pengembangan instrumen asesmen kinerja pada …digilib.unila.ac.id/23361/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
(Skripsi)
Oleh
YOSSIE INDRIANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUMPENGARUH KATALIS TERHADAP LAJU REAKSI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUMPENGARUH KATALIS TERHADAP LAJU REAKSI
Oleh
YOSSIE INDRIANA
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen asesmen kinerja pada
praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi, mendeskripsikan karakteristiknya
dan mendeskripsikan keterlaksanaannya. Desain yang digunakan adalah peneli-
tian dan pengembangan. Tahap pelaksanaan penelitian ini yaitu penelitian dan
pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draf awal, uji coba lapangan
awal, dan revisi hasil uji coba instrumen asesmen kinerja praktikum. Instrumen
penelitian berupa kuesioner penelitian dan pengumpulan data, instrumen validasi
ahli, dan kuesioner tanggapan guru. Analisis data yang digunakan adalah statistik
deskriptif. Hasil penelitian berupa instrumen asesmen kinerja pada praktikum
pengaruh katalis terhadap laju reaksi yang memiliki kriteria aspek keterbacaan
sangat tinggi (93,33%), aspek konstruksi berkriteria sangat tinggi (90%), dan
aspek keterpakaian produk berkriteria sangat tinggi (90%). Kesimpulan yang
diperoleh pada penelitian ini yaitu instrumen asesmen kinerja praktikum yang
dikembangkan memiliki kriteria sangat tinggi.
Kata kunci: instrumen asesmen kinerja praktikum, pengaruh katalis terhadap lajureaksi, pengembangan
Oleh
YOSSIE INDRIANA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUMPENGARUH KATALIS TERHADAP LAJU REAKSI
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang Kota Bandar Lampung pada 22 September
1994, sebagai putri pertama dari tiga bersaudara buah hati Bapak Suyadi dan Ibu
Triswati serta memiliki kakak dan adik yang bernama Angga Yudistira dan Gita
Cahyani. Menyelesaikan pendidikannya di TK Sejahtera I Bandar Lampung tahun
2000, SD Sejahtera I Bandar Lampung tahun 2006, SMP Negeri 8 Bandar
Lampung tahun 2009 dan SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun 2012.
Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur Ujian Masuk
Lokal (UML). Selama menjadi mahasiswa pernah terdaftar dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa yaitu menjadi anggota dalam Divisi Pendidikan Himpunan Mahasiswa
Pendidikan Eksakta (HIMASAKTA) FKIP Unila tahun 2012-2013 dan Anggota
Divisi Pendidikan Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) FKIP Unila
tahun 2013-2014. Tahun 2015 mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL)
yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di SMA Bhakti Mulya Suoh
Kabupaten Lampung Barat.
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS. Ar-Ra’d ayat 11)
Semua manusia akan sia-sia kecuali yang berilmu.
Semua yang berilmu akan sia-sia kecuali yang mengamalkan.
Semua yang mengamalkan akan sia-sia kecuali orang yang tulus
(H.R. At Tirmidzi)
“Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan akhir”(Nelson Boswell)
i
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji hanya milik Allah S.W.T., Shalawatdan salam semoga selalu tercurah pada uswatun hasanah kita Rasulullah
Muhammad S.A.W., dengan penuh rasa syukur saya persembahkan tulisan inikepada:
Ayah dan Ibu yang dengan sepenuh hati membesarkan, mendoakandan merelakan setiap waktu dan keringat demi pendidikanku, tulisan
ini mencurahkan betapa saya mencintaimu
Kakak dan adik saya yang telah memberikan semangatdan warna rindu di setiap hari
Sahabat-sahabat yang selalu menyemangati dantersenyum kepadaku
Almamater tercinta.
ii
SANWACANA
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan
Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Katalis terhadap Laju
Reaksi” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, dan umatnya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa, kemampuan dan pengetahuan penulis ter-
batas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat mem-
bantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia, Pembimbing Akademik, dan pembimbing I atas kesediaan, keikhlasan,
dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses
penyusunan skripsi ini.
iii
4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku pembimbing II atas kesediaan, ke-
ikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam
proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku pembahas yang telah mem-
berikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini agar
menjadi lebih baik lagi.
6. Bapak M. Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc., selaku validator dan dosen
Pendidikan Kimia atas kesediaan dan keikhlasannya untuk meluangkan
waktunya memberikan bimbingan tambahan dalam proses penyusunan skripsi.
7. Bapak dan Ibu saya yang selalu memperjuangkan segalanya, kakak dan adik
saya Angga Yudistira dan Gita Cahyani yang juga selalu memberikan
semangat, perhatian dan kasih sayangnya.
8. Teman-teman seperjuangan pendidikan kimia angkatan 2012, terkhusus tim
skripsi yaitu Mega Listiani dan Tania Filtiani Sipayung, serta teman-teman
dekat atas kebersamaan, tawa dan semangatnya selama ini.
9. Keluarga KKN-KT Pekon Tuguratu, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung
Barat, Sanat, Yesi, Lulu, Miss Yoe, Kasma, Ceceh, Mbah, Piki dan Agung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun diharapkan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amiin.
Bandar Lampung, Agustus 2016
Penulis,
Yossie Indriana
iv
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
E. Ruang Lingkup................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Pengertian Asesmen .......................................................................... 8
B. Sasaran atau Target dan Teknik Asesmen ........................................ 9
C. Prinsip Asesmen ................................................................................ 11
D. Pengertian Asesmen Kinerja ............................................................. 11
E. Karakteristik Asesmen Kinerja .......................................................... 12
F. Manfaat Asesmen Kinerja ................................................................ 13
G. Langkah-langkah Pembuatan Asesmen Kinerja ................................ 14
H. Alasan dan Kendala Asesmen Kinerja Dilakukan............................. 15
I. Penelitian yang Relevan .................................................................... 15
v
III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 17
A. Metode Penelitian .............................................................................. 17
B. Subyek dan Lokasi Penelitian ........................................................... 21
C. Sumber Data dan Data Penelitian ...................................................... 22
D. Instrumen Penelitian .......................................................................... 22
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 25
F. Alur Pengembangan........................................................................... 25
G. Analisis Data...................................................................................... 27
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 30
A. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Data............................................ 30
B. Hasil Perencanaan dan Pengembangan Draf Awal............................ 35
C. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ......................................................... 44
D. Karakteristik Instrumen Asesmen Kinerja......................................... 47
E. Faktor Pendukung dan Kendala Instrumen Asesmen Kinerja ........... 48
V. SIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 49
A. Simpulan ............................................................................................ 49
B. Saran .................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50
LAMPIRAN..................................................................................................... 54
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 542. Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Untuk Guru............................. 613. Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Untuk Siswa ........................... 634. Deskripsi Hasil Kuisioner Analisis Kebutuhan ................................. 665. Hasil Validasi Aspek Keterbacaan..................................................... 716. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ....................................................... 727. Hasil Validasi Aspek Keterpakaian Produk....................................... 738. Hasil Tabulasi Validator .................................................................... 749. Hasil Kuesioner Tanggapan Guru Aspek Keterbacaan ..................... 7710. Hasil Kuesioner Tanggapan Guru Aspek Konstruksi........................ 78
vi
11. Hasil Kuesioner Tanggapan Guru Aspek Keterpakaian Produk........ 7912. Hasil Tabulasi Tanggapan Guru ........................................................ 8013. Surat Bukti Penelitian ........................................................................ 83
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Hubungan antara target dan teknik asesmen .................................................. 10
2. Penskoran pada kuesioner untuk pertanyaan positif ...................................... 28
3. Tafsiran skor (persentase) kuesioner .............................................................. 29
4. Task asesmen kinerja praktikum rinci ............................................................ 36
5. Task asesmen kinerja praktikum hasil pengembangan................................... 38
6. Rubrik disusun berdasarkan task hasil pengembangan .................................. 38
7. Rubrik asesmen kinerja praktikum hasil pengembangan ............................... 40
8. Data hasil validasi ahli .................................................................................. 42
9. Data hasil uji coba terbatas ............................................................................ 46
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan ................. 17
2. Alur pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum .......................... 26
3. Grafik persentase tanggapan guru kuisioner kebutuhan pengembanganasesmen kinerja praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi ................. 33
4. Grafik persentase tanggapan siswa kuisioner kebutuhan pengembanganasesmen kinerja praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi ................. 34
5. Lembar observasi untuk penilaian kinerja siswa............................................ 41
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran akan berhasil apabila direncanakan dengan baik dengan
tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian atau asesmen (Hasibuan
dan Moedjiono, 1999). Asesmen dalam pembelajaran sangat penting, karena
dengan asesmen dapat diketahui seberapa jauh seorang siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap maupun
keterampilan (Kusaeri dan Suprananto, 2012). Pembelajaran dikatakan efektif,
efisien dan produktif apabila disertai dengan asesmen yang baik (Stiggins, 1994).
Asesmen siswa dikatakan baik apabila dilakukan secara objektif, akuntabel, dan
informatif (Tim Penyusun, 2013). Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu
instrumen asesmen sebagai sumber bukti (Callison 1998; Wulan, 2008). Sumber
bukti tersebut dapat berupa sebuah portofolio siswa, kinerja (praktikum), sebuah
produk, metakognisi, dan hasil diskusi (Phelps dkk., 1997; Abrahams dkk., 2013;
Ashford-Rowe dkk., 2013).
Asesmen terhadap siswa harus memenuhi standar penilaian yang mencakup kom-
petensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Stiggins, 1994; Tim Penyusun,
2013; Tim Penyusun, 2014a). Guru menilai kompetensi keterampilan melalui
asesmen kinerja karena cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
2
yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium
(Stiggins, 1994; Phepls dkk., 1997; Rasp, 1998; Wren, 2009; Kunandar, 2011;
Abraham dkk., 2013; Ashford-Rowe dkk., 2013; Tim Penyusun, 2013; Tim
Penyusun, 2014a; Tim Penyusun, 2014b).
Salah satu mata pelajaran yang erat kaitannya dengan kegiatan praktikum di
laboratorium adalah kimia. Kegiatan praktikum dalam pembelajaran kimia
sangat penting (Abrahams dkk., 2013). Hal ini dikarenakan dengan kegiatan
praktikum dapat membantu siswa untuk memahami pengetahuan kimianya.
Oleh karena itu, setiap kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan kegiatan
praktikum diperlukan suatu asesmen kinerja untuk menilai hal tersebut.
Salah satu contoh kompetensi dasar pembelajaran kimia adalah kompetensi dasar
4.7 merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi (Tim Penyusun,
2014b). Salah satu cara untuk mencapai kompetensi dasar tersebut, siswa dilatih
merancang percobaan pengaruh katalis terhadap laju reaksi, kemudian siswa me-
lakukan percobaan tersebut dan dilakukan penilaian terhadap kinerja praktikum
siswa.
Asesmen kinerja sangat penting dilakukan guru karena sangat menghargai kontri-
busi dari setiap individu, terutama apabila siswa melakukan kegiatan praktikum di
laboratorium (Wenzel, 2007; Wulan, 2008). Pelaksanaan asesmen kinerja labora-
torium harus dilaksanakan secara efektif, karena terdapat tuntutan dalam kompe-
tensi hasil belajar siswa yaitu berupa nilai praktik (Susila, 2012; Maknun dkk.,
2012).
3
Faktanya sebagian besar guru tidak pernah melakukan asesmen kinerja praktikum
walaupun siswa telah melakukan kegiatan praktikum. Kalaupun sudah dilakukan
penilaian pada praktikum, penggunaan asesmen kinerja di sekolah masih sangat
terbatas (Wulan, 2007; Noviantari, 2012; Sari, 2012; Handayani, 2014; Ningtyas
dkk., 2014; Sholeha dkk., 2014; Amelia dkk., 2015; Karviyani dkk., 2015; Lestari
dkk., 2015; Novalia dkk., 2015; Oktriawan dkk., 2015; Saputra dkk., 2015). Hasil
penelitian lainnya mengungkap bahwa alasan guru tidak melaksanakan asesmen
kinerja karena guru tidak memahami asesmen kinerja (Wulan 2007; Jumaini,
2013; Amelia dkk., 2015; Novalia dkk., 2015; Oktriawan dkk., 2015).
Fakta tersebut juga didukung hasil studi lapangan yang dilakukan di tiga SMA di
Kota Bandar Lampung mengenai instrumen asesmen kinerja dengan responden
sebanyak tiga guru mata pelajaran kimia dan 60 siswa. Berdasarkan jawaban guru
pada kuesioner yang diberikan diperoleh bahwa kegiatan praktikum jarang di-
lakukan, terutama pada materi pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Hal ini
disebabkan keterbatasan alat dan bahan kimia yang tersedia di laboratorium serta
laboratorium berubah menjadi kelas belajar mengajar. Sebagian besar guru sudah
memberikan penilaian terhadap kemampuan siswa, namun penilaiannya hanya
secara subjektivitas. Hal ini disebabkan sebagian besar guru menyatakan tidak
paham mengenai instrumen asesmen kinerja dan belum pernah membuat instru-
men asesmen kinerja. Semua guru tersebut menjawab bahwa perlu dilakukan pe-
ngembangan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh katalis terhadap
laju reaksi.
4
Dari hasil studi pendahuluan, dapat diketahui bahwa penilaian aspek psikomotor
saat ini sangat kurang diperhatikan oleh guru, padahal dalam kurikulum 2013
penilaian harus dilakukan secara menyeluruh baik aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor. Penilaian aspek psikomotor siswa dapat berupa penilaian kinerja
siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan tugas tertentu seperti
praktik di laboratorium. Penilaian kinerja ini merupakan salah satu bentuk dari
penilaian otentik yang merupakan cakupan dari penilaian dalam kurikulum 2013.
Instrumen asesmen kinerja yang disarankan para ahli (Herman dkk., 1992;
Airasian, 1994; Stiggins, 1994; Zainul, 2001) sulit di terapkan karena tidak mem-
pertimbangkan bahwa jumlah siswa yang dinilai untuk setiap kelas cukup banyak,
beban mengajar guru tinggi, jumlah jam mengajar terbatas sedangkan waktu yang
tersedia hanya sedikit. Dengan alasan tersebut perlu dikembangkan asesmen
kinerja praktikum yang efisien, mudah dipelajari, praktis, tidak membebani guru,
dan menilai dengan efektif (Wulan, 2008).
Asesmen kinerja sebelumnya pernah dikembangkan oleh Wulan (2008), hasil dari
penelitiannya yaitu untuk menilai kinerja semua siswa dalam satu kelas, hanya
memerlukan satu lembar kertas HVS yang berisi rubrik sederhana dan garis untuk
menuliskan nama siswa dengan kemampuan tinggi dan rendah. Dalam membuat
rubrik yang sederhana perlu mencari kinerja yang paling esensial dari semua
tahap yang perlu dinilai. Rubrik sederhana ini akan digunakan untuk menilai
kinerja kelompok. Nilai kelompok ini akan dijadikan pedoman untuk menilai
kinerja masing-masing siswa dalam kelompoknya.
5
Berkaitan dengan kompetensi dasar yang telah dijelaskan sebelumnya, telah di-
kembangkan instrumen asesmen kinerja praktikum pengaruh suhu terhadap laju
reaksi (Amelia dkk., 2015), pengaruh konsentasi terhadap laju reaksi (Novalia
dkk., 2015), dan pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi
(Oktriawan dkk., 2015). Oleh karena itu, perlu dikembangkan penelitian yang
berjudul “Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh
Katalis terhadap Laju Reaksi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah seperti berikut:
1. Bagaimanakah karakteristik instrumen asesmen kinerja dari aspek keter-
bacaan, konstruksi, dan keterpakaian produk yang dikembangkan pada prak-
tikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi?
2. Bagaimana tanggapan guru kimia terhadap instrumen asesmen kinerja prak-
tikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi?
3. Apa saja faktor pendukung dan kendala selama proses pengembangan instru-
men asesmen kinerja pada praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan karakteristik instrumen asesmen kinerja dari aspek keter-
bacaan, konstruksi, dan keterpakaian produk yang dikembangkan pada prak-
tikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi;
6
2. Mendeskripsikan tanggapan guru kimia terhadap instrumen asesmen kinerja
yang dikembangkan pada pengaruh katalis terhadap laju reaksi; dan
3. Mendeskripsikan faktor pendukung dan kendala selama proses pengembangan
instrumen asesmen kinerja praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam pengembangan asesmen kinerja ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru
Instrumen asesmen kinerja dapat digunakan untuk menilai keterampilan
psikomotorik siswa. Selain itu dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan
instrumen asesmen kinerja pada materi praktikum yang lain.
2. Bagi siswa
Penggunaan instrumen asesmen kinerja diharapkan dapat memaksimalkan
kinerja siswa dalam mengembangkan keterampilan praktikum.
3. Bagi sekolah
Instrumen asesmen kinerja dapat dijadikan acuan dalam pengembangan
instrumen asesmen kinerja yang lebih baik untuk diterapkan dalam sistem
penilaian siswa terutama dalam aspek psikomotorik.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam pengembangan instrumen asesmen kinerja diantaranya
seperti berikut:
1. Pengembangan adalah suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru
atau menyempurnakan produk yang telah ada sebelumnya yang dapat diper-
tanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011).
7
2. Instrumen asesmen kinerja adalah suatu alat yang dirancang untuk mengukur
dan menilai keterampilan dalam proses pencapaian pembelajaran siswa (Tim
Penyusun, 2014a).
3. Karakteristik instrumen asesmen kinerja yang efisien, mudah dipelajari dan
praktis sangat dibutuhkan guru (Wulan, 2008).
4. Tanggapan guru meliputi aspek keterbacaan, aspek konstruksi dan aspek
keterpakaian produk.
5. Aspek keterbacaan meliputi bahasa yang digunakan sesuai Ejaan yang
Disempurnakan (EYD), mudah dimengerti, dan tidak menimbulkan makna
ganda.
6. Aspek konstruksi meliputi penting dan esensialnya task yang dinilai dalam
percobaan, kesesuain task dan rubrik serta kesesuaian task dan prosedur
percobaan.
7. Aspek keterpakaian produk meliputi instrumen asesmen kinerja yang di-
kembangkan sederhana, kemudahan produk yang dihasilkan untuk digunakan
oleh guru kimia dalam menilai kinerja praktikum, dan hemat biaya.
8. Materi praktikum yang dibahas dalam asesmen kinerja adalah pengaruh katalis
terhadap laju reaksi
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Asesmen
Asesmen sebagai penilaian proses, kemajuan dan hasil belajar siswa (Stiggins,
1994). Asesmen adalah masalah penting bagi guru kimia (Phelps dkk., 1997).
Asesmen adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan seberapa jauh
seorang siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek
pengetahuan, sikap maupun keterampilan (Kusaeri dan Suprananto, 2012).
Uno dan Koni (2012) mengatakan bahwa secara umum asesmen dapat diartikan
sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program
pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan sekolah. Pengertian asesmen yang
dikemukakan oleh (Nitko, 1996; Weeden dkk., 2002; Mardapi, 2007) yaitu pro-
ses pengumpulan informasi tentang kinerja siswa, untuk digunakan sebagai dasar
dalam membuat keputusan. Berdasarkan berbagai definisi diatas mengenai ases-
men, dapat disimpulkan bahwa asesmen adalah suatu proses yang ditempuh untuk
mendapatkan informasi mengenai pencapaian tujuan pembelajaran meliputi
ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang digunakan sebagai dasar pe-
ngambilan keputusan.
9
B. Sasaran atau Target dan Teknik Asesmen
Penggunaan jenis asesmen yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan
dalam mengakses informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran. Pemi-
lihan metode asesmen harus didasarkan pada target hasil belajar yang ingin di-
capai siswa. Stiggins (1994) mengemukakan lima kategori target penilaian hasil
belajar yang layak dijadikan dasar dalam menentukan jenis asesmen yang akan
digunakan oleh pengajar. Kelima target penilaian hasil belajar antara lain:
1. knowledge outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuansuatu mata pelajaran.
2. reasoning outcomes, yang menunjukkan kemampuan siswa dalam mengguna-kan pengetahuannya dalam melakukan nalar (reason) dan memecahkan suatumasalah.
3. skill outcomes, kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang ber-hubungan dengan keterampilan yang didasarkan penguasaan pengetahuan.
4. product outcomes, kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu yangdidasarkan pada penguasaan pengetahuan.
5. affective outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari danmengaplikasikan pengetahuan.
Untuk lima kategori hasil belajar di atas, Stiggins (1994) menawarkan empat jenis
teknik asesmen dasar. Keempat teknik tersebut adalah:
1. selected response assessment, termasuk ke dalamnya pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan atau mencocokkan, dan isian singkat.
2. essay assessment, dalam asesmen ini siswa diberikan beberapa persoalankompleks yang menuntut jawaban tertulis berupa paparan dari solusi terhadappersoalan tersebut.
3. performance assessment, merupakan pengukuran terhadap prestasi yang di-tunjukkan siswa dalam proses pembelajaran. Asesmen ini terutama didasarkanpada kegiatan observasi dan evaluasi terhadap proses dimana keterampilan,sikap, dan produk ditunjukkan oleh siswa.
4. personal communication assessment, termasuk ke dalamnya adalah per-tanyaan-pertanyaan yang diajukan guru selama pembelajaran, wawancara,perbincangan, percakapan, dan diskusi yang menuntut munculnya keterampilansiswa dalam mengemukakan jawaban maupun gagasan.
10
Berdasarkan target dan teknik asesmen yang telah dijelaskan, terdapat kesesuaian
antara keterampilan dan produk dengan kinerja. Cara penilaian kinerja ini di-
anggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencer-
minkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Selanjutnya dikemukakan bahwa di-
antara kelima target tersebut, asesmen kinerja siswa sangat efektif untuk menilai
pencapaian target dari keterampilan (skill) dan hasil karya cipta (product) yang
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hubungan antara target dan teknik asesmen
(Stiggins, 1994)
Untuk dapat melakukan asesmen terhadap keterampilan (skill) dan hasil karya
cipta (product) siswa diperlukan alat ukur terhadap kinerja siswa yang disebut
dengan asesmen kinerja. Asesmen menyediakan cara mengukur kemampuan
yang tidak dapat diukur dengan tes tertulis (Jacobs dan Chase, 1992). Sebagai
alat penunjang dalam melaksanakan asesmen digunakan lembar observasi atau
sebuah format pengamatan kinerja. Dalam lembar pengamatan tertera aspek-
aspek yang diamati sesuai dengan target pembelajarannya. Berdasarkan deskrip-
tor yang nampak selama proses pengamatan, ditentukanlah skor kinerja siswa
yang berpedoman pada kriteria asesmen yang telah ditetapkan sebelumnya.
11
C. Prinsip Asesmen
Menurut Tim Penyusun (2013) menjelaskan mengenai prinsip-prinsip mengenai
asesmen yaitu sebagai berikut:
1. objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktorsubjektivitas penilai;
2. terpadu, berarti penilaian oleh guru dilakukan secara terencana, menyatudengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan;
3. ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pe-laksanaan, dan pelaporannya;
4. transparan, berarti prosedur penialian, kriteria penilaian, dan dasar pengam-bilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak;
5. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak in-ternal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, hasilnya; dan
6. edukatif, berarti mendidik dan memotivasi siswa dan guru.
Prinsip-prinsip asesmen menurut Stiggins (1994), prinsip-prinsip dalam melaku-
kan asesmen adalah sebagai berikut:
1. berpikir jernih dan komunikasi yang efektif, berarti penilaian memerlukan pe-mikiran yang jelas dan bersih, serta komunikasi yang efektif, tidak hanyamengandalkan sejumlah prestasi;
2. guru sebagai pemegang otoritas, berarti guru secara langsung melakukan pe-nilaian untuk mengukur apa yang telah dipelajari dan dirasakan siswa;
3. siswa sebagai pemegang kunci, berarti siswa menggunakan hasil penilaian gurumereka untuk menyusun harapan-harapan diri mereka;
4. target yang jelas dan tepat, berarti kualitas penilaian bergantung pada hal yangutama, yakni kejelasan dan ketepatan dari tujuan pencapaian yang akan dinilai;
5. penilaian bermutu tinggi, berarti penilaian yang bermutu tinggi adalah hal yangmutlak di dalam setiap konteks penilaian;
6. memperhatikan dampak hubungan antarpribadi, berarti penilaian adalah suatuaktivitas antarpribadi yang sangat kompleks yang hampir selalu disertai olehpribadi yang terdahulu dan konsekuensi–konsekuensi pribadi; dan
7. penilaian sebagai instruksi, berarti potensi terbesar dari penilaian adalahkemampuannya untuk membuat siswa terlibat penuh di dalam proses penilaian.
D. Pengertian Asesmen Kinerja
Menurut Stiggins (1994), asesmen kinerja adalah suatu bentuk tes dimana siswa
diminta untuk melakukan aktivitas khusus di bawah pengawasan guru yang akan
12
membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang ditunjukkannya. Senada
dengan pendapat di atas, Airasian (1994) berpendapat bahwa asesmen yang
mampu membuat siswa memberikan suatu hasil yang mempertunjukan segala
pengetahuan dan keterampilan disebut asesmen kinerja.
Asesmen kinerja merupakan penilaian yang mengharuskan siswa untuk memper-
tunjukkan kinerja (Zainul, 2001). Asesmen kinerja secara sederhana dapat di-
nyatakan sebagai asesmen terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjuk-
kan melalui suatu perbuatan (Wulan, 2007). Asesmen kinerja merupakan suatu
penilaian yang meminta siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan (Majid, 2007).
Asesmen kinerja adalah bentuk pengujian yang menuntut siswa untuk melakukan
tugas daripada memilih jawaban (Wren, 2009). Asesmen kinerja merupakan
proses pengumpulan informasi melalui pengamatan yang sistematik untuk me-
nentukan kebijakan terhadap individu (Sudaryono, 2012). Berdasarkan berbagai
definisi mengenai asesmen kinerja, dapat disimpulkan bahwa asesmen kinerja
merupakan suatu proses penilaian informasi yang dilakukan oleh guru mengenai
kemampuan yang dimiliki oleh siswa dengan cara mengamati secara langsung
kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu yang dapat diamati guru.
E. Karakteristik Asesmen Kinerja
Menurut Stiggins (1994), salah satu karakteristik penilaian kinerja adalah dapat
digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa
menunggu sampai proses berakhir. Menurut Norman dalam Mahmudah (2000),
13
karakteristik asesmen kinerja adalah (1) tugas yang diberikan lebih realistis; (2)
tugas yang diberikan lebih kompleks sehingga mendorong siswa untuk berpikir
dan mempunyai solusi yang banyak; (3) waktu yang diberikan lebih banyak; (4)
dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.
Ada beberapa karakteristik penilaian kinerja menurut Wulan (2008) dalam pe-
nilaian kinerja antara lain praktis, efisien dan mudah dipelajari. Selain itu, ada
beberapa kriteria dalam penilaian kinerja antara lain: keumuman, keaslian, lebih
dari satu fokus, keadilan, bisa tidaknya diajarkan, kepraktisan, dan bisa tidaknya
diberi skor (Popham, 1995). Berdasarkan berbagai karakteristik asesmen kinerja,
dapat disimpulkan bahwa asesmen kinerja yang dibutuhkan guru antara lain
praktis, efisien dan mudah dipelajari.
F. Manfaat Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja dapat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam me-
lakukan sesuatu yang berkaitan dengan penerapan terhadap ilmu yang telah di-
dapatkan dan juga menetapkan tingkat pencapaian kemampuan siswa (Sudaryono,
2012). Menurut Izza dkk (2013), guru dapat menggunakan asesmen kinerja untuk
mendapatkan gambaran secara lengkap tentang apa yang siswa ketahui dan
lakukan, maka guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga lebih
menarik dan melibatkan siswa dalam proses penilaian dalam pembelajaran secara
keseluruhan. Berdasarkan berbagai manfaat asesmen kinerja, dapat disimpulkan
bahwa asesmen kinerja dapat digunakan untuk menilai kemampuan siswa se-
hingga guru dapat melibatkan siswa dalam proses penilaian secara keseluruhan.
14
G. Langkah-langkah Pembuatan Asesmen Kinerja
Menurut Majid (2007) langkah-langkah membuat asesmen kinerja adalah:
1. melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atauyang akan mempengaruhi hasil akhir;
2. menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untukmenyelesaikan dan menghasilkan output yang terbaik;
3. membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jengan terlalu banyaksehingga semua kriteria–kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa me-laksanakan tugas;
4. mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutanyang dapat diamati; dan
5. kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuanyang dibuat sebelumnya oleh orang lain.
Menurut Wulan (2008), langkah langkah yang perlu ditempuh ketika menyusun
asesmen kinerja yaitu:
1. menyiapkan kertas HVS kosong;2. membuat beberapa garis horizontal sebanyak jumlah kelompok siswa;3. setiap garis diberi identitas kelompok (bisa dalam bentuk angka romawi);4. mengosongkan sedikit ruang pada daerah kanan atas kertas yang digunakan
untuk menuliskan rubrik sederhana yang akan memandu penilaian;5. skor penilaian pada rubrik dapat diubah untuk mempermudah guru;6. menambahkan tanda plus dan minus pada setiap garis kelompok;7. ruang tertentu juga perlu disediakan untuk menulis nilai kelompok dapat
digunakan tanda buka kurung;8. memfokuskan diri pada kinerja kelompok dengan berpatokan pada rubrik
sederhana yang telah dibuat; dan9. mencari para siswa dengan kinerja terbaik dan terendah dalam kelompok.
Tim Penyusun (2013) menjelaskan pula bahwa instrumen penilaian harus me-
menuhi persyaratan sebagai berikut:
1. substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;2. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan; dan3. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
15
H. Alasan dan Kendala Asesmen Kinerja Dilakukan
Stiggins (1994) mengungkapkan bahwa asesmen kinerja memiliki beberapa alasan
untuk digunakan guru antara lain kemampuan siswa yang tidak dapat dideteksi
dengan cara tertulis yaitu keterampilan dan kreatifitas, dan memberi peluang ke-
pada guru untuk menganalisis kemampuan siswa secara total, serta dapat melihat
kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran tanpa menunggu proses akhir.
Wulan (2008) mengemukakan alasan mengapa guru sains jarang menerapkan
asesmen kinerja diantaranya adalah karena aturan dan prosedur yang ditawarkan
para ahli asesmen terlalu rumit sehingga menyebabkan asesmen kinerja sangat
sulit dipelajari dan sulit diaplikasikan.
Selain itu konsep dan prinsip asesmen kinerja tidak sesuai dengan kebutuhan guru
dan kondisi sekolah di Indonesia yang rata-rata memiliki jumlah siswa yang
banyak untuk setiap kelas. Mahmudah (2000) juga mengungkapkan hal yang
sama, yaitu dalam menerapkan asesmen kinerja guru masih mengalami hambatan
berupa kesulitan dalam menilai kinerja siswa dengan banyaknya tugas yang harus
dilakukan oleh siswa.
I. Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai asesmen kinerja dilakukan oleh Amelia dkk (2015) me-
ngenai pengembangan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh suhu
terhadap laju reaksi, hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keterbacaan,
aspek konstruksi, dan aspek pemakaian produk memiliki kategori sangat tinggi.
Penelitian yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik.
16
Lestari dkk (2015) melakukan penelitian yang berjudul pengembangan instrumen
asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran, hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa persentase tanggapan guru terhadap aspek keterpakaian
produk, konstruksi, dan keterbacaan dari produk yang dikembangkan berturut-
turut adalah 92,00%, 93,33%, dan 95,11%. Penelitian yang dikembangkan ter-
masuk dalam kriteria sangat baik.
Novalia dkk (2015) melakukan penelitian mengenai pengembangan instrumen
asesmen kinerja pada praktikum pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, hasil
penelitian menunjukkan aspek keterbacaan, aspek konstruksi, dan aspek keter-
pakaian produk dalam kategori sangat tinggi. Penelitian yang dikembangkan
menghasilkan produk yang sederhana dan mudah digunakan.
Oktriawan dkk (2015) melakukan penelitian mengenai pengembangan instrumen
asesmen kinerja pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh ter-
hadap laju reaksi, hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keterbacaan, aspek
konstruksi, dan aspek keterpakaian produk berkategori sangat tinggi. Penelitian
yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik.
Ningtyas dkk (2014) melakukan penelitian pengembangan instrumen penilaian
kinerja untuk mengases keterampilan proses dalam praktikum senyawa polar dan
non polar, hasil penelitian ini menyatakan bahwa hasil validasi dosen kimia dan
guru kimia memperoleh persentase penilaian validitas konstruksi 80,6%, validitas
isi 84,7%, dan validitas kebahasaan 86,1%. Berdasarkan hasil analisis data pe-
nelitian dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian kinerja siswa yang di-
kembangkan layak digunakan sebagai instrumen penilaian kinerja.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)
mengatakan bahwa Research and Development (R&D) adalah suatu proses untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan menurut Borg
Gall and Gall (Sukmadinata , 2011) dengan langkah penelitian dan pengembangan
adalah: (1) penelitian dan pengumpulan data; (2) perencanaan; (3) pengembangan
draf awal; (4) uji coba lapangan awal; (5) revisi hasil uji coba; (6) uji coba lapa-
ngan; (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan; (8) uji pelaksanaan lapangan;
(9) penyempurnaan produk akhir; (10) diseminasi dan implementasi.
Gambar 1. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan.
1) penelitian danpengumpulandata
2) perencanaan 3) pengembangandraf awal
4) uji cobalapangan awal
5) revisi hasiluji cobacoba
18
Keterangan:
: aktivitas yang dilakukan: kegiatan setelah melakukan kegiatan sebelumnya (Sukmadinata, 2011)
Penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan hanya sampai tahap lima yaitu
revisi hasil uji coba seperti pada Gambar 1. Hal ini dikarenakan keterbatasan
waktu dan keahlian peneliti dalam melakukan tahap selanjutnya. Langkah-
langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengumpulan data
Menurut Borg Gall and Gall dalam Sukmadinata (2011), tahap penelitian dan pe-
ngumpulan data adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tujuan
dari penelitian dan pengumpulan data adalah untuk menghimpun data tentang
kondisi yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang
dikembangkan. Tahap penelitian dan pengumpulan data terdiri atas studi pustaka
dan studi lapangan, sebagai berikut:
a. studi pustaka
Menurut Subagyo (2006) analisis studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil
sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah. Dalam studi pustaka ini, peneliti
menganalisis kurikulum, buku mengenai asesmen kinerja, dan jurnal mengenai
asesmen kinerja praktikum. Hasil dari analisis tersebut dijadikan sebagai acuan
dalam mengembangkan produk.
b. studi lapangan
Pada penelitian ini, tahap pertama yang dilakukan adalah studi lapangan. Studi
19
lapangan ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dapat mem-
berikan informasi tentang situasi dan kondisi di lapangan dan sebagai acuan atau
perbandingan dalam mengembangkan produk. Dalam penelitian ini, studi lapa-
ngan dilakukan di tiga SMA Negeri di Bandar Lampung. Instrumen yang diguna-
kan untuk memperoleh data adalah kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada 60
orang siswa kelas XI dan tiga orang guru mata pelajaran kimia di tiga SMA
Negeri di Bandar Lampung.
Hal-hal yang ditanyakan dalam kuesioner tersebut berhubungan dengan pelaksa-
naan asesmen yang dilakukan di masing-masing sekolah. Tujuan dari penyebaran
kuesioner ini adalah untuk mengetahui instrumen asesmen kinerja yang telah di-
terapkan di tiga sekolah tersebut dan harapan guru terhadap instrumen asesmen
kinerja yang akan dikembangkan oleh peneliti.
2. Perencanaan dan Pengembangan Draf Awal
Berdasarkan pada tahap penelitian dan pengumpulan data yang telah dilakukan,
maka dilakukan penyusunan desain produk berupa asesmen kinerja pada prak-
tikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Berdasarkan studi pustaka dan studi
lapangan diketahui bahwa sebagian besar guru tidak paham mengenai instrumen
asesmen kinerja praktikum, rumitnya prosedur asesmen sehingga sulit diaplikasi-
kan oleh guru, serta banyaknya siswa untuk setiap kelas. Oleh karena itu, di-
desain instrumen asesmen kinerja yang efisien, praktis, dan mudah dipelajari
sehingga mudah diaplikasikan oleh siswa.
Selanjutnya pada tahap pengembangan, membuat instrumen asesmen kinerja se-
suai dengan desain instrumen asesmen kinerja. Dalam pengembangan task kinerja
20
perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu seperti kriteria asesmen kinerja yang
baik, kesesuaian asesmen kinerja dengan materi pembelajaran, dan kesesuaian
antara asesmen kinerja dengan prosedur percobaan. Setelah membuat task, lalu
membuat rubrik. Penyusunan rubrik ini di awali dengan penentuan skala nilai
untuk tiap instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh katalis terhadap
laju reaksi. Dalam pengembangan rubrik asesmen kinerja perlu dipertimbangkan
beberapa hal, yaitu skala nilai yang akan digunakan dan kesesuaian rubrik ases-
men kinerja dengan task.
Selain mengembangkan produk sesuai desain yang telah dibuat, disusun juga in-
strumen penelitian yang digunakan untuk menilai produk yang dikembangkan.
Instrumen penelitian meliputi instrumen validitas, instrumen keterlaksanaan ases-
men kinerja dan instrumen tanggapan guru. Instrumen penelitian yang telah di-
susun kemudian divalidasi oleh pembimbing. Instrumen validitas asesmen kinerja
yang telah dibuat selanjutnya divalidasi oleh validator yaitu dosen pendidikan
kimia Universitas Lampung. Validator menilai kesesuaian produk dengan aspek-
aspek yang ingin dicapai.
3. Uji coba lapangan awal
Uji coba lapangan awal ini terdiri dari uji keterlaksanaan dan uji coba terbatas.
Penjelasan dari masing-masing uji ini yaitu sebagai berikut:
a. uji keterlaksanaan
Produk hasil validasi ahli selanjutnya di uji keterlaksanaannya dengan melibatkan
mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Lampung. Uji keterlaksanaan ini dapat
digunakan untuk menentukan kesesuaian task dengan rubrik yang telah dibuat.
21
Jika terdapat kinerja yang tidak muncul maka perlu diubah sesuai dengan kinerja
yang muncul pada uji keterlaksanaan.
b. uji coba terbatas
Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui tanggapan guru terhadap aspek ke-
terbacaan, konstruksi, dan keterpakaian produk dari instrumen asesmen kinerja
praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Uji coba terbatas ini dilakukan
dengan cara menunjukkan instrumen asesmen kinerja praktikum pengaruh katalis
terhadap laju reaksi dan meminta 2 guru kimia kelas XI di SMA Negeri 6 Bandar
Lampung untuk menanggapi produk yang telah dikembangkan dengan mengisi
kuesioner yang telah disediakan.
4. Revisi hasil uji coba
Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap revisi produk setelah penilaian
oleh guru dan siswa. Hal ini karena keterbatasan waktu yang dimiliki dan ke-
ahlian peneliti. Tahap revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil pengujian
produk yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan
penyempurnaan produk dengan mengurangi hal-hal yang tidak perlu dan menam-
bahkan hal-hal yang perlu berdasarkan hasil pengujian produk yang telah dilaku-
kan sebelumnya.
B. Subyek dan Lokasi Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah instrumen asesmen kinerja pada praktikum
pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Adapun lokasi penelitian pada tahap pe-
nelitian dan pengumpulan data adalah SMA Negeri 3 Bandar Lampung, SMA
22
Negeri 5 Bandar Lampung, dan SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Lokasi pene-
litian pada uji coba terbatas adalah SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
C. Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data pada penelitian ini adalah siswa, guru mata pelajaran kimia, dosen
Pendidikan Kimia Universitas Lampung, dan mahasiswa Pendidikan Kimia
Universitas Lampung. Data pada tahap penelitian dan pengumpulan data yaitu
skor jawaban terhadap kuesioner yang melibatkan tiga guru mata pelajaran kimia
kelas XI dan 60 siswa kelas XI IPA di tiga SMA Negeri di Bandar Lampung.
Pada tahap uji coba terbatas, data penelitian yang digunakan berupa skor jawaban
kuesioner yang diisi oleh dua guru kimia SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu
(Arikunto, 2008). Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan
melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 2008). Pada prinsipnya
meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur baik (Sugiyono,
2008). Alat ukur tersebut dinamakan instrumen penelitian. Instrumen yang di-
gunakan dalam penelitian ini terbagi atas instrumen pada tahap penelitian dan pe-
ngumpulan data, instrumen pada tahap pengembangan dan instrumen uji coba
terbatas. Penjelasan dari masing-masing instrumen yaitu:
1. Tahap penelitian dan pengumpulan data
Instrumen yang digunakan pada tahap penelitian dan pengumpulan data yaitu
berupa kuesioner untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan instrumen
23
asesmen kinerja praktikum dengan tanggapan guru dan siswa. Ada dua jenis
kuesioner yaitu kuesioner untuk tanggapan guru dan kuesioner untuk tanggapan
siswa. Kuesioner yang diberikan kepada guru untuk mengetahui asesmen kinerja
yang sudah diterapkan oleh guru, dan pelaksanaan yang sudah dilakukan terhadap
asesmen kinerja di sekolah. Kuesioner ini juga untuk mengetahui penyusunan
asesmen kinerja yang diinginkan guru di SMA Negeri Bandar Lampung. Kuesi-
oner yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai
aspek-aspek yang dinilai pada saat praktikum khususnya pada materi pengaruh
katalis terhadap laju reaksi, sehingga dapat menjadi referensi dalam pengem-
bangan asesmen.
2. Tahap pengembangan
Pada tahap pengembangan berupa instrumen validasi ahli. Ada beberapa aspek
yang dinilai pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. instrumen validasi aspek keterbacaan
Instrumen ini berbentuk kuesioner validasi aspek keterbacaan yang disusun untuk
mengetahui apakah bahasa yang digunakan pada instrumen asesmen kinerja telah
sesuai dengan ketentuan Ejaan yang Disempurnakan (EYD), bahasa yang diguna-
kan pada instrumen asesmen kinerja mudah dimengerti dan tidak menimbulkan
makna ganda.
b. instrumen validasi aspek konstruksi
Instrumen ini berupa kuesioner dan disusun untuk mengetahui konstruksi pe-
ngembangan instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan meliputi tentang
kesesuaian task dan rubrik, pentingnya aspek yang dinilai dalam percobaan dan
24
kesesuaian task dengan prosedur percobaan. Hasil pengisian kuesioner validasi
konstruksi ini akan berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan instrumen
asesmen kinerja yang dikembangkan pada praktikum pengaruh katalis terhadap
laju reaksi.
c. instrumen validasi aspek keterpakaian produk
Instrumen ini berupa kuesioner yang disusun untuk mengetahui instrumen ases-
men kinerja yang dikembangkan sederhana, kemudahan produk yang dihasilkan
untuk digunakan oleh guru kimia dalam menilai kinerja praktikum, dan hemat
biaya Hasil pengisian kuesioner validasi keterpakaian produk asesmen ini ber-
fungsi sebagai referensi dalam pengembangan instrumen asesmen pada praktikum
pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
3. Tahap uji keterlaksanaan
Instrumen uji keterlaksanaan ini berupa lembar observasi yang berisi beberapa
pernyataan mengenai keterlaksanaan praktikum dan instrumen asesmen kinerja
praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi yang dikembangkan. Instrumen
ini akan digunakan untuk uji keterlaksanaan produk terhadap mahasiswa untuk
mengetahui kekurangan dari instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan.
4. Tahap uji coba terbatas
Instrumen yang digunakan ada tahap uji coba terbatas yaitu berupa kuesioner yang
disusun untuk mengetahui tanggapan guru mengenai aspek keterbacaan, kon-
struksi, dan keterpakaian produk dari instrumen asesmen kinerja praktikum yang
dikembangkan. Instrumen ini juga dilengkapi dengan kolom saran sehingga dapat
dijadikan perbaikan asesmen kinerja yang dikembangkan.
25
Agar data yang diperoleh dapat dipercaya, maka instrumen yang digunakan harus
valid dan bersifat reliabel. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu me-
ngukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menyesuaikan
antara tujuan penelitian, indikator, dan butir-butir pertanyaan. Bila diantara unsur-
unsur ini terdapat kesesuaian, maka instrumen dapat dianggap valid untuk diguna-
kan dalam pengumpulan data.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut
Arikunto (2008), kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
responden. Pada tahap penelitian dan pengumpulan data, penyebaran kuesioner
dilakukan terhadap guru mata pelajaran kimia dan siswa kelas XI di tiga SMA
Negeri di Bandar Lampung. Guru dan siswa tersebut diminta mengisi kuesioner
sesuai dengan petunjuk kuesioner. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penye-
baran kuesioner dilakukan untuk mendapatkan referensi dalam pengembangan
instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
F. Alur Pengembangan
Adapun alur pengembangan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh
katalis terhadap laju reaksi disajikan pada Gambar 2.
26
Keterangan:
= aktivitas yang dilakukan
= kegiatan selanjutnya
= kegiatan yang akan dilakukan apabila kegiatan sebelumnya belummaksimal atau belum sesuai harapan.
= pembatas pada setiap tahap penelitian dan pengembangan
Gambar 2. Alur pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum
Revisi
Revisi
Studi Pustaka Studi Lapangan
- Kurikulum- Buku-buku- Jurnal- Analisis instrumen
asesmen kinerjaterdahulu
Kuesioner tanggapanguru dan siswa Analisis instrumen
asesmen kinerja yangsudah dikembangkanguru
Desain Instrumen Asesmen Kinerja
Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja
Validasi Ahli
Instrumen Asesmen Kinerja Hasil Validasi Ahli
Uji Keterlaksanaan Revisi
Instrumen Asesmen Kinerja Praktikum Hasil Uji Coba
Uji Coba Terbatas
Instrumen Asesmen Kinerja Praktikum Hasil Uji Keterlaksanaan
27
G. Analisis Data
1. Mengolah data kuesioner tahap penelitian dan pengumpulan data
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data hasil kuesioner tahap penelitian dan
pengumpulan data dilakukan dengan cara berikut ini:
a. mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan
pertanyaan kuesioner.
b. melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat. Hal tersebut ber-
tujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap
jawaban responden berdasarkan pertanyaan pada kuesioner dan banyaknya
sampel.
c. menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang
kecenderungan jawaban yang banyak dipilih oleh siswa dan guru dalam setiap
pertanyaan kuesioner.
d. menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat besarnya persentase
setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis
sebagai temuan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
% Jin =∑Ji
Nx 100 % (Sudjana, 2005)
Keterangan:
% Jin = Persentase pilihan jawaban-i pada instrumen asesmen kinerjapraktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi∑ Ji = Jumlah responden yang menjawab jawaban-i
N = Jumlah seluruh responden
2. Mengolah data validasi dan tanggapan guru
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data kuesioner aspek keterbacaan, kon-
struksi, dan keterpakaian produk pada instrumen asesmen kinerja pada praktikum
28
pengaruh katalis terhadap laju reaksi dilakukan dengan cara berikut:
a. mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban
berdasarkan pertanyaan kuesioner. Dalam pengkodean data ini dibuat buku
kode yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang
hendak diukur, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi ter-
sebut serta kode jawaban setiap pertanyaan.
b. melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan
pertanyaan kuesioner dan banyaknya responden.
c. memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden berdasarkan
Skala Likert yang disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Penskoran pada kuesioner untuk pertanyaan positif (Sugiyono, 2008)
No. Pilihan Jawaban Skor1. Sangat setuju (SS) 52. Setuju (ST) 43. Kurang setuju (KS) 34. Tidak setuju (TS) 25. Sangat tidak setuju (STS) 1
d. mengolah jumlah skor jawaban responden. Pengolahan jumlah skor ( S)
jawaban kuesioner adalah sebagai berikut:
1) skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)skor = 5 × jumlah responden
2) skor untuk pernyataan Setuju (S)skor = 4 × jumlah responden
3) skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS)skor = 3 × jumlah responden
4) skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)skor = 2 × jumlah responden
5) skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)skor = 1 × jumlah responden
29
e. menghitung persentase jawaban responden dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
%100% maks
in S
SX (Sudjana, 2005)
Keterangan:% = Persentase jawaban responden instrumen asesmen kinerja padapraktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi∑ = Jumlah skor jawaban
= Skor maksimum
f. menghitung rata-rata persentase kuesioner untuk mengetahui tingkat keter-
pakaian produk, konstruksi, dan keterbacaan pada instrumen asesmen kinerja
praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi yang dikembangkan, dengan
rumus sebagai berikut:% = ∑%(Sudjana, 2005)
Keterangan:% = Rata-rata persentase kuesioner -i∑% = Jumlah persentase kuesioner-in = Jumlah butir soal
g. menafsirkan persentase jawaban kuesioner secara keseluruhan dengan meng-
gunakan tafsiran yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Tafsiran skor (persentase) kuesioner (Arikunto, 2008)
Persentase Kriteria80,1% 100% Sangat tinggi
60,1% 80% Tinggi
40,1% 60% Sedang
20,1% 40% Rendah
0,0% 20% Sangat rendah
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Instrumen asesmen kinerja praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi
yang dikembangkan memiliki karakterisitik yaitu dapat diterapkan dalam
pelaksanaannya disekolah, efisien, dan mudah digunakan;
2. Instrumen asesmen kinerja praktikum yang dikembangkan memiliki hasil
persentase aspek keterbacaan sebesar 93,33%, aspek konstruksi sebesar 90%
dan aspek keterpakaian produk 90% dengan kategori sangat tinggi; dan
3. Faktor pendukung selama proses pengembangan adalah kerjasama antara guru
dan siswa dengan peneliti yang baik sehingga penelitian dapat berjalan dengan
lancar, namun tidak ada kendala yang berarti selama pengembangan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk peneliti yang akan melakukan penelitian
pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum yaitu:
1. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut agar produk nantinya dapat
digunakan dalam proses pembelajaran kimia di sekolah; dan
2. Perlu adanya pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum yang
memiliki karakteristik asesmen kinerja yaitu mudah digunakan, efisien dan
mudah dipelajari pada keterampilan praktikum yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abrahams, I., M.J. Reiss, dan R.M. Sharpe. 2013. The Assessment of PracticalWork in School Science. Studies in Science Education. 49(2), 209-251.
Airasian, P.W. 1994. Classroom Assessment International Edition. Mc. GrawHillory. New York.
Amelia, F., N. Fadiawati, dan I. Rosilawati. 2015. Pengembangan InstrumenAsesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi.Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4(2), 543-555.
Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Asshford-Rowe, K., J. Herrington, dan C. Brown. 2013. Establishing the CriticalElements that Determine Authentic Assessment. Assessment & Evaluation inHigher Education. 39(2), 205-222.
Callison, D. 1998. Authentic Assessment. School Library Media ActivitiesMonthly. 14(5), 30- 42.
Fraenkel, J. R., N.E. Wallen, dan H.H. Hyun. 2012. How to Design and EvaluateResearch in Education. Mc. Graw Hillory. New York.
Handayani, D.Y. 2014. Penerapan Penilaian Kinerja Berbasis Praktikum UntukMengidentifikasi Kinerja Siswa Pada Pembelajaran IPA di SMP. Skripsi.FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Hasibuan, J. J dan Moedjiono. 1999. Proses Belajar Mengajar. RemajaRosdakarya. Bandung.
Herman, J.L., P.R. Aschbacter, dan L. Winters. 1992. Apractical Guide toAlternative Assessment. The Regents of The University of California.California.
Izza, L. N., E. Susilaningsih dan Harjito. 2013. Analisis Instrumen PerformanceAssessment dengan Metode Generalizability Coefficient pada KeterampilanDasar Laboratorium. Jurnal Chemistry in Education. 3(1), 1-8.
Jacobs, L.C dan C.I. Chase. 1992. Developing and Using Test Effectively: AGuide for Faculty. Jossey-Bass Inc. Publisher. San Fransisco.
51
Jumaini, S. 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotorik padaPraktikum Kimia SMA/MA Kelas XI Materi Pokok Faktor-faktor yangMempengaruhi Laju Reaksi Berdasarkan Standar Isi 2006. Skripsi. FSTUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Karviyani, S., I. Rosilawati, dan T. Efkar. 2015. Pengembangan InstrumenAsesmen Kinerja Praktikum pada Materi Titrasi Asam Basa. JurnalPendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4(1), 83-94.
Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Press.Jakarta.
Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. GrahaIlmu. Yogyakarta.
Lestari, G.A.P.T., N. Fadiawati, dan L. Tania. 2015. Pengembangan InstrumenAsesmen Kinerja pada Praktikum Pemisahan Campuran. Jurnal Pendidikandan Pembelajaran Kimia. 4(2), 680-692.
Mahmudah, S. 2000. Penerapan Penilaian Kinerja Siswa (PerformanceAssessment) pada Pembelajaran Sub Konsep Jaringan Hewan. UniversitasPendidikan Indonesia. Bandung.
Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kom-petensi Guru. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Maknun, D., R.R.H.K. Surtikanti, dan T.S. Subahar. 2012. PemetaanKeterampilan Esensial Laboratorium dalam Kegiatan Praktikum Ekologi.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 1(1), 1-7.
Mardapi, D. 2007. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. MitraCendikia Press. Yogyakarta.
Ningtyas, F. K dan R. Agustini. 2014. Pengembangan Instrumen PenilaianKinerja Siswa untuk Mengases Keterampilan Proses dalam PraktikumSenyawa Polar dan Nonpolar Kelas X SMA. Journal of Chemical Education.3(3), 169-175.
Nitko, A. J. 1996.Educational Assessment of Student. Prentice-Hall. New Jersey.
Novalia, R., N. Fadiawati, dan I. Rosilawati. 2015. Pengembangan InstrumenAsesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Konsentrasi terhadap LajuReaksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4(2), 568-580.
52
Noviantari, N. M. R. 2012. Penerapan Self Asesment untuk Mengungkap KinerjaSiswa Kelas X5 SMAN 5 Bandar Lampung pada Praktikum LarutanElektrolit dan Nonelektrolit. Skripsi. FKIP Universitas Lampung. BandarLampung.
Oktriawan, T., N. Fadiawati, dan I. Rosilawati. 2015. Pengembangan InstrumenAsesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuhterhadap Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4(2), 593-604.
Phelps A. J., M. M. LaPorte, dan A. Mahood. 1997. Portofolio Assesment in HighSchool Chemistry. Journal of Chemical Education. 75(5), 528-521.
Popham, W. J. 1995. Classroom Assessment: What Teacher Need to Know. Allynand Bacon. Los Angeles.
Rasp, S. L. 1998. Toward More Performance Evaluation in Chemistry. Journal ofChemical Education. 75(1), 64-66.
Saputra, M.W., I. Rosilawati, dan T. Efkar. 2015. Pengembangan InstrumenAsesmen Kinerja Praktikum pada Materi Asam Basa. Jurnal Pendidikan danPembelajaran Kimia. 4(1), 70-82.
Sari, F.S.P. 2012. Analisis Penerapan Asesmen Alternatif dalam Menilai KegiatanPraktikum Siswa pada Uji Kandungan Makanan. Skripsi. FPMIPAUniversitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Sholeha, A., N. Kadaritna, dan I. Rosilawati. 2014. Pengembangan InstrumenAsesmen Zat Aditif dan Adiktif Psikotropika Bermuatan Nilai Ketuhanandan Cinta Lingkungan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 3(1).
Stiggins, R. J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. Merrill. New York.
Subagyo, J. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. PT AsdiMahasatya. Jakarta.
Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualita-tif, dan R&D) Cetakan Ke-6. Alfabeta. Bandung.
Sukmadinata, N. S. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya.Bandung.
53
Susila, I. K. 2012. Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja (PerformanceAssesment) Laboratorium pada Mata Pelajaran Fisika Sesuai KurikulumTingkat Satuan Pendidikan SMA Kelas X Di Kabupaten Gianyar. Artikel.Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Denpasar.
Tim Penyusun. 2013. Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013 tentang StandarPenilaian Pendidikan. Kemendikbud. Jakarta.
___________. 2014a. Permendikbud No 104 tentang Pedoman Penilaian HasilBelajar oleh Pendidik. Kemendikbud. Jakarta.
___________. 2014b. Permendikbud No 59 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA.Kemendikbud. Jakarta.
Uno, H. B. dan S. Koni. 2012. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.
Weeden, P., J. Winter, dan P. Broadfoot. 2002. Assessment: Whats in it forSchool. Routledge Falmer. London and New York.
Wenzel, T. J. 2007. Evaluation Tools to Guide Students’ Peer-Assessment andSelf-Assessment in Group Activities for the Lab and Classroom. Journal ofChemical Education. 84(1) , 182-186.
Wren, D. G. 2009. Performance Assessment: A Key Component of a BalancedAssessment System. Research Brief. The Departement of ResearchEvaluation and Assessment. (2), 1-12.
Wulan, A.R. 2007. Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran Biologi.Seminar Nasional Biologi: Perkembangan Biologi untuk MenunjangProfesionalisme. Mei. 381-383.
__________. 2008. Skenario Baru bagi Implementasi Asesmen Kinerja padaPembelajaran Sains di Indonesia. Jurnal Pendidikan. 29(3), 1-11.
Zainul, A. 2001. Alternative Assessment. Dirjen Dikti. Jakarta.