bb aspal gedung

23

Click here to load reader

Upload: augistanirvana

Post on 26-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DADADA

TRANSCRIPT

Page 1: BB Aspal Gedung

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.

Tim Penulis

1

Page 2: BB Aspal Gedung

DAFTAR ISIKata Pengantar…………………………………………………………………….……1

Daftar isi………………………………………………………………………………. 2

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….3

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..……..4

1.3 Tujuan……………………………………………………………………..……..5

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Aspal…………………………………………………………….…….6

2.2 Proses Pembuatan Aspal……………………………………………………………7

2.3 Penggunaan Aspal sebagai bahan bangunan pada Konstruksi gedung…………..12

Bab III Penutup………………………………………………………………..……….16

Kesimpulan…………………………………………………………………………….16

2

Page 3: BB Aspal Gedung

BAB I PENDAHULUAN 

1.1Latar Belakang Aspal merupakan benda yang tak asing lagi bagi masyarakat.

Aspal selain digunakan untuk konstruksi jalan, sering pula dimanfaatkan untuk coating atap dan waterproofing pada peralatan industri. Aspal dapat diperoleh di alam secara langsung atau dihasilkan dari residu proses pemurnian minyak bumi. Sebagian besar aspal yang digunakan dalam berbagai keperluan diperoleh dari produk samping hasil pemurnian minyak bumi. Hingga saat ini pemanfaatan aspal alam, terutama di Indonesia masih sangat minim. Hal ini sangat ironi mengingat terdapatnya salah satu sumber aspal alam dengan deposit yang sangat besar yaitu sekitar 350 juta ton di negeri ini.

Minimnya pemanfaatan aspal alam (dalam hal ini aspal buton), dikarenakan kualitasyang dimiliki oleh aspal tersebut kurang baik untuk digunakan untuk bahan konstruksi jalan. Dengan pengolahan yang dapat meningkatkan kualitas aspal buton, diharapkan aspal buton yang semula terbengkalai mampu menjadi salah satu sumber aspal yang dapat memenuhi kebutuhan aspal dalam negeri.

1.2. Rumusan Masalah3

Page 4: BB Aspal Gedung

Aspal alam umumnya terdapat dalam pori-pori batuan, sedangkan penggunaan untuk pelapisan jalan aspal harus berada dipemukaan batuan sehingga berfungsi sebagai perekat. Untuk dapat memanfaatkan aspal alam secara maksimal, yaitu memanfaatkan aspal yang ada dalam pori serta batuannya, maka perlu dilakukan penelitian cara pengeluaran aspal ke permukaan batuan dan bila perlu mengolah aspal yang telah berada di permukaan batuan induk agar memiliki spesifikasi yang sesuai untuk digunakan sebagai bahan konstruksi jalan.

Proses yang bisa dilakukan untuk memenuhi tujuan tersebut adalah dengan pemanasan tak langsung, sering disebut dengan proses pemanggangan (roasting), pada batuan yang mengandung aspal. Setelah aspal keluar dari batuan induknya, diharapkan aspal tersebut telah memenuhi spesifikasi aspal untuk bahan konstruksi jalan. Jika aspal yang diperoleh belum memenuhi spesifikasi, maka perlu dilakukan serangkaian proses untuk memodifikasi struktur kimiawi aspal tersebut agar memenuhi rentang spesifikasi yang digunakan untuk aspal jalan. Dengan demikian masalah utama dalam pembuatan aspal granular adalah memperoleh kondisi operasi yang sesuai pada proses pengeluaran aspal dari dalam pori-pori batuan. Selain itu perlu juga diketahui cara dan kondisi yang sesuai pada proses modifikasi aspal yang telah berada di permukaan batuan.

1.3 Tujuan

4

Page 5: BB Aspal Gedung

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan nilai guna dari aspal alam yang akan dimanfaatkan untuk bahan konstruksi bangunan gedung. Secara spesifik, sasaran dari pembuatan makalah ini ialah mengkaji proses penggunaan aspal pada konstruksi bangunan gedung.

BAB II PEMBAHASAN

5

Page 6: BB Aspal Gedung

2.1 Pengertian Aspal

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton) atau aspal minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.

2.2 Proses Pembuatan Aspal6

Page 7: BB Aspal Gedung

Sifat Butas Aspal

aspal apabila kena panas akan berubah keadaannya dari keadaan keras menjadi keadaan plastis. Sampai suhu 30 derajat Celcius. Batu aspal masih bersifat rapuh / getas dan mudah pecah. Sehingga apabila dibutuhkan butiran batu aspal yang berukuran kecil, maka pemecahan bungkah-bungkah batuan aspal dilakukan pada suhu rendah.Suhu diantara 40 – 50 derajat Celcius akan bersifat plastis dan jika dipukul akan sukar pecah. Diatas suhu 60 derajat Celcius maka batu aspal sudah bersifat sangat plastis.

Aspal Buatan

7

Page 8: BB Aspal Gedung

Aspal ini diperoleh dari proses destilasi/penyulingan minyak tanah mentah.

Aspal minyak dengan bahan dasar aspal dapat dibedakan atas :

1. Aspal keras/ panas (asphalt cement, AC), adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan (temperatur ruang).

2. Aspal emulsi (emulsion asphalt) adalah aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi, dapat digunakan dalam keadaan dingin ataupun panas. Aspal emulsi dan cutback aspal umum digunakan pada campuran dingin atau pada penyemprotan dingin.

3. Aspal dingin/ cair (cut back asphalt) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan dingin

Aspal Keras / Aspal Cement

Aspal cement pada temperatur ruang (25oC - 30oC) berbentuk padat. Aspal semen terdiri dari beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya. Pengelompokkan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi pada temperatur 25oC ataupun berdasarkan nilai viskositanya. Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasinya,yaitu :

1. AC pen 40/50, yaitu AC dengan penetrasi antara 40-502.

2. AC pen 60/70, yaitu AC dengan penetrasi antara 60-703.

3. AC pen 85/100, yaitu AC dengan penetrasi antara 85-1004.

4. AC pen 120/150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120-1505.

5. AC pen 200-300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200-300Persyaratan Aspal Keras / Aspal Cement

8

Page 9: BB Aspal Gedung

Aspal cement dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas  atau lalu lintas dengan volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin atau lalu lintas dengan volume rendah. Di Indonesia pada umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi 60-70 dan 80-100.

9

Page 10: BB Aspal Gedung

Aspal Emulsi

Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dalam bahan pengemulsi. Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya, aspal emulsi dapat dibedakan atas :

1. Kationik, disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatan arus listrik positif.

2. Anionik, disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan negatif.c.    Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak mengantarkan listrik.

3. Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak mengantarkan listrik.

Aspal Cair (Curback asphalt)

Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi. Dengan demikian cut back asphalt berbentuk cair dalam temperatur ruang. Berdasarkan bahan cairnya dan kemudahan menguap bahan pelarutnya, aspal cair dibedakan atas :

1.    RC (Rapid Curing Cut Back):Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bensin atau premium.RC merupakan cut back aspal yang paling cepat menguap.

2.    MC (Medium Curing Cut  Back): Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan pencair yang lebih kental seperti minyak tanah

10

Page 11: BB Aspal Gedung

3.    SC (Slow Curing Cut Back): Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan yang lebih kental seperti solar. Aspal jenis ini merupakan cutback aspal yang paling lama  menguap.

Berdasarkan nilai viskositas pada temperatur 60oC, cutback aspat dapat dibedakan atas :

RC 30 – 60              MC 30 – 60              SC 30 – 60

RC 70 – 40              MC 70 – 140              SC 70 – 140

RC 250 – 500           MC 250 – 500            SC 250 – 500

RC 800 – 1600         MC 800 – 1600          SC 800 – 1600

RC 3000 – 6000       MC 3000 – 6000        SC 3000 – 6000

11

Page 12: BB Aspal Gedung

2.3 Penggunaan Aspal sebagai bahan bangunan pada Konstruksi gedung

Aspal pada Konstruksi gedung sebagai bahan bangunan biasanya digunakan untuk penutup atap (waterproofing).. Bahan baku waterproofing sendiri dapat dibagi dalam empat macam, yaitu polimer (akrilik), semen (cementitious) atau cairan aditif, membran, dan bitumen (aspal). Biasanya bentuknya berupa pasta yang tinggal dikuaskan seperti cat tembok, serbuk, dan cairan aditif atau lembaran (piece). Waterproofirng adalah bahan pelapis yang kedap air, otomatis bahan ini bisa mencegah kebocoran pada atap. pemakaiannya tidak terbatas pada atap saja, tetapi di dinding samping rumah, bak air, bahkan kolam. namun, tentu jenisnya berbeda setiap pemakainnya.

Kelebihan Waterproofing berbahan baku bitumen :

1. mudah diaplikasikan,2. dapat digunakan pada apa saja,3. bahan baku ini lebih cocok untuk area yang aman

matahari.

Kekurangan Waterproofing Berbahan baku bitumen:

1. tidak terlalu cocok untuk ruang luar karena tidak tahan terhadap sinar matahari,

2. karena terbuat dari aspal yang berwarna hitam, warnanya juga agak terbatas.

12

Page 13: BB Aspal Gedung

Cara Aplikasi Waterproofing Dak Beton

Langkah 1

Bersihkan permukaan dak beton dari debu dan

kotoran dengan menggunakan sikat dan

kape scrape.

Langkah 2

Aplikasikan waterproofing, dimulai pada sudut

pertemuan permukaan dak beton dengan dinding. Pada saat waterproofing dalam kondisi basah, tempelkan

serat fiber sambil menekannya –jika perlu,

tekan dengan rol cat yang telah dicelupkan ke dalam waterproofing. Pemakaian

serat fiber pada dinding dan permukaan (lantai) dak

13

Page 14: BB Aspal Gedung

beton setinggi dan selebar 15-20cm.

Langkah 3

Bersamaan dengan penutupan celah pada sudut-sudut pertemuan dak beton dan dinding, aplikasikan waterproofing ke seluruh permukaan dak beton. Setelah mengering, pelapisan diulang lagi dengan arah menyilang.

Langkah 4

Agar lapisan waterproofing tidak rusak karena terinjak atau terkena benda keras, sebaiknya dak beton dilapisi dengan plesteran semen yang dicampur cairan waterproofing setebal3-5cmSemoga bermanfaat.

14

Page 15: BB Aspal Gedung

Contoh dari waterproof menggunakan bahan dasar bitumen (aspal) lainnya:

BAB III PENUTUP

15

Page 16: BB Aspal Gedung

Demikian makalah tentang Aspal sebagai bahan bangunan pada konstruksi bangunan yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

KesimpulanJadi, pada dasarnya aspal tidak semata hanya digunakan pada

konstuksi jalan saja tapi dapat juga digunakan pada konstruksi bangunan juga. Aspal digunakan sebagai bahan bangunan pada konstruksi bangunan biasanya digunakan untuk waterproofing pada bagian atap.

16