pengembangan lkpd berbasis problem based …digilib.unila.ac.id/27073/4/tesis tanpa bab...

139
PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN TEMATIK PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR (Tesis) Oleh Irlani Aprida Delima Sari PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER KEGURUAN GURU SD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: trinhnhu

Post on 14-Jul-2019

276 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK PESERTA DIDIK KELAS IV

SEKOLAH DASAR

(Tesis)

Oleh

Irlani Aprida Delima Sari

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER KEGURUAN GURU SD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK PESERTA DIDIK KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Oleh

Irlani Aprida Delima Sari

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pasca Sarjana

Program Studi Magister Keguruan Guru SD

PROGRAM MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 3: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

ABSTRACT

WORKSHEET DEVELOPMENT BASED ON PROBLEM BASED

LEARNING TO INCREASE CRITICAL THINKING ABILITY IN

LEARNING TEMATICS PARTICIPANTS CLASS IV PRIMARY

SCHOOL

By

Irlani Aprida Delima Sari

The purpose of this research and development is to produce worksheet based on

Problem Based Learning, to know the interest of worksheet based on Problem

Based Learning, and to know the effectiveness of work sheet to improve the

critical thinking skills of thematic learning for students of fourth grade

elementary school. This research uses research and development method. The

procedure used refers to Borg and Gall's theory. The research population is 80

people spread over 2 elementary schools. The sample is determined by

purposive sampling that is 60 people. Data collection tools use questionnaires

and multiple choice questions and descriptions. Data analysis techniques use N-

gain. The results show that work sheet based on Problem Based Learning, is

feasible, attractive and effective in improving students' critical thinking ability in

thematic learning.

Keywords: Worksheet, Problem Based Learning, and critical thinking ability

Page 4: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK PESERTA DIDIK KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Oleh

Irlani Aprida Delima Sari

Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan Lembar

Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Problem Based Learning (PBL),

mengetahui kemenarikan LKPD berbasis PBL, dan mengetahui efektivitas

LKPD meningkatkan kemampuan berpikir kritis pembelajaran tematik bagi

peserta didik kelas IV SD. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

pengembangan. Prosedur yang digunakan mengacu pada teori Borg and Gall.

Populasi penelitian sebanyak 80 orang yang tersebar di 2 SD. Sampel

ditentukan berdasarkan purposive sampling yaitu 60 orang. Alat pengumpul

data menggunakan lembar angket dan soal pilihan ganda dan uraian. Teknik

analisis data menggunakan N-gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

LKPD berbasis PBL layak, menarik dan efektif meningkatkan kemampuan

berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran tematik.

Kata Kunci : Lembar Kegiatan Peserta Didik, Problem Based Learning, dan

kemampuan berpikir kritis

Page 5: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan
Page 6: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan
Page 7: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan
Page 8: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, Kecamatan Metro Selatan

Kelurahan Sumbersari pada tanggal 30 April 1985. Penulis

adalah anak ke tiga dari 5 (lima) bersaudara dari pasangan

Bapak Subaryadi dan Ibu Nining Heriyani.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 8

Sumbersari, lulus pada tahun 1991. Pendidikan Sekolah

Lanjutan Pertama di SMP Negeri 5 Metro lulus tahun 1997, dan melanjutkan

Pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Utama Wacana lulus pada

tahun 2000. Selanjutnya, peneliti mengikuti pendidikan jenjang Diploma II di

program studi PGSD FKIP Universitas Lampung lulus tahun 2007, dan

menyelesaikan pendidikan Strata 1 di FKIP Universitas Terbuka lulus tahun 2011,

lulus.

Penulis bekerja menjadi PNS pada tahun 2009 sampai sekarang di SD Negeri 5

Tegineneng Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran. Penulis menikah

dengan Anton Andriono, tanggal 18 Januari 2005 dan dikaruniai dua orang putra

dan satu orang putri yaitu Alverro Zaky Andreans, Anajuwa Bilqis Andreans, dan

Nazriel Rasya Andreans. Penulis melanjutkan pendidikan S2 melalui tes seleksi

pada Program Studi MKGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung tahun 2015.

Page 9: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

MOTTO

Sebaik-baiknya manusia di sisi Allah SWT adalah yang paling memberi

manfaat di antara mereka kepada manusia, dan orang yang paling buruk di sisi

Allah SWT orang yang panjang umurnya tapi buruk amalannya, dan sebaik-

baiknya manusia adalah orang yang panjang umurnya dan bagus amalannya.

(HR.Muslim)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah dan keberhasilan bukanlah miliki

orang yang pintar, tapi keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa

berusaha

(BJ Habibie)

Kerendahan hati menuntun pada kekuatan bukan kelemahan.

Mengakui kesalahan dan melakukan perubahan atas kesalahan adalah bentuk

tertinggi dari penghormatan pada diri sendiri.

(John McCloy)

Page 10: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku ini untuk

orang-orang yang aku sayangi:

Ayah dan ibunda tersayang sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang tak

pernah jenuh mendo’akan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan

kesabaran yang mengantarkan serta membimbing hingga saat ini.

Pendamping hidupku tercinta, yang selalu setia dan sabar luar biasa dalam

mendampingi dan memotivasiku selama ini, tak pernah lelah selalu berada

disisiku dalam segala keadaan baik dan burukku, tiada kata yang pantas terucap

untukmu selain terimakasih dari hati yang paling dalam.

Anak-anak ku terkasih, terimakasih telah menjadi penyemangat dan sumber

inspirasi saat ibumu keletihan dalam menyelesaikan tesis ini.

Dosen pembimbing, rekan-rekan mahasiswa MKGSD, serta civitas akademik

Universitas Lampung yang senantiasa memberi motivasi dan dukungan secara

moril dalam menyelesaikan tesis ini.

Semoga kalian selalu dalam perlindungan dan rahmat Allah SWT.

Page 11: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas Berkat dan Rahmat-Nya,

penulis mampu menyelesaikan tesis ini, dengan judul “Pengembangan LKPD

Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kritis Pada Pembelajaran Tematik Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar”. Tesis

ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Keguruan Guru

Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung.

Tesis ini dapat diselesaikan dengan bantuan berbagai pihak, dengan kerendahan

hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Yang

Terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriandi Mat Akin. M.Sc., Rektor Universitas Lampung

yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas penulis untuk studi di

Universitas.

2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., Direktur Pascasarjana Universitas Lampung

yang telah memberi kemudahan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung yang telah memfasilitasi sehingga

terselsaikannya tesis ini.

4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memfasilitasi

sehingga terselsaikannya tesis ini.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., Ketua Program Studi Pascasarjana

MKGSD FKIP Universitas Lampung, sekaligus selaku Pembimbing

Akademik dan sebagai Pembimbing Utama atas kesediaannya memberikan

bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini.

6. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., Dosen Pembimbing kedua atas kesediaannya

Page 12: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

memberikan keleluasaan waktu dalam membimbing, memberikan saran serta

motivasi sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

7. Bapak Dr. Arwin Surbakti, M.Si., sebagai Dosen pembahas pembahas

sekaligus penguji satu, yang memberi masukan dan motivasi penyusunan tesis

ini.

8. Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd., sebagai Ahli Media yang memberi masukan

berkaitan dengan media pada bahan ajar LKPD.

9. Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.Si., sebagai Ahli Materi dan Penguji kedua yang

memberi masukan dalam penyusunan bahan ajar LKPD.

10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi MKGSD Universitas Lampung atas ilmu

yang telah diberikan.

11. Segenap Staf Program Studi MKGSD Universitas Lampung yang telah

banyak membantu selama penulis menempuh pendidikan.

12. Ibu Suyati Ariesta, S.Pd.SD., selaku Kepala Sekolah SDN 5 Tegineneng yang

memberikan izin untuk melakukan penelitian dan pengembangan guna

penyelesaian tesis ini.

13. Orang tua yang selalu mendukung.

14. Keluarga, suami, dan anak-anakku yang tercinta.

15. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa angkatan 2015/2016, dan almamater

Program Studi MKGSD Universitas Lampung.

16. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari penelitian ini masih jauh dari kata baik apalagi sempurna.

Akhir kata peneliti sampaikan alhamdulliah, dan terima kasih, semoga tesis ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar lampung, 31 Mei 2017

Penulis,

Irlani Aprida Delima Sari

NPM 1523053031

Page 13: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. . iv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. . v

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. .. vi

I. PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian. ............................................................................... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 10

H. Spesifikisai Produk yang diharapkan ................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… . 14

A. Tinjauan Teoritis .................................................................................. 14

1. Teori Belajar ..................................................................................... 14

1.1 Pengertian Belajar.................................................................... 14

1.2 Macam-macam Teori Belajar. ................................................. 16

1.2.1 Definisi Teori Konstruktivisme.. .................................... 16

1.2.2 Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran ............ 22

2. Bahan Ajar .......................................................................................... 23

2.1 Pengertian Bahan Ajar .............................................................. 23

2.2 Jenis-jenis Bahan Ajar. ............................................................. 24

2.3 Lembar Kegiatan Peserta Didik ................................................ 27

2.3.1 Pengertian LKPD............................................................. 27

2.3.2 Macam-macam LKPD .................................................... 29

2.3.3 Manfaat LKPD ................................................................ 29

2.3.4 Prosedur Penyusunan LKPD ........................................... 30

2.3.5 Tujuan LKPD .................................................................. 32

3. Pembelajaran Tematik ........................................................................ 33

Page 14: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

ii

3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik ............................................. 33

3.2 Prinsip –prinsip Model Pembelajaran Tematik.......................... 35

3.3 Landasan Pembelajaran Tematik ............................................... 38

3.4. Karakteristik Pembelajaran Tematik .......................................... 40

4. Pendekatan Saintifik. .......................................................................... 41

4.1 Pengertian Pendekatan Saintifik ................................................. 41

4.2 Kreteria Pendekatan saintifik ...................................................... 43

4.3 Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik ................................... 44

5. Problem Based Learning ( PBL ) ....................................................... 50

5.1 Pengertian PBL……………………………………………….. . 50

5.2 Ciri-ciri PBL ............................................................................... 53

5.3 Komponen-komponen PBL ........................................................ 54

5.4 Konsep Dasar PBL……………….. ............................................ 55

5.5 Langkah-langkah Model PBL……. ............................................ 56

5.6 Penilaian dan Evaluasi PBL……… ............................................ 58

5.7 Keunggulan dan Kelemahan PBL.. ............................................. 58

5.8 Sintaks PBL ................................................................................ 60

6. Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................... 61

6.1 Konsep Berpikir Kritis ................................................................ 61

6.2 Komponen Berpikir Kritis .......................................................... 63

6.3 Indikator Berpikir Kritis ............................................................. 65

6.4 Pengukuran Berpikir Kritis ......................................................... 68

6.5 Analisa Berpikir Kritis ................................................................ 68

B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 69

C. Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 76

D. Hipotesis ............................................................................................... 77

III. METODE PENELITIAN ……………………………………………... ... 79

A. Jenis Penelitian................................................................................... 79

B. Subjek Penelitian ............................................................................... 81

C. Prosedur Pengembangan .................................................................... 82

1. Langkah Pengembangan Produk Penelitian ................................... 82

1.1 Analisis Kebutuhan................................................................ 82

1.2 Rencana Pengembangan Produk ............................................ 85

1.3 Pengembangan Instrumen Penilaian……………………….. 86

2. Uji Coba Produk ............................................................................ 89

2.1 Uji Coba Terbatas....………………………………………... 89

2.2 Uji Coba Skala Besar ............................................................. 94

2.2.1 Respon oleh Peserta Didik………………... ................. 94

2.2.2 Respon oleh Guru ......................................................... 95

2.2.3 Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis……………... 95

D. Definisi variabel ................................................................................. 96

Page 15: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

iii

E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 98

F. Uji Persyaratan Pengembangan Instrumen ........................................ 102

1. Uji Validitas Instrumen .................................................................. 103

1.1 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Awal ........................... 103

1.2 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ............ 104

1.3 Uji Validitas Instrumen Kemenarikan LKPD ........................ 105

2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 105

2.1 Uji Reliabilitas Kemampuan Awal ........................................ 106

2.2 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ............ 107

2.3 Uji Validitas Instrumen Kemenarikan LKPD ........................ 107

3. Uji Daya Beda ................................................................................ 108

G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 109

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………. ... 113

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 113

1. Hasil Validitas Ahli Materi ............................................................. 113

1.1 Hasil Validasi ........................................................................... 113

1.2 Efektivitas Produk .................................................................... 116

2. Kemenarikan LKPD ........................................................................ 119

3. Efektifitas LKPD ............................................................................. 121

4. Analisis Uji Hipotesis ...................................................................... 123

4.1 Uji Hipotesis Pertama ............................................................... 123

4.2 Uji Hipotesis Kedua ................................................................. 123

4.3 Uji Hipotesisi Ketiga ................................................................ 124

B Pembahasan .......................................................................................... 124

1. Kelayakan Hasil Pengembangan LKPD Berbasis PBL ................... 124

2. Pencapaian Kemenarikan Produk LKPD Berbasis PBL .................. 131

3. Kefektivan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik .................... 133

4. Kelebihan Pengembangan LKPD berbasis PBL ............................. 136

5. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan LKPD Berbasis PBL 137

V. KESIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 139

B. Implikasi ............................................................................................... 140

C. Saran ..................................................................................................... 141

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 143

Lampiran -lampiran .......................................................................................... 148

Page 16: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Gambaran Umum LKPD ...................................................................... 11

2.1 Tahapan dalam pembelajaran PBL … ..................... …………………. 60

3.1 Respon Peserta Didik Pada Uji Skala Kecil………………. ................ 93

3.2 Analisis Data Rata-rata Hasil Belajar Kelompok Kecil ....................... 93

3.3 Kisi-Kisi Angket Kemenarikan Respon Guru … .... …………………. 99

3.4 Kisi-kisi Lembar Validitas Ahli ………………................................... 99

3.5 Angket respon siswa ............................................................................. 100

3.6 Konversi nilai hasil belajar siswa… ........................ …………………. 101

3.7 Kisi-kisi instrumen kemampuan berpikir kritis ………………. .......... 101

3.8 Krteria kemamapuan berpikir kritis ...................................................... 102

3.9 Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Soal Pre test .............................. 104

3.10 Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis…… 104

3.11 Uji Validitas Instrumen Kemenarikan LKPD .............................. …… 105

3.12. Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi (r) ......................................... …… 106

3.13 Reliabilitas Butir Soal Pretest ...................................................... …… 107

3.14 Reliabilitas Butir Pernyataan Berpikir Kritis ............................... …… 107

3.15 Reliabilitas Butir Pernyataan Kemenarikan ................................. …… 108

3.16 Rekapitulasi Daya Beda ............................................................... …… 108

3.17 Kreteria Penilaian dan Konversi Skor .......................................... …… 110

3.18 Klasifikasi interpretasi N-gain ..................................................... …… 112

4.1 Hasil Validasi ........................................................................................ 113

4.2 Hasil Postest dan Pretest … ..................................... …………………. 115

4.3 Data Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ……………. 117

4.4 Rekap Hasil Data Kemenarikan ............................................................ 118

4.5 Analisis Kemampuan Hasil Belajar Kelompok Eksperimen ................ 120

4.6 Analisis Kemampuan Hasil Belajar Kelompok Kontrol ............. …… 121

4.7 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik ................ …… 122

Page 17: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik ............................................. 44

2.2 Kerangka Pikir Penelitian … ............................................................... . 77

3.1 Desain Tahap Penelitian dan Pengembangan . ..................................... 81

4.1 Perbandingan Rerata Hasil Sebelum dan Sesudah Validasi ................. 114

4.2 Perbandingan Rerata Hasil Pre test dan Post test ................................. 116

4.3 Data Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik................... 117

4.4 Rekap Data Kemenarikan Sebelum dan Sesudah Perbaikan ................ 119

Page 18: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian ............................................................................. 148

2. Surat Balasan Tempat Penelitian .......................................................... 149

3. RPP Tema 8 Subtema 2 ........................................................................ 150

4. Keadaan Guru di SD Negeri 5 Tegineneng .......................................... 158

5. Distribusi Materi Pada LKPD Tematik ................................................ 159

6. Tanggapan Awal Ahli Materi ............................................................... 162

7. Tanggapan ahli Materi setelah Perbaikan ............................................. 165

8. Tanggapan Awal Ahli Media ............................................................... 168

9. Tanggapan Ahli Media Setelah Perbaikan .......................................... 172

10. Kisi –kisi Pre Test dan Post Test .......................................................... 176

11. Soal Pretest ........................................................................................... 180

12. Hasil Kemampuan Awal Siswa( Pre Tes ) ........................................... 186

13. Soal Posttest.......................................................................................... 187

14. Hasil Postest ......................................................................................... 190

15. Validitas Butir Soal Pretest .................................................................. 191

16. Validitas Butir soal Instrumen Berpikir Kritis ..................................... 199

17. Validitas Uji Kemenarikan ................................................................... 200

18. Respon Guru ......................................................................................... 202

19. Reliabilitas Butir Soal Test Awal ( Pre Tes ) ....................................... 203

20. Reliabilitas Uji Kemenarikan ............................................................... 204

21. Reliabilitas Berpikir Kritis .................................................................... 205

22. Uji Daya Beda Kemampuan Berpikir Kritis ........................................ 206

23. Rekapitulasi Respon Guru Terhadap LKPD......................................... 208

24. Reakapitulasi Hasil Belajar................................................................... 209

25. Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Kemenarikan LKPD ................. 212

26. Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 214

Page 19: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut terjadi

karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

dalam kehidupan. Perkembangan tiap kurikulum tersebut merupakan

penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 merupakan langkah

lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada

tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pengembangan

ini dilakukan untuk menjawab tantangan internal dan eksternal yang berkembang

di masyarakat.

Perubahan kurikulum tersebut menuntut penyajian materi yang kurang efektif

menyebabkan peserta didik menjadi cepat bosan dengan mata pelajaran yang

diberikan, peserta didik hanya diberikan penguatan daya ingat, membuat catatan

dalam bentuk yang monoton. Peserta didik tidak diberinya penguatan pemahaman

dan penemuan ide secara kreatif dan kritis, cenderungan peserta didik menjadi

pasif yang berdampak pada kebosanan.

Mengimplementasikan berbagai kurikulum tersebut, agar peserta didik terlibat

aktif dengan memperoleh pengetahuan secara mandiri, maka diperlukan bantuan

Page 20: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

2

sumber belajar yang relevan, yang dapat mengurangi peranan guru, namun lebih

mengaktifkan peserta didik memperoleh kompetensi dalam pembelajaran

kurikulum 2013 dengan pembelajaran tematik terpadu diharapkan dapat

mengidentifikasi masalah pembelajaran yang kongkrit dengan penerapan model

pembelajaran PBL, yang merupakan jawaban atas tantangan internal dan

ekstrenal yang berkembang di masyarakat.

Proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung

pada peserta didik sangatlah diutamakan dalam pembelajaran tematik, agar dapat

langsung dirasakan dalam praktek berkehidupan masyarakat. Proses kegiatan

ilmiah seperti mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, dan

melaksanakan percobaan menjadi bagian dari proses penemuan pengetahuan atau

konsep ilmiah. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam Kurikulum

2013.

Berbagai model pendekatan pembelajaran, yang dirujuk pada pemahaman proses

pembelajaran dapat dilakukan, hasil wawancara dan obesrvasi yang dilakukan

peneliti tanggal 10 Agustus 2016, terhadap guru kelas SD Negeri 5 Tegineneng,

tentang proses kegiatan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran tematik.

Kurikulum 2013, dengan memanfatkan berbagai bahan ajar yang ada berupa buku

teks dari pemerintah, LKPD yang diperoleh dari penerbit. Hasil pengamatan

peneliti menunjukan bahwa meskipun sudah melaksanakan kurikulum 2013 dan

bahan ajar yang lainnya, namun dalam pelaksanaan pembelajaran masih berpusat

berpusat pada guru, kurang melibatkan peserta didik, sumber belajar yang

digunakan pun amat sangat minim, serta guru dalam ppenyampaian pembelajaran

Page 21: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

3

masih text book. Di lihat dari aspek kemenarikannya LKPD yang ada saat ini tidak

mendukung aspek tersebut, ini terlihat dari tulisan dan gambar yang ada serta

ukuran huruf yang digunakan.

Lembar kegiatan peserta didik yang digunakan di sekolah, cenderung kurang

mendukung materi tagihan pada kurikulum, dan cenderung hanya memuat

pengetahuan terhadap penyelesaian materi konseptual, artinya peserta didik tidak

diberikan peluang untuk menggunakan, menerapkan konsep dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga keberadaan LKPD yang seharusnya menjadi media untuk

meningkatkan kompetensi peserta didik, yang terjadi hanya sebagai media

formalitas penambah nilai tugas bagi peserta didik.

Hasil pengamatan menunjukan bahwa pada kegiatan pembelajaran di SD Negeri 5

Tegineneng, guru kurang mampu melibatkan peserta didik dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran, sehingga konsep pemahaman materi tidak dapat dikuasi

oleh peserta didik, selain itu guru kurang mampu mengarahkan peserta didik

dalam pembelajaran untuk menggali gagasan, ide kritis peserta didik, beberapa hal

di atas membuat peserta didik tidak dapat mengimplementasikan pengetahuan

dalam pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari.

Observasi yang dilaksanakan juga melihat keterbatasan peserta didik dalam

penggunaan LKPD. Peserta didik hanya diperintahkan untuk langsung

mengerjakan soal-soal latihan yang ada di dalam buku paket, bergantian dengan

soal yang ada di dalam LKPD yang digunakan, karena itu dibutuhkan model

pembelajaran yang dapat mendukung pembelajaran tersebut. Menurut Ward

dalam Ngalimun (2012: 89), model PBL merupakan suatu model pembelajaran

Page 22: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

4

yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-

tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang

berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk

memecahkan masalah.

Selain pendekatan Problem Based Learning (PBL) diperlukan adanya dukungan

sarana penunjang yang baik, agar pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan

ini dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Salah satu penunjang bahan ajar yang

diperlukan untuk pendekatan pembelajaran tersebut adalah LKPD, sebagai lembar

kegiatan yang mendasari untuk penerapan pada pengalaman langsung di dunia

nyata, di mana peserta didik diharapkan dapat menerapkan pengetahuannya

melalui tugas yang harus dikerjakan.

LKPD memiliki dua jenis yakni LKPD eksperimen dan LKPD non eksperimen,

LKPD eksperimen berupa lembaran kerja yang memuat petunjuk praktikum yang

menggunakan alat-alat dan bahan-bahan. LKPD adalah panduan yang digunakan

peserta didik dalam melakukan kegiatan penyelidikan ataupun pemecahan

masalah (Trianto, 2009: 222). LKPD dapat berupa panduan untuk latihan

pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk mengembangkan semua

aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.

LKPD merupakan sarana yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan

keterlibatan dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Bentuk soal

yang membosankan juga dapat mengurangi keaktifan peserta didik dalam proses

pembelajaran. LKPD dapat mengarahkan peserta didik untuk dapat menemukan

Page 23: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

5

konsep-konsep melalui permasalahan yang dijumpai secara langsung baik itu

secara pribadi maupun dalam kelompok kerja.

Pelaksanaan kurikulum 2013 menggunakan tiga model pembelajaran utama dalam

Permendikbud No. 103 Tahun 2014 yang diharapkan dapat membentuk perilaku

saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model

tersebut adalah: model Problem Based Learning (PBL), model Project Based

Learning (PjBL), dan model pembelajaran melalui penyingkapan/penemuan

(Discovery / Inquiry Learning). Tan Onn Seng dalam Kemendikbud, (2013: 34)

menjelaskan PBL merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai

kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta

lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan

kontekstual. Senada definisi tentang PBL oleh Tan Onn Seng, Norman and

Schmidt dalam Kemendikbud (2013: 37), mendefinisikan tujuan PBL adalah

untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada

permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep high order thinking skills,

keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan.

Mengacu pada pelaksanaan proses pembelajaran dalam K-13 diharapkan proses

pembelajaran berpusat pada peserta didik. Fungsi guru dalam K-13 hanya sebagai

fasilitator dan mediator dalam pembelajaran. K-13 menekankan bahwa

pemahaman konsep belajar pada peserta didik harus diutamakan, sehingga peserta

didik tidak lagi menggantungkan diri pada guru sebagai satu-satu sumber

Page 24: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

6

pembelajaran. PBL dalam K-13 diharapkan juga dapat memberikan dampak yang

positif bagi peserta didik dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis serta

high order thinking.

Salah satu upaya untuk mencapai kemampuan berpikir kritis dalam high order

thinking, guru harus mampu melibatkan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, sehingga konsep pemahaman materi dapat dikuasi oleh peserta

didik. Guru harus mampu mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran untuk

menggali gagasan, ide kritis peserta didik. Beberapa hal di atas membuat peserta

didik dapat mengimplementasikan pengetahuan dalam pembelajaran ke dalam

kehidupan sehari-hari.

Penggunaan buku teks hanya digunakan sebatas untuk membantu dalam

mengerjakan soal latihan tetapi jika dilihat dari ketersedian sumber pembelajaran

yang secara jumlah sudah mencukupi, meskipun status kepemilikan buku tersebut

adalah pinjaman perpustakaan. Guru kurang mengoptimalkan berbagai sumber

pembelajaran dalam proses pembelajaran, sementara LKPD yang dimiliki sebatas

untuk melengkapi nilai yang dibutuhkan tanpa adanya proses pemaham dalam

setiap materi yang ada.

Wawancara yang dilaksanakan peneliti pada tanggal 10 Agustus 2016 sebagai

awal penelitian, diperoleh informasi tentang kegiatan pembelajaran di SD Negeri

5 Tegineneng, khususnya tentang penilaian guru terhadap LKPD yang digunakan

saat ini. Hasil wawancara diperoleh informasi bahwa LKPD yang digunakan tidak

sesuai dengan silabus pembelajaran dalam K-13. Masih ada guru yang

mengeluhkan tentang isi LKPD yang kurang menarik. Petunjuk pelaksanaan

Page 25: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

7

kegiatan dalam LKPD belum mengarah pada pemahaman konsep berpikir peserta

didik. LKPD cenderung membosankan bahkan peserta didik kesulitan dalam

mengungkap hasil kegiatan, keadaan tersebut menandakan bahwa pemahaman

konsep peserta didik masih rendah atau kurang optimal.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang diperoleh, peneliti beranggapan

perlu perbaikan dalam kegiatan pembelajaran pada peserta didik kelas IV SD

Negeri 5 Tegineneng Kabupaten Pesawaran, agar dapat menciptakan proses

pembelajaran yang dapat menjelaskan masalah, serta melibatkan peserta didik

secara aktif dalam pembelajaran, untuk itu diperlukanlah pengembangan LKPD

dalam pembelajaran tematik berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut.

a. Pembelajaran yang berlangsung selama ini belum dapat memberikan

pembelajaran yang menuntut peserta didik dapat berpikir kritis dengan

konsep High Order Thinking Skills.

b. Lembar kegiatan peserta didik yang digunakan belum sesuai dengan

kebutuhan dan tuntuan Kurikulum 2013, dengan konsep High Order Thinking

Skills.

c. Lembar kegiatan peserta didik saat ini hanya memuat tugas individual yang

harus diselesaikan, sehingga guru menjadi kurang kreatif.

Page 26: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

8

d. Kurang menariknya lembar kegiatan peserta didik sehingga menjadi media

pembelajaran yang membosankan bagi peserta didik, karena cenderung

mengedepankan pembelajaran menghafal.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah penelitian ini ditujukan agar tidak terjadi salah penafsiran

serta memberikan batas dalam penyelesaian penelitian ini. Maka penelitian ini

dibatasi dengan lembar kegiatan peserta didik berbasis PBL yang mampu

meningkatkan berpikir kritis. Materi yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi

hanya pada pembelajaran tematik untuk kelas IV SD.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa permasalah yang telah diidentifikasi tersebut, maka

dirumuskan dalam permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kelayakan hasil pengembangkan LKPD berbasis PBL untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik ?

2. Bagaimanakah kemenarikan LKPD berbasis PBL yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik ?

3. Bagaimanakah keefektifan LKPD berbasis PBL dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilaksanakan secara umun tujuan penelitian ini

adalah:

Page 27: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

9

a. Menghasilkan LKPD berbasis PBL yang layak digunakan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik.

b. Mengetahui kemenarikan LKPD berbasis PBL yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik.

c. Mengetahui keefektivan LKPD berbasis PBL dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Peserta Didik

Membantu peserta didik memahami konsep belajar berbasis masalah dan

memberikan kemudahan memahami materi pembelajaran melalui Problem

Based Learning.

b. Guru

Membantu guru memahami, menyampaikan dan melaksanakan penilaian

materi pelajaran tematik dengan penerapan PBL, melalui kegiatan peserta

didik dengan kemampuan berpikir kritis.

c. Kepala Sekolah

Memberikan referensi untuk alternatif penyusunan LKPD yang berbasis PBL

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

d. Peneliti

Menambah wawasan penelitian dan pengembangan potensi diri dengan terus

meningkatkan penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran khusunya

dari profesi peneliti sebagai guru.

Page 28: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

10

G. Ruang Lingkup Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri 5 Tegineneng

Kabupaten Pesawaran.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan LKPD berbasis masalah, pada

tema pembelajaran tema 8 Tempat Tinggalku, sub tema keunikan daerah

tempat tinggalku, dengan alokasi waktu enam kali pembelajaran. RPP dalam

setiap pembelajaran terlampir

c. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SD Negeri 5 Tegineneng Kabupaten

Pesawaran, khususnya di kelas IV.

d. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 5 Tegineneng pada Semester

Genap Tahun Pelajaran 2016/2017.

e. Ruang lingkup ilmu dalam kependidikan.

H. Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah berupa LKPD berbasis

PBL untuk kelas IV SD. Produk LKPD berbasis PBL merupakan LKPD yang

dikembangkan yang mengacu pada buku tematik siswa Kurikulum 2013.

Spesifikasi produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

Page 29: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

11

Tabel 1.1 Gambaran umum LKPD berbasis PBL

No Identifikasi produk Deskripsi

1. Jenis Lembar Kegiatan Peserta Didik

2. Nama Suplemen LKPD berbasis PBL Pembelajaran

Tematik

3. Tujuan Mengetahui Kemampuan Berpikir Kritis

Peserta didik

4. Kelas IV ( Empat )

5. Tema 8. Tempat Tinggalku

6. Subtema 2. Keunikan Tempat Tinggalku

7. Alokasi Waktu /

pembelajaran 6 X 35 menit

8. KD Indikator

PPKn

3.5 Memahami

keberagaman

karakteristik individu

di rumah, sekolah dan

masyarakat

4.5 Menceritakan

manusia dalam

dinamika interaksi

dengan lingkungan

alam, sosial, ekonomi,

budaya

PPKn

3.3.1 Mengidentifikasi karakteristik individu

dari berbagai daerah

3.3.1 Memberikan contoh bentuk kerjasama

4.5.1 Memberikan pendapat tentang

keberagaman individu disekitar

tempat tinggalku

4.5.1 Menjelaskan manfaat kerjasama

(Gotong royong)

IPA

3.7 Mendiskripsikan

hubungan antara

sumber daya alam

dengan lingkungan,

teknologi masyarakat

4.7 Menyajikan laporan

pengamatan tentang

teknologi yang

digunakan di

kehidupan sehari-hari

dilingkungan tempat

tinggalku serta

kemudahan yang

diperoleh masyarakat

dengan

memanfaatkan

teknologi tersebut

IPA

3.7.1 Menjelaskan teknologi menanam padi

3.7.1 Mendiskripsikan proses pembuatan

transplantasi terumbu karang

4.7.1 Menentukan jenis teknologi yang

digunakan pada peralatan sehari-hari

3.7.1 Membandingkan pemanfaatan

teknologi sederhana dan modern

3.7.1 Menjelaskan jenis teknologi yang

digunakan dalam pembuatan alat

permainan tradisional

4.7.1 Menjelaskan manfaat pengolahan

teknologi pengolahan padi menjadi

beras bagi lingkungan dan masyarakat

4.7.1 Menjelaskan teknologi sederhana dan

modern

4.7.1 Menjelaskan manfaat dari penggunaan

teknologi di kehidupan sehari-hari

Page 30: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

12

No Identifikasi produk Deskripsi

IPS

3.5 Memahami manusia

dalam dinamika

interaksi dengan

lingkungan alam,sosial,

budaya dan ekonomi

4.5 Menceritakan manusia

dalam dinamika

interaksi dengan

lingkungan alam,

sosial, budaya dan

ekonomi

IPS

3.5.1 Menjelaskan penyebab pemukiman

tidak sehat

3.5.1 Menjelaskan nama suatu daerah

berdasarkan kondisi geografis

sekitarnya

3.5.1 Menjelaskan interaksi diantara teman

saat bermain

3.5.1 Mengenal interaksi masyarakat Jawa

dengan budayanya

4.5.1 Memberikan ide tentang penciptaan

lingkungan yang bersih dan sehat

4.5.1 Menemukan informasi yang sesuai

dengan bacaan

4.5.1 Menerangkan pengalamannya

memainkan salah satu permainan

tradisional (wayang)

4.5.1 Menjelaskan interaksi masyarakat

Dieng dengan lingkungan alam

4.5.1 Menerangkan interaksi manusia

dengan budaya setempat

Matematika

3.8 Memahami pola

penjumlahan dan

pengurangan bilangan

bulat dengan

menggunakan hal-hal

yang konkrit dan garis

bilangan

4.12 Mengidentifikasi dan

mendiskripsikan

lokasi obyek

menggunakan peta

grid dan melalui

pencerminan

Matematika

3.8.1 Menentukan penjumlahan bilangan

menggunakan garis bilangan

3.8.2 Menentukan pengurangan bilangan

menggunakan garis bilangan

4.12.1 Menjelaskan lokasi objek dari peta

yang disajikan

4.12.1 Menentukan koordinat suatu tempat

dengan tepat

4.12.2 Membuat garis koordinat

4.12.2 Mengerjakan soal yang berhubungan

dengan peta grid

4.12.3 Menentukan gambar letak koordinat

SBdP

3.4 Mengetahui berbagai

alur cara dan

pengolahan media

karya kreatif

4.4 Membentuk karya

tiga dimensi

SBdP

3.4.1 Menjelaskan alur pembuatan wayang

4.4.1 Berkreasi membuat wayang

3.4.1 Mengenal alur pembuatan tempat

pinsil berbahan dasar botol plastik

4.4.1 Berkreasi membuat tempat pinsil

Bahasa Indonesia

3.1 Menggali imformasi

dari teks laporan hasil

Bahasa Indonesia

3.1.1 Mengolah teks laporan dalam bentuk

pertanyaan yang sesuai

Page 31: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

13

No Identifikasi produk Deskripsi

pengamatan tentang

pulau Pahawang

dengan bantuan guru

dan teman dalam

bahasa Indonesia

lisan dan tulis dengan

memilih dan memilah

kosa kata baku

4.1 Mengamati,

mengolah,

menyajikan teks

laporan hasil

pengamatan tentang

Pulau Pahawang

dalam bahasa

Indonesia lisan

dengan memilah dan

memilih kosa kata

3.1.1 Menggali informasi dari teks laporan

tentang keunikan masyarakat Jawa

3.1.1 Menemukan informasi teks cerita

tentang permainan tradisional

4.1.1 Menemukan informasi yang sesuai

bacaan

4.1.1 Menceritakan kembali informasi dari

teks laporan tentang keunikan

mayarakat Jawa

4.4.1 Menceritakan pengalaman bermain

salah satu permainan tradisional

9. Teknik Penilaian Penilaian Evaluasi

10. Pengelolaan Hasil Penilaian Evaluasi Mata Pelajaran

11. Pelaporan Rekap Nilai Nilai Mata Pelajaran

Page 32: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Teori Belajar

1.1 Pengertian Belajar

Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar

berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar.

Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan

belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren

pembelajaran.

Perubahan yang ditimbulkan oleh pembelajar, para ahli teori belajar berusaha

merumuskan pengertian belajar. Mengutip dari beberapa ahli tentang belajar,di

bawah ini mkerupakan pendapat dari beberapa ahli tentang belajar. Belajar proses

perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang

disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana

perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon

pembawaan, pemaksaan, atau kondisi sementara (seperti lelah, mabuk,

perangsang dan sebagainya).

Menurut Morgan (dalam Gino, 1988: 5) menyatakan bahwa belajar adalah

merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari

Page 33: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

15

pengalaman, dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah usaha sadar

yang dilakukan manusia melalui pengalaman dan latihan untuk memperoleh

kemampuan baru dan merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap,

sebagai akibat dari latihan. Hilgard dalam Suryabrata (2001:232) menyatakan

belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang

kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan

yang ditimbulkan oleh lainnya.

Belajar adalah ditunjukkan oleh perubahan yang relatif tetap dalam perilaku yang

terjadi karena adanya latihan dan pengalaman- pengalaman. Bower (1987: 150)

“Learning is a cognitive process”. Belajar adalah suatu proses kognitif, dalam

pengertian ini, tidak berarti semua perubahan berarti belajar, tetapi dapat

dimasukan dalam pengertian belajar yaitu, perubahan yang mengandung suatu

usaha secara sadar, untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian

belajar yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa elemen penting

yang mencirikan pengertian belajar yaitu:

1. Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk. Perubahan itu tidak

harus segera nampak setelah proses belajar tetapi dapat nampak di

kesempatan yang akan datang.

2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan

pengalaman.

3. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu pada pokoknya adalah

didapatkannya kecakapan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

Page 34: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

16

Teori manapun pada prinsipnya, belajar meliputi segala perubahan baik berpikir,

pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun pengertian. Ini berarti

kegiatan belajar ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengalaman. Perubahan akibat proses belajar adalah karena adanya usaha dari

individu dan perubahan tersebut berlangsung lama. Belajar merupakan kegiatan

yang aktif karena kegiatan belajar dilakukan dengan sengaja, sadar dan bertujuan.

Agar kegiatan belajar mencapai hasil yang optimal, maka diusahakan faktor

penunjang seperti kondisi peserta didik yang baik, fasilitas dan lingkungan yang

mendukung serta proses pembelajaran yang tepat.

1.2 Macam-macam Teori Belajar

Tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar yaitu.

teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar

konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif

diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk

menjelaskan pembelajaran berbasis otak dan pandangan konstruktivisme belajar

sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide

baru atau konsep.

1.2.1 Definisi Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,

yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme

sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam

kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi

pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi

Page 35: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

17

lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum

seperti:

1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.

2. Pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.

3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui

proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan

pembelajaran terbaru.

4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan

dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan

pemahamannya yang sudah ada.

5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama.

Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya

tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.

6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan

pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,

yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan

aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang

bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami

belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan

dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.

Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang

dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan

Page 36: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

18

pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai

pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya

memberikan pengetahuan kepada peserta didik, namun peserta didik juga harus

berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Hal ini,

guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri, dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan

peserta didik anak tangga yang membawa peserta didik ke tingkat pemahaman

yang lebih tinggi dengan catatan peserta didik sendiri yang mereka tulis dengan

bahasa dan kata-kata mereka sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa makna belajar menurut

konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, dimana peserta didik membina sendiri

pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses

menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada

dan dimilikinya (Shymansky,1992: 232).

Usaha mengkonstruksi pengetahuan tersebut peserta didik diharuskan mempunyai

dasar bagaimana membuat hipotesis dan mempunyai kemampuan untuk

mengujinya, menyelesaikan persoalan, mencari jawaban dari persoalan yang

ditemuinya, mengadakan renungan, mengekspresikan ide dan gagasan sehingga

diperoleh konstruksi yang baru. Berkaitan dengan konstruktivisme, terdapat dua

Page 37: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

19

teori belajar yang dikaji dan dikembangkan oleh Jean Piaget dan Vygotsky yang

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Teori Belajar Konstruktivisme Jean Piaget

Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama Dahar (1989: 159)

menegaskan bahwa penekanan teori kontruktivisme pada proses untuk

menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Peran

guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator

atau moderator. Pandangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih

mutakhir yang dikembangkan dari teori belajar kognitif. Piaget menyatakan

bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan

asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya. Proses

mengkonstruksi, sebagaimana dijelaskan Jean Piaget adalah sebagai berikut.

a. Skemata, sekumpulan konsep yang digunakan ketika berinteraksi dengan

lingkungan disebut dengan skemata. Sejak kecil anak sudah memiliki struktur

kognitif yang kemudian dinamakan skema (schema). Skema terbentuk karena

pengalaman. Misalnya, anak senang bermain dengan kucing dan kelinci yang

sama-sama berbulu putih. Berkat keseringannya, ia dapat menangkap

perbedaan keduanya, yaitu bahwa kucing berkaki empat dan kelinci berkaki

dua. Pada akhirnya, berkat pengalaman itulah dalam struktur kognitif anak

terbentuk skema tentang binatang berkaki empat dan binatang berkaki dua.

Semakin dewasa anak, maka semakin sempunalah skema yang dimilikinya.

Proses penyempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan

akomodasi.

Page 38: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

20

b. Asimilasi, asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang

mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema

atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai

suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian

atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini

berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian

skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu

proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan

lingkungan baru pengertian orang itu berkembang.

c. Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang

tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang

telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok

dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan

mengadakan akomodasi. Akomodasi tejadi untuk membentuk skema baru

yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang

telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.

d. Keseimbangan, ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan

akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak

seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat

membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.

2. Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky

Ratumanan (2004:45) mengemukakan bahwa karya Vygotsky didasarkan pada

dua ide utama. Pertama, perkembangan intelektual dapat dipahami hanya bila

ditinjau dari konteks historis dan budaya pengalaman anak. Kedua, perkembangan

Page 39: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

21

bergantung pada sistem-sistem isyarat mengacu pada simbol-simbol yang

diciptakan oleh budaya untuk membantu orang berpikir, berkomunikasi dan

memecahkan masalah, dengan demikian perkembangan kognitif anak

mensyaratkan sistem komunikasi budaya dan belajar menggunakan sistem-sistem

ini untuk menyesuaikan proses-proses berfikir diri sendiri.

Menurut Slavin (Ratumanan, 2004:49) ada dua implikasi utama teori Vygotsky

dalam pendidikan. Pertama, dikehendakinya setting kelas berbentuk pembelajaran

kooperatif antar kelompok-kelompok peserta didik dengan kemampuan yang

berbeda, sehingga peserta didik dapat berinteraksi dalam mengerjakan tugas-tugas

yang sulit dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang

efektif di dalam daerah pengembangan terdekat/proksimal masing-masing. Kedua,

pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan perancahan (scaffolding).

Melalui scaffolding, semakin lama peserta didik semakin dapat mengambil

tanggung jawab untuk pembelajarannya sendiri.

a. Pengelolaan pembelajaran

Interaksi sosial individu dengan lingkungannya sengat mempengaruhi

perkembangan belajar seseorang, sehingga perkembangan sifat-sifat dan jenis

manusia akan dipengaruhi oleh kedua unsur tersebut. Menurut Vygotsky dalam

Slavin (2000:143), peserta didik melaksanakan aktivitas belajar melalui interaksi

dengan orang dewasa dan teman sejawat yang mempunyai kemampuan lebih.

Interaksi sosial ini memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya

perkembangan intelektual peserta didik.

b. Pemberian bimbingan

Menurut Vygotsky, tujuan belajar akan tercapai dengan belajar menyelesaikan

Page 40: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

22

tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut masih berada dalam

daerah perkembangan terdekat mereka Wersch,1985 dalam Ratumanan

(2004:145), yaitu tugas-tugas yang terletak di atas peringkat perkembangannya.

Menurut Vygotsky, pada saat peserta didik melaksanakan aktivitas di dalam

daerah perkembangan terdekat mereka, tugas yang tidak dapat diselesaikan sendiri

akan dapat mereka selesaikan dengan bimbingan atau bantuan orang lain.

1.2.2 Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak (Poedjiadi,

1999: 63) adalah sebagai berikut. (1) tujuan pendidikan menurut teori belajar

konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki

kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi, (2)

kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang

memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta

didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar

kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan (3)

peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang

sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan

teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi

pengetahuan pada diri peserta didik.

Dikatakan juga bahwa pembelajaran yang memenuhi metode konstruktivis

hendaknya memenuhi beberapa prinsip, yaitu: a) menyediakan pengalaman

belajar yang menjadikan peserta didik dapat melakukan konstruksi pengetahuan;

b) pembelajaran dilaksanakan dengan mengkaitkan kepada kehidupan nyata; c)

Page 41: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

23

pembelajaran dilakukan dengan mengkaitkan kepada kenyataan yang sesuai; d)

memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran; e) pembelajaran

dilaksanakan dengan menyesuaikan kepada kehidupan social peserta didik; f)

pembelajaran menggunakan barbagia sarana; g) melibatkan peringkat emosional

peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan peserta didik (Knuth &

Cunningham, 1996: 79).

2. Bahan Ajar

2.1. Pengertian Bahan Ajar

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, yang diperbaharui menjadi

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 diisyaratkan bahwa guru diharapkan

mengembangkan materi pembelajaran sendiri, yang kemudian dipertegas malalui

Permendiknas Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, yang antara lain

mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi guru

pada satuan guruan untuk mengembangkan RPP. Salah satu elemen dalam RPP

adalah sumber belajar. Guru diharapkan dapat mengembangkan bahan

pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar, yang dapat disesuaikan dengan

situasin dan kondisi lingkungan sekolah, sehingga pemahaman yang dibentuk oleh

peserta didik lebih konkrit dan nyata.

Menurut AECT dan Banks dalam Komalasari (2010: 108), bahan ajar merupakan

perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan belajar, yang biasanya

disajikan menggunakan peralatan tertentu. Contoh bahan ajar tersebut misalnya

buku teks, modul, film, transparansi (OHP), program kaset audio, dan program

video. Bahan ajar disamakan dengan materi ajar sebagaimana berdasar pada

Page 42: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

24

makna harfiah bahan dan materi dalam bahasa Inggris. Bahan dalam bahasa

Inggris berarti material. Begitu pula materi dalam bahasa Inggris juga berarti

material.

Salinan permendiknas Nomor 65 Tahun 2013 pada bab III tentang Perencanaan

Pembelajaran dinyatakan materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

pencapaian kompetensi. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa bahan ajar atau materi ajar merupakan bagian dari sumber belajar dimana

terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perangkat lunak yang

mengandung pesan pembelajaran yang disajikan menggunakan peralatan tertentu.

2.2 Jenis-jenis Bahan Ajar

Berdasarkan kecanggihan teknologi yang digunakan bahan ajar dibagi menjadi 4

jenis, meliputi bahan ajar cetak, audio, audio visual, multimedia interaktif, dan

bahan ajar berbasis web. Bahan ajar cetak meliputi bahan ajar yang dicetak pada

lembaran seperti buku text/buku ajar, modul, handout, LKS, brosur, leaflet, dll.

Menurut Ika Lestari (2013: 6). Bahan ajar non cetak berupa kaset, radio, piringan

hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar audio visual meliputi video compact

disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif meliputi CAI (Computer Assisted

Instruction), compact disk (CD), multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan

ajar berbasis web (web based learning materials).

Berdasarkan jenis bahan ajar di atas, buku teks atau buku ajar merupakan bagian

dari bahan ajar berbentuk cetak atau tertulis. Pendapat Sugiarto (2011: 61) tentang

bahan aja merupakan buku yang disusun untuk kepentingan proses pembelajaran

Page 43: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

25

baik yang bersumber dari hasil-hasil penelitian atau hasil dari sebuah pemikiran

tentang sesuatu atau kajian bidang tertentu yang kemudian dirumuskan menjadi

bahan pembelajaran.

Menurut Tarigan (2011: 13) menyatakan buku teks sebagai buku pelajaran dalam

bidang studi tertentu yang disusun oleh para pakar dalam bidang tersebut yang

digunakan untuk menunjang pembelajaran. Akbar (2010: 183) menyatakan buku

ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada materi

pelajaran tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Komalasari (2010: 43)

menyatakan buku teks merupakan buku pelajaran dalam bidang studi tertentu

yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu

dengan maksud dan tujuan instruksional, dilengkapi dengan sarana-sarana

pembelajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-

sekolah dan pergururan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program

pembelajaran.

Bahan pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus

disampaikan kepada peserta didik. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang

beragam, ada yang berbentuk fakta, konsep, prinsip dan kaidah, prosedur,

problema, dan sebagainya. Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang

harus dikuasai oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Ruang lingkup

materi pembelajaran telah tersusun secara sistematis dalam struktur organisasi

kurikulum dalam hal ini adalah standar isi.

Sifat materi yang tersusun dalam standar isi hanya bersifat pokok-pokok materi,

maka untuk kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran

Page 44: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

26

perlu dikembangkan terlebih dahulu dengan cara melengkapinya dalam bentuk

bahan pembelajaran yang utuh. Pada saat pembelajaran akan dilaksanakan,

hendaknya seorang tenaga guru yang profesional harus memahami karakteristik

ini pesan pembelajaran yang akan disampaikan, agar tidak salah dalam memilih

bahan pembelajaran yang akan digunakan. Mengembangkan bahan pembelajaran

perlu diperhatikan model-model pengembangan guna memastikan kualitasnya,

seperti yang diungkapkan oleh Sagala (2004: 136). Penggunaan model

pengembangan bahan pembelajaran yang pengembangan pengajaran secara

sistematik dan sesuai dengan teori akan menjamin kualitas isi bahan

pembelajaran. Model-model tersebut antara lain model ADDIE, ASSURE,

Hannafin dan Peck, Gagne and Briggs serta Dick and Carry.

Beberapa model tersebut tentu memiliki karakteristik masing-masing yang perlu

lebih dalam lagi dipahami. Sehingga pemilihan bahan pembelajaran perlu

diperhatikan, kesesuaian dengan standar isi dan pemilihan bahan pembelajaran

yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pemilihan LKPD sebagai bahan

ajar, didasari oleh beberapa hal, diataranya: LKPD dapat membantu peserta didik

menemukan suatu konsep dalam materi pembelajaran, LKPD dapat berfungsi

sebagai alat penuntun belajar, LKPD dapat membantu peserta didik menerapkan

dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, LKPD juga memuat

petunjuk praktikum. Kebermanfaatan LKPD tersebut yang membuat peneliti

memilih LKPD merupakan bahan ajar yang tepat untuk diterapkan pada peserta

didik sekolah dasar khususnya kelas IV.

Page 45: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

27

2.3 Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

2.3.1 Pengertian LKPD

LKPD merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam

kegiatan pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara

peserta didik dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas peserta didik

dalam peningkatan prestasi belajar. Widjajanti (2008: 5) menyatakan LKPD

merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai

fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan

dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan

dihadapi.

Sementara itu, menurut Depdiknas (2008b: 23) LKPD adalah lembaran-lembaran

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya

berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Keuntungan

penggunaan LKPD adalah merupakan bahan ajar yang bertujuan memudahkan

guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi peserta didik akan belajar mandiri

dan belajar memahami serta menjalankan suatu tugas tertulis. Trianto (2008 :148)

mendefinisikan bahwa LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah. Pendapat lain

disampaiakn Azhar (1993: 78) LKPD merupakan lembar kerja bagi peserta didik

baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk mempermudah

pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat.

Beberapa pendapat ahli tentang pengertian LKPD di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan LKPD/student worksheet adalah lembaran-

Page 46: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

28

lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam tertentu.

LKPD sangat baik dipergunakan dalam rangka strategi heuristik maupun

ekspositorik. Strategi heuristik LKPD dipakai dalam metode penemuan

terbimbing, sedangkan dalam strategi ekspositorik penemuan terbimbing,

sedangkan dalam strategi ekspositorik LKPD dipakai untuk memberikan latihan

pengembangan. Selain itu LKPD sebagai penunjang untuk meningkatkan aktivitas

peserta didik dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar.

Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk

menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar

kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan

untuk semua mata pembelajaran. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan

dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan

buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya.

Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan atau

tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel

tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas

praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey

tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat. Keuntungan

adanya lembar kegiatan adalah bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan

pembelajaran, bagi peserta didik akan belajar secara mandiri dan belajar

memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.

Page 47: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

29

2.3.2 Macam-macam LKPD

Menurut Trianto (2009: 222) LKPD dapat berupa panduan untuk latihan

pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua

aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. Trianto

(2009: 223) menambahkan bahwa LKPD memuat sekumpulan kegiatan mendasar

yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam

upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar

yang harus ditempuh.

Menurut Prastowo (2011: 24) jika dilihat dari segi tujuan LKPD, dapat dibagi

menjadi lima macam bentuk yaitu:

1. LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep

2. LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan

berbagai konsep yang telah ditemukan

3. LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar

4. LKPD yang berfungsi sebagai penguatan

5. LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.

Dalam penelitian ini adapun LKPD yang digunakan merupakan LKPD yang

mengkombinasi berbagai LKPD yang ada, baik sebagai menemukan suatu konsep,

mengintegrasikan konsep, penuntun pembelajaran, penguatan ataupun sebagai

petunjuk praktikum.

2.3.3 Manfaat LKPD

LKPD merupakan materi yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga

diharapkan peserta didik dapat mempelajari materi bahan ajar tersebut secara

Page 48: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

30

mandiri, selain itu peserta didik dapat menemukan arah yang terstruktur untuk

memahami materi yang diberikan. LKPD memiliki banyak manfaat bagi

pembelajaran tematik menurut Tian (2003: 3.22-3.23) setidaknya melalui LKPD

guru akan memperoleh kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara

aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang dapat

dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKPD

adalah dengan menerapkan metode SQ3R (survey, Question, Read, Recite,

Review).

2.3.4 Prosedur Penyusunan LKPD

Menurut Darmodjo & Kaligis (1993: 41-46) menjelaskan bahwa dalam

penyusunan LKPD harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu:

1. Syarat Didaktik

LKPD sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya pembelajaran haruslah

memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKPD harus mengikuti asas belajar-

mengajar yang efektif, yaitu: memperhatikan adanya perbedaan individual,

sehingga LKPD yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh peserta

didik yang lamban, yang sedang maupun yang pandai, menekankan pada proses

untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai

petunjuk jalan bagi peserta didik untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus

melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik, dapat mengembangkan

kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri peserta

didik, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi

peserta didik (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh

materi bahan pelajaran.

Page 49: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

31

2. Syarat Konstruksi

Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan

bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada

hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik.

Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik,

menggunakan struktur kalimat yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang

sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, menghindari pertanyaan yang

terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan

keterbacaan peserta didik, menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi

keleluasaan pada peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan pada

LKPD, menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak

menggunakan ilustrasi daripada kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta

didik dalam menangkap apa yang diisyaratkan LKPD, memiliki tujuan belajar

yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai

identitas untuk memudahkan administrasinya.

3. Syarat Teknis

Dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:

1. Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf Latin atau Romawi,

menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi

garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris,

menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban

peserta didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan

besarnya gambar serasi.

Page 50: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

32

2. Gambar yang baik untuk LKPD adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi

dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKPD.

3. Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKPD. Apabila

suatu LKPD ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan

pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan

kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan

dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak

akan sampai. Jadi yang baik adalah LKPD yang memiliki kombinasi antara

gambar dan tulisan.

4. Langkah-langkah Penulisan LKPD antara lain: (a) melakukan analisis

kurikulum: KI, KD, indikator dan materi pembelajaran; (b) menyusun peta

kebutuhan LKPD; (c) menentukan judul LKPD; (d) menulis LKPD; (e)

menentukan alat penilaian.

5. Struktur LKPD secara umum antara lain: (a) judul, mata pelajaran, semester,

tempat; (b) petunjuk belajar; (c) kompetensi yang akan dicapai; (d) indikator;

(e) informasi pendukung; (f) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja; (g)

penilaian

2.3.5 Tujuan LKPD

Pelaksanaan kegiatan penyusunan LKPD dalam penelitian ini, memiliki tujuan

penyusunan LKPD yang mengacu dari pendapat Tian (dalam Prastowo, 2014:

207) ada empat poin penting yang menjadi tujuan penyusunan LKPD, yaitu:

1. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik berinteraksi dengan

materi yang diberikan.

Page 51: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

33

2. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

terhadap materi yang diberikan.

3. Melatih kemandirian peserta didik.

4. Membantu guru dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

Berdasarkan kajian di atas maka yang dimaksud dengan LKPD adalah lembaran-

lembaran yang berisikan berbagai kegiatan peserta didik, yang bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan sikap serta keterampilan peserta

didik, melalui pengembangan dan penerapan materi pelajaran, dengan harus

memenuhi syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis.

3. Pembelajaran Tematik

3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik

Kurikulum 2013 di sekolah dasar dilaksanakan dengan menggunakan

pembelajaran tematik terpadu. Tematik terpadu merupakan pendekatan

pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan sistem

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individu maupun

kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan

secara holistic, bermakna dan autentik. Pendekatan ini berangkat dari teori

pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill). Rusman (2015: 140)

Model pembelajaran tematik terpadu adalah model pembelajaran terpadu yang

menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa muatan mata

pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.

Page 52: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

34

Pembelajaran tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan

aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi peserta didik, baik

aktivitas formal maupun informal. Cara pengemasan pengalaman belajar

dirancang oleh guru, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan

pengalaman peserta didik dan menjadi lebih efektif dan menarik. Kaitannya

konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang relevan akan

membentuk schemata, sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan

pengetahuan.

Trianto (2013: 139) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Sedangkan

menurut Mamat (dalam Prastowo, 2012: 125) pembelajaran tematik sebagai

pembelajaran terpadu, dengan mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan

materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut

tema.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari

beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema

sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta

didik.

Pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan

dikembangkan oleh guru bersama peserta didik dengan memperhatikan

keterkaiannya dengan isi mata pelajaran (Rusman 2010: 254). Tema adalah pokok

Page 53: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

35

pikiran yang atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tujuan dari

adanya tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata

pelajaran, akan tetapi juga keterkaitannya dengan konsep-konsep dari mata

pelajaran lainnya.

3.2 Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Tematik

Penggunaan pembelajaran tematik pada peserta didik SD kurikulum 2013,

sesungguhnya tidak terlepas dari harapan besar agar proses pembelajaran lebih

nyata dan bermakna, peserta didik juga lebih mandiri, berdaya dan mampu

memecahkan masalah hidup yang dihadapi, sehingga dapat tercapai hasil belajar

yang lebih baik, secara kualitas maupun kuantitas. Pembelajaran terpadu memiliki

mempunyai satu tema aktual, dekat dengan dunia peserta didik, dan ada kaitannya

dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang

beragam dari beberapa materi pelajaran.

Ada 9 prinsip yang mendasari pembelajaran tematik sebagaimana diungkapkan

Mamat SB, dkk dalam Prastowo (2014: 60-61), sebagai berikut: 1) terintegrasi

dengan lingkungan atau sifat kontekstual. 2) memiliki tema sebagai alat

pemersatu beberapa mata pelajaran atau bahan kajian. 3) menggunakan prinsip

belajar sambil bermain dan menyenangkan (joyful learning). 4) pembelajaran

memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peserta didik. 5)

menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan kajian dalam proses

pembelajaran tertentu. 6) pemisaham atau pembedaan antara satu pelajaran

dengan pelajaran yang lain akan sulit dilakukan. 7) pembelajaran dapat

berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik. 8)

Page 54: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

36

pembelajaran bersifat fleksibel. 9) penggunaan variasi metode dalam

pembelajaran.

Sementara Trianto (2013: 154-156) mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip

pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi emapat macam, yaitu:

prinsip penggalian tema, pengelolaan pembelajaran, evaluasi dan reaksi, lebih

lanjut penjelasannnya berikut ini:

1) Prinsip penggalian tema, prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus)

dalam pembelajaran tematik. Artinya tema-tema saling tumpang tindih dan

ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian

dalam penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa

persyaratan, yaitu:

a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun mudah dapat digunakan untuk

memadukan banyak mata pelajaran;

b. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji

harus memberikan bekal peserta didik untuk belajar selanjutnya;

c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak;

d. Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak;

e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa

otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar;

f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang

berlaku serta harapan masyarakat (atas relevansi);

g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan

ketersediaan sumber belajar.

Page 55: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

37

2) Prinsip pengelolaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dapat optimal

apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya

guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam

proses pembelajaran.

a. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi

pembicaraan dalam proses pembelajaran;

b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam

setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.

c. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali

tidak terpikirkan dalam perencanaan.

3) Prinsip Evaluasi

Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Dalam

melaksanakan pembelajaran tematik, diperlukan beberapa langkah-langkah

positif yaitu:

a. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan evaluasi diri

(self evaluation/self assessment) di samping bentuk evaluasi lainnya;

b. Guru perlu mengajak para peserta didik untuk mengevaluasi perolehan

belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian

tujuan yang akan dicapai.

4) Prinsip Reaksi

Guru harus bereaksi terhadap aksi peserta didik dalam semua peristiwa

serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang

utuh dan bermakna. Pembelajaran tematik memungkinkan hal ini dan guru

Page 56: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

38

hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal

yang dicapai.

3.3 Landasan Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar, seorang guru harus

mempertimbangkan banyak faktor. Selain karena pembelajaran itu pada dasarnya

merupakan implementasi dari kurikulum yang berlaku, juga selalu membutuhkan

landasan-landasan yang kuat dan didasarkan atas pemikiran yang mendalam.

Landasan–landasan pembelajaran tematik di sekolah dasar meliputi landasan

filosofis, landasan psikologis dan landasan yuridis. Rusman (2015: 144-145)

adapun penjelasan ketiga landasan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Landasan filosofi dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh

tiga aliran filsafat yaitu : (1) progressivisme, (2) constructivisme, dan (3)

humanisme. Aliran progressivisme memandang proses pembelajaran perlu

ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan,

suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman peserta

didik. Aliran construtivisme melihat pengalaman langsung peserta didik

(direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini,

pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentuk oleh manusia. Manusia

mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek,

fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat

ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus

diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing peserta didik. Pengetahuan

bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang

terus-menerus. Keaktifan peserta didik yang diwujudkan oleh rasa ingin

Page 57: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

39

tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran

humanisme melihat peserta didik dari segi keunikan, potensi, dan motivasi

yang dimilikinya.

b. Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan

dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar.

Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan materi

pembelajaran tematik dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi

belajar memberikan konstribusi dalam hal bagaimana materi pembelajaran

tematik tersebut disampaikan kepada peserta didik dan bagaimana pula

peserta didik mempelajarinya.

c. Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai

kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran

tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23

Tahun 2002 guruan dan pengajaran dalam rangka pengembangan

pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya

(pasal 9) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Guruan Nasional bab V

pasal 1-b menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan

guruan berhak mendapatkan pelayanan guruan sesuai dengan bakat, minat,

dan kemampuannya.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam

proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik

dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan

sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung

Page 58: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

40

peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang dipahaminya.

Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget

yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada

kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran tematik lebih menekankan

pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). uru

perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi

kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan

kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.

Kaitan koseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema,

sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.

Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat

membantu peserta didik, karena sesuai dengan tahap perkembangannya peserta

didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Landasan pembelajaran tematik dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa

landasan pembelajaran tematik di sekolah dasar meliputi landasan filosofis,

landasan psikologis dan landasan yuridis, yang menekankan pada keterlibatan

peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran,

sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk

dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

3.4 Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut Depdiknas dalam Trianto (2013: 162-163), karakteristik yang dimiliki

dalam pembelajaran tematik meliputi 6 macam, yaitu :

Page 59: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

41

a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;

b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik

bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik;

c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik

sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;

d. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik;

e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya;

f. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik seperti kerjasama,

toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Pembelajaran tematik juga mengadopsi prinsip pembelajaran PAKEM yaitu

pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

4. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik bukan metode pembelajaran, tetapi lebih berperan dalam

langkah-langkah dalam proses pembelajaran, yang didalamnya bisa juga

dipadukan dengan metode-metode pelajaran. Biasanya pendekatan ini lebih cocok

di terapkan dalam kerja kelompok, jadi sebelum sampai ke kegiatan proses

pembelajaran peserta didik sudah di kelompokan terlebih dahulu.

4.1 Pengertian Pembelajaran Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diterapkan

pada Kurikulum 2013. Proses pembelajaran ini dapat disamakan dengan suatu

proses ilmiah karena didalamnya terdapat tahapan-tahapan terutama dalam

kegiatan inti. Pendekatan saintifik dapat di sebut juga sebagai bentuk

Page 60: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

42

pengembangan sikap baik religi maupun sosial, pengetahuan, dan keterampilan

peserta didik dalam mengaplikasikan materi pelajaran. Dalam pendekatan ini

peserta didik tidak lagi dijadikan sebagai objek pembelajaran, tetapi dijadikan

subjek pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator saja. Guru tidak

perlu menjelaskan semua tentang apa yang ada dalam materi.

The International Encyclopedia of Education (1985) dalam Loeloek dan Sofan

(2013: 31) istilah Integration science didefinisikan sebagai:

1) That all science is seen as a unity of knowledge with universal laws,

common conceptual structures and enquiry processes in which the

uniflying element are stronger than the ddiffences between distinct

scientific; or

2) That for teaching purpose the various disciplines of science are taught

in an integrated way.

Pada definisi point pertama di atas menunjukan bahwa adanya integrasi sains

dalam hal struktur konsep sain dan pencariannya sedangkan pada point kedua

menunjukan adanya upaya guru untuk mengarahkan pada penyatuan sains dalam

proses guruan (pembelajaran).

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-

langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model

pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya

kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan

berpikir kreatif peserta didik. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang

mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja diperolehnya

sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah

bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik.

Page 61: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

43

Rusman (2015: 232) pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran

yang menekankan pada aktivitas peserta didik melalui kegiatan mengamati,

menanya, menalar dan mencoba dan membuat jejaring pada kegiatan

pembelajaran disekolah. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik secara luas

untuk mengeksplorasi dan elaborasi materi yang dipelajari selain itu memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuan melalui

kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru.

4.2 Kreteria Pembelajaran Saintifik

Pendekatan saintifik (scientific approach) diyakini sebagai titian emas

perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta

didik dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah. Konsep

pendekatan saintifik yang disampaikan oleh Rusman (2015: 233), dipaparkan

minimal ada tujuh kriteria dalam pendekatan saintifik yaitu:

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat

dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu bukan sebatas kira-kira,

khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru, peserta

didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau

penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis,

dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan

mengaplikasikan materi pembelajaran.

Page 62: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

44

4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik

dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi

pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik dalam memahami,

menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif

dalam merespon materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, tetapi

menarik sistem penyajiannya.

4.3 Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik

Kemendikbud dalam Rusman (2015: 233) langkah-langkah pembelajaran saintifik

meliputi lima langkah yaitu Observing (mengamati), Questioning (menanya),

Associating (menalar), Experimenting (mencoba) dan Networking (bekerjasama).

Gambar 2.1. Langkah-langkah pembelajaran Saintifik (Rusman 2015: 234)

a. Mengamati (Observing)

Metode mengamati/observasi mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan

Mengamati Menanya Menalar Mencoba Bekerjasama

Page 63: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

45

mudah pelaksanaannya. Proses mengamati dalam pelaksanaannya memerlukan

persiapan dalam waktu yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak,

dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-

langkah berikut ini: 1) Menentukan objek yang akan diobservasi, 2) Membuat

pedoman observasi, 3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu

diobservasi, 4) Menentukan tempat objek yang akan diobservasi, 5) Menentukan

secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan, 6) Menentukan cara dan

melakukan pencatatan hasil observasi.

b. Menanya (Question)

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan

mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru

bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya

belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika

itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar

yang baik.

Melalui bertanya banyak hal yang didapatkan dari peserta didik, seperti: 1)

membangkitkan rasa ingin tahu, 2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik

untuk aktif belajar, 3) mendiagnosa kesulitan belajar peserta didik, 4)

menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk menunjukan sikap, keterampilan dan pemahaman atas subtansi

pembelajaran yang diberikan, 5) membangkitkan keterampilan peserta didik

dalam berbicara, 6) mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,

Page 64: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

46

berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir dan menarik simpulan, 7)

membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat

atau gagasan, 8) membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, 9) melatih

kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu

sama lainnya.

c. Menalar (Associating)

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang

dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran

yang dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran non ilmiah tidak

selalu tidak bermanfaat. Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk

meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara:

1. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai

dengan tuntutan kurikulum.

2. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah.

Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan

disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara

simulasi.

3. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai

dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks

(persyaratan tinggi).

4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan

diamati.

5. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.

Page 65: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

47

6. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan

dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.

7. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.

8. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan

memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

d. Mencoba (Experimenting)

Usaha untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus

mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang

sesuai. Pada mata pelajaran IPA peserta didik harus memahami konsep-konsep

IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik juga harus

memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam

sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

Aplikasi metode eksperimen dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah

tujuan belajar yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran

yang nyata di antaranya:

1. Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut

tuntutan kurikulum

2. Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus

disediakan

3. Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen

sebelumnya

4. Melakukan dan mengamati percobaan

5. Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data

Page 66: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

48

6. Menarik simpulan atas hasil percobaan

7. Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan

Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka.

1. Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan

peserta didik

2. Guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang

dipergunakan

3. Perlu memperhitungkan tempat dan waktu

4. Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik

5. Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen

6. Membagi kertas kerja kepada peserta didik

7. Peserta didik melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan

8. Guru mengumpulkan hasil kerja peserta didik dan mengevaluasinya, bila

dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.

e. Bekerjasama ( Networking)

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar

sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya

merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan

memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan

disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan

bersama. Pembelajaran kolaboratif kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat

direktif atau manajer belajar, sebaliknya peserta didiklah yang harus lebih aktif.

Pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia

menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau

Page 67: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

49

berinteraksi dengan yang lain atau guru. Situasi kolaboratif itu peserta didik

berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau

kelebihan masing-masing dengan cara ini akan tumbuh rasa aman, sehingga

memungkin peserta didik menghadapi berbagai perubahan dan tuntutan belajar

secara bersama-sama.

Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif. Sifat pertama dan kedua

berkenaan dengan perubahan hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga

berkaitan dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses

pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau pembelajaran kolaboratif.

a. Guru dan peserta didik saling berbagi informasi. Pembelajaran kolaboratif,

peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu

pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep

pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya

dengan situasi pembelajaran. Di sini peran guru lebih banyak sebagai

pembimbing dan manajer belajar ketimbang memberi instruksi dan

mengawasi secara rigid.

b. Berbagi tugas dan kewenangan. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif,

guru berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk

hal-hal tertentu. Cara ini memungkinan peserta didik menimba pengalaman

mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati antarsesa,

mendoorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan

kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara

terbuka dan bermakna.

Page 68: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

50

c. Guru sebagai mediator. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru

berperan sebagai mediator atau perantara. Guru berperan membantu

menghubungkan informasi baru dengan pengalaman yang ada serta

membantu peserta didik jika mereka mengalami kebutuan dan bersedia

menunjukkan cara bagaimana mereka memiliki kesungguhan untuk belajar.

d. Kelompok peserta didik yang heterogen. Sikap, keterampilan, dan

pengetahuan peserta didk yang tumbuh dan berkembang sangat penting untuk

memperkaya pembelajaran di kelas. Pada kelas kolaboratif peserta didik dapat

menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka, berbagi informasi,serta

mendengar atau membahas sumbangan informasi dari peserta didik lainnya.

Cara seperti ini akan muncul “keseragaman” di dalam heterogenitas peserta

didik.

5. Problem Based Learning (PBL)

5.1 Pengertian PBL

Pendekatan PBL adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan

lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan

(bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik

memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik. PBL yang berasal dari

bahasa Inggris PBL adalahah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai

dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu

peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.

PBL melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif,

berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan

Page 69: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

51

masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi

tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah

kompleks sekarang ini.

PBL dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik.

peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian

menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).

Pembelajaran menurut Sudjana dalam Rusman (2015: 22) setiap upaya sistematik

dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif anata dua

belah pihak, yaitu antara peserta didik dan guru yang melakukan kegiatan

membelajarkan PBL menyarankan kepada peserta didik untuk mencari atau

menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan. PBL memberikan

tantangan kepada peserta didik untuk belajar sendiri, dalam hal ini peserta didik

lebih diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau

arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional, peserta didik lebih

diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara terstruktur

oleh seorang guru.

Delisle dalam Yunus (2016: 159) menyatakan bahwa PBL adalah model

pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru mengembangkan

kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada peserta didik

selama mereka mempelajari materi pembelajaran. Secara luas Oon-Seng Tan

dalam Yunus (2016: 159) berpendapat bahwa model PBL merupakan model

pembelajaran yang difokuskan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik

berpikir secara visible. Seperti halnya inovasi pendagogis yang lain, model PBL

Page 70: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

52

tidak dikembangkan atas dasar teori-teori belajar atau teori-teori psikologis,

meskipun PBL mencakup penggunaan metakognisi dan self regulation

Guna mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran dengan

pendekatan PBL perlu dirancang dengan baik mulai dari penyiapan masalah yang

yang sesuai dengan kurikulum yang akan dikembangkan di kelas, memunculkan

masalah dari peserta didik, peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian

yang digunakan.

Pengajar yang menerapkan pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui

pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pelatihan atau pendidikan formal

yang berkelanjutan. Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan

pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.

Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses informasi yang sudah

jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia

sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan

pengetahuan dasar maupun kompleks.

Menyimpulkan berbagai pendapat ahli maka PBL merupakan pembelajaran yang

secara sistematik diterapkan, guna mengembangkan pengetahuan dasar peserta

didik, yang didasari atas pengalaman yang dirasakan secara langsung oleh peserta

didik.

5.2. Ciri-ciri PBL

Bentuk pembelajaran PBL, peserta didik bekerjasama antara satu dengan yang

lain, untuk mengembangkan keterampilan berpikir (Ibrahim, 2000: 5-6), adapun

ciri-ciri PBL:

Page 71: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

53

a. Mengajukan pertanyaan atau masalah. PBL mengorganisasikan pertanyaan

dan masalah yang sangat penting dan secara pribadi bermakna bagi peserta

didik. Masalah yang diajukan berupa situasi kehidupan nyata/autentik,

menghindari jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai

macam solusi untuk situasi tersebut.

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu.

c. Penyelidikan autentik. PBL mengharuskan peserta didik melakukan

penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian masalah secara nyata.

Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan

hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan

eksperimen (jika diperlukan, membuat inferensi dan merumuskan simpulan

sebagai solusi terhadap masalah yang diajukan).

d. Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya. PBL menuntut

peserta didik untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata

atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk

penyelesaian masalah yang mereka temukan.

e. Kerja sama. PBL juga dicirikan oleh peserta didik bekerjasama antara yang

satu dengan lainnya dalam bentuk berpasangan atau berkelompok (antara 4-

8 peserta didik) dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Pertama,

strategi PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam

pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik hanya sekedar

mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi

melalui strategi PBL

Page 72: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

54

peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan

akhirnya menyimpulkannya.

5.3. Komponen-Komponen PBL

Komponen-komponen PBL dikemukakan oleh Arends (2008: 406) diantaranya

adalah.

a. Permasalahan autentik. Model PBL mengorganisasikan masalah nyata

yang penting secara sosial dan bermanfaat bagi peserta didik.

Permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam dunia nyata tidak dapat

dijawab dengan jawaban yang sederhana.

b. Fokus interdisipliner. Dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir

struktural dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.

c. Pengamatan autentik. Hal ini dinaksudkan untuk menemukan solusi yang

nyata. Peserta didik diwajibkan untuk menganalisis dan menetapkan

masalahnya, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi,

mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen,

membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.

d. Produk. Peserta didik dituntut untuk membuat produk hasil

pengamatan.produk bisa berupa kertas yang dideskripsikan dan

didemonstrasikan kepada orang lain.

e. Kolaborasi. Dapat mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk

mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.

5.4. Konsep Dasar PBL

Definisi pembelajaran PBL menurut Kunandar (2007: 35) adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

Page 73: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

55

konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir dan keterampilan

penyelesaian masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensial dari mata pelajaran.

Implementasi model PBL, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki

permasalahan yang dapat dipecahkan. Model PBL ini dapat diterapkan dalam

kelas jika:

a. Guru bertujuan agar peserta didik tidak hanya mengetahui dan hafal materi

pelajaran saja, tetapi juga mengerti dan memahaminya.

b. Guru mengiginkan agar peserta didik memecahkan masalah dan membuat

kemampuan intelektual peserta didik bertambah.

c. Guru menginginkan agar peserta didik dapat bertanggung jawab dalam

belajarnya.

d. Guru menginginkan agar peserta didik dapat menghubungkan antara teori

yang dipelajari di dalam kelas dan kenyataan yang dihadapinya di luar

kelas.

e. Guru bermaksud mengembangkan kemampuan peserta didik dalam

menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan, mengenal antara fakta dan

pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat tugas secara

objektif.

5.5. Langkah-langkah Model PBL

Sanjaya (2007: 63-64) yang mengutip John Dewey seorang ahli keguruan

berkebangsaan Amerika memaparkan 6 langkah dalam PBL ini.

Page 74: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

56

a. Merumuskan masalah, yaitu guru membimbing peserta didik untuk

menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran

walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.

b. Menganalisis masalah, yaitu langkah peserta didik meninjau masalah

secara kritis dari berbagai sudut pandang.

c. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah peserta didik merumuskan berbagai

kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang

dimiliki.

d. Mengumpulkan data, yaitu langkah peserta didik mencari dan

menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan

masalah.

e. Pengujian hipotesis, yaitu langkah peserta didik dalam merumuskan dan

mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis

yang diajukan.

f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah peserta

didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan

hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Sedangkan menurut Johnson & Johnson dalam Sanjaya (2007: 65) memaparkan 5

langkah melalui kegiatan kelompok yaitu.

a. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa

tertentu yang mengandung konflik hingga peserta didik jelas dengan

masalah yang dikaji. Dalam hal ini guru meminta pendapat peserta didik

tentang masalah yang sedang dikaji.

b. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah.

Page 75: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

57

c. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah

dirumuskan melalui diskusi kelas.

d. Menentukan & menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan

tentang strategi mana yang dilakukan.

e. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Secara umum Johnson & Johnson dalam Sanjaya (2007: 67) langkah-langkah

model pembelajaran ini adalah:

a. Menyadari masalah, yaitu diimulai dengan kesadaran akan masalah yang

harus dipecahkan. Kemampuan yang harus dicapai peserta didik adalah

peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang

dirasakan oleh manusia dan lingkungan sosial.

b. Merumuskan masalah, yaitu berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan

persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data yang harus

dikumpulkan. Diharapkan peserta didik dapat menentukan prioritas

masalah.

c. Merumuskan hipotesis, yaitu peserta didik diharapkan dapat menentukan

sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan

berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.

d. Mengumpulkan data, yaitu peserta didik didorong untuk mengumpulkan

data yang relevan.

e. Menguji hipotesis, peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah

dan membahas untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.

f. Menetukan pilihan penyelesaian, yaitu kecakapan memilih alternatif

penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat

Page 76: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

58

memperhitungkan kemungkinan yang dapat terjadi sehubungan dengan

alternatif yang dipilihnya.

5.6 Penilaian dan Evaluasi dalam PBL

Prosedur-prosedur penilaian harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang

ingin dicapai dan hal yang paling utama bagi guru adalah mendapatkan informasi

penilaian yang reliabel dan valid. Prosedur evaluasi pada model PBL ini tidak

hanya cukup dengan mengadakan tes tertulis saja tetapi juga dilakukan dalam

bentuk checklist, reating scales, dan performance. Evaluasi dalam bentuk

performance atau kemampuan ini dapat digunakan untuk mengukur potensi

peserta didik untuk mengatasi masalah maupun untuk mengukur kerja kelompok.

Evaluasi harus menghasilkan definisi tentang masalah baru, mendiagnosanya, dan

mulai lagi proses penyelesaian baru.

5.7 Keunggulan dan Kelemahan Model PBL

Sebagai model pembelajaran PBL disamping memiliki keunggulan juga memiliki

kelemahan. Sanjaya (2007: 218) menyatakan keunggulan PBL adalah:

1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

memahami isi pelajaran.

2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta

memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta

didik.

3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta

didik.

Page 77: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

59

4. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer

pengetahuan untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

5. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan

pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang

mereka lakukan. Disamping juga dapat mendorong untuk melakukan

siendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

6. Melalui pemecahan masalah bisa diperlihatkan bahwa setiap mata

pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang

dimengerti oleh peserta didik bukan hanya sekedar belajar dari guru atau

dari buku saja.

7. Pemecahan masalah dipandang lebih mengasikkan dan disukai peserta

didik.

8. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik

untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

menyesuaikan pengetahuan baru.

9. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka miliki dalam dunia

nyata.

10. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk

secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada guruan formal telah

berakhir.

Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran PBL adalah:

Page 78: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

60

1. Peserta didik yang tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan

sehingga masalah yang dipelajari sulit dipecahkan maka peserta didik akan

merasa enggan untuk mencoba.

2. Keberhasilan pembelajaran ini membutuhkan cukup banyak waktu.

3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha memecahkan masalah yang

sedang dipelajari, maka peserta didik tidak akan belajar apa yang mereka

ingin pelajari.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model PBL adalah proses

pembelajaran yang diawali dengan masalah sebagai bentuk awal rangsangan

kepada peserta didik untuk berpikir kritis dan yang dapat dipecahkan melalui

kerjasama antar peserta didik dengan cakupan merumuskan masalah, menganalisis

masalah, merumuskan hipotesis, pengujian hipotesis, dan merumuskan

rekomendasi pemecahan masalah.

5.8. Sintaks PBL

Langkah yang lebih praktis dalam PBL dirumuskan oleh Nur, dkk (2000: 13)

yang terdiri dari 5 tahapan utama seperti yang disajikan dalam 60able 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Langkah pembelajaran PBL

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Peserta didik

Tahap I

Orientasi peserta didik

kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan

kebutuhan yang diperlukan

dan memotivasi peserta

didik terlibat pada

aktivitas pemecahan

masalah yang dipilihnya

Peserta didik

menginventarisasi dan

mempersiapkan kebutuhan

yang diperlukan dalam

proses pembelajaran.

Peserta didik berada dalam

kelompok yang telah

ditetapkan

Page 79: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

61

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Peserta didik

Tahap 2

Mengorganisasi peserta

didik untuk belajar

Guru membantu peserta

didik mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut

Peserta didik membatasi

permasalahannya yang

akan dikaji

Tahap 3

Membimbing

penyelidikan individual

maupun kelompok

Guru mendorong peserta

didik untuk

mengumpulkan informasi

yang sesuai, untuk

mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah

Peserta didik melakukan

inkuiri, investigasi, dan

bertanya untuk

mendapatkan jawaban atas

permasalahan yang

dihadapi

Tahap 4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta

didik dalam merencanakan

dan menyiapkan laporan

serta membantu peserta

didik untuk berbagai tugas

dalam kelompoknya

Peserta didik menyusun

laporan dalam kelompok

dan menyajikannya

dihadapan kelas dan

berdiskusi dalam kelas

Tahap 5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu peserta

didik untuk melakukan

refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan

mereka dan proses-proses

yang mereka gunakan

Peserta didik mengikuti tes

dan menyerahkan tugas-

tugas sebagai bahan

evaluasi proses belajar

6. Kemampuan Berpikir Kritis

6.1 Konsep Berpikir Kritis

Definisi berpikir kritis cukup bervariasi. De Porter. dkk (2013: 298) menyatakan

bahwa berpikir kritis adalah salah satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat

penting diajarkan kepada peserta didik selain keterampilan berpikir kreatif. Pada

kegiatan berpikir kritis kita berlatih atau memasukkan penilaian atau evaluasi

yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk.

Definisi berpikir kritis menurut Dewey dalam Fisher (2008: 2) yang

dinamakannya sebagai berpikir reflektif dan mendefinisikannya sebagai

pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus) dan teliti mengenai sebuah

Page 80: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

62

keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari

sudut alasan – alasan yang mendukungnya dan kesimpulan – kesimpulan lanjutan

yang menjadi kecenderungannya

Menurut Ennis (1996: 79) berpikir kritis adalah suatu proses sedangkan tujuannya

adalah membuat keputusan yang masuk akal tentang apa yang diyakini atau

dilakukan. Berpikir kritis adalah berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, karena

pada saat mengambil keputusan atau menarik kesimpulan merupakan kontrol aktif

yaitu reasonable, reflective, responsible, dan skillful thinking. Proses berpikir ini

dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman

baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu

untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua

proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.

Definisi para ahli tentang berpikir kritis sangat beragam namun secara umum

berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir kognitif dengan menggabungkan

kemampuan intelektual dan kemampuan berpikir untuk mempelajari berbagai

disiplin ilmu dalam kehidupan, sehingga bentuk ketrampilan berpikir yang

dibutuhkan pun akan berbeda untuk masing–masing disiplin ilmu.

Berpikir berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir

yang berhubungan dengan proses belajar dan krisis itu sendiri sebagai sudut

pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis dalam

keperawatan yang didalamnya dipelajari krakteristik, sikap dan standar berpikir

kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam

berpikir kritis. Guna mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya

Page 81: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

63

paham atau tahu dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen berpikir

kritis meliputi pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi, sikap dalam berpikir

kritis, standar/ krakteristik berpikir kritis.

Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi

memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan

dan dukungan. Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang

berdasarkan pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah

denominatur umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran

yang disiplin dan mandiri.

6.2. Komponen Berpikir Kritis

Komponen berpikir kritis terdiri atas standar yang harus ada dalam berpikir kritis

dan elemennya. Menurut Basham (2002: 32) komponen berpikir kritis mencakup

aspek kejelasan, ketepatan, ketelitian, relevansi, konsistensi, kebenaran logika,

kelengkapan dan kewajaran. sedangkan menurut Paul dan Elder (2004: 46) selain

aspek–aspek yang telah dikemukakan oleh Basham perlu ditambahkan dengan

aspek keluasan kemaknaan dan kedalaman dari berpikir kritis. Pendapat mengenai

komponen berpikir kritis juga sangat bervariasi. Para ahli membuat konsensus

tentang komponen inti berpikir kritis seperti interpretasi, analisi, evaluasi,

inference, explanation dan self regulation. Definisi dari masing–masing

komponen Paul dan Elder (2004: 48) tersebut adalah:

1) Interpretasi, kemampuan untuk mengerti dan menyatakan arti atau maksud

suatu pengalaman yang bervariasi luas, situasi, data, peristiwa, keputusan,

konvesi, kepercayaan, aturan, prosedur atau kriteria.

Page 82: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

64

2) Analisis, kemampuan untuk mengidentifikasi maksud dan kesimpulan

yang benar di dalam hubungan antara pernyataan, pertanyaan, konsep,

deskripsi atau bentuk pernyataaan yang diharapkan untuk manyatakan

kepercayaan, keputusan, pengalaman, alasan, informasi atau pendapat.

3) Evaluasi, kemampuan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau penyajian

lain dengan menilai atau menggambarkan persepsi seseorang, pengalaman,

situasi, keputusan, kepercayaan dan menilai kekuatan logika dari

hubungan inferensial yang diharapkan atau hubungan inferensial yang

aktual diantara pernyataan, deskripsi, pertanyaan atau bentuk-bentuk

representasi yang lain.

4) Inference, kemampuan untuk mengidentifikasi dan memilih unsur-unsur

yang diperlukan untuk membentuk kesimpulan yang beralasan atau untuk

membentuk hipotesis dengan memperhatikan informasi yang relevan.

5) Explanation, kemampuan untuk menyatakan hasil proses reasoning

seseorang, kemampuan untuk membenarkan bahwa suatu alasan berdasar

bukti, konsep, metodologi, suatu kriteria tertentu dan pertimbangan yang

masuk akal, dan kemampuan untuk mempresentasikan alasan seseorang

berupa argumentasi yang meyakinkan.

6) Self-regulation, kesadaran seseorang untuk memonitor proses kognisi

dirinya, elemen–elemen yang digunakan dalam proses berpikir dan hasil

yang dikembangkan, khususnya dengan mengaplikasikan ketrampilan

dalam menganalisis dan mengevaluasi kemampuan diri dalam mengambil

kesimpulan dengan bentuk pertanyaan, konfirmasi, validasi atau koreksi

terhadap alasan dan hasil berpikir.

Page 83: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

65

6.3 Indikator Berpikir Kritis

Adapun indikator dan sub indikator menurut kesepakatan secara internasional dari

para pakar mengenai berpikir kritis (Anderson, 2003: 79) adalah:

a. Interpretasi (interpretation) denga indikator (1) pengkategorian, (2)

mengkodekan/membuat makna kalimat, dan (3) pengklasifikasian makna

b. Analisis (analysis) dengan indikator (1) menguji dan memeriksa ide-ide,

(2) mengidentifikasi argument, dan (3) menganalisis argumen

c. Evaluasi (evaluation) dengan indikator (1) mengevaluasi dan

memepertimbangkan klain / pernyataan, (2) mengevaluasi, dan (3)

mempertimbangkan argumen

d. Penarikan kesimpulan (inference) dengan indikator (1) menyangsikan

fakta atau data, (2) membuat berbagai alternative konjektur, dan (3)

menjelaskan kesimpulan

e. Penjelasan (explanation) dengan indikator (1) menuliskan hasil, 2)

mempertimbangkan prosedur, dan (3) menghadirkan argumen

f. Kemandirian (self-regulation) dengan indikator (1) melakukan pengujian

secara mandiri, dan (2) melakukan koreksi secara mandiri

Sedangkan indikator berpikir kritis yang berkaitan pembelajaran di dalam kelas

menurut Ennis dalam Innabi (2003: 121) adalah: Pertama, indikator umum

a. Kemampuan (abilities) meliputi (1) Fokus pada suatu isu spesifik, (2)

Menyimpan tujuan umum dalam pikiran, (3) Menanyakan pertanyaan-

pertanyaan klarifikasi, (4) Menanyakan pertanyaan-pertanyaan penjelas, (5)

Memperhatikan pendapat peserta didik, salah maupun benar kemudian

mendiskusikannya, (6) Mengkoneksikan pengetahuan sebelumnya dengan

Page 84: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

66

pengetahuan yang baru, (7) Secara tepat menggunakan pernyataan atau

symbol, (8) Menyediakan informasi dalam suatu cara yang sistematis, (9)

Kekonsistenan dalam pernyataan-pernyataan.

b. Pengaturan (dispositions) meliputi (1) Menekankan kebutuhan untuk

mengidentifikasi tujuan dan apa yang seharusnya dikerjakan sebelum

menjawab, (2) Menekankan kebutuhan untuk mengidentifikasi informasi

yang diberikan sebelum menjawab, (3) Mendorong peserta didik untuk

mencari informasi yang diperlukan, (4) Mendorong peserta didik untuk

menguji solusi uang diperoleh, (5) Memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk merepresentasikan informasi dengan menggunakan tabel, grafik, dan

lain-lain.

Indikator-indikator yang berkaitan dengan isi (konten):

a. Konsep (concept) meliputi (1) Mengidentifikasi karakteristik konsep, (2)

Membandingkan konsep dengan konsep lain, (3) Mengidentifikasi contoh

konsep dengan jastifikasi yang diberikan, dan (4) Mengidentifikasi kontra

contoh konsep yang diberikan

b. Generalisasi (generalization) meliputi (1) Menentukan konsep-konsep yang

termuat dalam generalisasi dan keterkaitannya, (2) Menentukan kondisi-

kondisi dalam menerapkan generalisasi, (3) Menetukan rumusan-rumusan

yang berbeda dari generalisasi (situasi khusus), dan (4) Menyediakan bukti

pendukung untuk generalisasi

c. Algoritma dan keterampilan (algoritms and skills) meliputi (1)

Mengklarifikasi dasar konseptual dari keterampilan, dan (2) Membandingkan

performan peserta didik dengan performan yang patut dicontoh

Page 85: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

67

d. Pemecahan masalah (problem solving) meliputi (1) Merancang bentuk umum

untuk tujuan penyelesaian, (2) Menentukan informasi yang diberikan, (3)

Menentukan relevansi dan tidak relevansinya suatu informasi, (4) Memilih

dan menjastifikasi suautu strategi untuk memecahkan masalah, (5)

Menentukan dan mendeduksi sub-tujuan yang mengarah pada tujuan, (6)

Menyarankan metode alternative untuk memecahkan masalah, (7)

Menentukan keserupaan dan perbedaan suatu masalah yang diberikan dan

masalah lain.

Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

berpikir kritis adalah suatu proses berpikir dalam menginterpretasikan,

menganalisis serta mengevaluasi sebuah informasi dari setiap displin ilmu untuk

membuat suatu keputusan yang akan berdampak pada kemampuan intelektual

orang tersebut, dikarenakan setiap keputusan yang diambil masuk akal agar dapat

dilakukan.

6.4. Pengukuran Berpikir Kritis

Menurut Mulyaningsih (2011: 42-43) pengukuran berpikir kritis yang baik adalah

pengukuran yang mampu mengukur komponen-komponen berpikir kritis yang

akan diukur merupakan penggabungan metode cara terbaik untuk mendapatkan

gambaran kemampuan berpikir kritis yang cukup valid dari seseorang individu,

selain itu validitas dan realibilitas alat ukur tersebut juga harus diperhatikan ketika

memilih alat ukur yang mencakup content validity, concurrent validity,

reliabilitas dan fairness. Secara umum pengukuran berpikir kritis ada 4 cara :

Page 86: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

68

1. Observasi kinerja seseorang selama suatu kegiatan. Observasi dilakukan

dengan mengacu pada komponen berpikir kritis yang akan diukur,

kemudian observer menyimpulkan bagaimana tingkat berpikir kritis

individu yang diobservasi tersebut.

2. Mengukur outcome dari komponen- komponen berpikir kritis yang telah

diberikan.

3. Mengajukan pertanyaan dan menerima penjelasan seseorang mengenai

prosedur dan keputusan yang mereka ambil terkait dengan komponen

berpikir kritis yang akan diukur.

4. Cara membandingkan outcome suatu komponen berpikir kritis dengan cara

berpikir kritis lainnya.

6.5. Langkah-langkah Berpikir Kritis

Kneedler dalam Hendra Surya (2013: 179-180) menyatakan bahwa langkah

berpikir kritis dapat dikelompokkan menjadi tiga langkah, untuk melakukan 3

langkah berpikir kritis tersebut, maka diperlukan suatu keterampilan yang disebut

dengan twelve essential critical thinking skills yang berarti 12 keterampilan

esensial dalam berpikir kritis. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. Pengenalan Masalah (Defining and Clarifying Problem)

a. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.

b. Membandigkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.

c. Memilih informasi yang relevan.

d. Merumuskan/memformulasikan masalah.

2. Menilai Informasi ( Judging Information)

a. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.

Page 87: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

69

b. Mengecek konsistensi.

c. Mengidentifikasi asumsi.

d. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.

e. Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat

(semantic slanting).

f. Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi.

3. Memecahkan masalah atau menarik kesimpulan (Solving Problems/Drawing

Conclusion)

a. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.

b. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan atau

pemecahan masalah dan atau kesimpulan yang diambil.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.

Hartman, Cristopher R Moberg, Jamie M. Lambert (2012) PBL (PBL), hasil

penelitian menunjukkan bahwa PBL memiliki dampak positif pada persepsi

peserta didik tentang kemampuan mereka untuk memusatkan pada permasalahan,

tidak ada pengaruh pada penanggulangan masalah yang terfokus, dan pengaruh

negatif pada toleransi untuk keberbedaan pendapat ataupun persepsi dalam

menyelesaikan masalah. Hasil penelitian juga menunjukkan efek dari PBL pada

persepsi peserta didik tentang pengembangan keterampilan yang dimoderatori

oleh kekompakan. tim peneliti menyoroti pilih manfaat dan keterbatasan PBL, dan

memberikan catatan penting untuk instruktur tentang peran penting kekompakan

tim dalam pengalaman pembelajaran.

Page 88: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

70

Yildirim, Sevil Kurt , Alipaşa Ayas (2011), diperoleh bahwa hasil penelitian

dengan mengkolaborasikan LKPD dengan suatu pendekatan pembelajaran yang

aktif, efektif dan menyenangkan. LKPD terbukti dapat membantu peserta didik

dalam memahami suatu materi pelajaran, aktif berpartisipasi selama proses

pembelajaran dan meningkatkan efektivitas belajar serta prestasi hasil belajar

peserta didik, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Turgut, Fatih Gurbuz, Riza Salar, Ufuk Toman (2013), diperoleh bahwa sudut

pandang calon guru fisika di tingkat sarjana terhadap konsep teori relativitas

khusus dan interpretasi yang mereka buat mengenai konsep-konsep yang

diselidiki. Sudut pandang calon guru terhadap konsep dalam teori relativitas

khusus didasari pada enam pertanyaan terbuka yang dipersiapkan oleh para

penulis yang juga guru fisika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan

penelitian dilakukan terhadap delapan belas calon guru. Dalam penelitian ini,

studi kasus, salah satunya Metode penelitian kualitatif, digunakan. Kelompok

penelitian penelitian dipilih dengan convenience sampling. Data yang

dikumpulkan melalui open ended questions dianalisis dengan metode analisis

deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, terungkap bahwa sebagian besar peserta

didik belum diperkenalkan dengan teori relativitas khusus dan konsep yang terkait

dengannya. Bisa dikatakan bahwa para kandidat mengalami kesulitan dengan

relativitas waktu dan kerangka acuannya. Sebagian besar calon guru tidak dapat

membuat interpretasi bahwa kecepatan cahaya adalah kecepatan batas dan tidak

ada benda lain yang bisa mencapai kecepatan tersebut.

Page 89: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

71

Nur Arifin (2013), menunjukkan bahwa skor akhir dari lembar kerja adalah 83%

atau pada kategori sangat bagus. Kualitas unsur kosakata dikategorikan bagus

dengan skor 71%. Ini termasuk ketepatan kosakata dengan tingkat pengarsipan

kosa kata, kosakata dan kosakata, ejaan ucapan yang benar, dan lain-lain.

Sementara kualitas elemen struktur dikategorikan sangat baik dengan nilai 84%.

Ini termasuk tingkat kesulitan, kesalahan gramatikal, urutan kalimat yang logis,

dan lain-lain. Apalagi, kualitas elemen latihan sangat bagus dengan mencetak

100%. Ini termasuk latihan mengembangkan pemahaman peserta didik,

menerapkan kerja yang berbeda, latihan yang sesuai dengan tingkat peserta didik,

dan lain-lain. Terakhir adalah kualitas elemen ilustrasi yang mencetak 80% dan

dikategorikan sangat baik. Ini termasuk semua gambar yang jelas, semua

gambarnya menarik, semua gambar sesuai dengan topik, semua gambar relevan

dengan instruksi mereka, dan semua gambarnya berwarna-warni..

Boris Handal, Janette Bobies (2004), menyatakan bahwa mengajar matematika

melalui tema telah dipuji karena matematika untuk berhubungan langsung dengan

situasi kehidupan nyata. Namun, penelitian menunjukkan bahwa Implementasi

pengajaran matematika secara tematik belum banyak dilakukan/ diadopsi.

Penelitian ini, instruksional, kurikulum dan faktor organisasi yang dirasakan guru

sebagai hambatan dalam implementasi pendekatan tematik untuk mengajar

matematika dieksplorasi. Temuan dari wawancara dengan 10 guru matematika

sekunder yang sedang menerapkan kurikulum membutuhkan pendekatan

instruksional tematik yang dilaporkan. Temuan dari studi memperluas literatur

tentang keyakinan dan praktik guru di pembelajaran matematika, dan memperluas

Page 90: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

72

pemahaman tentang isu-isu seputar Pelaksanaan kurikulum matematika yang

diajarkan secara tematis.

Mariya (2016), melaui desain penelitian yang dimodifikasi dari model

pengembangan Gall, dkk (2003) yang dilaksanakan dalam tujuh tahap penelitian,

yaitu analisis kebutuhan: studi literatur dan studi lapanganan, perencanaan produk

awal, uji ahli, revisi produk1, uji lapangan awal, revisi produk 2, dan uji lapangan

besar. Berdasarkan hasil uji efektivitas penggunaan bahan ajar, didapatkan N-gain

kelas eksperimen sebesar 0,7 dengan kriteria tinggi dan kelas kontrol sebesar 0,4

dengan kriteria sedang. Selain itu terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-

rata keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen dengan kelas

kontrol yang ditunjukan dengan nilai (p=0,000). Hasil uji kemanfaatan memiliki

persentase 91,31% dengan kreteria sangat bermanfaat, dan uji kemenarikan

sebesar 92,82% dengan kreteria sangat menarik.

Luzviminda J. Achera, Rene R. Belecina, Marc D. Garvida (2013), penelitian ini

bertujuan untuk menguji pengaruh kelompok dipandu pendekatan discovery pada

kinerja peserta didik dalam Geometri Malinta Sekolah Tinggi Nasional untuk

tahun ajaran 2012-2013. penelitian ini menyimpulkan bahwa kelompok dipandu.

Pendekatan discovery lebih efektif daripada pendekatan tradisional. 32,61% dari

responden memiliki kinerja matematika rata-rata; 31 dari 46 atau 61,39%

memiliki di bawah tingkat rata-rata kinerja. Semua responden memiliki skor rata-

rata 9,56 yang ditunjukkan di bawah rata-rata kinerja di Matematika sebelum unit

pembelajaran. Setelah penanganan (kelompok dipandu pendekatan discovery)

digunakan dalam kelompok eksperimen, peneliti diberikan post test. Sebelas (11)

Page 91: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

73

dari 46 peserta didik mendapat kinerja matematika tinggi atau 23,91% dari peserta

didik; 23 dari 46 atau 50% dari peserta didik memiliki atas kinerja matematika

rata-rata; 10 46 atau 21,74% dari peserta didik yang diterima rata-rata kinerja di

Matematika. Namun, dua (2) keluar 46 atau 4,35% masih di bawah kinerja

matematika rata-rata. Tak satu pun dari peserta didik yang milik kelompok

mencetak rendah dalam kinerja matematika mereka. Kelompok eksperimen

memiliki kinerja matematika atas rata-rata seperti yang ditunjukkan oleh skor

rata-rata 19,11.

Kon Chon Min (2012), pendekatan tematik adalah salah satu strategi pengajaran

yang menggunakan tema untuk menciptakan pembelajran yang aktif, menarik dan

berarti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman dan

praktik guru terhadap Pendekatan tematik dalam mengajarkan Integrated Living

Skills (ILS). Sebanyak 132 guru Keterampilan hidup terpadu terlibat dalam

penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di Perak Malaysia, dan instrumen yang

digunakan adalah kuesioner. Temuan tersebut mengindikasikan bahwa guru

Keterampilan hidup terintegrasi tingkat pemahaman terhadap pendekatan tematik

tinggi. Temuan juga menunjukkan bahwa guru sering menggunakan pendekatan

tematik dalam mengajarkan pengalaman hidup secara langsung melalui

pembelajaran. Ada hubungan yang signifikan antara guru yang menemahami

penerapan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran life skill dengan praktik

konstan guru. Temuan juga menunjukkan pengalaman guru dalam mengajar tidak

jauh berbeda dengan praktik mereka dalam pendekatan tematik.

Page 92: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

74

Prihantoro, C. Rudy (2014) pendidikan berorientasikan pada lingkungan adalah

kegiatan pendidikan di bidang lingkungan yang diselenggarakan oleh semua

lapisan pendidikan. Kegiatan ini dilakukan secara terstruktur dan berjenjang

dengan pendekatan kurikulum terpadu dan juga kurikulum monolitik. Dalam

pelaksanaannya, ada masalah terkait rendahnya partisipasi masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pendidikan lingkungan karena kurangnya pemahaman akan

masalah pendidikan lingkungan yang ada. Kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar dan metode yang digunakan

untuk memandu organisasi pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan tertentu. "Sementara itu, kurikulum tahun 2013 menyatakan bahwa

tujuan kurikulum adalah pengembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi yang

berkaitan dengan aspek masyarakat dalam output pendidikan. Kurikulum

dirancang berdasarkan kompetensi, kurikulum berbasis “outcome” dan oleh

karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang

dinyatakan dalam standar kompetensi lulusan. Sistem pembelajaran kurikulum

didasarkan pada pendekatan pembelajaran aktif yang mendorong peserta didik

untuk melakukan pengamatan, tanya jawab, bergaul, bereksperimen, dan

berjejaring. Peserta didik didorong untuk mengetahui agar tidak diberi tahu

(discovery learning).

Andriyani (2016), penelitian ini berpedoman pada langkah-langkah penelitian dan

pengembangan menurut Sugiyono yang meliputi potensi dan masalah,

pengumpulan informasi, desain produk, validitas produk, revisi desain, uji coba

produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk dan produksi masal.

Pada tahap validasi produk dilakukan uji validitas oleh ahli desain dan ahli isi atau

Page 93: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

75

materi dan dilakukan perbaikan berdasarkan saran dan kritik yang diperoleh.

Produk yang sudah diperbaiki kemudian diujicobakan pada 35 orang peserta didik

dan diperoleh skor kemenarikan 3,44 (sangat menarik), skor kemudahan 3,56

(sangat mudah), skor kemanfaatan 3,58 (sangat bermanfaat), hal ini sesuai dengan

hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti dengan perolehan skor kemenarikan

3,36 ( sangat menarik ).

Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal artikel dari nasional dan internasional di

atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik sebagai model yang dalam

pengembangan LKPD diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran tematik

secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi peserta

didik untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan dengan

demikian, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami

masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan

yang utuh. Melalui pembelajaran tematik ini peserta didik diharapkan memiliki

kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan menggunakan

informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna. LKPD merupakan bagian

integral dari suatu bahan ajar yang digunakan sebagai model pembelajaran pilihan

guru, dengan mengkolaborasikan LKPD dengan suatu pendekatan pembelajaran

yang aktif, efektif dan menyenangkan, sehingga LKPD terbukti dapat membantu

peserta didik dalam memahami suatu materi pelajaran, aktif berpartisipasi selama

proses pembelajaran dan meningkatkan efektivitas belajar serta prestasi hasil

belajar peserta didik, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Page 94: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

76

C. Kerangka Berpikir Penelitian

Penelitian ini diawali dengan kegiatan survei dan pemetaaan masalah. Peneliti

memperoleh informasi dari kegiatan tersebut kemampuan peserta didik yang

masih rendah dalam memahami materi pembelajaran, serta penguasaan konsep

belajar yang jauh dari harapan, kegiatan pada awal peneliti melakukan analisis

terhadap LKPD yang beredar, apakah kelemahan dan kelebihan dari LKPD yang

beredar.

Menyikapi hal tersebut menjadi sebuah permasalahan yang peneliti angkat

menjadi judul dalam penelitian ini. Pada KI, KD dan SKL dan kemampuan

peserta didik dalam penguasaan konsep pembelajaran, model pembelajaran PBL

menjadi pilihan peneliti dalam mengembangkan LKPD. LKPD sebagai alat bantu

pembelajaran dianggap sangat representative dalam membantu meningkatkan

penguasan konsep belajar yang ditandai dengan kemampuan berpikir kritis peserta

didik. Keyakinan ini didasari atas pengakuan validator yang menguji validitas dari

LKPD berbasis PBL yang dikembangkan peneliti, baik secara desain maupun

secara materi.

Layaknya benda baru, LKPD yang dikembangkan peneliti harus melalui beberapa

tahap pengujian sebelum sampai tahap produksi massal. Tahap pengujian yang

dilewati antara lain yakni uji ahli, uji kelayakan, uji coba produk (skala kecil).

Pelaksanaan beberapa uji tersebut dilakukan pada 2 tahap uji coba diskala kecil

dan skala besar. Tanggapan atau respon juga menjadi hal yang penting dalam

penelitian ini, yang bertujuan untuk memeperoleh berbagai informasi yang

diperlukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka berpikir di

bawah ini.

Page 95: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

77

Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berpikir Peneliti

D. Hipotesis

Peranan LKPD yang ditunjang dengan penerapan model pembelajaran PBL yang

membantu dalam proses pembelajaran serta memiliki dampak yang positif

terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik. Berdasarkan tinjauan teoritis

dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut: “ Apabila ada perbedaan kemampuan berpikir kritis

peserta didik sebelum menggunakan LKPD berbasis PBL yang ditandai dengan

peningkatan n hasil belajar peserta didik, maka pengembangan LKPD berbasis

PBL efektif digunakan dalam proses pembelajaran”.

Model Pembelajaran

Problem Based Learning

Bahan Ajar

LKPD

Pengembangan LKPD Berbasis

PBL

LKPD Berbasis PBL layak, menarik, dan efektif digunakan

dalam pembelajaran tematik

1. Pembelajaran masih berpusat pada guru

2. Kurang melibatkan peserta didik

3. Sumber belajar minim

4. Guru masih text book

5. LKPD yang ada kurang menarik

Page 96: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

78

Hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

Hipotesis Pertama

Ho = Tidak terwujudnya LKPD berbasis PBL yang layak digunakan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik

Ha= Terwujudnya LKPD berbasis PBL yang layak digunakan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Hipotesis Kedua.

Ho= Tidak terwujudnya LKPD berbasis PBL yang menarik serta dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik

Ha = Terwujudnya LKPD berbasis PBL yang menarik serta dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Hipotesis Ketiga

Ho = Tidak terwujudnya LKPD berbasis PBL yang efektif dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik

Ha = Terwujudnya LKPD berbasis PBL yang efektif dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Page 97: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

79

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D), hasil dari

penelitian ini adalah sebuah produk yang berasal dari pengembangan produk

sebelumnya. Adapun produk yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu LKPD

berbasis PBL. Research & Developmnet dipahami sebagai kegiatan penelitian

yang dimulai dengan research dan diteruskan dengan development. Kegiatan

research dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna

(needs assessment), sedangkan kegiatan development dilakukan untuk

menghasilkan LKPD berbasis PBL. Pelaksanaan pengembangan produk sesuai

dengan langkah-langkah penggunaan metode R&D menurut Sugiyono (2016:

409), sebagai berikut.

1. Potensi dan masalah, pembelajaran yang berlangsung selama ini belum dapat

memberikan pembelajaran yang menuntut peserta didik dapat berpikir kritis

dengan konsep High Order Thinking Skills. LKPD yang digunakan belum

sesuai dengan kebutuhan dan tuntuan Kurikulum 2013, dengan konsep High

Order Thinking Skills. Keberadaan lembar kegiatan peserta didik saat ini hanya

bersifat tugas yang harus diselesaikan, sehingga guru menjadi kurang kreatif.

Page 98: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

80

2. Pengumpulan data, melakukan observasi di SD Negeri 5 Tegineneng

Kabupaten Pesawaran, melakukan analisis bahan ajar dalam pembelajaran dan

menganalisis LKPD yang digunakan, fakta yang ditemukan bahwa LKPD yang

digunakan belum memenuhi kreteria LKPD yang baik, sehingga pertanyaan

pada LKPD belum mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis.

3. Desain produk, rancangan produk ini disusun berdasarkan ketentuan syarat

penyusunan LKPD yang harus memenuhi tiga syarat didiktik, syarat konstruksi

dan syarat teknis, selain itu LKPD ini berisikan tugas-tugas yang harus

diselesaikan oleh peserta didik, LKPD dibantu dengan berbagai gambar yang

menarik,

4. Validitas ahli, lembar kegiatan ini selanjutnya di validasi kelayakannya oleh

tim ahli baik itu ahli media dan ahli materi;

5. Revisi, setalah desain produk divalidasi oleh ahli, maka akan dapat diketahui

kelemahan. Kelamahan tersebut dicoba untuk diperbaiki

6. Uji coba produk; setelah divalidasi produk selanjutnya diujicobakan. Tahap uji

coba sekala kecil ini dilakukan pada kelompok terbatas pada 1 guru dan 9

peserta didik.

7. Revisi produk, berdasarkan hasil tanggapan guru dan peserta didik pada tahap

uji coba skala kecil, setiap tanggapan dijadikan masukan untuk diperbaiki

8. Uji coba pemakaian, pada tahap ini merupakan uji coba produk dengan

konteks yang lebih besar yang dilakukan di SD Negeri 20 Tegineneng

Kabupaten Pesawaran, uji coba ini diterapkan pada dua orang guru dan 40

orang peserta didik,

Page 99: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

81

9. Revisi Produk, jika sudah tidak diperoleh tanggapan maka akan dilanjutkan

pada tahap terakhir, yakni tahap produksi missal,

10. Produksi massal. Tahap ini adalah tahap menggandakan produk sesuai dengan

jumlah yang diinginkan

Tanpa mengurangi makna dan arti dari pengembangan penelitian research and

Development yang ada, secara garis besar penelitian pengambangan R&D ini

merupakan proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau

penyempurnaan dari produk yang sudah ada, untuk divalidasi oleh ahli yang

bersangkutan dan diujicobakan pada kalangan sendiri sehingga dapat

dipertanggung jawabkan.

Gambar 3.1. Desain Tahap Penelitian R & D

B. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua subjek, yaitu subjek penelitian dan subjek uji

coba, subjek penelitian dalam pengembangan produk ini adalah peserta didik dan

guru untuk pada pembelajaran tematik kelas IV, sedangkan subjek kedua yaitu

Studi awal

Penerapan

skala kecil;

Perencanaan Penyusunan Lembar Kegiatan

Peserta Didik (LKPD)

Uji Validitas ahli Revisi Produk

Revisi Produk

II Uji Skala Besar Revisi Produk

II

Penerapan Produk

Page 100: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

82

subjek uji coba ahli instrumen harus memenuhi setidaknya salah satu atau lebih

dari kreteria berikut ini.

1) Diakui sebagai ahli dibidang bahan ajar LKPD.

2) Menjadi praktisi, khususnya guru yang sudah tersertifikasi.

3) Direkomendasikan oleh salah satu ahli dari tahap uji lapangan awal.

C. Prosedur Pengembangan

Penelitian pengembangan bahan ajar yang dimaksud adalah LKPD. Penjelasan

diawal, bahwa penelitian pengembangan ini mengacu pada prosedur

pengembangan yang meliputi: 1) Potensi dan masalah, 2) Perencanaan, 3) Desain

produk LKPD, 4) Validitas desain, 5) Revisi desain, 6) Ujicoba produk skala

kecil, 7) Revisi produk II, 8) Ujicoba skala besar, adapun dari tahap tahap tersebut

dapat dijelaskan dibawah ini:

1. Langkah Pengembangan Produk Penelitian

Penelitian pengembangan LKPD tematik berbasis PBL pada tema 8 subtema 2

untuk kelas IV SD ini mengacu pada model pengembangan Borg & Gall yang

dibatasi beberapa tahap saja dan diperoleh hasil penelitian serta pembahasannya

pada masing-masing tahap sebagai berikut.

1.1 Analisis Kebutuhan

Tahap analisis kebutuhan merupakan langkah paling awal yang dilakukan dalam

penelitian ini, dengan tujuan untuk memperoleh informasi awal. Tahap analisis

kebutuhan dalam penelitian ini meliputi studi kepustakaan dan observasi

lapangan.

Page 101: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

83

a. Studi Kepustakaan

Kurikulum yang digunakan di SD Negeri 5 Tegineneng sebagai tempat

pelaksanaan penelitian pengembangan LKPD adalah Kurikulum 2013. Analisis

kurikulum diawali dengan melakukan tinjauan standar isi. Tinjauan standar isi

dilakukan dengan cara membuat pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dan

Kompetensi Inti (KI), hasil pemetaan KD dan KI dapat dilihat pada (lampiran

5) berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan tahapan tersebut

diperoleh materi yang akan dikembangkan dalam LKPD tematik berbasis PBL

yaitu materi tema 8 “Tempat Tinggalku” Sub tema 2 “ Keunikan tempat

tinggalku”.

b. Observasi Lapangan

Kegiatan yang dilakukan pada saat observasi lapangan yaitu melakukan

wawancara terhadap guru dan peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui

karakteristik peserta didik. Berdasarkan wawancara dengan guru dan peserta

didik SD N 5 Tegineneng serta hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran,

peneliti dapat menyimpulkan beberapa karakteristik peserta didik dalam

pembelajaran tematik antara lain.

1) Peserta didik kurang dapat memahami pelajaran secara maksimal,

dikarenakan minimnya keaktif peserta didik selama pembelajaran

berlangsung. Hal itu terlihat dalam aktivitas mereka saat belajar di dalam

kelas. Terdapat beberapa peserta didik yang sibuk dengan kegiatannya

masing-masing di dalam kelas dan tidak memperhatikan saat guru

menjelaskan materi di depan kelas, hanya sebagian peserta didik yang aktif

baik dalam menjawab pertanyaan atupun, mengerjakan tugas di papan tulis.

Page 102: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

84

2) Proses pembelajaran di kelas masih cenderung satu arah, penggunaan

menggunakan metode pembelajaran yang tradisonal, yaitu guru

menerangkan kemudian peserta didik mendengarkan, mencatat, dan

mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru.

3) Bahan ajar yang digunakan saat pembelajaran hanya buku guru dan buku

peserta didik yang ditetapkan oleh pemerintah, hal penunjang lainnya dalam

pembelajaran berupa LKPD yang diperoleh dari penerbit.

Berdasarkan beberapa karakteristik peserta didik tersebut maka dibutuhkan suatu

bahan ajar dan model pembelajaran yang mampu mendorong peserta didik untuk

aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran, oleh karena itu peneliti memilih

untuk mengembangkan LKPD tematik berbasis PBL. LKPD ini dapat

meminimalisir peran guru sehingga diharapkan peserta didik akan lebih aktif

dalam pembelajaran. Model PBL akan mengajak peserta didik aktif, kreatif, dan

terampil dalam memecahkan suatu permasalahan.

Materi yang dipilih untuk dikembangkan dalam LKPD adalah Tema 8 “Tempat

Tinggalku” subtema 2 “Keunikan Tempat Tinggalku”. Materi ini dipilih karena

bersinggungan langsung dengan kehidupan peserta didik, serta memperkenalkan

berbagai keunikan dan kekhasan wilayah baik itu di Kabupaten Pesawaran,

Propinsi Lampung maupun Indonesia secara luas oleh karena itu dibutuhkan

bahan ajar yang dapat memudahkan peserta didik dalam mempelajarinya. Materi

ini sangat tepat jika disampaikan dengan model PBL.

Page 103: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

85

1.2. Rencana Pengembangan Produk

Pada tahap ini dilakukan perencanaan pembuatan produk berupa LKPD tematik

berbasis PBL pada tema 8 “Tempat Tinggalku” subtema 2 “Keunikan Tempat

Tinggalku”, untuk kelas IV SD yang memperhatikan kelayakan isi, kesesuaian

penyajian dengan model pembelajaran, kesesuaian syarat didaktis, kesesuaian

syarat kontruksi, dan kesesuaian syarat teknis. Langkah-langkah yang dilakukan

yaitu:

a. Penyusunan kerangka LKPD (outline)

Penyajian LKPD ini disusun secara urut yang terdiri dari halaman sampul,

halaman sampul dalam, kata pengantar, daftar isi, petunjuk umum penggunaan

LKPD, petunjuk khusus, kompetensi inti, pemetaan kompetensi dasar KI 1 dan

KI 2, pemetaan kompetensi dasar KI 3 dan KI 4, pembelajaran 1 sampai

pembelajaran 6 (berisi pemetaan indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran,

orientasi, organisasi, selidiki, presentasi, dan evaluasi), uji kompetensi, dan

daftar pustaka.

b. Penyusunan peta kebutuhan LKPD

Melakukan kembali penyusunan dan penyesuaian peta kebutuhan LKPD

berdasarkan KI, KD, dan Indikator yang telah ditetapkan.

c. Menentukan judul LKPD

Judul LKPD mengacu pada materi yang ada pada tema dan subtema serta

model pembelajaran yang digunakan.

d. Penulisan LKPD

Penulisan rancangan LKPD disesuaikan dengan syarat-syarat penulisan LKPD

yang telah ditetapkan. LKPD yang disusun juga disesuaikan dengan materi dan

Page 104: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

86

model pembelajaran yang digunakan, dalam pengembangan LKPD ini

menggunakan model PBL.

1.3. Pengembangan Instrumen Penilaian

Angket tanggapan guru dan peserta didik. Tiga hal yang akan dikembangkan

dalam tahap ini, yaitu:

1) Instrumen Penilaian LKPD

Pengembangan instrumen penilaian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu

instrumen penilaian oleh ahli media, instrumen penilaian oleh ahli materi, dan

instrumen penilaian guru.

2) Instrumen Tes Hasil Belajar

Pengembangan instrumen tes hasil belajar merujuk pada kisi-kisi soal yang

telah ditulis.

3) Angket Respon Peserta Didik

Angket respon peserta didik dikembangkan dengan tujuan untuk mengetahui

respon peserta didik pada LKPD yang dikembangkan di saat uji coba terbatas.

Poin-poin dalam angket tanggapan peserta didikbeberapa diambil dari aspek-

aspek syarat LKPD yang baik danaspek dari tujuan pengembangan LKPD.

a. Validasi

Tahap validasi adalah tahap untuk menentukan apakah produk berupa

LKPD dan instrumen penilaian hasil belajar yang dikembangkan sudah

pantas dan layak untuk diujicobakan atau belum. Setelah produk berupa

LKPD dan instrumen penilaian hasil belajar tersebut divalidasi, maka akan

dilakukan revisi. Deskripsi pada tahap validasi adalah sebagai berikut:

Page 105: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

87

1) Validasi LKPD

Tahap validasi LKPD dilakukan agar LKPD yang dikembangkan dapat

diketahui kelayakannya berdasarkan penilaian ahli materi dan ahli media,

dan guru kelas IV. Validasi LKPD dilakukan oleh: 1) ahli materi yang

berkompeten di bidangnya; dan 2) ahli media yang berkompeten dalam

bidang LKPD tematik berbasis PBL, dan 3) guru kelas IV. Produk LKPD

yang sudah divalidasi selanjutnya direvisi sesuai dengan saran dan

masukan ahli. Setelah LKPD selesai direvisi kemudian dilakukan tahap

ujicoba penggunaan LKPD dalam pembelajaran di kelas, yang bertujuan

untuk mengetahui respon guru serta peserta didik terhadap LKPD tematik

berbasis PBL pada “Tempat Tinggalku” untuk kelas IV SD yang

dikembangkan. Tahap ujicoba dilaksanakan di SD N 20 Tegineneng. Uji

coba dilakukan dengan cara penggunaan LKPD dalam pembelajaran di

kelas oleh guru dan peserta didik. Selama penggunaan LKPD ini, peneliti

melakukan observasi terhadap penggunaan LKPD tersebut. Setelah

menggunakan LKPD, peserta didik diberi angket tanggapan untuk

mengetahui kepraktisan LKPD.

2) Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar

Validasi instrumen tes hasil belajar dilakukan agar instrumen yang

dikembangkan dapat diketahui tingkat validitas dan reabilitasnya.

Validasi instrumen tes hasil belajar dilakukan oleh 60 peserta didik kelas

IV SDN 5 Tegineneng.

Page 106: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

88

b. Hasil Validasi

1) Hasil Validasi Ahli Materi

Sebelum melakukan ujicoba, LKPD tematik berbasis PBL yang

dikembangkan divalidasi terlebih dahulu oleh ahli materi. Validasi ahli

materi dilakukan oleh Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S. Dosen

pascasarjana Universitas Lampung yang mempunyai latar belakang

sesuai dengan materi yang dikembangkan. Validasi oleh ahli materi

bertujuan untuk mendapatkan informasi, kritik, dan saran agar LKPD

tematik berbasis PBL yang dikembangkan menjadi produk yang

berkualitas secara aspek materi, pembelajaran dan kebahasaan. Adapun

saran yang diberikan oleh ahli materi dan pembelajaran adalah sebagai

berikut.

a. Ketidak sesuaian antara LKPD yang dikembangkan dengan model

pembelajaran berbasis PBL.

b. Bentuk soal atau pertanyaan yang disesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik kelas IV

c. Sesuaikan pertanyaan dengan tagihan indicator atau tujuan

pembelajaran

d. Menambah kearifan local

Skor maksimal dari masing-masing item pernyataan dalam lembar validasi

adalah 4 sedangkan skor minimum adalah 1. Dari data didapatkan skor

96,59, maka hasil analisis penilaian LKPD oleh ahli materi berada pada nilai

A dengan kriteria kualitatif sangat baik.

Page 107: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

89

1) Hasil Validasi Ahli Media

Pelaksanaan uji ahli media, LKPD tematik berbasis PBL yang

dikembangkan juga divalidasi terlebih dahulu, dalam hal ini sebagai

validator ahli media adalah ibu Dr. Adelia Hasyim, M.Pd. Dosen

Pascasarjana Universitas Lampung yang mempunyai latar belakang

sesuai dengan guruannya. Validasi oleh ahli media bertujuan untuk

mendapatkan informasi, kritik, dan saran agar LKPD tematik berbasis

PBL yang dikembangkan menjadi produk yang berkualitas secara aspek

tampilan. Adapun saran yang diberikan oleh ahli media adalah sebagai

berikut.

a. Mempergunakan kalimat terstruktur, singkat dan jelas, karena masih

terdapat kalimat yang terlalu panjang, kurang mendetail.

b. Perbaiki warna cover agar kontas antara background dengan tulisan

judul

c. Tampilan gambar sesuaikan dengan tema “ Tempat Tinggalku”

d. Mengganti gambar nyata pada bagian permasalahan 3 Skor maksimal

dari masing-masing item pernyataan dalam lembar validasi adalah 5

sedangkan skor minimum adalah 1.

Dari data didapatkan skor 88,54 maka hasil analisis penilaian LKPD oleh

ahli media berada pada kriteria kualitatif baik.

2. Uji Coba Produk

2.1 Uji Coba Terbatas

Uji terbatas merupakan uji kelompok kecil dilakukan pada kelas IV SD Negeri 20

Page 108: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

90

Tegineneng sebanyak 9 peserta didik. Pelaksanaan uji skala kecil atau terbatas

dilaksanakan pada 13 Februari 2017, dengan melibatkan guru kelas IV sebanyak 3

orang. Pelaksanaan uji skala kecil ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran berbasis PBL

dengan menggunakan media LKPD yang dikembangkan. Selain itu pelaksanaan

uji skala kecil pun bertujuan untuk memperoleh informasi dari para pelaku

pembelajaran terutama guru kelas IV, agar diperoleh masukan memperbaikan

LKPD yang telah melalui proses uji validitas ahli materi dan desain.

Pelaksanaan uji skala kecil (terbatas) dilaksanakan pada pembelajaran tematik

tema 8 “Tempat Tinggalku”, sub tema 2 “Keunikan Tempat Tinggalku” sebanyak

6 pembelajaran dengan durasi masing-masing pembelajaran dilakukan sebanyak 1

kali pertemuan (6 X 35 menit). Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan teks

bacaan tentang “Tempat Tinggalku” yaitu Kabupaten Pesawaran, dengan tujuan

memberikan rangsangan kepada peserta didik serta dilengkapi dengan gambar

berbagai kekhasan dari Kabupaten Pesawaran.

Kendala dan hambatan ataupun permasalahan yang ditemui oleh peneliti yaitu

dalam penyampaian permasalahan utama adalah ternyata masih terdapat kendala

dalam proses pembelajaran, antara lain:

a. Pembelajaran masih didominasi oleh guru.

b. Peserta didik masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

c. Guru kurang mampu mengikuti langkah-langkah pembelajaran PBL, secara

baik dan benar.

d. Pada kegiatan membaca teks peserta didik hanya sekedar membaca tanpa

memahami makna arti yang terkandung dalam bacaan tersebut.

Page 109: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

91

Hal ini di indikasikan dari jawaban soal pada LKPD. Kekurangan dan kelemahan

yang diperoleh pada pembelajaran, menjadi perhatian khusus peneliti, sehingga

peneliti melakukan perbaikan berdasarkan daftar kelemahan tersebut.

1) Hasil Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai respon guru dan

peserta didik saat penggunan LKPD berbasis PBLdalam pembelajaran. Data

hasil observasi disajikan berikut ini:

a. Pada awal pembelajaran menggunakan LKPD peserta didik belum

memahami cara menggunakan LKPD, sehingga guru harus membacakan

dan menjelaskan setiap langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan

LKPD.

b. Guru menjelaskan cara menggunakan LKPD dengan membaca petunjuk

umum dan petunjuk khusus yang ada pada LKPD.

c. Peserta didik tertarik dan termotivasi untuk dapat menyelesaikan masalah

yang ada pada LKPD. Hal ini dapat dilihat ketika peserta didik mengalami

kesulitan dalammenyelesaikan masalah pada LKPD, peserta didik bertanya

kepada guru mengenai solusi atau cara yang harus mereka tempuh untuk

dapatmenyelesaikan kesulitan yang sedang mereka hadapi.

d. Peserta didik terlihat aktif berdiskusi dengan kelompoknya, sehingga

pembelajaran terlihat menyenangkan.

e. Pada saat presentasi, peserta didik terlihat antusias dalam

mempresentasikan hasil penyelidikan yang telah dilakukan bersama

kelompok.

Page 110: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

92

f. Peserta didik memahami materi yang disampaikan menggunakan LKPD. Hal

ini terlihat dari kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang disampaikan guru mengenai materi yang disajikan.

g. Penggunaan LKPD tematik berbasis PBL mempermudah tugas guru dalam

penyajian materi.

2) Hasil wawancara guru

Melalui wawancara dengan guru, peneliti mendapatkan informasi mengenai

tanggapan guru terhadap LKPD tematik berbasis PBL yang dikembangkan.

Hasil wawancara dengan guru dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Tampilan kolom dalam LKPD agar diberi warna.

b. Terdapat kesalahan dalam penulisan kata sambung.

c. Kualitas gambar diperbaiki.

3) Wawancara Peserta didik

Wawancara dengan peserta didik dilakukan untuk mendapatkan informasi

mengenai tanggapan peserta didik terhadap LKPD tematik berbasis PBL yang

dikembangkan. Hasil wawancara dengan peserta didik dapat disimpulkan

sebagai berikut.

a. Kolom jawaban kurang diperbesar.

b. Gambar kurang jelas.

c. Tulisan tidak jelas karena warna kolom kurang kontras dengan warna

tulisan.

4) Tanggapan yang diperoleh peneliti tentang kemenarikan LKPD menurut

peserta didik, adalah sebagai berikut.

Page 111: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

93

Tabel 3.1 Respon Peserta Didik pada Uji Skala Kecil

No Skor F Kriteria

1 3,26 – 4,00 0 Sangat Menarik

2 2,51 – 3,25 9 Menarik

3 1,76 – 2,50 0 Kurang Menarik

4 1,00 - 1,75 0 Tidak Menarik

Jumlah 9

Sumber: Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan peserta didik memberikan respon yang positif pada LKPD yang

dikembangkan, dari jumlah responden semua menyatakan bahwa LKPD PBL

menarik.

5) Peningkatan hasil belajar setelah menggunakan LKPD tematik berbasis PBL.

Melalui penerapan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan

LKPD berbasis PBL yang mendapatkan respon yang baik dari peserta didik,

secara langsung memberikan pengaruh dalam motivasi belajar. LKPD yang

mengedepankan kemampuan berpikir kritis peserta didik ini, berdampak pada

hasil belajar peserta didik. Adapun hasil belajar yang diperoleh peserta didik

sebagai berikut.

Tabel 3.2 Analisis Data Rata-rata Hasil Belajar Kelompok Kecil

No Peserta didik Pre test Post test N-Gain

1 1 64 80 0,4444

2 2 56 72 0,3636

3 3 72 80 0,2857

4 4 48 72 0,4615

5 5 64 80 0,4444

6 6 48 64 0,3077

7 7 72 80 0,2857

8 8 64 76 0,3333

9 9 76 88 0,5000

Jumah 564 692 3,4263

Rata-rata 62,67 76,89 0,3807

Sumber: Data Hasil Penelitian

Page 112: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

94

Berdasarkan hasil data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai hasil

belajar yang menggunakan LKPD tematik berbasis PBL memperoleh skor

rata-rata sebesar 76,89 dan rata-rata gain sebesar 0,3807 dengan kategori

sedang.

a. Revisi Hasil Uji Coba Skala Kecil

Revisi hasil uji coba terbatas mengacu pada saran, komentar, dan hasil

observasi saat ujicoba produk dan wawancara pengguna. Adapun revisi

yang dilakukan adalah:

1) Memberi warna pada kolom jawaban

2) Memperbesar kolom jawaban

3) Memperbaiki penulisan yang kurang tepat

4) Memperbaiki kekontrasan antara warna kolom dengan warna huruf

2.2 Uji coba Skala Besar

Uji coba luas dilakukan untuk mengetahui efektivitas LKPD tematik berbasis

PBL. Ujicoba dilaksanakan di SD N 20 Tegineneng. Jumlah responden sebanyak

2 orang guru kelas IV dan 40 peserta didik kelas IV. Ujicoba dilakukan dengan

cara menggunakan LKPD dalam proses pembelajaran di kelas. Pengambilan data

dilakukan dengan cara pemberian soal tes hasil belajar pre test, post test dan

angket setelah penggunaan LKPD.

2.2.1. Respon oleh Peserta Didik

Pengambilan sampel ini didasarkan pada peroleh nilai tematik dikelas. Berikut ini

adalah hasil rekapitulasi penilaian oleh kelompok besar tentang kemenarikan

LKPD berbasis PBL tema tempat tinggalku kelas IV SD.

Page 113: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

95

Respon dari peserta didik terhadap kemenarikan LKPD yang dikembangkan

peneliti diperoleh hasil bahwa sebanyak 13 orang peserta didik atau setara dengan

32,5% responden yang ada menyatakan bahwa LKPD yang dikembangkan

peneliti menarik. Sebanyak 27 orang atau setara dengan 67,5% menyatakan

LKPD sangat menarik.

2.2.2. Respon oleh Guru

Pelaksanaan uji skala besar peneliti juga mengajukan beberapa angket kepada

guru untuk memperoleh respon (tanggapan) terhadap LKPD yang dikembangkan

peneliti, pernyataan yang diberikan dalam angket berupa kemenarikan, kesesuaian

dengan materi, serta kemudahan dalam membantu proses pembelajaran.

Responden berjumlah 2 orang guru kelas IV, hasil yang diperoleh peneliti dari

angket isian. Tanggapan responden terhadap LKPD berbasis PBL yang

dikembangkan peneliti dengan ketepatan syarat teknis mendapat tanggapan

sebanyak 2 responden atau (100%) responden menyatakan bahwa secara teknis

LKPD berbasis PBL yang dikembangkan peneliti sangat menarik. Tidak ada

responden yang menyatakan LKPD berbasis PBL yang dikembangkan peneliti

dengan secara teknis menarik, tidak menarik ataupun kurang menarik.

2.2.3. Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Pelaksanaan uji instrumen pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta

didik, pada pelaksanaan uji terbatas. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas

kemampuan berpikir kritis peserta didik, diperoleh hasil pengamatan kemampuan

berpikir kritis peserta didik pada uji terbatas, sebanyak 8 peserta didik dari 40

peserta didik atau setara dengan 20% mempunyai kemampuan sangat kritis dalam

pembelajaran tematik, 12 peserta didik atau setara dengan 30% peserta didik

Page 114: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

96

memiliki kemampuan berpikir kritis dengan kategori kritis, selanjutnya sebanyak

10 orang atau setara dengan 25% kemampuan peserta didik dalam kategori cukup

kritis dan kurang kritis.

Pelaksanaan uji terbatas dapat disimpulkan pada kemampuan berpikir kritis

peserta didik, sampel memiliki kemampuan yang merata dengam memperhatikan

presentase kemampuan peserta didik yang tidak jauh beda secara kualitas

kemampuan peserta didik pada kategori sangat kritis, kritis , cukup kritis dan

kurang kritis.

D. Definisi Variabel

1. Definisi Konseptual

Secara konseptual variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Bahan ajar adalah suatu bentuk yang digunakan untuk membantu guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang dikembangkan berupa

LKPD berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Petunjuk dan

langkah-langkah kegiatan juga diberikan untuk memudahkan peserta didik

yang mengacu pada pembelajaran tematik.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) merupakan model pembelajaran

merupakan pembelajaran yang secara sistematik diterapkan guna

mengembangkan pengetahuan dasar peserta didik, yang didasari atas

pengalaman yang dirasakan secara langsung oleh peserta didik.

3. Berpikir Kritis merupakan suatu proses berpikir kognitif dengan

menggabungkan kemampuan intelektual dan kemampuan berpikir untuk

mempelajari berbagai disiplin ilmu dalam kehidupan, sehingga bentuk

Page 115: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

97

ketrampilan berpikir yang dibutuhkan pun akan berbeda untuk masing–

masing disiplin ilmu.

4. Efektivitas adalah ketercapaian tujuan dalam suatu proses pembelajaran.

Penelitian ini membandingkan antara penggunaan LKPD yang ada dengan

yang tidak menggunakan LKPD berbasis PBL yang dikembangkan peneliti.

2. Definisi Operasional

Secara operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Bahan ajar adalah suatu bentuk yang digunakan untuk membantu guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang dikembangkan berupa

LKPD yang harus memnuhi syarat pengujian ahli desain dengan ketentuan skor

minimal 75.

2. PBL merupakan model pembelajaran merupakan pembelajaran yang secara

sistematik diterapkan guna mengembangkan pengetahuan dasar peserta didik,

yang didasari atas pengalaman yang dirasakan secara langsung oleh peserta

didik, dalam penelitian ini penilaian pembelajaran PBL tercermin pada

validitas ahli materi, yang memberikan penilaian tentang materi pembelajaran

yang terhubung dengan model pembelajaran yang harus memenuhi syarat skor

minimal 75.

3. Berpikir Kritis merupakan suatu proses berpikir kognitif dengan

menggabungkan kemampuan intelektual dan kemampuan berpikir untuk

mempelajari berbagai disiplin ilmu dalam kehidupan, sehingga bentuk

ketrampilan berpikir yang dibutuhkan pun akan berbeda untuk masing –

masing disiplin ilmu. Penentuan kemampuan berpikir kritis dapat terlihat pada

Page 116: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

98

instrumen yang dibuat peneliti, yang harus memnuhi syarat uji validitas dan

reliabilitas dari instrumen tersebut, minimal skor yang diperoleh 70.

4. Efektivitas adalah ketercapaian tujuan dalam suatu proses pembelajaran.

Penelitian ini membandingkan antara penggunaan LKPD yang ada dengan

LKPD yang dikembangkan peneliti. Efektivitas yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah terjadinya peningkatan hasil belajar yang dibuktikan pada

nilai hasil pre test dan nilai hasil post test.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket analisis kebutuhan,

angket uji kesesuain konstruksi, substansi dan bahasa, serta angket untuk menguji

kesesuaian, kemanfaatan, kemenarikan, dan kemudahan dari produk yang

dikembangkan oleh peneliti. Jenis data yang diperoleh nantinya merupakan data

kualitatif dan kuantititati. Data kuantititatif diperoleh dari penyebaran angket, dan

tes keterampilan berpikir kritis.

1. Lembar Observasi, merupakan lembar pengamatan langsung peneliti yang

ditujukan untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran disekolah dengan menggunakan LKPD ataupun tidak

menggunakan.

2. Angket (Quetsioner), Ada beberapa angket yang nanti akan disebar untuk

penunjang data penelitian, salah satu diantaranya adalah angket kemenarikan,

angket (Questioner) kemenarikan ini ditujukan kepada guru, untuk

memperoleh tanggapan atas lembar kerja peserta didik yang telah

dikembangkan.

Page 117: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

99

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Kemenarikan Respon Guru

No Kreteria Indikator No Butir

1 Aspek Teknis

Penyajian

Kesesuaian tampilan Penyajian 1,2,3,4

Kesesuaian tampilan gambar 56

2 Aspek Kesesuaian

Bahasa

Kesederhanaan Bahasa 7,8

Kejelasan Struktur Kalimat 9,10,11,12

3 Aspek Kesesuain

Materi Kesesuaian materi dengan KI dan KD 13,14

4 Aspek Keakuratan

Materi

Kualitas LKPD terhadap Kemampuan

Pemahaman Peserta didik

15,16,17,18,1,

20

Kebenaran Materi 21,22,23

5 Aspek Kemudahan Kemudahan Penggunaan LKPD 24,25,26,27,2

8

Penelitian ini terdiri dari beberapa indikator yang diukur pada saat studi awal

(observation), tahap validitas desain, uji coba produk, uji coba pemakaian.

3. Validitas Ahli

Merupakan angket yang diberikan kepada ahli (expert judgement) yang bertujuan

untuk memvaliditasi isi lembar kerja peserta didik yang dikembangkan oleh

peneliti. Uji validitas ahli ini merupakan tahap ke empat dalam rangkaian

pengembangan lembar kerja peserta didik. Diharapkan dengan melalui proses

validitas ahli ini dapat tercipta lembar kerja peserta didik yang lebih baik dan

berkualitas.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Validitas Ahli

No Kreteria Indikator No Butir

1 Aspek

Didaktik

Kesesuaian dengan Kemampuan peserta

didik 1,2

Kegiatan yang Merangsang Peserta didik 3,4

2

Aspek

Kualitas

Materi

dalam

LKPD

Kesuaian uraian Materi dengan KI dan

KD 5,6,7,8

Keakuratan Materi 9,10,11,12,13

Teknik Penyajian Materi 14,15

Mendorong Peserta didik Untuk Aktif

Berfikir 16,17

Page 118: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

100

No Kreteria Indikator No Butir

3

Aspek

Pendekatan

Berbasis

Masalah

Memuat Fase-fase Pembelajaran Berbasis

Masalah 18,19,20,21,22

Langkah selanjutnya setelah melalui proses validitas ahli adalah:

a. Data hasil uji lapangan awal, berupa tanggapan dari pengguna LKPD yang

telah divalidasi oleh ahli, baik itu peserta didik ataupun guru, dengan

instrument kelayakan yang diisikan oleh pengguna (guru dan peserta didik)

b. Data hasil uji lapangan 2 berupa penilaian keefektifan LKPD dalam

pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam uji coba ini, adapun

instrumen yang digunakan adalah instrumen afektifitas bahan ajar LKPD.

c. Tahap ujicoba pemakaian, yang merupakan kelompok kelas kontrol

(pembelajaran menggunakan model PBL yang ada dibuku peserta didik),

kelas eksperimen (menggunakan model PBL yang dikembangkan oleh

peneliti).

4. Lembar Angket Respon Peserta Didik

Instrumen ini disusun untuk mendapatkan data mengenai pendapat peserta didik

terhadap pembelajaran. Instrument ini juga digunakan untuk mendapatkan data

tentang minat peserta didik dan partisipasi peserta didik untuk mengikuti kegiatan

berikutnya.

Tabel 3.5Angket Respon Peserta Didik

No Aspek Respon peserta didik yang dinilai SM M KM TM

1 Saya tertarik mempelajaru tema "Tempat

Tinggalku" dengan menggunakan LKPD

2 Saya tertarik mempelajari setiap sub tema yang

ada dalam LKPD ini

3 Saya mudah memahami setiap pembelajaran

yang disampaikan dengan menggunakan LKPD

Page 119: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

101

No Aspek Respon peserta didik yang dinilai SM M KM TM

4 saya ingin mengetahui lebih banyak tentang

materi tema "Tempat Tinggalku"

5 Dengan adanya pembelajaran menggunakan

LKPD saya menjadi lebih giat

6 Saya senang mengikuti setiap pembelajaran

dalam LKPD ini

7 saya lebih senang mempelajari tema "Tempat

Tinggal ku" dengan menggunakan LKPD

Ket : TM = Tidak Menarik = skor 1

KM = Kurang Menarik = skor 2

M = Menarik = skor 3

SM = Sangat Menarik = skor 4

5. Hasil Belajar

Hasil belajar peserta didik adalah gabungan dari nilai latihan pada tahap-tahap

penilaian LKS yang dikerjaan oleh peserta didik dan nilai hasil tes belajar peserta

didik yakni tes hasil belajar tematik

Tabel 3.6 Konversi Nilai Hasil Belajar

No Nilai Skor

1 0 < Nilai < 51 1

2 51 < Nilai < 61 2

3 61 < Nilai < 71 3

4 71 < Nilai < 81 4

5 81 < Nilai < 100 5

6. Berpikir Kritis

Berpikir Kritis merupakan suatu proses berpikir kognitif dengan menggabungkan

kemampuan intelektual dan kemampuan berpikir untuk mempelajari berbagai

disiplin ilmu dalam kehidupan, sehingga bentuk ketrampilan berpikir yang

dibutuhkan pun akan berbeda untuk masing–masing disiplin ilmu.

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

No Aspek yang

diamati Indikator

No

Butir

1

Teliti dalam menanggapi masalah 1

2 Tanggap dan mampu melontarkan kritik 2

3 Kemampuan berpendapat secara 3

Page 120: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

102

No Aspek yang

diamati Indikator

No

Butir

Kemampuan

Berpikir Kritis

terorganisasi

4 Kemampuan mengevaluasi pendapat

sendiri / Orang lain 4

5 Dapat dipercaya 5

6 Bertanggung Jawab 6

7 Mampu belajar sendiri menerapkan

problem solving 7

8 Tidak mudah putus asa 8

9 Kemampuan untuk menghasilakan banyak

gagasan 9

10 Mampu mengurai sesuatu secara

terperinci 10

11

Kemampuan untuk mengemukakan

bermacam-macam pemecahan /

pendekatan terhadap suatau masalah

11

12 Kemampuan untuk menemukan sesuatu 12

Skor maksimal dari setiap butir instrument adalah 4, dimana pada skor tersebut

menunjukan tingkat kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis

Tabel. 3.8 Kreteria Kemampun Berpikir Kritis

Rentang Skor Kreteria

42-48 Sangat Kritis

32-41 Kritis

22-31 Cukup kritis

12 -21 Kurang Kitis

F. Uji Persyaratan Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Tes kemampuan awal

yang diberikan pada awal sebelum eksperimen bertujuan untuk mendapatkan data

tentang kemampuan awal peserta didik dalam pembelajaran tematik dan tes

kompetensi peserta didik sesudah menggunakan LKPD berbasis PBL tema

“Tempat Tinggalku” subtema “Keunikan Tempat Tinggalku” yang bertujuan

untuk mengukur kompetensi peserta didik. Sebelum tes kompetensi diberikan

Page 121: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

103

kepada peserta didik maka terlebih dahulu diadakan uji coba tes atau instrumen

untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas soal, kemenarikan, tingkat kemudahan

soal, uji kebermanfaatan dan daya beda soal. Uji coba instrumen soal tes

dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 5 Tegineneng dengan jumlah peserta didik

sebanyak 60 peserta didik.

1. Uji Validitas Instrumen

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Uji validitas item soal pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson, Setelah didapat harga

koefisien validitas maka harga tersebut diinterprestasikan terhadap kriteria yang

menggunakan tolak ukur untuk menentukan koefisien perhitungan nilai validitas

tiap butir soal, dengan kriteria pengujian, apabila rhitung ≥ rtabel dengan α = 0,05,

maka item soal tersebut valid dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka alat

pengukuran atau angket tersebut tidak valid. Pada tahap ini dilakukan dua

kegiatan uji validitas yaitu uji validitas instrumen kemampuan awal dan uji

validitas instrumen ketercapaian kompetensi peserta didik, dengan uji signifikansi

koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikansi

0,05.

1.1 Uji Validitas Intrumen Kemampuan Awal

Uji validitas instrumen kemampuan awal dilakukann uji signifikansi koefisien

korelasi dengan criteria menggunakan r kritis pada taraf signifikansi 0,05 dan df=

k – 2 = 60 – 2 = 58 diperoleh rtabel = 0,2542. Hasil rekapitulasi uji validitas

instrumen kemampuan awal adalah sebagai berikut:

Page 122: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

104

Tabel 3.9 Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Soal Pre test

No Uji validitas Frekuensi Persentasi

1. Jumlah soal Valid 26 52%

2. Jumlah Soal Tidak Valid 24 48%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data Hasil Penelitian

Data kemampuan awal diperoleh bahwa dari 50 butir soal instrumen kemampuan

awal ( pretest) ada 16 butir soal (32%) yang tidak valid, dan 34 soal (80,00%)

yang valid. Soal yang tidak valid adalah soal nomor 4, 5, 6, 9,10,11,12, 14,16,17,

21, 23,24, 27, 31, 32, 33, 34, 37, 40,41, 45, 47, 48 Hal ini didasarkan dari hasil

perhitungan dimana nilai rhitung untuk soal nomor 4, 6, 9, dan 10 lebih kecil dari

rtabel, sedangkan soal yang lainnya lebih besar dari rtabel. Hasil perhitungan

validitas butir soal instrumen kemampuan awal (pre test) selengkapnya ada pada

lampiran 7.

1.2 Uji Validitas Instrumen Kemampuan berpikir kritis

Pelaksanaan uji validitas butir penyataan pada kemampuan berpikir yang terdiri

dari 20 responden peserta didik, dengan 12 butir penyataan, diperoleh besaran

rtabel = df-2 = 20-2 =18, besaran rtabel dengan 20 responden sebesar 0,444.

Sementara hasil yang diperoleh pada uji validitas butir pernyataan adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.10 Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

No Uji Validitas Frekuensi Persentasi

1 Jumlah Soal Valid 11 91,6%

2 Jumlah Soal Tidak Valid 1 8,4%

Jumlah 12 100%

Sumber: Data Hasil Penelitian

Page 123: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

105

Berdasarkan hasil uji validitas butir pernyataan kemampuan berpikir kritis, yang

dilaksanakan pada ujicoba terbatas, bahwa dari sebanyak 12 butir pernyataan yang

dianalisa, terdapat 11 butir pernyataan atau setara dengan 91,6% dinyatakan

valid, dan hanya menyisakan 1 butir pernyataan atau setara dengan 8,4% tidak

valid.

1.3 Uji Instrumen Kemenarikan

Pelaksanaan uji kemenarikan, menggunakan instrument pilihan dengan skala yang

digunakan 1-4, fungsi dari uji kemenarikan ini adalah untuk memperoleh

tanggapan dari peserta didik tentang, kemenarikan dari produk yang

dikembangkan peneliti, LKPD berbasis PBL. Hasil uji validitas instrumen ini

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.11 Uji Validitas Instrumen Kemenarikan LKPD.

No Uji Validitas Frekuensi Persentasi

1 Jumlah Soal Valid 9 90%

2 Jumlah Soal Tidak Valid 1 10%

Jumlah 10 100%

Sumber: Data Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas bahwa terdapat 1 butir soal dari 10 butir soal pernyataan

yang dinyatakan tidak valid dimana pada buitr soal tersebut diperoleh r hitung

sebesar 0,046, sementara r tabel sebesar 0,444. Sedangkan sisanya sebesar 90% dari

pernyataan dalam angket memilki nilai r hitung > dari r tabel.

2 Uji Reliabilitas

Dilakukan uji kesahihan dan didapatkan butir-butir sahih, selanjutnya terhadap

butir-butir sahih tersebut diuji kepercayaannya (reliabilitas). Tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap, maka reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil

Page 124: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

106

tes, seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan

tidak berarti (Arikunto, 2005: 86). Penelitian ini menggunakan rumus alpha

cronbach’s untuk menguji reliabilitasnya. Kriteria pengujian, apabila rhitung ≥

rtabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka pengukuran tersebut reliabel, dan

sebaliknya jika rhitung< rtabel maka pengukuran tersebut tidak reliabel. Arikunto

(2006: 276) menyatakan bahwa jika instrumen tersebut reliabel, maka kriteria

penafsiran mengenai indeks korelasi (r) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.12. Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi (r)

Rentang Kriteria

0,800 - 1,00 sangat tinggi

0,600 - 0,799 Tinggi

0,400 - 0,599 Cukup

0,200 - 0,399 Rendah

2.1 Uji Reliabilitas Kemampuan Awal

Diawali dengan memisahkan antara pernyataan yang valid dan tidak valid, dimana

pada soalpretest pada uji validitas diperoleh jawaban bahwa sebanyak 26 buitr

soal yang dinyatakan valid dan sebanyak 24 buitr soal dinyatakan tidak valid. Uji

reliabilitas instrumen kemampuan awal dengan bantuan penghitungan SPSS seri

19, pada buitr soal yang valid yaitu sebanyak 26 buitr soal, diperoleh dari nilai

rhitung sebesar 0,928. Pada taraf = 0,05 dan df = k – 2 = 60 – 2 = 58 diperoleh

rtabel sebesar 0,2542 karena rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa

instrument kemampuan awal tersebut reliabel, artinya instrumen tersebut dapat

diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang, (Arikunto, 2005:

88). Sedangkan jika rhitung tersebut (rhitung = 0,928 ditafsirkan dengan nilai

indeks korelasi (r) di atas maka diperoleh kesimpulan bahwa instrumen

kemampuan awal tersebut mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi. Hasil

Page 125: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

107

perhitungan uji reliabitas instrumen penelitian kemampuan awal selengkapnya ada

pada lampiran 10.

Tabel 3.13 Reliabilitas Butir Soal Pretest

Cronbach’s Alpha N of Items

.928 26

Sumber: Data Hasil Penelitian

Dari tabel diatas dinayatakan bahwa hasil uji reliabilitas dengan menggunakan

rumus alpha cronbach, dengan bantuan SPSS versi 19, dari 26 butir soal diperoleh

hasil sebesar 0.928 (kategori sangat tinggi).

2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Penghitungan uji reliabilitas pada instrument kemampuan berpikir kritis peserta

didik, yang dilakukan pada 20 responden, pada 12 buitr pernyataan yang diajukan

sebanyak 11 butir pernyataan dinyatakan valid dan sisanya sebanyak 1 butir soal

tidak valid. Penghitungan realiabilitas dengan bantuan program penghitungan

SPSS versi 19 diperoleh hasil reliabilitas seperti tabel di bawah ini.

Tabel 3.14 Reliabilitas Butir Pernyataan Berpikir Kritis

Cronbach’s Alpha N of Items

.867 11

Sumber: Data Hasil Penelitian

Perhitungan yang diperoleh dimana uji reliabilitas mencapai angka 0.867 hal ini

menyatakan bahwa instrumen kemampuan berpikir kritis memilki nilai reliabilitas

berkategori sangat tinggi.

2.3 Uji Reliabilitas Instrumen Kemenarikan

Sepuluh buitr pernyataan pada instrumen uji kemenarikan yang diajukan peneliti

kepada responden pada uji terbatas, diperoleh hasil sebanyak 9 butir item yang

Page 126: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

108

dinayatkan valid, dan 1 buitr soal dinyatakan tidak valid, dengan perhitungan r

tabel sebesar 0,444. sembilan butir pernyataan yang valid kemudian diujikan

reliabilitas dengan menggunakan SPSS seri 19, adapaun hasil diperoleh dari

perhitungan reliabilitas butir soal yang valid adalah sebagai berikut.

Tabel 3.15 Reliabilitas Butir Pernyataan Kemenarikan

Cronbach’s Alpha N of Items

.795 9

Sumber: Data Hasil Penelitian

Hasil dari tanggapan 40 responden terhadap uji kemenarikan dengan 10 butir

pernyataan yang daijukan , menghasilkan 9 butir soal yang valid. Dengan

perhitungan r hitung > dari r tabel, maka pada uji reliabiltas kemenarikan

diperoleh r hitung dengan menggunakan rumus dasar reliabilitas alpha cronbach

sebesar 0.795. dimana angka 0,795 sebagai r hitung lebih besar daripada r tabel

sebesar 0,444. Besaran reliabilitas hasil 0.795 berada dalam kategori tinggi.

3. Uji Daya Beda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta

didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan

rendah (Arikunto, 2005: 211).

3.1 Daya Beda Instrumen Kemampuan awal

Hasil analisis daya beda instrument awal diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.16 Rekapitulasi Daya Beda

No Kreteria Frekuensi Persentasi

1 Baik sekali 18 36%

2 Baik 23 46%

3 Cukup 7 14%

4 Kurang 2 4%

Jumlah 50 100 Sumber ; Data Hasil Penelitian

Page 127: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

109

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, dari 50 butir soal yang

diajukan dalam uji kemampuan awal pre test, kemampuan peserta didik dalam

menjawab pertanyaan, setelah dilakukan anlisis terhadap setiap butir soal,

diperoleh hasil sebanyak 18 butir soal atau setara dengan 36% dari 50 butir soal

yang ada berkategori baik sekali, sebanyk 23 butir soal atau setara dengan 46%

soal yang diajukan berkategori baik, 7 butir soal atau setara dengan 14%

berkategori cukup, sisanya sebanyak 2 butir soal atau setara dengan 4%

berkategori kurang.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang

dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data.

1. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian

data baik dengan tabel, bagan atau grafik.

2. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang

dikembangkan

3. Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan

kuantitatif.

4. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan

tanpa interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan

revisi produk.

5. Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan

produk yang akan dikembangkan.

Page 128: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

110

6. Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa

dan disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk.

Teknik analisis data yang dikembangkan dengan cara menganalisis angket uji

kemenarikan, uji validitas ahli serta menganalisis keberhasilan belajar peserta

didik melalui kegiatan post test yang dibandingkan dengan hasil pre test.

a. Analisis Data Kemenarikan

Dalam Suryanto dan Sartinem (2009: 227) angket kemenarikan memiliki 4

pilihan jawaban, yaitu “ menarik”, “Tidak menarik”, “cukup menarik”, dan

“sangat menarik”, Penilaian instrumen dilakukan dengan mentotal semua skor

yang diperoleh dan dibagi dengan total skor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 3.28 di bawah ini.

Tabel 3.17. Kreteria Penilaian dan Konversi Skor untuk Menjadi Pernyataan

Penilaian

Pilihan Jawaban

Uji Kemenarikan Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi

Sangat Menarik 4 3,26--4,00 Sangat baik

Menarik 3 2,51--3,25 Baik

Kurang Menarik 2 1,76--2,50 Kurang Baik

Tidak Menarik 1 1,01--1,75 Tidak Baik

Sumber: Suryanto & Sartinem (2009: 227)

Hasil dari skor penilaian kemudian dicari rata-rata nya dari sejumlah sampel uji

coba dan dikonversikan kepernyataan penilaian untuk menentukan tingkat

kemenaraikan, kemudahan dan kebermanfaatan produk menurut responden.

b. Uji Validitas Ahli

Pada pengujian ahli mencakup kesesuaian materi, model konstruksi, untuk uji

konstruksi terdiri dari konstruksi format, konstruksi pembelajaran PBL,

Page 129: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

111

konstruksi berpikir kritis, dan konstruksi aspek keterbacaan. Sedangkan untuk

uji ahli materi yang menjadi bahan perhatian adalah kesesuaian materi yang

ada dengan KI dan KD, ketepatan materi dengan model pembelajaran PBL.

Untuk uji ini terdiri dari 4 pilihan jawaban , yaitu “baik”, diberi skor 4, “cukup

baik”, diberi skor 3, “kurang baik” diberi skor 2 dan “tidak baik” diberi skor 1.

c. Uji Daya Beda

Uji daya beda adalah kemampuan suatu item soal untuk membedakan antara

sampel yang kurang pandai dengan sampel yang lebih menguasai materi.

Untuk menentukan besarnya indeks daya beda, harus membedakan testee

kelompok atas dengan testee kelompok bawah, yaitu kelompok dengan nilai

tertinggi dengan kelompok dengan nilai terendah.

Rumus daya beda:

Keterangan :

D = Daya beda

JA = Jumlah testee kelompok atas

JB = Jumlah testee kelompok bawah

BA = Jumlah testee kelompok atas yang menjawab pertanyaan

dengan benar

BB = Jumlah testee kelompok bawah yang menjawab

pertanyaan dengan benar

d. Uji Efektivitas Produk

Pada uji ini responden diberikan post test dan pre test, kemudian nilai yang

diperoleh melalui kedua test tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis

statistik menggunakan analisis One way Varian (ANOVA) untuk menghitung

efektivitas atau tidaknya produk . jika terdapat perbedaan yang signifikan

Page 130: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

112

antara hasil post tes dan pre test maka produk dapat dikatakan efektif. Adapun

cara menghitung nilai akhir setelah penggunaan produk dapat dihitung dengan

rumus di bawah ini.

Skor digunakan untuk menghitung kemampuan berpikir kritis peseta didik.

Supaya peneliti mampu mengetahui apakah LKPD yang dikembangkan efektif

untuk meningkatkan hasil belajar dalam bentuk kemampuna berpikir kritis

digunakanlah rumus N-Gain

e. Uji Peningkatan (N-gain)

Perhitungan N-Gain diperoleh dari skor pretes dan postes masing-masing kelas

eksperimen. Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah

pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus menurut

Meltzer dalam yulianti (2009:54) adalah sebagai berikut.

Keterangan:

Spost = Skor postes

Spre = Skor pretes

Smaks = Skor maksimum

Interpretasi N-Gain menurut Listiyawati (2012:54) disajikan pada tabel 3.18

berikut.

Tabel 3.18 Klasifikasi Interpretasi N-Gain

Besar Persentasi Interpretasi

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Sumber: Listiyawati (2012:54)

Page 131: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

139

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian adalah

sebagai berikut.

1. Produk LKPD berbasis PBL layak melalui tahap pengembangan, yaitu

analisis kebutuhan (needs analysis), mendesain produk (product design),

tahap pengembangan produk (product development), implementasi produk

(product implementation), dan evaluasi produk (product evaluation). Produk

yang dihasilkan berupa LKPD berbasis Problem Based Learning untuk tema

“Tempat Tinggalku” subtema “Keunikan Tempat Tinggalku” kelas IV SD

yang didesain berdasarkan kurikulum 2013. Kelayakan produk yang

dikembangkan didasari atas beberapa uji validitas oleh 2 orang ahli (ahli

media dan ahli materi) dan praktisi (guru), hasil yang diperoleh dari uji

validitas ahli media diperoleh skor 88,54 dengan kategori sangat baik, dan uji

validitas ahli materi diperoleh skor 96,59 dengan kategori sangat baik,

sedangkan untuk uji praktisi (respon guru) diperoleh skor 2,25 dengan

kreteria menarik. Berdasarkan hasil tersebut maka LKPD berbasis PBL yang

dikembangkan oleh peneliti layak untuk di gunakan.

2. LKPD berbasis PBL menarik digunakan menurut pendapat guru dan peserta

didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik,

Page 132: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

140

3. LKPD efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

peserta didik, pembelajaran yang menggunakan LKPD berbasis PBL lebih

tinggi kemampuan berpikir kritis dibandingkan dengan peserta didik yang

tidak mengunakan LKPD berbasis PBL. Berdasarkan hal tersebut maka

LKPD berbasis PBL tema “Tempat Tinggalku” subtema “Keunikan Tempat

Tinggalku” teruji secara nyata (signifikan) efektif dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian dan pengembangan di atas, implikasi

penelitian pengembangan produk LKPD yang layak, yang mampu memperhatikan

adanya perbedaan individual, sehingga LKPD yang baik itu adalah yang dapat

digunakan baik oleh peserta didik yang lamban, yang sedang maupun yang

pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga

LKPD dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi peserta didik untuk mencari

tahu. Kelayakan LKPD juga dapat memfasilitasi peserta didik terhadap kebutuhan

ilmu pengetahuan, pengalaman dalam pembelajaran, serta mampu

mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

LKPD menarik merupakan upaya untuk meningkatkan motivasi belajar peserta

didik yang memiliki variasi stimulus melalui berbagai bentuk gambar dan warna

sehingga dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,

moral, dan estetika pada diri peserta didik, pengalaman belajarnya ditentukan oleh

tujuan pengembangan pribadi peserta didik (intelektual, emosional dan

sebagainya).

Page 133: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

141

Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan LKPD yang efektif dalam

peningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui pengembangan dan

penerapan materi pelajaran yang terdapat dalam LKPD, dengan harus memenuhi

syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis.

Hasil penelitian yang memberikan dampak positif bagi peningkatan hasil belajar

serta kemampuan berpikir kritis peserta didik, didasari atas model pembelajaran

Problem Based Learning yang mampu menghasilkan suasana belajar yang

kondusif dan menyenangkan serta mampu membuat peserta didik menjadi aktif,

dan kreatif.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran peneliti sebagai berikut.

1. Bagi peserta didik, bahan ajar LKPD berbasis PBL tema “Tempat Tinggalku”

subtema “Keunikan Tempat Tinggalku” dapat digunakan sebagai sumber

belajar mandiri dalam mengembangkan materi pada buku peserta didik

kurikulum 2013 khususnya pada tema “Tempat Tinggalku” subtema

“Keunikan Tempat Tinggalku”, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

berikir kritis peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi belajar yang

diharapkan. LKPD berbasis PBL hanya sebagai salah satu bahan ajar tetap

harus ditunjuang dengan sumber-sumber lainnya yang relevan agar mampu

meningkatkan pemahaman terhadap pelajaran secara maksimal.

2. Bagi guru, perumusan indikator dalam pembelajaran, penyusunan produk

yang memenuhi kebutuhan peserta didik. LKPD berbasis PBL yang

dikembangkan peneliti telah memunuhi syarat pengembangan LKPD dan

Page 134: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

142

materi yang telah sesuai dengan kurikulum 2013 yang berlaku. Peranan guru

dapat diminimalisir peranannya dalam pembelajaran, serta memfungsikan diri

sebagai fasilitator.

3. Bagi Sekolah, penyediaan berbagai kebutuhan pembelajaran. Penyediaan hal-

hal penunjang pembelajaran, seperti buku pegangan peserta didik, pengadaan

sarana pendukung praktikum, maupun perizinan dalam melakukan proses

pembelajaran otentik yang langsung diterapkan dilapangan.

4. Bagi Peneliti, dalam pengembangan produk LKPD berbasis PBL ini dibuat

untuk tema “Tempat Tinggalku” subtema” Keunikan Tempat Tinggalku”

untuk direkomendasikan bagi peneliti selanjutnya, untuk mengembangkan

LKPD untuk tema atau subtema berikutnya.

Page 135: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

143

DAFTAR PUSTAKA

Akmar, S. N., Sew, Lee. Integrating Problem-Based Learning (PBL) in

Mathematics Method Course. Spring. Vol. 4, no. 2

Akbar, Sriwijaya. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Malang:

Cipta Media

Anderson, J.A 2003. Critical Thinking Across the Discplines. Makalah Pada

Faculty Development Seminar in New York City College of Technology,

New York

Arifin, samsul. 2007. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. PT Grasindo:Jakarta

Arend, Ricard I 2008 Learning to Teach ( terjemahan Belajar Untuk Mengajar)

Pustaka Belajar: Yogyakarta

Basham,G.,et al 2008. Critical Thinking A Student Introduction, 3rd

edition

McGraw-Hill: America

Belawati, Tian, dkk.. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Boris Handal, Janette Bobies 2004. Theaching Mathematics Thematically:

Teacher Perspectivees Mathematics Education Research Journal, Vol. 16,

No. 1, 3-18

Bower H.G & Hilgard, E.R 1987, Teori of Learning, Practice-Hall of India private

Limited: New Delhi

Burg, Oudlaan. 2010. The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning.

Spring. Vol. 4, no. 2

Dahar, Ratna Wilis 1989. Teori –teori Belajar. Erlangga: Jakarta

Darmojo, Hendro, Jenny R.E Kaligis, 1993. Pendidikan IPA 2, Depdikbud:

Jakarta

DePorter, Bobbi. dkk. 2013. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman

dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung

Page 136: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

144

Depdiknas,2008 Panduan Pemgembangan Bahan Ajar, tersedia di

http://smpn1pasarkemis.files.wordpress.com diakses pada tanggal 21

Agustus 2016).y

Depdiknas,2009 Pengembangan Bahan Ajar, tersedia di

http://www.scribd.com/doc diakses pada tanggal 21 Agustus 2016.

Direktorat Pendidikan Menengah Pertama. 2006. Pedoman Memilih dan

Menyusun Bahan Ajar. Direktorat Pendidikan Menengah Umum; Jakarta

Ditjen Dikdasmenum, 2004, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan bahan

Ajar, Depdiknas: Jakarta

Ennis, RH , 1996 , Critical Thinking, Prrentice Hall. New York

_________ 2000. An Outline Of Goal a Critical Thinking Curiculum and Its

Assesment [Online]. Tersedia: http://www.criticalthinking.net/goal.html

Fisher, Alec 2008, Berpikir Kritis , Erlangga : Jakarta

Hendra, Surya. 2013. Cara Belajar Orang Genius. Elex Media Komputindo:.

Jakarta.

Herry Hernawan Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Universitas Terbuka. Jakarta.

Ibrahim dkk .2000, Pembelajaran Kooperatif ,: Universitas Negeri Surabaya

Surabaya

Ika Lestari, 2013, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, Akademia

Pratama, Padang.

Innabi, H .2003, Aspects of Critical Thinking in classroom instruction of

Secondary School Mathematics Teacher in Jordan. Procedings of the

International Conference. [Online]. Tersedia :

http://www.unipa.it/grim/21_project/brno03_Innabi.pdf [27 Agustus 2016]

Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. PT

Elex Media Komputindo: Jakarta

Katherine B. Hartman, Cristopher R Moberg, Jamie M. Lambert 2012,

Effectiveness of Problem–Based Learning in Introductory Business Courses,

International Journal Pendagogies, Ohio University

Kemendikbud, 2013 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI: Jakarta

Knuth R.A & Cunningham, D.J 1996. Tools for Contructivism. Springer-Verlag:

Berlin

Page 137: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

145

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. PT

Refika Aditama :Bandung

Kunandar, 2007. Guru Propfesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam

Sertifikasi Guru, Grafindo Persada : Jakarta

Lampiran Peraturan Meteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional nomor 65 tahun

2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta

Lampiran Peraturan Pemerintah No 103 tahun 2014. Kemendiknas. Jakarta

Lika Mariya,. 2016, Pengembangan LKPD Learning Cycle 7-E Materi Pemanasan

Global Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, FKIP

UNILA

Loeloek Endah Purwanti dan Sofan Amri, 2013, Panduan Memahami Kurikulum

2013, PT Prestasi Pustaka: Jakarta

Meltzer , D.E , 2002 The Ralationship Batween Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in

Diagnostic Pretest Scores. American Journal Physics.70 (12) pp.1259-1268

Muhson, A. 2009. Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa

Melalui Penerapan Problem-Based Learning. Jurnal Kependidikan. Vol. 39,

No. 2. PP. 171-182.

Ngalimun, 2012 Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo :

Yogyakarta

Nur, dkk, 2000, Pembelajaran Kooperatif , UNESA University Press: Surabaya

Nur Arifin, 2008, An Analysis Of The Quality Of English Student Work Sheet

Used By Second Year Of Junior High School Arranged By MGMP Team In

Trenggalek, Universitas Muhammadiyah Malang, American Juornal Expert

Paul,R., Elder, L. 2004 The Nature and Finctions of Critical and Creative

Thinking. [Online]. Tersedia; www.criticalthinking [24 agustus 2016]

Poedjiadi, Anna, 1999, Pengantar Filsafat Ilmu Bagi Pendidik, Penerbit Yayasan

Cendrawasih: Bandung

Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif

(menciptakan metode pembelajaaran yang menarik dan menyenangkan).

Diva Press: Yogyakarta

Page 138: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

146

Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik : Tinjauan Teoritis

dan Praktek. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Putri Rahayu Wulansari, 2016, Pengembangan LKPD Dengan Model Problem

Based Learning (PBL) pada Materi Fluida Statis, FKIP UNILA

Pusfarini 2016, Pengembangan LKPD Model Pembelajaran Berbasis Masalah

yang Mengakomodasi Gender Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

Kreatif Peserta didik SMP Pada Materi Sains, Program Pasca sarjana

Magister Keguruan IPA FKIP UNILA

Ratumanan, T. G. 2004. Belajar dan Pembelajaran edisi kedua. Unesa University

Press

Rusman, 2010, Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme

Guru . Rajawali Pers. Jakarta

Rusman, 2015, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian.

Raja Grafindo Persada. Jakarta

Ririn Andriyani, 2016, Pengembangan Lembar Kerja Siswa Model Problem

Based Learning Materi Suhu dan Kalor, FKIP UNILA.

Sagala Syaiful, 2004. Konsep dan Makna Pembelajaran. Rieneka Cipta :

Bandung

Sanjaya, Wina 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasikan Standar Proses

Pendidikan, Kencana: Jakarta

Shymansky, James A & Keyle, William C. Jr. 1992. Establishing a Research

Agenda: Critical Issues of Science Curriculum Reform. JRST, Vol 29 Issues

8.

Sinta Alfionita, 2016, Pengembangan LKPD (LKPD) Berbasis Inkuiri Terbimbing

Pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke, FKIP UNILA

Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.

Allyn and Bacon: Boston

Suryabrata, Sumadi. 2001, Metodologi Penelitian Pendidikan. Raja Grafindo

Persada:. Jakarta

Sudarman. 2007. Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran Untuk

Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah.

Jurnal Pendidikan Inovatif. Vol. 2 no. 2. PP. 68-73

Suci, N. M. 2008. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi

Page 139: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/27073/4/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sekolah Dasar PPs FKIP Universitas Lampung. Tesis ini dapat diselesaikan

147

Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha. Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan. Vol. 2 no. 1. PP. 74-86.

Sugiarto, 2011, Landasan Pengembangan Bahan Ajar, Politeknik Kesehatan

Kemenkes, Semarang

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Alfaet , Bandung

Sukamto, Hadi.1993. Lembar Kerja Siswa (LKS).

http://lenterakecil.com/Pengertia-lembar-kerja-siswa-lks. (26 Agustus 2016)

Suryaningrat, Widodo, dkk. 2009. Bank Soal Matematika untuk SMA kelas X, XI,

dan XII. Bandung: M2S Bandung.

Suryanto, Eko, dan Sartinem. 2009. Pengembangan contoh Lembar Kerja Fisika

Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan

Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung, prosiding

Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandar Lampung Unila.

Tarigan, Hendry Guntur, 2011. Menulis Sebagai Keterampilan Bahasa, Aksara:

Bandung

Trianto, 2009 Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara :Jakarta

Trianto. 2013. Desain Pengembangan Pembelajaran Temati Bagi Anak Usia Dini

TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Kencana Prenada Media Group.

Jakarta.

Turgut Umit, Fatih Gurbuz, Riza Salar, Ufuk Toman (2013), The Viewpoints Of

Physics Teacher Candidates Towards The Concepts In Special Theory Of

Relativity And Their Evaluation Designs, International Journal Of Academic

Research Turkey, Vol. 5. No. 4. July, 2013

Widjajanti, Endang, 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa, , UNY: Yogyakarta

Wina Sanjaya 2007 Strategi Pembelajaran berorientasikan standart proses

pendidikan, Media Grup: Jakarta

Widodo, Chomsin S. dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar

Berbasis Kompetensi, Gramedia : Jakarta:

Yildirim, Sevil Kurt, Alipaşa Ayas (2011), The Effect Of The Worksheets On

Students’ Achievement In Chemical Equilibrium, Journal Of Turkish

Science Education Volume 8, Issue 3, September 2011

Yunus, A 2016 Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013,:

Refika Aditama: Bandung