pengujian job mix aspal '08
TRANSCRIPT
BAB IV
PENGUJIAN JOB MIX FORMULA
4.1 PEMBUATAN BENDA UJI
4.1.1. Tujuan
Tujuan pembuatan benda uji ini adalah:
a. Membuat sample yang nantinya digunakan dalam pengujian
Marshall.
b. Mengetahui cara pembuatan benda uji dengan benar sebelum
melakukan perhitungan pengujian Marshall.
4.1.2. Alat
1. 3 buah cetakan berdiameter 10,16 cm (4”) dan tinggi 7,62 cm (3”)
yang dilengkapi dengan plat alas dan leher sambungan.
2. Mesin penumbuk manual / otomatis yang dilengkapi dengan beban
penumbuk berbentuk silinder dengan berat 4,536 kg (10 Pound)
dengan tinggi jatuh 45,7 cm (18”).
3. Pemegang cetakan benda uji den landasan pemadat yang
dijangkarkan pada lantai beton.
4. Alat pengeluar benda uji (extruder)
5. Thermometer 0 – 300 °C .
6. Timbangan dengan ketelitian 1 gr.
7. Sarung tangan asbes.
8. Ceret untuk memanaskan / mencairkan Aspal.
9. Masker.
10. Kain lap (Majun).
11. Wajan untuk memanaskan agregat dan untuk mencampur Aspal.
12. Sutil stainles.
13. Kompor.
14. Sendok pengaduk dan Spatula.
15. Kertas Pemisah / kertas pori
4.1.3 Bahan
Agregat Halus : Pasir Palu
Agregat Kasar : Batu Palu 2-3 dan batu Palu 1-2
Untuk membuat 1 sampel briquet diperlukan sebanyak 1200 gram
agregat halus dan agregat kasar. ( dalam pengujian ini dibuat 5 sample
cetakan / briguet )
4.1.4. Langkah Kerja Pembuatan Benda Uji (Sample Briquet)
a. Menimbang bahan yang digunakan sebanyak 1200 gr sehingga kira-
kira menghasilkan briquet berdiameter 10,16 cm (4”) dan tinggi 7,62
cm (3”) sesuai komposisi untuk masing-masing kondisi variasi
campuran. Agar tidak terjadi kekeliruan, beri nomor atau kode
campuran karena dapat menyulitkan dalam proses data nantinya.
b. Memanaskan bahan kedalam wajan sampai suhu tidak melebihi suhu
bakar aspal (antara 100 – 110 ºC). Memasukkan aspal yang sudah
dicairkan dan diaduk rata bersama dengan agregat yang telah
dipanaskan terlebih dahulu.
c. Menyiapkan dan membersihkan ring cetakan, susun ring cetakan pada
landasan yang permanen dengan memberikan lapisan pemisah dibagian
bawah dan dibagian atas benda uji yang telah dibentuk dan dipotong
agar benda uji tidak lengket dengan pelat dudukan dan alat penumbuk.
Memasukkan seluruh campuran benda uji yang sudah diaduk merta
dengan spatula dengan ditusuk-tusuk, letakkan kertas pori sebagai
penutup akhir.
d. Menyusun kembali pelat penyambung dan ring pengunci dengan
mengencangkan baut penguncinya, tempatkan alat penumbuk pada
posisi tegak dan dikunci agar tidak lepas atau keluar sewaktu mesin
pemutar beban berjalan.
e. Mengatur jumlah tumbukan pada manometer penumbuk agar
penumbukan dapat seragam dengan jumlah tumbukan disesuaikan
dengan aplikasi dilapangan terhadap beban lalu lintas yang
direncanakan. Yakni dengan jumlah tumbukan sebagai berikut:
1) 75 x tumbukan, untuk lalu lintas berat.
2) 50 x tumbukan, untuk lalu lintas sedang.
3) 35 x tumbukan, untuk lalu lintas ringan.
Dalam praktikum kita menggunakan 50 x tumbukan yang dipergunakan
untuk lalu lintas berat. Selama pemadatan harus diperhatikan agar
kedudukan sumbu palu pemadat selalu tegak lurus pada alas cetakan.
f. Melepaskan ring pengunci berikut leher sambungan dari cetakan benda
uji, kemudian cetakan yang berisi benda uji dibalikkan, pastikan lapis
pemisah kertas pori selalu ada dibagian bawah benda uji, memasang
kembali leher sambungan dan mengencangkan ring pengunci pada alas
cetakan seperti semula.
g. Menyusun kembali alat penumbuk dan kunci, lakukan penumbukan
dengan jumlah tumbukan sama dengan jumlah tumbukkan sebelum
dibalikkan.
h. Melepaskan ring pengunci beserta leher sambungan. Mengangkat
cetakan berisi benda uji, dinginkan untuk sementara waktu sambil
membersihkan alas cetakan dari kotoran-kotoran benda uji agar tidak
lengket.
i. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dengan hati-hati (pada cetakan
yang masih dalam kondisi panas, pengeluaran benda uji dapat menjadi
pecah) dan meletakkan benda uji diatas permukaan yang rata, biarkan
sampai suhu normal. Bila diperlukan dapat dilakukan pendinginan
dengan kipas angin.
Mulai
PersiapanMaterial
Agregat Kasar 60 %Agregat Halus 40 %
Aspal (%) dengan variasi kadar aspal
Dicampur Suhu ± 140 ºC
Masukan ke Mold Suhu ± 140 ºC Tusuk 15 kali
Tumbuk 50 kaliAtas dan Bawah
Keluarkan Sampel
Dinginkan ± 24 jam
Selesai
BAGAN ALIR CARA PEMBUATAN BENDA UJI
4.1.5. Menentukan Berat Masing–masing Bahan
Kadar Aspal Pasir Palu Batu Palu 1-2 Batu Palu 2-3 Jumlah(%) (%) (%) (%) (gr)
a b c d e1 4.5 60 35 5 1200
2 5.0 60 35 5 1200
3 5.5 60 35 5 1200
4 6.0 60 35 5 1200
5 6.5 60 35 5 1200
No.
PERSENTASE (%) KEBUTUHAN BAHAN
Kadar Aspal Jumlah Aspal Pasir Palu Batu Palu 1-2 Batu Palu 2-3 Jumlah(%) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr)
a x e b x (e-(a x e)) c x (e-(a x e)) d x (e-(a x e))1 4.5 54 687.6 401.1 57.3 1200
2 5.0 60 684.0 399.0 57.0 1200
3 5.5 66 680.4 396.9 56.7 1200
4 6.0 72 676.8 394.8 56.4 1200
5 6.5 78 673.2 392.7 56.1 1200
No.
Dokumentasi Pengujian Pembuatan Benda Uji MARSHALL
Gambar 10.1 Alat uji Marshall Gambar 10.2 Arloji pembacaan flow
Gambar 10.1 Alat uji Marshall Gambar 10.2 Arloji pembacaan flow
4.2. PENGUJIAN STABILITAS DAN FLOW (MARSHALL TEST)
4.2.1 Tujuan
Tujuan pengujian stabilitas dan flow (Marshall Test) adalah:
a. Menentukan kadar aspal optimum.
b. Menentukan hubungan antara kadar aspal dengan parameter Marshall.
c. Menggambarkan grafik hubungan antara kadar aspal dengan parameter
Marshall.
4.2.2 Dasar Teori
Setelah melakukan pengujian terhadap agregat dan aspal, tahap
selanjutnya adalah menyiapkan campuran dengan komposisi tertentu
sesuai perbandingan campuran untuk perancangan campuran. Pengujian
Marshall adalah metode pengujian laboratorium untuk bahan perkerasan
yang meliputi karakterisrtik campuran dan perencanaan kadar aspal
optimum. Pengujian ini akan menghasilkan sejumlah data yang terdiri dari
Void in the Mix (VIM) %, Void Mineral Agregat (VMA) %, Stabilitas
(Kg), Flow (mm) dan Marshall Quotient (Kg/mm). Prosedur pengujian dan
analisis dari benda uji Marshall mengacu pada spesifikasi Bina Marga
seperti yang tertuang pada SKSNI M–5–1990–03.
4.2.3 Alat
1. Timbangan dengan ketelitian 1 gr.
2. Kain Lap (Majun).
3. Alat marshall lengkap dengan :
(1) kepala penekan ( breaking head ) berbentuk lengkung
(2) Cincin penguji yang berkapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg
dilengkapi arloji (dial ) tekan dengan ketelitian 0,0025 cm.
(3) Arloji pengukur pelelehan ( flow ) dengan ketelitian 0,25 mm
beserta perlengkapannya.
4. Bak perendam ( water bath ) yang dilengkapi dengan pengatur
suhu mulai 20 - 600 C (± 1º C ).
5. Timbangan air
4.2.4 Benda Uji
5 sampel briguet / cetakan
4.2.5 Langkah Kerja
a. Membersihkan benda uji dari kotoran-kotoran yang menempel dan
berikan tanda pengenal pada masing-masing benda uji.
b. Mengukur tinggi sampel benda uji dengan ketelitian 0,1 mm
kemudian menimbang sehingga diperoleh berat benda uji dalam
kondisi kering udara.
c. Merendam dalam air ± 24 jam pada suhu ruangan.
d. Mengeluarkan dan mengeringkan benda uji sambil dilap dengan
kain bagian permukaan hingga dalam kondisi kering permukaan,
lalu ditimbang berat kondisi SSD.
e. Menimbang sampel benda uji dalam air, diperoleh benda uji berat
dalam air.
f. Merendam kembali benda uji dalam bak perendam, atur suhu
sebesar 60 °C, lakukan perendaman selama 40 menit.
g. Mengeluarkan benda uji dari bak perendam (Waterbath) dan
disusun pada alat uji marshall yang dilengkapi dengan arloji
pengukur penurunan (Flow) dan arloji pembebanan maksimum
(Stabilitas).
h. Memberikan pembebanan terhadap benda uji dengan kecepatan
tetap sekitar 50 mm per menit sampai pembebanan maksimum
tercapai, atau menurun seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji
tekan dan catat pembebanan maksimum (Stability) yang dicapai.
i. Pada saat yang bersamaan dengan pencatatan pembebanan
maksimum, catat pula nilai penurunan (Flow) yang ditunjukkan
oleh jarum arloji pengukur penurunan.
4.2.6 Perhitungan
Persen aspal terhadap campuran (%) :
% aspal terhadap berat agregat(% aspal terhadap berat agregat . 100 )
x 100
Berat isi (t/m3) :
berat benda ujiisi benda uji
Stabilitas (kg) :
Pembacaan arloji tekan x angka korelasi beban (Tabel 2).
Pelelahan / Flow (mm) :
Dibaca pada arloji pengukur pelelehan dalam satuan mm.
Berat jenis maksimum teoritis :
100% agregatBJ agregat
+% aspalBJ aspal
Persentase jumlah kandungan rongga :
100 – volume aspal – volume agregat
Persentase rongga terhadap agregat :
100 – volume agregat
Persentase rongga terisi aspal :
100 x volume aspalpersentase rongga thd . agregat
Persentase rongga terhadap campuran :
100 − 100 x berat isi campuranBJ teoritis
Persiapkan Benda Uji
Penimbangan Benda uji
Kering Udara
SSD
Berat Dalam Air
Rendam Dalam Water Batch Suhu
600
Uji Stabilitas dan Flow
Analisa
Grafik
Selesai
Mulai
Bagan Alir Pengujian Marshall Test
Tabel 7.1 : Gradasi Agregat Untuk Campuran Aspal
Ukuran Ayakan % Berat Yang Lolos
Latasir ( SS ) Lataston ( HRS ) LASTON ( AC )
ASTM (mm) Kelas A Kelas B WC Base WC BC Base
11/2" 37,5 100
1" 25 100 90 - 100
3/4" 19 100 100 100 100 100 90 - 100 Maks. 90
1/2" 12,5 90 - 100 90 - 100 90 - 100 Maks. 90
3/8" 9,5 90 - 100 75 -85 65 - 100 Maks. 90
No. 8 2,36 75 - 100 50 - 721 33 - 551 28 -58 23 - 49 19 - 45
No. 16 1,18
No. 30 0,600 35 - 60 15 - 35
No. 200 0,075 10 - 15 8 - 13 6 -12 2 - 9 4 - 10 4 - 8 3 - 7
DAERAH LARANGAN
No. 4 4,75 - - 39,5
No. 8 2,36 39,1 34,6 26,8 - 30,8
No. 16 1,18 25,6 - 31,6 22,3 - 28,3 18,1 - 24,1
No. 30 0,600 19,1 - 23,1 16,7 - 20,7 13,6 - 17,6
No. 50 0,300 15,5 13,7 11,4
Catatan :
1. Untuk HRS-WC dan HRS-Base, paling sedikit 80 % agregat lolos ayakan No.8 (2,36 mm) harus juga lolos ayakan
No.30 (0,600 mm).
2. Untuk AC, digunakan titik kontrol gradasi agregat, berfungsi sebagai batas-batas rentang utama yang harus
ditempati oleh gradasi-gradasi tersebut. Batas-batas gradasi ditentukan pada ayakan ukuran nominal maksimum,
ayakan menengah (2,36 mm) dan ayakan terkecil (0,075 mm).
Sumber : SNI 03-1968-1990 ”Spesifikasi Campuran Beraspal Panas” 2002
Ket : Huruf/angka yang berwarna merah adalah spesifikasi yang digunakan dalam pengujian.
Tabel 7.2. Syarat Pengujian Agregat
No URAIAN UnitSpesifikasi
Hasil PengujianMin Max
AGREGAT KASAR Palu 1-2 Palu 2-3
1 Berat Jenis Bulk - 2,5 - 2.756 2.752
2 Berat Jenis SSD - - - 2.708 2.728
3 Berat Jenis Apperent - - - 2.846 2.795
4 Penyerapan Air % - 3 1.792 0.874
5 Pengujian Los Angeles % - 40 12.02 10.22
AGREGAT HALUS Pasir Palu1 Berat Jenis Bulk - 2,5 - 2.490
2 Berat Jenis SSD - - - 2.541
3 Berat Jenis Apperent - 2,5 - 2.624
4 Penyerapan Air % - 3 2.041
Tabel 7.3. Syarat Pengujian Aspal
No URAIAN UnitSpesifikasi
HasilMin Max
1 Penetrasi (25 ºC, 5 detik) 0,1 mm 80 99 -
2 Titik Lembek (Ring & Ball) º C 46 54 44
3 Daktilitas cm 100 - 147
4 Berat Jenis - 1 - 1.025
4.2.7 Kesimpulan
Dari hasil Uji Marshal :
Tabel 7.4:Kesimpulan Uji Marshall
Karakteristik CampuranSpesifikasi Hasil
KeteranganMin Max pada 5.5 %Void in the Mix/VIM (%) 2 - 7.59 MemenuhiVoid in Mineral Agregat/VMA (%) 18 - 18.30 MemenuhiStabilitas (Kg) 800 - 907 MemenuhiKelelehan/Flow (mm) 2 - 2.2 MemenuhiMarshall Quotient (Kg/mm) 200 - 412 MemenuhiKadar Aspal Optimum (%) - - 4.75 -
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA JL. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan P.O. Box 1341
Telpon (0541)260588 (PABX) - 260553 - 260485 Fax. 260355. Samarinda 751341
LABORATORIUM BAHAN TEKNIK SIPIL
Tabel 7.5 FORMULA UNTUK MENGHITUNG SIFAT-SIFAT MARSHALL UNTUK CAMPURAN ASPAL
Angka Penetrasi Aspal : AGREGAT BULK APP : Batu Palu ½" 2.540 2.550 PRODUK : Berat Jenis Aspal ( T ) : 1.050 Pasir Palu 2.560 2.640 :
Fly ash 2.600 2.730 PEKERJAAN : Hot Mix dengan Spec HRS
Diuji Oleh : Kelompok 1 Tgl. : 16 April 2009 :
B.D. Bulk B.D. B.D. Berat benda uji (gram) Rongga Rongga Tinggi stabilitas Kelelehan Masa
No. Proporsi CampuranKada
r Dari EfektifMaksimu
m Isi B.D. di dalam di dalam benda Angka ( Kg ) plastis bagi
Benda(% brt. agregat
gabungan) Aspal Totaldari
Total Campuran Di dalam kering benda Bulk camp. agregat uji korelasi Dibaca di se Marshall
Uji Aggregat Agregat Teoritis Udara air muka uji Campuran(%
VIM)(%
VMA) ( cm ) suaikan ( mm ) (kg/mm)
a b c d A B C D E F G H J K L M N O P Q R
%
berat Lihat Lihat 100 / Dari Dari Dari G - F E / H100(D-
J) 100 - Dari Dari Dari P/Q
totalCatatan
1Catatan
2((100-A)/
C) Lab Lab Lab D(J(100-
A)) Lab Lab Lab
camp. + (A/T) B
1 40 50 10 4.5 2.863 2.920 2.703 1,176 577.0 1,179 602.00 1.953 27.74 34.85 7.58 0.78 75 716 4.90 146.131
2 40 50 10 5.0 2.863 2.920 2.681 1,184 584.0 1,186 602.00 1.967 26.65 34.75 7.47 0.78 85 812 4.80 169.065
3 40 50 10 5.5 2.863 2.920 2.660 1,147 588.0 1,151 563.00 2.037 23.40 32.76 6.98 0.86 120 1263 4.70 268.759
4 40 50 10 6.0 2.863 2.920 2.638 1,150 593.0 1,152 559.00 2.057 22.02 32.46 6.92 0.89 68 741 4.70 157.610
5 40 50 10 6.5 2.863 2.920 2.617 1,146 592.0 1,148 556.00 2.061 21.24 32.69 6.92 0.89 128 1394 5.10 273.408
Catatan :
1 2
DATE DATE DATE
100a
Bj a+
bBj b
+c
Bj c+
dBj d
50a
Bja a+
bBja b
+c
Bja c+
dBja d
+ B2
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDALABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn Lipan P.O Box 1341Tlp. (0541) 260588 (PABX)-260553 Fax 260355Samarinda 75134
4.5 5 5.5 6 6.5
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
kadar aspal ( % )
sta
bil
ita
s (
kg
)
Grafik 3.1 : Grafik Hubungan Kadar Aspal terhadap Stabilitas
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDALABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn Lipan P.O Box 1341Tlp. (0541) 260588 (PABX)-260553 Fax 260355Samarinda 75134
4.5 5 5.5 6 6.5
0.00 3.00 6.00 9.00
12.00 15.00 18.00 21.00 24.00 27.00 30.00
kadar aspal ( % )
VIM
( %
)
4.5 5 5.5 6 6.5
4.50
4.60
4.70
4.80
4.90
5.00
5.10
5.20
kadar aspal ( % )
flo
w (
mm
)
Grafik 3.2 : Grafik Hubungan Kadar Aspal terhadap Flow
Grafik 3.3 : Grafik Hubungan Kadar Aspal terhadap VIM
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDALABORATORIUM TEKNIK SIPIL
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn Lipan P.O Box 1341Tlp. (0541) 260588 (PABX)-260553 Fax 260355Samarinda 75134
4.5 5 5.5 6 6.5
150.000
170.000
190.000
210.000
230.000
250.000
270.000
290.000
157.609531914894
kadar aspal ( % )
MQ
( k
g/m
m )
4.5 5 5.5 6 6.5
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
kadar aspal ( % )
VM
A (
% )
4.5 5 5.5 6 6.5
0.00 3.00 6.00 9.00
12.00 15.00 18.00 21.00 24.00 27.00 30.00
kadar aspal ( % )
VIM
( %
)
Grafik 3.4 : Grafik Hubungan Kadar Aspal terhadap VMA
Grafik 3.5 : Grafik Hubungan Kadar Aspal terhadap Masa Bagi Marshall
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
4.5 5 5.5 6 6.5
kadar aspal optimum = 5.5 %
4.5 5 5.5 6 6.5
150.000
170.000
190.000
210.000
230.000
250.000
270.000
290.000
157.609531914894
kadar aspal ( % )
MQ
( k
g/m
m )
Grafik 3.6 : Grafik Kesimpulan Kadar Aspal
Stabilitas
Flow
VIM
VMA
MQ
PENGUJIAN STABILITAS DAN FLOW
Gambar 10.3 Arloji pembacaan stabilitas Gambar 10.4 Proses pengujian Marshall
Gambar 10.5 Membersihkan benda uji
Gambar 10.6 Merendam benda uji
Gambar 10.7 Mendinginkan benda uji
Gambar 10.8 Membaca Stabilitas dan Flow