industri karet dan pengolahannya

22
INDUSTRI KARET DAN PENGOLAHANNYA Diposkan oleh Irma Rahmawati di 11:15 PM under KIMIA Sejarah Industri Karet Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia. Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial karakteristik dan harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan tentang keuntungan dan kekurangan karet sangat membantu dalam

Upload: rizka

Post on 09-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

INDUSTRI KARET DAN PENGOLAHANNYA

TRANSCRIPT

Page 1: Industri Karet Dan Pengolahannya

INDUSTRI KARET DAN PENGOLAHANNYA

Diposkan oleh Irma Rahmawati di 11:15 PM

under KIMIA

Sejarah Industri Karet

Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (atau dikenal dengan

istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang

dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea

Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet

hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia

Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini,

negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand,

diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia.

Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat ini

lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial karakteristik dan

harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan tentang keuntungan dan kekurangan karet sangat

membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan spesifikasi penggunaannya.

Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di pasaran dunia.

Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya pengetahuan,

sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada suhu tinggi.

Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih banyak ditujukan untuk

memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam, antara lain karet tahan

minyak, karet tahan panas, dll

Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses

vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak,

maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai macam alat untuk

keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu dan bahkan

Page 2: Industri Karet Dan Pengolahannya

sepatu yang semuanya terbuat dari bahan karet.

Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat molekul rata-

ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000. Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam

menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan

telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak

berbentuk cairan.

Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang lembut,

fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi

cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi.Namun begitu, sifat-

sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai

molekulnya agar menjadi lebih pendek. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau

viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain

ditambahkan.

Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan keuntungan atau kemudahan dalam

proses pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam

bentuk vulkanisat. Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah

menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat

mudah bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan

kompon.

Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat

disukai dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi

dilakukan. Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh

karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet

yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.

Pemanfaatan karet alam di luar industri ban kendaraan masih relative kecil, yakni kurang dari

30 persen. Selain itu industri karet di luar ban umumnya dalam skala kecil atau menengah.

Sementara itu industry berbasis lateks pada saat ini nampaknya belum berkembang karena

banyak menghadapi kendala. Kendala utama adalah rendahnya daya saing produkproduk

industri lateks Indonesia bila dibandingkan dengan produsen lain terutama Malaysia.

Industri kecil menengah barang jadi karet secara umum masih memerlukan pembinaan dalam

pengembangan usahanya. Industri barang jadi karet dibangun atas sekumpulan

usaha/perusahaan yang bergerak dalam penyediaan bahan baku utama karet alam/sintetik,

bahan bantu dan pembuat cetakan (molding) serta ditunjang beberapa institusi pendukung

yang bergerak dalam bidang jasa penelitian dan pengembangan, regulasi, perdagangan,

Page 3: Industri Karet Dan Pengolahannya

angkutan, keuangan dan jasa lainnya.

Dalam operasionalnya, pengrajin industri kecil barang jadi karet menjalin hubungan secara

interpersonal dengan usaha lainnya baik dalam pengadaan bahan baku maupun dalam sistem

pemasarannya. Dalam pengadaan bahan baku, pengrajin industri kecil barang jadi karet

terutama menjalin hubungan secara informal dengan pabrik kompon sebagai bahan baku

utama. Hal ini dilakukan karena industri kecil belum memiliki kemampuan membuat

kompon. Demikian juga dalam pemasaran produk. pengrajin industri kecil barang jadi karet

biasanya menjadi vendor dari suatu perusahaan besar seperti pabrik otomotif atau pabrik

elektronik, menjual ke toko secara langsung atau menggunakan pedagang perantara.

Seringkali industri kecil ini beropersi dengan mengadalkan pesanan (captive market). Industri

kecil barang jadi karet pada umumnya dikelola dalam bentuk industri rumah tangga secara

informal. Pengrajin barang jadi karet, dalam operasional usahanya berjalan secara soliter,

dalam arti hampir tidak terjadi interaksi antar pengrajin. Pengrajin pada umumnya tidak

berminat dan menganggap tidak ada manfaatnya tergabung dalam asosiasi atau koperasi.

Pengrajin barang jadi karet menggunakan teknologi yang sangat sederhana, yakni tertumpu

pada proses pencetakan dan vulkanisasi (pemasakan) pada kompon yang dibeli dari

perusahaan pembuat kompon. Dengan demikian seluruh pengrajin barang jadi karet sama

sekali tidak berhubungan dengan teknologi kompon (compounding). Vulkanisasi

menggunakan panas yang bersumber dari kompor tradisional. Suhu untuk pemasakan dan

lama waktu pemasakan benar-benar didasarkan atas pengalaman yang dilakukan secara

berulang-ulang sehingga didapatkan parameter suhu dan waktu pemasakan yang dianggapnya

paling tepat.

Mutu produk barang jadi karet yang dihasilkan yang diamati secara visual. Produk barang

jadi karet yang dihasilkan oleh para pengrajin dapat sampai ketangan konsumen melalui tiga

saluran utama yakni melalui mitra, broker (sering juga disebut sebagai pengorder) atau

melalui kedua saluran tersebut di atas. Mitra pengrajin dalam sistem pemasaran produk

barang

jadi karet pada umumnya adalah perusahaan pengadaan suku cadang untuk industri

elektronik dan otomotif dari merek-merek terkenal. Kerjasama dengan mitra dilakukan secara

informal atas dasar saling percaya tanpa adanya suatu ikatan kontrak formal. Harga barang

karet untuk suatu komponen tertentu dijual ke konsumen akhir oleh mitra. setelah dikemas

merek terkenal, dengan harga berlipat dari harga jual di tingkat pengrajin.

Page 4: Industri Karet Dan Pengolahannya

Industri Barang Karet

Karet alam maupun karet sintetik tidak dipergunakan dalam keadaan mentah, antara lain

karena tidak kuat dan sebagian mudah teroksidasi. Selanjutnya karet mentah mengalami

perubahan bentuk yang tetap bila ditarik atau ditekan, yaitu tidak bisa kembali kebentuk

semula. Dengan kata lain karet mentah tidak elastis.

Karet yang tidak elastis cenderung sulit untuk dimanfaatkan lebih jauh, oleh karena itu karet

mentah harus terlebih dahulu diproses dengan perlakuan-perlakuan tertentu serta penambahan

bahan-bahan kimia tertentu untuk memperoleh suatu kompon.

Kompon merupakan campuran karet dengan bahan-bahan kimia yang mempunyai komposisi

tertentu dengan cara pencampuran digiling pada suhu tertentu, kompon karet dapat dibuat

pada mesin giling 2 rol atau pada mesin pencampur tertutup (Banbury mixer, Internal mixer).

Akan tetapi dalam pembahasan makalah ini hanya dibahas tentang kompon sol luar sepatu.

Pembuatan kompon karet adalah ilmu dan seni untuk menyeleksi dan mencampur jenis karet

mantah dan jenis-jenis bahan kimia karet, sehingga diperoleh kompon karet yang setelah

dimasak, dapat dihasilkan barang jadi karet dengan sifat-sifat fisik yang dibutuhkan.

Pada pembuatan kompon karet ada 3 faktor yang perlu diperhatikan, yaitu sifat kompon,

karakteristk pengolahan dan harga

Kompon karet selain karet mentah pada umumnya mengandung 8 atau lebih jenis bahan

kimia karet. Setiap jenis bahan tersebut memiliki fungsi spesifik dan mempunyai pengaruh

terhadap sifat, karakteristik pengolahan dan harga dari kompon karetnya, bahan kimia

tersebut adalah:

Bahan Pemvulkanisasi

Adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan gugus aktif pada molekul karet membentuk

ikatan silang tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang pertama dan paling umum digunakan

adalah belerang(sulfur), khusus digunakan untuk memvulkanisasi karet alam atau karet

sintetis jenis SBR, NBR, BR, IR, dan EPDM.

Bahan Pencepat

Adalah bahan kimia yang digunakan dalam jumlah sedikit bersama-sama dengan belerang

untuk mempercepat reaksi vulkanisasi. Bahan pencepat yang digunakan dapat berupa satu

atau kombinasi dari dua atau lebih jenis pencepat. Pencepat dikelompokkan berdasarkan

fungsinya sebagai berikut;

a. Pencepat primer : - Thiazol (semi cepat), contoh: MBT, MBTS

- Sulfenamida (cepat-ditunda), contoh: CBS

b. Pencepat sekunder : - Guanidine (sedang), contoh : DPG, DOTG

Page 5: Industri Karet Dan Pengolahannya

- Thiuram (sangat cepat), contoh : TMT, TMTD

- Dithiokarbonat (sangat cepat), contoh : ZDC

- Dithiofosfat (cepat), contoh : ZBPP

Bahan Penggiat

Adalah bahan kimia yang ditambahkan kedalam sistim vulkanisasi dengan pencepat untuk

menggiatkan kerja pencepat. Penggiat yang paling umum digunakan adalah kombinasi antara

ZnO dengan asam stearat.

Bahan Antidegradant

Adalah bahan kimia yang berungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidan, yang melindungi

barang jadi karet dari pengusangan dan meningkatkan usia penggunaanya. Contoh : wax (anti

ozonan), senyawa amina dan senyawa turuna fenol (ionol).

Bahan Pengisi

Bahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup besar dengan

tujuan untuk meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan tertentu dan

menekan biaya. Bahan pengisi dibagi dalam dua golongan besar yaitu bahan pengisi yang

bersifat penguat, contoh carbon black, silica, dan silikat serta bahan pengisi yang bukan

penguat, contoh CaCO3, kaolin, BaSO4 dan sebagainya.

Bahan Pelunak (Softener)

Adalah bahan yang berfungsi untuk melunakkan karet mentah agar mudah diolah menjadi

kompon karet. Jenis bahan pelunak antara lain jenis aromatic, naftenik, parafinik, ester dan

sebagainya.

Bahan Kimia Tambahan

Bahan ini ditambahkan kedalam kompon karet dengan tujuan tertentu dan sesuai dengan

kebutuhan, misalkan :

Bahan pewarna

Bahan Penghambat (inhibitor)

Bahan pewangi

Bahan peniup (blowing agent)

Bahan bantu olah (homogenizer, peptizer, senyawa pendispersi, tackifier dan sebagainya)

Pada penyusunan formulasi kompon yang paling penting adalah menetukan jenis atau

campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi. Setelah itu ditentukan

sistim vukanisasinya kombinasi bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat dan penggiat.

Terkahir ditentukan bahan-bahan kimia tambahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan

tergantung jenis proses selanjutnya dan barang yang akan dibuat.

Page 6: Industri Karet Dan Pengolahannya

Pada proses pencampuran kompon karet biasanya menggunakan alat pencampur (mixer)

dapat berupa internal mixer (mesin giling tertutup) atau mesin giling terbuka (open mill). Alat

yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol keras dan

permukaanya licin. Kecepatan berputar kedua rol berbeda (penggilangan dengan friksi).

Lebar celah diatara dua rol dapat diatur dan disesuaikan dengan banyaknya kompon dan

keadaan kompon, sebelum proses pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan

yang disebut dengan proses mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras

menjadi lunak (viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan bahan kimia

mneghasilkan dispersion yang merata (homogen). Pencampuran dimulai setelah karet

menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah dua rol (nip) diatur sedemikian rupa sampai

diperoleh tumpukan material diatas rol yang disebut bank, kemudian bahan kimia bentuk

serbuk segera ditambahkan kecuali belerang. Penggulungan dan pemotongan juga dilakukan.

Penambahan bahan pengisi dilakukan sedikit demi sedikit. Langkah terkahir adalah

pemasukan belerang. Setelah semua bahan kimia tercampur, kompon karet yang dihasilkan

dipotong dan dikeluarkan dari gilingan, kemudian dimasukkan gilingan lagi untuk dibentuk

menjadi bentuk lembaran dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan.

Setalah tahap pembuatan kompon selesai tahap selanjutnya untuk membuat barang karet

adalah tahap pemberian bentuk dan proses vulkanisasi (pematangan).

Proses pemberian bentuk adalah salah satu cara pemberian bentuk terhadap kompon karet

adalah dengan cara cetak tekan (pres moulding) dimana kompon karet dibentuk dalam acuan

(cetakan) dan sekaligus dimasak dalam mesin kempa vulkanisasi (pres vulaknisasi). Pada

mesin kempa vulaknisasi tunggal terapat satu pasang plat tebal datar yaitu plat atas dan

bawah. Kedua plat datar tersebut pada bagian dalamnya terdapat alur yang dapat dialirkan

uap jenuh atau dipasang elemen listrik sebagai sumber panas. Plat atas tidak dapat bergerak,

sedang plat bawah dipasang pada kempa hirolik sehingga sehingga dapat digerakkan keatas

kebawah. Dengan memompa minyak dari tangki minyak kedalam silinder hidrolik, maka plat

bawah akan ditekan keatas. Tekanan minyak dapat mencapai 100-150 kg/cm2. sebaliknya

dengan mengeluarkan minyak dari selinder kempa hidrolik, kempa bawah akan kembali

turun.

Pada mesin kempa vulkanisasi, kompon karet diberi bentuk dan divukanisasi pada mesin

yang sama. Proses vulkanisasi adalah proses pemasakan karet mentah menjadi vulkanisat.

Vulkanisasi merupakan proses irreversible (tidak dapat balik) yang menggabungkan rantai-

rantai molekul karet secara kimiawi dengan molekul belerang membentuk ikatan tiga

dimensi. Sehingga karet mentah yang semula plastis setelah vulaknisasi berubah menjadi

Page 7: Industri Karet Dan Pengolahannya

elastis, kuat dan ulet. Salah satu syarat yang harus dimiliki karet agar dapat divulaknisasi

dengan belerang adalah memiliki ikatan rangkap pada rantai utamanya. Sistim vulkanisasi

belerang yang dipercepat dapat diterapkan untuk jenis-jenis karet yang memiliki ikatan

rangkap yaitu:

Untuk keperluan umum: karet alam (NR), Isoprene Rubber (IR), Polibutadiene Rubber (BR)

dan karet stiren/butadiene Rubber (SBR)

Untuk keperluan khusus : Karet Nitril (NBR), Karet Butil (IIR), Karet Bromo Butyl (BIIR),

Chlorobutil (CIIR) dan Karet Ethylene Propylene Diene Monomer (EPDM).

Vulkanisasi karet alam biasanya dilakukan pada suhu sekitar 1500C dan suhu lebih tinggi

(1550C-1600C) untuk karet sintetis (SBR dan IIR). Untuk memperoleh vulkanisat yang dapat

matang sempurna yaitu yang memiliki sifat fisika optimum, maka kompon karet dalam

cetakan harus dikempa (ditekan) pada tekanan, suhu dan waktu vulkanisasi tertentu.

Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk

berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar,

karet tidak berbentuk Kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan

benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat

ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu

cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi. Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya

menyerupai kulit binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar

menjadi lebih pendek. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam

sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak

sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses

pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk

vulkanisat.

Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung pada roll

sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur dengan

berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan kompon. Dalam bentuk kompon,

karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam

pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan.

Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet

sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet yang

sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.

Vulkanisasi karet alam sangat baik dalam hal-hal berikut:

• Kepegasan pantul

Page 8: Industri Karet Dan Pengolahannya

Hal ini menyebabkan timbulnya kalor (heat build up) rendah, yang sangat diperlukan oleh

barang jadi karet yang akan mengalami hentakan berulang-ulang. Sifat inilah yang

menyebabkan karet alam selalu dipakai dalam pembuatan ban truk dan kapal terbang yang

sulit disaingi oleh karet sintetik.

• Tegangan putus

• Ketahanan sobek dan kikis

• Fleksibilitas pada suhu rendah

• Daya lengket ke fabric atau logam

Sol sepatu sangat memerlukan sifat-sifat tersebut di atas, karena itu karet alam adalah pilihan

sangat tepat. Secara umum sol sepatu membutuhkan kekuatan, ketahanan kikis, dan

ketahanan sobek yang tinggi. Vulkanisat karet alam kuat dan tahan lama bahkan dapat

digunakan pada suhu -60°F. Karet alam bisa dibuat menjadi karet yang agak kaku tetapi

masih mempunyai fleksibilitas dan ketahanan kikis, ketahanan retak lentur serta kekuatan

tinggi. Hal ini menguntungkan dalam pembuatan sol sepatu karena sol sepatu bisa dibuat tipis

(seperti sol luar sepatu olahraga), sambil tetap menjaga agar tidak merasakan batu sewaktu

berjalan.

Proses Pengolahan Karet

Penerimaan Lateks Kebun

Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang

telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian

disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi.

Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk

proses pengenceran dengan air yang bertujuan untuk menyeragamkan Kadar Karet Kering.

Pengenceran

Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan

kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran

dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH

air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi 0.03 %.

Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %. Lateks dari tangki penerimaan

dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu disaring menggunakan saringan aluminium

Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Lateks yang telah

dibekukan dalam bentuk lembaran-lembaran (koagulum).

Page 9: Industri Karet Dan Pengolahannya

Pembekuan

Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan

yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam

asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet

kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks telah

ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut didasarkan pada

kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang cukup

terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan asam lainnya. Tujuan dari

penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga

lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam hal ini

ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan

muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada lateks.

Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara

merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10

kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang

dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan

mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan atau disebut

juga koagulum yang bersih dan kuat. Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses

selanjutnya ialah pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum

dalam lembaran yang seragam.

Proses penggilingan koagulum menjadi lembaran sit

Penggilingan

Penggilingan dilakuan setelah proses pembekuan selesai. Hasil bekuan atau koagulum

digiling untuk mengeluarkan kandungan air, mengeluarkan sebagian serum, membilas,

membentuk lembaran tipis dan memberi garis pada lembaran. Untuk memperoleh lembaran

sit, koagulum digiling dengan beberapa gilingan rol licin, rol belimbing dan rol motif (batik).

Setelah digiling, sit dicuci kembali dengan air bersih untuk menghindari permukaan yang

berlemak akibat penggunaan bahan kimia, membersihkan kotoran yang masih melekat serta

menghindari agar sit tidak menjadi lengket saat penirisan. Koagulum yang telah digiling

kemudian ditiriskan diruang terbuka dan terlindung dari sinar matahari selama 1-2 jam.

Tujuan penirisan adalah untuk mengurangi kandungan air di dalam lembaran sit sebelum

proses pengasapan. Penirisan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari terjadinya cacat

Page 10: Industri Karet Dan Pengolahannya

pada sit yang dihasilkan, misalnya timbul warna yang seperti karat akibat teroksidasi.

Penirisan dilakukan pada tempat teduh dan terlindung dari sinar matahari.

Proses pengasapan karet sit asap dalam kamar asap

Sortasi

Sit yang telah matang dari kamar asap diturunkan kemudian ditimbang dan dicatat dalam

arsip produksi. Proses sortasi dilakukan secara visual berdasrkan warna, kotoran, gelembung

udara, jamur dan kehalusan gilingan yang mengacu pada standard yang terdapat pada SNI 06-

0001-1987. Secara umum sit diklasifikasikan dalam mutu RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4, RSS

5 dan Cutting. Cutting merupakan potongan dari lembaran yang terlihat masih mentah, atau

terdapat gelembung udara hanya pada sebagian kecil, sehingga dapat digunting

Proses sortasi

Pengujian Barang Karet

Untuk mendapatkan barang karet dengan mutu yang baik, perlu dilakukan analisis karet

beserta bahan kimia yang digunakan sebagai addiftiv dalam pembuatan kompon karet, baik

terhadap barang karet yang belum divulkanisasi maupun yang sudah divulkanisasi.

Analisis barang karet dapat dilakukan berupa pengujian sifat fisika dan analisis kimia,

analisis kimia yang dilkukan meliputi analisis jenis bahan dan analisis jumlah setiap bahan

yang terdapat dalam barang karet. Sedangkan analisis fisika meliputi uji ketebalan, kuat tarik,

kekerasan, perpanjangan putus, ketahanan sobek, bobot jenis, ketahanan kikis, ketahanan

retak lentur dan organoleptis.

Analisis jenis bahan yang digunakan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai jenis

karet, bahan pelunak, bahan pengisi, bahan pencepat, antioksidan dan bahan kimia karet

lainnya.

Analisis jumlah memberikan informasi tentang komposisi bahan utama penyusun barang

karet yaitu karet, serta bahan pelunak, karbon black, abu dan ekstrak acetone. Hasil analisis

dapat digunakan sebagai dasar perkiraan dalam pembuatan barang karet atau yang lebih baik.

Standar Nasional Indonesia Mutu Sol Karet Cetak No. SNI 0788-1989-A

No Uraian Satuan Persyaratan

Kelas A Kelas B Kelas C

Page 11: Industri Karet Dan Pengolahannya

Fisika

1 Tegangan putus Kg/cm2 Min 150 Min 120 Min 50

2 Perpanjangan putus % Min 250 Min 150 Min 100

3 Kekerasan Shore A 55-80 55-80 55-80

4 Ketahanan sobek Kg/cm2 Min 60 Min 40 Min 25

5 Perpanjangan tetap 50% % Mak 4 Mak 7 Mak 10

6 Bobot jenis g/cm3 Mak 1,0 Mak 1,5 Mak 2,5

7 Ketahanan retak lentur 150 kes Tidak retak Tidak retak Tidak retak

8 Organoleptis (keadaan dan atau kenampakan sol Tidak cacat dan atau rusak yang serupa

sobek, lubang, retak, goresan.

Pengujian Fisis

Sifat-sifat fisis yang diuji dalam praktikum ini meliputi; uji tarik, uji kemuluran, dan uji

ketahanan sobek.

Pengujian kuat tarik; pada vulkanisat sol luar sepatu adalah langkah pertama menyiapkan

vulkanisat sol luar sepatu dengan menipiskannya terlebih dahulu dengan mesin grading

setelah itu sol dipotong menurut mal uji kuat tarik yaitu seperti gambar dibawah ini;

30 mm

50 mm

30 mm

Gambar Contoh uji kuat tarik pada pengujian sol karet cetak

Setelah contoh uji siap dilakukan pengukuran ketebalan contoh uji pada 3 titik yang berbeda

dan dirata-ratakan hasilnya sebagai tebal contoh uji kemudian diukur luasnya dan kemudian

contoh uji dijepit pada mesin tes tensil streght setelah semua terjepit atur satuan pada mesin

tes tensil streght dalam satuan kg, kemudian dilakukan penarikan dengan kecepatan 500

mm/menit sampai contoh uji terputus. Untuk menentukan jarak antara dua tanda dapat

diketahui dengan cara mengukur jarak tersebut dengan penggaris. Kemudian dilakukan

perhitungan dengan persamaan ;

Tensil Streght= (Beban yang dicapai pada saat uji (Kg))/(Luas Penampang awal contoh

Page 12: Industri Karet Dan Pengolahannya

(cm2))

Uji ketahanan sobek; langkah pertama yaitu memotong karet vulkanisat sol luar sepatu sesuai

dengan mal contoh uji ketahanan sobek seperti gambar dibawah ini;

Gambar. Contoh uji ketahanan sobek

Keterangan;

Panjang : 6 cm

Lebar : 1 cm

Tebal 2 mm:

Setelah siap contoh uji dibelah sampai garis tengah dan kemudian kedua belahan dijepitkan

pada pada mesin tes tensil streght dan dilakukan penarikan dengan kecepatan 500 mm/menit

sampai contoh uji terputus. Kemudian dilakukan perhitungan dengan persamaan;

Ketahanan Sobek= (tenaga untuk menyobek (kg))/(lebar contoh uji x tebal contoh uji)

Pengujian dengan TG/DTA

Deferensial thermonalyse ialah suatu metoda analisa yang menggunakan perubahan suhu

(panas) dari pada zat yang akan dianalisakan.

Kromatografi gas biasanya dipakai untuk analisa sampel yang berbentuk gas atau cairan dan

padatan yang mudah menguap, sampel atau campuran yang hendak diperiksa disuntikan

sedikit kedalam arus gas inert seperti N2, H2, He, Ar atau CO2 yang mengalir melalui kolom

yang berisi suatu medium. Sampel ini terbawa oleh gas inert mengalir melalui medium tadi,

yang mempunyai sifat dapat berinteraksi dengan kompone-komponen dalam campuran, dan

akan menghambat aliran masing-masing komponen. Besarnya hambatan ini bagi masing-

masing komponen berbeda-beda, sehingga komponen-komponen keluar dari kolom tidak

bersama-sama akan tetapi satu persatu. Selanjutnya gas yang keluar dari kolom ini

dilewetkan melalui suatu detektor, hambatan tadi disebabkan karena adanya absorpsi atau

partisi oleh medium terhadap masing-masing komponen. Besarnya gaya adsorpsi atau partisi

tersebut, khas bagi masing-masing komponen. Perbedaan absorpsi atau partisi inilah yang

memungkinkan pemisahan dalam kolom tadi.

TG/DTA adalah alat analisis yang digunakan untuk menganlisis bahan yang berbentuk

padatan dengan menggunakan perubahan suhu untuk mengetahui jenis dan sifat-sifat bahan

yang dianalisa.

Page 13: Industri Karet Dan Pengolahannya

Pengujian Kimia

Salah satu analisis dari barang karet adalah analisis jenis dan analisis jumlah. Sebelum

melakukan analisis jenis dan analisis jumlah terhadap contoh barang karet dilakukan

persiapan (sampling). Contoh dibersihkan dan jika mengandung bahan serat atu logam,

bagian karetnya dipisahkan dari bahan – bahan tersebut. Jika terdiri dari beberapa lapisan

karet yang jelas, karet tersebut dipisahkan dan bagian bertemunya lapisan dibuang. Bagian

yang akan diuji digunting menjadi potongan – potongan kecil dengan ukuran sisi ± 2 mm.

Sistematika analisis jenis dan analisis jumlah di Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor,

dimulai dengan melakukan uji pendahuluan terhadap contoh barang karet, yaitu uji bakar dan

uji Lassaigne. Dari uji tersebut akan diketahui jenis atau golongan polimernya, sehingga

dapat ditentukan pelarut yang sesuai untuk mengekstraksi contoh. Aseton biasanya digunakan

sebagai pelarut untuk mengeksraksi hampir semua polimer kecuali beberapa polimer tertentu

seperti karet kloropren, karet nitril dan poliuretan manggunakan metanol sebagai pelarut.

Dari ekstraksi didapatkan 2 bagian, yaitu bagian ekstrak yang biasanya disebut ekstrak aseton

dan bagian karet. Ekstrak aseton dipisahkan dengan kolom kromatografi menjadi dua bagian,

yaitu fraksi heksan yang mengandung bahan pelunak, serta fraksi aseton yang mengandung

bahan pencepat dan antioksidan. Jenis bahan pelunak ditentukan dengan alat TLC. Biasanya

cukup diketahui golongan bahan pencepat dan antioksidan yang dapat diketahui dengan

melakukan spot test.

Bagian karet setelah dipirolisis dipakai sebagai contoh uji analisis jenis polimer. Bagian karet

juga digunakan sebagai contoh uji analisis barang karet guna mengetahui komposisi beberapa

bahan dalam barang karet, yaitu polimer, carbon black, abu dan bahan pelunak. Jenis polimer

ditentukan dengan alat IR, sedangkan analisis jumlah dilakukan dengan menggunakan alat

TGA. Bagian karet yang dipirolisis akan meninggalkan sisa berupa residu pirolisat. Residu

ini diabukan dengan memanaskannya lebih lanjut. Abu yang didapat ditentukan dengan alat

IR. IR untuk menentukan jenis bahan pengisinya.

Analisis kemurnian dilakukan untuk mengetahui apakah suatu bahan kimia karet masih

dalam bentuk aslinya, serta masih memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan

pencampur pengolahan karet. Yang dimaksud dengan bahan kimia karet adalah bahan

pencepat, bahan pelunak, antioksidan, penyetabil dan bahan – bahan lain yang diperlukan

dalam jumlah sedikit sebagai bahan penbantu dalam pengolahan karet. Analisis dilakukan

dengan menggunakan TLC atau IR.

Identifikasi blooming dilakukan untuk mengetahui apakah noda yang timbul pada permukaan

barang karet berasal dari bahan kimia dari barang karet tersebut yang muncul ke permukaan

Page 14: Industri Karet Dan Pengolahannya

dan mengetahui jenis bahan penyebab blooming tersebut. Identifikasi staining dilakukan

untuk mengetahui apakah timbul perubahan warna pada permukaan karet apabila bersentuhan

dengan bahan – bahan tertentu, misalnya logam besi dan tembaga, serta untuk mengetahui

jenis bahan kimia penyebab staining tersebut. Analisis jenis bahan – bahan tersebut dilakukan

dengan alat TLC atau spot test.