penyakit mata bawaan dan infeksi mata

42
Asuhan keperawatan klien dengan penyakit mata bawaan dan infeksi pada mata Kel. 2 Eki teresia G1B113002 Rifqah G1B113003 Vivi nopriyanti G1B113004 Ressy muspianti G1B113005

Upload: febri-tri-harmoko

Post on 07-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

materi Penyakit Mata Bawaan Dan Infeksi Mata

TRANSCRIPT

Asuhan keperawatan klien dengan penyakit mata bawaan dan infeksi pada mata

Asuhan keperawatan klien dengan penyakit mata bawaan dan infeksi pada mataKel. 2Eki teresiaG1B113002RifqahG1B113003Vivi nopriyantiG1B113004Ressy muspiantiG1B113005

Pengertian penyakit kongenital pada mataPenyakit kongenital mata adalah penyakit yang di turun kan dari orang tua melalui gen.Macam macam penyakit mata kongenital

1. glukoma kongenitalYaitu terjadi nya peningkatan tekanan dalam bola mata bayi yang baru lahir atau umur 1-3 tahun (biasa nya terjadi pada kedua mata)Gejala : mata merah, peka terhadap cahaya ,kornea membesar,kornea tampak kabur, dan mata berair.

2. Katarak kongenitalYaitu terjadi nya kekeruhan lensa pada bayi yang baru lahir.Gejala: pupil mata bewarna putih keruh dan nistagmus

3. PtosisYaitu kelopak mata yang turun dan menggantung dan tidak dapat membuka dengan sempurna gejala : menutup nya kelopak mata atas yang tidak normal, mengalami kesulitan membuka mata secara normal, terdapat peningkatan produksi air mata dan gangguan pengalihatan

4. Stabismus (juling)Yaitu kedua mata tidak bisa tertuju pada satu objek

Asuhan keperawatan1. pengkajiana.identitas/ data biografi Nama pasientgl masuk rumah sakitUmurno.nrJenis kelaminpenanggung jawabAgamaAlamat

Dapatkan riwayat kesehatan, terutama yang berhubungan dengan penyakit atau cedera yang mungkin berperan pada kerusakan penglihatanaRiwayat keluargaPada saat lahir kaji respon neonatus terhadap rangsang penglihatan, observasi adanya tanda-tanda kebutaan kongenitalPeriksa adanya strabismusUji ketajaman penglihatan segera setelah anak dapat bekerja sama (kadang-kadang pada usia 2 tahun)Lakukan pengkajian fisik dengan penekanan khusus pada mata

Curigai kebutaan jika bayi tidak bereaksi pada sinarObservasi adanya tanda-tanda atau perilaku yang menunjukkan masalah pada mataObservasi mata untuk adanya manifestasi kerusakan penglihatan

Diagnosa keperawatan1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan beratnya palpebra yang abnormal2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan3 .Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera.4. Ansietas b.d diagnosa kebutaan pada anak5.Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan beratnya palpebra yang abnormal

Tujuan:Menyatakan rasa nyeri mulai berkurang.Kriteria hasil :- Nyeri berkurang atau hilangIntervensi : a. Observasi beratnya palpebra yang abnormal R : mengetahui penyebab palpebra menjadi abnormalb. Kaji tingkat skala nyeri klienR/: pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun deskripsic. Terangkan nyeri yang di derita klien dan penyebabnyaR/: meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyerid. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksiR/: adaptasi terhadap nyeri merupakan teknik yang dapat menurunkan nyeriKolaborasi pemberian analgesik R/: mengurangi terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgesik oral maupun sistemikImplementasi mengobservasi beratnya palpebra yang abnormalmengkaji tingkat skala nyerimenerangkan nyeri dan penyebab nyeri yang dialami klienmengajarkan teknik mengkolaborasikan pemberian analgesic

EvaluasiS : klien mengatakan nyeri klien berkurangO : klien tampak lebih relaksA : keluhan klien teratasiP : intervensi di lanjutkan (ajarkan teknik relaksasi dan distraksi)

2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan

Tujuan:Menyatakan pemahaman terhadap factor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.Kriteria hasil :a. Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan factor resiko dan untuk melindungi diri dari cedera.b.Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan keamanan.Intervensi :1)Observasi derajat gangguan pengelihatanRasional : mengetahui tingkat keparahan gangguna pengelihatan2) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannyaRasional : memudahkan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.3) Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasienRasional :menurunkan bahaya sehubungan dengan perubahan englihatan4) Letakkan barang barang yang di butuh kan di dekat pasienRasional : menurunkan tinggat cideraImplementasi :1)mengobservasi derajat gangguan pengelihatan dengan menggunakan tes visus2) membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya seperti makan ,minum 3) menciptakan lingkungan yang aman bagi pasienyaitu dengan menjauh kan barang barang berbahaya seperti barang yang terbuat dari kaca, lantai yang licin 4) meletakkan barang barang yang di butuh kan di dekat pasien seperti piring ,gelas, pakaian dan kalau anak-anak mungkin mainan

Evaluasi :S : klien mengatakan tidak mengalami cedera penglihatanO : klien tampak mulai membaikA : keluhan klien teratasiP : intervensi dihentikan dan pertahankan kondisi klien

3. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera.

Tujuan : Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.Kriteria Hasil : Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan. Dan mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.Intervensi : Tentukan ketajaman penglihatan, kemudian catat apakah satu atau dua mata terlibat. Observasi tanda-tanda disorientasi.R/: Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut. Orientasikan klien tehadap lingkungan.R/: Meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan. Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata.R/ : Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan.R/ : Komunikasi yang disampaikan dapat lebih mudah diterima dengan jelas.. Lakukan kolaborasi dengan ahli medis

Implementasi :1. Menentukan ketajaman penglihatan, kemudian mencatat apakah satu atau dua mata terlibat. mengobservasi tanda-tanda disorientasi.2. Mengorientasikan pasien tehadap lingkungan mengenalkan pasien dengan posisi barang barang yang ada di rumah3. Mengidentifikasi tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata. Bisa dengan menganjurkan pasien memberitahukan jika terjadi perubahan pengelihatan4. Meletakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan.5. melakukan kolaborasi dengan ahli medis apakah akan di lakukan pembedahan atau tidak

Evaluasi :S : klien mengatakan sudah mampu untuk melihat dengan normalO : klien tampak mulai membaikA : keluhan klien teratasiP : intervensi dihentikan dan pertahankan kondisi klien

4. Ansietas b.d diagnosa kebutaan pada anak

Tujuan: Pasien menyesuaikan diri terhadap kehilangan penglihatan pada anak

Intervensi :Anitisipasi reaksi berdukaBantu keluarga meningkatkan konsep realistis tentang ketidakmampuan dan kemampuan anakDorong rehabilitiasi formal segera setelah terbentuk harapanBantu keluarga dalam mengorientasikan anak yang mengalami gangguan penglihtan pada lingkungan dan dalam membuat lingkungan yang aman Dengarkan ekspresi dan kekhawatiran keluargaRujuk pada lembaga komunitas dan kelompok pendukungImplementasi :membantu keluarga meningkatkan konsep realistis tentang ketidakmampuan dan kemampuan anakmendorong rehabilitiasi formal segera setelah terbentuk harapanmembantu keluarga dalam mengorientasikan anak yang mengalami gangguan penglihtan pada lingkungan dan dalam membuat lingkungan yang aman mendengarkan ekspresi dan kekhawatiran keluargaMerujuk pada lembaga komunitas dan kelompok pendukungEvaluasi :S : Pasien mengatakan bahwa Saya merasa lebih enakan sekarang pak perawat. Pasien mengatakan tidak cemas berlebihan terhadap penyakit nya.O : Pasien menceritakan hal dapat membuat nya cemas.Suhu : normal (36,5-3-37,5C) Nadi : normal (60-100 x/mnt)RR : normal (16-24 x/mnt)TD : normal (120/80 mmHg)A : Ansietas pada pasien teratasi.P : Hentikan intervensi pertahankan kondisi pasien.

5. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.Tujuan :Klien lebih mampu memenuhi perawatan diri Intervensi : Beri instruksi kepada pasien atau orang terdekat mengenal tanda atau- gejala komplikasi yang harus dilaporkan segera kepada dokter.Rasional : Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut. Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berati mengenal teknik yang benar memberikan obat.Rasional : Pemakaian teknik yang benar akan mengurangi resiko infeksi dan cedera mata. Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan.Rasional : Memungkinkan tindakan yang aman dalam lingkungan.

Implementasi :. memberikan instruksi kepada pasien atau orang terdekat mengenal tanda atau- gejala komplikasi yang harus dilaporkan segera kepada dokter.. memberikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berati mengenal teknik yang benar memberikan obat.mengajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan.Evaluasi :S : Pasien mengatakan Biar saya suap sendiri pak, saya bisa kok makan sendiri, Pasien mengatakan Saya mandi sendiri ya sus, saya bisa kok mandi sendiriPasien mengatan untuk tidak di bantu saat memakai baju.Pasien mengatakan bisa menggunakan toilet dengan benar (tileting) .O : Pasien sudah bisa melakukan aktifitas sendiri, makan, mandi, memakai baju, dan toileting tampa bantuan perawat.A : Kurang perawatan diri teratasi dengan baik.P : Hentikan intervensi, pertahankan kondisi pasien.Asuhan keperawatan klien dengan infeksi pada mataPenyakit infeksi pada mata1.KERATITIS merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.

klasifikasi berdasarkan etiologi :

A. KERATITIS MIKROBIAL Keratitis ini diakibatkan oleh berbagai organisme yg masuk akibat trauma atau gangguan mekanisme pertahanan sistemis ataupun lokal.

- keratitis bakterial infeksi stafilococcus, berbentuk seperti keratitis pungtata, terutama dibagian bawah kornea Lanjutan - keratitis viral infeksi yg disebabkan oleh virus.

*Keratitis dendritik herpetik virus herpes simpleks akan memberi gambaran spesifik berupa infiltrat pada kornea dengan bentuk seperti ranting pohon yang bercabang cabang.

* Keratitits herpes zooster infeksi virus herpes zooster pada cabang saraf trigeminus, termasuk puncak hidung dan demikian pula kornea atau konjungtiva.

* Keratitis pungtata epitelial infiltrat halus pada kornea, selain disebabkan oleh virus keratitits pungtata juga disebabakan oleh obat seperti neomicin dan gentamisin.

* Keratitits disiformis infeksi atau sesudah infeksi virus herpes simpleks berbentuk seperti cakram didalam stroma permukaan kornea.Lanjutan .B. KERATITIS PEMAJANAN Infeksi ini terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara memadai dan dilindungi oleh kelopak mata. Akibatnya terjadi kekeringan kornea kemudian dapat diikuti ulserasi dan infeksi sekunder.* Keratitis lagoftalmos tjdi akibat mata tidak menutup sempurna. dapat terjadi pada ektropion palpebra, protrusio bola mata atau pada penderita koma dimana mata tidak terdapat reflek mengedip.* Keratitis neuroparalitik Terjadi akibat gangguan pada saraf trigeminus yang mengakibatkan gangguan sensibilitas dan metabolisme kornea

* Keratokonjungtivitis sika Terjadi akibat kekeringan pada bagian permukaan kornea.Lanjutan .TANDA DAN GEJALA.Manifestasi yang menyertai pada penderita keratitis adalah : - Inflamasi bola mata yang jelas- Terasa ada benda asing di mata- Cairan mukopurulen dengan kelopak mata salingmelekat satu sama lain- Rasa silau dimata.

Penyakit infeksi pada mata2. KONJUNGTIVITIS inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat.

ETIOLOGI

a. Konjungtivitis akut radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Disebabkan oleh gonococcus virus, clamidia, alergi,toksik atau moluskum kontagiosum. * Konjungtivitis bakterial akut bentuk konjungtivitis murni dan biasanya disebabkan oleh staphilococcus, streptococuss pnemonie, gonococcus, haemofiluss influenza, dan pseudomonas*Konjungtivitis blenore konjungtivitis pada bayi yang baru lahir. Penyebabnya adalah gonococ, clamidia dan stapilococcus

*Konjungtivitis gonore Pada neonatus infeksi terjadi saat berada dijalan lahir. Pada orang dewasa penyakit ini didapatkan dari penularan penyakit kelamin pada kontak dengan penderita uretritis atau gonore. Manifestasi klinis yang muncul pada bayi baru lahir adanya sekret kuning kental, pada orang dewasa terdapat perasaan sakit pada mata yang dapat disertai dengan tanda tanda infeksi umum.

Lanjutan * Konjungtiva difteri disebabkan oleh bakteri difteri memberikan gambaran khusus berupa terbentuknya membran pada konjungtiva

*Konjungtivitis angular disebabkan oleh basil moraxella axenfeld.Peradangan konjungtiva yang terutama didapatkan didaerah kantus interpalpebra disertai ekskoriasi kulit disekitar daerah peradangan.

*Konjungtivitis mukopurulen disebabkan oleh staphylococcus, pneumococus, haemophylus aegepty. Gejala yang muncul adalah terdapatnya hiperemia konjungtiva dengan sekret berlendir yang mengakibatkan kedua kelopak mata lengket, pasien merasa seperti kelilipan, adanya gambaran pelangi ( halo).

* Blefarokonjungtivitis disebabkan oleh staphilococcus dengan keluhan utama gatal pada mata disertai terbentuknya krusta pada tepi kelopak

Lanjutan b. Konjungtivitis viral akutBiasanya disebabkan oleh adenovirus atau suatu infeksi herpes simpleks. Infeksi ini biasanya terjadi bersama sama dengan infeksi saluran pernafasan atas. Infeksi virus bisa sembuh dengan sendirinya setelah 3 minggu. Keratokonjungtivitis epidemik disebabkan oleh adenovirus tipe 3,7,8 dan 19. konjuntivitis ini bisa timbul sebagai suatu epidemi. Penularan bisa melalui kolam renang selain dari pada wabah. Gejala klinis berupa demam dengan mata seperti kelilipan, mata berair beratDemam faringokonjungtiva disebabkan infeksi virus. Kelainan ini akan memberikan gejala demam, faringitis, sekret berair dan sedikit, yang mengenai satu atau kedua mata. Biasanya disebabkan adenovirus tipe 2,4 dan 7 terutama mengenai remaja, yang disebarkan melalui sekret atau kolam renang.Konjungtivitis herpetik disebabkan oleh virus herpes simpleks. ditemukan pada anak dibawah usia 2 tahun yang disertai ginggivostomatitis.Kongjungtivitis new castle ditemukan pada peternak unggas, yang disebabkan oileh virus new castle. Gejala awal timbul perasaan adanya benda asing, silau dan berai pada mata, kelopak mata membengkakLanjutan c. Konjungtivitis jamur Jamur yang dapat memberikan infeksi pada konjungtivitis jamur adalah candida albicans dan actinomyces.d. Konjungtivitis alergik bentuk radang konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi biasanya disebabkan oleh reaksi terhadap obat atau bahan toksike. Konjungtivitis kronisTrakoma konjungtivitis folikular kronis yang disebabkan oleh chlamidia trachomatis, pasien akan mengalami gejala gatal pada mata, berair dan fotofobia

TANDA DAN GEJALASecara umum pasien yang mengalami tanda dan gejala sebagai berikut ;Mata merah, bengkak, sakit, panas, gatal dan seperti kelilipanBila infeksi bakteri maka akan terdapat rasa lengket, serta mukopurulenBila infeksi karena virus maka akan bersifat sangat mudah menular apalagi pada mata sebelahnya.

Penyakit infeksi pada mata3. UVEITIS inflamasi salah satu struktur traktus uvea, karena traktus uvea mengandung banyak pembuluh darah yang membeikan nutrisi pada mata dan karena membatasi bagian mata yang lain, maka inflamasi lapisan ini dapat mengancam penglihatan.

ETIOLOGI Alergen, bakteri, jamur, virus, bahan kimia, trauma

JENIS :*UVEITIS ANTERIOR terjadi pada iris atau badan silier, dapat pula terjadi besama yang disebut iridosiklitis. penyakit ini gejala nya sangat khas yaitu berlangsung selama 2 4 minggu, kadang menunjukan gejala kekambuhan atau menjadi menahun yang akibatnya bisa mengalami kebutaan.*UVEITIS POSTERIOR Infeksi terjadi pada khoroid atau retina

TANDA DAN GEJALAPasien akan mengalami nyeri, fotofobia, pandangan kabur, dan mata merah

A. PENGKAJIAN

1. Keluhan utama Tanyakan kepada klien adanya keluhan seperti nyeri, mata berair, mata merah, silau dan sekret pada mata.2. Riwayat penyakit sekarang Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi mengenai penurunan tajam penglihatan, trauma pada mata, riwayat gejala penyakit mata seperti nyeri meliputi lokasi,awitan, durasi, upaya mengurangi dan beratnya, pusing, silau.3. Riwayat penyakit dahulu Tanyakan pada klien riwayat penyakit yang dialami klien seperti diabetes mellitus, hrpes zooster, herpes simpleks4. Pengkajian fisik penglihatan*Ketajaman penglihatan Tajam penglihatan diuji dengan kartu mata ( snellen ) yang diletakkan 6 meter. *Palpebra superior Merah,sakit jikaditekan * Palpebra inferior Bengkak, merah, ditekan keluar sekret *Konjungtiva tarsal superior dan inferior Inspeksi adanya :Papil, timbunan sel radang sub konjungtiva yang berwarna merah dengan pembuluh darah ditengahnyaMembran,sel radang di depan mukosa konjungtiva yang bila iangkat akan berdarah, membran merupakan jaringan nekrotik yang terkoagulasi dan bercampur dengan fibrin, menembus jaringan yang lebih dalam dan berwarna abu abu.Pseudomembran, membran yang bila diangkat tidak akan berdarahLitiasis, pembentukan batu senyawa kalsium berupa perkapuran yang terjadipada konjungtiviti kronisSikatrik, terjadi pada trakoma.

1. Konjungtiva bulbiSekresiInjeksi konjungtivalInjeksi siliarKemosis konjungtiva bulbi, edema konjungtiva beratFlikten peradangan disertai neovaskulrisasi2. KorneaErosi kornea, uji fluoresin positifInfiltrat, tertibunnya sel radangPannus, terdapat sel radang dengan adanya pembuluh darah yang membentuk tabir korneaFliktenUlkusSikatrik3. Bilik depan mataHipopion, penimbunan sel radang dibagian bawah bilik mata depanHifema, perdarahan pada bilik mata depan4. IrisRubeosis, radang pada irisGambaran kripti pada iris5. PupilReaksi sinar, isokorPemeriksaan fundus okuli dengan optalmoskop untuk melihatAdanya kekeruhan pada media penglihatan yang keruh seperti pada kornea, lensa dan badan kaca.

Diagnosa KeperawatanNyeri berhubungan dengan iritasi atau infeksi pada mataAnsietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status kesehatan: adanya nyeri;kemungkinan /kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu dan menyatakan masalah perubahan hidup.Gangguan Sensori Perseptual : Penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori / status organ indera ditandai dengan menurunnya ketajaman, gangguan penglihatan, perubahan respon biasanya terhadap rangsang.

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi atau infeksi pada mataTujuan / KH : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama nyeri berkurang/teratasiKriteria Hasil:Pasien mengatakan nyeri berkurangSkala nyeri turun (2 )Wajah pasien tampak rileksINTERVENSIKaji skala nyeri, lokasi, intensitas (pengkajian skala nyeri dilakukan dengan pendekatan P,Q,R,S,T )Berikan posisi yang nyaman ( tanyakan posisi apa yang nyaman menurut pasien, dan ganti posisi pasien jika pasien merasa kurang nyaman)Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi*Teknik distraksi tanyakan pada pasien apa hal yang disuka pasien, atau hobi pasien cth : menonton bola, mendengarkan music. Berikan massage jika di perlukan.*Teknik relaksasi ajarkan pasien teknik nafas dalam4. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesic

Rasional mengkaji skala nyeri, lokasi, intensitas nyeri digunakan untuk mengetahui tindakan keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya.posisi yang nyaman dimaksudkan untuk mengurangi nyeri pasien, menghindari nyeri bertambah karena ada tekanan.teknik distraksi dan relaksasi, digunakan untuk mengalihkan perhatian pasien agar pasien tidak selalu tersugesti dengan penyakitnya.Kolaborasi pemberian analgesic untuk mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri.implementasimengkaji skala nyeri, lokasi, intensitas (pengkajian skala nyeri dilakukan dengan pendekatan P,Q,R,S,T )memberikan posisi yang nyaman ( tanyakan posisi apa yang nyaman menurut pasien, dan ganti posisi pasien jika pasien merasa kurang nyaman)mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi*Teknik distraksi tanyakan pada pasien apa hal yang disuka pasien, atau hobi pasien cth : menonton bola, mendengarkan music. Berikan massage jika di perlukan.*Teknik relaksasi ajarkan pasien teknik nafas dalam4. mengkolaborasikan dengan dokter pemberian analgesicEvaluasi :S : klien mengatakan nyeri mulai berkurangO : klien tampak mulai membaik dan lebih rileksA : keluhan klien teratasiP : intervensi dihentikan dan pertahankan kondisi klien

2. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status kesehatan: adanya nyeri;kemungkinan /kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu dan menyatakan masalah perubahan hidup.Tujuan / KH :Setelah dilakukan tindakan keperawatan cemas klien hilangKH :wajah tidak tampak gelisahklien mengungkapkan perasaannya bahwa cemasnya hilang.Intervensi1. Perhatikan tanda peningkatan ansietas.2. Bantu dalam mengidentifikasi keterampilan koping yang berhasil.3. Pertahankan sikap tidak tergesa-gesa, tenang bila berurusan dengan pasien 4. Berikan kontak fisik dengan menyentuh lengan dan tangan pasienRasional1. Dengan mengetahui tanda peningkatan ansietas kita dapat mengetahui juga cara penanganan yang tepat2. Keterampilan yang dimiliki individu dapat mengurangi ansietas jika dilatih3. Sikap yang tergesa gesa dapat meningkatkan kecemasan pada pasien4. Sentuhan dan kontak fisik membuat pasien lebih yakin dan percaya dengan tindakan yang akan kita lakukanImplementasi :1. memperhatikan tanda peningkatan ansietas.2. membantu dalam mengidentifikasi keterampilan koping yang berhasil.3. mempertahankan sikap tidak tergesa-gesa, tenang bila berurusan dengan pasien4. memberikan kontak fisik dengan menyentuh lengan dan tangan pasien.Evaluasi :S : klien mengatakan tidak merasa cemasO : klien tampak lebih tenangA : keluhan klien teratasiP : intervensi dihentikan dan pertahankan kondisi klien

3. Gangguan Sensori Perseptual : Penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori / status organ indera ditandai dengan menurunnya ketajaman, gangguan penglihatan, perubahan respon biasanya terhadap rangsang.Tujuan/ KH :Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka pasien dapat berkompensasi terhadap perubahan yang terjadi KH :Dapat menerima perubahan pada dirinya sendiri dan berkurangnya resiko cederaIntervensi1. Kaji derajat / tingkat kehilangan penglihatan2. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan/ kemungkinan kehilangan penglihatan.3. Bantu pasien melakukan kegiatan yang sulit untuk dia lakukan sendiri4. Kolaborasi pemberian obat yang telah di resepkan dokter dan pengobatan lainnya.

RasionalPengkajian dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kehilangan sehingga dapat dilakukan intervensi selanjutnyaMengekspresiakan perasaan kehilangan akan mengurangi kecemasan pada pasienMemberikan bantuan agar kebutuhan pasien agar dapat terpenuhi.Pemberian obat merupakan salah satu bentuk penatalaksanaan medis dari suatu penyakit untuk mengurangi atau menyembuhkan penyakit tersebut.implementasi1. mengkaji derajat / tingkat kehilangan penglihatan2. mendorong pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan/ kemungkinan kehilangan penglihatan.3. membantu pasien melakukan kegiatan yang sulit untuk dia lakukan sendiri4. mengkolaborasikan pemberian obat yang telah di resepkan dokter dan pengobatan lainnya.

Evaluasi :S : klien mengatakan sudah mampu untuk melihat dengan normalO : klien tampak mulai membaikA : keluhan klien teratasiP : intervensi dihentikan dan pertahankan kondisi klien

TERIMA KASIH