ekotoksikologi industri karet

10
EKOTOKSIKOLOGI LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET OLEH: Rizki Akrimi H1E111023 Alfisyah H1E111036 Suhendra Amka Putra H1E111048 Jamiyaturrasyidah H1E111062 Muhammad Akmal HakimH1E111207 Ilman Sahbani H1E112043 Widya Mulida H1E112039 Yuni Aulia Agustina H1E112048 Garu Ujwala H1E113044

Upload: ilman-sahbani

Post on 16-Sep-2015

38 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Tugas Mata Kuliah Ekotoksikologi

TRANSCRIPT

Ekotoksikologi Limbah Pabrik Karet PT. Banua Lima Sejurus Banjarmasin

EKOTOKSIKOLOGI LIMBAH CAIR INDUSTRI KARETOleh:Rizki AkrimiH1E111023AlfisyahH1E111036Suhendra Amka PutraH1E111048JamiyaturrasyidahH1E111062Muhammad Akmal HakimH1E111207Ilman SahbaniH1E112043Widya MulidaH1E112039Yuni Aulia AgustinaH1E112048Garu UjwalaH1E113044PEndahuluanLimbah cair pabrik karet mengandung komponen karet (protein, lipid, karotenoid, dan garam anorganik), lateks yang tidak terkoagulasi dan bahan kimia yang ditambahkan selama pengolahan.(2) Adanya bahan-bahan organik tersebut menyebabkan nilai BOD dan COD menjadi tinggi, menimbulkan pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan meningkat. Ekotoksikologi adalah ilmu yang mempelajari efek negatif zat (berdiri sendiri atau alam campuran zat, limbah, radiasi sinar, suhu, dll) terhadap semua atau sebagian dari tingkat organisasi biologis (komunitas, populasi, individu, organ jaringan, sel, biomolekul) dalam bentuk merusak stuktur maupun fungsi biologis. (1)

Tujuan:Mengetahui bagaimana proses industri karet.Mengetahui sumber limbah cair industri karet.Mengetahui baku mutu limbah cair industri karet.(1) Mangkoediharjo Sarwoko, Ekotoksikologi Keteknikan (1999). (2) Dwi Yulianti, Kusumo Winarno, dan Widya Mudyantini, Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Karet PTPN IX Kebun Batu Jamus Karanganyar Hasil Fitoremediasi dengan Azolla Microphylla Kaulf untuk Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza Sativa Linn), Jurnal BioSMART Vol. 7 No. 2 (Oktober, 2005), hal 125.Metode penulisanKualitatif Metode Teori Dasar

Kuantitatif Metode Deskriftif dan Survey

Karet siap olah

peremahan

pengeringanpengepresanpembungkusan

bak lumpur aktifbak sidementasibak netralisasiHASILNoParameterSatuanHasil UjiBaku Mutu Air Limbah (3)1pH-6,26,0 9,02TSSmg/L161003NH3 (amoniak)mg/L1,2154BODmg/L10,961005CODmg/L12,04250(3) Pemerintah Indonesia, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP- 51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, (Jakarta, 1995).HASILPembahasanpHpH di bawah pH normal bersifat asam, sedangkan pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik

TSS (Total Suspended Solid)terdiri dari zat organik dan anorganik yang melayang-layang dalam air, secara fisika zat ini sebagai penyebab kekeruhan pada air. Limbah cair yang mempunyai kandungan zat tersuspensi tinggi tidak boleh dibuang langsung ke badan air karena disamping dapat menyebabkan pendangkalan juga dapat menghalangi sinar matahari masuk kedalam dasar air sehingga proses fotosintesa mikroorganisme tidak dapat berlangsung. PembahasanNH3 (Amoniak)senyawa nitrogen organik yang bersifat toksik terhadap organisme yang hidup di perairan, sangat toksik walau dalam konsentrasi yang sedikit. Toksisitas akut NH3 menyebabkan kematian sedang perlakuan kronis dapat menimbulkan kerusakan ginjal, mereduksi pertumbuhan dan malfungsi otak, penurunan nilai darah serta mereduksi kapasitasi pembawa oksigen pada tubuh ikan.

BOD (Biological Oxygen Demand) jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan. Jika suatu badan air tercemar oleh zat organik maka bakteri akan dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses biodegradable berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan pada badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan timbulnya bau busuk.

PEMBAHASANCOD (Chemical Oxygen Demand)jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Nilai COD yang berlebih akan mengakibatkan kandungan oksigen terlarut di perairan menjadi rendah, akibatnya oksigen bagi sumber kehidupan makhluk air tidak dapat terpenuhi.

Dapat dilihat dari sampel yang diuji, bahwa semua parameter memenuhi baku mutu sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no.Kep-51/MENLH/10/1995Daftar pustaka1) Bawa, I.G.A Gede. 2009. Isolasi dan Identifikasi Golongan Senyawa Toksik dari Daging Buah Pare (Momordica charantia L.). Jurnal Kimia 3(2): 117-124.2) Bosman, Ofan, Ferdinand Hukama Taqwa, dan Marsi. 2013. Toksisitas Limbah Cair Lateks Terhadap Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan Dan Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Patin. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2): 148-160.3) Dewi, Shinta Rosalia. 2012. Uji Toksisitas Kuantitatif.http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/SRD_toxico5_Uji-Toksisitas-Kuantitatif.pdf (Diakses tanggal 4 April 2015)4) DR.Harmita, dkk. 2008. Buku Ajar Analisis Hayati Edisi 3. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.5) Fadil, Muhammad Syukri. 2011. Kajian Beberapa Aspek Parameter Fisika Kimia Air dan Aspek Fisiologis Ikan yang Ditemukan Pada Aliran Buangan Pabrik Karet di Sungai Batang Arau. Artikel. Program Studi Biologi Pascasarjana, Universitas Andalas.6) Husni, Hayatul. 2010. Uji Toksisitas akut Limbah Cair Industri Tahu Terhadap Ikan Mas (Cyprinus Carpio Lin). Jurnal Jurusan Teknik Lingkungan. Universitas Andalas.7) ITB. 2011.Uji Toksisitas.www.kuliahftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/3-uji toksisitas.pdf. (Diakses Pada Tanggal 17 April 2015)8) Pemerintah Indonesia. 1995. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP- 51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Sekretariat Negara. Jakarta.9) Rossiana, Nia M.S. 2009. Uji Toksisitas Limbah Cair Tahu Sumedang Terhadap Reproduksi Daphnia carinata King. Laporan Penelitian.10) Sari, Fitri Purnama. 2011. Analisis Kadar COD, BOD dan Angka Permanganat Dari Limbah Cair Industri Karet yang Terdapat Pada Air Sungai Denai Di Amplas. Tugas Akhir. Program Studi Diploma 3 Kimia Analis Departemen Kimia, FMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan.11) Sari, Rezki R. 2012. Uji Toksisitas Metode Brine Shimp Lethality Test.12) Sarwoko, Mangkoediharjo. 1999. Ekotoksikologi Keteknikan.13) Sarwoko, Mangkoediharjo dan Ganjar Mangkoediharjo. 2009. Ekoteknologi Teknosfer. Guna Widya. Surabaya.14) Suligundi, Bonifasia Tripina. 2013. Penurunan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Karet Dengan Menggunakan Reaktor Biosand Filter yang dilanjutkan dengan Reaktor Activated Carbon. Jurnal Teknik Sipil UNTAN, 13 (1): 29-43.15) Suwardin, D. 1989. Tehnik pengendalian limbah pabrik karet. Lateks 4 (2): 25-32.16) Yulianti, Dwi, Kusumo Winarno, Dan Widya Mudyantini. 2005. Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Karet PTPN IX Kebun Batu Jamus Karanganyar Hasil Fitoremediasi dengan Azolla Microphylla Kaulf untuk Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza Sativa Linn). Jurnal BioSMART, 7 (2): 125-130.

Thank you WIDYA mulidaH1E112039

JamiyaturrasyidahH1E111062Rizki AkrimiH1E111023Alfisyah H1E111036 M Akmal Hakim H1E111207Suhendra AP H1E111048

Garu UjwalaH1E113044Ilman SahbaniH1E112043Yuni Aulia AgustinaH1E112048