# job hot mix indra siap print

24
JOB I RANCANGAN CAMPURAN ASPAL PANAS HOT MIX (AC-WC) A. RANCANGAN CAMPURAN a. Pengujian Gradasi Agregat a. Tujuan Tujuan dilakukan pengujian analisa saringan adalah untuk mengetahui distribusi besaran dan jumlah persentase butiran baik agregat halus dan agregat kasar. b. Alat dan Bahan 1) Alat Saringan ASTM 1”, 3/4”, 1/2”, 3/8”,4,8,16,30,50,100,200, Pan. Timbangan ketelitian 0.1 gram Vibrator / penggetar Cawan Page 1

Upload: amex-pakan

Post on 25-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hot mix

TRANSCRIPT

JOB I

RANCANGAN CAMPURAN ASPAL PANAS

HOT MIX (AC-WC)

A. RANCANGAN CAMPURAN

a. Pengujian Gradasi Agregat

a. Tujuan

Tujuan dilakukan pengujian analisa saringan adalah untuk mengetahui

distribusi besaran dan jumlah persentase butiran baik agregat halus dan

agregat kasar.

b. Alat dan Bahan

1) Alat

Saringan ASTM 1”, 3/4”, 1/2”, 3/8”,4,8,16,30,50,100,200, Pan.

Timbangan ketelitian 0.1 gram

Vibrator / penggetar

Cawan

Sendok material

Sikat bulu

Sikat kawat

2) Bahan

Agregat kasar

Agregat Halus

Page 1

c. Persiapan Pengujian

1) Menyiapkan benda uji agregat halus dan agregat kasar.

2) Menyiapkan semua peralatan yang akan dipakai.

d. Prosedur pengujian

1) Benda uji yang telah disiapkan dioven pada suhu (110 ± 5) /C sampai

berat tetap (0.1%), lalu didinginkan pada suhu ruang.

2) Benda uji ditimbang 2000 gram.

3) Saringan dibersihkan dengan menggunakan sikat bulu dan sikat kawat.

4) Masing-masing saringan ditimbang dan dicatat.

5) Saringan disusun dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil.

6) Benda uji dimasukkan ke dalam saringan lalu digetarkan dengan vibrator

atau alat penggetar selama (15 ± 5) menit. Untuk agregat kasar disaring

dengan cara manual untuk agar lebih teliti.

7) Saringan dan agregat yang tertahan pada saringan tersebut ditimbang.

8) Kemudian data yang telah di dapatkan di olah menggunakan tabel analisa

saringan

Page 2

e. Analisa Saringan Agregat

Tabel Analisa seringan Abu Batu

Saringan Berat Komulatif PersenASTM (mm) Tertahan Tertahan Tertahan Lolos

1” 25.40 0.00 0.00 0.00 100.003/4" 19.10 0.00 0.00 0.00 100.001/2" 12.5  8.70 8.70 0.58 99.423/8"  9.5 0.00 8.70 0.58 99.42No.4 4.75 3.50 12.20 0.81 99.19No.8 2.32 131.00 143.20 9.53 90.47No.16 1.19 434.70 577.90 38.47 61.53No.30 0.59 339.80 917.70 61.09 38.91No.50  0.3 226.60 1144.30 76.18 23.82No.100  0.15 183.10 1327.40 88.37 11.63No.200 0.075 80.80 1408.20 93.75 6.25PAN   93.90 1502.10 100.00 0.00

    1502.10      

Tabel analisa saringan batu pecah 0,5-1

Saringan Berat Komulatif PersenASTM (mm) Tertahan Tertahan Tertahan Lolos

1” 25.40 0.00 0.00 0.00 100.003/4" 19.10 0.00 0.00 0.00 100.001/2"  12.5 263.70 263.70 12.90 87.103/8"  9.5 262.80 526.50 25.75 74.25No.4 4.75 619.60 1146.10 56.06 43.94No.8 2.32 692.60 1838.70 89.94 10.06No.16 1.19 87.40 1926.10 94.22 5.78No.30 0.59 38.50 1964.60 96.10 3.90No.50  0.3 8.80 1973.40 96.53 3.47No.100  0.15 28.70 2002.10 97.94 2.06No.200 0.075 17.90 2020.00 98.81 1.19PAN   24.30 2044.30 100.00 0.00

    2044.30      

Page 3

Tabel analisa saringan batu pecah 1-2

Saringan Berat Komulatif PersenASTM (mm) Tertahan Tertahan Tertahan Lolos

1” 25.40 0.00 0.00 0.00 100.003/4" 19.10 0.00 0.00 0.00 100.001/2"  12.5 670.00 670.00 37.15 62.853/8"  9.5 459.90 1129.90 62.65 37.35No.4 4.75 447.80 1577.70 87.48 12.52No.8 2.32 93.10 1670.80 92.64 7.36No.16 1.19 35.30 1706.10 94.60 5.40No.30 0.59 20.80 1726.90 95.75 4.25No.50  0.3 1.00 1727.90 95.81 4.19No.100  0.15 5.20 1733.10 96.10 3.90No.200 0.075 52.40 1785.50 99.00 1.00PAN   18.00 1803.50 100.00 0.00

    1803.50      

Page 4

b. Penggabungan agregat

Hasil penggabungan agregat diusahakan mendekati “ideal spec” maka

digunakan metode coba-coba (Trial and Error) yaitu menentukan terlebih

dahulu prosentase dari masing-masing agregat (tanpa mengubah persen lolos)

kemudian hasil penggabungan agregat diperoleh melalui perkalian prosentase

dengan persen lolos dari agregat

Selanjutnya hasil perkalian tersebut masing-masing dijumlahkan dan

dilihat apakah hasilnya mendekati nilai “ideal spec”. selanjutnya dibuat grafik

penggabungan agregat dan grafik spesifikasinya,setelah itu dihitung berat

masing-masing fraksi yaitu prosentase fraksi dikali dengan kapasitas mould.

Berat masing-masing fraksi campuran ini,dibagi-bagi lagi berdasarkan

ukuran saringan sesuai dengan prosentase tertahan agregatnya yang akan

digunakan untuk pembuatan bricket uji.

Page 5

c. Penentuan perkiraan pertama kadar aspal

Perkiraan pertama kadar aspal rencana dapat diperoleh dari rumus sebagai

berikut :

Keterangan :

Pb = kadar aspal

CA= agregat kasar

FA= agregat halus

FF= bahan pengisi

Nilai konstanta 0,5 untuk laston dan 0,2 untuk lataston untuk campuran

lain digunakan 0,7.

Dari data diperoleh kadar aspal :

% Agregat Kasar (Tertahan Saringan No. 8) = 47.51

% Agregat Halus (Lolos Saringan No. 8 Tertahan 200) = 46.85

Filler (Lolos Saringan No.200) = 5.64

Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% FF) + konstanta

= 0,035 (47,51) + 0,045 (46,85) + 0,18 (5,64) + 1

= 5,79= 6,0 %

Page 6

Pb = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% FF) + konstanta

Jadi direncanakan campuran laston dengan kadar aspal masing-masing:

o Campuran I = 4.5 %

o Campuran II = 5,0 %

o Campuran III = 5,5 %

o Campuran IV = 6,0 %

o Campuran V = 6,5 %

Briket 1 2 3 4 5

4,5 5,0 5,5 6,0 6,5

Aspal 54,0 60,0 66,0 72,0 78,0

Briket 1200,0 1200,0 1200,0 1200,0 1200,0

Agregat 1146,0 1140,0 1134,0 1128,0 1122,0

BP 1 - 220 160.44 159.6 158.76 157.92 157.08

BP 0,5 - 175 378.18 376.2 374.22 372.24 370.26

Abu Batu5 584.46 581.4 578.34 575.28 572.22

Semen2 22.92 22.8 22.68 22.56 22.44

Penimbangan Agregat Campuran Aspal AC-WC Halus

Dari perhitungan di atas, telah di dapatkan hasil sebagai berikut:

Kadar Aspal   4.50% 5.00% 5.50% 6.00% 6.50%

Agregat (1 – 2 )   160.44 159.6 158.76 157.92 157.08

Agregat (0.5 - 1)   378.18 376.2 374.22 372.24 370.26

Abu batu   584.46 581.4 578.34 575.28 572.22

Semen   22.92 22.8 22.68 22.56 22.44

TOTAL   1146 1140 1134 1128 1122

Page 7

B. PEMBUATAN BENDA UJI (Bricket)

a. Tujuan

Tujuan dilakukan pembuatan benda uji adalah sebagai contoh benda uji

yang akan di uji untuk mengetahui karakteristik campuran suatu benda uji

yang telah diketahui presentase agregatnya.

b. Alat Dan Bahan

1) Bahan

Daftar timbangan masing-masing agregat untuk satu contoh benda uji

Aspal

Filler / semen

Agregat kasar 1-2

Agregat kasar 2-3

Kertas Filter

Vaseline

Data hasil rancangan campuran laston AC-BC kasar

2) Peralatan

Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr

Kompor, wajan, alat pengaduk

Alat pengukur suhu

Mold beserta perangkatnya

Alat penumbuk elektrik dan manual

Spatula, Sarung tangan dan alat pelengkap.

Page 8

c. Persiapan Pembuatan

1) Menyiapkan semua agregat yang akan digunakan.

2) Menyiapkan semua alat yang akan digunakan.

3) Menyiapkan hasil rancangan campuran laston Ac-WC

d. Prosedur Pembuatan

1) Menimbang masing-masing agregat untuk satu contoh benda uji.

2) Melakukan penggorengan agregat untuk satu contoh benda uji

sampai mencapai suhu 140°C-150°C.

3) Memasukkan aspal sesuai dengan berat yang diperlukan lalu

digoreng kembali sampai mencapai suhu 140°C-150°C.

4) Menyiapkan mold dan perangkatnya yang telah diolesi Vaseline dan

kertas filter.

5) Campuran dimasukkan ke dalam mold sambil ditusuk-tusuk dengan

menggunakan spatula agar campuran dapat merata lalu dipasang

kertas filter.

6) Campuran ditumbuk dengan jumlah 150 tumbukan. Bagian atas 75

tumbukan dan bagian bawah 75 tumbukan.

7) Benda uji didinginkan lalu dikeluarkan dari mold.

8) Mengulang langkah 1 sampai langkah 7 untuk contoh benda uji

selanjutnya.

Page 9

C. PENGUJIAN MARSHALL

a. Tujuan

Tujuan dilakukan pengujian marshall adalah untuk mengetahui karakteristik

campuran dan menentukan kadar aspal optimum pada campuran.

b. Bahan Dan Peralatan

1) Bahan

Air

Oli

2) Peralatan

Dongkrak

Sendok spesi

Sigma

Timbangan ketelitian 0.1 gr

Waterbath

Alat marshall dan perangkatnya

Alat pelengkap

c. Persiapan Pengujian

1) Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

2) Menyiapkan alat-alat yang diperlukan.

Page 10

d. Prosedur Pengujian

1) Membuka contoh benda uji dari mold.

2) Membersihkan kertas-kertas filter.

3) Mengukur ketebalan masing-masing benda uji dengan 3 sisi.

4) Benda uji ditimbang kering dan Benda uji ditimbang dalam air.

5) Benda uji direndam 10-15 menit lalu ditimbang SSD.

6) Benda uji direndam dalam waterbath dengan suhu 60°C selama 30-40 menit.

Selang 5 menit benda uji yang lain dimasukkan lagi. Ulangi langkah 8

sampai benda uji terakhir.

7) Benda uji dimasukkan ke dalam mold untuk di uji marshallnya.

8) Menyalakan alat uji marshall sampai benda uji rapat pada proving ring

kemudian mematikan alat lalu nolkan pembacaan.

9) Menyalakan alat kembali sampai jarum pembacaan tidak bergerak lagi atau

turun lalu mematikan alat dan catat pembacaan stabilitas dan flow.

10) Menormalkan kembali alat lalu keluarkan benda uji.

11) Melakukan analisis berat jenis dan karakteristik campuran.

12) Membuat grafik hubungan kadar aspal dengan karakteristik campuran yang

telah dianalisis.

13) Memasukkan data spesifikasi ke dalam grafik.

14) Menentukan kadar aspal optimum pada campuran.

15) Menghitung kembali karakteristik campuran berdasarkan grafik dan kadar

aspal optimum yang digunakan.

Page 11

e. Data Marshall

Pengolahan Data

Pengolahan Data Marshall Menggunakan tabel Analisa hasil uji marshall

berdasar kan data yang telah di dapat kan yaitu

Tebal Sample

Berat Sample

a. Berat Sample Kering

b. Berat Sample Dalam Air

c. Berat Sample SSD

Marshal test

a. Stabilitas

b. Flow

Tabel Hasil Perhitungan Analisa Uji Tekan Marshall

           

Marshall Test

Jenis Sample

Tebal Sample Berat Sample Marshall Test

Posisi T1 T2 T3 Kering SSDDalam

AirStabilitas Flow

4,5 (1) 6,7 6,6 6,5 1180,3 1179 663,8 570 197

4,5 (2) 6,6 6,5 6,5 1189,9 1192 671 320 204

5 (1) 6,4 6,5 6,4 1182,5 1179,5 668,8 499 200

5 (2) 6,0 6,4 6,6 1179,7 1181,8 661,8 480 223

5,5 (1) 6,4 6,3 6,2 1178,3 1182,4 670,9 530 219

5,5 (2) 6,0 6,3 6,4 1174,5 1166,9 654,1 550 238

6 (1) 6,3 6,5 6,3 1172,7 1175,9 667,2 475 234

6 (2) 6,4 6,3 6,2 1176,0 1179,6 671,1 553 240

6,5 (1) 6,4 6,4 6,4 1173 1175,7 665,1 526 260

6,5 (2) 6,4 6,1 6,4 1168,6 1169,5 670,2 423 232

Page 12

KADAR ASPAL

BERAT ISI VIM VMA VFB STABILITAS FLOW

KOEFISIEN MARSHALL

          (Kg) (mm) (Kg/mm)4.50 2.287 8.472 17.275 50.950 1829.79 2.01 912.615.00 2.292 7.671 17.000 55.009 2065.69 2.12 976.695.50 2.297 6.876 16.931 59.400 2278.80 2.29 997.296.00 2.309 5.789 16.891 65.729 2255.84 2.37 951.836.50 2.319 4.772 17.121 72.264 2038.09 2.46 828.49

a. Gafik Hubungan Kadar Aspal VS Berat Isi

b. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal VS VIM

Page 13

X = 16.926 – 6 : 1.8563

= 5.9

Maka VIM yang masuk dalam spesifikasi mulai dari 5,9 sampai dengan 6,5

c. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal VS VMA

d. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal VS VFB

Page 14

X = 68 – 1.9889 : 10.669

= 6.2

Maka VFB yang masuk dalam spesifikasi mulai dari 6,2 sampai dengan 6,5

e. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal VS Stabilitas

Page 15

f. Gafik Hubungan Antara Kadar Aspal VS Flow

g. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal VS MQ

Page 16

Barchart Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

Berdasarkan Barchart, diketahui bahwa nilai kadar aspal optimum (KAO) adalah 6,35 %

KESIMPULAN

Dari Pengujian yang di lakukan didapat kan Hasil:

- Komposisi Agregat

o Agregat 1-2 : 14%

o Agregat 0.5-1 : 33%

o Agregat Abu Batu : 51%

o Bahan Tambah Semen : 2 %

- Dari Hasil uji Marshall test di dapat KAO (kadar aspal optimum) Sebesar 6,35 %

Page 17