dasar penyelidikan klb
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
1/23
I. Pengantar Kejadian Luar Biasa (KLB)
A. Pengertian KLB
Wabah adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa pada satu/sekelompok
masyarakat tertentu, atau lebih sederhana peningkatan frekuensi penderita penyakit,pada populasi tertentu, pada tempat dan musim atau tahun yang sama (Last, 1983)
ntuk penyakit!penyakit endemis (penyakit yang selalu ada pada keadaan biasa),
maka "L# didefinisikan sebagai $ suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi
keadaan biasa, pada %aktu dan daerah tertentu&
'ada penyakit yang lama tidak munul atau baru pertama kali munul di suatu
daerah (non!endemis), adanya satu kasus belum dapat dikatakan sebagai suatu "L#&
ntuk keadaan tersebut definisi "L# adalah $ suatu episode penyakit dan timbulnya
penyakit pada dua atau lebih penderita yang berhubungan satu sama lain& ubungan
ini mungkin pada faktor saat timbulnya gejala (onset of illness), faktor tempat (tempat
tinggal, tempat makan bersama, sumber makanan), faktor orang (umur, jenis kelamin,
pekerjaan dan lainnya)&raian tentang batasan Wabah atau "L# tersebut di atas terkandung arti adanya
kesamaan pada iri!iri orang yang terkena, tempat dan %aktunya& ntuk itu dalam
mendefinisikan "L# selalu dikaitkan dengan %aktu, tempat dan orang& *elain itu
terlihat bah%a definisi "L# ini sangat tergantung pada kejadian (insidensi) penyakit
tersebut sebelumnya (#arker, 19+9 "elsey, et al&, 198-)&
.i ndonesia definisi %abah dan "L# diaplikasikan dalam ndang!undang
Wabah sebagai berikut $
Wabah $ adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang meluas seara epat
baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan
malapetaka&
"ejadian Luar #iasa ("L#) $ adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian
dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna seara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun %aktu tertentu (ndang!
undang Wabah, 1980)&
erlihat adanya perbedaan definisi antara Wabah dan "L#& Wabah harus
menakup jumlah kasus yang besar, daerah yang luas dan %aktu yang lebih lama,
dengan dampak yang timbulkan lebih berat&
.i ndonesia dengan tujuan mempermudah petugas lapangan dalam mengenali
adanya "L# telah disusun petunjuk penetapan "L#, sebagai berikut $
1& 2ngka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di suatu keamatan
menunjukkan kenaikan 3 kali atau lebih selama tiga minggu berturut!turut ataulebih&
& 4umlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu
"eamatan, menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila dibandingkan
dengan angka rata!rata sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit menular
yang sama di keamatan tersebut itu&
3& 2ngka rata!rata bulanan selama satu tahun dari penderita!penderita baru dari suatu
penyakit menular di suatu keamatan, menjukkan kenaikan dua kali atau lebih,
bila dibandingkan dengan angka rata!rata bulanan dalam tahun sebelumnya dari
penyakit yang sama di keamatan yang sama pula&
0& Case Fatality Rate (567) suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di
suatu keamatan, menunjukkan kenaikan : atau lebih, bila dibandingkan 567penyakit yang sama dalam bulan yang lalu di keamatan tersebut&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
2/23
& Proportional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam %aktu satu
bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit
menular yang sama selama periode %aktu yang sama dari tahun yang lalu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih&
-& "husus untuk penyakit!penyakit "holera, 5aar, 'es, .6/.** $
*etiap peningkatan jumlah penderita!penderita penyakit tersebut di atas, disuatu daerah endemis yang sesuai dengan ketentuan!ketentuan di atas&
erdapatnya satu atau lebih penderita/kematian karena penyakit tersebut di
atas& .i suatu keamatan yang telah bebas dari penyakit!penyakit tersebut,
paling sedikit bebas selama 0 minggu berturut!turut&
+& 2pabila kesakitan/kematian oleh keraunan yang timbul di suatu kelompok
masyarakat&
8& 2pabila di daerah tersebut terdapat penyakit menular yang sebelumnya tidak
ada/dikenal&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
3/23
B. Metodologi Penyelidikan KLB
ingkat atau pola dalam penyelidikan "L# ini sangat sulit ditentukan, sehingga
metoda yang dipakai pada penyelidikan "L# sangat ber;ariasi& ? Langkah!langkah 'enyelidikan "L#
1 'ersiapan penelitian lapangan
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
4/23
II. Persiapan Penelitian Lapangan
*ebelum penyelidikan "L# dilaksanakan perlu adanya persiapan dan renana
kerja& 'ersiapan lapangan sebaiknya dikerjakan seepat mungkin, dalam 0 jam
pertama sesudah adanya informasi ("elsey&, 198-), =reg (198) dan #res (198-)
mengatakan bah%a persiapan penelitian lapangan meliputi $
1& 'emantapan (konfirmasi) informasi&
nformasi a%al yang didapat kadang!kadang tidak lengkap, sehingga diperlukan
pemantapan informasi untuk melengkapi informasi a%al, yang dilakukan dengan
kontak dengan daerah setempat& nformasi a%al yang digunakan sebagai arahan
untuk membuat renana kerja (plan of ation), yang meliputi informasi sebagai
berikut $
a& 2sal informasi adanya "L#& .i ndonesia informasi adanya "L# dapat
berasal dari fasilitas kesehatan primer (laporan W1), analisis sistem
ke%aspadaan dini di daerah tersebut (laporan W), hasil laboratorium, laporan
7umah sakit (Laporan ".!7*) atau masyarakat (Laporan *!)&b& =ambaran tentang penyakit yang sedang berjangkit, meliputi gejala klinis,
pemeriksaan yang telah dilakukan untuk menegakan diagnosis dan hasil
pemeriksaannya, komplikasi yang terjadi (misal kematian, keaatan&
"elumpuhan dan lainnya)&
& "eadaan geografi dan transportasi yang dapat digunakan di daerah/lokasi
"L#&
& 'embuatan renana kerja
#erdasar informasi tersebut disusun renana penyelidikan (proposal), yang
minimal berisi $
a& ujuan penyelidikan "L#
b& .efinisi kasus a%al
& ipotesis a%al mengenai agent penyebab (penyakit), ara dan sumber
penularan
d&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
5/23
&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
6/23
III.Pemastian Diagnosis Penyakit Dan Penetapan KLB
A. Pemastian diagnosis penyakit
5ara diagnosis penyakit pada "L# dapat dilakukan dengan menookan
gejala/tanda penyakit yang terjadi pada indi;idu, kemudian disusun distribusifrekuensi gejala klinisnya&
5ara menghitung distribusi frekuensi dari tanda!tanda dan gejala!gejala yang ada
pada kasus adalah sebagai berikut $
1& #uat daftar gejala yang ada pada kasus
& itung persen kasus yang mempunyai gejala tersebut
3& *usun ke ba%ah menurut urutan frekuensinya
5ontoh $
"L# dengan jumlah kasus orang, diketahui kasus dengan gejala panas orang,
nyeri sendi 08 orang, diare 0 orang& .istribusi gejala klinis adalah sebagai berikut $
No. ejala klinis !umla" kasus #rekuensi ($)
1 'anas 1
>yeri sendi 08 9-
3 .iare 0 9
B. Penetapan KLB
'enetapan "L# dilakukan dengan membandingkan insidensi penyakit yang
tengah berjalan dengan insidensi penyakit dalam keadaan biasa (endemik), pada
populasi yang dianggap berisiko, pada tempat dan %aktu tertentu&
.alam membandingkan insidensi penyakit berdasarkan %aktu harus diingatbah%a beberapa penyakit dalam keadaan biasa (endemis) dapat ber;ariasi menurut
%aktu (pola temporal penyakit)& 'enggambaran pola temporal penyakit yang penting
untuk penetapan "L# adalah, pola musiman penyakit (periode 1 bulan) dan
keenderungan jangka panjang (periode tahunan C pola maksimum dan minimum
penyakit)& .engan demikian untuk melihat kenaikan frekuensi penyakit harus
dibandingkan dengan frekuensi penyakit pada tahun yang sama bulan berbeda atau
bulan yang sama tahun berbeda (5.5, 19+9)&
"riteria kerja untuk penetapan "L# yang digunakan adalah sebagai berikut $
1& 2ngka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di suatu keamatan
menunjukkan kenaikan 3 kali atau lebih selama tiga minggu berturut!turut ataulebih&
& 4umlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu
"eamatan, menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila dibandingkan
dengan angka rata!rata sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit menular
yang sama di keamatan tersebut itu&
3& 2ngka rata!rata bulanan selama satu tahun dari penderita!penderita baru dari suatu
penyakit menular di suatu keamatan, menjukkan kenaikan dua kali atau lebih,
bila dibandingkan dengan angka rata!rata bulanan dalam tahun sebelumnya dari
penyakit yang sama di keamatan yang sama pula&
0& Case Fatality Rate (567) suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di
suatu keamatan, menunjukkan kenaikan : atau lebih, bila dibandingkan 567penyakit yang sama dalam bulan yang lalu di keamatan tersebut&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
7/23
& Proportional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam %aktu satu
bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit
menular yang sama selama periode %aktu yang sama dari tahun yang lalu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih&
-& "husus untuk penyakit!penyakit "holera, 5aar, 'es, .6/.** $
*etiap peningkatan jumlah penderita!penderita penyakit tersebut di atas, disuatu daerah endemis yang sesuai dengan ketentuan!ketentuan di atas&
erdapatnya satu atau lebih penderita/kematian karena penyakit tersebut di
atas& .i suatu keamatan yang telah bebas dari penyakit!penyakit tersebut,
paling sedikit bebas selama 0 minggu berturut!turut&
+& 2pabila kesakitan/kematian oleh keraunan yang timbul di suatu kelompok
masyarakat&
8& 2pabila di daerah tersebut terdapat penyakit menular yang sebelumnya tidak
ada/dikenal&
"L# tersembunyi, sering terjadi pada penyakit yang belum dikenal atau penyakit
yang tidak mendapat perhatian karena dampaknya belum diketahui& *ebagai ontoh
adalah suatu "L# penyakit 6og di London& "ejadian penyakit tersebut telah dimulai
pada tahun 19, tetapi tidak mendapat perhatian karena dampak penyakit tersebut
belum diketahui& 'erhatian terhadap penyakit ini baru dimulai setelah adanya
informasi peningkatan jumlah kematian di suatu masyarakat& asil penyelidikan "L#
mengungkapkan bah%a peningkatan tersebut karena penyakit 6og (
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
8/23
I%. Identi&ikasi Kasus atau Paparan
dentifikasi kasus penting dilakukan untuk membuat perhitungan kasus dengan
teliti& asil perhitungan kasus ini digunakan selanjutnya untuk mendeskripsikan "L#
berdasarkan %aktu, tempat dan orang dengan lebih teliti& "etelitian dalammengidentifikasikan kasus sangat diperlukan untuk dasar deskripsi "L# berdasarkan
%aktu, tempat dan orang (
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
9/23
%. Deskripsi KLB
1& .eskripsi "asus #erdasarkan Waktu&
'enggambaran kasus berdasarkan %aktu pada periode %abah (lamanya "L#
berlangsung), yang digambarkan dalam suatu kur'a epidemik&"ur;a epidemik adalah suatu grafik yang menggambarkan frekuensi kasus
berdasarkan saat mulai sakit (onset of illness) selama periode %abah& "ur;a ini
digambarkan dengan aDs horiBontal adalah saat mulainya sakit dan sebagai aDis
;ertikal adalah jumlah kasus&
"ur;a epidemik dapat digunakan untuk tujuan $
a&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
10/23
() =ambar di ba%ah ini menampilkan kur;a epidemik dengan tipe propagated&
ipe kur;a ini terjadi pada "L# dengan ara penularan kontak dari orang ke
orang& erlihat adanya beberapa punak& 4arak antara punak sistematis, "urang
lebih sebesar masa inkubasi rata rata penyakit tersebut&
=ambar $ .istribusi kasus 5ampak menurut tanggal mulai mulai sakit di .esaWiromartan "eamatan
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
11/23
Metode masa inkuasi rata*rata$
'ertama, identifikasi punak "L# ( 4uni)& "edua, dari punak "L# dihitung
ke belakang selama masa inkubasi rata!rata rubella 18 hari (minimum 10 hari C
maksimum 1 hari)& .iperoleh %aktu paparan yang paling mungkin + 4uni (gambar
0)&
=ambar 0& .istribusi kasus 7ubella menurut hari mulai sakit di *un 5ity 1!9 4uni
(dikutip dari 5.5, 19+9)
& .eskripsi kasus berdasarkan tempat
ujuan menyusun distribusi kasus berdasarkan tempat adalah untuk mendapatkan
petunjuk populasi yang rentan kaitannya dengan tempat (tempat tinggal, tempat
pekerjaan)& asil analisis ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber
penularan& 2gar tujuan terapai, maka kasus dapat dikelompokan menurut daerah
;ariabel geografi (tempat tinggal, blok sensus), tempat pekerjaan, tempat (lingkungan)pembuangan limbah, tempat rekreasi, sekolah, kesamaan hubungan (kesamaan
distribusi air, makanan), kemungkinan kontak dari orang ke orang atau melalui ;ektor
(5.5, 19+9 6riedman, 198)&
"esalahan yang sering terjadi adalah pemikiran bah%a pengelompokan kasus
berdasarkan tempat adalah berdasarkan tempat tinggal, sehingga sering tidak
didapatkan hasil yang nyata& *ebagai ontoh suatu "L# #ruellosis pada manusia,
jika dilakukan pengelompokan kasus berdasarkan tempat tinggal tak akan
mendapatkan sesuatu, tetapi pengelompokan berdasarkan tempat pekerjaan mungkin
akan memberikan petunjuk tentang sumber penularan (5.5, 19+9)&
'enilaian ;ariasi geografik dari suatu paparan infeksi harus memperhitungkan
distribusi populasi (area speifi attak rate), maka kesimpulan mengenai perbedaanrisiko daerah harus dinyatakan dalam rateukan jumla" kasus.
'ada tabel 1 ditampilkan suatu ontoh analisis kasus!kasus menurut tempat yang
dikunjungi atau dilalui& erlihat bah%a attack ratepada daerah 2 jauh lebih besar dari
daerah #& etapi setelah kasus!kasus di daerah # ditabulasikan menurut orang yang
mengunjungi dan minum air di daerah 2 terlihat bah%a attack rate!nya hampir sama&
2nalisis "L# berdasarkan tempat dianggap telah dilakukan dengan baik apabila
angka insidens daerah yang diduga sebagai sumber infeksi, berbeda seara bermakna
dengan angka rata!rata (5.5, 19+9)&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
12/23
abel 1& 2ngka serangan diare menurut *umber 2ir
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
13/23
berdasarkan pekerjaan dilakukan jika di antara kasus jenis pekerjaan tertentu
ditemukan berulang!ulang&
*eperti pada analisis berdasarkan tempat, kesimpulan mengenai perbedaan risiko
sifat!sifat orang harus dinyatakan dalam rateukan jumla" kasus&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
14/23
%I. Penanggulangan sementara
"adang!kadang ara penanggulangan sementara sudah dapat dilakukan atau
diperlukan, sebelum semua tahap penyelidikan dilampaui& 5ara penanggulangan ini
dapat lebih spesifik atau berubah sesudah semua langkah penyelidikan "L#dilaksanakan&
"eepatan keputusan ara penanggulangan sangat tergantung dari diketahuinya
etiologi penyakit, sumber dan ara penularannya (=oodman et al&, 199), sebagai
berikut $
Sumer dan ara penularan
+
,
I-
L
-
I
,
A
/
,a"u ,idak
'enyelidikan F
'enanggulangan FFF
'enyelidikan FFF
'enanggulangan F
,
I
D
A
K
'enyelidikan FFF
'enanggulangan FFF
'enyelidikan FFF
'enanggulangan F
"eterangan $
'enyelidikan $ Luasnya penyelidikan yang dilakukan
'enanggulangan $ .asar dari penerapan seara epat ara!ara penanggulangan
anda F $ ingkat indikasi responseF $ 7endah
FF $ *edang
FFF $ inggi
1& 4ika etiologi telah diketahui sumber dan ara penularannya dapat dipastikan maka
penanggulangan dapat dilakukan tanpa penyelidikan yang luas& *ebagai ontoh
adanya kasus epatitis 2 di 7umah sakit, segera dapat dilakukan
penanggulangannya yaitu memberikan imunisasi pada penderita yang diduga
kontak, sehingga penyelidikan hanya dilakukan untuk menari orang yang kontak
dengan penderita (
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
15/23
penyelidikan yang luas tentang etiologinya& *ebagai ontoh $ suatu "L#
?rganophosphate pada tahun 198-& .iketahui bah%a sumber penularan adalah
roti, sehingga ara penanggulangan segera dapat dilakukan dengan mengamankan
roti tersebut& 'enyelidikan "L# masih diperlukan untuk mengetahui etiologinya
yaitu dengan pemeriksaan laboratorium, yang ditemukan parathion sebagai
penyebabnya (@tBel et al&, 198+)&
0& 4ika etiologi dan sumber atau ara penularan belum diketahui, maka
penanggulangan tidak dapat dilakukan& .alam keadaan ini ara penanggulangan
baru dapat dilakukan sesudah penyelidikan& *ebagai ontoh $ 'ada "L# Legionare
pada tahun 19+-, ara penanggulangan baru dapat dikerjakan sesudah suatu
penyelidikan yang luas mengenai etiologi dan ara penularan penyakit tersebut
(6rase et al&, 19++)&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
16/23
%II. Identi&ikasi sumer penularan dan keadaan penyea KLB
2& dentifikasi sumber penularan
ntuk mengetahui sumber dan ara penularan dilakukan dengan $
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
17/23
%III. Perenanaan penelitian lain 0ang sistematis
=oodman et al (199) mengatakan bah%a "L# merupakan kejadian yang alami
(natural), oleh karenanya selain untuk menapai tujuan utamanya penyelidikan
epidemiologi "L# merupakan kesempatan baik untuk melakukan penelitian&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
18/23
I1.Penyusunan rekomendasi
A. Penanggulangan KLB
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
19/23
1. Sistem sur'eilans
2gar dapat menge;aluasi terhadap tindakan penanggulangan yang dijalankan dan
menegah timbulnya komplikasi atau kematian, maka diperlukan sistim penemuan
kasus dan kasus komplikasi seara dini& *istim berlaku selama periode "L# atau
periode yang diduga komplikasi akan terjadi& *istim sur;eilans penyakit dimasyarakat (menggunakan tenaga masyarakat, kader) biasanya lebih dapat
dipergunakan untuk memantau kasus baru dan komplikasinya (#res, 198-)&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
20/23
1I.Penyusunan laporan KLB
asil penyelidikan epidemiologi hendaknya dilaporkan kepada pihak yang
ber%enang baik seara lisan maupun seara tertulis& Laporan seara lisan kepada
instansi kesehatan setempat berguna agar tindakan penanggulangan dan pengendalian
"L# yang disarankan dapat dilaksanakan& Laporan tertulis diperlukan diperlukan agarpengalaman dan hasil penyelidikan epidemiologi dapat dipergunakan untuk
meranang dan mereapkan teknik!teknik sistim sur;eilans yang lebih baik atau
dipergunakan untuk memperbaiki program kesehatan serta dapat dipergunakan untuk
penanggulangan atau pengendalian "L#&
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
21/23
1II. Beragai kendala yang k"as pada penyelidikan epidemiologi KLB
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
22/23
Lati"an
1& 'ada suatu "L# ampak di "eamatan < "abupaten " 'ropinsi 4 tanggal 1
4uli didapatkan data gejala klinis penderita sebagai berikut $
>o&
"a!sus
=ejala klinis >o&
"a!su
=ejala klinis
panas batuk pilek rash
-
7/26/2019 Dasar Penyelidikan KLB
23/23
& .i ba%ah ini tersaji data situasi penyakit malaria di "abupaten 4epara 'ropinsi
4a%a engah, selama tahun 199+ C $
Bulan !umla" kasus
3445 3446 3444 7888 7883 7887
4anuari 01 + 18 3+ 0- 6ebruari 80 ++ +- 33 0+ 31