pengolahan industri karet

10
Pengolahan Limbah Industri Karet 1.1.1 Industri Karet Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenistumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah paraa t a u H e v e a brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain jugamenghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet Dalam bentuk kompon, karet alam sangatmudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan barang- barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan. Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi olehkaret sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan solkaret yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung. Karet alam mengandung beberapa bahan antara lain: karet hidrokarbon, protein,lipid netral, lipid polar, karbohidrat, garam anorganik, dll. Protein dalam karet alam dapat mempercepat vulkanisasi atau menarik air dalamvulkanisat. Beberapa lipid ada yang merupakan bahan pencepat atau antioksi dan. Protein juga dapat meningkatkan heat build up tetapi dapat juga meningkatkan ketahanan sobek. Karet alam lama kelamaan dapat meningkat viskositasnya atau menjadi keras.Ada jenis karet alam yang sudah ditambah bahan garam hidroksilamin sehingga tidak bisa mengeras dan disebut karet CV (contant viscosity). Karet alam bisa mengkristal padasuhu rendah (misalkan -26°C) dan bila ini terjadi, diperlukan pemanasan karet sebelumdiolah pabrik barang jadi karet. Sumber: http.wikipedia Limbah karet.com Secara umum karet mempunyai sifat elastis, flexibel, liat dan beberapa ada yang kedap udara/kedap air. Menurut penggunaannya karet dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

Upload: reescha-icha

Post on 31-Dec-2015

108 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengolahan Industri Karet

Pengolahan Limbah Industri Karet

1.1.1  Industri Karet

Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa

jenistumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional

adalah paraa t a u H e v e a b r a s i l i e n s i s ( s u k u E u p h o r b i a c e a e ) .

B e b e r a p a t u m b u h a n l a i n j u g a menghasilkan getah lateks dengan sifat yang

sedikit berbeda dari karet

Da l am ben tuk kompon , ka r e t a l am sanga t mudah dilengketkan satu sama

lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan barang-  barang yang perlu dilapis-

lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan.

Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi olehkaret

sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet

yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.

Karet alam mengandung beberapa bahan antara lain: karet hidrokarbon,

protein,lipid netral, lipid polar, karbohidrat, garam anorganik, dll.

Protein dalam karet alam dapat mempercepat vulkanisasi atau menarik air

dalamvulkanisat. Beberapa lipid ada yang merupakan bahan pencepat atau antioksi dan.

Protein juga dapat meningkatkan heat build up tetapi dapat juga meningkatkan ketahanan sobek.

Karet alam lama kelamaan dapat meningkat viskositasnya atau menjadi

keras.Ada jenis karet alam yang sudah ditambah bahan garam hidroksilamin

sehingga tidak  bisa mengeras dan disebut karet CV (contant viscosity). Karet alam bisa

mengkristal padasuhu rendah (misalkan -26°C) dan bila ini terjadi, diperlukan

pemanasan karet sebelumdiolah pabrik barang jadi karet.

Sumber: http.wikipedia Limbah karet.com

Secara umum karet mempunyai sifat elastis, flexibel, liat dan beberapa ada yang kedap udara/kedap air.Menurut penggunaannya karet dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

Karet yang dipakai secara umum Karet tahan minyak Karet tahan panas

Karet yang dipakai secara umum

Untuk jenis karet ini, ketahanan terhadap minyak tidak diutamakan.

Karet alam (natural rubber/NBR) – cis 1,4-polyisoprene

Page 2: Pengolahan Industri Karet

Karet sintetik: Polyisoprene (IR) – cis 1,4-polyisoprene ———>

Ada 2 jenis yaitu 96-98% cis IR yang diproduksi dengan Zieglar katalisator dan 92% cis IR yang diproduksi dengan alkillithium inisiator.Kelemahannya dibanding karet alam: ketahanan sobek dari vulkanisatnya lebih rendah sehingga tidak bisadigunakan 100% untuk menggantikan karet alam.Keuntungan polyisoprene: tidak mengandung bahan yang dapat menarik air, mudah diproses, viskositas lebih seragam, cure juga seragam dan tidak ada kontaminan.

Styrene Butadiene Rubber (SBR)

SBR adalah copolymer dari styrene (CH2=CH-C6H5) dengan butadiene (CH2=CH-CH=CH2) dan biasanya berisi 23.5%styrene dan 76.5% butadiene yang diproduksi terutama dengan cara proses emulsi.Seri 1000 untuk hot SBRSeri 1100 untuk hot SBR + carbon blackSeri 1500 untuk cold SBRSeri 1600 untuk cold SBR + carbon black + oil < 14 phrSeri 1700 untuk cold SBR + minyakSeri 1800 untuk cold SBR + minyak + carbon black > 14 phrSeri 1900 untuk lain-lain masterbatchesSeri 2000 untuk latex jenis hot SBRSeri 2100 untuk latex jenis coldYang banyak digunakan adalah “karet dingin”. Tegangan tarik dari vulkanisatnya (yang berisi “reinforcing fillers”) hampir sama dengan karet alam tetapi pada suhu tinggi kekuatannya berkurang lebih banyak dibanding karet alam.

SBR lebih tahan terhadap ozon dibanding karet alam, tetapi bila ada retak, lebih cepat menjadi putus daripada karet alam. Struktur molekul SBR menyebabkan daya pantul dan timbulnya kalor SBR lebih buruk daripada karet alam, karena itu jarang digunakan untuk telapak ban kelas berat.

Pemakaian karet SBR memberikan keuntungan & kerugian sbb:

Keuntungan: daya pantul, tegangan putus dan tahanan kikisnya cukup bagus, demikian pula flexibility pada suhu rendah

Kekurangan: tahanan terhadap ozon dan cahaya matahari sangat jelek, daya tahan terhadap minyak dan pelarut juga sangat sedikit.

Secara umum SBR hampir menyamai semua sifat karet alam dan harganya termasuk murah. Sekalipun secara fisik SBR lebih clear dibanding karet alam, SBR sedikit lebih tahan panas. SBR divulkanisasi dengan cara tradisional. SBR tidak digunakan untuk pembuatan “carcass” pada ban karena tidak mempunyai sifat mudah lengket (tack). Karet SBR dari polimerisasi “dingin” (5°C) kekuatannya lebih baik dibanding SBR “panas” dan hampir menyamai karet alam. Tetapi di

Page 3: Pengolahan Industri Karet

dalam proses pembuatannya, konversi dari monomer ke polimer hanya 60% dibanding 70% pada polimerisasi panas (50°C).

Kebanyakan karet SBR mengandung 23.5% stirene dan ada yang sudah ditambah bahan vulkanisasi untuk mengurangi “die swell” seperti jenis 1009 dan 1018 dar polimerisasi panas. Seri SBR ada yang bersifat “staining”, tidak cocok untuk produk warna cerah dan “non staining” cocok untuk produk warna cerah.

Karet SBR seri 1600 dibuat dengan cara mencampurkan latex SBR dengan dispersi carbon black lalu digumpalkan, disaring dan dikeringkan. Salah satu jenis SBR dari seri 1600, diproduksi dengan cara menambahkan sedikit bahan pelunak minyak ke dalam latex dengan bantuan bahan pengemulsi.

1.1.2    Sumber Limbah Industri Karet

Apabila dilihat dari tahapan poduksi baik dari bahan baku berasal dari lateks dan bahan

olahan karet rakyat (bokar), maka limbah yang terbentuk pada industri karet dapat berupa

limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Kualitas bahan baku

berpengaruhterhadap tingkat kuantitas dan kualitas limbah yang akan terjadi dengan

rincian sebagai berikut :

1.    makin kotor bahan karet olahan akan mkin banyak air   

yang  diperlukan untuk proses pembersihannya, sehingga debit limbah          cairpun

meningkat.

2.      mak in ko to r dan mak in t i ngg i kada r a i r da r i bahan baku ka re t o l ahan ,

akan mak in mudah terjadinya pembusukan, sehingga kuantitas limbah gas/bau pun meningkat.

3.      bahan baku karet olahan yang kotor menyebabkan kuantitas. lumpur, tatal dan

pasir relatif tinggi.

Pembe r s ihan d i l akukan me la lu i pengec i l an uku ran , p ro se s i n i j uga

be r t u juan un tuk  memperbesa r l ua s pemukaan ka re t aga r wak tu penge r ingan

r e l a t i f s i ngka t . Dengan demikian, limbah yang terbentuk dominan berbentuk limbah

cair. Sumber l imbah ca i r dapa t d ika t ego r ikan da r i p ro se s p roduks i dengan

r i nc i an sebagai berikut:

1.             Bahan baku olahan karet rakyat

Bahan baku karet rakyat berbentuk koagulum (bongkahan) yang telah dibubuhi asamsemut, dan

banyak mengandung air dan unsur pengotor dari karet baik disengaja maupuntidak disegaja oleh

kebun rakyat. Sumber limbahnya antara lain:

1.      penyimpanan koagulum 

2.      sebelum produksi terlebih dulu karet disempot air sehingga menghasilkan limbah

3.      pencacahan koagulum lalu di cuci dengan air lagi

Page 4: Pengolahan Industri Karet

4.      proses peremahan dengan hammer mill juga menghasilkan limbah cair, waaupun jumlahnya

relatif kecil

2.                  Bahan baku berasal dari lateks kebun Dalam proses produksi untuk meghasilkan

karet digunakan air lebih sedikit, tetapimempunyai bahan kimia didalam air

limbahnya. Sumber limbahnya adalah dari proses  pencacahan dan peremahan.

Pengaruh tiap parameter terhadap lingukungan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.       BOD

BOD merupakan salah satu parameter limbah yang ,e,beri gambaran atas tingkat polusiair.

Semakin tinggi nilai BOD menunjukkan makin besar oksigen yang dibutuhkan

oleh m i k r o o r g a n i s m e m e r u b a h o r g a n i k .   Yang   akhirnya berakibat kematian

berbagai biota air. Pengurangan konsentrasi oksigen terlarutmenyebabkan kondisi aerob bergeser

ke kondisi anaerob. 

b.      COD

COD mi r ip dengan BOD, bedanya o s igen yang d ipe r l ukan merupakan

oks igenk imiawi s epe r t i O 2 a t au oks ida to r l a i nnya un tuk mengoks ida s i

s eca r a k imia bahan organik menjadi senyawa lain seperti gas metan, amoniak, dan

karbon dioksida. karena hampir seluruh jenis bahan organik  dapat teroksidasi secara

kimia termasuk bahan organik yang teroksidasi secara biologis.

c.       Padatan Terendap

Padatan terendap menunjukkan jenos padatan yang terkandung di dalam cairan limbahyang

mampu mengendap di dasar cairan secara gravitasi dalam waktu paling lama sekitar 1 jam.

d.      Padatan Tersuspensi

Padatan tersuspensi adalah padatan yang membentuk suspensi atau koloid.

Secarakasa t ma t a pada t an i n i t e r l i ha t mengapung a t au mengambang s e r t a

menge ruhkan a i r   karena berat jenisnya relatif rendah.

Sumber :   JurnalTeknik dan Manajemen Lingkungan. Pusat Studi

            Lingkungan   U n i v e r s i t a s L a m p u n g . F e b r u a r i    

        2 0 0 1 .

1 . 1 .3  Karakter i s t ik dan Dampak L imbah ca i r

Karak t e r i s t i k dan j umlah l imbah yang d iha s i l kan da r i p ro se s

p roduks i ka r e t dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan:

1.      P e r k i r a a n D e b i t L i m b a h C a i r  

Proses pengolahan karet tergolong proses basah, banyaknya kebutuhan air

untuk keperluan pngolahan akan menentukan banyaknaya limbah cair yang

dihasilkan,sekaligus menetukan rancangan ukuran sarana pengolah limbah. Jumlah air

yangdigunakan dalam proses produksi, hampir seluruhnya menjadi limbah,

Page 5: Pengolahan Industri Karet

karenakaret baik berupa bahan baku maupun setengah jadi tidak menyerap air.

Pengaruhkebutuhan air adalah tingkat kotoran yang ada dalam bahan baku, serta

efesiensik ine r j a s a r ana pengo l ahan .  m e n g a l a m i  pembusukan jika suhu air

meningkat (musim panas). Dampak negatif juga timbul jika air limbah langsung dibuang ke

sungai atau perairan umum. Bagi pabrik yang berlokasi di areal perkebunan, penanganan

limbah cair relatif mudah, bahkandapat dimanfaatkan menjadi pupuk tanaman karetnya.

2.      Ka rak t e r i s t i k dan Dampak L imbah Pada t

Secara umum limbah padat yang terbentuk pada pengolahan karet tidak tergolonglimbah

beracun. Limbah biasanya hanya berupa tatal, lumpur, pasir rotan, kayu, daun, dan

plastik bekas kemasan. Bokar yang kotor merupakan sumber utama   p e m b a w a

l i m b a h p a d a t . B e b e r a p a j e n i s p a d a t a n d a l a m j u m l a h y a n g

s u d a h sedemikian besar akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Limbah

tersebut  j i k a d i b u a n g k e s u n g a i , d a l a m j a n g k a w a k t u t e r t e n t u a k a n

m e n y e b a b k a n  pendangkalan badan air. Limbah padat akan dikirim ke TPA dalam keadaan

sudahcukup kering, lebih baik lagi jika sudah bersifat kompos, sehingga di TPA tinggal proses

pelapukan akhir.

Sumber:   tavivsupriadi.wordpress.com/.../pengelolaan-limbah

BAB II

Penanganan

2.1       Penanganan Limbah Pabrik Karet

2.1.1    Karet Alam

K a r e t a l a m d i p e r o l e h d a r i g e t a h r e s i n k a r e t ( l a t e k s k a r e t

a l a m ) y a n g d i s e b u t H e v e a B r a s i l i e n s i s y a n g b e r a s a l d a r i d a e r a h

A m a z o n d e n g a n c a r a  penggumpalan dan pengeringan. Tergantung dari cara

memprosesnya, secaraumum karet alam dibagi menjadi 3. Daerah penghasil karet

alam terbesar yangmemproduksi 70% dari jumlah seluruh produksi karet dunia

adalah Thailand,Indonesia, dan Malaysia.

2.1.2    Karet Sintetis

Karet sistetis sengaja dibuat sedemikian rupa mirip dengan karet alam. Ada

banyak macamnya yaitu Karet Isopuren ( IR ), Karet Stiren Butadien (SBR ),Ka re t Bu t ad i en

( BR ) , Ka re t Kh lo ropu ren ( CR ) , Ka re t N i t r i l ( NR ) , Ka re t BUTIL ( IIB ),

Karet etilen propilen ( EPDM ), Karet Uretan ( AU, EU ), Karetsilicon ( VMQ,

FVMQ ), Karet Acril (ACM ) dan lain lain.Karet sintetis yang  paling banyak

diproduksi ada 3 jenis yaitu karet isopuren, karet stiren butadiene,dan karet butadiene. Bila

Page 6: Pengolahan Industri Karet

digabung dengan karet alam, prosentase karet sintetis inimeliputi 80 %. Karet tersebut terutama

digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban.

2.1.3    Suplai karet alam

Karet alam diproduksi di daerah katulistiwa seperti Thailand,

Indonesia,Malaysia, India, Vietnam, Srilanka, Liberia, Nigeria dan lain lain. Negara

terbesar   penghas i l ka r e t ada l ah Tha i l and , Ma lays i a dan Indones i a . Ge t ah

ka re t dapa t   diambil sepanjang tahun, tetapi jumlah produksi getah pada musim panas( April

~Sep t embe r ) dan mus im gugur ( Feb rua r i ~ Apr i l ) menurun , s edangkan

pada musim hujan (Oktober ~ Januari ) mengalami peningkatan. Namun, bila

hujanturun dengan deras maka pengambilan getah pun sulit dilakukan dan

kualitasgetah pun menurun. Getah pohon karet baru dapat diambil setelah pohon

karet berumur 5~7 tahun. Karena itu meski harga karet melonjak, jumlah produksi tidak  dapat

meningkat, juga meski harga karet menurun sekalipun, jumlah produksi karet tidak

dapat diturunkan. Dengan kondisi seperti itu, berarti jumlah produksikaret tidak berubah meski

harga karet berubah.

2.1.4    Elemen elemen getah karet

Getah karet merupakan cairan berbentuk koloid yang mengandung zat zatseperti lateks,

tepung, lemak, protein dan lain lain. Molekul molekul karet pada siang hari terbentuk di

bagian daun tumbuhan karet, dan bila hari menjelang sore,getah dikirim ke bagian kulit

pohon dalam bentuk polimer. Proses pengambilangetah karet dilakukan pada pukul

5 sampai pukul 8 pagi hari, karena getah karet  berkumpul pada pagi hari.Getah dari

pohon Hevea Brasiliensis ( lateks ) dapatd ipe ro l eh s ek i t a r 200 ~ 400 ml , dan

s e l a in mengandung i sopu ren , i a j uga mengandung bermacam macam elemen

lainnya. Masalah bau busuk yang mencemari udara di sekitar pabrik karet  ( c e robong

a sap ) , padaha l d i s eke l i l i ng pab r ik sudah menjadi kawasan perumahan. Pada akhirnya

bau busuk ini menimbulkan keluhan-keluhan masyarakat disekeliling pabrik atau ,

w a l a u p u n h a l i n i a k a n m e n y e b a b k a n w a k t u p e n g o l a h a n meningkat karena

terhentinya perputaran modal dalam jumlah besar selam waktu tersebut.

2.2       Produk Karet

Pabrik karet Santo Rubber mengolah, mendisain, mengembangkan memproduksi

berbagai macam produk cetakan dan juga kompon karet untu industri karet atapun industri

lainnya. Bahan yang dipakai dalam pengolahan karet berasal dari karet alam maupun karet

sintetis termasuk custom fluorocarbon (viton) untuk aplikasi khusu. Dengan pengalaman yang

cukup, produk karet yang di hasilkan oleh, dapat disesuaikan dengan berbagai macam kebutuhan

karet industri, mesin industri, atapun aplikasi karet dibidang lain sesuai dengan permintaan

pelangan termasu di antaranya semua barang karet (industrial rubber product) .

Page 7: Pengolahan Industri Karet

Sumber: http://bundaranpertanian.blogspot.com

BAB III

PEMABAHSAN, KESIMPULAN

DAN UNDANG-UNDANG

3.1       PEMBAHASAN

Sua tu i ndus t r i ak iba t l imbah d iha s i l kan merupakan kompensa s i

da r i terganggunya lingkungan dan dampak eksternalitas yang harus ditanggung

olehmasyarakat sekitar.  kenyamanan akibat bau yang ditimbulkanselain itu terdapat

kemungkinan gangguan kesehatan akibat akumulasi dari zat  pencemar tertentu

dalam tubuh. Social cost merupakan aplikasi dari prinsip  pencemar membayar atau polluter

pays principle berupa pengenaan pungutan atau pajak lingkungan yang merupakan kenyataan

bahwa suatu barang seharusnya mence rminkan s e lu ruh b i aya p roduks i

t e rmasuk penggunaan sumbe rdaya lingkungan dan mengakomodasikan biaya eksternal

atau lingkungan (Suparmokodan Suparmoko, 2000). Berdasarkan diskusi dengan pakar maka

social-cost yangdikeluarkan oleh pabrik dapat berupa pengecekan kesehatan dan pengobatan

gratis bagi masyarakat sekitar pabrik atau membangun sarana sosial yang dapat

digunakanoleh  masyarakat  sekitar

Pada kondisi yang lain yaitu lokasi-pabrik is di pemukiman, masyarakatmenolak cemaran

dan proses-pengolahan menggunakan pre-drying menghasilkankriteria kontrol limbah yang

ketat. Selanjutnya dengan kriteria kontrol limbah yangketat tetapi dana pengolahan limbah yang dimiliki

berlebih dan fasilitas pengolahanl imbah ca i r yang d imi l i k i s edang menghas i l kan

r ekomendas i akh i r  berupa perusahaan menerapkan unit pengolahan limbah gas dan

mengeluarkan social costkepada masyarakat sekitar.

3.2       KESIMPULAN

·         Pembangunan di bidang industri tersebut di satu pihak akan menghasilkan barang yang

bermanfaat bagi kesejahteraan hidup rakyat, dan di lain pihak industri itu juga akan

menghasilkan limbah

·         Getah karet merupakan cairan berbentuk koloid yang mengandung zat zatseperti lateks,

tepung, lemak, protein dan lain lain.

·         Kondisi pengolahan limbah cair dikatakan sedang apabila setidaknya terdiridari kolam anaerobik dan fakultatif

yang dengan baik mampu menurunkanCOD dan BOD walaupun belum optimal untuk menyisihkan nutrien

·         ntuk mengatasi masalah bau busuk dan mutu karet tersebut, BalaiPenelitian Sembawa telah

mengembangkan dan menghasilkan formulaDeorub yang disebut dengan Deorub.

Page 8: Pengolahan Industri Karet

·         Bau busuk menyengat terjadi juga karena pertumbuhan bakteri pembusuk yang melakukan

biodegradasi protein di dalam bokar menjadi amonia dansulfida.

·         Teknik penanganan limbah gas menggunakan scrubber akan menghasilkanlimbah dalam bentuk lain yaitu

limbah cair.