisipan

Page 3: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

kuarsit serta lensa-lensa batugamping.

Diabas Penyambung merupakan batuan

berumur lebih muda (Permo-Trias (PTrd)

dari Kompleks Pemali, terdiri dari batuan

diabas dan menerobos Kompleks Pemali;

dimana diabas ini kemudian diterbos

batuan Granit Klabat (TrJkg). Pada awal

Trias, bersamaan dengan pembentukan

Diabas Penyabung terbentuk Formasi

Tanjung Genting (Trt) terdiri dari

perselingan batupasir malihan, batupasir,

batupasir lempung dan batupasir dengan

lensa-lensa batugamping; tersebar sangat

luas meliputi hampir seluruh bagian Pulau

Bangka. Pada Trias Akhir hingga

pertengahan Jura, aktifitas magma

membentuk Granit Klabat (TrJkg) yang

menerobos semua satuan batuan

terdahulu. Pada Kala Pliosen diendapkan

Formasi Ranggam (TQr) yang terdiri dari

perselingan batupasir dan batulempung,

sementara pada Zaman Kuarter (Kala

Holosen) terbentuk endapan Aluvium

(Gambar 4).

Strukur

Struktur yang teramati di di Lembar

Bangka adalah kelurusan, lipatan dan

sesar. Kelurusan terutama pada granit

dengan arah beragam. Lipatan terdapat

pada satuan batupasir dan batulempung

Formasi Tanjung Genting dan Formasi

Ranggam dengan kemiringan antara 180 -

750. Sumbu lipatan berarah Timurlaut-

Baratdaya. Dua jenis sesar yang

berkembang adalah sesar mendatar dan

sesar normal. Sesar mendatar berarah

Timurlaut-Baratdaya, sedangkan sesar

normal Baratlaut-Tenggara.

Kegiatan tektonik ditafsirkan

berlangsung sejak Perem yang ditandai

dengan terbentuknya Kompleks Malihan

Pemali (CPp). Pada Trias Awal terjadi

penurunan dan pengendapan Formasi

Tanjung Genting (TRt) dalam lingkungan

laut dangkal.

Mulai Miosen Tengah-Pliosen Awal

pengendapan berlangsung dengan

terbentuknya Formasi Ranggam (TQr) di

lingkungan fluvial. Selanjutnya

pengangkatan, pedataran dan

pengendapan aluvium di sungai, rawa dan

pantai berlangsung pada Holosen.

Sumber Daya Bahan Galian

Kabupaten Bangka kaya akan

bahan galian tambang dan sektor

pertambangan merupakan salah satu

sektor andalan karena hampir seluruh

wilayah Bangka terdapat bahan galian

tambang seperti timah dan bahan tambang

lainnya dengan cadangan yang relatif

masih besar.

Produksi pengolahan bijih timah

(logam timah) di Kabupaten Bangka pada

tahun 2011 sebanyak 8.916,024 MTon,

Sedangkan produksi bijih timah sebanyak

7.910,600 Ton Sn (Sumber : Kabupaten

Bangka Dalam Angka Tahun 2012).

PEMBAHASAN

Geologi Daerah Penyelidikan

Daerah penyelidikan didominasi

oleh pelapukan batuan Granit Klabat (Blok

1) dan didominasi oleh Endapan Aluvial

(Blok 2) endapan ini merupakan sebagai

pembawa bijijh timah. Ketebalan endapan

aluvial ini dapat mencapai lebih 15 meter

dan sebarannya cukup luas. Sebaran

endapan ini umumnya terdapat pada

lembah-lembah dan penyebaran di daerah

Usulan WPR meliputi daerah Bubus-

Belinyu, Riau Silip, Pemali dan Merawang.

Blok 1

Di lokasi WPR 2, WPR 4, WPR 5,

WPR 6, WPR 7, WPR 8, WPR 9,

menempati pelapukan batuan Granit

Klabat, sedangkan WPR 1, WPR 3, WPR

11, WPR 12, WPR 13 terletak pada

pelapukan batuan malihan komplek pemali

untuk WPR 10 sebagian menempati

endapan aluvial (Gambar 5).

Page 4: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

Blok 2

Berbeda pada blok 2 lokasi WPR

didominasi pada endapan aluvial (WPR 15,

WPR 16, WPR 17, WPR 18) pada WPR 14

menempati pelapukan batuan Granit

Klabat sedangkan WPR 19 pada

pelapukan batuan meta sedimen

(Gambar 6). Hasil pemercontoan dengan

menggunakan alat bor dormer di daerah

Bubus (WPR1BH01) endapan aluvial terdiri

dari lepung pasiran warna coklat kehitaman

halus hingga sedang tebal 0,00 - 1,00

meter. Lempung pasiran berwarna abu

kecoklatan, plastis, halus hingga sdang

tebal 1,00 - 2,00 meter. Lempung pasiran

berwarna abu-abu terang, plastis, halus-

sedang, pada kedalaman 2,20-2,50 meter

ditemui lempung warna putih.

Sedangkan pada conto chanel

sampling di daerah Gunung Muda

(WPR.10/CH02) endapan aluvial tersusun

lempung pasiran hingga kerikil berwarna

coklat kemerahan (0,00-1,00 m), lempung

pasiran warna coklat kemerahan (1,00-

2,00 m), lempung pasiran hingga kerikilan

(fragmen skis) warna coklat kekuningan

(2,00-3,00 m), lempung pasiran hingga

kerikilan kerakal warna coklat kekuningan

(3,00-4,00 m), lapisan kuarsit warna putih

susu, lempung dominan berwarna putih

kotor (4,00-5,00 m), lapisan kuarsit warna

putih susu, lempung dominan berwarna

putih kotor sebagian warna kecoklatan

(5,00-6,00 m), kaolin/ lempung warna putih

kecoklatan sisipan kuarsit (6,00-7,00 m),

kaolin sebagai kong (7,00-8,00 m).

HASIL ANALISIS

Mineralogi Butir

Hasil analisis conto mineral butir

terhadap 227 conto konsentrat dulang

menunjukkan penyebaran mineral

beragam dengan dominan mineral kuarsa,

ilmenit dan kasiterit. Selain itu

teridentifikasi pula mineral-mineral lainnya

seperti magnetit, zirkon, piroksen, ampibol,

oksida besi, dan monasit (Gambar 6a) .

Hasil analisis conto bor (Tabel 1)

menunjukkan presentasi kandungan

mineral kasiterit, ilmenit, kuarsa dan oksida

besi teridentifikasi sangat bervariasi dan

tidak merata pada setiap lubang bor.

Sedangkan kandungan mineral selain

kuarsa teridentifikasi dengan presentasi

trace pada setiap lubang bor.

Gambar 6a. WPR.04/BH.03 (0-1M)

Perbesaran 35.5x. Butiran Kuarsa, tidak

berwarna, transparan, Kasiterit, coklat-

hitam, kilap lilin, Ilmenit, hitam metalik,

Monasit, coklat muda, kilap lilin, Oks.besi,

coklat kemerahan, kusam.

Tabel 1. Hasil Analisis Mineral Butir

Conto Bor

Mineral

Blok

1 (WPR-1

sd 13)

(%)

2 (WPR-14

sd 19)

(%)

Magnetit 0 - Trace 0

Ilmenit Trace Trace

Kuarsa 20,10 - 100 12,70 - 100

Zirkon 0 - Trace 0 - Trace

Piroksen 77,30 -

Trace 0 -100

Amfibol 0 – 2,10 0 - Trace

Oksida

besi 0 - 79,87

Trace -

87,30

Kasiterit 0 – 0,01 0 - 0,02

Monasit 0 - Trace 0 - Trace

Leukosen 0 - Trace 0 - Trace

Kuarsa

Kasiterit

Ilmenit

Monasit

Oks.besi

Page 5: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

Dengan melihat tabel di atas maka

kekayaan mineral khususnya mineral

kasiterit, monasit dan ilmenit setiap lobang

bor mempunyai nilai 0 % hingga trace,

setiap WPR yang terdiri dari beberapa

lubang bor maupun setiap blok yang terdiri

dari beberapa WPR menjadi nihil atau tidak

prospek untuk mineral tersebut di atas.

Unsur Tanah Jarang

Hasil analisis Inductively Coupled

Plasma (ICP) lengkap 210 conto dari

pemboran dan channel sampling pada

bukaan/singkapan di lapangan, terkandung

kisaran nilai unsur tanah jarang (UTJ).

Dari hasil analisis laboratorium

kimia metode ICP (Tabel 2), diketahui

seluruh lokasi usulan WPR yang terdiri dari

beberapa bor, yang terdapat peninggian

unsur UTJ dibanding dengan Kelimpahan

Unsur Tanah Jarang (UTJ) dalam Kerak

Bumi adalah Unsur Nb rata-rata antara 82

ppm - 295 ppm sedangkan di kerak bumi

rata-rata 20 ppm, unsur tanah jarang

lainnya berada dibawah Kelimpahan Unsur

Tanah Jarang (UTJ) dalam Kerak Bumi

(unsur Sc, Y, La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sr, Eu,

Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu ). Untuk

Unsur Sn terdapat peninggian kandungan

yaitu rata-rata antara 1,11 ppm - 79 ppm

sedangkan di kerak bumi rata-rata 2 ppm.

Tabel 2. Hasil analisis Inductively

Coupled Plasma (ICP) Conto Bor

Unsur

Tanah

Jarang

(UTJ)

Blok

1 (WPR-1

sd 13)

(ppm)

2 (WPR-14

sd 19)

(ppm)

Ce 10,75 -

48,15

16,51 -

47,65

Dy 0,14 - 0,59 0,31 - 0,54

Eu 0,04 - 0,47 0,13 - 0,70

Gd 1,69 - 9,56 3,49 - 10,09

Ho 0,00 -

15,45 0,00 - 0,08

La 0,64 –

15,92 8,95 - 24,66

Unsur

Tanah

Jarang

(UTJ)

Blok

1 (WPR-1

sd 13)

(ppm)

2 (WPR-14

sd 19)

(ppm)

Lu 0,27 -

200,82 0,71 - 1,89

Nb 82,60 –

295,71

103,25 -

255,60

Nd 1.32 - 8,65 5,06 - 14,56

Pr 0,56 - 10,94 4,23 - 14,56

Sc 0,57 - 17,25 3,97 - 12,75

Sm 0,29 - 1,96 1,09 - 3,20

Ta 0,28 - 2,70 0,96 - 4,38

Tb 0,34 - 2,15 0,87 - 2,57

Tm 0,00 - 0,03 0,00 - 0,03

Y 0,80 - 10,47 4,30 - 8,06

Yb 0,44 - 0,71 0,99 - 1,61

Sn 1,11 - 73,43 3,75 - 79,23

Kandungan Radioaktif

Untuk mengetahui kandungan

unsur Uranium (U) dan Thorium (Th)

dilakukan deteksi dengan metode

pengukuran radiometrii pada conto tanah

hasil pemboran sebanyak 225 conto tanah.

Dari hasil pengukuran radiometri dengan

menggunakan alat Geofisika Radiometri

Gamma Surveyor II (Tabel 3) menunjukkan

unsur Uranium (U) dan Thorium (Th)

semua sample berada di bawah

Kelimpahan Unsur Radio Aktif dalam kerak

Bumi, dengan demikian di daerah

penyelidikan tidak prospek untuk unsur

radio aktif unsur U dan Th.

Tabel 3. Hasil deteksi Geofisika

Rariometri Gamma Surveyor II Unsur

Tanah Jarang (UTJ)

Lokasi

(Blok

WPR)

Unsur Radio aktif

Uranium

(U)

(ppm)

Thorium

(Thoo)

(ppm)

WPR.01 2,33 - 5,65 7,15 - 10,96

WPR.02 1,58 - 6,57 8,43 - 11,99

WPR.03 1,24 - 6,45 5,17 - 11,26

WPR.04 2,28 - 6,11 6,01 - 10,82

WPR.05 1,86 - 7,43 6,70 - 10,16

Page 6: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

Lokasi

(Blok

WPR)

Unsur Radio aktif

Uranium

(U)

(ppm)

Thorium

(Thoo)

(ppm)

WPR.06 1,58 - 6,77 8,96 - 11,87

WPR.07 1,26 - 6,10 7,84 - 10,81

WPR.08 0,74 - 6,46 7,24 - 11,20

WPR.09 1,34 - 5,98 7,37 - 11,11

WPR.10 1,35 - 6,39 7,02 - 11,44

WPR.11 1,71 - 6,04 7,02 - 12,00

WPR.12 1,79 - 5,81 7,54 - 12,26

WPR.13 1,05 -7,00 7,28 -10,96

WPR.14 1,25 - 6,43 6,49 - 9,20

WPR.15 1,60 - 6,29 7,29 - 10,53

WPR.16 1,20 - 6,30 7,90 - 11,59

WPR.17 1,49 - 6,70 7,06 - 12,29

WPR.18 1,97 - 6,66 7,46 - 11,11

WPR.19 1,23 - 7,12 7,25 - 11,29

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil kegiatan pengeboran REE

dan mineral ikutan di daerah usulan WPR

Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung yang meliputi Kecamatan

Belinyu, Riau Silip, Pemali dan Merawang

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengeboran menunjukkan

penyebaran kandungan mineral

beragam dengan dominan mineral

kuarsa, ilmenit dan kasiterit. Mineral-

mineral lain seperti magnetit, zirkon,

piroksen, ampibol, oksida besi,

dan monasit terdapat sedikit.

2. Kelimpahan Unsur Tanah Jarang (UTJ)

berada dibawah Kelimpahan Unsur

Tanah Jarang (UTJ) dalam Kerak Bumi

(unsur Sc, Y, La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sr, Eu,

Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu ). Untuk

Unsur Sn terdapat peninggian

kandungan yaitu rata-rata antara 3,75

ppm - 79 ppm sedangkan di kerak bumi

rata-rata 2 ppm.

3. Dari hasil pengukuran radiometri

dengan menggunakan alat Radiometri

Gamma Surveyor II menunjukkan unsur

Uranium (U) dan Thorium (Th). semua

sample berada di bawah Kelimpahan

Unsur Radio Aktif dalam kerak Bumi

(Tabel 3), dengan demikian di daerah

penyelidikan tidak prospek

untuk unsur radio aktif unsur U dan Th.

Akan tetapi secara tidak merata

ditemukan UTJ dan mineral lain dalam

jumlah kecil.

Saran

Secara umum WPR tidak prospek

dikembangkan untuk unsur tanah jarang

(UTJ), akan tetapi harus bersama mineral

ikutan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

T. Islah., 2002, Pengawasan Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral

Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya

Mineral, Bandung.

Danny Z H., 2005, Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral Daerah

Bangka Tengah, Provinsi Bangka-Belitung, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya

Mineral, Bandung.

D. Widhiyatna., 2006, Inventarisasi Potensi Bahan Galian Pada Wilayah PETI di Daerah

Belitung, Provinsi Bangka Belitung, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,

Bandung.

Suhandi., 2009, Penyelidikan Bahan Galian Lain dan Mineral Ikutan di Wilayah Usaha

Pertambangan Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, Pusat Sumber

Daya Geologi, Bandung.

Y. Pertamana., 2010, Penelitian Konservasi Bahan Galian di Wilayah Bekas Tambang

Menggunakan Citra Satelit Di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung, Pusat Sumber

Daya Geologi, Bandung.

Page 7: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

Keith R. Long, Bradley S. Van Gosen, Nora K. Foley and Daniel Cordier, 2010, The Principal

Rare Earth Element Deposits of the United States—A Summary of Domestic Deposits

and a Global Perspective, U.S. Geological Survey, Reston, Virginia.

Rohmana, Jaenudin J, Djabar F, Sukaesih., 2012, Pemboran Untuk Penyelidikan Mineral

ikutan dan Unsur Tanah Jarang Daerah Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Rohmana, Jaenudin J, Agung N L, Handayani T., 2013, Pemboran Untuk Penelitian Mineral

Ikutan dan Unsur Tanah Jarang di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Kabupaten Bangka Dalam Angka Tahun 2012.

Gambar 1. Peta Lokasi Kesampaian Daerah

Page 8: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

Gambar 2. Peta Lokasi Bor Blok 1, Usulan WPR Kabupaten Bangka (13 WPR)

Gambar 3. Peta Lokasi Bor Blok 2, Usulan WPR Kabupaten Bangka (6 WPR)

Page 9: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

Gambar 4. Peta Geologi Regional Kabupaten Bangka

(Sumber Peta : P3G, 1995)

Gambar 5. Peta Geologi Daerah Penyelidikan WPR Blok-1

Page 10: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

Gambar 6. Peta Geologi Daerah Penyelidikan WPR Blok-2

Gambar 7. Peta anomali Unsur Nb, Lokasi Bor Blok 1, Usulan WPR

Kabupaten Bangka (13 WPR)

Page 11: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

Gambar 8. Peta Anomali Unsur Nb, Lokasi bor Blok 2, Usulan WPR

Kabupaten Bangka (6 WPR)

Gambar 9. Sebagian Peralatan Bor Doormer

Gambar 10. Pengambilan Conto Bor Menggunakan Bor Doormer

Page 12: PENYELIDIKAN REE DAN MINERAL IKUTAN DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/min/10. Proseding REE Kab... · kecil dalam tonase, tetapi sangat penting untuk keragaman

Gambar 11. Pengukuran Volume dan Penyaringan Conto Bor

Gambar 12. Conto Bor Didulang Untuk Mengambil Konsentratnya

Gambar 13. Deskripsi dan Pengambilan Conto Secara Channel Sampling

Gambar 14. Kegiatan Pengolahan Tailing Menggunakan Sluice Box Oleh

Masyarakat Setempat di Daerah Penyamun, Kabupaten Bangka