pengembangan lkpd menulis teks eksposisi ...digilib.unila.ac.id/57429/3/tesis tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS MODELDISCOVERY LEARNING UNTUK SISWA
KELAS VIII SMP/MTs
Tesis
OlehFariz Hidayatulloh
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2019
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS EKSPOSISI
BERBASIS MODEL DISCOVERY LEARNING
UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS
Oleh
FARIZ HIDAYATULLOH
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk LKPD berbasis model Discovery
Learning pada materi menulis teks eksposisi, Mendeskpsisikan kelayakan LKPD Menulis
Teks Eksposisi, dan Menguji efektivitas LKPD Menulis Teks Eksposisi Berbasis Model
Discovery Learning. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian dan pengembangan
yang mengacu pada tahapan-tahapan penelitian pengembangan Borg dan Gall. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP/MTs yang melaksanakan kurikulum 2013 di
Kecamatan Panjang, kota Bandar Lampung, dengan sampel di MTs Al Asyraiyah Panjang,
MTs Muhajirin Panjang, MTs Mahtahul Anwal Panjang. Teknik pengumpulan data dengan
observasi, wawancara, dan penyebaran angket di tiga sekolah. Analisis data dilakukan melalui
analisis deskriptif dan uji gain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) berhasil dikembangkan bahan ajar berupa “LKPD
Menulis Teks Eksposisi Berbasis Model Discovery Learning”, 2) kelayakan lembar kegiatan
peserta didik secara keseluruhan dinyatakan “sangat layak” oleh ahli materi, ahli media, dan
praktisi dengan persentase penilaian 93, 80, dan 93, 3) lembar kegiatan peserta didik efektif
meningkatkan kemampuan menulis teks ekposisi pada masing-masing sekolah dengan nilai N-
gain sebesar (0,48), (0,44), dan (0,54) termasuk dalam kategori “sedang”.
Kata kunci: berbasis model discovery Learning, lembar kegiatan peserta didik, teks ekpsosisi.
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF WRITING LKPD IN EXPOSITION TEXT
BASED ON DISCOVERY LEARNING MODEL FOR EIGHTH GRADE
OF SMP/MTS STUDENTS
By
FARIZ HIDAYATULLOH
The research aims to produce an LKPD-based Discovery Learning model on the exposition text
writing material, The eligibility of LKPD writes text exposition, and it tests the effectiveness of
LKPD writing text-based exposition of Discovery Learning. Research is conducted with a
research and development approach that refers to the phases of the Borg and Gall development
research. The population in this research is grade VIII students of SMP/MTs who carry out the
2013 curriculum in Panjang District, Bandar Lampung City, With samples in MTs Al Asyraiyah
long, MTs Muhajirin long, MTs Mahtahul Anwal Panjang. Data collection techniques with
observations, interviews and poll dissemination in three schools. Data analysis is done through
descriptive analysis and gain test.
The results showed that 1) successfully developed teaching materials in the form of "LKPD writing the
text based exposition Discovery Learning Model", 2) The feasibility of the overall student activity sheet is
"very worthy" by material experts, media experts, and practitioners with a percentage assessment of 93,
80, and 93, 3) The student activity sheet effectively improves the ability to write an expositional text in
each school with an N-gain value of (0.48), (0.44), and (0.54) belonging to the "medium" category.
Keywords: model-based Discovery Learning, student activity sheets, expsoside texts.
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS EKSPOSISI
BERBASIS MODEL DISCOVERY LEARNING
UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS
Oleh
FARIZ HIDAYATULLOH
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2019
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada 27 April 1993,
Putra bungsu dari pasangan M Zamman (Alm) dan
Kemalahayati. Penulis memulai pendidikan di TK Al
Kautsar , Bandarlampung diselesaikan pada 1999; SD Al
Kautsar, Bandarlampung diselesaikan pada 2005; SMP Al
Kautsar Bandarlampung diselesaikan pada 2008; SMA
Muhammadiah 2, Bandarlampung diselesaikan pada 2011; Strata-1 (S-1) Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, STKIP
Bandarlampung diselesaikan pada 2015. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Lampung pada 2017.
MOTO
ابرين مع الصه والله
Dan Allah bersama orang orang yang sabar
(Qs. Al-Anfal: 66)
نفسا إله وسعها ل يكل ف الله
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya
(Qs. Al Baqarah: 286)
PERSEMBAHAN
Ya, Allah Ya, Tuhanku, Tuhan semesta alam. Mahasuci Engkau yang telah
menurunkan Islam dan mengangkat serta meninggikan derajat wanita sama
dengan kaum laki-laki di sisi-Mu. Terima kasih Tuhan atas segala nikmat-Mu,
baik berupa perlindungan, keselamatan, keindahan, kebahagiaan, kelebihan
maupun kekuranganku, dan atas takdirku yang tertulis di Lauhil Mahfudz-Mu.
Penuh dengan kerendahan hati dan atas rasa hormat serta baktiku,
kupersembahkan tesis ini kepada orang-orang tersayang.
1. Kedua orang tuaku tercinta yang telah membesarkanku, mendidikku,
mendoakan, dan selalu menanti keberhasilanku.
2. Kakak-kakakku yang selalu memberikan motivasi, dukungan, bantuan, dan
doa.
3. Almamater tercinta, Universitas Lampung, yang telah mendewasakan dan
mengiringi keberhasilanku.
SANWACANA
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wataala yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga tesis ini terselesaikan. Tesis dengan judul “Pengembangan LKPD
Menulis Teks Eksposisi Berbasis Model Discovery Learning untuk Siswa Kelas
VIII SMP/MTs” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
di Universitas Lampung.
Penulis dalam menyelesaikan tesis ini banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang setulusnya kepada pihak-pihak berikut.
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Prof. Drs. Mustofa, MA., Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Lampung.
3. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
4. Dr. Sumarti, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
membantu, membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada
penulis dengan penuh kesabaran selama proses penyelesaian tesis.
5. Dr. Farida Ariyani, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah banyak
membantu, memberikan bimbingan, serta kritik dan saran yang sangat
berarti selama proses penyelesaian tesis.
6. Dr. Iing Sunarti, M.Pd., selaku dosen pembahas I yang telah memberikan
kritik, saran, dan motivasi kepada penulis.
7. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., selaku dosen pembahas II yang telah memberikan
kritik, saran, dan motivasi kepada penulis.
8. Seluruh dosen Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah mendidik dan memberikan berbagai bekal ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat.
9. Mudiarni, S.Pd., selaku Guru Bahasa Indonesia di MTs Al Asyariyah
Panjang, Rohana, S.Pd., selaku Guru Bahasa Indonesia MTs Mahtahul
Anwar Panjang, Guru Bahasa Indonesia Ghia Subagja, S.Pd, MTs
Muahajirin Panjang dan yang telah membantu penulis selama proses
penelitian.
10. Teman-teman di Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia angkatan 2017, terimakasih atas dukungan, persahabatan, serta
kebersamaan yang kalian berikan.
11. Seseorang yang aku cita-citakan menjadi calon makmum dalam hidupku
yang begitu sabar memotivasi dan menemaniku dalam penyelesaian tesis.
12. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan tesis.
Semoga Allah Subhanahu Wataala membalas semua budi baik pihak yang telah
membantu penulis. Penulis juga mohon maaf apabila terdapat kata yang salah,
kekurangan, dan kekhilafan dalam penulisan tesis ini. Penulis berharap semoga
tesis ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi kemajuan pendidikan,
khususnya Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Bandar Lampung, April 2019
Penulis,
Fariz Hidayatulloh
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN Halaman
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 12
E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian bahan ajar ................................................................................. 13
1. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar ...................................... 13
2. Pengembangan Bahan Ajar .................................................................. 15
3. Jenis-jenis Bahan Ajar.......................................................................... 17
B. Menulis ....................................................................................................... 22
1. Tujuan Menulis .................................................................................... 23
2. Manfaat Menulis .................................................................................. 23
C. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)....................................... 24
1. Kriteria Kualitas Lembar Kerja ........................................................... 25
2. Sistematika Penulisan LKPD ............................................................... 27
3. Langkah-langkah Menyusun LKPD .................................................... 28
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .................................................. 30
5. Komponen LKPD ............................................................................... 31
6. Fungsi LKPD ....................................................................................... 32
7. Tujuan LKPD ....................................................................................... 34
D. Teks Eksposisi ........................................................................................... 34
1. Hakikat Teks Eksposisi ........................................................................ 36
2. Menginterprestasikan Isi Teks Eksposisi ............................................. 37
3. Menelaah Stuktur dan kebahasaan Teks Eksposisi .............................. 37
4. Menyusun Isi Teks Eksposisi ............................................................... 39
E. Pengertian Discovery Learning .................................................................. 39
1 Tujuan Pembelajaran Discovery Learning ........................................... 40
2 Karakteristik Discovery Learning ........................................................ 41
3 Perananan Guru dalam Pembelajaran Discovery Learning ................. 43
4 Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning ................................. 44
5 Langkah-langkah Discovery Learning ................................................ 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembanga .......................................................................... 53
B. Tempat Penelitian ............................................................................. 55
C. Spesifikasi Produk Pengembangann .................................................. 55
D. Langkah Penelitan Pengembangan .................................................... 56
E. Studi pendahuluan .............................................................................. 57
1. Perancangan dan Pengembagan Produk ....................................... 58
2. Evaluasi Peoduk ........................................................................... 59
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 61
G. Instrumen ........................................................................................... 62
H. Analisis data ...................................................................................... 72
a. Uji kelayakan dari pakar/ahli praktis ............................................. 73
b. Uji kelayakan penggunaan LKPD .................................................. 73
c. Uji efektivitas ................................................................................. 74
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 75
1. Studi Pendahuluan ................................................................................ 76
a. Potensi dan Masalah ....................................................................... 76
b. Pengumpulan Data Pengembangan LKPD .................................... 87
c. Menentukan Jenis dan Bentuk Bahan Ajar .................................... 89
2. Pengembangan Produk Awal ............................................................ 90
a. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi ............ 92
b. Sebaiknya Anda Tahu .................................................................... 93
c. Memahami teks eksposisi melalui model discovey learning ......... 93
3. Evaluasi dan Revisi ................................................................................ 95
4. Kelayakan Produk .................................................................................. 131
5. Hasil Efektivitas ..................................................................................... 138
B. Pembahasan .......................................................................................... 140
1. Hasil Pengembagan LKPD .................................................................. 140
2. Hasil Kelayakan LKPD ........................................................................ 146
3. Hasil Uji Efektivitas LKPD ................................................................. 149
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 152
B. Saran .................................................................................................... 153
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator dari Kompetensi Dasar ........................................................ 37
2.2 Indikator dan Kompetisi Dasar ............................................................ 37
3.1 Kisi-Kisi Angket Wawancara Guru terhadap Kebutuhan LKPD ........ 62
3.2 Kisi-Kisi Angket Wawancara Siswa terhadap Kebutuhan LKPD ....... 64
3.3 Instreumen Evaluasi LKPD Teks Ekposisi .......................................... 65
3.4 Instrumen Peniliaan Teman Sejawat/Praktisi Uji Coba LKPD........... 65
3.5 Instrumen Uji Coba LKPD kepada Siswa sebagai Pengguna .............. 69
3.6. Pedoman Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Eksposisi .......... 70
3.7 Kategori Penilaian Teks Eksposisi Peserta Didik ................................ 74
3.8 Kriteria Tingkat Kelayakan .................................................................. 74
3.8 Kriteria Interpresantasi N-Gain ............................................................ 74
4.1 Hasil Wawancara Guru terhadap Kebutuhan Bahan Ajar.................... 77
4.2 Hasil Wawancara Peserta Didik terhadap Kebutuhan
Bahan Ajar ........................................................................................... 84
4.3 Kompetensi Dasar yang Dibahas pada LKPD ..................................... 96
4.4 Instrumen Evaluasi Formatif LKPD Teks Eksposisi ........................... 97
4.5 Penilaian Kelayakan Isi Ahli Materi ................................................... 98
4.6 Penilaian Kelayakan Bahasa Ahli Materi ............................................ 99
4.7 Penilaian Kelayakan Kegrafikan Ahli Materi ...................................... 100
4.9 Hasil Validasi Ahli Materi ................................................................... 101
4.10 Penilaian Kelayakan Isi Ahli Media .................................................... 103
4.11 Penilaian Kelayakan Bahasa Ahli Media ............................................. 104
4.12 Penilaian Kelayakan Penyajian Ahli Materi ........................................ 105
4.13 Penilaian Kelayakan Kegrafikan Ahli Media ...................................... 106
4.14 Hasil Validasi Ahli Media .................................................................... 107
4.15 Penilaian Kelayakan Bahasa oleh Praktisi/Teman Sejawat ................. 107
4.16 Penilaian Kelayakan Isi oleh Praktisi/Teman Sejawat ......................... 110
4.17 Penilaian Kelayakan Penyajian Praktisi/Teman Sejawat ..................... 111
4.18 Penilaian Kelayakan Kegerafisan oleh Praktisi/Teman Sejawat ......... 112
4.19 Hasil Validasi Praktisi .......................................................................... 113
4.20 Saran Perbaikan LKPD Ahli Materi .................................................. 115
4.21 Saran Perbaikan LKPD Ahli Media ..................................................... 117
4.23 Tingkat Kelayakan oleh Guru Bahasa Indonesia ................................. 118
4.24 Hasil Uji Penggunaan LKPD pada Skala Kecil ................................... 124
4.25 Hasil Uji Penggunaan LKPD Skala Luas
di MTs Al Asyariyah Panjang ............................................................. 126
4.26 Hasil Uji Penggunaan LKPD Skala Luas
di MTs Muhajirin Panjang .................................................................. 127
4.27 Hasil Uji Penggunaan LKPD Skala Luas
di MTs Mahtahul Anwar ..................................................................... 129
4. 28 Hasil Penilaian LKPD pada Uji Skala Luas Responden
Peserta Didik ........................................................................................ 131
4.29 Hasil Validasi LKPD pada Uji Skala Luas Responden Guru .............. 132
4.30 Saran Perbaikan Guru Bahasa Indonesia ............................................. 133
4.31 Hasil Revisi Guru Bahasa Indonesia MTs Muahajirin ........................ 133
4.32 Hasil Revisi Guru Bahasa Indonesia MTs Mahtahul Anwar ............... 134
4.33 Saran Perbaikan Siswa SMP Kelas VIII .............................................. 136
4.34 Hasil Revisi Siswa MTs Al-Asyariyah ................................................ 137
4.35 Hasil Revisi Siswa MTs Muhajirin ...................................................... 137
4.36 Hasil Revisi Siswa MTs Mahtahul Anwar ........................................... 137
4.37 Hasil Pretest,Posttest, dan N-gain ...................................................... 139
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
Deevelopment(R&D) menurut Borg dan Gall...................................... 54
3.2 Tahapan-tahapan Penelitian Pengembangan LKPD ............................ 57
4.1 Peta LKPD Bahasa Indonesia pada Kompetensi Inti (KI 3 dan 4)
Keterampilan Menulis .......................................................................... 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Muhaimin (2009: 76) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Majid (2013: 174) menyebutkan bahan ajar adalah segala bentuk
bahan, informasi, alat, dan teks yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar diperlukan
sebagai pedoman beraktivitas dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan
substansi komponen yang dibelajarkan kepada peserta didik. Dengan bahan ajar,
program pembelajaran dapat dilaksanakan secara lebih teratur karena guru sebagai
pelaksana pendidikan akan memperoleh materi yang jelas.
Pengembangan bahan ajar harus memerhatikan tuntutan kurikulum. Artinya, bahan
ajar yang akan dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Guru dituntut untuk
mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung
kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok
ataupun suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan
2
kurikulum. Bahan suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk
memperkaya, menambah atau, memperdalam isi kurikulum.
Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber
baik berupa pengalaman, pengetahuan sendiri, maupun penggalian informasi dari
narasumber baik orang ahli maupun teman sejawat. Demikian pula, referensi dapat
kita peroleh dari buku-buku, media masa, atau internet. Namun demikian, bahan yang
sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu
mengembangkan bahan sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan yang terlalu banyak
membuat mereka bingung, maka guru perlu membuat bahan ajar untuk menjadi
pedoman bagi siswa.
Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas
peserta didik untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran. Permendikbud Nomor 103
konsep pembelajaran pada kurikulum 2013 menyebutkan pembelajaran merupakan
suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik,
sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga
dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan
yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Pengembangan potensi peserta
didik tersebut tidak terlepas dari bahan ajar.
3
Pembelajaran yang efektif dan efisien tidak terjadi dengan sendirinya namun
dirancang oleh guru melalui pengelolaan pembelajaran dan pemanfaatan sumber daya
pembelajaran dalam menciptakan suasana yang kondusif untuk mencapai tujuan. Hal
ini tertuang dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakannya secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesui dengan minat, bakat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. Dengan demikian, perencanaan
pembelajaran yang menerapkan media, metode, dan strategi yang tepat, serta peranan
guru dalam proses pembelajaran yang mampu memotivasi siswa sehingga dapat
menulis teks eksposisi menjadi hal yang penting untuk ditulis dan dikelola.
Salah satu mata pelajaran yang akan dicapai di dalam Kurikulum 2013 adalah
Bahasa Indonesia yang diatur oleh Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada
pendidikan dasar dan menengah. Pelajaran Bahasa Indonesia di dalam Kurikulum
2013 secara umum bertujuan agar peserta didik mampu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Adapun Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan
berdasarkan keempat keterampilan tersebut saling berhubungan dan saling
mendukung dalam pengembangan tiga ranah utamanya, yakni pembelajaran
berbahasa, bersastra, dan pengembangan literasi.
4
Keterampilan berbahasa yang termasuk ke dalam berkomunikasi secara lisan
adalah keterampilan berbicara dan menyimak, sedangkan keterampilan berbahasa
yang termasuk ke dalam berkomunikasi secara tulisan adalah keterampilan
membaca dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang cukup
penting yaitu, keterampilan menulis. Melalui tulisan seseorang dapat
mengungkapkan pikiran dan gagasannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Materi pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk di
antaranya adalah menulis teks eksposisi.
Bahan ajar yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu lembar kerja
peserta didik atau LKPD. LKPD dapat disebut juga dengan Lembar Kerja Siswa
(LKS). Lembar kerja peserta didik merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk
pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan peserta didik yang mengacu
pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2015:204). Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) sangat berperan penting bagi pembelajaran di kelas untuk
memecahkan suatu masalah.
Eksposisi adalah wacana yang berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok
pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca karangan itu. Wacana ini
bertujuan menyampaikan faka-fakta secara teratur, logis, dan saling bertautan dengan
maksud untuk menjelaskan suatu ide, istilah, masalah, proses, dan unsur-unsur
sesuatu, hubungan sebab-akibat, dan sebagainya agar diketahui oleh orang lain
(Syafi‟ie, 2014: 70). Adapun pembelajaran menulis teks eksposisi tertuang di dalam
5
Silabus kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada KD 3.6
Mengidentifikasi struktur, unsur kebahasaan, dan aspek lisan dalam teks eksposisi
artikel ilmiah popular (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keberagaman
budaya, dll) yang diperdengarkan atau dibaca, KD 4.6 Menyajikan gagasan dan
pendapat ke dalam bentuk teks eksposisi artikel ilmiah popular (lingkungan hidup,
kondisi sosial, dan/atau keberagaman budaya, dll) secara lisan dan tertulis dengan
memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan aspek lisan.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang bagi kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan psikologis peserta didik. Pada jenjang SMP/MTs peserta dituntut
untuk mandiri. Senada dengan hal tersebut, materi pembelajaran teks eksposisi dapat
menggunakan pendekatan discovery learning. Pembelajaran discovery learning
adalah suatu pendekatan untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan
tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan pendekatan
discovery learning, anak juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan
sendiri problem yang dihadapi.Kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan
bermasyarakat (Hosnan , 2014: 282).
Model pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang sesuai
dengan kurikulum 2013 yang menuntut siswa belajar secara saintifik dengan
mengamati, mengklasifikasi, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Model
6
pembelajaran discovery learning ini sangat cocok digunakan untuk pemahaman teks,
karena sangat menuntut peran aktif siswa sebelum, saat, dan setelah membaca teks.
Persfektif yang ditunjukkan oleh model pembelajaran discovery learning yaitu
mengarah pada keaktifan siswa dalam menemukan konsep pelajaran itu sendiri.
Model pembelajaran discovery learning menuntut siswa untuk berperan aktif yaitu
dengan menemukan informasi sendiri. Hal ini serupa dengan pendapat Cahyo
(2013:103) yang mengatakan bahwa, “model pembelajaran discovery learning
mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.”
Penerapan model pembelajaran discovery learning akan membantu siswa memacu
ingatan secara lebih mudah. Siswa tidak akan merasa kesulitan untuk menuangkan
ide-ide yang telah ia temukan sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal dengan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia di MTs Al Asyariyah Panjang, dapat diketahui bahwa siswa sering merasa
kesulitan dalam menungkan ide atau gagasan menjadi sebuah tulisan. Hal ini dapat
disebabkan oleh faktor dalam diri siswa, seperti sikap malas dalam menulis ataupun
faktor berasal dari luar, seperti kurangnya pembinaan kemapuan menulis dari orang
tua maupun guru, kurangnya materi atau bahan untuk menulis, dan kurang latihan,
melihat permasalahan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia maka dapat
disimpulkan bahwa pengembangan kemampuan menulis teks eksposisi siswa
SMP/MTs belum dilakukan secara optimal. Diperlukan berbagai upaya untuk
7
mewujutkan proses pengembangan kemampuan menulis teks eksposisi siswa secara
lebih baik.
Selain dengan cara menerapkan berbagai model pembelajaran yang bervariatif, upaya
peningkatan menulis teks eksposisi siswa juga dapat dilakuakan dengan cara
memanfaatkan bahan ajar LKPD sebagai sumber belajar untuk berlatih menulis teks
eksposisi. Pada umumnya, saat ini siswa kelas VIII SMP/MTs telah menggunakan
buku teks yang didistribusikan dari pusat sebagai sumber belajar utama. Buku teks
yang didistribusikan dari pusat memuat seluruh kompetensi dasar yang akan
dipelajari siswa pada setiap kelas. Untuk SMP/MTs, kompetensi dasar menulis teks
eksposisi juga termuat di dalamnya. Melalui buku itulah siswa memperoleh
pengetahuan tentang menulis teks eksposisi selain dari penjelasan gurunya. Akan
tetapi, keberadaan buku teks sering kali tidak mencukupi kebutuhan akan
pengembangan menulis teks eksposisi peserta didik. Buku teks tersebut sering kali
hanya menyajikan materi dasar tentang menulis teks eksposisi, dan tidak
memfokuskan pada satu aspek keterampilan saja, sehingga siswa merasa bingung dan
kurang mampu berlatih sendiri dalam meningkatkan keterampilan menulis teks
eksposisi.
Hasil observasi berupa wawancara yang diperoleh prapenelitian saat melakukan
kegiatan prapenelitian di MTs Al asyariyah Panjang. Menurut Ibu Mudiarni, S.Pd
selaku guru Bahasa Indonesia adalah tentang pembelajaran Bahasa Indonesia materi
teks eksposisi, menyatakan bahwa hasil belajar pada materi teks ekpsosisi tidak
maksimal. Alasan tidak maksimalnya hasil belajar pada materi teks ekpsosisi,
8
meliputi (1) siswa kurang memahami materi tersebut, (2) pembelajaran yang
berlangsung bersifat monoton dan konvensional, peserta didik hanya mendengarkan
teks yang dibacakan oleh guru, ataupun membacanya melalui media cetak
(verbalisasi), (3) Media dan bahan ajar yang digunakan hanya terbatas pada buku
pegangan guru yang diberikan oleh pemerintah.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran teks
ekpsosisi, guru pada umumnya hanya menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan
materi menulis saja. Dalam konteks ini, seharusnya guru tidak hanya memahami
bahan materi yang akan diajarkan, tetapi hendaknya memahami semua karakteristik
yang terkandung di dalamnya sehingga dapat dengan mudah menerapkan paradigma
baru dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi tersebut guru kurang memberikan
kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan kreativitasnya sendiri. Dengan
model pembelajaran seperti itu banyak siswa yang semakin pasif dan cenderung
merasa bosan. Untuk mengatasi masalah dalam proses pemebelajaran yang pasif dan
cenderung merasa bosan dapat diterapkan dalam kegiatan menulis teks ekpsosisi
diantaranya model pembelajaran discovery learning.
Bahan ajar yang digunakan di SMP/MTs hanya menggunakan buku teks yang
disediakan sekolah, berdasarkan informasi yang disampaikan guru, kepala sekolah
dan peserta didik. Guru belum menggunakan bahan ajar tambahan seperti LKPD atau
bahan ajar lainnya yang dibuat sendiri dengan menyesuaikan materi dan kebutuhan
peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis tiga guru SMP/MTs
belum ada yang menggunakan LKPD buatan sendiri. Guru SMP/MTs hanya
9
menggunakan kumpulan soal-soal yang dibuat sendiri. Dibuktikan dengan hasil
analisis siswa Sebanyak 80% siswa menyatakan membutuhkan panduan kegiatan
dalam bentuk LKPD untuk membantu mempelajari materi menulis teks eksposisi
berpendapat membutuhkan LKPD yang menarik. Bahan ajar yang selama ini
digunakan hanya berisikan materi dan soal-soal.
Berdasarkan penelitian sebelumnya pernah dilakukan dengan model pembelajaran
berbasis Model Discovery Learning oleh Rosmelia (2015) dengan judul “Model
Discovery Learning Dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Cerita Fantasi Dan
Hubungannya Dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1
Jatisari Kota Karawang”, Elsa (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh
Penggunaan Model Discovery Learning Terhadap Keterampilan Menulis Karangan
Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Pariaman”, Sari (2016) dengan judul
(Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Keterampilan Menulis Teks
Eksposisi Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang”, dan jurnal Jenni Kabrina
(2015 ) dengan judul“Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning Terhadap
Keterampilan Memproduksi Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 30 Padang”
Para penelitian sebelumnya bahwa pembelajaran model Discovery Learning berhasil
dilakukan pada saat pembelajaran menulis, dengan model Discovery Learning siswa
mampu menulis dengan kreatif dan mandiri .
Alasan penulis memilih judul penelitian “Pengembangan LKPD Menulis Teks
Eksposisi Berbasis Model Discovery Learning Untuk Siswa Kelas VIII SMP/MTs”.
yaitu untuk mengembangkan kemampuan anak dalam menulis teks eksposisi dengan
10
menggunakan strategi baru dalam pembelajaran. Model pembelajaran Discovery
Learning memiliki beberapa kelebihan pada saat pembelajaran yaitu Pertama, dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah. Kedua, Pengetahuan
yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan, dan transfer. Ketiga, Peserta didik akan mengerti konsep dasar
dan ide-ide lebih baik. Keempat, Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas
inisiatif sendiri. Kelima, Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif
sendiri, dan keenam suatu proses belajar menjadi lebih terangsang Hosnan (2014:
287-288). dalam penelitian sebelumnya dipandang perlu untuk dijadikan acuan bagi
peneliti dalam melakukan penelitian.
Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan model
Discovery Learning terhadap kemampuan menulis teks eksposisi pada siswa kelas
VIII, dengan judul penelitian “Pengembangan LKPD Menulis Teks Eksposisi
Berbasis Model Discovery Learning Untuk Siswa Kelas VIII SMP/MTs”. Dari
penelitian sebelumnya kelebihan dari penelitian ini mengembangkan LKPD
menggunakan model discovery learning.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, rumusan masalah
dari penelitian ini adalah
1. Bagaimanakah pengembangan produk berupa bahan ajar “LKPD Menulis Teks
Eksposisi Berbasis Model Discovery Learning” peserta didik kelas VIII
SMP/MTs?
11
2. Bagaimanakah kelayakan bahan ajar “LKPD Menulis Teks Eksposisi Berbasis
Model Discovery Learning” peserta didik kelas VIII SMP/MTs?
3. Bagaimanakah efektivitas bahan ajar “LKPD Menulis Teks Eksposisi Berbasis
Model Discovery Learning” peserta didik kelas VIII SMP/MTs?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Menghasilkan produk LKPD Menulis Teks Eksposisi Berbasis Model Discovery
Learning peserta didik kelas VIII SMP/MTs.
2. Mendeskpsisikan kelayakan LKPD Menulis Teks Eksposisi Berbasis Model
Discovery Learning peserta didik kelas VIII SMP/MTs
3. Menguji efektivitas LKPD Menulis Teks Eksposisi Berbasis Model Discovery
Learning peserta didik kelas VIII SMP/MTs.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara
praktis. Adapun manfaat tersebut, yaitu sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
mengembangkan bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
pembelajaran menulis teks eksposisi dan menambah perbendaharaan
Pengembagan LKPD berbasis model discovery learning pada pembelajaran
Bahasa Indonesia tingkat SMP/MTs.
12
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian pengembangan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu
bagi peserta didik, bagi guru, dan bagi sekolah. Secara terinci diuraikan sebagai
berikut.
a. Manfaat bagi peserta didik, hasil penelitian pengembangan ini dapat
membantu peserta didik mampu menulis teks eksposisi
b. Manfaat bagi guru, hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan
sebagai alternatif atau bahan rujukan untuk pembelajaran menulis, khususnya
menulis teks eksposisi dan memberikan informasi tentang bagaimana menulis
teks eksposisi melalui model discovery learning.
c. Manfaat bagi sekolah, hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan
sebagai bahan pengambilan kebijakan sekolah berkaitan dengan bahan ajar,
khususnya bahan ajar LKPD untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.
1. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII SMP/MTs Al Asyariyah
Panjang, SMP/MTs Matlaul Anwar Panjang, dan SMP/MTs Muhajirin Panjang
tahun pelajaran 2018/2019
2. Objek penelitian ini adalah Mendeskripsikan pengembangan LKPD menggunakan
model discovery learning pada siswa kelas VIII SMP/MTs.
3. Lokasi uji skala luas dalam penelitian ini dilaksanakan di SMP/MTs Al Asyraiyah,
SMP/MTs Matlaul Anwar Panjang, dan SMP/MTs Muhajirin Panjang.
4. Waktu penelitian ini adalah tahun pelajaran 2018/2019.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis
maupun tidak sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa
untuk belajar (Daryanto dan Dwicahyono, 2014: 171). Guru harus memiliki atau
menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan: kurikulum, karakteristik sasaran, dan
tuntutan pemecahanmasalah belajar.
Bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta
didik. Pelayanan individu peserta didik dapat tercipta dengan baik melalui bahan ajar
yang memang dikembangkan secara khusus. Peserta didik hanya berhadapan dengan
bahan ajar yang terdokumentasi secara apik melalui informasi yang konsisten. Hal ini
dapat memberikan kesempatan belajar menurut kecepatan masing-masing peserta
didik. Bagi mereka yang mungkin memilikidaya kecepatan belajar dan
mengoptimalkan kemampuan belajarnya. Adapun peserta didik lain yang memiliki
kelambanan belajar dapat mempelajari secara berulang-ulang. Peranan bahan ajar
menjadi lebih fleksibel karena menyediakan kesempatan belajar menurut cara
masing-masing peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik menggunakan taktik
14
belajar yang berbeda-beda untuk memecahkan masalah yang dihadapi berdasarkan
latar belakang pengetahuan dan kebiasaan masing-masing. Optimalisasi pelayanan
belajar terhadap peserta didik dapat terjadi dengan baik melalui bahan ajar. Jadi,
pentingnya bahan ajar mencakup tiga elemen penting (1) sebagai representasi sajian
guru, dosen, atau instruktur, (2) sebagai sarana pencapaian standar kompetensi,
kompetensi dasar, atau tujuan pembelajaran, dan (3) sebagai optimalisasi pelayanan
terhadap peserta didik (Yaumi, 2013: 245-246).
1. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun dengan tujuan sebagai berikut.
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar sesuai dengan
karakteristik dan seting atau lingkungan sosial peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
makalah-makalah teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Daryanto dan
Dwicahyono, 2014: 171-172).
Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan
bahan ajar sendiri, yakni sebagai berikut.
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa, tidak lagi bergantung kepada materi yang terkadang sulit
untuk diperoleh.
15
b. Bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan
berbagai referensi.
c. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan
ajar.
d. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif
antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada
gurunya.
e. Menambah angka kredit DUPAK (Daftar Ulasan Pengusulan Angka Kredit) jika
dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan (Daryanto dan Dwicahyono, 2014:
172).
Adapun manfaat bagi peserta didik, yaitu sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru.
c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari sikap kompetensi yang harus
dikuasainya (Daryanto dan Dwicahyono, 2014: 172).
2. Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis
yang digunakan guru dan siswa dalam KBM (Daryanto dan Dwicahyono, 2014: 176).
Pengembanagan bahan tersebut adalah sebagai berikut.
16
a. Menimbulkan minat baca.
b. Ditulis dan dirancang untuk siswa.
c. Menjelaskan tujuan intruksional.
d. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
e. Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.
f. Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih.
g. Mengakomodasi kesulitan siswa.
h. Memberikan rangkuman.
i. Gaya penulisan komunikatif dan semi formal.
j. Kepadatan berdasar kebutuhan siswa.
k. Dikemas untuk proses interuksional.
l. Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa.
m. Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
Bahan ajar paling tidak mencangkup beberapa hal seperti berikut (Majid, 2013: 174).
a. Petunjuk belajar.
b. Kompetensi yang akan dicapai.
c. Informasi pendukung.
d. Latihan-latihan.
e. Petunjuk kerja berupa lembar kerja.
f. Evaluasi.
17
3. Jenis-jenis Bahan Ajar
Menurut Daryanto dan Dwicahyono (2014: 173) bahan ajar memiliki jenis-jenis
sebagai berikut.
a. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) antara lain handout,
buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet, wallchart, foto atau
gambar. Bahan ajar antara lain model atau maket.
b. Bahan ajar dengar (audio) antara lain kaset, radio, piringan hitam, dan compact
disc audio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) antara lain video compact disk, dan
film.
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) antara lain CAI
(Computer Assisterd Instruction),compact disk (CD), multimedia pembelajaran
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi
empat kategori, sebagai berikut.
a. Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kegiatan siswa,
brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model atau maket.
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact
diskaudio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk dan film.
18
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) interaktif Majid (2013: 174).
Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan
beberapa keuntungan, yaitu:
a. bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi
seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang
dipelajari;
b. biaya untuk pengadaannya relatif sedikit;
c. bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah;
susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu;
d. bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja;
e. bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas,
seperti menandai, mencatat, membuat sketsa;
f. bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar;
g. pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri (Majid: 2013: 175).
Majid (2013: 175) mengemukakan bahwa jenis bahan ajar cetak, antara lain handout,
buku, lembar kegiatan siswa, poster,brosur, dan leaflet. Berikut penjelasan secara
lengkap.
19
a. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik.Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang
memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau KD dan materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai
cara, antara lain dengan cara download dari internet,atau menyadur dari sebuah buku.
b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya. Isi buku didapat dari berbagai cara misalnya hasil penelitian, hasil
pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang
disebut sebagai fiksi. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun
kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai baan ajar merupakan buku yang
berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan
mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan
keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuaidengan
ide penulisannya.
c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak
berisi tentang komponen dasar bahan ajar, menggambarkan KD yang akan dicapai
20
peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dan
dilengkapi ilustrasi.
d. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kegiatan Peserta Didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan
dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya.Tugas-tugas sebuah
lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila
tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi
tugasnya. Keuntungan adanya lembar kegiatan bagi peserta didik, yakni memudahkan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, sedangkan bagi siswa akan belajar secara
mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam
menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, karena sebuah lembar kerja bagi peserta didik harus memenuhi paling tidak
kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah KD dikuasai oleh peserta
didik.
e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusunsecara
bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa
dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang
perusahaan atau organisasi. Dengan demikian, brosur dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa.
21
Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik karena bentuknya yang
menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain
hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi dalam sebuah brosurakan menambah menarik
minat peserta didik untuk menggunakannya.
f. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi
tidakdimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara
cermatdilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana,
singkatserta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat
materiyang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.
g. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus atau proses atau
grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat
lebihmenarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan
menggunakantata warna dan pengaturan proporsi yang baik.Wallchart biasanya
masuk dalamkategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini
wallchartdidesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka
wallchartharus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki
kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik,
diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh
wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan
lingkungannya.
22
h. Foto atau Gambar
Foto atau gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik
agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa
dapatmelakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD. Melalui
membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dandari
melihat yang diingat 30%. Foto atau gambar yang didesain secara baik
dapatmemberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam
menggunakannyaharus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa
petunjuk caramenggunakannya dan atau bahan tes.
B. Menulis
Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi)
secara tulisan kepada pihak lain menggunakan bahasa tulis sebagai alat untuk
medianya. Menulis melibatkan beberapa unsur yaitu: penulis sebagai penyampai
pesan, isi tulisan, saluran atau media kepada pembaca. Dalman (2012: 3)
mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa
penyampaiaan pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan
menggunakan bahasa tulisan sebagai alat atu medianya. Tarigan (2008:4),
Mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau
bangsa yang terpelajar. Sejalan dengan kedua pendapat di atas, Suparno dan Yunus
(2008: 13) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian
pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
23
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa menulis
merupakan sebuah proses kreatif dalam menuangkan gagasan atau ide pokok dalam
bentuk bahasa tulisan sebagai alat atau medianya, menulis juga dapat dikatakan
sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan
kepada orang lain.
1. Tujuan Menulis
Menulis sebagai sarana untuk mengungkapkan pendapat, pikiran, dan prasaan
seseorang memiliki tujuan sendiri bagi penulisnya. Dijelaskan oleh Tarigan (2008:
24) Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tulisantetapi karena tujuan itu sangat
beraneka ragam,bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan
katagori di bawah ini: (1) Memberitahukan atau mengajar, (2) Meyakinkan atau
mendesak, (3) Menghibur atau menyenangkan, (4) Mengutarakan atau
mengekspresikan perasaan dan emosi yang ber api-api.
Berdasarkan beberapa pakar di atas dapat disimpulkan yang dimaksud tujuan menulis
adalah menulis bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain melalui
tulisan.
2. Manfaat Menulis
Kegiatan menulis memiliki langkah yang harus kita tempuh sebelum menghasilkan
sebuah tulisan yang baik nantinya. Dikemukakan oleh Percy (dalam Gie, 2002:21),
mengungkapkan tidak kurang dari enam manfaat dari kegiatan menulis atau
mengarang, yaitu: (1) Suatu saranayang menggunakan diri, (2) Suatu sarana untuk
24
pemahaman, (3) Suatu sarana untukmembantu mengembangkan kepuasan pribadi, (4)
Suatu sarana untuk peningkatan kesadaran dan pencerapan terhadap lingkungan
sekeliling seseorang, (5) Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan
bukanya penerima yang pasrah, (6) Suatu sarana untuk mengembangkan suatu
pemahaman tentang dan kemampunan menggunakan bahasa. Dijelaskan oleh Tarigan
(2008: 22) sangat penting bagi pendidik karena memudahkan para pelajar berpikir.
Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urusan bagi
pengalaman.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan yang menjadi dengan manfaat
menulis adalah memberikan keterampilan dan pemahaman terhadap penulis agar
dapat berfikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu
permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur dalam
sebuah tulisan.
C. Pengertian LKPD
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan sebuah perangkat pembelajaran
yang berperan penting dalam pembelajaran. LKPD yaitu berupa lembar kerja yang
harus dikerjakan oleh peserta didik atau siswa. Menurut Prastowo (2012: 204) LKPD
merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran yang berisi materi,
ringkasan dan petunjuk yang harus dilaksanakan oleh peserta didik. Dalam hal ini
25
tugas-tugas tersebut sudah disesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.
Jadi berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa LKPD merupakan
sebuah kumpulan lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, tugas-tugas yang
harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, serta langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam pembelajaran. Tugas-tugas yang diberikan dalam LKPD harus jelas
dan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dapat tercapai dengan baik, sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Menurut Prastowo (2012:205) dalam menyiapkan LKPD, ada beberapa syarat yang
mesti dipenuhi oleh pendidik. Pendidik harus cermat, serta memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai untuk bisa membuat LKPD yang bagus. Sebuah LKPD
harus memenuhi kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah
kompetensi dasar yang harus dikuasi dan dipahami oleh peserta didik.
1. Kriteria Kualitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Dalam sebuah pembelajaran LKPD memiliki peranan yang sangat penting, karena
LKPD merupakan pedoman pendidik dalam melakukan kegiatan pembejaran dan
pemberian tugas-tugas kepada peserta didik. LKPD yang disusun harus memenuhi
persyaratan-persyaratan berikut ini, yaitu syarat dikdatik, syarat konstruksi, dan syarat
teknik Darmodjo dan Kaligis (Rohaeti 2008:3).
26
a. Syarat-syarat dikdatik
LKPD yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat didaktik dapat dijabarkan
sebagai berikut.
1) Mengajak peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.
2) Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep.
3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik.
4) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi social, emosional, moral, dan
estetika pada diri peserta didik.
5) Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.
b. Syarat-syarat konstruksi
LKPD yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat konstruksi sebagai berikut.
1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.
2) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
c. Syarat-syarat teknik
1) Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.
2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi
garis bawah.
3) Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari satu kata dalam satu baris.
4) Gunakan bingkai untuk menentukan kalimat perintah dan jawaban peserta didik.
5) Huruf dan gambar sesuai.
6) Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.
27
7) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi
garis bawah.
8) Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari satu kata dalam satu baris.
9) Gunakan bingkai untuk menentukan kalimat perintah dan jawaban peserta didik.
d. Gambar
Gambar yang baik dalm LKPD adalah gambar yang dapat menyampaikkan isi dari
materi ajar yang disampaiakan atau sedang dipelajari. Agar peserta didik lebih
memahami materi yang disampaikan.
e. Penampilan
Penampilan LKPD harus menarik karena anak akan meliahat LKPD dan lebih
tertarik pada sampulnya. Maka LKPD dibuat semenarik mungkin.
2. Sistematika Penulisan LKPD
Menurut Prastowo (2012: 210) sistematika penulisan LKPD adalah sebagai berikut.
a. Judul kegiatan, tema, sub tema, kelas, dan semester, berisi topik kegiatan
sesuidengan KD dan identitas kelas. Untuk LKPD dengan pendekatan inkuiri
maka judul dapat berupa rumusan masalah.
b. Tujuan, tujuan belajar sesuai dengan KD.
c. Alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan, maka
dituliskan alat dan bahan yang diperlukan.
d. Prosedur kerja, berisi petunjuk kerja untuk peserta didik yang berfungsi
mempermudah peserta didik melakukan kegiatan belajar.
28
e. Tabel data, berisi tabel di mana peserta didik dapat mencatat hasil pengamatan
atau pengukuran. Untuk kegiatan yang tidak memerlukan data bisa diganti
dengan tabel/kotak kosong yang dapat digunakan peserta didik untuk menulis,
menggambar atau berhitung.
f. Bahan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun peserta didik
melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi.
3. Langkah-langkah Menyusun LKPD
LKPD merupakan hal penting yang menunjang pembelajaran, maka dari itu
penyusunan LKPD harus dilakukan secara baik dan LKPD yang di susun harus
inovatif dan kreatif.Penyusunan LKPD harus memperhatikan langkah-langkah dan
kaidah penyusunan LKPD yang baik.
Prastowo (2012: 212) langkah-langkah dalam menyusun LKPD adalah sebagai
berikut.
a. Melakukan analisis kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKPD.Langkah
ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar
LKPD. Materi yang digunakan ditentukan dengan cara melakukan analisis terhadap
materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang diajarkan.
b. Menyusun peta kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang harus
ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD-nya.Menyusun peta kebutuhan di
ambil dari hasil analisi kurikulum dan kebutuhan yang diperlukan dalam
29
pembelajaran sesuai dengan hasil analisis.Hal-hal yang biasa di analisis untuk
menyusun peta kebutuhan diantaranya, KI, KD, indikator pencapaian, dan LKPD
yang sudah digunakan.
c. Menentukan judul LKPD
Judul ditentukan dengan melihat hasil analisis standar kompetensi dan kompetensi
dasar, materi-materi pokok, atau dari pengalaman belajar yang terdapat dalam
kurikulum.Satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi sebuah judul
LKPD.Jika kompetensi dasar tersebut tidak terlalu besar.
d. Penulisan LKPD
Dalam penulisan LKPD terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan. Berikut
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun LKPD:
1) Merumuskan kompetensi dasar
Untuk merumuskan kompetensi dasar dapat dilakukan dengan melihat pada
kurikulum yang berlaku. Kompetensi dasar merupakan turunan dari standar
kompetensi.Untuk mencapai kompetensi dasar peserta didik harus mencapai
indikator-indikator yang merupakan turunan dari kompetensi dasar.
2) Menentukan alat penilaian
LKPD yang baik harus memiliki alat penilaian untuk menilai semua yang sudah
dilakukan. Penilain dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Alat
penilaian dapat berupa soal pilihan ganda dan soal essai. Penilaian yang dilakukan
didasarkan pada kompetensi peserta didik, maka alat penilaian yang cocok adalah
menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Dengan demikian
demikian pendidik dapat melakukan penilaian melalui proses dan hasilnya.
30
3) Menyusun materi
Sebuah LKPD di dalamnya terdapat materi pelajaran yang akan dipelajari. Materi
dalam LKPD harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Ketika
menyusun materi untuk LKPD ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Materi
LKPD dapat berupa informasi pendukung, gambaran umum mengenai ruang lingkup
materi yang akan dipelajari. Materi dalam LKPD dapat diambil dari berbagai sumber
seperti, buku, majalah, jurnal, internet, dan sebagainya.Tugas-tugas yang diberikan
dalam LKPD harus tuliskan secara jelas guna mengurangi hal-hal yang seharusnya
dapat dilakukan oleh peserta didik.
4) Memperhatikan struktur LKPD
Langkah ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam penyusunan
LKPD.Kita terlebih dahulu harus memahami segala sesuatu yang akan kita gunakan
dalam penyusunan LKPD, terutama bagian dasar dalam penyusunan LKPD sebelum
melakukan penyusunan LKPD. Komponen penyusun LKPD harus sesuai apabila
salah satu komponen penyusun LKPD tidak sesuai maka LKPD tidak akan terbentuk.
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat disebut juga dengan Lembar Kerja Siswa
(LKS). Lembar kerja peserta didik merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksaan
tugas pembelajaran yang harus dikerjakan peserta didik, yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai Prastowo (2012: 204). Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) sangat berperan penting bagi pembelajaran di kelas untuk
31
memecahkan suatu masalah. LKPD dapat berupa panduan untuk latihan
pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau
demonstrasi. Trianto dalam jurnal Siti (2017:133) LKPD memuat sekumpulan
kegiatan mendasar yang dilakukan peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman
dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil
belajar yang harus ditempuh. Hal tersebut sejalan dengan Hidayah dan Sugiarto
dalam Majid (2013: 232) LKPD merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran.
5. Komponen LKPD
Komponen LKPD menurut Majid (2013: 233) yang dikenalkan adalah informasi atau
konteks permasalahan dan pertanyaan atau perintah dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Informasi
Informasi hendaknya „menginspirasi‟ peserta didik untuk menjawab atau
mengerjakan tugas: tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga peserta didik
„tidak berdaya‟ untuk menjawab atau mengerjakan tugas tetapi tidak juga terlalu
banyak sehingga mengurangi ruang kreativitas peserta didik. Informasi dapat
diganti dengan gambar, teks, label, atau benda konkret.
b. Pernyataan Masalah
Pernyataan masalah hendaknya harus benar-benar menuntut peserta didik
menemukan cara atau strategi untuk memecahkan masalah tersebut.
c. Pertanyaan atau Perintah
Pertanyaan atau perintah hendaknya merangsang peserta didik menyelidiki,
menemukan, memecahkan masalah, dan berimajinasi atau mengkreasi. Usahakan
32
jumlah pertanyaan dibatasi, misalnya tiga buah saja, sehingga LKPD tidak seperti
„hutan belantara‟ yang menjadi beban baca peserta didik. Bila guru mempunyai
tiga pertanyaan yang bagus, hendaknya pertanyaan tersebut disimpan dalam
pikirannya dan baru diajukan secara lisan kepada peserta didik sebagai tambahan
bila perlu.
d. Pertanyaan dapat bersifat terbuka atau membimbing (guide).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen LKPD memiliki ciri-
ciri informasi bersifat menginspirasi, pernyataan masalah yang menuntut peserta
didik menemukan cara untuk memecahkan masalah, dan bersifat terbuka dan
membimbing.
6. Fungsi LKPD
Lembar kerja peserta didik (LKPD) memiliki beberapa fungsi, yaitu menurut
Prastowo (2012: 205-206) menjelaskan bahwa LKPD memiliki setidaknya empat
fungsi, sebagai berikut. Pertama, LKPD sebagai bahan ajar yang dapat
meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik. Kedua,
LKPD mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan. Ketiga,
LKPD bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. Keempat, memudahkan
pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
Widjajanti (2010: 2) menjelaskan juga bahwa LKPD memiliki beberapa fungsi yang
lain, sebagai berikut.
33
a. LKPD merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar mengajar.
b. LKPD dapat mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu penyajian
suatu topik.
c. Dapat mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai peserta didik.
d. Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran terbatas.
e. LKPD membantu peserta didik lebih efektif dalam proses pembelajaran.
f. Dapat membangkitkan minat peserta didik jika LKPD disusun secara sistematis,
rapi, dan mudah dipahami peserta didik.
g. Dapat menumbukan rasa percaya diri peserta didik, meningkatkan motivasi
belajar dan rasa ingin tahu.
h. Dapat mempermudah menyelesaikan tugas perorangan, kelompok, atau klasikal
karena peserta didik dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kecepatan
belajarnya.
i. Dapat digunakan untuk melatih peserta didik menggunakan waktu seefektif
mungkin dan peserta didik mampu memecahkan masalah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dalam pembelajaran yaitu berupa bahan ajar yang lebih memudahkan
pemahaman peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, memahami materi,
memudahkan guru untuk memberikan tugas, dan peserta didik mampu memecahkan
masalah.
34
7. Tujuan LKPD
Prastowo (2012: 206) menyatakan bahwa tujuan LKPD terdapat empat point yang
menjadi tujuan penyusunan LKPD, yaitu:
a. Menyajikan bahan ajar yang mudah bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan
materi yang diberikan.
b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik dalm
materi yang disampaikan.
c. Melatih kemandirian belajar peserta didik.
d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas bahwa tujuan penyusunan LKPD adalah memudahkan
peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar, memahami setiap materi atau
KD yang disediakan, dan memudahkan guru untuk melatih peserta didik secara
mandiri melalui tugas-tugas yang diberikan.
D. Teks Eksposisi
Dalam Kurikulum 2013, jenis teks dapat diperinci ke dalam berbagai jenis, seperti
deskripsi, penceritaan (recount), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi,
surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng anekdot, dan fiksi sejarah.
Siswa dituntut untuk aktif dan berani untuk mencari sumber belajar yang melampaui
batas. Sesuai Kurikulum 2013 buku siswa kelas VIII pada bab III dan VI, siswa
mempelajari teks eksposisi. Teks eksposisi memiliki beberapa pengertian, untuk lebih
jelasnya dapat dilhat dari pendapat beberapa ahli di bawah ini.
35
Syafi‟ie (2014: 70), mengemukakan eksposisi adalah wacana yang berusaha
menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan
pembaca karangan itu. Wacana ini bertujuan menyampaikan faka-fakta secara teratur,
logis dan saling bertautan dengan maksud untuk menjelaskan suatu ide, istilah,
masalah, proses, dan unsur-unsur sesuatu, hubungan sebab-akibat, dan sebagainya
agar diketahui oleh orang lain.
Hal ini senada dengan Nasucha (2009: 50), bahwa paragraf eksposisi bertujuan
memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan
menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau
mengikutinya. Paragraf eksposisi biasanya digunakan untuk menyajikan pengetahuan
atau ilmu, definisi, pengertian, langkah-langkah suatu kegiatan, metode, cara dan
proses terjadinya sesuatu.
Alwasilah (2005: 11), mengemukakan eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya
mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan.
Penulis berniat untuk memberi petunjuk kepada pembaca. Eksposisi mengandalkan
pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat,
klasifikasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras. Dari beberapa pendapat tersebut,
dapat ditarik kesimpulan bahwa eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan yang berisi
pemaparan tentang suatu hal secara jelas dengan memperhatikan unsur-unsur dan
keterkaitan antara satu sama lain tanpa disertai desakan agar pembaca menerima atau
mengikutinya.
36
1. Hakikat Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah teks yang memaparkan mengenai isi pokok pikiran, ide, atau
gagasan yang dituangkan ke dalam tulisan berguna memberikan informasi kepada
pembaca agar mudah dipahami dan menghasilkan makna Rosdiana (2018: 18).
Selanjutnya, Kosasih (2014: 41) mengemukakan bahwa teks eksposisi itu sejenis teks
yang telah dikenal oleh semua orang dan hampir sering kali setiap orang
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk menggemukakan
pendapat serta agar menyakinkan orang lain tentang suatu masalah yang setiap orang
selalu memerlukannya dan mengalaminya. Hampir serupa dengan kedua pendapat
sebelumnya, Suherli, dkk. Buku Siswa (2017: 51) mengemukakan bahwa teks
eksposisi merupakan jenis teks digunakan untuk menyampaikan sebuah pendapat
mengenai suatu masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, mengungkapkan
pandangan atau pendapat ini bertujuan untuk menyakinkan para pendengar dan
pembicara yang disertai dengan sejumlah argumen guna mendukung pendapat
tersebut
Maka dapat simpulan mengenai teks eksposisi adalah sebuah bentuk dari paragraf
berusaha untuk menguraikan suatu objek mengenai keadaan yang terjadi di sekitar
makhluk hidup dengan lingkungannya, tujuannya sebagai ajang berpendapat dan
beragumen mengenai isu yang sedang berkembang sesuai dengan fakta agar seluruh
pembaca dapat menyakini fakta, pendapat/opini, tesis, berserta argumen yang ditulis
pada paragraf tersebut.
37
Berikut merupakan pemaparannya mengenai pengembangan pendapat pada teks
eksposisi Menurut Suherli, dkk. (Buku Guru, 2017: 64-96), antara lain.
2. Menginterpretasikan Isi Teks Eksposisi
Tabel 2.1 Indikator dari Kompetensi Dasar Teks Eksposisi VIII SMP/MTs
Indikator 1 Mengidentifikasi argumentasi yang digunakan untuk memperkuat
tesis/pernyataan pendapat.
Indikator 2 Membedakan fakta dan opini dalam teks eksposisi.
Menurut Suherli, dkk. (Buku Guru, 2017: 64) bahwa teks eksposisi biasanya
digunakan oleh seseorang untuk menyajikan suatu gagasan. Gagasan itu dikaji
seorang peneliti atau pembicara didasari sudut pandang tertentu. Guna menguatkan
gagasan ketika disampaikan, seorang peneliti atau pembicara haruslah menyertakan
sejumlah alasan yang logis dan konkret. Artinya, ia harus bertanggung jawab guna
membuktikan, mengklarifikasi, kemudian mengevalusi permasalahan tersebut.
Bentuk teks ini biasanya digunakan ketika kegiatan perkuliahan, ceramah, opini,
editorial, bahkan pidato sekalipun serta jenis-jenis kegiatan lainnya.
3. Mengembangkan Isi Teks Eksposisi
Tabel 2.2 Indikator dari Kompetensi Dasar Teks Eksposisi Kelas VIII SMP/MTs
Indikator 1 Melengkapi tesis dengan argumen yang mendukung.
Indikator 2 Menyampaikan kembali gagasan dalam teks eksposisi dengan
bahasa yang berbeda.
38
Teks eksposisi dikembangkan didasari dengan gagasan pokok yang dinyatakan pada
sebuah tesis atau dikenal dengan pernyataan umum. Untuk menguatkan satu buah
pendapat maka digunakanlah sejumlah argumen. Sebelumnya, pada bagian
interpretasi isi teks eksposisi, tesis yang disampaikan itu merupakan gagasan pokok
kemudian dikembangkan menjadi satu buah paragraf yang utuh dan ditambahkan
sejumlah gagasan penjelas yang berupa argumen (Suherli, 2017: 78-79).
3. Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi
Tabel 2.3 Indikator dari Kompetensi Dasar Teks Eksposisi VIII SMP/MTs
Indikator 1 Mengungkapkan struktur teks eksposisi.
Indikator 2 Membandingkan kebahasaan dua teks eksposisi.
Menurut Suherli, dkk. (Buku Guru, 2017: 84-85) menyatakan teks eksposisi
merupakan suatu teks yang dibangun dari opini atau pendapat. Sejalan mengenai isi
teks eksposisi maka adapun struktur dari teks eksposisi itu sendiri, yakni 1)
pernyataan pendapat (tesis); 2) argumentasi; 3) penegasan ulang.
Pernyataan pendapat (tesis) merupakan bagian pembuka pada teks eksposisi, bagian
ini biasanya berisi mengenai pendapat umum disampaikan peneliti mengenai
permasalahan yang dibahas menjadi sebuah teks eksposisi. Selanjutnya, argumentasi
adalah unsur penjelas guna mendukung tesis yang akan disampaikan biasanya dapat
berupa alasan logis, data terkait hasil temuan, didukung sejumlah fakta, bahkan
pendapat dari para ahli/pakar yang menjadikannya sebagai argumen yang
bermutu/baik dari peneliti untuk para pembaca. Terakhir, penegasan ulang
39
merupakan bagian berfungsi untuk menegaskan pendapat awal yang ditambahkan
saran/rekomendasi terkait permasalahan yang dibahas.
4. Menyusun Teks Eksposisi
Tabel 2.4 Indikator dari Kompetensi Dasar Teks Eksposisi VIII SMP/MTs
Indikator 1 Menentukan gagasan pokok dan gagasan penjelas dalam teks
eksposisi.
Indikator 2 Menyusun ulang gagasan ke dalam teks eksposisi.
Pada setiap paragraf teks eksposisi akan terdapat sebuah gagasan pokok yang
biasanya dikenal dengan ide pokok berfungsi sebagai kerangka dalam pengembangan
satu buah paragraf. Ketika menyusun sebuah teks eksposisi diawali dengan mendata
sejumlah gagasan pokok harus sesuai dengan topik yang akan dibahas. Kemudian,
langkah selanjutnya adalah sejumlah gagasan pokok tersebut dikembangkan lagi
dengan gagasan penjelas supaya ide yang akan disampaikan akan menjadi lebih jelas
bagi pembaca atau pendengar (Suherli, dkk., dalam Buku Guru, 2017: 96).
E. Pengertian Discovery Learning
Abidin (2016: 175) discovery learning (dalam Bahasa Indonesia sering disebut
penyingkapan) didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa
disajikan materi pembelajaran yang masih bersifat belum tuntas atau belum lengkap
sehingga menuntut siswa menyingkapkan beberapa informasi yang diperlukan untuk
melengkapai materi ajar tersebut.
40
Discovery learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang
sedemikian sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
melalui proses mentalnya sendiri. Pembelajaran ini dilandasi oleh teori belajar Bruner
Lestari dan Yudhanegara (2015: 63).
Pembelajaran discovery learning adalah suatu pendekatan untuk mengembangkan
cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil
yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan
siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berpikir analisis dan
mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi.Kebiasaan ini akan ditransfer
dalam kehidupan bermasyarakat Hosnan (2014: 282).
1. Tujuan Pembelajaran Discovery Learning
Menurut Bell dalam Hosnan (2014: 284) mengemukakan beberapa tujuan spesifik
dari pembelajaran discovery learning, yaitu sebagai berikut.
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa partisipasi banyak siswa dalam
pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.
b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam
situasi konkret maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan informasi
tambahan yang diberikan.
41
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan.
d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama
yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-
ide orang lain.
e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan,
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih
bermakna.
f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa
kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi
belajar yang baru.
2. Karakteristik Discovery Learning
Menurut Hosnan (2014: 284-285) ciri utama belajar menemukan, yaitu (1)
mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan
menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk
menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori
konstruktivisme, yaitu sebagai berikut.
a. Mendorong terjadinya kemandiran dan inisiatif belajar pada siswa.
b. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.
42
c. Berpandangan bahwa belajar merupakan merupakan suatu proses, bukan menekan
pada hasil.
d. Mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan.
e. Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar.
f. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.
g. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa.
h. Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif.
i. Banyak menggunakan terminilogi kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran; seperti predeksi, inferensi, kreasi, dan analisis.
j. Menekankan pentingnya “bagaimana” siswa belajar.
k. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan
siswa lain dan guru.
l. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.
m. Menekankan pentingnya konteks dalam belajar.
n. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar.
o. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan
pemahaman baru yang didasari pada pengalaman nyata.
Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme tersebut, penerapannya di dalam
kelas sebagai berikut.
a. Mendorong kemandiran dan inisiatif siswa dalam belajar.
b. Guru mengajukanpertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa
waktu kepada siswa untuk merespons.
43
c. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.
d. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru atau siswa
lainnya.
e. Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menantang terjadinya
diskusi.
f. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi
interaktif.
Dari teori be;ajar kognitif serta ciri dan penerapan teori konstruktivisme tersebut
dapat melahirkan pendekatan discovery learning.
3. Perananan Guru dalam Pembelajaran Discovery Learning
Menurut Dahar dalam Hosnan (2014; 286-287) mengemukakan beberapa peranan
guru dalam pembelajaran dengan penemuan, yakni sebaagi berikut.
a. Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada
masalah-masalah yang tepat untuk diselediki para siswa.
b. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk
memecahkan masalah. Sudah seharusnya materi pelajaran itu dapat mengarah
pada pemecahan masalah yang aktif dan belajar penemuan, misalnya dengan
menggunakan fakta-fakta yang berlawanan.
c. Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enaktif, ikonik, dan
simbolik.
44
d. Apabila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoretis, maka
guru hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru
hendaknya jangan mengungkapkan terlebih dahulu prinsip atau aturan yang akan
dipelajari, tetapi ia hendaknya memberikan saran-saran bilamana diperlukan.
Sebagai tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat.
e. Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan. Secara
garis besar, tujuan belajar penemuan ialah mempelajari generalisasi-generalisasi
dengan menemukan generalisasi-generalisasi itu.
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Discovery Learning
Menurut Hosnan (2014: 287-288) pendekatan pembelajaran discovery learning
memiliki keunggulan yaitu, sebagai berikut.
a. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci
dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
c. Pengetahuan yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
d. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan kecepatannya sendiri.
e. Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
45
f. Pendekatan ini dapat membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
g. Berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan-gagasan. Bahkan, guru pun dapat bertindak sebagai peserta didik, dan
sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
h. Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
i. Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
k. Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri
l. Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
n. Suatu proses belajar menjadi lebih terangsang.
o. Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki
dan berhasil.
p. Proses belajar meliputi sesame aspeknya peserta didik menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya.
q. Mendorog keterlibatan keaktifan siswa.
r. Menimbulkan rasa puas bagi siswa. Kepuasan batin ini mendorong ingin
melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat.
s. Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks.
t. Dapat meningkatkan motivasi.
46
u. Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik.
v. Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar.
w. Dapat mengembangkan bakat dan kecapakan individu.
x. Melatih siswa belajar mandiri.
y. Siswa akatif dalam kegiatan belajar mengajar, sebab ia berpikir dan menggunakan
kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
Selanjutnya, menurut Hosnan (2014: 288-289) pendekatan pembelajaran discovery
learning memiliki kekurangan yaitu, sebagai berikut.
a. Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalahpahaman antara guru
dengan siswa.
b. Menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang
umumnya sebagai pem, memberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan
pembimbing siswa dalam belajar. Untuk seorang guru, ini bukan pekerjaan yang
mudah karena itu guru memerlukan waktu yang banyak, dan sering kali guru
merasa belum puas kalau tidak hanya memberi motivasi dan membimbing siswa
belajar dengan baik.
c. Menyita pekerjaan guru.
d. Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan.
e. Tidak berlaku untuk semua topik.
47
5. Langkah-langkah Discovery Learning
Syah dalam Abidin (2016: 177-178) dalam mengaplikasikan pendekatan discovery
learning di proses pembelajaran, ada beberapa tahapan pembelajaran yang harus
dilaksanakan. Tahapan atau langkah-langkah tersebut secara umum dapat diperinci
sebagai berikut
a. Stimulasi
Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungan
dan dirangsang untuk melakukan kegiatan penyelidikan guna menjawab
kebinggunagn tersebut.Kebingungan dalam diri siswa ini sejalan dengan adanya
informasi yang belum tuntas disajikan guru.
b. Menyatakan Masalah
Pada tahap ini siswa diarahkan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
c. Pengumpulan Data
Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk melakukan kegiatan eksplorasi, pencarian,
dan penelusuran dalam rangka mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
yang relevan untuk membuktikan benar hipotesis yang telah
diajukannya.Kegiatan ini dapat dilakukan melalui aktivitas wawancara,
kunjungan lapangan, dan atau kunjungan pustaka.
48
d. Pengolahan Data
Pada tahap ini siswa mengolah data dan informasi yang telah diperolehnya baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
e. Pembuktian
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang diciptakan tadi dengan temuan alternative,
dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
f. Menarik Kesimpulan
Pada tahap ini siswa menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.
Tahapan pembelajaran discovery learning yaitu, sebagai berikut.
1) Kegiatan mengumpulkan data/informasi.
2) Kegiatan pengolahan data/informasi.
3) Verifikasi data
4) Membuat kesimpulan berdasarkan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan
(Lestari dan Yudhanegara, 2015: 64).
Selanjutnya, menurut Hosnan (2014: 289-291) langkah-langkah operasional
implementasi dalam proses pembelajaran discovery learning, yaitu, sebagai berikut.
1) Langkah persiapan discovery learning
(a) Menentukan tujuan pembelajaran.
49
(b) Melakukan indentifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya).
(c) Memilih materi pelajaran yang akan dipelajari.
(d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi).
(e) Mengembangkan baahn-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas, dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.
(f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai simbolik.
(g) Melakukan penilaain proses dan hasil belajar peserta didik.
2) Prosedur aplikasi discovery learning
Pelaksanaan discovery learnin di kelas, ada beberapa prosedur yang harus
dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum.
(a) Problem statement(pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya adalah guru memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah).
(b) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingunggannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
50
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu,, guru dapat memulai
kegiatan PBL dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan pemecahan
masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi
belajar yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong
eksplorasi.
(c) Pengumpulan data
Ketika ekspolrasi berlangsung, guru juga memberi kesempatan kepada para
peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.Pada tahap ini, berfungsi untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan
demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan collectionberbagai
informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objek, wawancara dengan
narasumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya.Konsekuensi dari tahap
ini adalah peserta didik belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang
berhubungan degan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak
disengaja peserta didik menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah
dimiliki.
(d) Data processing (pengolahan data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya.
Selanjutnya, ditafsirkan, dan semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,
51
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu. Dataprocessingdisebut dengan pengkodean
(coding)/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan
generalisasi. Dari generalisasi tersebut peserta didik akan mendaptakan
pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat
pembuktian secara logis.
(e) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini, peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil dataprocessing. Berdasarkan hasil
pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang
telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,
apakah terbukti atau tidak. Pembuktian menurut Brunner, bertujuan agar proses
belajar akanberjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
(f) Generalization(menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian
atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan
52
hasil verifikasi, maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
Setelah menarik kesimpulan peserta didik harus memperhatikan proses
generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan
kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang,
serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman
itu.
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Borg and Gall (1989: 624), educational research and development is aprocess used
to develop and validate educational product. Atau dapat diartikan bahwa penelitian
pengembangan pendidikan adalah sebuah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian dan Pengembangan
pendidikan (R & D Education) adalah model pembangunan berbasis industri di mana
temuan penelitian digunakan untuk merancang prosedur dan produk baru, yang
kemudian diujikan di lapangan secara sistematis, dievaluasi, dan disempurnakan
sampai memenuhi kriteria efektivitas yang ditentukan, kualitas, atau standar yang
sama (Borg and Gall, 2003:569).
Educational Reserarch and Development (Educational R & D) is an
industry-based development model in which the findings of the research
are used to design new products and procedures, which then are
systematically field-tested, evaluated, and refined until they meet
specified criteria of effectiveness, quality, or similar standard (Borgand
Gall, 2003:569).
Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan sebuah produk yang
sudah ada melainkan juga untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas
permasalahan praktis. Metode penelitian dan pengembangan juga didefinisikan
sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
54
dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011: 297).
Dari beberapa pendapat pakar di atas, penulis menentukan model pengembangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development (R&D) Borg
and Gall yang selanjutnya lebih dikenal dengan research and development research
(RDR) dengan langkah-langkah diadaptasi oleh peneliti. Dalam model RDR
dikelompokkan menjadi tiga kegiatan, yakni penelitian pendahuluan, pengembangan
produk, dan uji efektivitas.
Prosedur dalam penelitian ini adalah mengikuti prosedur penelitian dan
pengembangan menurut Borg & Gall (dalam Sugiono, 2015: 37) yang terdiri atas
sepuluh langkah (tahap). Sepuluh tahap tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut.
Bagan3.1: Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
Deevelopment(R&D) menurut Borg dan Gall
Planning Research
and
Information
Collecting
Develop
Preliminary
Form of
Product
b
Prelimin
ary Field
Resting
Main
Product
Revision
Main
Field
Testing
Operational
product
revision
Operational
field testing
Final
product
revision
Implementation
55
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sekolah di MTs Al-asyariyah Panjang, MTs
Muhajirin Panjang, MTs Mahtahul anwar Panjang pada siswa kelas VIII tahun
pelajaran 2018/2019.Penelitian dilaksanakan berdasarkan pertimbangan efisiensi
waktu, tenaga, dan biaya.
C. Spesifikasi Produk Pengembangan
Produk yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini berupa LKPD teks
eksposisi menggunakan model discovery learning pada siswa kelas VIII SMP/MTs
dengan spesifikasi sebagai berikut.
1. Lembar Kegiatan Peserta Didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik kelas VIII SMP/MTs.
2. Lembar kegiatan ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan
tugas sesuai dengan kompetensi dasar materi teks eksposisi untuk memahami
bagaimana siswa biasa membuat teks eksposisi.
3. Lembar kegiatan ini digunakan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
VIII selama empat jam pelajaran. Lembar kegiatan ini digunakan sebagai
pendamping buku paket yang digunakan dalam pembelajaran terkait
pembelajaran menulis teks eksposisi.
4. Lembar kegiatan ini disusun dengan struktur judul, petunjuk belajar, kompetensi
yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas, dan langkah kerja, serta
penilaian.
56
D. Langkah Penelitian Pengembangan
Peneliti mengadaptasi tahapan dalam model penelitian dan pengembangan Borg and
Gall yang dilaksanakan dalam tujuh tahap hingga dihasilkan LKPD yang layak untuk
uji lapangan. Penelitian pengembangan ini dimulai dengan studi pendahuluan yang
merupakan bagian research (R) pertama dalam RDR.Studi pendahuluan dilakukan
untuk memperoleh informasi awal tentang kebutuhan dan kondisi lapangan
pembelajaran untuk dilakukan pengembangan bahan ajar. Hasil studi pendahuluan
digunakan untuk mendesain dan mengembangkan produk. Desain pengembangan
produk merupakan bagian development (D) dalam RDR.
Tahapan-tahapan hasiladaptasi Borg and Gall dikelompokkan dalam tahapan utama
yaitu studi pendahuluan, pengembangan dan evaluasi produk. Tahapan tersebut
kemudian diuraikan dalam langkah-langkah berupa (1) potensi dan masalah; (2)
pengumpulan data kebutuhan bahan ajar; (3 ) pengembangan bahan ajar melalui
perancangan (desain) produk dan mengembangkan bentuk produk awal; (4) evaluasi
produk melalui validasi oleh ahli/ pakar yang relevan; (5) revisi rancangan produk
hasil validasi; (6) uji coba produk pada teman sejawat dan uji coba kelas kecil dan
revisi produk hasil uji coba dilanjutkan dengan uji coba lebih luas dengan kelas
sesungguhnya (30 siswa); (7) melakukan revisi menjadi produk operasional berupa
LKPD yang siap diuji efektivitas penggunaannya.
57
Bagan 3.2 Tahapan-tahapan Penelitian Pengembangan LKPD
E. Studi Pendahuluan
Penelitian dan pengembangan bahan ajar dimulai dengan analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan potensi dan masalah yang ada dalam
Produk Pengembangan LKPD Menulis Teks Eksposisi Berbasis
Model Discovery Learning Untuk Siswa Kelas VIII SMP/MTs
Revisi
Studi pendahuluan melalui kajian potensi, masalah dan
pengumpulan data
Perancangan dan pengembangan bahan ajar
Validasi ahli/ pakar
Revisi
Uji coba produk
Uji teman sejawat/ praktisi
Revisi
58
pembelajaran dan pengumpulan data yang digunakan untuk mengembangkan Lembar
Kegiatan Peserta Didik (LKPD) untuk siswa kelas VIII SMP/MTs di Panajang.
Analisis potensi dan masalah pembelajaran diamati berdasarkan pelaksanaan
pembelajaran dan wawancara kepada guru dan siswa mengenai penggunaan LKPD
saat ini dan pengembangan yang diharapkan. Pengumpulan data pengembangan
LKPD melalui review produk LKPD yang ada dan analisis konsep materi
pengembangannya.
Fokus yang penting dalam studi pendahuluan ini adalah didapatkannya deskripsi
kebutuhan tentang Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) dalam memahami
menulis teks eksposisi untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis teks
eksposisi siswa SMP/MTs Kelas VIII. Dasar deskripsi kebutuhan ini adalah hasil
wawancara kebutuhan tentang perlunya lembar kegiatan peserta didik. Wawancara
ditujukan kepada guru Bahasa Indonesia dan peserta didik di SMP/MTs.
Hasil observasi dan wawancara tersebut dianalisis untuk mendapatkan deskripsi yang
tepat tentang kondisi pembelajaran, bahan ajar, dan Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD). Hasil analisis kebutuhan bahan ajar yang diperlukan, yaitu LKPD yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik SMP/MTs.
1. Perancangan dan Pengembangan Produk
Perancangan LKPD dimulai dengan menentukan peta kebutuhan LKPD disusun
berdasarkan analisis kebutuhan materi yang harus disiapkan dalam LKPD. Struktur
LKPD secara umum adalah sebagai berikut: judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),
59
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas, langkah-langkah
kerja, dan penilaian.
Setelah desain struktur bahan ajar dan panduan penggunaan bahan ajar telah
ditetapkan, langkah berikutnya adalah pembuatan produk awal dalam bentuk Lembar
Kegiatan Peserta Didik (LKPD). Revisi rancangan awal bahan ajar berupa LKPD ini
ketika terdapat ketidak sesuaian rancangan dengan kelayakan pembelajaran. Tahap
validasi materi teks eksposisi direvisi kembali sehingga layak digunakan dalam
pembelajaran berdasarkan serangkaian pengujian sebagai proses evaluasi
pengembangan produk.
2. Evaluasi Produk
Evaluasi pengembangan LKPD ini dilakukan dalam empat tahap, yakni (1) uji ahli/
pakar yang relevan dengan bidang kajian, (2) uji teman sejawat yaitu guru bidang
studi Bahasa Indonesia di SMP/MTs, (3) uji coba dalam skala kecil (10 siswa), dan
(4) uji coba dalam skala luas (1 kelas = 30 siswa).
a. Penilaian LKPD oleh ahli/ pakar.
Pelaksanaan uji ahli/ pakar dimaksudkan untuk memperoleh masukan dari ahli/
pakar yang memiliki kompetensi pada bidang kajian yang relevan.Dalam konteks
ini uji ahli/ pakar dilakukan kepada ahli materi/ isi pembelajaran dan ahli
teknologi pembelajaran.Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap produk yang
dihasilkan berupa validasi para ahli sebelum digunakan pada tahap
implemantasi.Hasil uji ahli/ pakar berupa komentar, kritik, saran, koreksi, dan
penilaian terhadap produk pengembangan.Penguji dilakukan dengan teknik
60
diskusi, dan angket penilaian produk.Hasil uji dimanfaatkan untuk merevisi
desain produk hingga diperoleh desain produk yang layak.
b. Penilaian teman sejawat/ praktisi.
Uji teman sejawat atau praktisi pembelajaran dilakukan untuk memperoleh
masukan dari guru-guru Bahasa Indonesia di SMP/MTS. Pengujian ini bertujuan
untuk menjaring respon guru terhadap produk yang dikembangkan. Penilaian
meliputi bahasa, kesesuaian isi, kemenarikan penyajian dan kegrafikan diukur
menggunakan angket yang diisi oleh guru.Hasil observasi selanjutnya dianalisis
secara deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif.
c. Uji coba dalam skala kecil
Uji coba terbatas dalam skala kecil (10 siswa) dilakukan untuk mengetahui
respon siswa mengenai kelayakan penggunaan LKPD melalui angket uji
kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan LKPD.Pelaksanaan uji dilakukan
pada siswa kelas VII MTs Al-asyariyah dan dimanfaatkan untuk merevisi
rancangan produk LKPD sebelum diujikan dalam kelompok besar.
d. Uji coba produk
Uji coba skala luas dilakukan pada kelas pembelajaran (1 kelas= 30 siswa). Hasil
pengujian diperoleh penilaian produk operasional berupa LKPD yang siap
digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Langkah-langkah uji coba dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Menyiapkan perangkat untuk uji coba (kriteria LKPD yang layak dan angket
kelayakan).
61
2) Menentukan responden uji coba peserta didik kelas VIII di SMP/MTs yang
telah ditentukan.
3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
mengimplementasikan LKPD dalam pembelajaran.
4) Menginformasikan kepada responden tentang tujuan uji coba dan kegiatan
yang harus dilakukan oleh responden.
5) Melakukan uji coba sebagaimana kegiatan pembelajaran materi teks
eksposisi mengunakan Model Discovery Learning yang dihasilkan sebagai
bahan ajarnya.
6) Mengumpulkan data hasil uji coba lembar angket uji daya tarik.
7) Mengolah data dan menyimpulkan hasilnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan bahan ajar teks eksposisi untuk peserta didik SMP/MTs. Dokumentasi
dilakukan di kelas di beberapa SMP/MTs, perangkat pembelajaran berupa
silabus, RPP, LKPD, media, evaluasi, serta kondisi guru dan siswa dalam
pembelajaran.
2. Observasi
Teknik observasi lapangan dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap
proses pembelajaran di kelas. Tujuannya untuk memperoleh deskripsi kegiatan
62
guru sebelum dan setelah menerapkan LKPD saat pembelajaran.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk mengetahui secara
langsung kondisi pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan kebutuhan
penggunaan LKPD pembelajaran teks eskposisi.
4. Angket
Pemberian angket ditujukan kepada ahli/ pakar yang memiliki kompetensi pada
bidang kajian yang relevan, guru-guru pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs dan
siswa kelas VIII yang menerima materi teks eksposisi.Tujuan penyebaran angket
ini adalah untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang kelayakan LKPD yang
dikembangkan dan daya tarik penggunaannya sehingga diharapkan dapat
memotivasi siswa untuk belajar.
G. Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang
diteliti.Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai berikut.
1. Lembar wawancara kebutuhan guru dan siswa, untuk mengetahui LKPD yang
dibutuhkan dalam pembelajaran.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Wawancara Guru terhadap Kebutuhan LKPD
No Aspek Pernyataan
1 Ketersediaan bahan ajar
1. Apakah Bapak/Ibu Menggunakan bahan
ajar sebagai panduan siswa dalam kegiatan
pembelajaran menulis teks eksposisi?
2. Jika ada, apakah bahan ajar tersebut buatan
sendiri?
3. Jika tidak ada, apa panduan pembelajaran
63
No Aspek Pernyataan
menulis teks eksposisi yang biasa
digunakan?
2 Kesesuaian dengan standar
kompetensi pembelajaran
1. Apakah panduan kegiatan belajar
siswa yang digunakan sudah sesuai dengan KI dan KD
pembelajaran menulis teks eksposisi?
2. Jika tidak sesuai, apa kekurangan
panduan kegiatan tersebut yang masih harus diperbaiki atau dilengkapi?
3 Penyajian
1. Apakah bahan ajar yang digunakan memudahkan Bapak/ Ibu dalam
mencapai tujuan belajar siswa yaitu mampu mengidentifikasi ciri-ciri dan
unsur-unsur pembangun teks
eksposisi? 2. Apakah bahan ajar memberikan
panduan langkah-langkah belajar menulis teks eksposisi secara kontekstual?
3. Adakah Bapak/ Ibu mengalami
kendala selama memberikan materi
menulis teks eksposisi menggunakan panduan yang ada?
4. Jika ada, kendala apa yang
mendasari kesulitan mengajarkan
menulis teks eksposisi kepada
siswa ?
4 Pengayaan materi
1. Apakah panduan kegiatan belajar siswa yang digunakan memberikan pengayaan materi?
2. Jika ada, pengayaan seperti apa yang disajikan dalam materi menulis teks eksposisi ini?
3. Jika tidak ada, pengayaan seperti
apa yang
4. diinginkan dalam pembelajaran
menulis teks eksposisi?
5. Apakah Bapak/ Ibu membutuhkan
64
No Aspek Pernyataan
panduan kegiatandalam bentuk LKPD
untuk membantu membelajarkan materi menulis teks eksposisi pada siswa?
5 Penambahan Pendekatan
Kontekstual
1. Jika ya, pendekatan kontekstual seperti apa yang diinginkan oleh Bapak/Ibu?
Selain pada guru, wawancara juga dilakukan pada siswa untuk mengetahui kebutuhan
LKPD sebagai panduan pembelajaran materi teks eksposisi.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Wawancara Siswa Terhadap Kebutuhan LKPD
No Pernyataan Jawaban 1 Ketersediaan LKPD
1. Apakah Anda menggunakan LKPD sebagai panduan kegiatan pembelajaran menulis teks eksposisi?
2. Jika tidak ada, apa panduan pembelajaran menulisteks eksposisi yang biasa digunakan?
Kesesuaian dengan
tujuan pembelajaran
1. Apakah panduan kegiatan belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran menulis teks eksposisi?
2. Jika tidak sesuai, apa kekurangan panduan kegiatan tersebut yang masih harus diperbaiki atau dilengkapi?
Penyajian 1. Apakah LKPD yang digunakan memudahkan
siswa mencapai tujuan belajar siswa yaitu
mengidentifikasi struktur dan unsur-unsur
pembangun teks eksposisi?
2. Apakah LKPD memberikan panduan materi
mengidentifikasi unsur-unsur pembangun teks
eksposisi?
3. Jika ya, apakah LKPD menulis eksposisi
memaparkan Jika ya, apakah LKPD menulis
eksposisi memaparkan kita?
4. Apakah Anda mengalami kendala dalam
mengidentifikasi unsur-unsur pembangun teks
eksposisi dengan menggunakan panduan yang
ada?
5. Jika ada, kendala apa yang mendasari kesulitan
65
No Pernyataan Jawaban
khususnya dalam mengidentifikasi unsur-unsur
pembangun teks eksposisi?
6. Apakah Anda membutuhkan panduan kegiatan
dalam bentuk LKPD khusunya pada materi
menulis teks eksposisi?
Pengayaan materi 1. Apakah panduan kegiatan belajar yang Anda
gunakan memberikan pengayaan materi?
2. Jika ada, pengayaan seperti apa yang disajikan
dalam materi menulis teks eksposisi ini?
3. Jika tidak ada, pengayaan seperti apa yang
diinginkan dalam materi menulis teks eksposisi?
4. Apakah Anda membutuhkan panduan kegiatan
dalam bentuk LKPD untuk membantu mempelajari
materi menulis teks eksposisi?
2. Validasi pakar/ ahli melalui angket uji pakar/ ahli untuk menilai kelayakan LKPD
yang dihasilkan. Angket berupa lembar instrumen evaluasi formatif LKPD
mengacu pada panduan penyusunan bahan ajar Depdiknas (2008: 16).
3. Tabel 3.3 Instrumen Evaluasi Formatif LKPD Teks Eksposisi
NO Komponen 1 2 3 4 5
KELAYAKAN ISI
1 Kesesuaian dengan KI, KD
2 Kesesuaian dengan kebutuhan
siswa
3 Kesesuaian dengan kebutuhan
bahan ajar
4 Kebenaran substansi materi
KEBAHASAAN
5 Keterbacaan
66
NO Komponen 1 2 3 4 5
6 Kejelasan informasi
7 Kesesuaian dengan kaidah
Bahasa Indonesia
8 Penggunaan bahasa secara
efektif dan efisien
SAJIAN
9 Kejelasan tujuan
10 Urutan penyajian
11 Pemberian motivasi
12 Interaktivitas (stimulus dan
respons)
13 Kelengkapan informasi
KEGRAFISAN
14 Penggunaan font (jenis dan
ukuran)
15 Lay out, tata letak
16 Ilustrasi, grafis, gambar, foto
17 Desain tampilan, penggunaan
warna yang sesuai
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling
sesuai berdasarkan kriteria 1 = sangat tidak baik/sesuai, 2 = kurang sesuai, 3 = 66
cukup, 4 = baik, 5 = sangat baik/sesuai. Selain penilaian, validator ahli/pakar juga
memberikan saran perbaikan LKPD sehingga layak digunakan.
3. perbaikan sebelum diujicobakan pada kelas pembelajaran.
67
Penilaian angket dilakukan menggunakan skala likert dengan kriteria TM (Tidak
Menarik/Sesuai) = 1, KM (Kurang Menarik/ Sesuai) = 2, M (Menarik/ Sesuai) =
3, SM (Sangat Menarik/ Sesuai) = 4.
Tabel 3.4 Instrumen Penilaian Teman Sejawat/ Praktisi untuk Uji Coba LKPD
NO. Komponen Jawaban Deskripsi/Saran
Validator TM
(4)
KM
(3)
M
(2)
SM
(1)
2. KELAYAKAN ISI
1 Kesesuaian dengan KI, KD
2 Kesesuaian dengan kebutuhan
siswa
3 Kesesuaian dengan kebutuhan
bahan ajar
4 Kebenaran substansi materi
KEBAHASAAN
5 Keterbacaan
6 Kejelasan informasi
7 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa
Indonesia
8 Penggunaan bahasa secara efektif
dan efisien
3. SAJIAN
9 Kejelasan tujuan
10 Urutan penyajian
11 Pemberian motivasi
12 Interaktivitas (stimulus dan
respons)
13 Kelengkapan informasi
68
4. KEGRAFISAN
14 Penggunaan font (jenis dan
ukuran)
15 Lay out, tata letak
16 Ilustrasi, grafis, gambar, foto
17 Desain tampilan, penggunaan
warna yang sesuai
Penilaian oleh teman sejawat/praktisi yaitu guru Bahasa Indonesia yang dilakukan
dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling sesuai berdasarkan
kriteria 1 = sangat tidak baik/sesuai, 2= kurang sesuai, 3 = cukup, 4 = baik, 5 =
sangat baik/sesuai. Selain penilaian, guru sebagai pengguna LKPD juga memberikan
saran perbaikan sehingga LKPD yang dikembangkan layak untuk digunakan.
4. Angket uji coba produk LKPD sebagai bahan ajar dalam pembelajaran teks
eksposisi yang diberikan kepada siswa. Angket diberikan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap LKPD yang telah dihasilkan melalui dua tahap, yaitu
uji kelas kecil dan uji kelas besar atau kelas pembelajaran sebenarnya.
Tanggapan siswa pada kelas kecil menjadi masukan perbaikan sebelum
diujicobakan pada kelas pembelajaran.
Penilaian angket dilakukan menggunakan skala likert dengan kriteria TM (Tidak
Menarik/Sesuai) = 1, KM (Kurang Menarik/ Sesuai) = 2, M (Menarik/ Sesuai) =
3, SM (Sangat Menarik/ Sesuai) = 4.
69
Tabel 3.5 Instrumen Uji Coba LKPD kepada Siswa sebagai Pengguna
No Pertanyaan
Pilihan Jawaban
Keterangan TM
(4)
KM
(3)
M
(2)
SM
(1)
A. Kemenarikan LKPD
1.
Apakah variasi penggunaan huruf
(ukuran, bentuk, jenis dan warna)
membuat LKPD menarik dipelajari?
2. Apakah ilustrasi yang ada membuat
LKPD menarik dipelajari?
3. Apakah desain lay out membuat
LKPD menarik dipelajari?
4. Apakah penggunaan variasi warna
membuat LKPD menarik dipelajari?
5.
Apakah dengan penggunaan gambar-
gambar membuat LKPD menarik
dipelajari?
6. Apakah kesesuaian permasalahan
membuat LKPD menarik dipelajari?
7. Apakah dengan adanya contoh
membuat LKPD menarik dipelajari?
8. Apakah kesesuaian gambar membuat
LKPD menarik dipelajari?
9.
Apakah format evaluasi dan tes
formatif dalam LKPD menarik untuk
dikerjakan?
10. Apakah format keseluruhan LKPD
membuat LKPD menarik dipelajari?
B. Kemudahan Penggunaan
1.
Apakah cakupan isi LKPD
mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?
2.
Apakah kejelasan isi LKPD
mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?
3.
Apakah alur penyajian LKPD
mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?
4.
Apakah bahasa yang digunakan
dalam LKPD dapat dipahami secara
jelas sehingga mempermudah Anda
70
No Pertanyaan
Pilihan Jawaban
Keterangan TM
(4)
KM
(3)
M
(2)
SM
(1)
menggunakan bahan ajar?
5.
Apakah kejelasan pemaparan materi
LKPD mempermudah Anda
menggunakan bahan ajar?
6.
Apakah petunjuk/ perintah/ panduan
dalam LKPD dapat dipahami
maksudnya secara jelas sehingga
mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?
7.
Apakah pertanyaan-pertanyaan dalam
LKPD dapat Anda pahami
maksudnya secara jelas sehingga
mempermudah penggunaan bahan
ajar?
C. Kemanfaatan LKPD Pembelajaran
1.
Apakah LKPD membantu Anda
meningkatkan minat mempelajari
materi?
2.
Apakah LKPD membantu Anda
mempelajari materi secara lebih
mudah?
3.
Apakah evaluasi (uji kompetensi)
yang ada membantu Anda
mengetahui kemampuan konsep yang
Anda kuasai?
3.6. Pedoman Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Eksposisi
Skor Kriteria Nilai
ISI
27 30 Sangat baik sempurna: mengusai topik tulisan;
substantif; pengembangan pernyataan pendapat (tesis)
argumentasi penegasan ulang pendapat secara
lengakap; relevan dengan topik yang dibahas
30
22 36 Cukup –baik : cukup menguasai permasalahan; cukup
memeadai; pengembangan tesis terbatas; relevan
dengan topik, tetapi kurang terpirinci
71
Skor Kriteria Nilai
17 21 Sedang cukup : penguasaan permasalahan terbatas;
subtansi kurang; pengembangan topik tidak memadai
13 16 Sangat Kurang – Kurang : tidak mengusai
permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak
layak nilai
Str
uk
tur
Tek
s
18 20 Sangat baik sempurna: ekspresi lancar; gagasan
terungkap padat dengan jelas; tertata dengan baik;
urutan logis (pernyataan pendapat (tesis) argumentasi
penegasan ulang pendapat); kohesif
20
14 17 Cukup –baik : kurang lancar; kurang terorganisasi;
tetapi ide utama tenyatakan; pendukung terbatas; logis,
tetapi tidak lengkap
10 13 Sedang cukup : tidak lancar; gagasan kacau atau
tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis
7 9 Sangat Kurang – Kurang : tidak komunikatif; tidak
terorganisasi; tidak layak nilai
KO
SA
KA
TA
18 20 Sangat baik sempurna: penguasaan kata canggih;
pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai
pembentukan kata; penggunaan register tepat.
20
14 17 Cukup –baik : penggunaan kata memadai; pilihan
bentuk dan penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang
salah tetapi tidak mengganggu
10 13 Sedang cukup : pengusaan kata terbatas; sering
terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan
kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau tidak
jelas
7 9 Sangat Kurang – Kurang : pengetahuan tentang
kosakata, ungkapan dan pembentukan kata rendah;
tidak layak nilai
KA
LIM
AT
18 20 Sangat baik sempurna: konstruksi kompleks dan
efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan
bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,
presposisi)
20
14 17 Cukup –baik : konstruksi sederhana, tetapi efektif;
terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks;
terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa
(fungsi/urutan kata, artikel, pronomina, presposisi),
tetapi makna cukup jelas
10 13 Sedang cukup : terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi
72
Skor Kriteria Nilai
kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata,
artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan; makna
membingungkan atau kabur
7 9 Sangat Kurang – Kurang : tidak menguasai tata
kalimat; terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif;
tidak layak nilai.
ME
KA
NIK
9 10 Sangat baik sempurna: mengusai aturan penulisan;
terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital dan penataan paragraf
10
7 8 Cukup –baik : kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan
tanda baca, penggunaan huruf kapital dan penataan
paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna.
4 6 Sedang cukup : sering terjadi kesalahan ejaan, tanda
baca, penggunaan huruf kapital dan penataan paragraf;
tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau
kabur
1 3 Sangat Kurang – Kurang : tidak menguasai aturan
penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital dan penataan paragraf;
tulisan tidak terbaca; tidak layak nilai.
Tabel 3.7 Kategori Penilaian Teks Eksposisi Peserta Didik
Nilai Kategori Keterangan
85-100 A Sangat Baik
75-84 B Baik
60-74 C Cukup
40-59 D Kurang
0-39 E Sangat Kurang
Kosasih( 2014: 15-16)
H. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Analisis data yang dilakukan adalah menelaah lembar validitas untuk uji ahli, lembar
angket siswa, dan lembar angket guru.
73
a. Analisis lembar angket Ahli Materi, Ahli Media, reviewer (Guru Indonesia)
diubah dari bentuk kualitatif menjadi kuantitatif.
b. Setelah data terkumpul, kemudian dihitung skor rata-rata setiap aspek kriteria
yang dinilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2010:109).
keterangan:
X = skor rata-rata
n = jumlah penilaian
ΣX =jumlah skor
c. Setelah menghitung skor rata-rata seluruh kriteria penilaian, kemudian diubah
ke dalam hasil persentase/proporsi. Skor persentase diperoleh dengan cara
menghitung rata-rata jawaban berdasarkan instrumen penilaian menurut 1 ahli
materi, 1 ahli media, 3 guru Bahasa Indonesia dan siswa SMP/MTs kelas VIII.
Rumus menghitung persentase kelayakan bahan ajar sebagai berikut.
Skor dari penghitungan tersebut akan menunjukkan tingkat kelayakan dari
penelitian yaitu berupa “LKPD Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis Model
Discovery Learning” dari ahli media, ahli materi, guru dan siswa dari 3 sekolah
yaitu kelas VIII MTs Al-Asy‟ariyah Panjang, MTs Mahtahul Anwar Panjang, MTs
Muhajirin Panjang. Hasil persentase skor tersebut kemudian diubah kedalam data
Jumlah skor
Persentase=
Skor maksimal x 100%
ΣX
X=
N
74
kualitatif dengan menggunakan interpretasi skor menurut Riduwan & Sunarto
(2009: 23) yang telah dimodifikasi.
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kelayakan
No. Rentang Skor Kriteria
1. 21%— 40% Kurang relevan
2. 41%— 60% Cukup relevan
3. 61%— 80% Relevan
4. 81%— 100% Sangat relevan
(Sumber: Riduwan & Sunarto, 2009:23)
d. Tahapan yang terakhir setelah menghitung presentase kelayakan LKPD yakni
menghitung efektivitas dengan menghitung rata-rata pretes, postes, dan N-gain.
Skor gain yaitu perbandingan gain aktual dengan gain maksimum. Gain aktual
yaitu selisih skor posttest terhadap skor pretest. Rumus N-gain adalah sebagai
berikut:
Kriteria interpretasi N-gain yang dikemukakan oleh Meltzer (2002)
seperti pada Tabel 3.7.
e. Tabel 3.9. Kriteria Interpretasi N-gain
Rata-rata Gain Ternormalisasi Kriteria Interpretasi
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g ≤ 0,7 Sedang
g ≤0,3 Rendah
Kriteria keefektifan LKPD, jika tingkat pencapaian N-gain minimal kategori sedang.
152
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penilitian yang telah diuraikan mengenai pengembangan LKPD
Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning, dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Tahap pengembangan LKPD ini dimulai dari tahap perencanaan yang
dilakukan berdasarkan analisis tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan
penetapan bahan ajar. Pengembangan LKPD lebih dikhususkan untuk materi
menulis teks ekspsosisi pada pembelajaran menulis. Penambahan model
discovery learning pada materi LKPD agar peserta didik secara aktif dan
kreatif untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa terhadap materi teks
eksposisi.
2. Kelayakan bahan ajar berupa LKPD Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis Model
Discovery Learning yang telah dikembangkan memenuhi kriteria “sangat
relevan”. Penilaian tersebut berdasarkan penilaian satu ahli materi, satu ahli
media, satu praktisi, tiga guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas VIII
153
SMP/MTs dari masing-masing sekolah yang dijadikan objek uji coba. Berikut
ini persentase kelayakan dan keefektifan produk.
a. Penilain ahli materi berdasarkan keseluruhan aspek yang dinilai, LKPD
Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning memperoleh
skor akhir dengan persentase 93 dinyatakan “sangat relevan” berdasarkan
tabel tingkat kelayakan Riduwan dan Sunarto (2009: 23). Ahli materi
menyatakan LKPD Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis Model Discovery
Learnin layak diuji coba dan digunakan dengan saran dan revisi.
b. Penilaian ahli media dari keseluruhan aspek yang dinilai, LKPD LKPD
Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning memperoleh
skor akhir dengan persentase 80 dinyatakan ke dalam kategori “relevan”
berdasarkan tabel tingkat kelayakan Riduwan dan Sunarto (2009: 23). Ahli
media juga menyatakan LKPD LKPD Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis
Model Discovery Learning layak diuji coba dan digunakan dengan saran dan
revisi.
c. Penilaian Praktisi dari seluruh aspek yang dinila, LKPD LKPD Menulis Teks
Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning memperoleh skor akhir 95
dinyatakan “sangat relevan” berdasarkan tabel tingkat kelayakan Riduwan dan
Sunarto (2009: 23) dan dapat diuji cobakan dan digunakan berdasarkan saran
dan revisi.
d. Penilaian tiga guru Bahasa Indonesia dari masing-masing sekolah menyatakan
LKPD Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning “sangat
154
relevan” untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran menulis teks
ekspsosisi berbasis model discovery learning.
3. Berdasarkan perhitungan hasil pretest, posttest, dan N-gain, Menulis Teks
Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning dinyatakan efektif
meningkatkan kemampuan menulis teks ekspsosisi berbasis model discovery
learning. Dengan demikian, produk bahan ajar berupa Menulis Teks Ekspsosisi
Berbasis Model Discovery Learning efektif digunakan dalam pembelajaran.
B. Saran
Saran dalam penelitian ini yakni sebagai berikut.
1. Bagi guru dan siswa, LKPD diharapkan dapat menambah wawasan, pelengkap
buku teks, dan tambahan referensi dalam pembelajaran, berbasis model
discovery learning dimaksudkan agar peserta didik dapat secara aktif dan
kreatif untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa terhadap materi teks
eksposisi.
2. Bagi peneliti lain, disarankan untuk memanfaatkan hasil penelitian
pengembangan ini sebagai pedoman mengembangkan bahan ajar yang
disesuaikan dengan kebutuhan calon penggunannya, yaitu guru dan siswa, dan
berlandaskan kurikulum yang berlaku pada materi dan kelas lainnya. Selain itu,
LKPD ini bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan pembelajaran, perlu
adanya kajian lebih lanjut mengenai pengaruh penggunaan LKPD ini dengan
metode dan teknik pembelajaran yang dirancang untuk mencapai efektivitas
dan efisisensi pembelajaran.
155
3. LKPD ini diharapkan memberikan sebuah pandangan bahwa dalam
pembuatan bahan ajar sebaiknya memperhatikan kondisi geografis setiap
wilayah yang akan menggunakannya, sehingga siswa juga memiliki
pengalaman yang tidak jauh berbeda dengan realita dan materi dalam LKPD
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2016. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Alwasilah, A. Chaedaran Suzanna Alwasilah. 2005. Pokoknya Menulis; Cara
Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Borg dan Gall. 2003. Educational Research an Introduction,Seventh Editions.
University of Oregon. United State of America.
Cahyo, N Agus. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar teraktual Dan
terpopuler. Jogjakarta: Diva Press.
Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto dan Dwicahyono, Aris. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar).Yogyakarta: Gava Media.
Depdiknas. 2003. Permendiknas No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Pusat
Kurikulum.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Egi Rosmelia, dengan judul, Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Menulis
Kreatif Cerita Fantasi Dan Hubungannya Dengan Kemandirian Belajar Siswa
Kelas VII di SMP Negeri 1 Jatisari Kota Karawang JurnalOnline Unimed,
diaksestahun 2015.
Elsa. denganjudul, Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma Negeri 3
Pariaman JurnalOnline Unimed,diakses tahun 2016.
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor : Ghalia Indonesia.
Jenni Kabrina, PengaruhPenerapan Model Discovery Learning Terhadap Keterampilan
Memproduksi Teks Eksposisi Siswa Kelas Vii SMP Negeri 30 Padang Jurnal
Online Unimed, diakses tahun 2015.
Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis Teks. Bandung: Yrama Widya.
Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin. 2009. Modul Wawasan Pengembangan Bahan Ajar. Malang: LKP2-I.
Nasucha, Yakub, dkk. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Reigeluth, Charles M. & Chellman, Alison A.C. 2009. Instructional-Design
Theories and Models Volume III, Building a Common Knowledge
Base. Taylor & Francis. New York.
Riduwan dan Sunarto. 2009. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rosdiana, Dewi. 2018. Pembelajaran Menganalisis Teks Eksposisi Berorientas Pada
Kalimat Tesis Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas
X Sma Negeri 27 Bandung Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi: FKIP UNPAS.
Diakses 26 Januari 2019.
Roblyer, M. & Doering, A.H. 2010. Integrating Educational Technology Into Teaching. Pearson. Boston.
Rusminto, NurlaksanaEko. 2015. Analisis Wacana Kajian Teoritis dan Praktis. Bandar
Lampung: Graha Ilmu.
Sari, denganjudul, Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Keterampilan
Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah 1 Padang Jurnal
Online Unimed, diaksestahun 2016.
Supeno. 2008. Kapita Selekta Pembelajaran. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Syafi'ie, Imam. 2014. Pendekatan Whole Language dalam Pembelajaran Bahasa.
Dalam http://journal.um.ac.id/index.php/bahasa-seni/article/view/2445.
Diakses 29 Juli 2009. Pukul 10.23.
Sudjana, N. 2005. Media Pengajaran.Bandung :SinarBaru.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X SMA/ MA/ SMK/ MAK. (edisi
revisi 2017). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X SMA/ MA/ SMK/ MAK. (edisi
revisi 2017). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
------------- 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa Bandung.
------------ 2005. Menulis Sebagaia Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Bandung.
Wahjudi, Eko. 2015. Penerapan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-I Di
SMP Negeri 1 Kalianget. Jurnal Lentera Sains (Lensa) Volume 1. No. 1. Hal. 1-15.
Widjajanti, Endang. 2010. Penilaian Lembar Kegiatan Siswa Materi Konsep Atom,
Ion Dan Molekul. http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/ endang-widjajanti-lfx-msdr/ kualitas-lks.pdf. Diakses tanggal 27 Februari 2015.
Pukul 01.10.
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Jakarta: Prenada Media Group.
Lestari, Yudhanegara. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung : PT. Refika Aditama.