makalah infeksi mata

27
ab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Infeksi mata merupakan kondisi mata yang merah dan bengkak disebabkan oleh agen mikrobiologi seperti virus atau bakteri.Konjungtivis (mata merah muda atau merah) merupakan infeksi mata yang paling sering terjadi. Inflamasi konjungtiva mata yang disebabkan oleh proses infeksi, iritasi fisik, atau respons alergi dikenal sebagai konjungtivitis. Pada inflamasi, konjungtiva menjadi merah, bengkak, dan nyeri ditekan. Konjungtivitis akibat infeksi bakteri kadang-kadang disebut mata merah (pink eye) adalah peradangan konjungtiva dan bagian dalam permukaan kelopak mata, biasanya akibat infeksi virus atau bakteri. Terkadang konjungtivitis juga dikarenakan kondisi alergi bawaan.Bintil di tepi kelopak mata juga merupakan bentuk infeksi lainnya yang sering terjadi akibat infeksi folikel rambut di bulu mata. Umumnya terlihat seperti jerawat atau bisul kecil. Jika infeksi lebih parah, maka kondisi ini disebut blefaritis, atau infeksi kelopak mata. Insidensi konjungtivitis relative kecil, yaitu sekitar 0,1% – 0,5% dari pasien dengan masalah mata yang berobat, dan hanya 2% dari semua pasien yang diperiksa di klinik mata Mediterania. Penyakit ini perlu mendapatkan penekanan khusus. Penyakit ini sering menyerang anak-anak dan dewasa muda yang berusia sekitar 3 -25 tahun dan berlangsung selama 5-10 tahun penyakit ini lebih banyak terdapat pada anak-anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Upload: septian-muna-barakati

Post on 26-Jul-2015

88 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah infeksi mata

ab 1

Pendahuluan

1.1  Latar belakang

Infeksi mata merupakan kondisi mata yang merah dan bengkak disebabkan oleh agen

mikrobiologi seperti virus atau bakteri.Konjungtivis (mata merah muda atau merah)

merupakan infeksi mata yang paling sering terjadi. Inflamasi konjungtiva mata yang

disebabkan oleh proses infeksi, iritasi fisik, atau respons alergi dikenal sebagai konjungtivitis.

Pada inflamasi, konjungtiva menjadi merah, bengkak, dan nyeri ditekan. Konjungtivitis

akibat infeksi bakteri kadang-kadang disebut mata merah (pink eye) adalah peradangan

konjungtiva dan bagian dalam permukaan kelopak mata, biasanya akibat infeksi virus atau

bakteri. Terkadang konjungtivitis juga dikarenakan kondisi alergi bawaan.Bintil di tepi

kelopak mata juga merupakan bentuk infeksi lainnya yang sering terjadi akibat infeksi folikel

rambut di bulu mata. Umumnya terlihat seperti jerawat atau bisul kecil. Jika infeksi lebih

parah, maka kondisi ini disebut blefaritis, atau infeksi kelopak mata. Insidensi konjungtivitis

relative kecil, yaitu sekitar 0,1% – 0,5% dari pasien dengan masalah mata yang berobat, dan

hanya 2% dari semua pasien yang diperiksa di klinik mata Mediterania. Penyakit ini perlu

mendapatkan penekanan khusus. Penyakit ini sering menyerang anak-anak dan dewasa muda

yang berusia sekitar 3 -25 tahun dan berlangsung selama 5-10 tahun penyakit ini lebih banyak

terdapat pada anak-anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. sering mengenai bagian kelopak mata dan

tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata.

bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.

Blefaritis biasanya dilaporkan sekitar 5% dari keseluruhan penyakit mata yang ada

pada rumah sakit (sekitar 2-5% penyakit blefaritis ini dilaporkan sebagai penyakit penyerta

pada penyakit mata). Blefaritis lebih sering muncul pada usia tua tapi dapat terjadi pada

semua umur. Dalam banyak kasus, Kebersihan dan rajin membersihkan kelopak mata bisa

mencegah blefaritis. Termasuk sering keramas dan mencuci muka. Pada beberapa kasus yang

disebabkan karena bakteri, penggunaan antibiotic dapat digantikan dengan hanya menjaga

kebersihan kelopak mata. Pentinganya membersihkan kelopak mata sebelum tidur, karena

proses infeksi terjadi saat sedang tidur.

1.1  Manfaat Penulisan

1.1.1       Tujuan umum

Page 2: Makalah infeksi mata

Untuk lebih mengetahui dan memberikan gambaran secara lebih dalam mengenai

infeksi mata khususnya penyakit blefaritis dan konjungtivitis.

1.2.2       Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam makalah ini, adalah mahasiswa mengetahui:

1.     Pengertian konjungtivitis

2.     Etiologi konjungtivitis

3.     Patofisiologi konjungtivitis

4.     Tes diagnostik konjungtivitis

5.     Manifestasi klinis konjungtivitis

6.     Pemeriksaan penunjang konjungtivitis

7.     Penatalaksanaan konjungtivitis

8.     Konsep askep konjungtivitis

9.     Pengertian blefaritis.

10.  Etiologi blefaritis.

11.  Patofisiologi blefaritis

12.  Tes Diasnostik

13.  Manifestasi klinis blefaritis

14.  Pemeriksaan penunjang blefaritis

15.  Penatalaksanaan blefaritis

16.  Konsep askep blefaritis

1.2  Manfaat penulisan

Dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan

mahasiswa serta dapat memandirikan mahasiswa dalam mempelajari Keperawatan Medikal

Bedah

1.3     Sistematika penulisan

Makalah ini terdiri dari 3 bab yang sistematis disusun sesuai berikut Bab 1

Pendahuluan, terdiri dari latar belakang,tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika

penulisan.Bab 2 Tinjauan pustaka, terdiri dari konsep dasar dan pengertian infeksi mata.Bab

3 terdiri dari konsep asuhan keperawatan infeksi mata konjungtivitis dan blefaritis.

Page 3: Makalah infeksi mata

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Konsep dasar Konjungtivitis

1.     Pengertian konjungtivitis

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva akibat suatu proses infeksi atau respon

alergi. (Corwin, 2001).Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan

pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering disebut

mata merah. (Brunner & Suddarth,2001)Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu

adanya inflamasi pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang

menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.

Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar

begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat

hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan. (Effendi, 2008).

2.     Etiologi konjungtivitis

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :

a)     infeksi oleh virus atau bakteri.

b)     reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.

c)     iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultravioletdari las listrik atau

sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.

d)     pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan

konjungtivitis (Anonim, 2009).Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-

bulan atau bertahun-tahun. Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:

1.     entropion atau ektropion.

2.     kelainan saluran air mata.

3.     kepekaan terhadap bahan kimia.d. pemaparan oleh iritan.

4.     infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia) (Medicastore, 2009). Frekuensi

kemunculannya pada anak meningkat bila si kecil mengalami gejala alergi lainnya seperti

Page 4: Makalah infeksi mata

demam. Pencetus alergi konjungtivitis meliputi rumput, serbuk bunga, hewan dan debu

(Effendi, 2008).Substansi lain yang dapat mengiritasi mata dan menyebabkan timbulnya

konjungtivitis yaitu bahan kimia (seperti klorin dan sabun) dan polutan udara (seperti asap

dan cairan fumigasi) (Effendi, 2008).2.5 PatogenesisMekanisme pasti atau mekanisme

bagaimana terbentuknya flikten masih belum jelas. Secara histologis fliktenulosa

mengandung limfosit, histiosit, dan sel plasma. Leukosit PMN ditemukan pada lesi nekrotik.

Bentuk tersebut kelihatannya adalah hasil dari reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap

protein tuberkulin, Staphylococcuc aureus, Coccidioides immitis, Chlamydia, acne rosacea,

beberapa jenis parasit interstisial dan fungus Candida albicans. Jarang kasusnya idiopatik

(Alamsyah, 2007).

3.     Patofisiologi konjungtivitis

Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme dan faktor

lingkungan lain yang menganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari

substansi luar. Pada film air mata, unsur berairnya mengencerkan materi infeksi, mukus

menangkap debris dan kerja memompa dari palpebra secara tetap menghanyutkan air mata ke

duktus air mata dan air mata mengandung substansi antimikroba termasuk lisozim. Adanya

agens perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva yang diikuti edema epitel,

kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema

pada stroma konjungtiva ( kemosis ) dan hipertrofi lapis limfoid stroma ( pembentukan

folikel ). Sel –sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan. Sel

– sel ini kemudian bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet, membentuk eksudat

konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur.

Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh –

pembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak paling nyata pada

forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia konjungtiva ini biasanya didapatkan

pembengkakan dan hipertrofi papila yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi

tergores, panas, atau gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata. Transudasi ringan juga

timbul dari pembuluh darah yang hiperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien

mengeluh sakit pada iris atau badan silier berarti kornea  terken

4.     Tes diagnostik konjungtivitis

Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan sediaan langsung sekret dengan

pewarnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas untuk

Page 5: Makalah infeksi mata

perencanaan pengobatan.Untuk diagnosis pasti konjungtivitis gonore dilakukan pemeriksaan

sekret dengan pewarnaan metilen biru, diambil dari sekret atau kerokan konjungtiva , yang

diulaskan pada gelas objek, dikeringkan dan diwarnai dengan metilen biru 1% selama 1 – 2

menit. Setelah dibilas dengan air, dikeringkan dan diperiksa di bawah mikroskop. Pada

pemeriksaan dapat dilihat diplokok yang intraseluler sel epitel dan lekosit, disamping

diplokok ekstraseluler yang menandakan bahwa proses sudah berjalan menahun. Morfologi

dari gonokok sama dengan meningokok, untuk membedakannya dilakukan tes maltose,

dimana gonokok memberikan test maltose (-). Sedang meningokok test maltose (+).Bila pada

anak didapatkan gonokok (+), maka kedua orang tua harus diperiksa. Jika pada orang tuanya

ditemukan gonokok, maka harus segera diobati.

5.     Manifestasi klinis konjungtivitis

Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:

a.      Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.

b.     Produksi air mata berlebihan (epifora).

c.      Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup

akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.

d.     Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik

peradangan.

e.      Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.

f.      Perbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).

g.     Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)

h.     Nyeri dan terjadi gangguan tidur.

6.     Komplikasi Konjungtivitis

Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan

kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa

komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya:

1.     Glaucoma

2.     Katarak

3.     ablasi retina

4.     komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis

sepertiekstropin, trikiasis

5.     komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea

Page 6: Makalah infeksi mata

6.     komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila sembuh

akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat mengganggu penglihatan,

lama- kelamaan orang bisa menjadi buta

7.     komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat mengganggu

penglihatan.

B.    konsep dasar Blefaritis

1.     Pengertian blefaritis.

Menurut Brooker Christine (2001) blepharitis adalah inflamasi palpebra.  Blefaritis

adalah inflamasi batas kelopak mata dan margo palpebra yang umum. Blefaritis sering

disertai konjungtifitis atau keratitis (Tamsuri Anas, 2010).Blefaritis adalah peradangan

bilateral subakut atau menahun pada tepi kelopak mata (margo palpebra). Ciri khasnya

bersifat remisi dan eksaserbasi. Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar minyak di tempat

tumbuhnya bulu mata mengalami gangguan. Ketika kelenjar minyak ini terganggu, akan

terjadi pertumbuhan bakteri yang melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak mata

Terdapat dua macam blefaritis yaitu blefaritis ulseratif dan blefaritis seboreik (Istiqomah,

2004). Blefaritis ulseratif merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak

akibat infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-

kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar

bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila

diangkat akan terjadi luka dngan disertai pendarahan. Pengobatan dengan antibiotik dan

higiene yang baik sedangkan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin

atau basitrasin. Apabila ulseratif mengalami peluasan, pengobatan harus ditambah antibiotik

sistemik dan diberi roboransia. Sedangkan blefaritis seboreik Merupakan peradangan

menahun yang sukar penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun),

dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar

dari kelenjar meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia, dan hipertropi pupil

pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis,

dan jaringan keropeng. Pengobatannya adalah dengan membersihkan menggunakan kapas

lidi hangat. Kompres hangat sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan

dengan shampo bayi. (Danu .2008).

2.     Etiologi blefaritis.

Blefaritis ulseratif disebabakan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus atau

stafilikokus epidermidis (Istiqomah, 2004). Blefaritis seboreik/skuamosa (non ulseratif)

merupakan peradangan tepi kelopak mata terutama mengenai kelenjar kulit di daerah akar

Page 7: Makalah infeksi mata

bulu mata  dan sering terdapat pada orang yang memiliki kulit berminyak. Penyebabnya

adalah kelainan metabolic atau jamur yang kadang-kadang pada penderita dengan higiene

yang buruk akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.

(Tamsuri Anas, 2010). Blefaritis dapat disebabkan infeksi staphylococcus, dermatitis

seboroik, gangguan kelenjar meibom, atau gabungan dari ketiganya. Blefaritis anterior

biasanya disebabkan karena infeksi staphylococcus atau dermatitis seboroik yang menyerang

bulu mata. Pada infeksi staphylococcus aureus, didapatkan pada 50% pada pasien yang

menderita blefaritis, tapi hanya 10% orang yang tidak memberikan gejala blefaritis namun

ditemukan bakteri staphylococcus. Infeksi staphylococcus epidermidis, didapatkan sekitar

95% pasien.blefarits seboroik serupa dengan dermatitis seboroik, dan posterior blefaritis

(meibomian blefaritis) disebabkan gangguan kerja kelenjar meibom. Kelenjar meibom yang

ada sepanjang batas kelopak mata, dibelakang batas bulu mata, kelenjar ini menghasilkan

minyak ke kornea dan konjungtiva. Kelenjar ini disekresikan dari lapisan luar air mata, yang

bisa menghambat penguapan air mata, dan membuat permukaan mata menjadi tetap halus,

dan membantu menjaga struktur dan keadaan mata. Sekresi protein pada pasien yang

menderita kelainan kelenjar meibom berbeda komposisi dan kuantitas dari orang dengan

mata normal. Ini menjelaskan kenapa pada pasien dengan kelainan kelenjar meibom jarang

menderita sindrom mata kering. Kelenjar meibom berasal dari glandula sebasea.

Blefaritis karena staphylococcus.Dermatitis seboroik dan rosesea keduanya

mempengaruhi glandula sebassea. Pada dermatitis seboroik, glandula sebasea memproduksi

secret berlebihan. Sedangkan pada rosea glandula sebasea dihambat dan sekresi ke kulit. Ini

menjelaskan hubungan ganguan kelenjar meibom dengan dermatitis seboroik dan rosea.

3.     Patofisiologi blefaritis

Blefaritis terjadi dimulai dari invasi jamur pitirusporum (b.seboreik) , stafilokokus

(b.ulseratif)  di area kelopak mata dan adanya kelainan metabolic (b.seboreik) pada sekitar

kelopak mata yang merusak system imun dan menginfeksi kelopak mata. Akibatnya pada

blefaritis seboreik terjadi pelepasan lapisan tanduk di kulit dan daerah kelopak mata,

gangguan folikel rambut menyebabkan bulu mata cepat jatuh dan terjadi trikiasis menggesek

kornea menyebabkan gangguan kornea. Sedangkan pada blefaritis ulseratif terjadi hyperemia,

pelepasan krusta berwarna kuning kering terasa gatal, destruksi folikel rambut yang

menyebabkan bulu mata cepat jatuh dan tidak diganti dengan yang baru, dapat pula

menyebabkan gangguan pada kornea, serta terbentuk ulkus kecil-kecil yang mudah berdarah

(Istiqomah, 2004).

Page 8: Makalah infeksi mata

4.     Tes Diasnostik

Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya.

1.     Uji laboratorium

2.     Radiolografi

3.     Fluorescein angiografi

4.     Computed tornografi (CT Scan)

5.     Pemeriksaan dengan slit lamp

5.     Manifestasi klinis blefaritis

Gambaran Klinik blefaritis

gejala blefaritis berupa rontok bulu mata

gejalanya yaitu :

a.      Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng

atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

b.     Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak

mata terasa gatal, panas dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan

beberapa helai bulu mata rontok.

c.      Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.

Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan,

bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun

kelopak mata sukar dibuka.

Tanda :

a.      Skuama pada tepi kelopak

b.     Jumlah bulu mata berkurang

c.      Obstruksi dan sumbatan duktus meibom

d.     Sekresi Meibom keruh

e.      Injeksi pada tepi kelopak

f.    Abnormalitas film air mata

6.     Gambaran klinis blefaritis

1.     BLEFARITIS BAKTERIAL

a.)   Blefaritis superfisial

Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan

yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol. Sebelum

pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun

Page 9: Makalah infeksi mata

maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar

Meibom (Meibormianitis), yang biasanya menyerta.

b.)   Blefaritis Seboroik1

Blefaritis seboroik Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50

Tahun), dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang

keluar dari kelenjar Meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi

papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis,

poliosis dan jaringan keropeng.

Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya.

Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari

kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 5-10

menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat

timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan

madarosis.

c.)   Blefaritis Skuamosa1

Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada

pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan

peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu mata dan sering

terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik

seboroik.

Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien

dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat

sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah

dikupas dari dasarnya mengakibatkan perdarahan.

Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan

shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme

pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis, konjungtivitis.

d.)   Blefaritis Ulseratif.

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi

staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-kuningan

yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan dfarah di sekitar

bulu mata. Pada blewfaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang

bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius.

Page 10: Makalah infeksi mata

Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga

mengakibatkan rontok (madarosis).

Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis

ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Biasanya disebabkan

stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila ulseratif luas pengobatan harus

ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia. Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi

berjalan lanjut yang merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata,

hordeolum dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan

parut yang juga dapat berakibat trikiasis.

e. ) Blefaritis angularis.

Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut

kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus

eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum

lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus aureus. Biasanya kelainan ini

bersifat rekuren. Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Seng sulfat. Penyulit

pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.

2.     BLEFARITIS VIRUS

a)     Herpes zoster

Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraftrigeminus.

Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yang terkena ganglion

cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata

atas. Gejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pad

mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa demam. Pada kelopak

mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang

oftalmik saraf trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes

zoster mata.

b)     Herpes simplek

Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat didertai dengan keadaan yang sama

pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simpleks

yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah pada

tepi bulu mata,yang mengakibatkan kedua kelopak lengket.

3.     BLEFARTIS JAMUR

a.)   Infeksi superficial

b.)   Infeksi jamur dalam

Page 11: Makalah infeksi mata

Blefaritis pedikulosis Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk

akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.

7.     Komplikasi blefaritis

komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling sering

terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya disarankanuntuk

sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata sampai gejala blefaritis

benar-benar sudah hilang.Syndrome mata kering. Adalahkomplikasi yang paling sering

terjaddi pada blefaritis. Syndrome mata kering atau biasa juga ketahui sebagai

keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa memproduksi air mata

yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air

dan menjadi meradang. Syndrome mata kering dapat terjadi karena dipengaruhi gejala

blefaritis, dermatitis seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat jugadisebabkan karena

kualitas air mata yang kurang baik. Gejalanya ditandai dengan nyeri, atau kering, sekitar

mata, dan ada yang menganjal di dalam mata dengan penglihatan yang buram. Semua gejala

syndrome mata kerin ini dapat dihilangkan dengan baik denan menggunakan obat tetes mata

yang mengandung cairan yang dibuat untuk bisa menggantikan air mata.obat tetes mata ini

bisa didapatkan di apotek atau took oabat tanpa harus dengan mengunakan resep dokter.

BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Konsep Asuhan Keperawatan Konjungtivitis

1.     Pengkajian pada konjungtivitis

Data subyektif

1.       Pasien mengatakan nyeri pada mata.

2.       Pasien mengatakan nyeri sedang (dengan skala nyeri 4-6 dari 0-10 skala nyeri yang

diberikan).

3.       Pasien mengtakan nyerinya seperti terbakar.

4.       Pasien mengatakan kesulitan dalam melihat.

5.       Pasien mengatakan saat berjalan harus berhati-hati.

Page 12: Makalah infeksi mata

6.       Pasien mengatakan kurang jelas melihat.

7.       Pasien mengatakan penglihatannya kabur.

8.       Pasien mengatakan banyak mengeluarkan air mata.

9.       Pasien mengatakan banyak mengeluarkan secret

10.    Pasien mengatakan tidak nyaman saat tidur karena nyeri.

11.    Pasien mengatakan serink terbangun saat nyeri timbul.

12.    Pasien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan matanya.

13.    Pasien mengtakan malu.

14.    Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya

15.    Klien mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan

Data obyektif

1.     Pasien terlihat gelisah.

2.     Nadi pasien meningkat ( > 100x / menit )

3.     Peningkatan tekanan darah ( > 120/80 mmHg )

4.     Peningkatan respirasi ( > 24x / menit )

5.     Peningkatan suhu (>37°c)

6.     Pasien terlihat kesulitaan dalam melihat.

7.     Pasien meraba-raba jika ingin mengambil benda.

8.     Pasien saat beraktivitas harus di jaga.

9.     Pasien tampak susah mengenali benda.

10.  Terjadi Epifora.

11.  Terdapat sekret

12.  Produksi air mata berlebihan (epifora).

13.  Terdapat secret pada mata.

14.  Pasien terlihat menggaruk matanya.

15.  Terjadi pembengkakan pada konjungtiva.

16.  Pasien mengalami kesulitan tidur.

17.  pasien terlihat gelisah

18.  Pasien telihat terjaga saat  tidur

19.  Ada secret pada mata.

20.  Kemerahaan pada mata.

21.  Terjadi peradangan pada mata.

22.  Klien sering bertanya-tanya tentang penyakitnya

Page 13: Makalah infeksi mata

23.  Klien terlihat bingung

2.     Diagnosa keperawatan Konjungtivitis`

a.      Diagnosa Konjungtivitis menurut Nanda, 2012-2014 adalah:

1)     Gangguan sensori-persepsi; penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan

sensori/status organ indera.

2)     Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

3)     Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang familier dengan sumber – sumber

informasi

B. Konsep Asuhan Keperawatan Blefaritis

1. Pengkajian pada blefaritis

a.      Riwayat Kesehatan , lingkungan, pekerjaan, gaya hidup, pemakaian obat dan kosmetik

Data Subjektif:

1.     Orang dengan radang mata dapat mengeluh gatal-gatal

2.     Nyeri (ringan sampai berat) pada kelopak mata

3.     Lakrimasi (mata selalu berair)

4.     Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri

5.     Penderita merasa ada sesuatu di matanya

6.     Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu matarotok dan tidak

terganti)

7.     Pandangan mata kabur dan ketajaman penglihatan menurun

Data objektif :

1.        Kelopak mata kemerahan

2.        Edema kelopak mata

3.        Adanya pengeluaran pus

4.        Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur 

Berkurangnya jumlah bulu mata (rontok)

2.   Diagnosa blefaritis menurut Nanda 2012-2014 adalah :

1)       Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera (mis,biologis,zat kimia,fisik,psikologis)

2)       Resiko infeksi

3)       Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan penglihatan

Page 14: Makalah infeksi mata

3.     Rencana Keperawatan Konjungtivitis dan Blefaritis

Diagnosa keperawatan kunjungtivitis dan blefaritis menurut buku (istiqomah,2004):

a.      Gangguan sensori-persepsi; penglihatan berhubungan dengan Proses penyakit

Tujuan :   Klien tidak mengalami gangguan penglihatan dengan kriteria hasil klien dapat

mempertahankan ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.

Intervensi :

Kaji derajat/tipe kehilangan penglihatan

Rasional : Menentukan pilihan intervensi selanjutnya. Dorong klien untuk mengekspresikan

perasaan tentang

kehilangan/kemungkinan kehilangan penglihatan.

Rasional : Meskipun kehilangan penglihatan yang telah terjadi tidak dapat diobati akan tetapi

kehilangan lebih lanjut dapat dicegah.

Ajarkan klien untuk pemberian tetes mata (jumlah tetesan, jadwal, dosis).

Rasional : Mengontrol TIO dan mencegah kehilangan penglihatan lanjut.

Kolaborasi untuk memberikan obat sesuai indikasi.

Rasional : Membantu mempercepat proses penglihatan dan mencegah kehilangan penglihatan

lanjutan.

b.     Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Tujuan :   Klien tidak mengalami kecemasan dengan kriteria hasil : klien melaporkan ansietas

menurun sampai tingkat dapat diatasi, klien menunjukan keterampilan pemecahan masalah.

Intervensi :

Kaji tingkat ancietas, derajat pengalaman infeksi/timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan

kondisi saat ini.

Rasional : Fungsi ini mempengaruhi persepsi pada pasien terhadap ancaman diri, potensial

siklus ancietas dan dapat mempengaruhi upaya medik untuk mengontrol TIO.

Berikan informasi yang akurat dan jujur, diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dapat

mencegah kehilangan pengelihatan tambahan.

Rasional : Menurunkan ancietas sehubungan dengan ketidak tahuan/harapan yang akan

datang dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan informasi tentang POB.

Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.

Page 15: Makalah infeksi mata

Rasional : Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi

salah konsepsi dan pemecahan masalah

Identifikasi sumber yang menolong

Rasional : Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendirian dalam menghadapi masalah.

c.      defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang familier dengan sumber informasi

Tujuan :  Klien dapat memahami keadaannya dengan kriteria hasil :

Klien menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan pengobatan.

Klien dapat mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit.

Rasional :

Tunjukan teknik yang benar untuk pemberian tetes mata, minta pasien untuk mengulangi

tindakan.

Rasional : Meningkatkan keefektifan pengobatan, memberikan kesempatan untuk pasien

menunjukan kompetensi dan menanyakan pertanyaan.

Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh : tetes mata. Diskusikan obat-obatan

tang harus dihindari

Rasional : Mempertahankan konsistensi program obat adalah hal yang penting. Beberapa obat

dapat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan

tambahan.

Identifikasi efek samping yang merugikan dari penggunaan obat.

Rasional : Efek samping obat yang merugikan mempengaruhi rentang dari ketidaknyamanan

sampai ancaman kesehatan berat.

Anjurkan untuk memeriksa secara rutin.

Rasional : Mengawasi kemajuan/pemeliharaan penyakit untuk memungkinkan intervensi dini

d.     Nyeri akut berhubungan dengan  inflamasi akibat infeksi bakteri

Tujuan  : klien akan dapat melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol dalam waktu 1x24

jam dengan Kriteria Hasil  :

1.     Klien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri

2.     Klien mengatakan nyeri berkurang/ hilang

3.     Ekspresi  wajah rileks

Intervensi         :

1.     Kaji skala nyeri.

Rasional : mengetahui tingkat nyeri.

2.     Jelaskan penyebab nyeri pada pasien

Rasional : penambah pengetahuan pasien

Page 16: Makalah infeksi mata

3.     Kompres daerah mata dengan air hangat.

Rasional : kompres air hangat dapat mengurangi rasa nyeri

4.     Anjurkan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang.

Rasional : memberi kenyamanan kepada klien.

5.     Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan.

Rasional : mengalihkan perhatian terhadap nyeri.

6.     Kolaborasi dalam pemberian antibiotic dan analgesic.

Rasional : menghilangkan nyeri dan membantu penyembuhan

BAB 4

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Page 17: Makalah infeksi mata

Infeksi mata merupakan kondisi mata yang merah dan bengkak disebabkan oleh agen

mikrobiologi seperti virus atau bakteri.

Konjungtivis (mata merah muda atau merah) merupakan infeksi mata yang paling

sering terjadi. Ini adalah peradangan konjungtiva dan bagian dalam permukaan kelopak mata,

biasanya akibat infeksi virus atau bakteri. Terkadang konjungtivitis juga dikarenakan kondisi

alergi bawaan.Bintil di tepi kelopak mata juga merupakan bentuk infeksi lainnya yang sering

terjadi akibat infeksi folikel rambut di bulu mata. Umumnya terlihat seperti jerawat atau bisul

kecil. Jika infeksi lebih parah, maka kondisi ini disebut blefaritis, atau infeksi kelopak mata

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. sering mengenai bagian kelopak mata dan

tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata.

bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.

B.    Saran

Dengan pembuatan makalah ini diharapkan teman -teman mempelajari terapan ilmu

keperawatan medikal bedah khususnya penyakit infeksi mata .

Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan para pembaca akan lebih memahami

mengenai penyakit pada mata khususnya penyakit Blefaritis dan konjungtivitis. Sehingga

diharapkan kita dapat lebih menjaga kebersihan diri kita khususnya mata, agar mata kita

dapat terhindar dari penyakit mata

DAFTAR PUSTAKA

istiqomah, 2005. Buku asuhan keperawatan klien dengan gangguan mata. Jakarta

EGC

Ahern, Nancy R. 2011. Buku saku diagnosis keperawatan edisi 9, Jakarta: EGC.

Anonim 2009. Asuhan keperawatan konjungtivitis. Di askses pada tanggal 5 november

2012. http://fkunhas.com/infeksi-mata-konjungtivitis-20110206985.html.

Page 18: Makalah infeksi mata

Muh muhaimin 30-3-2012.infeksi mata .Diakses tanggal 2 november 2012.

http://www/nlm.nih.gos/medlineplus/ency/article/001606.html